Anda di halaman 1dari 25

DOSEN = Slamet Mulyadi

SUJIONO NPM = 1271025012


SALVI HAIKAL NPM = 1271025031
 Dielektrik Cair Murni dan Komersil
 Teori Kegagalan Dielektrik Cair
 Konduksi dan Kegagalan Cair Murni
 Kegagalan karena Gelembung Gas
 Kegagalan karena Butiran cair lain
 Kegagalan karena Partikel Padat
Dielektrik Cair Murni dan Komersil
Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan
suatu material untuk bisa tahan terhadap tegangan tinggi
tanpa berakibat terjadinya kegagalan. Kekuatan dielektrik
cair tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu
sendiri, material dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang
diberikan, gas yang terdapat dalam cairan dan sebagainya
yang dapat merubah sifat molekul cairan. Ada beberapa
alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang
pertama adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau
Jebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki
kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum
Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang
yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses
konversi rrrenghilangkan panas yang timbul akibat rugi
energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat mernperbaiki diri
sendiri jika terjadi pelepasan muatan (discharge).
Teori Kegagalan Dielektrik Cair
 Contoh penerapan teori kelornpok pertama
pada minyak isolasi. Dalam hal ini minyak isolasi disaring
dan dikeluarkan gasnya secara hati-hati
serta elektrodanya dibersihkan dari Japisan oksida dan
endapan lain. Untuk kasus ini tegangan gagal mencapai
IMV/cm atau Jebih.
1. Sedikit tetapi pasti tergantung pada bahan elektroda.
2. Menurun dengan bertambahnya jarak elektroda.
3. tidak tergantung pada tekanan hidrostatik (O-800mmHg),
untuk minyak
yang telah dikeluarkan gasnya, tetapi naik dengan tekanan
jika minyak
mengandung N2/02.
Teori Kegagalan Dielektrik Cair
 Contoh penerapan teori kelompok kedua
zat isolasi cair pada peralatan industri yang sulit
dimurnikan. teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi
menjadi empat jenis
1. Teori kegagalan zat rnumi atau elektronik yang
merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas,
artinya proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair
dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas.
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
dimana tak mumian (misalnya gelembung udara) itu
mempu?-yai tegangan gagal yang Iebih rendah dari
zat cair; disini adanya gelernbung udara dalam cairan,
merupakan awal dan pencetus kegagaian total
daripada zat cair.
 Teori kegagalan bola cair, dimana tak murnian yang tidak stabil
dalam medan listrik (misalnya bola air) dapat rnerupakan
jembatan bertahanan
rendah diantara elektroda dan dapat rnengakibatkan kegagalan.
 Teori kegagalan tak mumian padat, dimana tak murnian
(misalnya butiran perrghantar padat) dapat menyebabkan
pembesaran medan listrik seternpat; bila medan dalam .zat cair
melebihi nilai kritis tertentu maka ditempat itu
zat cair akan gagaI dan ini mengakibatkan kegagaIan total.
Konduksi dan Kegagalan Cair Murni
Bila' suatu tegangan diterapkan pada sepasang elektroda
yang dicelup dalam zat isolasi cair, maka terlihat arus
konduksi yang kecil. Bila tegangan dinaikkan , maka pada
suatu tegangan kritis tertentu akan terjadi lucutan diantara
kedua elektroda tersebut. Lucutan dalam zat cair ini terdiri
dari unsur sebagai berikut :
 Aliran listrik yang besamya ditentukan oleh karakteristik
rangkaian.
 Lintasan cahaya yang cerah dari elektroda yang satu ke yang
lain.
 Pembentukan gelembung gas dan butir-butir zat padat hasil
dekomposisi
zat cair (tergantung dari sifat kimiawi zat cair).
 Pembentukan lobang pada elektroda.
 Tekanan impulsif dalam zat cair disertai suara Iedakan
 Karena dianggap zat cair berkelakuan seperti gas,
maka supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron
awal yang dimasukkan dalam zat cair. Elektron awal
inilah yang akan memulai proses kegagalan.
Walaupun kuat medannya cukup besar, tetapi jika
tidak terdapat electron awal maka tidak akan terjadi
kegagalan. Kuat medan yang terbesar terdapat pada
bagian elektroda yang runcing yang akan
mengeluarkan electron e1 gambar 3.1 yang akan
memulai banjiran Elektron
Elektron yang dihasilkan yaitu et, e2, .... , en, kemudian akan
menyebabkan
timbulnya arus konduksi, dalam zat cair pada kuat medan
tinggi. Menurut
Schottky arus yang timbul tersebut mempunyai kerapatan
sebesar:
J= J1 e**4.4VE/T(A/cm2)
Dengan
Jt = AT**2* e**1/KT
E=M. Ea
Dimana
J = kerapatan arus konduksi
Jt = kerapatan arus termionik
Ea = kuat medan yang diterapkan
M = faktor ketidak rataan permukaan
= 10 untuk permukaan halus
Kondisi untuk memungkinkan mulai terjadinya banjiran electron,
diperoleh
dengan menyamakan perolehan energi oleh electron yang
menempuh lintasan
bebas rata-rata.
U1 = F.
= e.E.
dengan energi yang diperlukan untuk mengionisasi molekul
U2 =ch
Dimana
E = medan yang diterapkan
v = lintasan bebas rata-rata
hv = catu (kuantum) energi yang diperlukan untuk
mengionisasikan
moleku1.
C =. konstanta
Kegagalan karena Geiembung Gas'
Kegagalan gelembung atau kavitasi atau gas
merupakan bentuk kegagalan zat cair yang disebabkan
oIeh adanya gelembung-gelernbung gas didalamnya.
Menurut Kao dan Krasucki, sebab-sebab tirnbulnya
gas adalah sebagai berikut:
a). Permukaan elektroda tidak rata, sehingga terdapat
kantong-kantong udara di perrnukaannya.
b). Adanya tabrakan electron, sehingga terjadi produk-
produk barn berupa gas .
c). Penguapan cairan karena adanya lucutan pada
bagian-bagian elektroda yang tajarn dan tak teratur.
d). Zat cair dikenai perubahan suhu dan tekanan.
Medan listrik dalam gelernbung gas yang ada dalam zat
isolasi cair dinyatakan oleh persamaan :
Eb = 3&1Eo
2 & 1+1 Dimana
&l = permitivitas zat cair
Eo = medan listrik daiam zat cair tanpa gelembung
Bila Eo sama dengan medan batas untuk ionisasi gas,
maka akan terjadi lucutan dalam gelembung. Ini akan
mempercepat pembentukan gas karena dekomposisi
zat isolasi cair dan dapat mengakibatkan kegagalan.

