Anda di halaman 1dari 79

JURNAL OF LIFE LONG LEARNIG (JOLL) Vol 4 No 2 2021 (November)

Penerbit : Unit penerbitan FKIP Universitas Bengkulu.


Ketua Dewan Redaksi : Drs. Sofino, M.Pd.
Manager : Citra Dwi Palenti, M.Pd
Selection Editor : Bayu Pradikto, M.Pd
Layout Editor : Ririn Gusti, M.Pd.I
Reviewer :

1. Drs. Rufran Zulkarnain, M.Pd (Universitas Bengkulu)


2. Erma Kusuma Wardani. M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
3. Mahfusi Irwan Saragi, M.Pd (Universitas Negeri Medan)
4. Intan Purama Dewi, M.Pd (Universitas Negeri Jakarta)
5. Eka Oktvia, M.Pd ( Universitas Trimojoyo)

Alamat : JL. Wr Supratman Kandang Limun Gedung FKIP Universitas Bengkulu Lt. 1
Prodi Pendidikan Nonformal e-mail : jpnf.fkip@unib.ac.id

Redaksi menerima kiriman tulisan/ artikel di bidang Pendidikan Nonformal,


Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan Orang Dewasa, Pendidikan Anak Usia,
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pendidikan Keluarga, dan Kewirausahaan.
Jurnal Pendidikan Nonformal yang bernama Journal Of Life Long Learning (JOLL)
diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Juni dan November. Tata cata dan
tampalte penulisan artikel dapat diunduh di web https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpls
dengan 2715-9809 (Online - Elektronik).
JURNAL OF LIFE LONG LEARNIG (JOLL)
Vol 4 No 2 2021 (November)

Table of Contents

Articles Pages

Perencanaan Desa Wisata Rindu Hati Bengkulu Tengah 79


Monica Urmila, M. Ilham Abdullah, Ririn Gusti

Pelaksanaan Pembelajaran Life Skill Menjahit Kelompok Belajar Paket C Di 87


PKBM Mutiara Bintang
Rodiah, Sofino, M. Ilham Abdullah

Pembelajaran Nonformal Santri di Era Pendemic Covid-19 95


Wandi S, Rufran Zulkaranain

Realisasi Pendidikan Nonformal Dalam Penyelenggarakan Kuliner Bimbang Adat Suku 101
Serawai
Monica Wilisci, Suardi Jasma

Strategi Pemberantasan Buta Aksara Dengan Menggunakan Metode Reflect di Desa 108
Persatuan Asahan Sumatra Utara
Ariana, Aulia Rusnaini Hasibuah,, Nomy Anggaraini

Harapan Stakeholder Tentang Kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan 118


Nonformal Universitas Bengkulu
Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino

Manajemen Pemberdayaan Bidang Ekonomi di Masjid Baitul Atieq 126


Miksi Hardianto, Agus Zainal R, Suardi Jasma

Pembinaan Anak Jalanan oleh Rumah Singgah Al-Ma’un 133


Yola Septri Sagita, Rufran Zulkarnain, Sofino

Perencanaan Usaha Dagang Gula Semut Sari Aren 143


Kurnia Winarti, M.Ilham Abdullah, Sofino

Upaya Pemerintah Desa Dalam Penanggulangan Kenakalan Remaja Mengkosumsi 150


Samsocid
Yogi Darwan, Agus Zainal
Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Perencanaan Desa Wisata Rindu Hati Bengkulu Tengah

Monica Urmila1 , M. Ilham Abdullah2, Ririn Gusti3


Pendidikan Nonformal Universitas Bengkulu
monicaurmila7012@gmail.com, abdullah418@gmail.com, riringusti@unib.ac.id

Abstrak
Keberhasilan desa wisata tidak terlepas dari adanya suatu perencanaan yang baik dan
sistematis. Perencanan yang baik dimulai dengan adanya tujuan dan target yang mesti dicapai
kedepannya, merumuskan strategi berdasarkan tujuan, menentukan sumber daya manusia
yang tepat, dan menentukan indikator keberhasilan seperti apa yang akan dicapai. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara detail yang berkaitan dengan Perencanaan
Desa Wisata Rindu Hati Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dari perencanaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
perencaan desa wisata rindu hati memiliki tujuan agar bisa menjadi desa wisata maju, go
internasional, mampu membantu perekonomian masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja.
Strategi yang dilakukan yakni selalu melakukan perbaikan dan pembenahan, menjalin
kerjasama dengan pihak ketiga dan promosi wisata melalui instagram dan facebook.
Penentuan sumber daya manusia hanya berasal dari desa Rindu Hati saja dan tidak ada
paksaan bagi yang ingin bergabung. Indikator keberhasilan dari perencanan ini apabila
masyarakat desa wisata Rindu Hati ini masyarakatnya bertambah pendapatannya serta
merasakan manfaat dari adanya desa wisata ini.

Kata Kunci: Perencanaan, POKDARWIS, Desa Wisata

Rindu Hati Tourism Village Planning Central Bengkulu


Abstract
The success of a tourist village cannot be separated from the existence of a good and
systematic planning. Good planning begins with the existence of goals and targets that must be
achieved in the future, formulating strategies based on objectives, determining the right
human resources, and determining what indicators of success will be achieved. This study aims
to obtain detailed information related to the Planning of Rindu Hati Tourism Village, Central
Bengkulu Regency. The research was conducted using qualitative methods. The data collected
using interview, observation and documentation techniques. From the planning carried out, it
can be concluded that the planning of the Longing Hearts tourism village has a goal to become
an advanced tourist village, go international, be able to help the community's economy, and
create jobs. The strategy carried out is to always make improvements and improvements,
collaborate with third parties and promote tourism through Instagram and Facebook.
Determination of human resources only comes from Rindu Hati village and there is no
coercion for those who want to join. An indicator of the success of this plan is that the people
of Rindu Hati tourism village increase their income and feel the benefits of the existence of this
tourist village.
Keywords: Planning, POKDARWIS, Tourism Village.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

PENDAHULUAN dengan baru terealisasinya desa wisata


Rindu Hati ini. Pada tahun 2008 belum ada
Indonesia memiliki keanekaragaman wisata
yang namanya DD (Dana Desa), yang mana
dan budaya. Keanekaragaman wisata yang
Dana Desa ini banyak berperan dalam
begitu indah merupakan ciri khas yang
pembangunan desa baik dari segi
dimiliki masing-masing daerah. Paradigma
infrastruktur peningkatan sumber daya
pariwisata kerakyatan dalam berbagai
manusia dan peningkatan kesejahteraan
bentuknya telah menjadi paradigma
masyarakat serta peningkatan taraf hidup
alternatif untuk dapat memberi
di masyarakat. Akhirnya pada tahun 2015
pemerataan kesejahteraan masyarakat dan
DD(Dana Desa) tersalurkan ke setiap desa,
pemberdayaan masyarakat menuju
untuk desa Rindu Hati sendiri penggunana
pariwisata yang berkelanjutan.
DD(Dana Desa), tersebut salah satunya
Pembangunan pariwisata di pedesaan
diperuntukkan bagi pengembangan desa
diharapkan menjadi suatu model
wisata yang sudah termasuk dalam
pembangunan pariwisata berkelanjutan
RPJMDDES (Rencana Pembangunan
sesuai dengan kebijakan pemerintah
Jangka Menengah Desa) beberapa tahun
dibidang pariwisata (Atmoko, 2014).
silam.
Pariwisata merupakan keseluruhan Pengorganisasian Desa wisata
rangkaian kegiatan yang berhubungan Rindu Hati sendiri dikelola di bawah
dengan gerakan manusia yang melakukan naungan BUMDES (Badan Usaha Milik
perjalanan atau persinggahan sementara Desa) Rindu Hati yang mana di dalam
dari tempat tinggalnya ke suatau atau struktur keanggotaan BUMDES ini terdapat
beberapa tempat tujuan di luar lingkungan kelompok yang bernama POKDARWIS
tempat tinggal yang didorong oleh (Kelompok Sadar Wisata). Kelompok
beberapa keperluan tanpa bermaksud tersebutlah yang mengelola desa wisata
mencari nafkah. Pariwisata merupakan Rindu Hati ini dari awal perencanaan,
salah satu sektor penggerak perekonomian musyawarah, proses pengerjaan desa wisata
yang perlu diberikan perhatian lebih agar hingga dengan sekarang yang telah
dapat berkembang dengan baik. Salah satu terbentuknya desa wisata di Rindu Hati ini.
pendekatan pengembangan wisata Itu semua dilakukan sendiri oleh
alternatif adalah desa wisata untuk POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata)
pembangunan pedesaan yang Desa Rindu Hati bersama-sama dengan
berkelanjutan dalam bidang pariwisata. pemerintah desa Rindu Hati. Meskipun
(Zakaria & Suprihardjo, 2014). dalam proses menuju terbentuknya desa
Perencanaan merupakan fungsi dasar wisata ini ada campur tangan dari
dari keseluruhan manajemen. Dalam setiap pemerintah desa namun, pengelolanya
komunitas (organisasi), dibutuhkan unsur masih berasal dari POKDARWIS
kerjasama antar individu yang (Kelompok Sadar Wisata) desa Rindu Hati
mengantarkan pada pencapaian tujuan tersebut.
yang telah ditentukan. Planning mencakup Sesuai pendapat menurut
kegiatan memilih visi (misi), tujuan dan (Firmansyah Rahim, 2012) dalam buku
cara untuk mencapai tujuan. (Normi, 2019). Pedoman POKDARWIS menerangkan
Perencanaan pembentukan desa bahwa:
wisata Rindu Hati seyogyanya sudah sedari “Kelompok Sadar Wisata
lama untuk merealisasikan potensi wisata (Pokdarwis) adalah kelembagaan di tingkat
yang ada menjadi desa wisata, terhitung masyarakat yang anggotanya terdiri dari
sejak tahun 2008 perencanan desa wisata para pelaku kepariwisataan yang memiliki
sudah dimasukkan ke dalam RPJMDES kepedulian dan tanggungjawab serta
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah berperan sebagai penggerak dalam
Desa). Namun, dalam proses menuju desa mendukung terciptanya iklim kondusif
wisata tidak bisa berjalan tanpa bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya
materi yang nilainya cukup besar, ditandai kepariwisataan dan memanfaatkannya bagi
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

kesejahteraan masyarakat sekitar”. mampu menunjang untuk terlaksananya


Selain wisata yang masih asri dan desa wisata ini, sehingga peneliti tertarik
rumah yang menjadi ikon desa Rindu Hati dan ingin mendeskripsikan tentang
terdapat hasil bumi berupa kopi yang pengelolaan desa wisata Rindu Hati oleh
menjadi cirri khas dan cinderamata jika POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata)
berkunjung ke desa Rindu Hati. Selain itu desa Rindu Hati Kecamatan Taba
juga para masyarakat di sini sudah Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah.
melaksanakan pelatihan pengembangan
METODE
desa wisata yang di fasilitasi dan
narasumber yang berasal dari ASIDEWI Penelitian ini menggunakan metode
(Asosiasi Desa Wisata Indonesia) yang Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif.
menjadi perantara terwujudnya desa wisata Menurut Moleong (2017) menyebutkan
yang bermartabat. Penelitian kulaitatif adalah penelitian yang
Penggerakan yang dilakukanpun bermaksud untuk memahami fenomena
selain dengan mengerahkan anggota tentang apa yang dialami oleh subjek
POKDARWIS melalui motivasi dan penelitian misalnya perilaku, persepsi,
kekuatan yang dilakukan ketua, pengelola motivasi, tindakan, dan lainnya secara
di Desa wisata Rindu Hati pun sudah holistik dan dengan cara deskripsi dalam
membuat MOU dengan ASITA dan ASPPI bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatau
DPD Bengkulu dalam pemasaran produk konteks khusus yang alamiah dan dengan
wisatanya sekaligus berusaha untuk memanfaatkan berbagai metode alamiah.
meningkatkan kapasitas sumber daya Penelitian kualitatif adalah
manusia yang ada di desa Rindu Hati. penelitian yang menggunakan pendekatan
ASITA sebagai Asosiasi Biro Perjalanan secara deskriptif di mana peneliti
Wisata Indonesia akan membantu ditempatkan sebagai instrument utama
mengemas dan mempromosikan produk atau instrument kunci, teknik
desa Rindu Hati dan Juga pengumpulan data dilakukan secara
mengkolaborasikannya dengan paket-paket penggabungan-penggabungan dan analisis
unggulan provinsi Bengkulu yang mereka data bersifat kualitatif, yang dapat
miliki. Dengan dilaksanakannya MOU diartikan sebagai penelitian yang
antara ASITA ASPPI dan desa Rindu Hati mendeskripsikan sesuatu. Oleh karena itu,
ini diharapkan dapat mempermudah penelitian ini dilakukan secara kualitatif
proses reservasi wisata yang ada di desa yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Rindu Hati melalui seluruh Travel Agent secara rinci dan mendalam mengenai
yang telah tergabung menjadi anggota pengelolaan tentang pengelolaan desa
ASITA. wisata Rindu Hati oleh POKDARWIS
Pengawasan atau evaluasi terhadap (Kelompok Sadar Wisata) desa Rindu Hati
desa wisata ini pun dilakukan setiap Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten
bulannya pada minggu ke empat atau Bengkulu Tengah.
minggu pertama setiap bulannya. Evaluasi Adapun deskripsi informan
ini bertujuan untuk melihat dari bagian penelitian atau subjek penelitian dari
mana yang belum maksimal dan dari segi penelitian ini yaitu:
apa yang sudah berjalan serta akan No. Nama Jabatan Usia
dijadikan bahan perbaikan ke depannya 1. Bapak Kepala Desa 49
agar terciptanya desa wisata yang Sutan desa Rindu Tah
bermartabat sesuai dengan hastag desa Muklis, SH. Hati. un
wisata Rindu Hati.
Dari penjelasan di atas bahwa
hanya ada satu (1) desa wisata yang 2. Bapak Jumri Ketua 37
terdapat di kabupaten Bengkulu Tengah POKDARW Tah
yang memiliki potensi yang cukup IS un
memadai, yang memiliki fasilitas yang (Kelompok

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

sadar informasi awal. Memperoleh informasi


Wisata) secara komprehensif, akurat, jujur, dan
desa Rindu mendalam. Mendapatkan informasi
Hati. dan data yang objektif serta
3. Bapak Anggota 28 berimbang.
Hardiansya POKDARW Tah 2. Teknik Observasi
h IS un Menurut Sugiyono, (2015) observasi
(Kelompok adalah suatu proses penelitian dengan
sadar mengamati suatu kondisi dari bahan-
Wisata) bahan pengamatan. Untuk bagian
desa Rindu teknik observasi seperti ini sangat
Hati. cocok digunakan sebagai penelitian
Subjek pada penelitian ini telah guna proses pembelajaran, perilaku
dipilih dan ditetapkan oleh peneliti, sesuai dan sikap, dan juga lain sebagainya.
dengan data dan informasi yang diperlukan Pada penelitian ini peneliti memilih
dan subjek dianggap menguasai tujuan pengumpulan data menggunakan
penelitian ini guna untuk menjawab teknik observasi secara partisipatif,
permasalahan yang telah dirumuskan. sehingga peneliti mampu melakukan
Penelitian dilaksanakan dengan pengamatan terhadap kejadian yang
memfokuskan beberapa pertanyaan terjadi serta melibatkan diri secara
penting yang merujuk pada rumusan langsung pada pengumpulan data dan
masalah yang diajukan kepada partisipan. informasi yang dicari untuk menjawab
Penelitian ini dilakukan pertanyaan yang menjadi
dalam waktu 3 minggu yaitu dimulai dari permasalahan pada penelitian.
Rabu, 07 April 2021 hingga Rabu, 28 April
2021. Tempat dilaksanakannya penelitian 3. Teknik Dokumentasi
yaitu bertempat di desa wisata Rindu Hati, Dokumentasi menurut Sugiyono
Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten (2015: 329) adalah suatau cara yang
Bengkulu Tengah. Pelaksanaan penelitian digunakan untuk memperoleh data
ini bertujuan untuk meneliti dan dan informasi dalam bentuk buku,
mendeskripsikan pengelolaan desa wisata arsip, dokumen, tulisan angka dan
Rindu Hati oleh POKDARWIS (Kelompok gambar yang berupa laporan serta
Sadar Wisata) desa Rindu Hati Kecamatan keterangan yang dapat mendukung
Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu penelitian. Dokumentasi digunakan
Tengah. untuk mengumpulkan data kemudian
Teknik pengumpulan data ditelaah. Dokumentasi yang diperoleh
digunakan secara umum yaitu ialah, foto, video lokasi desa wisata dan
menggunakan: price list dari wisatanya.
1. Teknik Wawancara Sedangkan untuk menguji
Menurut Esterberg dalam Sugiyono keabsahan data peneliti menggunakan
(2015:72) wawancara adalah pertemuan trianggulasi. menurut Sugiyono (2015),
yang dilakukan oleh dua orang untuk teknik pengumpulan data triangulasi
bertukar informasi mupun suatu ide diartikan sebagai teknik pengumpulan data
dengan cara tanya jawab, sehingga yang bersifat menggabungkan dari
dapat dikerucutkan menjadi sebuah berbagai teknik pengumpulan data dan
kesimpulan atau makna dalam topik sumber data yang telah ada. Menurut
tertentu. Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu :
Wawancara dilakukukan guna 1. Triangulasi Subjek
untuk menghindari kesalahan Untuk
informasi atau data yang simpang siur. menguji kredibilitas data dilakukan
Informasi atau data dari dengan cara mengecek data yang
hasil wawancara merupakan pelengkap telah diperoleh melalui beberapa
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

sumber yang berbeda atau teknik analisis data dari Miles dan
menggunakan minimal 3 (tiga) atau Huberman, yaitu:
lebih informan. Adapun subjek 1. Pengumpulan Data
penelitian pada penelitian ini ada 3, Dalam penelitan ini
(tiga) partisipan adalah Bapak pengumpulan data dilakukan
Sutan Muklis, SH, Bapak dengan mencari, mencatat, dan
Hardiansyah, dan Bapak Jumri. mengumpulkan data melalui hasil
wawancara, dokumentasi, dan
2. Triangulasi Waktu observasi yang terkait dengan
Trianggulasi waktu, yaitu Pengelolaan Desa Wisata Rindu
melakukan proses pencarian Hati di Kabupaten Bengkulu
informasi dengan melakukan Tengah.
penelitian dalam waktu yang 2. Reduksi Data
berbeda pada subjek penelitian. Data yang diperoleh dari
Pada pelaksanaannya penelitian lapangan jumlahnya cukup banyak,
dilakukan pada waktu pagi dan untuk itu maka perlu dicatat secara
siang hari dengan waktu yang telah teliti dan rinci. Mereduksi data
atur. Dalam rangka pengujian berarti merangkum, memilih hal-
kredibilitas data dapat dilakukan hal yang pokok, memfokuskan pada
dengan cara melakukan pengecekan hal-hal yang penting, dicari tema
dengan wawancara , observasi, atau dan polanya. Dengan demikian data
teknik lain dalam waktu atau situasi yang telah direduksi akan
yang berbeda. memberikan gambaran yang lebih
3. Triangulasi Teknik jelas, dan mempermudah peneliti
Triangulasi teknik untuk untuk melakukan pengumpulan
menguji kredibilitas data dilakukan data selanjutnya, dan mencarinya
dengan cara mengecek data kepada bila diperlukan (Sugiyono,
sumber yang sama dengan teknik 2008:247). Dalam penelitan ini
yang berbeda yaitu wawancara, setelah melakukan pengumpulan
observasi dan dokumentasi. data, data-data yang terkait dengan
Teknis Analisis Data Pengelolaan Desa Wisata Rindu
Analisis data menurut Bogdan & Hati di Kabupaten Bengkulu
Biklen (dalam Lexy J. Moleong, Tengah direduksi untuk
2012:248) adalah upaya yang dilakukan digolongkan ke dalam tiap
dengan jalan bekerja dengan data, permasalahan sehingga data dapat
mengorganisasikan data, memilah- ditarik kesimpulan-kesimpulannya.
milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari 3. Penyajian Data
dan menemukan pola, menemukan apa Setelah data direduksi, maka
yang penting dan apa yang dipelajari, langkah selanjutnya adalah
dan memutuskan apa yang dapat mendisplaykan data. Dalam
diceriterakan kepada orang lain. 40 penyajian data, maka data
Proses analisis data dimulai dengan terorganisasikan, tersusun dalam
menelaah seluruh data yang tersedia pola hubungan, sehingga akan
dari berbagai sumber, yaitu dari semakin mudah dipahami. Display
wawancara, pengamatan yang sudah data, maka akan memudahkan
dituliskan dalam catatan lapangan, untuk memahami apa yang terjadi,
dokumen pribadi, dokumen resmi, merencanakan kerja selanjutnya
gambar, foto, dan sebagainya (Lexy J. berdasarkan apa yang telah
Moleong, 2012:247). dipahami tersebut (Sugiyono,
Adapun teknik analisis data yang 2008:249). Penyajian data dilakukan
digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mempermudah peneliti

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

untuk dapat mendeskripsikan data merealisasikan potensi wisata yang ada


sehingga akan lebih mudah menjadi desa wisata, terhitung sejak tahun
dipahami mengenai Pengelolaan 2008 perencanan desa wisata sudah
Desa Wisata Rindu Hati di dimasukkan ke dalam RPJMDES (Rencana
Kabupaten Bengkulu Tengah. Pembangunan Jangka Menengah Desa).
Berdasarkan penemuan peneliti
4. Kesimpulan dan Verifikasi melalui wawancara dengan 3 informan
Tahap selanjutnya adalah penelitian dan melakukan observasi
penarikan kesimpulan dan langsung ke lapangan untuk mencari tahu
verifikasi. Kesimpulan awal yang tentang Perencanaan (Planning) Desa
dikemukakan masih bersifat Wisata Rindu Hati ini, yang pertama yakni
sementara, dan akan berubah bila memiliki tujuan untuk bisa menuju go
tidak ditemukan bukti-bukti yang international yang merupakan rencana
kuat yang mendukung pada tahap besar dari desa wisata ini dan juga yang
pengumpulan data berikutnya menjadi salah satunya adalah untuk
(Sugiyono, 2008:252). Pada meningkatkan ekonomi masyarakat desa
penelitian ini, kesimpulan awal dan memberikan pekerjaan kepada
yang dikemukakan oleh peneliti pemuda-pemudi desa yang mungkin belum
akan didukung oleh data-data yang mendapatkan pekerjaan dengan
diperoleh peneliti di lapangan. menggunakan beberapa strategi yang
Jawaban dari hasil penelitian akan mungkin bisa dilakukan. Selanjutnya juga
memberikan penjelasan dan untuk meramaikan desa juga memajukan
kesimpulan atas permasalahan dan memberitahu kepada orang banyak
penelitian yang diteliti dalam bahwa banyak wisata yang terdapat di
penelitian ini. Rindu Hati.
Strategi yang dilakukan melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN kerjasama dengan pihak ketiga dan juga
Desa wisata rindu hati sudah selalu melakukan perbaikan dan
berjalan sedari tahun 2020 hingga pembenahan serta melalui sosial media
sekarang. Desa wisata Rindu Hati memiliki juga. Lalu, menjalin komunikasi dengan
jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Bandara pihak-pihak untuk sharing dan bertukar
Fatmawati Kota Bengkulu. Desa Rindu Hati ilmu atau melakukan studi-studi tentang
terletak di Kecamatan Taba Penanjung upaya-upaya baik secara manajemen
Kabupaten Bengkulu Tengah ini memiliki maupun sumber daya, sehubungan dengan
daya tarik potensi wisata yang begitu besar, penggarapan potensi untuk mencapai
sekurangnya ada empat(4) wisata yang saat tujuan, menjalin kerjasama dengan pihak
ini menjadi potensi besar dalam travel agent, ASIDEWI dan yang lain, tapi
pengembangan wisata demi kemajuan perlu digaris bawahi desa wisata Rindu
pariwisata menuju desa wisata di Provinsi Hati tidak membuka peluang investasi
Bengkulu. Empat (4) wisata tersebut adalah murni di sini, karena mereka berpedoman
Tebing Endu yang memiliki varian tebing pada tujuan awal yaitu untuk
dengan tinggi 100 meter, 20 meter, dan 3 memberdayakan masyarakat dan
meter., Curug Hujan yang berjarak 100 membantu perekomian masyarakat desa
meter (ditarik dengan GPS) dengan jarak Rindu Hati. Kemudian melalui
tempuh 20-30 menit, terdapat pula air pembenahan lokasi perluasan area wisata
terjun tujuh (7) tingkat dengan waktu dan kerjasama dengan pihak-pihak luar di
tempuh 4-5 jam perjalanan dari desa, batau manapun bisa digali dan dicari. Tidak lupa
kapal yang memiliki mitos dari warga lokal salah satu strategi untuk mencapai tujuan
yang mamakan waktu hingga 2 jam untuk itu adalah sosial media Instagram juga
berjalan kaki menuju lokasi. Perencanaan digunakan sebagai platform
pembentukan desa wisata Rindu Hati mempromosikan desa wisata.
seyogyanya sudah sedari lama untuk Penentuan sumber daya manusia
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

pada desa wisata ini belum terlalu terfokus Menurut Normi (2019), Fungsi
pada bidang masing-masing, jadi masih perencanaan ini merupakan fungsi dasar
sistem gotong royong dengan dari keseluruhan manajemen. Dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan yang setiap komunitas (organisasi),
dimiliki dari masing-masing individu yang dibutuhkan unsur kerjasama antar
akhirnya bisa memadai, juga tidak ada individuyang mengantarkan pada
paksaan bagi yang ingin bergabung pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
dipersilahkan dan tidak ada paksaan dari Planning mencakup kegiatan memilih visi
siapapun. Di sini tidak ada paksaan siapa (misi), tujuan dan cara untuk mencapai
yang mau bergabung ayok sama-sama tujuan. (Normi, 2019)
kerjasama saling melengkapi disetiap Berdasarkan teori tersebut dapat
aspeknya, juga tidak mengandalkan satu diambil kesimpulan bahwa Desa wisata
orang saja tetapi ada beberapa orang Rindu Hati memiliki perencanaan dengan
gunanya untuk menggantikan tujuan untuk menjadikan desa wisatanya
pekerjaannya jika dia tidak sedang di bisa go international dan mampu
lokasi atau sedang banyak pengunjung. meningkatkan ekonomi masyarakat desa
Mereka yang bekerja di sini kita perlakukan Rindu Hati dengan menempuh berbagai
adil dan kita sesuaikan dengan kemapuan strategi seperti melakukan pengembangan
mereka sendiri, ya kalau mereka tidak lokasi Glamping, menjalin komunikasi
mampu disuatu bidang akan kita dengan pihak luar seperti ASIDEWI
pindahkan kebidang lain, dan setiap (Asosiasi Desa Wisata Indonesia) juga
bulannya ada insentif untuk mereka. menjalin kerjasama dengan pihak ketiga
Penetapkan standar atau indikator seperti travel agent yang ada di provinsi
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan Bengkulu. Begitupun dengan menentukan
target adalah apabila berhasilnya desa sumber daya manusia yang dibutuhkan ,
wisata Rindu Hati ini kalau masyarakatnya yang mana itu semua berasal dari desa
bertambah ekonomi dan pendapatannya Rindu Hati itu sendiri, begitu juga dengan
serta merasakan manfaat yang didapat dari penetapan standar indikator yang
adanya desa wisata ini. Indikator ditetapkan untuk mencapai tujuan yakni
keberhasilan itu dilihat dari sejauh mana dengan terbantunya masyarakat dan
masyarakat memperoleh rasa keuntungan masyarakat merasa mendapat keuntungan
yang dimiliki atas berkembangnya dunia dari adanya desa wisata Rindu hati ini.
wisata, bukan keuntungan personal Terlepas dari tujuan itu mereka
seseorang bukan juga pemerintah tapi lebih juga memliki strategi agar desa wisata bisa
mengedepankan masyarakat itu baru bisa menuju go international jadi, para
dikatakan berhasil pengelola dan pekerja yang ada di desa
Berdasarkan hasil riset di lapangan wisata ini memanfaatkan sosial media
dan berdasarkan teori dari Amirullah (2015) yang demikian menjadi strategi sekaligus
memaparkan bahwa untuk melihat sebagai wadah untuk mempromosikan desa
perencanaan itu terdapat empat (4) faktor wisata Rindu Hati melalui laman Instagram
yang mesti diperhatikan antara lain: yang dikelola sedemikian rupa rapinya
a. Menentukan tujuan dan target desa dengan mengupdate setiap hari kegiatan
wisata. yang ada di lokasi desa wisata.
b. Merumuskan strategi untuk mencapai
tujuan dan target desa wisata. KESIMPULAN
c. Proses menentukan sumber daya
Setelah dilaksanakan penelitian ini,
manusia yang dibutuhkan.
berdasarkan data dan informasi yang
d. Menetapkan standar atau indicator diperoleh oleh peneliti berkenaan dengan
keberhasilan dalam pencapaina tujuan. pengelolaan desa wisata Rindu Hati. Maka
dapat disimpulkan bahwa:

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Monica Urmila, Ilham Abdullah, Ririn Gusti/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 79- 86 (November 2021)

Desa wisata Rindu Hati memiliki Sugiyono, (2015). Memahami Penelitian


perencanaan dengan tujuan untuk Kualitatif. Bandung: Alfabeta
menjadikan desa wisatanya bisa go Zakaria, F., & Suprihardjo, D. (2014).
international dan mampu meningkatkan Konsep Pengembangan Kawasan Desa
ekonomi masyarakat desa Rindu Hati Wisata di Desa Bandungan Kecamatan
dengan menempuh berbagai strategi Pakong Kabupaten Pamekasan. Teknik
seperti melakukan pengembangan lokasi Pomits, 3(2), C245–C249.
Glamping, menjalin komunikasi dengan https://doi.org/2337-3520
pihak luar seperti ASIDEWI (Asosiasi Desa
Wisata Indonesia) juga menjalin kerjasama
dengan pihak ketiga seperti travel agent
yang ada di provinsi Bengkulu. Begitupun
dengan menentukan sumber daya manusia
yang dibutuhkan , yang mana itu semua
berasal dari desa Rindu Hati itu sendiri,
begitu juga dengan penetapan standar
indikator yang ditetapkan untuk mencapai
tujuan yakni dengan terbantunya
masyarakat dan masyarakat merasa
mendapat keuntungan dari adanya desa
wisata Rindu hati ini. Terlepas dari tujuan
itu mereka juga memliki strategi agar desa
wisata bisa menuju go international jadi,
para pengelola dan pekerja yang ada di
desa wisata ini memanfaatkan sosial media
yang demikian menjadi strategi sekaligus
sebagai wadah untuk mempromosikan desa
wisata Rindu Hati melalui laman Instagram
yang dikelola sedemikian rupa rapinya
dengan mengupdate setiap hari kegiatan
yang ada di lokasi desa wisata.

DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. (2015). Pengantar Manajemen.
Penerbit: Mitra Wacana Media:
Jakarta
Atmoko, T. P. H. (2014). Strategi
Pengembangan Potensi Desa Wisata
Brajan Kabupaten Sleman. Jurnal
Media Wisata, 12(2), 146–154.
https://amptajurnal.ac.id/index.php/
MWS/article/view/8
Firmansyah Rahim. (2012). Buku Pedoman
Kelompok Sadar Wisata Di Destinasi
Pariwisata. 56.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja.
Normi, S. (2019). Dasar Dasar
Manajemen. https://doi.org/10.31227/o
sf.io/uk5yp.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Pelaksanaan Pembelajaran Life Skill Menjahit Kelompok Belajar Paket C


Di PKBM Mutiara Bintang

Rodiah1 , Sofino2, M. Ilham Abdullah 3


Pendidikan Nonformal Universitas Bengkulu
rodiah@gmail.com , sofino@unib.ac.id abdullah418@gmail.com

Abstrak
PKBM Mutiara Bintang Kota Bengkulu merupakan salah satu lembaga yang
menyelenggarakan pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit bagi kelompok belajar paket C
pada mata pelajaran muatan lokal dengan bertujuan meningkatkan kemampuan keterampilan
menjahit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan pembelajaran life skill
menjahit mulai dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh pihak lembaga, proses
pembelajaran dari segi kegiatan belajar, faktor penghambat dan faktor pengdukung dalam
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan keberhasilan hasil belajar
dalam pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit bagi kelompok belajar. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang dikumpulkan teknik wawancara, observasi
dan dokumentasi. Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit bagi kelompok
belajar paket C yaitu diawali dengan rekrutmen kelompok belajar, persiapan
kurikulum,materi,metode dan media dan proses pembelajaran yang dilaksanakan dua kali
dalam seminggu dan faktor pengdukung dari segi sarana prasarana dan evaluasi dilakukan
dengan dilihat dari hasil belajar paket C dan keberhasilan hasil belajar dilihat dari pembuatan
tutup untuk (kulkas,galon dan magicom) dan sarung bantal.

Kata Kunci: Pelaksanaan Pembelajaran, Life Skill Menjahit dan PKBM


Abstract
PKBM Mutiara Bintang Bengkulu City is one of the institutions that organizes the
implementation of sewing life skills learning for the package C study group on local content
subjects with the aim of improving sewing skills. This study aims to determine the
implementation of sewing life skills learning starting from learning plans that have been made
by the institution, the learning process in terms of learning activities, inhibiting factors and
supporting factors in the implementation of learning, evaluation of learning implementation
and the success of learning outcomes in the implementation of sewing life skills learning. for
study groups. The research was conducted using qualitative methods. The data collected were
interview, observation and documentation techniques. The results of the research on the
implementation of sewing life skills learning for the package C study group, which begins with
the recruitment of study groups, preparation of the curriculum, materials, methods and media
and the learning process which is carried out twice a week and the supporting factors in terms
of infrastructure and evaluation is carried out by looking at the results learning package C and
the success of learning outcomes can be seen from the manufacture of lids for (refrigerator,
gallon and magicom) and pillowcases.
Keywords: Learning Implementation, Sewing Life Skills and PKBM

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

PENDAHULUAN 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Satuan Pendidikan Nonformal
Pendidikan merupakan salah satu
terdiri atas Lembaga Kursus, Lembaga
wadah dalam proses pembelajaran bagi
Pelatihan, Kelompok Belajar, PKBM dan
sesorang dalam mengembangkan potensi
Majelis Taklim serta satuan pendidikan
diri, pengetahuan dan keterampilan.
yang sejenis.
Pendidikan telah diatur dalam UU No.20
Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Menurut UNESCO dalam Mustofa
Pendidikan Nasional bahwa : Kamil (2011:85) PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) adalah salah satu
Pendidikan adalah usaha sadar dan
satuan pendidikan nonformal yang
terencana untuk mewujudkan suasana
diarahkan untuk masyarakat dan juga
belajar dan proses pembelajaran agar
memberi kesempatan juga pada masyarakat
peserta didik secara aktif mengembangkan
untuk mengelola serta memberikan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
kesempatan untuk mengembangkan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
pembelajaran dengan tujuan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
mengembangkan kemampuan dan
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
pengetahuan pada masyarakat agar mampu
masyarakat, bangsa dan negara.
bersaing dan memperbaiki kualitas pada
Oleh karena itu, pendidikan dalam dirinya.
kehidupan masyarakat pada hakekatnya
Untuk mengembangkan pembelajaran
sangat penting, untuk menciptakan
dengan tujuan untuk meningkatkan
pembelajaran bagi kelompok belajar perlu
kemampuan pada kelompok belajar perlu
adanya pelaksanaan dan prosedur yang
adanya program keterampilan pada
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
pembelajaran pada PKBM.Menurut Gagne
agar dapat mengembangkan potensi pada
dalam Fathurrohman (2012:9) menyatakan
kelompok belajar dengan memberikan
bahwa pembelajaran merupakan
keterampilan dalam pembelajaran.
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
Dalam Undang-Undang Nomor 20 memungkinkan terjadinya proses belajar
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pada siswa.
Nasional pasal 13 ayat 1 menegaskan bahwa
Salah satu pembelajaran yang
“Jalur pendidikan terdiri dari Pendidikan
diselanggarakan oleh PKBM Mutiara
Formal, Informal dan Nonformal.” Ketiga
Bintang Kota Bengkulu yakni life skill
jalur tersebut satu- kesatuan dalam
menjahit yang ada dalam mata pelajaran
pendidikan nasional.
muatan lokal. Menurut Tita Sukmawati
Menurut Coombs dan Ahmed dalam (2008:109) menyatakan bahwa life skill
Kamil kamil (2011:11) menyatakan bahwa menjahit merupakan kemampuan untuk
Pendidikan non formal merupakan setiap mengeluarkan kreatifitas dalam upaya
kegiatan pendidikan yang terorganisir mengerjakan proses menyambung kain,
diselenggarakan di luar sistem pendidikan bulu, kulit binatang maupun bahan-bahan
formal,diselenggarakan secara tersendiri lain yang bisa dilewati jarum jahit dan
atau merupakan bagian penting dari sebuah benang.
sistem yang lebih luas dengan maksud
Dengan adanya pelaksanaan
memberikan layanan khusus kepada warga
pembelajaran life skill menjahit bagi
belajar atau membantu mengidentifikasi
kelompok belajar paket C pada PKBM
kebutuhan belajar agar sesuai dengan
Mutiara Bintang Kota Bengkulu dapat
kebutuhan dan mencapai tujuan
mengembangkan dan meningkatkan
belajarnya.Menurut Undang-Undang RI No.
keterampilan life skill menjahit bagi
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

kelompok belajar paket Cdan menjadi salah yang harus diteliti, dan juga apabila
satu upaya positif PKBM Mutiara Bintang peneliti ingin mengetahui hal-hal
dalam pelaksanaan pembelajaran bagi dari responden yang lebih
kelompok belajar paket C sehingga mendalam dan jumlah responden
kelompok belajar paket C yang sudah sedikit/kecil. Dalam penelitian ini
menyelesaikan pembelajaran life skill akan melakukan wawancara
menjahit dapat diterapkan dalam langsung dengan narasumber.
lingkungan masyarakat .
2. Observasi
METODE
Menurut Nasution (1988)
Metode yang digunakan dalam dalam Sugiyono (2013:226)
penelitian ini adalah metode kualitatif. mengemukan bahwa observasi
Menurut Sugiyono (2013: 9) menyatakan adalah dasar semua ilmu
bahwa metode penelitian kualitatif adalah pengetahuan. para ilmuwan hanya
metode penelitian yang berlandaskan pada dapat bekerja berdasarkan data,
filsafat postpositivisme, digunakan untuk yaitu fakta mengenai dunia
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, kenyataan yang diperoleh melalui
(sebagai lawannya adalah eksperimen) observasi.
dimana peneliti adalah sebagai instrumen
3. Dokumentasi
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data Menurut Sugiyono (2013:240)
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil mengemukakan bahwa dokumen
penelitian kualitatif lebih menekankan merupakan:Catatan peristiwa yang
makna dari pada generalisasi. sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau
Adapun informan penelitian atau
karya-karya monumental dari
subjek penelitian ini yaitu:
seorang.
1. Devi Suryani M,Pd sebagai Ketua
Sedangkan untuk menguji keabsahan
PKBM Mutiara Bintang,
data atau validasi data,peneliti
2. Desi Lestari sebagai Instruktur menggunakan trianggulasi:
Menjahit.
1. Trianggulasi Subjek
3. Tianty Zea Putri sebagai Kelompok
Trianggulasi subjek untuk menguji
Belajar Paket C.
kredibilitas data dilakukan dengan
Penelitian ini dilakukan dalam kurun cara mengecek data yang telah
waktu 4 minggu, dimulai dari tanggal 18 juni diperoleh melalui beberapa sumber
sampai 21 juli 2021. Tempat dalam penelitian dan membandingkan hasil
ini berlokasi di PKBM Mutiara Bintang yang pengamatan dan data hasil
beralamat di jalan putri gading cempaka Rt wawancara.
15 Rw 01 kelurahan Penurunan Kecamatan
2. Trianggulasi Teknik
Ratu Samban Kota Bengkulu.
Trianggulasi teknik untuk
Teknik pengumpulan digunakan secara
menguji kredibilitas data yang
umum yaitu menggunakan:
dilakukan dengan cara mengecek data
1. Wawancara kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Seperti data
Menurut Sugiyono (2013:137)
yang diperoleh dengan wawancara,
mengemukakan bahwa wawancara
lalu dicek dengan observasi atau
merupakan sebagai teknik
dokumentasi. Bila dengan tiga teknik
pengumpulan data apabila peneliti
pengujian kredibilitas data tersebut
ingin melakukan studi pendahuluan
menghasilkan data yang berbeda-
untuk menemukan permasalahan
beda, maka peneliti melakukan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

diskusi lebih lanjut kepada sumber yang mungkin ada, alur kausalitas,
data yang bersangkutan yang lain. dan proposisi. Selama penelitian
masih berlangsung, setiap
Adapun teknik analisis data yang
kesimpulan yang ditetapkan terus
digunakan dalam penelitian ini adalah
menerus diverifikasi hingga benar-
teknik analisis data Analisis data dalam
benar diperoleh konklusi yang valid
penelitian kualitatif dilakukan sejak
dan kokoh.
sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Miles dan Huberman (1992) PKBM Mutiara Bintang Kota
dalam (Afrizal 2015: 178), tahapan teknik Bengkulu berdiri PKBM Mutiara Bintang
analisis data ada 3 macam yaitu, reduksi berdiri pada tanggal 16 januari 2011 yang
data, penyajian data, dan penarikan dicetuskan oleh ibu Devi Suryani M,Pd.I
kesimpulan atau verifikasi. yang dilandasi oleh banyaknya masyarakat
disekitar yang tidak menamatkan
1. Reduksi Data
pendidikan formal di sekolah dimana
Reduksi data merupakan kebanyakan dari kalangan anak-anak yang
pengumpulan data penelitian, masih di bawah umur.Saat itu, ibu Devi
seorang peneliti dapat menemukan Suryani M,Pd.I berinisiatif mendirikan
kapan saja waktu untuk PKBM di bawah yayasan Cahaya Mutiara
mendapatkan data yang banyak, Rabbani di Kota Bengkulu yang
apabila peneliti mampu berlamatkan di jalan putri gading cempaka
menerapkan metode observasi, Rt 15 Rw 01 kelurahan Penurunan
wawancara atau dari berbagai Kecamatan Ratu Samban Kota
dokumen yang berhubungan Bengkulu.PKBM Mutiara Bintang
dengan subjek yang diteliti. mempunyai program-program pendidikan
2. Penyajian Data (data display) seperti Pendidikan kesetaraan paket A, B,
dan C,Pendidikan anak usia dini (Paud)
Setelah data reduksi, maka ,kursus computer,kursus seni dan kursus
langkah selanjutnya adalah menjahit
mendisplaykan data. Penyajian data
dalam bentuk uraian singkat dan Berdasarkan penemuan peneliti
tabel. Pendisplayan data digunakan melalui wawancara dengan 3
untuk menyajikan data dalam informan penelitian dan melakukan
penelitian ini adalah dengan teks observasi langsung ke lapangan untuk
yang bersifat naratif atau berupa mengetahui tentang pelaksanaan
deskripsi, serta tabel untuk pembelajaran life skill menjahit bagi
mempermudah memahami hasil kelompok belajar paket C pada PKBM
penelitian. Mutiara Bintang Kota Bengkulu.
Dalam pelaksanaan pembelajaran life
3. Mengambil Kesimpulan atau skill menjahit bagi kelompok belajar paket
Verifikasi C, perlu adanya perencanaan pembelajaran
Mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Menurut Menurut Sudjana
merupakan analisis lanjutan dari dalam(Tita sukmawati 2018:108)
reduksi data dan display data menyatakan bahwa perencanaan dalam
sehingga data dapat disimpulkan, pembelajaran yaitu meliputi identifikasi
dan peneliti masih berpeluang kebutuhan, tujuan pembelajaran,
untuk menerima masukan..Data kurikulum, sumber belajar (materi), sumber
tentang Peneliti mencari makna dari dana dan strategi (metode) pembelajaran
setiap gejala yang diperoleh Sehingga dapat diketahui bahwa
dilapangan, mencatat keteraturan perencanaan pembelajaran dapat
atau pola penjelasan dan konfigurasi bekerjasama antara instruktur dan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

kelompok belajar untuk mencapai tujuan digunakan yakni mesin jahit manual, mesin
pembelajaran yang telah ditentukan jahit portable dan mesin jahit obras dan juga
sebelumnya. Di lembaga PKBM Mutiara alat-alat dalam menjahit ialah
Bintang perencanaan pembelajaran life skill meteran,gunting, jarum jahit, benang,
menjahit yaitu merekrut atau mendaftarkan kain,jarum pentul dan sebagainya. Menurut
kelompok belajar khususnya paket C untuk Muhammad Andi Setiawan (2017:126)
mengikuti life skill (menjahit, komputer Sarana prasarana membantu
dan seni) yang telah dipersiapkan oleh mempermudah dan memfasilitasi
pihak lembaga dengan bertujuan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
menambah keterampilan atau kemampuan menarik, efektif dan mudah dipahami.
dalam diri kelompok belajar dan Sarana prasarana mencakup tempat
mempermudah dalam mencari pekerjaan pembelajaran, ruangan, alat atau media
atau memulai usaha sendiri sesuai pembelajaran lainnya dll.
kemampuan yang dimiliki dan perlu Dalam pelaksanaan pembelajaran life
kurikulum, materi dan metode media dalam skill menjahit bagi kelompok belajar paket C
perencanaan pelaksanaan pembelajaran life mempunyai faktor penghambat dan
skill menjahit. pendukung dalam pembelajaran life skill
Dalam pelaksanaan pembelajaran life menjahit. Menurut Nindri R. Sucipto
skill menjahit bagi kelompok belajar perlu (142:2015) faktor penghambat merupakan
diketahui proses pembelajaran. Menurut terbatasnya waktu belajar yang sangat
Muhammad Andi Setiawan (2017:126) singkat sehingga alokasi waktu tidak sesuai
menyatakan bahwa Proses pembelajaran dengan beban materi yang diterima warga
merupakan interaksi antara guru atau belajar. Dapat disimpulkan dari teori di atas
pengajar dengan peserta didik untuk bahwa Faktor penghambat dalam
melakukan kegiatan belajar dan mengajar pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit
dengan menggunakan berbagai sarana dan yakni susah dalam mengatur waktu dalam
prasarana untuk mencapai tujuan pembelajaran life skill menjahit karena
pembelajaran yang sudah ditentukan. pembelajaran pada kelompok belajar paket
Berdasarkan pendapat dari C tidak sama dengan pendidikan formal,
Muhammad Andi Setiawan (2017:126), maka perlunya ada kesepakatan dari
peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses instruktur dan kelompok belajar dalam
pembelajaran kegiatan yang dilakukan menentukan waktu pembelajaran life skill
instruktur dan kelompok belajar untuk menjahit.
berinteraksi dalam pembelajaran life skill Selanjutnya faktor pendukung,
menjahit dengan sarana prasarana yang Menurut Nindri R. Sucipto (2015:142) faktor
telah disiapkan oleh pihak lembaga PKBM pengdukung merupakan adanya hubungan
Mutiara Bintang. Dalam pembelajaran life mitra kerja dengan lembaga sehingga proses
skill menjahit terdapat interaksi antara pembelajaran lebih berkualitas, Instruktur
instuktur menjahit dan kelompok belajar yang berkompeten yaitu memiliki kualitas
dalam kegiatan belajar life skill menjahit dalam bidang menjahit dan mampu
yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu mengelola pembelajaran, materi yang
dan dilaksanankan selama empat jam. dirancang sesuai dengan dunia usaha dan
Menurut Muhammad Andi Setiawan dunia industry seperti keselamatan dalam
(2017:126) Guru dan peserta didik. Guru dan bekerja dengan menyiapkan tempat dan alat
peserta didik merupakan bagian yang kerja, memelihara dan menyiapkan alat
sangat penting dari proses pembelajaran. jahit, menjahit bagian –bagian potongan
Tanpa adanya guru dan peserta didik maka pakaian menyetrika bagian pakaian dan
proses pembelajaran tidak dapat merapikan tempat kerja dan alat kerja.
terlaksana.terakhir sarana prasarana yang Dapat disimpulkan teori diatas bahwa
digunakan dalam pembelajaran life skill faktor pengdukung dalam pelaksanaan
menjahit ialah ruangan belajar menjahit dan pembelajaran life skill menjahit yakni dari
mesin jahit , mesin jahit jahit yang segi sarana dan prasarana seperti ruangan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

belajar menjahit dan mesin jahit yang KESIMPULAN


dipakai dalam pembelajaran life skill
Dari penelitian yang telah
menjahit yakni mesin jahit manual, mesin
dilaksanakan dapat disimpulkan
jahit portable dan mesin jahit obras dan
pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit
Instruktur menjahit yang berkompeten.
bagi kelompok belajar paket C, terdapat
Dalam evaluasi pelaksanaan
adanya perencanaan pembelajaran. Di
pembelajaran life skill menjahit pada mata
lembaga PKBM Mutiara Bintang
pelajaran muatan lokal bagi kelompok
perencanaan pembelajaran life skill
belajar paket C terdapat aspek- aspek yang
menjahit yaitu merekrut atau mendaftarkan
dinilai oleh lembaga PKBM Mutiara Bintang
kelompok belajar khususnya paket C untuk
dalam pelaksanaan pembelajaran life skill
mengikuti life skill (menjahit, komputer
menjahit dan yang terlibat dalam evaluasi
dan seni) yang telah dipersiapkan oleh
pembelajaran life skill menjahit. Menurut
pihak lembaga dengan bertujuan untuk
Muhammad Andi Setiawan (2017:160)
menambah keterampilan atau kemampuan
evaluasi pembelajaran adalah proses
dalam diri kelompok belajar dan
penilaian atau pengukuran secara sistematis
mempermudah dalam mencari pekerjaan
terhadap tujuan pembelajaran yang telah
atau memulai usaha sendiri sesuai
ditetapkan.dapat disimpulkan bahwa
kemampuan yang dimiliki dan perlu
evaluasi pembelajaran ialah suatu proses
kurikulum, materi dan metode media dalam
penilaian dari hasil pembelajaran yang
perencanaan pelaksanaan pembelajaran life
dilaksanaan oleh lembaga pendidikan untuk
skill menjahit. selanjutnya terdapat factor
mengetahui hasil dari kegiatan yang telah
pendukung dalam kegiatan pelaksaaan
dilaksanaan. Orang- orang yang terlibat
pelatihan life skill menjahit sarana dan
dalam proses penilaian dari hasil
prasarana seperti ruangan belajar menjahit
pembelajaran life skil menjahit ialah ketua
dan mesin jahit yang dipakai dalam
PKBM Mutiara Bintang dan Instruktur
pembelajaran life skill menjahit yakni mesin
menjahit dan proses penilaian atau evaluasi
jahit manual, mesin jahit portable dan
yakni untuk mengetahui hasil belajar
mesin jahit obras dan Instruktur menjahit
menjahit kelompok belajar paket C dilihat
yang berkompeten. dan temuan terakhir
dari penilaian hasil teori, penilaian hasil
yakni danya evaluasi dari pelaksanaan
praktek, absensi (kehadiran) dan sikap.
pembelajaran life skill menjahit evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran life
pembelajaran ialah suatu proses penilaian
skill menjahit pada bagi kelompok belajar
dari hasil pembelajaran yang dilaksanaan
terdapat wujud kerberhasilan dari
oleh lembaga pendidikan untuk
pembelajaran life skill menjahit. Menurut
mengetahui hasil dari kegiatan yang telah
Mahmudah (2018:68) Keberhasilan
dilaksanaan. Orang- orang yang terlibat
merupakan sebuah ukuran dalam proses
dalam proses penilaian dari hasil
pembelajaran. Dapat disimpulkan dari teori
pembelajaran life skill menjahit ialah ketua
diatas bahwa keberhasilan ialah bentuk
PKBM Mutiara Bintang dan Instruktur
keberhasilan dari pelaksanaan
menjahit dan proses penilaian atau evaluasi
pembelajaran yang dipelajari oleh kelompok
yakni untuk mengetahui hasil belajar
belajar. Wujud keberhasilan dalam
menjahit kelompok belajar paket C dilihat
pelaksanaan pembelajaran life skill menjahit
dari penilaian hasil teori, penilaian hasil
pada mata pelajaran muatan lokal ialah hasil
praktek, absensi (kehadiran) dan sikap.
membuat seprai,sarung bantal, tutup
(untuk kulkas,galon,magicom) dan hasil DAFTAR PUSTAKA
jahitan yang dilihat kerapian dan pola yang Afrizal.2014. Metode penelitian kualitatif.
bagus dalam menjahit, untuk sertifikat life Depok. Rajagrafindo Persada
skill menjahit belum ada untuk kelompok Agustrian, N.L, Rizkan & Izzudin,M. 2018.
belajar karena pembelajaran masih di level Manajemen Program Life Skill Di
satu (permulaan). Rumah Singgah Al-Hafidz Kota

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Rodia, Sofino, Ilham Abdullah /Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 87-94 (November 2021)

Bengkulu. Journal of Community Sugiyono.2013.Metode penelitian kuantitatif


Development, 1 (1) kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.
Depdiknas (2003). Undang-undang RI Sukmawati,Tita.2018.Upaya LKP Lucky
No.20 tahun 2003 Tentang System Dalam Meningkatkan Keterampilan
Pendidikan Nasional. Depdiknas. Melalui Kursus Menjahit (studi
Jakarta. kualitatif bagi kalangan perempuan di
Fhaturrrohman. 2012.Belajar dan LKP Lucky Desa Tanimulya Kec.
Pembelajaran.Yogyakarta:Penerbit Ngamprah Kab. Bandung Barat).Jurnal
Teras Comm-Edu.1 (2):108
Kisworo,Bagus.2017. Implementasi Media Tim pengembangan MKDP kurikulum dan
Pembelajaran Berbasis Prinsip-Prinsip pembelajaran (2012). Kurikulum dan
Pendidikan Orang Dewasa di Pkbm Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Indonesia Pusaka Ngaliyan Semarang. Grafindo Persada
Journal of Nonformal Education, 3 (1) Yani, Ivo. 2019. Efektivitas Pembelajaran
80-86 Komputer Bersertifikat Lembaga
Latifa, T., & Maeliah, M. (2014). Manfaat Kursus Dan Pelatihan Pada Mata
hasil belajar keterampilan menjahit Pelajaran Muatan Lokal Paket C. Jurnal
tailor sebagai kesiapan magang di Ilmiah VISI PGTK PAUD dan
tailor. Fesyen Perspektif, 6(1). Dikmas.vol.14 (2)
Lestari, S., Winarni, E.W, Wurjinem.
Pengaruh Bahan Ajar Muatan Lokal
Konservasi Flora Khas Bengkulu
Terhadap Sikap Peduli Lingkungan
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kota
Bengkulu. Jurnal Riset Pendidikan
Dasar, 1(1) : 29 -35
Mahmudah, M. (2018). Pengelolaan Kelas:
Upaya Mengukur Keberhasilan Proses
Pembelajaran. Jurnal Kependidikan,
6(1), 53-70.
Mustafa, Kamil. (2009). Model Pendidikan
dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta
Noor,Agus Hasbi.2015.Pendidikan
kecakapan hidup (Life Skill) Di Pondok
pesantren Dalam Meningkatkan
Kemandandirian Santri.Jurnal
Empowerment.3 (1)
Pane, Aprida, and Muhammad Darwis
Dasopang. "Belajar dan pembelajaran."
Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman 3.2 (2017): 333-352.
Setiawan,Andi.2017. Belajar Dan
Pembelajaran. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia
Sucipto, Nindri Rakhmadani dan Joko
Sutarto.2015.Pemberdayaan
Masyarakat Miskin Untuk
Meningkatkan Kecakapan Hidup
Melalui Kursus Menjahit di LKP Elisa
Tegal.Journal of nonformal education
and community empowermen,t4.2
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Wandi Saputra, Rufran Zulkarnaian/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 95-100 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Pembelajaran Nonformal Santri di Era Pendemic Covid -19

Wandi S1 , Rufran Zulkaranain2


Pendidikan Nonformal Universitas Bengkulu
saputrawandi93@gmail.com, rufranzulkarnain@unib.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara sistematis berkaitan
dengan pembelajaran non formal santri di era pandemi covid-19, melalui program-program
kegiatan pendidikan non formal yang ada di pondok pesantren Al Hasanah Bengkulu tengah
selama pandemi covid-19. Metode yang digunakan adalah Focus grup discusion dengan
mendapatkan hasil bahwa pembelajaran non formal santri pondok pesantren di era pandemi
covid-19 tetap dapat dilaksanakan pembelajaran dan pelatihan secara tatap muka, yakni dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat, pembelajaran Non formal yang dilaksanakan adalah
pelatihan ceramah Agama atau Muhadoroh dengan menggunakan 3 bahasa yakni Arab, Inggris
dan Indonesia, selain itu di pesantren Al Hasanah ini wajib menggunakan bahasa Arab dalam
setiap berkomunikasinya. Program penghafalan Qur’an pada TPQ yang ada menggunakan
metode yang berbeda dari pondok pesantren yang lain yakni dengan menggunakan Metode
Qiro’ati yaitu metode pembelajarn Qur’an dengan berlevel level tingkatan mulai dari Jilid 1, Jilid
2. Jilid 3, Jilid 4, dan Gharid. Dimana metode ini bukan berdasarkan lamanya waktu untuk dapat
naik level, tetapi berdasarkan kemampuan dari santri itu sendiri dalam menangkap
pembelajaran untuk dapat naik level dan dengan diajarkan oleh guru yang sudah mahir di
bidangnya yakni yang sudah memenuhi sertifikat Sahada yang dapat mengajarkan Al Qur’an.

Kata Kunci: Pembelajaran, Non Formal, Santri, Pandemi Covid-19


Abstract
The purpose of this study was to determine the pattern of caring for students at the Al Hasanah
Bengkulu Tengah Islamic boarding school in the era of the Covid-19 pandemic. This research is
a qualitative research with five research subjects and data collection techniques using interview
techniques, observation and documentation. While data analysis techniques include data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. Checking the validity of the data used
triangulation starting from time triangulation, subject triangulation and technical triangulation.
The results showed that the pattern of caring for students at the Al Hasanah Islamic boarding
school in Central Bengkulu in the era of the Covid-19 pandemic was still actively implemented
using strict health protocols and the programs owned at the Al Hasanah Islamic boarding school
were different from those in other Islamic boarding schools in Indonesia. Central Bengkulu. This
Islamic boarding school remains active in carrying out activities even though in the era of the
Covid-19 pandemic, in every communication, students are required to use Arabic.

