Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/374417692

TRANSISI ENERGI DI INDONESIA : OVERVIEW & CHALLENGES

Article · October 2023

CITATIONS READS

0 16

2 authors, including:

Pertamina Energy Institute


Pertamina
43 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Pertamina Energy Institute on 04 October 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Artikel ini telah terbit di Buletin Pertamina Energy Institute Volume 9 Nomor 2 Tahun 2023, bulan September 2023
Akses: https://www.pertamina.com///Media/File/Buletin%20PEI%20TW%202-2023%20(Media%20Online)_compressed.pdf
ISSN Cetak: 2598-3148 ISSN Online: 2621-5004
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

TRANSISI ENERGI DI INDONESIA :


OVERVIEW & CHALLENGES

Ahmad Kharis Nova Al Huda


Jr. Analyst Domestic Sourcing – PT. Pertamina Patra Niaga

Abstrak

S
ecara umum, tujuan dari kebijakan transisi energi adalah untuk mengadopsi
pemanfaatan energi bersih yang lebih luas. Hal ini didorong oleh
kekhawatiran global terhadap perubahan iklim. Penggunaan berlebihan
energi fosil selama bertahun-tahun telah menyebabkan peningkatan emisi gas
rumah kaca (GRK) melebihi batas yang aman, yang berkontribusi pada perubahan
iklim. Oleh karena itu, pemimpin dunia telah berkomitmen untuk mengendalikan
peningkatan suhu global, sebagaimana diatur dalam Paris Agreement 2015.
Salah satu langkah yang banyak diambil oleh negara-negara saat ini adalah
menerapkan kebijakan net zero emissions, yaitu mencapai nol emisi bersih. Untuk
mencapai tujuan ini, berbagai negara telah mengembangkan kebijakan dan
roadmap. Sebagai contoh, International Energy Agency (IEA) telah menerbitkan
roadmap yang menggambarkan bagaimana sebuah negara dapat mencapai net
zero emissions. Roadmap tersebut mencakup beberapa kebijakan kunci yang
dapat diimplementasikan, antara lain pengembangan energi terbarukan secara
massif, menghentikan penggunaan pembangkit listrik berbasis energi fosil, serta
memperluas penggunaan kendaraan listrik dan biofuel. Karena sektor energi
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap emisi GRK, kebijakan transisi energi
perlu memprioritaskan sumber energi dan teknologi yang rendah karbon.

1. Pendahuluan

Energi sangat penting untuk ketiga masyarakat. Energi untuk pemanasan


pilar pembangunan berkelanjutan— dan pendinginan yang berpengaruh
kesejahteraan sosial, ekonomi, pada kondisi kenyamanan dan
dan lingkungan. Energi berguna kesehatan manusia. Energi juga
untuk penerangan dan transportasi berperan penting untuk penggunaan
sehingga dapat mendukung jaringan industri dan konsumen hingga
yang menghubungkan orang dan menciptakan aktivitas ekonomi. Jika

Volume 9 No. 2 | 2023 49 Buletin Pertamina


Energy Institute
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

energi diterapkan dengan benar maka Energi Baru Terbarukan (EBT)


