Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.

2, 2022
p-ISSN 1978-0680, e-ISSN 2655-5204
https://jkp.ejournal.unri.ac.id

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA LONTAR SEWU OLEH BUMDesa


DEVELOPMENT OF LONTAR SEWU TOURISM OBJECT BY BUMDesa

Arthemevia Indhawati*, Agus Widiyarta


Prodi Administrasi Publik, FISIP, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya
*Koresponden email: arthemevia13@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan objek wisata lontar sewu yang
dilakukan oleh BUMDesa lontar sewu. Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Fokus dari penelitian ini adalah dengan meng-
gunakan 4 (empat) indikator Pengembangan destinasi wisata oleh Sedarmayanti (2018) yaitu : Daya tarik wisata,
Atraksi, Fasilitas dan Aksebilitas. Sumber data yang digunakan yaitu informan dan dokumen yang berhubungan
dengan penelitian. Pengambilan sample dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu Pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan yang dilakukan oleh BUMDesa lontar sewu sebagai
penggerak dari objek wisata lontar sewu telah dijalankan dengan baik. Namun ada beberapa kendala dalam proses
pengembangan objek wisata lontar sewu yang dirasa masih kurang diantaranya masih belum adanya beberapa
fasilitas wisata maupun fasilitas umum seperti: Musholla atau tempat ibadah, stop kontak listrik di dalam gazebo
dan peta denah lokasi objek wisata lontar sewu.
Kata kunci: Lontar Sewu, Desa Hendrosari, Desa Wisata, Pengembangan Objek Wisata, BUMDesa

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out how the development of the lontar sewu tourism object was carried out by
the BUMDes of lontar sewu. The type of this research is descriptive qualitative with data collection techniques in
the form of interviews, observations, and documentation. The focus of this research is to use 4 (four) indicators for
the development of tourist destinations by Sedarmayanti (2018), namely: tourist attractions, attractions, facilities
and accessibility. Sources of data used are informants and documents related to research. Sampling in this research
is using purposive sampling technique. Data analysis techniques used are data collection, data condensation, data
presentation and drawing conclusions. The results of this study indicate that the development carried out by the
BUMDesa lontar sewu as a driving force for the tourist attraction of lontar sewu has been carried out well.
However, there are several obstacles in the process of developing the lontar sewu tourist attraction which are felt to
be lacking, including the absence of several tourist facilities and public facilities such as: a prayer room or place of
worship, electrical outlets in the gazebo and a map of the location of the lontar sewu tourist attraction.
Keywords: Lontar Sewu, Hendrosari Village, Tourism Village, Tourism Object Development, BUMDesa

PENDAHULUAN Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang


Pembangunan desa dan kawasan pedesaan menyatakan bahwa pemerintah akan meng-
merupakan faktor penting bagi pembangunan alokasikan Dana Desa melalui mekanisme transfer
daerah, pengentasan kemiskinan dan pengurangan kepada Kota/Kabupaten. Selain itu, momentum
kesenjangan antar wilayah. Perkembangan desa di tersebut juga diikuti dengan Peraturan Menteri
Indonesia meningkat pesat dengan rata-rata per- Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trans-
tumbuhan 2,29 persen atau 1.409 desa pertahun. migrasi Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Tetapi peningkatan tersebut tidak diikuti dengan Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran
peningkatan kesejahteraan dari masyarakatnya Badan Usaha Milik Desa yang berkaitan dengan
(Soleh, 2017). Pendirian, Pengurusan Pengelolaan dan Pembu-
Pembangunan tingkat desa menjadi salah baran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di-
satu perhatian lebih dalam sistem pemerintahan. harapkan melalui kedua amanat yang digagas oleh
Terlebih pada bagaimana desa dapat mengem- pemerintah, perhatian pemerintah terhadap pem-
bangkan potensi dan memberikan nilai tambah bangunan desa tidak hanya menjadi visi semata.
ekonomi bagi kehidupan masyarakat yang ada. Selain itu, diharapkan adanya pembentukan
Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang- BUMDes dapat mengelola ekonomi masyarakat