Keywords: Parenting Patterns, Islamic Boarding Schools, Covid-19 Pandemic

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Wandi Saputra, Rufran Zulkarnaian/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 95-100 (November 2021)

PENDAHULUAN hayat. (Undang-Undang No 20 tahun


Pembelajaran muncul karena 2003)
adanya suatu kondisi dimana dorongan Santri merupakan peserta didik
dari peserta didik untuk meningkatkan yang belajar atau menuntut ilmu
ilmu pengetahuan, skill dan pengetahuan di dalam pondok
kemampuan yang dimilki untuk dapat pesantren. Banyaknya jumlah santri
menjalankan kehidupan yang lebih baik menjadi tolok ukur sejauh mana
dari sebelumnya baik dari wawasan pesantren tersebut telah bertumbuh dan
maupun skill dan kemampuan yang berkembang. Manfred ziamek
dimilki. mengklasifikasikan istilah santri ini
Pembelajaran adalah sebuah kedalam dua kategori yaitu santri
kondisi dimana seseorang memperolah mukim yaitu santri yang bertempat
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang tinggal di dalam pondok pesantren dan
baru baik dari guru maupun lingkungan santri kalong yaitu santri yang
di sekitarnya guna untuk meningkatkan bertempat tinggal diluar pesantren yang
kualitas dan kapasitas yang ada di dalam mengunjungi pesantren secara teratur
diri seseorang. untuk belajar agama.
Definisi pembelajaran adalah Pandemi Covid-19 adalah
proses interaksi peserta didik dengan peristiwa menyebarnya penyakit korona
pendidik dan sumber belajar pada suatu virus 2019 bahasa Inggris: Coronavirus
lingkungan belajar. Pembelajaran disease 2019, singkatan dari covid-19
merupakan bantuan yang diberikan diseluruh dunia. Penyakit ini
pendidik agar dapat terjadi proses disebabkan oleh corona virus jenis baru
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, yang diberikan nama sars-cov-2. Wabah
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pandemi Covid-19 pertama kali
pembentukan sikap dan kepercayaan dideteksi di kota Wuhan, provinsi Hubei
pada peserta didik (Wikipedia) tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019,
Pendidikan Non Formal adalah dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
setiap kegiatan yang terorganisasi dan organisasi kesehatan dunia (who) pada
sistematis diluar sistem persekolahan tanggal 11 Maret 2020. Hinga 17
yang mapan, dilakukan secara mandiri september 2020 lebig dari 29.864.555
atau merupakan bagian penting dari orang kasus positif, telah dilaporkan
kegiatan yang lebih luas, yang sengaja lebih dari 210 negara dan wilayah
dilakukan untuk melayni peserta didik seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari
tertentu didalam mencapai tujuan 940.651 orang meninggal dunia dan
belajaranya (Coombs, dalam sudjana, lebih dari 20.317.519 orang sembuh.
2000:23) (Wikipedia).
Pendidikan Non Formal adalah Untuk melakukan program
jalur pendidikan diluar pendidikan pendidikan non formal di era pandemi
formal yang dapat dilaksanakan secara covid-19 harus diterapkan protokol
terstruktur dan berjenjang. Pendidikan covid-19 yang ketat guna untuk menjaga
non formal diselenggarakan bagi warga keamanan dan kesehtan dari peserta
masyarakat yang memerlukan layanan didik selama melakukan pembelajarn
pendidikan yang diperlukan sebagai non formal di era pandemi covid-19.
pengganti, penambah, dan pelengkap, Kegiatan pengasuhan atau
pendidikan formal dalam fungsi program kegiatan di luar kelas Pondok
mendukung pendidikan sepanjang pesantren Alhasanah diantaranya

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Wandi Saputra, Rufran Zulkarnaian/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 95-100 (November 2021)

adalah sholat berjamaah yang disiplin anjurkan saja. Selain kegiatan-kegiatan


meskipun di era pandemi covid-19 dan tersebut, Pondok Pesantren Al
tetap memperhatikan protokol Hasanah juga tetap menjalankan
kesehatan dengan menggunakan kegiatan halaqoh mingguan dan
masker dan menjaga jarak. Selain itu aktifitas olahraga setiap sore di masa
terdapat juga kegiatan Muhadoroh pandemi covid-19. Di pesantren Al
atau pidato santri yang menggunakan Hasanah ini memilki banyak program
3 bahasa yaitu Bahasa Arab, Bahasa dibidang pendidikan non formal yakni
Inggris dan Bahasa Indonesia yang pola asuh yang baik dan berbeda dari
terjadwal secara rutin setiap malam pondok pesantren lain sehingga
minggu. Kegiatan tersebut juga membuat yayasan di pondok pesantren
menjalankan protokol kesehatan ini maju.
seperti menjaga jarak duduk dan Dari data yang dipaparkan diatas,
menggunakan masker. dapat disimpulkan bahwa meskipun di
Kegiatan lainnya yang terdapat era pandemi covid-19 program
di Pondok Pesantren Al Hasanah yaitu pendidikan non formal tatap muka
Kelompok Tahfidz Qur’an Santri dapat dilaksanakan dengan syarat
(KTQ) yang merupkan sekelompok dengan menerapkan protokol kesehatan
santri pilihan yang menjalankan yang ketat, oleh karena itu peneliti
program hafalan Al Qur’an secara tertarik untuk melakukan penelitian
intensif. Pondok Pesantren Al Hasanah tentang “Pembelajaran Nonformal
memiliki program pembelajaran Al Santri di era pandemi covid-19”
Qur’an yang memiliki ciri khas yaitu METODE
dengan menggunakan metode Qiro’ati.
Pembelajaran Alqur’an santri dengan 1. Pengertian FGD (Focus Grup
Discussion)
menggunakan metode asistensi
Metode yang digunakan yakni
Qiro’ati yaitu pembelajaran Alqur’an Focus Grub Disscusion digunakan sebagai
yang memilki level-level pada setiap cara untuk mengumpulkan data dan
kelmpok dan dibimbing dengan guru Informasi dalam penelitian ini.
yang sudah syahada atau sudah Pengambilan data kualitatif melalui FGD
memiliki kompetensi khusus untuk sangat membeikan peluang dalam
mengajar. Di provinsi Bengkulu hanya mencapai validitas data, karena lebih
Pondok Pesantren Al Hasanah yang memberikan peluang dan keterbukaan
menggunakan metode tersebut. responden serta menjalin keterbukaan dan
Program lainnya yang terdapat di kepercayaan responden dalam memahami
Pondok Pesantren Al Hasanah adalah persepsi setiap responden.
FGD Secara sederhana dapat
pola perbaikan bahasa Arab dan
didefinisikan sebagai suatu diskusi yang
Bahasa Inggris seluruh santri. Setiap
dilakukan secara sistematis dan terarah
santri wajib menggunakan Bahasa mengenai suatu isu atau masalah tertentu.
Arab atau Bahasa Inggris setiap Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD
berkomunikasi dan akan mendapatkan adalah suatu proses pengumpulan data da
sanksi jika tidak menggunakan bahasa informasi yang sistematis mengenai suatu
tersebut. Di kabupaten Berngkulu permasalahan tertentu yang sangat spesifik
Tengah hanya Pondok pesantren Al melalui diskusi kelompok.
Hasanah yang mewajibkan santrinya Sedangkan Irwanto (2006)
untuk memakai bahasa Arab mendefinisikan FGD sebagai suatu proses
sedangkan di pesantren lain hanya di pengumpulan data dan informasi yang
sistematis mengenai suatu permasalahan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Wandi Saputra, Rufran Zulkarnaian/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 95-100 (November 2021)

tertentu yang sangat yang sangat spesifik • Moderator: Ustadz Sudiroh


melalui diskusi kelompok. • Pencatat proses/Notulen:
Sebagai sebuah metode penelitian Ahmad Revanza
maka FGD adalah upaya yang sistematis • Dokumentasi: Ustadz Joko
dalam pengumpulan data dan informasi. • Penyedia Logistic:
Terdapat tiga kunci dalam FGD yaitu sebgai Muhammad Hafidzh
berikut. 2. Memilih dan mengatur Tempat
1. Diskusi-bukan wawancara atau Di lokasi Pondok Pesantren Al
obrolan Hasanah desa Talang Pauh,
2. Kelompok-bukan individual kecamatan pondok kelapa,
3. Terfokus-bukan bebas kabupaten Bengkulu Tengah
Provinsi Bengkulu.
Dalam penelitian ini peneliti 3. Jumlah Peserta
menggunakan Focus Grup Discussion 8 orang biar bisa fokus
(FGD) untuk mengetahui pembelajaran
non formal santri di era pandemi covid- B. Menyusun pertanyaan FGD
19. Agar data dan Informasi yang Penyusunan
diperoleh lebih rinci, sistematis dan Pertanyaan-pertanyaan/Guideline
terfokus melalui diskusi kelompok. Pada FGD dilakukan dengan melihat
2. Tujuan FGD (Focus Grub beberapa hal berikut ini:
Discussion)
Tujuan FGD adalah untuk • Tujuan penelitian FGD
mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang • Tujuan diadakanya FGD
berkaitan dengan topic yang dibahas. • Memahami jenis informasi
Tekhnik ini digunakan dengan tujuan untuk seperti apa jenis informasi
menghindari pemaknaan yang salah dari yang ingin di dapatkan dari
peneliti terhadap masalah yang diteliti. FGD FGD
digunakan untuk menarik kesimpulan • Menyusun dari pertanyaan
terhadap makna-makna intersubjektif yang umum ke pertanyaan
sulit diberi makna sendiri oleh peneliti khusus.
karena dihalangi oleh dorongan 1. Bagaimana pelaksanaan
subjektifitas peneliti (Kresno dkk. 1999). pembelajaran Non Formal santri
Adapun jumlah peserta FGD adalah di era pandemi covid-19?
5 (lima) orang dalam penelitian FGD 2. Pembelajaran Non Formal apa
digunakan untuk mengetahui pembelajaran saja yang dilaksanakan di
non formal santri di era pandemi covid-19 pondok pessantren Al Hasanah
yang dilakukan penelitian pada pondok selama masa Pandemi Covid-19 ?
pesantren AL Hasanah desa talang pauh 3. Bagaimana penerapan protokol
kabupaten Bengkulu Tengah. kesehatan dalam proses
pembelajaran Non Formal santri
A. Tempat Penelitian di era pandemi covid-19?
Penelitian ini dilakukan di pondok 4. Siapa saja orang-orang yang
pesantren Al Hasanah yang ber alamat di terlibat dalam kegiatan
desa talang pauh kecamatan pondok kelapa, pembelajaran non formal santri
kabupaten Bengkulu Tengah provinsi pondok pesantren Al Hasanah di
Bengkulu. era pandemi Covid-19 ?
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Desain C. Pelaksanaan FGD
Rancangan FGD a. Menjelaskan maksud dan tujuan
1. Membentuk Tim FGD umumnya FGD, moderator menjelaskan
mencakup: secara detail maksud dan tujuan

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Wandi Saputra, Rufran Zulkarnaian/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 95-100 (November 2021)

dari FGD hanya untuk guna untuk mengantisipasi penyebarn


kepentingan penelitian dan data pandemi covid-19 selama pembelajaran
dijaga kerahasiaanya dan tidak berlangsung.
akan di publikasikan keluar.
b. Menjelaskan topik/isu pokok DAFTAR PUSTAKA
diskusi Afiyanti, Y. (2008, Maret). FOCUS GRUB
c. Menjelaskan tata cara DISCUSSION (DISKUSI KELOMPOK
pelaksanaan dalam FGD.
TERFOKUS) sebagai metode
d. Menciptakan suasana kondusif.
pengumpulan data penelitian
e. Mengelolah dinamika
kelompok. kualitatif. Jurnal keperawatan
Indonesia, Vol 12 No 1
Dari hasil metode FGD Joesoef Soelaiman. 1999. Konsep Dasar
mendapatkan informasi bahwa Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi
meskipun di era pandemi covid-19 tetap Aksara
bisa melaksanakan pembelajaran Sudjana, D. 2000. Penddikan luar
Nonformal dengan cara menerapkan sekolah, wawasan, sejarah
disiplin protokol kesehatan yang ketat perkembangan, falsafah, teori
yakni memakai masker dan menjaga pendukung, asas. Bandung: Falah
jarak, menerapkan pemisahan santri Production
antara yang sakit dan yang sehat dimana Sudjana. 2004. Manajemen Program
santri yang sakit dimasukan kedalam Pendidikan Untuk Program
ruangan khusus. Pendidikan Non Formal dan
KESIMPULAN Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Bandung. Falah Production
Pandemi Covid-19 sangat Segara Nyoman yoga. 2017. Etika Dalam
mengganggu dan sangat berbahaya Pendidikan Formal, Informal, Dan
sekali untuk dunia pendidikan Non Formal. Denpasar. Jaya Pangus
khususnya dunia pendidikan non formal Kamil Mustofa. 2011, Pendidikan Non
bagi para santri yang harus tinggal di Formal, Bandung: Alfabeta
asrama dalam jangka waktu yang lama Kresno S, Ella Nurlaela H. Endah
dan harus berinteraksi dengan banyk Wuryaningsih, Iwan Ariawa. 1999.
orang setiap harinya, tentunya ini Aplikasi Penelitian kualitatif dalam
menjadi tantangan bagi setiap elemen Pencegahan dan Pemberantasan
yang ada dalam pondok pesantren Penyakit Menular, Fakultas
untuk bisa melaksanakan program di era Kesehatan Masyarakat Universitas
pandemi covid-19bdengan tetap aman, Indonesia bekerja sama dengan
pondok pesantren Al Hasanah dalam Direktorat Jendral Pemberantasan
melaksanakan programnya di era Penyakit Menular dan Penyehatan
pandemi covid-19 sangat menerapkan Lingkungan Pemukiman Depkes RI.
protokol kesehatan yang ketat yakni Jakarta.
memakai masker dan menjaga jarak,
terlebih lagi melakukan pendatangan
santri secara berkala yakni 100 santri dan
di isolasi terlebih dahulu selama 2
minggu, dan juga dalam menerapkan
protokol kesehatan memisahkan antara
santri yang sakit dari santri yang sehat
dan dilakukan isolasi terlebih dahulu
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Realiasai Pendidikan Nonformal Dalam Penyelenggarakan Kuliner


Bimbang Adat Suku Serawai

Monica Wilisci1 , Suardi Jasma2


Pendidikan Nonformal Universitas Bengkulu
monicawilisci08@gmail.com, suardijasma@unib.ac.id

Abstrak
Pelestarian budaya adalah salah satu cara mempertahankan nilai-nilai budaya. Suku
serawai mempunyai beragam budaya, salah satunya bimbang Adat, yang berupa upacara
pernikahan adat dimana terdapat kuliner lemang dan tapai. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi secara sistimatis hal-hal yang berkaitan dengan realisasi pendidikan
nonformal dalam penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku Serawai di Kecamatan Kota
Manna kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriftif yang menunjukkan hasil, (1) Realisasi pendidikan nonformal dalam
penyelenggaraan kuliner Bimbang Adat Suku Serawai didapat secara turun temurun dari
generasi sebelumnya, tidak melalui pendidikan formal ataupun pendidikan nonformal secara
langsung. (2) Bila kuliner ini akan dibisniskan maka kursus pendidikan diadakan untuk dapat
menghitung laba rugi dari bisnis tersebut, lain halnya dengan kegiayan sosial Bimbang Adat
yang tidak ada perhitungan laba rugi. (3) Terdapat pelatihan Tari Adat yang bertujuan untuk
memaksimalkan mutu tari tersebut sebelum dipergu nakan dalam rangkaian pesta Bimbang
Adat tersebut.
Kata Kunci: Pendidikan Nonformal, Bimbang Adat, Suku Serawai
Abstract
Cultural preservation is one way to maintain cultural values. The Serawai tribe has a variety of
cultures, one of which is doubting Adat, which is a traditional wedding ceremony where there
are lemang and tapai cuisines. This study aims to obtain information systematically on matters
relating to the realization of non-formal education in the implementation of traditional culinary
doubts of the Serawai tribe in Kota Manna District, South Bengkulu Regency. This study uses a
qualitative method with a descriptive approach that shows the results, (1) The realization of non-
formal education in the implementation of the Serawai Tribe's Indigenous Bimbang culinary is
obtained from generation to generation from the previous generation, not through formal
education or direct non-formal education. (2) If this culinary is to be put into business, then an
educational course is held to be able to calculate the profit and loss from the business, it is
different with the Bimbang Adat social activity where there is no profit and loss calculation. (3)
There is training in Traditional Dance which aims to maximize the quality of the dance before
it is used in the series of the Indigenous Consideration party.

Keywords: Non-formal Education, Worrying about Customs, Serawai Tribe

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

PENDAHULUAN mempunyai kemampuan untuk


mengaktualkan diri. Membantu warga belajar
Undang-undang Republik Indonesia
membentuk dan menafsirkan pengalaman
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
mereka serta mengembangkan kerjasama
Pendidikan Nasional menggariskan bahwa
dan partisifasi aktif dalam memenuhi
satuan pendidikan adalah kelompok layanan
kebutuhan dan kebutuhan masyarakat.
pendidikan yang menyelenggarakan
Megembangkan cara berfikir dan bertindak
pendidikan pada jalur formal, nonformal dan
kritis terhadap di dalam lingkungannya serta
informal pada setiap jenjang dan jenis
untuk memiliki kemampuan menerapkan
pendidikan.
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang- Mengembangkan sikap dan moral tanggung
undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 12 jawab sosial, pelestarian nilai-nilai budaya,
pendidikan nonformal adalah jalur serta keterlibatan diri dalam perubahan
pendidikan luar pendidikan formal yang masyarakat (Kamil, 2010:33).
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
Kata Bimbang Menurut Kamus Bahas
berjenjang.
Idonesia (Waridah, 2017: 42) merupakan
Menurut Axin (1976) (Soedomo, 1989) perasaan tidak teguh hati (kurang percaya
dalam Suprijanto (2016), Pendidikan diri), ragu-ragu, khawatir, cemas.
nonformal adalah kegiatan belajar yang
Bimbang Adat merupakan suatu upacara
sengaja oleh warga belajar dan pembelajaran
perkawinan Adat hingga acara peresmian
didalam suatu latar yang diorganisasi
perkawinan dalam Suku Serawai di Kota
(berstruktur) yang terjadi diluar sistem
Manna kabupaten Bengkulu. Segala kegiatan
persekolahan.
dalam rangka upacara peresmian perkawinan
Menurut Undang-Undang Republik berdasarkan yang ditetapkan dan yang
Indonesia No. 20 pasal 26 butir 1 dan 2 penghulu. Perlunya persetujuan dari kedua
dijelaskan bahwa fungsi pendidikan belah pihak keluarga calon raja dan ratu
nonformal : sehari, agar lebih mudah mengatur acara
a. Pendidikan nonformal peresmian dan setiap kegiatan yang
diselenggarakan bagi warga dilakukan baik dirumah mempelai
masyarakat yang memerlukan perempuan atau pun dirumah mempelai laki-
layanan pendidikan yang berfungsi laki. Sebelum menjelang bimbang adat atau
sebagai pengganti, penambah dan perayaan perkawinan dikedua belah pihak
pelengkap pendidikan formal dalam mengalami kesibukan, menghadapi bimbang
rangka mendukung pendidikan (Fitriani, 2019: 12).
sepanjang hayat. Suku Serawai adalah suku bangsa dengan
b. Pendidikan nonformal berfungsi populasi terbesar kedua yang hidup di daerah
mengembangkan potensi peserta Bengkulu. Sebagian besar masyarakat Suku
didik dnegan penekanan pada Serawai berdiam di kabupaten Bengkulu
penguasaan pengetahuan dan Selatan, yaitu di kecamatan Sukaraja, Seluma,
keterampilan fungsional serta Talo, Pino, Kelutum, Manna dan Seginim.
pengembangan sikap dan kepribadian Suku Serawai mempunyai mobilitas yang
profesional. cukup tinggi, saat ini banyak dari mereka
yang merantau ke daerah-daerah lain untuk
Fungsi pendidikan luar sekolah mencari penghidupan baru, seperti ke
mengembangkan nilai-nilai rohaniah dan kabupaten Kepahiang, kabupaten Rejang
jasmaniah warga belajar atas dasar potensi Lebong, kabupaten Bengkulu Utara, dan
yang dimiliki. Mengembangkan cipta, rasa, sebagainya (Setiawan, 2012).
dan karya warga belajar agar lebih kreatif,
mampu memahami lingkungannya, dan

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

Awal mula sejarah Suku Serawai masih kini menjadi tanpa batas. Sebgai akibatnya
belum dapat dirumuskan secara ilmiah, baik orientasi adat istiadat untuk tidak lagi tinggal
dalam bentuk berupa tulisan maupun dalam dari budaya asli, tetapi sudah mengalami
bentuk berupa publikasi. Awal mula Suku proses pembelajaran kedalam sub-sub variasi
Serawai hanya didapatkan dari penjelasan (Pratama, A, W. 2014).
atau cerita dari orang tua, kebiasaan
Pendidikan secara praktis tak dapat
mewariskan sejarah secra lisan berdampak
dipisahkan dengan nilai-nilai budaya.
terhadap validasi sejarah Suku Serawai
Keduanya sangat erat sekali hubungannya,
sekarang karena masyarakat Serawai dulu
pendidikan bertujuan membentuk agar
kurang dalam budaya menulis (Ansori,
manusia dapat menunjukkan perilakunya
2018:9).
sebagai manusia yang berbudaya yang
Kuliner atau makanan lokal merupakan mampu bersosialisasi dalam masyarakat dan
salah satu identitas suatu kelompok menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup.
masyarakat yang sangat mudah untuk Untuk melestarikan dan selalu meningkatkan
ditemukan dan mudah untuk dikenali. Setiap kebudayaan itu sendiri, dengan adanya
wilayah di Indonesia memiliki kekayaan pendidikan bisa mentransfer kebudayaan itu
kuliner yang menjadi ciri khas atau identitas sendiri dari generasi kegenerasi selanjutnya.
daerah tersebut (Tyas, 2017)
Dari data yang dipaparkan diatas, maka
Kuliner tradisional merupakan salah satu penelitian mendalam mengenai “Realisasi
kekayaan budaya yang harus digali kembali Pendidikan Nonformal Dalam
sebagai salah satu aset kultural melalui Penyelenggaraan Kuliner Bimbang Adat Suku
revitalisasi dan proses-proses transformasi. Serawai”
Oleh sebab itu, kuliner tradisional bukan saja
METODE
sebagai ilmu tata boga tradisional melainkan
Penelitian ini menggunakan metode
dapat juga menjadi ruang pengetahuan dan
kualitatif dengan pendekatan deskriftif.
kearifan lokal (Wurianto, 2008 dalam Jurnal
Metode ini adalah metode penelitian yang
Penelitian Sejarah dan Budaya)
digunakan untuk meneliti penelitian pada
Koesntjaraningrat dalam Triwaedani kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
(2014:103) bahwa suatu pelestarian lawannya adalah eksperimen) dimana
kebudayaan adalah sebuah sistem yang besar penenlitian adalah sebagai instrumen kunci,
dan melibatkan masyarakat enggan masuk teknik pengumpulan data dilakukan secara
kedalam subsistem kemasyarakatan serta trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat
memiliki komponen yang saling terhubung. induktif dan hasil penenlitian kualitatif lebih
Sehingga sebuah pelestarian kebudayaan menekankan makna dari pada generalisasi.
bukanlah gerakan atau sebuah aktivitas yang Sugiyono (2015:1)
bisa dilakukan oleh individu dengan dalih Subjek penelitian sebagai sumber
memelihara sesuatu agar tidak punah dan data agar lebih difokuskan pada suatu
hilang ditelan zaman. Melainkan suatu penelitian, dalam arti memahami masalah
kegiatan yang besar terorganisir dan memiliki dan dapat memberikan informasi sesuai
banyak komponen yang saling terhubung dengan tujuan penenlitian. Untuk itu subjek
antara satu dengan lainnya. yang dipilih yaitu:
Dalam pelestarian budaya, baik nasional
maupun daerah nilai-nilai adat istiadat itu Nama L/P Keterangan
No
selalu mengalami perubahan-perubahan.
1. Johlan L Sekretaris BMA
Perjalanan perkembangan kebudayaan dan
Syarin
masyarakat dalam sejarahnya tidak pernah
tertutup dari tersinggungan dengan budaya- 2. Sail L Pemuka
budaya lain. Melalui perkembangan Mayarakat
komunikasi global, seolah-olah antar budaya

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

3. Erawan L Penjual Observasi yang dimaksud dalam


Lemang penelitian ini yaitu mengamati terhadap
kejadian yang terjadi serta melibatkan
4. Hermayati P Yang diri secara langsung pada pengumpulan
Melaksanakan data mengenai realisasi pendidikan
Bimbang nonformal dalam penyelenggaraan
kuliner bimbang adat suku serawai.
Tabel 1. Informan Penelitian c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015: 82)
Penelitian dilalukan dalam waktu 3 (tiga) “Dokumentasi merupakan catatan
minggu yaitu tanggal 20 Mei 2021 s/d 10 Juni peristiwa yang sudah berlalu.
2021. Tempat dilaksanakan peneliti yaitu di Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
Kota Manna kabupaten Bengkulu Selatan. gambar, atau karya-karya monumental
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk dari seseorang”. Dokumentasi dalam
meneliti dan mendeskripsikan realisasi penelitian ini nantinya ditujukan untuk
pendidikan nonformal dalam memperoleh data langsung dari tempat
penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku penelitian, dan segala sesuatu yang
serawai. mendukung penelitian.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Sedangkan untuk menguji validitas data
pengumpulan data melalui wawancara, penelitian menggunakan teknik trianggulasi.
observasi dan dokumentasi. Dalam Sugiono (2015: 83) trianggulasi terdiri
a. Wawancara dari tiga bentuk yaitu trianggulasi sumber,
Menurut Esterberg (dalam Sugiono, trianggulasi waktu dan trianggulasi teknik.
2015: 72) Wawancara merupakan 1) Trianggulasi sumber
pertemuan dua orang untuk bertukar Menguji kredibilitas data dilakukan
informasi dan ide melalui tanya jawab, dengan cara mengecek data yang telah
sehingga dapat dikonstruksikan makna diperoleh melalui beberapa sumber, pada
dalam suatu topik tertentu. penelitian ini menggunakan 4 sumber
Wawancara merupakan proses tanya penelitian dengan 3 sumber utama yaitu:
jawab antara penanya dengan yang di bapak Johlan Syaril, bapak Sail, ibu
tanya. Wawancara dilakukan kepada Hermayati.
Johlan Sharin selaku sekretaris Badan 2) Trianggulasi waktu
Musyawarah Adat (BMA), Sail selaku Dalam suatu penelitian diperlukan
pemuka masyarakat Kecamatan Kota juga trianggulasi waktu yaitu
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, pengumpulan data dengan cara
Erawan selaku penjual lemang tapai, dan mewawancarai, observasi, atau teknik
Hermayati yang melaksanakan Bimbang. lainnya dengan orang yang berbeda atau
b. Observasi sama, dalam waktu berbeda atau sama,
Observasi adalah teknik evaluasi dengan pertanyaan yang berbeda atau
program pendidikan nonformal yang sama. Pelaksanaannya pada waktu pagi,
digunakan dengan mengkaji suatu gejala siang dan sore hari dengan waktu yang
dan/atau peristiwa melalui upaya telah diatur.
mengamati dan mencatat data secara 3) Trianggulasi teknik
sistematis. Observasi merupakan teknik Trianggulasi teknik merupakan cara
pengumpulan data yang tidak menguji kreabilitas data dilakukan
menggunakan perkataan atau tidak dengan cara mengecek hasil dari ketiga
disertai dengan komunikasi lisan. penelitian yang didapat dilapangan.
(Zulkarnain, 2018: 35). Trianggulasi ini dimaksudkan agar data
dan informasi yang didapat semakin kuat

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

dan valid. Pada trianggulasi teknik ini penelitian atas apa yang dianggap
maka pengumpulan data dilakukan menjadi permasalahan pada penelitian.
dengan menggunakan teknik yang 3) Verifikasi data
berbeda pada sumber penelitian atau Kesimpulan awal yang dikemukakan
informan yang sama yaitu wawancara, bersifat sementara dan masih diragukan.
observasi dan studi dokumentasi. Oleh karena itu kesimpulan senantiasa
diverivikasi selama penelitian
Teknik analisis data berlangsung dan berubah bila ditemui
Menurut Sugiyono (2015: 89) analisis data bukti-bukti yang kuat dan mendukung
adalah proses mencari dan menyusun secara pada tahap pengumpulan data berikutnya
sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumentasi, dengan cara Kecamatan Kota Manna termasuk
mengorganisasikan data ke dalam kategori, kedalam wilayah kabupaten Bengkulu
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan Selatan, provinsi Bengkulu. Pada tahun 2020
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih luas daerah Kota Manna 2,71%. Jumlah
mana yang penting dan yang akan dipelajari, penduduk memiliki 31,807 jiwa. Untuk laju
dan membuat kesimpulan sehingga mudah pertumbuhan penduduk 1,64%. Jenis kelamin
dipahami oleh diri sendiri maupun orang laki-laki (16.107) perempuan (15.700),
lain. memiliki luas daerah 32,16 (km2/sq,km),
Terdapat 3 (tiga) langkah dalam analisis tinggi wilayah 49 (mdpl), terdapat 5 desa dan
data yaitu reduksi data, penyajian data dan 6 kelurahan. Hasil didapat pada tanggal 20
verifikasi data. Mei s/d 10 Juni 2021.
1) Reduksi data Berdasarkan penemuan peneliti melalui
Menurut Sugiono (2015: 92) wawancara dengan tiga sumber utama
mereduksi data berarti merangkum, penelitian dan melakukan observasi langsung
memilih hal-hal yang pokok, kelapangan untuk mencari tahu mengenai
memfokuskan pada hal-hal yang penting, realisasi pendidikan nonformal dalam
dicari tema dan polanya, sehingga data penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku
yang telah diresuksi akan memberikan serawai dalam upacara pernikahan, yaitu
gambaran yang lebih jelas dan yang pertama pendidikan otodidak di mana
mempermudah penelitian untuk pendidikan ini secara turun temurun
melakukan pengumpulan data. Dalam mewariskan ilmu-ilmu kuliner ini tidak ada
penelitian ini, peneliti mengumpulkan melalui pendidikan formal, yang kedua
data dari berbagai hasil wawancara pada melalui kursus pendidikan nonformal apa
sumber penelitian bila kuliner ini akan di bisniskan kursus
2) Penyajian data mandiri membuat lemang dan tapai untuk
Penyajian data bisa dilakukan dalam kormesial dalam rangkah bisa menghitung
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan labah rugi lain dengan kegiatan sosial
antara kategori dan sejenisnya (Sugiyono, bimbang adat yang tidak ada hitungan labah
2015: 95). Penyajian data dapat pula rugi, yang ketiga dalam penyelenggaraan
diartikan sebagai suatu proses pernikahan juga sebagai pelestarian budaya
pembuatan laporan mengenai hasil dari sebelum memulai acara bimbang ada
data dan informasi yang telah ditemukan pelatihan menari untuk memaksimalkan
oleh peneliti. Penyajian data harus pada saat berlangsungnya acara dan pastinya
dilakukan sesederhana mungkin agar pada saat acara dapat mengetahui warisan
mudah serta jelas untuk dipahami. Pada budaya turun temurun.
penelitian ini, peneliti mencoba Realisasi pendidikan nonformal dalam
menyajikan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku
hasil wawancara peneliti dengan sumber serawai, belajar menggunakan buku, dengan
tuaua kerjau bisa juga mendengar penjelasan

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

dari orang tertua atau melihat langsung kelestarian budaya kita ini. Culture
pelaksanaan bimbang adat makan sepagi Knowlwdge merupakan pelestarian budaya
tersebut, bisa juga otodidak. yang dilakukan dengan cara membuat suatu
Realisasi pendidikan nonformal dalam pusat informasi mengenai kebudayaan yang
penyelenggaraan kuliner bimbang adat dapat difungsionalisasi kedalam banyak
makan sepagi suku serawai, bisa dari bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi
pendidikan masyarakat atau bisa juga antara ataupun untuk kepentingan pengembangan
mulut ke mulut. kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah.
Pelestarian budaya lokal adalah
mempertahankan nilai-nilai seni budaya, Kuliner tradisional adalah produk yang
nilai tradisional dengan mengembangkan sering di konsumsi oleh suatu kelompok
perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan masyarakat atau dihidangkan dalam
selektif, serta menyesuaikan dengan situasi perayaan atau waktu tertentu, diwariskan
dan kondisi yang selalu berubah dan dari generasi ke generasi, dibuat sesuai
berkembang (A, W, Widjaja. 1986: 134). dengan resep secara turun-temurun, dibuat
tanpa atau dengan sedikit rekayasa, dan
Pelestarian budaya lokal yakni dengan
memiliki karakteristik tertentu yang
memberikan pembelajaran sosial bagi
membedakannya dengan kuliner daerah lain
generasi muda. Pembelajaran yang dimaksud
(Guerrero, 2019 dalam Jurnal Pariwisata
antara lain dapat dilakukan dengan
Terapan).
memberikan pendidikan pada generasi muda
Berdasarkan hasil temuan dan teori
agar mereka memiliki tanggung jawab untuk
tersebut dapat disimpulkan bahwa realisasi
berperan aktif dalam melestarikan budaya.
pendidikan nonformal dalam
Pendidikan tersebut bisa dimulai dengan
penyelenggaraan kuliner bimbang adat suku
memberikan kesempatan pada generasi
serawai Bahwa secara turun temurun
muda untuk belajar berbagai seni budaya
mewariskan ilmu-ilmu kuliner ini tidak ada
yang ada seperti belajar menari dan
melalui pendidikan formal, melalui kursus
mengadakan pertunjukkan pentas budaya
pendidikan nonformal apa bila kuliner ini
lokal antar dusun ataupun desa. Generasi
akan di bisniskan kursus mandiri membuat
muda diberi kesempatan dan wadah untuk
lemang dan tapai untuk kormesial dalam
menunjukkan potensi yang dimiliki di bidang
rangkah bisa menghitung labah rugi lain
seni. Masyarakat dapat mempertahankan
dengan kegiatan sosial bimbang yang tidak
keberadaan budaya tersebut dengan berbagai
ada hitungan labah rugi, dalam
kegiatan yang ada di masyarakat seperti
penyelenggaraan pernikahan juga sebagai
mengadakan lomba dalam acara tradisi oleh
pelestarian budaya sebelum memulai acara
generasi muda. (Suryani, 2018 dalam jurnal
bimbang ada pelatihan menari untuk
media informasi penelitian kesejateraan
memaksimalkan pada saat berlangsungnya
sosial).
acara dan pastinya pada saat acara dapat
Menurut (Wedyawati, nelly. 2018 dalam mengetahui warisan budaya turun temurun.
jurnal ilmiah ilmu pendidikan) cara untuk dan mendengarkan penjelasan dari orang
melestarikan budaya baik secara langsung tertua atau melihat langsung pelaksanaan
maupun secara tidak langsung: Culture bimbang adat. Dengan sering dilaksanakan
Experience merupakan pelestarian budaya bimbang adat suku serawai sebagai
yang dilakukan dengan cara terjun langsung pelestarian budaya maka dalam kegiatan itu
kedalam sebuah pengalaman kultural. secara impulsif mengandung aspek
Contohnya, jika kebudayaan tersebut pendidikan nonformal bagi masyarakat
berbentuk tarian, maka masyarakat karena dari kegiatan ini masyarakat banyak
dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam belajar budaya adat kota manna secara
menguasai tarian tersebut. Dengan demikian langsung dan sebelum dilakukan bimbang
dalam setiap tahunya selalu dapat dijaga

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

adat ada kegiatan pengarahan tua kerja pada Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan
masyarakat agar acara sesuai harapan. Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Alfabeta.
KESIMPULAN
Realisasi Pendidikan Nonformal Pratama, A, W. (2014). Upaya Pelestarian
dalam Penyelenggaraan Kuliner Bimbang Budaya Lokal oleh Pusat Kegiatan
Adat Suku Serawai Bahwa secara turun Belajar Mengajar (PKBM) Dewi
temurun mewariskan ilmu-ilmu kuliner ini Fortuna Melalui Pelatihan
tidak ada melalui pendidikan formal, melalui Pengkaderan Berbasis Budaya.
kursus pendidikan nonformal apa bila kuliner Yogyakarta: Universitas Negeri
ini akan di bisniskan kursus mandiri Yogyakarta.
membuat lemang dan tapai untuk kormesial Refisrul. (2019). Fungsi Lemang dalam
dalam rangkah bisa menghitung labah rugi Upacara Perkawinana Suku Besemah
lain dengan kegiatan sosial bimbang yang di kabupaten Kaur provinsi Bengkulu.
tidak ada hitungan labah rugi, dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya,
penyelenggaraan pernikahan juga sebagai volume 5, nomor 2, halaman 237.
pelestarian budaya sebelum memulai acara Setiawan, Irwan. 2012. Mengenal Budaya Suku
bimbang ada pelatihan menari untuk Serawai (Bengkulu Selatan)
memaksimalkan pada saat berlangsungnya https://www.kompasiana.com/kereta
acara dan pastinya pada saat acara dapat unto.blogspot.com/5518a7e1a33311c80
mengetahui warisan budaya turun temurun. fb6593d/mengenal-budaya-suku-
Dengan sering dilaksanakan bimbang adat bangsa-serawai-bengkulu-
suku serawai sebagai pelestarian budaya selatan.diakses pada tanggal 01 maret
maka dalam kegiatan itu secara impulsif 2021 pukul 16:31
mengandung aspek pendidikan nonformal Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian
bagi masyarakat karena dari kegiatan ini Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
masyarakat banyak belajar budaya adat kota Suprijanto. 2016. Pendidikan Orang Dewasa.
manna secara langsung dan sebelum Jakarta: Bumi Aksara.
dilakukan bimbang adat ada kegiatan Suryani. (2018). Strategi Pelestarian Budaya
pengarahan tua kerja pada masyarakat agar Lokal Dalam Menjaga
acara sesuai harapan. Kesetiakawanan Sosial. Jurnal Media
DAFTAR PUSTAKA Informasi Penelitian Kesejateraan
Sosial. vol 42, no 2, halaman 187-196.
Ansori, Sabana, dkk. 2018. Bengkulu Selatan Triwardani, Reny. Rochayanti, Christina.
Sekilas Jejak dan Pesonanya. 2014. Implementasi Kebijakan Desa
Bengkulu: Yayasan Sahabat Alam Budaya Dalam Upaya Pelestarian
Rafflesi. Budaya Lokal. Jurnal Reformasi, no 2,
vol 4. Universitas Tri bhuana Tungga
A. W. Widjaja. (1986). Komunikasi dan dewi.
Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bina Tyas, A. S. (2017). Identifikasi Kuliner Lokal
Aksara. Indonesia dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris. Jurnal Pariwisata Terapan,
volume 1, nomor 1, halaman 3.
Fitriani, D. S. (2019). Makna Tari Napa pada
Bimbang Adat Suku Serawai di Kota
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Jurnal Sosiologi Nusantara, volume 5,
Pendidikan Nasional.
nomor 1, halaman 12.
Waridah. 2017. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bmedia Imprint Kawan
Pustaka.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Monica Wilisci, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 101- 107 (November 2021)

Kecamatn Sungai Kakap Kabupaten


Wedyawati, Nelly. (2018). Analisis Upaya Kubu Raya. Jurnal Ilmiah Ilmu
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya Pada Pendidikan. Volume 9, nomor 2,
Masyarakat Adat Melayu Di halaman 82-162

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Strategi Pemberantasan Buta Aksara Dengan Menggunakan Metode


Reflect di Desa Persatuan Asahan Sumatra Utara

Ariana1, Aulia Rusnaini Hasibuah2,, Nomy Anggaraini3


Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Medan
arianaari288@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini berfokus pada strategi pemberantasan buta aksara dengan menggunakan
metode reflect di desa Persatuan Asahan Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengetahui jumlah masyarakat buta aksara di desa Persatuan dan mengetahui faktor yang
mempengaruhi masih adanya masyarakat yang buta aksara. Penelitian ini dibuat karena masih
adanya masyarakat yang memiliki kesadaran yang rendah terhadap pendidikan karena desakan
ekonomi. tidak adanya kemampuan untuk menghadapi kehidupan (persaingan kehidupan dan
jumlah anggota keluarga banyak), dan tidak adanya program pemerintah untuk mengatasi buta
aksara di desa persatuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
dan pengembangan. Teknik pengumpulan data adalah dengan metode observasi, observasi
langsung ke desa persatuan dan mendapatkan informasi informasi langsung mengenai jumlah
orang yang yang mengalami buta aksara. Hasil dari kajian literature ini adalah terlihat dari
beberapa faktor, faktor ekonomi menjadi faktor utama yang membuat masyarakat buta aksara,
wilayah yang tidak terjangkau program keaksaraan dari pemerintah setempat, pengarauh sosial
& budaya masyarakat, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, dan minimnya sarana
untuk memperoleh bahan bacaan seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Kata kunci: Pemberantasan buta aksara, metode replect, warga belajar.

Abstract
This study focuses on strategies for eradicating illiteracy using the method reflect in the village of
Asahann Association, North Sumatra. The purpose of this study is to determine the number of
illiterate community in the factors that influence the existence of illiterate society. This research
was made because there are still people who have low awareness of education due to economic
pressure. Lack of ability to face life (competition of life and the number of family members), and
the absence of government program to overcome illiteracy in the unity village. The method used in
this research is a research and development method. The data collection technique is by
observation method, direct observation to the unity village and get information directly on the
number of people who are illiterate. The results of this literature review are seen from several
factors, economic factors are the main factors that make people blind literacy, areas not covered
by literacy programs from the local government, social influence and community culture, low
support from the family environment, and lack of means to obtain reading materials such as the
Community Reading Park (TBM).

Keywords:Eradication of illiteracy, reflect method, learning citize

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

PENDAHULUAN menjadi 1,71% pada 2020. Jumeri


Menurut riset yang dilakukan menjelaskan, jumlah penduduk buta aksara
UNESCO, Indonesia menepati urutan ke-60 yang pada 2019 tercatat 3.081.136 orang atau
dari 61 negara mengenai tingkat literasi 1,78% dari penduduk berusia 15 tahun ke
suatu Negara.Padahal, dari segi penilaian atas pada 2020 turun menjadi 2.961.060
infrastruktur untuk mendukung membaca, orang atau 1,71 % dari penduduk berusia 15
peringkat Indonesia berada di atas Negara- tahun ke atas. Ia mengatakan, bahwa
negara Eropa.Berdasarkan Survei Sosial presentase penduduk yang buta aksara
Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat masih tinggi terutama di Papua sekitar 22%
Statistik (BPS) tahun 2020, presentase dan penduduknya masih buta aksara.
jumlah penduduk buta aksara telah Indonesia mendapatkan
mengalami penurunan jika dibandingkan penghargaan dari UNESCO atas prestasi
dengan presentase dan jumlah buta aksara mencapai derajat pemberantasan buta
tahun 2021. aksara secara masif.Indonesia menjadi
Masalah buta aksara dapat Negara yang penduduknya sudah 80%
dikatakan sebagai masalah dunia.UNESCO melek aksara (Jumeri, September
pada tahun 2013 telah mendeklarasikan 2021).Penurunan angka buta aksara di
bahwa masalah tuna aksara merupakan Indonesia terjadi karena terlaksananya
masalah dunia.Pada tahun 2013 Indonesia berbagai strategi yang inovatif dan sinergi
dikatakan sebagai penyandang buta aksara berbagai pemangku kepentingan.
terbesar ke 3 di dunia. Indonesia harus Tidak dapat dipungkiri Provinsi
mampu menyelesaikan dan Sumatera Utara termasuk daerah yang
bertanggungjawab untuk dapat masih adanya masyarakat yang buta aksara.
menuntaskan permasalah permasalahan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
para penduduknya yang mengalami buta (BPS) tahun 2020 provinsi Sumatera Utara
aksara memiliki persentase penduduk buta huruf
Kondisi keaksaraan di Indonesia usia 15+ sebanyak 0,84%, usia 15-44 dengan
terdapat 2,9 juta masyarakat masih belum persentase 0,20%, dan usia 45+ sebanyak
melek huruf. Direktur Jenderal Pendidikan 2,09 %.
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan keaksaraan merupakan
Pendidikan Menengah Kementerian suatu pendekatan untuk mengembangkan
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan kemampuan warga belajar dalam
Teknologi mengatakan bahwa angka buta menguasai dan menggunakan membaca,
aksara telah menurun dari 1,78% pada 2019 menulis, dan berhitung (calistung),

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

berpikir, mengamati, mendengar dan pertama,pemutakhiran data buta aksara


berbicara yang berorientasi pada kehidupan bekerjasama dengan BPS.Langkah kedua,
(Sudjana, 2001).Tujuan pendidikan peningkatan mutu layanan pendidikan dan
keaksaraan, yaitu mengupayakan pembelajaran keaksaraan dengan focus
kemampuan, pemahaman, serta utama pada daerah tertinggi persentase
penyesuaian diri guna mengatasi kondisi buta aksaranya.
hidup dan pekerjaannya.Pendidikan Langkah ketiga, Kemendikbudristek
keaksaraan tidak hanya membelajarkan mengembangkan jejaring dan sinergi
kemampuan calistung tetapi pemanfaatan kemitraan lintas sector dalam penuntasan
hasil belajar untuk kehidupan. buta aksara dan pemeliharaan kemampuan
Secara filosofis, keaksaraan keberaksaraan warga masyarakat.Tahap
merupakan suatu ideologi karena terdiri akhir, untuk mengimplementasikan
atas sekumpulan ide, kepercayaan, dan layanan program pada daerah terpadat
sikap (Byanham dalam Kusnadi et al., tersebut, diperlukan inovasi.
2005:16). Apabila semuanya digabungkan Di desa persatuan sendiri memiliki 8
akan membentuk pandangan hidup dusun dan memiliki 3.244 jiwa yang dimana
masyarakat terhadap keaksaraan. Ideologi terdapat 971 kepala keluarga dan 1.629 laki
tersebut akan mempengaruhi setiap orang laki dan 1.615 perempuan. Dan menurut data
dalam suatu komunitas yang dapat yang didapat bahwa dari 8 desa yang ada di
berpartisipasi sepenuh hati dalam gerakan persatuan terdapat setidaknya 2-5 orang
keaksaraan. yang memang buta aksara.Data ini
Kemiskinan menjadi faktor utama diperjelas dengan keterangan dari desa yang
yang membuat sesorang menjadi buta dimana mengatakan bahwa terdapat
aksara. Seseorang yang mengalami masyarakat yang tidak mengenal huruf
kemiskinan akan sulit untuk mengenyam dikarenakan tidak sekolah, ataupun
bangku sekolah, dikarenakan mereka harus memang terdapat cacat fisik.
berjuang untuk dapat memenuhi kehidupan Latar belakang melakukan
sehari hari. Faktor struktural juga menjadi penelitian ini adalah yang pertama, masih
penyebab buta aksara dikarenakan tidak adanya masyarakat yang memiliki
meratanya pelayanan pendidikan. kesadaran yang rendah terhadap
Langkah strategis yang telah pendidikan karena desakan
dilakukan Indonesia dalam mendorong ekonomi.Kedua, tidak adanya kemampuan
percepatan penuntasan buta aksara untuk untuk menghadapi kehidupan (persaingan
usia 15-59 tahun diatas 98 persen adalah kehidupan dan jumlah anggota keluarga
sebagai berikut. Langkah banyak).Ketiga, tidak adanya program
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

pemerintah untuk mengatasi buta aksara di pertama, studi pendahuluan dalam rangka
desa persatuan. menggali fokus dan data awal penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu baik empirismaupun teoritis .Kemudian
mengetahui jumlah masyarakat buta aksara model konseptual divalidasi melalui
di desa Persatuan dan mengetahui faktor diskusi,expert judgment, dan konsultasi
yang mempengaruhi masih adanya dengan pembimbing.Tahap kedua, menguji
masyarakat yang buta aksara. efektivitas model pembelajarankeaksaraan
Berdasarkan kajian diatas maka dasar dengan metode reflect melalui uji di
diperlukan suatu alternative pembelajaran lapangan.
keaksaraan yang efektif dan efisien. Teknik pengumpulan data adalah
Pembelajaran buta aksara ini dilakukan dengan metode observasi, observasi
untuk mengurangi warga yang mengalami merupakan metode pengumpulan data yang
buta aksara agar menjadi melek aksara. dimana para peneliti mencatat segala
Pembelajaran buta aksara harus dirancang informasi yang telah mereka lakukan selama
sedemikian rupa agar dapat membantu penelitian.Dalam hal ini peneliti melakukan
masyarakat dalam belajar mengenal huruf. observasi langsung ke desa persatuan dan
Cara yang diduga efektif dalam mendapatkan informasi informasi langsung
penyelesaian masalah ini adalah dengan mengenai jumlah orang yang yang
menggunakan metode reflect dimana mengalami buta aksara.
metode ini warga belajar diberi kesempatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengembangkan materi – materi
Berdasarkan pengamatan peneliti,
belajarnya sendiri. Dalam proses belajarnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi
arga belajar dan tutor sama sama memiliki
masih adanya masyarakat buta huruf di desa
kesempatan untuk merefleksi kembali
Persatuan diantaranya :
peran dan posisi masing – masing serta
1. Faktor Ekonomi menjadi faktor utama
menggali potensi yang ada di diri mereka
yang membuat masyarakat itu menjadi
masing – masing.
buta aksara karena untuk memenuhi
METODE
kebutah pokok saja belum terpenuhi
Metode yang digunakan dalam
seutuhnya apalagi untuk mengenyam
penelitian ini adalah metode penelitian dan
pendidikan.
pengembangan (Borg & Gall, 1979)Penilitian
2. Wilayah yang jauh dengan layanan
ini bertujuan untuk keaksaraan dasar yang
pendidikan atau tidak terjangkaunya
menggunakan metode reflect. Penelitian
program keaksaraan dari pemerintah
dilakukan dalam dua tahap, yaitutahap
setempat.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

3. Pengarauh sosial & budaya masyarakat, 3. Membuat inovasi dalam metode


kebiasaan masyarakat terdahulu yang pembelajaran. Membuat inovasi yang
turun temurun menganggap pendidikan baru dalam pembelajaran yang menarik
tidak terlalu penting menjadi penyebab dan sungguh-sungguh untuk
masyarakat masih ada yang belum memberantas butuha huruf untuk
mengenal huruf. mencerdaskan masyarakat desa
4. Rendahnya dukungan dari lingkungan Persatuan.
keluarga, yang kesibukan anggota 4. Perlunya keterlibatan berbagai pihak
keluarga yang tidak menyentuh aspek- dalam mendukung proses pembelajaran
aspek penumbuhan minat baca guna memberantas buta huruf.
ditambah memiliki jumlah anggota Dogless dalam Cox (1988)
keluarga banyak. memberikan definisi membaca sebagai
5. Minimnya sarana untuk memproleh suatu proses penciptaan makna terhadap
bahan bacaan seperti perpustakaan atau segala sesuatu yang ada dalam lingkungan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM). tempat membaca mengembangkan suatu
kesadaran. Sedangkan Lilawati (1988)
Berdasarkan hasil analisis lapangan, mengartikan minat baca sebagai suatu
bahwa minat baca masyarakat masih perhatian yang kuat dan mendalam disertai
mengalami beberapa kendala. Sebagai dengan perasaan senang terhadap kegiatan
upaya untuk memberantas buta aksara dan membaca sehingga mengarahkan seseorang
mengembangkan minat baca masyarakat, untuk membaca dengan kemauannya
ada beberapa strategi yang dapat dilakukan sendiri. Aspek minat membaca meliputi
antara lain : kesenangan membaca, kesadaran akan
1. Membuat taman bacaan masyarakat manfaat membaca, frekuensi membaca, dan
yang mudah terjangkau, sehingga jumlah buku bacaan yang pernah dibaca
masyarakat membutuhkan informasi oleh seseorang.
yang ada di perpustakaan dan Kusnadi (2005:151) berpendapat
perpustakaan juga dapat memenuhi dalam memilih dan menetapkan strategi
kebutuhan masyarakat. pembelajaran pendidikan keaksaraaan
2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat hendaknya memperhatikan lima kriteria
tentang betapa pentingnya kemampuan berikut:
membaca, menulis dan berhitung karena 1. Pemilihan dan penetapan
membaca dapat menambah wawasan strategi dan metode harus
terkait dengan perkembangan ilmu berorientasi pada tujuan
pengetahuan dan teknologi. pembelajran yang ingin dicapai
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

2. Memperhatikan materi (bahan pembelajaran menggunakan metode reflek


belajar) yang akan disampaikan ini, para tutor dan warga belajar terjadi
kepada warga belajar dengan interaksi belajar, yang dimana akan terjadi
berbagai karakteristiknya berbagi pengalaman antara warga belajar
sebagai orang dewasa dan juga tutor.
3. Media belajar yang akan Secara umum pembelajaran aksara
digunakan dalam proses dengan metode reflect ini dapat
pembelajaran digolongkan ke dalam kategori normal.
4. Tingkat kemampuan dan Namun biasanya para peneliti lainnya
kemudahan warga belajar dalam banyak menggunakan metode kombinasi
menyerap dan memahami dengan menggunakan metode gabungan
materi pembelajaran, dan antara metode Reflect, LEA, dan PRA.
5. Memerhatikan efektivitas, Untuk tahap pembelajaran awal
efisiensi, daya tarik media, dan masyarakat desa persatuan diperkenalkan
iklim/suasana pembelajaran di dengan huruf dan angka. Dan cara yang
kelompok belajar. kami lakukan adalah dengan mencari huruf
Regenerated Frerian Literacy dengan menggunakan kata yang digunakan
Throgh Empowering Community dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu
Techniques (Reflect), Reflect pada tahap pembelajaran dilakukan diskusi
(pengembangan kembali teori keaksraan kecil mengenai materi yang akan diajarkan.
Paulo frerian melalui teknik pemberdayaan pada saat pembelajaran berlangsung
masyarakat) yaitu suatu metode yang masyarakat menggunakan kata atau kalimat
memperlihatkan adanya proses penyatuan baru dari bahasa mereka sendiri.
antara kegiatan keaksaraan dan Untuk tahap pembelajaran awal menulis
pemberdayaan masyarakat. masyarakat awalnya tidak memiliki rasa
Dalam proses belajar keaksaraan, percaya diri untuk menulis dan mereka
para warga belajar dan juga tutor saling menulis huruf apa yang mereka ketahui saja.
belajar. Peran tutor disini ialah untuk Untuk jumlah yang mengikuti kegiatan
mengembankan proses analisis, bukan keaksraan ini berjumlah 10 orang namun
hanya mendikte isinya. Hal ini bukan pada akhirnya berkurang menjadi 6 orang.
berarti tutor tidak dapat memberikan Model yang digunakan
pengalamannya dan pandangannya, karena Untuk model pembelajaran yang kami
tutor juga merupakan peserta dalam gunakan adalah dengan menggunakan
keseluruhan proses. Dalam proses metode reflect yang dimana metode ini akan

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

menumbuhkan kesadaran bagi warga e. Memberrikan motivasi kepada


belajar terhadap kenyataan hidup dan masyarakat yang buta aksara
lingkungan serta dapat bertindak untuk untuk dapat memberdayakan
meningkatkan kehidupan yang lebih baik. dirinya sendiri dengan
Prinsip yang digunakan dalam metode menggunakan kompetensi
reflect ini adalah masyarakat sendiri yang keaksaraan
berfikir dan berbuat. f. Membantu masyarakat untuk
Didalam proses pembelajarannya antara dapat berusaha sendiri sehingga
warga belajar dan tutor saling belajar dan mempunyai mata pencaharian
mengemukakan ide dan mengembangkan yang mampu meningkatkan
potensi yang ada di dalam diri mereka untuk taraf kehidupannya
menjadi yang lebih baik. Model 2. Sasaran Pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan Sasaran pembelajaran keaksaraan ini
metode reflect secara ringkas dapat disusun adalah masyarakat desa persatuan yang
sebagai berikut : memang tidak mengenal huruf.
1. Tujuan pembelajaran 3. Strategi pembelajaran
a. Membantu para masyarakat Pembelajaran keaksaraan fungsional
yang buta aksara untuk dapat tigkat dasar digunakan dengan metode
membaca, menulis dan juga reflect dengan ini masyarakat dapat
berhitung. menentukan materi yang akan mereka
b. Mengembangkan kemampuan pelajari dengan sendirinya dengan
dan minat baca para masyarakat memanfaatkan sumber sumber yang ada.
sehingga menjadi masyarakat 4. Kurikulum keaksaraan dasar
yang gemar membaca dan Kurikulum disusun berdasarkan pada
belajar. standar kompetensi yang secara nasional
c. Membantu mengembangkan telah disusun oleh Dirjen PLS.
kemmapuan dari warga belajar 5. Tenaga Fasilitator
agar dapat memecahkan Untuk tutor dalam pembelajaran
permasalahan yang ada pada diri keaksaraan ini sendiri adalah masyarakat di
mereka. lingkungan desa persatuan itu sendiri dan
d. Membantu masyarakat untuk pelatihan tutor diarahkan pada metode
mengembangkan dan melatih reflect yang dimana metode ini sendiri yang
kemampuan atau kompetensi akan digunakan dalam pembelajaran
yang ada pada diri mereka keaksaraan ini.
6. Metode pembelajaran
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

Metode yang digunakan dalam memberdayakan dirinya sendiri dengan


pembelajaran keaksaraan ini adalah metode menggunakan kompetensi keaksaraan ; f.
pembelajaran kelompok. Membantu masyarakat untuk dapat
7. Bahan dan sumber ajar berusaha sendiri sehingga mempunyai mata
Bahan ajar dapat berasal dari warga pencaharian yang mampu meningkatkan
belajar sendiri, lingkungan dan pihak taraf kehidupannya
penyelenggara dan sumber belajar dapat
DAFTAR PUSTAKA
dari berbagai bentuk sesuai dengan konsep Cucu Sukmana, M. P. (2014). Pengaruh
yang akan diterapkan. Metode Penyadaran Dalam
Meningkatkan Minat Baca Warga Belajar
Keaksaraan:(Studi dilakukan pada
KESIMPULAN
Lembaga Pusat Kegiatan Belajar
Kesimpulan penelitian ini yaitu : Masyarakat di Kecamatan Cimahi Selatan,
model pembelajaran keaksaraan dasar Kota Cimahi). Damar Jayagiri: Jurnal
Penelitian dan Pengkajian
berdasarkan metode reflect dinilai efektif.
Pendidikan Non Formal, 1(VI).
Untuk pencapaian hasil belajar disesuaikan Daman. Metode Reflect dalam
dengan kompetensi yang telah di Community Development. Universitas
tetapkan.Dan hasil belajar tersebut dapat di Negeri Semarang.
Nurmiayuni, F. W. (2014). Partisipasi
aplikasikan ke dalam kehidupan sehari –
Masyarakat Dalam Program
hari.Tujuan pembelajaran keaksaraan Keaksaraan Fungsional Melalui
dengan metode reflect adalah sebagai Peningkatan Budaya Tulis Koran Ibu
Di Rumah Pintar Nuraini Desa Jeruksari
berikut : a. Membantu para masyarakat yang
Kecamatan Wonosari Kabupaten
buta aksara untuk dapat membaca, menulis Gunungkidul. Skripsi, Universitas
dan juga berhitung ; b. Mengembangkan Negeri Yogyakarta
Purnomo, P. (2012). Strategi
kemampuan dan minat baca para
Pembelajaran Pendidikan
masyarakat sehingga menjadi masyarakat Keaksaraan Tingkat Lanjutan
yang gemar membaca dan belajar ; c. Melalui Vokasional Skill Menjahit Di
Membantu mengembangkan kemmapuan Pkbm Ash-Shoddiq Desa Pager wangi
Kecamatan Lembang Kabupaten
dari warga belajar agar dapat memecahkan Bandung Empowerment:
permasalahan yang ada pada diri mereka ; d. Jurnal Ilmiah Program Studi
Membantu masyarakat untuk Pendidikan Luar Sekolah, 1(1).
Rosadi, A. (2017). Dampak pendidikan
mengembangkan dan melatih kemampuan
keaksaraan fungsional terhadap
atau kompetensi yang ada pada diri mereka peningkatan kualitas hidup social
; e. Memberrikan motivasi kepada ekonomi di Desa Parado Wane
Kecamatan Parado Kabupaten
masyarakat yang buta aksara untuk dapat

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Ariana,Aulia,Nomy/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 108- 117 (November 2021)

Bima. Mu'amalat: Jurnal Kajian


HukumEkonomi Syariah, 9(2), 130-159.
Sanjaya, W. (2002). Pengembangan Model
Pembelajaran Metode Klinis Bagi
Peningkatan Kemampuan Berpikir
Siswa dalam Pembelajaran IPS di
SD. Disertasi. Bandung: UPI.
Sukmana, C. (2017). Pengaruh Metode
Penyadaran Dalam Meningkatkan
Minat Baca Warga Belajar
Keaksaraan. Jurnal Akrab, 5.
Sutrisno, S. (2020). Pembelajaran
Keaksaraan Dasar PKBM Bina Sekar
Melati di Desa Triharjo, Kecamatan
Pandak, Bantul. Diklus: Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah, 4(2), 135-
146.
Wahyuni, S., Machfudz, M., &
Badrih, M. (2017). Pemberdayaan
masyarakat perempuan melalui
pemberantasan ‘buta aksara’guna
menumbuhkembangkan usaha kreatif
berbasis literasi dan potensi lokal. Jurnal
inovasi pendidikan, 1(2).

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Harapan Stakeholder Tentang Kompetensi Lulusan Program Studi


Pendidikan Nonformal Universitas Bengkulu

Endah Kristanti 1 , Rufran Zulkarnain 2, Sofino3


Pendidikan Nonformal, Universitas Bengkulu
endahkristanti96@gmail.com, rufranzulkaranain@unib.ac.id, Sofino@unib.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui harapan stakeholder tentang kompetensi
lulusan Program Studi Pendidikan Nonformal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan, (1) Harapan stakeholder pada kompetensi aspek sikap adalah taat agama, cepat
tanggap membantu teman sejawatnya, antusias pada saat hari besar nasional, , tanggap dalam
memahami lingkungan sosialnya, disiplin, bertanggungjawab, memiliki keberanian. (2)
Harapam stakeholder pada kompetensi aspek pengetahuan adalah mencari informasi
perkembangan pendidikan nonformal, dapat mengetahui metode yang tepat bagi orang dewasa,
mampu menyusun rancangan kegiatan pembelajaran, dapat memberikan ide yang terbaru
terhadap pendidikan. (3) Harapan stakeholder pada kompetensi keterampilan umum adalah
menunjukkan kinerja yang baik, dapat memberikan ide sesuai permasalahan, dapat
mengaplikasikan teknologi baru, dapat menjalin kerjasama yang baik dapat merancang tata
kelola lembaga pendidikan. (4) Harapan stakeholder pada kompetensi aspek keterampilan
khusus adalah, mengembangkan program di lembaga PNF, mampu mengembangkan rancangan
pengelolaan lembaga PNF, dapat mengembangkan potensi masyarakat.
Kata Kunci: Harapan, Stakeholder, Kompetensi Lulusan Pendidikan Nonformal.

