Ditulis Oleh
Ir. H.EDDY MASHAMY,MM
NIP. 19630827199303 1007
PANGKAT/ GOLONGAN
PEMBINA TINGKAT I / IV B
JABATAN
PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT DESA
OLEH
Ir.H.EDDY MASHAMY, MM
Kemiskinan merupakan masalah yang mengglobal, dimana Penanggulangan kemiskinan telah
menjadi perhatian banyak pihak untuk sekian lama. Tetapi kemiskinan masih menjadi masalah
di banyak negara berkembang termasuk Indonesia. Penanggulangan kemiskinan memerlukan
strategi dalam dalam perihal pengentasan kemiskinan. Seperti halnya yang telah dilakukan
oleh salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Pulau Hanaut yaitu Desa Rawa
Sari.yang mana pemerintah desa rawa sari ini tentunya ssangat antusias sekali melakukan
kegiatan dan upaya dalam mensejahterakan masyarakatnya dan memberantas kemiskinan di
desa dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada serta dukungan dari pemerintah baik itu
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan memanfaatkan Dana Desa yang setiap
tahun diterima oleh desa dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Berdasarkan
uraian di atas maka penulis mengkaji tentang “ Pemberdayaan Masyarakat Desa Dengan
Penggunaan Dana Desa Sebagai Upaya Menanggulangi Kemiskinan ( studi kasus di Desa
Rawa Sari Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur ). Dimana Hasil
Penelitian menujukan bahwa pemberdayaan masyarakat desa dengan penggunaan dana desa
sebagai upaya menanggulangi kemiskinan di desa rawa sari yaitu : a. Pembangunan
Infrastruktur Jalan dan Jembatan dengan pola PKTD (Padat Karya Tunai Desa) yang mana dalam proses
PKTD itu sendiri sesuai dengan instruksi dari Kementrian Desa yang mana salah satu dari unsur PKTD
ini yaitu melibatkan masyarakat desa setempat serta mengikutsertakan kaum perempuan di dalam
proses pembangunan tersebut ; b. Dukungan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan serta
Sertifikasi Kesehatan Pengolahan Makanan dan Minuman Khas Desa ; c.Pengelolaan Hewan
Ternak dengan Memberdayakan Masyarakat Desa dalam bentuk pemberian Bantuan Hewan
Ternak Kambing ; d. Dukungan Pembinaan serta Pengadaan Pupuk Bagi Petani Melalui BUMDES
Saran yang diberikan yaitu Bagi Pemerintah Pusat Maupuan Daerah untuk dapat terus bersinergi
dalam pemberdayaan masyarakat desa baik melalui dukungan Pembinaan, Pelatihan maupun
pendanaan dalam memaksimalkan bentuk pemberdayaan di Masyarakat Desa serta bagi
Pemerintah Desa untuk dapat terus mengembangkan kegiatan pemberdayaan yang ada di Desa
sehingga masyarakat desa dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang mampu dalam hal
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-nya, dan tidak lupa shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW. sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tulisan yang
berjudul “ Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan Penggunaan Dana Desa
Sebagai Upaya Menanggulangi Kemiskinan (Studi Kasus Pada Desa Rawa Sari
Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur )
Dalam penulisan ini, penulis menemukan kesulitan namun berkat taufik dan
hidayah dari Allah SWT, serta bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikannya meskipun mungkin masih banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa Tulisan ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis berterimakasih kepada semua
pihak secara langsung dan tidak langsung memberikan konstribusi dalam
penyelesaian Tulisan ini.
Ir.H.Eddy Mashamy,MM
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu sesuai dengan program nasional dimana adanya program SDGs yang mana
ada fokus hasil yang ingin dicapai dengan adanya penerapan SDGs yang sesuai dengan
Permendesa PDTT Nomor 13 Tahun 2020 yang mana tujuan dari program SDGs itu sendiri
mempunyai beberapa tujuan yaitu Desa Tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa ssehat
dan sejahtera, pendidikan desa berkualitas, keterlibatan perempuan desa, desa layak air bersih
dan sanitasi, desa berenergi bersih dan terbarukan, pertumbuhan ekonomi desa merata,
1
Abdul Bashith, Ekonomi Kemasyarakatan, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), hlm. 73
infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan, desa tanpa kesenjangan, kawasan
permukiman desa aman dan nyaman, konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan, desa
tanggap perubahan iklim, desa peduli lingkungan laut, desa peduli lingkungan darat, desa
damai berkeadilan, kemitraan untuk pembangunan desa, kelembagaan desa dinamis dan
budaya desa adaptif.2
Desa saat ini tidak lagi ditempatkan sebagai latar belakang Indonesia melainkan telah
menjadi halaman depan Indonesia. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh lahirnya Undang-Undang
No.6 Tahun 2014 tentang Desa mengembang paradigma dan konsep baru kebijakan tata kelola
desa secara nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yaitu adanya
komitmen negara dalam melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju,
mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Selanjutnya juga diharapkan akan terwujudnya desa yang mandiri dimana :
a. Desa bukan hanya sekedar sebagai objek penerima manfaat, melainkan sebagai subyek
pemberi manfaat bagi warga masyarakat setempat;
b. Sebagai komponen desa mempunyai rasa kebersamaan dan gerakan untuk mengembangkan
aset lokal sebagai sumber penghidupan dan kehidupan bagi warga masyarakat
c. Desa mempunyai kemampuan menghasilkan dan mencukupi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat setempat seperti pangan, energi, layanan dasar dan lain sebagainya.3
Undang – Undang Desa telah menetapkan desa sebagai ujung tombak pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana pembangunan ekonomi saat ini merupakan
salah satu permasalahan yang dihadapi dalam suatu negara. Hal tersebut selalu menjadi bagian
dari program pemerintah setiap tahunnya. Setiap negara pasti ingin meningkatkan pendapatan
serta kesejahteraan rakyat guna menciptakan perekonomian yang maju. Maka dari itu
pembangunan ekonomi sangat penting dilakukan guna mencapai tujuan tersebut. Tujuan dari
pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kecerdasan, kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan taraf hidup serta sebagai landasan yang kuat untuk pembangunan selanjutnya.
2
www.ditjenpdt.kemendesa.go.id
3
M. Indra Maulana, “Peran Dana Desa dalam Memberdayakan Masyarakat Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam, Lampung.2018
Penanggulangan kemiskinan memerlukan strategi dalam dalam perihal pengentasan
kemiskinan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh salah satu desa yang berada di wilayah
kecamatan Pulau Hanaut yaitu Desa Rawa Sari.yang mana pemerintah desa rawa sari ini
tentunya ssangat antusias sekali melakukan kegiatan dan upaya dalam mensejahterakan
masyarakatnya dan memberantas kemiskinan di desa dengan memanfaatkan potensi lokal yang
ada serta dukungan dari pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dengan memanfaatkan Dana Desa yang setiap tahun diterima oleh desa dengan tujuan untuk
mensejahterakan masyarakat yang mana khusus untuk Dana Desa itu sendiri sesuai dengan
arahan dari Presiden Joko widodo pada 22 Oktober 2019 yang mana beliau menyampaikan
bahwa Dana Desa harus dirasakan seluruh warga desa, terutama golongan terbawah serta
dampak pembangunan desa harus lebih dirasakan , melalui pembangunan desa yang lebih
terfokus.
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka ditetapkanlah rumusan masalah sebagai
berikut, yaitu Bagaimana Pemberdayaan masyarakat Desa dengan menggunakan Dana Desa
dalam Menanggulangi Kemiskinan di Desa Rawa Sari ?
TINJAUAN PUSTAKA
4
HAW. Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh,hlm.16
c. The Powerment Approach (pendekatan keberdayaan)
Pendekatan ini melihat bahwa kemiskinan adalah sebagai akibat dari proses politik dan
berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untukmengatasi ketidakberdayaan masyarakat5
5
Abdul Bashith, Ekonomi Kemasyarakatan, hlm. 34
secara bertahap dan berkesinambungan.
f. Kegiatan pendampingan atau pembinaan perlu dilakukan secara bijaksana, bertahap dan
berkesinambungan. Kesabaran dna kehati-hatian dari agen pemberdayaan perlu
dilakukan terutama dalam menghadapi keragaman karakter, kebiasaan dan budaya
masyarakat yang sudah tertanam lama.
g. Pemberdayaan tidak bisa dilakukan dari salah satu aspek saja, tetapi perlu dilakukan
secara holistik terhadap semua aspek kehidupan yang ada dalam masyarakat.
h. Pemberdayaan perlu dilakukan terhadap kaum perempuan terutama remaja dan ibu-ibu
muda sebagai potensi besar dalam mendongkrak kualitas kehidupan keluarga dan dan
pengentasan kemiskinan.
i. Pemberdayaan dilakukan agar masyarakat memiliki kebiasaan untuk terus belajar.
