Alamat : JL. Wr Supratman Kandang Limun Gedung FKIP Universitas Bengkulu Lt. 1
Prodi Pendidikan Nonformal e-mail : jpnf.fkip@unib.ac.id
Table of Contents
Articles Pages
Realisasi Pendidikan Nonformal Dalam Penyelenggarakan Kuliner Bimbang Adat Suku 101
Serawai
Monica Wilisci, Suardi Jasma
Strategi Pemberantasan Buta Aksara Dengan Menggunakan Metode Reflect di Desa 108
Persatuan Asahan Sumatra Utara
Ariana, Aulia Rusnaini Hasibuah,, Nomy Anggaraini
Abstrak
Keberhasilan desa wisata tidak terlepas dari adanya suatu perencanaan yang baik dan
sistematis. Perencanan yang baik dimulai dengan adanya tujuan dan target yang mesti dicapai
kedepannya, merumuskan strategi berdasarkan tujuan, menentukan sumber daya manusia
yang tepat, dan menentukan indikator keberhasilan seperti apa yang akan dicapai. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara detail yang berkaitan dengan Perencanaan
Desa Wisata Rindu Hati Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dari perencanaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
perencaan desa wisata rindu hati memiliki tujuan agar bisa menjadi desa wisata maju, go
internasional, mampu membantu perekonomian masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja.
Strategi yang dilakukan yakni selalu melakukan perbaikan dan pembenahan, menjalin
kerjasama dengan pihak ketiga dan promosi wisata melalui instagram dan facebook.
Penentuan sumber daya manusia hanya berasal dari desa Rindu Hati saja dan tidak ada
paksaan bagi yang ingin bergabung. Indikator keberhasilan dari perencanan ini apabila
masyarakat desa wisata Rindu Hati ini masyarakatnya bertambah pendapatannya serta
merasakan manfaat dari adanya desa wisata ini.
sumber yang berbeda atau teknik analisis data dari Miles dan
menggunakan minimal 3 (tiga) atau Huberman, yaitu:
lebih informan. Adapun subjek 1. Pengumpulan Data
penelitian pada penelitian ini ada 3, Dalam penelitan ini
(tiga) partisipan adalah Bapak pengumpulan data dilakukan
Sutan Muklis, SH, Bapak dengan mencari, mencatat, dan
Hardiansyah, dan Bapak Jumri. mengumpulkan data melalui hasil
wawancara, dokumentasi, dan
2. Triangulasi Waktu observasi yang terkait dengan
Trianggulasi waktu, yaitu Pengelolaan Desa Wisata Rindu
melakukan proses pencarian Hati di Kabupaten Bengkulu
informasi dengan melakukan Tengah.
penelitian dalam waktu yang 2. Reduksi Data
berbeda pada subjek penelitian. Data yang diperoleh dari
Pada pelaksanaannya penelitian lapangan jumlahnya cukup banyak,
dilakukan pada waktu pagi dan untuk itu maka perlu dicatat secara
siang hari dengan waktu yang telah teliti dan rinci. Mereduksi data
atur. Dalam rangka pengujian berarti merangkum, memilih hal-
kredibilitas data dapat dilakukan hal yang pokok, memfokuskan pada
dengan cara melakukan pengecekan hal-hal yang penting, dicari tema
dengan wawancara , observasi, atau dan polanya. Dengan demikian data
teknik lain dalam waktu atau situasi yang telah direduksi akan
yang berbeda. memberikan gambaran yang lebih
3. Triangulasi Teknik jelas, dan mempermudah peneliti
Triangulasi teknik untuk untuk melakukan pengumpulan
menguji kredibilitas data dilakukan data selanjutnya, dan mencarinya
dengan cara mengecek data kepada bila diperlukan (Sugiyono,
sumber yang sama dengan teknik 2008:247). Dalam penelitan ini
yang berbeda yaitu wawancara, setelah melakukan pengumpulan
observasi dan dokumentasi. data, data-data yang terkait dengan
Teknis Analisis Data Pengelolaan Desa Wisata Rindu
Analisis data menurut Bogdan & Hati di Kabupaten Bengkulu
Biklen (dalam Lexy J. Moleong, Tengah direduksi untuk
2012:248) adalah upaya yang dilakukan digolongkan ke dalam tiap
dengan jalan bekerja dengan data, permasalahan sehingga data dapat
mengorganisasikan data, memilah- ditarik kesimpulan-kesimpulannya.
milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari 3. Penyajian Data
dan menemukan pola, menemukan apa Setelah data direduksi, maka
yang penting dan apa yang dipelajari, langkah selanjutnya adalah
dan memutuskan apa yang dapat mendisplaykan data. Dalam
diceriterakan kepada orang lain. 40 penyajian data, maka data
Proses analisis data dimulai dengan terorganisasikan, tersusun dalam
menelaah seluruh data yang tersedia pola hubungan, sehingga akan
dari berbagai sumber, yaitu dari semakin mudah dipahami. Display
wawancara, pengamatan yang sudah data, maka akan memudahkan
dituliskan dalam catatan lapangan, untuk memahami apa yang terjadi,
dokumen pribadi, dokumen resmi, merencanakan kerja selanjutnya
gambar, foto, dan sebagainya (Lexy J. berdasarkan apa yang telah
Moleong, 2012:247). dipahami tersebut (Sugiyono,
Adapun teknik analisis data yang 2008:249). Penyajian data dilakukan
digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mempermudah peneliti
pada desa wisata ini belum terlalu terfokus Menurut Normi (2019), Fungsi
pada bidang masing-masing, jadi masih perencanaan ini merupakan fungsi dasar
sistem gotong royong dengan dari keseluruhan manajemen. Dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan yang setiap komunitas (organisasi),
dimiliki dari masing-masing individu yang dibutuhkan unsur kerjasama antar
akhirnya bisa memadai, juga tidak ada individuyang mengantarkan pada
paksaan bagi yang ingin bergabung pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
dipersilahkan dan tidak ada paksaan dari Planning mencakup kegiatan memilih visi
siapapun. Di sini tidak ada paksaan siapa (misi), tujuan dan cara untuk mencapai
yang mau bergabung ayok sama-sama tujuan. (Normi, 2019)
kerjasama saling melengkapi disetiap Berdasarkan teori tersebut dapat
aspeknya, juga tidak mengandalkan satu diambil kesimpulan bahwa Desa wisata
orang saja tetapi ada beberapa orang Rindu Hati memiliki perencanaan dengan
gunanya untuk menggantikan tujuan untuk menjadikan desa wisatanya
pekerjaannya jika dia tidak sedang di bisa go international dan mampu
lokasi atau sedang banyak pengunjung. meningkatkan ekonomi masyarakat desa
Mereka yang bekerja di sini kita perlakukan Rindu Hati dengan menempuh berbagai
adil dan kita sesuaikan dengan kemapuan strategi seperti melakukan pengembangan
mereka sendiri, ya kalau mereka tidak lokasi Glamping, menjalin komunikasi
mampu disuatu bidang akan kita dengan pihak luar seperti ASIDEWI
pindahkan kebidang lain, dan setiap (Asosiasi Desa Wisata Indonesia) juga
bulannya ada insentif untuk mereka. menjalin kerjasama dengan pihak ketiga
Penetapkan standar atau indikator seperti travel agent yang ada di provinsi
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan Bengkulu. Begitupun dengan menentukan
target adalah apabila berhasilnya desa sumber daya manusia yang dibutuhkan ,
wisata Rindu Hati ini kalau masyarakatnya yang mana itu semua berasal dari desa
bertambah ekonomi dan pendapatannya Rindu Hati itu sendiri, begitu juga dengan
serta merasakan manfaat yang didapat dari penetapan standar indikator yang
adanya desa wisata ini. Indikator ditetapkan untuk mencapai tujuan yakni
keberhasilan itu dilihat dari sejauh mana dengan terbantunya masyarakat dan
masyarakat memperoleh rasa keuntungan masyarakat merasa mendapat keuntungan
yang dimiliki atas berkembangnya dunia dari adanya desa wisata Rindu hati ini.
wisata, bukan keuntungan personal Terlepas dari tujuan itu mereka
seseorang bukan juga pemerintah tapi lebih juga memliki strategi agar desa wisata bisa
mengedepankan masyarakat itu baru bisa menuju go international jadi, para
dikatakan berhasil pengelola dan pekerja yang ada di desa
Berdasarkan hasil riset di lapangan wisata ini memanfaatkan sosial media
dan berdasarkan teori dari Amirullah (2015) yang demikian menjadi strategi sekaligus
memaparkan bahwa untuk melihat sebagai wadah untuk mempromosikan desa
perencanaan itu terdapat empat (4) faktor wisata Rindu Hati melalui laman Instagram
yang mesti diperhatikan antara lain: yang dikelola sedemikian rupa rapinya
a. Menentukan tujuan dan target desa dengan mengupdate setiap hari kegiatan
wisata. yang ada di lokasi desa wisata.
b. Merumuskan strategi untuk mencapai
tujuan dan target desa wisata. KESIMPULAN
c. Proses menentukan sumber daya
Setelah dilaksanakan penelitian ini,
manusia yang dibutuhkan.
berdasarkan data dan informasi yang
d. Menetapkan standar atau indicator diperoleh oleh peneliti berkenaan dengan
keberhasilan dalam pencapaina tujuan. pengelolaan desa wisata Rindu Hati. Maka
dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. (2015). Pengantar Manajemen.
Penerbit: Mitra Wacana Media:
Jakarta
Atmoko, T. P. H. (2014). Strategi
Pengembangan Potensi Desa Wisata
Brajan Kabupaten Sleman. Jurnal
Media Wisata, 12(2), 146–154.
https://amptajurnal.ac.id/index.php/
MWS/article/view/8
Firmansyah Rahim. (2012). Buku Pedoman
Kelompok Sadar Wisata Di Destinasi
Pariwisata. 56.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja.
Normi, S. (2019). Dasar Dasar
Manajemen. https://doi.org/10.31227/o
sf.io/uk5yp.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)
Abstrak
PKBM Mutiara Bintang Kota Bengkulu merupakan salah satu lembaga yang
menyelenggarakan pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit bagi kelompok belajar paket C
pada mata pelajaran muatan lokal dengan bertujuan meningkatkan kemampuan keterampilan
menjahit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan pembelajaran life skill
menjahit mulai dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh pihak lembaga, proses
pembelajaran dari segi kegiatan belajar, faktor penghambat dan faktor pengdukung dalam
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan keberhasilan hasil belajar
dalam pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit bagi kelompok belajar. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang dikumpulkan teknik wawancara, observasi
dan dokumentasi. Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit bagi kelompok
belajar paket C yaitu diawali dengan rekrutmen kelompok belajar, persiapan
kurikulum,materi,metode dan media dan proses pembelajaran yang dilaksanakan dua kali
dalam seminggu dan faktor pengdukung dari segi sarana prasarana dan evaluasi dilakukan
dengan dilihat dari hasil belajar paket C dan keberhasilan hasil belajar dilihat dari pembuatan
tutup untuk (kulkas,galon dan magicom) dan sarung bantal.
kelompok belajar paket Cdan menjadi salah yang harus diteliti, dan juga apabila
satu upaya positif PKBM Mutiara Bintang peneliti ingin mengetahui hal-hal
dalam pelaksanaan pembelajaran bagi dari responden yang lebih
kelompok belajar paket C sehingga mendalam dan jumlah responden
kelompok belajar paket C yang sudah sedikit/kecil. Dalam penelitian ini
menyelesaikan pembelajaran life skill akan melakukan wawancara
menjahit dapat diterapkan dalam langsung dengan narasumber.
lingkungan masyarakat .
