net/publication/374417692
CITATIONS READS
0 16
2 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Pertamina Energy Institute on 04 October 2023.
Abstrak
S
ecara umum, tujuan dari kebijakan transisi energi adalah untuk mengadopsi
pemanfaatan energi bersih yang lebih luas. Hal ini didorong oleh
kekhawatiran global terhadap perubahan iklim. Penggunaan berlebihan
energi fosil selama bertahun-tahun telah menyebabkan peningkatan emisi gas
rumah kaca (GRK) melebihi batas yang aman, yang berkontribusi pada perubahan
iklim. Oleh karena itu, pemimpin dunia telah berkomitmen untuk mengendalikan
peningkatan suhu global, sebagaimana diatur dalam Paris Agreement 2015.
Salah satu langkah yang banyak diambil oleh negara-negara saat ini adalah
menerapkan kebijakan net zero emissions, yaitu mencapai nol emisi bersih. Untuk
mencapai tujuan ini, berbagai negara telah mengembangkan kebijakan dan
roadmap. Sebagai contoh, International Energy Agency (IEA) telah menerbitkan
roadmap yang menggambarkan bagaimana sebuah negara dapat mencapai net
zero emissions. Roadmap tersebut mencakup beberapa kebijakan kunci yang
dapat diimplementasikan, antara lain pengembangan energi terbarukan secara
massif, menghentikan penggunaan pembangkit listrik berbasis energi fosil, serta
memperluas penggunaan kendaraan listrik dan biofuel. Karena sektor energi
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap emisi GRK, kebijakan transisi energi
perlu memprioritaskan sumber energi dan teknologi yang rendah karbon.
1. Pendahuluan
Buletin Pertamina
Energy Institute 50 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges
Direct Use
Industrial Solar Water
Biodiesel Biogas of
biomass Heater
Geothermal
Year
Production Export Domestic Production Consumption Water Heat Heat
(Thousand (Thousand (Thousand (Thousand (Thousand (Thousand (Thermal
KL) KL) KL) KL) KL) TOE) MWh)
2012 2,221 1,552 669 n.a n.a n.a n.a
2013 2,805 1,757 1,048 n.a n.a n.a n.a
2014 3,961 1,629 1,845 n.a n.a n.a n.a
2015 1,620 328 915 18,953 47 n.a 0
2016 3,656 477 3,008 22,800 72 n.a 0
2017 3,416 187 2,572 24,786 73 n.a 0
2018 6,168 1,803 3,570 25,670 133 n.a 0
2019 8,399 1,319 6,396 26,277 217 n.a 0
2020 8,594 36 8,400 27,856 249 n.a 0
2021 10,240 133 9,294 28,390 511 n.a 0
2022 11,836 372 10,449 35,521 1,765 128 6,195
Sumber: Directorate General of New and Renewable Energy and Energy Conservation, ESDM,
2022
Buletin Pertamina
Energy Institute 52 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges
Buletin Pertamina
Energy Institute 54 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges
Buletin Pertamina
Energy Institute 56 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges
2022). Oleh karena itu, hingga saat ini yaitu naskah RUU EBT yang belum
masih menjadi sebuah permasalahan mampu menjawab permasalahan-
yang belum terpecahkan mengapa permasalahan yang ada di masyarakat
Indonesia, yang memiliki potensi seperti permasalahan trilemma energi
energi terbarukan yang melimpah, dan belum adanya prioritas dari
belum mampu mengelola sumber pemerintah dalam mengelola sumber
energi terbarukan yang dimilikinya. energi terbarukan. Jika trilemma
energi ini tidak kunjung terselesaikan
Secara umum, hambatan ini
maka target pemenuhan permintaan
terbagi ke dalam dua aspek, yaitu aspek
energi per 2023 (Gambar 4) akan sulit
yuridis dan aspek sosial. Aspek yuridis,
dipenuhi.
sendiri hadir dengan permasalahan
pertama yaitu belum adanya Undang- Menurut Syamsudin et al (2023),
Undang yang khusus mengatur perihal tantangan pengembangan EBT
pengelolaan energi terbarukan secara dipengaruhi oleh beberapa hal,
tersistem dan komprehensif. Saat yaitu biaya substitusi dan tekanan
ini permasalahan pertama tersebut lingkungan. Setiap teknologi energi
tengah dijawab oleh pemerintah terbarukan yang tidak diperoleh melalui
dan DPR dengan merumuskan proses lelang terbalik akan memiliki
Rancangan Undang-Undang Energi model biaya produksi yang berbeda
Baru dan Terbarukan atau RUU EBT. sehingga terjadi penghematan sebesar
Namun hal ini justru mengantar USD1,7 miliar per tahun pada tahun
kepada permasalahan yang kedua, 2030.
Gambar 4. Proyeksi Permintaan Energi Final Sektor Industri per Jenis Energi
Sumber: Outlook Energi Indonesia 2022, DEN
Jika biaya polusi udara juga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
diperhitungkan, jumlah tersebut dapat Sehubungan dengan hal tersebut
meningkat secara signifikan menjadi sebetulnya Jepang telah mengalami
antara USD15 hingga USD50 miliar per dua peralihan energi utama dalam
tahun, dengan potensi penghematan beberapa dekade terakhir. Yang
total mencapai USD53 miliar atau
pertama dipicu oleh krisis minyak
setara dengan 1,7 persen dari Produk
tahun 1973, yang memicu penggunaan
Domestik Bruto (PDB) per tahun pada
energi nuklir sebagai respons terhadap
tahun 2030. Tekanan lingkungan
pertumbuhan konsumsi minyak yang
terjadi sebagai akibat adanya limbah
cepat. Namun, setelah kecelakaan
elektronik seperti limbah baterai dan
silikon tetraklorida pada solar PV di EBT nuklir Fukushima pada tahun 2011,
cahaya matahari, adanya kebisingan Jepang terpaksa melakukan peralihan
(perputaran frekuensi turbin angin) energi lain untuk menggantikan listrik
pada EBT tenaga angin, adanya limbah nuklir yang hilang secara tiba-tiba.
aki pada turbin untuk EBT tenaga Dalam peralihan energi ini, Jepang
air, dan terjadi limbah B3 ataupun lebih fokus pada energi surya daripada
gas partikulat seperti karbon, CO, energi angin, meskipun kebanyakan
NO, benzena jika menggunakan EBT negara besar lainnya mengadopsi
biomassa. keduanya.
Buletin Pertamina
Energy Institute 58 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges
membayar lebih mahal untuk listrik yang lebih seimbang dan lebih murah
surya daripada negara-negara besar ke sumber energi terbarukan, penting
lainnya, karena tarif feed-in yang lebih untuk menciptakan lapangan bermain
tinggi. Hal ini juga menyebabkan yang lebih adil di mana semua sumber
Jepang kurang mengembangkan energi alternatif dapat berkontribusi
sumber daya energi angin lepas pantai, sesuai dengan kebutuhan dan potensi
meskipun memiliki garis pantai yang masing-masing. Kontrol yang efektif
panjang. Pengembangan kelompok terhadap kepentingan politik juga
kepentingan surya dan persyaratan diperlukan agar peralihan energi dapat
regulasi yang ketat pada proyek angin berlangsung dengan cepat dan efisien
berkontribusi pada situasi ini. Dalam (Li & Xu, 2019).
rangka mencapai peralihan energi
Buletin Pertamina
Energy Institute 60 Volume 9 No. 2 | 2023
Transisi Energi di Indonesia : Overview & Challenges
Referensi
Anindhita, F., Sugiyono, A., & Wahid, L. O. M. A. (2018). Outlook Energi Indonesia
2018: Energi Berkelanjutan untuk Transportasi Darat Perencanaan
energi nasional dan daerah View project Energy System Optimization
View project (Issue September). www.bppt.go.id
Araújo, K. (2014). The Emerging Field of Energy Transitions: Progress, Challenges,
and Opportunities. Energy Research & Social Science, 1(1), 112-121. https://
doi.org/10.1016/j.erss.2014.03.002
Asian Development Bank (ADB). 2020. Renewable Energy Tariffs and Incentives in
IndonesiaReviews and Recommendations. DOI: http://dx.doi.org/10.22617/
TCS200254
Hafner, M., & Tagliapietra, S. (2020). The Geopolitics Of The Global Energy
Transition. Lecture Notes in Energy. Vol 73. https://doi.org/10.1007/978-3-
030-39066-2
Ikhsani, I. I. I., Tasya, F. E., Sihidi, I. T., Roziqin, A., & Romadhan, A. A. (2020). Arah
Kebijakan Sektor Pertanian di Indonesia untuk Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Publik, 5(2), 134–154.
https://doi.org/10.25077/jakp.5.2.134-154.2020
Kalpikajati, S. Y., & Hermawan, S. (2022). Hambatan Penerapan Kebijakan Energi
Terbarukan di Indonesia. Batulis Civil Law Review, 3(2), 187. https://doi.
org/10.47268/ballrev.v3i2.1012
Lauranti, M., & Djamhari, E. A. (2017). Transisi Energi yang Setara di Indonesia:
Tantangan dan Peluang. Friedrich-Ebert-Stiftung, 1–37. http://library.fes.
de/pdf-files/bueros/indonesien/14758.pdf
Li, A., & Xu, Y. (2019). The governance for offshore wind in Japan. Energy Procedia,
158, 297–301. https://doi.org/10.1016/j.egypro.2019.01.092
Li, A., Xu, Y., & Shiroyama, H. (2019). Solar lobby and energy transition in Japan.
Energy Policy, 134(July), 110950. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2019.110950
Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia. Handbook
of Energy & Economic Statistics of Indonesia. 2022. Diakses pada 14 Juli
2023: https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-handbook-
of-energy-and-economic-statistics-of-indonesia-2022.pdf.
Syamsuddin, N., Yana, S., Nelly, N., Maryam, et al. 2023. Permintaan Pasar untuk
Produk dan Layanan Energi Terbarukan(Perspektif Daya Saing Energi
Terbarukan Indonesia). Jurnal Serambi Engineering, Volum VIII, Hal 4965-
4977.
Suharyati, Pratiwi, N. I., Pambudi, S. H., & Wibowo, J. L. (2022). Indonesia Energy
Outlook 2022. 1–132.
Winanti, P. S., Mas’udi, W., Rum, M., Nandyatama, R. W., Marwa, & Murwani, A.
(2021). Ekonomi Politik Transisi Energi di Indonesia: Peran Gas dalam
Transisi Energi Baru dan Terbarukan (Issue January).