Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL INOVASI

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PROMOSI POTENSI


DESA MELALUI BUMDES ( BADAN USAHA MILIK DESA ) DI KABUPATEN
WONOSOBO

Oleh :
Alam Iqbal Assagaf
NIP. 199407132020121009
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Teknologi Tepat Guna

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO


DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UU 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) menyebutkan bahwa Desa adalah
desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang


Desa/kelurahan maka menjadi peluang bagi setiap Desa/Kelurahan untuk bisa
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan
masing-masing dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Desa merupakan
salah satu tempat yang potensial bagi perekonomian suatu negara.

Disinilah banyak potensi yang bisa dikembangankan dengan banyaknya sumber


daya alam yang tersedia, khususnya di setiap desa yang ada di Kabupaten Wonosobo.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap Desa/Kelurahan di Kabupaten Wonosobo
memiliki potensi, baik potensi fisik yang berupa tanah, air, iklim, lingkungan geografis,
binatang ternak, dan sumber daya manusia, serta potensi non-fisik berupa masyarakat
dengan corak dan interaksinya. Oleh karena itu, pembangunan desa/kelurahan
hakekatnya merupakan basis dari pembangunan nasional, apabila setiap desa telah
mampu melaksanakan pembangunan secara mandiri maka indeks kemakmuran
masyarakat Wonosobo tentunya bisa terwujud.

Untuk bisa mewujudkan semua ini maka Pemda, pemerintahan Desa/Kelurahan


bersama-sama dengan segenap lembaga dan tokoh masyarakat perlu mengenali potensi
apa saja yang ada baik fisik maupun non-fisik, memahami bagaimana strategi dan cara
mengembangkan potensi lokal secara kreatif dan inovatif untuk mempercepat
pembangunan Desa dan penanggulangan kemiskinan.
Namun realitasnya, baru sebagian saja desa di Wonosobo yang melakukan inovasi dan
berhasil menggali potensi desanya, salah satunya seperti Desa Beran, Kecamatan Kepil,
yang berhasil meningkatkan ekonomi desa melalui BUMdes “Silatri Indah” dengan
memanfaatkan tanah desa sebagai rest area yang memiliki warung makan, toserba,
joglo, bahkan juga kolam renang. Peluang dan potensi tersebut tentunya harus menjadi
percontohan bagi setiap desa dan BUMdes lain di Kabupaten Wonosobo.

(Toserba yang dikelola BUMDes Silatri Indah Desa Beran, Kecamatan Kepil)

Dalam UU No.6 tahun 2014 tentang Desa dalam Pasal 87 ayat (1) juga
disebutkan bahwa desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut
BUMDes. Yang menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan
pemberdayaan masyarakat desa. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan
lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya
memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai


lembaga social (social institution) dan komersial (commercial institution). Selain itu
BUMDes juga berperan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan
melalui penawaran sumber daya lokal ke pasar. BUMDes dibentuk/ didirikan oleh
pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh
pemerintah desa dan masyarakat. Sebagai badan pengembangan usaha dan juga
pembangunan desa. Dengan kata lain, BUMDES dapat menggali potensi desa dan
memanfaatkannya menjadi bentuk usaha yang nanti akan menjadi pendapatan asli desa.

Dalam upaya menggali dan mengembangkan potensi desa, BUMDes juga harus
dapat mengikuti perkembangan teknologi, mulai dari melakukan perubahan paradigma,
tata kelola, perubahan orientasi menuju masyarakat milenial industri revolusi. Dengan
adanya hal tersebut diharapkan para pengelola BUMDes untuk familiar atau dapat
menggunakan teknologi terutama teknologi informasi yang saat ini sudah berkembang
pesat, satu di antaranya adalah media sosial, Tidak bisa dipungkiri media sosial saat ini
sudah digunakan oleh berbagai macam kalangan masyarakat dan semakin memudahkan
pertukaran informasi dengan lebih cepat. Dengan keberadaan media sosial tentunya
dapat menjadi sarana promosi potensi desa dan sekaligus membantu pengembangan
BUMDes terutama usaha efektivitas jangkauan pasar yang luas dan efisien, dengan
mempromosikan produk BUMDes sesuai dengan potensi yang dimiliki tiap desa kepada
masyarakat luas, tentunya dengan strategi promosi yang dapat menarik minat
pengunjung. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan pendapatan dan akan semakin
membuat BUMDes kompetitif.

