Anda di halaman 1dari 80

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI PENYAKIT PARU


OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS DI RUANG MELATI
RSUD BANGIL PASURUAN

ANGGIT WIBOWO
NIM : 171210006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI PENYAKIT PARU


OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS DI RUANG MELATI
RSUD BANGIL PASURUAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

ANGGIT WIBOWO
NIM : 171210006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Nganjuk, 02 November 1997 dari pasangan Agus Wibowo


dan Susiana. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2004 penulis lulus dari TK Kartika X, tahun 2010 lulus dari
SD Negeri Pondok Jagung 1 Tangerang Selatan, tahun 2013 lulus dari SMP
Negeri 3 Kertosono dan pada tahun 2016 penulis lulus dari SMK Negeri 1
Kertosono. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang dan memilih program studi Diploma III Keperawatan
dari lima program studi yang ada di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, Juli 2020

Penulis

vi
MOTTO
“Life isn’t easy, but life it easily”

PERSEMBAHAN

Yang paling pertama dan yang paling the best terima kasih kepada Allah SWT
atas segala nikmat berupa kesehatan, kekuatan dan inspirasi yang sangat banyak
dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, alhamdulillah terima kasih ya
Allah.

Ayahku Agus Wibowo tercinta yang tanpa lelah sudah mendukung semua
keputusan dan pilihan dalam hidupku apapun itu, tidak pernah putus doanya untuk
aku dan terima kasih yang sangat banyak untuk Ibuku Susiana yang selalu
mewanti-wanti kedua anak perempuannya untuk tetap menempuh pendidikan
setinggi mungkin. My Partner of My life Aldisa Dwi Putra terima kasih semangat
dan supportnya, untuk adikku I Love You so much terima kasih sudah sedikit
membantu.

Sahabat-sahabat terbaikku Niken, Nenny, Innu, Aeni, Sindi yang senantiasa


memberikan arahan, dukungan serta motivasi. Ambar, Lorensa, Caca serta Hesti
yang sudah menjadi sahabat seperjuangan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah,
sahabat-sahabatku Prodi DIII-Keperawatan angkatan 2017 kebersamaan kita
adalah kenangan yang tak akan terlupakan.

Bapak dan Ibu Dosen Prodi DIII-Keperawatan yang selalu memberikan yang
terbaik bagi mahasiswanya, Ibu Maharani Tri Puspitasari,S.Kep.Ns.,MM selaku
ketua program studi Diploma III Keperawatan dan juga pembimbing utama da
Bapak Afif Hidayatul A.,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing anggota atas
bimbingannya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, beserta seluruh
civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang.

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
Proposal Penelitian ini saya susun dengan tujuan untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang.
Terselesaikannya Proposal Penelitian ini tidak luput dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam penulisan Proposal Penelitian ini. Terutama
kepada H. Imam Fatoni.S.KM,.MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang atas fasilitas dan ilmu yang diberikan di kampus
ini sehingga saya bisa sampai di tahap ini. Maharani Tri
Puspitasari,S.Kep.Ns.,MM selaku ketua program studi Diploma III Keperawatan
dan juga pembimbing utama. Afif Hidayatul Arham,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
pembimbing anggota atas bimbingannya dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah, beserta seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang. Ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada orang
tua dan keluarga atas do’a dan dukungannya, serta teman-teman dan sahabat saya.
Saya berharap mudah-mudahan Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat
bagi saya khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Saya menyadari bahwa
dalam Proposal Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan untuk kesempurnaan penulisan
yang akan datang.

Jombang, Juli 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................... ii
SURAT PERNYATAAN........................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ......................................... xv
ABSTRAK .............................................................................................. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.4 Tujuan................................................................................... 3
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................. 3
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................ 4
1.5 Manfaat................................................................................. 4
1.5.1 Manfaat Teoritis.......................................................... 4
1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit Paru Obstruktif Kronik............................. 6
2.1.1 Pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronik .............. 6
2.1.2 Faktor Risiko yang Memengaruhi PPOK ................... 6
2.1.3 WOC Penyakit Paru Obstruktif Kronik ...................... 9
2.2 Konsep Dasar Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas ........ 10

ix
2.2.1 Definisi ....................................................................... 10
2.2.2 Etiologi ....................................................................... 10
2.2.3 Patofisiologi ................................................................ 11
2.2.4 Tanda dan Gejala ........................................................ 12
2.2.5 Dampak ....................................................................... 13
2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik ............................................. 14
2.2.7 Penatalaksanaan .......................................................... 15
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas................................ 16
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ............................................ 16
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................... 22
2.3.3 Intervensi Keperawatan .............................................. 23
2.3.4 Implementasi Keperawatan......................................... 24
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................ 24
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................. 26
3.2 Batasan Istilah ...................................................................... 26
3.3 Partisipan .............................................................................. 26
3.4 Lokasi dan waktu Penelitian ................................................ 27
3.5 Pengumpulan Data ............................................................... 27
3.6 Uji Keabsahan Data .............................................................. 30
3.7 Analisa Data ......................................................................... 31
3.8 Etik Penelitian ...................................................................... 32
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 34


4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data .......................... 34
4.1.2 Pengkajian ................................................................... 34
4.1.3 Analisa Data ................................................................ 40
4.1.4 Diagnosa Keperawatan ................................................ 41
4.1.5 Intervensi Keperawatan ............................................... 41
4.1.6 Implementasi Keperawatan ......................................... 42
4.1.7 Evaluasi Keperawatan ................................................. 44
x
4.2 Pembahasan ........................................................................... 46
4.2.1 Pengkajian ................................................................... 46
4.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................ 47
4.2.3 Intervensi Keperawatan ............................................... 48
4.2.4 Implementasi Keperawatan ......................................... 49
4.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................. 50
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................... 52
5.2 Saran ..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tanda dan Gejala ........................................................................ 13

Tabel 2.2 Tabel Intervensi Diagnosa Keperawatan NANDA (2018) ......... 23

Tabel 4.1 Identitas klien .............................................................................. 34

Tabel 4.2 Riwayat penyakit ........................................................................ 35

Tabel 4.3 Perubahan pola kesehatan ........................................................... 35

Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik ........................................................................ 37

Tabel 4.5 Hasil pemeriksaan diagnostik ..................................................... 38

Tabel 4.6 Terapi .......................................................................................... 39

Tabel 4.7 Analisa data klien 1 dan klien 2 .................................................. 40

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan klien 1 dan klien 2 ................................. 41

Tabel 4. 9 Implementasi keperawatan ......................................................... 42

Tabel 4.10 Evaluasi keperawatan ................................................................ 44

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 WOC Penyakit Paru Obstruktif Kronik .................................. 9

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Respoden

Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Partisipan

Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 : Peryataan Persetujuan Ikut Penelitian

Lampiran 6 : Format Asuhan Keperawatan

Lampiran 7 : Pernyataan Bebas Plagiasi

Lampiran 8 : Hasil Turnitin

Lampiran 9 : Lembar Persetujuan Judul

Lampiran 10 : Lembar Persetujuan Pembimbing dan Penguji

Lampiran 11 : Lembar Konsultasi Pembimbing

xiv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

CO : Karbon Monoksida
CO2 : Karbon Dioksida
FEV : Forced Expiratory Volume
GOLD : Global Obstructive Lung Disease
COPD : Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Hb : Haemoglobin
HCO3 : Ion Bicarbonat
Ht : Hematokrit
IgE : Immunoglobulin
NIC : Nursing Intervention Clasification
NO2 : Nitrogen Dioksida
NOC : Nursing Outcome Clasification
O2 : Oksigen
PCO2 : Partial Pressure of Carbon Dioxide
PEF : Peak Expiratory Flow
Ph : Potensial Hidrogen
PO2 : Partial Pressure of Oxygen
PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik
SO2 : Sulfur Dioksida
TBC : Tuberculosis
WHO : World Health Organization
WOC : Web of Causation

xv
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN
NAFAS DI RUANG MELATI
RSUD BANGIL PASURUAN

Oleh :
Anggit Wibowo
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) masih menjadi ancaman bagi
masyarakat dunia. Penyakit ini memiliki prognosis yang akan terus memburuk
seiring dengan bertambahnya waktu, salah satu dampak yang akan dirasakan oleh
pasien adalah adanya batuk produktif yang terjadi terus menerus. Aktifasi sel ini
akan menyebabkan akumulasi sekret sehingga terjadi ketidakefektifan bersihan
jalan nafas.
Tujuan penelitian ini mampu memberikan asuhan keperawatan klien yang
mengalami penyakit paru obstruktif kronik dengan ketidakefektifan bersihan jalan
napas di Rumah Sakit. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus,
yang dilakukan pada 2 klien paru obstruktif kronik dengan ketidakefektifan
bersihan jalan napas.
Hasil pengkajian pada klien PPOK pada Tn. D dan Tn. H pada data
subjektif didapatkan Tn. D dan Tn. H sama-sama mengatakan Klien mengatakan
sesak nafas, akan tetapi klien 1 juga mengalami batuk produktif sedangkan klien 2
mengalami batuk kadang-kadang.
Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn D dan Tn. H didapatkan hasil kedua
klien mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
hipersekresi jalan nafas. Saran untuk profesi perawat agar memberikan asuhan
keperawatan secara maksimal dan optimal.

