LEMBARAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu persyaratan Untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama Aceh
Oleh :
ROFNI
13171127
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh
Banda Aceh,
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
segala karunia dan nikmat serta petunjuk yang tiada terbatas dalam menjalani tugas-tugas
kehidupan ini. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Adapun dalam penelitian ini judul yang penulis pilih adalah Gambaran
Pengetahuan Sikap dan Perilaku Remaja Mengenai Abortus Provokatus Pada Siswa
Penelitian ini tidak hadir begitu saja. Penulis berterima kasih pada pihak yang
berperan penting atas bantuan dan dukungannya dalam proses pembuatan penelitian ini.
Untuk itu, dengan segenap hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyampaikan
1. Bapak R. Agung Efriyo Hadi, Ph.D selaku Rektor Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh.
Abulyatama Aceh.
Abulyatama Aceh.
5. Bapak dr.Mustafa Darus Sulaiman selaku Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran
6. Bapak Dr.T.Rahmat Iqbal Sp.Og selaku pembimbing 1 yang telah banyak memberikan
ii
7. Bapak dr.Eko Siswanto MM.Kes selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dan ilmunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
8. Bapak/ibu dosen dan seluruh Staf Fakultas Kedokteran Abulyatama Aceh yang telah
9. Kepada orang tua penulis, ayahanda dan ibunda tercinta serta seluruh keluarga yang
penelitian ini.
10. Sahabat terbaikku dan seluruh teman angkatan 2013 serta seluruh mahasiswa Program
Studi Kedokteran Umum yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari penelitian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak
terlepas dari berbagai keterbatasan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah
Penulis
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Karya tulis, proposal skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana) baik di Universitas abulyatama maupun di perguruan
tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak
lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas di cantumkan sebagai acuan
dalam naskah dengan di sebutkan nama pengarang dan di cantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesudahnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya besedia menerima sanksi
akademi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya
sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
ROFNI
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................. xi
v
2.3.1 Pengertian Pengetahuan ..................................................................................... 14
vi
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................................... 25
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFRAT SEKEMA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 9 SPSS
x
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN UMUM
FK-UNIVERSITAS ABULYATAMA
Skripsi, 23 juli 2016
Rofni
13171127
Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Remaja Mengenai Abortus Provokatus Pada
siswa kelas X dan Xi Di MAS Darul Ulum Jambo Tapee Banda Aceh
VI Bab + 39Halaman + 2Skema + 7Tabel +12Lampiran
ABSTRAK
Kasus Aborsi adalah fenomena sosial yang tak kunjung ada solusi pemecahan
masalahnya. Tidak tertinggal pelaku atau korban aborsi dari kehamilan yang tidak
dikehendaki terjadi di kalangan remaja. Keadaan yang mengkhawatirkan ini lebih berbahaya
lagi apabila remaja tersebut mengidap penyakit infeksi menular seksual (HIV/AIDS).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
khususnya remaja putri terhadap aborsi dari kehamilan tidak dikehendaki di MAS Darul
Ulum Jambo Tapee Banda Aceh yaitu berjumlah 224 orang. Simple random sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dalam penelitian berjumlah 143 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan siswa MAS Darul Ulum
tentang aborsi provokasi dari kehamilan tidak dikehendaki pada umumnya baik yaitu
sebesar 72%, sedangkan pengetahuan dan sikap siswa 99% tergolong laki-laki 23% dan
perempuan 76%, kemudian perilaku sikap siswa hanya 18% saja, jadi yang benar tahu
tentang aborsi provokasi hanyan 18% dari 100% pertama.
Diharapkan institusi yang terkait dengan masalah kesehatan reproduksi khususnya
remaja putri dapat bekerjasama dengan media elektronik khususnya televise dalam
menyiarkan pembelajaran tentang aborsi dan bahayanya.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap Dan perilaku Remaja, Aborsi Provokasi dari
Kehamilan tidak dikehendaki.
xi
Overview knowledge attitudes and behavior of adolescents regarding abortion
provokatus in class X and XI classes at MAS Darul Ulum Jambo tape, Banda Aceh
Chapter VI + 39 pages + 2 scheme + 7 + 12 enclosures Table
ABSTRACT
Cases of abortion is a social phenomenon that did not exist the problem-solving solutions.
Not lagging perpetrators or victims of abortion of unwanted pregnancies occur among teens.
