Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GENAP

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Nama Praktikan : Erviana Widia Astuti


NIM : 211810201040
Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika
Hari/Tanggal : Kamis/19 Mei 2022
Nama Asisten : Niken Dwi Wulandari

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
TAHUN 2022

0 0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2

1.4 Manfaat ................................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

2.1 Induksi Elektromagnetik ....................................................................... 3

2.2 Hukum Faraday ..................................................................................... 3

2.3 Hukum Lenz ........................................................................................... 4

BAB 3. METODE EKSPERIMEN ...................................................................... 5

3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 5

3.1.1 Alat .................................................................................................... 5


3.1.2 Bahan................................................................................................. 5
3.2 Desain Eksperimen ................................................................................. 6

3.2.1 Variabel Eksperimen ......................................................................... 6


3.2.3 Prosedur Kerja ................................................................................... 7
3.3 Analisis Data ........................................................................................... 8

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 12

4.1 Hasil ....................................................................................................... 12

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 12

BAB 5. PENUTUP ............................................................................................... 14

ii

0 0
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14

5.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

iii

0 0
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Percobaan a ...................................................................................... 8


Tabel 2 Analisis percobaan a .................................................................................. 9
Tabel 3 Tabel Percobaan b ...................................................................................... 9
Tabel 4 Analisis percobaan b .................................................................................. 9
Tabel 5 Tabel hasil percobaan a ............................................................................ 12
Tabel 6 Tabel hasil percobaan b............................................................................ 12

iv

0 0
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Susunan alat eksperimen ...................................................................... 16


Gambar 2 Tabel pengamtan percobaan 1 .............................................................. 17
Gambar 3 Tabel Pengamatan percobaan 2 ............................................................ 18
Gambar 4 Perhitungan data percobaan 1 .............................................................. 19
Gambar 5 Perhitungan data percobaan 2 .............................................................. 19

0 0
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu fisika didasarkan pada pengamatan eksperimental dan pengukuran,
karena itu salah satu pengertian fisika adalah ilmu tentang pengukuran (Banawi,
2013). Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian alam yang
berkembang didasarkan atas penelitian, percobaan, pengamatan, dan pengukuran
serta penyajian konsep, teori secara matematis dengan memperlihatkan konsep-
konsep ilmu yang mempengaruhinya. Fisika merupakan sebuah proses riset dan
pengkajian dengan menggunakan metode ilmiah yang mengandalkan keterampilan
seperti observasi, berhipotesis, eksperimen, dan sebagainya. Hakikat fisika sebagai
proses ini yang melahirkan keterampilan proses sains yang menjadi keterampilan
kunci atau keterampilan sentral pada penemuan ilmiah (Murdani, 2020).
Fisika memiliki cabang ilmu yaitu mengenai kemagnetan dan kelistrikan.
Fenomena kemagnetan sangat penting dan sering terjadi pada kehidupan sehari-
hari. Selain itu, para ilmuwan fisika juga menemukan keterkaitan antara
kemagnetan dengan kelistrikan (Abdullah, 2017). Tujuan yang terkait erat adalah
studi tentang bagaimana medan magnet dapat menghasilkan gaya magnet pada
partikel bermuatan (bergerak) atau pada objek magnetik seperti magnet (Walker
dkk., 2014). Induksi elektromagnetik merupakan fenomena yang berkaitan erat
dengan kedua bidang ilmu tersebut.
Berdasarkan hukum Faraday jika sebuah magnet bergerak di sekitar
kumparan maka akan timbul GGL induksi elektromagnetik pada kumparan tersebut
(Tipler dalam Warjanto, 2015). Oleh karena induksi elektromagnetik berkaitan erat
dengan kelistrikan serta kemagnetan maka kegiatan praktikum tentang induksi
elektromagnetik perlu dilakukan. Kegiatan praktikum yang dilakukan mahasiswa
merupakan kesempatan meneliti yang dapat mendorong mahasiswa mengonstruksi
pengetahuan sendiri, berpikir ilmiah, dan rasional serta lebih lanjut pengalamannya
itu bisa berkembang di masa datang.