2. Observasi
METODE
Menurut Nasution (1988)
Metode yang digunakan dalam dalam Sugiyono (2013:226)
penelitian ini adalah metode kualitatif. mengemukan bahwa observasi
Menurut Sugiyono (2013: 9) menyatakan adalah dasar semua ilmu
bahwa metode penelitian kualitatif adalah pengetahuan. para ilmuwan hanya
metode penelitian yang berlandaskan pada dapat bekerja berdasarkan data,
filsafat postpositivisme, digunakan untuk yaitu fakta mengenai dunia
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, kenyataan yang diperoleh melalui
(sebagai lawannya adalah eksperimen) observasi.
dimana peneliti adalah sebagai instrumen
3. Dokumentasi
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data Menurut Sugiyono (2013:240)
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil mengemukakan bahwa dokumen
penelitian kualitatif lebih menekankan merupakan:Catatan peristiwa yang
makna dari pada generalisasi. sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau
Adapun informan penelitian atau
karya-karya monumental dari
subjek penelitian ini yaitu:
seorang.
1. Devi Suryani M,Pd sebagai Ketua
Sedangkan untuk menguji keabsahan
PKBM Mutiara Bintang,
data atau validasi data,peneliti
2. Desi Lestari sebagai Instruktur menggunakan trianggulasi:
Menjahit.
1. Trianggulasi Subjek
3. Tianty Zea Putri sebagai Kelompok
Trianggulasi subjek untuk menguji
Belajar Paket C.
kredibilitas data dilakukan dengan
Penelitian ini dilakukan dalam kurun cara mengecek data yang telah
waktu 4 minggu, dimulai dari tanggal 18 juni diperoleh melalui beberapa sumber
sampai 21 juli 2021. Tempat dalam penelitian dan membandingkan hasil
ini berlokasi di PKBM Mutiara Bintang yang pengamatan dan data hasil
beralamat di jalan putri gading cempaka Rt wawancara.
15 Rw 01 kelurahan Penurunan Kecamatan
2. Trianggulasi Teknik
Ratu Samban Kota Bengkulu.
Trianggulasi teknik untuk
Teknik pengumpulan digunakan secara
menguji kredibilitas data yang
umum yaitu menggunakan:
dilakukan dengan cara mengecek data
1. Wawancara kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Seperti data
Menurut Sugiyono (2013:137)
yang diperoleh dengan wawancara,
mengemukakan bahwa wawancara
lalu dicek dengan observasi atau
merupakan sebagai teknik
dokumentasi. Bila dengan tiga teknik
pengumpulan data apabila peneliti
pengujian kredibilitas data tersebut
ingin melakukan studi pendahuluan
menghasilkan data yang berbeda-
untuk menemukan permasalahan
beda, maka peneliti melakukan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)
diskusi lebih lanjut kepada sumber yang mungkin ada, alur kausalitas,
data yang bersangkutan yang lain. dan proposisi. Selama penelitian
masih berlangsung, setiap
Adapun teknik analisis data yang
kesimpulan yang ditetapkan terus
digunakan dalam penelitian ini adalah
menerus diverifikasi hingga benar-
teknik analisis data Analisis data dalam
benar diperoleh konklusi yang valid
penelitian kualitatif dilakukan sejak
dan kokoh.
sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Miles dan Huberman (1992) PKBM Mutiara Bintang Kota
dalam (Afrizal 2015: 178), tahapan teknik Bengkulu berdiri PKBM Mutiara Bintang
analisis data ada 3 macam yaitu, reduksi berdiri pada tanggal 16 januari 2011 yang
data, penyajian data, dan penarikan dicetuskan oleh ibu Devi Suryani M,Pd.I
kesimpulan atau verifikasi. yang dilandasi oleh banyaknya masyarakat
disekitar yang tidak menamatkan
1. Reduksi Data
pendidikan formal di sekolah dimana
Reduksi data merupakan kebanyakan dari kalangan anak-anak yang
pengumpulan data penelitian, masih di bawah umur.Saat itu, ibu Devi
seorang peneliti dapat menemukan Suryani M,Pd.I berinisiatif mendirikan
kapan saja waktu untuk PKBM di bawah yayasan Cahaya Mutiara
mendapatkan data yang banyak, Rabbani di Kota Bengkulu yang
apabila peneliti mampu berlamatkan di jalan putri gading cempaka
menerapkan metode observasi, Rt 15 Rw 01 kelurahan Penurunan
wawancara atau dari berbagai Kecamatan Ratu Samban Kota
dokumen yang berhubungan Bengkulu.PKBM Mutiara Bintang
dengan subjek yang diteliti. mempunyai program-program pendidikan
2. Penyajian Data (data display) seperti Pendidikan kesetaraan paket A, B,
dan C,Pendidikan anak usia dini (Paud)
Setelah data reduksi, maka ,kursus computer,kursus seni dan kursus
langkah selanjutnya adalah menjahit
mendisplaykan data. Penyajian data
dalam bentuk uraian singkat dan Berdasarkan penemuan peneliti
tabel. Pendisplayan data digunakan melalui wawancara dengan 3
untuk menyajikan data dalam informan penelitian dan melakukan
penelitian ini adalah dengan teks observasi langsung ke lapangan untuk
yang bersifat naratif atau berupa mengetahui tentang pelaksanaan
deskripsi, serta tabel untuk pembelajaran life skill menjahit bagi
mempermudah memahami hasil kelompok belajar paket C pada PKBM
penelitian. Mutiara Bintang Kota Bengkulu.
Dalam pelaksanaan pembelajaran life
3. Mengambil Kesimpulan atau skill menjahit bagi kelompok belajar paket
Verifikasi C, perlu adanya perencanaan pembelajaran
Mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Menurut Menurut Sudjana
merupakan analisis lanjutan dari dalam(Tita sukmawati 2018:108)
reduksi data dan display data menyatakan bahwa perencanaan dalam
sehingga data dapat disimpulkan, pembelajaran yaitu meliputi identifikasi
dan peneliti masih berpeluang kebutuhan, tujuan pembelajaran,
untuk menerima masukan..Data kurikulum, sumber belajar (materi), sumber
tentang Peneliti mencari makna dari dana dan strategi (metode) pembelajaran
setiap gejala yang diperoleh Sehingga dapat diketahui bahwa
dilapangan, mencatat keteraturan perencanaan pembelajaran dapat
atau pola penjelasan dan konfigurasi bekerjasama antara instruktur dan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)
kelompok belajar untuk mencapai tujuan digunakan yakni mesin jahit manual, mesin
pembelajaran yang telah ditentukan jahit portable dan mesin jahit obras dan juga
sebelumnya. Di lembaga PKBM Mutiara alat-alat dalam menjahit ialah
Bintang perencanaan pembelajaran life skill meteran,gunting, jarum jahit, benang,
menjahit yaitu merekrut atau mendaftarkan kain,jarum pentul dan sebagainya. Menurut
kelompok belajar khususnya paket C untuk Muhammad Andi Setiawan (2017:126)
mengikuti life skill (menjahit, komputer Sarana prasarana membantu
dan seni) yang telah dipersiapkan oleh mempermudah dan memfasilitasi
pihak lembaga dengan bertujuan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
menambah keterampilan atau kemampuan menarik, efektif dan mudah dipahami.
dalam diri kelompok belajar dan Sarana prasarana mencakup tempat
mempermudah dalam mencari pekerjaan pembelajaran, ruangan, alat atau media
atau memulai usaha sendiri sesuai pembelajaran lainnya dll.
kemampuan yang dimiliki dan perlu Dalam pelaksanaan pembelajaran life
kurikulum, materi dan metode media dalam skill menjahit bagi kelompok belajar paket C
perencanaan pelaksanaan pembelajaran life mempunyai faktor penghambat dan
skill menjahit. pendukung dalam pembelajaran life skill
Dalam pelaksanaan pembelajaran life menjahit. Menurut Nindri R. Sucipto
skill menjahit bagi kelompok belajar perlu (142:2015) faktor penghambat merupakan
diketahui proses pembelajaran. Menurut terbatasnya waktu belajar yang sangat
Muhammad Andi Setiawan (2017:126) singkat sehingga alokasi waktu tidak sesuai
menyatakan bahwa Proses pembelajaran dengan beban materi yang diterima warga
merupakan interaksi antara guru atau belajar. Dapat disimpulkan dari teori di atas
pengajar dengan peserta didik untuk bahwa Faktor penghambat dalam
melakukan kegiatan belajar dan mengajar pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit
dengan menggunakan berbagai sarana dan yakni susah dalam mengatur waktu dalam
prasarana untuk mencapai tujuan pembelajaran life skill menjahit karena
pembelajaran yang sudah ditentukan. pembelajaran pada kelompok belajar paket
Berdasarkan pendapat dari C tidak sama dengan pendidikan formal,
Muhammad Andi Setiawan (2017:126), maka perlunya ada kesepakatan dari
peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses instruktur dan kelompok belajar dalam
pembelajaran kegiatan yang dilakukan menentukan waktu pembelajaran life skill
instruktur dan kelompok belajar untuk menjahit.
berinteraksi dalam pembelajaran life skill Selanjutnya faktor pendukung,
menjahit dengan sarana prasarana yang Menurut Nindri R. Sucipto (2015:142) faktor
telah disiapkan oleh pihak lembaga PKBM pengdukung merupakan adanya hubungan
Mutiara Bintang. Dalam pembelajaran life mitra kerja dengan lembaga sehingga proses
skill menjahit terdapat interaksi antara pembelajaran lebih berkualitas, Instruktur
instuktur menjahit dan kelompok belajar yang berkompeten yaitu memiliki kualitas
dalam kegiatan belajar life skill menjahit dalam bidang menjahit dan mampu
yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu mengelola pembelajaran, materi yang
dan dilaksanankan selama empat jam. dirancang sesuai dengan dunia usaha dan
Menurut Muhammad Andi Setiawan dunia industry seperti keselamatan dalam
(2017:126) Guru dan peserta didik. Guru dan bekerja dengan menyiapkan tempat dan alat
peserta didik merupakan bagian yang kerja, memelihara dan menyiapkan alat
sangat penting dari proses pembelajaran. jahit, menjahit bagian –bagian potongan
Tanpa adanya guru dan peserta didik maka pakaian menyetrika bagian pakaian dan
proses pembelajaran tidak dapat merapikan tempat kerja dan alat kerja.