Individu dan masyarakat perlu dibiasakan belajar menggunakan berbagai sumber yang
tersesia.
j. Pemberdayaan perlu memperhatikan adanya keragaman budaya. Oleh karena itu
diperlukan berbagai metode dan pendekatan pemberdayaan yang sesuai dengan kondisi
di lapangan.
k. Pemberdayaan diarahkan untuk menggerakkan partisipasi aktif individu dan masyarakat
seluas-luasnya. Partisipasi ini mulai dari tahapan perencanaan, pengembangan,
pelaksanaan, evaluasi, termasuk partisipasi dalam menikmati hasil dari aktivitas
pemberdayaan.
l. Sasaran pemberdayaan perlu ditumbuhkan jiwa kewirausahaan sebagai bekal menuju
kemandirian.
m. Petugas pemberdayaan perlu memiliki kemampuan yang cukup, dinamis,fleksibel
dalam bertindak, serta dapat mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan
masyarakat. Petugas pemberdayaan ini bertugas sebagai fasilitator.
n. Pemberdayaan perlu melibatkan berbagai pihak yang ada dan terkait dalam
masyarakat, mulai dari unsur pemerintah, tokoh, guru, kader, ulama, pengusaha, LSM,
relawan, dan anggota masyarakat lainya. Semua pihak tersebut dilibatkan sesuai peran,
potensi dan kemampuannya6
6
Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global hlm. 58-60
2.1.3 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi
kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.
Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami masyarakat yang
ditandai oleh kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengarahan
sumber daya yangdimiliki oleh lingkungan masyarakat tersebut.
Tujuan utama pemberdayaaan adalah memperkuat kekuasaaan masyarakat
khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal
(misalnya presepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas
oleh struktur sosial yang tidak adil). Ada beberapa kelompok yang dapat dikategorikan
sebagaikelompok lemah atau tidak berdaya meliputi:
a. Kelompok lemah secara stuktural, naik lemah secara kelas, gender,maupun etnis.
b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, dan remaja penyandang cacat,
gay dan lesbian, masyarakat terasing.
c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi
atau keluarga.7
Menurut Agus Syafi‟i, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah mendirikan
masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang
lebih baik secara seimbang. Karena pemberdayaan masyarakat adalah upaya memperkuas
horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan
memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. 8
a. Tahap Persiapan: pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu:
7
Soerjono Soekanto, Sosial Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawalipress, 1987), Cet. Ke 2, Hlm. 75
8
Ibid. Hlm.60
pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa
dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pad dasarnya
diusahakan dilakukan secara non-direktif.
b. Tahapan pengkajian (assessment): pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat
dilakukan secara individual melalui kelompok- kelompok dalam masyarakat. Dalam
hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan
(feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan: pada tahapan ini petugas sebagai
agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk
berfikit tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif
program dan kegiatan yang dapat dilakukan.
f. Tahap evaluasi: evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program
pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharpakan dalam jangka
waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengewasan secara
internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang
lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
g. Tahap terminasi: tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara
formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera
berhenti.9
“Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
9
Ibid. Hlm.63
10
Ani Sri Rahayu, “Pengantar Pemerintahan Desa”, (Malang: Sinar Grafika, 2018) halaman 178
11
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2004), halaman68.
12
Soepardjo, Tugas, Fungsi dan Peranannya Dalam Pemerintah di Daerah, (Jakarta:Departemen Dalam Negeri,
1985), hlm.180
Republik Indonesia”
Para ahli dalam bidang desa memberikan pengertian atau batasan yang berbeda- beda
mengenai desa, namun demikian dari berbagai definisi tersebut mempunyai inti dan tujuan
yang sama. Berikut beberapa definisi yang diungkapkan oleh para pakar tentang pengertian
desa :
a. Menurut R. Bintarto, desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik, serta kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya
b. Menurut Rifhi Siddiq, desa adalah suatu wilayah yang mmpunyai tingkat kepadatan rendah
yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen, bermata
c. Menurut Paul H. Landis, desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500
jiwa, dengan ciri-ciri antara lain memiliki pergaulan hidup yang saling mengenal satu sama
lain (kekeluargaan), ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap
kebiasaan, serta cara berusaha bersifat agraris dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
d. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, desa dalah suatu kesatuan hukum dan di dalamnya
sendiri.
merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
a. Pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya danpartisipasi, gotong
royong, dan lain-lain pendapatan asli desa.