Kata kunci : Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), ketidakefektifan


bersihan jalan napas.

xvi
ABSTRACT

NURSING CARE IN CLIENTS WHO HAVE CHRONIC OBSTRUCTIVE


PULMONARY DISEASE WITH ROAD CLEAN INFECTIVE
BREATHING STUDY IN THE MELATI SPACE GENERAL
HOSPITAL BANGIL PASURUHAN AREA

By:
Anggit Wibowo

Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is still a threat to the


world community. This disease has a prognosis that will continue to deteriorate
over time, one of the effects that will be felt by the patient is the productive cough
that occurs continuously. This cell activation will cause accumulation of
secretions resulting in ineffective airway clearance.
The purpose of this study is to provide nursing care for clients who
experience chronic obstructive pulmonary disease with the ineffectiveness of
airway clearance in hospitals. The design of this study uses the case study method,
which was carried out on 2 chronic obstructive pulmonary clients with ineffective
airway clearance.
The results of the assessment on COPD clients at Mr. D and Mr. H on
subjective data obtained Mr. D and Mr. H both said the client said shortness of
breath, but client 1 also experienced a productive cough while client 2 had a
cough sometimes.
Based on the results of the assessment on Mr. D and Mr. H obtained the
results of both clients experiencing ineffective airway clearance associated with
airway hypersecretion. Suggestions for the nursing profession to provide
maximum and optimal nursing care.

Keywords: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD), Ineffectiveness of


airway clearance.

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) masih menjadi ancaman bagi

masyarakat dunia (Quaderi & Hurst, 2018). PPOK akan berdampak negatif

terhadap kesehatan penderita (Silalahi & Siregar, 2019). Penyakit ini memiliki

prognosis yang akan terus memburuk seiring dengan bertambahnya waktu, salah

satu dampak yang akan dirasakan oleh pasien adalah adanya batuk produktif yang

terjadi terus menerus (Somantri, 2018). Batuk yang terjadi pada pasien PPOK

merupakan akibat dari proses inflamasi bronkus, akibatnya aktivitas sillia

menurun dan terjadi aktifasi sel goblet (Masriadi, 2016). Aktifasi sel ini akan

menyebabkan akumulasi sekret sehingga terjadi ketidakefektifan bersihan jalan

nafas ( Sari, 2016).

Diperkirakan 328 juta orang memiliki COPD di seluruh dunia. Dalam 15

tahun, COPD diperkirakan menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia

(Quaderi & Hurst, 2018). PPOK menjadi urutan pertama pada kelompok penyakit

paru di Negara Indonesia dengan angka kesakitan (35%). Prevalensi PPOK

tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (10,0%) (Qamila et.al., 2019).

Prevalensi PPOK di Jawa Timur sebesar 3,6% (Hermanto, 2018). Data poli klinik

penyakit paru RSUD Bangil menunjukkan terdapat peningkatan kunjungan pasien

PPOK. Pada tahun 2016 diketahui jumlah kunjungan sebanyak 847 pasien PPOK.

Sedangkan pada tahun 2017 meningkat menjadi 969 kunjungan pasien PPOK.

Pada tahun 2018 jumlah pasien PPOK yang berkunjung pada poli klinik penyakit

1
2

paru RSUD Bangil selama 3 bulan terakir sebanyak 219 pasien PPOK (Ningsih,

2018). Berdasarkan data rekam medic RSUD Bangil bulan November dan

Desember 2019 didapatkan penderita PPOK sejumlah 139 pasien (Rekam Medik

RSUD Bangil, 2019).

Rokok, polusi udara dan riwayat ISPA merupakan salah satu penyebab

PPOK. Pajanan terhadap beberapa zat ini dapat menyebabkan terjadinya inflamasi

(Sari, 2016). Sel goblet dapat menjadi hyperplasia akibat aktivitas ini, sehingga

akibatnya terjadi hipersekresi mukus (Nair & Peate, 2015). Produksi mukus

berlebihan akan menyebabkan terjadinya penumpukan mukus. Penumpukan

mukus terjadi karena terhambatnya pembersihan mukosiliar dan berkurangnya

epitel bersilia yang membersihkan mukus yang disebabkan oleh adanya proses

penyakit sehingga mengakibatkan ketidakefektifan bersihan jalan napas (Lestari,

2019).

Masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien PPOK adalah

ketidakefektifan bersihan jalan napas. Masalah ketidakefektifan bersihan jalan

napas dapat terjadi karena adanya akumulasi secret pada jalan napas akibat

masalah yang terjadi secara kronik. Hal ini memerlukan tindakan asuhan

keperawatan yang tepat mulai dari pengkajian sampai dengan intervensi dan

evaluasi. Menurut Nursing Intervention Classification (2019) penatalaksanaan

bersihan jalan nafas dapat dilakukan dengan intervensi chest fisioterapi dan

pemberian teknik batuk efektif yang bertujuan untuk mengeluarkan sputum dan

pengontrolan pernapasan untuk mengurangi sesak. Hasil penelitian terkait

fisioterapi dada menunjukkan adanya pengaruh pemberian fisioterapi dada, batuk

efektif dan nebulizer terhadap peningkatan saturasi oksigen dalam darah sebelum
3

dan sesudah intervensi pada pasien PPOK (Nurmayati et.al., 2019). Selain itu

tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk proses rehabilitasi pasien PPOK

adalah dengan senam pernafasan. Senam pernapasan merupakan sebuah olahraga

tradisional yang memberikan pelayanan, pendidikan dan pelatihan dengan pola

olah napas, olah gerak, dan olah batin serta pemanfaatan energi kehidupan untuk

kesembuhan (Ruliati & Maharani, 2018). Berdasarkan beberapa beberapa hal

tersebut diatas penulis membuat proposal penelitian berupa studi kasus dengan

judul “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Penyakit Paru Obstruktif

Kronik Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Di Rumah Sakit Umum

Daerah Bangil Pasuruan”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien

Yang Mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan

Bersihan Jalan Napas di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil

Pasuruan.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang Melati

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Mampu memberikan Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami

Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan

Napas di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.


4

1.4.2 Tujuan khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan klien yang mengalami Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang

Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

2. Menetapkan diagnosa keperawatan klien yang mengalami Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang

Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

3. Menyusun perencanaan keperawatan klien yang mengalami Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang

Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien yang mengalami Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang

Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

5. Melakukan evaluasi keperawatan klien yang mengalami Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang

Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan untuk

perkembangan pengetahuan ilmu keperawatan dalam asuhan keperawatan

medikal bedah dan menambah wawasan dalam mencari pemecahan masalah

pada klien yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan

ketidakefektifan bersihan jalan napas.


5

1.5.2 Manfaat praktis

Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan informasi sebagai bahan

pertimbangan serta sebagai referensi untuk menambah pengetahuan,

keterampilan dan sikap perawat khususnya dalam kasus pada klien yang

mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan ketidakefektifan

bersihan jalan napas di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

Manfaat untuk klien dan keluarga klien sebagai tambahan ilmu pengetahuan

dalam meningkatkan pelayanan perawatan pada klien yang mengalami

Penyakit Paru Obstruktif Kronik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Selain itu studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas

tindakan keperawatan yang diterima oleh klien yang mengalami Penyakit

Paru Obstruktif Kronik dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit Paru Obstruktif Kronik

2.1.1 Pengertian Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Penyakit paru obstruksi kronik merupakan penyakit yang dicirikan oleh

keterbatasan aliran udara yang bersifat progresif dan dikaitkan dengan

respon inflamasi paru yang tidak normal terhadap partikel atau gas

berbahaya, yang menyebabkan penyempitan jalan nafas, hipersekresi mukus

(Brunner & Suddarth, 2016). PPOK merupakan perpaduan dari dua

penyakit yang terjadi bersamaan yaitu bronkitis kronis dan emfisema.

Bronkitis kronis merupakan kelainan pada bronkus yang sifatnya menahun

yang disebabkan oleh beberapa faktor yang mengakibatkan produksi mukus

berlebih, sedangkan emfisema merupakan kelainan yang terjadi pada

alveolar (Somantri, 2018).

2.1.2 Faktor Risiko yang Memengaruhi PPOK

Menurut (Ikawati, 2016) Beberapa faktor risiko utama yang

mempengaruhi berkembangnya penyakit PPOK, yang dibedakan menjadi

faktor paparan lingkungan dan faktor host/penderitanya. Adapun faktor

yang disebabkan karena paparan lingkungan antara lain yaitu:

a. Merokok

Merokok merupakan penyebab utama terjadinya PPOK pada

perokok dengan risiko 30 kali lebih besar dibandingkan dengan yang

bukan perokok. Kematian akibat PPOK terkait dengan usia mulai

merokok, jumlah rokok yang dihisap, dan status merokok yang

6
7

terakhir saat PPOK mulai berkembang. Namun, bukan berarti

semua penderita PPOK merupakan perokok karena kurang lebih 10

% orang yang tidak merokok mungkin juga menderita PPOK karena

secara tidak langsung terpapar asap rokok sehingga menjadi perokok

pasif (Ikawati, 2016)

b. Pekerjaan

Pekerjaan juga dapat menjadi penyebab terkena penyakit PPOK

karena beberapa pekerjaan berisiko menjadi pemicu terkena penyakit

ini. Pada pekerja industri keramik yang terpapar debu, pekerja

tambang emas dan batu bara, atau pekerja yang terpapar debu katun

dan debu gandum, dan asbes, mempunyai risiko yang lebih besar

untuk terkena penyakit PPOK (Ikawati, 2016)

c. Polusi udara

Pasien yang mempunyai disfungsi paru akan menjadi memburuk

gejalanya dengan adanya polusi udara. Polusi ini bisa berasal dari luar

rumah maupun dari dalam rumah seperti asap pabrik, asap kendaraan

bermotor, asap dapur, dan lain- lain (Ikawati, 2016)

d. Infeksi

Adanya peningkatan kolonisasi bakteri menyebabkan

peningkatan inflamasi yang dapat diukur dari peningkatan jumlah

sputum, peningkatan frekuensi ekserbasi, dan percepatan penurunan

fungsi paru, yang mana semua itu dapat meningkatkan risiko kejadian

PPOK (Ikawati, 2016)