This alarming situation is more dangerous when teens are suffering from sexually transmitted
infections (HIV-Aids)
This study was conducted to determine the knowledge, attitudes and behavior of adolescents,
especially adolescent daughter against abortion of unwanted pregnancies in MAS DARUL
ULUM JAMBO TAPEE BANDA ACEH that is numbered 224 people.
Simple random sampling is a sampling technique in the study amounted to 143 people.
Based on the results enelitian obtained that pegetahun students mas on abortion provocation
of pregnancy was unwanted generally "good", scilicet by 72%, while the knowledge and
attitudes of students 99% belong to men 23% and women 76%, then the behavior of the
students' attitudes only 18% only, so that really knows about the abortion provocation only
18% of the first 100%
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata abortus (aborsi, abortion) berasal dari bahasa Latin aboriri - keguguran (to
miscarry). Menurut New Shorter Oxford Dictionary (2002), abortus adalah persalinan kurang
bulan sebelum usia janin yang memungkinkan untuk hidup, dan dalam hal ini kata ini
bersinonim dengan keguguran. Abortus juga berarti induksi penghentian kehamilan untuk
menghancurkan janin. Meskipun dalam konteks medis kedua kata tersebut dapat di
kehamilan secara sengaja. Karena itu, banyak orang cenderung memakai kata keguguran
untuk menunjukkan kematian janin spontan sebelum janin dapat hidup (viable).1
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup di luar kandungan
atau kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.2
keberadaannya merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri dan bahkan menjadi bahan
bahasan yang menarik serta dilema yang saat ini menjadi fenomena sosial. Abortus
Provokatus merupakan cara yang paling sering digunakan mengakhiri kehamilan yang tidak
di inginkan, meskipun merupakan cara yang paling berbahaya. Abortus Provokatus dibagi
dalam dua jenis, yaitu Abortus Provokatus Ttherapeuticus dan Abortus Provocatus
lakukan atas dasar pertimbangan kedokteran dan di lakukan oleh tenaga yang mendapat
sembunyi-sembunyi dan biasanya oleh tenaga yang tidak terdidik secara khusus, termasuk
1
ibu hamil yang menginginkan perbuatan Abortus Provokatus tersebut. Abortus Provokatus
Kriminalis merupakan salah satu penyebab kematian wanita dalam masa subur di Negara-
pelik, karena menyangkut banyak aspek kehidupan manusia yang berkaitan dengan etika,
moral dan agama serta hukum. Praktik abortus sudah bukan rahasia lagi, terutama sebagai
akibat makin meluasnya pergaulan bebas dan prostitusi dewasa ini. Juga semakin
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di luar nikah. Hal tersebut pada gilirannya mendorong
WHO memperkirakan 10-50% dari kasus aborsi tidak aman berakhir dengan kematian
ibu. Angka aborsi tidak aman tergolong tinggi, di perkirakan setiap tahun di dunia terjadi
sekitar 20 juta aborsi tidak aman, 26% dari jumlah tersebut tergolong legal dan lebih 70.000
aborsi tidak aman di Negara berkembang dengan kematian ibu. Seiring dengan
perkembangan zaman kasus kejahatan seksual juga semakin meningkat, salah satu dari sekian
kasus seksual adalah pemerkosaan. Pada survey yang di lakukan WHO di beberapa kota
besar di Asia pada tahun 1996 ternyata Indonesia memiliki peringkat tertinggi, yaitu survey
pada wanita yang berumur diatas 16 tahun dikota Jakarta dan Surabaya pada 1400 sampel di
dapatkan 2,7% pernah mengalami pemerkosaan, di Beijing pada 2000 sampel 1,6%, di
Bombay pada 1200 sampel 1,9%, dan di Manila pada 1500 sampel sebanyak 0,3%.4
Indonesia sendiri belum ada data yang menggambarkan jumlah kasus pemerkosaan
secara keseluruhan. Di PKT (Pusat Krisis Terpadu) perjan RSCM dapat dilihat variasi jumlah
kasus pemerkosaan dari tahun 2000/2005. Pada tahun 2000/2001 sebanyak 287 kasus, tahun
2002 sebanyak 192 kasus, tahun 2003 sebanyak 118 kasus, tahun 2004 sebanyak 207 kasus,
dan tahun 2005 sebanyak 187 kasus. Pada kasus pemerkosaan, beberapa korban mengalami
kehamilan akibat tindakan pemerkosaan tersebut, hal ini tentu akan berdampak buruk
terhadap perkembangan jiwa korban, sehingga ada keinginan untuk mengakhiri kehamilan
2
itulah yang di nama kan dengan Abortus Provokatus. Selama ini kalau di tinjau dari
pemerkosaan sebenarnya tidak ada payung hukum yang melindungi, tetapi disatu sisi dari
segi etika tidak mungkin kita membiarkan korban pemerkosaan yang mengalami trauma
psikis hebat akibat kehamilan yang di alaminya. Sehingga akibatnya para korban
Di Aceh sendiri telah di lakukan survey pada tahun 1990 yaitu angka kejadian pada
abortus terjadi pada umur17-19 tahun terdapat 1 kasus abortus dari 225 jumlah persalinan,
umur 25-29 terdapat 17 kasus abortus dari 198 persalinan, pada umur 30-34 tahun terdapat 16
antara jalan keluar yang di tempuh adalah melakukan tindakan aborsi, baik yang di lakukan
sendiri atau juga bisa di lakukan dengan bantuan orang lain. Banyak di antaranya yang
sehingga mereka mengalami komplikasi serius atau bahkan kematian karena ditangani oleh
orang yang tidak berkompeten atau dengan peralatan yang tidak memenuhi standar.6
Aborsi tergolong kasus antik dalam sejarah kemanusiaan. Entah pada tingkat teoritis
maupun praktis, aborsi tetap menjadi sebuah masalah yang dipertanyakan dalam hati nurani
manusia.
