Anda di halaman 1dari 6

111

PENINGKATAN EKONOMI RAKYAT


BERBASIS DESA WISATA
Mayarni dan Geovani Meiwanda
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: Improving the Tourism Village-Based People's Economy. The dynamic growth
of tourist objects is a challenge for the government. Self-management by the community in
the Tourism Village means providing the widest possible opportunity for the community to
develop and improve the economy of the local community as a whole. Pulau Gadang Village
has great potential with the emergence of various tourist attractions. The method used uses a
qualitative approach. This study found that in producing tourist village formats in Pulau Gadang
village in addition to requiring high aspects of community participation, this was also evidenced
by legality and security aspects that must be met.

Abstrak: Peningkatan Ekonomi Rakyat Berbasis Desa Wisata. Dinamisnya pertumbuhan


objek wisata merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah. Pengelolaan sendiri oleh masyarakat
dalam Desa Wisata berarti memberikan kesempatan seluas-luas nya untuk masyarakat mampu
mengembangkan dan meningkatkan ekonomi dari masyarakat lokal secara keseluruhan. Desa
Pulau Gadang memiliki potensi yang besar dengan munculnya beragam objek wisata. Metode
yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menemukan dalam
menghasilkan format desa wisata pada desa Pulau Gadang selain membutukan aspek partisipasi
masyarakatnya yang tinggi, hal ini juga dibuktikan dengan aspek legalitas dan keamanan yang
harus terpenuhi.

Kata Kunci: desa wisata, partisipasi masyarakat, masyarakat lokal

PENDAHULUAN sendiri. Namun pada kenyataannya sering


Kesiapan destinasi wisata dan kesiapan terjadi pengabaian partisipasi masyarakat, se-
masyarakat lokal menjadi sorotan utama dalam hingga masyarakat masih menjadi objek dari
konteks pengembangan wisata. Pemerintah se- pelaksanaan pembangunan.
bagai penyempurna dalam melahirkan kebija- Ulu Kasok yang menjadi objek wisata
kan dituntut untuk sensitif dalam melakukan yang menjadi tajuk utama di Desa Pulau Gadang,
upaya pengembangan. Pemerintah sebagai dengan lebel yang diberikan oleh masyarakat
penggerak utama, yaitu sebagai katalisator, dan wisatawan lokal sebagai Raja Ampat
advokator, regulator, koordinator, fasilitator, versi Provinsi Riau dan juga Puncak Mahligai
hub agency, public outreach, dan sekaligus Indah yang tidak jauh dari Objek Wisata Ulu
sebagai konsumen, yang akan senantiasa men- Kasok. Kemasan merupakan hal yang menjadi
jaga keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan sangat penting sebagai media promosi, objek
budaya, serta lingkungan. Pariwisata wisata yang mengedepankan alam sebagai
Pariwisata berbasis masyarakat me- bentuk tidak lengkap jika hanya disajikan
rupakan level terdekat dalam mengupayakan dengan pemandangan, dan pedagang kecil
pengembangan dari sektor pariwisata, hal ini untuk menjajakan dagangan kecilnya, diperlukan
dikarenakan pada akhirnya peningkatan eko- polesan yang sangat apik tentu pariwisata
nomi masyarakat pun akan menjadi lebih baik berbasis masyarakat tadi lah yang menjadi
karena masyarakat lokal sendiri yang mengem- kebutuhan untuk menyempurnakan objek wisata
bangkan dan juga mengelola pariwisata daerah di Desa Pulau Gadang tersebut.
nya. Partisipasi masyarakat merupakan pra- Pearce (1995) mengartikan pengembangan
syarat dalam pelaksanaan pembangunan. Pem- desa wisata sebagai suatu proses yang mene-
bangunan yang tidak melibatkan masyarakat kankan cara untuk mengembangkan atau me-
akan cenderung memarginalkan masyarakat itu majukan desa wisata. Secara lebih spesifik,

