Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHAN-BAHAN LISTRIK

BAHAN SEMIKONDUKTOR

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ILHAM DAPRIUS

2107110253

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. AZRIYENI, ST,M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat


Rahmat dan Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Semikonduktor” ini, meskipun masih banyak kekurangan.Makalah ini saya
buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi saya serta untuk
menyelesaikan pengambilan nilai UTS. Saya mengucapkan terima kasih
untuk semua pihak yang telah membantu saya, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah “Bahan Bahan Listrik’’, yakini Prof. Dr. AZRIYENI,
ST,M.Eng, yang telah memberikan bimbingan dan saran yang berharga dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini
dari segi penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak
retak”, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Maret 2022

Muhammad Ilham Daprius


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Pada saaat ini penggunaan semikonduktor,sangat berguna dalam
bidang elektronika dan optik. Semikonduktor merupakan bahan yang
memiliki sifat hantar di antara bahan konduktor dan isolator.
Berdasarkan elektron valensinya, suatu bahan dikatakan semikonduktor
apabila bahan tersebut memiliki elektron valensi sebanyak empat
elektron valensi (Malvino, 1985). Ditinjau dari celah energinya, suatu
bahan dapat dikategorikan sebagai bahan semikonduktor apabila kondisi
energinya berada diantara interval 0 eV – 3 eV (Strehlow dan Cook,
1973).
Di dalam bidang elektronika maka kita tidak akan lepas dengan bahan
bahan listrik,yaitu semikonduktor. Pada awal munculnya elektronika
didefenisikan sebagai cabang ilmu listrik yang mempelajari pergerakan
muatan didalam gas ataupun vakum. Penerapannya sendiri juga
menggunakan komponen-komponen yang utamanya memanfaat
keduamedium ini, yang dikenal sebagai Vacuum Tube. Akan tetapi sejak
ditemukannya transistor, terjadi perubahan tren dimana penggunaan
semikonduktor sebagai pengganti material komponen semakin banyak
digunakan dikalangan elektronika. Puncaknya adalah saat ditemukannya
Rangkaian Terpadu (Integrated Circuit ) pada akhir dekade 50-an yang
telah menyederhanakan berbagai rangkaian yang sebelumnya berukuran
besar menjadi sangat kecil. Selain itu penggunaan material
semikonduktor juga memberikan fleksibilitas dalam penerapannya.
Material semikonduktor, seperti juga material-material lainnya terdiri
atas atom-atom yang berukuran sangat kecil. Atom-atom ini terdiri atas
nukleus (inti) yang dikelilingi oleh sejumlah elektron. Nukleus sendiri
terdiri atas neutron dan proton. Proton bermuatan positif, elektron
bermuatan negatif, sedangkan neutron netral. Elektron-elektron yang
mengelilingi nukleus ini tersebar pada beberapa lapisan kulit dengan
jarak tertentu dari nukleus, dimana energinya semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jarak dari setiap lapisan kulit terhadap nukleus.
Elektron pada lapisan terluar disebut elektron valensi. Aktifitas kimiawi
dari sebuah unsur terutama ditentukan oleh jumlah elektron valensi ini.
Dalam perkembanganya semikonduktor menjadi bahan yang sangat
penting, terutama dalam dunia ektronika. Semikonduktor merupakan
elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan IC
(Integrated Circuit).Berdasarkan jenis bahannya, semikonduktor terdiri
dari dua bagian yaitu semikonduktor anorganik dan semikonduktor
organik. Semikonduktor anorganik terbuat dari logam. Semikonduktor
anorganik yang sering digunakan adalah silikon (Si), Germanium (Ge). Si
dan Ge memiliki empat elektron valensi.
Kedua bahan ini merupakan semikonduktor murni yang tidak perlu
dipadukan dengan bahan lain dan sering diaplikasikan dalam pembuatan
komponen-komponen elektronika seperti transistor, resistor dll
(Malvino, 1985). Berdasarkan kondisi energinya, Si memiliki kondisi
energi sebesar 1,14 eV dan Ge memiliki kondisi energi sebesar 0,67 eV
(Hameed dan Al-Sheikh, 2011).
Penelitian tentang bahan semikonduktor terus berkembang, yaitu
dengan adanya semikonduktor yang berbahan dasar senyawa organik
atau yang disebut dengan semikonduktor organik. Semikonduktor
organik dapat diaplikasikan pada alat optik dan elektronik.
Semikonduktor organik harus dipadu dengan logam sehingga elektron
dapat berpindah dari logam ke semikonduktor organik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang saya buat di dalam makalah
ini,sebagai berikut:
1. Apa pengertian dasar dari Semikonduktor?
2. Apa saja prinsip dasar yang ada didalam Semikonduktor?
3. Jelaskan jenis jenis Semikonduktor?
4. Jelaskan apa saja bahan dasar Semikonduktor?
5. Alat apa saja yang ada di semi konduktor?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini agar saya dan pembaca dapat mengetahui:
1. Menjelaskan pengertian dasar tentang Semikonduktor
2. Mengetahui apa prisnip yang ada didalam Semikonduktor
3. Menjelaskan apa saja jenis jenis Semikonduktor
4. Agar dapat menyampaikan apa saja bahan dasar Semikonduktor
5. Menjelaskan apa saja alat yang ada di Semikonduktor
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Semikonduktor


Semikonduktor adalah bahan yang mempunyai daya hantar yang
besarnya anatara daya antar konduktor dan daya antar isolator. Sifat
tersebut dipengaruhi oleh susunan pita konduksi dan pita valensi bahan.
Pengertian mengenai hal tersebut perlu bagi setiap orang yang memilih
profesi profisi dibidang elektronika yang penggunaanya tidak terbatas.
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara isolator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat
sebagai isolator pada temperature yang sangat rendah, sedangkan pada
temperature ruangan yang sangat tinggi bersifat sebagai konduktor.
(K.Muller 1986)
Disebut semikonduktor karena bahan ini memang bukan bahan
konduktor murni. Bahan bahan seperti logam,tembaga,besi,timah disebut
sebagai semikonduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom
yang sedemikian rupa.
Bahan semikonduktor adalah bahan selain penghantar dan penyekat
yang pada temperatur mutlak yaitu pada 0K.

2.2 Prinsip Dasar Semikonduktor


Semikonduktror mempunyai sifat kekonduksian diantara konduktor
dan isolator. Contoh bahan semikonduktror ialah Silikon, Germanium,
Plumbum Sulfida, Gallium Arsenida, Indium Antimi dadan Selenium.
Bahan-bahan yang mempunyai sifat semikonduktif memiliki nilai
hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yaitu 10-6 - 104 ohm.
Medan konduktivitas sebesar 10-6 - 104 ohm-2 m-2 dengan energi gap
yang lebih kecil dari 6 eV. Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh
elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah
jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Bahan dasar semikonduktor
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
*Trivalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 3 buah, contoh:
Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In) .
*Tetravalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 4 buah
seperti: Silikon (Si), dan Germanium (Ge).
*Pentavalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 5 buah,
contoh: Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb).

2.3 Jenis jenis Semikonduktor


Didalam bahan semikonduktor terdapat dua jenis semikonduktor yaitu
semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni
tanpa adanya bahan pengotor. Silikon dan Germanium merupakan
dua jenis semikonduktor yang sangat penting dalam elektronika.
Keduanya terletak pada golongan IVA dalam tabel periodik dan
mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan
germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai
bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen
adalah sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium.
Pada temperatur ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi
yang cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi
dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas. Besarya
energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi
kepita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah
ikatan kovalent terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang
(hole).
Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat
kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati electron bebas
mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang
memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor
murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru ditempat yang lain
dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang
lama ke lubang baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus
drift” dapat dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada
semikonduktor adalah akibat adanya dua partikel masing-masing
bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan arah yang
berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”. Akibat adanya
dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan
sebagai konduktivitas.
Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak,
maka pada semikonduktor murni, besar energi yang dibutuhkan
untuk membentuk pasangan elektron dan hole pada semikonduktor
intrinsik ditentukan oleh jarak celah energi antara pita valensi dengan
pita konduksi semakin jauh jaraknya maka semakin besar energi yang
dibutuhkan untuk membentuk elektron – hole sebagai pembawa
muatan.
Sebagai contoh; Si mempunyai celah energi 1eV ini adalah
perkiraan beda energi antara 2 inti ion yang terdekat dengan jarak ±
10A (10-10 m). Maka dari itu, diperlukan medan ± 1 V /10-10 m
untuk memggeraknan elektron diatas bagian pita valensi ke bagian
bawah pita konduksi. Namun gradien sebesar itu kurang praktis.
Kemungkinan lain untuk keadaan transisi yaitu tumpang tindih
kedua pita dapat diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar ada
juga beberapa elektron yang melintasai celah energi dan hal ini
menyebabkan terjadinya semi konduksi. Pada semi konduktor
intrinsik, konduksi tersebut oleh disebabkan oleh proses intrinsik dari
bahan adanya pengaruh tambahan. Kristal- kristal Si dan Ge murni
adalah semi konduktor instrinsik. Elektron-elektron yang dikeluarkan
dari bagian teratas bagian pita valensi ke bagian pita thermal adalhan
penyebab konduksi. Banyaknya elektron yang terkuat untuk bergerak
celah energi dapat dihitung dengan distribusi kemungkinan Fermi-
Dirac sebagai berikut:
P (E) = 1 / (1 + e) (E –EF)/ KT . . . . . . . . . . (11- 1)

Dimana :

Ef adalah tingkat Fermi

K adalah konstanta Boltzman sebesar 8, 64 .10-5

E- EF adalah sama dengan Eg/ 2

Eg adalah besaran energi thermal KT pada suhu kamar (0, 026 e V)

Karena nilai 1 pada penyebut dapat diabaikan, maka persamaan 11- 1


diatas dapat ditulis:
P (E) = e (-Eg/ 2KT) . . . . . . . . . . (11- 2)

2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang
prosesnya melalui proses pendopingan atau pengotoran bahan atom
tertentu pada bahan semikondultor untuk menaikkan daya hantar
semikonduktor. Terdapat dua tipe dalam semikonduktor ekstrinsik
yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor tipe p.
1. Semikonduktor tipe n
Semikonduktor tipe n dapat dibuat dengan menambahkan
sejumlah kecil atom pengotor pentavalent pada silikon murni.
Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi
sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah
atom pentavalent menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal,
hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan
kovalent lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak
berpasangan.
Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini
akan menjadi electron bebas dan siap menjadi pembawa muatan
dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n, karena
menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral.
Dan karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom donor.

2. Semikonduktor Tipe p
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe n,
semikonduktor tipe p dapat dibuat dengan menambahkan
sejumlah kecil atom pengotor trivalent pada semikonduktor
murni, misalnya: silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini
mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara efektif hanya
dapat membentuk tiga ikatan kovalen.
Saat sebuah atom trivalen menempati posisi atom silikon
dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan
tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan yangdisebut lubang (hole). Material yang dihasilkan
dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe p. Karena
atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini
disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
2.4 Bahan Dasar Semikonduktor

DAFTAR PUSTAKA

Albert Paul Malvino,2003,Prinsip-Prinsip Elektronika.


Darsono dan Suhadi. 1977. Ilmu Bahan Listrik I. Jakarta: Proyek Pengadaan
Buku Pendidikan Menegah Teknologi.

Muhaimin. 1991. Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: Andi Offset.

http://www.scribd.com/doc/51137880/Jurnal-semikonduktor(diakses pada
tanggal 10-03-2013).

http://putry-wahyuni.blogspot.com/2012_05_01_archive.html (diakses pada


tanggal 11-03-2013).

http://www.scribd.com/doc/48264847/-Semi-Semikonduktor(diakses pada
tanggal 11-03-2013).

Anda mungkin juga menyukai