Anda di halaman 1dari 21

ISSN : 1410 – 7252

Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA


PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA
BERBASIS MASYARAKAT DENGAN MODEL
PARTISIPATORY RURAL APPRAISAL
(STUDI PERENCANAAN DESA WISATA GUNUNGSARI,
KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU)

Mohamad Nur Singgih1


Nirwana2
Universitas Merdeka Malang

Korespodensi dengan Penulis:


Mohamad Nur Singgih: Telp:
E-mail: msingh.mlg@gmail.com

Abstract
Soetomo (2007), tourism development efforts which is local society oriented is still low
and there are a lot of development failure because the policy holder still think partially.
They only think about institution and sectorasl ego; society considered do not have the
financial ability and quality skill to manage or participated directly in tourism nature
and culture based activities.The aim of this research is 1) arrange the tourism rural
activity area based on society sustainability tourism development. 2) Mapping the
potentials, necessity and issues to plan the rural tourism development. 3) Empowering
the societyto be responsible and play an active role toward planning and managing the
rural tourism. This research is using qualitative descriptive with its variable rural
tourism developmant plan. The data were collected by using observation, interview,
documentation, and directional group discussion. The data analysis method is using
appraisal rural partisipatory method consist of village history, seasonal calendar, daily
lifes, village map, transect, livelihood analysis, and matrix ranking.

Abstraksi
Soetomo (2007), usaha-usaha pengembangan pariwisata
yang berorientasi pada masyarakat lokal masih minim banyak kegagalan
pembangunan, karena para pemegang kebijakan masih berpikir parsial, ego
istitusi dan ego sektoral., masyarakat dianggap tidak memiliki kemampuan
secara finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat
langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1)menyusun model kawasan desa wisata yang
didasari pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan dan berbasis
masyarakat, 2) memetakan potensi, kebutuhan dan masalah untuk
merencanakan pengembangan desa wisata.3)Memberdayakan masyarakat agar
bertanggung jawab dan berperan aktif terhadap perencanaan desa wisata dan
pengelolaanya
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan variable penelitian
perencanaan pengembangan desa wisata, dengan teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan diskusi
kelompok terarah (focus group discussion), teknik analisis data menggunakan

1
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
metode partisipatory rural appraisal yang terdiri dari village history, , seasonal
calendar, daily lifes, village map, transect, livelihood analysis, matrix rangking,.
Lokasi penelitian adalah desa gunungsari kecamatan Bumiaji, kota Batu. Hasil
penelitian menunjukan desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu memiliki
potensi pengembangan desa wisata yang berbasis wisata alam dan budaya.
Untuk wisata alam didukung beberapa objek wisata terdiri wisata air terjun,
rafting,tubing, mountain bike, , petik mawar, petik apel,dan petik sayur . Untuk
wisata budaya ditunjukan dengan banyaknya potensi budaya yang dilestarikan
oleh masyarakat terdiri seni tari, seni bantengan, dan silat. Hasil pemetaan
meliputi 1) hasil pemetaan tata guna lahan 42,21% ladang, 39,9 % sawah irigasi
dan 20,5 % pemukiman, 2)hasil pemetaan mata pecaharian 20,07% peternak
sapi, 18,5 % petani sayur, 9,08 % peternak kambing dan 8,73 % petani mawar,3)
hasil pemetaan atraksi terdiri dari wisata air terjun, rafting,tubing, mountain
bike, , petik mawar, petik apel,dan petik sayur, dan budaya.4) hasil pemetaan
infrastruktur menunjukkan air, listrik, jaringan telekomunikasi mendukung
pengembangan desa wisata 5) hasil pemetaan fasilitas menunjukkan terdapat
home stay, restaurant, usaha makanan untuk oleh-oleh wisatawan mendukung
pengembangan desa wisata 6) hasil kajian aksesibilitas menujukkan lokasi
destinasi dicapai dengan kendaraan umum dan pribadi 7) Hasil kajian
kelembagaan desa, sumber daya manusia di lembaga desa sangat potensial
dalam perencanaan dan pengembangan desa wisata 8) hasil kajian dampak
sosial ekonomi menunjukan dampak sosial yang negatif yang perlu diantisipasi ,
sedangkan dampak ekonomi positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
desa..

Kata Kunci : Partisipatory, Rural, Destinasi

Era otonomi daerah sebagai merupakan andil yang besar dan


implikasi dari berlakunya UU No. 32 berpotensi menjadi daya tarik wisata.
tahun 2004, memberikan peluang bagi Desa Gunungsari adalah salah
setiap pemerintah kabupaten/kota satu desa yang berada dikecamatan
untuk merencanakan dan mengelola Bumiaji kota Batu yang memiliki
pembangunan daerahnya sendiri, UU potensi alam dan budaya yang dapat
No 10 Tahun 2009 tentang dikembangkan sebagai desa wisata.
Kepariwisataan menyatakan bahwa Potensi sebagai daya dukung untuk
masyarakat memiliki kesempatan pengembangan desa wisata terdiri dari
yang sama dan seluas-luasnya untuk dukungan infrastruktur, fasilitas dan
berperan serta dalam penyelenggaraan aksesibilitas untuk mencapai objek
kepariwisataan. Peran serta wisata alam yang dapat menarik
masyarakat dalam memelihara sumber kunjungan wisatawan meliputi air
daya alam dan budaya yang dimiliki terjun, kebun mawar dan kebun sayur