8

2.1.3 WOC Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Asap rokok, polusi udara, riwayat


infeksi saluran udara

Gangguan pembersihan paru

Peradangan bronkus

Produksi sekret meningkat

Batuk tidak efektif

Sekret tidak bisa keluar

Hipersekresi jalan nafas

Ketidakefektifan Obstruksi jalan nafas


Bersihan Jalan Nafas

Pertukaran gas O2 dan Sesak Nafas


CO2 tidak adekuat

Gangguan pertukaran Pola napas tidak


gas efektif

Gambar 2.1 WOC Penyakit paru Obstruksi Kronis (GOLD, 2016)


9

2.2 Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

2.2.1 Definisi

Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan

membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan

jalan nafas tetap paten. Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan seperti,

batuk tidak efektif, sputum berlebih, suara napas mengi atau wheezing dan

ronkhi (NANDA, 2018)

2.2.2 Etiologi

Menurut (NANDA, 2018) etiologi yang menyebabkan

ketidakefektifan bersihan jalan napas pada PPOK terdiri dari penyebab

fisiologis dan penyebab situasional

1) Penyebab fisiologis

a) Spasme jalan napas

b) Hipersekresi jalan napas

c) Disfungsi neuromuscular

d) Benda asing dalam jalan napas

e) Adanya jalan napas buatan

f) Sekresi yang tertahan

g) Hyperplasia dinding jalan napas

h) Proses infeksi

i) Respon alergi

j) Efek agen farmakologis


10

2) Penyebab situasional

a) Merokok aktif

b) Merokok pasif

c) Terpajan polutan

2.2.3 Patofisiologi

Secara normal silia dan mukus di bronkus melindungi dari inhalasi

iritan. Namun, iritasi yang secara terus-menerus yang berasal dari asap

rokok atau polutan dapat memicu inflamasi yang dapat merusak paru-paru

yang menyebabkan respon yang berlebihan pada mekanisme pertahanan

tersebut. Asap rokok akan menghambat pembersihan mukosiliar, faktor

yang menyebabkan gagalnya pembersihan mukosiliar adalah adanya

proliferasi atau pertumbuhan pesat sel goblet. Peningkatan jumlah sel dan

bertambahnya ukuran sel kelenjar penghasil mukus menyebabkan

hipersekresi mukus di saluran nafas. Bersama dengan adanya produksi

mukus, terjadi sumbatan bronkiolus dan alveoli. Fungsi dari silia menurun

dan lebih banyak sekret yang dihasilkan, dengan banyaknya mukus yang

kental dan lengket serta menurunya pembersihan mukosiliar menyebabkan

masalah pada bersihan jalan nafas sehingga menjadi ketidakefektifan

bersihan jalan napas (Ikawati, 2016)

2.2.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang biasa dialami pasien PPOK yang mengalami

ketidakefektifan bersihan jalan napas menurut (Ikawati, 2016) sebagai

berikut :
11

1) Batuk kronis selama 3 bulan dalam setahun, terjadi berselang atau

setiap hari, dan seringkali terjadi sepanjang hari.

2) Produksi sputum secara kronis

3) Lelah, lesu

4) Sesak nafas (dispnea)

5) Penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik (cepat lelah, terengah-

engah)

2.2.5 Dampak

Adapun dampak yang dapat ditimbulkan dari ketidakefektifan

bersihan jalan napas (Oemiati, 2013) pada pasien PPOK diantaranya

sebagai berikut:

1) Sesak napas akibat dari gangguan pertukaran gas

2) Mengurangi aktifitas fisik yang berat (Intoleransi aktivitas)

3) Mengalami rasa cemas dan panik (ansietas)

4) Peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler

2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1) Peak Flow Meter

Spirometri

2) Pemeriksaan radiografi dada

3) Bronkoskopi

4) Pemeriksaan sputum

(Sari, 2016).

2.2.7 Penatalaksanaan

Menurut (Ikawati, 2016) melakukan penatalaksanaan pada PPOK


12

mengupayakan terapi non-farmakologis dan terapi farmakologis. Terapi

non- farmakologi yang dimaksud antara lain seperti berhenti merokok,

rehabilitasi, melakukan aktivitas fisik, dan vaksinasi. Penghentian merokok

merupakan hal yang penting karena hal tersebut dapat menurunkan gejala,

dan meningkatkan kualitas hidup penderita

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan

Napas

2.3.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dari sebuah proses keperawatan.

Pada tahap pengkajian terjadi proses pengumpulan data. Berbagai data

yang dibutuhkan baik wawancara, observasi, atau hasil laboratorium

dikumpulkan oleh petugas keperawatan. Pengkajian memiliki peran yang

penting, khususnya ketika ingin menentukan diagnosa keperawatan,

perencanaan tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, serta

evaluasi keperawatan (Prabowo, 2018)

Selain itu, hal-hal yang perlu dilakukan pada pengkajian

keperawatan pada pasien PPOK dengan bersihan jalan napas tidak efektif

(Muttaqin, 2014) yaitu :

a. Biodata pasien

b. Keluhan utama

c. Riwayat kesehatan saat ini

d. Riwayat kesehatan keluarga

e. Pemeriksaan fisik
13

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA, (2018) Diagnosa keperawatan yang difokuskan pada

pasien PPOK dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan

napas berhubungan dengan (b.d) hipersekresi jalan napas ditandai dengan (d.d)

batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi, wheezing dan/

atau ronkhi kering. Adapun gejala dan tanda minor ketidakefektifan bersihan

jalan napas yaitu dyspnea, sulit bicara, ortopnea, gelisah, sianosis, bunyi napas

turun, frekuensi nafas berubah, pola nafas berubah.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.1 Intervensi Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC (2018)

Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakefektifan Bersihan NOC : NIC :


Jalan Napas 1. Respiratory status : 1. Airway suction
Ventilation a. Pastikan kebutuhan oral /
Definisi : Ketidakmampuan 2. Respiratory status : tracheal suctioning
untuk membersihkan sekresi Airway patency b. Auskultasi suara nafas sebelum
atau obstruksi dari saluran 3. Aspiration Control dan sesudah suctioning.
pernafasan untuk c. Informasikan pada klien dan
mempertahankan kebersihan Kriteria Hasil : keluarga tentang suctioning
jalan nafas. 1. Mendemonstrasikan d. Minta klien nafas dalam sebelum
batuk efektif dan suara suction dilakukan.
Batasan Karakteristik : nafas yang bersih, e. Berikan O2 dengan menggunakan
1. Dispneu, Penurunan suara tidak ada sianosis dan nasal untuk memfasilitasi suksion
nafas dyspneu (mampu nasotrakeal
2. Orthopneu mengeluarkan sputum, f. Gunakan alat yang steril sitiap
3. Cyanosis mampu bernafas melakukan tindakan
4. Kelainan suara nafas dengan mudah, tidak g. Anjurkan pasien untuk istirahat
(rales, wheezing) ada pursed lips) dan napas dalam setelah kateter
5. Kesulitan berbicara 2. Menunjukkan jalan dikeluarkan dari nasotrakeal
6. Batuk tidak efektif atau nafas yang paten (klien h. Monitor status oksigen pasien
tidak ada tidak merasa tercekik, i. Ajarkan keluarga bagaimana cara
7. Mata melebar irama nafas, frekuensi melakukan suksion
8. Produksi sputum pernafasan dalam j. Hentikan suksion dan berikan
9. Gelisah rentang normal, tidak oksigen apabila pasien
10. Perubahan frekuensi dan ada suara nafas menunjukkan bradikardi,
irama nafas abnormal) peningkatan saturasi O2, dll.
3. Dapat 2. Airway Management
14

Faktor-faktor yang mengidentifikasi dan a. Buka jalan nafas, guanakan


berhubungan: mencegah factor yang teknik chin lift atau jaw thrust
1. Lingkungan : merokok dapat menghambat bila perlu
menghirup asap rokok, jalan nafas. b. Posisikan pasien untuk
perokok pasif. memaksimalkan ventilasi
2. Fisiologis : disfungsi c. Identifikasi pasien perlunya
neuromuskular,hiperplasi pemasangan alat jalan nafas
a dinding bronkus, alergi buatan
jalan nafas, asma. d. Pasang mayo bila perlu
3. Obstruksi jalan nafas : e. Lakukan fisioterapi dada jika
spasme jalan nafas, perlu
sekresi f. Keluarkan sekret dengan batuk
tertahan,banyaknya atau suction
mukus, adanya jalan g. Auskultasi suara nafas, catat
nafas buatan, sekresi adanya suara tambahan
bronkus, adanya eksudat h. Lakukan suction pada mayo
di alveolus, adanya benda i. Berikan bronkodilator bila perlu
asing di jalan nafas. j. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan merupakan perilaku atau aktivitas spesifik yang

dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan.

Tindakan-tindakan keperawatan pada intervensi keperawatan terdiri dari

observasi, terapeutik, kolaborasi dan edukasi (NANDA, 2018).

