Anda di halaman 1dari 2

Bank Kredit Desa (BKD) Wlaharwetan memiliki sejarah panjang dalam dunia perbankkan di Indonesia.

Bank Kredit Desa berdiri 1896 sebagai strategi kaum bumiputra untuk menolong masyarakat miskin
melalui akses permodalan yang mudah dan bunga kecil. Bank Kredit Desa merupakan contoh praktik
inovasi desa untuk pelayanan keuangan inklusif pada masyarakat desa.

Kelahiran Bank Kredit Desa tidak dapat dipisahkan dari berdirinya AVB (Algemene Volkerediet Bank)
yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Keduanya hadir menjawab permasalahan ekonomi
perdesaan, khususnya di Pulau Jawa, yang memprihatinkan akibat gagal panen. Namun, nasib BRI lebih
berkembang karena diadopsi sebagai bank pemerintah, sementara BKD berkembang sebagai bank
kerakyatan yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat desa.

Nama Inovasi Bank Kredit Desa Wlahar Wetan

Alamat Desa Wlaharwetan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah

Pengelola Pemerintah Desa Wlaharwetan

Penanggung jawab Dodiet Prasetyo (Kepala Desa Wlaharwetan)

Kontak 081223231134

Website

http://bkd.co.id

http://wlaharwetan.desa.id

Pengalaman pahit akibat gagal panen mendorong Asisten Residen Banyumas di Purwokerto, De Wolf
Van Westerrode, membentuk kelompok-kelompok swadaya masyarakat guna mengatasi keadaan. Salah
satu kegiatannya, masyarakat membuat lumbung desa sebagai jaring pengaman sosial saat musim
paceklik tiba.

Selanjutnya, muncul kebijakan Staatblad 357 tahun 1929, Rijksblad No 9 tahun 1938 yang menegaskan
Badan Kredit Desa (BKD) sebagai perusahaan milik desa yang beroperasi di wilayah desa yang diurus
sebagai perusahaan tersendiri dan terpisah dari kekayaan lain milik desa yang bersangkutan.

Kini, Bank Kredit Desa Wlaharwetan berperan penting dalam kerja penguatan ekonomi di masyarakat
desa, khususnya pada kegiatan usaha kecil yang menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat
desa. Bersama Pemerintah Desa, Bank Kredit Desa Wlaharwetan mengembangkan beragam layanan
untuk memperkuat ekonomi mikro masyarakat desa.

Pada 2017, omset Bank Kredit Desa Wlaharwetan mencapai 4 milyar rupiah. Posisi Badan Kredit Desa
Wlaharwetan dalam pemberdayaan pelaku usaha kecil sangat strategis. Ada 97 prosen usaha kecil yang
belum terjangkau pelayanan perbankan. Pengembangan usaha kecil memerlukan kehadiran lembaga
pendukung, posisi BKD berfungsi sebagai lembaga penjamin agar penabung dan peminjam terlindungi
dari pelbagai risiko.

Bank Kredit Desa Wlaharwetan mempelopori transformasi kelembagaan menjadi Bank Pengkreditan
Rakyat (BPR). Ada 29 desa yang memiliki Badan Kredit Desa (BKD) di Kabupaten Banyumas, mereka telah
melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) untuk tergabung menjadi lembaga keuangan berbadan
hukum.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto mendukung penuh inisiatif bersama para kepala desa guna
memperkuat kerjasama antar desa-desa ini untuk bertransformasi sesuai dengan Peraturan OJK Nomor
10/POJK.03/2016. Ruang konsultasi dan pengembangan kapasitas para pengelola BKD terus dilakukan
OJK untuk mempermudah proses transformasi.

Pada awal 2018, konsorsium Bank Kredit Desa di Banyumas membentuk Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)
melalui mekanisme kerjasama antardesa. PT BPR-BKD menjadi salah satu unit bisnis BUMDesa Bersama
di tanah panginyongan itu. Bentuk kerjasama antardesa seperti ini mampu mendorong BKD semakin
dekat dengan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai