DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Habib Syafi’i (03041182328001)
2. M.Kurniawan Afizi (03041282328029)
3. Ridho Firman Saputra (03041182328010)
4. Angga Rizki Sahputra (03041182328093)
Dosen Pengampu:
Caroline, S.T, M.T
1
KATA PENGANTAR
Kami ingin berterima kasih kepada Ibu Caroline, S.T, M.T atas bimbingan
dan arahannya selama proses penulisan makalah ini. Kami juga berterima kasih
kepada teman-teman kami yang telah memberikan dukungan dan motivasi. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan kami terbuka untuk
menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa depan.
Hormat kami;
2
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................................4
BAB.I.PENDAHULUAN ..............................................................................................5
A. Latar Belakang ....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................6
BAB.II.PEMBAHASAN ...............................................................................................7
A. Definisi Semikonduktor.......................................................................................7
B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor .........................................................8
C. Sifat Bahan Semikonduktor .............................................................................. 17
D. Karakteristik Bahan Semikonduktor ................................................................. 18
E. Penggunaan Bahan Semikonduktor .................................................................. 18
F. Prinsip Kerja Semikonduktor ............................................................................ 24
G. Prinsip Dasar Semikonduktor ............................................................................ 26
BAB.IV.PENUTUP .......................................................................................................... 28
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 29
3
ABSTRAK
Bahan semikonduktor adalah adalah jenis bahan dengan konduktivitas
listrik yang berada di antara insulator dan konduktor. Bahan ini banyak digunakan
dalam rangkaian elektronika karena sifat elektroniknya dapat diubah banyak
dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian
(dopant). Semikonduktor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu semikonduktor intrinsik
dan ekstrinsik. Beberapa, komponen elektronik yang menggunakan bahan
semikonduktor yaitu transistor, thermistor, SR, IC, dan dioda.
4
BAB.I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kristal silikon adalah salah satu contoh bahan semikonduktor yang banyak
digunakan dalam pembuatan komponen elektronika. Di masa lalu, orang juga
menggunakan germanium. Kedua komponen tersebut berada dalam susunan
berkala kelompok IV. Kristal galium-arsenida, yang terdiri dari galoium dan
arsen dan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kelompok IV, banyak
digunakan untuk membuat bahan semikonduktor. Kristal ini banyak digunakan
dalam pembuatan lampu LED, yang digunakan dalam lampu penunjuk dan
laser dioda. Transistor yang dapat bekerja hingga daerah frekuensi tinggi dan
daerah, gelombang mikro dibuat dengan kristal GaSa.
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penulisan
6
BAB.II.PEMBAHASAN
A. Definisi Semikonduktor
a. Pengertian Umum
Bahan ini bukan konduktor murni, jadi disebut semi atau setengah
konduktor. Bahan ini berada di antara konduktor dan isolator. Bahan logam
seperti tembaga, besi, dan timah dianggap konduktor yang baik karena
susunan atomnya yang memungkinkan elektron untuk bergerak bebas.
b. Pengertian Khusus
7
B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor
8
memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam dua dimensi.
Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar
terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon
bersifat sebagai insulator.
9
mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain
dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke
lubang baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor
adalah akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan
negatif yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh
medan listrik”.
J npqn p
Dimana:
10
n p q n p konduktivitas (S cm-1)=
11
atau Indium). Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme
doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas
dalam jumlah lebih banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat
menghantarkan listrik. Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan
atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga apabila atom
pengotor memiliki kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat
elektron bebas yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom
pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja atau lubang saja.
Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan valensi kurang
(valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa
muatan. Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk
(tipe – N atau tipe – P).
a. Semikonduktor tipe-n
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor
pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni.
Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi
sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom
pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya
empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap,
dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 2.3).
Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan
menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam
proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran
ini disebut semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa
muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotor
memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
donor.
12
Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti terlihat
pada gambar dibawah ini :
b. Semikonduktor tipe-p
13
pada semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-atom
pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara
efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom
trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga
ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom
silikon yang tidak berpasangan yang disebut lubang (hole). Material
yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-
p karena menghasilkan pembawa muatan negatif pada kristal yang
netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor
ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan
proton yang sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya
disingkirkan. Sebagai akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu
muatan positif dan disebut ion positif. Sebaliknya, jika suatu atom
netral diberi satu elektron tambahan, atom akan bermuatan negatif dan
dikenal sebagai ion negatif.