teknologi energi dapat digunakan menawarkan peningkatan besar dalam
untuk memitigasi masalah lingkungan, jumlah dan kualitas layanan energi
namun jika digunakan sembarangan yang diberikan. EBT memungkinkan
akan menimbulkan masalah yang penghematan waktu atau peningkatan
berasal dari energi itu sendiri. Energi operasional, yang biasanya jauh lebih
utama di Indonesia yang bersumber penting daripada perbedaan biaya
pada bahan bakar fosil memiliki efek bahan bakar dan sistem. Sumber daya
samping yakni melepaskan karbon energi yang akan digunakan untuk
dioksida (CO2) sebagai gas rumah kaca konverter tertentu dipilih karena alasan
ke atmosfer pada saat pembakaran
ekonomi, tetapi biasanya memiliki
sehingga menghangatkan bumi
dampak yang relatif kecil terhadap
dengan menjebak radiasi inframerah
kualitas layanan energi yang diberikan.
yang seharusnya terpancar dari bumi
Signifikansi transisi energi di Indonesia
ke luar angkasa.
dengan fokus pada tantangan
Sumber energi fosil tersebut terdiri yang dihadapi pada sektor industri,
dari minyak bumi, batubara, dan gas infrastruktur, pertanian, politik, sosial,
bumi (Suharyati et al., 2022). Pasokan dan sumber daya manusia (SDM)
energi fosil berasal dari sumber daya sangat penting dipelajari dalam
alam nasional yang semakin terbatas, peralihan energi menuju sistem net
sehingga proses impor minyak zero emissions.
bumi menjadi prioritas utama untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar
minyak di dalam negeri. Hal yang 2. Perkembangan energi
sama berlaku untuk gas bumi, di baru terbarukan (EBT) di
mana peningkatan penggunaan gas Indonesia
bumi membuka peluang impor LNG. Seiring dengan semakin
Pembangkit listrik yang menggunakan meningkatnya kesadaran akan
batubara mendominasi pemenuhan pentingnya perlindungan lingkungan
kebutuhan listrik nasional, sehingga dan keberlanjutan sumber daya alam,
cadangan batubara terus berkurang. energi transisi semakin menjadi topik
Untuk menjaga keseimbangan pasokan yang penting dalam agenda global.
energi, penting untuk meningkatkan Araújo (2014) mendefinisikan transisi
peran energi berbasis terbarukan energi global saat ini sebagai proses
dalam memenuhi kebutuhan energi transformasi dalam suplai energi
dalam negeri (Anindhita et al., 2018). berbasis bahan bakar fosil (yakni
Tidak hanya menjaga ketahanan batubara, minyak, dan gas) menuju
energi, pengembangan bentuk sistem energi yang lebih efisien, rendah
dan pola penggunaan energi yang karbon, dan berkelanjutan dengan
dapat memajukan kesejahteraan energi terbarukan (misalnya surya,
sosial dan ekonomi, setidaknya tidak bayu, bioenergi, air). Energi transisi yang
membahayakan lingkungan (Hafner, ditunjukkan pada Gambar 1 mengacu
Tagliapietra 2020). pada perpindahan dari penggunaan

Buletin Pertamina
Energy Institute 50 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

Gambar 1. Gambaran umum proses transisi energi


Sumber: ESDM, 2021 (https://www.esdm.go.id/)

sumber energi konvensional yang infrastruktur, investasi dalam riset dan


terbatas dan berbahaya menjadi pengembangan, serta penciptaan
sumber energi terbarukan yang bersih lapangan kerja baru. Peningkatan
dan berkelanjutan. Tujuan dari transisi investasi dalam energi transisi
energi untuk mengurangi emisi gas dapat mendorong pertumbuhan
rumah kaca, mengurangi polusi udara ekonomi, mempercepat inovasi, dan
dan mengurangi ketergantungan memperkuat daya saing negara.
pada sumber daya yang terbatas.
Indonesia sendiri memiliki
Meskipun tujuan ini sangatlah baik,
peranan sentral sebagai produsen
tetapi perpindahan ini memiliki
dan pengekspor terbesar minyak dan
tantangan yang kompleks yang
gas bumi. Namun, pasokan sumber
perlu diatasi. Transisi energi memiliki
daya ini mengalami penurunan.
dampak penting seperti mendorong
Demi mencapai keberlanjutan dan
inovasi dan pengembangan
kemandirian energi, pemerintah
teknologi baru. Dampak positif
telah memprioritaskan energi
lainnya yaitu menciptakan peluang
terbarukan. Indonesia memiliki potensi
ekonomi baru dalam sektor energi
besar dalam pemanfaatan energi
terbarukan, termasuk pembangunan