Abstract
The purpose of this study was to determine stakeholder expectations regarding the competence of
graduates of the Non-formal Education Study Program, Faculty of Teacher Training and
Education, Bengkulu University. This research is a qualitative research. The results of the study
show, (1) Stakeholders' expectations on the competence aspect of attitude are religious obedient,
responsive to helping their colleagues, enthusiastic on national holidays, responsive in
understanding their social environment, disciplined, responsible, having courage. (2) The
expectations of stakeholders on the competence aspect of knowledge are seeking information on
the development of non-formal education, being able to find out the right method for adults, being
able to design learning activities, being able to provide the latest ideas for education. (3) The
expectations of stakeholders in general skills competence are showing good performance, being
able to provide ideas according to problems, being able to apply new technology, being able to
establish good cooperation and being able to design the governance of educational institutions. (4)
The expectations of stakeholders on the competence aspect of special skills are, developing
programs in PNF institutions, being able to develop management plans for PNF institutions, being
able to develop community potential.
Keywords: Expectations, Stakeholders, Competencies of Non-Formal Education Graduates.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

PENDAHULUAN Kesiapan seorang sarjana lulusan


perguruan tinggi yang lebih memiliki bekal
Menurut Pasal 2 Undang-Undang
ilmu dan luas pengetahuannya, lebih
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
mantap profesionalitas dan
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan
pengalamannya serta memiliki semangat
nasional berdasarkan Pancasila dan
wirausaha dengan jiwa kepemimpinan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
yang matang sebagai sumber daya manusia
Indonesia Tahun 1945. Dan dalam Pasal 3
penggerak ekonomi seharusnya bebas dari
juga menegaskan bahwa Pendidikan
masalah pengangguran, nyatanya realita di
nasional berfungsi mengembangkan
lapangan tidak begitu karena kompetensi
kemampuan dan membentuk watak serta
yang dimiliki tidak sesuai kebutuhan.
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
Sehingga pengangguran terdidik bagi para
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
lulusan universitas telah memperbesar
bertujuan untuk mengembangkan potensi
angka pengangguran.
peserta didik agar menjadi manusia yang
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
periode Februari 2019 jumlah
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
pengangguran lulusan diploma dan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
universitas naik yaitu sebesar 8,5% pada
negara yang demokratis serta bertanggung
tingkat diploma dan 25% pada tingkat
jawab.
universitas yang mana salah satu
Untuk mewujudkan tujuan
penyebabnya dikarenakan keterampilan
pendidikan nasional tersebut diperlukan
tidak sesuai kebutuhan. Tidak
profil kualifikasi kemampuan lulusan yang
mengherankan jika lulusan sarjana masih
dituangkan dalam standar kompetensi
kesulitan memperoleh pekerjaan yang
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35
sesuai dengan kemampuan dirinya saat ini.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tingkat pengangguran yang dialami oleh
disebutkan bahwa standar kompetensi
para alumni perguruan tinggi ini
lulusan merupakan kualifikasi
menandakan para sarjana masih menjadi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
momok yang harus segera diatasi sebagai
pengetahuan, dan keterampilan peserta
upaya penekanan angka pengangguran di
didik yang harus dipenuhinya atau
negeri ini.
dicapainya dari satuan pendidikan pada
Mensikapi berbagai kondisi tersebut
jenjang Perguruan Tinggi.
di atas, Universitas Bengkulu sebagai salah
Kompetensi merupakan suatu
satu institusi pendidikan tinggi diharapkan
kemampuan untuk melaksanakan atau
dapat menghasilkan lulusan yang dapat
melakukan suatu pekerjaan atau tugas
diserap dunia kerja.
yang dilandasi atas keterampilan dan
Dalam memenuhi tuntutan tersebut
pengetahuan serta didukung oleh sikap
ada beberapa isu yang dihadapi yaitu
kerja yang dituntut oleh pekerjaan
kualitas pendidikan dan relevansi antara
tersebut, namun yang menjadi salah satu
kompetensi dengan kebutuhan pasar.
permasalahan adalah kompetensi yang
Maka dari itu, peningkatan kualitas lulusan
dimiliki seorang sarjana tidak sesuai
adalah jawaban terhadap isu tersebut,
dengan kebutuhan. Hal ini merupakan
karena dengan upaya tersebut Universitas
permasalahan kualitas lulusan dan
Bengkulu dapat mempersiapkan isi dan
kompetensi yang terjadi dilapangan.
sistem pendidikannya agar lulusan yang
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

dihasilkan dapat berkompetisi di dunia juga dilandasi oleh dinamika dan tuntutan
kerja, serta sesuai dengan keinginan pasar yang memerlukan tenaga kerja yang
stakeholder. Oleh karena itu, isu tersebut, terampil dan profesional. Sebagai Program
hendaknya dapat dijadikan dasar dalam Studi Pendidikan Nonformal satu-satunya
rangka peningkatan kualitas mutu yang ada di kota Bengkulu, maka prodi
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pendidikan Nonformal telah memuat
Universitas Bengkulu dengan melakukan standar kompetensi lulusan yang
langkah strategis guna menjaga eksistensi terstruktur dalam kompetensi utama,
dan kualitasnya sebagai universitas yang pendukung dan lainnya yang sangat
unggul, terkemuka dan terpercaya dalam relevan dengan pranata dan nilai-nilai
pandangan stakeholder. program studi pendidikan nonformal.
Program Studi S1 Pendidikan Menurut Kurikulum Program Studi
Nonformal sebagai bagian dari Fakultas Pendidikan Nonformal kompetensi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lulusan Program Studi Pendidikan
Bengkulu yang mana program S1 Nonformal yaitu :
Pendidikan Nonformal didirikan 1. Kompetensi utama
berdasarkan surat keputusan Dirjen Dikti a. Kompetensi aspek sikap.
Nomor : 775/D/T/2002 tanggal 23 april b. Kompetensi aspek pengetahuan.
2002, ditetapkan nama program studi c. Kompetensi aspek keterampilan
Pendidikan Luar Sekolah dan telah umum.
menghasilkan sarjana-sarjana Pendidikan d. Kompetensi aspek keterampilan
Luar sekolah. khusus
Sesuai dengan perkembangan ilmu 2. Kompetensi pendukung lulusan
dan kebutuhan Stakeholder pada tahun a. Kemampuan bekerjasama dalam
2014 Direktur Pembelajaran dan tim yang multidisiplin.
Kemahasiswaan Derektorat Jendral b. Mampu bertanggung jawab,
Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan profesional dan memiliki etika
dan Kebudayaan RI melalui suratnya yang baik.
Nomor : 2300/E3/2014 Tanggal 28 Mei 2014 c. Kemampuan berkomunikasi secara
perihal tentang perubahan nomenkelatur efektif.
program studi, meminta Rektor d. Mampu mencermati peluang baik
Universitas Bengkulu mengirimkan dimasyarakat maupun di
Perubahan Nomenklatur Program Studi, pemerintahan.
pada surat Rektorat Universitas Bengkulu 3. Kompetensi lainnya/pilihan lulusan
Nomor : 6290/UN30/EP/2014, tanggal 26 a. Kemampuan memahami tahapan
Juni 2014 tentang perubahan Nomenklatur bisnis untuk mengembangkan
Program Studi. Semenjak tanggal tersebut teknologi, pemberdayaan ekonomi
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah dan konsep bisnis menuju
berganti nama dengan Program Studi komersialisasi.
Pendidikan Nonformal. Lulusan S1 pendidikan nonformal
Sejak tahun 2002, Prodi S1 diarahkan pada calon pendidik dan
Pendidikan Nonformal telah melakukan kependidikan pendidikan nonformal
evaluasi kurikulum berdasarkan masukan yang unggul sesuai dengan visi dan misi
dan dan pertimbangan kebaruan keilmuan dari program studi pendidikan
pendidikan nonformal. Pembaharuan itu nonformal.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

Kompetensi lulusan prodi nonformal, dan pengetahuan teknologi


pendidikan nonformal yang telah dimuat komputer.
secara struktur tidak akan mencapai Dari infomasi data yang didapat
kompetensi yang diharapkan jika tidak dimana menurut KEPMENDIKNAS
didukung oleh sistem pembelajaran yang Nomor 045 Tahun 2002 bahwa kurikulum
memadai dan sesuai dengan tuntutan inti merupakan penciri dari kompetensi
dunia kerja. Apalagi, semakin besar utama yang mana kompetensi utama
lulusan yang diserap dunia kerja, maka memiliki ciri khas yaitu sebagai pembeda
program studi tersebut semakin diminati antara program studi satu dengan lainnya
oleh calon mahasiswa. Begitu juga yang memiliki perbandingan ekivalen
sebaliknya, jika program studi tidak dalam Perbandingan beban ekivalen
mampu melahirkan sarjana-sarjana yang dalam bentuk satuan kredit semester
siap diserap dunia kerja, maka akan antara kompetensi utama dengan
ditinggalkan oleh calon mahasiswa. kompetensi pendukung serta kompetensi
Kajian tentang lulusan perguruan lain di dalam kurikulum berkisar antara
tinggi bukanlah merupakan kajian yang 40-80% : 20-40% : 0-30%. Ini
baru, Sebelumnya telah ada beberapa menunjukkan bahwa kompetensi utama
penelitian yang kebanyakan berkaitan memiliki ekivalen terbesar diantara
dengan tracing study lulusan, kompetensi kompetensi pendukung dan lainnya.
lulusan dan penguatan kurikulum. Berdasarkan uraian latar belakang di
Namun, penelitian yang terkait dengan atas maka peneliti tertarik untuk
stakeholder pengguna lulusan sangatlah mengadakan penelitian yang lebih spesifik
sedikit. dan lebih terfokus terhadap kompetensi
Kajian mengenai tracer study alumni utama yaitu dengan judul “Harapan
pendidikan nonformal FKIP UNIB Stakeholder Tentang Kompetensi
menyatakan kesesuaian kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan
dengan bidang kerja lulusan program studi Nonformal Universitas Bengkulu”
tahun 2013-2017 adalah 70% yang berarti
cukup sesuai dengan lama masa tunggu METODE
pekerjaan yaitu 0 bulan sampai 12 bulan Penelitian ini dilaksanakan dengan
dari semenjak lulus dari program studi menggunakan metode deskriptif kualitatif
Pendidikan Nonformal. yang mendeskripsikan fenomena yang ada
Berdasarkan informasi dari hasil akan diperoleh pemahaman dari
wawancara kepada salah satu kepala penafsiran serta realitas dan mendalam
lembaga pengguna lulusan program studi mengenai makna dari kenyataan dan fakta
pendidikan nonformal pada 20 Februari yang ada, karena permasalahan dalam
2020 yaitu kepada bapak Apen Putra penelitian ini tidak dengan angka-angka
Utama selaku ketua yayasan Pusat akan tetapi mendeskripsikan,
Kegiatan Belajar Masyarakat Bahari dan menguraikan dan menggambarkan
Pariwisata Kota Bengkulu menyatakan tentang “Harapan Stakeholder tentang
harapannya dimana kompetensi yang Kompetensi Lulusan Program Studi
dibutuhkan lembaga yang harus dimiliki Pendidikan Nonformal Fakultas Keguruan
lulusan yaitu kejujuran, keterampilan dan Ilmu Pendidikan Universitas
dalam menyalurkan ilmu pendidikan Bengkulu “ yang mencakup aspek-aspek
kompetensi yang dimiliki lulusan yaitu
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

aspek sikap, aspek pengetahuan, aspek (2020:7), sikap merupakan perilaku benar
keterampilan umum dan aspek dan berbudaya sebagai hasil dari
keterampilan khusus. internalisasi dan aktualisasi nilai dan
Penelitian dilaksanakan di tiga norma yang tercermin dalam kehidupan
lembaga yaitu SKB Argamakmur, PKBM spiritual dan sosial melalui proses
Songgo Langit Kota Bengkulu dan PKBM Pembelajaran, pengalaman kerja
Bahari dan Pariwisata Kota Bengkulu. mahasiswa, Penelitian dan/atau
Alasan memilih ketiga lembaga tersebut Pengabdian kepada Masyarakat yang
karena relevan dengan kompetensi yang terkait Pembelajaran.
dimiliki lulusan dan di ketiga lembaga PNF Hasil observasi, wawancara dan
tersebut terdapat lulusan Prodi PNF FKIP dokumentasi yang dilakukan bahwa pada
UNIB tahun 2018. kompetensi aspek sikap yang dimiliki
Teknik pengumpulan data lulusan, stakeholder memiliki harapan
merupakan langkah yang paling strategis lulusan dapat taat menjalankan ibadah,
dalam penelitian, karena tujuan utama dari cepat tanggap membantu teman
penelitian adalah mendapatkan data. sejawatnya yang mendapatkan musibah
Adapun teknik yang digunakan dalam bahkan juga dapat membantu diluar
penelitian ini adalah adalah observasi lingkungan lembaga tempatnya bekerja,
berkaitan dengan perilaku manusia, proses bangga sebagai bagian dari penduduk
kerja, gejala-gejala alam dan apabila indonesia dan antusias untuk ikut upacara
responden diambil tidak terlalu besar. pada saat memperingati hari-hari besar
mengumpulkan dokumen-dokumen nasional, mampu menjadi pelopor untuk
pendukung untuk melengkapi data memajukan masyarakat, dapat tanggap
penelitian. untuk memahami lingkungan sosialnya
Untuk menguji validitas data, terhadap setiap permasalahan yang ada,
peneliti menggunakan teknik triangulasi. menghargai perbedaan yang ada di
Sebagaimana pendapat Meleong lingkungan kerja, dapat disiplin, taat
(2005:330) “Teknik triangulasi adalah aturan dan dapat menunjukkan sikap
teknik pemeriksaan validitas data yang bertanggungjawab terhadap tugas,
memanfaatkan suatu yang lain. Diluar data memiliki keberanian menghadapi
itu untuk keperluan pengecekan atau tantangan yang ada sehingga dapat
sebagai perbandingan terhadap data itu”. membuka usaha sendiri atau dapat
Selain itu peneliti melakukan analisis membuka usaha berbasis masyarakat.
data meliputi reduksi data (data reduction) Berdasarkan Peraturan Menteri
merupakan pengumpulan data penelitian. Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Setelah data di reduksi, maka langkah Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
selanjutnya adalah penyajian data (data Standar Nasional Pendidikan Tinggi
display) dan penarikan kesimpulan (2020:7), pengetahuan merupakan
(verification). penguasaan konsep, teori, metode,
dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu
HASIL DAN PEMBAHASAN secara sistematis yang diperoleh melalui
Menurut Peraturan Menteri penalaran dalam proses Pembelajaran,
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik pengalaman kerja mahasiswa, Penelitian
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang dan/atau Pengabdian kepada Masyarakat
Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang terkait Pembelajaran.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

Hasil observasi, wawancara dan Hasil observasi, wawancara dan


dokumentasi yang dilakukan bahwa pada dokumentasi yang dilakukan bahwa pada
kompetensi aspek pengetahuan yang kompetensi aspek pengetahuan yang
dimiliki lulusan, stakeholder memiliki dimiliki lulusan, stakeholder memiliki
harapan lulusan dapat terus mencari harapan lulusan dapat menunjukkan
informasi dan pengetahuan yang terus kinerja yang baik dalam setiap
mengalami perkembangan dalam pekerjaannya dan dapat mengukur apa
pendidikan dapat mengetahui secara yang harus di kerjakan sesuai standar yang
keseluruhan konsep dasar pendidikan telah ditetapkan, dapat memberikan ide
sepanjang hayat dari landasan, pengertian, yang mudah dimengerti dan sesuai dengan
tujuan, peran dan ciri-ciri bahkan juga permasalahan permasalahan yang ada
dapat mengetahui proses berlangsungnya serta memberikan inovasi yang
pendidikan sepanjang hayat serta berkelanjutan, dapat mengaplikasikan
sasarannya, mengetahui dan teknologi-teknologi baru yang sedang
mengaplikasikan metode dan media yang berkembang dan dapat lebih
tepat untuk menumbuhkan semangat meningkatkan kemampuannya menguasai
belajar bagi orang dewasa, mengetahui teknologi-teknologi yang lain, skripsi yang
ruang lingkup program kesetaraan dan telah dibuat atau dihasilkan oleh lulusan
dapat menyusun rancangan kegiatan PNF dapat dipublikasikan, dapat membuat
pembelajar dalam program pendidikan suatu ide atau perencanaan program
kesetaraan, menyusun perencanaan pendidikan dan bisa melakukan penilaian
lembaga pendidikan sesuai dengan 8 terhadap perencanaan yang telah
standar nasional pendidikan dan dapat dilaksanakan sehingga program
mengembangkan lembaga lebih baik lagi berkepanjangan sehingga lembaga
sehingga lembaga pendidikan akan pendidikan ini bisa di kenal di masyarakat,
menjadi berkualitas dan grade menjalin kerjasama dan komunikasi yang
akreditasinya akan lebih baik, dapat baik antara sejawat dan koleganya baik itu
memberikan ide dan perencanaan di dalam lembaga tempatnya bekerja
pengembangan model yang baru, maupun di luar lembaga itu sendiri, dapat
menciptakan sesuatu yang terbaru sesuai melakukan pekerjaannya dengan prima
dengan perkembangan teknologi yang dan dapat mempertanggungjawabkan
pesat, dan dapat memberikan ide dan segala bentuk tugas yang telah diberikan
usulan terhadap penilaian pendidikan dan dapat merancang tata kelola lembaga
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. mulai dari perencanaan melaksanakan,
Berdasarkan Peraturan Menteri mengevaluasi sesuai aturan 8 standar
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik pendidikan.
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Berdasarkan Peraturan Menteri
Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
(2020:7-8), keterampilan umum sebagai Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
kemampuan kerja umum yang wajib Standar Nasional Pendidikan Tinggi
dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka (2020:8), keterampilan khusus sebagai
menjamin kesetaraan kemampuan lulusan kemampuan kerja khusus yang wajib
sesuai tingkat program dan jenis dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan
Pendidikan Tinggi. bidang keilmuan Program Studi.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

Hasil observasi, wawancara dan bangga sebagai bagian dari penduduk


dokumentasi yang dilakukan bahwa pada indonesia dan antusias untuk ikut upacara
kompetensi aspek pengetahuan yang pada saat memperingati hari-hari besar
dimiliki lulusan, stakeholder memiliki nasional, mampu menjadi pelopor untuk
harapan lulusan dapat memiliki inisiatif memajukan masyarakat, dapat tanggap
untuk memberikan usul, ide atau gagasan untuk memahami lingkungan sosialnya
pemikiran yang dapat dimengerti dan tidak terhadap setiap permasalahan yang ada,
hanya menerima pendapat-pendapat yang menghargai perbedaan yang ada di
lainnya akan tetapi dapat membereikan lingkungan kerja, dapat disiplin, taat
pendapat juga, bisa lebih menguasai aturan dan dapat menunjukkan sikap
teknologi-teknologi dan bisa bisa bertanggungjawab terhadap tugas,
meningkatkan kemampuannya dalam memiliki keberanian menghadapi
bidang IPTEK, dapat melakukan tantangan yang ada sehingga dapat
pengembangan terhadap program- membuka usaha sendiri atau dapat
program yang ada di lembaga ini terutama membuka usaha berbasis masyarakat.
lembaga PNF berdasarkan tata cara dan
etika ilmiah dalam rangka menghasilkan DAFTAR PUSTAKA
solusi,gagasan atau usul, mampu
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar
mengembangkan lembaga PNF melalui
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
rancangan pengelolaan lembaga PNF baik
Aksara.
dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan nonformal dan
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur
mampu mengendalikannya, bisa berani
Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
menghadapi tantangan, hambatan dan
dapat melaksanakan komunikasi yang baik
Borang Akreditasi Program Studi
dengan masyarakat sehingga dapat
Pendidikan Nonformal 2018
menciptakan sesuatu yang bernilai
http://pendidikanluarsekolahunp.bl
kewirausahaan yang dapat digunakan
ogspot.com/2011/06/konsep-
dalam mengembangkan potensi yang ada
pendidikan-luar-sekolah.html
di masyarakat dan dapat menjalin,
memupuk dan memelihara tali silaturahmi
Moeleong. 2014. Metodelogi Penelitian
dan komunikasi yang baik diantara kolega
Kualitatif Bandung : Rosdakarya.
dan sejawatnya baik di dalam lembaga PNF
maupun di luar lembaga PNF.
Moeleong, Lexy. (2002). Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil remaja Rosdakarya
penelitian dan pembahasan maka dapat PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
disimpulkan bahwa harapan stakeholder Pengelolaan dan Penyelenggaraan
tentang aspek sikap yang dimiliki lulusan Pendidikan
yaitu, lulusan dapat taat menjalankan
ibadah, cepat tanggap membantu teman Sudjana, Djuju. 2001. Pendidikan
sejawatnya yang mendapatkan musibah Nonformal: Wawasan, Sejarah
bahkan juga dapat membantu diluar Perkembangan, Falsafah & Teori
lingkungan lembaga tempatnya bekerja,

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Endah Kristanti, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 118- 125 (November 2021)

Pendukung, serta Asas.


Bandung:Falah Production.

Sutarto, Joko. 2007. Pendididkan


Nonformal (Konsep Dasar, Proses
Pembelajaran & Masyarakat).
Semarang: UNNES PRESS
Suprihatiningrum, Sugiyono. (2013).
Metodologi Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Manajemen Pemberdayaan Bidang Ekonomi di Masjid Baitul Atieq

Miksi Hardianto1 , Agus Zainal R2, Suardi Jasma3


Pendidikan Nonformal, Universitas Bengkulu
miksihardianto@gmail.com, aguszainal@unib.ac.id, suardijasama@unib.ac.id
Abstrak
Program ekonomi dan sosial pengurus masjid Baitul Atieq memberikan manfaat terhadap
pemberdayaan ekonomi jamaah terutama saat pandemi covid-19 saat ini. Maka penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan tentang peranan manajemen Masjid Baitul Atieq dalam
pemberdayaan ekonomi jamaah. Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskrisptif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik validasi menggunakan trianggulasi. Yakni trianggulasi
waktu, trianggulasi subjek, dan trianggulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengurus masjid Baitul Atieq telah memberikan kemudahan dan pemberdayaan ekonomi
kepada jamaah berupa peminjaman modal uang 2 juta untuk 10 orang dan memberikan bibit
ikan lele supaya jamaah bisa mengembangkan ternak ikan lele di rumah masing-masing.

Kata kunci : Pengurus Masjid,Manajemen Masjid, Permberdayaan.

Abstract
The economic and social program of the Baitul Atieq mosque management provides benefits for
the economic empowerment of the congregation, especially during the current COVID-19
pandemic. So this study aims to describe the role of Baitul Atieq Mosque management in the
economic empowerment of the congregation. This researcher uses a qualitative research method
with a descriptive approach. Data collection techniques used using interviews, observation, and
documentation. The validation technique uses triangulation. They are time triangulation,
subject triangulation, and technique triangulation. The results of this study indicate that the
Baitul Atieq mosque management has provided convenience and economic empowerment to
the congregation in the form of lending capital of 2 million for 10 people and providing catfish
seeds so that congregations can develop catfish farms in their respective homes.

Keywords: caretakers, Mosque Management, Empowerment.

PENDAHULUAN bersujudnya makhluk kepada tuhannya Allah


SWT sang pencipta alam semesta tetapi juga
Masjid merupakan tempat kaum
sebagai pusat peningkatan kualitas hidup
muslimin beribadah dan mendekatkan diri
manusia (Mustaming, 2012). Tidak heran jika
kepada Allah SWT, yang memiliki kekuatan
masjid dianalogikan sebagai representasi
tersendiri bagi umat islam dan memberikan
derajat hubungan manusia dengan Allah SWT
perubahan yang besar bagi kehidupan sosial.
dan juga antara manusia dengan manusia
Masjid adalah salah satu tempat yang sangat
dimana pengukurannya bergantung kepada
sakral dan sangat penting bagi umat Islam.
taraf iman manusia, makin tinggi iman maka
Keberadaan masjid tidak hanya sebagai tempat

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

makin makmur suatu masjid ataupun lainnya. Sedangkan sebagai pusat ibadah sosial,
sebaliknya. masjid dapat difungsikan sebagai pengelola
Masjid hingga saat ini masih tetap zakat, wakaf, membangun ukhuwah islamiyah,
berfungsi, tetapi dalam pergerakkannya tidak menjaga kebersihan, kesehatan bersama dan
lagi terarah sesuai fungsi, jika tidak membantu peningkatan ekonomi jamaah.
dimanfaatkan dengan baik. Masjid merupakan Kedua, memanfaatkan masjid sebagai pusat
pusat kegiatan kaum muslimin. Ibarat jantung pengembangan jamaah melalui sarana dan
bagi tubuh, ia merupakan tempat pemompa prasarana yang dimiliki masjid seperti khutbah,
kualitas kaum muslimin. Dari sanalah pengajian, kursus keterampilan yang
seharusnya kaum muslimin merancang masa dibutuhkan oleh jamaah. Dan yang ketiga,
depannya, baik dari lini diin (agama), ekonomi, membina persatuan umat. Keagungan masjid
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan, tidak terletak pada keindahan bangunan
sebagaimana para pendahulunya fisiknya saja, melainkan bagaimana upaya
memfungsikan masjid secara maksimal (Faruq, memberdayakan masjid sebagai pusat
2010: 5). pemberdayaan umat dan pengembangan
Umat Islam khususnya di Bengkulu peradaban (Bahtiar, 2017:83).
cenderung memahami bahwa masjid adalah Fungsi mesjid dalam membina
tempat suci yang didalamnya hanya dibolehkan persatuan umat dapat ditinjau dari berbagai
untuk digunakan tempat beribadah (shalat) saja program yang dijalankan secara rutin. Berbagai
dan tidak dapat dicampurbaurkan dengan program mesjid untuk kepentingan umat telah
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan banyak digulirkan secara berkelanjutan. Mesjid
permasalahan-permasalahan sosial, seperti memanfaatkan dana yang boleh digunakan
politik, ekonomi, budaya, adat dan sebagainya. secara syari’ah dengan pertimbangan dewan
Adanya pandangan bahwa semua pekerjaan pengurus mesjid masing-masing.
yang berhubungan dengan masjid tidak Masjid menerima sumbangan dari
memiliki keuntungan material sehingga orang masyarakat dalam bentuk infaq, shodaqoh,
melakukan secara tidak serius (Hutomo, 2000). wakaf, dan bentuk dana lainnya sebagai
Kondisi tersebut akan mengakibatkan sumbangan yang sah. oleh ajaran Islam. Donasi
suatu perbedaan ibadah dan muamalah yang tersebut digunakan untuk membangun dan
semestinya berjalan secara beriringan dan memelihara infrastruktur masjid dan fasilitas,
harmonis karena keduanya merupakan suatu membiayai pelayanan ibadah Islam,
sistem batang tubuh yang tidak bisa dipisahkan. memberikan pelayanan pendidikan agama
Masjid sebagai pranata sosial Islam sekaligus Islam, dan memberikan pelayanan sosial dan
media rahmatan ‘lil alamin hanya akan ekonomi dalam rangka meningkatkan
mewujudkan rahmat dan barokah yang di kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat;
inginkan jika masjid menjalankan peran dan muslim (Asrori dkk, 2021: 56).
fungsinya. Aktivitas yang dilakukan pengurus
Peranan manajemen masjid dalam mesjid dalam bidang ekonomi saat ini, menjadi
bidang ekonomi jamaah. Ekonomi dan masjid suatu program yang sangat dinanti dan
selalu menjadi hal yang sebenarnya adalah satu diharapkan masyarakat. Pandemi Covid-19
kesatuan dalam kehidupan masyarakat. yang telah melanda dunia selama 2 tahun sangat
Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) ada berdampak pada kehidpan ekonomi
tiga fungsi masjid pertama, masjid dapat masyarakat. Pandemi covid-19 menyebabkan
difungsikan sebagai tempat ibadah,baik ibadah banyak sekali dampak yang dirasakan oleh
mahdhah, maupun ibadah sosial. ibadah pemerintah bahkan masyarakat kecil sekalipun.
mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada Salah satu dampak yang memiliki pengaruh
Allah SWT seperti shalat, mengaji dan ibadah yang sangat besar yakni masalah
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

perekonomian. Pertumbuhan ekonomi global terjamin kebenarannya. Dokumentasi


juga menurun ditandai dengan PDB dunia yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang
menurun di angka 2%. Perekonomian Indonesia tertulis dan digunakan untuk melengkapi dan
ke depan akan sangat bergantung pada proses mengecek data-data yang diperoleh dari
penanganan pandemi ini (Suryani, 2021: 1591). wawancara (Sugiyono, 2020: 329).
Kontribusi mesjid dalam aktivitas Dalam melaksanakan teknik validasi
bidang ekonomi untuk pemberdayaan ekonomi data, peneliti menggunakan Trianggulasi.
jamaah diperlukan dan tepat sebagai salah satuu Trianggulasi dalam pengujian kredibitas ini
upaya menghadapi masalah ekonomi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
masyarakat akibat dampak pandemi Covid-19 sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
dan melatih masyarakat dalam memperbaiki waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
perekonomian pada masa yang akan datang. sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,
waktu (Sugiyono, 2020: 273).
Peneliti menggunakan metode penelitian Pada proses trianggulasi subjek, yakni
kualitatif. Desain penelitian yaitu penelitian dengan menguji kredibilitas data dilakukan
deskriftif kualitatif karena dilakukan pada dengan cara mengecek data yang telah
kondisi yang alamiah. Metode penelitian diperoleh melalui beberapa sumber yang
kualitatif adalah metode penelitian yang berbeda atau menggunakan minimal 3 (tiga)
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek atau lebih informan. Adapun subjek penelitian
yang alamiah, dimana peneliti sebagai pada penelitian ini ada 3 (tiga) partisipan yaitu
instrumen kunci, teknik pengumpulan data Bapak Ir. Suryadi Usman sebagai ketua Badan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data Kesejahteraan Masjid (BKM), Ibu Rahmaini,
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif S.P sebagai Ketua Majelis Taklim, dan Bapak
lebih menekankan makna dari pada Hamdani sebagai jamaah aktif masjid.
generalisasi (Sugiy0no, 2020: 9). Pada proses Trianggulasi waktu, yaitu
Objek alamiah yang dimaksud adalah dengan melakukan proses pencarian informasi
objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh dengan melakukan penelitian dalam waktu
peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti yang berbeda pada subjek penelitian. Waktu
memasuki objek, setelah berada di objek dan juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
setelah keluar dari objek relatif tidak berubah. Data yang dikumpulkan dengan teknik
Penelitian di laksanakan dalam kurun wawancara di pagi hari pada saat narasumber
waktu dua minggu, yakni sejak tanggal 06- 20 masih segar, belum banyak masalah, akan
Juli 2021. Teknik pengumpulan data yang memberikan data yang lebih valid sehingga
digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
observasi. observasi adalah dasar semua ilmu kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
pengetahuan. Para peneliti hanya dapat bekerja melakukan pengecekan denagn wawancara,
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia observasi atau teknik lain dalam waktu atau
kenyataan yang diperoleh melalui observasi situasi yang berbeda. Bila hasil uji
(Nasution dalam Sugiyono, 2020: 106). (2) menghasilkan data yang berbeda, maka
Wawancara. Wawancara merupakan hatinya dilakukan secara berulang-ulang sehingga
penelitian sosial. Bila anda lihat jurnal dalam sampai ditemukan kepastian datanya
ilmu sosial, maka akan anda temui semua (Sugiyono, 2020:191).
penelitian sosial didasarkan pada interview, Berikutnya adalah dengan melakukan
baik yang standar maupun yang dalam Triangulasi teknik untuk
(Esterberg dalam Sugiyono, 2020: 114). (3) menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
Dokumentasi. Dokumen ini merupakan mengecek data kepada sumber yang sama
pelengkap data, karena data yang diperoleh dengan teknik yang berbeda yaitu wawancara,
dengan metode ini bersifat auntentik yaitu lebih observasi dan dokumentasi. Trianggulasi teknik
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan data (penyajian data). Dengan penyajian data,
cara mengecek data kepada sumber yang sama maka dapat mempermudah dalam memahami
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data peranan pengurus masjid dalam melakukan
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan manajemen pemberdayaan ekonomi jamaah
observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila yang ada di lingkungan Masjid Besar Baitul
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data Atieq Sawah Lebar Kota Bengkulu.
tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, Setelah data direduksi, maka langkah
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut selanjutnya mendisplay data. Penyajian data
kepada sumber data yang bersangkutan atau bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
yant lain, untuk memastikan data mana yang bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
dianggap benar. Atau mungkin semuanya sejenisnya. The most frequent form of display
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda . data for qualitative research data in the past
(Sugiyono, 2020:191). has been narrative text’’. Yang paling sering
Penelitian ini dilakukan di Masjid digunakan untuk menyajikan data dalam
Besar Baitul Atieq Kota Bengkulu berlokasi di penelitian adalah dengan teks yang bersifat
Jl. Meranti Raya Kelurahan Sawah Lebar Kota naratif (Miles and Huberman, dalam Sugiono,
Bengkulu. Jumlah informan pada penelitian 2020:137). Dengan mendisplay data, maka
peranan manajemen Masjid Baitul Arieq dalam akan memudahkan untuk memahami
pemberdayaan ekonomi jamaah terdiri dari tiga bagaimana peranan pengurus masjid dalam
orang yaitu Bapak Ir. Suryadi Usman sebagai melakukan manajemen pemberdayaan ekonomi
ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), Ibu jamaah yang ada di lingkungan Masjid Besar
Rahmaini , S.P sebagai Ketua Majelis Taklim, Baitul Atieq Sawah Lebar Kota Bengkulu.
dan Bapak Hamdani sebagai jamaah aktif Tahap akhir dalam analisis data adalah
masjid. penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Pengecekan dokumentasi beralamatkan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
di Masjid Besar Baitul Atieq Sawah Lebar Kota bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
Bengkulu. Di mulai pada tanggal 06- 20 Juli ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
2021. Proses analisis data dalam penelitan ini mendukung pada tahap pengumpulan data
pengumpulan data dilakukan dengan mencari, berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
mencatat, dan mengumpulkan data melalui dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
yang terkait dengan Peranan Manajemen peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
Masjid Besar Baitul Atieq dalam data. Jawaban dari hasil penelitian akan
Pemberdayaan Ekonomi Jamaah. Peneliti memberikan penjelasan dan kesimpulan atas
melakukan analisis data diawali dengan tahap permasalahan penelitian yang diteliti dalam
reduksi data. Reduksi data merupakan data penelitian (Miles and Huberman dalam
mentah yang telah terkumpul yang jumlahnya Sugiyono, 2020: 141).
sangat banyak perlu direduksi data. Reduksi
berarti mengurangi data. Reduksi dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan memilih data yang dianggap penting, Penelitian mengenai peranan manajemen
merupakan data yang baru yang belum pernah masjid dalam pemberdayaan ekonomi jamaah
dikenal, data yang unik yang berbeda dengan ini dilakukan difokuskan pada satu lokasi
data yang lain dan merupakan data yang relevan penelitian, yaitu masjid Baitul Atieq Sawah
dengan pertanyaan penelitian (Sugiyono, Lebar Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil
2020:169). wawancara dan observasi yang peneliti
Tahap berikutnya dalam analisis data lakukan, maka ditunjukkan hasil bahwa
setelah melakukan reduksi data yaitu display program pemberdayaan ekonomi umat di
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

bidang ekonomi dan sosial dilakukan manusia dalam pemakmuran masjid. Dengan
berdasarkan keluhan dan kebutuhan bagi program pemanfaatan dana sosial ekonomi
jamaah disekitar lingkungan Masjid Besar yang dimiliki masjid Baitul Atieq, sebagai
Baitul Atieq. pengurus masjid menggulirkan tambahan modal bagi usaha jamaah, merupakan
dana 20 juta untuk 10 jamaah tanpa bunga yang salah satu upaya yang baik, terutama dalam
memiliki usaha kecil-kecilan. Usaha jamaah ini mengembangkan usaha jamaah serta
yaitu berdagang di sekitaran gedung olah raga mengentaskan kemiskinan ekonomi.
(GOR) Sawah Lebar, pasar minggu dan tempat Kemiskinan ekonomi merupakan suatu
lainnya yang telah dapat teridentifikasi dengan fenomena sosial yang merupakan ketidak
baik oleh pengurus mesjid. Hasil lain pada mampuan jamaah dalam memenuhi kebutuhan
penelitian ini yaitu pengurus masjid Baitul dasar hidupnya. Bahkan dapat disebutkan
Atieq mengajak jamaah untuk melakukan dan masalah ketidakstabilan keimanan jamaah
belajar ternak lele. Hal ini dilakukan agar adalah salah satunya masalah faktor
jamaah memanfaatkan lingkungan rumah serta perekonomian. Kemiskinan adalah masalah
berusaha agar ekonomi jamaah lebih stabil. yang penting dan pokok dalam upaya
Pengurus masjid memberikan bibit anak ikan pembangunannya. Keberagaman pandangan
lele kepada jamaah, untuk mempermudah tentang kemiskinan menunjukan bahwa
jamaah memulai usaha ternak ikan lele. kemiskinan merupakan fenomena multi
Makna pemberdayaan ekonomi jamaah dimensi. Fenomena ini membuat pengukuran
merupakan konsep pemberdayaan yang kemiskinan menjadi tidak mudah. Namun
memberikan perspektif positif terhadap demikian, kemiskinan tetap harus diukur
permanfaatan sumber daya manusia atau sebagai gambaran dan bahan pengambilan
jamaah melalui masjid untuk kesejahteraan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
umat Islam. Pengembangan sumber daya (Kurniasih, 2020: 278). Pemberdayaan jamaah
manusia melalui pemberdayaan ekonomi merupakan langkah dan upaya menjadikan
jamaah merupakan suatu perubahan yang besar jamaah agar mampu mandiri dan menguasai
tentang revitalisasi fungsi masjid sebagai keterampilan tertentu. Pemberdayaan ekonomi
tempat pemberdayaan untuk kesejahteraan jamaah yang dilakukan oleh pengurus masjid
umat Muslim. Masjid merupakan pilar utama adalah untuk memotivasi, membantu dan
tempat melakukan pembinaan dan membangun memanfaatkan potensi yang ada dimiliki
wirausahawan yang akan menopang bagi jamaah (Hutumo, 2000). Pemberdayaan jamaah
kebangkitan dan kejayaan umat Islam. merupakan langkah dan upaya menjadikan
Dengan hal itu, peranan manajemen jamaah agar mampu mandiri, terhindar dari
masjid sangat diperlukan dan dilakukan dengan kemiskinan dan menguasai keterampilan
baik oleh takmir masjid terhadap jamaah. tertentu. Pemberdayaan ekonomi jamaah yang
Ta’mir masjid (pengurus masjid) adalah dilakukan oleh pengurus masjid adalah untuk
sekelompok orang yang dari jamaah masjid memotivasi, membantu dan memanfaatkan
yang mengemban amanah dan tanggung jawab potensi yang ada dimiliki jamaah. Program
terdepan dalam memakmurkan masjid (Faruq, pemberdayaan jamaah adalah bagian dari
2010:71). Ta’mir masjid adalah lokomatif atau program kerja di bidang ekonomi yang dimiliki
motor yang menggerakkan umat Islam untuk Masjid Besar Baitul Atieq dengan memberikan
mengelola masjid, memakmurkan masjid, dana pinjaman untuk modal pedagang, dan
membina jamaah, membentuk remaja masjid ternak lele.
dan menganekaragamkan kegiatan yang Pemberdayaan adalah upaya yang
dapat dikuti oleh masyarakat sekitar (Ayub, membangun daya masyarakat dengan
1996;66). Pengurus masjid Baitul Atieq dalam mendorong, memotivasi dan membangkitkan
hal ini telah berperan aktif dalam menjalankan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
tugasnya sebagai salah satu sumber daya berupaya untuk mengembangkannya.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