2
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
dan beberapa kesenian yang di berkualitas untuk mengelolanya atau
lestarikan oleh masyarakat Beberapa terlibat langsung dalam kegiatan
potensi daya tarik wisata yang dimiliki pariwisata yang berbasiskan alam dan
masih belum dikelola secara optima budaya.
karena belum adanya perencanaan Penentuan model strategi
pengembangan desa wisata yang dalam perencanaan dan
memadai. Disisi lain dukungan pengembangan desa wisata sangatlah
pemerintah daerah Kota Batu untuk penting dilakukan dengan tujuan
mengembangkan desa Gunungsari untuk mendapatkan model
sebagai desa wisata, memerlukan pengembangan desa wisata yang
model yang sesuai agar sesuai dengan karakteristik
pengembangan desa wisata ini dapat masyarakat dan kesinambungannya.
lestari dan berkesinambungan. Model partsipatory rural appraisal
Menurut Nurmawati dalam (PRA) merupakan salah satu model
Febiona (2012), pengembangan yang tepat untuk studi perencanaan
pariwisata daerah ditujukan untuk dan pengembangan desa Gunungsari
mengembangkan potensi lokal yang sebagai desa wisata berbasis
bersumber dari alam, sosial budaya masyarakat.Menurut Chambers (1992)
ataupun ekonomi guna memberikan Model partisipatory rural apprasila
kontribusi bagi pemerintah daerah, (PRA) merupakan salah satu model
sekaligus meningkatkan kesejahteraan yang dapat digunakan mengkaji
masyarakat. Sedangkan Soetomo keadaan atau kondisi desa dengan
(2007), usaha- melibatkan partisipasi masyarakat
usaha pengembangan pariwisata untuk menyusun perencanaan dan
yang berorientasi pada masyarakat pengembangan desa wisata..
lokal masih minim banyak kegagalan Perumusan masalahnya adalah
pembangunan, karena para pemegang “Bagaimana strategi merencanakan
kebijakan masih berpikir parsial, ego dan mengembangkan desa wisata
istitusi dan ego sektoral., masyarakat berbasis masyarakat dengan model
dianggap tidak memiliki kemampuan partisipatory rural appraisal (PRA)”.
secara finansial dan keahlian yang

3
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
Tujuan dari penelitian ini adalah sendiri. dimulai dari peristiwa-
1)menyusun model kawasan desa peristiwa yang terjadi pada masa
wisata yang didasari pembangunan lampau yang masih dapat diingat,
kepariwisataan yang berkelanjutan sampai dengan peristiwa-peristiwa
dan berbasis masyarakat, 2) saat ini.2) Kajian tata guna lahan dan
memetakan potensi, kebutuhan dan mata pencaharian adalah kajian
masalah untuk merencanakan terkait t penggunaan tata guna lahan
pengembangan desa desa serta terkait matapencaharian
wisata.3)Memberdayakan masyarakat penduduk untuk mendukung
agar bertanggung jawab dan berperan pengembangan desa wisata.3)Kajian
aktif terhadap perencanaan desa sarana dan prasarana pariwisata desa
wisata dan pengelolaannya. adalah kajian terkait dukungan
atraksi, even,budaya, fasilitas dan
METODE PENELITIAN aksesibilitas dalam pengembangan
Jenis penelitan ini adalah desa wisata. 4)Kajian kelembagaan
peneltian diskriptif kualitatif yang adalah kajian terkait peran dan fungsi
bertujuan untuk mengumpulkan kelembagaan di desa dalam
informasi aktual secara rinci yang mendukung pengembangan
melukiskan gejala yang ada, pariwisata. 5)Kajian dampak sosial
mengindetifikasi masalah atau dan ekonomi pariwisata adalah kajian
memeriksa kondisi dan praktek- peningkatan pendapatan dan
praktek untuk menyusun perencanaan kesejahteraan masyarakat serta
pengembangan desa wisata. dampak sosial dari pengembangan
Operasional variabel penelitian adalah pariwisata desa
perencanaan pengembangan desa Model penelitian ini menggunakan
wisata yang terdiri 1)Kajian sejarah model partisipatory rural appraisal
desa adalah kajian untuk mengungkap (PRA) untuk menyusun perencanaan
kembali sejarah berdasarkan dan pengembangan desa wisata
penuturan masyarakat dengan desain sebagai berikut

4
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA

INPUT PROSES

1. Penyusunan Tim PRA 1. Diskusi Penggalian Informasi


2. Pelatihan Tim PRA 2. Pendokumentasian Hasil
3. Pembuatan Desain Diskusi
Kegiatan PRA (Kajian 3. Presentasi Hasil Diskusi
Tourism) 4. Perumusan Hasil Diskusi
4. Desk Study

1. Kajian Sejarah Desa


2. Kajian tata guna lahan dan Mata
pencaharian penduduk OUTPUT Tahun 1
3. Kajian Sarana dan Prasarana
Pariwisata Desa PEMETAAN
4. Kajian Kelembagaan POTENSI,MASALAH DAN
5. Kajian Dampak Sosial dan Ekonomi
KEBUTUHAN
Pariwisata Desa
PENGEMBANGAN

Lokasi penelitian adalah desa Gunungsari kecamatan Bumiaji ,kota Batu Malang

Teknik pengumpulan data dengan perubahan). Seasonal calendar


menggunakan observasi, wawancara, (kalender musiman).. Daily lifes
dokumentasi, diskusi kelompok (kegiatan harian). Village map (sketsa
terarah (focus group discussion). desa/kawasan), Transect (penelusuran
Teknik analisis data menggunakan wilayah), Livelihood analysis ( kajian
deskriptif kualitatif dengan teknik mata pencaharian), Matrix ranking
partisipatory rural appraisal (PRA). (bagan urut)..
Chambers,R (1995),Cracken J.Mc et.al
HASIL DAN PEMBAHASAN
(1991), Theis J and H.M.Grady (1991)
Pemetaan Tata Guna Lahan Desa
seperti dikutip Made Merta (2009) dan
Gunungsari
Sri Handayani (2009) teknik kajian
Desa Gunungsari merupakan
PRA terdiri:Village history (sejarah
salah satu desa yang dikembangkan
desa/sejarah kawasan), Trends
sebagai salah satu desa wisata di
analysis (analisis kecenderungan dan

5
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
kecamatan Bumiaji, kota Batu Malang. indah, udara yang segar dan sejuk, air
Desa Gunungsari terletak di antara terjun, sungai, hutan. Potensi daya
bukit Panderman untuk bagian selatan tarik (atraksi) lain bagi wisatawan
dan Gunung Arjuna disebelah utara adalah petik bunga, petik apel, petik
dengan ketinggian 1000 diatas jeruk, perah susu, petik sayur.
permukaan laut. Dengan udara yang Struktur pembagian wilayah desa
sejuk suhu 18-25oC, view yang indah Gunungsari dibagi menjadi 10
yang letaknya di lereng bukit gunung pedusunan yaitu Dusun Prambatan,
Banyak menjadi potensi desa yang Dusun Pagergunung, Dusun Kapru,
dapat dikembangkan sebagai desa Dusun Kandangan, Dusun Talangrejo,
wisata. Luas wilayah desa Gunungsari Dusun Brumbung, Dusun Ngebruk,
318,833 ha (4,106 km²) dengan Dusun Jantur, Dusun Claket, Dusun
peruntukan : Brau.

Tabel 1. Tata Guna Wilayah Desa Pemetaan Mata Pencaharian


Gunungsari
Penduduk
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Dalam perencanaan desa wisata
Malang
diperlukan kajian untuk memetakan
NO WILAYAH LUAS
matapencaharian atau jenis usaha
1 Sawah irigasi teknis 127,496
WILAYAH
2 Sawah irigasi semi 6 ha yang dikembangkan penduduk. Hal
ha
3 Tegal/Ladang 134,385 ini bermanfaat untuk melihat potensi
teknis
4 Pemukiman 65,433
ha usaha yang dapat dijadikan atraksi
5 Tanah kas Desa 6,916
ha yang ditawarkan kepada wisatawan
6 Lapangan 1,122
ha
7 Perkantoran / 0,701 atau mendukung pengembangaan
ha
8 Jalan 5 ha
Pemerintahan ha desa wisata di desa Gunungsari.
9 Lainnya 0,823 ha
10 Hutan produksi
Kondisi alam desa Gunungsari dengan
Sumber : Data Profil Desa, 2014 struktur tanahnya yang subur serta
3.244
dukungan iklim yang sejuk sangat
hhhaha
Potensi alam desa Gunungsari yang cocok digunakan untuk pertanian dan
dapat menarik kunjungan wisatawan peternakan. Hasil pemetaan jenis
meliputi pemandangan alam yang usaha yang dikembangkan oleh

6
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
penduduk desa Gunungsari sebagai 20 Petani jeruk 7 0.61%

berikut : 21 Sewa rumah 5 0.44%

22 Jual beli mobil 4 0.35%


Tabel 2. Jenis Mata Pencaharian
23 Tani rumput gajah 4 0.35%
Penduduk Desa Gunungsari
24 Ternak Kelinci 4 0.35%
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu-
Malang Pedagang bibit
25 tanaman 3 0.26%
N Juml Prosent
Jenis Usaha 26 Service motor 3 0.26%
o ah ase

1 Ternak sapi 230 20.07% 27 Bengkel mobil 2 0.17%

2 Petani sayur 208 18.15% Industri alat rmh


28 tangga 2 0.17%
3 Ternak Kambing 104 9.08%
29 Jasa Pijat 2 0.17%
4 Petani mawar 100 8.73%
30 Pedagang Saprodi 2 0.17%
Petani bunga non
5 mawar 85 7.42% 31 Petani Sengon 2 0.17%

6 Mracang 73 6.37% Budidaya Bibit


32 Jeruk 1 0.09%
7 Pedagang sayur 59 5.15%
33 Jual Jamu 1 0.09%
Pedagang
8 makanan 42 3.66% 34 Pengrajin pahat 1 0.09%

9 Lainnya 37 3.23% 35 Petani kopi 1 0.09%

10 Pedagang bunga 32 2.79% 36 Petani lebah 1 0.09%

11 Petani apel 30 2.62% 37 Produksi souvernir 1 0.09%

12 Jasa angkutan 29 2.53% 38 Ternak ulat 1 0.09%

13 pedagang ternak 16 1.40% Sumber data : Data UMKM Desa


Gunungsari, BPS 2014
Layanan air
14 minum 14 1.22%
Dari table 2. menunjukkan jenis usaha
15 Penjahit 9 0.79%
yang banyak dikembangkan oleh
16 Produksi makanan 9 0.79%
masyarakat desa Gunungsari; ternak
17 Jasa pendidikan 8 0.70%
sapi 20,07 %, petani sayur 18,5 %, ,
18 Pedagang buah 7 0.61% ternak kambing 9,08 %, petani bunga
19 Pedagang pakaian 7 0.61% mawar 8,73 % ,petani bunga non