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota.
d. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota.
e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.Hibah dan sumbangan yang
tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
f. Lain-lain pendapatan desa yang sah. 14
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara) yang diperuntukkan bagi desa yang di transfer melalui APBD (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah) Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat. Penganggaran dana desa dalam APBN ditentukan berdasarkan jumlah desa dan
dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan
tingkat kesulitan geografis.
Terdapat beberapa pendapatan atau pendanaan bagi desa, diantaranya Dana Desa,
Pendapatan Asli Desa, Bantuan dari Provinsi, Bantuan dari Kabupaten, bagi hasil pajak dan
retribusi, dan bantuan dari pihak ketiga. Dana Desa yang penulis maksudkan adalah dana desa
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 71 ayat (1).
14
Ibid . Pasal 72 ayat (1)
sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber
dari APBN.
2. Mengentaskan Kemiskinan
2.3 Kemiskinan
2.3.1 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi
standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai
dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa
pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan
berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar
pendapatan dalam memenuhi standar hidup. Pada prinsipnya, standar hidup di suatu masyarakat
tidak sekedar tercukupinya kebutuhan akan pangan, akan tetapi juga tercukupinya kebutuhan
akan kesehatan maupun pendidikan. Tempat tinggal ataupun pemukiman yang layak merupakan
15
www. Djpk.kemenkeu.go.id.
salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.
Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh
lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk
mensejahterakan dirinya.
Pengertian kemiskinan yang saat ini populer dijadikan studi pembangunan adalah
ketiga. Persoalan kemiskinan masyarakat di negara-negara ini tidak hanya sekedar bentuk
ketidakmampuan pendapatan, akan tetapi telah meluas pada bentuk ketidakberdayaan secara
sosial maupun politik. Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan
yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang
pendapatan antar daerah (inter region income gap) (Harahap, 2006). Studi pembangunan saat
ini tidak hanya memfokuskan kajiannyapada faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan, akan
tetapi juga mulai mengindintifikasikan segala aspek yang dapat menjadikan miskin
mengenai bentuk persoalan dalam kemiskinan dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kondisi yang disebut memiskinkan. Konsep kemiskinan tersebut memperluas pandangan ilmu
sosial terhadap kemiskinan yang tidak hanya sekedar kondisi ketidakmampuan pendapatan
dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan pokok, akan tetapi juga kondisi ketidakberdayaan
sebagai akibat rendahnya kualitas kesehatan dan pendidikan, rendahnya perlakuan hukum,
kerentanan terhadap tindak kejahatan (kriminal), resiko mendapatkan perlakuan negatif secara
adalah16:
a. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi di mana pendapatan seseorang atau sekelompok
orang berada di bawah garis kemiskinan sehingga kurang mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan standar untuk pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang
pengeluaran rata-rata atau konsumsi rata-rata untuk kebutuhan pokok berkaitan dengan
pemenuhan standar kesejahteraan. Bentuk kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai
sebagai konsep untuk menentukan atau mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok
b. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan yang terjadi karena adanya
c. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat adanya sikap dan
kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal dari budaya atau adat istiadat
yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf hidup dengan tata cara moderen. Kebiasaan
16
Suryawati.Teori Ekoomi mikro.UPP.AMP YKPN. Yogyakarta: Jarnasy.2004. Hlm 67-70.
seperti ini dapat berupa sikap malas, pemboros atau tidak pernah hemat, kurang kreatif, dan
d. Kemiskinan Struktural
akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya
ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya pembebasan kemiskinan. Bentuk
pada ukuran atas rata-rata pendapatan dan rata-rata pengeluaran masyarakat dalam suatu
masyarakat yang mendapatkan pelayanan atau fasilitas untuk kesehatan dan pendidikan.
Beberapa perluasan pengukuran lainnya adalah menyertakan dimensi sosial politik sebagai
antara lain :
a. Tingkat Kehidupan dengan asumsi bahwa tingkat kesehatan yang begitu rendah sehingga
lebih dari 30 % penduduk di negara terbelakang tidak dapat hidup lebih dari 40 tahun
b. Tingkat pendidikan dasar, diiukur oleh persentase penduduk usia dewasa yang buta huruf,
dengan beberapa penekanan tertentu, misalnya hilangnya hak dan pendidikan pada kaum
wanita
c. Tingkat kemapanan ekonomi , dikukur oleh persentase penduduk yang tidak memiliki
akses terhadap prasarana kesehatan dan air bersih, serta persentase anak-anak di bawah
Sektor pertanian sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan pengurangan
kemiskinan di Indonesia. Ada tiga aspek dari pembangunan pertanian yang telah memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pengurangan kemiskinan tersebut, terutama di daerah
pedesaan. Kontribusi terbesar bagi peningkatan pendapatan pedesaan dan pengurangan
kemiskinan pedesaan dihasilkan dari adanya revolusi teknologi dalam pertanian padi, termasuk
pembangunan irigasi.
17
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan hlm.69-71
c. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
Keterlibatan aktif dari LSM di dalam program-program pemerintah cenderung untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat pedesaan terhadap program-program pemerintah dan
akhirnya akan meningkatkan partisipasi masyarakat. Keterlibatan LSM juga dapat
meningkatkan biaya finansial dan staf dalam pengimplementasian program padat karya untuk
mengurangi kemiskinan 18
18
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan hlm.307-309
BAB III
Desa rawa sari adalah satu desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan pulau hanaut
kabupaten kotawaringin timur provinsi Kalimantan tengah. Desa rawa sari berposisi desa paling
utara dalam kecamatan pulau hanautdan langsunng berbatasan dengan kecamatan seranau. Desa
rawa sari berawal dari transmigrasi yang terbentuk pada tahun 1992 , dan berkembang hingga
pada akhirnya ditetapkan sebagai Desa.
Secara geografis Desa Rawa Sari berada pada titik koordinat 111°0'50" - 113°0'46" Bujur
Timur, 0°23'14" Lintang Selatan, 3°32'54" Lintang Selatan dan secara administratif merupakan
salah satu dari 14 (empat belas) desa yang berada di kecamatan pulau hanaut kabupaten
kotawaringin timur.
Lebih lanjut, Desa Rawa Sari, secara administratif berada dalam konstelasi wilayah
Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan batas administrasi:
• Sebelah Utara : Desa Ganepo Kecamatan Seranau.
• Sebelah Selatan: : Desa Makarti Jaya Kecamatan Pulau Hanaut
• Sebelah Barat : Desa Hanaut Kecamatan Pulau Hanaut
• Sebelah Timur : Desa Kanipang Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan .
Desa Rawa sari Kecamatan Pulau Hanaut merupakan desa yang berada di daerah dataran
rendah dengan ketinggian ± 0,5 – 3 meter diatas permukaan laut. Desa rawa sari Kecamatan
Pulau Hanaut memiliki luas yang sudah disepakati dengan desa yang berbatasan sebesar ± 5000
Ha, dan lahan desa selain digunakan sebagai tempat pemukiman dan perkantoran sebagian besar
digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan oleh masyarakat setempat.
3.3 Keadaan Sosial
Di dewa Rawa Sari memiliki sarana prasarana pendidikan yang meliputi TK,PAUD
yang berada di RT.03 , Sekolah Dasar yang juga berada di RT.03. Selain sarana prasarana
pendidikan di Desa Rawa Sari Juga memiliki Sarana Prasarana Kesehatan yang meliputi
Pustu , Polindes dan posyandu. Untuk Sarana Parasarana Keagamaan yang dimiliki yaitu
Masjid, Mushola, dan Gereja serta memilliki Sarana Prasarana Kebudayaan yaitu Kelompok
Seni Tari Adat Dayak
Untuk Sumber Pendapatan desa terdiri dari Pendapatan Asli Desa, pendapatan transfer
yang bersumber dari Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi
Hasil Retribusi serta pendapatan lain-lain. Untuk Sarana Parasarana Ekonomi yaitu terdiri dari
Jalan Desa, Jalan Pemukiman dan Jalan Pertanian. Di Desa Rawa Sari pun memiliki
Komoditas Unggulan Desa seperti Kelapa Sawit, Kelapa, Ayam, Sapi, Kambing, Padi Sawah,
Karet, Rotan dll.
Pada Desa Rawa Sari Kecamatan Pulau Hanaut terdapat dua musim pada setiap
tahunnya yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada musim hujan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk bercocok tanam sedangkan pada musim kemarau masyarakat lebih
cenderung memanfaatkannya untuk menyiapkan lahan pertanian atau menanam tanaman yang
lebih bertahan lama apabila kekurangan air.
