Anda di halaman 1dari 47

FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KERING

KULIT BUAH MANGGIS

(Garciniae mangostanae Cortex fructus)

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

ijazah Program Diploma III Farmasi

Disusun Oleh :

YUSUP

NIM : 093901S12107

AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH

CIREBON

2 0 15
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing

Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Cirebon, Juni 2015

Pembimbing I

Renny Amelia, S.Farm, M.Sc., Apt

Pembimbing II

Rinto Susilo, S.Si, M.Sc., Apt


HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan

dihadapan

tim penguji Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Cirebon, Juli 2015

1. Penguji I

( )

2. Penguji II

( )

3. Penguji III

( )

Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Direktur

( Drs. H. Arsyad Bachtiar, M. Si. )


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : YUSUP

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 24 Juni 1983

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Perum Graha Permai Blok C1 No. 8 RT 20/RW 02

Kelurahan Watubelah Kecamatan Sumber

Kabupaten Cirebon

Pendidikan

1. SDN Sendang Thn. 1990-1996

2. SMPN 3 Cirebon Thn. 1996-1999

3. SMF Muhammadiyah Cirebon Thn. 1999-2002

4. AKFAR Muhammadiyah Cirebon Thn. 2012-2015


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan nikmat-

Nya kepada seluruh makhluk yang ada di bumi maupun yang ada di langit, yang

dzahir maupun yang bathin, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “ FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK

KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garciniae mangostanae Cortex fructus)’’.

Sebuah karya sederhana dalam bentuk karya tulis ilmiah ini disusun

dengan bekal dan pengetahuan yang sangat terbatas, sehingga tanpa bantuan dan

petunjuk dari berbagai pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk

menyalasaikannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

syukur, penulis haturkan rasa terimakasih tak terhingga kepada :

1. Drs. H. Arsyad Bachtiar, M.Si., selaku Direktur Akademi Farmasi

Muhammadiyah Cirebon.

2. Ibu Iin Indawati S.Si.,M.Farm.,Apt., selaku dosen wali yang senantiasa

memberikan nasehat, motivasi dan informasi selama penulis mengikuti

perkuliahan di AKFAR Muhammadiyah Cirebon.

3. Ibu Renny Amelia, S.Farm.,M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing I Karya

Tulis Ilmiah yang dengan tulus memberikan ilmu, bimbingan dan dorongan,

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Rinto Susilo, S.Si, M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan petunjuk dalam membimbing penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen, Staf Karyawan dan Laboran Akademi Farmasi

Muhammadiyah Cirebon yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah mengasuh, membimbing, selalu mengirim

do’a, kasih sayang, harapan, dorongan, dan semuanya yang telah diberikan

kepada penulis yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapan pun.

7. Istriku tercinta yang sedang mengandung, yang selalu memberikan semangat

dari awal hingga akhir penulisan karya tulis ilmiah ini.

8. Aufa Farzana Ayunindya, anakku yang tercinta yang selalu membuatku

semangat untuk menyalesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua teman-teman mahasiswa angkatan 2012

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang

tercantum dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

penulis harapkan demi terciptanya kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Terima kasih semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi

penulis pribadi dan umumnya bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cirebon, Juni 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................

B. Perumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................

D. Manfaat Penelitian .............................................................................

E. Ruang Lingkup ...................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstrak Kulit Buah Manggis ..............................................................

B. Ekstrak ...............................................................................................

C. Granul ................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...................................................................................

B. Populasi dan Sampel ..........................................................................

C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................


D. Cara Pengumpulan Data ....................................................................

E. Prosedur Kerja ...................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Formulasi Granul Efervesen ..............................................................

B. Evaluasi Granul Efervesen ................................................................

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................

B. Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indeks Konsolitas ( K )……………………………………….

Tabel 2.2 Indeks Alir……………………………………………………

Tabel 2.3 Penilaian granul berdasarkan sudut istirahatnya……………..

Tabel 3.1 Formulasi Granul Efervesen Ekstrak kering Kulit Buah Manggis…

Tabel 4.1. Hasil evaluasi granul efervesen………………………………


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Formulasi Granul Ekstrak Efervesen

Lampiran 2. Perhitungan Evaluasi Granul Ekstrak Eferfesen

Lampiran 3. Foto Ekstrak kering kulit buah manggis dan Granul Efervesen

Lampiran 4. Foto alat uji mampat dan alat kecepatan alir

Lampiran 5. Foto larutan efervesen dan alat pengukur RH

Lampiran 6. Foto timbangan analitik


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( sediaan galenik )

atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan

untuk pengobatan dan berdasarkan pengalaman (Anonim, 2003).

Obat tradisional dari masa lalu hanya dikemas dalam bentuk yang

sederhana, kurang menarik dan rasa yang kurang enak. Obat tradisional

bentuk cair kurang praktis serta banyak kekurangan seperti mudah tumbuh

jamur, sediaan serbuk biasanya mempunyai rasa yang pahit, sekarang ini

yang banyak disuka dalam sediaan kapsul Berdasarkan kekurangan bentuk

sediaan obat tradisional yang disebut diatas dan juga tuntutan masyarakat yang

menginginkan dapat mengkomsumsi sediaan yang lebih praktis, maka dapat

diformulasikan dalam bentuk sediaan granul efervesen.