0 0
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara menunjukkan fenomena induksi elektromagnetik?
2. Bagaimana cara menentukan hubungan kecepatan gerak magnet
(mendekati/menjauhi kumparan) dengan besar GGL induksi yang ditimbulkan
pada kumparan?
3. Bagaimana cara menentukan hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar
GGL induksi yang ditimbulkan pada kumparan?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan fenomena induksi
elektromagnetik
2. Mahasiswa diharapkan mampu menentukan hubungan kecepatan gerak
magnet (mendekati/menjauhi kumparan) dengan besar GGL induksi yang
ditimbulkan pada kumparan
3. Mahasiswa diharapkan mampu menentukan hubungan jumlah lilitan
kumparan dengan besar GGL induksi yang ditimbulkan pada kumparan.

1.4 Manfaat
Pada laporan praktikum induksi elektromagnetik kali ini terdapat dua
manfaat, yang pertama yaitu bagi penulis, laporan ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai induksi elektromagnetik serta menambah
pemahaman tentang gaya magnet yang bekerja pada penghantar berarus. Kedua
yaitu bagi pembaca, laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.

0 0
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Induksi Elektromagnetik


Induksi elektromagnetik adalah proses yang mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik sebagai hasil interaksi dengan medan magnet. Hal tersebut
mengakibatkan ketika laju perubahan medan magnet meningkat, maka GGL
induksi juga meningkat (Giancoli, 2001). GGL induksi dihasilkan dari perbedaan
potensial yang menyebabkan arus listrik, juga disebut sebagai arus listrik induksi.
Perubahan fluks magnet yang memotong kumparan akan menginduksi GGL.
Penegasan Michael Faraday ini dikenal dengan hukum Faraday (Kartikawati dkk.,
2020).
Induksi elektromagnetik pada dasarnya adalah proses terbentuknya arus
listrik yang dihasilkan oleh perubahan fluks magnet (Hayati dan Nana, 2021). Fluks
magnet adalah jumlah garis gaya magnet yang menembus medan khayal, seperti
kumparan. Para peneliti, termasuk Michael Faraday dan Joseph Henry,
menunjukkan bahwa arus listrik mungkin ada dengan adanya medan magnet. Hal
ini dijelaskan oleh fenomena induksi elektromagnetik atau induksi elektromagnetik
(Rosyid, 2013).
2.2 Hukum Faraday
Hukum Faraday mendeskripsikan fenomena munculnya listrik dari
peristiwa kemagnetan. Hukum ini menyatakan bahwa jika terjadi perubahan fluks
pada suatu kumparan konduktor (loop) maka akan muncul GGL (gaya gerak listrik)
induksi yang mana berbanding lurus dengan laju perubahan fluks. Secara
matematis, hukum Faraday bisa ditulis sebagai berikut.
𝑑𝜙
𝜀 = −𝑁 𝑑𝑡

Keterangan : 𝜀 = GGL induksi (V)


𝑁 = jumlah lilitan kumparan
𝜙 = fluks magnet (weber)
𝑡 = waktu (s)

0 0
4

Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dijelaskan bahwa besarnya GGL


induksi sebanding dengan jumlah lilitan kumparan juga laju perubahan fluks, tetapi
berbanding terbalik dengan waktu.
(Abdullah, 2017).
2.3 Hukum Lenz
Hukum Lenz menyatakan arah arus GGL induksi yang dihasilkan ketika
terjadi perubahan fluks magnet dalam suatu loop. Hukum Lenz berbunyi “arah arus
induksi dalam suatu kumparan adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet
yang dihasilkan arus tersebut melawan perubahan fluks penyebabnya”. Hukum ini
menjelaskan bahwa jika fluks penyebab GGL semakin membesar maka arah arus
induksi (Abdullah, 2017).

0 0
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Penjepit
Berfungsi sebagai penjepit magnet batang dengan ujung pegas
b. Galvanometer
Berfungsi sebagai pengukur skala penyimpangan
c. Kabel - kabel penghubung
Berfungsi sebagai penghubung antara galvanometer dengan kumparan
d. Stopwatch
Berfungsi sebagai penanda waktu dalam pengukuran dan penentu periode
osilasi magnet
e. Statif dan klem
Berfungsi sebagai tempat menggantung pegas

3.1.2 Bahan
a. Magnet batang
Berfungsi sebagai beban yang akan diamati dan diukur
b. Pegas Identik
Berfungsi untuk membuat magnet bergerak relatif terhadap penampang
kumparan
c. Kumparan
Berfungsi sebagai penghasil fluks magnet

0 0
6

3.2 Desain Eksperimen


3.2.1 Variabel Eksperimen
Pada praktikum listrik statis kali ini dapat diklasifikasikan 3 variabel yang ada,
yaitu:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi, menjelaskan dan
menerangkan variabel lainnya. Pada praktikum ini yang termasuk variabel
bebas adalah jumlah lilitan kumparan .
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya
namun tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi variabel lain. Pada
praktikum ini yang termasuk dalam variabel terikat adalah skala dan arah
penyimpangan jarum atau tegangan pada galvanometer serta jumlah osilasi
magnet.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga dapat
mempengaruhi variabel lainnya. Pada praktikum kali ini yang termasuk dalam
variabel kontrol adalah banyak pegas yang digantung.

0 0
7

3.2.3 Prosedur Kerja


Menentukan hubungan antara kecepatan perubahan fluks magnet dengan
GGL induksi yang dihasilkan
1. Tiga buah pegas identik disiapkan dan disusun ketiganya secara seri lalu
ketiga pegas digantung pada statif. Magnet batang disiapkan dan dikaitkan
dengan penjepit pada ujung pegas bebas. Magnet batang diposisikan tepat
di atas penampang lintang sebuah kumparan yang terhubung tertutup
dengan sebuah galvanometer seperti pada lampiran gambar 1

2. Pada posisi tersebut, jumlah lilitan kumparan dan skala hasil penunjukan
jarum galvanometer dicatat.

3. Simpangan kecil (2 cm) secara vertikal diberikan pada magnet batang


dan kemudian dilepaskan sehingga magnet batang berosilasi. Kemudian
periode osilasi magnet ditentukan dengan menggunakan stopwatch

4. Pada saat magnet berosilasi, skala simpangan maksimum jarum


galovanometer dan arah simpangan (kanan atau kiri) dicatat, ketika magnet
memasuki penampang kumparan maupun ketika magnet meninggalkan
penampang kumparan

5. Langkah percobaan 3 dan 4 dilakukan sebanyak 5 kali.

6. Semua data dicatat dalam tabel pengamatan

7. Satu pegas dari sistem dilepaskan dan diatur kembali ketinggian magnet
batang sehingga tepat berada di atas penampang kumparan.

8. Percobaan seperti pada langkah 3, 4 dan 5 dilakukan

0 0
8

9. Langkah percobaan 3, 4 dan 5 dilakukan kembali tapi dengan hanya


menggunakan satu pegas saja

Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl induksi


yang dihasilkan.
1. Alat seperti Gambar 2 disusun tapi hanya dengan menggunakan satu
pegas. Catat jumlah lilitan kumparan yang digunakan

2. Percobaan seperti langkah 3, 4 dan 5 pada percobaan a dilakukan

3. Kumparan diganti dengan kumparan lain yang jumlah lilitan 2N, di mana
N adalah jumlah lilitan kumparan pertama, dan dilakukan percobaan seperti
langkah 2 di atas

4. Percobaan seperti langkah 3 dilakukan tapi menggunakan kumparan


dengan jumlah lilitan 3N

3.3 Analisis Data


Analisis data menggunakan metode kuantitatif, yaitu menggunakan data hasil
pengamatan yang didapatkan dari praktikum.
3.3.1 Percobaan a
Tabel 1 Tabel Percobaan a

𝑁 𝐴
𝑁𝑜. 𝑡 (𝑠) 𝑛 𝑁 𝑉− 𝑉+ 𝑇 𝜔 𝑣 𝜀
𝑃𝑒𝑔𝑎𝑠 (𝑐𝑚)
1 2 30 30 250 125 125 1,00 6,28 12,56 3140,00
2 2 30 30 250 160 160 1,00 6,28 12,56 3140,00
3 3 buah 2 30 30 250 140 140 1,00 6,28 12,56 3140,00
4 2 30 30 250 120 120 1,00 6,28 12,56 3140,00
5 2 30 30 250 118 118 1,00 6,28 12,56 3140,00
6 2 30 40 250 160 160 0,75 8,37 16,75 4186,67
7 2 30 40 250 175 175 0,75 8,37 16,75 4186,67
8 2 buah 2 30 40 250 148 148 0,75 8,37 16,75 4186,67
9 2 30 40 250 159 159 0,75 8,37 16,75 4186,67
10 2 30 40 250 153 153 0,75 8,37 16,75 4186,67