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan untuk

mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

Evaluasi keperawatan dicatat menyesuaikan dengan diagnosa keperawatan

dimana evaluasi untuk setiap diagnosa keperawatan meliputi data subjektif (S),

data objektif (O), analisa permasalahan atau Assesment merupakan kesimpulan

antara data subjective dan data objective dengan tujuan dan kriteria hasil,

kemudian mencantumkan diagnosis atau masalah keperawatan (A), serta

perencanaan ulang berdasarkan analisa (P) (Dinarti, 2013).


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan metode studi kasus. Studi kasus

merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit

penelitian secara intensif (Nursalam, 2017).

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam kasus ini adalah asuhan keperawatan klien yang

mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan

Bersihan Jalan Napas di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil

Pasuruan., maka penyusun studi kasus harus menjabarkan tentang konsep

asuhan keperawatan klien yang mengalami penyakit paru obstruktif kronik

dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas.

3.3 Partisipan

Partisipan pada kasus ini adalah 2 klien yang mengalami Penyakit

Paru Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di

Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan.

1) 2 klien PPOK dalam keadaan sadar.

2) 2 klien yang kooperatif.

3) 2 klien PPOK dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

4) 2 klien yang dirawat di ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan.

5) Usia 45-59 Tahun

15
16

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi

Lokasi studi kasus ini akan dilaksanakan di Ruang Melati RSUD

Bangil jalan Raya Raci Bangil, Balungbendo, Masangan, Bangil,

Pasuruhan, Provinsi Jawa Timur.

3.4.2 Waktu

Waktu ditetapkan yaitu sejak pertama klien MRS sampai klien pulang,

atau klien yang di rawat minimal 3 hari. Karya tulis ilmiah dimulai pada

bulan Februari 2020.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah pengumpulang data bergantung rancangan

penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2017).

1. Wawancara

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan digunakan sebagai penguji kualitas data/informasi yang

di dapatkan dari penelitian studi kasus sehingga menghasilkan data memiliki

validitas yang tinggi. Data dalam penelitian studi kasus menurut Nursalam

(2017) yaitu: kepercayaan, ketergantungan, kepastian

3.7 Analisa Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data


17

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan

dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan

(Nursalam, 2017).

Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data yang selanjutnya untuk diinterpretasikan

oleh peneliti dibandingkan dengan teori yang ada sebagai bahan untuk

memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut, urutan dalam analisis

adalah (Nursalam, 2017) : pengumpulan data, penyajian data, kesimpulan

h. Etik Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data

dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip

menghargai, hak-hak subjek, dan prinsip keadilan. Selanjutnya diuraikan

sebagai berikut menurut (Nursalam, 2017) menyatakan bahwa: Informed

consent, Tanpa nama (anonymity), Kerahasiaan (confidentiality)


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengumpulan Data

Lokasi penelitian di ruang melati RSUD Bangil Pasuruan Jl. Raya

Raci Bangil No. 67153 Kab. Pasuruan. Ruang Melati, terdiri dari 16

ruangan. Peneliti melakukan penelitian dan pengkajian di ruang 5 atau

ruang penyakit paru-paru untuk pasien PPOK.

4.1.2 Pengkajian

Tabel 4.1 Identitas klien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2


Nama Tn. D Tn. H
Umur 58 tahun 60 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Swasta Swasta
Status Perkawinan Menikah Menikah
Alamat Ds. Bangil rejo Kec. Ds. Kedungrejo Kec. Winongan
Bangil Kab. Pasuruan Kab. Pasuruan
Suku/Bangsa Jawa Jawa
Tanggal MRS 24 Februari 2020 25 Februari 2020
Tanggal Pengkajian 26 Februari 2020 26 Februari 2020
Jam masuk 04.00 WIB 06.00 WIB
No. RM 55XXXX 56XXXX
Diagnosa masuk PPOK PPOK
Sumber : Data primer, 2020

18
19

Tabel 4.2 Riwayat penyakit

Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2


Keluhan utama Klien mengatakan sesak nafas Klien mengatakan sesak nafas 5
sudah 4 hari dan batuk hari

Riwayat penyakit Klien mengatakan sesak sejak Klien mengatakan sesak nafas
sekarang 4 hari yang lalu di sertai batuk sejak 5 hari yang lalu klien
setalah merokok satu hari perokok aktif dan sebelum sesak
menghabiskan dua bungkus nafas satu hari menghabiskan 1
rokok, oleh keluarga dibawa bungkus rokok, klien priksa ke
ke IGD dan dokter IGD RSUD Bangil Pasuruan
menyarankan klien untuk dan dokter menyarankan klien
rawat inap RSUD Bangil untuk rawat inap.
Pasuruan

Riwayat penyakit Klien mengatakan bahwa klien Klien mengatakan bahwa klien
dahulu tidak pernah menderita tidak pernah menderita penyakit
penyakit seperti ini seperti ini sebelumnya tetapi
sebelumnya tetapi klien klien perokok aktif
perokok aktif

Riwayat penyakit Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan


keluarga didalam keluarganya tidak ada didalam keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit yang yang menderita penyakit yang
sedang dialami oleh klien sedang dialami oleh klien

Sumber: Data primer, 2020


20

Tabel 4.3 Perubahan pola kesehatan

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2


Pola manajemen Di rumah: Klien ketika Di rumah: Klien ketika sakit
kesehatan sakit meminum obat dari sering meminum obat dari
dokter atau apotek. warung jika tidak sembuh
priksa kedokter

Di RS: Klien mematuhi Di RS: Klien mematuhi


semua anjuran dokter dan semua anjuran dokter dan
meminum obat sesuai meminum obat sesuai
anjuran doter dan perawat. anjuran doter dan perawat.

Pola Nutrisi Di rumah: Klien Di rumah: Klien mengatakan


mengatakan makan 3 makan 3 x/hari, porsi sedang,
x/hari, porsi sedang, dengan dengan lauk pauk dan sayur.
lauk pauk dan sayur. Minum ± 1500 ml/hari
Minum ± 1000 ml/hari

Di RS: Klien mengatakan Di RS: Klien mengatakan


makan 3 x/hari porsi RS, makan 3 x/hari porsi RS,
dengan diit tinggi kalori dengan diit tinggi kalori
tinggi protein. tinggi protein.
Minum ± 700 ml/hari. Minum ± 750 ml/hari

Pola Eliminasi Di rumah: Klien Di rumah: Klien mengatakan


mengatakan BAB 1 x/hari BAB 1 x/hari konsistensi
konsistensi lembek,bau lembek,bau khas feses, tidak
khas feses, tidak konstipasi, konstipasi, frekuensi sedang
frekuensi sedang dan tidak dan tidak ada keluhan BAB.
ada keluhan BAB. Klien BAK ± 6-7 kali sehari
Klien BAK ± 4-5 kali dengan warna urine jernih,
sehari dengan warna urine bau khas amoniak, dan tidak
jernih, bau khas amoniak, ada keluhan saat BAK
dan tidak ada keluhan saat
BAK

Di RS: Klien mengatakan Di RS: Klien mengatakan


baru BAB tadi pagi sejak belum bisa BAB sejak MRS
MRS Klien BAK ± 3-4 kali sehari
Klien BAK ± 2-3 kali warna urine jernih, bau khas
sehari warna urine jernih, amoniak, dan tidak ada
bau khas amoniak, dan keluhan saat BAK
tidak ada keluhan saat BAK

Di rumah: Klien Di rumah: Klien mengatakan


Pola Istirahat Tidur mengatakan tidur ± 7-8 tidur ± 7-8 jam/hari dengan
jam/hari dengan kualitas kualitas tidur nyenyak dan
tidur nyenyak dan ketika ketika bangun badan terasa
bangun badan terasa segar segar

Di RS: Klien mengatakan Di RS: Klien mengatakan


tidur ± 4-5 jam/hari sering tidur ± 3-4 jam/hari sering
21

terbangun karena bising terbangun karena banyak


dari pasien lain. yang menjenguk dan lampu
yang terlalu terang.

Di rumah: Klien Di rumah: Klien mengatakan


Pola Aktivitas mengatakan sebelum sakit sebelum sakit biasa
biasa melakukan pekerjaan melakukan pekerjaan dan
dan aktivitas sehari-hari aktivitas sehari-hari secara
secara mandiri mandiri

Di RS: Saat sakit semua Di RS: Saat sakit semua


aktivitas klien dibantu aktivitas klien dibantu
keluarga dan klien tidak keluarga dan klien tidak bisa
bisa pergi bekerja. pergi bekerja.

Klien sudah menikah ± 41 Klien sudah menikah ± 44


Pola Reproduksi tahun dan memiliki 3 orang tahun dan memiliki 4 orang
anak anak.

Klien tidak mengalami Klien merasa sedih karena


Pola Managemen Stress stress karena ada keluarga sakitnya ini membuat dia
yang selalu ada kepikiran dan keluarga susah
disampingnya saat sakit. saat banyak pikiran klien
Saat banyak pikiran klien biasa merokok untuk
sering melampiaskan menenagkan pikiran
dengan merokok
Sumber: Data primer, 2020

Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Klien 1 Klien 2


Suhu 36 oC 37 oC
Nadi 80 x/menit 82 x/menit
Tekanan Darah 130/80 mmHg 120/90 mmHg
Respirasi Rate 36 x/menit 35 x/menit
GCS 4-5-6 4-5-6
Composmentis Composmentis

Pemeriksaan Head To
Toe Bentuk kepala simetris, Bentuk kepala simetris, rambut
Kepala rambut bersih,tidak ada lesi, bersih,tidak ada lesi, dan tidak
dan tidak ada nyeri tekan ada nyeri tekan

Mata simetris, tidak cekung, Mata simetris, tidak cekung,


Mata konjungtiva anemis, isokor, konjungtiva anemis, isokor,
penururnan fungsi penururnan fungsi penglihatan
penglihatan karena usia, dan karena usia, dan tidak buta
tidak buta warna warna

Hidung Bentuk hidung simetris, Bentuk hidung simetris, tidak


tidak ada polip, dan fungsi ada polip, dan fungsi pembau
22

pembau baik baik.

Telinga Bentuk telinga simetris, Bentuk telinga simetris,


pendengaran baik, telinga pendengaran baik, telinga
bersih bersih

Mulut Bentuk mulut simetris, gigi Bentuk mulut simetris, gigi


kuning, tidak ada karies, kuning, ada karies, tidak ada
tidak ada peradangan gusi, peradangan gusi, mukosa bibir
mukosa bibir kering kering

Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar


kelenjar thyroid, tidak ada thyroid, tidak ada nyeri telan
nyeri telan dan nyeri tekan, dan nyeri tekan, tidak ada
tidak ada bendungan vena bendungan vena jugularis
jugularis

Thorax dan paru Klien sesak nafas, bentuk Klien sesak nafas, bentuk dada
dada simetris, tidak ada lesi, simetris, tidak ada lesi, tidak
tidak ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, terdapat suara
terdapat suara nafas nafas tambahan ronchi, pola
tambahan ronchi, pola nafas nafas dalam dan dangkal,
dalam dan dangkal, irama irama nafas tidak teratur,
nafas tidak teratur, batuk terpasang O2 naal kanul 4 lpm,
lemah, terpasang O2 nasal terdapat pernafasan cuping
kanul 4 lpm, terdapat hidung, dan RR : 35 x/menit
pernafasan cuping hidung,
dan RR : 36 x/menit

Jantung Bentuk dada simetris, tidak Bentuk dada simetris, tidak


terdapat nyeri dada, irama terdapat nyeri dada, irama
jantung teratur, CRT ≤ 2 jantung teratur, CRT ≤ 2 detik
detik, , dan akral dingin, dan, akral hangat, basah,dan
basah,dan pucat pucat

Abdomen Tidak terdapat asites, tidak Tidak terdapat asites, tidak ada
ada nyeri tekan,dan tidak nyeri tekan,dan tidak
terpasang NGT terpasang NGT

Genetalia Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


kandung kemih, tidak ada kandung kemih, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada lesi, nyeri tekan, tidak ada lesi, dan
dan tidak terpasang kateter tidak terpasang kateter

Ekstremitas Ekstremitas atas : tidak ada Ekstremitas atas : tidak ada


luka, terpasang infus NS 14 luka, terpasang infus NS 21
tpm, tidak ada kelainan tpm, tidak ada kelainan
ekstremitas ekstremitas
Ekstremitas bawah : tidak Ekstremitas bawah : tidak ada
ada luka, dan tidak ada luka, dan tidak ada kelainan
kelainan ekstremitas ekstremitas
Sumber: Data primer, 2020
23

Tabel 4.5 Hasil pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan Hasil
Klien 1 Klien 2 Nilai Normal
Tanggal pemeriksaan 24 Februari 2020 25 Februari 2020

Darah lengkap

Leukosit (WBC) 7,245 9,234 3,70-10,1


Neutrofil 5,3 7,3
Limfosit 1,1 0,7
Monosit 0,8 0,8
Eosinofil 0,0 0,2
Basofil 0,1 0,1
Neutrofil % 72,5% 79,6% 39,3 - 73,7 %
Limfosit % 15,2% 8,0% 18,0 – 48,3 %
Monosit % 11,1% 8,5% 4,40 – 12,7 %
Eosinofil % 0,2% 2,7% 0,600 -7,30 %
Basofil % 1,0% 1,2% 0,00 – 1,70 %
Eritrosit (RBC) 5,734106/µL 4,510106/µL 4,6 – 6,2 106/µL
Hemoglobin (HGB) 16,89g/dL 14,08g/dL 13,5 – 18,0 g/dL
Hematokrit (HCT) 50,80% 40,98% 40 – 54 %
MCV 88,60µm3 90,87µm3 81,1 – 96,0 µm3
MCH 29,46pg 31,23pg 27,0 – 31, 2 pg
MCHC 33,25g/dL 34,37g/dL 31,8 – 35,4 g/dL
RDW 12,06% 11,65% 11,5 – 14,5 %
PLT 160103/µL 178103/µL 155 – 366 103/µL
MPV 9,609fL 8,254fL 6,90 – 10,6 fL
Faal Ginjal
BUN 14,5mg/dL 19mg/dL 7,8 – 20,23 mg/dL
Kreatinin 0,9mg/dL 1,245mg/dL 0,8 – 1,3 mg/dL
Elektrolit
Natrium (Na) 136mmol/L 136,10mmol/L 135 – 147 mmol/L
Kalium (K) 4,2 mmol/L 6,89mmol/L 3,5 – 5 mmol/L
Klorida (Cl) 95,7mmol/L 99,60mmol/L 95 – 105 mmol/L
Kalsium Ion 1,27mmol/L 1,300mmol/L 1,16 – 1,32
Gula Darah mmol/L
Gula Darah Sewaktu 120 mg/dL 110 mg/dL < 200 mg/dL

Sumber: Laboraturium RSUD Bangil, 2020


24

Tabel 4.6 Terapi

Terapi
Klien 1 Klien 2
Infus Ns 1000cc/24jam 14 tpm Infus Ns 1500cc/24jam 21 tpm
Injeksi Ondansentron 3x2 mg Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp
Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp Injeksi Antrain 3x1amp
Injeksi Antrain 3x1amp Nebule Combivent per 8 jam
Nebule Combivent per 8 jam
Nebule Pulmicort per 8 jam
Sumber: Rekam Medik Pasien, 2020

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.7 Analisa data klien 1 dan klien 2

Data klien 1 Etiologi Masalah


Data Subjektif :Klien mengatakan Asap rokok, polusi udara, Ketidakefektifan Bersihan
sesak nafas dan batuk riwayat infeksi saluran udara Jalan Napas

Data Objektif Gangguan pembersihan paru


1. Keadaan umum Lemah
2. Konjungtiva Tidak Anemis Peradangan bronkus
3. Nafas dangkal
4. Kesadaran : Composmentis Produksi sekret meningkat
5. GCS : 4-5-6
Batuk tidak efektif
6. Tanda-Tanda Vital
TD : 130/80 mmHg Sekret tidak bisa keluar
N : 80 x/mnt
S : 36 oC Hipersekresi jalan nafas
RR : 36 x/mnt
7. Terpasang O2 nasal kanul 4 lpm
8. Adanya pernafasan cuping
hidung
9. Adanya suara nafas tambahan :
ronchi
10. Klien perokok aktif satu hari
menghabiskan dua bungkus
rokok
25

Data klien 2 Etiologi Masalah


Data Subjektif : Asap rokok, polusi udara, Ketidakefektifan Bersihan
Klien mengatakan sesak nafas riwayat infeksi saluran udara Jalan Napas

Data Objektif : Gangguan pembersihan paru


1. Keadaan umum lemah
2. Konjungtiva tidak anemis Peradangan bronkus
3. Nafas klien dangkal
4. Kesadaran : Composmentis Produksi sekret meningkat
5. GCS : 4-5-6
6. Tanda – Tanda Vital Batuk tidak efektif
TD : 120/90 mmHg
N : 82 x/mnt Sekret tidak bisa keluar
S : 37oC
RR : 35 x/menit Hipersekresi jalan nafas
7. Terpasang O2 nasal kanul 4 lpm
8. Adanya pernafasan cuping
hidung
9. Adanya suara nafas tambahan :
ronchi
10. Klien perokok aktif satu hari
menghabiskan 1 bungkus rokok
Sumber: Data primer, 2020

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Klien 1 dan klien 2 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersekresi
jalan nafas
26

4.1.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan klien 1 dan klien 2

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Peningkatan (Manajemen) batuk
Bersihan jalan napas tindakan 3 x 24 jam a. Dukung pasien untuk menarik
berhubungan dengan diharapkan keadaan nafas dalam beberapa kali.
hipersekresi jalan nafas pasien membaik b. Minta pasien untuk nafas dalam
kriteria hasil: beberapa kali, keluarkan
1. Frekuensi, irama perlahan dan batukkan di akhir
pernapasan dalam ekshalasi (penghembusan).
rentan normal c. Minta pasien untuk batuk
2. Kedalaman inspirasi: dilanjutkan dengan beberapa
tidak ada otot bantu periode nafas dalam
pernafasan d. Dampingi pasien menggunakan
3. Kemampuan untuk bantal atau selimut yang dilipat
mengeluarkan sekret untuk menahan perut saat batuk.
dengan batuk efektif
4. Tidak ada suara 2. Manajemen Asma
tambahan a. Ajarkan teknik yang tepat untuk
5. Tidak ada pernapasan menggunakan pengobatan dan
cuping hidung alat (misalnya, inhaler,
nebulizer, peakflow meter).
b. Monitor kecepatan, irama,
kedalaman, dan usaha
pernapasan.
c. Auskultasi suara paru setelah
dilakukan penanganan untuk
menentukan hasilnya.

