Anda di halaman 1dari 14

RANCANG BANGUN GENERATOR TERMOELEKTRIK PORTABLE SEBAGAI

PEMBANGKIT ALTERNATIF DENGAN PEMANFAATAN PANAS BUANG

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Pelaksanaan Tugas Akhir


Pada Jurusan Teknik Elektro Program S1
Di Universitas Mataram

Disusun Oleh :
AHMAD AMRILLAH
F1B 012 005

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah kita ketahui bersama bahwa hampir semua pembangkit listrik


thermal menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi listrik
dan apabila itu terus dilakukan makan bahan bakar fosil lamban laun akan
habis karena persediaan yang terbatas dan termasuk sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu
adanya sumber energi alternative sebagai penghematan energi listrik
untuk meningkatkan sumber energi yang ada.

Efesiensi pembangkit listrik tenaga uap dan gas atau pembangkit


termal lainnya masih sekitar 30-40% saja dari bahan bakar yang
digunakan, meskipun sudah ada beberapa teknologi yang diterapkan
untuk meningkatkan efesiensi dengan pemanfaatan panas yang terbuang
misalnya dengan system combine cycle. Namun demikian panas buang
yang dihasilkan masih banyak yang belum termanfaatkan. Disamping itu
banyak kita jumpai disekitar kita baik di lingkungan rumah tangga ataupun
industry menengah kebawah panas buang yang dihasilkan untuk
keperluan dapur dan produksi yang hingga saat ini masih belum dapat
dimanfaatkan dengan baik. Padahal sumber energy panas dapat
dikonversikan menjadi energy listik dengan menggunakan termoelektrik.

Termoelektrik merupakan suatu modul elektronik yang bekerja


menggunakan prinsip efek seeback, yaitu mengubah secara langsung
panas menjadi energi listrik dengan cara menghubungkan langsung salah
satu sisi modul ke sumber panas dengan tetap menjaga sisi modul lainnya
pada suhu yang lebih rendah. Elektron pada ujung sisi modul yang
dipanaskan memiliki energi kalor yang lebih tinggi dibandingkan elektro di
ujung yang lebih dingin. Elektron dengan energi kalor yang lebih besar
akan menyebar sampai ujung-ujung yang lebih dingin, sehingga terbentuk
tenganan elektro statis yang berhubungan dengan perpindahan electron
akibat adanya energi kalor.

Sudah banyak penelitian dan penerapan generator termoelektrik ini,


namun masih sebatas dapat diapliksaikan pada hal tertentu. Oleh karena
itu perlu adanya perancangan generator termoelektrik portable yang
dapat diaplikasijan atau diterapkan diberbagai bidang yang menghasilkan
panas, sehingga panas buang yang dihasilkan dapat dikonversikan
menjadi energi listrik baik diterapkan dalam system hybrid maupun
pembangkitan energi listrik mandiri skala mikro.

1.2 Permasalahan dan Batasan Masalah


1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar bekalang di atas dapat dirumuskan masalah
adalah bagaimana merancang bangun sebuah generator
termoelektrik portable untuk pemanfaatan energi panas buang.
1.2.2. Batasan Masalah

Dalam perancangan generator termoelektrik portable ada beberapa


batasan masalah pada ruang lingkup pembahasan yang dibuat
agar penulisan lebih terarah yaitu:

1. Modul Termoelektrik yang digunakan adalah TEC-12706.


2. Alat yang dirancang sebatas pemanfaatan panas buang pada
rumah tangga dan industri menengah kebawah.
3. Penerapan alat ini tidak dapat diaplikasikan ke semua media
panas namun sebatas media yang berbentuk silinder dan datar.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari pembuatan rancang bangun alat ini adalah:
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan rancang bangun generator
termoelektrik adalah:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 Teknik
Elektro
2. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama mengikuti pendidikan.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan rancang bangun generator
termoelektrik adalah:
1. Sebagai alat pemanfaatan energi panas buang
2. Sebagai alat pengkonversi energi panas buang menjadi energi listrik
3. Mengetahui proses perancangan generator termoelektrik sehingga
menjadi suatu alat yang dapat digunakan dan dimanfaatkan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari tugas akhir ini diharapkan adanya proses perubahan
teknologi serta penguasaan dan pengalaman yang telah diperoleh di
bangku pendidikan serta aplikasinya dalam kehidupan di masyarakat,
yang mana pada akhirnya alat ini berguna untuk kemajuan dibidang
pembangkitan energy alternative sebagai energy baru terbaharukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang teori-teori yang menunjang dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Beberapa teori penunjang pada tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:

2.1 Termoelektrik
Termoelektrik (thermoelectric) adalah suatu fenomena konversi dari
perbedaan temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya. Fenomena
ini telah dikembangkan menjadi menjadi suatu modul sehingga dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik atau perangkat
pendingin/pemanas. Modul termoelektrik dapat berupa sebuah keping
berbentuk persegi dengan ketebalan tertentu, seperti pada gambar.

Gambar 2.1 Modul Termoelektrik


Jika terdapat perbedaan temperatur antara sisi yang satu dengan yang
lainnya, maka akan timbul tegangan listrik searah yang keluar dari modul
tersebut. Sebaliknya, jika tegangan listrik searah diberikan ke modul
termoelektrik, maka akan terjadi perbedaan temperatur antara kedua sisi
modul tersebut. Sisi yang dingin dapat digunakan sebagai pendingin dan
sisi yang panas dapat digunakan sebagai pemanas (Ajiwiguna. 2014).

2.2 Sejarah Termoelektrik


Fenomena termolektrik awalnya ditemukan oleh fisikawan dari Jerman
bernama Thomas Johann Seebeck pada tahun 1821. Seebeck mengamati
bahwa jika ada dua bahan berbeda yang disambungkan di ujung-
ujungnya, kemudian salah satu ujungnya dipanaskan, maka akan ada
arus listrik yang mengalir. Fenomena ini disebut dengan efek Seebeck.
Pada tahun 1834, peristiwa sebaliknya ditemukan oleh Jean Charles
Athanase Peltier. Ketika arus listrik mengalir pada sambungan dua
konduktor yang berbeda akan terjadi peristiwa penyerapaan kalor
(pendinginan) atau pembuangan kalor (pemanasan). Peristiwa ini
dinamakan efek Peltier.

Gambar 2.2 Efek Seebeck


Selain efek Seebeck dan efek Peltier, sebenarnya ada satu fenomena
lagi, yaitu efek Thomson. Fenomena merupakan peristiwa penyerapan
atau pembuangan kalor ketika arus listrik mengalir pada material dengan
gradient temperatur. Efek Thomson ini sering kali diabaikan karena
sangat kecil dibandingkan dengan efek Seebeck dan efek Peltier.

2.3 Kajian Pustaka


Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan beberapa referensi yang
berhubungan dengan objek perancangan, diantaranya adalah penerlitian
dengan judul Prototype Pembangkit Daya Termoelektrik Pada Sistem
Engine Kapal Untuk Pengisian Baterai Starting Generator-Set (Saifuddin.
Achmad. dkk 2015). Pada penelitian ini telah berhasil merancang
pembangkit daya yang dapat mengisi baterai starting generatorset
dengan menyusun 16 elemen peltier yang dirangkai seri sehingga dapat
menghasilkan tegangan sebesar 12,92 Volt dan arus sebesar 0,16
Ampere. Kekurangan pada penelitian ini adalah waktu yang diperlukan
untuk mengisi 1 unit baterai 12 Volt dengan kapasitas 110 AH sangat
lama yaitu 687,5 jam atau sekitar 28,5 hari. Sehingga perlu ditingkatkan
besar arus listrik yang dihasilkan dengan menambah jumlah elemen
peltier yang dirangkai secara parallel.
Penelitian kedua (Sugiyanto. dkk 2015) dengan judul penelitian
Rancang Bangun Kontruksi TEG (Thermoelectric Generator) pada
Knalpot Sepeda Motor untuk Pembangkitan Listrik Mandiri penelitian ini
dapat dikatakan tidak berhasil lantaran tegangan yang dibangkitkan
sangat kecil yaitu hanya berkisar 664-665 mV, tegangan sebesar ini
belum cukup digunakan sebagai sumber energy listrik bagi komponen-
komponen kelistrikan pada sepeda motor, hal ini dikarenakan pengujian
dilakukan dengan kondisi motor berhenti, sehingga pendinginan sirip-sirip
alumunium tidak maksimal yang mengakibatkan kodisi permukaan sisi
dingin masih bersuhu tinggi, akibatnya perbedaan suhu antara sisi panas
dan sisi dingin tidak lebar. Namun yang menarik dari penelitian ini adalah
perancangan kontruksi yang memudahkan pemasangan dan pelepasan
pada knalpot sehingga meminimalkan terjadinya kerusakan pada TEG.
Penelitian ketiga (Ryanuargo, dkk. 2013) dengan judul penelitian
Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari Uap Panas Kondensor
pada Sistem Pendingin pada penelitian ini sumber panas diperoleh dari
panas sisa buang dari sebuah condenser AC yang disalurkan
menggunakan sebuah saluran udara (duct) yang telah terisolasi sehinga
panas tersebut terjaga dengan baik dan tidak terjadi rugi-rugi. Panas
yang telah disalurkan ini selanjutnya masuk ke dalam sebuah modul
termoelektrik yang sudah ditentukan bahannya. Sebelum melakukan
pengujian ada beberapa parameter yang harus diperhatikan dalam
penyusunan dan pemberian muatan pada komponen-komponen yang
ada. Untuk menyimulasikan kondisi eksperimental dengan model yang
diusulkan, ada empat besaran yang harus dihitung, yaitu parameter
model, kapasitas panas dari pelat alumunium, isolasi termal, dan
hambatan termal kontak antara modul dan piring. Berdasarkan analisi
dari modul termoelektrik yang digunakan, kita dapat mengetahui bawa
semakin tinggi input energy panas masuk kedalam modul, maka semakin