0 0
9

11 2 30 60 250 139 139 0,5 12,56 25,12 6280,00


12 2 30 60 250 140 140 0,50 12,57 25,13 6283,19
13 1 buah 2 30 60 250 135 135 0,50 12,57 25,13 6283,19
14 2 30 60 250 130 130 0,50 12,57 25,13 6283,19
15 2 30 60 250 130 130 0,50 12,57 25,13 6283,19

Tabel 2 Analisis percobaan a

𝑁 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 𝜀 ∆𝜀 𝐼 𝐾 𝐴𝑃
3 buah 3140,00 0 0,00% 100,00% #NUM!
2 buah 4186,67 0 0,00% 100,00% #NUM!
1 buah 6282,55 1,42 0,02% 99,98% 5

3.3.2 Percobaan b
Tabel 3 Tabel Percobaan b

𝐴
𝑁𝑜. 𝑁 𝑡 (𝑠) 𝑛 𝑉− 𝑉+ 𝑇 𝜔 𝑣 𝜀
(𝑐𝑚)
1 2 30 60 30 30 0,50 12,57 25,13 12566,37
2 2 30 60 30 30 0,50 12,57 25,13 12566,37
3 2 30 60 30 30 0,50 12,57 25,13 12566,37
4 500 2 30 58 20 20 0,52 12,15 24,29 12147,49
5 2 30 59 30 30 0,51 12,36 24,71 12356,93
6 2 30 59 30 30 0,51 12,36 24,71 12356,93
7 2 30 58 30 30 0,52 12,15 24,29 12147,49
8 2 30 58 28 28 0,52 12,15 24,29 24294,98
9 2 30 58 40 40 0,52 12,15 24,29 24294,98
10 2 30 59 29 29 0,51 12,36 24,71 24713,86
11 1000 2 30 58 29 29 0,52 12,15 24,29 24294,98
12 2 30 58 28 28 0,52 12,15 24,29 24294,98
13 2 30 58 31 31 0,52 12,15 24,29 24294,98
14 2 30 58 27 27 0,52 12,15 24,29 24294,98

Tabel 4 Analisis percobaan b

𝑁 𝜀 ∆𝜀 𝐼 𝐾 𝐴𝑃
500 12386,85 188,4 1,52% 98,48% 3
1000 24354,82 158,32 0,65% 99,35% 3

0 0
10

3.3.3 Analisis Perhitungan Data


1. Ketika magnet berosilasi di atas kumparan maka kecepatan maksimum
magnet masuk atau keluar kumparan adalah 𝑣 = 𝐴𝜔. 𝐴 adalah amplitudo
simpangan magnet (konstan 2 cm) dan 𝜔 adalah frekuensi osilasi. Persamaan
kecepatan maksimum magnet dapat dibuktikan sebagai berikut.
𝑣 = 𝐴𝜔
Contoh pada tabel 1 percobaan a yaitu ketika menggunakan 3 buah pegas (nomor
1) dibuktikan sebagai berikut.
12,56 = 2 𝑥 6,28
12,56 = 12,56 (terbukti)
𝑣 = 𝐴 2𝜋𝐹
1
𝑣 = 𝐴 2𝜋
𝑇
Contoh pada tabel 1 percobaan a yaitu ketika menggunakan 3 buah pegas (nomor
1) dibuktikan sebagai berikut.
1
𝑣 = 𝐴 2𝜋
𝑇
1
12,56 = 2𝑥2𝑥3,14𝑥
1
12,56 = 12,56 (terbukti)
2. Ketika magnet diam maka tidak akan menghasilkan kecepatan keluar
masuknya magnet. Hal ini juga akan berpengaruh pada laju perubahan fluks
karena laju perubahan fluks sebanding dengan kecepatan keluar masuknya
magnet. Ketika magnet berosilasi maka akan menghasilkan skala simpangan
jarum galvanometer yang juga akan menghasilkan GGL induksi karena GGL
induksi sebanding dengan skala simpangan jarum galvanometer. Ketika magnet
berosilasi maka akan menghasilkan kecepatan dan laju perubahan fluks. Laju
perubahan fluks sendiri berbanding lurus dengan GGL induksi yang dihasilkan.
3. Perbandingan hasil percobaan a
1 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 2 buah pegas 3 buah pegas Perbandingan
𝜀 3140,00 4186,67 6282,55

