“Photovoltaic”
NIM : 5173230001
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................
1.3 Manfaat...............................................................................................................................
BAB II Pembahasan.................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Menjadikan mahasiswa untuk lebih rajin dalam membaca dan memahami materi.
2. Untuk memperluas pengetahuan mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, electron adalah partikel bermuatan yang
mampu dipengaruhi oleh medan listrik. kehadiran medan listrik pada electron dapat
mengakibatkan electron bergerak. Hal inilah yang dilakukan pada solar cell sambungan p-n,
yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada sambungan p-n agar electron dapat mengalir
akibat kehadiran medan listrik tersebut.
Ketika junction disinari, photon yang mempunyai electron sama atau lebih besar dari
lebar pita electron tersebut akan menyebabkan eksitasi electron dari pita valensi ke pita
konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak
dalam material sehingga menghasilkan pasangan 5lectron-hole. Apabila ditempatkan
hambatan pada terminal sel surya, maka electron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga
menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir.
Tipe pertama yang berhasil dikembangkan adalah jenis wafer (berlapis) silikon kristal tunggal.
Tipe ini dalam perkembangannya mampu menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi. Masalah
terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon kristal tunggal untuk dapat diproduksi
secara komersial adalah harga yang sangat tinggi sehingga membuat solar sel panel yang
dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai sumber energi alternatif. Sebagian besar silikon
kristal tunggal komersial memiliki efisiensi pada kisaran 16-17%, bahkan silikon solar sel
hasil produksi SunPower memiliki efisiensi hingga 20%. Bersama perusahaan Shell Solar,
SunPower menjadi perusahaan yang menguasai pasar silikon kristal tunggal untuk solar sel.
Jenis solar sel yang kedua adalah tipe wafer silikon poli kristal. Saat ini, hampir sebagian
besar panel solar sel yang beredar di pasar komersial berasal dari screen printing jenis silikon
poli cristal ini. Wafer silikon poli kristal dibuat dengan cara membuat lapisan lapisan tipis dari
batang silikon dengan metode wire-sawing. Masing-masing lapisan memiliki ketebalan sekitar
250-50 micrometer. Jenis solar sel tipe ini memiliki harga pembuatan yang lebih murah
meskipun tingkat efisiensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan silikon kristal tunggal.
Perusahaan yang aktif memproduksi tipe solar sel ini adalah GT Solar, BP, Sharp, dan
Kyocera Solar. Divais solar sel ini dalam perkembangannya telah mampu mencapai usia aktif
mencapai 25 tahun.
Penelitian agar harga solar sel menjadi lebih murah selanjutnya memunculkan generasi
ketiga dari jenis solar sel ini yaitu tipe solar sel polimer atau disebut juga dengan solar sel
organik dan tipe solar sel foto elektrokimia. Solar sel organik dibuat dari bahan
semikonduktor organik seperti polyphenylene vinylene dan fullerene. pada solar sel generasi
ketiga ini photon yang datang tidak harus menghasilkan pasangan muatan tersebut melainkan
membangkitkan exciton. Exciton inilah yang kemudian berdifusi pada dua permukaan bahan
konduktor (yang biasanya di rekatkan dengan organik semikonduktor berada di antara dua
keping konduktor) untuk menghasilkan pasangan muatan dan akhirnya menghasilkan efek
arus foto (photocurrent). Meskipun solar sel generasi ketiga ini masih memiliki masalah besar
dalam hal efisiensi dan usia aktif sel yang masih terlalu singkat, solar sel jenis ini akan mampu
memberi pengaruh besar dalam sepuluh tahun ke depan mengingat hargan dan proses
pembuatannya yang sangat murah.
1. Modul sel surya atau disebut juga panel Photo Voltaik (Panel PV). Modul sel surya
terdiri dari beberapa jenis ada yang berkapasitas 20 Wp, 30 Wp, 50 Wp, 100 Wp.
Modul PV dilihat dari jenisnya dapat berjenis mono kristal, poli kristal, atau
amorphous.
2. Penyimpan energi listrik atau dikenal dengan Aki ( battery ) yang bebas perawatan.
Batere biasanya dapat bertahan 2-3 tahun. Kapasitas batere disesuaikan dengan
kapasitas modul dan besar daya penggunaan listrik yang diinginkan.
3. Pengatur pengisian muatan batere atau disebut dengan kontroler pengisian (solar
charge controller). Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik yang
dihasilkan oleh modul PV agar penyimpanan ke batere sesuai dengan kapasitas batere.
4. Inverter, merupakan modul untuk mengkonversi listrik searah (dc) menjadi listrik
bolak-balik (ac). Komponen ini digunakan ketika penggunaan listrik yang diinginkan
adalah bolak-balik (ac). Meskipun begitu saat ini sudah banyak terdapat alat-alat
elektronik maupun lampu penerang yang menggunakan tipe arus searah sehingga
beberapa sistem solar cell tidak membutuhkan inverter ini.
5. Kabel (wiring), yang merupakan komponen standar sebagai penghubung tempat
mengalirkan arus listrik.
6. Mounting hardware atau framework, yang merupakan pendukung untuk menempatkan
atau mengatur posisi solar panel agar dapat menerima sinar matahari dengan baik.
Biasanya framework digunakan untuk menempatkan solar panel pada posisi yang lebih
tinggi dari bagian lain yang ada disekitarnya.
Kita ambil contoh intensitas radiasi matahari dan temperatur rata-rata wilayah Pontianak
ditunjukkan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Intensitas Matahari dan Temperatur Rata-rata Pontianak
Intensitas radiasi matahari rata-rata tinggi terjadi pada bulan Februari – September. Sedangkan
pada musim hujan yang terjadi di bulan Oktober – Januari intensitas matahari menurun dan
terendah pada bulan Desember. Besar daya yang dihasilkan PV ditentukan oleh solar
irradiance. Semakin besar intensitas radiasi matahari maka daya yang dihasilkan oleh sel surya
juga akan mendekati maksimal. Semakin kecil intensitas radiasi matahari maka daya yang
dihasilkan oleh PV semakin kecil. Dalam periode satu tahun, temperatur di wilayah Pontianak
pada umumnya berkisar dalam rentang 23°C sampai 33°C dan sangat jarang di bawah 22°C
atau di atas 34°C. Pada musim panas/kemarau temperatur harian rata-rata tertinggi adalah
33°C dan terendah 24°C. Sedangkan pada musim hujan temperatur harian rata-rata tertinggi
30°C dan terendah 23°C. Panel surya yang digunakan dalam studi ini adalah jenis
monokristalin dan memiliki spesifikasi seperti ditunjukkan dalam tabel 2.
Tabel 2.2. Spesifikasi Panel Fotovoltaik
Tabel 3 menunjukkan daya listrik rata-rata bulanan yang dapat diproduksi oleh 1kW panel
surya.
Tabel 2.3. Daya Listrik Rata-rata Panel Surya
Daya listrik rata-rata tertinggi dihasilkan pada bulan Maret, yaitu sebesar 0,1686kW
sedangkan daya listrik rata-rata terendah pada bulan Desember, sebesar 0,1465kW. Pengaruh
temperatur terhadap daya listrik rata-rata yang diproduksi oleh panel surya 1kW dari bulan
Januari – Desember dapat dilihat dari gambar 2.7.
Gambar 2.7. Daya listrik rata-rata panel surya untuk bulan Januari – Desember vs temperatur.
Dari kemiringan grafik, maka dapat ditentukan bahwa terjadi penurunan produksi listrik oleh
panel surya sebesar 0.7113W/°C. Semakin tinggi temperatur lingkungan sekitar panel surya,
daya listrik yang dihasilkan oleh semakin berkurang. Selain pengaruh dari temperatur
lingkungan, radiasi elektromagnerik yang diserap oleh panel surya juga dapat menaikkan
temperatur sel-sel surya. Jadi dapat disimpulkan bahwa:
Jika solar irradiance dan temperatur tinggi, daya yang dihasilkan akan berkurang
karena temperatur yang tinggi.
Jika solar irradiance tinggi tetapi temperatur rendah, daya yang dihasilkan akan cukup
besar dan ini adalah kondisi yang paling ideal.
Jika solar irradiance rendah tetapi temperatur tinggi, daya yang dihasilkan jumlahnya
sangat kecil sehingga kondisi ini sangat tidak ideal.
Jika solar irradiance rendah tetapi temperatur rendah, daya yang dihasilkan juga kecil
walaupun temperaturnya rendah karena kecilnya solar irradiance.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari menjadi
energi listrik.photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau
mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV biasanya dikemas
dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel
surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud dengan surya
adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi
listrik atas dasar efek fotovoltaik. Besar daya yang dihasilkan PV ditentukan oleh irradiance
dan temperatur. Semakin besar intensitas radiasi matahari maka daya yang dihasilkan oleh sel
surya juga akan mendekati maksimal. Semakin kecil intensitas radiasi matahari maka daya
yang dihasilkan oleh PV semakin kecil. Sedangkan untuk temperatur, semakin tinggi
temperatur lingkungan sekitar panel surya, daya listrik yang dihasilkan oleh semakin
berkurang. Selain pengaruh dari temperatur lingkungan, radiasi elektromagnerik yang diserap
oleh panel surya juga dapat menaikkan temperatur sel-sel surya.
3.2 Saran
Diharapkan adanya saran dari pembaca agar membantu membuat makalah ini menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
K. H. Khwee, “Pengukuran Kapasitas Daya Panel Surya ( Studi Kasus : Pontianak ),” vol. 5,
no. 2, pp. 23–26, 2013.