besar pula tegangan yang dihasilkan. Dengan nilai T rata-rata 34 oC


dapat menghasilkan energy listrik sebesar 3,14 Volt. Tegangan ini masih
sangat kecil, namun jika jumlah panas yang terdapat pada kondensor
sangat besar, panas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energy
alternative berbasis termoelektrik
Penelitian keempat (Putra, Nandy. 2009) dengan judul penelitian
Potensi Pembangkit Daya Termoelektrik Untuk Kendaraan Hybrid pada
penelitian ini dilakukan eksperimen untuk mengetahui kemampuan
termoeektrik sebagai pembangkit daya listrik yang dapat diaplikasikan
pada kendaraan bermotor. Pada pengujian ini menggunakan beberapa
alat yang diasumsikan sebagai bagian dari kendaraan bermotor, untuk
sumber panas digunakan pemanas dengan sumber arus AC sebagai
simulasi panas dari gas buang kendaraan bermotor dan kipas angin
sebagai simulasi angin yang terjadi saat kendaraan berjalan. Pengujian
dilakukan selama 60 menit dengan memberikan 2 varisai input heater
yaitu 110V dan 220V dengan menggunakan voltage regulator agar
tegangan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Setelah dilakukan
pengujuan dengan menggunakan 2 variasi inputan, saat diberikan
tegangan 110V dan kipas angin dinyalakan, maka beda temperatur yang
dihasilkan kisaran antara 0-15oC sedangkan jika tegangan input yang
diberikan 220V kisaran beda temperatur yang dihasilkan antara 0-45 oC.
beda temperature yang dihasilkan dari eksperimen ini tidak setinggi
seperti yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kipas
yang digunakan sebagai simulasi gerakan udara ketika motor bejalan
kencang kurnag mampu mendinginkan sirip-sirip alumunium yang
diletakkan pada permukaan peltier sehingga dibutuhkan kipas yang
memiliki pressure yang cukup besar agar sesuai dengan gerakan udara
pada motor sebenarnya. Pada eksperimen ini menggunakan 12 modul
termoelektrik yang disusun secara seri dan parallel yang dapat
menghasilkan daya sebesar 8 Watt. Susunan modul sangat berperan
untuk menghasilkan tegangan atau kuat arus tertentu. Untuk
menghasilkan tegangan yang tinggi modul termoelektrik disusun secara
seri, sedangkan untuk menghasilkan kuat arus yang tinggi modul
termoelektrik harus disusun secara parallel.
BAB III

METODOLOGI Perancangan

3.1. Metodologi Perancangan

Berikut akan dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan alat uji


generator termoelektrik sehingga alat bisa bekerja sesuai dengan
harapan:

Gambar 3.1 Diagram Alur Metodologi Perancangan


3.1.1. Menentukan Tema
Hal yang paling awal ditentukan adalah tema dari rancangan
yang akan dibuat. Tema ini akan mengawali pemikiran utama ke
arah mana alat ini akan dibuat.
3.1.2. Identifikasi dan Analisa Kebutuhan
Alat yang akan dibuat sebaiknya memenuhi beberapa criteria
sebagai berikut:
1. Mudah digunakan
2. Mudah dipasang maupun dilepas karena sifatnya portable
3. Tahan panas hingga 100oC
4. Simple, ukuran tidak terlalu besar
3.1.3. Pembatasan Masalah
Alat yang dibuat dibatasi hanya untuk pengaplikasian alat-alat
penghasil panas pada rumah tangga dan industry menengah ke
bawah
3.1.4. Studi Literatur
Studi literature digunakan untuk mengetahui prinsip kerja dari
termoelektrik, dan juga untuk mengetahui kekurangan dari
perancangan dan penelitian yang telah dilakuakan
3.1.5. Membuat Konsep Desain Awal
Segala ide perlu adanya konsep desain awal berupa sebuah
gambar atau sketsa dari alat yang akan dirancang
3.1.6. Analisa Desain Awal
Dari desain awal yang telah dibuat perlu dianalisa untuk berbagai
kemungkinan, apakah alat bisa digunakan, apa saja kendalanya,
dan bagaimana mengatasinya
3.1.7. Membuat Desain Akhir
Setelah desain awal dianalisa kemudian ditentukan model seperti
apa yang akan dibuat, maka dibuatlah desain akhir yang
digunakan sebagai acuan dalam perancangan alat
3.1.8. Inventarisasi Komponen
Inventarisasi komponen dilakukan untuk mendata apa saja
komponen yang dibutuhkan, dan apa saja komponen yang sudah
tersedia

3.1.9. Pembuatan Urutan Pengerjaan


Urutan pengerjaan perlu dibuat untuk mempermudah dalam
merancang alat, sehingga perancangan dapat dilakukan secara
sistematis
3.1.10. Pengadaan Komponen
Komponen-komponen yang diperlukan supaya disediakan sebaik
mungkin, karena apabila satu komponen tidak tersedia, maka
akan menghambat proses perancangan alat tepat pada
waktunya
3.1.11. Pembuatan Alat
Setelah semua tersedia termasuk alat penujang seperti perkakas
yang diperlukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan
alat yang telah dirancang.
3.1.12. Trial Alat
Trial dilakukan untuk mengetahui apakah alat dapat bekerja, dan
memenuhi keinginan atau belum.
3.1.13. Analisa Kegagalan dan Tindakan Perbaikan
Saat trial belum tentu alat bekerja sesuai dengan keinginan,
apabila terjadi maka pelu adanya tindakan perbaikan.
3.1.14. Analisa Alat Kerja
Dalam hal ini perlu diambil data-data dari alat yang telah bekerja
hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat uji telah bekerja
dengan baik dengan melihat data yang telah diambil.
3.1.15. Kesimpulan
Setelah data diperoleh dan dianlisa, maka akan didapatkan suatu
kesimpulan yang bisa diambil dengan berdasarkan data-data
yang telah ada
DAFTAR PUSTAKA

Ajiwiguna. Tri Ayodha. 2014 http://catatan-


teknik.blogspot.co.id/2014/11/mengenal-sistem-pendingin-termoelektrik.html
(diakses 10 Januari 2017)

Saifudin, Achmad dkk. 2015. Prototype Pembangkit Daya Termoelektrik Pada


Sistem Pendingin Engine Kapal Untuk Pengisian Baterai Starting Generator-
Set, ITS; Surabaya.

Sugiyanto dkk. 2015. Rancang Bangun Kontruksi TEG (Thermoelectric


Generator) pada Knalpot Sepeda Motor untuk Pembangkitan Listrik Mandiri,
UGM; Yogyakarta.

Ryanuargo, dkk. 2013. Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari Uap
Panas Kondensor pada Sistem Pendingin, Universitas Gunadarma; Jakarta.

Putra, Nandy dkk. 2009. Potensi Pembangkit Daya Termoelektrik Untuk


Kendaraan Hybrid. Universitas Indonesia; Depok.

Anda mungkin juga menyukai