0 0
11

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa jika semakin banyak pegas maka GGL
induksi yang dihasilkan akan semakin besar pula.
4. Berdasarkan data pengamatan percobaan b yang ditunjukkan pada tabel 3
percobaan b, dapat dijelaskan bahwa semakin banyak lilitan pada suatu
kumparan yang digunakan maka GGL induksi yang dihasilkan juga akan
semakin besar.
𝜀 = 𝑁𝑣
Keterangan : 𝜀 = GGL induksi (V)
𝑁 = jumlah lilitan kumparan
𝑣 = kecepatan gerak magnet

5. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu GGL induksi berbanding lurus dengan
laju perubahan fluks juga dengan jumlah lilitan kumparan. Selain itu, GGL
induksi juga bergantung pada banyaknya pegas yang digunakan.

0 0
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 5 Tabel hasil percobaan a

𝑁𝑜. 𝑁 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 𝑁 𝑇 𝑣 𝑉 𝜀 ± ∆𝜀
1 3 250 1,00 12,56 132,60 3140,00 ± 0,00
2 2 250 0,75 16,75 159,00 4186,67 ± 0,00
3 1 250 0,50 25,13 134,80 6282,55 ± 1,42

Tabel 6 Tabel hasil percobaan b

𝑁𝑜. 𝑁 𝑇 𝑣 𝑉 𝜀 ± ∆𝜀
1 500 0,51 24,77 28,57 12386,85 ± 188,44
2 1000 0,52 24,35 30,29 24354,82 ± 158,32

4.2 Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ada serta hasil yang telah
diperoleh dari praktikum induksi elektromagnetik, maka dapat dijelaskan beberapa
bahasan.
4.2.1 Cara menunjukkan fenomena induksi elektromagnetik.
Induksi elektromagnetik adalah besarnya GGL induksi yang dihasilkan di
antara ujung-ujung suatu kumparan penghantar berbanding lurus dengan laju
perubahan fluks magnet yang menembus loop/kumparan penghantar tersebut.
Fenomena ini dikemukakan oleh Michael Faraday (1791-1867) bahwa ketika fluks
magnet yang menembus suatu kumparan mengalami perubahan maka akan muncul
GGL (Gaya Gerak Listrik) pada kumparan tersebut.
Cara menunjukkan fenomena induksi elektromagnetik adalah dengan
melakukan praktikum induksi elektromagnetik agar memahami secara praktik dan
tidak hanya teori. Dalam percobaan ini, induksi elektromagnetik diaplikasikan pada
sebuah sirkuit rangkaian dengan sistem pegas massa yang dihubungkan dengan
magnet batang. Ketika mekanisme pegas dilepaskan, magnet batang akan berosilasi
menekat dan menjauh dari kumparan. Gerakan osilasi tersebut dapat diamati
dengan melihat penyimpangan jarum galvanometer. Ketika magnet tidak berosilasi,