3. Pengaturan posisi
Posisikan pasien untuk mengurangi
dyspnea (misalnya : semifowler).
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi

Sumber: Herdman (2015) dan Butcher (2016)


27

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.9 Implementasi keperawatan


Diagnosa Paraf
Keperawatan Jam Hari ke-1 Paraf Jam Hari ke-2 Paraf Jam Hari ke-3
Rabu, 26 Kamis, 27 Jumat, 28
Februari 2020 Februari 2020 Februari 2020

Klien 1 08.15 Mengatur 08.00 Mengatur 16.15 Melakukan


posisi pasien posisi pasien tindakan
Ketidakefekti semi fowler semi fowler kolaborasi tim
fan Bersihan dengan dengan medis
Jalan Napas mengatur bed mengatur bed memberikan
pasien pasien Ondansentron 2
mg dan Antrain
Memonitor Melakukan 2 ml
08.50 kecepatan, 08.15 tindakan
irama, delegasi Mengatur posisi
16.50
kedalaman, memberikan pasien semi
dan usaha Ondansentron fowler
pernafasan: 2 mg dan
terdapat Antrain 2 ml 17.00 Melakukan
pernafasan tindakan
cuping hidung Melakukan nebulizer :
tindakan combivent
11.10 Melakukan 09.00 nebulizer :
tindakan combivent Mengauskultasi
nebulizer : 17.10 suara nafas
combivent Mengauskulta tambahan :
Mengauskulta 10.15 si suara nafas ronchi
si suara nafas tambahan :
tambahan ronchi 17.15 Memonitor
ronchi Memonitor kecepatan,
11.20 kecepatan, irama,
Memonitor irama, kedalaman, dan
12.00 kedalaman, usaha pernafasan
TTV
TD : 120/80 dan usaha
pernafasan Mengajarkan
mmHg
Mengajarkan pasien batuk
N : 87 x/mnt 12.15 18.20
pasien batuk efektif : Minta
S : 36,7oC
efektif : Minta pasien untuk
RR : 36 x/mnt
pasien untuk nafas dalam
nafas dalam beberapa kali,
Mengajarkan beberapa kali, keluarkan
12.30 pasien batuk keluarkan perlahan dan
efektif : Minta perlahan dan batukkan di
pasien untuk batukkan di akhir ekshalasi
nafas dalam akhir ekshalasi (penghembusan)
13.10 Memonitor
beberapa kali,
TTV Memonitor TTV
keluarkan 18.40
TD : 120/80 TD : 120/90
perlahan dan
mmHg mmHg
batukkan di
N : 85 x/mnt N : 86 x/mnt
akhir ekshalasi
S : 36,5oC S : 36,8oC
penghembusan
RR : 30 x/mnt RR : 28 x/mnt
28

Diagnosa Jam Hari ke-1 Paraf Jam Hari ke-2 Paraf Jam Hari ke-3 Paraf
Keperawatan Kamis, 27 Jumat, 28 Sabtu, 29
Februari 2020 Februari 2020 Februari 2020

Klien 2 09.00 Melakukan 16.15 Mengatur 08.15 Mengatur posisi


Ketidakefekti tindakan posisi pasien pasien semi
fan Bersihan delegasi semi fowler fowler
Jalan Napas memberikan
Ranitidin50 16.50 Melakukan 08.50 Memonitor
mg/ 2 ml tindakan kecepatan,
delegasi irama,
Mengatur memberikan kedalaman, dan
posisi pasien Ranitidin50 usaha pernafasan
semi fowler mg/ 2 ml
09.10 Mengganti
Melakukan 17.10 Melakukan cairan infus Ns
tindakan tindakan
09.15 nebulizer : nebulizer : 11.00 Melakukan
combivent dan combivent dan tindakan
pulmicort pulmicort nebulizer :
combiventdan
Mengauskulta 18.00 Mengauskulta pulmicort
si suara nafas si suara nafas
tambahan : tambahan : 11.15 Mengauskultasi
ronchi ronchi suara nafas
10.00 tambahan :
Mengajarkan 18.15 Memonitor ronchi
pasien batuk kecepatan,
efektif : Minta irama, 12.20 Memonitor TTV
pasien untuk kedalaman, TD : 110/80
nafas dalam dan usaha mmHg
beberapa kali, pernafasan N : 86 x/mnt
keluarkan S : 36,8oC
perlahan dan 18.30 Mengajarkan RR : 27 x/mnt
batukkan di pasien batuk
akhir ekshalasi efektif : Minta 13.20 Mengajarkan
10.1 penghembusan pasien untuk pasien batuk
nafas dalam efektif : Minta
Memonitor beberapa kali, pasien untuk
TTV keluarkan nafas dalam
11.20
TD : 130/90 perlahan dan beberapa kali,
mmHg batukkan di keluarkan
N : 864 x/mnt akhir ekshalasi perlahan dan
S : 37,0oC Memonitor batukkan di
RR : 30 x/mnt 18.45 TTV akhir ekshalasi
TD : 120/90 (penghembusan)
mmHg
N : 86 x/mnt
S : 37,2oC
RR : 28 x/mnt

Sumber: Data primer, 2020


29

4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.10 Evaluasi keperawatan

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Diagnosa Rabu, 26 Februari Paraf Kamis, 27 Februari Jumat, 28 Februari
Keperawatan 2020 2020 Paraf 2020 Paraf

Klien 1 S : Klien mengeluh S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan


Ketidakefekti sesak nafas disertai sesak dan batuk sedikit sesak dan batuk
fan Bersihan batuk berkurang sudah berkurang
Jalan Napas
O: O: O:
1. Keadaan Umum 1. Keadaan Umum 1. Keadaan Umum
lemah lemah lemah
2. TTV 2. TTV 2. TTV
TD : 120/80 TD : 120/80 mmHg TD : 120/80 mmHg
mmHg N : 85 x/mnt N : 86 x/mnt
N : 87 x/mnt S : 36,5oC S : 36,8oC
S : 36,7oC RR : 30 x/mnt RR : 28 x/mnt
RR : 33 x/mnt GCS : 4-5-6 GCS : 4-5-6
GCS : 4-5-6 Composmentis Composmentis
Composmentis 3. Suara nafas ronchi 3. Suara nafas
3. Suara nafas 4. Terdapat ronchi
ronchi pernapasan cuping 4. Terdapat
4. Terdapat hidung pernapasan
pernapasan 5. Akral hangat, cuping hidung
cuping hidung kering,dan merah 5. Akral hangat,
5. Akral hangat, 6. Terpasang nasal kering,dan merah
kering, dan merah kanul 4 lpm 6. Terpasang nasal
6. Terpasang nasal 7. Terpasang infus NS kanul 4 lpm
kanul 4 lpm 14 tpm 7. Terpasang infus
7. Terpasang infus NS 14 tpm
NS 14 tpm A : Masalah teratasi
sebagian
A : Masalah teratasi
A : Masalah belum P: sebagian
teratasi Intervensi keperawatan
dilanjutkan
P: 1. Peningkatan P:
Intervensi manjemen batuk Intervensi
keperawatan 2. Manajemen asma keperawatan
dilanjutkan dilanjutkan
1. Pengaturan 1. Peningkatan
posisi manajemen batuk
2. Peningkatan
manjemen
batuk
3. Manajemen
asma
30

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Diagnosa Kamis, 27 Februari Paraf Jumat, 28 Februari Paraf Sabtu, 29 Februari Paraf
Keperawatan 2020 2020 2020

Klien 2 S:Klien S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan


Ketidakefekti mengatakan sesak sesak nafas mulai sesak nafas sudah
fan Bersihan nafas berkurang berkurang
Jalan Napas
O: O: O:
1. Keadaan Umum 1. Keadaan Umum 1. Keadaan Umum
lemah lemah lemah
2. TTV 2. TTV 2. TTV
TD : 130/90 TD : 120/90 mmHg TD : 110/80
mmHg N : 86 x/mnt mmHg
N : 84 x/mnt S : 37,2oC N : 86 x/mnt
S : 37,0oC RR : 28 x/mnt S : 36,8oC
RR : 30 x/mnt GCS : 4-5-6 RR : 27 x/mnt
GCS : 4-5-6 Composmentis GCS : 4-5-6
Composmentis 3. Suara nafas ronchi Composmentis
3. Suara nafas 4. Terdapat 3. Suara nafas
ronchi pernapasan cuping ronchi
4. Terdapat hidung 4. Terdapat
pernapasan 5. Penggunaan otot pernapasan
cuping hidung bantu nafas cuping hidung
5. Penggunaan otot 6. Akral hangat, 5. Penggunaan otot
bantu nafas kering, dan merah bantu nafas
6. Akral hangat, 7. Terpasang nasal 6. Akral hangat,
kering, dan merah kanul 4 lpm kering, dan merah
7. Terpasang nasal 8. Terpasang infus 21 7. Terpasang nasal
kanul 4 lpm NS tpm kanul 4 lpm
8. Terpasang infus 8. Terpasang infus
NS 21 tpm A : Masalah teratasi NS 21 tpm
sebagian
A : Masalah belum A : Masalah teratasi
teratasi P: sebagian
Intervensi dilanjutkan
P: 1. Peningkatan P:
Intervensi manjemen batuk Intervensi dilanjutkan
dilanjutkan 2. Manajemen asma 1. Peningkatan
1. Pengaturan manjemen
posisi batuk
2. Peningkatan
manjemen
batuk
3. Manajemen
asma
Sumber: Data primer, 2020
31

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Pada pengkajian pada klien 1 dan klien 2 yang mengalami

ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan adanya keluhan utama pada

klien 1 yaitu sesak nafas disertai batuk setelah merokok dalam satu hari

menghabiskan dua bungkus rokok, sedangkan pada klien 2 keluhan utama

yaitu sesak nafas setelah merokok dalam satu hari menghabiskan satu

bungkus rokok.