B. Perumusan Masalah

Selama ini BUMDes belum memanfaatkan media sosial secara optimal. Media
sosial masih sekedar digunakan untuk komunikasi saja, belum sebagai promosi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam proposal inovasi ini
adalah
 Bagaimana pentingnya pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi
potensi desa oleh BUMDes?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan proposal inovasi yang akan
dicapai adalah mengatahui pentingnya media sosial sebagai sarana promosi potensi desa
melalui BUMDes, dengan memanfaatkan media sosial tentunya diharapkan BUMDes
dapat tumbuh berkembang dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Mempromosikan Potensi Desa

Setiap desa memiliki potensi masing-masing untuk dapat digali dan menjadi
sumber pendapatan desa serta untuk mensejahterakan masyarakat desa. Potensi yang
dimiliki oleh setiap desa memang perlu digali dengan baik dan memiliki manajemen
promosi yang baik agar segala potensi yang dimiliki desa mampu dikenal masyarakat
luas dan menarik para pelancong untuk datang menikmati potensi desa yang dimiliki.
Saat ini, Masyarakat umumnya juga banyak mencari tempat wisata baru yang terdapat
di desa-desa. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini potensi pariwisata banyak
dikembangkan masyarakat Indonesia.

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meresmikan Festival Desa Wisata
2017, di Dusun Anggrung Gondok, Desa Reco, Kacamatan Kertek :

"Sebagian besar wisatawan kini lebih banyak mengakses internet melalui


media sosial untuk mengetahui destinasi pariwisata yang mereka ingin
kunjungi. Ini yang mestinya ditangkap oleh pengelola desa wisata jika
ingin maju,”

Ganjar meminta kepada para pelaku wisata untuk melek teknologi informasi yang
sudah kian menguasai seluruh sektor kehidupan ini. Teknologi informasi menjadi akses
paling banyak dan mudah dipakai oleh wisatawan.
(Desa Wisata Ponggok Kecamatan Polanharjo, Klaten yang dikelola BUMDes Tirta Mandiri )

Sebagai percontohan Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, yang telah sukses


merintis desa wisata hingga meraup pendapatan desa Rp 10,2 miliar per tahun.
Keberhasilan ini tidak lepas dari semangat kerja semua pihak dalam membangun
potensi wisata desa yang didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Tidak hanya potensi pariwisata yang dapat dikembangkan tetapi hasil bumi juga
saat ini tidak kalah penting untuk dipromosikan. Dengan begitu, setiap kekayaan alam
dan potensi yang dimiliki desa mampu dimanfaatkan dengan baik. Hal tersebut juga
akan membantu peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan potensi yang
dimiliki desa. Potensi desa sebaiknya dikelola dengan baik sehingga desa apa yang
diinginkan dapat pula terwujud dengan baik. Diharapkan dengan keberadaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes), desa semakin dimudahkan untuk mengelola potensi yang
dimilikinya. Di mana BUMDes dibentuk sebagai wadah kegiatan ekonomi desa dengan
mengembangkan potensi desa, meningkatkan perekonomian, dan mengoptimalkan asset
desa dengan prinsip pengelolaan secara kooperatif partisipatif, emansipatif, transparan
dan akuntabel.
Namun perlu diketahui potensi desa bukan sekadar tempat wisata baru saja
tetapi pengelolaan yang baik perlu diperhatikan agar produk BUMDes apapun yang
ditawarkan mampu bertahan dan berkembang dengan baik. Termasuk dengan produk
asli daerah tanpa meninggalkan kesan lokalnya. Kemudian hasil bumi seperti hasil
pertanian sebaiknya dikelola lebih baik dengan memproduksi produk dari petani desa.
Misalnya, kentang yang telah dipanen oleh petani desa sebaiknya dikelola menjadi
kerupuk dengan packaging yang menarik, atau carica yang diolah dengan berbagai
macam jenis olahan semisal manisan dan kripik, yang tentunya dikemas dengan
menarik agar meningkatkan daya jual. Semua tergantung potensi apa yang dimiliki oleh
setiap desa.

B. Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Promosi Potensi Desa

Perkembangan media sosial saat ini sangatlah pesat. Pertukaran informasi lebih
cepat dengan keberadaan media sosial. Media sosial juga telah banyak bermunculan di
Indonesia, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Line dan masih banyak lagi lainnya.

