Disusun oleh :
Gede Eddy Saskara
(1304405099)
(1304405105)
(1304405106)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah semikonduktor sebagai saklar
(switching) dengan baik.
Makalah semikonduktor sebagai saklar (switching) ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah elektronika daya.
Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran yang membangun
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Sebagai manusia biasa
kami memiliki banyak kesalahan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesarbesarnya untuk kelancaran penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami ucapkan
terimakasih. Semoga makalah ini dapat dipergunakan seperlunya.
Denpasar, 7 Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3
Tujuan
a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari bahan semikonduktor.
b. Agar mahasiswa mengetahui penerapan semikonduktor sebagai saklar
(switching).
1.4
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah :
a. Makalah ini hanya membahas pengertian dari bahan semikonduktor.
b. Makalah ini hanya membahas penerapan semikonduktor sebagai saklar
(switching).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
dua bahan yang lainnya yaitu konduktor dan isolator. Konduktor merupakan
penghantar listrik yang baik dan isolator merupakan penghantar listrik yang buruk.
Sedangkan semikonduktor merupakan bahan penghantar yang memiliki konduktivitas
listrik diantara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor. Contoh bahan semikonduktor yang dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari adalah silikon, germanium, dan galliumarsenide.
Tahanan jenis bahan semikonduktor antara sekitar 10 -3 m sampai dengan
sekitar 10+3 m. Atom-atom bahan semikonduktor membentuk kristal dengan
struktur tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan semikonduktor yang banyak
dipakai dalam elektronika adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 0 oK SI
mempunyai lebar pita terlarang (energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel periodik
dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium
berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi
dengan atom-atom tetangganya. Gambar 1 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen
dalam dua dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit
terluar terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat
sebagai insulator.
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar
1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang (300K),
sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan diri dari
ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas
(gambar 2). Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita
valensi ke pita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan
kovalen terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah
dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang
ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah
yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika
elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan
terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif
bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru. Gambar 2. (a) Struktur kristal silikon
memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen yang terputus dan (b) Diagram pita
energi menunjukkan tereksitasinya elektron ke pita konduksi dan meninggalkan
lubang di pita valensi.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen yang terputus
dan (b) Diagram pita energi menunjukkan tereksitasinya elektron ke pita konduksi dan meninggalkan
lubang di pita valensi
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai arus drift dapat
dituliskan sebagai berikut :
Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat adanya dua partikel
masing-masing bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan arah yang
berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik.
2.1.2
dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni (lihat
gambar 3). Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada tabel 1.
Tabel 1.1 Elemen semikonduktor pada tabel periodik
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi lima menggantikan posisi
salah satu atom silikon dan (b) Struktur pita energi semikonduktor tipe-n, perhatikan letak tingkat
energi atom donor.
murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga
secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen
menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen
lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan
(lihat gambar 4) yang disebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena menghasilkan pembawa muatan
negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka
atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor). Secara skematik
semikonduktor tipe-p digambarkan seperti terlihat pada gambar 4.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen
yang terputus dan (b) Diagram pita energi menunjukkan tereksitasinya elektron ke pita konduksi dan
meninggalkan lubang di pita valensi
2.2.1 Dioda
Dioda merupakan komponen elektronika daya yang memiliki dua terminal,
yaitu: anoda (A) dan katoda (K). Jika sebuah dioda difungsikan sebagai sakelar
elektronis dalam suatu rangkaian tertutup, maka dioda akan konduksi (ON) jika
potensial pada anoda lebih positif daripada potensial pada katoda. Kondisi ini
biasanya disebut dalam keadaan bias maju (forward bias). Sebaliknya, dioda akan
memblok (OFF) jika potensial pada anoda lebih negatif daripada potensial pada
katoda. Kondisi ini disebut dalam keadaan bias mundur (reversed bias).
Misalkan kita memiliki sepotong silikon tipe-p dan sepotong silikon tipe-n
dan secara sempurna terhubung membentuk sambungan p-n seperti diperlihatkan
pada gambar 5. Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada daerah sambungan
semikonduktor terjadi perubahan. Pada daerah tipe-n (gambar 5, sebelah kanan)
memiliki sejumlah elektron yang akan dengan mudah terlepas dari atom induknya.
Pada bagian kiri (tipe p), atom aseptor menarik elektron (atau menghasilkan lubang).
Kedua pembawa muatan mayoritas tersebut memiliki cukup energi untuk mencapai
material pada sisi lain sambungan. Pada hal ini terjadi difusi elektron dari tipe-n ke
tipe-p dan difusi lubang dari tipe-p ke tipe-n.
Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang sudah
berada di tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian. Proses difusi
berakhir saat tidak ada lagi elektron yang memiliki cukup energi untuk mengalir.
Gambar 7. Dioda p-n berpanjar maju (forward bias): (a) Rangkaian dasar dan
(b) Potensial penghalang mengalami penurunan.
mencapai harga jenuh -Io pada harga panjar mundur yang rendah harga arus mundur
dalam keadaan normal cukup rendah dan diukur dalam A (untuk germanium) dan
nA (untuk silikon). Secara ideal, arus mundur seharusnya berharga nol, sehingga
harga -Io yang sangat rendah pada silikon merupakan factor keunggulan silikon
dibandingkan germanium. Besarnya Io berbanding lurus dengan laju generasi termal 2i
g rn dimana harganya berubah secara eksponensial terhadap perubahan temperatur.
Gambar 8. Diode p-n berpanjar mundur (reverse bias) (a) Rangkaian dasar dan (b) Potensial
penghalang meninggi.
Dioda Standar
Dioda penyearah standar mempunyai waktu pemulihan balik yang relatif
tinggi, biasanya sekitar 25 detik, dan digunakan pada aplikasi kecepatan rendah,
yang waktu pemulihannya tidak kritis. Dioda ini mencakup tingkatan arus kurang dari
1 A hingga beberapa ribu ampere, dengan tingkat tegangan antara 50 V hingga sekitar
5 kV. Dioda ini secara umum dibuat secara difusi. Akan tetapi pemakaian pada
penyearah yang digunakan untuk suplai pengelasan paling efektif pembiayaannya,
kasar, dan mempunyai tingkat kemampuan hingga 300 A dan 1000 V. Dioda ini
secara umum dibuat secara difusi. Akan tetapi pemakaian pada penyearah yang
digunakan untuk suplai pengelasan paling efektif pembiayaannya, kasar, dan
mempunyai tingkat kemampuan hingga 300 A dan 1000 V.
b.
kurang dari 5 detik. Digunakan untuk rangkaian konverter DC-DC dan DC-AC,
yang memerlukan kecepatan pemulihan yang tinggi. Dioda ini mencakup tingkat arus
mulai kurang dari 1 A hingga ratusan ampere, dengan tingkat tegangan mulai 50 V
hingga 3 kV. Untuk tingkat tegangan diatas 400 V, dioda ini dibuat melalui difusi dan
waktu pemulihan diatur oleh difusi platina atau emas. Untuk tingkat tegangan
dibawah 400 V, dioda epitaksi lebih cepat dibanding dioda difusi. Dioda pemulihan
cepat mempunyai lebar basis yang lipis, yang menghasilkan waktu pemulihan ulang
kurang dari 50 detik.
c. Dioda Schottky
Masalah penyimpanan muatan pada pn-juntion dapat dihilangkan (atau
diminimalkan) dalam dioda Schottky. Dioda Schottky mempunyai drop tegangan
relatif rendah dan arus bocornya lebih tinggi dari pada dioda biasa serta tegangan
konduksi yang relatif rendah. Akan tetapi tegangan yang diijinkan secara umum
terbatas hingga 100 V dan kapasitas arusnya antara 1 A hingga 300 A. Oleh
karenanya dioda Schottky ideal digunakan pada chopper-DC suplai tegangan rendah
dan arus rendah sehingga dapat menaikkan efisiensi.
2.2.2 Transistor
Transistor memiliki tiga terminal : basis, emitor, dan kolektor. Pada rangkaian
elektronika daya, transistor umumnya dioperasikan sebagai sakelar dengan
Gambar 9. Diagram BJT : (a) Jenis n-p-n dan (b) Jenis p-n-p
Terdapat dua jenis kontruksi dasar BJT, yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p.
Untuk jenis n-p-n, BJT terbuat dari lapisan tipis semikonduktor tipe-p dengan tingkat
doping yang relatif rendah, yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor tipe-n.
Karena alasan sejarah pembuatannya, bagian di tengah disebut basis (base), salah
satu bagian tipe-n (biasanya mempunyai dimensi yang kecil) disebut emitor
(emitter) dan yang lainya sebagai kolektor (collector). Secara skematik kedua jenis
transistor diperlihatkan pada gambar 9.
Tanda panah pada gambar 9 menunjukkan kaki emitor dan titik dari material
tipe-p ke material tipe-n. Perhatikan bahwa untuk jenis n-p-n, transistor terdiri dari
dua sambungan p-n yang berperilaku seperti dioda. Setiap dioda dapat diberi panjar
maju atau berpanjar mundur, sehingga transistor dapat memiliki empat modus
pengoperasian. Salah satu modus yang banyak digunakan disebut modus normal,
yaitu sambungan emitor-basis berpanjar maju dan sambungan kolektor-basis
berpanjar mundur. Modus ini juga sering disebut sebagai pengoperasian transistor
pada daerah aktif.
2.2.2.1 Pabrikasi BJT
Pabrikasi BJT dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu struktur transistoralloy melalui difusi dan struktur transistor planar. Kolektor terbuat dari chip
semikonduktor tipe-n dengan ketebalan kurang dari 1 mm2. Daerah basis dibuat
dengan proses difusi kemudian dibuat kontak logam untuk dihubungkan dengan kaki
basis. Daerah emitor dibuat dengan teknik alloy pada daerah basis. Sebagai hasilnya
berupa sebuah pasangan sambungan p-n yang dipisahkan oleh daerah basis kira-kira
setebal kertas
2.2.2.2 Pengoprasian Transistor
Pada gambar 10 (a), diperlihatkan keping horizontal transistor jenis n-p-n.
Pengoperasian transistor dapat diterangkan secara kualitatif dalam hal distribusi
potensial pada sambungan (gambar 10 (b)). Sambungan emitor berpanjar maju,
dengan efek dari tegangan panjar
EB
(a)
(b)
(c)
Gambar 11. Karakteristik Transistor (a) simbol, (b) karakteristik i-v, (c) karakteristik ideal
menghantarkan arus kolektor IC, sehingga lampu P1 menyala. Jika tegangan basis U1
dimatikan dan arus basis IB = 0, dengan sendirinya transistor kembali mati dan lampu
P1 akan mati. Dengan pengaturan arus basis IB, transistor dapat difungsikan sebagai
saklar elektronik dalam posisi ON atau OFF. Ketika transistor sebagai saklar kita
akan lihat tegangan kolektor terhadap emitor UCE. Ada dua kondisi, yaitu ketika
transistor kondisi ON, dan transistor kondisi OFF. Saat transistor kondisi ON
tegangan UCE saturasi. Arus basis IB dan arus kolektor maksimum dan tahanan
kolektor emitor RCE mendekati nol, terjadi antara 0 sampai 50 detik. Ketika
transistor kondisi OFF, tegangan UCE mendekati tegangan UB dan arus basis IB dan
arus kolektor IC mendekati nol, pada saat tersebut tahanan RCE tak terhingga, lihat
Gambar 14.
2.2.3 Thyristor
Istilah Thyristor berasal dari tabung Thyratron-Transistor, dimana dengan
perkembangan teknologi semikonduktor, maka tabung-tabung elektron yang
bentuknya relatif besar dapat digantikan oleh tabung-tabung transistor yang
SCR mempunyai tiga buah elektroda, yaitu Anoda, Katoda dan Gate dimana
anoda berpolaritas positif dan katoda berpolaritas negatif sebagai layaknya sebuah
dioda penyearah (rectifier). Kaki Gate juga berpolaritas positif. Gambar diatas ini
memperlihatkan pengembangan konstruksi dan diekuivalenkan dengan rangkaian
kaskade transistor.
2.2.4 MOSFET
MOSFET merupakan piranti semikonduktor daya yang memiliki tiga
terminal :gate (gerbang), sumber (source), dan pengalir (drain). MOSFET bekerja
atas dasar prinsip kendali-tegangan (voltage-driven). Gambar 18 merupakan simbol,
karakteristik i-v, dan karakteristik ideal dari MOSFET. Rangkaian pengaturan ON dan
OFF dengan piranti MOSFET lebih mudah dibandingkan piranti transistor. Jika pada
terminal gerbang-sumber dicatu tegangan yang cukup besar maka piranti akan ON,
sehingga menghasilkan tegangan yang kecil antara terminal pengalir-sumber. Dalam
kondisi ON. perubahan tegangan pada terminal pengalir-sumber berbanding lurus
(a)
(b)
(c)
Gambar 18. Karakteristik MOSFET(a) simbol, (b) karakteristik i-v, (c) karakteristik ideal
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Semikonduktor adalah salah satu dari tiga macam bahan penghantar, dimana
dua bahan yang lainnya yaitu konduktor dan isolator. Semikonduktor merupakan
bahan penghantar yang memiliki konduktivitas listrik diantara insulator dan
konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor. Contoh
bahan semikonduktor yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
silikon, germanium, dan galliumarsenide.
Jika sebuah dioda difungsikan sebagai sakelar elektronis dalam suatu
rangkaian tertutup, maka dioda akan konduksi (ON) jika potensial pada anoda lebih
positif daripada potensial pada katoda. Kondisi ini disebut bias maju (forward bias).
Sebaliknya, dioda akan memblok (OFF) jika potensial pada anoda lebih negatif
daripada potensial pada katoda. Kondisi ini disebut bias mundur (reversed bias).
Transistor dapat difungsikan sebagai saklar elektronik, yaitu dengan mengatur
arus basis IB dapat menghasilkan arus kolektor IC yang dapat menghidupkan lampu
P1 dan mematikan lampu. Saat transistor kondisi ON tegangan UCE saturasi. Arus
basis IB dan arus kolektor maksimum dan tahanan kolektor emitor RCE mendekati
nol, terjadi antara 0 sampai 50 detik. Ketika transistor kondisi OFF, tegangan UCE
mendekati tegangan UB dan arus basis IB dan arus kolektor IC mendekati nol, pada
saat tersebut tahanan RCE tak terhingga.
3.2
Saran
Kami sadar dalam penyusunan makalah bahan semikonduktor sebagai saklar
(switching) ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan
bimbingan dari para bapak dosen selaku pembina, kami harapkan demi kesempurnaan
karya penulis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Elektronika%20Daya
%20(Komponen%20Elektronika%20Daya%202).pdf
http://listrikd3.itn.ac.id/asset/download/2013-08-23-11-18-16_O%20DAYA.pdf
http://id.scribd.com/doc/214597770/2013-08-23-12-32-49-a-daya#scribd
http://elektronika-dasar.web.id/?=teorisemikonduktor-sebagai-saklar
http://teknikelektronika.com/pengertian-saklar-listrik-cara-kerjanya/