12

0 0
13

jarum galvanometer menunjukkan nol; Namun, setelah digunakan, jarum


menyimpang ke kanan dan kiri. Ketika magnet memasuki kumparan, ia
menyimpang ke kanan, dan ketika meninggalkan kumparan, maka menyimpang ke
kiri. Pergerakan jarum galvanometer menunjukkan fenomena induksi
elektromagnetik antara magnet dan kumparan, seperti yang ditunjukkan oleh
pengamatan ini.
4.2.2 Cara menentukan hubungan kecepatan gerak magnet (mendekati/menjauhi
kumparan) dengan besar GGL induksi yang ditimbulkan pada kumparan.
Hubungan kecepatan gerak magnet pada saat menjauhi atau mendekati
kumparan dengan besar GGL induksi yang ditimbulkan adalah berbanding lurus.
Hal ini terlihat pada tabel 5 tabel hasil percobaan a dan tabel 6 tabel hasil percobaan
b bahwa semakin besar kecepatan gerak magnet maka akan menghasilkan GGL
induksi yang besar pula. Hubungan ini dapat ditentukan secara sistematis
menggunakan persamaan sebagai berikut.
𝜀 = 𝑁𝑣
Keterangan : 𝜀 = GGL induksi (V)
𝑁 = jumlah lilitan kumparan
𝑣 = kecepatan gerak magnet
4.2.3 Cara menentukan hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar GGL
induksi yang ditimbulkan pada kumparan.
Hubungan jumlah lilitan kumparan dengan besar GGL induksi yang
ditimbulkan yaitu berbanding lurus. Hal ini terlihat pada tabel 6 tabel hasil
percobaan b bahwa semakin banyak jumlah lilitan kumparan maka akan
menghasilkan GGL induksi yang besar pula. Hubungan ini dapat ditentukan secara
sistematis menggunakan persamaan hukum Faraday sebagai berikut.
𝑑𝜙
𝜀 = −𝑁 𝑑𝑡

Keterangan : 𝜀 = GGL induksi (V)


𝑁 = jumlah lilitan kumparan
𝜙 = fluks magnet (weber)
𝑡 = waktu (s)

0 0
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum induksi elektromagnetik kali ini dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Fenomena induksi elektromagnetik ditunjukkan ketika besarnya GGL
induksi yang dihasilkan di antara ujung-ujung suatu kumparan penghantar
berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnet yang menembus
loop/kumparan penghantar tersebut.
2. Semakin besar kecepatan gerak magnet maka akan semakin besar pula GGL
induksi yang dihasilkan ( 𝜀 = 𝑁𝑣 ). Hubungannya yaitu berbanding lurus.
3. Hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan GGL induksi berbanding
lurus yang artinya semakin banyak jumlah lilitan kumparan maka akan
𝑑𝜙
menghasilkan GGL induksi yang besar pula (𝜀 = −𝑁 𝑑𝑡 ).

5.2 Saran
Sebelum diadakannya praktikum induksi elektromagnetik kali ini,
mahasiswa diharapkan sudah melakukan riset secara mandiri tentang materi yang
akan dipraktikkan, yaitu fluks magnet dan GGL induksi elektromagnetik. Dalam
melakukan pengukuran besar skala penyimpangan jarum galvanometer dan jumlah
osilasi magnet, sebaiknya menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang bekerja
dengan baik serta mengamati dengan teliti hasil atau angka serta respons yang
bekerja pada galvanometer dan magnet saat dilakukan pengukuran dan
pengamatan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan adanya kesalahan.

14

0 0
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Banawi, A. 2013. Buku Fisika dasar 1. Makassar : Dua Satu Press.

Giancoli, D. C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hayati, A. R. dan Nana. 2021. Penerapan model demonstrasi dalam pembelajaran


fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi induksi
elektromagnetik. OSF Preprint

Kartikawati, S., R. Antika, dan I. Prastyaningrum. 2020. Pengaruh media kit GGL
induksi elektromagnetik terhadap kemampuan pemahaman konsep GGL
induksi. Jurnal Teknologi Terapan: G-Tech. 3(2):208–213.

Murdani, E. 2020. Hakikat fisika dan keterampilan proses sains. Jurnal Filsafat
Indonesia. 3(3): 72-80.

Rosyid, M. F. 2013. FISIKA DASAR II. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Tim Penyusun. 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar Lanjutan. Jember:


Universitas Jember.

Walker, J., D. Halliday, R. Resnick. 2014. Fundamental of Physics 10th Edition.


USA: John Wiley & Sons, Inc.

Warjanto, S. 2015. Pengembangan media pembelajaran induksi elektromagnetik.


Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) NSF. 4: 23-26.