Berikut adalah data pengguna media sosial yang paling sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia pada tahun 2020 yang dikutip dari databoks
Youtube menjadi platform yang paling sering digunakan pengguna media sosial
di Indonesia berusia 16 hingga 64 tahun. Persentase pengguna yang mengakses Youtube
mencapai 88%. Media sosial yang paling sering diakses selanjutnya adalah WhatsApp
sebesar 84%, Facebook sebesar 82%, dan Instagram 79%.

Menurut databoks, rata-rata waktu yang dihabiskan masyarakat Indonesia untuk


mengakses sosial media selama 3 jam 26 menit. Total pengguna aktif sosial media
sebanyak 160 juta atau 59% dari total penduduk Indonesia. 99% pengguna media sosial
berselancar melalui ponsel.

Dari data tersebut tentunya bisa dilihat peluang untuk mempromosikan potensi
yang dimiliki desa melalui media sosial sangatlah besar. Potensi desa bisa saja
didokumentasikan kemudian di-posting melalui media sosial. Bahkan bisa
didokumentasikan dalam rangka menceritakan kepada masyarakat luas. dengan begitu
para pengguna media sosial di daerah bahkan luar daerah Wonosobo akan tertarik dan
datang untuk menikmati ojek wisata, kearifan lokal adat istiadat, budaya dan produk
yang ada di desa. Namun, yang perlu dipersiapkan juga adalah sumber daya manusia
(SDM) dalam mengelola promosi melalui media sosial tersebut. Kepala desa harus
mempu melihat potensi masyarakatnya terutama pemuda yang saat menjadi barisan
millennial.

C. Penerapan Analisis SWOT dalam mempromosikan produk BUMDes melalui


Media Sosial

Penerapan analisis SWOT dalam promosi potensi desa melalui media sosial
dilakukan dengan melihat langkah-langkah pokok suatu pemberdayaan yang terdiri dari
melakukan analisis SWOT, menerapkan tujuan atau sasaran, menyusun strategi dan
program, serta melakukan koordinasi atau pengendalian. Jadi setelah analisis tersebut
ditetapkan baru kemudian strategi pemasaran/promosi disusun untuk mencapai tujuan
yang sudah direncakan dalam jangka panjang. Analisis SWOT ini sangat penting untuk
dilakukan karena dari hasil analisis, Pemerintah daerah, pemerintah desa, BUMDes
serta masyarakat desa bisa melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan dihadapi dalam upaya mempromsikan produk BUMDes melalui media sosial.
Kekuatan ( Strength) Kelemahan (Weakness)
 Potensi desa di Wonosobo yang  Lemahnya penguasaan teknologi
beragam  Pemerintah Desa masih terfokus
 Pertanian dan Pariwisata adalah pada pembangunan fisik.
sektor prioritas pembangunan
Wonosobo
 Banyaknya pengguna media sosial
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
 Perubahan status desa menjadi  Persaingan dunia digital (promosi
desa mandiri dan pemasaran) yang ketat
 Memajukan produk unggulan desa
 BUMDes lebih berdaya
 Membuka lapangan pekerjaan

Faktor yang memengaruhi analisis SWOT terdiri dari dua hal, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berasal dari dalam, yang terdiri dari
strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Adapun faktor internal yang terdapat
dalam pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi potensi desa melalui BUMDes
adalah potensi desa di Wonosobo yang sangat beragam, pertanian dan Pariwisata
merupakan sektor prioritas pembangunan Wonosobo serta banyaknya pengguna media
sosial saat ini, maka dari itu adapun peluang yang bisa dicapai dengan adanya promosi
potensi desa di Wonosobo melalu media sosial adalah akan merubah status desa
menjadi desa mandiri, memajukan produk unggulan desa, BUMDes lebih berdaya serta
membuka lapangan pekerjaan baru.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembangunan desa/kelurahan hakekatnya merupakan basis dari pembangunan


nasional, apabila setiap desa telah mampu melaksanakan pembangunan secara mandiri
maka indeks kemakmuran masyarakat Wonosobo tentunya bisa terwujud. Untuk bisa
mewujudkan semua ini maka Pemda, pemerintahan Desa/Kelurahan bersama-sama
dengan segenap lembaga dan tokoh masyarakat perlu mengenali potensi apa saja yang
ada baik fisik maupun non-fisik, memahami bagaimana strategi dan cara
mengembangkan potensi lokal secara kreatif dan inovatif untuk mempercepat
pembangunan Desa dan penanggulangan kemiskinan.