perkawinan. Buah kandungan tidak di inginkan. Mereka takut mengalami aib sosial dan
penolakan dari pihak keluarga. Status anak yang di lahirkan tidak jelas karena perempuan
yang mengandungnya belum berkeluarga. Mereka takut kalau anak yang akan dilahirkan
3
akan dicap sebagai anak haram, walaupun di dunia barat sudah dikenal peran sosial sebagai
single parent.
Terkadang muncul alasan ekonomi untuk melakukan aborsi. Keluarga tidak akan
sanggup menghidupi dan membiayai anak yang akan dilahirkan. Kita sering melihat dan
mendengar keluarga yang melakukan bunuh diri karena terhimpit kesulitan ekonomi. Namun,
alasan ini tidak hakiki, sebab setiap manusia telah diberi kemampuan oleh sang pencipta
untuk hidup dan bekerja sehingga sanggup mempertahankan hidupnya. Setiap manusia
memiliki kaki dan tangan yang sama untuk mengais rezeki dan menghidupi dirinya.7
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Remaja Mengenai Abortus
Provokatus pada Siswa Kelas X dan XI di MAN Darul Ulum Jambo Tapee Banda Aceh.
Terpilih judul ini karena meninjau dari prevalensi abortus yang terjadi dunia sangat tinggi
kejadiannya setiap tahun bisa mencapai 20 juta kasus di Negara berkembang, sehingga saya
sangat menarik dalam melakukan penelitian ini. Terpilih kelas X dan XI di MAN Darul Ulum
Banda Aceh karena mereka merupakan santri atau pelajaran yang sedang berkembang dari
masa remaja ke dewasa yang seharusnya mereka harus lebih menguasai jati diri serta
pergaulan bebas yang bisa menjebak mereka di dunia luar dan berakibat fatal dalam
melakukan seks bebas dan aborsi terutama aborsi provokasi. Sehingga saya sangat menarik
melakukan penelitian ini pada remaja yang khususnya sedang menuntut ilmu dalam kalangan
5
1.3 Tujuan Penelitian
a. Pengetahuan remaja tentang abortus provokatus di MAN Darul Ulum Banda Aceh.
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang luas tentang Abortus Provokatus
terutama pada remaja dan selain itu juga dapat memberikan pengalaman yang nyata
bagi penulis tentang kehidupan remaja dan masalah yang mereka hadapi dalam
menjalani kehidupan.
b. Bagi Responden
Diharapkan hasil peneliti an ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja
terutama remaja putri tentang Abortus Provokatus di MAN Darul Ulum Banda Aceh.
6
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pihak pendidikan sebagai hasil
dari salah satu penerapan ilmu yang di peroleh pada saat kuliah dan menjadi suatu
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan menjadi masukan dalam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Eastman: aborsi adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup berdiri sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu
b. Jeffcoat: aborsi yaitu pengeluaran dari hasil konsepsi selama 28 minggu, yaitu fetus
2.1.2 Klasifikasi
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan ataupun alat-alat.
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan
akan membahayakan jiwa ibu. Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter
ahli.