0 0
8

9. Langkah percobaan 3, 4 dan 5 dilakukan kembali tapi dengan hanya


menggunakan satu pegas saja

Menentukan hubungan antara jumlah lilitan kumparan dengan ggl induksi


yang dihasilkan.
1. Alat seperti Gambar0 2 disusun
0 tapi hanya dengan menggunakan satu
pegas. Catat jumlah lilitan kumparan yang digunakan
2. Percobaan seperti langkah 3, 4 dan 5 pada percobaan a dilakukan

3. Kumparan diganti dengan kumparan lain yang jumlah lilitan 2N, di mana
N adalah jumlah lilitan kumparan pertama, dan dilakukan percobaan seperti
langkah 2 di atas

4. Percobaan seperti langkah 3 dilakukan tapi menggunakan kumparan


dengan jumlah lilitan 3N

3.3 Analisis Data


Analisis data menggunakan metode kuantitatif, yaitu menggunakan data hasil
pengamatan yang didapatkan dari praktikum.
3.3.1 Percobaan a
Tabel 1 Tabel Percobaan a

𝑁 𝐴
𝑁𝑜. 𝑡 (𝑠) 𝑛 𝑁 𝑉− 𝑉+ 𝑇 𝜔 𝑣 𝜀
𝑃𝑒𝑔𝑎𝑠 (𝑐𝑚)
1 2 30 30 250 125 125 1,00 6,28 12,56 3140,00
2 2 30 30 250 160 160 1,00 6,28 12,56 3140,00
3 3 buah 2 30 30 250 140 140 1,00 6,28 12,56 3140,00
4 2 30 30 250 120 120 1,00 6,28 12,56 3140,00
5 2 30 30 250 118 118 1,00 6,28 12,56 3140,00
6 2 30 40 250 160 160 0,75 8,37 16,75 4186,67
7 2 30 40 250 175 175 0,75 8,37 16,75 4186,67
8 2 buah 2 30 40 250 148 148 0,75 8,37 16,75 4186,67
9 2 30 40 250 159 159 0,75 8,37 16,75 4186,67
10 2 30 40 250 153 153 0,75 8,37 16,75 4186,67

0 0
9

11 2 30 60 250 139 139 0,5 12,56 25,12 6280,00


12 2 30 60 250 140 140 0,50 12,57 25,13 6283,19
13 1 buah 2 30 60 250 135 135 0,50 12,57 25,13 6283,19
14 2 30 60 250 130 130 0,50 12,57 25,13 6283,19
15 2 30 60 250 130 130 0,50 12,57 25,13 6283,19

Tabel 2 Analisis percobaan a

𝑁 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 𝜀 ∆𝜀 𝐼 𝐾 𝐴𝑃
3 buah 3140,00 0 0,00% 100,00% #NUM!
2 buah 4186,67 0 0,00% 100,00% #NUM!
1 buah 6282,55 1,42 0,02% 99,98% 5

3.3.2 Percobaan b
Tabel 3 Tabel Percobaan b

𝐴
𝑁𝑜. 𝑁 𝑡 (𝑠) 𝑛 𝑉− 𝑉+ 𝑇 𝜔 𝑣 𝜀
(𝑐𝑚)
1 2 30 60 30 30 0,50 12,57 25,13 12566,37
2 2 30 60 30 30 0,50 12,57 25,13 12566,37
3 2 30 60 30 30 0,50 12,57 25,13 12566,37
4 500 2 30 580 200 20 0,52 12,15 24,29 12147,49
5 2 30 59 30 30 0,51 12,36 24,71 12356,93
6 2 30 59 30 30 0,51 12,36 24,71 12356,93
7 2 30 58 30 30 0,52 12,15 24,29 12147,49
8 2 30 58 28 28 0,52 12,15 24,29 24294,98
9 2 30 58 40 40 0,52 12,15 24,29 24294,98
10 2 30 59 29 29 0,51 12,36 24,71 24713,86
11 1000 2 30 58 29 29 0,52 12,15 24,29 24294,98
12 2 30 58 28 28 0,52 12,15 24,29 24294,98
13 2 30 58 31 31 0,52 12,15 24,29 24294,98
14 2 30 58 27 27 0,52 12,15 24,29 24294,98

Tabel 4 Analisis percobaan b

𝑁 𝜀 ∆𝜀 𝐼 𝐾 𝐴𝑃
500 12386,85 188,4 1,52% 98,48% 3
1000 24354,82 158,32 0,65% 99,35% 3

0 0

Anda mungkin juga menyukai