Sumber energi atau listrik merupakan salah satu sarana penting yang mana di Desa
Rawa Sari Kecamatan Pulau Hanaut sudah Memiliki sebagian besar akses listrik bagi
masyarkat desa yaitu sekitar 90 % sudah tersambung jaringan listrik PLN . sedangkan untuk
sarana komunikasi dan informasi untuk jaringan telkomsel sudah dapat dirasakan manfaatnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan dengan pola PKTD (Padat Karya Tunai
Desa)
Pembangunan Infrastruktur merupakan hal yang sangat penting untuk mempercepat proses
pemmbangunan berskala nasional. Pembangunan infrastruktur pastinya akan berpengaruh
terhadap beberapa sektor. Yang paling utama adalah bagaimana pembangunan tersebut mampu
mempermudah aktifitas masyarakat.
Peran dana desa memang sangat penting bagi pembangunan. Sebelum adanya dana desa
memang sudah ada bantuan dari pemerintah, tetapi belum cukup mampu untuk pengolahan
pembangunan. Karena dana yang terbatas, membuat pembangunan tidak maksimal.
Sebagaimana Hasil Wawancara kepada salah satu masyarakat, selaku warga Desa Rawa Sari :
“Semenjak adanya dana desa memang lebih terlihat pembangunannya. Dimana-mana
ada pembangunan seperti jalan, jembatan ”
Kondisi pembangunan di Desa Rawa Sari saat ini sudah di katakan berkembang.
Pemerintah Desa Rawa Sari sedang berupaya melakukan pembangunan-pembangunan, salah
satunya adalah pembanguan jalan desa dan jembatan. Yang menarik dari pembangunan Jalan
dan jembatan di Desa Rawa Sari ini yang mana pembangunan tersebut menggunakan pola
PKTD atau yang biasa disebut Padat Karya Tunai Desa yang mana dalam proses PKTD itu
sendiri sesuai dengan instruksi dari Kementrian Desa yang mana salah satu dari unsur PKTD ini
yaitu melibatkan masyarakat desa setempat serta mengikutsertakan kaum perempuan di dalam
proses pembangunan tersebut dengan harapan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat,
membantu memenuhi ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar yang tidak
mempunyai pekerjaan, meningkatkan daya beli masyarakat, mempertahankan daya beli
masyarakat di pedesaan, dan juga membuat perputaran uang yang bersumber dari Dana Desa
tersebut yang dilaksanakan dengan kegiatan pembangunan akan dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat sekitar Desa Seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.1
Keterlibatan Perempuan di dalam Proses Pembangunan dengan PKTD
Gambar 4.2
Seperti Pada Gambar 4.1 dan 4.2 dimana terlihat dalam proses pembangunan Jalan dan Jembatan
tersebut pemerintah Desa Rawa Sari Menerapkan Pola PKTD dengan melibatkan Perempuan Desa
setempat dan warga desa setempat dalam proses pembangunan tersebut yang mana dalam proses
pembangunan tersebut Pemerintah Desa Rawa Sari melaksanakan pemberdayaan dengan
mengoptimalkan sumber potensi yang ada di Desa itu sendiri yang mana dalam hal ini Potensi
Sumber Daya Manusia di Desa Rawa Sari.
Kaum perempuan memang sudah disetarakan derajatnya dengan kaum laki-laki. Maka,
kaum perempuan yang menghabiskan waktunya dirumah untuk mengurus rumah tangga, juga
berhak diberikan ilmu pengetahuan. Dengan adanya program dari pemerintah yang khususnya
memberdayakan kaum perempuan, diharapkan mampu meningkatkan ekonomi di masyarakat,
yaitu dengan pengadaan pelatihan-pelatihan bagi ibu-ibu seperti pelatihan posyandu, pelatihan
pembuatan kue berdasarkan potensi desa yang tentunya memiliki tujuan yang sangat positif
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, dimana berawal dari pelatihan, nantiya
akan memberinya bekal untuk berwirausaha. Seperti Halnya di Desa Rawa Sari Ini yang
mana Mulanya hanya uji tiru Ibu-Ibu PKK Di Kecamatan lain untuk pemanfaatan Jeruk Lemon
dibuat sebuah minuman dalam bentuk “water lemon” sehingga sekarang Ibu-Ibu PKK dan
Perempuan sekitar di Desa di Berdayakan Untuk Mengelola Lahan untuk ditanami Lemon yang
mana nantinya Lemon tersebut diharapkan dapat dikembangkan menjadi sebuah Produk Lokal
Desa yang menjadikan ciri khas ataupun minuman khas desa setempat, selain Lemon ,
pemerintah desa setempat juga terus mengembangkan produk asli Desa seperti Makanan Khas
Desa yang diberi Nama Carang mas yang dibuat dari Gembili atau Ubi Jalar yang ditanam
untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar serta Kopi Jahe Merah yang mana bahan
utamanya Kopi dan jahe merah memang khusus ditanam dan dihasilkan oleh Desa Rawa sari
dengan memanfaatkan Lahan Kosong yang masih tersedia di Desa Rawa Sari seperti pada
Gambar dibawah ini :
Gambar 4.3
Lemon sebagai Bahan Dasar minuman “water Lemon”
Gambar 4.4
Produk Makanan Khas Desa “ Carang Mas” Berbahan Dasar Gembili atau Ubi Jalar
Gambar 4.5
Produk Minuman Kopi Jahe Merah
Jika Mellihat dari Gambar 4.3, 4.4 dan 4.5 terlihat bahwa di Desa Rawa Sari untuk
kegiatan pemberdayaan nya sudah terus dikembangkan oleh Pemerintah Desa dengan terus
memfasilitasi masyarakat desanya baik melalui pembinaan , pelatihan , serta dukungan dalam
proses sertifikasi hasil produk makanan dan minuman yang dihasilkan dengan tujuan agar
masyarakat terus dapat berinovasi serta kreatif dalam memanfaatkan potensi desa yang ada.
Gambar 4.6
Bantuan Hewan Ternak Kambing Melalui Dana Afirmasi
Gambar 4.7
Monitoring Pemerintah Desa dalam Bentuk Pengawasan Bantuan Hewan Ternak Kambing
Jika dilihat dari Gambar 4.6 Tersebut diserahkannya Bantuan dari Pemerintah Desa dengan
Sumber Pendanaan Dari Dana Desa yaitu Alokasi Afirmasi yang diberikan kepada masyarakat desa
sekitar dengan harapan dapat membantu masyarakat sekitar dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya
dan membantu masyarakat terhindar dari ancaman kemiskinan. Dan dengan Melihat Gambar 4.7
adanya Monitoring pemerintah Desa Rawa Sari Kepada Masyarakat yang menerima Bantuan
Hewan Ternak Kambing Tersebut guna melaksanakan pengawasan yang untuk melihat
perkembangan serta permasalahan dalam pengelolaan Hewan Ternak Kambing Tersebut.
Jika Melihat dari Gambar 4.8 disitu terlihat bahwa salah satu Usaha BUMDES Rawa Sari
yaitu Pengadaan Pupuk dan Obat-Obatan Pertanian yang dimanfaatkan untuk mendukung para
petani agar terus dapat bertani walaupun dengan keterbatasan modal untuk pembelian pupuk dan
obat-obatan pertanian secara individu dengan adanya BUMDES ini mampu untuk membantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi para petani desa rawa sari. Dan jika melihat dari Gambar
4.9 terlihat bahwa masyarakat yang dalam hal ini para petani Nampak memanen hasil padi mereka
yang tentunya hasil panen tersebut dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari serta dijual untuk
memenuhi kebutuhan hidup lainnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Tulisan mengenai “ Pemberdaayaan Masyarakat
Desa dengan Penggunaan Dana Desa dalam Memberantas Kemiskinan ( Studi Kasus Pada Desa
Rawa Sari Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur) antara lain sebagai Berikut :
a. Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan dengan pola PKTD (Padat Karya Tunai Desa)
Pembangunan Infrastruktur di Desa Rawa Sari saat ini sudah di katakan berkembang.
Pemerintah Desa Rawa Sari sedang berupaya melakukan pembangunan-pembangunan,
salah satunya adalah pembanguan jalan desa dan jembatan menggunakan pola PKTD atau
yang biasa disebut Padat Karya Tunai Desa yang mana dalam proses PKTD itu sendiri
sesuai dengan instruksi dari Kementrian Desa yang mana salah satu dari unsur PKTD ini
yaitu melibatkan masyarakat desa setempat serta mengikutsertakan kaum perempuan di
dalam proses pembangunan tersebut dengan harapan mempercepat pertumbuhan ekonomi
masyarakat, membantu memenuhi ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar yang
tidak mempunyai pekerjaan, meningkatkan daya beli masyarakat, mempertahankan daya
beli masyarakat di pedesaan, dan juga membuat perputaran uang yang bersumber dari Dana
Desa tersebut yang dilaksanakan dengan kegiatan pembangunan akan dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat sekitar Desa.