terlaksana.terakhir sarana prasarana yang Dapat disimpulkan teori diatas bahwa
digunakan dalam pembelajaran life skill faktor pengdukung dalam pelaksanaan
menjahit ialah ruangan belajar menjahit dan pembelajaran life skill menjahit yakni dari
mesin jahit , mesin jahit jahit yang segi sarana dan prasarana seperti ruangan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara sistematis berkaitan
dengan pembelajaran non formal santri di era pandemi covid-19, melalui program-program
kegiatan pendidikan non formal yang ada di pondok pesantren Al Hasanah Bengkulu tengah
selama pandemi covid-19. Metode yang digunakan adalah Focus grup discusion dengan
mendapatkan hasil bahwa pembelajaran non formal santri pondok pesantren di era pandemi
covid-19 tetap dapat dilaksanakan pembelajaran dan pelatihan secara tatap muka, yakni dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat, pembelajaran Non formal yang dilaksanakan adalah
pelatihan ceramah Agama atau Muhadoroh dengan menggunakan 3 bahasa yakni Arab, Inggris
dan Indonesia, selain itu di pesantren Al Hasanah ini wajib menggunakan bahasa Arab dalam
setiap berkomunikasinya. Program penghafalan Qur’an pada TPQ yang ada menggunakan
metode yang berbeda dari pondok pesantren yang lain yakni dengan menggunakan Metode
Qiro’ati yaitu metode pembelajarn Qur’an dengan berlevel level tingkatan mulai dari Jilid 1, Jilid
2. Jilid 3, Jilid 4, dan Gharid. Dimana metode ini bukan berdasarkan lamanya waktu untuk dapat
naik level, tetapi berdasarkan kemampuan dari santri itu sendiri dalam menangkap
pembelajaran untuk dapat naik level dan dengan diajarkan oleh guru yang sudah mahir di
bidangnya yakni yang sudah memenuhi sertifikat Sahada yang dapat mengajarkan Al Qur’an.
Abstrak
Pelestarian budaya adalah salah satu cara mempertahankan nilai-nilai budaya. Suku
serawai mempunyai beragam budaya, salah satunya bimbang Adat, yang berupa upacara
pernikahan adat dimana terdapat kuliner lemang dan tapai. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi secara sistimatis hal-hal yang berkaitan dengan realisasi pendidikan
nonformal dalam penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku Serawai di Kecamatan Kota
Manna kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriftif yang menunjukkan hasil, (1) Realisasi pendidikan nonformal dalam
penyelenggaraan kuliner Bimbang Adat Suku Serawai didapat secara turun temurun dari
generasi sebelumnya, tidak melalui pendidikan formal ataupun pendidikan nonformal secara
langsung. (2) Bila kuliner ini akan dibisniskan maka kursus pendidikan diadakan untuk dapat
menghitung laba rugi dari bisnis tersebut, lain halnya dengan kegiayan sosial Bimbang Adat
yang tidak ada perhitungan laba rugi. (3) Terdapat pelatihan Tari Adat yang bertujuan untuk
memaksimalkan mutu tari tersebut sebelum dipergu nakan dalam rangkaian pesta Bimbang
Adat tersebut.
Kata Kunci: Pendidikan Nonformal, Bimbang Adat, Suku Serawai
Abstract
Cultural preservation is one way to maintain cultural values. The Serawai tribe has a variety of
cultures, one of which is doubting Adat, which is a traditional wedding ceremony where there
are lemang and tapai cuisines. This study aims to obtain information systematically on matters
relating to the realization of non-formal education in the implementation of traditional culinary
doubts of the Serawai tribe in Kota Manna District, South Bengkulu Regency. This study uses a
qualitative method with a descriptive approach that shows the results, (1) The realization of non-
formal education in the implementation of the Serawai Tribe's Indigenous Bimbang culinary is
obtained from generation to generation from the previous generation, not through formal
education or direct non-formal education. (2) If this culinary is to be put into business, then an
educational course is held to be able to calculate the profit and loss from the business, it is
different with the Bimbang Adat social activity where there is no profit and loss calculation. (3)
There is training in Traditional Dance which aims to maximize the quality of the dance before
it is used in the series of the Indigenous Consideration party.
Awal mula sejarah Suku Serawai masih kini menjadi tanpa batas. Sebgai akibatnya
belum dapat dirumuskan secara ilmiah, baik orientasi adat istiadat untuk tidak lagi tinggal
dalam bentuk berupa tulisan maupun dalam dari budaya asli, tetapi sudah mengalami
bentuk berupa publikasi. Awal mula Suku proses pembelajaran kedalam sub-sub variasi
Serawai hanya didapatkan dari penjelasan (Pratama, A, W. 2014).
atau cerita dari orang tua, kebiasaan
Pendidikan secara praktis tak dapat
mewariskan sejarah secra lisan berdampak
dipisahkan dengan nilai-nilai budaya.
terhadap validasi sejarah Suku Serawai
Keduanya sangat erat sekali hubungannya,
sekarang karena masyarakat Serawai dulu
pendidikan bertujuan membentuk agar
kurang dalam budaya menulis (Ansori,
manusia dapat menunjukkan perilakunya
2018:9).
sebagai manusia yang berbudaya yang
Kuliner atau makanan lokal merupakan mampu bersosialisasi dalam masyarakat dan
salah satu identitas suatu kelompok menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup.
masyarakat yang sangat mudah untuk Untuk melestarikan dan selalu meningkatkan
ditemukan dan mudah untuk dikenali. Setiap kebudayaan itu sendiri, dengan adanya
wilayah di Indonesia memiliki kekayaan pendidikan bisa mentransfer kebudayaan itu
kuliner yang menjadi ciri khas atau identitas sendiri dari generasi kegenerasi selanjutnya.
daerah tersebut (Tyas, 2017)
Dari data yang dipaparkan diatas, maka
Kuliner tradisional merupakan salah satu penelitian mendalam mengenai “Realisasi
kekayaan budaya yang harus digali kembali Pendidikan Nonformal Dalam
sebagai salah satu aset kultural melalui Penyelenggaraan Kuliner Bimbang Adat Suku
revitalisasi dan proses-proses transformasi. Serawai”
Oleh sebab itu, kuliner tradisional bukan saja
METODE
sebagai ilmu tata boga tradisional melainkan
Penelitian ini menggunakan metode
dapat juga menjadi ruang pengetahuan dan
kualitatif dengan pendekatan deskriftif.
kearifan lokal (Wurianto, 2008 dalam Jurnal
Metode ini adalah metode penelitian yang
Penelitian Sejarah dan Budaya)
digunakan untuk meneliti penelitian pada
Koesntjaraningrat dalam Triwaedani kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
(2014:103) bahwa suatu pelestarian lawannya adalah eksperimen) dimana
kebudayaan adalah sebuah sistem yang besar penenlitian adalah sebagai instrumen kunci,
dan melibatkan masyarakat enggan masuk teknik pengumpulan data dilakukan secara
kedalam subsistem kemasyarakatan serta trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat
memiliki komponen yang saling terhubung. induktif dan hasil penenlitian kualitatif lebih
Sehingga sebuah pelestarian kebudayaan menekankan makna dari pada generalisasi.
bukanlah gerakan atau sebuah aktivitas yang Sugiyono (2015:1)
bisa dilakukan oleh individu dengan dalih Subjek penelitian sebagai sumber
memelihara sesuatu agar tidak punah dan data agar lebih difokuskan pada suatu
hilang ditelan zaman. Melainkan suatu penelitian, dalam arti memahami masalah
kegiatan yang besar terorganisir dan memiliki dan dapat memberikan informasi sesuai
banyak komponen yang saling terhubung dengan tujuan penenlitian. Untuk itu subjek
antara satu dengan lainnya. yang dipilih yaitu:
Dalam pelestarian budaya, baik nasional
maupun daerah nilai-nilai adat istiadat itu Nama L/P Keterangan
No
selalu mengalami perubahan-perubahan.
1. Johlan L Sekretaris BMA
Perjalanan perkembangan kebudayaan dan
Syarin
masyarakat dalam sejarahnya tidak pernah
tertutup dari tersinggungan dengan budaya- 2. Sail L Pemuka
budaya lain. Melalui perkembangan Mayarakat
komunikasi global, seolah-olah antar budaya
dan valid. Pada trianggulasi teknik ini penelitian atas apa yang dianggap
maka pengumpulan data dilakukan menjadi permasalahan pada penelitian.
dengan menggunakan teknik yang 3) Verifikasi data
berbeda pada sumber penelitian atau Kesimpulan awal yang dikemukakan
informan yang sama yaitu wawancara, bersifat sementara dan masih diragukan.
observasi dan studi dokumentasi. Oleh karena itu kesimpulan senantiasa
diverivikasi selama penelitian
Teknik analisis data berlangsung dan berubah bila ditemui
Menurut Sugiyono (2015: 89) analisis data bukti-bukti yang kuat dan mendukung
adalah proses mencari dan menyusun secara pada tahap pengumpulan data berikutnya
sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumentasi, dengan cara Kecamatan Kota Manna termasuk
mengorganisasikan data ke dalam kategori, kedalam wilayah kabupaten Bengkulu
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan Selatan, provinsi Bengkulu. Pada tahun 2020
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih luas daerah Kota Manna 2,71%. Jumlah
mana yang penting dan yang akan dipelajari, penduduk memiliki 31,807 jiwa. Untuk laju
dan membuat kesimpulan sehingga mudah pertumbuhan penduduk 1,64%. Jenis kelamin
dipahami oleh diri sendiri maupun orang laki-laki (16.107) perempuan (15.700),
lain. memiliki luas daerah 32,16 (km2/sq,km),
Terdapat 3 (tiga) langkah dalam analisis tinggi wilayah 49 (mdpl), terdapat 5 desa dan
data yaitu reduksi data, penyajian data dan 6 kelurahan. Hasil didapat pada tanggal 20
verifikasi data. Mei s/d 10 Juni 2021.