Adalah abortus yang tejadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
8
2.1.3 Metode Aborsi
Tindakan aborsi mengandung resiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai
standart profesi medis. Berikut ini berbagai cara melakukan aborsi yang sering dilakukan:
a. Manipulasi fisik, yaitu dengan cara melakukan pijatan pada rahim agar janin terlepas dari
rahim. Biasanya akan terasa sakit sekali karena pijatan yang dilakukan dipaksakan
b. Menggunakan berbagai ramuan dengan tujuan panas pada rahim. Ramuan tersebut
seperti nanas muda yang dicampur dengan merica atau obat-obatan keras lainnya.
c. Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril yang dapat mengakibatkan infeksi.
Adapun alasan mereka melakukan tindakan aborsi tanpa rekomendasi medis adalah:
1. Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah. Perlu dipikirkan oleh pihak sekolah
2. Belum siap menghadapi orang tua atau memalukan orang tua dan keluarga. Hal ini juga
perlu diperhatikan oleh orang tua karena dapat mempengaruhi psikologis anak.
3. Malu pada lingkungan sosial dan sekitarnya. Belum siap, baik mental maupun ekonomi
4. Adanya aturan dari kantor bahwa tidak boleh hamil atau menikah sebelum waktu tertentu
Ada beberapa metode abortus provokatus kriminalis yang dapat dilakukan sendiri atau
9
b. Menggunakan kekerasan lokal (local Violence), yaitu dilakukan tanpa menggunakan alat,
misalnya memijat perut bagian bawah, dengan menggunakan alat medis, misalnya tang
Ada beberapa alasan lain mengapa remaja tersebut melakukan aborsi, yaitu:
a. Sudah pasti karena merajalelanya pergaulan dan seks bebas di kalangan remaja. Cermati
kembali bagian yang mengulas prilaku pacaran remaja seusiamu, bagaimana pula prilaku
seks pranikah yang kamu lakukan. Semua ini menjadi penyebab mengapa terjadinya
aborsi.
1. Tidak tahu jika perilaku seks tertentu dapat menyebabkan kehamilan. Itu menjadi
sebuah pertanyaan, kok bisa ya? Banyak remaja yang ternyata tidak tahu kalau
penetrasi, kok bisa hamil? Jangan salah, meski hanya bermain di wilayah permukaan
kelamin, setetes air mani yang tumpah bisa saja menyelinap masuk ke dalam rahim.
Kalau pasangan mu sedang dalam keadaan subur, bisa saja terjadi pembuahan dan
mengakibatkan kehamilan.
2. Tidak menggunakan alat kontrasepsi ketika melakukan hubungan seksual. Hal ini
terjadi karena seseorang tidak tahu apa saja alat kontrasepsi itu. Atau bisa juga karena
menggunakannya. Kalau cara seperti ini seksual yang telah dilakukan tidak menutup
10
3. Menggunakan alat kontrasepsi tapi gagal. Kemungkinan bisa terjadi seperti hal
demikian, apalagi sampai saat ini belum ada alat kontrasepsi yang benar-benar 100%
4. Tidak siap menerima kehamilan yang tidak diinginkan. Keadaan seperti ini tentu tidak
bisa membuat seseorang untuk berpikir jernih, yang terbayang hanyalah sejumlah
berat beban yang siap menanti, rasa takut, malu, cemas, khawatir dan lain sebagainya,
Anggapan orang bahwa aborsi merupakan solusi terbaik untuk keluar dari masalah
kehamilan yang tidak diinginkan, sebenarnya merupakan anggapan yang keliru. Aborsi itu
tidak segampang dan sederhana yang orang pikirkan, aborsi juga buka menggugurkan
kandungan semata, sesudah itu selesai. Banyak aspek yang terkait dengannya, mulai dari
aspek medis, psikis, moral, agama, sosial, hukum dan bahkan yang lebih penting juga
persoalan nyawa. Singkatnya, tindakan aborsi yang dianggap sebagai solusi akan tetapi malah
a. Aborsi beresiko mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain: terlalu banyak terjadi perdarahan, penyumbatan pembuluh darah oleh
dinding rahim, dan kemandulan. Gangguan gangguan medis ini tentu saja
Sehingga, organ-organ reproduksi itu tidak akan berfungsi lagi dengan baik. Hal
11
ini tentu merupakan sebuah kerugian dan kehilangan yang amat besar bagi
seorang perempuan.