Desa Rawa Sari untuk kegiatan pemberdayaan nya terus dikembangkan oleh Pemerintah
Desa dengan terus memfasilitasi masyarakat desanya baik melalui pembinaan , pelatihan , serta
dukungan dalam proses sertifikasi hasil produk makanan dan minuman yang dihasilkan dengan
tujuan agar masyarakat terus dapat berinovasi serta kreatif dalam memanfaatkan potensi desa
yang ada Seperti halnya untuk pemanfaatan Jeruk Lemon dibuat sebuah minuman dalam
bentuk “water lemon” sehingga sekarang Ibu-Ibu PKK dan Perempuan sekitar di Desa di
Berdayakan Untuk Mengelola Lahan untuk ditanami Lemon yang mana nantinya Lemon
tersebut diharapkan dapat dikembangkan menjadi sebuah Produk Lokal Desa yang
menjadikan ciri khas ataupun minuman khas desa setempat, selain Lemon , pemerintah desa
setempat juga terus mengembangkan produk asli Desa seperti Makanan Khas Desa yang
diberi Nama Carang mas yang dibuat dari Gembili atau Ubi Jalar yang ditanam untuk dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar serta Kopi Jahe Merah yang mana bahan utamanya
Kopi dan jahe merah memang khusus ditanam dan dihasilkan oleh Desa Rawa sari dengan
memanfaatkan Lahan Kosong yang masih tersedia di Desa Rawa Sari.
Di Desa Rawa Sari Juga Memberdayakan Masyarakat sekitar dengan pengelolaan Hewan
Ternak dalam bentuk Hewan Ternak Kambing, dimana dalam proses pemberdayaan ini
Pemerintah Desa Rawa Sari Memberikan Bantuan satu ekor Kambing Kepada masyarakat
secara adil dan merata melalui Dana Desa dari Alokasi Afirmasi yang bertujuan dapat dikelola
oleh masyarakat sekitar terutama masyarakat yang memang tidak mampu dan tidak mempunyai
modal untuk beternak. Sehingga dengan pemberian bantuan Hewan ternak ini masyarakat dapat
mengelola dengan sungguh-sungguh dan dapat berkembang dan dapat membantu masyarakat
sekitar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Seperti halnya yang telah dilakukan pemerintah desa rawa sari dimana dalam
mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya dalam memanfaatkan potensi yang ada yaitu
lahan kosong yang masih tersedia untuk bertani dimana bentuk dukungan pemerintah daerah
dalam hal ini yaitu adanya Pembinaan Melalui Pertemuan Kepada Masyarakat sekitar khususnya
para petani untuk dapat menyampaikan permasalahan dalam bertani juga dalam pertemuan
tersebut disisipkan pelatihan atau penyampaian teknik pengelolaan pertanian melalui media
video kepada masyarakat khususnya para petani, selain itu guna mengatasi permasalahan yang
selama ini sering dikeluhkan petani yaitu masalah ketersediaan pupuk dan obat-obatan pertanian
maka langkah yang diambil pemerintah Desa yaitu memfasilitasi dengan adanya BUMDES
yang mana sumber permodalan BUMDES itu sendiri yaitu Dari Dana Desa yang digunakan dan
dimanfaatkan untuk membantu mensejahterakan masyarakat sekitar yang dalam hal ini usaha
BUMDES itu sendiri menjual dan mengadakan Pupuk dan obat-obatan pertanian. Walaupun
tidak gratis akan tetapi Harga Pupuk dan obat-obatan Pertanian yang dijual BUMDES ini jauh
lebih murah dari harga di pasaran serta untuk pembayarannya pun bisa dibayar dan diangsur
ketika Hasil Panen udah terjual.
5.2 SARAN
a. Perlu Kiranya Bagi Pemerintah Pusat Maupuan Daerah untuk dapat terus bersinergi dalam
pemberdayaan masyarakat desa baik melalui dukungan Pembinaan, Pelatihan maupun
pendanaan dalam memaksimalkan bentuk pemberdayaan di Masyarakat Desa.
b. Perlu Kiranya bagi Pemerintah Desa untuk dapat terus mengembangkan kegiatan pemberdayaan
yang ada di Desa sehingga masyarakat desa dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang
mampu dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
M. Indra Maulana, 2018.Peran Dana Desa dalam Memberdayakan Masyarakat Ditinjau dari
Perspektif Ekonomi Islam, Lampung
Widjaja, H.A.W .2008. Otonomi Desa : Merupakan otonomi yang Asli Bulat dan Utuh. Jakarta :
Rajawali Pers.
www.ditjenpdt.kemendesa.go.id
www.Djpk.kemenkeu.go.id.