Volume 9 No. 2 | 2023 51 Buletin Pertamina


Energy Institute
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

terbarukan, meskipun penggunaannya energi hidro (air), potensi pemanfaatan


belum sepenuhnya dimaksimalkan. sumber daya energi terbarukan ini
Sumber daya seperti tenaga air, masih belum dioptimalkan untuk
angin, matahari, dan arus laut dapat memenuhi kebutuhan energi nasional.
digunakan untuk menghasilkan listrik, Ketiga, penting untuk menempatkan
namun potensi ini baru mulai dikenali pemenuhan kebutuhan energi nasional
sehingga pemanfaatannya belum dalam konteks transisi energi, yaitu
maksimal. Selain itu, bioenergi, biogas, peralihan dari penggunaan energi fosil
dan biomassa digunakan oleh rumah ke energi baru dan terbarukan (EBT)
(Winanti et al., 2021).
tangga untuk keperluan memasak,
serta untuk beberapa tujuan komersial Pengembangan sumber energi
dan industri. Pemanfaatan yang lebih terbarukan memiliki potensi tidak
luas dari sumber-sumber energi ini hanya untuk menjaga kelestarian
dapat mengurangi ketergantungan lingkungan, tetapi juga membantu
pada energi fosil di masa depan meningkatkan kedaulatan energi.
(Lauranti & Djamhari, 2017). Sistem penyediaan dan pemanfaatan
energi terbarukan dapat dilakukan
Ketergantungan pada sumber secara mandiri oleh masyarakat,
energi fosil menyebabkan banyak dibangun dalam sistem kecil yang
tantangan. Pertama, karena terdesentralisasi dan terlepas dari
ketersediaan minyak bumi yang tidak jaringan listrik utama, serta dikelola
lagi dapat diandalkan, Indonesia harus secara otonom. Selain menghasilkan
mengimpor minyak untuk memenuhi listrik, bahan bakar cair, dan bioenergi
kebutuhan energi, yang pada akhirnya dari limbah ternak, sistem seperti ini
berkontribusi pada defisit neraca juga dapat menciptakan lapangan
perdagangan negara. Kedua, meskipun kerja berbasis lingkungan atau
Indonesia memiliki banyak sumber mengurangi tingkat kemiskinan
daya energi terbarukan seperti panas di daerah setempat. Sayangnya,
bumi, biodiesel, energi surya, angin, dan

Tabel 1. Sumber energi alternatif di Indonesia

Direct Use
Industrial Solar Water
Biodiesel Biogas of
biomass Heater
Geothermal
Year
Production Export Domestic Production Consumption Water Heat Heat
(Thousand (Thousand (Thousand (Thousand (Thousand (Thousand (Thermal
KL) KL) KL) KL) KL) TOE) MWh)
2012 2,221 1,552 669 n.a n.a n.a n.a
2013 2,805 1,757 1,048 n.a n.a n.a n.a
2014 3,961 1,629 1,845 n.a n.a n.a n.a
2015 1,620 328 915 18,953 47 n.a 0
2016 3,656 477 3,008 22,800 72 n.a 0
2017 3,416 187 2,572 24,786 73 n.a 0
2018 6,168 1,803 3,570 25,670 133 n.a 0
2019 8,399 1,319 6,396 26,277 217 n.a 0
2020 8,594 36 8,400 27,856 249 n.a 0
2021 10,240 133 9,294 28,390 511 n.a 0
2022 11,836 372 10,449 35,521 1,765 128 6,195

Sumber: Directorate General of New and Renewable Energy and Energy Conservation, ESDM,
2022

Buletin Pertamina
Energy Institute 52 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

masyarakat di pedesaan atau daerah dalam menerapkan energi berbasis


terpencil di Indonesia yang seharusnya terbarukan meliputi efisiensi yang
menjadi pelaku dan penerima manfaat rendah, investasi yang tinggi, dan
dari pengembangan energi terbarukan lokasi sumber daya yang beragam,
masih kurang akrab dengan teknologi sehingga perkembangan energi
ini dan mengalami keterbatasan berbasis terbarukan belum optimal.
ekonomi. Akibatnya, pemahaman Dalam kajian ini, peran energi berbasis
tentang manfaat unggulan dari terbarukan hanya mencapai 12,9% pada
pengembangan energi terbarukan tahun 2025 dan 14,9% pada tahun 2050.
masih belum sepenuhnya terwujud. Secara keseluruhan, konsumsi energi
Penggunaan energi berbasis primer nasional akan terus meningkat
terbarukan terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan
dengan berbagai jenis energi yang rata-rata sebesar 4,6% (Anindhita et al.,
tersedia, tetapi secara nasional 2018).
perkembangannya masih belum
Infografis pada Gambar 2
dapat bersaing dengan energi fosil.
membandingkan capaian sektor
Target pemerintah untuk penggunaan ketenaga listrikan dan pengembangan
energi berbasis terbarukan sebesar energi baru terbarukan (EBT) antara
23% pada tahun 2025 dan 31% pada Indonesia, Brazil, Jepang, dan Vietnam.
tahun 2050 akan sulit tercapai. Kendala