gangguan kejiwaan. Hal ini karena perasaan bersalah dan berdosa selalu
kecemasan dan ketidaktenangan dalam hidup. Dan apa bila seseorang tidak tahan
dengan keadaan gangguan jiwa ini maka akan mengalami gangguan jiwa yang
d. Aborsi juga dapat menimbulkan problem moral, sosial, hukum dan agama di
Terkadang, muncul alasan ekonomi untuk melakukan aborsi. Keluarga tidak akan
sanggup menghidupi dan membiayai anak yang akan dilahirkan. Kita sering melihat dan
mendengar keluarga yang melakukan bunuh diri karena terhimpit kesulitan ekonomi, namun,
alasan ini tidak hakiki, sebab setiap manusia telah diberi kemampuan oleh sang pencipta
gejala ini belum di gali secara mendalam. Biasanya, mereka akan dihinggap post-traumatic
12
2.2.1 Gejala
Akan merasa menyesal, malu, harga diri rendah, dan mengalami mimpi-mimpi yang
mengerikan. Acap kali muncul rasa benci atau permusuhan dengan kaum pria apalagi dengan
lelaki yang menghamilinya. Tak heran tidak sedikit diantara mereka akan lari ke alcohol atau
narkoba. Dalam hal ini, keterlibatan kita yang menolong mereka yang menderita sangat
diperlukan.
a. Sadarkan mereka dan ajak mereka mengakui bahwa mereka bagian dalam
pembunuhan bayinya.
c. Ampuni sesamanya, ini sulit, tapi perlu untuk penyembuhan dan penyempurnan
d. Ampuni diri sendiri, supaya kita mendapatkan kedamaian batin. Sementara itu
Kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum begitu baik, menurut
Education For All Global Monitoring Report 2012, pendidikan Indonesia berada di peringkat
ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Pemerintah perlu meningkatkan
membenari sistem pendidikan yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.12
13
Begitu juga di Aceh terpuruknya sistem pendidikan di Aceh perlu segera dibenahi dengan
berbagai program yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan yang berkarakter mulai
dari jenjang pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Untuk mewujudkan hal
ini para pendidik harus berperan aktif untuk mengubah perilaku pendidikan di daerah.
Banyak hal yang harus diperbaiki dengan sistem perilaku pendidikan kita, misalnya
kebebasan siswa membawa handphone serta tingkah laku siswa yang akan menyebabkan hal
negatif dapat terjadi. Semua itu berdampak pada pembentukan karakter yang negatif terhadap
anak yang berimbas pada menurunnya prestasi belajar dan etika moral.13
Pengetahuan adalah hasil tahu, ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalu panca indra manusia, yakni: indra
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over
a. Tahu (know)
14
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tau
b. Memahami (comprehension)
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek maupun materi harus dapat
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi lain.
d. Analisis (analysis)
masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah
sampai tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau
tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan umtuk menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
15
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.14
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
responden atau tidak berhadapan langsung dengan responden. Angket berupa formulir yang
berisi pertanyaan dan di ajukan secara tertulis pada sekumpulan orang umtuk mendapatkan
keterangan.14
2.4 Sikap
Salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek)
b. Merespon (responding)
16
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab dan
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah orang
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mendengar dan mendiskusikan dengan orang lain adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga, seseorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya,
gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
Bertanggug jawab atas segala sesuatu yang di pilihnya dengan segala resiko adalah
mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu menjadi akseptor keluarga
berencana (KB), meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya
sendiri.14
2.5 Perilaku
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Pada masa ini terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
terjadi perubahan-perubahan kognitif dan psikologi. Peristiwa yang penting masa remaja
adalah pubertas, yaitu perubahan morfologis dan fisiologis yang pesat dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa, terutama maturasi sistem reproduksi. Remaja Indonesia saat ini sedang
mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
modern, yang juga merubah norma-norma, nilai-nilai, dan gaya hidup mereka. Hal ini diikuti
17
pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya hidup dan pilihan karir.
