Anda di halaman 1dari 37

EKSPERIMEN SINAR KATODA

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 1

Oleh:

Nama : Bima Wahyu Maulana


NIM : 171810201035
Kelompok : B2-2
Shift/Waktu : 2 / 09:40-12:30
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
EKSPERIMEN SINAR KATODA
LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 1

Oleh:

Nama : Bima Wahyu Maulana


NIM : 171810201035
Kelompok : B2-2
Shift/Waktu : 2 / 09:40-12:30
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................
2.1 Sejarah .............................................................................................................
2.2 Pengertian Sinar Katoda...............................................................................
2.4 Formula Sinar Katoda...................................................................................
2.5 Aplikasi Sinar Katoda....................................................................................
BAB 3. METODE EKSPERIMEN..............................................................................
3.1 Alat dan bahan................................................................................................
3.2 Desain Eksperimen.........................................................................................
3.2.1 Prosedur Kerja..........................................................................................
3.2.2 Variabel eksperimen................................................................................
3.3 Metode Analisis Data.....................................................................................
3.3.1 Formula.....................................................................................................
3.3.1 Metode Penghitungan Error....................................................................
3.3.2 Tabel..........................................................................................................
3.3.3 Grafik.........................................................................................................
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................
4.1 Hasil ..................................................................................................................
4.2 Pembahasan.....................................................................................................
BAB 2. Penutup...............................................................................................................
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iii
iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1. Skema Percobaan Sinar Katoda.............................................................................3
2.2. Cara Kerja Osiloskop..............................................................................................5
3.1. Desain Eksperimen Sinar Katoda...........................................................................8
4.1. Grafik V dan r saat I konstan di nilai 1 A.............................................................3
4.2. Grafik V dan r saat I konstan di nilai 1,5 A..........................................................5
4.3. Grafik I dan r saat V konstan di nilai 230 V.........................................................3
4.4. Grafik I dan r saat V konstan di nilai 250 V.........................................................5

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektron adalah salah satu partikel penyusun atom yang juga berfungsi sebagai partikel
yang dapat mengalirkan listrik. Listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Perbedaan potensial tersebut menyebabkan terjadinya tegangan listrik. Elektron ditemukan
saat para peneliti mulai menemukan sinar katoda. Sinar katoda dihasilkan dari lucutan berkas
pada tabung gas. Sinar katoda bermuatan negatif dan sinar tabung katoda adalah tabung
hampa udara yang memancarkan elektron dalam bentuk sinar katoda saat saklar
dihubungkan. Pemanfaatan tabung sinar katoda ditemukan pada penggunaan layar televisi,
monitor, dan osiloskop.
Eksperimen sinar katoda adalah eksperimen yang membuktikan pembelokan sinar katoda
akibat medan listrik dan medan magnet. Percobaan ini dilakukan pertama kali oleh J. J.
Thompson pada tahun 1897. Percobaan ini membuktikan bahwa massa dari perbandingan
muatan dan elektron adalah 1,75882015 x 1011 C/kg(Sears dan Zemansky, 2014). Katoda
digunakan karena dapat menghasilkan sumber cahaya. Unsur unsur yang ada dalam keadaan
gas normal dapat dengan mudah dikonversi menjadi gas seperti Na dan Hg yang dapat
mengeluarkan uap dengan kuat. Uap inilah yang juga akan menghasilkan sumber cahaya
pada katoda dan anoda(Shukla dan Srivastava, 2006).
Eksperimen sinar katoda dilakukan dengan menyusun satu set peralatan eksperimen sinar
katoda.sumber arus dan tegangan diatur pada posisi nol pada koil Helmholtz. Power supply
bertegangan tetap dihubungkan dengan filament gun untuk mengatur electron gun. Elektroda
dihubungkan dengan tegangan DC. Semua peralatan setelah diatur, kemudian dihidupkan
sumber tegangan dan arus listrik. Tegangan filamen diputar hingga 6 volt hingga filmen
menyala. Perubahan pada lintasan berkas elektron diamati dengan cara menaikkan sumber
tegangan dan arus. beda tegangan divariasikan dengan arus yang tetap dan dilakukan juga
sebaliknya. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada eksperimen sinar katoda adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh variasi nilai V dan I dibandingkan perbandingan nilai besar muatan
dan massa elektron?
2

2. Bagaimana hubungan radius tabung dengan beda tegangan dan arus pada elektroda
pemercepat
3. Bagaimana perbandingan nilai muatan dan massa elektron?

1.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum eksperimen sinar katoda adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hubungan antara variasi nilai V dan I dibandingkan dengan nilai besar
muatan dan massa elektron
2. Menentukan hubungan radius tabung dengan beda tegangan dan arus pada elektroda
pemercepa
3. Bagaimana perbandingan nilai muatan dan massa elektron?

1.4. Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum sinar aktoda adalah mahasiswa dapat menjelaskan
peristiwa pembelokan sinar katoda karena pngaruh dua medan. Medan yang bekerja ada dua
medan. Medan tersebut adalah medan listrik dan medan magnet. Mahasiswa juga dapat
menjelaskan pengaruh variasi tegangan dan arus pada besar radius tabung. Mahasiswa juga
dapat menentukan perbandingan nilai muatan dan massa elektron seelah melakukan
praktikum eksperimen sinar katoda.