Gbr.3.2 Teori gelembung gas pada kegagalan isolasi cair


 Karena pengaruh medan yang kuat diantara elektroda
gelembung- gelembung udara yang ada dalarn cairan
tersebut akan berubah menjadi memanjang searah dengan
medan (Iihat gambar3.2). Hal ini disebabkan karena
gclernbung-gelembung tersebut berusaha membuat energi
potensialnya minirnum.Gelembung-gclembung yang
memanjang tersebut kemudian akan
saling menyambung dan membentuk jembatan yang
akhimya akan mengawali terjadinya kegagal~n. Kekuatan
gagal medan gelernbung adalah :
Kegagalan karena Butiran cair lain
Jika suatu zat isolasi cair mengandung sebuah bola cair
dari jenis cairan lain, maka dapat terjadi kegagalan
akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam medan
iistrik. Medan ini akan mernpunyai pengaruh kepada
bentuk bola cair.
Bola cair yang dikenai medan listrik E akan berubah
bentuk menjadi
sferoida '( . Iihat gambar 3.3) dengan medan didalamnya
sebesar E2. Maka
hubungan antara kedua medan dinyatakan oleh :
Gambar 3.3 Perubahan jari-jari pada bola cair
 E2 = &1E
&1- (& - &2 )G
Dimana G = 1 {}'COSh-1r._1 )
y2-1 (y2 -1)
Dimana : R1 = Jari – jari panjang sferoida
R2 = Jari – iari pendek
&1 = permitivitas zat isolasi cair
&2 = permitivitas bola cair
Kuat rnedan listrik dalam zat isolasi cair dapat dihitung, yaitu
sebesar :

Dimana :
H = 2yl/3 (2y - 1 - l/y2)
R = 3/4n volume sferoida
cr = gaya tegang permukaan
untuk bola cair yang menghantar Iistrik maka £2/ є1 = 00 dan
persamaan menjadi