7
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
mawar 7.42 %. Mracang 6,73 % dan kk (37,25 %) bertani mawar, 11 kk
pedagang sayur 5,15% selain itu jenis (10,78%) bertani sayur, 9 kk
usaha lainnya dibawah 5 %. Hasil (8,82%) berternak sapi, 8 kk
pemetaan menunjukan basis (7,84%) beternak kambing, 6 kk
pertanian dan peternakan menjadi (5,88%) mracang sedangkan
sangat penting sebagai jenis usaha usaha lain dibawah 5 %. Jenis
yang banyak dikembangkan oleh usaha yang banyak
masyarakat desa Gunungsari sehingga dikembangkan penduduk dusun
dalam perencanaan pengembangan brumbung pada bidang pertanian
desa wisata, produk pertanian dan khusunya bertani mawar dan
peternakan dapat dikemas sebagai sayur.
salah satu daya tarik atau produk c) Dusun Claket, jenis usaha yang
wisata yang mampu menarik dikembangkan oleh penduduk
wisatawan. Pemetaan jenis usaha dusun Claket 31 kk (29,25 %)
penduduk berdasarkan potensi beternak sapi, 30 kk (28,30%)
wilayah per dusun desa Gunungsari beternak kambing, 14 kk (13,21%)
Batu: bertani sayur, 9 kk (8,49%)
a) Dusun Brau, jenis usaha yang pedagang sayur sedangkan usaha
dikembangkan oleh penduduk lain hanya dibawah 5 %. Jenis
dusun Brau ; 92 kk ( kepala usaha yang banyak
keluarga) (91,0%), berternak sapi dikembangkan penduduk dusun
baik ternak sapi perahan dan brumbung pada bidang
ternak penggemukan sapi,6 kk peternakan sapi dan kambing.
(6,0 %) mracang . Jenis usaha d) Dusun Jantur, jenis usaha yang
yang banyak dikembangkan dikembangkan oleh penduduk
penduduk dusun Brau adalah dusun Jantur 58 kk (39,19 %)
bidang peternakan khususnya beternak sapi, 30 kk (20,27%)
ternak sapi. bertani sayur , 11 kk (7,43%)
b) Dusun Brumbung jenis usaha pedagang sayur, 9 kk (6,08%)
yang dikembangkan oleh mracang, 8 kk (5,41%)beternak
penduduk dusun Brumbung 38 kambing sedangkan usaha lain

8
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
dibawah 5 %. Jenis usaha yang kk (21,4%)bertani mawar, 16 kk
banyak dikembangkan penduduk (13,1 %)bertani sayur, 13 kk
dusun brumbung pada bidang (10,7%) beternak sapi,12 kk(9,8 %)
peternakan sapi dan kambing, beternak kambing, 10 (8,2 %)
sedangkan untuk bidang pedagang makanan, 8 kk(6,6%)
pertanian bertani sayur. pedagang sayur, 7 kk (5,7%)
e) Dusun Kandangan, jenis usaha bertani bunga non mawar dan 7
yang dikembangkan oleh (5,7%) mracang sedangakan
penduduk dusun Kandangan; 63 usaha lain dibawah 5 %. Jenis
kk (28,8 %) bertani sayur, 38 kk usaha yang dikembangkan
(17,4%) bertani bunga non mawar penduduk desa Talangrejo lebih
((krisan, pikok, pucuk merah, didominasi oleh pertanian dan
tricolor dll), 26 kk (11,9%) peternakan
berternak kambing, 13(5,9%) h) Dusun Ngebruk, jenis usaha
bertani mawar, 11 (5,0 %) yang dikembangkan oleh
pedagang sayur sedangkan usaha penduduk dusun Ngebruk; 16 kk
lainnya dibawah 5 %. Jenis (25,8%)bertani mawar, 15 kk (24,2
usaha yang banyak %)berternak sapi, 10 kk (16,1%)
dikembangkan penduduk dusun berternak kambing,7 kk (11,3 %)
Kandangan berbasis pertanian. bertani sayur, 4 (6.5 %) pedagang
f) Dusun Prambatan, jenis usaha mracang, sedangakan usaha lain
yang dikembangkan oleh dibawah 5 %. Jenis usaha yang
penduduk dusun Prambatan; 9 kk dikembangkan penduduk desa
(21,4 %) bertani bunga non Ngeburk lebih banyak dibidang
mawar, 4 kk (9,5%) bertani apel, 4 pertanian dan peternakan
kk (9.5%) mracang, 4 kk (9,5%) i) Dusun Pagergunung, jenis usaha
jual makananan, sedangkan usaha yang dikembangkan oleh
lain hanya dibawah 5 % penduduk dusun Pagergunung
g) Dusun Talangrejo, jenis usaha 36 kk (26,3 %) bertani sayur, 12 kk
yang dikembangkan oleh (8,8%) mracang, 8 kk (5,8%)
penduduk dusun Talangrejo; 21 pedagang ternak, 7 kk (5,1%)

9
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
pedagang sayur, 7 kk (5,1%) bertani mawar sedangkan usaha
pedagang makanan, 7 kk(5,1%) lainnya dibawah 5 %.
jasa angkutan sedangkan usaha
lain hanya dibawah 5 %. Jenis Pemetaan Kalender Musim Untuk
usaha pertanian khusunya sayur Hasil Pertanian dan Peternakan
menjadi usaha yang banyak Kalender musim digunakan untuk
dikembangkan oleh penduduk mengkaji kegiatan dan keadaan yang
dusun Pagergunung. terjadi berulang dalam kurun waktu
j) Dusun Kapru, Jenis usaha yang tertentu bisanya periode 1 tahun
banyak dikembangkan oleh contoh kajian hasil pertanian dan
penduduk dusun Kapru 27 kk (25 peternakan yang merupakan jenis
%) bertani sayur, 17 kk (15,7%) usaha yang banyak dikembangkan
bertani apel, 15 kk (13,9%) bertani penduduk desa Gunungsari . Manfaat
bunga non mawar (krisan, pikok, kajian ini untuk mengetahui masalah
pucuk merah, tricolor dll), 7(6.5%) dan potensi hasil produk pertanian
dan peternakan.

Tabel 3. Kalender Musim Hasil Pertanian dan Peternakan


Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Malang, 2015
Bulan
No Jenis Produk Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bunga mawar 100.000 potong/hari