4.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Sinar Katoda


Percobaan sinar katoda pertama kali dilakukan oleh Joseph John Thomson untuk
meneliti elektron pada tahun 1897. Tabung katoda yang dibuat Thomson membuktikan
elektron akan melakukan percepatan ketika dikenai medan magnet dan medan listrik, yaitu E
dan B. Percobaan Thomson yang dipengaruhi E dan B akan menyebabkan gaya Lorentz yang
menyebabkan pergerkan elektron(Kraftmakher, 2015).
2.2. Pengertian Sinar Katoda
Sinar katoda adalah berkas partikel yang keluar dari katoda menuju anoda. Partikel sinar
katoda dimiliki oleh semua atom yang sifatnya persis sama dan partikel tersebut selanjutnya
diberi nama elektron. Percobaan sinar katoda tersebut menunjukkan bahwa atom tersusun
atas partikel yang lebih kecil lagi, dan percobaan sinar katoda membuktikan adanya elektron
pada atom. Sifat sinar katoda antara lain dapat merambat pada garis lurus dari anoda menuju
katoda. Sinar katoda dapat dibelokkan dengan medan listrik, hal ini menunjukkan sifat dari
sinar katoda memiliki muatan listrik. Berdasarkan arah pembelokan sinar katoda, dapat
disimpulkan bahwa sinar katoda bermuatan listrik negatif. Sinar katoda juga dapat dibelokkan
dengan medan magnet. Sinar katoda yang memiliki muatan negatif juga dapat dibuktikan
dengan hukum Lorentz. Sinar katoda menghsilkan pendaran di dinding tabung saat sinar
katoda mengenai dinding tabung (Abdullah, 2017).
2.3. Formula Sinar Katoda
Menurut Abdullah (2017), Perumusan sinar katoda didasarkan pada medan listrik dan
medan magnet ilustrasinya percobaan sinar katoda dapat dilihat pada skema berikut ini :

Gambar 2.1. Skema percobaan sinar katoda


(Sumber : Abdullah, 2017)
4

Elektron akan mengalami gaya coloumb jika yang ditinjau hanya medan listrik. . Adanya
medan magnet tersebut menyebabkan elektron akan jatuh di layar pada titik a. Besarnya gaya
listrik yang terjadi adalah
Fc = eE (2.1.)
Nilai e adalah muatan elektron dan E adalah kuat medan listrik. Elektron akan mengalami
gaya Lorentz selama menempuh dua elektroda. Arah medan diatur sedemikian rupa sehingga
arah pembelokan elektron oleh medan magnet berlawanan dengan arah pembelokan oleh
medan listrik. Adanya medan magnet tersebut menyebabkan elektron akan jatuh di layar pada
titik c. Perumusannya adalah sebagai berikut :
FL = evB
V adalah laju elektron dan B adalah kuat medan magnet. elektron akan mengalami gaya
listrik dan gaya magnet secara bersamaan dalam arah berlawanan jika dua medan diterapkan
sekaligus. Besar medan magnet dan medan listrik diatur sedemikain rupa sehingga besar ke
dua gaya tersebut sama besar (saling menghilangkan). Akibatnya elektron kembali
menempuh garis lurus dan jatuh di titik b. Perumusannya adalah :
Fc = FL
eE=evB
Laju elektron adalah
E
v=
B
lintasan elektron dalam daerah yang mengandung medan berbentuk irisan lingkaran jika
dikenai medan magnet. Dengan demikian :
m v2
evB =
r
e E
= 2
m B r
Hasil pengukuran yang dilakukan Thompson, eksperimennya menunjukkan bahwa :
e
= 1,76 x 1011 C/kg
m

2.4. Aplikasi Sinar Katoda


Pengaplikasian sinar katoda salah satunya digunakan pada penggunaan osiloskop.
Osiloskop menggunakan CRT(Cathode Ray Tube) untuk menampilkan gelombang yang
5

dihasilkan dari rangkaian elektronik yang diuji. Diagram blok dari osiloskop dapat digambar
sebagai berikut.

Gambar 2.2. Cara kerja osiloskop


(Sumber : Mellissinos dan Napolitano, 2003)
Tegangan yang akan diukur dihubungkan dengan probe. Tegangan yang akan diukur akan
mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah, saat terjadi penguatan, hasil penguatan
akan diterapkan pada pelat defleksi vertikal pada CRT. Kejadian ini menunjukkan bahwa
posisi vertikal pada jalur CRT sesuai secara linier dengan input tegangan yang diinginkan.
Skala vertikal pada CRT memiliki pola kisi yang memungkinkan orang yang mengoperasikan
mengetahui tegangan input. Tujuan yang kedua dari masukan tegangan adalah tegangan
secara horizontal posisinya dikontrol oleh Sweep Generator yang kecepatannya dapat
dikendalikan. Pengaturan untuk sinyal berulang ditentukan oleh sistem Trigger(Pemicu).
Tempat pada layar dimana dimulainya jejak elektron, dikendalikan oleh kenop ”posisi
horizontal” di panel. Salah satu jenis pemicu adalah dengan hanya menyapu ruang lingkup di
garis (yaitu, 60 Hz) frekuensi, tetapi ini tidak akan berguna jika sinyal pada osiloskop tertarik
jika tidak datang pada frekuensi itu. Jenis lain dari pemicu sederhana adalah menyapu jejak
sekali setiap kali tegangan naik atau turun melewati beberapa level, yaitu pemicu "leading
edge". Biasanya ada cahaya di panel depan yang berkedip ketika ruang lingkup
dipicu(Mellisinos dan Napolitano, 2005).
2.5.
6

BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan pada eksperimen sinar katoda adalah sebagai berikut
1. Peralatan pengukuran e/m, berfungsi untuk mengukur besaran pada eksperimen sinar
katoda
2. High voltage DC power supply, berguna untuk memberi beda tegangan yang dijadikan
variabel kontrol pada eksperimen
3. Low voltage AC/DC power supply, digunakan untuk mengubah tegangan pada elektroda
pemercepat
4. Digital voltmeter, berfungsi untuk mengukur besar tegangan yang muncul
5. Kabel penghubung, berguna untuk merangkai alat satu dan yang lain

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen adalah flowchart dan desain gambar seperti berikut :

Aliran listrik dimatikan, switch toggle posisi up

Pengatur arus Helmholtz coil diposisikan ke offf

Filamen gun dihubungkan dengan tegangan tetap 6,3 volt

Elektroda pemercepat dihubungkan dengan tegangan


DC 0 s/d 500 volt

Sumber tegangan dan arus listrik dihidupkan

Sumber tegangan diputar perlahan dan tidak boleh


melebihi 6,3 volt
7

Tegangan pemercepat elektroda dinaikkan hingga


100 volt

Sumber tegangan Helmholtz coil dinaikkan 7 volt

Posisi sumber arus Helmholtz diputar sebesar 1 Ampere

Sumber tegangan elektroda diatur pada 100 volt.


Radius linstasan dicatat

Pengulangan dilakukan 5 kali dengan V


yang berbeda

Pengulangan 3 kali

Sumber tegangan elektroda diatur pada 100 volt dan


arus 1 Ampere. Radius linstasan dicatat

Pengulangan dilakukan 5 kali dengan I


yang berbeda

Pengulangan 3 kali
8

Gambar 3.1. Desain eksperimen sinar katoda


(Sumber : Tim Penyusun, 2019)
Langkah langkah berupa prosedur kerja dan variabel eksperimen adalah sebagai berikut :
3.3.1. Prosedur Kerja
Langkah percobaan yang dilakukan pada eksperimen sinar katoda adalah :
1. Peralatan disusun sesuai dengan desain percobaan
2. Dihubungkan filamen electron gun dengan power supply bertegangan tetap V=6,3 volt
3. Semua sumber tegangan dan arus listrik dihidupkan. Putar sumber tegangan filamen
,sambil mengamati besarnya voltmeter sampai sebesar 6 volt. Filament akan mulai menyala
4. Naikkan tegangan elektroda pemercepat sampai sekitar 100 volt hingga berkas elektron
berwarna kebiruan akan melintas
5. Sumber tegangan dinaikkan sekitar 7 volt,arus juga dinaikkan sehingga dapat mengamati
perubahan pada lintasan berkas elektron. Putar pengatur arus pada panel ke posisi sekitar ¾
maksimal
6. Sumber arus Helmholtz diatur pada harga I=1A
7. Posisi sumber tegangan elektroda pemercepat diatur pada V= 100 volt. Catat berapa radius
lintasan berkas elektron.
8. Langkah 7 dilakukan sebanyak 5 kali harga tegangan yang berbeda dengan 3 kali
pengulangan pengukuran
9

9. Tegangan diatur V=100 volt,dengan harga arus dirubah-ubah sebanyak 5 kali dan
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
10. Sumber tegangan elektroda pemercepat diatur pada V = 100 volt sementara arus
Helmholtz coil pada harga 1 A, catat berapa radius lintasa berkas elektron.
11. Ulangi pengukuran langkah 10 untuk harga arus I yang berbeda-beda sebanyak 5 kali, dan
lakukan pengulangan terhadap data yang dihasilkan pada langkah 10 sebanyak 3 kali.

3.2.2.Variabel Eksperimen
Variabel eksperimen sinar katoda ada tiga, yaitu variabel manipulasi berupa nilai
tegangan power supply. Variabel yang kedua adalah variabel respon berupa jarak yang
ditempuh elektron ketika tegangan dan arus diubah-ubah. Variabel yang ketiga adalah
variabel kontrol berupa sumber arus Helmholtz dan sumber tegangan elektroda

3.3 Metode Analisis Data


3.3.1 Formula
Besar gaya magnetik
F m=e v́ x B́
Karena berkas elektron bergerak tegak lurus,
F m=evB
Gaya sentripetal
v2
F e =m
r
Kesetimbangan gaya
F m=F c

v2
evB=¿ m
r
e v
=
m Br
Kecepatan elektron

Besar medan Magnet koil Helmholtz


10

Perbandingan massa dan muatan elektron

3.3.2 Metode Perhitungan Error

n
r1
- r=∑ i=1
n
n

-
∆r=

- m=
√ ∑ −1( r 1−r )2
1
n(n−1)
NΣ x i y i −Σ x i y i
y=mx+ c

NΣ x 2i−( Σ x i)2
Σ y i−m Σ x i
- c=
N
N N N
- δy=
√ 1
N −2 (
∑ Y i2− A ∑ X i Y i−B ∑ Y i
i=1 i=1

1
i=1
)
- δy N 2
δm=
¿¿
῀῀
- δc=δm
√ 1
N∑i=1
xi2

- ( y ± ∆ y )=( m± ∆ m ) x+ ( c ± ∆ c )
5 3
2 ∆ v ( ) a2
- e v 4
= =
m B ( N μ 0 rI )2
1/ 2
- V =(2 e ∆ V )
m
N μ0 I
B=
- 5 32
( ) a
4

2∆V 2 A ∆l 2 2∆r 2
- ∆ e=e
m m √( 3V
+
3I )( )( )
+
r
11

e e
- D=
| ( − )
m eksperimen m referensi
e
m referensi
|
x 100 %

3.3.3 Tabel
Tabel yang akan dibuat untuk praktikum sinar katoda adalah tabel yang berisi hasil-hasil
pengukuran. Kolom pertama adalah tentang percobaan yang kesekian. Kolom kedua adalah
nilai variasi arus jika tegangan tetap dan sebaliknya. Kolom ketiga, keempat dan kelima
adalah kolom yang berisi tentang jari-jari. Kolom keenam adalah jari-jari rata-rata. Kolom
ketujuh adalah ΔR. Kolom ke delapan adalah hasil e/m(C/kg). Kolom kesembilan adalah
standar deviasi dalam satuan persen.
3.3.4 Grafik
Grafik pada percobaan sinar katoda ada dua grafik. Grafik yang pertama adalah grafik yang
membahas tentang hubungan antara variasi beda potensial(V), dan radius lintasan. Grafik
yang kedua adalah grafik yang membahas hubungan tentang arus(I) dengan radius lintasan.
Radius lintsan terletak pada sumbu y, sedangkan hasil V dan I disusun di sumbu x.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajudin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung : ITB


Tim Penyusun. 2019. Modul Praktikum Eksperimen Fisika I. Jember Unej
Melissinos, Adrian C. Dan Napolitano, Jim. 2003. Experiments In Modern Physics .USA :
Elsevier Science
Jewett, John W. Jr. dan Serway, Raymond A. 2014. Physics For Scientist and Engineers with
Modern Physics. Boston : CENGAGE Learning
Shukla, R. K. Dan Srivasta, Anchal. 2006.Practical Physics. New Delhi : New Age
International
Kraftmakher, Yaakov. 2015. Experiments and Demonstration In Physics, Bar-Ilan Physics
Laboratory. Denver : World Scientific Publishing

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1. Skema Percobaan Sinar Katoda.............................................................................3
2.2. Cara Kerja Osiloskop..............................................................................................5
3.1. Desain Eksperimen Sinar Katoda...........................................................................8

xiii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang


Elektron adalah salah satu partikel penyusun atom yang juga berfungsi sebagai partikel
yang dapat mengalirkan listrik. Listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Perbedaan potensial tersebut menyebabkan terjadinya tegangan listrik. Elektron ditemukan
saat para peneliti mulai menemukan sinar katoda. Sinar katoda dihasilkan dari lucutan berkas
pada tabung gas. Sinar katoda bermuatan negatif dan sinar tabung katoda adalah tabung
hampa udara yang memancarkan elektron dalam bentuk sinar katoda saat saklar
dihubungkan. Pemanfaatan tabung sinar katoda ditemukan pada penggunaan layar televisi,
monitor, dan osiloskop.
Eksperimen sinar katoda adalah eksperimen yang membuktikan pembelokan sinar katoda
akibat medan listrik dan medan magnet. Percobaan ini dilakukan pertama kali oleh J. J.
Thompson pada tahun 1897. Percobaan ini membuktikan bahwa massa dari perbandingan
muatan dan elektron adalah 1,75882015 x 1011 C/kg(Sears dan Zemansky, 2014). Katoda
digunakan karena dapat menghasilkan sumber cahaya. Unsur unsur yang ada dalam keadaan
gas normal dapat dengan mudah dikonversi menjadi gas seperti Na dan Hg yang dapat
mengeluarkan uap dengan kuat. Uap inilah yang juga akan menghasilkan sumber cahaya
pada katoda dan anoda(Shukla dan Srivastava, 2006).
Eksperimen sinar katoda dilakukan dengan menyusun satu set peralatan eksperimen sinar
katoda.sumber arus dan tegangan diatur pada posisi nol pada koil Helmholtz. Power supply
bertegangan tetap dihubungkan dengan filament gun untuk mengatur electron gun. Elektroda
dihubungkan dengan tegangan DC. Semua peralatan setelah diatur, kemudian dihidupkan
sumber tegangan dan arus listrik. Tegangan filamen diputar hingga 6 volt hingga filmen
menyala. Perubahan pada lintasan berkas elektron diamati dengan cara menaikkan sumber
tegangan dan arus. beda tegangan divariasikan dengan arus yang tetap dan dilakukan juga
sebaliknya. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali.

1.5 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada eksperimen sinar katoda adalah sebagai berikut :
4. Bagaimana pengaruh variasi nilai V dan I dibandingkan perbandingan nilai besar muatan
dan massa elektron?
2

5. Bagaimana hubungan radius tabung dengan beda tegangan dan arus pada elektroda
pemercepat
6. Bagaimana perbandingan nilai muatan dan massa elektron?

1.6 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum eksperimen sinar katoda adalah sebagai berikut :
5. Menentukan hubungan antara variasi nilai V dan I dibandingkan dengan nilai besar
muatan dan massa elektron
6. Menentukan hubungan radius tabung dengan beda tegangan dan arus pada elektroda
pemercepa
7. Bagaimana perbandingan nilai muatan dan massa elektron?

1.4. Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum sinar aktoda adalah mahasiswa dapat menjelaskan
peristiwa pembelokan sinar katoda karena pngaruh dua medan. Medan yang bekerja ada dua
medan. Medan tersebut adalah medan listrik dan medan magnet. Mahasiswa juga dapat
menjelaskan pengaruh variasi tegangan dan arus pada besar radius tabung. Mahasiswa juga
dapat menentukan perbandingan nilai muatan dan massa elektron seelah melakukan
praktikum eksperimen sinar katoda.

8.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Sejarah Sinar Katoda


Percobaan sinar katoda pertama kali dilakukan oleh Joseph John Thomson untuk
meneliti elektron pada tahun 1897. Tabung katoda yang dibuat Thomson membuktikan
elektron akan melakukan percepatan ketika dikenai medan magnet dan medan listrik, yaitu E
dan B. Percobaan Thomson yang dipengaruhi E dan B akan menyebabkan gaya Lorentz yang
menyebabkan pergerkan elektron(Kraftmakher, 2015).
2.7. Pengertian Sinar Katoda
Sinar katoda adalah berkas partikel yang keluar dari katoda menuju anoda. Partikel sinar
katoda dimiliki oleh semua atom yang sifatnya persis sama dan partikel tersebut selanjutnya
diberi nama elektron. Percobaan sinar katoda tersebut menunjukkan bahwa atom tersusun
atas partikel yang lebih kecil lagi, dan percobaan sinar katoda membuktikan adanya elektron
pada atom. Sifat sinar katoda antara lain dapat merambat pada garis lurus dari anoda menuju
katoda. Sinar katoda dapat dibelokkan dengan medan listrik, hal ini menunjukkan sifat dari
sinar katoda memiliki muatan listrik. Berdasarkan arah pembelokan sinar katoda, dapat
disimpulkan bahwa sinar katoda bermuatan listrik negatif. Sinar katoda juga dapat dibelokkan
dengan medan magnet. Sinar katoda yang memiliki muatan negatif juga dapat dibuktikan
dengan hukum Lorentz. Sinar katoda menghsilkan pendaran di dinding tabung saat sinar
katoda mengenai dinding tabung (Abdullah, 2017).
2.8. Formula Sinar Katoda
Menurut Abdullah (2017), Perumusan sinar katoda didasarkan pada medan listrik dan
medan magnet ilustrasinya percobaan sinar katoda dapat dilihat pada skema berikut ini :

Gambar 2.1. Skema percobaan sinar katoda


(Sumber : Abdullah, 2017)
4

Elektron akan mengalami gaya coloumb jika yang ditinjau hanya medan listrik. . Adanya
medan magnet tersebut menyebabkan elektron akan jatuh di layar pada titik a. Besarnya gaya
listrik yang terjadi adalah
Fc = eE (2.1.)
Nilai e adalah muatan elektron dan E adalah kuat medan listrik. Elektron akan mengalami
gaya Lorentz selama menempuh dua elektroda. Arah medan diatur sedemikian rupa sehingga
arah pembelokan elektron oleh medan magnet berlawanan dengan arah pembelokan oleh
medan listrik. Adanya medan magnet tersebut menyebabkan elektron akan jatuh di layar pada
titik c. Perumusannya adalah sebagai berikut :
FL = evB
V adalah laju elektron dan B adalah kuat medan magnet. elektron akan mengalami gaya
listrik dan gaya magnet secara bersamaan dalam arah berlawanan jika dua medan diterapkan
sekaligus. Besar medan magnet dan medan listrik diatur sedemikain rupa sehingga besar ke
dua gaya tersebut sama besar (saling menghilangkan). Akibatnya elektron kembali
menempuh garis lurus dan jatuh di titik b. Perumusannya adalah :
Fc = FL
eE=evB
Laju elektron adalah
E
v=
B
lintasan elektron dalam daerah yang mengandung medan berbentuk irisan lingkaran jika
dikenai medan magnet. Dengan demikian :
m v2
evB =
r
e E
= 2
m B r
Hasil pengukuran yang dilakukan Thompson, eksperimennya menunjukkan bahwa :
e
= 1,76 x 1011 C/kg
m

2.9. Aplikasi Sinar Katoda


Pengaplikasian sinar katoda salah satunya digunakan pada penggunaan osiloskop.
Osiloskop menggunakan CRT(Cathode Ray Tube) untuk menampilkan gelombang yang
5

dihasilkan dari rangkaian elektronik yang diuji. Diagram blok dari osiloskop dapat digambar
sebagai berikut.

Gambar 2.2. Cara kerja osiloskop


(Sumber : Mellissinos dan Napolitano, 2003)
Tegangan yang akan diukur dihubungkan dengan probe. Tegangan yang akan diukur akan
mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah, saat terjadi penguatan, hasil penguatan
akan diterapkan pada pelat defleksi vertikal pada CRT. Kejadian ini menunjukkan bahwa
posisi vertikal pada jalur CRT sesuai secara linier dengan input tegangan yang diinginkan.
Skala vertikal pada CRT memiliki pola kisi yang memungkinkan orang yang mengoperasikan
mengetahui tegangan input. Tujuan yang kedua dari masukan tegangan adalah tegangan
secara horizontal posisinya dikontrol oleh Sweep Generator yang kecepatannya dapat
dikendalikan. Pengaturan untuk sinyal berulang ditentukan oleh sistem Trigger(Pemicu).
Tempat pada layar dimana dimulainya jejak elektron, dikendalikan oleh kenop ”posisi
horizontal” di panel. Salah satu jenis pemicu adalah dengan hanya menyapu ruang lingkup di
garis (yaitu, 60 Hz) frekuensi, tetapi ini tidak akan berguna jika sinyal pada osiloskop tertarik
jika tidak datang pada frekuensi itu. Jenis lain dari pemicu sederhana adalah menyapu jejak
sekali setiap kali tegangan naik atau turun melewati beberapa level, yaitu pemicu "leading
edge". Biasanya ada cahaya di panel depan yang berkedip ketika ruang lingkup
dipicu(Mellisinos dan Napolitano, 2005).
2.10.
6

BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.4 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan pada eksperimen sinar katoda adalah sebagai berikut
6. Peralatan pengukuran e/m, berfungsi untuk mengukur besaran pada eksperimen sinar
katoda
7. High voltage DC power supply, berguna untuk memberi beda tegangan yang dijadikan
variabel kontrol pada eksperimen
8. Low voltage AC/DC power supply, digunakan untuk mengubah tegangan pada elektroda
pemercepat
9. Digital voltmeter, berfungsi untuk mengukur besar tegangan yang muncul
10. Kabel penghubung, berguna untuk merangkai alat satu dan yang lain

3.5 Desain Eksperimen


Desain eksperimen adalah flowchart dan desain gambar seperti berikut :

Aliran listrik dimatikan, switch toggle posisi up

Pengatur arus Helmholtz coil diposisikan ke offf

Filamen gun dihubungkan dengan tegangan tetap 6,3 volt

Elektroda pemercepat dihubungkan dengan tegangan


DC 0 s/d 500 volt

Sumber tegangan dan arus listrik dihidupkan

Sumber tegangan diputar perlahan dan tidak boleh


melebihi 6,3 volt
7

Tegangan pemercepat elektroda dinaikkan hingga


100 volt

Sumber tegangan Helmholtz coil dinaikkan 7 volt

Posisi sumber arus Helmholtz diputar sebesar 1 Ampere

Sumber tegangan elektroda diatur pada 100 volt.


Radius linstasan dicatat

Pengulangan dilakukan 5 kali dengan V


yang berbeda

Pengulangan 3 kali

Sumber tegangan elektroda diatur pada 100 volt dan


arus 1 Ampere. Radius linstasan dicatat

Pengulangan dilakukan 5 kali dengan I


yang berbeda

Pengulangan 3 kali
8

Gambar 3.1. Desain eksperimen sinar katoda


(Sumber : Tim Penyusun, 2019)
Langkah langkah berupa prosedur kerja dan variabel eksperimen adalah sebagai berikut :
6.3.1. Prosedur Kerja
Langkah percobaan yang dilakukan pada eksperimen sinar katoda adalah :
1. Peralatan disusun sesuai dengan desain percobaan
2. Dihubungkan filamen electron gun dengan power supply bertegangan tetap V=6,3 volt
3. Semua sumber tegangan dan arus listrik dihidupkan. Putar sumber tegangan filamen
,sambil mengamati besarnya voltmeter sampai sebesar 6 volt. Filament akan mulai menyala
4. Naikkan tegangan elektroda pemercepat sampai sekitar 100 volt hingga berkas elektron
berwarna kebiruan akan melintas
5. Sumber tegangan dinaikkan sekitar 7 volt,arus juga dinaikkan sehingga dapat mengamati
perubahan pada lintasan berkas elektron. Putar pengatur arus pada panel ke posisi sekitar ¾
maksimal
6. Sumber arus Helmholtz diatur pada harga I=1A
7. Posisi sumber tegangan elektroda pemercepat diatur pada V= 100 volt. Catat berapa radius
lintasan berkas elektron.
8. Langkah 7 dilakukan sebanyak 5 kali harga tegangan yang berbeda dengan 3 kali
pengulangan pengukuran
9

9. Tegangan diatur V=100 volt,dengan harga arus dirubah-ubah sebanyak 5 kali dan
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
10. Sumber tegangan elektroda pemercepat diatur pada V = 100 volt sementara arus
Helmholtz coil pada harga 1 A, catat berapa radius lintasa berkas elektron.
11. Ulangi pengukuran langkah 10 untuk harga arus I yang berbeda-beda sebanyak 5 kali, dan
lakukan pengulangan terhadap data yang dihasilkan pada langkah 10 sebanyak 3 kali.

3.2.2.Variabel Eksperimen
Variabel eksperimen sinar katoda ada tiga, yaitu variabel manipulasi berupa nilai
tegangan power supply. Variabel yang kedua adalah variabel respon berupa jarak yang
ditempuh elektron ketika tegangan dan arus diubah-ubah. Variabel yang ketiga adalah
variabel kontrol berupa sumber arus Helmholtz dan sumber tegangan elektroda

3.6 Metode Analisis Data


3.3.5 Formula
Besar gaya magnetik
F m=e v́ x B́
Karena berkas elektron bergerak tegak lurus,
F m=evB
Gaya sentripetal
v2
F e =m
r
Kesetimbangan gaya
F m=F c

v2
evB=¿ m
r
e v
=
m Br
Kecepatan elektron

Besar medan Magnet koil Helmholtz


10

Perbandingan massa dan muatan elektron

3.3.6 Metode Perhitungan Error


4.1. Menentukan radius rata-rata
n
r1
ŕ= ∑i=1
n
4.2. Menentukan error pengukuran radius r
n

4.3. Menentukan nilai e/m


SE=
√ ∑ −1(r 1−r )2
1
n(n−1)
y

5 3 2
2∆ v( ) a
e v 4
= =
m Br (N μ 0 rI )2
( 2 e ∆ V )1/ 2
V=
m
N μ0 I
B=
5 3
( )2 a
4
4.4. Menentukan error perhitungan e/m

2∆V 2 A ∆l 2 2∆r 2
e e
∆ =
m m √( 3V
+
3I )( )( )
+
r
4.5. Menentukan nilai deskripansi

e e

D=
|( m eksperimen

e

m referensi
m referensi

|
) x 100 %

3.3.7 Tabel
Tabel yang akan dibuat untuk praktikum sinar katoda adalah tabel yang berisi hasil-hasil
pengukuran. Kolom pertama adalah tentang percobaan yang kesekian. Kolom kedua adalah
nilai variasi arus jika tegangan tetap dan sebaliknya. Kolom ketiga, keempat dan kelima
adalah kolom yang berisi tentang jari-jari. Kolom keenam adalah jari-jari rata-rata. Kolom
11

ketujuh adalah ΔR. Kolom ke delapan adalah hasil e/m(C/kg). Kolom kesembilan adalah
standar deviasi dalam satuan persen.

3.3.8 Grafik
Grafik pada percobaan sinar katoda ada dua grafik. Grafik yang pertama adalah grafik yang
membahas tentang hubungan antara variasi beda potensial(V), dan radius lintasan. Grafik
yang kedua adalah grafik yang membahas hubungan tentang arus(I) dengan radius lintasan.
Radius lintsan terletak pada sumbu y, sedangkan hasil V dan I disusun di sumbu x.
12

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1. Menentukan nilai r saat I konstan (1 A)
Pengukura r (cm)
I (A) V(volt) r̅ r^2
n ke r1 r2 r3
5,2 5,0 25,
1 1 230 5 5 5 8 8
5,2 5,1 5,2 27,
2 1 235 5 5,3 5 3 4
5,4 5,4 5,4 5,4 29,
3 1 240 5 5 5 5 7
5,7 5,8 5,7 5,7 33,
4 1 245 8 5 5 9 6
34,
5 1 250 5,8 6 5,9 5,9 8

Tabel 4.2. Menentukan nilai e/m saat I konstan(1 A)


e/m rata
SE AP r ̅±SE e/m D(%)
rata
2,9E+1 0,66
3
0,083333333 5,08±0,08 1 8
2,8E+1 0,60
3
0,044095855 5,23±0,04 1 8
2,7E+1 2,73831E+1 0,51
#NUM!
0 5,45±0,00 1 1 5
2,4E+1 0,36
3
0,029627315 5,79±0,03 1 8
2,4E+1 0,34
3
0,057735027 5,90±0,06 1 6
13

V dan r ( I =1 A)
6
5.8 f(x) = 0.04 x − 5.04
5.6 R² = 0.98
5.4
5.2
r

5
4.8
4.6
225 230 235 240 245 250 255
V

Linear ()

Gambar 4.1. grafik hubungan antara V dan r saat I konstan di nilai 1 A

Tabel 4.3. Menentukan nilai r saat I konstan (1,5 A)


Pengukura r (cm)
I (A) V(volt) r̅ r^2
n ke r1 r2 r3
3,6
1 1,5 230 5 3,76 3,5 3,64 13,2
2 1,5 235 3,7 3,95 3,75 3,8 14,4
3,8
3 1,5 240 5 3,97 3,85 3,89 15,1
4 1,5 245 4,1 4,1 4 4,067 16,5
4,2
5 1,5 250 5 4,25 4,2 4,233 17,9

Tabel 4.4. Menentukan nilai e/m saat I konstan(1,5 A)


e/m rata
SE AP r ̅±SE e/m D(%)
rata
2,5E+1 0,44
2
0,07535103 3,6±0,07 1 9
2,4E+1 0,35
3
0,076376262 3,80±0,08 1 6
2,3E+1 2,73831E+1 0,32
3
0,04 3,89±0,04 1 1 1
2,2E+1 0,23
3
0,033333333 4,07±0,03 1 4
0,16
3
0,016666667 4,23±0,02 2E+11 2
14

V dan r ( I = 1,5A)
6
f(x) = 0.04 x − 5.04
5.8 R² = 0.98

5.6

5.4
r

5.2

4.8

4.6
225 230 235 240 245 250 255
V

Linear ()

Gambar 4.2. grafik hubungan antara V dan r saat I konstan di nilai 1,5 A

Tabel 4.5. Menentukan nilai r saat V konstan (230 Volt)


Pengukura r (cm)
I (A) V(volt) r̅ r^2
n ke r1 r2 r3
4,2
1 1 230 5 4,3 4,26 4,270 18,2
4,2
2 1,1 230 5 4,13 4,20 4,193 17,6
3 1,2 230 4 3,95 3,9 3,950 15,6
4 1,3 230 3,8 3,85 3,8 3,82 14,6
5 1,4 230 3,6 3,75 3,6 3,65 13,3

Tabel 4.6. Menentukan nilai e/m saat I konstan(1,5 A)


e/m rata
SE AP r ̅±SE e/m D(%)
rata
4,2E+1 2,73831E+1 1,36
3
0,015275252 4,27±0,02 1 1 4
3,6E+1 1,02
3
0,034801022 4,19±0,03 1 6
3,4E+1 0,91
3
0,028867513 3,95±0,03 1 9
0,016666667 2 3,8±0,02 3,1E+1 0,75
15

1 1
2,9E+1 0,65
3
0,05 3,65±0,05 1 1

I dan r (V =230Volt)
4.400

f(x) = − 1.62 x + 5.92


4.200 R² = 0.98

4.000

3.800
Linear ()
r

3.600

3.400

3.200
0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45
I

Gambar 4.3. grafik hubungan antara I dan r saat V konstan di nilai 230 V

Tabel 4.7. Menentukan nilai r saat V konstan (230 Volt)


Pengukura r (cm)
I (A) V(volt) r̅ r^2
n ke r1 r2 r3
4,9 4,9 24,
1 1 250 5 5 5 8 8
4,8 23,
2 1,1 250 4,8 4,9 4,9 7 7
4,7 4,8 4,7 22,
3 1,2 250 4,7 5 5 7 7
4,6 4,6 4,7 4,6 21,
4 1,3 250 5 5 5 8 9
20,
5 1,4 250 4,5 4,5 4,5 4,5 3

Tabel 4.8. Menentukan nilai e/m saat V konstan(250 Volt)


16

e/m rata
SE AP r ̅±SE e/m D(%)
rata
3,3E+1 0,88
3
0,016666667 4,98±0,02 1 7
2,9E+1 0,63
3
0,033333333 4,87±0,03 1 5
2,5E+1 2,73831E+1 0,43
3
0,044095855 4,77±0,04 1 1 2
2,2E+1 0,26
3
0,033333333 4,68±0,03 1 4
2,1E+1 0,18
#NUM!
0 4,50±0,00 1 1

I dan r (V = 250 Volt)


