LAPORAN HASIL
KARYA TULIS ILMIAH
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
PERNYATAAN KEASLIAN
1) KTI ini ditulis sendiri tulisan asli saya sendiri tanpa bantuan orang lain selain
pembimbing dan narasumber yang diketahui oleh pembimbing.
2) KTI ini sebagian atau seluruhnya belum pernah dipublikasi dalam bentuk artikel
ataupun tugas ilmiah lain di Universitas Diponegoro maupun di perguruan tinggi
lain.
3) Dalam KTI ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tuliskan orang lain
kecuali secara tertulis dicantumkan sebagai rujukan dalam naskah dan tercantum
pada daftar kepustakaan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
sangatlah sulit untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tanpa bantuan dan
terselesaikannya laporan hasil Karya Tulis Ilmiah ini. Bersama ini penulis
tingginya kepada:
sarana dan prasarana kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini
3. Bu Diah Rahayu Wulandari, S.KM, M.Kes selaku dosen penguji yang telah
memberi saran dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. dr. Farid Agung Rahmadi, M.Si.Med, Sp.A selaku dosen pembimbing 1 dan
dr. Dimas Tri Anantyo, Sp.A selaku dosen pembimbing 2 yang telah
iv
5. Orang tua penulis, Donny Imam Priambodo, Elistya Nurrahmi Wiranti, dan
Arum Andaya Putri yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dan
semangat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam setiap langkah hidup
material.
Margaretha, Della Dafina Sekarsari, Dyah Ayu Sekar Kinasih, Erika Shinta
Wisentia, Ayu Namira, Safira Afifa, Zhafira Zeta, Razaani Mienfaalihah, dan
8. Teman seperjuangan saya tim penelitian payung yaitu Bellinda Putri Sabrina
Birton, Iftinan, Nila Layli Rakhmawati, Meuthia Rizki, Farah Astrid, dan Eva
9. Serta pihak lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Karya Tulis ini
v
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
vi
DAFTAR ISI
vii
2.1.4 Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi ................................................ 10
2.1.5 Manifestasi Klinis Anemia Defisiensi Besi ....................................... 11
2.1.6 Diagnosis Anemia Defisiensi Besi .................................................... 12
2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Defisiensi Besi ........................ 13
2.2 Status Antropometri ...................................................................................... 14
2.2.1 Definisi Antropometri....................................................................... 14
2.2.2 Metode Pengukuran Antropometri .................................................... 16
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Status Antropometri Anak.................... 17
2.3 Pengaruh Zat Besi Terhadap Pertumbuhan .................................................... 18
2.4 Kerangka Teori ............................................................................................. 19
2.5 Kerangka Konsep .......................................................................................... 20
2.6 Hipotesis ....................................................................................................... 20
2.6.1 Hipotesis Mayor ............................................................................... 20
2.6.2 Hipotesis Minor ................................................................................ 20
viii
3.5.2 Variabel Terikat................................................................................ 23
3.5.3 Variabel Perancu .............................................................................. 24
3.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 24
3.7 Cara Pengumpulan Data ................................................................................ 26
3.7.1 Bahan ............................................................................................... 26
3.7.2 Alat .................................................................................................. 26
3.7.3 Jenis Data ......................................................................................... 26
3.7.4 Cara Kerja ........................................................................................ 26
3.7.4.1 Tahap Persiapan ................................................................. 26
3.7.4.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................. 27
3.8 Alur Penelitian .............................................................................................. 28
3.9 Analisis Data ................................................................................................. 28
3.10 Etika Penelitian ............................................................................................. 29
3.11 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 30
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 10. Hasil Analisis Two Samples Kolmogorov-Smirnov Hubungan Pola Makan
dengan TB/U .............................................................................................. 36
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
Hb : Hemoglobin
xiii
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi. Masa remaja merupakan masa yang membutuhkan asupan gizi
seimbang baik makro maupun mikronutrien untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pertumbuhan anak dapat dinilai dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan yang
hasilnya ditentukan dengan status antropometri.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara Anemia Defisiensi Besi dengan status antropometri
pada remaja usia 13-16 tahun.
Metode: Penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian
adalah 120 remaja usia 13-16 tahun di Kota Semarang dengan consecutive sampling.
Pengambilan data dengan pemgukuran antropometri, mengisi kuesioner food frequency
questionere, dan pengambilan darah, melakukan pengukuran Hb dan SI. Uji statistik
menggunakan Chi Square.
Hasil: Hubungan ADB dan IMT/U tidak memiliki hubungan bermakna (p = 1,000) dan
hubungan ADB dan TB/U tidak memiliki hubungan bermakna (p = 0,356).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara ADB dengan status antropometri
pada remaja dengan rentang usia 13-16 tahun.
Kata kunci: Anemia Defisiensi Besi; Status Antropometri; Remaja.
xiv
ABSTRACT
Background: Iron Deficiency Anemia (IDA) is anemia that occurs due to iron deficiency.
Adolescence is a period that requires balanced nutritional intake of both macro and
micronutrients for growth and development. A child’s growth can be assessed by measuring
height and weight, the results of which are determined by anthropometric status.
Aim: To identify the correlation between Iron Deficiency Anemia with anthropometric status
in adolescents aged 13-16 years old.
Methods: Analytical observational research with cross sectional approach. The research
subjects were 120 adolescents aged 13-16 years in Semarang city with consecutive sampling.
Data acquisition methods include: anthropometric measurement, food frequency
questionnaire, blood drawing, and Hb-SI measurement. Statistical test using Chi Square.
Result: There was no significant relationship between IDA and BMI-for-age (p = 1,000) and
there was no significant relationship between IDA and Height-for-age (p = 0,356).
Conclusion: There was no significant relationship between Iron Deficiency Anemia and
anthropometric status in adolescents aged 13-16 years old.
Keywords: Iron Deficiency Anemia; Anthropometric Status; Adolescents.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kekurangan zat besi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, kelainan ini
terjadi akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) yang
menurun, ferritin serum menurun, TIBC (total iron binding capacity) meningkat,
saturasi transferin menurun, feritin serum menurun, pengecatan besi sum-sum tulang
belakang negatif, dan terdapat respon pengobatan preparat besi. Anemia Defisiensi
Kejadian ADB pada anak-anak sekolah cukup tinggi di Indonesia. Anak yang
kekurangan zat besi yang berkepanjangan. Anak bertumbuh dan berkembang secara
optimal dalam 2 tahun pertama kehidupannya. Kekurangan asupan zat besi pada
mengganggu perkembangan anak hingga waktu yang lama.3 Zat besi sangat penting
bagi pertumbuhan dan fungsi sel. Tubuh membutuhkan zat besi untuk sintesis protein
dinyatakan bahwa ADB dapat mengganggu metabolisme tulang dan otot yang
1
2
Anemia Defisiensi Besi disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi selama
memperhatikan pola makan anak akan memberikan manfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.
tinggi badan, dan lingkar kepala. Antropometri memiliki konsep dasar yaitu
Health Organization Reference 2007, ditentukan dengan nilai Z-score TB/U (tinggi
badan menurut umur) dan IMT/U (Indeks Massa Tubuh menurut umur). Status gizi
TB/U: Sangat Pendek, Pendek, Normal, dan Tinggi. Indikator lainnya, yaitu Indeks
Massa Tubuh (IMT) yang dibagi dengan umur (IMT/U). Berdasarkan indikator
IMT/U dapat dihasilkan lima macam status gizi: Sangat Kurus, Kurus, Normal,
Prevalensi anemia pada usia anak sekolah menurut WHO terdapat 25,4% dari
seluruh populasi anak sekolah di dunia dan paling sering adalah ADB. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, kejadian anemia di Indonesia adalah 21,7%.
Anak usia 5-14 tahun 26,4% dan usia 15-24 tahun 18,4% di Indonesia mengalami
3
dengan usia 2-5 tahun yang mengalami Anemia Defisiensi Besi (34,4%) memiliki
status gizi yang normal.2 Remaja putri di Kabupaten Kebumen yang mengalami
anemia pada remaja putri salah satunya hubungan anemia dengan status
antropometri, namun penelitian tidak menyebutkan rentang umur yang pasti. Maka,
penelitian yang akan dilakukan ini meneliti hubungan Anemia Defisiensi Besi
dengan status antropometri pada remaja berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.
pada masa anak usia sekolah yang terjadi di Indonesia masih terbilang cukup banyak,
hubungan dari Anemia Defisiensi Besi dengan status antropometri pada remaja.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
IMT/U.
TB/U.
remaja.
Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi salah satu referensi bidang
Anemia Defisiensi Besi pada anak yang ada dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
sebelumnya, yaitu terletak pada subjek dan variabel penelitian. Pada penelitian
antropometri pada remaja. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kejadian
Anemia Defisiensi Besi. Variabel terikat pada penelitian ini adalah status
Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat kurangnya zat
besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah berkurang
zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah
laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sum-
sum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas normal,
keadaan inilah yang disebut Anemia Defisiensi Besi atau Anemia gizi besi.12
Anemia Defisiensi Besi yang lebih besar pada bayi usia 8-12 bulan (73,3%),
dibandingkan dengan pada bayi usia 4-8 bulan (26,7%). Hasil ini sejalan
Pediatrics yang menganjurkan screening test dilakukan 1 kali antara usia 9-12
bulan dan diulang kembali 6 bulan setelahnya pada populasi yang memiliki
8
9
prevalensi anemia sebanyak 20-25% dan anak yang mengalami defisiensi besi
Indonesia adalah 21,7%. Anak usia 5-14 tahun 26,4% dan usia 15-24 tahun
Anemia gizi disebabkan karena tidak tersedia zat-zat gizi dalam tubuh
yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Zat-zat yang berperan
dalam hemopoesis adalah protein, vitamin, (asam folat, vitamin B12, Vitamin
C, dan Vitamin E) dan mineral (Fe dan Cu). Banyak penyebab yang
kekurangan zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Kekurangan asam folat dan
vitamin B12 jarang ditemukan pada masyarakat maka anemia gizi selalu
yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang
merupakan sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena
kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan. Diet
10
yang kaya zat besi tidaklah menjamin ketersediaan zat besi dalam tubuh karena
banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung dari jenis zat besi dan bahan
Kebutuhan akan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti
pada bayi, anak-anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan zat besi
parasit. Kehilangan zat besi melalui saluran pencernaan, kulit, dan urin disebut
kehilangan zat besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi basal juga
kehilangan zat besi melalui menstruasi. Kehilangan zat besi dapat disebabkan
diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor pendorong. Zat besi yang
simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang
tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya
heme dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya
terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb.12
keadaan simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin
serum yang rendah akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia
gizi besi bila kadar feritin serumnya <12 ng/ml. Hal yang perlu diperhatikan
adalah kadar feritin serum normal tidak selalu menunjukkan status besi dalam
keadaan normal. Prinsipnya, status besi yang akan berkurang terlebih dahulu
diantaranya16 :
1) Gejala umum
dibawah 7-8 g/dl. Gejala dapat berupa badan lemah, cepat lelah, telinga
2) Gejala khas
Gejala khas yang dijumpai pada ADB tetapi tidak dijumpai pada anemia
jenis lain adalah koilonychia atau kuku sendok (spoon nail), kuku rapuh,
bergaris-garis vertical, dan cekung terlihat mirip sendok. Atrofi papil lidah
12
yaitu permukaan lidah menjadi mengilap dan licin karena papil lidah yang
3) Tahap ketiga adalah menentukan penyebab dari defisiensi besi yang terjadi.
Besi (tahap satu dan tahap dua) dapat dipakai kriteria diagnosis ADB
a. Dua dari parameter : Besi serum < 50 mg/dl, TIBC > 350 mg/dl, saturasi
d. Dengan pemberian sulfas fenosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lain
dari 2 g/dl.
besi. Tahap ini merupakan proses yang rumit yang memerlukan berbagai jenis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi termasuk zat
diperlukan tubuh.
makanan sangat berperan penting untuk menentukan zat gizi apa saja yang
diperlukan tubuh.
yang terkuras maka dari itu diperlukan gizi yang seimbang untuk memenuhi
makanan.
6) Asupan Zat Gizi : Asupan gizi meliputi asupan energi, protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan mineral dalam tubuh. Semakin tinggi asupan zat gizi
status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan
15
masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP (kekurangan
dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak membutuhkan
tenaga ahli. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan
dibuat di daerah setempat. Tepat dan akurat karena dapat dibakukan, dapat
mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan buruk karena sudah ada
ambang batas yang jelas. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada
tubuh yang biasanya dipakai untuk melihat pertumbuhan fisik adalah berat
badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala
(LK), tebal lemak dibawah kulit (TL) dan pengukuran tinggi lutut. Penilaian
status gizi antropometri disajikan dalam bentuk indeks misalnya BB/U, TB/U,
program.20
Obesitas >2SD
Sangat Pendek <-3SD
Tinggi >2SD
parameter tunggal seperti umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
17
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.
seperti: Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U), Berat badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh
menurut Umur (IMT/U). Penilaian status gizi untuk usia 5-18 tahun
BB (kg)
IMT =
TB + (m+ )
dibanding wanita.
distribusi, dan preferensi terhadap makanan dan juga cara memilih makanan
Zat gizi adalah senyawa yang digunakan tubuh untuk fungsi fisiologis
dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi dalam dua golongan, yaitu macronutrient
dan micronutrient. Macronutrient adalah zat gizi utama untuk memberi energi
pada tubuh, terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein. Micronutrient adalah
komponen yang diperlukan makro dapat berfungsi dengan baik. Zat mikro terdiri
atas mineral dan vitamin. Contoh dari mineral adalah zat besi, kalsium,
esensial bersifat kurang stabil dan secara perlahan berubah dari Ferri (Fe III)
menjadi Ferro (Fe II) yang dibantu oleh enzim ferireduktase karena besi yang
akan diabsorbsi tubuh adalah Ferro (Fe II). Besi berperan penting dalam banyak
enzim yang terlibat dalam oksidasi dan metabolisme asam amino (contoh :
bergantung pada besi yang dibutuhkan untuk sintesis DNA. Besi dibutuhkan
19
1) Pengangkutan oksigen
4) Sintesis kolagen
5) Sintesis DNA
Pola Makan
2.6 Hipotesis
Penelitian ini mencakup ruang lingkup keilmuan bidang Ilmu Kesehatan Anak.
Pelaksanaan sampling dan juga pembagian kuesioner akan dimulai pada bulan
Agustus 2020.
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Kota
Semarang.
21
22
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Kota Semarang
sebagai berikut:
+
(EFGEH)
C=D OPQ T +3
I,K LMNORQS
hipotesisi dua arah dan kesalahan tipe II sebesar 10%, sehingga diperoleh nilai
sebagai berikut:
+
(1,96 + 1,28)
C=W _ +3
1 + 0,30
0,5 ln N1 − 0,30S
C = 112,58 ≈ 113
minimal pada penelitian ini adalah 113 sampel. Pada penelitian ini subjek yang
Variabel bebas dari penelitian ini adalah Anemia Defisiensi Besi pada remaja.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah status antropometri pada remaja.
24
<12g/dl
• Laki-laki 13-14
tahun <12g/dl
• Laki-laki 15 tahun
<13g/dl
2) Morfologi eritrosit
hipokromik.
2005.
seseorang, termasuk
preferensi terhadap
kuesioner Semi
Quantitative - Food
Frequency Questioner.
26
3.7.1 Bahan
1) Darah
2) Data Antropometri
3.7.2 Alat
2) Microtoise
4) Hematology analyzer
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu
menghindari pembekuan.
antropometri.
28
Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi
Penjelasan mengenai
Penjelasan
penelitianm mengenai
tujuan penelitian
penelitianm tujuan penelitian
Mengisi
Mengisiinformed
informed consent, datadiri,
consent, data diri,
dan kuesioner
dan kuesioner
Melakukanpengukuran
Melakukan pengukuran antroponetri
antroponetridan
dan
pengambilan darah vena
pengambilan darah vena
sampel penelitian. Pada penelitian ini, dilakukan uji menilai hubungan antar
subjek penelitian akan dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan tanpa seijin
subjek penelitian.
jawab peneliti. Seluruh subjek penelitian akan diberikan imbalan sesuai dengan
kemampuan peneliti.
30
Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan proposal
2 Seminar proposal
3 Ethical clearance
4 Pengambilan data
5 Analisis data
6 Penyusunan laporan
7 Seminar Hasil
BAB IV
HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah remaja usia 13-16 tahun yang bertempat tinggal di Kota
rancangan cross-sectional dan melibatkan 120 remaja yang dipilih secara consecutive
tabel 6.
