Anda di halaman 1dari 8

Pengujian Kinerja Turbin Angin Savonius Sumbu Vertikal Overlap

Dengan Deflektor Lengkung Ganda


Muhammad Halil 1

Abstract.
Wind energy is a renewable energy source that can be converted into electrical energy. The utilization of wind
energy can replace oil dwindling energy supplies in the world. One wind turbine that can transform wind energy
into electric energy is Savonius turbine, which Savonius turbine can work at relatively low wind speeds. In this
study Savonius turbine uses a double curved deflector in pairs upstream of the turbine and the turbine as well.
Deflector mobilized with a double curved hinge system so that it can be in the know its performance in the best
condition. The curvature of the deflector is 1/4 of the circumference of the rotor. This study was conducted at a
speed of between 4 m/s to 6 m/s. The results showed that the condition of the double curved deflector orientation
α2 = 135o angle β2 = 45° of the direction of flow produces the best or highest C P, as well as working torque at
low rpm.
Keywords: Savonius Turbine, single curved deflector, renewable energy

Pendahuluan dengan security of supply dan keberlanjutan dalam


Hampir semua sektor kehidupan (industri, rumah penyediaan energi, yang pada akhirnya dapat
tangga, transportasi, jasa, dan lain-lain) tidak bisa mendukung pembangunan dan memenuhi
dipisahkan dari sektor energi. Pemenuhan energi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia, haruslah
listrik untuk berbagai kebutuhan saat ini dirasakan mempertimbangkan berbagai aspek. Aspek-aspek
masih sangat tergantung pada sumber daya energi tersebut antara lain seperti lingkungan, ekonomi,
tak terbarukan yang relatif semakin terbatas. dan aspek sosial kemanusiaan. Karena penggunaan
Kondisi sumber daya energi yang sebagian besar teknologi dalam pemanfaatan sumber daya energi
tidak dapat diperbaharui, terutama minyak bumi, lokal sangat memerlukan sosialisasi, edukasi dan
semakin lama semakin terbatas.Indonesia yang informasi yang cukup agar dapat diterima sebagai
merupakan negara sedang berkembang, bagian budaya masyarakat yang belum pernah
penyediaan energi merupakan faktor yang sangat berinteraksi dengan berbagai teknologi Energi
penting dalam mendukung pembangunan. Baru Terbarukan (EBT) dan akibat
Kebutuhan akan energi terus meningkat sejalan pemanfaatannya pada dampak sosial kemanusiaan.
dengan meningkatnya pembangunan terutama Hal ini akan menentukan keberlanjutan
pembangunan di sektor industri, pertumbuhan pembangunan itu sendiri. Untuk Jangka panjang
ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Minyak teknologi baru yang berkaitan dengan EBT tidak
bumi sampai saat ini menjadi sumber energi utama dapat dihindari, demikian pula pengetahuan yang
dalam memenuhi kebutuhan energi di dalam cukup mendalam dalam ilmu bahan serta berbagai
negeri. Saat ini minyak bumi juga menjadi pemodelan matematik untuk mendukung kegiatan
komoditi penghasil penerimaan negara dan devisa. rekayasa.
Kebutuhan akan minyak bumi yang semakin besar Permasalahan energi nasional jangka pendek yang
tersebut terus berlanjut, namun cadangannya harus segera diselesaikan saat ini ialah menyiapkan
semakin menipis. Semakin berkurangnya cadangan sumber energi selain BBM (bahan bakar minyak)
minyak dunia, termasuk Indonesia, telah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
mendorong pemerintah untuk mengurangi industri nasional. Pemecahan masalah energi
ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar nasional jangka pendek haruslah diletakkan dalam
minyak (Kepres No.10 tahun 2005 tentang suatu kerangka untuk menjawab masalah jangka
penghematan energi) dan meningkatkan panjang, sehingga menjadi suatu penyelesaian
pemanfaatan sumber energi alternatif yang yang integral dan kelanjutannya. Berbagai jenis
terbarukan. Pemerintah saat ini telah sumber EBT yang diperhatikan dalam Agenda
mencanangkan salah satu program yaitu Riset Nasional adalah sebagai berikut: (a) angin;
pemanfaatan sumber daya energi lokal untuk (b) batubara kualitas rendah; (c) panas bumi; (d)
mewujudkan Masyarakat Mandiri Energi. biofuels, termasuk biodiesel, bioethanol, dan bio-
Untuk menghadapi permasalahan energi nasional oil; (e) biomassa dan biogas; (f) surya; (g)
jangka panjang, menyangkut hal yang berkaitan hidrogen dan fuel-cell; (h) nuklir; (i) energi laut,
1
Dosen Fak. Teknik Jur. T.Mesin UNIHAZ Bengkulu
Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017
23
termasuk gelombang dan arus laut; dan (j) mini- Turbin savonius adalah mesin yang di dorong oleh
hidro dan mikro-hidro; (k) coal bed methane gaya drag. Rotasi rotor terjadi karena perbedaan
(ARN 2006-2009). drag antara bucket maju/advancing (cembung) dan
Dari data statistik energi yang dikeluarkan oleh bucket kembali/returning (cekung). Rotor Savonius
Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Tahun beroperasi pada tip speed ratio rendah. Hal ini
2004 dapat dilihat bahwa potensi energi terbarukan dianggap sebagai keuntungan. Rotor Savonius
di Indonesia sangatlah besar, namun belum memiliki desain dan konstruksi sederhana, tapi
dimanfaatkan secara optimal. masih tidak sepepuler dibandingkan dengan turbin
Menurut data World Wind Energi Association angin sumbu horizontal.
Report (WWEA 2010), kapasitas terpasang Kailash, et. al. [7] (2011) melakukan suatu
pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia penelitian terhadap peningkatan kinerja rotor
sebesar 1,4 MW yang tersebar di Nusa Penida savonius dimodifikasi dengan menyediakan
(Bali), Bangka Belitung, Yogyakarta dan Pulau deflektor di sisi bucket returning. Posisi pelat
Selayar (Sulawesi Utara). Jumlah tersebut belum deflektor pada posisi optimal dapat meningkatkan
mencapai angka yang signifikan untuk memenuhi CP max. Untuk modifikasi rotor Savonius single-
scenario energy mix 2025. Artinya pemerintah stage didapat sebesar 50%. Untuk two-stage
harus berusaha keras untuk membangun dengan fasa pergeseran 00 dan 900 meningkat
Pembangkit Listrik Tenaga angin dengan kapasitas masing-masing sebesar 42% dan 31% dan untuk
total 1.000 MW hingga 13 tahun mendatang. three-stage CP max = 17%.
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan Dalam penelitian lainnya Kailash, et. al. [8] (2012)
untuk membangkitkan tenaga listrik. Energi listrik selanjutnya melakukan penelitian dengan
merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari menggunakan dua pelat deflektor dengan tujuan
sumber arus, sedangkan banyaknya energi tiap untuk mengurangi gaya balik pada bucket cekung
satuan waktu dimana pekerjaan sedang atau meningkatkan gaya positif pada bucket
berlangsung atau kerja dikenal dengan daya listrik. cembung sehingga dapat meningkatkan gaya net.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk Penghambat aliran (deflector) dipasang pada aliran
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam menuju bucket advancing/cembung dan dengan
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, memusatkan aliran menuju bucket
dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di returning/cekung. Pengujian dilakukan untuk
Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa mengetahui posisi optimum dari pelat deflektor
lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill. Turbin pada sisi bucket advancing dan pada sisi bucket
angin berfungsi merubah energi kinetik angin returning. Hasil menunjukkan bahwa dua pelat
menjadi energi mekanik berupa putaran poros. deflektor ditempatkan pada posisi optimal di hulu
Putaran poros tersebut kemudian digunakan untuk meningkatkan koefisien daya CP sebesar 0,35.
memutar atau menggerakan generator listrik. Hasil ini meningkat secara signifikan lebih tinggi
Sistem yang diyakini secara tepat untuk dari pada koefisien daya untuk rotor tanpa pelat
memanfaatkan energi angin adalah dengan model deflektor yang hanya sebesar 0,14.
sumbu tegak. Vertical Axis Turbine pada awalnya Mahmoud, et. al. [19] ( 2012) dalam penelitianya
dikenal dan digunakan pada sistem kincir angin. menyatakan bahwa rotor Savonius dua sudu lebih
Desain awal turbin jenis ini ditemukan di Persia tinggi effisiensinya di bandingkan tiga dan empat
sekitar tahun 500-900 M, dimana digunakan untuk bilah, dan dengan menggunakan ujung piring ( end
memompa air dan penggilingan gandum. Sistem plate) effisiensi lebih tinggi di bandingkan tanpa
ini mempunyai banyak kelebihan khususnya pada ujung pelat.
sisi desain yang sederhana dan biaya yang lebih Burcin Deda Altan, et. al. [2] (2008) merancang
murah, jika dibandingkan dengan tipe turbin yang turbin angin svonius dengan cara pengaturan pelat
bersumbu horizontal. Namun paten atas konsep deflektor lurus ganda ( L1, L2 ), hasil penelitianya
Vertical Axis Turbine dilakukan pertama kali oleh bahwa pengaturan menggunakan deflector ganda
Georges Jean Marie Darrieus pada tahun 1925 di dapat meningkatkan kinerja rotor savonius karena
Prancis. Perlu diketahui bahwa sebenarnya jenis dapat mencegah torsi negatif. dalam penelitianya
dari Vertical Axis Turbine itu sendiri ada 5 (lima) mereka menggunakan tiga cara pengaturan
tipe, yaitu : SC-Darrieus (Straight Blade), H- deflector dengan mengubah dua panjang pelat
Darrieus (Straight Blade), Darrieus (Curved deflector lurus dan sudut terhadap horizontal axis,
Blade), Gorlov (Helical Blade) dan Savonius hasil penelitian menunjukan bahwa deflector yang
(Straight/Skewed). memiliki pelat lurus terpanjang yang lebih baik
pada sudut optimum β adalah 150 dan untuk sudut
Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017
24
α adalah 450 dengan Cp yang dihasilkan adalah Dalam penelitian ini menggunakan pengambilan
0,385. Burcin Deda Altan et. al. [2] ( 2008) juga data yang berisikan data primer yang diambil dari
meneliti menggunakan analisa numeric yang experiment di laboratorium. Selain itu juga penulis
menytakan bahwa posisi deflektor sudut α = 450 juga menerapkan Metode Litelatur yaitu dengan
dan suduk β = 150 adalah nilai torsi yang tertinggi. mempelajari literatur dari jurnal Ilmiah baik
Bahwa pelat lurus deflektor berfungsi untuk nasional maupun internasional sebagai bahan
membelokan arah angin yang di tempatkan di referensi untuk menyelesaikan penelitian serta
depan rotor tujuanya untuk mencegah torsi negativ Metode Observasi Langsung yaitu dengan cara
pada permukaan cekung rotor savonius. meneliti langsung alat yang digunakan untuk
Turbin angin memiliki prinsip kerja sama seperti mendapatkan data yang diperlukan.
turbin pada umumnya. Dimulai dari pemanfaatan Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
energi kinetik yang dimiliki oleh angin, yang 1. Menghitung koefisien daya CP dan koefisien
kemudian dikonversikan oleh sudu menjadi energi torsi CT turbin terhadap pengaruh deflektor
mekanik poros atau rotor. lengkung pada kecepatan angin ( V )
Turbin angin savonius adalah jenis turbin angin 2. Menghitung koefisien daya CP dan koefisien
tipe drag, dimana turbin ini menghasilkan gaya torsi CT turbin terhadap pengaruh orientasi
drag dengan memanfaatkan gaya drag yang di sudut ( α ) deflektor lengkung.
hasilkan dari tiap- tiap sudunya. Drag merupakan
gaya yang bekerja berlawanan dengan arah angin
yang menumbuk sudu.

wind

Gambar 1 Prinsip kerja turbin angin


Savonius

Dari tinjauan diatas maka :


 Performa Turbin
Savonius sumbu vertikal masih banyak
diperbaiki untuk menaikkan effisiensi dan
konstruksi.
 Turbin Savonius sumbu Gambar 2 Skema penelitian turbin angin
vertikal yang tidak menggunakan deflektor Savonius dengan pelat deflektor tunggal lengkung
effisensinya rendah. : (1)Wind tunel ; (2) Anemometer ;( 3) Pelat
Dalam studi penulis mencoba untuk memperbaiki deflektor ; (4) neraca pegas ; (5) puly ; (6) tali ;
kinerja turbin Savonius dengan memasang (7) rol ;(8) Pelat deflektor (9) bantalan ; (10) turbin
deflektor lengkung tunggal di depan hulu turbin ; (11) beban
savonius dengan tujuan dapat menaikan effisiensi
pada turbin savonius. Turbin angin yang digunakan adalah turbin angin
Savonius menggunakan bahan pelat alumunium.,
tebal 0.8 mm dengan diameter total rotor D = 500
mm, panjang sudu H = 400 mm, dengan aspect
ratio 1,25, diameter Poros ds = 8 mm, sudu
Metode dan Prosedur adalah dari silinder dengan diameter d = 262,5

Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017


25
mm. untuk bahan ujung pelat atas dan bawah
adalah pelat Aluminum dengan tebal t2 = 0,8 mm,
jarak kedua sudu e = 25 mm atau e *= =
0,09 ( Gambar 3a).