111
112 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 61-124

pengembangan desa wisata diartikan sebagai masyarakat sekitar Desa Pulau Gadang Kabupaten
usaha-usaha untuk melengkapi dan meningkatkan Kampar. Desa wisata berarti akan berhubu-
fasilitas wisata untuk memenuhi kebutuhan wi- ngan dengan keseharian masyrakat dan bagai-
satawan. Masyarakat lokal berperan sebagai mana partisipasi dapat muncul dari masyarakat
tuan rumah dan menjadi pelaku penting dalam lokal, untuk mampu mengelola desa wisata.
pengembangan desa wisata dalam keseluruhan Hal tersebut dilakukan guna mendapatkan data
tahapan mulai tahap perencanaan, pengawa- skunder dan terutama data primer untuk men-
san, dan implementasi. jawab dan membantu peneliti melakukan ana-
Dinamisnya pertumbuhan objek wisata lisis. Cresswell (2014) menjelaskan pendeka-
merupakan sebuah tantangan bagi pemerintah tan kualitatif adalah suatu penelitian yang se-
untuk mampu sesegera mungkin memberikan nantiasa meneliti pengetahuan terutama di-
pelayanan pariwisata yang berbeda dan lebih dasarkan pada perspektif konstruktif (yakni,
baik bagi wisatawan, sehingga objek wisata beberapa makna eksperimen individu, makna
tersebut dan upaya peningkatan ekonomi mas- sosial dan historis dibangun, dengan maksud
yarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. untuk mengembangkan teori atau pola) atau
Pengelolaan sendiri oleh masyarakat dalam advokasi atau perspektif partisipatif (yaitu,
Desa Wisata berarti memberikan kesempatan politik, isu berorientasi, kolaboratif, atau me-
seluas-luasnya untuk masyarakat mampu me- ngubah berorientasi) atau keduanya.
ngembangkan dan meningkatkan ekonomi dari
masyarakat lokal secara keseluruhan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Partisipasi memiliki pengertian yang cukup Pengembangan kawasan yang diarahkan
luas. Menurut Suharto dan Iryanto (1989), pe- sebagai kawasan wisata harus memperhatikan
ngertian partisipasi adalah hal turut berperan kondisi lingkungan sekitarnya, juga aspek ke-
serta di suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta. layakan dari sisi keamanan. Hal ini bertujuan
Maka dapat dikatakan pasrtisipasi tersebut agar dapat meminimalisir dampak negatif dari
sama dengan peran serta. Masyarakat lokal pengembangan desa wisata kedepannya. PLTA
memiliki peran kontrol yang sangat substansial Koto Panjang, dalam setahun terakhir ini mas-
dalam pengembangan desa wisata karena yarakat sekitar Riau cukup melirik wilayah di
kontrol terhadap proses pengambilan kepu- Desa Pulau Gadang tepatnya berada di Waduk
tusan harus diberikan kepada mereka yang PLTA Koto Panjang. “Raja Ampat nya Riau”
nantinya menanggung akibat pelaksanaan pe- merupakan headline yang viral saat ini dan
ngembangan termasuk kegagalan atau dampak yang menjadi potensi besar yang dimiliki Desa
negatif yang terjadi akibat pengembangan desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar,
wisata. Keterlibatan masyarakat lokal dalam Kabupaten Kampar. Masyarakat Desa Pulau
melakukan pengawasan terhadap pengem- Gadang sendiri yang memiliki dan mengelola
bangan desa wisata terlihat minim. Alasannya, kawasan wisata tersebut, tentu dengan kemasan
karena perencanaan pengembangan dilakukan sederhana namun cukup kreatif. Kelompok
oleh pemeritah tanpa melibatkan masyraakat, Sadar Wisata (Pokdarwis) merupakan organi-
sehingga masyarakat tidak berkompetensi sasi masyarakat yang peduli wisata di kawa-
untuk melakukan pengawasan, dan merasat san PLTA Koto Panjang. Kelompok ini terhi-
tidak perlu untuk melakukan pengawasan ter- tung baru didirikan pada tahun 2011. Kelompok
hadap apa yang terjadi di sekitar mereka. Sadar Wisata (Pokdarwis) berada dibawah
pengawasan langsung Dinas Kebudayaan dan
METODE Pariwisata Kabupaten Kampar.
Penelitian ini merupakan penelitian me- Potensi yang dapat dikembangkan dari
lalui pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti Desa Pulau Gadang dapat berupa wisata minat
melakukan diskusi dan wawancara mendalam khusus, darat maupun air, namun perlu dikemas
serta forum group discusion (FGD) dengan dengan lebih menarik sehingga tidak menjadi
Peningkatan Ekonomi Rakyat Berbasis Desa Wisata (Mayarni dan Meiwanda) 113