31
32
untuk rata-rata usia subjek penelitian adalah 14,98 tahun dengan usia terendah
13 tahun dan tertinggi adalah 16 tahun. Jenis kelamin laki-laki pada penelitian
besar subjek penelitian tidak mengalami Anemia Defisiensi Besi sebanyak 107
orang (89,2%) dan yang mengalami Anemia Defisiensi Besi sebanyak 13 orang
(10,8%).
Hasil data penelitian pada Status Antropometri subjek mencakup dua variabel
yaitu, Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) dan Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U). Tercatat pada subjek penelitian untuk IMT/U terdapat 13 orang
antropometri dengan uji Chi-Square pada program SPSS versi 20. Status
antropometri pada remaja terdapat dua kategori yaitu mengukur Indeks Masa
Tubuh menurut umur (IMT/U) dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Hasil
pada tabel 9 dan hubungan Anemia Defisiensi Besi dengan TB/U terdapat pada
tabel 10.
33
IMT/U
Variabel Kurus/ Normal/Gemuk/ p
Sangat Kurus Obesitas
Anemia Defisiensi Besi
ADB 3 10 0,149
Tidak ADB 10 97
*Signifikan p<0,05
Hasil analisis statistik antara variabel Anemia Defisiensi Besi dengan Indeks
secara statistik tidak terdapat hubungan antara Anemia Defisiensi Besi dengan
IMT/U pada remaja, karena dianggap signifikan atau berhubungan bila nilai
p<0,05.
Hasil data penelitian pada hubungan Anemia Defisiensi Besi dan Tinggi
menggunakan uji Chi Square dan dilanjutkan dengan uji Two Samples
IMT/U p
Variabel Sangat Normal/Gemuk/
kurus/Kurus Obesitas
Makanan pokok
Sering 11 101 0,209
Jarang 2 6
Tidak pernah 0 0
Ikan dan Hasil Olahan
Sering 4 64 0,282
Jarang 6 30
Tidak pernah 3 13
Daging, Telur, dan Olahan
Sering 6 83 0,203
Jarang 7 23
Tidak pernah 0 1
Kacang-kacangan dan Olahan
Sering 8 59 1,000
Jarang 5 45
Tidak pernah 0 3
Sayur-sayuran
Sering 9 62 0,998
Jarang 3 40
Tidak pernah 1 5
Buah-buahan
Sering 6 65 0,966
Jarang 5 36
Tidak pernah 2 6
Susu dan Olahan
Sering 7 54 1,000
Jarang 4 40
Tidak pernah 2 13
Makanan jajanan
Sering 3 35 1,000
Jarang 6 36
Tidak pernah 4 36
Soft drink
Sering 3 29 0,719
Jarang 2 34
Tidak pernah 8 44
Suplemen vitamin
Sering 3 7 0,909
Jarang 0 22
Tidak pernah 10 78
*Signifikan (p<0,05)
35
Hasil data penelitian pada hubungan pola makan terhadap status antropometri
antara kedua variabel. Pada variabel konsumsi ikan dan hasil olahan
bermakna pada kedua variabel. Mendapatkan hasil berupa nilai p = 0,203 pada
IMT/U yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna pada kedua
variabel. Analisis pada studi ini mendapatkan hasil nilai p = 1,000 pada variabel
hubungan yang bermakna. Tidak terdapat hubungan bermakna antara susu dan
hasil olahan dengan IMT/U karena nilai p = 1,000. Didapatkan nilai p = 1,000
pada hubungan makanan jajanan dan IMT/U yang berarti tidak memiliki
hubungan yang bermakna. Tidak terdapat hubungan antara variabel soft drink
dan IMT/U yang dimana nilai p = 0,719 begitu pula dengan variabel suplemen
vitamin yang tidak ada hubungan bermakna dengan IMT/U dimana nilai p =
0,909.
36
HAZ p
Variabel Pendek/Sangat
Normal/Tinggi
Pendek
Makanan pokok
Sering 14 98 0,594
Jarang 0 8
Tidak pernah 0 0
Ikan dan Hasil Olahan
Sering 11 5 0,432
Jarang 3 33
Tidak pernah 0 16
Daging, Telur, dan Olahan
Sering 10 79 1,000
Jarang 4 26
Tidak pernah 0 1
Kacang-kacangan dan Olahan
Sering 10 57 0,836
Jarang 3 47
Tidak pernah 1 2
Sayur-sayuran
Sering 11 60 0,589
Jarang 3 40
Tidak pernah 0 6
Buah-buahan
Sering 10 61 0,971
Jarang 4 37
Tidak pernah 0 8
Susu dan Olahan
Sering 9 52 0,937
Jarang 3 41
Tidak pernah 2 13
Makanan jajanan
Sering 3 35 0,996
Jarang 6 36
Tidak pernah 5 35
Soft drink
Sering 5 27 0,999
Jarang 4 32
Tidak pernah 5 47
Suplemen vitamin
Sering 3 7 0,949
Jarang 2 20
Tidak pernah 9 79
*Signifikan (p<0,05)
37
dengan TB/U yaitu nilai p = 0,209, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara kedua variabel. Pada variabel ikan dan olahannya dengan
TB/U memiliki nilai p = 0,282 yang menunjukkan bahwa kedua variabel tidak
daging, telur, dan olahannya dengan TB/U yang berarti tidak memiliki hubungan
TB/U tidak memiliki hubungan yang bermakna karena nilai p = 0,966. Tercatat
variabel susu dan olahannya dengan TB/U juga tidak memiliki hubungan
variabel makanan jajanan dengan TB/U maka dari itu kedua variabel ini tidak
drink dengan TB/U. Pada variabel konsumsi suplemen vitamin dengan TB/U,
bermakna.
logistik adalah Anemia Defisiensi Besi, konsumsi makanan pokok, dan daging,
38
telur, beserta olahannya. Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji regresi logistik. Metode yang dipilih adalah metode backward. Hasil
variabel daging, telur, dan olahannya dengan IMT/U ( b = 1,182 ). Selain itu
dapat disimpulkan juga bahwa Anemia Defisiensi Besi tidak memiliki hubungan
dengan IMT/U.
39
BAB V
PEMBAHASAN
Defisiensi Besi dengan status antropometri pada remaja. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Klinik Imam Bonjol (IBL) Semarang yang berlangsung pada bulan
Agustus 2020. Total subjek penelitian adalah sebanyak 120 orang yang bertempat
tinggal di Kota Semarang terdiri atas 31 orang laki-laki dan 89 orang perempuan.
Rata-rata umur subjek penelitian adalah 14.9±1.11 tahun dengan umur termuda 13
antropometri pada remaja dibagi menjadi dua kategori yaitu, indeks IMT/U yang
mencakup sangat kurus, kurus, normal, gemuk, serta obesitas, dan indeks TB/U yang
(<12 mg/dl) karena cadangan besi tubuh berkurang sehingga pembentukan sel darah
merah akan terganggu.24 Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah, sehingga oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh
berkurang dan akibatnya distribusi oksigen ke tulang dan otot juga akan berkurang
hemoglobin yang normal dipengaruhi oleh konsumsi makanan tinggi protein dan zat
besi dalam tubuh. Zat besi dan seng dapat membantu proses pertumbuhan anak
signifikan antara keduanya. Sesuai dengan hasil uji statistik yang sudah dilakukan,
didapatkan remaja yang tidak memiliki Anemia Defisiensi Besi yaitu sebanyak 107
subjek penelitian (89,2%) sedangkan yang mengalami Anemia Defisiensi Besi yaitu
lebih berisiko mengalami Anemia Defisiensi Besi karena setiap bulannya perempuan
melewati siklus menstruasi, hal ini mengakibatkan wanita kehilangan zat besi
hari.28
berbentuk nilai Z-Score atau ambang batas pada remaja usia 13-16 tahun di Kota
Semarang. Status antropometri pada remaja memiliki dua indeks yaitu Indeks Massa
Tubuh menurut umur dan tinggi badan menurut umur. Hasil penelitian IMT/U yang
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara kejadian Anemia
Defisiensi Besi dengan status antropometri pada remaja dengan hasil Anemia
Defisiensi Besi dengan IMT/U nilai p = 0,149 dan Anemia Defisiensi Besi dengan
TB/U nilai p = 0,359, dianggap signifikan bila p<0,05. Hal ini sesuai dengan
penelitian oleh Ramin Tabibi, dkk yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara anemia defisiensi besi dengan status antropometri baik itu
tinggi badan maupun Indeks Massa Tubuh.29 Kemungkinan hal ini disebabkan
karena status antropometri tidak hanya dipengaruhi oleh anemia defisiensi besi saja
Defisiensi Besi pada remaja usia 13-16 tahun di Kota Semarang lebih rendah
Indonesia. Hal ini dapat disebabkan oleh cukupnya pengetahuan mengenai asupan
gizi terutama zat besi yang sudah dimengerti oleh remaja itu sendiri ataupun
keluarganya, disamping keadaan sosial ekonomi masyarakat yang baik dan sudah
dapat mencukupi kebutuhan pokok bagi keluarga, meskipun begitu masih tetap
dibutuhkan observasi lebih lanjut agar presentase kejadian Anemia Defisiensi Besi
Faktor yang dapat menjadi variabel perancu penelitian ini adalah pola makan
pada remaja. Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat 11 orang yang sering
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pola makan
dan status antropometri IMT/U dengan nilai p = 0,209. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nabila Permata Siwi yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan signifikan antara makanan pokok atau karbohidrat dengan status
antropometri didapatkan nilai p = 0,968.30 Asupan gizi yang berperan penting untuk
mikronutrien.