Pemberdayaan dimaksudkan untuk pemberian bantuan modal usaha dan pelatihan


menjadikan masyarakat yang mandiri, bebas usaha ternak lele bagi jamaah.
dari ketergantungan, dapat menciptakan Penelitian ini menunjukkan bahwa
inovasi baru, serta mampu mengembangkan pengurus masjid di Baitul Atieq merupakan
perekonomiannya ke arah yang lebih baik pengurus yang terbuka dan aktif. Tidak seperti
(Nashar, 2017:17). Pemberdayaan berbasis beberapa fenomena yang muncul mengenai
masjid memilki perananan penting bagi masalah dalam manajemen masjid. Dalam
pengurus masjid dalam membangun ekonomi beberapa masjid, berdasarkan penelitian,
jamaah. Pengurus masjid memahami bahwa dikemuakkan bahwa problem manajemen
kemakmuran masjid terletak pada kegiatan Masjid, antara lain. pertama pengurus tertutup,
pemberdayaannya, sebagai suatu upaya yang pengurus yang tertutup biasanya tidak bersedia
harus diikuti dengan tetap memperkuat potensi mendengar masukan dari jamaahnya. Kedua,
atau daya yang dimiliki oleh setiap masyarakat jamaah pasif. Seringkali jamaah tidak mau
(Nashar, 2017: 87). terlibat aktif dalam memakmurkan Masjid.
Peranan manajemen yang dilakukan Ketiga, miskin kegiatan. Jika Masjid dipahami
masjid Baitul Atieq dalam pemberdayaan sebagai tempat shalat berjamaah semata
ekonomi jamaah dinilai telah baik. Keputusan tentulah akan mematikan potensi Masjid yang
pengurus masjid Baitul Atieq dalam lain. Keempat, pengurus berpihak pada satu
menjalankan program bantuan modal usaha golongan. Seringkali, pengurus Masjid hanya
bagi jamaah serta pelatihan pengolahan ternak memihak pada golongan tertentu yang menjadi
lele merupakan salah satu luaran yang dapat bagian dari jamaah Masjid. Akibat sikap
terlihat dari hasil manajemen masjid yang baik.. diskriminasi ini, jamaah yang merasa
Manajemen masjid merupakan proses dianaktirikan merasa enggan mengunjungi
perencanaan awal pembangunan masjid, Masjid. Ini merupakan suatu hal yang ironis
pengurusan, pengaturan, pengorganisasian, dalam menumbuh-kembangkan Masjid sebagai
serta pengawasan kegiatan-kegiatan di mercusuar umat Islam (Kurniawan dkk, 2021:
lingkungan masjid sebagai usaha untuk 2-3).
merealisasikan fungsi-fungsi masjid. Fenomena problema manajemen masjid
Manajemen yang baik sangat diperlukan untuk tersebut tidak ditemukan dalam kepengurusan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari di masjid Baitul Atieq. Pengurus masjid Baitul
suatu usaha (Yakub dalam Purwaningrum, Atieq dinilai terbuka, aktif, objektif serta masjid
2021: 101). Baitul Atieq memiliki jaah yang aktif.
Keputusan dalam menggulirkan program Komponen ini yang menjadi salah satu alasan
pemberian pinjaman modal usaha kepada bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat di
jamaah serta program pelatihan usaha ikan lele masjid Baitul Atieq berjalan dengan baik,
tentunya diawali dengan proses perencanaan ditunjukkan dengan program pemberian
yang dilakukan pengurus masjid Baitul Atieq. pinjaman modal untuk usaha bagi jamaah Baitul
Perencanaan dapat dilakukan dengan Atieq serta pelatihan ternal lele bagi jamaah
melakukan rancangan awal yang tentunya Baitul Atieq dapat berjalan.
dibahas pada saat pengurus masjid melakukan
rapat kepengurusan dan program masjid. KESIMPULAN
Setelah itu pengorganisasian dalam pengelolaan Pengurus masjid Besar Baitul Atieq
masjid ini pada program pembedayaan ekonomi Sawah Lebar Kota Bengkulu memiliki suatu
jamaah dilakukan dengan analisis dana serta program pemberdayaan ekonomi jamaah di
kebermanfaatannya yang diorganisisir oleh bidang ekonomi dan sosial yang memberikan
pengurus masjid. Selanjutnya pelaksanaan manfaat bagi jamaah. Pengurus masjid melalui
dibuktikan dengan adanya realisasi program program ekonomi dan sosial memberikan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Miksi, Agus Zainal, Suardi/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 126- 132 (November 2021)

talangan dana untuk masyarakat di sekitaran Manajemen Dakwah. 2(1), 1-13.


masjid yang ingin membuka usaha supaya Url: https://e-journal.iai-al-
memiliki modal untuk memulai usaha, talangan azhaar.ac.id/index.php/idaroh/
dana untuk masyarakat disekitar masjid yaitu 10 index
pedagang dengan masing-masing pedagang Mustaming, S. (2012, 26). Fungsi Masjid
mendapatkan 2 juta rupiah tanpa bunga, dan dan Peranannya Sebagai Pusat
pengurus masjid juga melakukan program Ibadah dan Pembinaan Umat.
ternak ikan lele yang mana jamaah diberikan Retrieved 3 28, 2016,from Website
pinjaman bibit ikan lele untuk ternak lele. Kemenag Sultra:
http:/sultra.kemenag.go.id/file/Tul
DAFTAR PUSTAKA isan/zeam1328534716.pdf.
Ayub,E, Muhsin MK, Ramlan
Mardjoned. 1996. Manajemen Nashar, SE. 2017. Pemberdayaan
Masjid: Petunjuk Praktis bagi Ekonomi Generasi Muda Dimulai
para pengurus. Depok. Gema Dari Halaman Masjid.
Insani. Pamekasan. Duta Media.
Asrori, Kiswanto, Fachrurrozie, & Amal, Purwaningrum, Septiana. (2021).
M. (2020). Development of Optimalisasi Peran Masjid
Mosque Accounting Information Sebagai Sarana Ibadah Dan
Systems Based on Non-profit Pendidikan Islam (Studi Kasus
Entity Reporting Standards and Di Masjid Namira Lamongan).
Sharia Compliance: A Case Jurnal Inovatif. 7 (1), 96-116. e-
Study at the X Great Mosque. ISSN 2598-3172
Jurnal Dinamika Akuntansi, Saifullah Yusuf, ‘’Masjid basis
12(1), 55-67. doi:https://doi. Pengentasan Kemiskinan’’,
org/10.15294/jda.v12i1.23930 Republika. 5 Januari 2007.
Faruq Asadullah. 2010. Panduan Lengkap Sugiyuno. 2020. Metode Penelitian
Mengelola dan Memakmurkan Kualitatif. Bandung. Alfabeta CV.
Masjid. Solo. Pustaka Arafah. Sugiyuno. 2015. Metode Penelitian
Hutumo, Mardi Yatmo. 2000. Pendidikan: Pendekatan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bidang Ekonomi: Tinjauan Teotirik Bandung. Alfabeta CV.
dan Impelemntasi. Seminar Suryani, Evi. (2021). Analisis Dampak
Pemberdayaan Masyarakat. Covid-19 Terhadap Umkm (Studi
Bappenas. Jakarta. Kasus: Home Industri Klepon Di
Kota Baru Driyorejo). JIP: Jurnal
Kurniasih, Erni Panca. (2020). Dampak Inovasi Penelitian. 1 (8), 1591 – 1596.
Pandemi Covid 19 Terhadap ISSN 2722-9475 (Cetak). ISSN 2722-
Penurunan Kesejahteraan 9467 (Online)
Masyarakat Kota Pontianak.
Prosiding Seminar Akademik
Tahunan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan 2020.
ISBN: 978-602-53460-5-7
Kurniawan, Dedi., Depi Putri., Sumraini.
2021. Implementasi Manajemen
Masjid Agung As-Salam Kota
Lubuklinggau. Al- Idarah: Jurnal
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Pembinaan Anak Jalanan oleh Rumah Singgah Al-Ma’un

Yola Septri Sagita , Rufran Zulkarnain2, Sofino3


Pendidikan Nonformal, Universitas Bengkulu
yolaseptrisagita@gmail.com , rufran@unib.ac.id , sofino@unib.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara rinci mengenai profil
seorang anak jalanan yang menjalani kegiatan belajar atau proses Pembinaan dengan
pemberdayaan bernama Nurul Aulia yang dilakukan di Rumah Singgah Al-Ma’un Kota
Bengkulu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deksriptif-kualitatif. Penelitian ini
dilakukan dengan mengunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik wawancara, observasi
dan dokumentasi. Pada proses pemeriksaan keabsahan data adalah dengan menggunakan
trianggulasi berupa trianggulasi waktu, trianggulasi subjek, dan trianggulasi teknik. Manfaat
yang didapatkan di Rumah Singgah Al-Ma’un yaitu manfaat Kognitif dan afektif. Hasil penelitian
ini menyatakan bahwa Rumah Singgah Al-Ma’un sebagai lembaga pendidikan nonformal
memang benar adanya sebagai salah satu lembaga yang melaksanakan pemberdayaan
masyarakat salah satunya adalah kepada anak jalanan yang bernama Nurul Aulia.

Kata kunci : Pembinaan, anak jalanan, rumah singgah

Abstract
The purpose of this study was to find out and describe in detail the profile of a street child who
underwent learning activities or the empowerment process named Nurul Aulia which was
carried out at the Al-Ma'un Shelter House, Bengkulu City. This research is a descriptive-
qualitative research type. This research was conducted using data collection techniques, namely
interview, observation and documentation techniques. In the process of checking the validity of
the data, triangulation is used in the form of time triangulation, subject triangulation, and
technical triangulation. The benefits obtained at the Al-Ma'un Shelter are cognitive and affective
benefits. The results of this study state that the Al-Ma'un Shelter as a non-formal educational
institution is indeed one of the institutions that carry out community empowerment, one of
which is a street child named Nurul Aulia.

Keywords: coaching, street children, halfway house

PENDAHULUAN pengganti, penambah dan/atau pelengkap


pendidikan formal dalam rangka
Menurut Undang-Undang Nomor 20
mendukung pendidikan sepanjang hayat”.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Program pendidikan nonformal lebih
Nasional Pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa:
lanjut dijelaskan dalam Undang-Undang
“Pendidikan nonformal diselenggarakan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3, yaitu singgah merupakan proses informal yang
sebagai berikut: memberikan suasana resosialisasi kepada
“Pendidikan nonformal meliputi anak jalanan terhadap sistem nilai dan
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan norma yang berlaku di masyarakat setempat
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, Dari definisi tersebut dapat
pendidikan pemberdayaan perempuan, disimpulkan bahwa rumah singgah
pendidikan keaksaraan, pendidikan merupakan suatu bangunan yang
keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan digunakan sebagai tempat tinggal dan
kesetaraan serta pendidikan lain yang sebagai wadah kegiatan yang ditujukan
ditujukan untuk mengembangkan untuk anak jalanan.
kemampuan peserta didik”. Salah satu rumah singgah yang
Dari pengertian Pendidikan menjalankan fungsi dan tujuan bagi anak
Nonformal yang dijelaskan oleh undang- jalanan ini adalah Rumah Singgah Al-Ma’un
undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut bertempat di jalan S.Parman No.20 Padang
dapat disimpulkan bahwa salah satu bagian Jati RT.13 Kelurahan Penurunan Kecamatan
dari Pendidikan Nonformal adalah Ratu Samban Kota Bengkulu yang berdiri
Pemberdayaan. sejak tahun 2016.
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Berdasarkan studi lapangan yang
Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader dilakukan pada tanggal 11 November 2020
Pemberdayaan Masyarakat, pasal 1 ayat 8 terdapat 35 orang anak warga belajar
menyatakan bahwa “Pemberdayaan Rumah Singgah Al-Ma’un. Dari 35 orang
masyarakat adalah suatu strategi yang anak tersebut terdapat satu anak yang
digunakan dalam pembangunan unggul, yang aktif dalam belajar bernama
masyarakat sebagai upaya untuk Nurul Aulia. Nurul Aulia berumur 12 tahun
mewujudkan kemampuan dan kemandirian dan merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara.
dalam kehidupan bermasyarakat, Nurul tinggal bersama Ibunya di Rawa
berbangsa, dan bernegara. Makmur Merpati 4 yang bekerja sebagai
Dari definisi di atas dapat penjual bumbu keliling menggunakan
disimpulkan bahwa pemberdayaan sepeda. Nurul sekolah di SMPN 07 Kota
merupakan upaya yang dilakukan seseorang Bengkulu. Sebelumnya Nurul pernah
untuk memperbaiki kualitas hidupnya. bekerja sebagai penjual tissu, menjadi
Adapun salah satu sasaran dari badut, dan sekarang mengamen di lampu
pemberdayaan ini adalah anak jalanan. merah Simpang Lima dari pukul 16.00-21.00
Putra (2015, menjelaskan Anak jalanan WIB dengan naik angkutan kota.
adalah sebuah realitas yang menjadi Penghasilan yang Nurul dapat dari
bagian dari pemandangan kehidupan mengamen sebesar 20.000-40.000/hari,
perkotaan yang secara awam, masyarakat uang tersebut Nurul gunakan untuk
sering mendefinisikan anak jalanan membantu Ibunya, membeli keperluan
berdasarkan jenis pekerjaan yang sekolah, selain itu juga Nurul tidak lupa
dilakukannya. menyisihkan uangnya untuk ditabung.
Hal ini bisa dilakukan dengan Meskipun bekerja sebagai pengamen Nurul
penyediahan fasilitas seperti dengan adanya berharap agar anak seperti dirinya bisa terus
lembaga atau fasilitas belajar yang berhak belajar dan mempunyai masa depan yang
didapatkan oleh mereka, salah satunya baik.
adalah rumah singgah. Dari data yang sudah diuraikan di atas
Sedangkan menurut Junaidi (dalam dapat disimpulkan bahwa anak jalanan
Kangie, 2016), menyebutkan: Rumah perlu diberdayakan. Oleh karena itu peneliti
Singgah adalah suatu shelter yang berfungsi tertarik untuk melakukan penelitian
sebagai tempat tinggal, pusat kegiatan dan tentang ”Pemberdayaan anak jalanan oleh
pusat informasi bagi anak jalanan. Rumah Rumah Singgah Al’Maun”.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

METODE 3. Trianggulasi teknik


Pada penelitian ini peneliti Trianggulasi teknik yaitu untuk
menggunakan jenis penelitian kualitatif menguji kredibilitas data dilakukan
yang bersifat deskriptif. Danim, Sudarwan dengan cara mengecek data kepada
(2002), berpendapat bahwa salah satu ciri sumber yang sama dengan teknik yang
penelitian kualitatif studi kasus bersifat berbeda.
deskriptif, data yang dikumpulkan lebih
banyak berupa kata-kata atau gambar dari Pada penelitian ini, peneliti melakukan
pada data. analisis data yaitu dengan:
1. Reduksi data
Penelitian ini dilaksanakan dalam Reduksi data diartikan sebagai proses
waktu 3 minggu, lokasi penelitian pemilihan, pemusatan perhatian pada
dilaksanakan di Rumah Singgah Al-Ma’un penyederhan, pengabstrakan, dan
yang beralamat di jalan S.Parman No.20 transformasi data “kasar” yang muncul
Padang Jati RT.13 Kelurahan Penurunan dari catatan-catatan tertulis di
Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. lapangan. Reduksi data berlangsung
Penelitian dilaksanakan guna mengetahui secara terus-meneurus selama proyek
kegiatan pemberdayaan anak jalanan di yang berorientasi kualitatif
Rumah Singgah Al-Ma’un Kota Bengkulu. berlangsung.
Subjek penelitian sebagai sumber data 2. Penyajian data
agar lebih difokuskan pada suatu penelitian, Sugiyono (2013), mengemukakan
dalam arti memahami masalah dan dapat bahwa dalam penelitian kualitatif,
memberikan informasi sesuai dengan penyajian data dapat dilakukan dalam
tujuan penelitian. Adapun dalam penelitian bentuk uraian singkat, bagan,
ini terdapat 4 subjek penelitian. hubungan antar kategori, flowchart dan
Teknik pengumpulan data yang sejenisnya.
digunakan dalam penelitian ini adalah : 3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi
1. Wawancara Kesimpulan awal yang dikemukakan
2. Obsservasi hanya bersifat sementara dan akan
3. Dokumentasi berubah apabila tidak ditemukan
Untuk menguji keabsahan data, bukti-bukti yang kuat yang mendukung
maka peneliti mengunakan pada tahap pengumpulan berikutnya.
trianggulasi dalam Sugiyono (2013) Kesimpulan-kesimpulan juga
terdiri dari : diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi itu mungkin
1. Trianggulasi subjek sesingkat pemikiran kembali yang
Trianggulasi Sumber penelitian yaitu melintas dalam pemikiran,
untuk menguji kreabilitas data dengan penganalisisan selama menulis, suatu
cara mengecek data/informasi yang tinjauan ulang terhadap catatan-
telah diperoleh dari beberapa sumber. catatan lapangan yang ada sebelumnya.
2. Trianggulasi waktu
Dalam rangka pengujian kredibilitas HASIL DAN PEMBAHASAN
data dapat dilakukan dengan cara Pada penelitian ini peneliti meneliti
melakukan pengecekan dengan tentang Pemberdayaan anak jalanan oleh
wawancara, observasi atau teknik lain Rumah Singgah Al-Ma’un Kota Bengkulu
dalam waktu atau situasi yang berbeda. yang mana terdapat seorang anak yang
Bila hasil uji meghasilkan data yang bernama Nurul Aulia yang merupakan
berbeda, maka dilakukan secara peserta didik di Rumah Singgah Al-Ma’un
berulang-ulang sehingga sampai yang juga bekerja sebagai pengamen
ditemukan kepastian datanya. jalanan.
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

Anak jalanan adalah istilah yang Rumah singgah secara terminologi


sudah sangat akrab bagi kita. Manakala berarti bangunan untuk tempat tinggal,
menyebut anak jalanan, perhatian kita akan sedangkan singgah adalah mampir atau
tertuju pada sosok-sosok kumuh, dekil, liar, berhenti sebentar di suatu tempat ketika
nakal dan selalu hadir di perempatan jalan, dalam perjalanan. Dari pengertian diatas
tumpukan sampah, pusat-pusat hiburan, rumah singgah bisa diartikan sebagai
keramaian atau terminal-terminal. Sosok bangunan atau tempat tinggal yang di
anak jalanan, hingga kini merupakan tempati dalam waktu yang tidak lama.
manusia yang menempati kedudukan Sedangkan secara etimologi, rumah singgah
sangat hina di mata masyarakat umum. adalah suatu wahana yang di persiapkan
Penampilannya yang jorok, ekonomi sebagai perantara antara anak jalanan
keluarganya yang miskin, lingkungan dengan pihak-pihak yang membantu
pemukimannya di daerah-daerah kumuh mereka Anak jalanan merupakan sebuah
atau bahkan sama sekali tidak mempunyai realita sosial yang mewarnai kehidupan
tempat tinggal tetap, perangainya yang liar masyarakat Indonesia. Anak jalanan dengan
dan sering melakukan kejahatan dan berbagai karakter yang dimiliki telah
kekerasan lain anak jalanan, menyebabkan menjadi bagian dalam setiap aktifitas
pandangan masyarakat terhadapnya sangat sehari-hari yang secara tidak langsung
rendah. Ironisnya lagi, masyarakat bahkan mengganggu keamanan, ketertiban dan
tidak menganggap mereka sebagai manusia kenyamanan orang lain serta dirinya sendiri
lazim. Rumah singgah merupakan suatu
Anak jalanan membutuhkan bangunan yang digunakan sebagai tempat
pendidikan khususnya pendidikan karakter. tinggal dan sebagai wadah kegiatan yang
Selama ini anak jalanan kurang ditujukan untuk anak jalanan.
mendapatkan perhatian dari orang tuanya Menurut Effendy, M. Natsir Noor
terlebih jika anak jalanan yang terjun ke (2008), menjelaskan bahwa terdapat
jalanan dengan alasan karena disuruh beberapa fungsi Rumah Singgah sebagai
orangtua. Anak jalanan yang telah terjun ke berikut:
jalanan sudah merasakan bagaimana 1) Tempat Pertemuan (Meeting Point)
enaknya mendapatkan uang, tidak jarang Rumah singgah merupakan tempat
banyak anak-anak yang tergiur untuk ikut bertemunya antara pekerja sosial
ke jalanan dengan alasan ingin dengan anak jalanan untuk
mendapatkan uang. Ada juga alasan mereka menciptakan persahabatan dan
turun kejalanan karena disuruh orang tua, melakukan berbagai kegiatan yang
dengan orang tua menyuruh anaknya turun telah diprogramkan rumah singgah.
kejalanan secara tidak langsung 2) Pusat Assesment dan Rujukan Menjadi
membentuk karakter anak tesebut sesuai tempat untuk melakukan assesment
yang ada di jalanan. Sebagai salah satu atau diagnosis terhadap berbagai
usaha untuk membantu mengembalikan kebutuhan dan masalah anak jalanan
anak-anak jalanan agar tidak banyak serta melakukan rujukan (referal)
membuang waktu ke jalanan adalah salah pelayanan sosial bagi anak jalanan yang
satunya dengan adanya rumah singgah yang menjadi binaannya.
membantu mereka mengurangi aktivitas di 3) Fungsi Fasilitator Rumah singgah
jalanan. Rumah singgah sebagai model merupakan media perantara atau
penanganan anak jalanan dan merupakan fasilitator antara anak jalanan dengan
suatu lembaga yang menjadi pusat kegiatan keluarga, panti, keluarga pengganti
dalam penanganan anak jalanan yang maupun lembaga-lembaga lainnya.
bertujuan untuk menghubungkan anak Anak jalanan diharapkan tidak terus-
jalanan dengan pihak-pihak yang akan menerus bergantung kepada Rumah
membantu mereka. Singgah, melainkan dapat memperoleh
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

kehidupan yang lebih baik melalui atau masalah-masalahnya dan menemukan


setelah proses pelayanan Rumah alternatif untuk pemenuhan kebutuhan
Singgah. hidupnya. Sedangkan tujuan khususnya
4) Fungsi Perlindungan Rumah Singgah adalah:
dipandang sebagai tempat berlindung 1. Membentuk kembali sikap dan
dari tindak kekerasan maupun perilaku anak yang sesuai dengan nilai
tindakan eksploitasi lainnya terhadap dan norma yang berlaku di masyarakat.
anak dijalanan. 2. Mengupayakan anak-anak kembali ke
5) Pusat Informasi Rumah Singgah rumah jika memungkinkan atau ke
menyediakan informasi berbagai hal panti dan lembaga pengganti lainnya
yang berkaitan dengan kepentingan jika diperlukan.
anak jalanan, seperti : data dan 3. Memberikan berbagai alternatif
informasi tentang anak jalanan, bursa pelayanan untuk pemenuhan
kerja, pendidikan, bantuan sosial, kebutuhan anak dan menyiapkan
kursus ketrampilan dan lain masa depannya sehingga menjadi
sebagainya. warga masyarakat yang produktif.
6) Kuratif-Rehabilitatif Dalam fungsi ini
Rumah Singgah mampu mengatasi
permasalahan sosial anak jalanan Adapun tujuan diadakannya Rumah
melalui upaya merubah sikap dan Singgah Al-Ma’un adalah untuk anak
perilaku anak yang pada akhirnya akan jalanan, kurang mampu, putus sekolah.
mampu mengembalikan serta Rumah Singgah Al-Ma’un di Kota Bengkulu
menanamkan fungsi sosial anak. adalah tempat pemusatan sementara yang
Intervensi profesional dilakukan bersipat pendidikan Non Formal yang
termasuk menggunakan tenaga memberikan pendidikan bagi anak yang
konselor yang sesuai dengan masalah berusia 6 – 15 tahun yang menghabiskan
yang dialami anak. seluruh ataupun sebagian besar waktunya di
7) Akses terhadap Pelayanan Sebagai jalanan untuk bermain maupun bekerja
tempat persinggahan, rumah singgah (anak jalanan), terhadap sitem nilai dan
menyediakan akses terhadap berbagai norma di masyarakat, di mana anak-anak
pelayanan sosial bagi anak jalanan. akan bertemu dengan pihak-pihak yang
Untuk itu peran petugas dan para akan memberikan pembinaan awal sebelum
pekerja sosial di rumah singgah akan dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih
membantu anak untuk mencapai lanjut yang bertepat di kota Bengkulu.
pelayanan tersebut.
8) Re-Sosialisasi Sebagai upaya untuk Rumah Singgah Al-Ma’un beralamat
mengenalkan kembali norma, situasi di Jl. S. Parman No. 25 (Padang Jati) RT.13,
dan kehidupan bermasyarakat bagi Kel. Penurunan, Kec. Ratu Samban, Kota
anak jalanan, oleh karenanya lokasi Bengkulu. Adapun visi dan misi Rumah
rumah singgah berada ditengah Singgah Al-Ma’un sebagai berikut:
lingkungan masyarakat. Pada sisi lain 1) Visi
mengarah pada pengakuan, tanggung Meningkatkan taraf hidup serta
jawab dan upaya warga masyarakat kesejahteraan sosial masyarakat fakir
terahdap penanganan masalah anak miskin, terutama anak yatim, anak
jalanan. jalanan/terlantar, serta anak kurang mampu
menjadi anak bangsa yang konstruktif dan
bermartabat sejalan dengan potensi yang
Adapun beberapa Tujuan Rumah dimilikinya untuk mewujudkan masa depan
Singgah menurut Fikriyandi, Putra (2015), bangsa yang lebih berkualitas.
adalah membantu anak jalan mengatasi
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

2) Misi Menurut Anwas, Oos M. (2014),


a) Akses kebutuhan dasar anak Pemberdayaan tidak sekedar memberikan
b) Menggali serta memberdayakan kewewenangan atau kekuasaan kepada
potensi pihak yang lemah saja. Dalam
c) Penguatan tanggung jawab pengasuhan pemberdayaan terkandung makna proses
keluarga pendidikan dalam meningkatkan kualitas
d) Mengembangkan peran serta individu, kelompok, atau masyarakat
masyarakat dan pihak-pihak terkait sehingga mampu berdaya, memiiliki daya
Struktur Pengurus Rumah Singgah Al- saing, serta mampu hidup mandiri.
Ma’un: Kemudian dijelaskan juga oleh
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Wildan Saugi dan Sumarno (2015), yang
Beengkulu menyatakan bahwa pemberdayaan pada
Lembaga Dakwah Khusus PWM Benhkulu pemberdayaan masyarakat pada dasarnya
Pembina : Sidiq Aulia, S.H.I, M.H.I merupakan strategi perubahan sosial secara
Pembina 2 : Hilda Sriwanty, S.Sos, terencana yang ditujukan untuk mengatasi
M.Sos maslaah atau memenuhi kebutuhan
Ketua : Samsul Rizal, S.Sos masyarakat. Dalam proses pemberdayaan
Wakil Ketua : Eka Putra, S.Sos masyarakat mendapatkan pembelajaran
Sekretaris : Susan Hadi Hidayat agar dapat secara mandiri melakukan
Bendahara : Susilowati, S.Pd.I upaya-upaya perbaikan kualitas
kehidupannya.
Defisi Pelayanan rumah singgah Dari definisi diatas disimpulkan
Ketua : Novi Ardiani, S.Sos bahwa pemberdayaan merupakan upaya
Anggota : Suherni, Cindy Wiranti, untuk mensejahterakan hidup suatu
Putri Isaniah, Fricillia Malfira, Nadia individu atau kelompok masyarakat melalui
perubahan sosial yang direncanakan.
Devisi Akses Kebutuhan Dasar dan Adapun masyarakat yang diberdayakan
Pengembangan Potensi disini adalah anak jalanan.
Anggota : M. Yusa, M.Kom, Shafa Menurut Fikriyandi, Putra (2015),
Widiam, Kris Eka Yuli Anak jalanan adalah sebuah realitas yang
menjadi bagian dari pemandangan
Devisi Penguatan Kapasitas Keluarga kehidupan perkotaan yang secara awam,
Ketua : Dhimas Alunandika masyarakat sering mendefinisikan anak
Anggota : Adiyah, Shelly Arsila, Elis jalanan berdasarkan jenis pekerjaan yang
Nidar, Apren Sugianto dilakukannya.
Masih dengan pendapat yang sama
Devisi Manajemen Kasus PEKSOS Fikriyandi, Putra (2015), menjelaskan bahwa
Ketua : Citra Santri Karima, S.Sos Anak jalanan juga sering disebut sebagai
Anggota : Restina Wahyuni, Dwi pengamen, pemulung, pendagang
Aplezi, Jobi Mahulfa, S.Sos, M.Sos asongan, pengemis, penjual koran,
pengojek payung, penyemir sepatu, tukang
Rumah singgah Al-Ma’un sebagai parkir, pembersih mobil, joki dan lain
salah satu wadah pemberdayaan bagi anak sebagainya”. Pemberian definisi terhadap
jalanan untuk melakukan kegiatan anak jalanan yang berbeda-beda ini
pembelajaran, keterampilan dengan ternyata terjadi tidak hanya di kalangan
kegiatan-kegiatan dalam rangka individu tetapi juga di kalangan aktivis
meningkatkan pengetahuan dan taraf hidup lembaga swadaya masyarakat maupun oleh
masyarakat dalam sebuah program Rumah negara. Pendefinisian anak jalanan
Singgah Al-Maun meningkatkan. dengan mudah dapat berbeda-beda.