14
Pembawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1.lubang-lubang dan ion-
ion negative. Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif
15
dalam struktur kristalnya. Tipe n itu bersifat netral karena mengandung
tanda minus dan tanda plus yang jumlahnya sama.
Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau
lima dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium
murni.
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada berikut:
c. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain
adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor
memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam
sebuah komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa
didapat kecil karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri.
16
C. Sifat Bahan Semikonduktor
2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak
bebas karena pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan
demikian elektron dapat bebas menghantarkan listrik.
3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan
jalur konduksi.Yang membedakan apakah bahan itu termasuk
konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan
energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi
yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial
sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk
memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur
valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang
(300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan
semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai
17
bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang
rendah pula.
18
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada
arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
2. Thermistor
19
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan
mendapat hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua
macam termistor secara umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature
Coefficient), dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara
sifat NTC justru kebalikannya.
20
tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalahgate (G). SCR sering
disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut
PNPNTrioda.
4. IC (Integrated Circuit)
21
terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang
dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm.
5. Dioda
22
Gambar Tentang Pengertian Dioda
23
Indium Antimonida (In Sb0 Magneto resistor, piezo resistor,
detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida (In As) Piezo resistor
Silikon (Si) Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
Selenium (Se) Rectifier
Aluminium Stibium (Al Sb) Dioda penerangan
Gallium Pospor (Ga P) Dioda penerangan
Indium Pospor (In P) Filter infra merah
Tembaga oksida Rectifier
Plumbung Sulfur (Pb S) Foto sel
Plumbung Selenium (Pb Se) Foto sel
Indium Stibium (In Sb) Detektor infra merah
24
Menambahkan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, meskipun
tidak signifikan. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator) karena
pembawa muatannya tidak bebas. Silikon murni juga merupakan isolator,
namun jika ditambahkan dengan sedikit pencemar seperti arsenik melalui
proses yang disebut doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak
mengganggu tata letak kristal silikon, arsenik akan memberikan elektron bebas
dan memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Hal ini dikarenakan
arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan silikon hanya memiliki
4 atom. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan
(oleh kelebihan elektron dari arsenik). Dalam kasus ini, terbentuklah silikon
tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang
bermuatan negatif). Selain itu, silikon juga dapat dicampur dengan boron untuk
membuat semikonduktor tipe-p.
Dalam sebuah logam, populasi pembawa muatan sangat tinggi, yaitu satu
pembawa muatan untuk setiap atom. Untuk mengubah logam menjadi isolator,
pembawa muatan harus dihilangkan dengan menerapkan perbedaan tegangan
yang tinggi. Dalam logam, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari
25
yang dapat menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor, hanya
ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang
diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalams ejumlah besar
semikonduktor dapat dicapai dengan mudah.
Dalam konteks ini, listrik dalam logam tidak dapat dimampatkan, mirip
dengan fluida. Namun, dalam semikonduktor, listrik memiliki sifat yang dapat
dimampatkan seperti gas. Semikonduktor yang telah didoping dapat diubah
menjadi isolator, sedangkan logam tidak dapat mengalami perubahan tersebut.
Konduksi dalam semikonduktor terjadi melalui pembawa muatan, yaitu
elektron atau lubang, namun dalam transistor bipolar, aktivitas pembawa
muatan tersebut terjadi saat mereka menyeberangi daerah depletion zone.
Depletion zone terbentuk ketika transistor diberikan tegangan bias terbalik
antara basis dan emitter. Meskipun transistor terlihat seperti terdiri dari dua
dioda yang disambungkan, sebuah transistor sebenarnya tidak dapat dibuat
dengan hanya menyambungkan dua dioda. Untuk membuat transistor, bagian-
bagian tersebut harus dibuat dari sepotong kristal silikon dengan daerah basis
yang sangat tipis.
26
ikatannyaPada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau
berpindah-pindah dari satu nucleus ke nucleus lainnya. Jika diberi tegangan
potensial listrik, elektron-elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah
potensial yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus
listrik.Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah,
dan dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-elektron
ini.Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya
memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling
“semikonduktor” adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi.
27
BAB.IV.PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29