yang juga menguji variabel perancu makanan pokok dan daging, telur, serta
konsumsi daging, telur, serta olahannya dengan IMT/U. Hasil yang diperoleh
memiliki nilai b = 1,182 dan p = 0,033. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ilham, dkk yang menyatakan bahwa memang terdapat hubungan
antara konsumsi protein dengan IMT.31 Daging, telur, dan olahannya mengandung
protein, semakin meningkat síntesis protein maka secara perlahan akan menyebabkan
hipertropi otot yang akhirnya akan berpengaruh pada kekuatan otot. Protein
43
merupakan salah satu zat gizi makro yang fungsinya untuk membangun dan menjaga
sel-sel tubuh.32
Aria Pratama, dkk di RSUD Kardinah diperoleh hasil yang signifikan antara kejadian
Anemia Defisiensi Besi dengan status antropometri pada balita.33 Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hafiz Aria Pratama dkk, penelitian yang dilakukan
oleh Ramin Tabibi, dkk di Iran memiliki hasil yang tidak signifikan antara Anemia
bahwa tidak ada hubungan antara kejadian Anemia Defisiensi Besi dengan status
antropometri tidak hanya ditentukan oleh kadar hemoglobin darah. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nafi’udin Alhaq, dkk pada pelajar kelas 3 di
Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan Anemia Defisiensi Besi dengan
status antropometri, hal tersebut dapat terjadi karena jumlah kasus Anemia Defisiensi
Besi yang ditemukan pada penelitian ini hanya 13 subjek penelitian sehingga
Keterbatasan penelitian ini adalah dilaksanakan disaat pandemi Covid Virus Disease-
6.1 Kesimpulan
berikut :
6.2 Saran
1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan kriteria inklusi dan eksklusi
44
DAFTAR PUSTAKA
2004;4(3):112–4.
4. Toxqui L, Vaquero MP. Chronic iron deficiency as an emerging risk factor for
8. Riset Kesehatan Dasar 2013 [Internet]. [cited 2020 Mar 9]. p. 256. Available
2013
2005 [Internet]. 2008 [cited 2020 Mar 19]. p. 33. Available from:
https://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/anaemia_iron_defic
iency/9789241596657/en/
45
46
10. Agustina EE, Laksono B, Indriyanti DR. Determinan Risiko Kejadian Anemia
11. Ibrahim A, Atef A, Magdy RI, Farag MA. Iron therapy and anthropometry: A
2016;7(1):2–8.
16. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Setiyonadi M, Syam AF. Buku Ajar Ilmu
17. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2016. 26–35 p.
18. Kerlin P, Reiner R, Davies M, Sage RE, Grant AK. Iron Deficiency Anemia-A
19. Heryati, Paath EF, Rumdasih Y. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
EGC; 2004. 46 p.
47
20. Aritonang I. Memantau dan Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta: Leutika
30–35 p.
Indian adolescents (15-19 years) from National Family Health Surveys 3 and
2020;15(9):22–30.
26. Kusudaryati DPD. Kekurangan asupan besi dan seng sebagai faktor penyebab
Anemia dengan Hasil Belajar Siswi SMP Negeri 11 Manado. Bul IDI Manad.
2013;4(2):39–43.
30. Siwi NP, Paskarini I. Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak, dan Protein
31. Ilham, Oktorina S. Hubungan Asupan Energi dan Protein terhadap Indeks
Massa Tubuh (IMT) pada Siswa SMA Marsudirini Bekasi Tahun 2013. Med J
Indones. 2013;2(1):34–7.
33. Pratama HA. Hubungan Anemia Defisiensi Besi dengan Status Gizi pada
49
50
Berat Tinggi
Hemoglobin Gambaran Darah Tepi Interpretasi Interpretasi
No. Inisial Jenis Kelamin Usia Kesimpulan Badan Badan HAZ
HAZ
IMT/U
(kg) (cm) IMT/U
Hasil Interpretasi Eritrosit
1 TIT-001 Perempuan 16 14,9 Normal Normositik normokromik Normal 40 146 -2,49 PENDEK -0,81 NORMAL
2 DES-002 Perempuan 15 13,9 Normal Normositik normokromik Normal 37,8 147 -2,15 PENDEK -1,15 NORMAL
3 NEZ-003 Perempuan 14 13 Normal Normositik normokromik Normal 55,4 162 0,26 NORMAL 0,49 NORMAL
4 ADA-004 Laki-Laki 13 15 Normal Normositik normokromik Normal 56,7 158 0,41 NORMAL 1,58 GEMUK
5 ARI-005 Perempuan 13 13,2 Normal Normositik normokromik Normal 47,9 153 -0,94 NORMAL 0,34 NORMAL
6 YOS-006 Perempuan 14 14,3 Normal Normositik normokromik Normal 67 154 -1,01 NORMAL 2,07 OBESITAS
7 DAF-007 Laki-Laki 13 16,8 Normal Normositik normokromik Normal 51,7 156 -0,41 NORMAL 1,01 GEMUK
8 ATH-008 Laki-Laki 13 13,7 Normal Normositik normokromik Normal 43 147 -1,46 NORMAL 0,6 NORMAL
9 ZID-009 Laki-Laki 14 13,8 Normal Normositik normokromik Normal 51,1 161 -1,32 NORMAL -0,19 NORMAL
10 NAR-010 Perempuan 13 12,1 Normal Normositik normokromik Normal 43,4 149 -1,09 NORMAL 0,27 NORMAL
11 STE-011 Perempuan 13 14,4 Normal Normositik normokromik Normal 37,1 161 0,52 NORMAL -2,53 KURUS
12 MIS-012 Perempuan 13 14,2 Normal Normositik normokromik Normal 44,9 150,5 -0,85 NORMAL 0,38 NORMAL
13 AMA-013 Perempuan 13 13,8 Normal Normositik normokromik Normal 38 136 -2,96 PENDEK 0,61 NORMAL
14 IFF-014 Perempuan 13 15 Normal Normositik normokromik Normal 45 155 -0,44 NORMAL -0,16 NORMAL
15 ROY-015 Laki-Laki 14 15,9 Normal Normositik normokromik Normal 56,4 161 -0,58 NORMAL 0,89 NORMAL
16 DIN-016 Perempuan 14 16 Normal Normositik normokromik Normal 40 150 -1,61 NORMAL -0,91 NORMAL
17 SAT-017 Laki-Laki 13 14,7 Normal Normositik normokromik Normal 68,2 156 -0,85 NORMAL 2,38 OBESITAS
18 AGN-018 Perempuan 13 12,3 Normal Normositik normokromik Normal 45,5 147,5 -1,65 NORMAL 0,54 NORMAL
19 CHE-019 Perempuan 14 13,1 Normal Normositik normokromik Normal 59,1 166,5 0,83 NORMAL 0,5 NORMAL
52
Normositik
20 ANU-020 Laki-Laki 15
14 Normal normokromik Normal
61,7 161 -1,16 NORMAL 1,25 GEMUK
Normositik
21 ARI-021 Laki-Laki 14 44,7 157,5 -1,62 NORMAL -0,89 NORMAL
15,4 Normal normokromik Normal
Anisositosis sedang
22 AMA-022 Perempuan 14 (Mikrositik),Hipokromasi 52,6 154 -0,98 NORMAL 0,74 NORMAL
10,3 Rendah ringan ADB
Normositik
23 DWI-023 Perempuan 13 50 145 -2,06 NORMAL 1,31 GEMUK
12,8 Normal normokromik Normal
Normositik
24 FAR-024 Laki-Laki 14 59 158 -0,66 NORMAL 1,51 GEMUK
16 Normal normokromik Normal
Normositik
25 BEN-025 Perempuan 14
12,6 Normal normokromik Normal