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 152
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

desa dan menjadikan desa lebih produktif desa wisata dapat berdampak maksimal bagi
(Nugrahaningsih & Muttaqin, 2018). kesejahteraan petani dan masyarakat desa. Dengan
Sebagian besar masyarakat di Indonesia demikian, perkembangan suatu kawasan wisata
tinggal di desa, sehingga tonggak perekonomian tidak lepas dari pengembangan dan penggalian
yang kuat hendaknya dibangun dari tingkat desa potensi-potensi wisata itu sendiri mulai dari
untuk mewujudkan kemandirian desa dan pe- dilevel daerah atau yang paling rendah (Komariah,
ningkatan ekonomi masyarakat. Ketentuan yang Saepudin, & Yusup, 2018).
mengatur tentang sumber dana desa untuk Keberadaan BUMDes juga dapat dikatakan
menyelenggarakan pembangunan yaitu Peraturan sebagai bentuk kemandirian desa. Di mana dengan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana BUMDes, desa yang bersangkutan dapat mengem-
Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun bangkan daerahnya. Artinya, BUMDes tidak
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- hanya menjadi bentuk lembaga usaha desa yang
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Peng- bergerak secara formal, melainkan secara lang-
gunaan dana desa tersebut untuk pembangunan sung juga melibatkan keikutsertaan masyarakat
dan pemberdayaan masyarakat desa. Dengan di- desa untuk bersama-sama mengembangkan desa-
salurkannya dana desa tersebut, maka desa di- nya. Dengan kata lain, “Dari Desa untuk Desa”.
tuntut untuk mampu mengenali segala bentuk Terlebih, setidaknya terdapat berbagai cara yang
potensi desa dan mengembangkannya dalam dapat BUMDes kembangkan untuk mencapai visi
rangka pembangunan desa dan peningkatan eko- tersebut, salah satunyaadalah melalui pengem-
nomi masyarakat desa. Pengembangan potensi bangan wisata. Hal tersebut dikarenakan wisata
desa bertujuan untuk mendorong terwujudnya desa menjadi hal yang menarik dan potensial jika
kemandirian masyarakat desa melalui pengemba- dapat dikelola dengan baik.
ngan potensi unggulan desa, penguatan kelemba- Menurut Perdana (2019), pariwisata perde-
gaan dan pemberdayaan masyarakat (Soleh, 2017). saan merupakan wisata yang dikembangkan di
Melalui pengelolaan BUMDes, masyarakat daerah desa serta melibatkan masyarakat setempat
desa dapat memanfaatkan dan desa yang diberikan dan berbagai mitra untuk dapat mengembangkan
untuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat potensi desa yang bersangkutan. Sementara
setempat. Salah satu hal yang dapat dikembangkan Eduwisata sendiri merujuk pada jenis wisata yang
BUMDes melalui dana desa adalah kemungkinan menonjolkan nilai edukasi dan konservasi di
adanya pariwisata di desa khususnya wisata dalamnya. Hal tersebut secara jelas dijelaskan oleh
edukasi yang menjadi perhatian umum akhir-akhir (Haryanto, 2014) bahwa Lontar Sewu menjadi
ini (Kurnia et al., 2021). Di mana wisata edukasi bentuk perjalanan wisata ke wilayah alam dan
yang ada di desa merupakan bagian langsung dari dilakukan dengantujuan mengkonservasi lingku-
sektor pariwisata yang dapat memicu pertumbu- ngan serta melestarikan kehidupan dan kesejah-
han ekonomi. Selain itu, pengembangan pariwi- teraan penduduk setempat. Berdasarkan definisi
sata pedesaan tersebut diekpresikan dapat menjadi tersebut, ditekankan kembali bahwa Lontar Sewu
role model bagi pembangunan berkelanjutan yang juga mengedepankan kesejahteraan masyarakat
sejalan dengan kebijakan pemerintah pada sektor setempat disamping melestarikan dan mengkon-
pariwisata (Sari & Nabella, 2021). servasi lingkungan. Salah satu contoh objek wisata
Pengembangan wisata pedesaan yang ber- yang ada di Indonesia adalah objek wisata Lontar
basis pengembangan potensi alam, pertanian, so- Sewu yang berada di Desa Hendrosari, Kecamatan
sial dan budaya lokal dapat menjadi pengem- Menganti, Kabupaten Gresik.
bangan potensi masyarakat berbasis pariwisata. Desa Hendrosari merupakan salah satu desa
Pengembangan masyarakat berbasis agro wisata wisata di Kabupaten Gresik dengan jumlah
dapat mengikutsertakan peran dan partisipasi penduduk sebanyak 2.408 jiwa. Desa Wisata ini
masyarakat pedesaan. Hal ini sejalan dengan dikenal karena keberadaan objek wisata Lontar
pengembangan sumber daya alam dan sumber Sewu yang telah dirancang sejak tahun 2013. Di
daya manusia yang dimilikinya. Hal yang harus mana lokasi Lontar Sewu tersebut berdiri di atas
menjadi perhatian dalam pengembangan desa tanah seluas Sembilan puluh hektar dan masih
wisata yakni bagaimana masyarakat bisa didorong ditanami Pohon Lontar sebagai salah satu produk
dan dikembangkan secara berkesinambungan, unggulannya yang sekaligus menjadi sumber
sehingga potensi yang dimiliki desa dan mas- Legen. Selain itu, berdasarkan profil desa Hen-
yarakat dapat dikembangkan secara optimal. drosari, setidaknya terdapat 718 penduduk yang
Melalui penggalian potensi desa dan masyarakat tidak bekerja atau mengurus rumah. Dengan kata
secara berkesinambungan maka pengembangan lain, di desa tersebut masih relative banyak