4.400
4.200 f(x) = − 1.62 x + 5.92
R² = 0.98
4.000
3.800
Linear ()
r

3.600
3.400
3.200
0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45
I

Gambar 4.4. grafik hubungan antara I dan r saat V konstan di nilai 250 V

4.2 Pembahasan
Percobaan sinar katoda pada praktikum ini dilakukan dengan melakukan variasi arus dan
variasi tegangan. Variasi tegangan yang digunakan adalah variasi tegangan pada arus dengan
nilai 1 A, dan arus 1,5 A. Variasi tegangan pada arus 1 A dan arus 1,5 A nilainya sama, yaitu
230 Volt, 235 Volt, 240 Volt, 245 Volt, dan 250 Volt. Setiap variasi dilakukan dengan
pengulangan sebanyak tiga kali. Data yang didapatkan saat arus 1 A dan arus 1,5 A
menunjukkan hasil yang sama, yaitu semakin besar tegangan naik, semakin besar juga besar
nilai jari-jari berkas elektron di dalam tabung sinar katoda. Besar nilai jari-jari saat arus
konstan di nilai 1 A lebih besar daripada besar jari-jari berkas elektron saat arus konstan di
nilai 1,5 A. Hal ini terjadi karena menurut teori di tinjauan pustaka, nilai e/m berbanding
lurus dengan nilai radius dan arus. Hasil grafik yang didapatkan dari variasi tegangan dari
17

percobaan sinar katoda dan teori yang didapatkan menunjukkan kesesuaian hasil praktikum
dengan teori tersebut.
Nilai variasi arus pada percobaan sinar katoda menunjukkan hal yang berbanding
terbalik dibanding dengan variasi tegangan. Variasi arus yang digunakan adalah variasi arus
pada tegangan dengan nilai 230 V, dan tegangan 250 V. Variasi tegangan pada arus 230 V
dan arus 250 V nilainya sama, yaitu1 Ampere; 1,1 Ampere; 1,2 Ampere; 1,3 Ampere; dan 1,4
Ampere. Satu variasi yang datu dan yang lainnya dilakukan dengan pengulangan sebanyak
tiga kali. Data yang didapatkan saat arus 230 V dan arus 250 Volt menunjukkan hasil yang
sama, yaitu semakin besar nilai arus, semakin kecil nilai jari-jari berkas elektron di dalam
tabung sinar katoda. Besar nilai jari-jari saat arus konstan di nilai 230 Volt lebih kecil
daripada besar jari-jari berkas elektron saat arus konstan di nilai 250 Volt. Hal ini terjadi
karena menurut teori di tinjauan pustaka, nilai e/m berbanding terbalik dengan nilai radius
dan tegangan pemercepat. Hasil grafik yang didapatkan dari percobaan sinar katoda dan teori
yang didapatkan menunjukkan kesesuaian hasil praktikum dengan teori tersebut.
Nilai dari e/m hasil praktikum dengan nilai e/m referensi menunjukkan hasil yang
membuktikan bahwa nilai e/m hasil praktikum lebih besar daripada hasil e/m referensi. Nilai
e/m referensi adalah 1,76 x 1011 C/Kg dan e/m rata-rata untuk semua pengukuran pada
praktikum sinar katoda menunjukkan nilai 2,738 x 1011 C/Kg. Hal ini terjadi karena besar
nilai e/m bergantung pada besar dari nilai radius berkas elektron. Ditinjau dari besar nilai
radius berkas elektron, semakin kecil radius berkas elektron, semakin besar nilai e/m yang
didapatkan. Hal ini sesuai dengan teori e/m yang menunjukkan nilai e/m berbanding terbalik
dengan nilai radius berkas elektron.
18

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum sinar katoda adalah
1. Variasi tegangan dan arus mempengaruhi besar kecilnya radius berkas elektron.
Tegangan yang nilainya semakin besar sementara nilai arus konstan menyebabkan radius
berkas elektron semakin besar. Arus yang nilainya semakin besar sementara nilai
tegangan konstan menyebabkan radius berkas elektron semakin kecil.
2. Grafik yang ditunjukkan antara variasi V dan I terhadap R menunjukkan kesesuaian
berdasarkan teori dan tabel
3. Nilai e/m hasil praktikum lebih besar daripada e/m referensi karena jari-jari berkas
elektron nilainya juga kecil. Nilai jari-jari berkas elektron yang semakin kecil
menyebabkan nilai e/m semakin besar. Hasil ini telah sesuai dengan teori.

5.2 Saran
Praktikum sinar katoda harus dilakukan dengan hati-hati, karen praktikum dilakukan
dengan listrik bertegangan hingga 500 Volt. Praktikan harus memutar variasi V dan I secara
hati-hati karena pemutaran variasi V dan I sedikit saja dapat mengubah nilai V dan I dengan
interval yang jauh. Praktikan harus teliti dalam mengamati jari-jari pada berkas elektron
untuk menghindari kesalahan pembacaan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajudin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung : ITB


Tim Penyusun. 2019. Modul Praktikum Eksperimen Fisika I. Jember Unej
Melissinos, Adrian C. Dan Napolitano, Jim. 2003. Experiments In Modern Physics .USA :
Elsevier Science
Jewett, John W. Jr. dan Serway, Raymond A. 2014. Physics For Scientist and Engineers with
Modern Physics. Boston : CENGAGE Learning
Shukla, R. K. Dan Srivasta, Anchal. 2006.Practical Physics. New Delhi : New Age
International
Kraftmakher, Yaakov. 2015. Experiments and Demonstration In Physics, Bar-Ilan Physics
Laboratory. Denver : World Scientific Publishing

Anda mungkin juga menyukai