Dalam upaya menggali dan mengembangkan potensi desa, BUMDes juga harus
dapat mengikuti perkembangan teknologi, mulai dari melakukan perubahan paradigma,
tata kelola, perubahan orientasi menuju masyarakat milenial industri revolusi. Dengan
adanya hal tersebut diharapkan para pengelola BUMDes untuk familiar atau dapat
menggunakan teknologi terutama teknologi informasi yang saat ini sudah berkembang
pesat, salah satunya adalah pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi potensi,
mengingat media sosial saat ini sudah digunakan oleh berbagai macam kalangan
masyarakat dan semakin memudahkan pertukaran informasi dengan lebih cepat. Dengan
keberadaan media sosial tentunya dapat menjadi sarana promosi potensi desa dan
sekaligus membantu pengembangan BUMDes terutama usaha efektivitas jangkauan
pasar yang luas dan efisien.

B. Solusi dan Inovasi

Potensi desa bisa didokumentasikan kemudian di-posting melalui media sosial


dalam rangka menceritakan kepada masyarakat luas. dengan begitu para pengguna
media sosial di daerah bahkan luar daerah Wonosobo akan tertarik dan datang untuk
menikmati ojek wisata, kearifan lokal adat istiadat, budaya dan produk yang ada di desa.
Mengadakan penyuluhan dan pendampingan bagi para pengelola BUMDes yang
terfokus pada pemanfaatan media sosial untuk tujuan pengembangan BUMDes (Badan
Usaha Milik Desa).

C. Saran dan Pertimbangan

Pengelolaan yang baik perlu diperhatikan agar produk BUMDes apapun yang
ditawarkan mampu bertahan dan berkembang dengan baik. Termasuk dengan produk
asli daerah tanpa meninggalkan kesan lokalnya. Kemudian hasil bumi seperti hasil
pertanian sebaiknya dikelola lebih baik dengan memproduksi produk dari petani desa.
Misalnya, kentang yang telah dipanen oleh petani desa sebaiknya dikelola menjadi
kerupuk dengan packaging yang menarik, atau carica yang bisa diolah menjadi berbagai
macam olahan misal seperti manisan atau kripik. Semua tergantung potensi apa yang
dimiliki oleh setiap desa.

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah penyuluhan, pelatihan serta


pendampingan bagi para pengelola BUMDes dilakukan oleh Pemerintah Daerah terkait,
dengan memfasilitasi kegiatan pelatihan yang menghadirkan ahli atau praktisi
dibidangnya, dalam hal ini adalah seorang ekspert digital marketing, sosial media
marketing atau para pelaku usaha online shop yang telah berhasil mengembangkan
usahanya melalui promosi lewat media sosial. Setelah itu dilakukan pendampingan
kepada pengelola BUMDes untuk menggali potensi, menemukan inovasi dan strategi
pemasaran melalui media sosial yang efektif dan efisien agar program inovasi ini dapat
berjalan secara berkelanjutan.
Daftar Pustaka

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014


tentang Desa https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2014_6.pdf (15
Januari 2021)

Fitriana Ika . 2017. Ganjar Pranowo Minta Desa Wisata Gencarkan Promosi di Media
Sosial https://regional.kompas.com/read/2017/11/24/20344611/ganjar-pranowo-
minta-desa-wisata-gencarkan-promosi-di-media-sosial. pdf (15 Januari 2021)

Pemerintah Desa Beran Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. 2020. Dikelola


Profesional, Silatri Sumbang Kas Desa. https://beran
kepil.wonosobokab.go.id/postings/details/1031621/Dikelola-Profesional-Silatri-
Sumbang-Kas-Desa pdf (15 Januari 2021)

Hanni Han. 2019. Manfaat Media Sosial Bagi Unit Usaha Bumdes
https://www.desabisa.com/manfaat-media-sosial-bagi-unit-usaha-bumdes/ (15
Januari 2021)

Aryadji. 2018. Sepenting Apakah Media Sosial Bagi BUMDes?


https://www.berdesa.com/sepenting-apakah-media-sosial-bagi-bumdes/ (15
Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai