Dampak Tenaga Air dan Bahan Bakar Fosil terhadap Implementasi Ekonomi
Hijau di Indonesia
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi penting bagi masyarakat, tetapi jika kerusakan lingkungan seperti
pencemaran udara dan emisi CO2 yang terus meningkat maka justru akan merugikan
masyarakat. Dalam hal ini, konsep green economy muncul untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan salah satunya melalui sektor energi, dimana pengembangan PLTA menjadi salah
satu upayanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi pengaruh jangka pendek dan
panjang produksi listrik dari PLTA serta konsumsi batu bara, gas alam, dan minyak bumi
terhadap emisi CO2 di Indonesia dan mengevaluasi hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC)
dalam konteks energi baru terbarukan (EBT) Indonesia. Untuk menguji hal tersebut, penelitian
ini menggunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dengan data sekunder dari tahun
2000-2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar fosil akan meningkatkan
emisi gas rumah kaca (GRK) jangka pendek maupun panjang sementara peningkatan produksi
listrik dari PLTA akan menurunkan emisi gas rumah kaca. Hingga saat ini, Indonesia masih
berada di posisi scale effect, artinya kerusakan lingkungan dengan indikator emisi CO2 terus
meningkat akibat aktivitas perekonomian.
Kata kunci: bahan bakar fosil, emisi, ekonomi hijau, pembangunan berkelanjutan, PLTA
ABSTRACT
Economic growth is important for society, but if environmental damage e.g., air pollution and CO2 emission
continuously increases, rhen it will cost society. In this case, the concept of a green economy appears to
achieve sustainable development, one of which is through the energy sector. Hydropower development is
one of the efforts in the green economy. The purpose of this study is to estimate the short- and long-term
effects of electricity production from hydropower and the consumption of coal, natural gas, and oil on CO 2
emissions in Indonesia and evaluate the Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis in the context of
Indonesia's new and renewable energy (EBT). To test this, this study uses the Autoregressive Distributed
Lag (ARDL) method with secondary data from 2000-2018. The results show that the consumption of fossil
fuels will increase short and long-term greenhouse gas (GHG) emissions while increasing electricity
production from hydropower will reduce environmental damage in Indonesia. Currently, Indonesia is still
in a position of scale of effect, meaning that environmental damage with CO2 emission indicators continues
to increase due to economic activity.
kritis batas atas, 𝐻0 ditolak dan sebaliknya, Model Restricted Error Correction Model
𝐻0 tidak dapat ditolak. Selanjutnya, jika nilai (RECM) menunjukkan pengaruh jangka
tersebut terletak di antara batas bawah dan pendek atau elastisitas jangka pendek, yang
atas, kointegrasi tidak dapat disimpulkan diestimasi dari Persamaan 3.
atau tidak meyakinkan. ∆𝐿𝑛𝐶𝑂2 𝑡
𝑚
∆𝐿𝑛𝐶𝑂2 𝑡 Keterangan:
= 𝛽0 + 𝛽1 𝐿𝑛𝐶𝑂2 𝑡−1 + 𝛽2 𝐿𝑛𝐻𝑦𝑑𝑟𝑜𝑡−1 𝛿1 = Intersep
+ 𝛽3 𝐿𝑛𝐶𝑜𝑎𝑙𝑡−1 + 𝛽4 𝐿𝑛𝑁𝐺𝑎𝑠𝑡−1
+ 𝛽5 𝐿𝑛𝑂𝑖𝑙𝑡−1 + 𝛽6 𝐿𝑛𝑅𝐺𝐷𝑃𝑡−1
+ 𝛽7 (𝐿𝑛𝑅𝐺𝐷𝑃)2 𝑡−1 Koefisien ECTt-1 menunjukkan nilai
𝑚 kecepatan penyesuaian dari
+ ∑ 𝛼𝑎 ∆𝐿𝑛𝐶𝑂2 𝑡−𝑎 ketidakseimbangan. Koefisien tersebut
𝑎=1
𝑛
harus negatif dan signifikan secara statistik
+ ∑ 𝛼𝑏 ∆𝐿𝑛𝐻𝑦𝑑𝑟𝑜𝑡−𝑏
(Khan et al., 2019). Nilai tersebut diestimasi
𝑏=1
dengan menggunakan residu persamaan
𝑜
jangka panjang pada Persamaan 4.