Berdasarkan pendapat Ansel Howard (1989) granul adalah gumpalan -

gumpalan dari partikel - partikel yang lebih kecil. Umumnya berbentuk tidak

merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granul dapat

dikatakan baik apabila granul tersebut memenuhi syarat dalam uji waktu alir,

porositas dan kompresibilitas.


Efervesen memiliki beberapa keuntungan, antara lain, memberi cita

rasa menyenangkan karena karbonasi membantu menutup rasa zat aktif yang

tidak menyenangkan, efervesen mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman,

dan merupakan bentuk sediaan mengandung zat aktif yang telah diukur, dapat

dikemas individual untuk mencegah masuknya kelembaban sehingga

menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama masa penyimpanan,

telah dapat diformulasikan efervesen yang mengandung beragam zat aktif,

dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul (setelah

dilarutkan terlebih dulu dalam air minum), zat aktif yang tidak stabil apabila

disimpan dalam larutan bercair akan lebih stabil dalam efervesen (Charles J.P

Siregar, 2007).

Menurut Soedibyo (2008) dalam Alam Sumber Kesehatan kandungan

metabolit sekunder dalam kulit buah manggis yaitu tannin dan xanthone.

Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa

polyphenolic. Senyawa xanthone, mangostin, garsinone, flavonoid dan tannin

di buah manggis merupakan senyawa bioaktif fenolik. Senyawa-senyawa ini

diduga berperan dalam menentukan jumlah antioksidan pada manggis.

Beberapa penelitian menyebutkan kulit buah manggis memiliki aktivitas

farmakologi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antibakteri,

antifungi, dan lain-lain (Chaverri et al., 2008).

Pada penelitian sebelumnya Mis Bakhul Munir, 2012 membuat tablet

efervesen dengan formulasi efervesen mix 60%, 70%, 80% dengan

perbandingan asam sitrat, asam tartat, dan natrium bikarbonat 1 : 2 : 3,4. Dari

permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis ingin membuat granul


efervesen yang mengandung ekstrak kulit buah manggis dengan formulasi

yang pernah dibuat. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan

judul penelitian “FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK

KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garciniae mangostanae Cortex

fructus)”

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah formulasi granul efervesen ekstrak kering kulit

manggis sehinnga menghasilkan nilai evaluasi mutu granul efervesen meliputi

uji waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Membuat granul efervesen dari ekstrak kering kulit buah manggis.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui formulasi granul efervesen dari ekstrak kering kulit

buah manggis dan hasil mutu granul efervesen dengan evaluasi meliputi uji

waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Mengetahui cara pembuatan Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit

Buah Manggis dan evaluasi mutu granul efervesen yang baik meliputi uji

waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.


2. Bagi Pembaca

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pembaca tentang pembuatan granul efervesen ekstrak kering kulit

buah manggis.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah literatur bagi para mahasiswa dalam pembuatan

karya tulis ilmiah berikutnya.

E. Ruang Lingkup

Pembuatan granul efervesen ekstrak kering kulit buah manggis dengan

menggunakan metode granulasi basah. Evaluasi granul meliputi waktu larut,

kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat. Penelitian ini

dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Muhammadiyah

Cirebon pada bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana Linn )

1. Klasifikasi tanaman

Klasifikasi buah manggis menurut Hutapea (2006) kedudukan

taksonomi dari Garcinia mangostana Linn. yaitu :

a. Kingdom : Plantae

b. Divisi : Spermatophyta

c. Sub divisi : Angiospermae

d. Kelas : Dicotyledonae

e. Ordo : Guttiferanales

f. Famili : Guttiferae

g. Genus : Garcini

h. Spesies : Garcinia mangostana Linn.

i. Nama daerah : Jawa Barat :Manggu, Lampung :Manggus,

Minangkabau :Mangih, Jawa :Manggis

j. Nama asing : Balanda :Manggistan, Inggris :Manggosteen,

Jerman :Mangastane, Hindi : Mangustan,

Perancis :Mangostan, Malaysia :Mangusta.

2. Deskripsi tanaman

Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi

hingga 15 meter. Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang

simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung


runcing, pangkal tumpul tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25

cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal, berkelamin

dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm

dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu

buah terdapat 5-7 biji (Hutapea, 2006).

3. Kandungan dan khasiat zat aktif kulit buah ( Garcinia mangostana Linn)

Kandungan kimia kulit manggis diantaranya adalah xanton,

mangostin, garsinon, flavonoid dan tannin (Heyne, 1997). Kurang lebih

enam puluh xanton diisolasi dari Garcinia mangostana a-mangostin, ß-

mangostin, 1-isomangostin, 3-isomangostin, 9-hidroksicalabaxanton, 8-

deoksiagartanin, dimetilcalabaxanton, garsinon B, garsinon D, garsinon E,

gartanin, mangostanal, mangostanin, dan mangostinon (Walker, 2007).

Beberapa penelitian menyebutkan kulit buah manggis memiliki aktivitas

farmakologi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antibakteri,

antifungi, dan lain-lain (Chaverri et al., 2008). Manfaat kulit manggis

Antioksidan, Antikanker, Antiinflamasi Antibakteri, antijamur dan

antivirus Antimalaria (Anonim, 2015).

B. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh

dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia

hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir

semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 2000).


Cara ekstraksi yang dilakukan tergantung dari sifat zat aktif yang terkandung

dalam simplisia tersebut.

Metode Pembuatan Ekstrak

1. Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) . Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prisip metode pencampaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti melakukan pengadukan yang

kontinu (terus-menerus). Remerasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan

seterusnya (Anonim, 2000).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperature ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,

tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan), terus menerus sampai diperoleh ekstrak

(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Anonim, 2000).

2. Cara Panas

a. Refluk

Refluk adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat

termasuk proses ekstraksi sempurna (Anonim, 2000).

b. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin

balik (Anonim, 2000).

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu)

pada temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada

temperatur 40-50ᵒC (Anonim, 2000).

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

air, bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur

terukur 96-98ᵒC selama waktu tertentu (15 – 20) menit (Anonim,

2000).

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit) dan

temperatur sampai titik didih air (Anonim, 2000).

C. Granul

1. Pengertian Granul

Granul adalah gumpalan - gumpalan dari partikel - partikel yang

lebih kecil (Ansel Howard, 1989). Granul efervesen merupakan produk


granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali yang mengandung unsur obat

dalam campuran yang kering, biasanya terdiri dari natrium karbonat, asam

karbonat dan asam tartrat. Campuran ini bila ditambah dengan air, asam

dan karbonatnya akan bereaksi dan membebaskan karbondioksida yang

menghasilkan buih (Kailaku dkk, 2012). Umumnya berbentuk tidak

merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Reaksinya

adalah sebagai berikut (Ansel Howard, 1989) :

 H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3 → Na3C6H5O7 + 4H20 + 3CO2

Asam sitrat Na-bikarbonat Na-sitrat

 H2C4H4O6.H2O + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

Asam tartrat Na-bikarbonat Na-tartat

2. Komponen Granul Efervesen

a. Zat aktif

Zat aktif merupakan zat yang terbukti memberikan efek

farmakologis pada tubuh manusia atau hewan dalam dosis tertentu

(Anonim, 2015)

b. Eksipien atau bahan tambahan.

1). Bahan pengisi

Bahan pengisi (diluen) berfungsi untuk memperbesar

volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi

ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misal

laktosa (Syamsuni, 2006).


2). Bahan pengikat

Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi

pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi

pada bahan pengisi, misal sukrosa, polietilin glikol 6000, mannitol,

sorbitol,larutan gom arab,tragakan, (Syamsuni, 2006)

3). Sumber asam

Senyawa asam dapat diperoleh dari tiga sumber utama yaitu

asam makanan, asam anhidrida dan garam asam. Asam makanan

paling sering dan umum digunakan pada makanan serta secara

alami terdapat pada makanan contohnya asam sitrat, asam tartat,

asam malat, asan fumarat, asam adipat dan asam suksinat (Mohrle,

1989).

4). Sumber basa

Senyawa karbonat yang paling banyak digunakan dalam

formulasi efervesen adalah garam karbonat kering karena

kemampuannya menghasilkan CO2. Sumber karbonat yang biasa

digunakan adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium

hydrogen karbonat dan kalium bikarbonat (Mohrle, 1989).

c. Ajuvan

1) Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi untuk

meningkatkan estetika atau untuk identitas produk, misal zat

pewarna dari tumbuhan.


2) Bahan pengaroma ( flavor ) berfungsi unuk menutupi rasa dan bau

zat khasiat yang tidak enak Misal macam macam minyak atsiri

(Syamsuni, 2006).

3. Metode Pembuatan Granul Efervesen

Pada proses pembuatan granul efervesen dibutuhkan kondisi khusus

dimana nilai RH (Relatif Humidity) maksimum yang memenuhi persyaratan

yaitu 40% pada suhu 25ᵒC (Banker, 1994). Kondisi khusus ini diperlukan

untuk menghindari reaksi efervesen dini dan melekatnya bahan dicetakan

selama proses pembuatan akibat pengaruh kelembaban. Kondisi tersebut

juga diperlukan pada penyimpanan hasil produksi, karena kondisi yang

lembab dapat menginisiasi reaksi pembentukan gas CO2

Cara pembuatan granul terbagi atas dua cara yaitu:

a. Granulasi kering

Yaitu memproses bahan zat aktif dan eksipien dengan mengempa

campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah

lagi untuk menghasilkan ukuran partikel serbuk yang lebih besar atau

granul, kemudian granul yang dihasilkan dicetak menjadi tablet. Pada

proses granulasi kering natrium karbonat sebagai sumber basah

ditambahkan sebelum tablet efervesen dicetak bersama dengan lubrikan,

agar reaksi efervesen dini tidak terjadi pada saat granulasi (Syamsuni,

2006).