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

Anak jalanan yang bekerja dan singgah merupakan proses informal yang
mencari uang di jalanan terbagi ke dalam memberikan suasana resosialisasi kepada
tiga tipologi atau kelompok, seperti yang anak jalanan terhadap sistem nilai dan
dikemukakan oleh Sri S. Hariadi dan norma yang berlaku di masyarakat
Suyanto (dalam Rivanlee Anandar, 2015), setempat.
sebagai berikut: Berdasarkan penemuan peneliti
1. Hildren on the Street (Anak-anak di melalui wawancara dengan 4
jalanan) informan penelitian dan melakukan
Anak yang bekerja di jalan merupakan observasi langsung ke lapangan untuk
mereka yang menghabiskan sebagian besar mencari tahu tentang profil seorang anak
waktunya di jalanan atau di tempat umum jalanan yang menjalani kegiatan belajar atau
lainnya untuk bekerja dan penghasilannya proses pemberdayaan bernama Nurul Aulia
digunakan untuk membantu keluarganya. yang dilakukan di Rumah Singgah Al-Ma’un
Anak-anak tersebut mempunyai kegiatan Kota Bengkulu.
ekonomi (sebagai pekerja anak) di jalan dan
Adapun hasil penelitian dari berbagai
masih mempunyai hubungan yang kuat
teknik pengumpulan data adalah:
dengan orang tua mereka.
2. Children of the street (Anak Jalanan) 1. Latar belakang anak jalanan (Nurul
Anak-anak yang hidup di jalan Aulia)
merupakan mereka yang menghabiskan Nurul Aulia merupakan anak ketiga
sebaian besar waktunya di jalan atau dari lima bersaudara. Orang tua Nurul
ditempat umum lainnya, tetapi hanya bekerja sebagai penjual bumbu keliling
sedikit yang digunakan untuk bekerja. menggunakan sepeda, dengan penghasilan
Mereka jarang berhubungan dengan lebih kurang Rp. 50.000 (lima puluh ribu
keluarganya. Beberapa di antara mereka rupiah) perhari. Aktivitas yang Nurul
hidup di sembarang tempat dan tidak lakukan di luar Rumah Singgah adalah
memiliki rumah tinggal. Banyak di antara sekolah dan mengamen, sempat pula
mereka adalah anak-anak yang karena berjualan tissue, bermain dan belajar. Nurul
suatu sebab lari atau pergi dari rumah. bersekolah di SMPN 07 Kota Bengkulu dan
Anak-anak seperti ini rawan terhadap sekarang kelas 1 SMP. Alasan Nurul
perilaku menyimpang, baik emosional, memilih menjadi pengamen jalanan adalah
fisik maupun seksual. untuk membantu ibunya mencari uang,
3. Children in the Street (Anak-anak di memenuhi kebutuhan keluarga dengan
Jalanan) menghasilkan uang dari hasil mengamen.
Merupakan anak-anak yang Penghasilan Nurul dari sehari mengamen
menghabiskan seluruh waktunya di lebih kurang sebesar Rp.30.000-Rp. 50.000
jalanan yang berasal dari keluarga yang (tiga puluh ribu rupiah sampai dengan lima
hidup atau tinggalnya juga di jalanan. puluh ribu rupiah). Uang tersebut
Pemberdayaan anak jalanan ini digunakan untuk membantu orang tua,
dilaksanaan di suatu rumah singgah. Rumah untuk belanja, membeli peralatan sekolah,
singgah sebagai salah satu wadah bagi dan menabung. Tujuan Nurul bergabung di
masyarakat untuk melakukan kegiatan Rumah Singgah Al-Ma’un adalah untuk
pembelajaran, meningkatkan keterampilan belajar, dan mendapatkan teman baru.
dengan kegiatan-kegiatan dalam rangka Sehingga dalam penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan taraf hidup disimpulkan bahwa latar belakang tentang
masyarakat. kehidupan Nurul antara lain latar belakang
Kangie (2016), menyebutkan: Rumah keluarga, pekerjaan orang tua Nurul,
Singgah adalah suatu shelter yang berfungsi pendidikan Nurul serta anggota keluraga
sebagai tempat tinggal, pusat kegiatan dan Nurul.
pusat informasi bagi anak jalanan. Rumah
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

2. Aktivitas Nurul Aulia di Rumah adalah setelah mengikuti kegiatan di


Singgah Al-Ma’un Rumah Singgah Al-Ma’un yaitu mulai dari
Materi pelajaran yang didapatkan Pukul 16.00 WIB sampai dengan Pukul
Nurul di Rumah Singgah Al-Ma’un adalah 21.00 WIB atau seteleh mengikuti kegiatan
materi tentang keagamaan misalnya belajar di Rumah Singgah Al-Ma’un. Meskipun
mengaji dan sholat, selain itu juga Nurul bekerja sebagai seorang pengamen namun
belajar Bahasa Inggris dan pengetahuan Nurul selalu mengutamakan pendidikan.
umum. Nurul aktif dalam setiap Selain sekolah kegiatan Nurul adalah
pembelajaran di Rumah Singgah, contohnya mengamen di Simpang Lima Ratu Samban.
ketika ada pertanyaan cepat tanggap dalam Menurut Gea (2014), manajemen
menjawab. Nurul selalu hadir dalam setiap waktu adalah tindakan dalam proses
kegiatan yang dilaksanakan di Rumah perencanaan dan pelaksanaan control sadar
Singgah Al-Ma’un hal ini dibuktikan dengan atas sejumlah waktu yang akan digunakan
daftar hadir peserta didik di Rumah Singgah untuk aktivitas tertentu, khusunya untuk
Al-Ma’un bahwa Nurul selalu hadir dalam meningkatkan efektifitas, efesiensi, dan
kegiatan pembelajaran di Rumah Singgah produktifitas.
Al-Ma’un. Mahmudi (2010:) efektivitas adalah
Aktivitas belajar adalah segala sejauh mana unit yang dikeluarkan mampu
kegiatan yang dilaksanakan baik secara mencapai tujuan yang ditetapkan.
jasmani atau rohani selama proses Keefektifan pembelajaran berkenaan
pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan dengan jalan dan upaya teknik ataupun
salah satu indikator adanya keinginan siswa strategi yang digunakan dalam mencapai
untuk belajar. (menurut Desi Sumiati : 2013) tujuan secara cepat dan tepat.
Lebih lanjut menurut Desi Sumiati
(2013) menjelaskan bahwa Aktivitas belajar Berdasarkan hasil penelitian yang
yang dimaksud adalah aktivitas yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa
mengarah pada proses belajar seperti waktu yang digunakan Nurul untuk belajar
bertanya, mengajukan pendapat, efektif, karena waktu yang digunakan Nurul
mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab untuk mengamen tidak mengganggu waktu
pertanyaan guru dan bisa bekerjasama belajar Nurul.
dengan siswa lain, serta tanggung jawab 4. Manfaat yang didapat Nurul setelah
terhadap tugas yang diberikan.Berdasarkan belajar di Rumah Singgah Al-Maun
pengertian aktivitas tersebut diatas peneliti Setelah bergabung di Rumah Singgah
berpendapat bahwa dalam belajar sangat Al-Ma’un Nurul memperoleh banyak
dituntut keaktifan siswa, siswa yang lebih manfaat yaitu mulai dari manfaat dari segi
banyak melakukan kegiatan sedangkan kemampuan kognitif contohnya belajar
guru lebih banyak membimbing dan matematika, dengan belajar matematika
mengarahkan. Nurul lebih pandai berhitung, sudah hafal
Dari definisi tersebut dapat perkalian dengan lancar, selain itu Nurul
disimpulkan bahwa aktivitas belajar juga mendapatkan pelajaran tentang
merupakan kegiatan atau keaktifan baik keagamaan. Dengan belajar agama di rumah
berupa fisik maupun non-fisik untuk singgah Nurul yang sebelumnya belum bisa
memperoleh pengetahuan. sholat dan mengaji sekarang sudah mampu
menghafal gerakan sholat dan sudah
3. Manajemen waktu Nurul antar sekolah mengaji Al-Qu’ran meskipun masih perlu
dan mengamen, bimbingan. Dalam pelajaran bahasa Inggris
Waktu yang digunakan Nurul untuk Nurul sudah bisa menghafal bahasa Inggris
belajar adalah saat Nurul berada di sekolah huruf, angka, buah-buahan, hewan, dan
dan di Rumah Singgah, sementara waktu beberapa kata dasar seperti mengucapkan
yang digunakan Nurul untuk mengamen apa kabar dan perkenalan dalam bahasa
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

Inggris. Selain itu juga manfaat dari segi kurang sebesar Rp, 30.000 - Rp, 50.000 (tiga
afektif atau sikap, di Rumah Singgah Al- puluh ribu rupiah sampai dengan lima
Ma’un Nurul diajarkan cara bertutur kata puluh ribu rupiah). Uang tersebut
dengan baik. Contohnya cara bersikap dan digunakan untuk membantu orang tua,
berbicara kepada orang yang lebih tua. untuk belanja, membeli peralatan sekolah,
Menurut Webster Dictionary (dalam dan menabung. Kedua, aktivitas belajar
Rifqi Mulyawan, 2019), Manfaat (kata Nurul di Rumah Singgah Al-Ma’un yaitu
benda) merupakan tindakan kebaikan, belajar materi tentang keagamaan misalnya
bantuan yang diberikan, apa pun yang belajar mengaji dan sholat, selain itu juga
mempromosikan kemakmuran dan Nurul belajar bahasa inggris dan
kebahagiaan pribadi, atau menambah nilai pengetahuan umum. Nurul aktif dalam
properti untuk keuntungan, keuntungan. setiap pembelajaran di Rumah Singgah,
Pengertian manfaat menurut Kamus contohnya ketika ada pertanyaan cepat
Besar Bahasa Indonesia (2002:710) adalah tanggap dalam menjawab. Kehadiran Nurul
sesuatu yang memiliki nilai guna atau dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di
faedah. Rumah Singgah Al-Ma’un hal ini dibuktikan
Dari definisi tersebut maka dapat dengan daftar hadir peserta didik di Rumah
dikatakan bahwa manfaat yang diperoleh Singgah Al-Ma’un bahwa Nurul selalu hadir
tentunya akan menyebabkan perubahan dalam kegiatan pembelajaran di Rumah
terhadap sesuatu fungsi tertentu dalam Singgah Al-Ma’un. Ketiga, manajemen
suatu pranata. waktu Nurul antara sekolah dan mengamen,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan waktu yang digunakan Nurul untuk belajar
bahwa setelah bergabung di Rumah adalah saat Nurul berada di sekolah dan di
Singgah Al-Ma’un Nurul memperoleh Rumah Singgah, sementara waktu yang
banyak manfaat yaitu mulai dari manfaat digunakan Nurul untuk mengamen adalah
dari segi kemampuan kognitif contohnya di mulai dari Pukul 16.00 WIB sampai dengan
Rumah Singgah Al-Ma’un Nurul belajar Pukul 21.00 WIB. Nurul merupakan siswi
Matematika, Agama, Bahasa Inggris, dan yang aktif dan selalu hadir di sekolah hal ini
pengetahuan umum, selain itu juga manfaat dibuktikan dengan daftar hadir Nurul
dari segi afektif atau sikap, di Rumah disekolah. Adapun prestasi Nurul disekolah
Singgah Al-Ma’un Nurul diajarkan cara dapat dilihat dari daftar nilai yang diperoleh
bertutur kata dengan baik. Nurul selama bersekolah di SMP 07 Kota
Bengkulu. Selain sekolah kegiatan Nurul
KESIMPULAN
adalah mengamen di Simpang Lima Ratu
Berdasarkan hasil riset yang Samban. Keempat, Manfaat yang dirasakan
mengenai permberdayaan anak jalanan oleh Nurul Setelah bergabung di Rumah
Rumah Singgah Al-Ma’un Kota Bengkulu. Singgah Al-Ma’un yaitu mulai dari manfaat
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini di dari segi kemampuan kognitif contohnya di
dapati kesimpulan sebagai berikut Rumah Singgah Al-Ma’un Nurul belajar
:Pertama, latar belakang kehidupan Nurul, Matematika, Agama, Bahasa Inggris, dan
Nurul merupakan anak ketiga dari lima pengetahuan umum. Selain itu juga manfaat
bersaudara. Berasal dari ekonomi yang dari segi afektif atau sikap, di Rumah
sederhana dengan orang tua Nurul bekerja Singgah Al-Ma’un Nurul diajarkan cara
sebagai penjual bumbu keliling, dengan bertutur kata dengan baik.
penghasilan lebih kurang Rp. 50.000 (lima Dalam pelaksanaannya
puluh ribu rupiah). Adapun aktivitas Nurul pemberdayaan memiliki makna dorongan
diluar Rumah Singgah adalah sekolah dan atau motivasi, bimbingan, atau
mengamen. Nurul sekolah di SMPN 07 Kota pendampingan dalam meningkatkan
Bengkulu, dan sekarang kelas 1 SMP. kemampuan individu atau masyarakat
Penghasilan Nurul dari mengamen lebih untuk mampu mandiri. Upaya tersebut
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yola Septri, Rufran Zulkarnain, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 133-142 (November 2021)

merupakan sebuah tahapan dari proses Rumah Singgah. share social of


pemberdayaan dalam mengubah perilaku journal, 5, 5.
baru yang lebih baik, dalam meningkatkan Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
kualitas hidup dan kesejahteraan Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi
masyarakat terutama anak jalanan. Dari (Mixed Methods). Bandung:
uraian di atas dapat disimpulkan bawah Alfabeta.
Dengan adanya Rumah Singgah Al-Ma’un Sumiati, D. (2013). Studi Tentang Aktivitas
memberikan dampak yang positif bagi anak Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.
jalanan terutama Nurul Aulia. Rumah Universitas Negeri Padang: Tidak
Singgah sebagai salah satu upaya untuk Diterbitkan
mengurangi jumlah anak jalanan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
cara memberikan fasilitas pendidikan, dan Tentang Sistem Pendidikan
alternatif penyelesaian segala kebutuhan Nasional.
yang dibutuhkan oleh anak jalanan serta Putra, F., Hasanah, D., & Nuriyah, E. 2015.
mendidik mereka menjadi anak mandiri, Pemberdayaan Anak Jalanan di
sehingga setelah itu mereka dapat Rumah Singgah. SHARE: Social
memperoleh tingkat kehidupan yang lebih Work Journal, 5(1).
baik. Adapun implikasi dengan adanya Wildan Saugi, S. S. 2015. Pemberdayaan
rumah singgah yaitu, anak-anak jalanan Perempuan Melalui Pelatihan
mempunyai tempat dan kesempatan untuk Pengolahan Bahan Pangan Lokal.
belajar. Selain itu juga anak-anak jalanan JPPM (Jurnal pendidikan dan
lebih mengerti cara bertutur kata dengan pemberdayaan masyarakat)
baik, selain itu juga dengan adanya rumah
singgah meminimalisir buta aksara bagi
anak jalanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwas, O. M. 2014. Pemberdayaan
Masyarakat di Era Global. Bandung:
Alfabeta.
Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Effendy, Muhammad Natsir Noor F. N.
(2008). Evaluasi Penanganan Anak
Jalanan Pada Rumah. Jurnal Ilmu
Administrasi, Vol 5, 142-143.
Gea, Antonius Atosokh. 2014. Time
Managemen: Menggunakan Waktu
Secara Efektif dan Efesien. Jurnal
Humaniora, 5 (2), 778.
Kangie, A. F. 2016. Program Pelayanan
Rumah Singgah. Jurnal Ilmu Sosial.
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor
7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, pasal 1
ayat 8
Rivanlee Anandar, B. W. 2015. Dukungan
Sosial Terhadap Anak Jalanan Di

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Perencanaan Usaha Dagang Gula Semut Sari Aren

Kurnia Winarti1 , M.Ilham Abdullah2, Sofino3


Pendidikan Nonformal, Universitas Bengkulu
Kurniawinarti12@gmail.com, ilhamabdullah@unib.ac.id , sofino@unib.ac.id

Abstrak
Keberhasilan suatu usaha pastinya selalu berdampingan dengan suatu perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik dimulai dari memaksimalkan tujuan dan target yang ingin dicapai,
merumuskan strategi dan memfasilitasi saran dan prasarana yang memadai shingga proses
kegiatannya terlaksana dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
secara sistemasi berkaitan dengan perencanaan usaha dagang gula semut sari aren di Kabupaten
Rejang Lebong. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang
dikumpulkan memalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari perencanaan yang
dilakukan di usaha dagang gula semut sari aren dapat disimpulkan bahwa perencanaan usaha
dagang gula semut sari aren di Kabupaten Rejang Lebong memiliki tujuan untuk meningkatkan
nilai tambah gula aren batok menjadi gula semut yang yang secara ekonomi memiliki nilai jual
yang lebih dibandingkan dengan gula aren batok, menciptakan lapangan pekerjaan dan untuk
menambah pendapatan ekonomi keluarga. Menggunakan strategi pemasaran dengan media
sosial seperti instagram, facebook,whatshap dan tokopedia. Sarana dan prasaran yang ada sudah
mendukung seperti satu set mesin pengolahan gula semut. Pada pengorganisasian sudah
berjalan maksimal fungsi/tugas disetiap anggita sudah sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Kata kunci : Pengelolaan, Gula semut aren, Usaha Dagang

Abstract
The success of a business must always go hand in hand with a good plan. Good planning starts
from maximizing the goals and targets to be achieved, formulating strategies and facilitating
adequate suggestions and infrastructure so that the activity process is carried out properly. This
study aims to obtain systematic information related to business planning for palm sugar ant
sugar trading in Rejang Lebong Regency. The research was conducted using qualitative methods.
Data collected through interview, observation and documentation techniques. From the
planning carried out in the palm sugar palm sugar trading business, it can be concluded that the
palm sugar palm sugar trading business plan in Rejang Lebong Regency has the aim of increasing
the added value of shell palm sugar into palm sugar which economically has a higher selling
value compared to palm sugar. shells, creating jobs and to increase the family's economic
income. Using marketing strategies with social media such as Instagram, Facebook, WhatsApp
and Tokopedia. The existing facilities and infrastructure are already supportive, such as a set of
ant sugar processing machines. In the organization, the functions/tasks of each member have
been carried out optimally according to their respective tupoksi.

Keywords: Planning, Palm Sugar, Trading Business

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

PENDAHULUAN memberikan pelayanan yang lebih baik atau


Badan usaha perseorangan sering memperoleh keuntungan yang lebih besar.
didengar oleh banyak masyarakat luas Menurut Undang – Undang (UU)
namun belum paham apa makna dari usaha Nomor 20 Tahun 2008 Usaha kecil
perseorangan tersebut. Badan usaha didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi
perseorangan disebut juga perusahaan produktif yang berdiri sendiri, yang
dagang (PD) ataupun Usaha Dagang (UD) dilakukan oleh orang perorangan atau
yaitu usaha yang didirikan oleh peorangan badan usaha yang bukan merupakan anak
dengan modal dari satu orang dan segala perusahaan atau bukan cabang perusahaan
resiko yang terjadi tehadap usaha tersebut yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
menjadi tanggung jawab pribadi pendiri bagian, baik langsung maupun tidak
usaha tersebut. Adapun yang masuk langsung. Usaha kecil memiliki kriteria
kedalam kategori usaha perseorangan antara lain : kekayaan bersih paling banyak
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah)
Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (Lima
1994 adalah pengrajin, industri rumah ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
tangga, petani, peternak, nelayan, bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil
perambah hutan, penambang, pedagang penjualan tahunan Rp.300.000.000,00 (Tiga
barang dan jasa. ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.
Usaha dagang adalah kegiatan 2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus
membeli dan menjual kembali barang atau juta rupiah).
jasa dengan tujuan mencari keuntungan Salah satu contoh dari UMKM
termasuk menjadi perantara dari kegiatan adalah Usaha Dagang Gula Semut Sari Aren
tersebut. Usaha dagang umumnya didirikan di Kabupaten Rejang Lebong. Usaha Dagang
oleh perorangan (Henry S. Siswosoediro Gula Semut Sari Aren di Kabupaten Rejang
(2008:8). Usaha dagang merupakan bentuk Lebong merupakan usaha milik bapak
usaha yang kegiatan utamanya membeli Suparmanto yang telah berdiri dari tahun
barang dan menjualnya kembali dengan 2010. Awalnya bapak Suparmanto adalah
tujuan mmperoleh keuntungan tanpa seorang pengrajin gula aren batok dari
mengubah kondisi barang yang dijual tahun 1996 sampai tahun 2000. Dari
(Oemar Moechthar 2020:25). beberapa usaha gula semut sari aren di desa
Menurut Inpres No. 5 tahun 1995 Air Meles Atas Usaha Dagang Gula Semut
tentang Gerakan Nasional Sari Aren termasuk usaha gula semut yang
Memasyarakatkan dan Membudayakan sukses dari segi pengelolaan salah satu nya
kewirausahaan menjelaskan arti adalah perencanaan, yang mana usaha
kewirausahaan. Kewirausahaan adalah dagang gula semut sari aren ini sudah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan menjual produknya hingga ke luar kota
seseorang dalam menangani usaha dan atau Bengkulu.
kegiatan yang mengarah kepada upaya Menurut Amirullah (2015:8)
mencari, menciptakan, menerapkan cara perencanaan dapat diartikan sebagai suatu
kerja, teknologi, dan produk baru dengan proses untuk menentukan tujuan serta
meningkatkan efisiensi dalam rangka sasaran yang ingin dicapai dan mengambil
langkah-langkah strategis guna mencapai

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

tujuan tersebut. Melalui perencanaan membeli alat-alat untuk pembuatan gula


seorang manajer akan dapat mengetahi apa semut, seperti membeli bahan-bahan, serta
saja yang harus dilakukan dan bagaimana sarana dan prasarana. Pasang surut
cara untuk melakukannya yaitu perlembangan usaha juga telah dilewati
menentukan tingkat penjualan, pada bapak Suparmanto dalam menjalankan
periode yang akan datang, berapa tingkat usaha gula semut aren. Ketekunan bapak
kebutuhan tenaga kerja, berapa modal yang Suparmanto mengundang perhatian dari
dibutuhkan dan bagaimana cara Dinas Perindustrian Kabupaten Rejang
memperolehnya. Lebong. Pada tahun 2005 bapak suparmanto
Kegiatan utama dalam fungsi perencanaan mulai mengikuti pelatihan pengembangan
adalah sebagai berikut : usaha, kemudian pada tahun 2007
1. Menetapkan tujuan dan target terbentuklah usaha gula semut sari aren.
2. Merumuskan strategi untuk tujuan Pada tahun 2010 bapak Suparmanto
dan target bisnis tersebut. mendapatkan bantuan berupa satu paket
3. Menentukan sumber – sumber daya mesin pengolahan gula semut yaitu mesin
yang diperlukan. perajang, mesin pengopen, mesin
4. Menetapkan standar/indikator penggiling, dan mesin pengayak.
keberhasilan dalam pencapaian Berdasarkan data dan informasi,
tujuan dan target bisnis. peneliti tertarik untuk meneliti
Perencanaan (planning) adalah perencanaan usaha dagang gula semut sari
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi aren di kabupaten rejang lebong ini
dan penentuan strategi, kebijaksanaan, berdasarkan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, perencanaan,pengorganisasian,kepemimpi
anggaran dan standar yang dibutuhkan nan dan pengawasan agar usaha gula semut
untuk mencapai tujuan. Pembuatan sari aren mencapai tujuan yang telah
keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini. direncanakan. Oleh karena itu peneliti
Berbagai batasan mengenai perencanaan. mengangkat penelitian ini dengan judul
Perencanaan dimulainya usaha gula “Perencanaan Usaha Dagang Gula Semut
semut aren ini yaitu Pada tahun 2000, yang Sari Aren Di Kabupaten Rejang Lebong.”
mana bapak Suparmanto mencoba METODE
memproduksi gula aren menjadi butiran Penelitian ini merupakan jenis
halus/gula semut. Pembuatan gula semut penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
ini awalnya dibuat masih menggunakan Sugiyono (2015:9), mengemukakan bahwa
cara tradisional. Gula semut ini awalnya metode penelitian kualitatif adalah metode
hanya dikonsumsi sendiri oleh bapak penelitian yang digunakan untuk meneliti
Suparmanto dan hanya di perkenalkan pada kondisi obyek yang alamiah dimana
kepada tamu bapak Suparmanto jika peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
berkunjung kerumah. Bapak Suparmanto Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
juga mencoba mengemas gula semut secara kualitatif yang bertujuan untuk
dengan kemasan plastik biasa lalu dititipkan mendeskripsikan secara rincidan mendalam
ke warung-warung. Bapak Suparmanto mengenai perencanaan usaha dagang gula
memulai usaha dengan modal awal sebesar semut sari aren di Kabupaten Rejang
Rp. 25.000.000,00 beliau memberanikan diri Lebong.
untuk mengembangkan usahanya dengan

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

Penelitian ini dilakukan di Usaha catatan harian, sejarah kehidupan (life


Dagang Gula Semut Sari Aren terletak di histories), cerita, biografi, peraturan,
Dusun 1 Air meles Atas, Selupu Rejang, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa
Adapun waktu penelitian pada tanggal 20 dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
April s.d 07 Mei 2021. Adapun jumlah karya misalnya karya seni, yang dapat
informan dalam penelitian 4 orang. berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Teknik pengumpulan data yang Teknik dokumentasi digunakan untuk
digunakan dalam penelitian ini melalui menggali data yang tidak dapat diperoleh
wawancara, observasi dan dokumentasi. melalui wawancara maupun observasi
1. Wawancara berupa arsip atau dokumen lainnya.
Menurut Esterberg dalam Sugiyono Penelitian ini menggunakan trianggulasi
(2015:72) wawancara adalah pertemuan subjek, trianggulasi waktu dan trianggulasi
yang dilakukan oleh dua orang untuk teknik untuk menguji validitas data. Teknik
bertukar informasi dengan cara tanya jawab, analisis data yang digunakan meliputi
sehingga dapat dikerucutkan menjadi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
sebuah kesimpulan atau makna dalam topik atau pengambilan keputusuan.
tertentu. Wawancara dilakukan untuk
menggali data mengenai perencanaan usaha HASIL DAN PEMBAHASAN
gula semut sari aren di Kabupaten Rejang
Usaha dagang gula semut sari aren
Lebong.
didirikan pada tahun 2010 oleh bapak
2. Observasi
Suparmanto. Usaha dagang gula semut sari
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:199)
aren memiliki 5 karyawan. Saat ini UD.Sari
observasi merupakan pengamatan yang
Aren telah memproduksi gula semut
meliputi kegiatan pemuatan perhatian
mencapai 3 ton perbulan. UD. Sari Aren juga
terhadap sesuatu objek dengan
sudah memiliki Izin usaha dari pemerintah
menggunakan seluruh alat indra. Dari
setempat, serta sudah memilki izin usaha
beberapa pendapat diatas, dapat
dari P-IRT (Pangan Industri Rumah
disimpulkan bahwa observasi merupakan
Tangga), SIUP (Surat Izin Usaha
suatu teknik atau cara mengumpulkan data
Perdagangan), Surat dari DINKES (Dinas
dengan cara mengadakan pengamatan
Kesehatan), memiliki sertifikat HALAL dari
terhadap kegiatan yang sedang
MUI (Majelis Ulama Indonesia) Provinsi
berlangsung. Observasi dilakukan untuk
Bengkulu dan sertifikat Kandungan Nutrisi
menggali data mengenai perencanaan usaha
serta telah lulus uji di LP-POM (Lembaga
gula semut sari aren di Kabupaten Rejang
Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan
Lebong.
Kosmetik) Rejang Lebong.
3. Dokumentasi
Berdasarkan temuan peneliti terkait
Menurut Sugiyono (2013:240)
dengan perencanaan di usaha gula semut
mendefinisikan dokumen merupakan
sari aren pertaman yaitu tujuan mendirikan
Catatan peristiwa yang sudah berlalu.
usaha gula semut sari aren yaitu untuk
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
meningkatkan pendapatan ekonomi
atau karya-karya monumental dari seorang.
keluarga, selain itu juga untuk
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
meningkatkan nilai tambah gula aren batok
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

menjadi gula semut yang secara ekonomi menjual produk gula semut sari aren
memiliki nilai jual yang lebih dibandingkan sedangkan prasarana nya berupa alat-alat
dengan gula batok serta ingin menciptakan dan bahan seperti satu set mesin untuk
lapangan pekerjaan. Usaha gula gula semut pembuatan gula semut, timbangan digigal,
sari aren memiliki rencana kedepan untuk ember, baskom, pengayak tradisional,
usahanya yaitu menambah kapasitas loyang dll.
produksi dan ingin mengenalkan gula Menurut Amirullah (2015:8)
semut hingga ke luar negeri. perencanaan dapat diartikan sebagai suatu
Strategi pemasaran sangat proses untuk menentukan tujuan serta
diperlukan dalam mengembangkan usaha. sasaran yang ingin dicapai dan mengambil
Yang awalnya hanya menjual produk gula langkah-langkah strategis guna mencapai
semut dengan kemasan plastik biasa tujuan tersebut.
sekarang sudah menggunakan packaging Menurut Harold Koontz & Crril
yang menarik. Kemasan gula semut sari O’Donnel (dalam Rheza Pratama 2020:4)
aren ini didesain dan dipesan langsung di D Perencanaan adalah fungsi seorang
& D Pack Jakarta. Dalam mempromosikan manager yang berhubungan dengan
produk gula semut Usaha gula semut sari pemilihan tujuan, kebijakan, prosedur,
aren menggunakan media sosial seperti program kerja dan aturan-aturan lain dari
Instagram, Facebook, dan Whatshap. semua alternatif yang ada.
Konsumen juga bisa membeli gula semut Sedangkan menurut Siagian (dalam
melalui aplikasi tokopedia serta bisa Astri Krisnawati, dkk 2021:43) bahwa
membeli langsung di outletnya dan bisa perencanaan didefinisikan sebagai proses
juga membeli di toko oleh-oleh yang sudah pemikiran dan penentu secara matang dari
bekerja sama denagn UD.sari Aren. hal-hal yang akan dilakukan dimasa yang
Modal juga diperlukan dalam akan datang untuk mencapai tujuan yang
perencaan untuk mengembangkan usaha. telah ditetapkan.
Modal awal dalam mendirikan usaha Menurut Kusmiadi Perencanaan
dagang gula semut sari aren yaitu sebesar adalah proses dasar yang digunakan untuk
Rp.25.000.000 dari dana sendiri. Modal ini memilih tujuan-tujuan dan menguraikan
digunakan untuk membeli peralatan dan bagaimana cara pencapaiannya
bahan-bahan untuk menunjang dalam (Setyaningsih, Puji. (2018). Pengaruh
pembuatan gula semut serta keprluan Perencanaan Usaha Dan Kesiapan Kerja
lainnya. Dinas perindustrian Kabupaten terhadap Kreativitas Berwirausaha Siswa
Rejang Lebong memberikan bantuan Kelas XII SMKN 5 Batanghari. Artikel
berupa satu paket mesin pengolahan gula Ilmiah: Fkip Universitas Jambi. Hlm. 1-11).
semut yaitu, mesin perajang, mesin Perencanaan adalah fungsi
pengayak, mesin pengering, mesin manajemen yang berhubungan dengan
penggiling. Bukan hanya bantuan dari pemilihan visi, misi, dan tujuan, strategi,
pemerintah setempat UD.Sari Aren juga kebijakan, prosedur, aturan program, dan
mendapatkan bantuan dari keluarga berupa anggaran (Sumampouw, O. Olviane &
bahan baku untuk pembuatan gula semut. Mawantu, Priska. (2020). Peluang Usaha
Adapun sarana dan prasarana yang Dagang Berjualan Kue Dengan Modal Kecil
ada di usaha gula semut sari aren yaitu yang Di Pasar Tradisional Remboken. Jurnal :
pertama sarana berupa outlet/ruko untuk

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 4 menciptakan lapangan pekerjaan. Strategi


(5). Hlm. 259-263). pemasaran yang digunakan di usaha gula
Perencanaan usaha adalah rencana- semut sari aren ini yaitu melalui media
rencana tentang apa yang akan dikerjakan sosial dan bisa datang langsung ke outlet.
dalam suatu bisnis kedepan meliputi alokasi Adapun modal awal dalam mendirikan
sumberdaya, mengolah permasalahn dan usaha gula semut sari aren ini yaitu sebesar
peluang yang ada. Perencanaan usaha Rp.25.000.000 dari dana sendiri, UD. Sari
mengatur tentang proses kegiatan usaha, Aren juga mendapatakn bantuan dari dinas
produksi, pemasaran, penjualan, perindustrian berupa satu set mesin
keuntungan usaha, pembelian, tenaga kerja pengilahan gula semut dan bantuan dari
dam penyediaan atau pengadaan tenaga keluarga berupa bahan baku yaitu gula aren
kerja (Supriyanto. (2009). Business Plan batok, serta memiliki sarana dan prasaran
Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha. yang memadai untuk mendukung
Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 6 (1). Hlm 73- berjalannya usaha gula semut sari aren
83).
KESIMPULAN
Menurut Supriyanto (2009)
Perencanaan merupakan langkah awal yang Berdasarkan hasil penelitian
mengenai perencanaan usaha dagang gula
perlu disiapkan dengan harapan dapat
semut sari aren di kabupaten rejang lebong,
digunakan untuk menumbuhkan ide bisnis
dan menuangkannya dalam sebuah usaha peneliti menyimpulkan bahwa usaha gula
semut sari aren memiliki perencanaan
bisnis (Andayani, E. Sri, L. Ain, N. (2018).
Langkah Awal Memulai Usaha Melalui dengan tujuan memiliki perencaan kedepan
Business Plan. Jurnal Pengabdian untuk mengenalkan gula semut hingga
Masyarakat. Vlm. 6 (2). Hlm. 84-88). keluar negeri, dan ingin meningkatkan
kapasitas produksi dari biasanya. Selain
Berdasarkan hasil temuan dan teori yang untuk meningkatkan ekonomi keluarga,
mendasari peneliti menyimpulkan bahwa tujuan UD.Sari Aren yaitu untuk
perencanaan yang baik akan berdampak meningkatkan nilai tambah gula aren batok
pada tercapainya tujuan yang telah menjadi gula semut yang memiliki nila jual
ditetapkan, perencanaan sebagai proses yang lebih dibandingkan dengan gula batok
penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, dan menciptakan lapangan pekerjaan.
kebijakan, prosedur, aturan, program dan Strategi pemasaran yang digunakan di
anggaran yang diperlukan untuk usaha gula semut sari aren ini yaitu melalui
menjalankan suatu usaha atau bisnis media sosial dan bisa datang langsung ke
tertentu. Usaha gula semut sari aren outlet. Adapun modal awal dalam
memiliki perencaan kedepan untuk mendirikan usaha gula semut sari aren ini
mengenalkan gula semut hingga keluar yaitu sebesar Rp.25.000.000 dari dana
negeri, dan ingin meningkatkan kapasitas sendiri, UD. Sari Aren juga mendapatakn
produksi dari biasanya. Selain untuk bantuan dari dinas perindustrian berupa
meningkatkan ekonomi keluarga, tujuan satu set mesin pengilahan gula semut dan
UD.Sari Aren yaitu untuk meningkatkan bantuan dari keluarga berupa bahan baku
nilai tambah gula aren batok menjadi gula yaitu gula aren batok, serta memiliki sarana
semut yang memiliki nila jual yang lebih dan prasaran yang memadai untuk
dibandingkan dengan gula batok dan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Kurnia Winarti, Ilham Abdullah, Sofino/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 143- 149(November 2021)

mendukung berjalannya usaha gula semut


sari aren.
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. (2015). Pengantar Manajemen.


Penerbit: Mitra Wacana Media :
Jakarta
Andayani, E. Sri, L. Ain, N. (2018). Langkah
Awal Memulai Usaha Melalui
Business Plan. Jurnal Pengabdian
Masyarakat. Vlm. 6 (2). Hlm. 84-88.
Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
1994 tentang Usaha Perseorangan
Pratama, Rheza.(2020). Pengantar
Manajemen. Penerbit : CV BUDI
UTAMA
Setyaningsih, Puji. (2018).Pengaruh
Perencanaan Usaha Dan Kesiapan
Kerja terhadap Kreativitas
Berwirausaha Siswa Kelas XII SMKN
5 Batanghari. Artikel Ilmiah: Fkip
Universitas Jambi. Hlm. 1-11
Siswosoediro, Henry S. (2008). Buku Pintar
Pengurusan Perizinan & Dokumen.
Jakarta Selatan : Penyunting Yoga
Anggoro, Visimedia
Sugioyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi. Alfabet, Bandung.
Sugiyono.(2015).Memahami penelitian
kualitatif. Bandung: CV ALFABET
Sumampouw, O. Olviane & Mawantu,
Priska. (2020). Peluang Usaha
Dagang Berjualan Kue Dengan
Modal Kecil Di Pasar Tradisional
Remboken. Jurnal : Manajemen
Bisnis dan Kewirausahaan, 4 (5).
Hlm. 259-263
Supriyanto. (2009). Business Plan Sebagai
Langkah Awal Memulai Usaha.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 6 (1).
Hlm 73-83.
Undang – Undang (UU) Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Kecil Menengah

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

JOLL 4 (2) (2021)

Journal of Lifelong Learning

Upaya Pemerintah Desa Dalam Penanggulangan Kenakalan Remaja


Mengkosumsi Samsocid

Yogi Darwan1 , Agus Zainal2


Pendidikan Nonformal, Universitas Bengkulu
yogidarwan@gmial.com, aguszainal@unib.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara sistematis berkaitan
dengan upaya Pemerintah Desa dalam penanggulangan kenakalan remaja mengkonsumsi
Samcodin di Desa Padang Berangin. Metode yang digunakan Focus group discussion dengan
mendapatkan hasil dari penelitian bahwa Upaya Pemerintah Desa Padang Berangin dalam
penanggulangan kenakalan remaja dengan melaksanakan sosialisasi Hukum dan bahaya
Narkotika supaya memberi pengetahuan kepada masyarakat desa terutama kalangan remaja dan
membentuk Kader masyarakat guna membantu Pemerintah Desa Padang Berangin
menanggulangi kenakalan remaja serta menghidupkan kembali organisasi kepemudaan yaitu
karang taruna supaya membantu desa dan masyarakat dalam penanggulangan kenakalan remaja
sesuai dengan fungsi karang taruna seperti meningkatkan nilai agama,ketakwaan dan akhlak
mulia bagi remaja.

Kata Kunci: Penanggulangan, Pemerintah Desa, Samcodin

Abstract
This study aims to obtain information systematically related to the efforts of the Village
Government in overcoming juvenile delinquency consuming Samcodin in Padang Berangin
Village. The method used is Focus group discussion by obtaining results from research that the
Padang Berangin Village Government's efforts in overcoming juvenile delinquency are by
carrying out socialization of the Law and the dangers of Narcotics in order to provide knowledge
to the village community, especially among teenagers and form community cadres to help the
Padang Berangin Village Government overcome juvenile delinquency. as well as reviving youth
organizations, namely youth organizations to help villages and communities in dealing with
juvenile delinquency in accordance with the functions of youth organizations such as increasing
religious values, piety and noble character for teenagers.

Keywords: Countermeasures, Village Government, Samcodin.

PENDAHULUAN berwenang untuk mengatur dan mengurus


kepentingan masyarakat setempat
Berdasarkan Undang-undang
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
setempat yang diakui oleh negara,
Daerah, desa dibedakan dengan kelurahan.
sedangkan kelurahan adalah satuan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
administrasi pemerintahan dibawah
yang memiliki batas-batas wilayah yang
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

kecamatan yang merupakan wilaya pemerintah mengembangkan 3 sistem


pelayanan administrasi dari pendidikan nasional diIndonesia. Undang-
kabupaten/kota. Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1
menegaskan bahwa:
Menurut Hanif Nurcholis, dkk Jalur pendidikan terdiri atas
(2009:3) mendefinisikan Pemerintah Desa Pendidikan Formal, Non Formal
adalah unsur penyelenggara pemerintah dan Informalyang dapat saling
desa. Sedangkan berdasarkan Undang- melengkapi dan memperkaya.
undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pendidikan Informal dan Non
pemerintah desa secara formal Formal merupakan pendidikan
mendefinisikan desa sebagai kesatuan yang berlangsungdiluar sekolah
masyarakat hukum yang mempunyai hak yang bertujuan untuk memenuhi
menyelenggarakan rumah tangganya kebutuhan belajar masyarakatyang
sendiri dan berada dibawah kecamatan. tidak dapat dipenuhi dalam
Pendidikan Formal.
Selain itu berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Berdasarkan Undang-Undang
pemerintah Daerah Pasal 93 menyebutkan nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
bahwa Pemerintah desa terdiri atas Kepala Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 12
Desa dan Perangkat Desa. Kepala Desa menyebutkan bahwa Pendidikan nonformal
adalah kepala pemerintahan desa adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
sedangkan Perangkat Desa adalah para formal yang dapat dilaksanakan secara
pembantu kepala desa dalam bidang terstruktur dan berjenjang. Sedangkan
pemerintahan. Pemerintah Desa terdiri atas menurut Axin dalam Suprijanto (2005:7)
kepala desa dan badaan perwakilan desa. Pendidikan Non Formal adalah kegiatan
Kepala Desa dan perangkatnya belajar yang disengaja oleh warga
melaksanakan fungsi pemerintahan, belajardan pembelajar didalam suatu latar
sedangkan badan perwakilan desa yang diorganisasi (berstruktur) yang terjadi
melaksanakan fungsi pemelihara adat, diluar sistem persekolahan.
legislasi dan pengawasan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Pendidikan ialah suatu sistem yang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
memiliki berbagai aspek yaitu, aspek Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan
legalitas atau hukum, historis, psikologis, Pendidikan bahwa Pendidikan nonformal
budaya, sosiologis dan ekonomi. memiliki fungsi sebagai berikut :
Sebagaimana dimuat dalam UU No. 20 a. Sebagai pengganti, penambah,
Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem dan/atau pelengkap pendidikan
Pendidikan Nasional merumuskan bahwa formal dan sebagai alternatif
Pendidikan adalah usaha sadar dan pendidikan.
terencana untuk mewujudkan suasana b. Mengembangkan potensi peserta
belajar dan proses pembelajaran agar didik dengan penekanan pada
peserta didik secara aktif mengembangkan penguasaan pengetahuan dan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keterampilan fungsional, serta
spiritual keagamaan, pengendalian diri, pengembangan sikap dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian profesional dalam
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, rangka mendukung pendidikan
masyarakat, bangsa dan negara. sepanjang hayat.

Dalam mencapai kebutuhan


pembangunan masyarakat tersebut,

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

Menurut Sudjana (2000:142) tujuan mempersiapkan kader


Pendidikan Non Formal adalah sebagai pemimpin bangsa.
berikut : d. Pendidikan Pemberdayaan
a. Melayani warga belajar supaya dapat Perempuan
tumbuh dan berkembang sedini Pendidikan pemberdayaan
mungkin dan sepanjang hayatnya perempuan ialah pendidikan
guna meningkatkan martabat dan untuk meningkatkan harkat dan
mutu kehidupannya. martabat perempuan.
b. Membina warga belajar agar e. Pendidikan Keaksaraan
memiliki pengetahuan,keterampilan Pendidikan keaksaraan
dan sikap mental yang diperlukan merupakan pendidikan bagi
untuk mengembangkan diri, bekerja warga masyarakat yang buta
mencari nafkah atau melanjutkan aksara Latin agar mereka dapat
ketingkat atau jenjang yang lebih membaca, menulis, berhitung,
tinggi. berbahasa Indonesia dan
c. Memenuhi kebutuhan belajar berpengetahuan dasar, yang
masyarakat yang tidak dapat memberikan peluang untuk
dipenuhi dalam jalur pendidikan aktualisasi potensi diri.
sekolah. f. Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah merupakan program pendidikan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 nonformal yang
Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan menyelenggarakan pendidikan
Pendidikan bahwa Pendidikan Nonformal umum setara SD/MI, SMP/MTs,
memiliki satuan sebagai berikut : dan SMA/MA yang mencakupi
a. Pendidikan Kecakapan Hidup program Paket A, Paket B, dan
Pendidikan kecakapan hidup Paket C serta pendidikan
ialah program pendidikan yang kejuruan setara SMK/MAK yang
mempersiapkan peserta didik berbentuk Paket C Kejuruan.
pendidikan nonformal dengan
kecakapan personal, kecakapan Berdasarkan Peraturan Pemerintah
sosial, kecakapan estetis, Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
kecakapan kinestetis, kecakapan bahwa Pendidikan kepemudaan merupakan
intelektual, dan kecakapan pendidikan yang diselenggarakan untuk
vokasional yang diperlukan mempersiapkan kader pemimpin bangsa,
untuk bekerja, berusaha, seperti organisasi pemuda, keolahragaan,
dan/atau hidup mandiri di palang merah, kepramukaan, pelatihan
tengah masyarakat. kepemimpinan, pencinta alam, serta
b. Pendidikan Anak Usia Dini kewirausaan. Organisasi pemuda adalah
Pendidikan anak usia dini jalur serangkaian kegiatan organisasi yang
pendidikan nonformal melibatkan peran penting pemuda dalam
merupakan program yang menjalankan suatu kegiatan di masyarakat.
diselenggarakan secara fleksibel
berdasarkan tahap Berdasarkan Peraturan Pemerintah
pertumbuhan dan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
perkembangan anak. Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan
c. Pendidikan kepemudaan. Pendidikan bahwa salah satu satuan
Pendidikan Kepemudaan adalah Pendidikan Nonformal ialah Pendidikan
pendidikan yang Kepemudaan.
diselenggarakan untuk
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

Program Pendidikan kepemudaan pemerintah desa untuk memberikan wadah


berfungsi mengembangkan potensi pemuda bagi pemuda untuk melakukan kegiatan-
dengan penekanan pada: kegiatan positif dimasyarakat supaya
a. Penguatan nilai keimanan, pemuda tidak terjerumus dengan kegiatan
ketakwaan, dan akhlak mulia. yang sifatnya merusak generasi muda
b. Penguatan wawasan kebangsaan seperti kenakalan remaja.
dan cinta tanah air.
c. Penumbuhkembangan etika, Menurut Kartini Kartono (2014:6)
kepribadian, dan estetika. Kenakalan remaja merupakan gejalah sakit
d. Peningkatan wawasan dan sosial pada anak-anak dan remaja yang
kemampuan di bidang ilmu disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian
pengetahuan, teknologi, seni, sosial, sehingga mereka itu
dan/atau olaraga. mengembangkan bentuk tingkah laku yang
e. Penumbuhan sikap kewirausahaan, menyimpang.
kepemimpinan, keteladanan, dan
kepeloporan. Menurut Lis dan Herlan dalam
f. Peningkatan keterampilan Alima Fikri Shidiq & Santoso Tri Raharjo
vokasional. (2018:179) kenakalan remaja adalah suatu
perilaku remaja melanggar status,
Dari uraian fungsi pendidikan membahayakan diri sendiri, menimbulkan
kepemudaan diatas maka dapat korban materi pada orang iain, dan perilaku
disimpulkan bahwa tugas dan fungsi dari menimbulkan korban fisik pada orang lain.
pendidikan kepemudaan berkaitan dengan Perilaku melanggar status merupakan
penanggulangan kenakalan remaja ialah perilaku dimana remaja suka melawan
pada poin pertama dan ketiga, pada poin orang tua, membolos sekolah, pergi dari
pertama yaitu dengan menekankan rumah tanpa pamit. Kenakalan remaja
penguatan keimanan, ketakwaan, dan meliputi semua perilaku yang menyimpang
akhlak muliah. Sedangkan pada poin ketiga dari norma-norma hukum pidana yang
yaitu menekankan Penumbuhkembangan dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut
etika, keperibadian, dan estetika. Dimana akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
pendidikan kepemudaan bisa membantu orang disekitarnya. Adapun Jenis-jenis
desa dan masyarakat dalam kenakalan remaja sebagai berikut :
penanggulangan kenakalan remaja sesuai 1) Penyalahgunaan narkoba
dengan fungsinya diatas. Remaja yang 2) Seks bebas
terjebak dalam kenakalan remaja tentunya 3) Tauran antar pelajar
kurang memiliki nilai agama dan akhlak
yang kurang baik, maka disinilah Menurut Jensen dalam Sarlito W.
pendidikan kepemudaan bisa bekerja untuk Sarwono (2002:256) membagi kenakalan
meningkatkan nilai agama,ketakwaan dan remaja menjadi empat jenis, antara lain:
akhlak mulia bagi remaja. 1. Kenakalan remaja yang menimbulkan
korban fisik pada orang lain:
Organisasi kepemudaan yaitu perkelahian, pemerkosaan,
Karang Taruna yang ada di masyarakat perampokan, pembunuhan, dan lain-
sebenarnya memiliki kegiatan yang lain.
bermanfaat bagi pemuda-pemuda untuk 2. Kenakalan yang menimbulkan korban
mengembangkan kemampuan- materi, contohnya perusakan,
kemampuan berorganisasi dan bisa pencurian, pencopetan, pemerasan.
berpartisipasi aktif di masyarakat, kegiatan 3. Kenakalan sosial yang tidak
kepemudaan harus didukung dengan baik menimbulkan korban pihak orang lain:
oleh pemerintah desa supaya tercapai
kolaborasi yang baik antara pemuda dengan
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

pelacuran, penyalahgunaan obat, Dalam jurnal Faizah, dkk (2014:182)


hubungan seks bebas. Tindakan penanggulangan masalah
4. Kenakalan yang melawan status, kenakalan dapat dibagi dalam tiga tindakan
misalnya m engingkari status anak :
sebagai pelajar dengan cara membolos, Pertama, tindakan prevensif yakni segala
minggat dari rumah, membantah tindakan yang bertujun mencegah
perintah mereka dan sebagainya. timbulnya kenakalan-kenakalan. Dalam
tindakan ini usaha pencegahan timbulnya
Menurut Dadan Sumara (2017) kenakalan secara umum yaitu : usaha
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh mengenal dan mengetahui ciri umum dan
kenakalan remaja antara lain: khas remaja, mengetahui kesulitan-
a. Bagi diri remaja itu sendiri kesulitan yang secara umum dialami oleh
Akibat dari kenakalan yang para remaja yang biasanya menjadi sebab
dilakukan oleh remaja akan timbulnya penyaluran dalam bentuk
berdampak bagi dirinya sendiri dan kenakalan.
sangat merugikan baik fisik dan Kedua, tindakan represif yakni tindakan
mental, walaupun perbuatan itu untuk menindas dan menahan kenakalan
dapat memberikan suatu remaja seringan mungkin atau menghalangi
kenikmatan akan tetapi itu semua timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih
hanya kenikmatan sesaat saja. hebat.
b. Bagi keluarga Ketiga, tindakan kuratif dan rehabilitasi
Apabila remaja selaku anak dalam yakni memperbaiki akibat perbuatan nakal,
keluarga berkelakuan menyimpang terutama individu yang telah melakukan
dari ajaran agama, akan berakibat perbuatan tersebut.
terjadi ketidakharmonisan di dalam
kekuarga dan putusnya komunikasi Menurut M. Arifin dalam Erieska
antara orang tua dan anak. Tentunya Gita Lestari , dkk (2016 : 156)
hal ini sangat tidak baik karena penanggulangan kenakalan remaja dapat
dapat mengakibatkan remaja sering dibagi dalam pencegahan yang bersifat
keluar malam dan jarang pulang umum dan pencegahan yang bersifat
serta menghabiskan waktunya khusus. Remaja perlu diperhatikan masa
bersama teman-temannya untuk perkembangannya agar dapat melakukan
bersenang-senang dengan jalan pembimbingan yang tepat agar terhindar
minum - minuman keras atau dari kenakalan remaja.
mengkonsumsi narkoba.
c. Bagi lingkungan masyarakat Kasus kenakalan remaja terjadi di
Apabila remaja berbuat kesalahan Desa Padang Berangin Kecamatan Kota
dalam kehidupan masyarakat, Manna Kabupaten Bengkulu Selatan
dampaknya akan buruk bagi dirinya dimana maraknya perilaku kenakalan
dan keluarga. Masyarakat akan remaja mengkonsumsi obat batuk samcodin
menganggap bahwa remaja itu sebagai media untuk mabuk. Kenakalan
adalah tipe orang yang sering remaja di Desa Padang Berangin cukup
membuat keonaran, mabuk- mengkhawatirkan karena perilaku mabuk-
mabukan ataupun mengganggu mabukan yang dilakukan oleh remaja
ketentraman masyarakat. Mereka setempat. perilaku mabuk-mabukan ini
dianggap anggota masyarakat yang menggunakan media obat Samcodin dimana
memiliki moral rusak, dan obat ini digunakan untuk mengobati batuk,
pandangan masyarakat tentang akan tetapi jika dikonsumsi dengan dosis
sikap remaja tersebut akan jelek. berlebih akan mengakibatkan efek

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

halusinasi/mabuk karena pengaruh permasalahan tertentu yang sangat spesifik


kandungan dextro pada obat tersebut. melalui diskusi kelompok.
Sebagai sebuah metode penelitian,
Samcodin ialah salah satu jenis obat
maka FGD adalah sebuah upaya yang
batuk yang berbentuk pil. Obat batuk
Samcodin yang dikonsumsi dengan dosis sistematis dalam pengumpulan data dan
berlebih sehingga mengakibatkan efek informasi. Sebagaimana makna dari
halusinasi. Dalam hal ini obat batuk Focused Group Discussion, maka terdapat 3
Samcodin mengandung dextromethorphan, kata kunci, yaitu:
glyceryl guaiacolate, dan chlorpheniramine a. Diskusi – bukan wawancara atau
maleat. Obat ini tergolong kedalam obat obrolan
keras sehingga untuk penggunahnya harus
b. Kelompok – bukan individual
pertimbangan dari dokter. Sedangkan
untuk efek samping dari penggunaan obat c. Terfokus – bukan bebas
ini secara berlebihan ialah :
Dalam penelitian ini peneliti
1. Mengantuk
2. Pusing menggunkan Focus Group Discussion
3. Mual hingga muntah (FGD) untuk mengetahui Upaya Kepala
Desa dan Perangkat Desa dalam
Kandungan dextromethorphan pada penanggulangan Kenakalan Remaja di Desa
obat ini sering disalahgunahkan untuk Padang Berangin agar data dan informasi
mabuk-mabukan karena jika obat ini
yang diperoleh lebih sistematis, terfokus
dikonsumsi dengan jumlah berlebihan akan
melalui diskusi kelompok. Penelitian ini
mengakibatkan (Overdosis). Samcodin
dalam penelitian ini digunakan sebagai dilakukan di Desa Padang Berangin
media untuk mabuk oleh remaja Desa Kecamatan Kota Manna Kabupaten
Padang Berangin. Bengkulu Selatan.

METODE HASIL PEMBAHASAN


A. Persiapan dan Desain Rancangan FGD
Metode yang digunakan yakni Focus
1. Membentuk Tim FGD umumnya
Group Discussion (FGD) digunakan sebagai
mencakup:
metode pengumpulan data dalam
a. Moderator yakni Darmawan Usman
penelitian. Pengambilan data kualitatif
b. Pencatat Proses/Notulen yakni
melalui FGD dikenal luas karena
Junidi Salil
kelebihannya dalam memberikan
c. Penyedia Logistik, yaitu perwakilan
kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk
masyarakat Desa Padang Berangin
menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan
d. Dokumentasi, yaitu Toto Domido
memahami persepsi, sikap, serta
2. Memilih dan mengatur tempat
pengalaman yang dimiliki oleh responden
atu pesertanya. Di Desa Padang Berangin Kecamatan
FGD secara sederhana dapat Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
didefinisikan sebagai suatu diskusi yang
dilakukan secara sistematis dan terarah 3. Jumlah perserta 7 peserta FGD
mengenai suatu isu atau masalah tertentu. B. Menyusun Pertanyaan FGD
Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD Penyusunan pertanyaan-
adalah suatu proses pengumpulan data dan pertanyaan/Guideline pada FGD
informasi yang sistematis mengenai suatu
2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809
Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

dilakukan dengan melihat beberapa hal mabuk-mabukan dan berkelahi. Sedangkan


berikut ini: upaya yang dilakaukan oleh Pemerintah
1. Tujuan penelitian FGD Desa Padang Berangin untuk
2. Tujuan diadakannya FGD menanggulangi kenakalan remaja tersebut
3. Memahami jenis informasi seperti dengan melaksanakan
apa yang ingin didapatkan dari FGD sosialisasi/penyuluhan hukum dan bahaya
4. Menyusun dari pertanyaan umum narkotika yang bertujuan untuk
ke pertanyaan khusus. memberikan pengajaran dan pengetahuan
C. Pelaksanaan FGD bagi remaja supaya tidak terjerumus
a. Menjelaskan maksud dan tujuan kenakalan remaja, membentuk Kader
FGD. masyarakat guna membantu Pemerintah
Moderator menjelaskan secara Desa Padang Berangin menanggulangi
detail maksud dan tujuan FGD kenakalan remaja serta menghidupkan
hanya untuk kepentingan penelitian kembali organisasi kepemudaan yaitu
dan data responden akan dijaga karang taruna upaya membantu desa dan
kerahasiannya (tidak akan masyarakat dalam penanggulangan
dipublikasikan keluar) kenakalan remaja sesuai dengan fungsi
b. Menjelaskan topik/isu pokok karang taruna seperti meningkatkan nilai
diskusi agama,ketakwaan dan akhlak mulia bagi
c. Menjelaskan tata cara pelaksanaan remaja.
dalam FGD
d. Menciptakan suasana kondusif. KESIMPULAN
e. Mengelola dinamika kelompok. Upaya Kepala Desa dan Perangkat
Desa Padang Berangin dalam
Dari hasil Metode FGD penanggulangan kenakalan remaja dengan
mendapatkan informasi bahwa Desa melaksanakan sosialisasi Hukum dan
Padang Berangin dibentuk pada tahun 2011
bahaya Narkotika supaya memberi
yang seluruh penduduknya berasal dari pengetahuan kepada masyarakat desa
suku Serawai. Dilihat dari sektor pendidikan terutama kalangan remaja serta dengan
sebagian besar masyarakat setempat hanya membentuk kader dimasyarakat untuk
lulusan SMP dan sebagian lagi lulusan SMA membantu menanggulangi kenakalan
sedangkan dilihat dari sektor ekonomi remaja di Desa Padang Berangin
masyarakat Desa Padang Berangin membentuk Kader masyarakat guna
mayoritas bekerja sebagai Petani dan membantu Pemerintah Desa Padang
sebagian kecil berprofesi sebagai PNS, Berangin menanggulangi kenakalan remaja
Honorer, Polri, dll. Dan kalau dari bidang serta menghidupkan kembali organisasi
sosial masih kurangnya pengawasan orang kepemudaan yaitu karang taruna upaya
tua dan masyarakat sekitar dikarenakan membantu desa dan masyarakat dalam
tuntukan, karena masyarakat mayoritas penanggulangan kenakalan remaja sesuai
petani yang kerjanya pada siang hari yaitu
dengan fungsi karang taruna seperti
dikebun dan disawah. Keadaan itu yang meningkatkan nilai agama,ketakwaan dan
melatarbelakangi anak remaja cendong akhlak mulia bagi remaja.
melakukan kenakalan seperti Mencuri,

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809


Yogi Darwan, Agus Zainal/Journal Of Lifelong Learning Vol. 4 No.2. 150-158 (November 2021)

DAFTAR PUSTAKA

Faizah, F., Lubis, Z., & Fadhil, A. (2014).


Upaya Ikatan Remaja Masjid Jami
Nurul A’ la dalam Mencegah
Kenakalan Remaja di Jatiluhur
Jatiluhur Jatiasih Bekasi. Jurnal
Studi Al-Qur'an, 10(2), 178-188.
Kartono,Kartini,2014. Kenakalan Remaja.
Jakarta:Rajawali Pers
Lestari, E. G., dkk (2017). Peran keluarga
dalam menanggulangi kenakalan
remaja. Prosiding Penelitian dan
Pengabdian kepada
Masyarakat, 4(2).
Nurcholis, Hanif, 2004, Adminstrasi
pemerintahan desa. Jakarta :
Universitas terbuka
Sarwono, S,W, (2002). Psikologi Remaja.
Jakarta: Rajawali Pers
Shidiq, A. F., & Raharjo, S. T. (2018). Peran
Pendidikan Karakter Di Masa
Remaja Sebagai Pencegahan
Kenakalan Remaja. Prosiding
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, 5(2), 176-187.
Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B.
(2017). Kenakalan remaja dan
penanganannya. Prosiding
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, 4(2).
Suprijanto,(2005).Pendidikan Orang
Dewasa. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sudjana,2000. Pendidikan Luar Sekolah.
Bandung: Falah Production

2021 Dept Of Nonformal Education UNIB Online ISSN : 2715-9809

Anda mungkin juga menyukai