OLEH :
NYOMAN BAJRANING HY
E1 D1 10 081
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi
tentang Bahan Semi Konduktor sebagai salah satu tugas kuliah perancangan . Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan bimbingannya kepada
penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud
penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
1.2
1.3
Manfaat ..................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Divusi .................................................................................................................
Kesimpulan .................................
3.2.
Saran.................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Di era globalisasi ini kemampuan menguasai teknologi tinggi merupakan syarat mutlak
bagi suatu negara untuk memasuki negara industri baru. Salah satu bidang teknologi tinggi
yang sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini adalah teknologi semikonduktor
dan mikro-elektronika. Bidang ini bisanya dianalogikan dengan tiga kata bahasa inggris yang
mempengaruhi kehidupan modern yaitu Computer, Component dan Communication. Untuk
komputer, topik utama dalam bidang ini adalah cra/teknik membuat komputer menjadi lebih
cepat, lebih ramping dengan fungsi yang lebih kompleks dan konsumsi daya yang makin
kecil. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan dua pendekatan yang saling
mendukung yaitu dari segi hardware dan software.
Silikon (Si) dengan persediaan yang berlimpah di bumi dan dengan teknologi pembuatan
kristalnya yang sudah mapan, telah menjadi pilihan dalam teknologi semikonduktor. Silikon
sendiri disebut sebagai bahan semikonduktor karena sifat dari bahan ini yang bisa berfungsi
sebagai isolator maupun konduktor. Silikon very large scale integration (VLSI) telah
membuka era baru dalam dunia elektronika di abad ini. Kebutuhan akan kecepatan yang lebih
tinggi dan unjuk kerja yang lebih baik dari komputer telah mendorong teknologi silikon VLSI
ke silicon ultra high scale integration (ULSI).
Salah satu hambatan dari teknologi silikon adalah sifat listrik yang berhubungan dengan
rendahnya mobilitas pembawa muatan dari material silikon ini. Mobilitas adalah paramater
yang menyatakan laju dari pembawa muatan dalam semikonduktor bila diberi medan listrik.
Untuk membuat piranti berkecepatan tinggi, galium arsenide (GaAs) dan material-material
paduannya telah dipertimbangkan sebagai material pengganti silikon.
1.2.
Perumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang berkaitan
dengan :
1. Apakah yang dimaksud dengan semi konduktor murni ( Intrinsik ) ?
2. Apakah yang dimaksud dengan semi konduktor tak murni ( Ekstrinsik ) ?
3. Apa yang dimaksud dengan Generasi dan rekombinasi pada semi konduktor ?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagi berikut :
1. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang diangkat dalam
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Semikonduktor Intrinsik (murni)
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting
dalam elektronika.
mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk
tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atomatom tetangganya.
dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar terikat
dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat sebagai insulator.
Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1
eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium.
sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan diri dari
ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas (gambar
1.2). Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi ke
pita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen
terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi
kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati elektron
bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan
kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari
ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di
tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama
ke lubang baru.
(a)
(b)
Gambar 1.2 a) Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen
yang terputus dan b) Diagram pita energi menunjukkan tereksitasinya
elektron ke pita konduksi dan meninggalkan lubang di pita valensi
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai arus drift dapat
dituliskan sebagai berikut
Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat
adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif
yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya
pengaruh medan listrik
Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan
sebagai:
J
dimana
(1.1)
-3
n dan p
n
dan
n
-1
= konduktivitas (S cm )
dimana n i
ni
(1.2)
Tabel 1.1 Beberapa properti dasar silikon dan germanium pada 300 K
Properti
Silikon
Mobilitas elektron,
Mobilitas lubang,
1,1
0,67
0,135
0,39
0,048
0,19
(m V s )
2
(m V s )
3
Konsentrasi intrinsik, nI (m )
1,5
Resistivitas intrinsik,
2300
( m)
Germanium
16
10
19
2,4 10
0,46
posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat
membentuk ikatan kovalen lengkap,
dan
tersisa
sebuah
elektron
yang
tidak
berpasangan (lihat gambar 1.3). Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa
elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam
proses hantaran listrik.Material yang dihasilkan dari hasil pengotoran ini disebut semi
konduktor tipe n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang
netral. Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut
sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti
terlihat pada gambar 1.3.
(a)
(b)
Gambar 1.3 a) Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi lima
menggantikan posisi salah satu atom silikon dan b) Struktur pita energi
semikonduktor tipe-n, perhatikan letak tingkat energi atom donor.
lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan
(lihat gambar 1.4) yang disebut lubang (hole).
Material
yang
dihasilkan
dari
maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor). Secara skematik
semikonduktor tipe-p digambarkan
seperti terlihat pada gambar 1.4.
(a)
(b)
Gambar 1.4 a) Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi tiga
menggantikan posisi salah satu atom silikon dan b) Struktur pita energi
semikonduktor tipe-p, perhatikan letak tingkat energi atom aseptor.
Energi
yang diperlukan
untuk proses generasi dinyatakan dalam elektron volt atau eV. Energi dalam
bentuk temperatur T dinyatakan dengan kT, dimana k adalah konstanta Boltzmann.
Analisa secara statistik menunjukkan bahwa probabilitas sebuah elektron valensi
menjadi elektron bebas adalah sebanding dengan e
evc/kT
berharga kecil dan temperatur T tinggi maka laju generasi termal akan tinggi.
Pada semikonduktor,
didalamnya hanya tersedia sedikit lubang tapi terdapat jumlah elektron yang sangat
besar sehingga R akan berharga sangat tinggi. Secara umum dapat dituliskan:
R rnp
(1.3)
berlaku :
i
gi
Ri
r ni pi
rn
(1.4)
atau
np
n i2
(1.5)
Jika kita menambanhkan atom pengotor pada semikonduktor murni, praktis semua atom
donor atau aseptor terionisasi pada suhu ruang. Pada semikonduktor tipe-n, konsentrasi
atom donor ND>> ni, dengan konsentrasi elektron sebesar
nn
ND
(1.6)
pn
ni
nn
ni
ND
(1.7)
pp
dimana
NA
dan
np
n i2
NA
pp
np
NA
(1.8)
4.1 Difusi
Jika konsentrasi doping tidak merata (nonuniform) maka akan didapat
konsentrasi partikel yang bermuatan yang tidak merata juga, sehingga kemungkinan
terjadi mekanisme gerakan muatan tersebut melalui difusi.
Jn
qDn
dn
dx
(1.9)
2 -1
positif, gerakan elektron pada arah -x menghasilkan arus positif pada arah +x.
Dengan cara
yang sama untuk lubang diperoleh
Jp
qD p
dp
dx
(1.10)
Dn
Dp
q
kT
(1.11)