b. Granulasi Basah

Metode ini biasa digunakan untuk bahan-bahan yang tahan air dan

kelembaban. Granulasi basah merupakan metode tertua yang sampai


sekarang masih banyak dipakai. Metode basah juga umum dipakai untuk

zat aktif yang sulit di cetak langsung karena sifat aliran dan

komprebilitas yang tidak baik. Prinsip dari metode ini adalah dengan

memisahkan antara granul asam dan granul basa, kemudian masing –

masing granul dibasahi dengan larutan pengikat sampai mendapat

tingkat kebasahan tertentu. Granul kemudian diayak dengan ukuran

tertentu, setelah proses pengayakan granul dikeringkan. Granul yang

telah kering kemudian diayak kembali sebelum dicetak menjadi tablet.

Pemisahan granul asam dan granul basa pada proses granulasi ini

bertujuan untuk mencegah terjadinya reaksi efervesen dini (Syamsuni,

2006).

4. Evaluasi granul

a. Uji waktu larut

Cara pengujian dengan memasukkan sejumlah granul tiap

formula ke dalam 200 mL aquadest pada suhu 15-25ᵒC. Waktu larut

dihitung dengan menggunakan stopwatch dimulai dari granul tercelup

ke dalam aquadest sampai granul terlarut dan gelembung-gelembung di

sekitar wadah mulai menghilang. Waktu larut granul effervescent

berkisar antara 1-2 menit. Bila granul tersebut terdispersi dengan baik

dalam air dengan waktu ≤ 5 menit, maka sediaan tersebut memenuhi

persyaratan waktu larut (Anshory, 2007)


b. Uji Kadar Air (Lachman, 1989)

Granul basah ditimbang kemudian dikeringkan dalam lemari

pengering hingga diperoleh bobot yang tetap. Kadar air dihitung dengan

rumus :

1) LOD (Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban

berdasarkan bobot basah yang dihitung sebagai berikut :

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


LOD = x 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

2) MC (Moisture Content) yaitu suatu pernyataan kandungan lembab

berdasarkan bobot kering dihitung sebagai berikut :

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


MC = x 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

c. Kompresibilitas ( K )

Kompresibilitas adalah persen penyimpangan antara massa jenis

benar dengan massa jenis mampat, dengan rumus (Wikarsa dan Siregar,

2010):

𝜌𝑇−𝜌𝛽
K= 𝑋 100%
𝜌𝑇

Tabel 2.1 Indeks Konsolitas ( K )


Indeks konsolidasi ( % ) Sifat Alir
5-15 Baik sekali
12-16 Baik
18-21 Agak Baik
23-35 Buruk
33-38 Sangat Buruk
Sumber (Siregar, 2007)
d. Kecepatan alir

Prosedur kerja untuk memperoleh granul dengan kualitas yang

baik yaitu sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup

bagian bawahnya.Buka secara perlahan sampai semua granul keluar

dari corong dan membentuk timbunan di atas kertas (Anshory, 2007).

Tabel 2.2 Indeks Alir


Indek alir Sifat alir
5-15 Baik sekali
12-16 Baik
18-21 Agak Baik
25-32 Buruk
33-38 Sangat Buruk
>40 Sangat sangat buruk
Sumber (Siregar, 2007)
e. Sudut istirahat

Untuk memperoleh granul dengan kualitas yang baik yaitu

sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup bagian

bawahnya. Buka secara perlahan sampai semua granul keluar dari

corong dan membentuk timbunan di atas kertas (Anshory, 2007). Dari

nilai sudut diam dapat menunjukkan suatu nilai indikasi bias

diterimanaya sifat aliran yang dimiliki oleh suatu bahan (Banker dan

Anderson, 1989).

Tabel 2.3 Penilaian granul berdasarkan sudut istirahatnya


o Aliran

< 25o Sangat baik

25 - 30o Baik
30 – 40o Cukup baik
> 40o Cukup
Sumber (Siregar, 2007)
5. Monografi Bahan Tambahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet efervesen

pada penelitian kali ini adalah :

a. Asam sitrat

Asam sitrat pemerian hablur bening, tidak berwarna atau

serbuk hablur granul sampai halus,putih, tidak berbau atau praktis tidak

berbau, rasa sangat asam,sangat mudah larut dalam air, mudah larut

dalam etanol,agak sukar larut dalam eter. Asam sitrat berfungsi sebagai

sumber asam pada tablet everfesen (Anonim, 1995).

b. Asam tartat

Asam tartat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna atau

bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih ,tidak

berbau, rasa asam dan stabil di udara. Sangat larut dalam air, mudah

larut dalam etanol. Asam tartat berfungsi sebagai sumber asam bersama

asam sitrat pada pembuatan tablet everfesent (Anonim, 1995).

c. Natrium bikarbonat

Natrium bikarbonat bentuk hablur, tidak berwarna atau

bening, stabil di udara stabil, larut dalam air, tidak larut dalam

etanol. Natrium bikarbonat berfungsi sebagai sumber dari pembuatan

tablet efervesen untuk menghasilkan CO2 untuk penghancuran tablet

(Anonim, 1995).

d. Pulvis gummi acacia

Gom akasia pemerian serbuk, putih atau putih kekuningan,tidak

berbau, larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat,


meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan

memberikan cairan seperti mucilago, tidak berwarna atau kekuningan

(Anonim, 1995).

e. Aspartam

Aspartam adalah dipeptida metil ester yang terdiri dari dua

asam amino, yaitu fenilalanin dan asam aspartat. Pemerian Serbuk putih

hampir tidak berbau, rasa manis. Acceptable Daily Intake ( ADI ) 0 – 40

mg (Anonim, 1985).

f. Laktosa

Pemerian serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih

krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis.stabil di udara tetapi mudah

menyerap bau. Kelarutan mudah ( dan pelan-pelan) larut dalam air dan

mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol,tidak larut

dalam klorofom dan dalam eter (Anonim, 1995).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian

yang berusaha menggambarkan atau menginterpretasi objek sesuai dengan apa

adanya. Dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau

dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada

penelitian eksperimen.

B. Populasi dan Sampel

Granul efervesen ekstrak kulit buah manggis yang mengandung

ekstrak kering kulit buah manggis yang di peroleh dari PT. Herbal Indo Plant,

yang dibuat di Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Muhammadiyah

Cirebon.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Akademi

Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Waktu pelaksanaan dari bulan

Februari 2015 sampai dengan Juni 2015.


D. Cara Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data ini dilakukan melalui penelitian terhadap granul

efervesen meliputi uji waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan

alir, sudut istirahat.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data ini yaitu dengan mengumpulkan data, informasi

dan keterangan yang bersumber dari studi pustaka atau buku ilmiah yang

sesuai dengan masalah sebagai bahan penunjang dan pembanding dengan

data yang diperoleh dari hasil penelitian.

E. Prosedur Kerja

1. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Mortir dan stamper

2) Stopwatch

3) Oven (FCD – 2000 Serials)

4) Nampan

5) Ayakan mesh 16

6) Corong

7) Gelas ukur 100 ml

8) Kertas perkamen

9) Cawan

10) Timbangan analitik (Sartorius Bl 210 S)

11) Alat uji laju alir/flow tester yang telah dimodifikasi


12) Alat uji kompresibilitas (tap density tester)

b. Bahan

1) Ekstrak kering kulit buah manggis ( PT.Herbal Indo Plant )

2) Asam Sitrat

3) Asam Tartat

4) Natrium Bikarbonat

5) Lactosa

6) Gummi Arabicum

7) Aspartam

8) Pewarna blackcuren

2. Formulasi Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit Buah Manggis

Formulasi yang akan dibuat terdiri dari formulasi I, II dan III

dimana kandungan campuran asam dan basa (efervesen mix) secara

berturut-turut adalah 80%, 70% dan 60%, perbandingan untuk asam sitrat,

asam tartat dan natrium bikarbonat formula ( 1 : 2 : 3,4 ) (Munir, 2012).

Tabel 3.1
Formulasi Granul Efervesen Ekstrak kering Kulit Buah Manggis
Formula ( mg )
Komponen
I II III

Ekstrak kulit manggis ( maltodextrin ) 100 100 100

Effervesent mix
 Asam sitrat 375 328 281
 Asam tartat 750 656 563
 Natrium bikarbonat 1,275 1,116 956
Larutan PGA 1% qs qs qs
Pewarna Blackcuren 15 15 15
Aspartam 1 1 1

Laktosa 484 784 1,084

Jumlah 3000 3000 3000

Pembuatan granul dibuat pada kondisi kelembaban relative ( RH )

40 % pada suhu 25ᵒC dengan menggunakan metode granulasi basah.

Proses granulasi menggunakan tiga tahap yaitu tahap pembuatan granul

asam, basa dan pencampuran asam basa (Munir, 2012).

3. Pembuatan granul

a. Granul asam

Masukkan ekstrak kering kulit buah manggis dalam mortar,

tambahkan asam tartat gerus hingga homogen, tambahkan asam sitrat

gerus hingga homogen, tambahkan sebagian pewarna blackurent gerus

hingga homogen, tambahkan sebagian laktosa gerus hingga homogen,

tambahkan dengan di semprot larutan PGA 1 % dikit demi sedikit

sehingga masa menjadi kempal, kemudian oven 40 ᵒc selama 39 jam

(massa 1).

b. Granul basa

Masukkan natrium bikarbonat gerus, tambahkan sisa pewarna

blackcuren gerus hingga homogen, tambahkan aspartam gerus hingga

homogen, tambahkan sisa laktosa gerus hingga homogen, tambahkan

dengan disemprot larutan pulvis gumosus 1 % dikit demi sedikit

sehingga masa menjadi kempal, kemudian oven 40 ᵒc selama 39 jam

(massa 2).
c. Pencampuran asam dan basa

Masukkan granul asam (massa 1) yang telah kering ke dalam

plastik kemudian masukkan granul basa (massa 2) ke plastik kocok

hingga homogen.