1) Reduksi data Berdasarkan penemuan peneliti melalui
Menurut Sugiono (2015: 92) wawancara dengan tiga sumber utama
mereduksi data berarti merangkum, penelitian dan melakukan observasi langsung
memilih hal-hal yang pokok, kelapangan untuk mencari tahu mengenai
memfokuskan pada hal-hal yang penting, realisasi pendidikan nonformal dalam
dicari tema dan polanya, sehingga data penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku
yang telah diresuksi akan memberikan serawai dalam upacara pernikahan, yaitu
gambaran yang lebih jelas dan yang pertama pendidikan otodidak di mana
mempermudah penelitian untuk pendidikan ini secara turun temurun
melakukan pengumpulan data. Dalam mewariskan ilmu-ilmu kuliner ini tidak ada
penelitian ini, peneliti mengumpulkan melalui pendidikan formal, yang kedua
data dari berbagai hasil wawancara pada melalui kursus pendidikan nonformal apa
sumber penelitian bila kuliner ini akan di bisniskan kursus
2) Penyajian data mandiri membuat lemang dan tapai untuk
Penyajian data bisa dilakukan dalam kormesial dalam rangkah bisa menghitung
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan labah rugi lain dengan kegiatan sosial
antara kategori dan sejenisnya (Sugiyono, bimbang adat yang tidak ada hitungan labah
2015: 95). Penyajian data dapat pula rugi, yang ketiga dalam penyelenggaraan
diartikan sebagai suatu proses pernikahan juga sebagai pelestarian budaya
pembuatan laporan mengenai hasil dari sebelum memulai acara bimbang ada
data dan informasi yang telah ditemukan pelatihan menari untuk memaksimalkan
oleh peneliti. Penyajian data harus pada saat berlangsungnya acara dan pastinya
dilakukan sesederhana mungkin agar pada saat acara dapat mengetahui warisan
mudah serta jelas untuk dipahami. Pada budaya turun temurun.
penelitian ini, peneliti mencoba Realisasi pendidikan nonformal dalam
menyajikan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku
hasil wawancara peneliti dengan sumber serawai, belajar menggunakan buku, dengan
tuaua kerjau bisa juga mendengar penjelasan
dari orang tertua atau melihat langsung kelestarian budaya kita ini. Culture
pelaksanaan bimbang adat makan sepagi Knowlwdge merupakan pelestarian budaya
tersebut, bisa juga otodidak. yang dilakukan dengan cara membuat suatu
Realisasi pendidikan nonformal dalam pusat informasi mengenai kebudayaan yang
penyelenggaraan kuliner bimbang adat dapat difungsionalisasi kedalam banyak
makan sepagi suku serawai, bisa dari bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi
pendidikan masyarakat atau bisa juga antara ataupun untuk kepentingan pengembangan
mulut ke mulut. kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah.
Pelestarian budaya lokal adalah
mempertahankan nilai-nilai seni budaya, Kuliner tradisional adalah produk yang
nilai tradisional dengan mengembangkan sering di konsumsi oleh suatu kelompok
perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan masyarakat atau dihidangkan dalam
selektif, serta menyesuaikan dengan situasi perayaan atau waktu tertentu, diwariskan
dan kondisi yang selalu berubah dan dari generasi ke generasi, dibuat sesuai
berkembang (A, W, Widjaja. 1986: 134). dengan resep secara turun-temurun, dibuat
tanpa atau dengan sedikit rekayasa, dan
Pelestarian budaya lokal yakni dengan
memiliki karakteristik tertentu yang
memberikan pembelajaran sosial bagi
membedakannya dengan kuliner daerah lain
generasi muda. Pembelajaran yang dimaksud
(Guerrero, 2019 dalam Jurnal Pariwisata
antara lain dapat dilakukan dengan
Terapan).
memberikan pendidikan pada generasi muda
Berdasarkan hasil temuan dan teori
agar mereka memiliki tanggung jawab untuk
tersebut dapat disimpulkan bahwa realisasi
berperan aktif dalam melestarikan budaya.
pendidikan nonformal dalam
Pendidikan tersebut bisa dimulai dengan
penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku
memberikan kesempatan pada generasi
serawai Bahwa secara turun temurun
muda untuk belajar berbagai seni budaya
mewariskan ilmu-ilmu kuliner ini tidak ada
yang ada seperti belajar menari dan
melalui pendidikan formal, melalui kursus
mengadakan pertunjukkan pentas budaya
pendidikan nonformal apa bila kuliner ini
lokal antar dusun ataupun desa. Generasi
akan di bisniskan kursus mandiri membuat
muda diberi kesempatan dan wadah untuk
lemang dan tapai untuk kormesial dalam
menunjukkan potensi yang dimiliki di bidang
rangkah bisa menghitung labah rugi lain
seni. Masyarakat dapat mempertahankan
dengan kegiatan sosial bimbang yang tidak
keberadaan budaya tersebut dengan berbagai
ada hitungan labah rugi, dalam
kegiatan yang ada di masyarakat seperti
penyelenggaraan pernikahan juga sebagai
mengadakan lomba dalam acara tradisi oleh
pelestarian budaya sebelum memulai acara
generasi muda. (Suryani, 2018 dalam jurnal
bimbang ada pelatihan menari untuk
media informasi penelitian kesejateraan
memaksimalkan pada saat berlangsungnya
sosial).
acara dan pastinya pada saat acara dapat
Menurut (Wedyawati, nelly. 2018 dalam mengetahui warisan budaya turun temurun.
jurnal ilmiah ilmu pendidikan) cara untuk dan mendengarkan penjelasan dari orang
melestarikan budaya baik secara langsung tertua atau melihat langsung pelaksanaan
maupun secara tidak langsung: Culture bimbang adat. Dengan sering dilaksanakan
Experience merupakan pelestarian budaya bimbang adat suku serawai sebagai
yang dilakukan dengan cara terjun langsung pelestarian budaya maka dalam kegiatan itu
kedalam sebuah pengalaman kultural. secara impulsif mengandung aspek
Contohnya, jika kebudayaan tersebut pendidikan nonformal bagi masyarakat
berbentuk tarian, maka masyarakat karena dari kegiatan ini masyarakat banyak
dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam belajar budaya adat kota manna secara
menguasai tarian tersebut. Dengan demikian langsung dan sebelum dilakukan bimbang
dalam setiap tahunya selalu dapat dijaga
adat ada kegiatan pengarahan tua kerja pada Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan
masyarakat agar acara sesuai harapan. Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Alfabeta.
KESIMPULAN
Realisasi Pendidikan Nonformal Pratama, A, W. (2014). Upaya Pelestarian
dalam Penyelenggaraan Kuliner Bimbang Budaya Lokal oleh Pusat Kegiatan
Adat Suku Serawai Bahwa secara turun Belajar Mengajar (PKBM) Dewi
temurun mewariskan ilmu-ilmu kuliner ini Fortuna Melalui Pelatihan
tidak ada melalui pendidikan formal, melalui Pengkaderan Berbasis Budaya.
kursus pendidikan nonformal apa bila kuliner Yogyakarta: Universitas Negeri
ini akan di bisniskan kursus mandiri Yogyakarta.
membuat lemang dan tapai untuk kormesial Refisrul. (2019). Fungsi Lemang dalam
dalam rangkah bisa menghitung labah rugi Upacara Perkawinana Suku Besemah
lain dengan kegiatan sosial bimbang yang di kabupaten Kaur provinsi Bengkulu.
tidak ada hitungan labah rugi, dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya,
penyelenggaraan pernikahan juga sebagai volume 5, nomor 2, halaman 237.
pelestarian budaya sebelum memulai acara Setiawan, Irwan. 2012. Mengenal Budaya Suku
bimbang ada pelatihan menari untuk Serawai (Bengkulu Selatan)
memaksimalkan pada saat berlangsungnya https://www.kompasiana.com/kereta
acara dan pastinya pada saat acara dapat unto.blogspot.com/5518a7e1a33311c80
mengetahui warisan budaya turun temurun. fb6593d/mengenal-budaya-suku-
Dengan sering dilaksanakan bimbang adat bangsa-serawai-bengkulu-
suku serawai sebagai pelestarian budaya selatan.diakses pada tanggal 01 maret
maka dalam kegiatan itu secara impulsif 2021 pukul 16:31
mengandung aspek pendidikan nonformal Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian
bagi masyarakat karena dari kegiatan ini Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
masyarakat banyak belajar budaya adat kota Suprijanto. 2016. Pendidikan Orang Dewasa.
manna secara langsung dan sebelum Jakarta: Bumi Aksara.
dilakukan bimbang adat ada kegiatan Suryani. (2018). Strategi Pelestarian Budaya
pengarahan tua kerja pada masyarakat agar Lokal Dalam Menjaga
acara sesuai harapan. Kesetiakawanan Sosial. Jurnal Media
DAFTAR PUSTAKA Informasi Penelitian Kesejateraan
Sosial. vol 42, no 2, halaman 187-196.
Ansori, Sabana, dkk. 2018. Bengkulu Selatan Triwardani, Reny. Rochayanti, Christina.
Sekilas Jejak dan Pesonanya. 2014. Implementasi Kebijakan Desa
Bengkulu: Yayasan Sahabat Alam Budaya Dalam Upaya Pelestarian
Rafflesi. Budaya Lokal. Jurnal Reformasi, no 2,
vol 4. Universitas Tri bhuana Tungga
A. W. Widjaja. (1986). Komunikasi dan dewi.
Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bina Tyas, A. S. (2017). Identifikasi Kuliner Lokal
Aksara. Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris. Jurnal Pariwisata Terapan,
volume 1, nomor 1, halaman 3.
Fitriani, D. S. (2019). Makna Tari Napa pada
Bimbang Adat Suku Serawai di Kota
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Jurnal Sosiologi Nusantara, volume 5,
Pendidikan Nasional.
nomor 1, halaman 12.
Waridah. 2017. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bmedia Imprint Kawan
Pustaka.
Abstrak
Penelitian ini berfokus pada strategi pemberantasan buta aksara dengan menggunakan
metode reflect di desa Persatuan Asahan Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengetahui jumlah masyarakat buta aksara di desa Persatuan dan mengetahui faktor yang
mempengaruhi masih adanya masyarakat yang buta aksara. Penelitian ini dibuat karena masih
adanya masyarakat yang memiliki kesadaran yang rendah terhadap pendidikan karena desakan
ekonomi. tidak adanya kemampuan untuk menghadapi kehidupan (persaingan kehidupan dan
jumlah anggota keluarga banyak), dan tidak adanya program pemerintah untuk mengatasi buta
aksara di desa persatuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
dan pengembangan. Teknik pengumpulan data adalah dengan metode observasi, observasi
langsung ke desa persatuan dan mendapatkan informasi informasi langsung mengenai jumlah
orang yang yang mengalami buta aksara. Hasil dari kajian literature ini adalah terlihat dari
beberapa faktor, faktor ekonomi menjadi faktor utama yang membuat masyarakat buta aksara,
wilayah yang tidak terjangkau program keaksaraan dari pemerintah setempat, pengarauh sosial
& budaya masyarakat, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, dan minimnya sarana
untuk memperoleh bahan bacaan seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Abstract
This study focuses on strategies for eradicating illiteracy using the method reflect in the village of
Asahann Association, North Sumatra. The purpose of this study is to determine the number of
illiterate community in the factors that influence the existence of illiterate society. This research
was made because there are still people who have low awareness of education due to economic
pressure. Lack of ability to face life (competition of life and the number of family members), and
the absence of government program to overcome illiteracy in the unity village. The method used in
this research is a research and development method. The data collection technique is by
observation method, direct observation to the unity village and get information directly on the
number of people who are illiterate. The results of this literature review are seen from several
factors, economic factors are the main factors that make people blind literacy, areas not covered
by literacy programs from the local government, social influence and community culture, low
support from the family environment, and lack of means to obtain reading materials such as the
Community Reading Park (TBM).
pemerintah untuk mengatasi buta aksara di pertama, studi pendahuluan dalam rangka
desa persatuan. menggali fokus dan data awal penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu baik empirismaupun teoritis .Kemudian
mengetahui jumlah masyarakat buta aksara model konseptual divalidasi melalui
di desa Persatuan dan mengetahui faktor diskusi,expert judgment, dan konsultasi
yang mempengaruhi masih adanya dengan pembimbing.Tahap kedua, menguji
masyarakat yang buta aksara. efektivitas model pembelajarankeaksaraan
Berdasarkan kajian diatas maka dasar dengan metode reflect melalui uji di
diperlukan suatu alternative pembelajaran lapangan.