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 153
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

ditemukan warga desa yang tidak produktif menggencarkan pengembangan pariwisata lokal
biarpun usianya termasuk usia kerja. Melalui dengan konsep desa wisata untuk memberdayakan,
potensi geografis yang dimiliki oleh Desa meningkatkan perekonomian, dan melestarikan
Hendrosari, objek wisata Lontar Sewu menjadi budaya masyarakat lokal (Prihasta & Suswanta,
produk wisata desa potensial untuk dikembangkan. 2020).
Sebagai contoh nyata Inkubasi Inovasi Desa-
Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) yang METODE
dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian
Usaha Ekonomi Desa (PUED) merupakan prog- ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan
ram dan kegiatan fasilitas yang dilakukan untuk deskriptif. Menurut Denzin dan Lincoln yang
mendorong pengembangan produk unggulan desa dikutip oleh (Shidiq & Choiri, 2019) menyatakan
melalui kemitraan antara Koperasi Usaha bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
Ekonomi Mikro Desa (KUEMD) termasuk menggunakan latar belakang alamiah, dengan
koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDes), dan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
Pelaku Bisnis Profesional melalui konsep dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai me-
kemitraan yang dikenal dengan konsep kerjasama. tode yang ada dalam penelitian kualitatif. Se-
Melalui program tersebut terbentuklah pelaku lanjutnya, penelitian ini menggunakan data primer
kemitraan pengelola objek wisata Lontar Sewu. yang berasal dari informan penelitian diantaranya
BUMDes Lontar Sewu sebagai pengelola Objek yaitu BUMDesa dan kepala desa, serta data
Wisata Lontar Sewu yang terdiri dari unit usaha sekunder yang berupa dokumentasi, foto/gambar,
parkir, tiket masuk, wahana bermain anak, serta data yang didapat dari jurnal, buku, dan
kios103, gazebo, dan café. Sehingga dapat referensi dokumen penunjang lainnya.
disimpulkan bahwa objek wisata Lontar Sewu Teknik pengumpulan data yang digunakan
tidak hanya mengembangkan potensi desa yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi
berbasis edukasi. Namun, Keberadaan objek terkait pengembangan objek wisata yang di-
wisata Lontar Sewu di Desa Hendrosari secara lakukan para pelaksana kebijakan serta situasi
bertahap telah meningkatkan perekonomian lingkungan kebijakan di Kecamatan Menganti.
daerah setempat (Yuswantoro, 2020). Kemudian model analisis data yang digunakan
Lontar Sewu dipilih sebagai obyek wisata dalam penelitian ini yaitu menggunakan model
potensial karena Wisata Lontar Sewu ini berdiri di analisis data interaktif yang dikembangkan oleh
tengah-tengah persawahan yang sangat luas (Miles et al., 2014) yaitu pengumpulan data,
dengan pemandangan yang terhampar begitu luas, kondensasi data, penyajian data, serta penarikan
Namun pemandangan ini tidak dapat dinikmati kesimpulan/verifikasi.
dengan baik ketika siang hari mengingat lokasi
obyek wisata ini yang panas dan berdebu. Lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN
wisata ini sudah dapat dijangkau dengan me- Hasil penelitian merupakan uraian pene-
nggunakan petunjuk jalan baik berupa papan muan di lokasi penelitian berdasarkan pengamatan
penunjuk arah maupun google maps. Namun, yang dilakukan oleh penulis pada kejadian dan
transportasi untuk menuju lokasi ini terbatas tanpa peristiwa yang berkaitan dengan fokus penelitian,
adanya angkutan umum yang tersedia sehingga untuk memperlancar dalam mendapatkan data,
mengharuskan pengunjung yang datang meng- penulis menggunakan metode observasi/penga-
gunakan kenderaan pribadi. matan, wawancara dengan key person dan infor-
Pengembangan desa wisata merupakan ke- man, serta menggunakan metode dokumentasi
giatan alternatif pariwisata yang didasarkan arsip dan foto kegiatan yang berkaitan dengan
adanya potensi yang dimiliki di desa dengan aspek fokus serta memaknai simbol-simbol yang ber-
kelestarian lingkungan, tradisi yang sudah ada kaitan dengan fokus penelitian agar proses
sejak dahulu, kebudayaan yang melekat pada pengumpulan data, reduksi data dapat berjalan
masyarakatnya dan fokus dalam memberdayakan dengan lancar.
masyarakat di sekitar desa (Dwiridhotjahjono et
al., 2019). Adanya keikutsertaan masyarakat Daya Tarik Wisata
dalam pengembangan desa wisata dapat mencipta- Daya tarik wisata adalah potensi alam yang
kan iklim pariwisata yang berkelanjutan tidak terdapat pada suatu daya tarik wisata untuk
hanya pengembangan wisata untuk perekonomian menarik wisatawan berkunjung. Daya tarik wisata
tapi juga melestarikan apa yang sudah ada merupakan komponen utama dalam pariwisata,
sebelumnya. Oleh karena itu saat ini pemerintah tanpa adanya daya tarik pada suatu daerah tertentu,

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 154
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

pariwisata akan sulit berkembang. Fokus indikator libur atau saat ada kegiatan warga Desa
daya tarik wisata ini adalah untuk mengetahui dan Hendrosari sendiri. Hal ini juga bisa menjadi
menganalisis potensi apa saja yang dapat media untuk mengembangkan bakat dan pember-
dikembangkan dan dikelola di suatu destinasi dayaan masyarakat sekitar.
wisata. Daya tarik wisata alam di lontar sewu Namun, atraksi berbasis budaya atau seni di
adalah pesona wisata dan keberadaan persawahan halter beach menjadi daya tarik wisata sejak
di kawasan objek wisata. Pesona lontar sewu dibuka kembali setelah kebijakan Pembatasan
sendiri berupa sektor persawahan yang luas Sosial Besar kita 2020, untuk sementara kegiatan
dengan pemandangan yang bagus. Selain itu tersebut ditiadakan. Hal ini juga mengacu pada
wisata ini juga memiliki pemandangan yang bagus kebijakan pemerintah untuk selalu menerapkan
dan segar. Jika persawahan tidak ada tumbuhan protokol kesehatan, salah satunya menghindari
padi akan terasa panas dan banyak polus. Objek keramaian. Karena itu dikhawatirkan jika kegiatan
wisata buatan di lontar sewu terletak dari namanya ini diadakan akan menimbulkan kerumunan orang
yang unik. Seperti diketahui, wisata ini diberi di kawasan wisata lontar sewu.
nama lontar sewu. Pengertian seribu lontar
diartikan sebagai jenis pohon lontar. Penjelasan Fasilitas
sejarah penamaan wisata lontar sewu menurut a. Fasilitas Wisata
sumber yang dapat dipercaya, sehingga untuk Menurut Sedarmayanti (2018:125) untuk
memudahkan orang dalam mengingatnya. nama pengembangan suatu daerah tujuan wisata, perlu
wisatanya, akhirnya diberi nama lontar sewu. adanya fasilitas wisata yang secara khusus dituju-
Daya tarik wisata yang menarik dari objek kan untuk menunjang kemudahan, kenyamanan
wisata lontar sewu ini juga terdapat pada jembatan dan keamanan wisatawan ketika mengunjungi
ttitian yang dibangun dari pintu masuk hingga suatu daerah tujuan wisata. suatu destinasi agar
tengah persawahan. Jembatan ini memiliki pan- pengunjung dapat merasa mudah, nyaman dan
jang sekitar 100 meter. Adanya spot foto menarik terjamin keamanannya saat berkunjung ke
yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini, destinasi wisata.
dari anak-anak, remaja hingga dewasa, tersebar di Fasilitas tempat wisata lontar sewu untuk
sepanjang jembatan. Hal ini tentu menambah menunjang kemudahan para pengunjung dalam
kesan unik bagi wisatawan yang berkunjung ke berwisata yaitu adanya wahana bebek air yang
objek wisata lontar sewu. dapat digunakan wisatawan untuk melintasi
kawasan waduk yang disewakan. Selain menun-
Atraksi jang kenyamanan bagi wisatawan, fasilitas wisata
Atraksi adalah kegiatan yang berhubungan juga diperlukan untuk memberikan kenyamanan
dengan objek wisata tersebut, seperti kekayaan kepada wisatawan yang berada di lokasi wisata.
alam atau budaya yang dapat menarik wisatawan Fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan
untuk datang mengunjungi objek wisata tersebut. adalah Gazebo yang dilengkapi dengan tempat
Menurut Sedarmayanti (2018:125) atraksi meru- cuci tangan, photospot di sekitar kawasan wisata
pakan hal yang vital karena atraksi merupakan yang menjadi ciri khas lontar sewu, dan adanya
faktor penarik dan pendorong bagi wisatawan pusat kuliner di sekitar daerah wisata.lontar sewu.
untuk berkunjung ke pariwisata. destinasi. Atraksi Sedangkan dari segi keamanan dan keselamatan
dapat berupa pemanfaatan alam sebagai wahana wisatawan, BUMDesa memberikan fasilitas yaitu
atraksi dan atraksi yang menggunakan budaya adanya pelampung bagi wisatawan yang menaiki
sebagai pertunjukan seni dalam atraksi tersebut. bebek air didampingi oleh pengawas, aparat
Atraksi di objek wisata lontar sewu terbagi keamanan serta penjaga wisata, serta alarm tanda
menjadi 2 (dua) yaitu atraksi berbasis peman- bahaya.
faatan alam dan atraksi berbasis budaya atau seni. Keberadaan fasilitas wisata di objek wisata
Dapat dilihat bahwa objek wisata berbasis lontar sewu dapat dikatakan telah memenuhi
pemanfaatan alam di lontar sewu adalah peman- aspek indikator fasilitas wisata. Namun demikian,
faatan alam berupa penanaman padi di sekitar masih terdapat beberapa fasilitas yang dirasa
sawah. Atraksi budaya atau seni di lontar sewu kurang bagi wisatawan, seperti tidak adanya stop
berupa pertunjukan seperti pameran lukisan dan kontak listrik di gazebo, dan tidak adanya peta
pertunjukan musik.Peserta dalam kegiatan ini lokasi objek wisata lontar sewu.
berasal dari masyarakat Desa Hendrosari itu b. Fasilitas Umum
sendiri.Kegiatan pertunjukan biasanya diadakan Fasilitas umum dapat diartikan sebagai
pada hari-hari tertentu seperti akhir pekan, hari fasilitas pelayanan fisik dasar suatu lingkungan

