ELEKTROKIMIA
Oleh :
Kelompok V
Alfio Revadona 2107113605
Dimas Putra Pratama 2107124353
Nadia Salsabilla 2107125648
Natasha Aprilia Wulandari 2107126229
Tasya Widia Maharani 2107113411
Asisten :
Irfan Alfandi
Dosen Pengampu :
Sri Rezeki Muria, S.T., M.P., M.Sc.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Percobaan ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3
2.1 Elektrokimia ........................................................................................... 3
2.1.1 Sel Volta ........................................................................................ 4
2.1.2 Elektrolisis ..................................................................................... 6
2.1.3 Sel elektrolisis................................................................................ 8
2.1.4 Potensial Sel .................................................................................. 9
2.2 Persamaan dan Hukum Dasar................................................................ 11
2.2.1 Hukum Nernst.............................................................................. 11
2.2.2 Hukum Faraday ........................................................................... 13
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .......................................................13
3.1 Alat yang Digunakan ............................................................................ 13
3.2 Bahan yang Digunakan......................................................................... 13
3.3 Prosedur Percobaan .............................................................................. 14
3.3.1 Elektrolisis untuk menentukan bilangan Avogadro..................... 14
3.3.2 Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst ................... 14
3.4 Rangkaian Alat ..................................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................16
4.1 Hasil Percobaan .................................................................................... 16
4.1.1 Hasil elektrolisis untuk menentukan bilangan Avogadro............ 16
4.1.2 Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst ................... 16
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 16
4.2.1 Elektrolisis untuk Menentukan Bilangan Avogadro ................... 16
4.2.2 Mengukur GGL sel dan menguji persamaan Nernst ................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................20
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 20
5.2 Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
LAMPIRAN A LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN
LAMPIRAN C TUGAS DAN PERTANYAAN
LAMPIRAN D DOKUMENTASI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rangkaian Sel Volta ........................................................................ 5
Gambar 2.2 Contoh Sel Elektrolisis .................................................................... 6
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Sel Elektrolisis ..................................................... 15
Gambar 3.2 Rangakaian alat sel elektrokimia ................................................... 15
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai GGL Sel vs Konsentrasi CuSO4 ......... 18
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel potensial reduksi standar .............................................................11
Tabel 4.1 Pengamatan Elektrolisis Untuk Menentukan Bilangan Avogadro....... 16
Tabel 4.2 Hasil Elektrolisis Untuk Menentukan Bilangan Avogadro.................. 16
Tabel 4.3 Pengamatan Mengukur GGL Sel dan Menguji Persamaan Nernst ...... 16
Tabel 4.4 Hasil Mengukur GGL Sel dan Menguji Persamaan Nernst ................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
reaksi redoks dan sel elektrokimia untuk menuntun kesulitan belajar pada materi
redoks dan sel elekrtrokimia (Yerimadesi, dkk., 2018).
Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks. Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses penguraian suatu
senyawa dengan pengaliran arus listrik yang melewatinya. Proses elektrolisis
dimulai dengan masuknya elektron dari arus listrik searah kedalam larutan melalui
kutub negatif. Oleh karena itu, dilakukan percobaan elekrokimia ini untuk
mengaplikasikannya dan membuktikannya dalam skala laboratorium.
2.1 Elektrokimia
Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan
elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda
terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena
elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam
pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi
(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi
reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi
terjadi peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan
peristiwa pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel
elektrokimia (Harahap, 2016).
Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat
terjadinya serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan
larutan. Larutan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit
kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan elektrolit. Larutan elektrolit kuat
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan
arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat
dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi
sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron relatif lambat dan energi
yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses elektrokimia tetap terjadi. Untuk
larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektron tidak terjadi. Pada proses
elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada larutan disebut
elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda (Harahap, 2016).