keaksaraan yang efektif dan efisien. Teknik pengumpulan data adalah
Pembelajaran buta aksara ini dilakukan dengan metode observasi, observasi
untuk mengurangi warga yang mengalami merupakan metode pengumpulan data yang
buta aksara agar menjadi melek aksara. dimana para peneliti mencatat segala
Pembelajaran buta aksara harus dirancang informasi yang telah mereka lakukan selama
sedemikian rupa agar dapat membantu penelitian.Dalam hal ini peneliti melakukan
masyarakat dalam belajar mengenal huruf. observasi langsung ke desa persatuan dan
Cara yang diduga efektif dalam mendapatkan informasi informasi langsung
penyelesaian masalah ini adalah dengan mengenai jumlah orang yang yang
menggunakan metode reflect dimana mengalami buta aksara.
metode ini warga belajar diberi kesempatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengembangkan materi – materi
Berdasarkan pengamatan peneliti,
belajarnya sendiri. Dalam proses belajarnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi
arga belajar dan tutor sama sama memiliki
masih adanya masyarakat buta huruf di desa
kesempatan untuk merefleksi kembali
Persatuan diantaranya :
peran dan posisi masing – masing serta
1. Faktor Ekonomi menjadi faktor utama
menggali potensi yang ada di diri mereka
yang membuat masyarakat itu menjadi
masing – masing.
buta aksara karena untuk memenuhi
METODE
kebutah pokok saja belum terpenuhi
Metode yang digunakan dalam
seutuhnya apalagi untuk mengenyam
penelitian ini adalah metode penelitian dan
pendidikan.
pengembangan (Borg & Gall, 1979)Penilitian
2. Wilayah yang jauh dengan layanan
ini bertujuan untuk keaksaraan dasar yang
pendidikan atau tidak terjangkaunya
menggunakan metode reflect. Penelitian
program keaksaraan dari pemerintah
dilakukan dalam dua tahap, yaitutahap
setempat.
Abstract
The purpose of this study was to determine stakeholder expectations regarding the competence of
graduates of the Non-formal Education Study Program, Faculty of Teacher Training and
Education, Bengkulu University. This research is a qualitative research. The results of the study
show, (1) Stakeholders' expectations on the competence aspect of attitude are religious obedient,
responsive to helping their colleagues, enthusiastic on national holidays, responsive in
understanding their social environment, disciplined, responsible, having courage. (2) The
expectations of stakeholders on the competence aspect of knowledge are seeking information on
the development of non-formal education, being able to find out the right method for adults, being
able to design learning activities, being able to provide the latest ideas for education. (3) The
expectations of stakeholders in general skills competence are showing good performance, being
able to provide ideas according to problems, being able to apply new technology, being able to
establish good cooperation and being able to design the governance of educational institutions. (4)
The expectations of stakeholders on the competence aspect of special skills are, developing
programs in PNF institutions, being able to develop management plans for PNF institutions, being
able to develop community potential.
Keywords: Expectations, Stakeholders, Competencies of Non-Formal Education Graduates.
dihasilkan dapat berkompetisi di dunia juga dilandasi oleh dinamika dan tuntutan
kerja, serta sesuai dengan keinginan pasar yang memerlukan tenaga kerja yang
stakeholder. Oleh karena itu, isu tersebut, terampil dan profesional. Sebagai Program
hendaknya dapat dijadikan dasar dalam Studi Pendidikan Nonformal satu-satunya
rangka peningkatan kualitas mutu yang ada di kota Bengkulu, maka prodi
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pendidikan Nonformal telah memuat
Universitas Bengkulu dengan melakukan standar kompetensi lulusan yang
langkah strategis guna menjaga eksistensi terstruktur dalam kompetensi utama,
dan kualitasnya sebagai universitas yang pendukung dan lainnya yang sangat
unggul, terkemuka dan terpercaya dalam relevan dengan pranata dan nilai-nilai
pandangan stakeholder. program studi pendidikan nonformal.
Program Studi S1 Pendidikan Menurut Kurikulum Program Studi
Nonformal sebagai bagian dari Fakultas Pendidikan Nonformal kompetensi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lulusan Program Studi Pendidikan
Bengkulu yang mana program S1 Nonformal yaitu :
Pendidikan Nonformal didirikan 1. Kompetensi utama
berdasarkan surat keputusan Dirjen Dikti a. Kompetensi aspek sikap.
Nomor : 775/D/T/2002 tanggal 23 april b. Kompetensi aspek pengetahuan.
2002, ditetapkan nama program studi c. Kompetensi aspek keterampilan
Pendidikan Luar Sekolah dan telah umum.
menghasilkan sarjana-sarjana Pendidikan d. Kompetensi aspek keterampilan
Luar sekolah. khusus
Sesuai dengan perkembangan ilmu 2. Kompetensi pendukung lulusan
dan kebutuhan Stakeholder pada tahun a. Kemampuan bekerjasama dalam
2014 Direktur Pembelajaran dan tim yang multidisiplin.
Kemahasiswaan Derektorat Jendral b. Mampu bertanggung jawab,
Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan profesional dan memiliki etika
dan Kebudayaan RI melalui suratnya yang baik.
Nomor : 2300/E3/2014 Tanggal 28 Mei 2014 c. Kemampuan berkomunikasi secara
perihal tentang perubahan nomenkelatur efektif.
program studi, meminta Rektor d. Mampu mencermati peluang baik
Universitas Bengkulu mengirimkan dimasyarakat maupun di
Perubahan Nomenklatur Program Studi, pemerintahan.
pada surat Rektorat Universitas Bengkulu 3. Kompetensi lainnya/pilihan lulusan
Nomor : 6290/UN30/EP/2014, tanggal 26 a. Kemampuan memahami tahapan
Juni 2014 tentang perubahan Nomenklatur bisnis untuk mengembangkan
Program Studi. Semenjak tanggal tersebut teknologi, pemberdayaan ekonomi
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah dan konsep bisnis menuju
berganti nama dengan Program Studi komersialisasi.
Pendidikan Nonformal. Lulusan S1 pendidikan nonformal
Sejak tahun 2002, Prodi S1 diarahkan pada calon pendidik dan
Pendidikan Nonformal telah melakukan kependidikan pendidikan nonformal
evaluasi kurikulum berdasarkan masukan yang unggul sesuai dengan visi dan misi
dan dan pertimbangan kebaruan keilmuan dari program studi pendidikan
pendidikan nonformal. Pembaharuan itu nonformal.
aspek sikap, aspek pengetahuan, aspek (2020:7), sikap merupakan perilaku benar
keterampilan umum dan aspek dan berbudaya sebagai hasil dari
keterampilan khusus. internalisasi dan aktualisasi nilai dan
Penelitian dilaksanakan di tiga norma yang tercermin dalam kehidupan
lembaga yaitu SKB Argamakmur, PKBM spiritual dan sosial melalui proses
Songgo Langit Kota Bengkulu dan PKBM Pembelajaran, pengalaman kerja
Bahari dan Pariwisata Kota Bengkulu. mahasiswa, Penelitian dan/atau
Alasan memilih ketiga lembaga tersebut Pengabdian kepada Masyarakat yang
karena relevan dengan kompetensi yang terkait Pembelajaran.
dimiliki lulusan dan di ketiga lembaga PNF Hasil observasi, wawancara dan
tersebut terdapat lulusan Prodi PNF FKIP dokumentasi yang dilakukan bahwa pada
UNIB tahun 2018. kompetensi aspek sikap yang dimiliki
Teknik pengumpulan data lulusan, stakeholder memiliki harapan
merupakan langkah yang paling strategis lulusan dapat taat menjalankan ibadah,
dalam penelitian, karena tujuan utama dari cepat tanggap membantu teman
penelitian adalah mendapatkan data. sejawatnya yang mendapatkan musibah
Adapun teknik yang digunakan dalam bahkan juga dapat membantu diluar
penelitian ini adalah adalah observasi lingkungan lembaga tempatnya bekerja,
berkaitan dengan perilaku manusia, proses bangga sebagai bagian dari penduduk
kerja, gejala-gejala alam dan apabila indonesia dan antusias untuk ikut upacara
responden diambil tidak terlalu besar. pada saat memperingati hari-hari besar
mengumpulkan dokumen-dokumen nasional, mampu menjadi pelopor untuk
pendukung untuk melengkapi data memajukan masyarakat, dapat tanggap
penelitian. untuk memahami lingkungan sosialnya
Untuk menguji validitas data, terhadap setiap permasalahan yang ada,
peneliti menggunakan teknik triangulasi. menghargai perbedaan yang ada di
Sebagaimana pendapat Meleong lingkungan kerja, dapat disiplin, taat
(2005:330) “Teknik triangulasi adalah aturan dan dapat menunjukkan sikap
teknik pemeriksaan validitas data yang bertanggungjawab terhadap tugas,
memanfaatkan suatu yang lain. Diluar data memiliki keberanian menghadapi
itu untuk keperluan pengecekan atau tantangan yang ada sehingga dapat
sebagai perbandingan terhadap data itu”. membuka usaha sendiri atau dapat
Selain itu peneliti melakukan analisis membuka usaha berbasis masyarakat.
data meliputi reduksi data (data reduction) Berdasarkan Peraturan Menteri
merupakan pengumpulan data penelitian. Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Setelah data di reduksi, maka langkah Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
selanjutnya adalah penyajian data (data Standar Nasional Pendidikan Tinggi
display) dan penarikan kesimpulan (2020:7), pengetahuan merupakan
(verification). penguasaan konsep, teori, metode,
dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu
HASIL DAN PEMBAHASAN secara sistematis yang diperoleh melalui
Menurut Peraturan Menteri penalaran dalam proses Pembelajaran,
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik pengalaman kerja mahasiswa, Penelitian
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang dan/atau Pengabdian kepada Masyarakat
Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang terkait Pembelajaran.