2 Susu Sapi 6000 liter/hari

3 Sayuran 3000 kg/hari

4 Kelinci 500 ekor/hari

5 Kambing 1000 ekor/bulan

6 Sari apel 15 pax/hari

7 Apel 100-200 ton/musim

8 Jeruk 50 – 100 ton/musim

Sumber : Hasil FGD Kalender Musim desa Gunungsari 2015

10
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
a) Bunga mawar menjadi komoditi potensi ternak sapi yang ada di
yang ditanam sepanjang tahun desa Gunungsari Batu,
tanpa mengenal musim dengan pengembangan produk turunan
rata-rata produksi 100.000 potong dari susu sapi seperti minuman
per hari dengan pemasaran susu yoghurt dan pembuatan keju
melalui pedagang bunga dengan dari susu sapi menjadi kebutuhan
harga Rp 1500 /tangkai potong yang dapat dikembangkan sebagai
dengan area pemasaran Jakarta, solusi nilai tambah produk susu
Solo dan Malang. Untuk pasar sapi untuk meningkatkan
wisatawan petik mawar menjadi pendapatan peternak sapi. Hal ini
suatu daya tarik wisata dengan juga menjadi daya tarik wisata
memberi kebebasasan wisatawan bagi wisatawan untuk melihat cara
untuk memetik bunga mawar membuat yoghurt dan keju untuk
dengan harga Rp 2500 per tangkai meningkatkan kesejahteraan
(potong). Masalah yang dihadapi peternak sapi.
petani mawar adalah biaya c) Sayuran yang terdiri dari wortel,
perawatan semakin mahal disisi kentang, sawi, tomat, cabai, kobis,
lain harga mawar di pasar prei, seledri, buncis, dan kapri,
cenderung tetap. merupakan komoditas sayuran
b) Susu sapi merupakan salah satu yang dihasilkan petani sayur di
komoditi andalan yang menjadi desa Gunungsari Batu. Hasil
penopang kehidupan penduduk produksi sayuran rata-rata 3000 –
desa gunungsari dengan hasil 4000 kg/hari yang di pasarkan di
produksi susu sapi rata-rata 5000- pasar lokal Batu. Harga sayuran
6000 per hari. Masalah yang berfluktuasi sesuai dengan kondisi
dihadapi penduduk adalah harga hasil panen, jika hasil panen
susu sapi yang rendah sekitar Rp melimpah harga cenderung
4600/liter tidak sesuai ongkos turun,sedangan jika hasil panen
produksi untuk makanan ternak kurang baik cenderung harga
sapi yang mengalami kenaikan sayuran naik. Petik sayuran
setiap tahunnya. Berdasarkan merupakan salah satu potensi

11
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
wisata yang telah dikembangkan dihasilkan adalah apel Manalagi
petani sayur di desa Gunungsari dan apel Anna. Hasil produksi apel
Batu dengan mengajak wisatawan rata-rata 100 – 200 ton/ musim.
untuk memanen sayuran langsung Siklus panen apel adalah 6 bulan
dari kebun petani. sekali.Pemasaran buah apel di
d) Kambing merupakan komoditas pasar lokal Batu. Hasil turunan
ternak yang dihasilkan oleh produk apel adalah minuman sari
peternak kambing di desa apel yang mulai dikembangkan
Gunugsari Batu. Ternak kambing oleh penduduk desa Gunungsari
merupakan salah satu penopang dengan hasil rata-rata 20 pax per
kehidupan penduduk Gunungsari hari. Petik apel juga menjadi
batu dengan rata-rata hasil potensi wisata yang saat ini
produksi per bulan 1000 dikembangkan petani apel di desa
ekor/bulan. Gunungsari dengan harga Rp
e) Kelinci merupakan salah satu 30.000 per kg untuk hasil petik
komoditas hasil peternakan di desa wisatawan
Gunungsari yang dikembangkan g) Jeruk merupakan hasil produksi
oleh sebagian penduduk untuk pertanian yang dikembangkan oleh
memenuhi permintaan daging penduduk desa Gunungsari. Jenis
kelinci yang tinggi di kota Batu. yang dihasilkan oleh petani jeruk
Permintaan daging kelinci desa Gunungsari adalah jeruk
dipengaruhi oleh perkembangan keprok batu 55 dengan hasil
kuliner sate kelinci yang banyak produksi rata-rata 50 -100 ton
ditemukan dikota Batu. /musim. Siklus panen jeruk
Kemampuan produksi kelinci di dilakukan satu tahun sekali selama
desa Gunungsari rata-rata 500 ekor 2 bulan. Pemasaran buah jeruk
/hari. dipasar lokal kota Batu.
f) Apel merupakan hasil produksi
pertanian penduduk desa Pemetaan Daya Tarik (Atraksi)
Gunungsari yang siklus panennya Wisata
adalah musiman.Jenis apel yang

12
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
Desa Gunungsari memiliki banyak musim kemarau sehingga
daya tarik wisata yang sangat pengelolaan rafting hanya
potensial untuk mendukung dikelola secara musiman.
pengembangan desa wisata. Daya 3. Montain bike adalah wisata
tarik wisata yang didukung potensi dengan menggunakan motor
alam di desa Gunungsari yaitu : Air trail bagi para crosser yang
terjun (Cuban )kembar dan Cuban menyukai tantangan
Cendana di dusun Jantur, Rafting dan mengendarai motor dengan
Tubing di sungai Brantas, Montain medan atau lintasan yang
bike cross, Camping atau Outbond, cukup ekstrem. Persoalanannya
Paralayang, Petik Mawar, Petik Apel, untuk wisata ini belum ada
Petik Sayur dan Peras Susu sapi. Daya fasilitas pendukung seperti rent
tarik wisata yang saat ini motor dan wadah pengelola
dikembangkan menjadi daya tarik motor trail belum terbentuk
wisata desa Gunungsari adalah petik 4. Camping atau outbond
Mawar, petik Sayur dan petik Apel didusun Jantur belum
dengan konsumen wisatawan didukung fasilitas alat yang
nusantara wisatawan mancanegara. memadai untuk outbond.
Beberapa persoalan dalam 5. Paralayang telah menjadi
pengembangan daya tarik (atraksi): : atraksi wisata yang dikelola
1. Air terjun (Cuban) kembar dan desa Pujon, namun dari
Cendana didusun jantur belum pemetaaan wilayah atraksi
dapat dikembangkan menjadi wisata berbatasan dengan
daya tarik wisata karena wilayah dusun Brau desa
persoalan akses jalan yang Gunungsari Batu diperlukan
belum ada dan area air terjun pembukaan akses untuk
(Cuban) masih dimiliki oleh menuju lokasi paralayang dari
perorangan. dusun Brau.
2. Rafting dan Tubing di sungai Pemetaan Prasarana Wisata
Brantas terkendala dengan Potensi prasarana
debit air yang terlalu kecil saat (infrastruktur)wisata di desa