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 155
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

yang diperuntukkan bagi wisatawan di suatu disimpulkan bahwa pengembangan objek wisata
daerah tujuan wisata (Sedarmayanti 2018:125). lontar sewu oleh BUMDesa di Desa Hendrosri
Oleh karena itu, perlu disediakan fasilitas umum Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik sudah
sebagai fasilitas fisik dasar bagi wisatawan selama sesuai dengan teori yang ada dan telah dilakukan
berkunjung ke daerah tujuan wisata. upaya-upaya pengembangan dengan baik.
Fasilitas umum pada lontar sewu wisata Dari indikator atraksi wisata dapat
yang dapat digunakan wisatawan sebagai fasilitas disimpulkan bahwa pengembangan objek wisata
fisik dasar yaitu parkir kendaraan bagi wisatawan, lontar sewu oleh BUMDesa di Desa Hendrosari
baik kendaraan roda 2 maupun 4, toilet dan tempat Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik sudah
sampah. Adanya fasilitas umum di objek wisata sesuai dengan teori yang ada dan telah dilakukan
lontar sewu, dapat dinyatakan bahwa mereka telah upaya-upaya pengembangan dengan baik. Dari
memenuhi aspek indikator fasilitas umum. Namun, indikator fasilitas wisata dan fasilitas umum dapat
masih ada fasilitas yang dirasa kurang bagi disimpulkan bahwa pengembangan objek wisata
wisatawan, seperti belum adanya musholla atau lontar sewu oleh BUMDesa di Desa Hendrosari
tempat ibadah di kawasan wisata lontar sewu. Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik sudah
sesuai dengan teori yang ada dan telah dilakukan
Aksebilitas upaya-upaya pengembangan dengan baik. Pe-
Aksesibilitas adalah segala jenis sarana dan ngembangan sarana kemudahan akses di objek
prasarana transportasi yang menunjang pergerakan wisata lontar sewu yang dapat memudahkan
wisatawan dari suatu tempat ke tempat lain dan wisatawan menuju lokasi yaitu adanya papan
menunjang perjalanan wisatawan dari tempat penunjuk arah menuju lokasi wisata, baik di jalan
asalnya ke tempat tujuan dan kembali ke tempat raya maupun di Desa Hendrosari sendiri, Publikasi
asalnya (Sedarmayanti 2018:125). Oleh karena itu, dari berbagai media online seperti: Facebook,
untuk pengembangan destinasi wisata, perlu Instagram, Google Maps serta akses jalan trans-
didukung jenis sarana dan prasarana untuk portasi yang cukup mudah.
memudahkan wisatawan mencapai lokasi wisata.
Fasilitas yang menunjang kemudahan me- DAFTAR PUSTAKA
nuju lokasi objek wisata lontar sewu yaitu adanya Komariah, N., Saepudin, E., & Yusup, P. M.
penunjuk arah menuju lokasi wisata, baik di jalan (2018). Pengembangan Desa Wisata
raya maupun di Desa lontar sewu itu sendiri, Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal
Publikasi dari berbagai media online seperti Pariwisata Pesona, 3(2), 158–174.
Facebook, Instagram, Google Maps dan akses Niningasih, R., & Yuswantoro, E. (2020). The
jalan transportasi. cukup mudah. Sedangkan untuk Effectiveness of Breath Relaxation with
sarana transportasinya, hingga saat ini masih Balloon Blowing Technique towards
belum ada sarana transportasi umum yang dapat Oxygen Saturation of COPD
digunakan wisatawan untuk menuju lokasi Patients. Jurnal Pendidikan Kesehatan (e-
wisatalontar sewu. Hanya kendaraan pribadi yang Journal), 9(2), 193-199.
dapat digunakan untuk menuju lokasi. Hal ini Nugrahaningsih, P., & Muttaqin, H. (2018).
dikarenakan objek wisata yang berada dipinggiran Optimalisasi Peran Bumdes Desa
kota dan jauh dari pusat kota. BUMDes dalam hal Bulusulur Kecamatan Wonogiri
ini bekerjasama dengan masyarakat desa lain Kabupaten Wonogiri Dalam Membangun
memberikan pelayanan angkutan umum berupa Desa Wisata. Prosiding Konferensi
kereta kelinci. Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
dan Corporate Social Responsibility
SIMPULAN (PKM-CSR), 1, 1532-1545.
Pengembangan daya tarik wisata alam di Miles, M., Huberman, M., & Saldana, J. (2014).
objek wisata lontar sewu yaitu pada pesona wisata Qualitative Data Analysis A Methods
dan adanya persawahan di area objek wisata. Sourcebook (3rd ed.). SAGE Publications
Adapun pengembangan daya tarik wisata buatan Ltd.
di objek wisata lontar sewu yaitu terletak dari Prihasta, A. K., & Suswanta, S. (2020).
namanya yang unik, jembatan titian yang di- Pengembangan Desa Wisata Berbasis
bangun melintang dari pintu masuk sampai ke Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata
tengah persawahan yang mempunyai panjang Kaki Langit Padukuhan Mangunan.
sekitar 100 meter, serta spot-spot foto yang Jurnal Master Pariwisata (JUMPA),
menarik. Dari indikator daya tarik wisata dapat 7(2012), 221.

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 156
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.2, 2022

Pamungkas, I. T. D., & Muktiali, M. (2018). Suranny, Lilyk Eka. (2021). Pengembangan
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata Potensi Desa Wisata Dalam Rangka
Karangbanjar terhadap Perubahan Peningkatan Ekonomi Perdesaan Di
Penggunaan Lahan, Ekonomi dan Sosial Kabupaten Wonogiri. Jurnal Litbang
Masyarakat. Jurnal Teknik PWK, 4(2), Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021,
361–372. Hal 49-62
Sedarmayanti & Sastrayudha, Gumelar S. (2019). Trisnawati, A. E., Haryono, H., & Wardoyo, C.
Pembangunan dan Pengembangan (2018). Pengembangan DesaWisata dan
Pariwisata. Jakarta. Refika Aditama Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Shidiq, U., & Choiri, M. (2019). Metode Potensi Lokal. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian Kualitatif di Bidang Penelitian, dan Pengembangan, 3(1), 29–
Pendidikan. Ponorogo: CV Nata Karya. 33.

https://jkp.ejournal.unri.ac.id 157

Anda mungkin juga menyukai