Gambar 2. Overview pengembangan EBT di Indonesia dan negara lain


Sumber: ESDM 2021, BP Energy Statistical Review (2020), EIA (2020), IRENA (2021), dan IESR (2020)

Volume 9 No. 2 | 2023 53 Buletin Pertamina


Energy Institute
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

Brazil merupakan negara dengan 3.1 Industri


kapasitas pembangkit terbesar,
Industri adalah sektor yang sangat
mencapai total 165 GW pada akhir
bergantung pada sumber daya
tahun 2020. Brazil juga memiliki tingkat
energi, tantangan utama dalam
penggunaan EBT tertinggi, mencapai
86%, yang didominasi oleh energi hidro menghadapi transisi energi
dengan kapasitas 109 GW atau 66% dari adalah mengurangi penggunaan
bauran listrik negara tersebut. Di sisi energi fosil dan beralih ke sumber
lain, Jepang dan Vietnam fokus pada daya terbarukan. Hingga saat
pengembangan energi surya, dengan ini berdasarkan sektor industri
kapasitas pembangkit tenaga surya masih mengonsumsi lebih dari
masing-masing mencapai 67 GW dan 32% konsumsi listrik di Indonesia
17 GW. Keduanya juga memiliki tingkat dan tidak sedikit industri yang
penggunaan EBT yang serupa, sekitar menggunakan batubara, hal ini
40-50% dari bauran listrik. Sementara dapat menjadi tantangan untuk
itu, Indonesia masih memiliki tingkat beralih pada EBT namun industri
penggunaan EBT yang relatif rendah, harus mampu melirik pada segi
yaitu sekitar 14% dari bauran listrik. biaya investasi yang tinggi. Selain
Hal ini menunjukkan adanya potensi itu, jika industri sudah beralih
pertumbuhan yang besar yang perlu pada EBT maka industri harus
diperjuangkan. Brazil, Jepang, dan bisa menyediakan pasokan energi
Vietnam telah menerapkan skema yang stabil sehingga kebutuhan
Feed-inTariff (FiT) sebagai kebijakan energi industri terpenuhi.
pendukung pengembangan EBT.
Beralihnya penggunaan energi
Implementasi skema FiT di ketiga
di industri dapat mempengaruhi
negara tersebut dapat menjadi
mekanisme kerja SDM yang
pelajaran bagi Indonesia dalam
berkontribusi dalam menjalankan
mempercepat pengembangan EBT di
kegiatan industri. Hal ini dapat
dalam negeri.
menjadi sebuah tantangan sebab
beralihnya energi membutuhkan
3. Tantangan transisi energi waktu agar dapat beradaptasi dan
mendapatkan mindset yang baru
Indonesia memiliki potensi sumber
dalam pengelolaannya.
daya dan cadangan energi baru
terbarukan yang cukup besar, namun 3.2. Infrastruktur
pengembangannya masih belum
optimal. Tantangan bagi pemerintah Infrastruktur bagaikan tulang
dalam mengembangkan teknologi punggung dari terlaksananya
berbasis energi baru terbarukan adalah transisi energi, karena tanpa adanya
kesenjangan geografis antara lokasi infrastruktur yang memadai maka
pasokan energi dan permintaan, serta akan sulit bagi wilayah tersebut
investasi teknologinya yang tinggi. untuk memanfaatkan sumber
Selain itu terdapat beberapa tantangan daya terbarukan. Tata ruang
lainnya juga yang meliputi; untuk penyimpanan fasilitas

Buletin Pertamina
Energy Institute 54 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