13
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
Gunungsari Batu untuk wisatawan. Untuk jaringan dan
pengembangan desa wisata adalah energi listrik sudah lama
a. Jaringan telekomunikasi, masuk ke desa Gunungsari
provider telekomonukasi yang dengan rata-rata penggunaaan
tersedia dan memiliki sinyal 450-1300 kwh per kepala rumah
yang cukup kuat di desa tangga.
Gunungsari adalah jaringan d. Sistem pembuangan limbah
telekomunikasi axiata, kotoran, upaya untuk menjaga
telkomsel dan indosat. Jaringan kebersihan dan kenyamanan
telekomunikasi yang baik akan wisatawan perlu dukungan
membantu wisatawan dalam system pembuangan limbah
berkomunikasi dengan kotoran yang memadai.
keluarga, teman atau pihak Peternak sapi di desa
lainnya melalui gadged atau Gunungsari belum mengelola
handphone. limbah kotoran sapi secara baik,
b. Ketersediaan air, kuantitas air hal ini menjadi tantangan bagi
yang cukup sangat diperlukan masyarakat untuk dapat
untuk wisatawan. Ketersediaan mengelola limbah kotoran sapi
air di desa Gunungsari sangat secara baik dalam mendukung
mencukupi untuk memenuhi pengembangan desa wisata,
kebutuhan wisatawan yang agar wisatawan yang
mengunjungi desa wisata berkunjung di desa Gunungsari
tersebut karena daerah merasa nyaman tidak
Gunungsari Batu merupakan terganggu bau limbah kotoron
daerah konservasi air di sapi.
wilayah Batu. e. Jalan – Infrastruktur jalan
c. Listrik dan Energy, Kebutuhan sangat diperlukan untuk
listrik dalam pengembangan mendukung aksesibilitas atau
desa wisata harus kemampuan untuk mencapai
dipertimbangan untuk suatu tempat tujuan wisata.
mememnuhi kebutuhan Kondisi jalan menuju desa

14
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
Gunungsari relative kecil dan d. Pemandu wisata juga berperan
sempit sehingga untuk sebagai travel agen yang
kendaraan besar (bus) tidak membawa wisatawan untuk
bisa masuk ke desa. Kondisi melakukan petik Mawar, petik
jalan 60% cukup baik dan 40 % Apel dan petik Sayur yang
kurang baik. berarsal dari tamu hotel di Batu
maupun wisatawan yang
Pemetaan Sarana atau Fasilitas langsung datang ke Batu.
Wisata e. Persewaan mobil (rent car)
Fasilitas wisata yang mendukung yang menyediakan fasilitas
pengembangan desa wisata di desa mobil untuk melayani tamu
Gunungsari terdiri dari : yang datang ke desa
a. Home stay atau guest house Gunungsari Batu.
yang terdapat 5 buah home stay Beberapa fasilitas yang belum tersedia
yang disewakan kepada dan perlu disediakan untuk
wisatawan. Persoalan yang mendukung pengembangan desa
dihadapi pemilik home stay wisata di desa Gunungsari Batu
adalah sepinya tamu karena adalah :
kurangnnya promosi desa a. Area parkir untuk sarana parkir
Gunungsari sebagai desa kendaraan wisatawan.
wisata. b. Pasar buah dan sayur untuk
b. Restauran dan Kafe Gunung menampung hasil pertanian
yang menyajikan menu khusus dan sarana belanja wisatawan .
khas pegunungan yang terletak Pemetaan Aksesibilitas Destinasi
diarea sawah dengan view yang Wisata
indah. Kemudahan untuk mencapai destinasi
c. Usaha makanan untuk oleh- wisata menjadi perhatian wisatawan
oleh wisatawan dengan dalam memutuskan perjalanan
produksi kripik Nangka, kripik wisatanya. Beberapa indicator yang
Apel, kue Ladu , minuman sari digunakan untuk mengukur
Apel. kemudahan menuju tujuan wisata

15
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
adalah, model transportasi yang  Jarak Desa Gunungsari ke
digunakan, jarak tempuh dan kondisi pusat kota Malang 30 Km
dalam perjalanan. dengan waktu tempuh 45
a) Moda transportasi yang menit
digunakan untuk menuju desa  Jarak Desa Gunungsari ke
Gunungsari dapat Ibu Kota Propinsi Jawa
menggunakan kendaraan Timur 111,5 Km ,dengan
pribadi atau transportasi waktu tempuh 3 jam
umum. Untuk transportasi c) Kondisi perjalanan menuju desa
umum adalah dengan Gunungsari dari ibu kota
menggunakan bus sampai propinsi Jawa Timur pada hari
terminal kota Batu dilanjutkan kerja akan terjadi pelambatan
mikrolet dan ojek motor untuk perjalan saat memasuki ds
sampai tujuan di desa Purwosari kabupaten Malang
Gunungsari Batu, kondisi jalan
cukup baik dan aman. Kajian Kelembagaan
b) Jarak tempuh menuju desa Kajian kelembagaan digunakan untuk
Gunungsari Batu berdasar data melihat sejauh mana masalah dan
orbitas : potensi lembaga yang terdapat di desa
 Jarak Desa Gunungsari ke Gunungsari dalam pengembangan
pusat kota Batu 4,5 Km desa wisata.. Berikut lembaga desa
dengan waktu tempuh 15 yang aktif memafasilitasi kegiatan di
menit desa Gunungsari :

Tabel 4. Masalah dan Potensi Kelembagaan dalam Pengembangan Desa Wisata


No Lembaga Masalah Potensi
1. Pemerintah Desa dan Pemerintah desa masih mengalami Perangkat desa
BPD kesulitan dalam mengembangkan lengkap
akses dan fasilitas wisata karena Fasilitas tersedia
persoalan pembebasan lahan dan Anggaran dana desa
terbatasannya anggaran yang tersedia
2. LPMD Belum memiliki rencana strategis dan Pengurus lengkap
komprehensip dalam pengembangan Tenaga pengurus
desa wisata potensial
3. POKDARWIS  Kelompok sadar wisata Banyak anggota
(POKDARWIS) belum mengelola kelompok sadar

16
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
potensi wisata secara optimal wisata yang potensial
karena kesibukan masing-masing
anggota kelompok
 Dibutuhkan reorganisasi
pengurus dan penguatan kembali
kelompok untuk manajemen
pengelolaan destinasi
4. RT dan RW Belum memiliki usulan program dan Pengurus RT dan RW
kegiatan terkait pengembangan desa lengkap
wisata dimasing-masing RT dan RW SDM sangat potensial
5. PKK Belum memiliki rencana aksi dalam Pengurus PKK
mendukung pengembangan desa lengkap
wisata SDM pengurus
potensial
6. GAPOKTAN Kegiatan gabungan kelompok tani Pengurus lengkap dan
(GAPOKTAN) masih sebatas sektor fasilitas tersedia
pertaniannya dan memerlukan SDM sangat Potensial
penguatan kelompok untuk
memadukan sektor pertanian dengan
kegiatan pariwisata sebagai sektor
unggulan wisata
Sumber : Hasil FGD Tim PRA Desa Gunungsari, 2015

Kajian Dampak Sosial dan Ekonomi hubungan interpersonal antara


Pariwisata anggota masyarakat semakin pudar
Hasil kajian pemetaan social dan (kurang baik), pola pembagian kerja
ekonomi sebelum dan sesudah semakin baik menggunakan
dilakukan pengembangan desa wisata manajemen modern (baik),
sesuai dengan indicator Cohen (1980), penyimpangan sosial semakin
hasil kajian tim PRA meningkat (kurang baik),
Dampak sosial dari pengembangan perkembangan kesenian dan budaya
desa wisata untuk tingat semakin berkembang (baik), ritme
ketergantungan dengan masyarakat kehidupan semakin produktif (baik).
luar semakin tinggi (kurang baik),

Tabel 6. Dampak Ekonomi Sebelum dan Susudah Pengembangan Desa Wisata


No Indikator Sebelum Pengembangan Sesudah Pengembangan

1 Dampak terhadap Pendapatan cukup, dari Pendapatan tinggi, dari


pendapatan masyarakat sektor pertanian dan berbagai sumber (dampak
peternakan baik)
2. Dampak terhadap Kesempatan kerja lebih Kesempatan kerja lebih luas
kesempatan kerja dibanyak diserap oleh sektor diberbagai sektor,
pertanian dan peternakan khususnya disektor
pariwisata (dampak baik)

17
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
3. Dampak harga-harga Harga produk pertanian Pengembangan desa wisata
produk wisata untuk bunga dan peternakan akan mendorong produk
dan souvernir relatif murah pertanian bunga, produk
peternakan dan souvernir
akan menjadi lebih tinggi
(dampak baik)
4. Dampak terhadap distribusi Distribusi pendapatan lebih Distribusi pendapatan lebih
pendapatan didominasi sektor pertanian menyebar diberbagai sektor
dan peternakan seperti hotel, restaurant dan
industri makanan untuk
oleh-oleh wisawan (dampak
baik)
5. Dampak terhadap Kepemilikan tanah dan Dikuasai sebagian
kepemilikan tanah dan property lebih banyak pendatang dan investor
property dikuasai masyarakat lokal (dampak kurang baik)
6. Dampak terhadap Penerimaan pendapatan Penerimaan pendapatan
pendapatan pemerintah desa kecil pemerintah desa meningkat
pemerintah.desa berasal dari kontribusi
restribusi wisata dan
pajak.(dampak baik)
Sumber : Hasil FGD Dampak Ekonomi dari Pengenbangan Desa wisata
Gunungsari, 2015

Dari hasil kajian dampak ekonomi KESIMPULAN


dari pengembangan desa wisata yang Berdasarkan hasil kajian pemetaan
meliputi dampak terhadap masalah, potensi dan kebutuhan dapat
pendapatan masyarakat meningkat ditarik kesimpulan :
(baik), kesempatan kerja lebih lebih a. Berdasarkan tata penggunaan
luas (baik), harga-harga produk lahan 42,1 % untuk ladang, 39,9 %
wisata meningkat (baik), distribusi untuk sawah irigasi dan hanya 20,5
pendapatan semakin menyebar (baik), % menunjukan potensi lahan yang
, dampak terhadap pendapatan ada dapat mendukung
pemerintah desa semakin meningkat pengembangan desa wisata.
(baik) , sedangkan dampak b. Hasil kajian pemetaan mata
kepemilikan tanah dan property dari pencaharian menunjukkan 20,07 %
pengembangan desa wisata lebih sebagai peternak sapi, 18,05%
banyak dikuasai pemilik modal atau sebagai petani sayur, 9,08 sebagai
investor (kurang baik). peternak kambing, dan 8,73 %
sebagai petani mawar. Hal ini
memberikan kerangka dalam
pengembangan desa wisata sektor

18
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
peternakan dan pertanian harus terdapat 5 guest houst, 1 restaurant
menjadi basis pengembangan dan 5 idustri makanan sedangakan
produk wisata. fasilitas lain seperti area parkir,
c. Hasil kajian pemetaan daya tarik toilet, pasar sayur dan buah,
atraksi masih banyak daya tarik souvernir dan fasilitas lainnya
wisata yang belum dikelola secara menjadi kebutuhan yang harus
optimal untuk menarik wisatawan dikembangan untuk mendukung
seperti air terjun, rafting, mountain pengembangan desa wisata.
bike, camping dan outbond karena f. Hasil kajian pemetaan aksesibilitas
persoalan hak milik tanah, akses menunjukkan dalam kondisi
jalan yang sulit dan pengelola normal bottle neck perjalanan
wisata yang kurang serius dalam wisatawan akan mengalami
menanganinya. pelambatan di sekitar area
d. Hasil kajian pemetaan purwosari smpai dengan kota
infrastruktur wisata menunjukkan malang, sedangkan dalam kondisi
untuk air, listrik dan jaringan liburan panjang kemacetan terjadi
komunikasi yang tersedia sangat sepanjang akses mulai masuk
mendukung kenyamanan kabupaten malang sampai dengan
wisatawan untuk berkunjung di akses ke batu akan terjadi
desa Gunungsari sedangakan kemacetan total sehingga perlu
saluran limbah untuk mengelola solusi untuk penangangan
kotoran sapi menjadi masalah yang terintegrasi dari pemerintahan
dapat menimbulkan yang ada di malang raya (kota
ketidaknyaman kunjungan Batu, Kota Malang dan Kabupaten
wisatawan sehingga perlu Malang)
penanganan untuk pengembangan g. Kajian kelembagaan menunjukan
desa wisata. potensi dan masalah yang dihadapi
e. Hasil kajian fasilitas wisata yang oleh lembaga desa yang terdiri dari
mendukung pengembangan desa pemerintahan desa, BPD, LPMD,
wisata menunjukan fasilitasnya POKDARWIS, RT dan RW,
masih sangat minim, hanya GAPOKTAN dan PKK memiliki

19
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
potensi sumber daya yang pemerintahan desa dan kabupaten,
potensial dalam mendukung BPD, LPMD, POKDARWIS,
pengembangan desa wisata dengan GAPOKTAN, PKK Pengusaha, dan
sejumlah fasilitas dan pengurus seluruh warga desa Gunungsari
yang lengkap, sedangkan masalah dengan menyusun rencana induk
yang dihadapi adalah dibutuhkan dan strategi pengembangan desa
penguatan kelembagaan untuk wisata.
pemberdayaan dan DAFTAR PUSTAKA
pengembangan potensi wisata Chambers, R. 1992, Rural Appraisal,
desa. Rapid,Relaxed, and Partisipatory
Inst, Dev,Studies Univ Sussex,
h. Kajian dampak sosial menunjukan
England
adanya potensi sosial yang
Febiona, 2012. Artikel Pengembangan
negative dari pengembangan desa
Desa Wisata Untuk
wisata seperti ketergantungan Meningkatkan Pendapatan Asli
dengan masyarakat luar semakin daerah diakses melalui
meningkat, hubungan indraculin.blogspot.com tanggal 18
Apri 2013
interpersonal masyarakat semakin
individual dan persoalan sosial Handayani, Sri. "Penerapan Metode
Penelitian Participatory Research
yang timbul semakin meningkat
Apraisal dalam Penelitian
sedangkan kajian ekonomi Permukiman Vernakular
menunjukkan adanya potensi yang (Permukiman Kampung Kota)."
Proceeding Seminar Nasional
positif dari pengembangan desa
Penelitian Arsitektur–Metoda dan
wisata seperti peningkatan Penerapannya Seri. Vol. 2. 2009
pendapatan, distribusi pendapatan
Moeliono, Ilya dan Djohani
yang merata, peningkatan peluang Rianingsih. 1996. Kebijakan dan
kerja dan kesempatan berusaha. strategi menerapkan PRA dalam
Pengembangan Program. Driya
i. Pengembangan desa wisata harus
Media. Bandung
menjadi komitmen seluruh
Merta, Made. 2007.
pemangku kepentingan
http//ejournal.unud.ac.id.
(stakeholder) meliputi komitmen
Naghib, Laila. 2005. “Pengembangan
seluruh lembaga desa seperti
Industri Pariwisata dan Isu

20
ISSN : 1410 – 7252
Vol. 18 No. 01 Juni 2016 PESONA
Ketenagakerjaan”. Dalam Jurnal Undang-Undang RI No 10 tahun 2009
Komunika Vol 8 No 2 Tahun 2005. tentang Kepariwisataan

Nuryanti, Wiendu.1993. Concept, United Nations Conference on Trade


Prespective and Challenges, and Development (UNCTAD).
makalah bagian dari Pemberdayaan 2007. Trade and Development
Masyarakat Desa. Yogyakarta : Implications Of International
UGM press Tourism for Developing
Countries.
Rahayu,Emik. 2011 . Pengembangan
(http://www.unctad.org/sections/ditc
Participatory Rural Appraisal
_tncdb/docs/ditc_tncd_compdip0017
sebagai Metode Pembangunan
_en.pdf, diakses 10 oktober 2011.
Pariwisata Berbasis Masyarakat,
Gemawsiata Vol 9. Semarang.

Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-


langkah Pelaksanaan Metode PRA.
Makalah ToT PKPI. Yogyakarta

Soemarmo. 2010. “Desa Wisata”


diakses
melalui http://marno.lecture.ub.ac.
id tanggal 10 pukul 22.30 WIB.

Soetomo. 2007. Filsafat Pariwisata.


Makalah disampaikan pada
Pendidikan dan Pelatihan
Peningkatan Mutu Tenaga
Kepariwisataan 22-26 Mei 2007.
STIEPARI Semarang.

Sastrayuda, Gumelar S (2010)


,Handout kuliah Concept Strategi
Pengembangan dan Pengelolaan
Resort and Leisure. Bandung

Sugiarti, R. 2004. Solusi dan Aplikasi


Usaha Pembangunan Pariwisata
berbasis Masyarakat, Makalah
disampaikan dalam seminar
Pembangunan Pariwisata
Berbasis Masyarakat. 18 Februari
2004. Semarang

21

Anda mungkin juga menyukai