macam penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kesehatan seksual dan
Notoadmojo, 2007
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Perilaku
d. Konsep Remaja
18
2.8 Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah kerangka antara konsep-konsep yang ingin
Pengetahuan
Perilaku
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang artinya adalah: suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
Penelitian akan dilakukan di MAS DARUL ULUM Banda Aceh. Penelitian akan
dilaksanakan sejak dari penyusunan proposal hingga sidang hasil penelitian yaitu selama
gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang pencegahan aborsi provokasi pada siswa
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi MAS Darul Ulum Banda
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa MAS Darul Ulum Banda Aceh yang
20
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Eksklusi
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan rumus slovin yang
224
n= 1+224(0.05)2
224
n= 1,56
keterangan:
n : besar sampel
N : besar populasi
1. Variablel Independen
21
Variabel independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi atau menjadi sebab
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini adalah dampak negatif
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian, yang pada
umumnya hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Masing-masing
variabel ditentukan hasil ukur, menggunakan perhitungan persentase yang ditentukan oleh
peneliti, dengan kriteria persentase untuk variabel independen pengetahuan, sikap dan
perilaku yang memuaskan. Untuk variabel dependen hasil dari dampak negatif aborsi
Data yang sudah dimasukkan dalm tabel distribusi frekuensi ditemukan persentase
perolehan (P) untuk tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
= 100%
Keterangan
P = persentase
F = frekuensi
N = jumlah populasi
22
3.8 Definisi operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
operasional
Independen: Hasil tahu Kuesioner Menyebar Baik=75%- Ordinal
pengetahuan yang terjadi kan 100%
setelah kuesioner Sedang=40-
proses 74%
pengindraan Kurang=<40%
khususnya
mata dan
telinga
terhadap
objek
tertentu.
Sikap Suatu respon Kuesioner Menyebar Baik=75%- Ordinal
yang masih kan 100%
tertutup dari kuesioner Sedang=40%-
seseorang 74%
terhadap Kurang=<40%
stimulus atau
objek.
Perilaku Kegiatan Kuesioner Menyebarkan Baik=75%- Ordinal
atau aktifitas kan 100%
organism kuesioner Sedang=40%-
yang 74%
bersangkutan Kurang=<40%
yang dapat
diamati
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
23
Dependen : Faktor resiko Kuesioner Menyebar Baik=75%-
dampak yang timbul kan 100%
negatif pada dan kuesioner Sedang=40-
aborsi berbahaya 74%
provokasi bagi yang Kurang=<40%
melakukan
aborsi
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Mas DarulUlum merupakan sekolah pondok pesantren modern yang berada di Jln.
Syiah Kuala No.5 Kota Banda Aceh. Sekolah ini memiliki 11 kelas belajar yang terdiri dari 4
kelas X, 4 kelas XI, dan 3 kelas XII.
Jumlah siswa 314 yang terdiri dari laki-laki berjumlah 148 siswa dan perempuan
berjumlah 166 siswa. Dalam penelitian ini responden yang terpilih hanya 143 siswa dari
kelas X dan XI pada tahun ajaran 2015-2016. Kepala Madrasah yang memimpin saat ini
adalah Dra. Kesuma Nirwana. Sekolah ini meliliki fasilitas-fasilitas yang menunjang untuk
proses belajar mengajar seperti kelas belajar, perpustakaan, laboratorium, tempat olah raga
dan UKS.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi siswa kelas X dan XI Berdasarkan Tingkatan Kelas di
MAS DarulUlum Banda Aceh.
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa distribusi frekuensi responden siswa
dalam penelitian ini yang paling banyak adalah siswa kelas XI dengan frekuensi 115 siswa
(51%), sedangkan siswa yang terdapat dikelas X dengan frekuensi 109 siswa (49%).
25
Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi siswa kelas X dan XI Berdasarkan Jenis Kelamin di
MAS Darul Ulum Banda Aceh.
Tabel 4.1.1 dapat diketahui bahwa siswa laki-laki lebih sedikit 31 siswa (22%) dan
siswi perempuan lebih banyak dengan frekuensi 112 siswi (78%).
Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang aborsi provokasi lebih
banyak pada siswi perempuan 79 siswi (77%), sedangkan siswa laki-laki 24 siswa (23%).
26
Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sikap siswa tentang aborsi provokasi lebih banyak pada
siswi perempuan 78 siswi (76%), sedangkan laki-laki 24 siswa (24%).
Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa perilaku siswa tentang aborsi provokasi lebih banyak
perempuan 13 siswi (72%), sedangkan laki-laki 5 siswa (28%).
27
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yaitu pada kelas X dan XI laki-laki
terdapat 31 siswa (22%) dan perempuan 112 siswi (78%), yang artinya pada tabel 4.1.1 lebih
Secara kronologi, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20-21 tahun. Secara fisik remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik
dan fungsi fisiologi, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual. Secara psikologi, remaja
sosial dan moral, diantara masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja adalah masa
yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Begitu juga dengan latar belakang
pendidikan para remaja yang akan mengubah dirinya menjadi seorang manusia yang berguna.