Berdasarkan data yang didapatkan peneliti penyebab

ketidakefektifan bersihan jalan napas pada klien 1 dan klien 2 disebabkan

oleh pola hidup yang dijalani oleh klien yaitu merokok, yang

mengakibatkan penyumbatan pada saluran nafas yang disebabkan oleh

partikel dan gas yang terkandung pada asap rokok.

Beberapa faktor risiko utama yang mempengaruhi berkembangnya

penyakit PPOK, yang dibedakan menjadi faktor paparan lingkungan dan

faktor host/penderitanya. Adapun faktor yang disebabkan karena paparan

lingkungan antara lain yaitu: merokok, pekerjaan, polusi udara, infeksi,

adanya gangguan fungsi paru yang memang sudah ada, predisposisi genetik,

yaitu defisiensi a1-antitripsin (AAT) (Ikawati, 2016)

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas di

tegakkan berdasarkan keluhan klien 1 dan 2 yaitu mengalami sesak nafas.

Peneliti memprioritaskan ketidakefektifan bersihan jalan napas karena

pernafasan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.


32

Dengan demikian pada hasil penelitian sesuai dengan teori atau tidak ada

kesenjangan antara lain fakta dengan teori.

Berdasarkan SDKI (2017) ketidakefektifan bersihan jalan napas

merupakan ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obtruksi dari

saluran napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Penyebab

fisiologis: spasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, disfungsi

neuromuskuler, benda asing dalam jalan napas, adanya jalan napas buatan,

sekresi yang tertahan, hiperplasia dinding jalan napas, proses infeksi, respon

alergi, efek agenfarmakologis (misalnya: anastesi). Penyebab situasional:

merokok aktif, merokok pasif.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan adalah NIC: peningkatan

manajemen batuk yaitu :dukung pasien untuk menarik nafas dalam beberapa

kali, Dukung pasien untuk melakukan nafas dalam, tahan selama 2 detik,

bungkukkan ke depan, tahan 2 detik dan batukkan 2-3 kali, minta pasien

untuk menarik nafas dalam, minta pasien untuk batuk di lanjutkan dengan

beberapa periode nafas dalam, dampingi pasien menggunakan bantal atau

selimut yang dilipat untuk menahan perut saat batuk. Pengaturan posisi

yaitu: Posisikan pasien untuk mengurangi dyspnea (misalnya : semi fowler).

Dari data yang didapatkan peneliti intervensi keperawatan yang

diberikan pada klien bersihan jalan nafas tidak efektif sudah sesuai dengan

teori dan hasil penelitian, sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara hasil

fakta di lapangan dengan teori.


33

Intervensi Keperawatan untuk diagnosa keperawaan Bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret yaitu

peningkatan (Manajemen) batuk, Manajemen Asma, Pengaturan posisi,

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi (Herdman, 2015) dan

Butcher, 2016)

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2

sudah sesuai dengan intervensi yang dibuat oleh peneliti akan tetapi untuk

terapi medis anatar klien 1 dan klien 2 berbeda yaitu klien 1 Infus Ns

1000cc/24jam 14 tpm, Injeksi Ondansentron 3x2 mg, Injeksi Ranitidin 2 x 1

amp, Injeksi Antrain 3x1amp, Nebule Combivent per 8 jam, Nebule

Pulmicort per 8 jam sedangkan klien 2 Infus Ns 1500cc/24jam 21 tpm,

Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp, Injeksi Antrain 3x1amp, Nebule Combivent per

8 jam.

Dari data dan teori tersebut tidak ditemukan kesenjangan anatar data

dan teori. Implementasi keperawatan diberikan berdasarkan keluhan klien

dan kebutuhan klien.

Berdasarkan pendapat Rahmadi Yasir, (2015) Ketidakefektifan

bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi mukus berlebih penulis

melakukan implementasi yaitu : memonitoring TTV, memberikan posisi

semi fowler, memonitoring pemberian terapi O2, mengajarkan napas dalam

dan batuk efektif, memotivasi minum air hangat, memotivasi pasien untuk

sering melakukan napas dalam dan batuk efektif, kolaborasi pemberian

terapi obat ventolin melalui nebulizer.


34

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan selama 3 hari menunjukkan bahwa pada klien

1 sudah membaik ditandai dengan sesak nafas yang sudah berkurang, sudah

bisa batuk dengan efektif. Sedangkan pada klien 2 sudah mebaik yang

ditandai dengan sesak nafas berkurang.

Berdasarkan data pada catatan perkembangan klien 1 mengalami

kemajuan yang signifikan serta menunjukkan tanda bahwa sesaknya sudah

berkurang dan batuk sudah berkurang. Sedangkan pada klien 2 juga

mengalami kemajuan yang signifikan yaitu menunjukkan bahwa sesak nafas

berkurang.

Diagnosa Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan

dengan hipersekresi jalan nafas. Berdasarkan respon perkembangan yang

ditunjukkan oleh pasien masalah keperawatan dapat teratasi sebagian

dengan terpenuhinya sebagian kriteria hasil yang ada yaitu pasien

mengatakan sesak napas berkurang, terlihat pasien tidak menggunakan

tarikan dada saat bernapas dan tidak terlihat menggunakan cuping hidung

saat bernapas (Wilkinson, 2013)


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengkajian yang didapatkan pada klien secara subjektif, klien 1 mengatakan

sesak nafas dan batuk klien perokok aktif sedangkan klien 2 mengatakan hanya

sesak nafas klien perokok aktif

2. Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 adalah ketidakefektifan

bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas.

3. Intervensi keperawatan pada kdua klien: Posisikan pasien semi fowler, berikan

nebulizer, ajarkan klien batuk efektif, auskultasi suara nafas, catat adanya

suara nafas tambahan, monitor respirasi O2, serta kolaborasi dengan tim medis

4. Implementasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 yaitu memposisikan klien

semi fowler, memberikan nebulizer, mengajarkan klien untuk batuk efektif,

mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara nafas tambahan,

memonitor respirasi O2.

5. Evaluasi keperawatan pada hari ketiga keluhan kedua klien sudah teratasi

sebagian yaitu pada klien 1 mengatakan sesak dan batuk sudah berkurang

sedangkan klien 2 mengatakan sesak nafas sudah berkurang.

35
36

5.2 Saran

1. Bagi klien dan keluarga

Sebaiknya klien menjaga pola kesehatan yang baik dengan berhenti

merokok dan rutin berolahraga serta mengikuti anjuran dari dokter.

2. Bagi Perawat

Petugas kesehatan atau perawat dalam melakukan asuhan keperawatan

klien pada klien penyakit paru obstruktif kronis diharapkan selalu

berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya agar hasil dapat dicapai secara

maksimal.

3. Bagi Peneliti lainnya

Diharapkan memperbanyak referensi yang berkaitan dengan asuhan

keperawatan klien yang mengalami penyakit paru obstruktif kronis dengan

masalah bersihan jalan nafas tidak efektif.


DAFTAR PUSTAKA
Amin, & Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta: MediAction.

Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2018). Nursing
Interventions Classification (NIC). Philadhelpia: Elsevier.

Bulechek, Butcher, Dochterman & Wagner (2016) Nursing Interventions Classification


( NIC ) Edisi Bahasa Indonesia CV. Mocomedia

Depkes RI. (2013) Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Deswani (2011). Hubungan antara Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan dengan


Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Melati RS Margono
Soekarjo.http://digilib.ump.ac.id./files/disk1/18/jhptump-a-dhianwahyu879-1-
babi-.pdf diaskes tanggal 25 Februari 2020
Dinarti, Mulyanti. Yuli (2013). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi Keperawatan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. (2019). GOLD Pocket Guide
2019. 1–49. Retrieved from www.goldcopd.org

Guyton, & Hall. (2016). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore: Elsevier.

Hermanto, A. D. (2018). Prevalensi dan Komorditas Penyakit Paru Obstruktif Kronik


(PPOK) di Kabupaten Jember. Universitas Jember.

Herdman & Heather (2015) Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi Edisi 10.
Jakarta EGC

Ikawati, Z. (2016). Penatalaksanaan Terapi Penyakit Sistem Pernafasan. Jakarta: Bursa


Ilmu.

Induniasih & Hendrasih Sri. (2018). Metodelogi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka


Baru
Lestari, N. P. F. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien PPOK dengan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif di Ruang Oleg RSD Mangusada Badung
(Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan


NANDA NIC NOC. Jakarta: TIM.

37
38

Margareth TH, M. C. R. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Masriadi. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Mertha, I. M., Putri, P. J. Y., & Suardana, I. ketut. (2018). Pengaruh Pemberian Deep
Breathing Exercise Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien PPOK. Jurnal Gema
Keperawatan, (1), 1–9.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2018). Nursing Outcomes
Classification (NOC). Philadhelpia: Elsevier.

Nair, M., & Peate, I. (2015). Pathophysiology for Nurses at a Glance. UK: Willey.

NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-


2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.

Ningsih, A. D. (2018). Pengaruh Kombinasi Home Based Walking Exercise Dan Pursed
Lips Breathing Terhadap Forced Expiratory Volume In One Second (Fev1) Dan
Dyspnea Pasien PPOK. Universitas Airlangga.

Nurarif, & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Oemiati, R. (2013). Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).


Media Litbangkes Vol.23 No.2 : 82-88

PDPI. (2015). Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan Di Indonesia, 32. Retrieved from
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (konsep,
proses, dan praktik). Jakarta: EGC.

Prabowo, E. 2018. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan. Jakarta: Nuha Medika

Qamila, B., Azhar, U. M., Risnah, & Irwan, M. (2019). Efektivitas Teknik Pursed
Lipsbreathing Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( Ppok ): Study
Systematic Review. Jurnal Kesehatan, 12(12), 137–145.
https://doi.org/10.24252/kesehatan.v12i2.10180

Quaderi, S. A., & Hurst, J. R. (2018). The unmet global burden of COPD. Global
Health, Epidemiology and Genomics, 3, 9–11.
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN TAHUN 2020
Bulan

No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pendaftaran Mahasiswa Peserta


Studi Kasus

2. Pembimbingan Proposal Studi


Kasus

3. Pendaftaran Ujian Proposal


Studi Kasus

4. Ujian Proposal Studi Kasus

5. Revisi Proposal Studi Kasus

6. Pengambilan dan Pengolahan


Data dari Penelitian yang
Pernah Dilakukan
7. Pembimbingan Hasil dan
Pembahasan

8. Pendaftaran Ujian Sidang Hasil


Studi Kasus

9. Ujian Sidang Hasil Studi Kasus

10. Revisi Studi Kasus dan


Pengumpulan KTI
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
Jl. Raya Raci - Bangil, Pasuruan Kode Pos 67153
Telp.(0343) 744900, 747789 Faks. (0343) 747789

Bangil, 26 Maret 2020

Nomor : 445.1/771.8/424.072.01/2020 Kepada


Lampiran : - Yth. Ketua STIKES Insan Cendekia Medika
Hal : Persetujuan Penelitian Jalan Kemuning 57
JOMBANG

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor :


003/KTI/BAAK/K31/073127/
II/2020 tanggal 7 Februari 2020 perihal Ijin Penelitian atas nama :

Nama : ANGGIT WIBOWO


NIM : 171210006
Judul Penelitian : Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami
Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
di Ruang Melati RSUD Bangil
Pasuruan

maka pada prinsipnya kami MENYETUJUI yang bersangkutan untuk


melakukan Penelitian di RSUD Bangil selama 1 (satu) bulan
terhitung mulai tanggal 27 Maret – 26 April 2020,

Dengan ketentuan :
2 Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di RSUD Bangil.
3 Setelah berakhirnya penelitian wajib menyerahkan laporan hasil
penelitian kepada Seksi Diklat RSUD Bangil.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja sama


Saudara diucapkan terima kasih.
A.n DIREKTUR RSUD BANGIL
KABUPATEN PASURUAN
Plt. Kepala Bidang Penunjang

Drg. DYAH RETNO LESTARI, M.Kes


Tembusan disampaikan kepada: NIP. 19710404 200604 2 019
1. Kepala Ruang Melati RSUD Bangil
2. Yang bersangkutan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Pengkajian tgl. : Jam :


MRS tanggal : No. RM :
Diagnosa Masuk :
1.3.2 IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :
1.3.3 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
1.3.4 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak
b. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak
c. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak
1.3.5 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
ya : ........................................ tidak
jelaskan :
1.3.6 POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
POLA KEGIATAN DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Makanan
Frekuensi .........................x/hr
Jenis..................................
Diit ..................................
Pantangan ............................
Alergi .....................................
makanan yang disukai
Minum
Frekuensi............ x/hari
Jenis....................
Alergi .................

Eliminasi
BAB
Frekuensi .......x/hari
warna .............
konsistensi
BAK
Frekuensi .......X/Hari
Warna .......
Alat bantu
Kebersihan Diri
Mandi......................X/hari
Keramas .................x/hari
Sikat Gigi ................X/Hari
Memotong Kuku..........
Ganti Pakaian ............
Toileting
Istirahat/Tidur
Tidur siang.........................jam
Tidur Malam .....................jam
Kebiasaan Merokok/Jamu

1.3.7 OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Masalah Keperawatan :
a. Tanda-tanda vital
S: ºC N: x/mnt TD : mmHg
RR : x/mnt
b. Sistem Pernafasan (B1)
1.4.1 Hidung: Masalah Keperawatan :
Pernafasan cuping hidung ada tidak
Septum nasi simetris tidak simetris
Lain-lain
1.4.2 Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
1.4.3 Keluhan sesak batuk nyeri waktu napas
1.4.4 Irama napas teratur tidak teratur
1.4.5 Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing
D/S rales D/S
Lain-lain:
c. Sistem Kardiovakuler (B2)
1.4.1 Keluhan nyeri dada ya tidak Masalah Keperawatan :
1.4.2 Irama jantung teratur tidak teratur
1.4.3 CRT < 3 detik > 3 detik
1.4.4 Konjungtiva pucat ya tidak
1.4.5 JVP normal meningkat
menurun
Lain-lain :
d. Sistem Persarafan (B3)
1.4.1 Kesadaran composmentis apatis somnolen
sopor koma
GCS :
1.4.2 Keluhan pusing ya tidak Masalah Keperawatan :
1.4.3 Pupil isokor anisokor
1.4.4 Nyeri tidak ya,
skala nyeri : lokasi :
Lain-lain :
e. Sistem Perkemihan (B4)
1.4.1 Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensi
gross hematuri disuria poliuri
Masalah Keperawatan :
oliguri anuri
1.4.2 Alat bantu (kateter, dll) ya tidak
1.4.3 Kandung kencing : membesar ya tidak
nyeri tekan ya tidak
1.4.4 Produksi urine :................ ml/hari warna : .................
bau :..................
1.4.5 Intake cairan : oral :.............cc/hr
parenteral : ...................cc/hr
Lain-lain :
f. Sistem Pencernaan (B5)
1.4.1 TB : cm BB : kg
1.4.2 Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitis
1.4.3 Tenggorokan nyeri telan sulit menelan
1.4.4 Abdomen supel tegang nyeri tekan,
Pembesaran hepar ya tidak
Pembesaran lien ya tidak Masalah Keperawatan :
Ascites ya tidak
Mual ya tidak
Muntah ya tidak
Terpasang NGT ya tidak
Bising usus :..........x/mnt
1.4.5 BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah
konstipasi inkontinensia kolostomi
1.4.6 Diet padat lunak cair
Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : ......................
g. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
1.4.1 Pergerakan sendi bebas terbatas
1.4.2 Kelainan ekstremitas ya tidak Masalah Keperawatan :
1.4.3 Kelainan tl. belakang ya tidak
1.4.4 Fraktur ya tidak
1.4.5 Traksi/spalk/gips ya tidak
1.4.6 Kompartemen sindrom ya tidak
1.4.7 Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
1.4.8 Akral hangat panas dingin kering basah
1.4.9 Turgor baik kurang jelek
1.4.10 Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor
Lain-lain :
h. Sistem Endokrin
1.4.1 Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak Masalah Keperawatan :
1.4.2 Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Lain-lain :
1.3.8 PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya Masalah Keperawatan :
cobaan Tuhan hukuman lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
murung gelisah tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep diri ya tidak Masalah Keperawatan
Lain-lain :
1.3.9 PENGKAJIAN SPIRITUAL :
Kebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernah
Lain-lain :
1.3.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)
1.3.11 TERAPI ....................., .................................

Mahasiswa

(.............................................)
ANALISA DATA

Nama :………………………. No.RM: …………….

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Data subyektif :
Data Obyektif :

Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………….
Intervensi Keperawatan
No.
Hari/tanggal diagnosa Tujuan & kriteria hasil Waktu Rencana tindakan Rasional

Mengandung SMART
Implementasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM : ………………………..

Hari/Tanggal No. Diagnosa Waktu Implementasi keperawatan Paraf


Evaluasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM : ………………………..

No. Diagnosa

Hari/Tanggal Waktu Perkembangan Paraf

S :

O :

A :

P :
`PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATANSTKES ICME JOMBANG

RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUHAN

No. Reg :
Nama :
DICHARGE PLANNING
Jenis Kelamin :
Alamat :
Tanggal MRS: Tanggal/Tempat Kontrol :
Tanggal KRS:

Dipulangkan dari RSUD BANGIL PASURUHAN dengan keadaan :


Sembuh Pulang paksa
Pindah RS lain Meninggal
Meneruskan dengan obat jalan

Aturan Diet :

Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Cara perawatan luka di rumah :

Aktivitas dan Istirahat :

Lain-lain :

Yang di bawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG) :


Lab ....................lembar EKG ......................lembar
Foto................... lembar CT Scan ................lembar
USG ...................lembar lain-lain ..................lembar

Saya selaku keluarga menyatakan telah mendapat penyuluhan hal-hal tersebut di atas oleh
mahasiswa D3 KEPERAWATAN STIKES ICME dan telah mengerti.

Bangil , ...................... .2020

Pasien/Keluarga Perawat
( ................................. ) ( ........................)
Digital Receipt
This receipt acknowledges that Turnitin received your paper. Below you will find the
receipt information regarding your submission.

The first page of your submissions is displayed below.

Submission author: Anggit Wibowo


Assignment title: Revision 2
Submission title: Asuhan Keperawatan Klien Yang M…
File name: TURNIT_ANGGIT_full.doc
File size: 405.5K
Page count: 40
Word count: 7,400
Character count: 44,881
Submission date: 16-Jul-2020 02:11PM (UTC+0700)
Submission ID: 1358138349

Copyright 2020 Turnitin. All rights reserve


Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Penyakit Paru Obstruktif
Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang Melati
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Pasuruan
ORIGINALITY REPORT

25 % 25% 1% 5%
SIMILARITY INDEX INTERNET SOURCES PUBLICATIONS STUDENT PAPERS

MATCH ALL SOURCES (ONLY SELECTED SOURCE PRINTED)

24%

repo.stikesicme-jbg.ac.id
92
93
94
95
96
97

Anda mungkin juga menyukai