Gambar 4 Orientasi sudut deflektor

Skema instalasi turbin ditunjukkan oleh Gambar


2. turbin dipasang ke frame dengan menggunakan
bantalan (8) dan dilengkapi dengan roda rem
dynamometer (5) .pelat deflektor (1) yang melekat
pada lengan frame oleh engsel dan tongkat
penyanggah untuk mengatur sudut deflektor.
Sebuah dinamometer tali rem digunakan untuk
memuat beban (10) dan neraca pegas (4) yang
terhubung melalui tali. kondisi rotor dibebani
secara bertahap untuk membaca neraca pegas,
a beban, dan rotasi kecepatan pada rotor. beban
ditambahkan bertahap sampai rotor berhenti
memutar atau di mana beban maksimum tercapai.
Untuk setiap beban, kecepatan rotasi diukur
dengan tachometer, dan kemudian diubah menjadi
bentuk berdimensi, disebut
tip..speed..ratio.dinyatakan.sebagai.berikut:

λ= (1)

dimana 𝑈𝑜 dan 𝑈 adalah kecepatan kecepatan


aliran bebas dan kecepatan tangensial dari rotor
Savonius,masing-masing Kecepatan aliran angin
diukur dengan anemometer digital.
Torsi pengereman efektif diukur dengan
menggunakan neraca pegas digital. Maka koefisien
torsi dan daya adalah.sebagai.berikut:
b
Gambar 3. (a).(b) Dimensi ukuran turbin Ʈ = 9,81 ( W – S ) . ( ) (2)
Savonius
CP = CT . λ (3)
b. Sudut Deflektor

Sudut deflektor ( α ) adalah sudut antara arah Hasil dan Pembahasan


aliran dengan kedua ujung deflektor. 1.Analisa turbin Savonius sudut deflektor α1 = 90o
Orientasi sudut delektor untuk turbin Savonus β1 = 25o dan α1 = 90o β2 = 45o pada
diterapkan pada posisi α1 = 45o, α2 = 90o, α3 kecepatan angin 4 m/s.
= 135o dan jarak deflektor terhadap turbin X
= 10 mm. Apabila α = 45o maka posisi a. Koefisien torsi CT terhadap TSR
deflektor menutupi bagian lingkaran turbin Pada gambar grafik 5 torsi yang dihasilkan
turbin Savonius posisi sudut deflektor α1 =
(Gambar 4). 90o β1= 25o menunjukan CT max = 0,2054
pada λ = 0,076 dimana batasan operasi
torsi pada range 0,076 < λ < 1,145. dan pada
deflektor β1= 90o α2 = 45o menunjukan CT
Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017
26
max= 0,2631pada λ = 0,063 dimana batasan didapatkan CT max = 0,2039 pada λ = 0,066
operasi torsi pada range 0,063 < λ < 1,117. disini terlihat terjadi peningkatan nilai torsi
dibandingkan dengan sudut deflektor
deflektor α1 = 90o β1 = 25o . Hal ini terjadi
karena posisi deflektor α2=135o β1 = 25o
meningkatkan laju aliran udara mengarah ke
rotor turbin sehingga putaran turbin
meningkat. pada posisi sudut deflektor α2 =
135o β2 = 45o didapatkan CTmx = 0,2504 λ =
0,061 lebih besar di bandingkan sudut β2 = 25o
karena posisi deflektor lebih besar arah angin
menuju sudu turbin.