4. Evaluasi Granul

a. Uji waktu larut

Pengujian waktu larut dilakukan dengan memasukkan 3g granul

ekstrak kering kulit buah manggis 3 formula ke dalam masing-masing

gelas ukur diisi dengan 200 mL air, hitung waktu larut dengan

stopwatch.

b. Uji Kadar Air

Timbang 10 g granul masukkan ke cawan kemudian masukkan ke

oven dengan temperatur 100ᵒC selama 4 jam, kemudian dinginkan, dan

timbang, hitung selisih berat granul.

c. Kompresibilitas ( K )

Timbang granul 50g masukkan ke dalam gelas ukur 100ml ukur

volume granul, gelas ukur yang berisi granul ke alat pengetuk granul

sehingga volume granul stabil tidak turun lagi. Ulangi percobaan ketiga

formula.

d. Kecepatan alir

Timbang 30 gram granul masukan dalam flowmeter (lubang bagian

bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup, catat waktu dengan

stopwatch yang diperoleh untuk seluruh granul mengalir, dilakukan

sebanyak 3 x dan diambil rata – ratanya.


e. Sudut istirahat

Timbang 30 gram granul masukan dalam flowmeter (lubang

bagian bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup. Ukur tinggi

puncak kerucut tumpukan granul yang dilakukan sebanyak 3 x dan

diambil rata – ratanya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Formulasi Granul Efervesen

Granul efervesen dibuat dengan tiga formulasi dengan kadar

efervesen mix 80%, 70% dan 60% , efervesen mix yang di gunakan dalam

pembuatan garnul efervesen ekstrak kulit buah manggis ini adalah asam

sitrat, asam tartat dan natrium bikarbonat dengan perbandingan 1 : 2 : 3,4.

Selain efervesen mix digunakan juga bahan tambahan lain berupa

pengisi,pengikat, pemanis, dan pewarna.

Pengisi pada ekstrak kulit buah manggis adalah maltodrextrin

karena dapat mengatasi masalah kelarutan, busa berlebih, dan granul yang

terlalu lembab. Kelarutan dari bahan-bahan dan zat aktif dalam air

merupakan hal yang sangat penting dalam penbuatan sediaan efervesen.

Oleh karena itu zat aktif maupun bahan tambahan harus mudah larut

dalam air (Ansel, 1989).

Pengisi granul yang digunakan adalah laktosa yang juga dapat

berfungsi sebagai pemanis juga memiliki kelarutan yang baik dalam air.

Pengikat yang digunakan dalam formulasi adalah PGA 1% dalam air.

PGA merupakan pengikat yang memiliki kelarutan yang tinggi dan tidak

higroskopis. Aspartam digunakan karena tidak bersifat higroskpis, tingkat

kemanisan yang tinggi 160-200 kali sukrosa (gula pasir). Kelebihan yang

lain juga aspartam tidak ada rasa pahit (after taste) yang sering terdapat
pada pemanis buatan. Pewarna yang digunakan black current karena

memeiliki warna ungu seperti kulit buah manggis.

Pemberian pengikat dengan cara menyemprotkan larutan PGA 1%

dalam air untuk memberikan cairan yang homogen dan pemakaian cairan

yang lebih sedikit. Pada proses penggranulan dilakukan pengayakan

untuk meningkatkan banyak tempat kontak dan meningkatkan luas

permukaan agar mudah dikeringkan (Lachman, 1994). Proses

pengeringan dilakukan pada suhu 40ᵒC selama 39 jam, supaya

kelembaban yang dihasilkan cukup kecil untuk menghindari terjadinya

reaksi efervesen dini

B. Evaluasi Granul Efervesen

Tabel 4.1. Hasil evaluasi granul efervesen


Kadar Sudut Indeks
Waktu Laju alir kopresibilitas
Formula Air istirahat
Larut (g/detik) (%)
(%) (ᵒ)
(menit)
I 2,54 8,95 4,784 33,28 8,88

II 1,30 10,87 4,918 35,96 10,47

III 1,12 7,32 3,699 34,18 10,98

Granul yang telah dihasilkan dievaluasi dengan mengukur kadar

air, laju alir, sudut istirahat, dan indeks kompresibilitas berfungsi untuk

mengetahui kemampuan mengalir granul yang akan dicetak yang dapat

mempengaruhi keseragaman bobot tablet.

Evaluasi waktu larut dalam formula granul efervesen dalam

penelitian berkisar 1,12-2,54 menit. waktu larut dalam penelitian

memenuhi persyaratan karena waktu larut ≤ 5 menit.


Berdasarkan hasil evaluasi kandungan kadar air, dari ketiga

formula berkisar antara 7,32-10,87. Kadar air dari granul memang

diharapkan cukup kecil untuk menghindari reaksi efervesen dini dan

sticking. Kadar air yang cukup tinggi dalam granul dapat meningkatkan

resiko granul melekat pada punch dan die saat pencetakan, dan dapat

menyebabkan terjadinya reaksikimia yang dapat membuat granul

efervesen tidak stabil.. Kadar air yang rendah baik untuk penyimpanan

sediaan dalam jangka waktu yang lebih lama, sedangkan kadar air yang

tinggi merupakan media yag baik untuk pertumbuhan mikroorganisme

seperti jamur, dimana mikroorganisme dapat tumbuh baik dengan kadar

air diatas 10 %.