Seperti terlihat pada bab terdahulu penelitian ini khusus difokuskan pada
remaja terutama sangat penting bagi remaja putri agar mendapat data yang akurat seperti
dengan pengetahuan adalah hasil tahu terjadi setelah orang melakukan pengindraan
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari seluruh responden yaitu 100%, pada dasarnya
telah mengetahui tentang aborsi provokasi, jika dilihat dari hasil persentase perempuan 77%
digolongkan ke kategori baik, artinya pengetahuan tentang aborsi provokasi tersebut relatif
28
baik. Hal ini menunjukkan bahwa kata aborsi provokasi dalam kalangan remaja khususnya
remaja putri sudah tidak asing lagi. Akan tetapi melihat beberapa responden yang belum
menyatakan informasi tersebut penting, maka dapat dikatakan informasi yang mereka
dapatkan masih sangat terbatas. Terbatasnya informasi tentang aborsi yang baik dan akurat
membuat remaja mengalami kelemahan, dan akibatnya pengetahuan mereka terhadap aborsi
juga menjadi salah. Ini juga terlihat pada tabel 4.2 bahwa laki-laki 23%. Kemudian ditambah
lagi dengan faktor pendorong pendidikan kita khususnya di aceh yang sekarang makin lemah
menciptakan dan memelihara gaya hidup sehat melalui pengembangan pengetahuan, sikap
dan terutama keterampilan dengan menggunakan berbagai pengalaman belajar. Hasil dari
dan informasi tentang cara-cara menghindari resiko penyakit serta bagaimana menciptakan
Sesuai dengan teori Eny Kusmiran (2010), sebagian besar kehamilan remaja
adalah kehamilan yang tidak diinginkan oleh calon org tua maupun linkungan yang akhirnya
harus berakhir dengan aborsi provokasi, kehamilan yang tidak diinginkan ini terjadi Karena
faktor : kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, faktor dari dalam diri sendri
remaja tersebut kurang memahami jati diri sebagai pelajar, faktor dari luar, pergaulan bebas
tanpa kendali orang tua yang menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja
yang diinginkan, dan semakin canggihnya perkembangan teknologi media komunikasi yang
memperbesar kemungkinan remaja mengakses apa saja termasuk hal-hal negatif, yang
terakhir minimnya pengetahuan tentang perilaku seks bebas yang dapat mengakibatkan
kehamilan.19
29
5.3 Pembahasan Hasil Sikap Responden Pada Penelitian
dan bukan merupakan pelaksanaan untuk motif tertentu.14 Pada tabel (4.3) dapat diketahui
bahwa sikap responden terhadap pernyataan aborsi yang berbahaya bagi kesehatan
perempuan terbesar adalah perempuan 78 siswi (76%), sedangkan yang terendah siswa laki-
reproduksi adalah masalah besar. Mengkhawatirkan bagi kita semua apalagi dengan
meningkatnya kasus-kasus IMS (infeksi menular seksual), aborsi dan kehamilan tidak
dikehendaki. sikap responden pada penelitian ini menunjukkan persentase yang baik
khususnya untuk remaja putri yang seharusnya mampu menjaga kesehatan reproduksi dan
sadar akan kewajiban di masa yang akan datang untuk melahirkan generasi anak-anak bangsa
yang sehat dan berkualitas 100%. Penjagaan alat reproduksi yang sehat bagi remaja
khususnya para remaja putri adalah tanggung jawab remaja putri itu sendiri yang mengemban
tugas mulia melahirkan generasi bangsa, untuk dapat menjaga kesehatan reproduksi remaja
putri perlu dibekali pengetahuan seks, kesehatan reproduksi dan aborsi. Remaja yang berhasil
menjaga alat reproduksinya besar harapan akan melahirkan anak-anaknya sehat pula kelak.
pengetahuan sikap remaja sudah baik tetapi dari seluruh jawaban dari penelitian tersebut ada
yang menjawab tidak setuju dapat dikatakan sikap buruk dan keadaan ini menyimpulkan
kurangnya tanggung jawab dalam bersikap, ini mungkin terjadi oleh karena informasi tentang
kesehatan reproduksi yang akurat belum pernah didapatkan responden. Ini sesuai dengan
teori notoadmojo (2012) tingkat pengetahuan yang ke empat yaitu bertanggung jawab.