Tabel 3.1 memberikan nilai H dan GH untuk berbagai nilai y. Dari


tabel ini dapat dilihat bahwa nilai maksimum untuk GH adalah
0,45856 untuk y = 1,85.
 Karena itu medan kritis dimana bola cair menjadi
tidak stabil adalah:
Tabel 3.1 Parameter H dan G
Ek = 487,7√ .Q V/cm
R€I
Medan kritis ini jauh lebih reridah daripada
kekuatan gagal zat isolasi cair yang bersih, dan
karena itu merupakan sumber kegagalan pcnting
pada zat isolasi.
Bola air yang sangat kecil pun (misalnya 0,05 urn)
masih dapat mengakibatkan kegagalan pada medan
Ek = 1 M'V/cm .
Kegagalan karena Partikel Padat
Kegagalan butiran pad at adalah jenis kegagalan yang
disebabkan oleh adanya butiran (particle) zat di dalam
isolasi cair yang akan memulai terjadinya kegagalan.
Butiran padat, seperti atau butiran lainnya, biasanya
mempunyai permitivitas berlainan dengan permitivitas
zat isolasi cair. Jika butiran-butiran itu
mempunyai pennetivitas t2 sedangkan permitivitas zat
isolasi cair adalah t\ maka menurut Kok besarnya gaya
yang bekerja panda butiran dalam medan yang tak
seragam adalah;
Dimana
r = jari-jari butiran
E = gradien tegangan
Secara khusus, persamaan ( 4 – 15 ) dapat ditulis sebagai :

Untuk persamaan di atas terdapat 2 kemungkinan yang terjadi


yaitu :
a)Jika £2> £1' maka arah gaya yang bekerja pada butiran searah
dengan tekanan Iistrik (stress) maksimum (FA), sehingga
gaya akan mendorong butiran ke arah bagaian yang terkuat
dari medan.
b)Jika £2 <£1 (seperti panda gelembung gas ), maka arah gaya
berlawanan dengan tekanan listrik aksimum/FB)
Gaya F makin besar, bila £2 rnembesar, untuk butiran
penghantar
& ―>~
sehingga persarnaan (4:.16) menjadi
F~ = 1/2r3 grad E3
Untuk medan yang seragam, seperti di antara elektroda
piringan sejajar atau elektroda bola dengan celah kecil,
medan paling kuat di temp at yang seragam. Di sini Grad E2
=0
Dan butiran dalam keadaan seimbang. Karena itu, butiran
akan ditarik, oleh gaya pad a persamaan (4~ 16) ke ternpat
dimana medan seragam. Akibatnya butiran- butiran akan
berjajar di antara e1ektroda dan seolah-olah membentuk
jembatan yang akhimya mengawali teljadinya kegagalan.
Adanya butiran penghantar diantara elektroda akan
mengakibatkan pembesaran medan dalam zat iso!asi
cairt di dekat permukaan butiran.
Pembesaran medan ini ditentukan oleh bentuk butiran,
yaitu:
a) Untuk butiran bulat (r = 1): E1 = 3E
b) Untuk butiran sferroida (y= 2) : El = 5,8E
c) Untuk butiran sferroida (r = 5) : E 1 = 18E
Dimana y = perbandingan jari-jari panjang terhadap jari-
jari pendek sferoida
E = medan dalam cairan tanpa butiran
El = medan dalam cairan panda ujung butiran
Apabila E1 melebihi tegangan gagal cairan maka akan
terjadi kegagalan setempat yang kemudian
menimbulkan gelembung-gelernbung yang akhimya
dapat mengakibatkan kegag~lan total panda cairan.
Gerakan butiran oleh gay F dihambat oleh kekentalan
cairan Dan oleh hamburan (diffusion). Dalam
hubungan ini dapat dihitung waktu yang diperlukan
sampai terjadinya kegagalan yang menurut Kok-
Corbey besamya adalah

Tb =
Eb = kekuatan gagal untuk waktu penerapan tekanan listrik
singkat
EO= sarna untuk waktu lama
G = faktor kekasaran (asperity)
= 3 untuk kekasaran berbentuk setengah bola
N = konsentrasi butiran
Ŋ = kekentalan (viscosity)
R = jari-jari butiran
C = konsatanta
untuk waktu penerapan tegangan yang lama, persamaan
(4-9) berubah menjadi : 3,10)
(g2 _ 1) r3 E0 = 2KT di mana KT = energi termal
bila r = 3, yaitu bila kekasarannya berbentuk setengah
bola, maka persarnaan (4- 20) menjadi:
r3 EJ= KT
yang rnenunjukkan bahwa kegagalan waktu lama
sebanding dengan r-⅔

Soal-soal
1. Jelaskan fcnomena dari konduksi elektrikal pad a zat
cair 1 Apa perbedaan
dengan yang terjadi pad a gas?
2. Faktor apa· yang rnernpengaruhi konduksi pada
dialketrik air mum] dan
dialektrik air campuran ?

Anda mungkin juga menyukai