60,7 155 -0,59 NORMAL 1,66 GEMUK
Normositik
26 INT-026 Perempuan 16 48,3 163 0,05 NORMAL -1,03 NORMAL
16,3 Normal normokromik Normal
Anisositosis sedang
27 SHA-027 Perempuan 13 (Mikrositik), 35,3 150,5 -0,77 NORMAL -1,54 NORMAL
9 Rendah Hipokromasi sedang ADB
Normositik
28 AMB-028 Perempuan 16
12,4 Normal normokromik Normal
91,8 152,5 -1,51 NORMAL 3,46 OBESITAS
Normositik
29 MER-029 Perempuan 16
12,2 Normal normokromik Normal
49,9 158 -0,7 NORMAL -0,31 NORMAL
Normositik
30 DIY-030 Perempuan 16
12,1 Normal normokromik Normal
58,4 154 -1,25 NORMAL 1,13 GEMUK
Normositik
31 SHA-031 Perempuan 16 41,9 144 -2,76 NORMAL -0,22 NORMAL
13,5 Normal normokromik Normal
Normositik
32 ANI-032 Perempuan 16
12,6 Normal normokromik Normal
71,2 158,5 -0,63 NORMAL 1,86 GEMUK
Normositik
33 PUT-033 Perempuan 16 44,9 149 -2,06 PENDEK -0,26 NORMAL
13,6 Normal normokromik Normal
Normositik
34 SON-034 Perempuan 13
12,9 Normal normokromik Normal
42,5 155 -0,21 NORMAL -0,48 NORMAL
Normositik
35 DIL-035 Perempuan 14
12,1 Normal normokromik Normal
45 161 0,02 NORMAL -1,07 NORMAL
53
Normositik
36 RIV-036 Laki-Laki 16
15,8 Normal normokromik Normal
54 160 -1,86 NORMAL 0,09 NORMAL
Normositik
37 MUH-037 Laki-Laki 16 57,5 162 -1,7 NORMAL 0,3 NORMAL
15,1 Normal normokromik Normal
Normositik
38 JOV-038 Perempuan 14 59 156,5 -0,56 NORMAL 1,29 GEMUK
11 Rendah normokromik Normal
Normositik
39 MUT-039 Perempuan 14
13,1 Normal normokromik Normal
38 148 -1,79 NORMAL -1,02 NORMAL
Normositik
40 FIB-040 Perempuan 14 45,7 154 -0,99 NORMAL -0,23 NORMAL
11,9 Rendah normokromik Normal
Normositik
41 MTE-041 Laki-Laki 14 53 157 -0,9 NORMAL 0,88 NORMAL
13,4 Normal normokromik Normal
Normositik
42 SAN-042 Perempuan 14
13,3 Normal normokromik Normal
36,8 156 -0,82 NORMAL -2,47 KURUS
Normositik
43 NAY-043 Perempuan 13
13 Normal normokromik Normal
46 155 -0,29 NORMAL 0,09 NORMAL
Normositik
44 ARG-044 Perempuan 14 64 151 -1,46 NORMAL 2,03 OBESITAS
13,4 Normal normokromik Normal
Normositik
45 KRI-045 Laki-Laki 15 65,4 165 -0,64 NORMAL 1,31 GEMUK
15,3 Normal normokromik Normal
Normositik
46 TIO-046 Laki-Laki 15
15,4 Normal normokromik Normal
56,2 172,5 0,37 NORMAL -0,43 NORMAL
Normositik
47 RIV-047 Laki-Laki 14
13,9 Normal normokromik Normal
40,3 152,6 -1,78 NORMAL -1,02 NORMAL
Normositik
48 RAD-048 Laki-Laki 16
16,4 Normal normokromik Normal
55,4 174 -0,13 NORMAL -1,21 NORMAL
Normositik
49 REV-049 Perempuan 15 53,7 150 -1,78 NORMAL 1,01 GEMUK
12,9 Normal normokromik Normal
Normositik SANGAT
50 SON-050 Perempuan 15 30 145 -2,43 PENDEK -3,07
13,1 Normal normokromik Normal KURUS
Normositik
51 JES-051 Perempuan 16
13,1 Normal normokromik Normal
48 154 -1,3 NORMAL -0,24 NORMAL
Normositik
52 SIT-052 Perempuan 16
12,7 Normal normokromik Normal
48 150 -1,9 NORMAL 0,13 NORMAL
54
Normositik
53 HER-053 Perempuan 16
11,1 Rendah normokromik Normal
50,3 153 -1,44 NORMAL 0,2 NORMAL
Normositik
54 DIT-054 Perempuan 16 48,7 161 -0,22 NORMAL -0,71 NORMAL
15 Normal normokromik Normal
Normositik
55 AGU-055 Perempuan 13 36,2 146 -1,47 NORMAL -0,8 NORMAL
13,8 Normal normokromik Normal
Anisositosis sedang
56 ANA-056 Perempuan 16 (Mikrositik), 50,3 158 -0,69 NORMAL -0,24 NORMAL
8,9 Rendah Hipokromasi sedang, ADB
Normositik
57 ILH-057 Laki-Laki 16 59,4 170 -0,67 NORMAL -0,22 NORMAL
16,1 Normal normokromik Normal
Normositik
58 FIO-058 Perempuan 15
13,3 Normal normokromik Normal
42,9 161 -0,21 NORMAL -1,77 NORMAL
Normositik
59 ANI-059 Perempuan 16 60 150 -1,89 NORMAL 1,53 GEMUK
13 Normal normokromik Normal
Normositik
60 LUL-060 Perempuan 15 43 155 -0,93 NORMAL -0,9 NORMAL
13,6 Normal normokromik Normal
Normositik
61 AZZ-061 Perempuan 14 56,2 150 -1,5 NORMAL 1,49 GEMUK
13,2 Normal normokromik Normal
Normositik
62 DIN-062 Perempuan 16
12,6 Normal normokromik Normal
50,2 158 -0,7 NORMAL -0,27 NORMAL
Normositik
63 MAS-063 Perempuan 16
11,7 Rendah normokromik Normal
79,5 164 0,18 NORMAL 2,06 OBESITAS
Normositik
64 MUS-064 Laki-Laki 16
14,4 Normal normokromik Normal
48,6 166 -1,05 NORMAL -1,45 NORMAL
Normositik
65 PUT-065 Perempuan 16 41 156 -0,97 NORMAL -1,66 NORMAL
12,4 Normal normokromik Normal
Normositik
66 EKA-066 Perempuan 16
11,4 Rendah normokromik Normal
45,7 154 -1,27 NORMAL -0,56 NORMAL
Normositik
67 MAR-067 Perempuan 15 46,5 145 -2,51 PENDEK 0,54 NORMAL
11,1 Rendah normokromik Normal
Anisositosis sedang
68 FAN-068 Perempuan 14 (mikrositik), 60 168 1,22 NORMAL 0,6 NORMAL
10,5 Rendah hipokromasi sedang ADB
55
Normositik SANGAT
69 CHY-069 Perempuan 16 40 140 -3,34 -0,13 NORMAL
14,1 Normal normokromik Normal PENDEK
Normositik
70 OLI-070 Perempuan 16 34,4 147,5 -2,22 PENDEK -2,21 KURUS
14,5 Normal normokromik Normal
Normositik
71 BIM-071 Laki-Laki 15 47,4 162,5 -1,11 NORMAL -1 NORMAL
15,3 Normal normokromik Normal
Normositik
72 FIT-072 Perempuan 15
13,3 Normal normokromik Normal
54,2 150,5 -1,75 NORMAL 0,98 NORMAL
Normositik
73 MAH-073 Laki-Laki 15 70,5 167 -0,47 NORMAL 1,58 GEMUK
15,5 Normal normokromik Normal
Normositik SANGAT
74 SAB-074 Perempuan 16 34,8 160,5 -0,34 NORMAL -3,71
13,2 Normal normokromik Normal KURUS
Normositik
75 BER-075 Perempuan 16
12,4 Normal normokromik Normal
51 155 -1,14 NORMAL 0,12 NORMAL
Anisositosis ringan
76 DEV-076 Perempuan 15 (mikrositik), 40 154 -1,06 NORMAL -1,38 NORMAL
7,8 Rendah Hipokromasi ringan ADB
Normositik
77 FER-077 Perempuan 16
12,8 Normal normokromik Normal
40,4 158 -0,69 NORMAL -2,03 KURUS
Anisositosis berat
78 ADE-078 Perempuan 16 (mikrositik), 56,1 158 -0,69 NORMAL 0,52 NORMAL
8,1 Rendah Hipokromasi berat ADB
Normositik
79 ARD-079 Laki-Laki 16 61,4 164,5 -1,33 NORMAL 0,59 NORMAL
14 Normal normokromik Normal
Normositik
80 NAS-080 Perempuan 15 55,8 149 -1,98 NORMAL 1,26 GEMUK
12,8 Normal normokromik Normal
Normositik
81 MEI-081 Perempuan 16 45 148 -2,17 PENDEK -0,09 NORMAL
13,6 Normal normokromik Normal
Normositik
82 CIN-082 Perempuan 16 77,9 153 -1,42 NORMAL 2,65 OBESITAS
13,1 Normal normokromik Normal
Anisositosis ringan
83 RAS-083 Perempuan 14 54 155 -0,93 NORMAL 0,76 NORMAL
9 Rendah (mikrositik), ADB
56
hipokromasi ringan
Normositik
84 HER-084 Perempuan 15 51,4 155 -1,05 NORMAL 0,31 NORMAL
12,3 Normal normokromik Normal
Anisositosis berat
85 LIV-085 Perempuan 15 (mikrositik), 42,8 159 -0,5 NORMAL -1,55 NORMAL
10,3 Rendah hipokromasi sedang ADB
Normositik
86 NIS-086 Perempuan 16 54 155 -1,16 NORMAL 0,48 NORMAL
12,3 Normal normokromik Normal
Normositik
87 DEI-087 Perempuan 16 41,9 159,2 -0,52 NORMAL -1,87 NORMAL
13,4 Normal normokromik Normal
Normositik
88 ALF-088 Perempuan 16 58,6 150,5 -1,83 NORMAL 1,34 GEMUK
13,7 Normal normokromik Normal
Normositik
89 ADA-089 Laki-Laki 16 42,1 157 -2,29 PENDEK -1,83 NORMAL
13,9 Normal normokromik Normal
Anisositosis sedang
90 VIA-090 Perempuan 16 (mikrositik), 36,5 151,5 -1,63 NORMAL -2,16 KURUS
8,3 Rendah hipokromasi berat ADB
Normositik
91 TRI-091 Perempuan 16 46,4 159 -0,53 NORMAL -0,94 NORMAL
12,4 Normal normokromik Normal
Normositik
92 NAB-092 Perempuan 15 37,1 154,8 -1,03 NORMAL -2,28 KURUS
11,7 Rendah normokromik Normal
Normositik
93 AIS-093 Perempuan 15 44 160 -0,3 NORMAL -1,35 NORMAL
13,4 Normal normokromik Normal
Normositik
94 MUH-094 Laki-Laki 16 48,7 163,5 -1,42 NORMAL -1,18 NORMAL
16,4 Normal normokromik Normal
Normositik
95 ELI-095 Perempuan 14 47,9 160 -0,17 NORMAL -0,51 NORMAL
11,6 Rendah normokromik Normal
Normositik
96 RAH-096 Perempuan 15 108,5 168 0,91 NORMAL 3,39 OBESITAS
13,9 Normal normokromik Normal
57
Normositik
97 NUR-097 Perempuan 16 42,4 157 -0,84 NORMAL -1,5 NORMAL
12,1 Normal normokromik Normal
Normositik
98 FIT-098 Perempuan 15 41,6 152 -1,51 NORMAL -1,02 NORMAL
12,7 Normal normokromik Normal
Normositik
99 AND-099 Perempuan 16 51,1 165 0,46 NORMAL -0,59 NORMAL
13,3 Normal normokromik Normal
Normositik
100 AFE-100 Laki-Laki 16 64,8 173,5 0,05 NORMAL 0,36 NORMAL
16 Normal normokromik Normal
Normositik SANGAT
101 AHM-101 Laki-Laki 16 40,4 168 -0,08 NORMAL -3,28
15,4 Normal normokromik Normal KURUS
Normositik
102 AUL-102 Perempuan 16 33,2 144 -2,7 PENDEK -2,06 KURUS
12,9 Normal normokromik Normal
Normositik
103 BER-103 Perempuan 16 52,9 154 -1,25 NORMAL 0,52 NORMAL
12,8 Normal normokromik Normal
Normositik
104 DIA-104 Perempuan 16 41,1 150,5 -1,79 NORMAL -1,03 NORMAL
12,3 Normal normokromik Normal
Normositik
105 SON-105 Perempuan 16 65,3 162,6 -0,01 NORMAL 1,12 GEMUK
12,2 Normal normokromik Normal
Normositik
106 INT-106 Perempuan 14 43 160 -0,13 NORMAL -1,37 NORMAL
11,6 Rendah normokromik Normal
Normositik
107 AHM-107 Laki-Laki 16 44,6 171,5 -0,23 NORMAL -2,99 KURUS
15,5 Normal normokromik Normal
Normositik SANGAT
108 DAV-108 Laki-Laki 15 33,6 143 -3,46 -1,8 NORMAL
14,4 Normal normokromik Normal PENDEK
Anisositosis sedang
109 AYU-109 Perempuan 16 (mikrositik), 48,4 159,3 -0,49 NORMAL -0,63 NORMAL
11,2 Rendah hipokromasi sedang ADB
Anisositosis ringan
110 ERI-110 Perempuan 16 (mikrositik), 45,6 162,5 0,06 NORMAL -1,31 NORMAL
10,8 Rendah hipokromasi ringan ADB
58
Normositik
111 STE-111 Perempuan 16 38,5 145 -2,58 PENDEK -0,93 NORMAL
13,3 Normal normokromik Normal
Normositik
112 NAD-112 Perempuan 16 45 148 -2,17 PENDEK -0,1 NORMAL
14 Normal normokromik Normal
Normositik SANGAT
113 AME-113 Perempuan 16 39 165 0,35 NORMAL -3,19
11,8 Rendah normokromik Normal KURUS
Anisositosis sedang
114 LIN-114 Perempuan 16 (mikrositik), 45 151 -1,71 NORMAL -0,36 NORMAL
10 Rendah hipokromasi ringan ADB
Normositik
115 MMI-115 Laki-Laki 15 50,8 168 -0,48 NORMAL -1,02 NORMAL
16,2 Normal normokromik Normal
Normositik
116 IBN-116 Laki-Laki 15 46,8 164,2 -1,07 NORMAL -1,45 NORMAL
14 Normal normokromik Normal
Normositik
117 ILH-117 Laki-Laki 16 53,1 169,5 -0,48 NORMAL -0,91 NORMAL
16,7 Normal normokromik Normal
Normositik
118 MUH-118 Laki-Laki 13 39,9 161,5 0,29 NORMAL -1,9 NORMAL
13,8 Normal normokromik Normal
Normositik
119 WIN-119 Perempuan 16 42,9 157 -0,81 NORMAL -1,35 NORMAL
13,9 Normal normokromik Normal
Anisositosis berat
120 SIS-120 Perempuan 14 (mikrositik), 37,3 154 -1,11 NORMAL -2,08 KURUS
11,6 Rendah Hipokromasi ringan ADB
59
Frequencies
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 31 25.8 25.8 25.8
Perempuan 89 74.2 74.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 17 14.2 14.2 14.2
14 24 20.0 20.0 34.2
15 23 19.2 19.2 53.3
16 56 46.7 46.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
IMT/U
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus/Sangat Kurus 13 10.8 10.8 10.8
Normal/Gemuk/Obesi
107 89.2 89.2 100.0
tas
Total 120 100.0 100.0
60
TB/U
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendek/Sangat
14 11.7 11.7 11.7
Pendek
Normal/Tinggi 106 88.3 88.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Test of Normality
IMT/U
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
IMT/U Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Usia Kurus/Sangat Kurus .364 13 .000 .722 13 .001
Normal/Gemuk/Obesitas .275 107 .000 .801 107 .000
Mann-Whitney Test
Ranks
Sum of
IMT/U N Mean Rank Ranks
Usia Kurus/Sangat Kurus 13 70.31 914.00
Normal/Gemuk/Obesitas 107 59.31 6346.00
Total 120
TB/U
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
TB/U Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Usia Pendek/Sangat Pendek .364 14 .000 .636 14 .000
Normal/Tinggi .275 106 .000 .804 106 .000
Mann-Whitney Test
Ranks
Sum of
TB/U N Mean Rank Ranks
Usia Pendek/Sangat Pendek 14 75.25 1053.50
Normal/Tinggi 106 58.55 6206.50
Total 120
61
Crosstabs IMT/U
Crosstab
IMT/U
Normal/Ge
Kurus/Sangat muk/Obesit
Kurus as Total
Jenis Laki-Laki Count 2 29 31
Kelamin Expected Count 3.4 27.6 31.0
% within IMT/U 15.4% 27.1% 25.8%
Perempuan Count 11 78 89
Expected Count 9.6 79.4 89.0
% within IMT/U 84.6% 72.9% 74.2%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .831 1 .362
Continuity Correctionb .332 1 .565
Likelihood Ratio .916 1 .339
Fisher's Exact Test .511 .294
Linear-by-Linear Association .824 1 .364
N of Valid Cases 120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3.36.
b. Computed only for a 2x2 table
62
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact Exact
Significance Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-
2.263a 1 .133
Square
Continuity
1.064 1 .302
Correctionb
Likelihood Ratio 1.839 1 .175
Fisher's Exact Test .149 .149
Linear-by-Linear
2.244 1 .134
Association
N of Valid Cases 120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.41.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Anemia Defisiensi Besi
(Anemia Defisiensi Besi / Tidak Anemia 2.910 .686 12.345
Defisiensi Besi)
For cohort IMT/U = Kurus/Sangat Kurus 2.469 .778 7.835
For cohort IMT/U =
.849 .626 1.150
Normal/Gemuk/Obesitas
N of Valid Cases 120
63
Crosstab
IMT/U
Normal/Ge
Kurus/San muk/Obesit
gat Kurus as Total
Makanan Pokok Jarang Count 2 6 8
Expected Count .9 7.1 8.0
% within IMT/U 15.4% 5.6% 6.7%
Sering Count 11 101 112
Expected Count 12.1 99.9 112.0
% within IMT/U 84.6% 94.4% 93.3%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 1.781 1 .182
Continuity Correctionb .556 1 .456
Likelihood Ratio 1.391 1 .238
Fisher's Exact Test .209 .209
Linear-by-Linear Association 1.766 1 .184
N of Valid Cases 120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .87.
b. Computed only for a 2x2 table
64
Crosstab
IMT/U
Kurus/Sangat Normal/Gem
Kurus uk/Obesitas Total
Ikan dan Tidak Count 3 13 16
Hasil Pernah Expected Count 1.7 14.3 16.0
Olahan % within IMT/U 23.1% 12.1% 13.3%
Jarang Count 6 30 36
Expected Count 3.9 32.1 36.0
% within IMT/U 46.2% 28.0% 30.0%
Sering Count 4 64 68
Expected Count 7.4 60.6 68.0
% within IMT/U 30.8% 59.8% 56.7%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
Crosstab
IMT/U
Normal/G
Kurus/San emuk/Obe
gat Kurus sitas Total
Daging, Telur, Tidak Count 0 1 1
dan Olahan Pernah Expected Count .1 .9 1.0
% within IMT/U 0.0% 0.9% 0.8%
Jarang Count 7 23 30
Expected Count 3.3 26.8 30.0
% within IMT/U 53.8% 21.5% 25.0%
Sering Count 6 83 89
Expected Count 9.6 79.4 89.0
% within IMT/U 46.2% 77.6% 74.2%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.517a 2 .038
Likelihood Ratio 5.779 2 .056
Linear-by-Linear Association 5.033 1 .025
N of Valid Cases 120
Crosstab
IMT/U
Normal/Ge Total
Kurus/Sangat
muk/Obesit
Kurus
as
Kacang- Tidak Count 0 3 3
Kacangan Pernah Expected Count .3 2.7 3.0
dan Olahan % within IMT/U 0.0% 2.8% 2.5%
Jarang Count 5 45 50
Expected Count 5.4 44.6 50.0
% within IMT/U 38.5% 42.1% 41.7%
Sering Count 8 59 67
Expected Count 7.3 59.7 67.0
% within IMT/U 61.5% 55.1% 55.8%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square .485a 2 .784
Likelihood Ratio .807 2 .668
Linear-by-Linear Association .326 1 .568
N of Valid Cases 120
Sayur-Sayuran * IMT/U
Crosstab
IMT/U
Normal/
Kurus/Sangat Gemuk/
Kurus Obesitas Total
Sayur- Tidak Count 1 5 6
Sayuran Pernah Expected Count .7 5.4 6.0
% within IMT/U 7.7% 4.7% 5.0%
Jarang Count 3 40 43
Expected Count 4.7 38.3 43.0
% within IMT/U 23.1% 37.4% 35.8%
Sering Count 9 62 71
Expected Count 7.7 63.3 71.0
% within IMT/U 69.2% 57.9% 59.2%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
Buah-Buahan * IMT/U
Crosstab
IMT/U
Normal/Ge
Kurus/San
muk/Obesit
gat Kurus
as Total
Buah- Tidak Count 2 6 8
Buahan Pernah Expected Count .9 7.1 8.0
% within IMT/U 15.4% 5.6% 6.7%
Jarang Count 5 36 41
Expected Count 4.4 36.6 41.0
% within IMT/U 38.5% 33.6% 34.2%
Sering Count 6 65 71
Expected Count 7.7 63.3 71.0
% within IMT/U 46.2% 60.7% 59.2%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .87.
69
Crosstab
IMT/U
Kurus/Sangat Normal/Gem
Kurus uk/Obesitas Total
Susu dan Tidak Pernah Count 2 13 15
Olahan Expected Count 1.6 13.4 15.0
% within IMT/U 15.4% 12.1% 12.5%
Jarang Count 4 40 44
Expected Count 4.8 39.2 44.0
% within IMT/U 30.8% 37.4% 36.7%
Sering Count 7 54 61
Expected Count 6.6 54.4 61.0
% within IMT/U 53.8% 50.5% 50.8%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.63.
70
Crosstab
IMT/U
Kurus/Sangat Normal/Gem
Kurus uk/Obesitas Total
Makanan Tidak Count 4 36 40
Jajanan Pernah Expected Count 4.3 35.7 40.0
% within IMT/U 30.8% 33.6% 33.3%
Jarang Count 6 36 42
Expected Count 4.6 37.4 42.0
% within IMT/U 46.2% 33.6% 35.0%
Sering Count 3 35 38
Expected Count 4.1 33.9 38.0
% within IMT/U 23.1% 32.7% 31.7%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.12.
71
Crosstab
IMT/U
Kurus/Sangat Normal/Gem
Kurus uk/Obesitas Total
Soft Drink Tidak Count 8 44 52
Pernah Expected Count 5.6 46.4 52.0
% within IMT/U 61.5% 41.1% 43.3%
Jarang Count 2 34 36
Expected Count 3.9 32.1 36.0
% within IMT/U 15.4% 31.8% 30.0%
Sering Count 3 29 32
Expected Count 3.5 28.5 32.0
% within IMT/U 23.1% 27.1% 26.7%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3.47.
72
Crosstab
IMT/U
Kurus/Sangat Normal/Gemuk/
Kurus Obesitas Total
Suplemen Tidak Count 10 78 88
Vitamin Pernah Expected Count 9.5 78.5 88.0
% within IMT/U 76.9% 72.9% 73.3%
Jarang Count 0 22 22
Expected Count 2.4 19.6 22.0
% within IMT/U 0.0% 20.6% 18.3%
Sering Count 3 7 10
Expected Count 1.1 8.9 10.0
% within IMT/U 23.1% 6.5% 8.3%
Total Count 13 107 120
Expected Count 13.0 107.0 120.0
% within IMT/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.08.
73
Test Statisticsa
Daging, Kacang-
Ikan dan Telur, Kacanga Sayur- Susu
Hasil dan n dan Sayur Buah- dan
Olahan Olahan Olahan an Buahan Olahan
Crosstabs TB/U
Crosstab
TB/U
Pendek/
Sangat Normal/
Pendek Tinggi Total
Jenis Laki-Laki Count 2 29 31
Kelamin Expected Count 3.6 27.4 31.0
% within TB/U 14.3% 27.4% 25.8%
Perempuan Count 12 77 89
Expected Count 10.4 78.6 89.0
% within TB/U 85.7% 72.6% 74.2%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.103 1 .294
Continuity Correctionb .526 1 .468
Likelihood Ratio 1.230 1 .267
Fisher's Exact Test .516 .241
Linear-by-Linear Association 1.094 1 .296
N of Valid Cases 120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3.62.
b. Computed only for a 2x2 table
75
Crosstab
TB/U
Pendek/Sa
ngat Normal/Tin
Pendek ggi Total
Anemia Anemia Count 0 13 13
Defisiensi Defisiensi Besi % within Anemia
Besi 0.0% 100.0% 100.0%
Defisiensi Besi
Tidak Anemia Count 14 93 107
Defisiensi Besi % within Anemia
13.1% 86.9% 100.0%
Defisiensi Besi
Total Count 14 106 120
% within Anemia
11.7% 88.3% 100.0%
Defisiensi Besi
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact
Significance Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-
1.926a 1 .165
Square
Continuity
.865 1 .352
Correctionb
Likelihood Ratio 3.427 1 .064
Fisher's Exact
.359 .182
Test
Linear-by-Linear
1.910 1 .167
Association
N of Valid Cases 120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.52.
b. Computed only for a 2x2 table
76
Crosstab
TB/U
Pendek/Sa
ngat Normal/Tin
Pendek ggi Total
Makanan Pokok Jarang Count 0 8 8
Expected Count .9 7.1 8.0
% within TB/U 0.0% 7.5% 6.7%
Sering Count 14 98 112
Expected Count 13.1 98.9 112.0
% within TB/U 100.0% 92.5% 93.3%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact
Sig. (2- Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 1.132 1 .287
Continuity Correctionb .244 1 .621
Likelihood Ratio 2.059 1 .151
Fisher's Exact Test .594 .359
Linear-by-Linear Association 1.123 1 .289
N of Valid Cases 120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .93.
b. Computed only for a 2x2 table
77
Crosstab
TB/U
Pendek/San Normal/Tin
gat Pendek ggi Total
Ikan dan Hasil Tidak Count 0 16 16
Olahan Pernah Expected Count 1.9 14.1 16.0
% within TB/U 0.0% 15.1% 13.3%
Jarang Count 3 33 36
Expected Count 4.2 31.8 36.0
% within TB/U 21.4% 31.1% 30.0%
Sering Count 11 57 68
Expected Count 7.9 60.1 68.0
% within TB/U 78.6% 53.8% 56.7%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.87.
78
Crosstab
TB/U
Pendek/S
angat Normal/
Pendek Tinggi Total
Daging, Telur, Tidak Count 0 1 1
dan Olahan Pernah Expected Count .1 .9 1.0
% within TB/U 0.0% 0.9% 0.8%
Jarang Count 4 26 30
Expected Count 3.5 26.5 30.0
% within TB/U 28.6% 24.5% 25.0%
Sering Count 10 79 89
Expected Count 10.4 78.6 89.0
% within TB/U 71.4% 74.5% 74.2%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .12.
79
Crosstab
TB/U
Pendek/Sang Normal/T
at Pendek inggi Total
Kacang- Tidak Count 1 2 3
Kacangan dan Pernah Expected Count .4 2.7 3.0
Olahan % within TB/U 7.1% 1.9% 2.5%
Jarang Count 3 47 50
Expected Count 5.8 44.2 50.0
% within TB/U 21.4% 44.3% 41.7%
Sering Count 10 57 67
Expected Count 7.8 59.2 67.0
% within TB/U 71.4% 53.8% 55.8%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .35.
80
Sayur-Sayuran * TB/U
Crosstab
TB/U
Pendek/San Normal/Tin
gat Pendek ggi Total
Sayur- Tidak Count 0 6 6
Sayuran Pernah Expected Count .7 5.3 6.0
% within TB/U 0.0% 5.7% 5.0%
Jarang Count 3 40 43
Expected Count 5.0 38.0 43.0
% within TB/U 21.4% 37.7% 35.8%
Sering Count 11 60 71
Expected Count 8.3 62.7 71.0
% within TB/U 78.6% 56.6% 59.2%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .70.
81
Buah-Buahan * TB/U
Crosstab
TB/U
Pendek/
Sangat Normal/
Pendek Tinggi Total
Buah- Tidak Count 0 8 8
Buahan Pernah Expected Count .9 7.1 8.0
% within TB/U 0.0% 7.5% 6.7%
Jarang Count 4 37 41
Expected Count 4.8 36.2 41.0
% within TB/U 28.6% 34.9% 34.2%
Sering Count 10 61 71
Expected Count 8.3 62.7 71.0
% within TB/U 71.4% 57.5% 59.2%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .93.
82
Crosstab
TB/U
Pendek/S
angat Normal/
Pendek Tinggi Total
Susu dan Tidak Count 2 13 15
Olahan Pernah Expected Count 1.8 13.3 15.0
% within TB/U 14.3% 12.3% 12.5%
Jarang Count 3 41 44
Expected Count 5.1 38.9 44.0
% within TB/U 21.4% 38.7% 36.7%
Sering Count 9 52 61
Expected Count 7.1 53.9 61.0
% within TB/U 64.3% 49.1% 50.8%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.75.
83
Crosstab
TB/U
Pendek/S
angat Normal/Ti
Pendek nggi Total
Makanan Tidak Count 5 35 40
Jajanan Pernah Expected Count 4.7 35.3 40.0
% within TB/U 35.7% 33.0% 33.3%
Jarang Count 6 36 42
Expected Count 4.9 37.1 42.0
% within TB/U 42.9% 34.0% 35.0%
Sering Count 3 35 38
Expected Count 4.4 33.6 38.0
% within TB/U 21.4% 33.0% 31.7%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.43.
84
Crosstab
TB/U
Pendek/Sa
ngat Normal/Tin
Pendek ggi Total
Soft Drink Tidak Pernah Count 5 47 52
Expected Count 6.1 45.9 52.0
% within TB/U 35.7% 44.3% 43.3%
Jarang Count 4 32 36
Expected Count 4.2 31.8 36.0
% within TB/U 28.6% 30.2% 30.0%
Sering Count 5 27 32
Expected Count 3.7 28.3 32.0
% within TB/U 35.7% 25.5% 26.7%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3.73.
85
Crosstab
TB/U
Pendek/Sa
ngat Normal/
Pendek Tinggi Total
Suplemen Tidak Count 9 79 88
Vitamin Pernah Expected Count 10.3 77.7 88.0
% within TB/U 64.3% 74.5% 73.3%
Jarang Count 2 20 22
Expected Count 2.6 19.4 22.0
% within TB/U 14.3% 18.9% 18.3%
Sering Count 3 7 10
Expected Count 1.2 8.8 10.0
% within TB/U 21.4% 6.6% 8.3%
Total Count 14 106 120
Expected Count 14.0 106.0 120.0
% within TB/U 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
Value df sided)
Nama :
Umur :
Kelas :
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan kebiasaan anda
dalam mengonsumsi makanan
No. Tidak
Bahan Makanan >1x/hari 1x/hari
pernah
1. Makanan Pokok
Nasi
Mie Instan
Kentang
Roti Tawar
Cereal
Lainnya, sebutkan
…………………..
Ikan segar
Ikan Asin
Udang
Kerang
Cumi-cumi
Lainnya, sebutkan
……………………
88
Daging sapi
Daging kambing
Daging ayam
Telur ayam
Nugget/Sosis
Lainnya, sebutkan
……………………
Kacang-kacangan dan
4.
hasil olahannya
Kacang hijau
Kacang tanah
Tahu
Tempe
Lainnya, sebutkan
……………………
5. Sayur-sayuran
Bayam
Kangkung
Daun singkong
Sawi Hijau
89
Lainnya, sebutkan
……………………
6. Buah-buahan
Jeruk
Pepaya
Apel
Pisang
Lainnya, sebutkan
……………………
Yoghurt
Susu
Keju
Ice cream
Lainnya, sebutkan
……………………
8. Makanan Jajanan
Burger
Hotdog
Pizza
Fried Chicken
Spaghetti
90
Lainnya, sebutkan
……………………
9. Soft Drink
Coca-cola
Fanta
Sprite
Pepsi
Lainnya, sebutkan
……………………
Sebutkan
………………….
91
CV PENELITI UTAMA
1. DATA PRIBADI
1. Nama : Audy Firstya Xaviera
2. NIM : 22010117140090
3. Pekerjaan : Mahasiswa
4. Program Studi : Kedokteran
5. Fakultas : Kedokteran
6. Institusi : Universitas Diponegoro
7. Tempat, tanggal lahir : Nganjuk, 5 Juni 1998
8. Jenis kelamin : Perempuan
9. Agama : Islam
10. Alamat : Jl. Tirtayasa VIII No. 8, Melawai,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
11. Alamat E-mail : audyxaviera@gmail.com
12. No. Telp/HP : 081314640388
96
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
No. Tingkat Tempat Pendidikan Lulus Tahun