30
5.4 Pembahasan Hasil Perilaku Responden Pada Penelitian
Pengetahuan atau informasi yang benar tentang suatu objek adalah hal yang
paling utama untuk membentuk suatu konsep yang benar terhadap sesuatu, sehingga proses
perubahan perilaku secara berurutan dapat terbentuk secara optimal. Perubahan perilaku
tersebut dapat dilakukan melalui pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pemberian
pendidikan kesehatan itu sendiri adalah menanamkan pengetahuan, dengan harapan agar
pengetahuan tersebut dapat membentuk sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi
seseorang remaja yang tidak melakukan seks bebas atau perbuatan keji lainnya, karena
remaja tersebut tahu serta percaya bahwa jika dia melakukan seks bebas akan berakibat fatal
dan akan menjadi suatu perbincangan di masyarakat luar yang akan membawa
ketidaknyamanan dalam dirinya. Tanpa adanya pengetahuan hal yang tidak diinginkan akan
terjadi seperti kehamilan yang tidak diinginkan yang akhirnya akan berakibat aborsi
provokasi.20
Hal tersebut juga didorong dengan terbentuknya perilaku seseorang yang akan
berinteraksi antara individu dengan lingkungan melalui proses yakni proses belajar. Setelah
terbentuknya perilaku baru pada seseorang tersebut maka ia akan ketertarikan, mencoba dan
bahkan menerima apapun yang dia inginkan, jika perilaku seseorang tersebut melalui proses
disadari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan
menjadi kebiasaan, begitu juga sebaliknya jika perilaku tersebut disadari dengan sifat negatif
31
Pada tabel (4.4) dapat diketahui bahwa perilaku responden terhadap aborsi
yang disengaja (aborsi provokasi) 28% pada 5 siswa, sedangkan 72% pada 18 siswi.
Kurangnya hasil persentase perilaku disini hanya karena responden belum sepenuhnya
mengetahui jenis-jenis aborsi, sehingga mereka hanya memandang jika aborsi hanya akan
terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Meskipun banyak cara untuk mendapatkan
informasi di media massa tentang aborsi namun tidak semua sumber dapat memberikan
informasi yang benar sehingga belum dapat dipahami dengan baik terhadap remaja saat ini,
Pada saat remaja perilaku adalah suatu tindakan yang akan membawa hasil
negatif dan positif, itu sangat tergantung pada remaja dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari. Salah dalam menetapkan perilaku juga akan membawa remaja khususnya remaja putri
ke dalam hal yang negatif seperti pergaulan bebas yang berakhir dengan aib yang buruk serta
dibicarakan dikalangan sekitar dan lingkungan yang luas. Disini dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan salah satu tempat yang sangat berkaitan dengan pengetahuan dan
perubahan sikap dan perilaku seseorang dalam menata masa dapan, khususnya aceh,
pendidikan yang saat ini sedang dalam batasan rendah harus ditingkatkan kembali demi
terciptanya kualitas manusia yang baik dan bisa berguna di masa yang akan datang.
1. Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan pengetahuan peneliti karena tidak
2. Tempat penelitian yaitu sekolah MAS Darul Ulum Jambo Tapee Banda Aceh, yang
terdiri dari kelas X dan XI yang dilakukan penelitian dalam waktu yang singkat.
32
BAB VI
6.1 Kesimpulan
madrasah Darul Ulum Jambo Tapee banda Aceh dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagian besar tingkat pengetahuan responden terhadap aborsi provokasi adalah pada
tingkatan baik pada perempuan dengan persentase 77% dan pengetahuan laki-laki
2. Responden seluruhnya telah pernah mendengar tentang aborsi secara umum namun
responden belum seluruhnya memahami aborsi, penyebab aborsi pada remaja dan
6.2 Saran
kesehatan reproduksi remaja putri dapat bekerja sama dengan media elektronik seperti
2. Diharapkan peran orang tua terutama ibu dapat memberitahukan informasi mengenai
3. Diharapkan juga kepada lembaga sekolah untuk mengadakan kajian atau seminar
33
DAFTAR PUSTAKA
2. Susanti, Yuli. Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Tindak Pidana Aborsi (abortus
2015
4. Susanti, Rika. Majalah Kedokteran Andalas. No.1. Vol. 34. 2010 Januari-juni
10. Juita, Ratna Subaidah & Heryanti Rini B. Abortus Provokatus Pada Korban
11. Nasma, Abu & Hasan, Sidik. Lets Talk About Love. https://books.google.co.id. Di
13. Majelis Pendidikan Daerah Aceh. Jurnal. 2014. No.2.Vol.8. Hal 90-97.
14. Notoadmoja. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2012
34
15. Sunaryo. Psikologi Untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC. 2004
16. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung
Seto. 2004
17. Sastroasmoro, S & Ismael, S. Dasar-Dasar Metode Penelitian Klinis. Edisi 5. Jakarta:
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi
Waluyo Ungaran
19. Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta :Salemba
Medika. 2011
20. Notoadmojo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta. 2010
35
36