Abstract
The economic and social program of the Baitul Atieq mosque management provides benefits for
the economic empowerment of the congregation, especially during the current COVID-19
pandemic. So this study aims to describe the role of Baitul Atieq Mosque management in the
economic empowerment of the congregation. This researcher uses a qualitative research method
with a descriptive approach. Data collection techniques used using interviews, observation, and
documentation. The validation technique uses triangulation. They are time triangulation,
subject triangulation, and technique triangulation. The results of this study indicate that the
Baitul Atieq mosque management has provided convenience and economic empowerment to
the congregation in the form of lending capital of 2 million for 10 people and providing catfish
seeds so that congregations can develop catfish farms in their respective homes.
makin makmur suatu masjid ataupun lainnya. Sedangkan sebagai pusat ibadah sosial,
sebaliknya. masjid dapat difungsikan sebagai pengelola
Masjid hingga saat ini masih tetap zakat, wakaf, membangun ukhuwah islamiyah,
berfungsi, tetapi dalam pergerakkannya tidak menjaga kebersihan, kesehatan bersama dan
lagi terarah sesuai fungsi, jika tidak membantu peningkatan ekonomi jamaah.
dimanfaatkan dengan baik. Masjid merupakan Kedua, memanfaatkan masjid sebagai pusat
pusat kegiatan kaum muslimin. Ibarat jantung pengembangan jamaah melalui sarana dan
bagi tubuh, ia merupakan tempat pemompa prasarana yang dimiliki masjid seperti khutbah,
kualitas kaum muslimin. Dari sanalah pengajian, kursus keterampilan yang
seharusnya kaum muslimin merancang masa dibutuhkan oleh jamaah. Dan yang ketiga,
depannya, baik dari lini diin (agama), ekonomi, membina persatuan umat. Keagungan masjid
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan, tidak terletak pada keindahan bangunan
sebagaimana para pendahulunya fisiknya saja, melainkan bagaimana upaya
memfungsikan masjid secara maksimal (Faruq, memberdayakan masjid sebagai pusat
2010: 5). pemberdayaan umat dan pengembangan
Umat Islam khususnya di Bengkulu peradaban (Bahtiar, 2017:83).
cenderung memahami bahwa masjid adalah Fungsi mesjid dalam membina
tempat suci yang didalamnya hanya dibolehkan persatuan umat dapat ditinjau dari berbagai
untuk digunakan tempat beribadah (shalat) saja program yang dijalankan secara rutin. Berbagai
dan tidak dapat dicampurbaurkan dengan program mesjid untuk kepentingan umat telah
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan banyak digulirkan secara berkelanjutan. Mesjid
permasalahan-permasalahan sosial, seperti memanfaatkan dana yang boleh digunakan
politik, ekonomi, budaya, adat dan sebagainya. secara syari’ah dengan pertimbangan dewan
Adanya pandangan bahwa semua pekerjaan pengurus mesjid masing-masing.
yang berhubungan dengan masjid tidak Masjid menerima sumbangan dari
memiliki keuntungan material sehingga orang masyarakat dalam bentuk infaq, shodaqoh,
melakukan secara tidak serius (Hutomo, 2000). wakaf, dan bentuk dana lainnya sebagai
Kondisi tersebut akan mengakibatkan sumbangan yang sah. oleh ajaran Islam. Donasi
suatu perbedaan ibadah dan muamalah yang tersebut digunakan untuk membangun dan
semestinya berjalan secara beriringan dan memelihara infrastruktur masjid dan fasilitas,
harmonis karena keduanya merupakan suatu membiayai pelayanan ibadah Islam,
sistem batang tubuh yang tidak bisa dipisahkan. memberikan pelayanan pendidikan agama
Masjid sebagai pranata sosial Islam sekaligus Islam, dan memberikan pelayanan sosial dan
media rahmatan ‘lil alamin hanya akan ekonomi dalam rangka meningkatkan
mewujudkan rahmat dan barokah yang di kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat;
inginkan jika masjid menjalankan peran dan muslim (Asrori dkk, 2021: 56).
fungsinya. Aktivitas yang dilakukan pengurus
Peranan manajemen masjid dalam mesjid dalam bidang ekonomi saat ini, menjadi
bidang ekonomi jamaah. Ekonomi dan masjid suatu program yang sangat dinanti dan
selalu menjadi hal yang sebenarnya adalah satu diharapkan masyarakat. Pandemi Covid-19
kesatuan dalam kehidupan masyarakat. yang telah melanda dunia selama 2 tahun sangat
Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) ada berdampak pada kehidpan ekonomi
tiga fungsi masjid pertama, masjid dapat masyarakat. Pandemi covid-19 menyebabkan
difungsikan sebagai tempat ibadah,baik ibadah banyak sekali dampak yang dirasakan oleh
mahdhah, maupun ibadah sosial. ibadah pemerintah bahkan masyarakat kecil sekalipun.
mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada Salah satu dampak yang memiliki pengaruh
Allah SWT seperti shalat, mengaji dan ibadah yang sangat besar yakni masalah
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)
untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan data (penyajian data). Dengan penyajian data,
cara mengecek data kepada sumber yang sama maka dapat mempermudah dalam memahami
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data peranan pengurus masjid dalam melakukan
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan manajemen pemberdayaan ekonomi jamaah
observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila yang ada di lingkungan Masjid Besar Baitul
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data Atieq Sawah Lebar Kota Bengkulu.
tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, Setelah data direduksi, maka langkah
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut selanjutnya mendisplay data. Penyajian data
kepada sumber data yang bersangkutan atau bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
yant lain, untuk memastikan data mana yang bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
dianggap benar. Atau mungkin semuanya sejenisnya. The most frequent form of display
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda . data for qualitative research data in the past
(Sugiyono, 2020:191). has been narrative text’’. Yang paling sering
Penelitian ini dilakukan di Masjid digunakan untuk menyajikan data dalam
Besar Baitul Atieq Kota Bengkulu berlokasi di penelitian adalah dengan teks yang bersifat
Jl. Meranti Raya Kelurahan Sawah Lebar Kota naratif (Miles and Huberman, dalam Sugiono,
Bengkulu. Jumlah informan pada penelitian 2020:137). Dengan mendisplay data, maka
peranan manajemen Masjid Baitul Arieq dalam akan memudahkan untuk memahami
pemberdayaan ekonomi jamaah terdiri dari tiga bagaimana peranan pengurus masjid dalam
orang yaitu Bapak Ir. Suryadi Usman sebagai melakukan manajemen pemberdayaan ekonomi
ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), Ibu jamaah yang ada di lingkungan Masjid Besar
Rahmaini , S.P sebagai Ketua Majelis Taklim, Baitul Atieq Sawah Lebar Kota Bengkulu.
dan Bapak Hamdani sebagai jamaah aktif Tahap akhir dalam analisis data adalah
masjid. penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Pengecekan dokumentasi beralamatkan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
di Masjid Besar Baitul Atieq Sawah Lebar Kota bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
Bengkulu. Di mulai pada tanggal 06- 20 Juli ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
2021. Proses analisis data dalam penelitan ini mendukung pada tahap pengumpulan data
pengumpulan data dilakukan dengan mencari, berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
mencatat, dan mengumpulkan data melalui dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
yang terkait dengan Peranan Manajemen peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
Masjid Besar Baitul Atieq dalam data. Jawaban dari hasil penelitian akan
Pemberdayaan Ekonomi Jamaah. Peneliti memberikan penjelasan dan kesimpulan atas
melakukan analisis data diawali dengan tahap permasalahan penelitian yang diteliti dalam
reduksi data. Reduksi data merupakan data penelitian (Miles and Huberman dalam
mentah yang telah terkumpul yang jumlahnya Sugiyono, 2020: 141).
sangat banyak perlu direduksi data. Reduksi
berarti mengurangi data. Reduksi dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan memilih data yang dianggap penting, Penelitian mengenai peranan manajemen
merupakan data yang baru yang belum pernah masjid dalam pemberdayaan ekonomi jamaah
dikenal, data yang unik yang berbeda dengan ini dilakukan difokuskan pada satu lokasi
data yang lain dan merupakan data yang relevan penelitian, yaitu masjid Baitul Atieq Sawah
dengan pertanyaan penelitian (Sugiyono, Lebar Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil
2020:169). wawancara dan observasi yang peneliti
Tahap berikutnya dalam analisis data lakukan, maka ditunjukkan hasil bahwa
setelah melakukan reduksi data yaitu display program pemberdayaan ekonomi umat di
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)
bidang ekonomi dan sosial dilakukan manusia dalam pemakmuran masjid. Dengan
berdasarkan keluhan dan kebutuhan bagi program pemanfaatan dana sosial ekonomi
jamaah disekitar lingkungan Masjid Besar yang dimiliki masjid Baitul Atieq, sebagai
Baitul Atieq. pengurus masjid menggulirkan tambahan modal bagi usaha jamaah, merupakan
dana 20 juta untuk 10 jamaah tanpa bunga yang salah satu upaya yang baik, terutama dalam
memiliki usaha kecil-kecilan. Usaha jamaah ini mengembangkan usaha jamaah serta
yaitu berdagang di sekitaran gedung olah raga mengentaskan kemiskinan ekonomi.
(GOR) Sawah Lebar, pasar minggu dan tempat Kemiskinan ekonomi merupakan suatu
lainnya yang telah dapat teridentifikasi dengan fenomena sosial yang merupakan ketidak
baik oleh pengurus mesjid. Hasil lain pada mampuan jamaah dalam memenuhi kebutuhan
penelitian ini yaitu pengurus masjid Baitul dasar hidupnya. Bahkan dapat disebutkan
Atieq mengajak jamaah untuk melakukan dan masalah ketidakstabilan keimanan jamaah
belajar ternak lele. Hal ini dilakukan agar adalah salah satunya masalah faktor
jamaah memanfaatkan lingkungan rumah serta perekonomian. Kemiskinan adalah masalah
berusaha agar ekonomi jamaah lebih stabil. yang penting dan pokok dalam upaya
Pengurus masjid memberikan bibit anak ikan pembangunannya. Keberagaman pandangan
lele kepada jamaah, untuk mempermudah tentang kemiskinan menunjukan bahwa
jamaah memulai usaha ternak ikan lele. kemiskinan merupakan fenomena multi
Makna pemberdayaan ekonomi jamaah dimensi. Fenomena ini membuat pengukuran
merupakan konsep pemberdayaan yang kemiskinan menjadi tidak mudah. Namun
memberikan perspektif positif terhadap demikian, kemiskinan tetap harus diukur
permanfaatan sumber daya manusia atau sebagai gambaran dan bahan pengambilan
jamaah melalui masjid untuk kesejahteraan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
umat Islam. Pengembangan sumber daya (Kurniasih, 2020: 278). Pemberdayaan jamaah
manusia melalui pemberdayaan ekonomi merupakan langkah dan upaya menjadikan
jamaah merupakan suatu perubahan yang besar jamaah agar mampu mandiri dan menguasai
tentang revitalisasi fungsi masjid sebagai keterampilan tertentu. Pemberdayaan ekonomi
tempat pemberdayaan untuk kesejahteraan jamaah yang dilakukan oleh pengurus masjid
umat Muslim. Masjid merupakan pilar utama adalah untuk memotivasi, membantu dan
tempat melakukan pembinaan dan membangun memanfaatkan potensi yang ada dimiliki
wirausahawan yang akan menopang bagi jamaah (Hutumo, 2000). Pemberdayaan jamaah
kebangkitan dan kejayaan umat Islam. merupakan langkah dan upaya menjadikan
Dengan hal itu, peranan manajemen jamaah agar mampu mandiri, terhindar dari
masjid sangat diperlukan dan dilakukan dengan kemiskinan dan menguasai keterampilan
baik oleh takmir masjid terhadap jamaah. tertentu. Pemberdayaan ekonomi jamaah yang
Ta’mir masjid (pengurus masjid) adalah dilakukan oleh pengurus masjid adalah untuk
sekelompok orang yang dari jamaah masjid memotivasi, membantu dan memanfaatkan
yang mengemban amanah dan tanggung jawab potensi yang ada dimiliki jamaah. Program
terdepan dalam memakmurkan masjid (Faruq, pemberdayaan jamaah adalah bagian dari
2010:71). Ta’mir masjid adalah lokomatif atau program kerja di bidang ekonomi yang dimiliki
motor yang menggerakkan umat Islam untuk Masjid Besar Baitul Atieq dengan memberikan
mengelola masjid, memakmurkan masjid, dana pinjaman untuk modal pedagang, dan
membina jamaah, membentuk remaja masjid ternak lele.
dan menganekaragamkan kegiatan yang Pemberdayaan adalah upaya yang
dapat dikuti oleh masyarakat sekitar (Ayub, membangun daya masyarakat dengan
1996;66). Pengurus masjid Baitul Atieq dalam mendorong, memotivasi dan membangkitkan
hal ini telah berperan aktif dalam menjalankan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
tugasnya sebagai salah satu sumber daya berupaya untuk mengembangkannya.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)
Abstract
The purpose of this study was to find out and describe in detail the profile of a street child who
underwent learning activities or the empowerment process named Nurul Aulia which was
carried out at the Al-Ma'un Shelter House, Bengkulu City. This research is a descriptive-
qualitative research type. This research was conducted using data collection techniques, namely
interview, observation and documentation techniques. In the process of checking the validity of
the data, triangulation is used in the form of time triangulation, subject triangulation, and
technical triangulation. The benefits obtained at the Al-Ma'un Shelter are cognitive and affective
benefits. The results of this study state that the Al-Ma'un Shelter as a non-formal educational
institution is indeed one of the institutions that carry out community empowerment, one of
which is a street child named Nurul Aulia.
Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3, yaitu singgah merupakan proses informal yang
sebagai berikut: memberikan suasana resosialisasi kepada
“Pendidikan nonformal meliputi anak jalanan terhadap sistem nilai dan
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan norma yang berlaku di masyarakat setempat
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, Dari definisi tersebut dapat
pendidikan pemberdayaan perempuan, disimpulkan bahwa rumah singgah
pendidikan keaksaraan, pendidikan merupakan suatu bangunan yang
keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan digunakan sebagai tempat tinggal dan
kesetaraan serta pendidikan lain yang sebagai wadah kegiatan yang ditujukan
ditujukan untuk mengembangkan untuk anak jalanan.
kemampuan peserta didik”. Salah satu rumah singgah yang
Dari pengertian Pendidikan menjalankan fungsi dan tujuan bagi anak
Nonformal yang dijelaskan oleh undang- jalanan ini adalah Rumah Singgah Al-Ma’un
undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut bertempat di jalan S.Parman No.20 Padang
dapat disimpulkan bahwa salah satu bagian Jati RT.13 Kelurahan Penurunan Kecamatan
dari Pendidikan Nonformal adalah Ratu Samban Kota Bengkulu yang berdiri
Pemberdayaan. sejak tahun 2016.
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Berdasarkan studi lapangan yang
Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader dilakukan pada tanggal 11 November 2020
Pemberdayaan Masyarakat, pasal 1 ayat 8 terdapat 35 orang anak warga belajar
menyatakan bahwa “Pemberdayaan Rumah Singgah Al-Ma’un. Dari 35 orang
masyarakat adalah suatu strategi yang anak tersebut terdapat satu anak yang
digunakan dalam pembangunan unggul, yang aktif dalam belajar bernama
masyarakat sebagai upaya untuk Nurul Aulia. Nurul Aulia berumur 12 tahun
mewujudkan kemampuan dan kemandirian dan merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara.
dalam kehidupan bermasyarakat, Nurul tinggal bersama Ibunya di Rawa
berbangsa, dan bernegara. Makmur Merpati 4 yang bekerja sebagai
Dari definisi di atas dapat penjual bumbu keliling menggunakan
disimpulkan bahwa pemberdayaan sepeda. Nurul sekolah di SMPN 07 Kota
merupakan upaya yang dilakukan seseorang Bengkulu. Sebelumnya Nurul pernah
untuk memperbaiki kualitas hidupnya. bekerja sebagai penjual tissu, menjadi
Adapun salah satu sasaran dari badut, dan sekarang mengamen di lampu
pemberdayaan ini adalah anak jalanan. merah Simpang Lima dari pukul 16.00-21.00
Putra (2015, menjelaskan Anak jalanan WIB dengan naik angkutan kota.
adalah sebuah realitas yang menjadi Penghasilan yang Nurul dapat dari
bagian dari pemandangan kehidupan mengamen sebesar 20.000-40.000/hari,
perkotaan yang secara awam, masyarakat uang tersebut Nurul gunakan untuk
sering mendefinisikan anak jalanan membantu Ibunya, membeli keperluan
berdasarkan jenis pekerjaan yang sekolah, selain itu juga Nurul tidak lupa
dilakukannya. menyisihkan uangnya untuk ditabung.
Hal ini bisa dilakukan dengan Meskipun bekerja sebagai pengamen Nurul
penyediahan fasilitas seperti dengan adanya berharap agar anak seperti dirinya bisa terus
lembaga atau fasilitas belajar yang berhak belajar dan mempunyai masa depan yang
didapatkan oleh mereka, salah satunya baik.
adalah rumah singgah. Dari data yang sudah diuraikan di atas
Sedangkan menurut Junaidi (dalam dapat disimpulkan bahwa anak jalanan
Kangie, 2016), menyebutkan: Rumah perlu diberdayakan. Oleh karena itu peneliti
Singgah adalah suatu shelter yang berfungsi tertarik untuk melakukan penelitian
sebagai tempat tinggal, pusat kegiatan dan tentang ”Pemberdayaan anak jalanan oleh
pusat informasi bagi anak jalanan. Rumah Rumah Singgah Al’Maun”.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)
Anak jalanan yang bekerja dan singgah merupakan proses informal yang
mencari uang di jalanan terbagi ke dalam memberikan suasana resosialisasi kepada
tiga tipologi atau kelompok, seperti yang anak jalanan terhadap sistem nilai dan
dikemukakan oleh Sri S. Hariadi dan norma yang berlaku di masyarakat
Suyanto (dalam Rivanlee Anandar, 2015), setempat.
sebagai berikut: Berdasarkan penemuan peneliti
1. Hildren on the Street (Anak-anak di melalui wawancara dengan 4
jalanan) informan penelitian dan melakukan
Anak yang bekerja di jalan merupakan observasi langsung ke lapangan untuk
mereka yang menghabiskan sebagian besar mencari tahu tentang profil seorang anak
waktunya di jalanan atau di tempat umum jalanan yang menjalani kegiatan belajar atau
lainnya untuk bekerja dan penghasilannya proses pemberdayaan bernama Nurul Aulia
digunakan untuk membantu keluarganya. yang dilakukan di Rumah Singgah Al-Ma’un
Anak-anak tersebut mempunyai kegiatan Kota Bengkulu.
ekonomi (sebagai pekerja anak) di jalan dan
Adapun hasil penelitian dari berbagai
masih mempunyai hubungan yang kuat
teknik pengumpulan data adalah:
dengan orang tua mereka.
2. Children of the street (Anak Jalanan) 1. Latar belakang anak jalanan (Nurul
Anak-anak yang hidup di jalan Aulia)
merupakan mereka yang menghabiskan Nurul Aulia merupakan anak ketiga
sebaian besar waktunya di jalan atau dari lima bersaudara. Orang tua Nurul
ditempat umum lainnya, tetapi hanya bekerja sebagai penjual bumbu keliling
sedikit yang digunakan untuk bekerja. menggunakan sepeda, dengan penghasilan
Mereka jarang berhubungan dengan lebih kurang Rp. 50.000 (lima puluh ribu
keluarganya. Beberapa di antara mereka rupiah) perhari. Aktivitas yang Nurul
hidup di sembarang tempat dan tidak lakukan di luar Rumah Singgah adalah
memiliki rumah tinggal. Banyak di antara sekolah dan mengamen, sempat pula
mereka adalah anak-anak yang karena berjualan tissue, bermain dan belajar. Nurul
suatu sebab lari atau pergi dari rumah. bersekolah di SMPN 07 Kota Bengkulu dan
Anak-anak seperti ini rawan terhadap sekarang kelas 1 SMP. Alasan Nurul
perilaku menyimpang, baik emosional, memilih menjadi pengamen jalanan adalah
fisik maupun seksual. untuk membantu ibunya mencari uang,
3. Children in the Street (Anak-anak di memenuhi kebutuhan keluarga dengan
Jalanan) menghasilkan uang dari hasil mengamen.
Merupakan anak-anak yang Penghasilan Nurul dari sehari mengamen
menghabiskan seluruh waktunya di lebih kurang sebesar Rp.30.000-Rp. 50.000
jalanan yang berasal dari keluarga yang (tiga puluh ribu rupiah sampai dengan lima
hidup atau tinggalnya juga di jalanan. puluh ribu rupiah). Uang tersebut
Pemberdayaan anak jalanan ini digunakan untuk membantu orang tua,
dilaksanaan di suatu rumah singgah. Rumah untuk belanja, membeli peralatan sekolah,
singgah sebagai salah satu wadah bagi dan menabung. Tujuan Nurul bergabung di
masyarakat untuk melakukan kegiatan Rumah Singgah Al-Ma’un adalah untuk
pembelajaran, meningkatkan keterampilan belajar, dan mendapatkan teman baru.
dengan kegiatan-kegiatan dalam rangka Sehingga dalam penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan taraf hidup disimpulkan bahwa latar belakang tentang
masyarakat. kehidupan Nurul antara lain latar belakang
Kangie (2016), menyebutkan: Rumah keluarga, pekerjaan orang tua Nurul,
Singgah adalah suatu shelter yang berfungsi pendidikan Nurul serta anggota keluraga
sebagai tempat tinggal, pusat kegiatan dan Nurul.