EBT memerlukan perizinan untuk sektor pertanian. Sektor


dalam pembangunannya dan pertanian sendiri memiliki potensi
penyesuaian tempat untuk EBT, yang besar dalam kontribusinya
seperti panel surya atau energi terhadap perekonomian Indonesia,
angin harus memperhatikan lokasi khususnya dalam produksi
untuk meminimalisasi terjadinya pangan. Untuk meningkatkan
fluktuasi pasokan energi. Aspek prioritas pembangunan sektor
lain tantangan dalam mengubah pertanian, penting untuk
infrastruktur energi adalah mengalokasikan dana yang
biaya. Mengganti pembangkit memadai. Saat ini, keadaan
listrik tenaga batubara dengan sektor pertanian masih tidak
pembangkit listrik tenaga surya merata di berbagai daerah, dan
atau angin membutuhkan masalah-masalah yang dihadapi
investasi yang besar. Begitu pula mengindikasikan kurangnya fokus
dengan mengganti jaringan dan orientasi pemerintah terhadap
distribusi minyak dan gas sektor pertanian (Ikhsani et al.,
dengan jaringan distribusi energi 2020). Akses dan infrastruktur
terbarukan. Untuk mengatasi EBT dibidang pertanian menjadi
tantangan ini, pemerintah dan sebuah tantangan yang dihadapi
sektor swasta perlu bekerja sama sebab sektor pertanian seringkali
dalam menciptakan kebijakan berlokasi di daerah terpencil
dan dukungan finansial yang sehingga terjadi keterbatasan
memadai. dalam transisi energi.

3.3 Pertanian 3.4 Politik

Pertanian memiliki dampak besar Permasalahan energi masih


terhadap emisi gas rumah kaca menjadi sebuah isu terlebih lagi
dan keberlanjutan lingkungan. dalam negara Indonesia. Kerap
Tantangan dalam transisi kali masalah energi di Indonesia
energi pada sektor ini termasuk sendiri hanya digunakan untuk
pengurangan penggunaan pupuk mendukung agenda politik dan
kimia, perubahan pola makan parlemen pemerintah, sebagai
yang lebih berkelanjutan, dan contoh berbagai kebijakan dibuat
penerapan teknologi hijau dalam hanya untuk memenuhi kebutuhan
produksi dan pengolahan pangan. jangka pendek (Lauranti &
Selain itu pengembangan sektor Djamhari, 2017). Sedangkan
pertanian menjadi sangat penting instrumen hukum menjadi
untuk mempercepat kemajuan elemen pendukung yang begitu
dan perkembangan pertanian di efektif dalam mengantisipasi
Indonesia. Dalam hal ini, diperlukan risiko dalam pengolahan sumber
kebijakan yang lebih fokus dan energi terbarukan. Konstitusi di
alokasi anggaran yang lebih besar Indonesia sendiri sebenarnya

Volume 9 No. 2 | 2023 55 Buletin Pertamina


Energy Institute
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

telah memberikan kerangka atau sejumlah oknum dari berbagai


konstruksi dalam penggunaan dan kalangan masyarakat yang berniat
pemanfaatan energi terbarukan. meraih keuntungan pribadi
Salah satunya terdapat dalam Pasal atau kelompok dari pengelolaan
33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi: sumber energi terbarukan tersebut
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang (Kalpikajati & Hermawan, 2022).
terkandung di dalamnya dikuasai
3.6. Sumber Daya Manusia
oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk Indonesia merupakan negara
kemakmuran rakyat”. Namun, kepulauan yang memiliki sumber
pengaturan-pengaturan tersebut daya alam yang melimpah dan
masih terpisah dan tersebar juga memiliki banyak sumber
ke dalam berbagai Undang- daya manusia yang dibutuhkan.
Undang dan belum ada Undang- Namun, sumber daya manusia
Undang yang secara spesifik dan yang berkualitas yang dihasilkan
tersistem untuk mengatur perihal hanya sedikit, sehingga untuk
energi terbarukan (Kalpikajati & mengelola dan membuat inovasi
Hermawan, 2022). baru mengenai energi terbarukan
masih menjadi sebuah tantangan.
3.5. Sosial
Hal tersebut dikarenakan kurang
Permasalahan dalam bidang ini meratanya bidang pendidikan
memiliki kaitan yang erat dengan dan ekonomi diseluruh penjuru
bidang politik yaitu belum ada Indonesia, sehingga menyebabkan
Undang-Undang yang membahas hanya beberapa manusia saja yang
secara spesifik mengenai mampu menempuh pendidikan
energi terbarukan, sehingga tinggi, tantangan tersebut masih
menimbulkan permasalahan menjadi sebuah permasalahan
sosial seperti rendahnya yang belum memiliki solusi.
minat investasi di Indonesia.
Selama beberapa dekade Indonesia
Hal tersebut menyebabkan
hanya memanfaatkan sumber energi
ketidakjelasan ekosistem industri
fosil dan tidak memanfaatkan sumber
energi terbarukan yang hendak
energi terbarukan. Hal ini sangat
dibangun di Indonesia selain
berbanding terbalik dengan negara-
itu, juga terdapat masalah lain
negara diluar sana. Sebagai contoh
yaitu kemungkinan praktik
negara Skandinavia seperti Swedia,
korupsi yang mengintai. Sumber
Norwegia, dan Finlandia termasuk ke
energi terbarukan sendiri
dalam jajaran negara-negara terbaik
bisa menjadi komoditas yang
dalam pengelolaan energi terbarukan
begitu menguntungkan dan
di Uni Eropa; 30% dari bauran energi
menggiurkan dalam beberapa
nasional di negara-negara tersebut
tahun mendatang. Dalam
telah menggunakan sumber energi
pelaksanaannya, pasti akan ada
terbarukan (Kalpikajati & Hermawan,