Kecepatan alir granul yang ditujukkan pada table 4.1 berkisar

antara 3,699-4,918 g/detik, memiliki sifat alir yang baik sekali dengan

indek alir 5-15 (Charles, 2007). Hasil evaluasi dari ketiga formulasi

memiliki sifat alir yang baik sekali.Dengan sifat alir yang baik sekali akan

memudahkan granul mengalir pada mesin cetak dan mengisi ruang cetak

secara kontinyu sehingga bobot tablet memiliki ketepatan takaran yang

tinggi.

Selain kecepatan alir, sifat alir juga ditentukan oleh sudu istirahat

dan indeks kompresibilitas. Semakin kecil sudut istirahat yang terbentuk

maka semakin baik sifat alirnya (Lacman, 1994). Sudut istirahat yang

ditunjukan pada tabel berkisar antara 33,28ᵒ-34,18ᵒ, menunjukan dari

ketiga formulasi tersebut memiliki aliran yang cukup baik.


Indeks kompresibilitas ketiga formula yang ditunjukan Tabel 4.1

berkisar antara 8,88%-10,98%. Indeks kompresibilitas pada formulasi

tersebut memiliki aliran yang baik sekali 5-15% (Charles, 2007). Semakin

kecil nilai kompresibilitas, makin besar daya mengalir dari granul

(Lachman, 1994). Nilai kopresibilitas juga dapat mengetahui baik tidaknya

granul saat akan dibuat tablet, sehingga dapat dijadikan referensi apabila

sediaan akan dibuat tablet.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi granul ekstrak kulit buah manggis yang dibuat

dalam tiga formulasi dengan memvariasikan formula efervesen mix

formula I, formula II, Formula III memenuhi syarat evaluasi granul

efervesen.

B. Saran

Pada proses granulasi efervesen sebaiknya dikerjakan diruang

dengan kondisi kelembaban relatif (RH) yang lebih rendah (≤ 25%) agar

sediaan efervesen yang dihasilkan lebih baik. Untuk selanjutnya penelitian

granul efervesen ini bisa dilanjutkan menjadi tablet efervesen.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim¹,1979. Farmakope Indonesia Jilid III. Jakarta; Departemen Kesehatan


Republik Indonesia
Anonim², 1985. Permenkes no. 208 Tentang Pemanis Buatan. Jakarta;
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Anonim³, 1995. Farmakope Indonesia Jilid IV. Jakarta; Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Anonim, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta;
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Anonim, 2003. Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 2011. Obat Dan Bentuk Sediaan Obat, dalam http //science
pharmacy.blogspot.com /2011/02/Tanggal 02 Maret 2015 jam
20.10 WIB
Anonim, 2015. pengertian-racun-bahan-obat-zat-aktif-dan-khasiatnya. Diambil
dari http://kimianendenks.com, diakses 2015 tgl 5/6/2015 jam
17.05
Anonim, 2015 Garcinia mangostana. Diambil
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit Manggis Diakses pada
tanggal 1 Juni 2015. Pukul 23.10 WIB
Ansel Howard.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, edisi IV : UI Press.
Jakarta
A. Syamsuni, 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta
Anshory, H., Syukri, Y., dan Malasari, Y., (2007). Formulasi Tablet Effervescent
Dari Ekstrak Ginseng Jawa (Tlinum paniculatum) Dengan Variasi
Kadar Pemanis Aspartam. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No.I.
Banker. G.S, & Anderson, 1994. Tablet. Dalam L.. Lachman, H.A. Lieberman, &
J.L Kanig (Ed). Teori dan peraktek farmasi Industri. Jilid II.
Jakarta : UI press
Chaverri, J. P., N. C. Rodriguez, M. O. Ibarra, and J. M. P. Rojas. 2008.
Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana). Food
and Chemical Toxicology 46: 3227–3239
Charles J.P. Siregar, 2007. Tehnologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar – Dasar
Praktis. Jakarta.
Heyne. K, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III, Penerjemah : Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan, Yayasan sarana Wahajaya, Jakarta
Hutapea. J.R., & Sugati S.S, 2006. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid III.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Sarin Intan Kailaku, Jayeng Sumangat dan Hernani, 2012. Formulasi Granul
Efervesen Kaya Antioksidan dari Ekstrak Daun Gambir Sari.
Jurnal Pascapanen 9(1) 2012: 27 – 34 Bogor
Lachman Leon, Leiberman H. A. dan Kanig J.L, 1986. Teori dan Praktek
Farmasi Industri, edisi III. Jilid 2 : Ui Press. Jakarta
Mis Bakhul Munir, 2012. Skripsi Formulasi Tablet Efervesen Ekstrak Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza Roxb). Jakarta; Universitas Indonesia
Mohrle, R ,1989. Effervescent tablet in pharmaceutical dosage form
tablet.Volume I, 3rdedition. New York : Marcel Dekker Inc
Novita Eka Sari, 2012. Skripsi Formulasi Tablet Hisap Ekstrak kulit Manggis
(Garcinia Mangostana L.),Sebagai Produk Nutrasetika. Jakarta;
Universitas Indonesia
Sitti kholidah, yuliet, Akhmad Khumaedi, 2014. Formulasi Tablet Efervesen Jahe
(Z Officinale Roscoe) Dengan Variasi Konsentrasi Sumber Asam
Dan Basa.Jurnal Of Natural Science, Vol 3 (3); 216-229
Sudibyo. M, 1998. Alam Sumber Kesehatan, Balai Pustaka,Jakarta
Walker. E.B, 2007. HPLC Analysis of Selected Xanthon in Mangosteen
Fruit.J.Sep.Science,30
Xiong et al, 2001. Effervescent Geen Tea Extract Formulation. United States
Patent. Patent Number : 6299925
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