pusat informasi bagi anak jalanan. Rumah
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)
Inggris. Selain itu juga manfaat dari segi kurang sebesar Rp, 30.000 - Rp, 50.000 (tiga
afektif atau sikap, di Rumah Singgah Al- puluh ribu rupiah sampai dengan lima
Ma’un Nurul diajarkan cara bertutur kata puluh ribu rupiah). Uang tersebut
dengan baik. Contohnya cara bersikap dan digunakan untuk membantu orang tua,
berbicara kepada orang yang lebih tua. untuk belanja, membeli peralatan sekolah,
Menurut Webster Dictionary (dalam dan menabung. Kedua, aktivitas belajar
Rifqi Mulyawan, 2019), Manfaat (kata Nurul di Rumah Singgah Al-Ma’un yaitu
benda) merupakan tindakan kebaikan, belajar materi tentang keagamaan misalnya
bantuan yang diberikan, apa pun yang belajar mengaji dan sholat, selain itu juga
mempromosikan kemakmuran dan Nurul belajar bahasa inggris dan
kebahagiaan pribadi, atau menambah nilai pengetahuan umum. Nurul aktif dalam
properti untuk keuntungan, keuntungan. setiap pembelajaran di Rumah Singgah,
Pengertian manfaat menurut Kamus contohnya ketika ada pertanyaan cepat
Besar Bahasa Indonesia (2002:710) adalah tanggap dalam menjawab. Kehadiran Nurul
sesuatu yang memiliki nilai guna atau dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di
faedah. Rumah Singgah Al-Ma’un hal ini dibuktikan
Dari definisi tersebut maka dapat dengan daftar hadir peserta didik di Rumah
dikatakan bahwa manfaat yang diperoleh Singgah Al-Ma’un bahwa Nurul selalu hadir
tentunya akan menyebabkan perubahan dalam kegiatan pembelajaran di Rumah
terhadap sesuatu fungsi tertentu dalam Singgah Al-Ma’un. Ketiga, manajemen
suatu pranata. waktu Nurul antara sekolah dan mengamen,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan waktu yang digunakan Nurul untuk belajar
bahwa setelah bergabung di Rumah adalah saat Nurul berada di sekolah dan di
Singgah Al-Ma’un Nurul memperoleh Rumah Singgah, sementara waktu yang
banyak manfaat yaitu mulai dari manfaat digunakan Nurul untuk mengamen adalah
dari segi kemampuan kognitif contohnya di mulai dari Pukul 16.00 WIB sampai dengan
Rumah Singgah Al-Ma’un Nurul belajar Pukul 21.00 WIB. Nurul merupakan siswi
Matematika, Agama, Bahasa Inggris, dan yang aktif dan selalu hadir di sekolah hal ini
pengetahuan umum, selain itu juga manfaat dibuktikan dengan daftar hadir Nurul
dari segi afektif atau sikap, di Rumah disekolah. Adapun prestasi Nurul disekolah
Singgah Al-Ma’un Nurul diajarkan cara dapat dilihat dari daftar nilai yang diperoleh
bertutur kata dengan baik. Nurul selama bersekolah di SMP 07 Kota
Bengkulu. Selain sekolah kegiatan Nurul
KESIMPULAN
adalah mengamen di Simpang Lima Ratu
Berdasarkan hasil riset yang Samban. Keempat, Manfaat yang dirasakan
mengenai permberdayaan anak jalanan oleh Nurul Setelah bergabung di Rumah
Rumah Singgah Al-Ma’un Kota Bengkulu. Singgah Al-Ma’un yaitu mulai dari manfaat
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini di dari segi kemampuan kognitif contohnya di
dapati kesimpulan sebagai berikut Rumah Singgah Al-Ma’un Nurul belajar
:Pertama, latar belakang kehidupan Nurul, Matematika, Agama, Bahasa Inggris, dan
Nurul merupakan anak ketiga dari lima pengetahuan umum. Selain itu juga manfaat
bersaudara. Berasal dari ekonomi yang dari segi afektif atau sikap, di Rumah
sederhana dengan orang tua Nurul bekerja Singgah Al-Ma’un Nurul diajarkan cara
sebagai penjual bumbu keliling, dengan bertutur kata dengan baik.
penghasilan lebih kurang Rp. 50.000 (lima Dalam pelaksanaannya
puluh ribu rupiah). Adapun aktivitas Nurul pemberdayaan memiliki makna dorongan
diluar Rumah Singgah adalah sekolah dan atau motivasi, bimbingan, atau
mengamen. Nurul sekolah di SMPN 07 Kota pendampingan dalam meningkatkan
Bengkulu, dan sekarang kelas 1 SMP. kemampuan individu atau masyarakat
Penghasilan Nurul dari mengamen lebih untuk mampu mandiri. Upaya tersebut
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)
Abstrak
Keberhasilan suatu usaha pastinya selalu berdampingan dengan suatu perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik dimulai dari memaksimalkan tujuan dan target yang ingin dicapai,
merumuskan strategi dan memfasilitasi saran dan prasarana yang memadai shingga proses
kegiatannya terlaksana dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
secara sistemasi berkaitan dengan perencanaan usaha dagang gula semut sari aren di Kabupaten
Rejang Lebong. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang
dikumpulkan memalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari perencanaan yang
dilakukan di usaha dagang gula semut sari aren dapat disimpulkan bahwa perencanaan usaha
dagang gula semut sari aren di Kabupaten Rejang Lebong memiliki tujuan untuk meningkatkan
nilai tambah gula aren batok menjadi gula semut yang yang secara ekonomi memiliki nilai jual
yang lebih dibandingkan dengan gula aren batok, menciptakan lapangan pekerjaan dan untuk
menambah pendapatan ekonomi keluarga. Menggunakan strategi pemasaran dengan media
sosial seperti instagram, facebook,whatshap dan tokopedia. Sarana dan prasaran yang ada sudah
mendukung seperti satu set mesin pengolahan gula semut. Pada pengorganisasian sudah
berjalan maksimal fungsi/tugas disetiap anggita sudah sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Kata kunci : Pengelolaan, Gula semut aren, Usaha Dagang
Abstract
The success of a business must always go hand in hand with a good plan. Good planning starts
from maximizing the goals and targets to be achieved, formulating strategies and facilitating
adequate suggestions and infrastructure so that the activity process is carried out properly. This
study aims to obtain systematic information related to business planning for palm sugar ant
sugar trading in Rejang Lebong Regency. The research was conducted using qualitative methods.
Data collected through interview, observation and documentation techniques. From the
planning carried out in the palm sugar palm sugar trading business, it can be concluded that the
palm sugar palm sugar trading business plan in Rejang Lebong Regency has the aim of increasing
the added value of shell palm sugar into palm sugar which economically has a higher selling
value compared to palm sugar. shells, creating jobs and to increase the family's economic
income. Using marketing strategies with social media such as Instagram, Facebook, WhatsApp
and Tokopedia. The existing facilities and infrastructure are already supportive, such as a set of
ant sugar processing machines. In the organization, the functions/tasks of each member have
been carried out optimally according to their respective tupoksi.
menjadi gula semut yang secara ekonomi menjual produk gula semut sari aren
memiliki nilai jual yang lebih dibandingkan sedangkan prasarana nya berupa alat-alat
dengan gula batok serta ingin menciptakan dan bahan seperti satu set mesin untuk
lapangan pekerjaan. Usaha gula gula semut pembuatan gula semut, timbangan digigal,
sari aren memiliki rencana kedepan untuk ember, baskom, pengayak tradisional,
usahanya yaitu menambah kapasitas loyang dll.
produksi dan ingin mengenalkan gula Menurut Amirullah (2015:8)
semut hingga ke luar negeri. perencanaan dapat diartikan sebagai suatu
Strategi pemasaran sangat proses untuk menentukan tujuan serta
diperlukan dalam mengembangkan usaha. sasaran yang ingin dicapai dan mengambil
Yang awalnya hanya menjual produk gula langkah-langkah strategis guna mencapai
semut dengan kemasan plastik biasa tujuan tersebut.
sekarang sudah menggunakan packaging Menurut Harold Koontz & Crril
yang menarik. Kemasan gula semut sari O’Donnel (dalam Rheza Pratama 2020:4)
aren ini didesain dan dipesan langsung di D Perencanaan adalah fungsi seorang
& D Pack Jakarta. Dalam mempromosikan manager yang berhubungan dengan
produk gula semut Usaha gula semut sari pemilihan tujuan, kebijakan, prosedur,
aren menggunakan media sosial seperti program kerja dan aturan-aturan lain dari
Instagram, Facebook, dan Whatshap. semua alternatif yang ada.
Konsumen juga bisa membeli gula semut Sedangkan menurut Siagian (dalam
melalui aplikasi tokopedia serta bisa Astri Krisnawati, dkk 2021:43) bahwa
membeli langsung di outletnya dan bisa perencanaan didefinisikan sebagai proses
juga membeli di toko oleh-oleh yang sudah pemikiran dan penentu secara matang dari
bekerja sama denagn UD.sari Aren. hal-hal yang akan dilakukan dimasa yang
Modal juga diperlukan dalam akan datang untuk mencapai tujuan yang
perencaan untuk mengembangkan usaha. telah ditetapkan.
Modal awal dalam mendirikan usaha Menurut Kusmiadi Perencanaan
dagang gula semut sari aren yaitu sebesar adalah proses dasar yang digunakan untuk
Rp.25.000.000 dari dana sendiri. Modal ini memilih tujuan-tujuan dan menguraikan
digunakan untuk membeli peralatan dan bagaimana cara pencapaiannya
bahan-bahan untuk menunjang dalam (Setyaningsih, Puji. (2018). Pengaruh
pembuatan gula semut serta keprluan Perencanaan Usaha Dan Kesiapan Kerja
lainnya. Dinas perindustrian Kabupaten terhadap Kreativitas Berwirausaha Siswa
Rejang Lebong memberikan bantuan Kelas XII SMKN 5 Batanghari. Artikel
berupa satu paket mesin pengolahan gula Ilmiah: Fkip Universitas Jambi. Hlm. 1-11).
semut yaitu, mesin perajang, mesin Perencanaan adalah fungsi
pengayak, mesin pengering, mesin manajemen yang berhubungan dengan
penggiling. Bukan hanya bantuan dari pemilihan visi, misi, dan tujuan, strategi,
pemerintah setempat UD.Sari Aren juga kebijakan, prosedur, aturan program, dan
mendapatkan bantuan dari keluarga berupa anggaran (Sumampouw, O. Olviane &
bahan baku untuk pembuatan gula semut. Mawantu, Priska. (2020). Peluang Usaha
Adapun sarana dan prasarana yang Dagang Berjualan Kue Dengan Modal Kecil
ada di usaha gula semut sari aren yaitu yang Di Pasar Tradisional Remboken. Jurnal :
pertama sarana berupa outlet/ruko untuk
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara sistematis berkaitan
dengan upaya Pemerintah Desa dalam penanggulangan kenakalan remaja mengkonsumsi
Samcodin di Desa Padang Berangin. Metode yang digunakan Focus group discussion dengan
mendapatkan hasil dari penelitian bahwa Upaya Pemerintah Desa Padang Berangin dalam
penanggulangan kenakalan remaja dengan melaksanakan sosialisasi Hukum dan bahaya
Narkotika supaya memberi pengetahuan kepada masyarakat desa terutama kalangan remaja dan
membentuk Kader masyarakat guna membantu Pemerintah Desa Padang Berangin
menanggulangi kenakalan remaja serta menghidupkan kembali organisasi kepemudaan yaitu
karang taruna supaya membantu desa dan masyarakat dalam penanggulangan kenakalan remaja
sesuai dengan fungsi karang taruna seperti meningkatkan nilai agama,ketakwaan dan akhlak
mulia bagi remaja.
Abstract
This study aims to obtain information systematically related to the efforts of the Village
Government in overcoming juvenile delinquency consuming Samcodin in Padang Berangin
Village. The method used is Focus group discussion by obtaining results from research that the
Padang Berangin Village Government's efforts in overcoming juvenile delinquency are by
carrying out socialization of the Law and the dangers of Narcotics in order to provide knowledge
to the village community, especially among teenagers and form community cadres to help the
Padang Berangin Village Government overcome juvenile delinquency. as well as reviving youth
organizations, namely youth organizations to help villages and communities in dealing with
juvenile delinquency in accordance with the functions of youth organizations such as increasing
religious values, piety and noble character for teenagers.
DAFTAR PUSTAKA