Gambar 5. Grafik perbandingan koefisiensi torsi


terhadap TSR turbin Savonius sudut
deflector α1 = 90o o β1=25 dan α1 = 90 β2 =
45o kecepatan angin 4 m/s

b. Koefisen daya Cp terhadap λ TSR


Pada gambar 6. didapat nilai Cp pada Posisi
deflektor α1 = 90o 25o β1= CPmax = 0,0708
pada λ = 0,774 dan Posisi deflektor α1 =
90o β2 = 45o CPmax = 0,0791 pada λ = Gambar.7. Grafik koefisien torsi turbin Savonius
0,792 efisiensi maksimum yang dihasilkan sudut deflektor α2 = 135o β1 = 25o dan α1 = 135o
Grafik koefisien daya CP dan efisiensi TSR β2 = 45o pada kecepatan angin 4 m/s.
λ berbentuk parabola dimana nilai Cp , λ b.
semakin menurun sampai pada titik terendah oefisien daya (Cp ) terhadap TSR ( λ ).
pada posisi nol, ini menunjukan rotor turbin Pada 8 gambar didapat Grafik koefisien
benhenti karena besarnya gaya yang bekerja daya turbin Savonius sudut deflektor α2 =
pada poros. 135o β1 = 25o . Daya maksimum yang
dihasilkan CPmax = 0,0749 λ = 0,847. pada
α2 = 135o β2 = 45o daya maksimum yang
dihasil Cpmax = 0,0803 λ = 0,061 lebih besar
dari daya yang dihasilkan turbin sudut
deflektor α2 = 135o β1 = 25o.

Gambar 6.Grafik perbandingan koefisiensi


daya terhadap TSR turbin Savonius sudut
deflektor β1= 90o α1 = 25o dn α1 = 90 β2 = 45o
kecepatan angin 4 m/s
Gambar.8. Grafik koefisien daya terhdap TSR
2. Analisa turbin Savonius sudut deflektor α2 = turbin savonius sudut α2 = 135o β1 = 25o dan α2 =
135o β1 = 25o dan α2 = 135o β2 = 45o pada 135o β2 = 45o kecepatan angin 4 m/s
kecepatan angin 4 m/s. 3. Analisa turbin Savonius sudut deflektor α1= 90o
a. Koefisien torsi CT terhadap TSR ( λ ). β1= 25 dan α1= 90o β2= 45 kecepatan angin
Pada gambar Grafik 7 torsi turbin Savonius 6 m/s
pada sudut deflektor α2 = 135o β1 = 25o
Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017
27
a. Koefisien torsi CT terhadap TSR 4. Analisa turbin Savonius sudut deflektor α2=
Pada Gambar 9 Torsi yang dihasilkan turbin 135o β1= 25 dan α2= 135o β2= 45 o
savonius posisi sudut deflektor α1= 90o β1= kecepatan angin 6 m/s.
25 CTmax = 0,1609 pada λ = 0,043 pada a. Koefisien torsi Ct terhadap TSR ( λ )
posisi α1= 90o β2= 45 CTmx = 0,1932 λ = Pada gambar grafik 11menunjukan nilai
0,048 pada kecepatan angin 6 m/s ini torsi torsi maksimum posisi sudut deflektor α2=
lebih rendah di bandingkan kecepatan angin 135o β1= 25 CTmax = 0,1206 pada λ =
4m/s 0,036. Batasan operasi turbin pada range
0,036< λ < 1,216. posisi sudut deflektor
α2= 135o β2= 45 CTmax = 0,1823 pada λ =
0,036. lebih kecil di bandingkan dengan
turbin Savonius kecepatan angin 6 m/s.

Gambar 9. Grafik CT turbin Savonius sudut


deflektor α1= 90o β1= 25 dan α1= 90o β2= 45
kecepatan angin 6 m/s
b. K Grafik koefisien torsi CT turbin
Gambar. 11.
oefisien daya Cp terhadap TSR ( λ ) Savonius sudut deflektor α2= 135o β1= 25 dan
Pada gambar grafik 10 posisi sudut deflektor α2= 135o β2= 45 kecepatan angin 6 m/s
α1= 90o β1= 25 didapat nilai Cpmax = 0,0440
pada λ = 0,522, posisi α1= 90o β2= 45 nilai b. Koefisien daya CP terhadap TSR ( λ )
Cpmax = 0,0583 pada λ = 0,713. Koefisien daya CPmax dari data tabel 4.15
dan 4.16 ( terlampir ) diplotkan terhadap
TSR (λ) maka didapatlah Gambar 4.9
dibawah ini.
Dari Gambar 4.9. didapat nilai koefisien
pada posisi sudut deflektor α2= 135o
β1= 25 Koefisien daya maksimum CPmax =
0,0424 pada λ = 0,645 dan posisi
deflektor α2= 135o β2= 45 CPmax = 0,0676 λ
= 0,618 relatif menurun dibandingkan
dengan turbin yang sama sudutnya pada
kecepatan 6 m/s.