objek wisata yang bersifat musiman. Potensi Aspek lingkungan dalam pengembangan
tersebut tentu akan mencapai dua sasaran wisata, sering disebut dengan Ekowisata.
besar, yakni pembangunan yang akan sampai Ekowisata adalah suatu model pengembangan
pada Desa Pulau Gadang, kemudian ekonomi wisata yang bertanggung jawab terhadap daerah
masyarakat pun akan berputar. Masyarakat lah yang masih alami yang melibatkan unsur ke-
yang memiliki potensi besar untuk dapat me- indahan, pendidikan, pemahaman konservasi
ngelola secara langsung potensi ini. Saat ini alam, dan peningkatan pendapatan masyarakat
masyarakat juga sudah terlibat ditambah de- setempat (Depdagri, 2000). Ekowisata me-
ngan sudah adanya Kelompok Sadar Wisata libatkan kegiatan perjalanan/pengalaman wi-
(Pokdarwisa), namun tentunya hal tersebut sata yang relatif tidak mengganggu alam de-
belum sempurna dan jika kurang diperhatikan ngan tujuan spesifik untuk belajar, mengagumi
kekhawatiran yang terjadi adalah Raja Ampat dan menikmati flora dan fauna liar serta bu-
Riau tersebut hanya mampu bertahan tidak daya lokal di suatu kawasan.
dalam jangka waktu panjang, atau hanya men- b. Aspek wisata
jadi objek wisata musiman. Desa wisata tentu menyajikan paket wi-
Kecendrungan yang terjadi dengan potensi sata yang bukan hanya menjual wisata Raja
yang sangat besar dimiliki oleh Desa Pulau Ampat Riau yang dapat dinikmati oleh wisata-
Gadang harus dibarangi dengan beberapa aspek wan, daya dukung untuk kegiatan wisata men-
yang menunjang. Tidak cukup hanya dengan jadi daya dukung ekologi, daya dukung sosial,
potensi dasar yang dimiliki tanpa tindak lanjut, dan daya dukung fisik.
dan juga tidak cukup jika hanya bertumpu 1). Daya dukung ekologi adalah konsep
kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). yang berkenaan dengan tingkat maksi-
Jika kempat aspek tersebut dapat di- mum penggunaan wisata, baik berupa
kelola dengan baik maka akan meningkatkan jumlah maupun aktivitas rekreasi yang
ekonomi masyarakat sekitar dengan lebih ter- dapat diakomodasi oleh suatu luasan
arah. Empat aspek tersebut akan membentuk area sebelum terjadi penurunan kualitas
dengan baik jika membentuk format desa ekologi yang tidak dapat pulih kembali.
wisata dengan menjajahkan paket wisata di 2) Daya dukung fisik adalah maksimum
Pulau Gadang untuk wisatawan yang datang. jumlah satuan penggunaan (manusia,
Diperlukan kehadiran negara atau pemerintah kendaraan dsb) yang secara fisik dapat
dalam membina dan membentuk Desa Wisata, diakomodasi pada suatu area.
karena desa wisata tentu berbeda dengan yang 3) Daya dukung sosial adalah tingkat mak-
ada di Bali, yang telah lama menjadi sasaran simum penggunaan rekreasi berupa
objek wisata. jumlah dan aktivitas dimana pada tingkat
penggunaan yang berlebihan akan me-
Aspek-aspek Pengembangan Wisata nimbulkan penurunan pengalaman wi-
Empat aspek potensi dan kendala pengem- sata bagi pelaku wisata. Konsep ini ber-
bangan wisata: kaitan erat dengan overcrowded pengun-
1. Aspek lingkungan jung terhadap kenyamanan dan apresiasi
Pengembangan dan pembangunan tidak pengunjung terhadap tapak.
dapat dipungkiri memposisikan aspek lingku- c. Aspek sosial budaya
ngan, sebagai opsi terakhir dari sisi dampak. Masyarakat sekitar waduk memiliki ke-
Saat ini ketika berbicara mengenai pengemba- budayaan yang dilakukan rutin setiap tahun,
nguan objek wisata ataupun membentuk desa yaitu Balimau Kasai. Balimau Kasai adalah
wisata akan menghasilkan serta menumbuhkan upara tradisional yang dilakukan untuk me-
ekonomi rakyat namun tetap memperhatikan nyambut bulan Ramadhan. Upara ini dilakukan
aspek lingkungan, terlebih yang sangat menjual sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan.
dari potensi alam merupakan alam itu sendiri. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan rasa
114 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 61-124

syukur akan datangnya bulan puasa dan se- berkunjung, dan kebanyakan sudah bukan milik
bagai simbol penyucian diri sebelum mema- dari masyarakat desa itu sendiri lagi.
suki bulan puasa. Balimau memiliki arti mandi Dampak jika terus disewa memang mem-
dengan menggunakan air yang dicampur dengan berikan keuntungan bagi masyarakat Pulau
persan jeruk. Kasai adalah wangi-wangian Gadang, dan tidak mungkin kedepannya akan
yang dipakai untuk keramas. menimbulkan konflik dikemudian hari jika me-
Di samping upacara adat, perilaku dan mang potensi wisata ini akan berkembang.
kebiasaan masyarakat berkebun dapat menjadi Dampak selanjutnya adalah jika lahan terus
atraksi tersendiri dalam pengembangan ke- dibeli oleh Pengusaha luar daerah, tanpa ada
giatan wisata di Waduk Koto Panjang. Masya- kontrol dari masyarakat desa, maka disini
rakat sekitar waduk juga memiliki kesenian masyarakat desa akan menjadi pekerja di
musik seperti musik Calempong dan dzikir rumahnya sendiri. Desa wisata merupakan
gubano yang sering digunakan dalam kegiatan alternatif yang dapat merubah dampak ini,
adat. Desa wisata tidak hanya memfasilitasi namun konsistensi dan komitmen masyarakat
wisatawan dengan objek wisata namun juga desa sangat diperlukan, kemudian kontrol dari
dengan ke khasan masyarakat Desa Pulau Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pro-
Gadang sendiri, beragam mulai dari sejarah vinsi Riau lewat Dinas Pariwisata Provinsi
Muara Takus yang ikut tenggalam didasar Riau siap memberikan sertifikasi bagi mas-
danau, cerita sejarah PLTA Koto Panjang, ke- yarakat.
mudian bagaimana ke khas an adat istiadat dari
masyarakat kampar termasuk didalamnya ma- Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan
kanan dan jajanan khas Kmapar yang dapat Wisata
ditampilkan. Partisipasi masyarakat merupakan aspek
Unsur ke daerah sangat dikedepankan kedua dalam langkah mewujudkan desa wisata
agar pengunjung dapat merasakan atmosmer sebelum indikator dalam desa wisata itu sen-
lengkap jika berkunjung ke Raja Ampat Riau diri, karena disini masyarakat ditempatkan
yang ada di Desa Pulau Gadang, tidak hanya sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
sekedar berfoto dari atas spot wisata saja. Atraksi dalam memanfaatkan potensi wisata tersebut.
budaya yang dapat dioptimalkan bagaimana Partisipasi disini akan dibagi atas dua bentuk,
bahasa keseharian bahasa Kampar. Sosial bu- yakni:
daya merupakan aspek yang langsung dapat a. Partisipasi dalam mewujudkan desa wisata
dan hanya bisa disajikan oleh masyarakat se- Partisipasi yang dapat diwujudkan ada-
kitar. lah masyarakat desa bersedia untuk dilakukan
d. Aspek legal pembinaan atau coaching clinic, oleh instansi
Aspek legal tidak kalah penting dari tiga atau trainer yang akhirnya memberikan mas-
aspek sebelumnya dalam pengembangan wisata yarakat sebuah ilmu untuk menjadi pengelola
sebeulum menjadikan format Desa Wisata, wisata itu sendiri, sehingga masyarakat akan
karena dahulu mungkin pulau-pulau disekitar tersertifikasi sebagai agen wisata. Partisipasi
Waduk PLTA Koto Panjang maupun tanah ti- juga termasuk didalamnya mengetahui potensi
nggi tempat akses wisatawan melihat keinda- lokal dan mengemas potensi tersebut jika ber-
han Raja Ampat Riau belum menjadi sesuatu bicara ekonomi rakyat tentu pergerakan eko-
yang potensial, hal ini berbeda dengan yang nomi yang tidak hanya bertumpu dari wisa-
terjadi saat ini. Tanah-tanah yang tadi nya ha- tawan yang datang ke Objek Wisata, namun
nya seperti gundukan tanah tinggi dengan po- juga memfasilitasi dengan beragam kuliner
hon karet maupun hutan dibiarkan begitu saja, didalamnya khas dari masyarakat Kampar,
dengan pemilik nya. Saat ini hampir sepanjang juga berupa souvenir khas yang hanya bisa
arah pandang Raja Ampat Riau melakukan didapatkan jika berkunjung Raja Ampat Riau,
penataan dan fasilitas agar masyarakat dapat yang nanti nya akan datang investor yang
Peningkatan Ekonomi Rakyat Berbasis Desa Wisata (Mayarni dan Meiwanda) 115

bersedia bekerja sama dan program-program hanya melihat Raja Ampat Riau, berfoto, ke-
CSR yang pada akhirnya mampu untuk mudian pulang. Atraksi akan menambah nilai
menyempurnakan Desa Wisata tersebut. jual dari Desa Pulau Gadang. Wisatawan da-
b. Partisipasi dengan prinsip SAPTAPESONA pat mengelilingi pulau-pulau yang berada di
Dalam dunia pariwisata dikenal dengan Waduk PLTA Koto Panjang namun setelah
istilah sapta pesona, sapta pesona merupakan sampai untuk menikmati Pulau tidak cukup rasa
suatu unsur-unsur yang harus dapat dirasakan nya jika hanya memandangi alam dan ditemani
oleh wisatakan yang berkunjung ke sebuah objek secangkir minuman, penyajian atraksi budaya
wisata. Unsur-unsur SAPTA PESONA Pari- dapat menjadi hiburan dan akhirnya memberi
wisata (aman, tertib, bersih, nyaman, indah, ketertarikan kepada pengunjung.
ramah dan kenangan), delapan unsur tersebut
merupakan sesuatu yang harus didapatkan oleh SIMPULAN
wisatawan, khususnya dari unsur ramah dan Desa Pulau Gadang merupakan desa
kenangan. Masyarakat Desa Pulau Gadang ha- yang memiliki untuk menjadi Desa Wisata demi
rus mampu memberikan kesan ramah dan kena- menjadikan objek wisata yang dikelola mas-
ngan terhadap wisatawakan. Pada partisipasi yarakat, dapat bersifat berkelanjutan. Desa
inilah masyarakat meunjukan local wisdom atau Wisata akan sangat didukung dengan kekhasan
kekhasan dari budaya yang dimiliki oleh mas- dari budaya masyarakat, yang dapat dijajahkan
yarakat itu. kepada pengunjung, namun hal ini pun harus
sejalan dengan kesiapan desa tersebut. Aspek
Indikator Berkembangnya Desa Wisata legalitas dan keamanan menjadi soratan utama
Desa wisata merupakan output dari ke- dalam membangun desa wisata di Pulau Gadang,
giatan pemberdayaan masyarakat, dengan namun kenyataan tanah masyarakat pun sudah
memberikan sosialisasi kemudian berdiskusi mulai diperjual belikan sehingga kemungkinan
mengenai kendala yang dihadapi oleh Masya- untuk dikelola oleh pihak ketiga. Aspek ke-
rakat Desa dan keluhan dari apartur Desa amanan pun perlu ditinjau kembali, seperti
untung mengurangi kekhawatiran jika kedepan mempersiapkan jalur evakuasi jika kemung-
Objek Wisata Raja Ampat hanya menjadi objek kinan terburuk terjadi, hal ini mempertim-
wisata musiman. Pengelolaan yang baik dan bangkan geografis dari PLTA Koto Panjang.
berhasil mewujukan desa wisata tentu akan Persiapan dasarpun diperlukan tingkat partisi-
memutar roda perekonomian masyarakat ka- pasi masyarakat yang tinggi dan dampingan
rena masyarakat sendiri yang menjadi penjual dari pemerintah daerah sebagai pemangku ke-
dan penikmat keuntungan tentu diawal tetap bijakan.
dilakukan pendampingan. Berikut indikator
dalam membentuk Desa Wisata Pulau Gadang: DAFTAR RUJUKAN
a. Akomodasi Butler, R.W. (1980). The concept of tourism
Akomodasi yang lengkap, maka Desa area cycle of evolution : implications
Pulau Gadang dapat menciptakan branding for the management of resources.
khusus dari desa tersebut, dan semua nya akan Canadian Geographer: University of
disajikan masyarakat dengan standar yang baik Western Ontario.
dan kemasan yang baik pula. Akomodasi ini Djajadi, I. (2010). Kearifan Ilmiah & Kearifan
bukan seperti jajanan kaki lima dengan harga Lokal: Pedoman bagi perumusan
yang tidak memiliki standar. Maka akomodasi kearifan lokal Kalbar. Kongres
merupakan aspek yang harus dijual dalam desa Kebudayaan Kalimantan Barat II
wisata dengan format paket wisata. Erickson, V. A. (2001). A research paper
b. Atraksi submitted in partial fulfillment for the
Atraksi utama memang objek wisata yang masters of science degree with a major
dinikmati, namun tentu tidak cukup dengan in hospitality and tourism. the graduate
116 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 61-124

college university of wisconsin-stout. Walker, L. and Diana B. (1996). The Tourism


heritage tourism : a case study of the action society in the kootenays : step
laura ingalls wilder heritage tourism by step guide to heritage tourism
site at pepin. university of wisconsin: development in the kootenay-Boundary.
wisconsin. Kootenay.
Taramatika, Fenilia. Inkorporasi Kearifan
Lokal Dalam Pengembangan Kawasan
Pariwisata di Lingkungan Pantai. ITB;
Bandung

Anda mungkin juga menyukai