Buletin Pertamina
Energy Institute 56 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

2022). Oleh karena itu, hingga saat ini yaitu naskah RUU EBT yang belum
masih menjadi sebuah permasalahan mampu menjawab permasalahan-
yang belum terpecahkan mengapa permasalahan yang ada di masyarakat
Indonesia, yang memiliki potensi seperti permasalahan trilemma energi
energi terbarukan yang melimpah, dan belum adanya prioritas dari
belum mampu mengelola sumber pemerintah dalam mengelola sumber
energi terbarukan yang dimilikinya. energi terbarukan. Jika trilemma
energi ini tidak kunjung terselesaikan
Secara umum, hambatan ini
maka target pemenuhan permintaan
terbagi ke dalam dua aspek, yaitu aspek
energi per 2023 (Gambar 4) akan sulit
yuridis dan aspek sosial. Aspek yuridis,
dipenuhi.
sendiri hadir dengan permasalahan
pertama yaitu belum adanya Undang- Menurut Syamsudin et al (2023),
Undang yang khusus mengatur perihal tantangan pengembangan EBT
pengelolaan energi terbarukan secara dipengaruhi oleh beberapa hal,
tersistem dan komprehensif. Saat yaitu biaya substitusi dan tekanan
ini permasalahan pertama tersebut lingkungan. Setiap teknologi energi
tengah dijawab oleh pemerintah terbarukan yang tidak diperoleh melalui
dan DPR dengan merumuskan proses lelang terbalik akan memiliki
Rancangan Undang-Undang Energi model biaya produksi yang berbeda
Baru dan Terbarukan atau RUU EBT. sehingga terjadi penghematan sebesar
Namun hal ini justru mengantar USD1,7 miliar per tahun pada tahun
kepada permasalahan yang kedua, 2030.

Gambar 4. Proyeksi Permintaan Energi Final Sektor Industri per Jenis Energi
Sumber: Outlook Energi Indonesia 2022, DEN

Volume 9 No. 2 | 2023 57 Buletin Pertamina


Energy Institute
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

Jika biaya polusi udara juga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
diperhitungkan, jumlah tersebut dapat Sehubungan dengan hal tersebut
meningkat secara signifikan menjadi sebetulnya Jepang telah mengalami
antara USD15 hingga USD50 miliar per dua peralihan energi utama dalam
tahun, dengan potensi penghematan beberapa dekade terakhir. Yang
total mencapai USD53 miliar atau
pertama dipicu oleh krisis minyak
setara dengan 1,7 persen dari Produk
tahun 1973, yang memicu penggunaan
Domestik Bruto (PDB) per tahun pada
energi nuklir sebagai respons terhadap
tahun 2030. Tekanan lingkungan
pertumbuhan konsumsi minyak yang
terjadi sebagai akibat adanya limbah
cepat. Namun, setelah kecelakaan
elektronik seperti limbah baterai dan
silikon tetraklorida pada solar PV di EBT nuklir Fukushima pada tahun 2011,
cahaya matahari, adanya kebisingan Jepang terpaksa melakukan peralihan
(perputaran frekuensi turbin angin) energi lain untuk menggantikan listrik
pada EBT tenaga angin, adanya limbah nuklir yang hilang secara tiba-tiba.
aki pada turbin untuk EBT tenaga Dalam peralihan energi ini, Jepang
air, dan terjadi limbah B3 ataupun lebih fokus pada energi surya daripada
gas partikulat seperti karbon, CO, energi angin, meskipun kebanyakan
NO, benzena jika menggunakan EBT negara besar lainnya mengadopsi
biomassa. keduanya.