Perhitungan Formulasi Granul Ekstrak Efervesen 20 sachet

Formula
Komponen (mg) 20 sachet
I II III II III III
Ekstrak kulit manggis
100 100 100 20 2,000 2,000 2,000
(maltodextrin)
Efervesen mix
· Asam sitrat 375 328 281 20 7,500 6,560 5,620
· Asam tartat 750 656 563 20 15,000 13,120 11,260
Natrium bicarbonat 1,275 1,116 956 20 25,500 22,320 19,120
PGA (1 %) qs qs qs 8187 5908 8312
Aspartam 15 15 15 20 300 300 300
Blackuren 1 1 1 20 20 20 20
Laktosa ( pengisi ) 484 784 1,084 20 9,680 15,680 21,680
Jumlah 3,000 3,000 3,000
LAMPIRAN II

Perhitungan Evaluasi Granul Efervesen

A. Kadar Air

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


LOD = x 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

Formula Cawan Granul Cawan + Granul Kadar Air


Kosong Basah Granul kering (%)
kering
I 50,240 10 59,345 9,105 8,95
II 48,931 10 58,844 9,285 7,15
III 47,271 10 56,539 9,268 7,32

B. Kompresibilitas ( K )

Kompresibilitas adalah persen penyimpangan antara massa jenis


benar dengan massa jenis mampat, dengan rumus :
𝜌𝑇−𝜌𝛽
K= 𝑋 100%
𝜌𝑇

Formula 1
50
T = 87 = 0,5747 g / ml
50
 = 95 = 0, 5263 g / ml
0,5747 -0, 5263
= X 100 %
0,5747
= 8, 88 %

Formula II
50
T = 77 = 0,6493 g / ml

50
 = 86 = 0, 5813 g / ml
0,6493 -0,5813
= 0,6493 X 100 %
= 10,47 %
Formula III
50
T = 81 = 0,6172 g / ml

50
 = 91 = 0, 5494 g / ml
0,6172 -0,5494
= X 100 %
0,6172
= 10,98 %
C. Kecepatan Alir
𝑔𝑟𝑎𝑚
Kecepatan alir = 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Formula Replikasi Rata –


Kecepatan alir
1 2 3 rata
I 6,80 5,69 6,31 6,27 4,784 g / detik
II 6,23 6,67 5,40 6,1 4,918 g / detik
III 6,23 6,67 5,40 6,1 3,699 g / detik

D. Sudut Istirahat

Replikasi
Pengukuran Rata-
Formula
(cm) Rata
1 2 3
Tinggi 3 2,8 2,7 2,83
I
Diameter ( ½ d ) 4,5 4,45 4 4,31
Tinggi 2,5 3,1 2,4 2,67
II
Diameter ( ½ d ) 4 3,5 3,55 3,68
Tinggi 2,7 2,5 2,3 2,5
III
Diameter ( ½ d ) 3,75 3,8 3,5 3,68

Formulasi I
2,83 𝑐𝑚
Sudut Istirahat (  ) = = 0,6566 𝑐𝑚
4,31 𝑐𝑚

Tg 0,6566 = 33,280

Formula II
2,67 𝑐𝑚
Sudut Istirahat (  ) = = 0,7255 𝑐𝑚
3,68 𝑐𝑚

Tg 0,7255 = 35,960

Formula III

2,5 𝑐𝑚
Sudut Istirahat (  ) = 3,68 𝑐𝑚 = 0,6793 𝑐𝑚

Tg 0,6793 = 34,180
LAMPIRAN III

Gambar 1
Ekstrak kering kulit buah manggis

Gambar 2
Granul Ekstrak Efervesen
LAMPIRAN IV

Gambar 3
Alat Uji Mampat

Gambar 4
Alat Uji Kecepatan alir
LAMPIRAN V

Gambar V
Larutan Efervesen

Gambar 6
Alat Pengukur RH
LAMPIRAN VI

Gambar 7
Timbangan Analitik

Anda mungkin juga menyukai