Gambar 10. Grafik koefisien daya Cpterhadap


TSR (λ) sudut deflektor α1= 90o β1= 25 dan
α1= 90o β2= 45 kecepatan angin 6 m/s

Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017


28
Daftar Pustaka

Burcin D.A, Mehmet A, and Aydogan O. 2008.


An Experimental Study On Improment Of a
Savonius Rotor Performance With
Curtaining. Journal Elsevier Expeimental
Thermal and Fluid science 32 (2008) 1673-
1678.
Burcin D Altan, Mehmet A. 2008. Journal Elsevier
An experimental andnumerical study on the
improvement of the performance of Savonius
wind rotor 49 (2008) 3425-3432.
Consul, C.A., Willden, R.H.J., Ferrer, E. and
Gambar 12. Grafik koefisien daya dan efisiensi
McCulloch, M.D. 2009. Influence of
turbin sudut deflektor α2= 135o β1= 25 dan α2=
Solidity on the Performance of a Cross-Flow
135o β2= 45o kecepatan angin 6 m/s
Turbine. Proceedings of the 8th European
Wave and Tidal Energy Conference,
Kesimpulan
Uppsala, Sweden.
Frank M, White .1986. Fluid Mechanics McGraw
Dari hasil pengujian kinerja turbin angin
Hill Book Company, New York.
Savonius dengan menggunakan pelat deflektor
Gorban, A. N., Gorlov, A. M. and Silantyev V. M.
lengkung tunggal serta dari hasil analisa
2001. Limits of the Turbine Efficiency for
perhitungan data pengujian maka dapat diambil
Free Fluid Flow. Journal of Energy
kesimpulan sebagai berikut :
Resources Technology, Vol. 123.
a. Koefisien daya CP maksimum tertinggi pada
Hau, E. 2006. Wind Turbines - Fundamentals,
sudut deflektor α2 = 135o β2 = 45o. kecepatan
Technologies, Application, Economics”, 2nd
angin 4 m/s Cpmax = 0,803 CTmax = 0,2504,
edition, Springer, Berlin.
Efisiensi maksimum ηmax = 8,027 % dan daya
Kailash, G., Eldho, T.I. and Prabhu, S.V. 2012.
turbin PT = 0,556 Watt. Pada kecepatan angin
Performance Study of Modified Savonius
6 m/s sudut deflektor α2 = 135o β2 = 45o CPmax =
Water Turbine with Two Deflector Plate.
0,0676, CTmax = 0,1823, Efisiensi maksimum
International Journal of Rotating
ηmax = 6,763 %. dan daya turbin PT = 1,657
Machinery, vol. 2012, article ID 679247.
Watt
Kailash, G., Eldho, T.I. and Prabhu, S.V. 2011.
b. Efisiensi maksimum tertinggi adalah pada sudut
Influence of the Deflector Plate on the
deflektor α2 = 135o β2 = 45o pada kecepatan
Performance of Modified Savonius Water
angin 4 m/s ηmax = 8,027 %, dan kecepatan
Turbine. Applied Energy, vol. 88 no. 9.
angin 6 m/s ηmax = 6,763 %. effisiensi terbaik
Kaprawi, Santoso, D. and Radentan, A. 2013.
pada kecepatan Penggunaan pelat deflektor
Performance of Combined Water Turbine
lengkung ganda di bagian hulu depan turbin
with Semielliptic Section of the Savonius
dan sisi samping dapat meningkatkan kecepatan
Rotor. International Journal of Rotaring
aliran angin, mengurangi gaya drag sudu
Machinery. Vo. 13. Articel ID. 985943.
turbin Savonius pada posisi balik sehingga
Khan, M. J., Iqbal, MT., and Quaicoe, J.E. 2007.
dapat meningkatkan koefisien daya Cp dan
River Current Energy Conversion System
koefisien torsi CT .
Progress, Prospects and Chalenges. Elsevier,
c. Penggunaan pelat deflektor lengkung ganda
Renewable and Sustainable Energy Reviews,
pada turbin Savonius sangat berpengaruh
vol. 12 (2008) 2177-2193.
menaikan putaran rotor turbin, dimana pada
Khan, M. N. I., Iqbal, T.M., Hichey, M. and