Sementara itu, hambatan lain Fokus Jepang pada energi surya


datang dari aspek sosial dengan lebih tinggi karena kebijakan eksplisit
permasalahan yang ada, yaitu belum dari pemerintah pusat. Mereka
tercipta iklim investasi yang baik untuk mengalokasikan dana penelitian dan
menyokong pendanaan pengelolaan pengembangan yang lebih besar untuk
sumber energi terbarukan. Hal ini energi surya, dan ini telah memperkuat
sangat disayangkan sebab investasi kelompok kepentingan surya di dalam
merupakan instrumen penting negeri. Pada tahun 2000-an, Jepang
dalam menjalankan pembangunan menjadi produsen terbesar sel surya
nasional berkelanjutan (Kalpikajati di dunia, yang semakin memperkuat
& Hermawan, 2022). Negara Jepang kelompok kepentingan surya tersebut.
sendiri memiliki masalah yang hampir Meskipun energi angin memiliki
serupa dengan Indonesia yaitu belum biaya lebih rendah, Jepang tetap
terciptanya iklim investasi yang baik, fokus pada energi surya. Faktor-faktor
namun mereka sudah berupaya untuk seperti posisi dominan Jepang dalam
menekan laju perubahan iklim tersebut industri sel surya dan kepentingan
dengan cara melakukan pembangun politik kelompok-kelompok tersebut
pembangkit listrik tenaga surya di mempengaruhi kebijakan energi
kawasan reklamasi. Hingga saat ini terbarukan Jepang (Li et al., 2019).
Jepang sudah memiliki lebih dari 50 Keputusan ini menyebabkan Jepang

Buletin Pertamina
Energy Institute 58 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

membayar lebih mahal untuk listrik yang lebih seimbang dan lebih murah
surya daripada negara-negara besar ke sumber energi terbarukan, penting
lainnya, karena tarif feed-in yang lebih untuk menciptakan lapangan bermain
tinggi. Hal ini juga menyebabkan yang lebih adil di mana semua sumber
Jepang kurang mengembangkan energi alternatif dapat berkontribusi
sumber daya energi angin lepas pantai, sesuai dengan kebutuhan dan potensi
meskipun memiliki garis pantai yang masing-masing. Kontrol yang efektif
panjang. Pengembangan kelompok terhadap kepentingan politik juga
kepentingan surya dan persyaratan diperlukan agar peralihan energi dapat
regulasi yang ketat pada proyek angin berlangsung dengan cepat dan efisien
berkontribusi pada situasi ini. Dalam (Li & Xu, 2019).
rangka mencapai peralihan energi