+ ∑ 𝛼𝑐 ∆𝐿𝑛𝐶𝑜𝑎𝑙𝑡−𝑐
𝑐=1 𝐿𝑛𝐶𝑂2 𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐿𝑛𝐶𝑂2 𝑡
𝑝
+ 𝛽2 𝐿𝑛𝐻𝑦𝑑𝑟𝑜𝑡
+ ∑ 𝛼𝑑 ∆𝐿𝑛𝑁𝐺𝑎𝑠𝑡−𝑑
+ 𝛽3 𝐿𝑛𝐶𝑜𝑎𝑙𝑡
𝑑=1
𝑞 + 𝛽4 𝐿𝑛𝑁𝐺𝑎𝑠𝑡
+ ∑ 𝛼𝑒 ∆𝐿𝑛𝑂𝑖𝑙𝑡−𝑒 + 𝛽5 𝐿𝑛𝑂𝑖𝑙𝑡
+ 𝛽6 𝐿𝑛𝑅𝐺𝐷𝑃𝑡
𝑒=1
𝑟 + 𝛽7 (𝐿𝑛𝑅𝐺𝐷𝑃)2 𝑡
+ ∑ 𝛼𝑓 ∆𝐿𝑛𝑅𝐺𝐷𝑃𝑡−𝑓 + 𝜎𝑡 ……....(4)
𝑓=1 Keterangan:
𝑟
𝜎𝑡 = Error term
+ ∑ 𝛼𝑔 ∆(𝐿𝑛𝑅𝐺𝐷𝑃)2 𝑡−𝑔 + 𝜀𝑡
𝑔=1 …(2)
Model estimasi ARDL dievaluasi dengan
Keterangan: menggunakan berbagai uji diagnostik. Uji
𝛽0 = Intersep, Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (χ2
𝛽, 𝛼 = Koefisien, LM) digunakan untuk menguji keberadaan
𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑓 = Lag, masalah korelasi serial atau autokorelasi.
∆ = first difference. Stabilitas dari model estimasi ARDL
dievaluasi dengan menggunakan uji
cumulative sum (CUSUM) dan cumulative
12
bersamaan yang telah diterapkan di 27
listrik PLTA (%)
10
lokasi PLTU di tahun 2021 dan akan
8
meningkat hingga 52 unit di tahun 2024,
6
contohnya PLTU Ketapang (DJEBTKE,
4
2021). Di sektor industri, co-processing dapat
2
menurunkan emisi CO2 dari industri semen
0
dengan penggunaan bahan bakar alternatif,
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
menurun pada jangka panjang seperti di Adanya hubungan jangka panjang pada
Peru (Zambrano-Monserrate et al., 2018). Di penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
Indonesia, Kondisi ini terjadi karena adanya penyesuaian pada jangka panjang yang
penurunan produksi minyak bumi sebesar dilihat dari koefisien ECTt-1 (Tabel 2).
4.9% per tahun karena sumur produksi yang Koefisien ECT tersebut memiliki arti bahwa
sudah tua, sumur baru yang terbatas, dan ketidakseimbangan periode sebelumnya
lokasi sumber daya di daerah perbatasan terkoreksi sebesar 141.3% pada periode
(BPPT, 2021). Selain itu, adanya sumber berikutnya. Artinya, model akan
energi alternatif ramah lingkungan seperti menyesuaikan pada kecepatan 141.3% dan
bahan bakar nabati (BBN) untuk akan memakan waktu sekitar 7 bulan (yaitu
mengurangi bauran minyak bumi. Bauran 1/1.413=0.708) untuk menyesuaikan ke
minyak bumi pada tahun 2021 masih 32.24% keseimbangan. Interpretasi tersebut
lebih besar dibandingkan dengan target mengacu pada Dankumo et al., (2019) dan
bauran minyak bumi di tahun 2025 yang Wang et al., (2021).
harus lebih rendah dari 25% (DJEBTKE, Hasil estimasi keseluruhan
2021). menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi
Berbeda dengan gas alam, konsumsi gas batu bara dan minyak bumi terhadap emisi
alam tidak signifikan dalam meningkatkan CO2 diprediksi lebih rendah pada jangka
emisi CO2 pada jangka pendek dan panjang. panjang dibandingkan jangka pendek di
Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu Indonesia karena adanya pengaruh dari
jumlah konsumsi dari gas alam cenderung implementasi teknologi bersih untuk
stabil dari tahun 2000 hingga tahun 2020 dan mengurangi konsumsi batu bara dan
potensi emisi CO2 gas alam lebih rendah menurunnya ketersediaan minyak bumi.
dibandingkan dengan batu bara, yaitu Konsumsi gas alam berpotensi dalam
sebesar 59.186 x 10-6 t CO2.SCF-1 untuk gas meningkatkan emisi CO2 namun tidak
alam dan 1.816 t CO2 per ton untuk batu bara signifikan pada jangka pendek dan panjang
(KLH, 2012). Gas bumi memiliki target karena tingkat konsumsinya paling rendah.
minimum sebesar 22% di tahun 2025 dan Pengaruh produksi listrik dari PLTA pada
24% di tahun 2050. Pada tahun 2021 capaian emisi CO2 diprediksi lebih rendah di jangka
gas bumi dalam bauran energi hanya panjang karena semakin menurunnya
sampai 18.87%, artinya masih lebih rendah kontribusi PLTA pada produksi listrik di
dibandingkan target gas alam dalam bauran Indonesia serta keberlanjutan PLTA yang
energi tahun 2025 (DJEBTKE, 2021). semakin terancam karena kerusakan
Estimasi elastisitas juga mengungkapkan lingkungan seperti sedimentasi, kekeringan,
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bencana alam, dan lainnya.
berpotensi dalam menghasilkan trade off
antara ekonomi dan lingkungan. Hal ini Evaluasi hipotesis Environmental Kuznets
terlihat pada koefisien LnRGDP dan Curve (EKC) dalam konteks energi baru
(LnRGDP)2 yang bertanda negatif dan terbarukan (EBT) Indonesia
positif (lihat Tabel 2). Koefisien LnRGDP dan Hipotesis EKC tidak terbukti di Indonesia
(LnRGDP)2 memiliki arti bahwa kenaikan karena hasil estimasi paramater pada Tabel
dari PDB akan memicu kenaikan emisi CO 2 2 menunjukkan nilai 𝛼5 dan 𝛼6 adalah
baik dalam jangka pendek maupun panjang. sebesar -9.617 dan 0.671 dalam jangka
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan pendek serta - 6.805 dan 0.474 dalam
peningkatan produksi secara konsisten yang panjang. Hasil ini menunjukkan hubungan
kemudian menimbulkan kerusakan yang berbentuk U antara emisi CO2 dan PDB
lingkungan melalui emisi yang dihasilkan di Indonesia dengan titik balik sebesar 7.171
(Marsiglio & Privileggi, 2021). Di sisi lain, (USD 1301) dalam jangka pendek dan
kelestarian lingkungan juga berperan panjang (Lihat Gambar 2). Titik ini lebih
penting dalam kegiatan ekonomi karena rendah dari nilai maksimum pendapatan
emisi cenderung akan mengurangi jumlah dalam periode penelitian, yaitu 7.532 (USD
output yang dapat dihasilkan 1868). Artinya, emisi CO2 akan meningkat
perekonomian. secara monoton seiring dengan
meningkatnya PDB.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.05 263–289.
.247 https://doi.org/10.1007/s10479-019-
Gokmenoglu, K., Azin, V., & Taspinar, N. 03217-y
(2015). The relationship between Murshed, M., Alam, R., & Ansarin, A. (2021).
industrial production, GDP, inflation, The environmental Kuznets curve
and oil price: The case of Turkey. hypothesis for Bangladesh: the
Procedia Economics and Finance, importance of natural gas, liquefied
25(May), 497–503. petroleum gas, and hydropower
https://doi.org/10.1016/s2212- consumption. Environmental Science
5671(15)00762-5 and Pollution Research, 28(14), 17208–
Jumhur, J. (2020). Penerapan autoregressive 17227.
distributed lag dalam memodelkan https://doi.org/10.1007/s11356-020-
pengaruh inflasi, pertumbuhan 11976-6
ekonomi, dan FDI terhadap Ozatac, N., Gokmenoglu, K. K., & Taspinar,
pengangguran di Indonesia. Jurnal N. (2017). Testing the EKC hypothesis
Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 9(3), by considering trade openness,
250. urbanization, and financial
https://doi.org/10.26418/jebik.v9i3.4 development: the case of Turkey.
1332 Environmental Science and Pollution
[KESDM] Kementerian Energi dan Research, 24(20), 16690–16701.
Sumberdaya Mineral. (2017). Kajian https://doi.org/10.1007/s11356-017-
Penggunaan Faktor Emisi Lokal (Tier 2) 9317-6
dalam Kajian Inventarisasi GRK Sektor [Perpes 2017] Peraturan Presiden Nomor 22
Energi (Issue Cetakan Pertama). Tahun 2017 tentang Rencana Umum
Kementerian Energi dan Sumberdaya Energi Nasional (RUEN) (pp. 67–69).
Mineral. (2017).
[KESDM] Kementerian Energi dan [PLN] Perusahaan Listrik Negara. (2021).
Sumberdaya Mineral. (2019). Handbook Rencana Usaha Penyediaan Tenaga
of Energy & Economic Statistics of Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero)
Indonesia 2019. KESDM. 2021-2030. In Rencana Usaha Penyediaan
[KESDM] Kementerian Energi dan Tenaga Listrik 2021-2030. Perusahaan
Sumberdaya Mineral. (2020). Handbook Listrik Negara.
of Energy & Economic Statistics of Pesaran, M. H., Shin, Y., & Smith, R. J. (2001).
Indonesia 2020. KESDM. Bounds testing approaches to the
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. analysis of level relationships. Journal
(2012). Pedoman Penyelenggaraan of Applied Econometrics, 16(3), 289–326.
Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional: https://doi.org/10.1002/jae.616
Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Ridzuan, A. R., Albani, A., Latiff, A. R. A.,
GRK Sektor Pengadaan dan Penggunaan Mohamad, M. I., & Murshidi, M. H.
Energi. Kementerian Lingkungan (2020). The impact of energy
Hidup. consumption based on fossil fuel and
Khan, M. K., Teng, J. Z., & Khan, M. I. (2019). hydroelectricity generation towards
Effect of energy consumption and pollution in Malaysia, Indonesia and
economic growth on carbon dioxide Thailand. International Journal of Energy
emissions in Pakistan with dynamic Economics and Policy, 10(1), 215–227.
ARDL simulations approach. https://doi.org/10.32479/ijeep.8140
Environmental Science and Pollution Tahseen, S., & Karney, B. W. (2017).
Research, 26(23), 23480–23490. Reviewing and critiquing published
https://doi.org/10.1007/s11356-019- approaches to the sustainability
05640-x assessment of hydropower. Renewable
Marsiglio, S., & Privileggi, F. (2021). On the and Sustainable Energy Reviews, 67, 225–
economic growth and environmental 234.
trade-off: a multi-objective analysis. https://doi.org/10.1016/j.rser.2016.09
Annals of Operations Research, 296(1–2), .031
Wang, X. G., Yan, L., & Zhao, X. G. (2021). hypothesis in Peru: The role of
Tackling the ecological footprint in renewable electricity, petroleum and
china through energy consumption, dry natural gas. Renewable and
economic growth and CO2 emission: Sustainable Energy Reviews, 82(March
an ARDL approach. Quality and 2016), 4170–4178.
Quantity, 88. https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.11
https://doi.org/10.1007/s11135-021- .005
01128-4 Zambrano-Monserrate, M. A., Valverde-
Wild, T. B., & Loucks, D. P. (2014). Managing Bajaña, I., Aguilar-Bohórquez, J., &
flow, sediment, and hydropower Mendoza-Jiménez, M. (2016).
regimes in the Sre Pok, Se San, and Se Relationship between economic
Kong Rivers of the Mekong basin. growth and environmental
Water Resources Research, 50(6), 5141– degradation: Is there evidence of an
5157. EKC for Brazil. International Journal of
https://doi.org/10.1002/2014WR0154 Energy Economics and Policy, 6(2), 208–
57 216.
Zambrano-Monserrate, M. A., Silva- https://www.econjournals.com/inde
Zambrano, C. A., Davalos-Penafiel, J. x.php/ijeep/article/view/1850
L., Zambrano-Monserrate, A., &
Ruano, M. A. (2018). Testing
environmental Kuznets curve