sudut deflektor α1 = 135o β1 = 25o dan α1 =
Masek, V. 2009. Performance of Savonius
135o β1 = 45 o menghasilkan putaran rotor
Rotor as a Water Current Turbine. Journal
tertingi.
of Ocean Technology, vol. 4 no. 2.
d. Koefisien daya CP maksimum tertinggi pada
Khan, N. I., Hinchey, M., Iqbal, T. and Masek, V.
sudut deflektor α2 = 135o β2 = 45o. kecepatan
2010. On Scaling Laws for Savonius Water
angin 4 m/s Cpmax = 0,803 CTmax = 0,2504,
Current Turbines. Jurnal of Ocean
Efisiensi maksimum ηmax = 8,027 % dan daya
Technology, Vol. 5, No. 2.
turbin 4 m/s.
Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017
29
Kyozuka, Y., Ogawa, K. and Wakahama, H. 2006. Suseno, M. 2011. Turbin Angin. Online available
Tidal Current Power Generation Making http://michaelsuseno. blogspot.com
Use of a Bridge Pier. Renewable Energy /2011/09/ turbin-angin.html. [accesed 22
Proceedings. Oktober 2012]
Kyozuka, Y. 2008. An Experimental Study on the Saha U.K, Thotla S, and Maity D. 2008. Optimum
Darrieus-Savonius Turbine for the Tidal design configuration of Savonius rotor
Current Power Generation. Journal of Fluid through wind tunnel experiments. Journal of
Science and Technology, vol. 3 no. 3. Wind Engineering and Industrial
Mittal, Neeraj. 2001. Investigation of Performance Aerodynamics
Characteristics of a Novel VAWT. Thesis. Takao, M., Kuma, H., Maeda, T., Kamada, Y., Oki
UK: Departement of Mechanical M. and Minoda, A. 2009. A Straight-Blade
Engineering University of Strathclyde Vertical Axis Wind Turbine with a Directed
Manwell, J.F., Mc Gowan, J.G. and Rogers, A. L. Guide Vane Row – Effect of Guide Vane
2002. Wind Energy Explained (Theory, Geometry on the Performance. Journal of
Design and Application). John Wiley & Thermal Science, vol. 18
Sons, Ltd, USA.
Menet, J. L. 2004. A double-step Savonius rotor
for local production of electricity: a design
study. Renewable Energy, vol. 29, no. 11,
pp. 1843–1862.
Munson, B.R., Young, D.F. and Okiishi, T.H. alih
bahasa Harinaldi et. all. 2003. Mekanika
Fluida. edisi 4 jilid 2, penerbit Erlangga,
Jakarta.
Mahmoud N.H., A.A. El-Haroun, E.Wahha, M.H
Nasef. 2012 .An experimental study on
improvement of Savonius rotor
performance. Alexandria Engineering
Journal (2012) 51, 19-25
Nakajima, M., Iio, S. and Ikeda, T. 2008.
Performance of Double-Step Savonius Rotor
for Environmentally Friendly Hydraulic
Turbine. Journal of Fluid Science and
Technology, vol. 3 no. 3.
Ragheb, M. and Ragheb, A.M. 2011. Wind
Turbines Theory - The Betz Equation and
Optimal Rotor Tip Speed Ratio,
Fundamental and Advanced Topics in Wind
Power, Rupp Carriveau (Ed.), ISBN: 978-
953-307-508-2, InTech, Available from:
http://www.intechopen.com
/books/fundamental-and-advanced-topicsin-
wind-power/wind-turbines-theory-the-betz-
equation-and-optimal-rotor-tip-speed-ratio
Sargolzaei, J. and Kianifar, A. 2007. Estimation of
the Power Ratio and Torque in Wind
Turbine Savonius Rotors Using Artificial
Neural Networks. International Journal of
Energy, Issue 2, Vol. 1.
Sukata Roy, Ujjwal K. and Saha 2013. Revie on
Numerical Investigations into The Design
and Development of Savonius Wind Rotors.
Journal Elseivier Renewable and
Sustainable Energy Reviews 24 (2013) 73-
83
Majalah Teknis Simes Vol. 11 No. 1 Januari 2017
30

Anda mungkin juga menyukai