Volume 9 No. 2 | 2023 59 Buletin Pertamina


Energy Institute
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

4. Kesimpulan analisis dan penelitian berkelanjutan


untuk menghasilkan produk energi
Indonesia perlu melakukan terbarukan yang benar-benar
pembaruan dalam sektor energi ramah lingkungan dan memiliki
terbarukan agar tidak berdampak pada risiko minimal. Pemerintah perlu
target bauran energi terbarukan tahun memastikan agar lembaga atau badan
2025 untuk menghadapi tantangan yang bertanggung jawab di sektor
yang timbul dalam pengembangan energi terus bekerja secara sinergis
energi terbarukan. Hal ini melibatkan dalam merumuskan dan melaksanakan
pengevaluasian potensi energi kebijakan energi terbarukan. Saat ini,
terbarukan di setiap wilayah Indonesia insentif yang diberikan pemerintah
dan analisis proyek energi terbarukan untuk energi terbarukan masih lebih
yang cocok untuk dikembangkan di kecil dibandingkan subsidi untuk
setiap wilayah tersebut. Pemerintah bahan bakar fosil. Langkah nyata
juga perlu mengambil langkah serius pemerataan energi di seluruh wilayah
dalam penganggaran dan pengelolaan Indonesia juga harus memperhatikan
energi terbarukan guna mempercepat kesiapan industri, lingkungan
transisi menuju energi bersih. pertanian, sumber daya, politik sosial,
Meskipun energi terbarukan lebih biaya substitusi peralihan energi fosil
ramah lingkungan dibandingkan energi ke energi terbarukan. Semua kendala
fosil, tetap ada masalah lingkungan ini harus diatasi agar Indonesia dapat
yang muncul dalam pengelolaan mencapai kemandirian dan ketahanan
energi terbarukan sehingga diperlukan energi.

Buletin Pertamina
Energy Institute 60 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges

Referensi

Anindhita, F., Sugiyono, A., & Wahid, L. O. M. A. (2018). Outlook Energi Indonesia
2018: Energi Berkelanjutan untuk Transportasi Darat Perencanaan
energi nasional dan daerah View project Energy System Optimization
View project (Issue September). www.bppt.go.id
Araújo, K. (2014). The Emerging Field of Energy Transitions: Progress, Challenges,
and Opportunities. Energy Research & Social Science, 1(1), 112-121. https://
doi.org/10.1016/j.erss.2014.03.002
Asian Development Bank (ADB). 2020. Renewable Energy Tariffs and Incentives in
IndonesiaReviews and Recommendations. DOI: http://dx.doi.org/10.22617/
TCS200254
Hafner, M., & Tagliapietra, S. (2020). The Geopolitics Of The Global Energy
Transition. Lecture Notes in Energy. Vol 73. https://doi.org/10.1007/978-3-
030-39066-2
Ikhsani, I. I. I., Tasya, F. E., Sihidi, I. T., Roziqin, A., & Romadhan, A. A. (2020). Arah
Kebijakan Sektor Pertanian di Indonesia untuk Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Publik, 5(2), 134–154.
https://doi.org/10.25077/jakp.5.2.134-154.2020
Kalpikajati, S. Y., & Hermawan, S. (2022). Hambatan Penerapan Kebijakan Energi
Terbarukan di Indonesia. Batulis Civil Law Review, 3(2), 187. https://doi.
org/10.47268/ballrev.v3i2.1012
Lauranti, M., & Djamhari, E. A. (2017). Transisi Energi yang Setara di Indonesia:
Tantangan dan Peluang. Friedrich-Ebert-Stiftung, 1–37. http://library.fes.
de/pdf-files/bueros/indonesien/14758.pdf
Li, A., & Xu, Y. (2019). The governance for offshore wind in Japan. Energy Procedia,
158, 297–301. https://doi.org/10.1016/j.egypro.2019.01.092
Li, A., Xu, Y., & Shiroyama, H. (2019). Solar lobby and energy transition in Japan.
Energy Policy, 134(July), 110950. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2019.110950
Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia. Handbook
of Energy & Economic Statistics of Indonesia. 2022. Diakses pada 14 Juli
2023: https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-handbook-
of-energy-and-economic-statistics-of-indonesia-2022.pdf.
Syamsuddin, N., Yana, S., Nelly, N., Maryam, et al. 2023. Permintaan Pasar untuk
Produk dan Layanan Energi Terbarukan(Perspektif Daya Saing Energi
Terbarukan Indonesia). Jurnal Serambi Engineering, Volum VIII, Hal 4965-
4977.
Suharyati, Pratiwi, N. I., Pambudi, S. H., & Wibowo, J. L. (2022). Indonesia Energy
Outlook 2022. 1–132.
Winanti, P. S., Mas’udi, W., Rum, M., Nandyatama, R. W., Marwa, & Murwani, A.
(2021). Ekonomi Politik Transisi Energi di Indonesia: Peran Gas dalam
Transisi Energi Baru dan Terbarukan (Issue January).

Volume 9 No. 2 | 2023 61 Buletin Pertamina


Energy Institute

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai