Anda di halaman 1dari 29

SEMIKONDUKTOR

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Habib Syafi’i (03041182328001)
2. M.Kurniawan Afizi (03041282328029)
3. Ridho Firman Saputra (03041182328010)
4. Angga Rizki Sahputra (03041182328093)

Dosen Pengampu:
Caroline, S.T, M.T

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala hormat,

Pertama-tama, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang


Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah
Dasar Elektronika yang diajarkan oleh Ibu Caroline, S.T, M.T. Kami berusaha
sebaik mungkin untuk mempelajari dan memahami materi yang diberikan, dan
makalah ini adalah hasil dari upaya kami.

Makalah ini berjudul "SEMIKONDUKTOR". Kami berusaha


mendalaminya dan mengeksplorasi berbagai aspek terkait semikonduktor,
termasuk prinsip kerjanya, aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan
perkembangan terkini dalam bidang ini. Kami berharap bahwa makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang berharga bagi pembaca, dan kami sangat
menghargai setiap umpan balik dan kritik yang konstruktif.

Kami ingin berterima kasih kepada Ibu Caroline, S.T, M.T atas bimbingan
dan arahannya selama proses penulisan makalah ini. Kami juga berterima kasih
kepada teman-teman kami yang telah memberikan dukungan dan motivasi. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan kami terbuka untuk
menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa depan.

Hormat kami;

Tim Penyusun: Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................................4
BAB.I.PENDAHULUAN ..............................................................................................5
A. Latar Belakang ....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................6
BAB.II.PEMBAHASAN ...............................................................................................7
A. Definisi Semikonduktor.......................................................................................7
B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor .........................................................8
C. Sifat Bahan Semikonduktor .............................................................................. 17
D. Karakteristik Bahan Semikonduktor ................................................................. 18
E. Penggunaan Bahan Semikonduktor .................................................................. 18
F. Prinsip Kerja Semikonduktor ............................................................................ 24
G. Prinsip Dasar Semikonduktor ............................................................................ 26
BAB.IV.PENUTUP .......................................................................................................... 28
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 29

3
ABSTRAK
Bahan semikonduktor adalah adalah jenis bahan dengan konduktivitas
listrik yang berada di antara insulator dan konduktor. Bahan ini banyak digunakan
dalam rangkaian elektronika karena sifat elektroniknya dapat diubah banyak
dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian
(dopant). Semikonduktor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu semikonduktor intrinsik
dan ekstrinsik. Beberapa, komponen elektronik yang menggunakan bahan
semikonduktor yaitu transistor, thermistor, SR, IC, dan dioda.

4
BAB.I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa teknik elektro, kita pasti menggunakan alat elektronik


saat melakukan eksperimen di laboratorium. Dioda, yang terbuat dari
semikonduktor tipe-P dan tipe-N, adalah salah satu alat elektronika.

Kristal silikon adalah salah satu contoh bahan semikonduktor yang banyak
digunakan dalam pembuatan komponen elektronika. Di masa lalu, orang juga
menggunakan germanium. Kedua komponen tersebut berada dalam susunan
berkala kelompok IV. Kristal galium-arsenida, yang terdiri dari galoium dan
arsen dan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kelompok IV, banyak
digunakan untuk membuat bahan semikonduktor. Kristal ini banyak digunakan
dalam pembuatan lampu LED, yang digunakan dalam lampu penunjuk dan
laser dioda. Transistor yang dapat bekerja hingga daerah frekuensi tinggi dan
daerah, gelombang mikro dibuat dengan kristal GaSa.

Konduktor, isolator, dan semikondukor adalah kategori sederhana dari zat


padat. Bahan semikonduktor, seperti germanium dan silicon, terletak di antara
konduktor dan isolator, dan konduktor adalah material yang dapat
menghantarkan arus lisrik. Konsep pita energi sering digunakan untuk
menjelaskan konduktivitas bahan. Pita valensi adalah pita energi yang dapat
diisi oleh elektron dari zat padat hingga komplit. Pita konduksi adalah pita
energi lainnya. Setiap pita memiliki 2N elektron, dan jumlah atomnya adalah
N. Pita konduksi akan terisi jika ada elektron yang tersisa. Pada suhu 0 K, pita
konduksi bahan konduktor sebagian terisi, tetapi untuk isolator dan
semikonduktor, tidak ada elektron yang mengisi pita konduksi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari semikonduktor ?


2. Apa saja jenis-jenis atau klasifikasi semikonduktor ?
3. Bagaimana sifat bahan semikonduktor ?
4. Bagaimana karakteristik bahan semikonduktor ?
5. Apa saja penggunaan bahan semikonduktor ?
6. Bagaimana prinsip kerja semikonduktor ?
7. Bagaimana prinsip dasar semikonduktor ?

5
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari semikonduktor.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis atau klasifikasi semikonduktor.
3. Untuk mengetahui sifat bahan semikonduktor.
4. Untuk mengetahui karakteristik bahan semikonduktor.
5. Untuk mengetahui penggunaan bahan semikonduktor.
6. Untuk mengetahui prinsip kerja semikonduktor.
7. Untuk mengetahui prinsip dasar semikonduktor.

6
BAB.II.PEMBAHASAN

A. Definisi Semikonduktor

a. Pengertian Umum

Bahan ini bukan konduktor murni, jadi disebut semi atau setengah
konduktor. Bahan ini berada di antara konduktor dan isolator. Bahan logam
seperti tembaga, besi, dan timah dianggap konduktor yang baik karena
susunan atomnya yang memungkinkan elektron untuk bergerak bebas.

b. Pengertian Khusus

Semikonduktor adalah bahan yang memiliki konduktivitas listrik di antara


insulator dan konduktor. Meskipun berfungsi sebagai isolator pada temperatur
yang sangat rendah, semikonduktor juga berfungsi sebagai konduktor pada
temperatur ruangan. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103 sampai
10−8 siemens per sentimeter dan perbedaan energinya kurang dari 6 eV.

Bahan semikonduktor memiliki sifat setengah konduktor karena


strukturnya membuat celah energi lebih besar daripada celah energi bahan
isolator tetapi lebih kecil daripada celah energi bahan konduktor. Oleh karena
itu, elektron dapat berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain
ketika bahan tersebut dilakukan perubahan suhu, tegangan, atau cara lainnya.
Akibatnya, semikonduktor dapat dianggap setengah menghantar.
Sifat kelistrikan bahan semikonduktor dapat dipengaruhi oleh perubahan
temperatur. Dalam kondisi murni, berfungsi sebagai penyekat, tetapi pada
temperatur kamar (27°C) dapat berubah menjadi bahan penghantar. Sifat
kelistrikan konduktor dan isolator tidak mudah dipengaruhi oleh temperatur,
cahaya, atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut
sangat sensitif.

7
B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor


dibedakan menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas
satu unsur saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor
Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si
lainnya. Perhatikan gambar berikut :

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya


berbentuk kubus. Ikatan yang terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah
ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya pemakaian 1 buah
electron bersama () oleh dua atom Si yang berdekatan.
Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi
semikonduktor terisi penuh elektron, sedangkan pita konduksi kosong.
Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi kecil, yakni dalam rentang
0,18 - 3,7.
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang
sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat
dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur
kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom

8
memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam dua dimensi.
Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar
terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon
bersifat sebagai insulator.

Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi

Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah


sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur
ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk
melepaskan diri dariikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi
menjadi elektron bebas (gambar 2.2). Besarya energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energi
terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan
terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi
kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang
ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua
muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada
semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain

9
mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain
dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke
lubang baru.

Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan kovalen


yang terputus.

Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor
adalah akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan
negatif yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh
medan listrik”.

Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus


dinyatakan sebagai:

J npqn p

Dimana:

n dan p = konnsentrasi elektron dan lubang (m-3)

n lubang (m2 V-1 s-1) p = mobilitas elektron dandan

10
n p q n p konduktivitas (S cm-1)=

Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka


pada semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron.

Beberapa properti dasar silikon dan germanium diperlihatkan pada tabel


dibawah ini :

Properti Silikon Germanium


Energi terlarang/gap (eV) 1,1 0,67
Mobilitas elektron, (m2V-1s-1 ) 0,135 0,39
Mobilitas lubang, (m2V-1s-1 ) 0,048 0,19
Konsentrasi intrinsik, ni (m-3 ) 1,5 ´ 1016 2,4 ´ 1019
Resistivitas intrinsik, ( 9 m) 2300 0,46

2. Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

Silikon yang didoping dengan phosphor


Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping
sebagai penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe –
N (Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon + Boron, Galium

11
atau Indium). Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme
doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas
dalam jumlah lebih banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat
menghantarkan listrik. Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan
atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga apabila atom
pengotor memiliki kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat
elektron bebas yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom
pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja atau lubang saja.
Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan valensi kurang
(valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa
muatan. Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk
(tipe – N atau tipe – P).

a. Semikonduktor tipe-n
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor
pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni.
Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi
sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom
pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya
empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap,
dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 2.3).
Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan
menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam
proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran
ini disebut semikonduktor tipe-n karena menghasilkan pembawa
muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotor
memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
donor.

12
Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti terlihat
pada gambar dibawah ini :

b. Semikonduktor tipe-p

Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n,


semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah
kecil atom pengotor trivalen (aluminium, boron, galium atau indium)

13
pada semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-atom
pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara
efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom
trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga
ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom
silikon yang tidak berpasangan yang disebut lubang (hole). Material
yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-
p karena menghasilkan pembawa muatan negatif pada kristal yang
netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor
ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).

Pada bahan semikonduktor yang berfungsi sebagai pembawa


muatan, lubang-lubang yang dibuat oleh pemasukan tak murni dan
elektron-elektron bebas yang dihasilkan oleh energi terminal
membentuk sebagian besar. Namun, karena semikonduktor tipe-n hanya
memiliki lubang kecil, sebagian besar pembawa muatan adalah
elektron-elektron bebas. Semikonduktor tipe n dan tipe p sama-sama
tidak berguna jika digunakan secara terpisah dari penghambat (resistor)
karbon. Namun, memasukkan tak-murnian ke dalam kristal yang
bertipe p membuatnya menjadi penghantar satu arah. Pembahasan
berikut akan membahas mengapa hal itu terjadi.

Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan
proton yang sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya
disingkirkan. Sebagai akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu
muatan positif dan disebut ion positif. Sebaliknya, jika suatu atom
netral diberi satu elektron tambahan, atom akan bermuatan negatif dan
dikenal sebagai ion negatif.

14
Pembawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1.lubang-lubang dan ion-
ion negative. Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif

Gambar tersebut menunjukkan suatu semikonduktor tipe p. Masing-


masing tanda plus lambang dari suatu lubang, sedangkan masing-masing
tanda minus yang dilingkari itu merupakan representasi suatu atom akseptor
yang mengandung bahan lubang-lubang tersebut. Secara bersama lubang
dan atom akseptor merupakan satuan yang netral. Namun bila suatu lubang
menghilang karena terjadi rekombinasi dengan suatu elektron, maka atom
akseptor bersangkutan akan mengandung muatan negatif yang berlebihan
dan menjadi ion negative. Dalam keadaan yang ditunjukkan gambar1, bahan
tipe p tersebut netral karena jumlah tanda plus sama dengan jumlah tanda
minus.

Begitu pula dalam gambar 2 telah ditunjukkan semikonduktor tipe n.


Disini tanda minus melambangkan elektron bebas, tanda plus
melambangkan elektron bebas, sedangkan tanda yang dilingkari itu
melambangkan atom donor yang mengandung elektron bebas dalam
orbitnya. Setiap elektron bebas bersama dengan atom donor bersangkutan
merupakan satuan yang netral. Jika salah satu elektron tersebut
meninggalkan orbitnyadari sekeliling atom donor dan pindah ke orbit atom
lain, maka atom donor itu menjadi ion positif. Berbeda dari elektron-
elektron bebas, ion-ion positif ini tidak dapat bergerak leluasa karena terikat

15
dalam struktur kristalnya. Tipe n itu bersifat netral karena mengandung
tanda minus dan tanda plus yang jumlahnya sama.

Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau
lima dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium
murni.
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan
diperlihatkan pada berikut:

Elemen semikonduktor pada tabel periodik

c. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain
adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor
memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam
sebuah komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa
didapat kecil karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri.

16
C. Sifat Bahan Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan


isolator. Contoh, silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik
konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau
pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron
dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita
energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1. Jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-
atom yang membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari
ikatan atomnya jika mendapat energi.

2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak
bebas karena pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan
demikian elektron dapat bebas menghantarkan listrik.

3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan
jalur konduksi.Yang membedakan apakah bahan itu termasuk
konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan
energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi
yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial
sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk
memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur
valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang
(300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan
semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai

17
bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang
rendah pula.

D. Karakteristik Bahan Semikonduktor

Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system periodik


golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon
semikonduktor ditemukan dalam bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan
memiliki konduktivitas panas yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan
dengan efektif untuk mengurangi efek panas pada pembuatan semikonduktor
laser.

Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk


dari logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non
logam pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6) sehingga membentuk
ikatan yang stabil (valensi 8). Semikonduktor gabungan III dan V misalnya
GaAs dan InP, sedangakan gabungan II dan VI misalnya CdTe dan ZnS.

E. Penggunaan Bahan Semikonduktor

Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik yang


memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro, sehingga
peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih kecil. Beberapa
komponen elektronik yang menggunakan bahan semikonduktor yaitu:
1. Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang digunakan sebagai penguat,


sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal, atau melakukan fungsi lainnya. Transistor juga dapat
berfungsi sebagai saklar elektronik dan gerbang elektronik. Transistor dapat
berfungsi sebagai saklar listrik karena, berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
tepat dari sirkuit sumber listriknya.

18
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada
arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia


elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-
rangkaian digital, transistor digunakan sebagaisaklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.

2. Thermistor

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau


sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari
termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau
resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah.
Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu)
dan resistor (alat pengukur tahanan).

19
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan
mendapat hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua
macam termistor secara umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature
Coefficient), dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara
sifat NTC justru kebalikannya.

3. SR (Silicon Control Rectifier)

SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang


mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk
keluarga semikonduktordengan karateristik yang serupa dengan

20
tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalahgate (G). SCR sering
disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut
PNPNTrioda.

4. IC (Integrated Circuit)

Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah


komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah
komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.

Integrated Circuit merupakan komponen elektronik yang terdiri atas


beberapa terminal transistor yang tergabung membentuk gerbang. Setiap
gerbang dapat dioperasikan sehingga membentuk logika tertentu yang dapat
mengendalikan pengoperasian suatu perangkat elektronik. Gabungan dari
beberapa buah IC dan komponen lain dapat diproduksi dengan
menggunakan bahan semikonduktor dalam bentuk chip. Chip multifungsi
ini kemudian dikenal sebagai mikroprosesor yang berkembang hingga
sekarang.

Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah


mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik

21
terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang
dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm.

Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-


20 dalamfabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang
menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang
dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak
jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang
sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil,
tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal,
dan kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat
menyingkirkan tabung vakum.

5. Dioda

Dioda adalah komponen aktif semikonduktor dengan dua kutub. Dioda


memiliki kemampuan untuk menerima arus listrik dalam satu arah dan
menghentikannya dalam arah sebaliknya. Dioda sebenarnya tidak memiliki
karakter yang sempurna; sebaliknya, itu memiliki karakter yang berkaitan
dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier, dan karakter ini
seringkali bergantung pada teknologi yang digunakan dan parameter
penggunaannya.
Pada awalnya, dioda terdiri dari tabung hampa dan piranti kristal Cat's
Wahisker. Namun, saat ini dioda banyak dibuat dari bahan semikonduktor
seperti germanium dan silikon. Dioda kristal (semikonduktor) lebih disukai
daripada dioda termionik karena pengembangannya yang dilakukan secara
terpisah. Frederick Guthrie menemukan dioda termionik pada tahun 1873,
dan Karl Ferdinand Braun, seorang peneliti Jerman, menemukan dioda
kristal pada tahun 1874.

22
Gambar Tentang Pengertian Dioda

Dioda merupakan peranti semikonduktor yang dasar. Diode memiliki


banyak tipe dan tiap tipe memiliki fungsi dan karakteristik masing-masing.
Kata Dioda berasal dari Di (Dua) Ode (Elektrode), jadi Diode adalah
komponen yang memiliki dua terminal atau dua electrode yang berfungsi
sebagai penghantar arus listrik dalam satu arah. Dengan kata lain diode
bekerja sebagai Konduktor bila beda potensial listrik yang diberikan dalam
arah tertentu (Bias Forward) tetapi diode akan bertindak sebagai Isolator
bila beda potensial listrik diberikan dalam arah yang berlawanan (Bias
Reverse) Tipe dasar dari diode adalah diode sambungan PN.

Macam-macam Semikonduktor dan Penggunaannya

NAMA SEMIKONDUKTOR KEGUNAANNYA


Barium Titinate (Ba Ti) Termistor
Bismuth Telirida (B12 Te3) Konversi termoeletrik
Cadmium Sulfida (Cd S) Sel Foto Conductif
Galliun Arsenida (Ga As) Dioda, transistor, laser, led, geberator,
gelombang mikro
Germanium (Ge) Dioda, transistor

23
Indium Antimonida (In Sb0 Magneto resistor, piezo resistor,
detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida (In As) Piezo resistor
Silikon (Si) Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
Selenium (Se) Rectifier
Aluminium Stibium (Al Sb) Dioda penerangan
Gallium Pospor (Ga P) Dioda penerangan
Indium Pospor (In P) Filter infra merah
Tembaga oksida Rectifier
Plumbung Sulfur (Pb S) Foto sel
Plumbung Selenium (Pb Se) Foto sel
Indium Stibium (In Sb) Detektor infra merah

Alasan utama bahan semikonduktor sangat berguna ialah bahwa perilaku


semikonduktor dapat dengan mudah dimanipulasi dengan penambahan doping.
Konduktiitas semikonduktor dapat dikendalikan oleh pengenalan medan listrik,
dengan paparan cahaya, dan bahkan tekanan dan panas, dengan demikian dapat
membuat sensor yang baik.

F. Prinsip Kerja Semikonduktor

Dalam kinerja semikonduktor, transistor digunakan sebagai contoh untuk


menjelaskan cara kerja semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan tabung
vakum memiliki fungsi yang serupa, yaitu mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk memahami cara kerja semikonduktor, kita dapat menggunakan analogi
sebuah gelas yang berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukkan ke
dalam gelas dan diberikan tegangan DC yang sedikit di bawah tegangan
elektrolisis (sebelum air berubah menjadi hidrogen dan oksigen), tidak akan
ada arus yang mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge
carriers). Oleh karena itu, air murni dianggap sebagai isolator. Namun, jika
sedikit garam dapur ditambahkan ke dalam air, konduksi arus akan mulai
mengalir karena terbentuk sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers,
ion).

24
Menambahkan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, meskipun
tidak signifikan. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator) karena
pembawa muatannya tidak bebas. Silikon murni juga merupakan isolator,
namun jika ditambahkan dengan sedikit pencemar seperti arsenik melalui
proses yang disebut doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak
mengganggu tata letak kristal silikon, arsenik akan memberikan elektron bebas
dan memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Hal ini dikarenakan
arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan silikon hanya memiliki
4 atom. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan
(oleh kelebihan elektron dari arsenik). Dalam kasus ini, terbentuklah silikon
tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang
bermuatan negatif). Selain itu, silikon juga dapat dicampur dengan boron untuk
membuat semikonduktor tipe-p.

Karena boron hanya memiliki 3 elektron di orbit terluarnya, terbentuklah


pembawa muatan baru yang disebut "lubang" (hole, pembawa muatan positif)
di dalam tata letak kristal silikon. Dalam tabung hampa, pembawa muatan
(elektron) akan dipancarkan melalui emisi termionik dari katode yang
dipanaskan oleh kawat filamen. Oleh karena itu, tabung hampa tidak dapat
menghasilkan pembawa muatan positif (hole). Perlu diperhatikan bahwa
pembawa muatan yang memiliki muatan yang sama akan saling tolak-menolak,
sehingga tanpa adanya gaya lain, pembawa muatan ini akan terdistribusi secara
merata di dalam materi semikonduktor. Namun, dalam sebuah transistor
bipolar (atau diode junction) di mana terdapat semikonduktor tipe-p dan tipe-n
yang dibuat dalam satu keping silikon, pembawa muatan ini cenderung
berpindah ke arah sambungan P-N (perbatasan antara semikonduktor tipe-p
dan tipe-n) karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Peningkatan jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas
dari materi semikonduktor, asalkan tata letak kristal silikon tetap
dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emitter
memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis.
Rasio perbandingan antara doping emitter dan basis adalah salah satu faktor
yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan dalam sebuah semikonduktor sangat kecil,
dalam ukuran satu berbanding satu juta, dan ini menjadi kunci keberhasilan
semikonduktor.

Dalam sebuah logam, populasi pembawa muatan sangat tinggi, yaitu satu
pembawa muatan untuk setiap atom. Untuk mengubah logam menjadi isolator,
pembawa muatan harus dihilangkan dengan menerapkan perbedaan tegangan
yang tinggi. Dalam logam, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari

25
yang dapat menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor, hanya
ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang
diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalams ejumlah besar
semikonduktor dapat dicapai dengan mudah.

Dalam konteks ini, listrik dalam logam tidak dapat dimampatkan, mirip
dengan fluida. Namun, dalam semikonduktor, listrik memiliki sifat yang dapat
dimampatkan seperti gas. Semikonduktor yang telah didoping dapat diubah
menjadi isolator, sedangkan logam tidak dapat mengalami perubahan tersebut.
Konduksi dalam semikonduktor terjadi melalui pembawa muatan, yaitu
elektron atau lubang, namun dalam transistor bipolar, aktivitas pembawa
muatan tersebut terjadi saat mereka menyeberangi daerah depletion zone.
Depletion zone terbentuk ketika transistor diberikan tegangan bias terbalik
antara basis dan emitter. Meskipun transistor terlihat seperti terdiri dari dua
dioda yang disambungkan, sebuah transistor sebenarnya tidak dapat dibuat
dengan hanya menyambungkan dua dioda. Untuk membuat transistor, bagian-
bagian tersebut harus dibuat dari sepotong kristal silikon dengan daerah basis
yang sangat tipis.

G. Prinsip Dasar Semikonduktor

Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika


seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau
setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni.Bahan-
bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik
sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga
elektronnya dapat bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan lambang
kimia Cu memiliki inti 29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-). Sebanyak
28 elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut
nucleus.Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan
elektron-elektron ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang ke-29, berada
pada orbit paling luar.Orbit terluar ini disebut pita valensi dan elektron yang
berada pada pita ini dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu
elektron dan jaraknya ‘jauh’ dari nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat.
Hanya dengan energi yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari

26
ikatannyaPada suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau
berpindah-pindah dari satu nucleus ke nucleus lainnya. Jika diberi tegangan
potensial listrik, elektron-elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah
potensial yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus
listrik.Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah,
dan dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-elektron
ini.Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya
memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling
“semikonduktor” adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi.

27
BAB.IV.PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah yang berjudul Semikonduktor ini, dapat disimpulkan bahwa


semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103
sampai 10−8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih
kecil dari 6 eV. Dan bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah
konduktor, oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.

Semikonduktor memeliki dua karaktristik, yaitu semikonduktor elementer


dan semikonduktor gabungan. Semikonduktor juga diklasifikasikan menjadi
semikonduktor intrinsik dan semikonduktor intrinsik. Semikonduktor Intrinsik
terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki ikatan kovalen sempurna
seperti Si, Ge, C dan sebagainya, sedangkan. Semikonduktor Ekstrinsik
Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai
penghasil elektron konduksi atau hole. Bahan semi kondukto dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan komponen-komponen listrik seperti dioda,
transistor, IC(Integated Circuit).

B. Saran

Dari makalah semikonduktor ini, masih terdapat kekurangan dalam


pembahasannya, hal ini dikarenakan keterbatasan penelaahan dari penulis.

Makalah berjudul “Semikonduktor” ini diharapkan akan menjadi literature


terbaru dan bermanfaat bagi para pembaca.

28
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Syukri. “MAKALAH SEMIKONDUKTOR (FISIKA ZAT PADAT)”


http://adisyukri93.blogspot.co.id/2015/01/makalah-semikonduktor-fisika-zat-
padat.html

Marwanignsih, Tri. “[MAKALAH]BAHAN SEMIKONDUKTOR”.


http://nhingz-anwar.blogspot.co.id/2013/02/makalah-bahan-semikonduktor.html

Doankz, Aziz. “MAKALAH SEMI KONDUKTOR”.


https://www.scribd.com/doc/48264847/MAKALAH-Semi-Semikonduktor

Wahyuni, Putry. “MAKALAH BAHAN SEMIKONDUKTOR”.


http://putry-wahyuni.blogspot.co.id/2012/05/makalah-bahan-semikonduktor.html

Bagus Perkasa, Dedy. “MAKALAH SEMIKONDKTOR”.


http://dedybagusp.blogspot.co.id/2015/06/makalah-semikonduktor.html

29

Anda mungkin juga menyukai