Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ Kristal Semikonduktor ”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si

Oleh

Kelompok 2 (Dua)

Ade Rahmadi Siregar (4193121033)


Dea Estefania (4193321014)
Dian Ronaldo Sihotang (4193321011)
Gracia Rewina Girsang (4192421005)
Mery Cintia Afrilya Sitinjak (4193121035)

FISIKA DIK A 2019


PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tugas ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah penulis yaitu “ PendahuluaN fisika
Zat Padat ”. Makalah yang kami buat ini berjudul “ Kristal Semikonduktor ”.
Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Makmur Sirait., M.Si sebagai dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini. Dengan diberikannya tugas ini mengajarkan
penulis untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini dan membantu penulis
dalam memahami tentang kristal semikonduktor.
Demikianlah makalah yang kami buat. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
buat masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan dari berbagai pihak khususnya Dosen Pendahuluan Fisika Zat Padat,
agar dapat bermanfaat bagi penyusunan makalah ini untuk kedepannya.

Medan 18 April 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................................. 1
BAB II ISI .......................................................................................................................... 2
A. Pengertian Krital Semikonduktor........................................................................................ 2
B. Prinsip Dasar Semikonduktor ............................................................................................. 2
C. Klasifikasi Semikonduktor.................................................................................................. 3
D. Sifat-Sifat Semikonduktor .................................................................................................. 8
E. Doping Semikonduktor ....................................................................................................... 9
F. Aplikasi Penggunaan Semikonduktor ............................................................................... 10
G. Kelebihan Semikonduktor ............................................................................................ 11
H. Kekurangan Semikonduktor ......................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara sederhana zat padat dikelompokkan sebagai isolator, semikondukor, dan
kondukor. Bahan Isolator adalah material yang susah menghantarkan arus lisrik, sedangkan
bahan konduktor adalah material yang dapat menghantarkan arus lisrik. Bahan Semikondukor
adalah sutau material dengan sifat konduktivitas di antara konduktor dan isolator, contohnya
silicon, germanium. Untuk menjelaskan konduktivias bahan seringkali menggun' akan konsep
pita energy.
Ada dua pita energy yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi adalah pita energy
yang mungkin diisi oleh electron dari zat padat hingga komplit. Setiap pita memiliki 2N
electron dengan N adalah jumlah atom. Bila masih ada elektron yang tersisa akan mengisi pita
konduksi. Pada suhu 0 K, pita konduksi terisi sebagian untuk bahan konduktor, sedangkan
untuk isolator dan semikonduktor tidak ada elektron yang mengisi pita konduksi.
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diatara
konduktor da isolator. Disebut semikoduktor atau setengah konduktor, karena bahan ini
memang bukan konduktor murni. Semikonduktor, umumnya diklasifikasikan berdasarkan
harga resistivitas listriknya pada suhu kamar, yakni dalam retang 10 -2 - 109 Ωcm. Sebuah
semikonduktor akan bersifat sebagai isolator pada temperature yang sangat redah, namun pada
temperature ruang akan bersifat sebagai konduktor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari krital semikonduktor ?
2. Bagaimana pembagian kristal semikonduktor ?
3. Apa prinsip dasar semikonduktor ?
4. Apa saja sifat-sifat krital semikonduktor ?
5. Apa saja aplikasi penggunaan semikonduktor ?
6. Bagaimana doping pada semikonduktor ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan semikonduktor ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian krital semikonduktor
2. Untuk mengetahui pembagian kristal semikonduktor
3. Mengetahui prinsip dasar dari semikonduktor
4. Untuk mengetahui sifat-sifat krital semikonduktor
5. Mengetahui kegunaan aplikasi penggunaan semikonduktor
6. Untuk mengetahui doping pada semikonduktor
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada semikonduktor

1
BAB II
ISI

A. Pengertian Krital Semikonduktor

Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diatara


konduktor da isolator. Disebut semikoduktor atau setengah konduktor, karena bahan ini
memang bukan konduktor murni. Semikonduktor, umumnya diklasifikasikan berdasarkan
harga resistivitas listriknya pada suhu kamar, yakni dalam retang 10 -2 - 109 Ωcm. Sebuah
semikonduktor akan bersifat sebagai isolator pada temperature yang sangat redah, namun pada
temperature ruang akan bersifat sebagai konduktor.

Semikonduktor sangat bergnna dalam bidang elektroik, karena konduktivitasnya dapat


diubah-ubah dengan menyuntikka materi lain (biasa disebut doping). Semikonduktor
merupaakn eleme dasar dari komponen elektroika seperti diode, transistor, dan IC (integrated
circuit). Semikonduktor sangat luas pemakaiannya, terutama sejak ditemukannya transistor
pada akhir tahun 1940-an. Oleh karena itu semikonduktor dipelajari secara intensif dalam fisika
zat padat. Namun dalam makalah ini hanya akan membahas sifat fisis semikonduktor.

Dalam menyajikan sifat fisis dasar semikonduktor, makalah ini membahas rapat
electron dan hole, yakni partikel pembawa muatan dalam semikonduktor. Makalah ini juga
membahas pengaruh ketidakmurnian pada rapat electron dan hole. Baha semikonduktor yang
banyak dikenal contohnya adalah silicon (Si), germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs).
Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, Silikon menjadi popular setelah ditemukan cara
mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke-dua yang ada di bumi
setelah oksigen (O2). Pasir, kaca, dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak
mengandung silicon.

B. Prinsip Dasar Semikonduktor

Sifat bahan, baik koduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur
atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi electron dalam
Kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara
electron menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Jalur valensi

2
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan atom-atom yang
membangun Kristal. Pada jalur ini, electron dapat lepas dari atomnya jika mendapat
energi.
2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat electron-elektron dapat bergerak bebas karena
pengaruh gaya tarik ini tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian electron dapat
bebas menghantarkan listrik.
3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi.

Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor
adalah energi Gap. Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahka
ikata kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Satuan energi
gap adalah electron volt (eV). Satu electron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron
untuk berpindah pada beda potesial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10 -
19
Joule.

Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai
bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah. Pada
semikonduktor dikenal dua macam arus, yaitu arus drift dan arus difusi. Arus drif adalah arus
yang ditimbulkan oleh mengalirnya muatan-muatan yang disebabkan oleh perbedaan potensial.
Contohnya adalah arus yang terjadi pada bahan resistif yang dipasang pada suatu tegangan
listrik. Arus difusi adalah arus yang tidak disebabkan oleh adanya perbedaan tegangan,
melainkan akibat gerak random dari partikel-partikel bermuatan yang disebabkan oleh energi
panas. Contohnya adalah elektron mengalir dari suatu tempat yang padat ke tempat yang sedikit
sampai dicapainya suatu keseimbangan.

C. Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.

1. Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4
elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan gambar 1.

3
Gambar 1.a Gambar 1.b
Sktruktur Kristal 2 dimensi kristal Si Ikatan kovalen pada semikonduktor
intrinsik (Si)

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan yang
terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya
pemakaian 1 buah elektron bersama (⇌) oleh dua atom Si yang saling berdekatan.

Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi semikonduktor terisi penuh
elektron, sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi
kecil, yakni dalam rentang 0,18 - 3,7 eV. Pada suhu kamar Si dan Ge masing-masing memiliki
celah energi 1,11 eV dan 0,66 eV.

Bila mendapat cukup energi, misalnya berasal dari energi panas, elektron dapat
melepaskan diri dari ikatan kovalen dan tereksitasi menyebrangi celah energi. Elektron valensi
pada atom Ge lebih mudah tereksitasi menjadi elektron bebas daripada elektron valensi pada
atom Si, karena celah energi Si lebih besar dari pada celah energi Ge. Elektron ini bebas
bergerak diantara atom. Sedangkan tempat kekosongan elektron disebut hole. Dengan
demikian dasar pita konduksi dihuni oleh elektron, dan puncak pita valensi dihuni hole.
Sekarang, kedua pita terisi sebagian, dan daat menimbulkan arus netto bila dikenakan medan
listrik.

Gambar 2

4
Elektron dapat menyebrangi celah energi menuju pita konduksi sehingga
menimbulkan hole pada pita valesi

2. Semikonduktor Ekstrinsik

Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis lainnya
dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor pada semikonduktor
murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan atom pengotor (impurities),
struktur pita dan resistivitasnya akan berubah.

Ketidakmurnian dalam semikonduktor dapat menyumbangkan elektron maupun hole


dalam pita energi. Dengan demikian, konsentrasi elektron dapat menjadi tidak sama dengan
konsentrasi hole, namun masing-masing bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan
ketidakmurnian.

Dalam aplikasi terkadang hanya diperlukan bahan dengan pembawa muatan elektron
saja, atau hole saja. Hal ini dilakukan dengan doping ketidakmurnian ke dalam semikonduktor.

Terdapat tiga jenis semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe-n,


semikonduktor tipe-p, dan semikonduktor paduan.

Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-n

Semikonduktor dengan konsentrasi elektron lebih besar dibandingkan konsentrasi hole


disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-n. Semikonduktor tipe-n menggunakan semikoduktor
intrinsik dengan menambahkan atom donor yang berasal dari kelompok V pada susunan
berkala, misalnya Ar (arsenic), Sb (Antimony), phosphorus (P). Atom campuran ini akan
menempati lokasi atom intrinsik didalam kisi kristal semikonduktor.

Gambar 3
Atom pengotor untuk menghasilkan
semikonduktor ekstrinsik tipe-n

5
Konsentrasi elektron pada Si dan Ge dapat dinaikkan dengan proses doping unsur
valensi 5. Sisa satu elektron akan menjadi elektron bebas, jika mendapatkan energi yang relatif
kecil saja (disebut sebagai energi ionisasi). Elektron ini akan menambah konsentrasi elektron
pada pita konduksi. Elektron yang meninggalkan atom pengotor yang menjadi ion disebut
dengan elektron ekstrinsik. Keberadan impuriti donor digambarkan dengan keadaan diskrit
pada energi gap pada posisi didekat pita konduksi.

Gambar 4
(a) Kristal semikonduktor ekstrinsik tipe- dua dimensi
(b) Pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe-n

Penambahan atom donor telah menambah level energi pada pita konduksi yang berada
diatas energi gap sehingga mempermudah elektron untuk menyebrang ke pita konduksi.

Pada suhu kamar sebagian besar atom donor terionisasi dan elektronnya tereksitasi ke
dalam pita konduksi. Sehingga jumlah elektron bebas (elektron intrinsik dan elektron
ekstrinsik) pada semikonduktor tipen jauh lebih besar dari pada jumlah hole (hole intrinsik).
Oleh sebab itu, elektron di dalam semikonduktor tipe-n disebut pembawa muatan mayoritas,
dan hole disebut sebagai pembawa muatan minoritas.

Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-p

Semikonduktor tipe-p, dimana konsentrasi lubang lebih tinggi dibandingkan elektron,


dapat diperoleh dengan menambahkan atom akseptor. Pada Si dan Ge, atomnya aseptor adalah
unsur bervalensi tiga (kelompok III pada susunan berkala) misalnya B (boron), Al
(alumunium), atau Ga (galium).

6
Gambar 5
Atom pengotor untuk menghasilkan semikonduktor
ekstrinsik tipe-p

Karena unsur tersebut hanya memiliki tiga elektron valensi, maka terdapat satu
kekosongan untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom induknya. Atom tersebut akan
mengikat elektron dari pita velensi yang berpindah ke pita konduksi. Dengan penangkapan
sebuah elektron tersebut, atom akseptor akan menjadi ion negatip. Atom akseptor akan
menempati keadaan energi dalam energi gap di dekat pita valensi.

Gambar 6
(a) Kristal semikonduktor ekstrinsik tipe-p dalam dua dimensi
(b) Pita energi semikonduktor ekstrisik tipe-p

Pada semikonduktor tipe-p, atom dari golongan III dalam sistem periodik unsur
misalnya Ga, dibubuhkan kedalam kristal semikonduktor intrinsik. Oleh karena galium
termasuk golangan III dalam sistem periodik unsur, atom Ga memiliki tiga buah elektron
valensi. Akibatnya, dalam berikatan dengan atom silikon di dalam kristal, Ga memerlukan satu
elektron lagi untuk berpasangan dengan atom Si. Oleh sebab itu atom Ga mudah menangkap
elektron, sehingga disebut akseptor. Jika ini terjadi atom akseptor menjadi kelebihan elektron
sehingga menjadi bermuatan negatif. Dalam hal ini dikatakan atom akseptor terionkan. Ion
akseptor ini mempunyai muatan tak bebas, oleh karena tak bergerak dibawah medan listrik

7
luar. Ion Si yang elektronnya ditangkap oleh atom akseptor terbentuk menjadi lubang, yang
disebut lubang ekstrinsik.

Jelaslah bahwa pada semikonduktor tipe-p, lubang merupakan pembawa muatan yang
utama, sehingga disebut pembawa muatan mayoritas. Disini elektron bebas merupakan
pembawa muatan minoritas.

Semikonduktor Paduan

Semikonduktor paduan (compound semiconductor) dapat diperoleh dari unsur valensi


tiga dan valensi lima (paduan III-V, misalnya GaAs atau GaSb) atau dari unsur valensi dua dan
valensi enam (paduan II-VI, misalnya ZnS). Ikatan kimia terbentuk dengan peminjaman
elektron oleh unsur dengan velensi lebih tinggi kepada unsur dengan valensi lebih rendah (lihat
gambar 1.6). Atom donor pada semikonduktor paduan adalah unsur dengan valensi lebih tinggi
dibandingkan dengan unsur yang diganti. Atom akseptor adalah unsur dengan valensi lebih
rendah dibandingkan dengan unsur yang diganti (ditempati).

Gambar 7
(a) Kristal semikonduktor paduan GaAs dalam dua dimensi
(b) Kristal semikonduktor padua GaAs tipe-n dua dimensi

D. Sifat-Sifat Semikonduktor

8
1) Semikonduktor murni mempunyai koefisien temperatur yang negatif dengan
resistansi tidak seperti logam yang memiliki resistansi dengan koefisien
temperatur positif.
2) Semikonduktor memberikan daya termolistrik yang tinggi dengan tanda yang
positif atau negatif relatif logam bersangkutan.
3) Hubungan (junction) antara semikonduktor jenis p dan semikonduktor jenis n
menunjukkan sifat-sifat penyearahan.
4) Semikonduktor bersifat peka cahaya, membangkitkan baik tegangan foto
maupun perubahan resistansi akibat penyinaran cahaya
Tingkat konduktivitas dan sifat lainnya ini dapat diubah dengan mencampurkan
bahan utama semikonduktor dengan impuritasnya (pengotor) yang mana ini disebut
dengan doping. Tujuan doping adalah untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari
komponen elektronik sesuai keinginan pembuatnya. Fungsi sebenarnya semikonduktor
adalah untuk penguatan sinyal, sebagai sakelar, dan konversi energie
E. Doping Semikonduktor

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah
kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan.

9
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor
lebih besar dari satu milyar Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline
silicon didop-berat sering kali digunakan sebagai pengganti logam.

F. Aplikasi Penggunaan Semikonduktor


1. Detektor Kristal
Semikonduktor dalam bentuk kristal digunakan untuk pembuatan detektor
kristal. Pembuatan detektor kristal mulai dilakukan sejak awal abad ke-
20 Masehi sebagai penghubung kawat penghantar yang menerima sinyal radio.
Bentuk kawat menyerupai kumis. Bahan semikonduktor yang digunakan yaitu
kristal germanium. Keberadaan sinyal radio diketahui melalui efek simpang
dari kontak antara kristal dan kawat. Penguatan dan pelemahan dari kuat arus
listrik dibatasi oleh elemen padat dan senyawa yang telah mengalami rekayasa
secara khusus. Arus listrik yang mengalir terbagi menjadi dua jenis, yaitu
elektron bermuatan negatif dan elektron yang kekurangan muatan positif.
Elektron yang bermuatan negatif disebut sebagai arus muatan sedangkan yang
kekurangan muatan positif disebut sebagai arus lubang. Teori fisika
kuantum digunakan untuk memahami prinsip arus muatan dan arus lubang ini.
2. Sel Surya
Sel surya memanfaatkan semikonduktor yang terdiri dari
komponen dioda dengan sambungan P-N. Kegunaan utama dari sel surya
adalah menghasilkan efek fotovoltaik yang mengubah sinar matahari
menjadi energi listrik. Sel surya digunakan pada pembangkit listrik tenaga
surya dalam skala kecil pada daerah terpencil yang tidak memiliki akses listrik.
Selain itu, satelit juga menggunakan sel surya sebagai penghasil energi listrik.
3. Pengukuran intensitas cahaya
Elemen fotolistrik pada bahan semikonduktor digunakan untuk menggantikan
peran sel foto. Sel foto digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Peran sel
foto yang digantikan oleh semikonduktor ialah ionisasi melalui tumbukan
elektron-elektron pada cermin logam.
4. Sensor suhu penyejuk
Sensor suhu pada penyejuk udara umumnya bekerja
menggunakan termistor yang memiliki nilai koefisien suhu negatif. Prinsip
kerja dari sensor suhu pendingin berbeda dengan sensor suhu pemanas. Pada

10
sensor suhu penyejuk udara, peningkatan suhu ruangan akan membuat nilai
hambatan listrik berkurang.
5. Mesin mobil
Beberapa mesin mobil telah menggunakan prinsip kerja dan bahan
semikonduktor untuk melakukan kerja secara mekanika. Pada mobil, bahan
semikonduktor dimanfaatkan pada sistem kendali, sistem suspensi, kantung
udara, dan rangkaian listrik pengaman. Sistem kerja mobil yang sepenuhnya
memanfaatkan bahan konduktor ialah sistem manajemen mesin, sistem rem
antiterkunci, sistem transmisi, sistem instrumentasi kelistrikan, modul kendali
kelistrikan pada bodi mobil dan kantung udara dengan sistem pengaman
tambahan.
6. Elektronika daya
Pada elektronika daya, peralatan semikonduktor utamanya berfungsi sebagai
saklar elektronik. Proses pensaklaran menjadi salah satu proses yang utama
pada rangkaian elektronika daya. Rangkaian elektronika daya mengadakan
pensaklaran dengan kecepatan tinggi. Pengaturan kecepatan didasarkan kepada
melalui rangkaian pembangkit pulsa sesuai dengan kebutuhan. Pada rangkaian
elektronika daya, peralatan semikonduktor juga berfungsi untuk mengubah
jenis sumber energi. Jenis pengubahan yang paling umum dilakukan adalah
pengubahan bentuk dari gelombang listrik. Tujuan pengubahannya adalah
untuk penyesuaian antara kebutuhan sumber energi bagi peralatan listrik dengan
sumber listrik yang tersedia. Jenis perubahan ini meliputi perubahan dari arus
bolak-balik menjadi arus bolak-balik atau menjadi arus searah, maupun arus
searah menjadi arus searah atau menjadi arus bolak-balik. Besaran listrik yang
diubah bentuk gelombangnya dapat dipilih antara arus listrik ataupun
pada tegangan listrik.
Fungsi lain dari peralatan semikonduktor pada elektronika daya adalah
pengendalian terhadap aplikasi elektronika sesuai dengan keinginan.
Pengaturan dilakukan terhadap besaran listrik seperti arus listrik, tegangan
listrik dan daya listrik. Tujuan pengaturan ini ialah memberikan pengaruh
terhadap kerja yang ada pada industri. Pemakaian yang umum di antara lain
untuk pengaturan kecepatan putaran, pengaturan tekanan, pengaturan suhu, dan
pengaturan kecepatan.
G. Kelebihan Semikonduktor
11
1) Karena perangkat semikonduktor tidak memiliki filamen, maka tidak
diperlukan daya untuk memanaskannya yang menyebabkan emisi.
2) Transistor tidak memiliki filmen sehingga tidak memerlukan daya untuk
menghasilkan emisi
3) Karena tidak diperlukan pemanasan, perangkat semikonduktor akan segera
beroperasi setelah sirkuit dihidupkan.
4) Semikonduktor tidak memiliki komponen mekanis sehingga tidak
menghasilkan dengung atau suara saat digunakan
5) Semikonduktor memiliki tegangan operasional yang rendah dibandingkan
tabung vakum
6) Karena ukurannya yang kecil, rangkaian yang melibatkan perangkat
semikonduktor sangat kompak.
7) Perangkat semikonduktor tahan guncangan.
8) Semikonduktor harganya lebih murah
9) Masa pakai bahan semikonduktor hampir tidak terbatas.
H. Kekurangan Semikonduktor
1) Perangkat semikoduktor menghasilkan noise gelombang yang lebih tinggi
dibandingkan dengan di tabung vakum.
2) Semikonduktor memiliki kemampuan daya yang lebih rendah.
3) Dalam rentang frekuensi tinggi, transistor memiliki responder yang buruk.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diatara
konduktor da isolator. Disebut semikoduktor atau setengah konduktor, karena bahan ini
memang bukan konduktor murni. Semikonduktor, umumnya diklasifikasikan berdasarkan
harga resistivitas listriknya pada suhu kamar, yakni dalam retang 10 -2 - 109 Ωcm. Sebuah
semikonduktor akan bersifat sebagai isolator pada temperature yang sangat redah, namun pada
temperature ruang akan bersifat sebagai konduktor.
Sifat bahan, baik koduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur
atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi electron dalam
Kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara
electron menempati pita energi tersebut.
B. Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan dari materi yang kami tampilkan disini,
maka dari itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca demi menyempurnakan makalah
kami ini dan untuk sebagai pemicu bagi kami dalam mempelajari cara menulis makalah yang
baik dan benar untuk makalah dan karya tulis selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Ali, Muhammad (2018). Aplikasi Elektronika Daya pasa Sistem Tenaga Listrik (PDF).
Yogyakarta: UNY Press. ISBN 978-602-5566-79-0.

Gertshen, C., Kneser, H.O., dan Vogel, H. (1996). Fisika: Listrik Magnet dan Optik (PDF).
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. ISBN 979-459-
693-0.

Ponto, Hantje (2018). Dasar Teknik Listrik (PDF). Sleman: Deepublish.

Setiyo, Muji (2017). Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (PDF). Magelang: Unimma
Press.

14

Anda mungkin juga menyukai