Potensial elektrokimia μ, dan potensial elektron μe diperkenalkan untuk
mengkarakterisasi proses yang melibatkan spesies pembawa muatan. Elektrokimia
potensial dapat digunakan untuk menentukan perbedaan potensial Galvani antara
dua fasa dalam kesetimbangan, sebagai contoh yang sangat sederhana antara dua
fasa logam yang berbeda. Pembentukan lapisan ganda listrik pada antarmuka
3
4
keduanya logam serta perbedaan potensial Galvani yang sesuai, yang disebut
tegangan kontak. Lebih penting untuk penggunaan praktis seperti itu di sel
galvanik, bagaimanapun, adalah perbedaan potensial Galvani antara logam
elektroda dan larutan elektrolit. Potensial elektrokimia dan ketergantungan
komposisi yang mungkin digunakan untuk menggambarkan muatan yang
mendasarinya reaksi transfer dan untuk menurunkan persamaan Nernst (Job &
Ruffler, 2015).
Kombinasi dua sel setengah yang berubah-ubah menghasilkan sel galvanik.
Reversibel tegangan sel dari sel tersebut, yang berarti tegangan sel dalam
kesetimbangan, dapat dijelaskan oleh persamaan Nernst dan digunakan untuk
memprediksi dorongan kimia, kesetimbangan konstanta, dan sifat termodinamika
reaksi kimia lainnya. Kemudian, beberapa sel galvanik yang penting secara teknis,
yang menghasilkan dapat digunakan energi karena reaksi kimia spontan yang
berjalan di dalamnya teknik potensiometri dan titrasi potensiometri yang sesuai.
Metode elektroanalitik ini menggunakan ketergantungan konsentrasi dari
tegangan sel reversibel untuk analisis kuantitatif ion (Job & Rüffler, 2015).
melepas elektron dan logam merupakan reduktor yang semakin kuat atau semakin
mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu
logam dalam deret volta, logam semakin kurang reaktif atau semakin sulit
melepas elektron dan logam merupakan oksidator yang semakin kuat (Yulianti et
al., 2017). Rangkaian sel volta ditunjukkan oleh gambar 2.1 berikut:
kompartemen baik oleh disk yang disinter pada setiap ujung tabung atau bahan
agar-agar, seperti: agar-agar, dicampur dengan larutan elektrolit. Ketika dua
elektroda terhubung oleh sepotong kawat logam, elektron akan mengalir dari
elektroda seng ke tembaga elektroda melalui kabel eksternal. Pada saat yang
2+,
sama, seng akan larut di sebelah kiri kompartemen, membentuk ion Zn dan ion
2+
Cu akan diubah menjadi logam tembaga. Pada elektroda tembaga. Tujuan dari
jembatan garam adalah untuk melengkapi listrik sirkuit antara dua solusi dan
untuk memfasilitasi pergerakan ion dari satu kompartemen ke yang lain (Shibata,
2015).
2.1.2 Elektrolisis
Elektrolisis adalah suatu proses reaksi kimia yang terjadi pada elektroda
yang tercelup dalam elektrolit Ketika dialiri arus listrik dari suatu sumber
potensial luar. Komponen terpenting dari proses elektrolisis adalah elektroda dan
elektrolit. Sedangkan sel elektrolisis adalah sebuah sel elektrokimia yang
menggunakan sumber energi listrik dari luar untuk menjalankan suatu reaksi yang
tidak spontan. Energi listrik berfungsi sebagai pompa elektron yang
menggerakkan elektron ke katoda, dan menarik elektron dari anoda (Chang,
2005).
Elektron mengalir dari anoda ke katoda dalam rangkaian luar Adanya aliran
elektron dalam sel elektrolisis menyebabkan di katoda terjadi reaksi reduksi dan
di anoda terjadi reaksi oksidasi. Pada sel elektrolisis, katoda merupakan kutub
negatif karena dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus dan merupakan
target bermigrasinya ion positif, sedangkan anoda merupakan kutub positif karena
dihubungkan dengan kutub positif sumber arus dan merupakan target
bermigrasinya ion negatif.
Proses elektrolisis berhubungan dengan besarnya potensial yang digunakan.
Besarnya potensial yang digunakan dalam elektrolisis bergantung pada:
1. Potensial Penguraian
Potensial penguraian adalah tegangan luar terkecil yang harus dikenakan untuk
menimbulkan elektrolisis kontinu. Pada sel elektrolisis, potensial yang digunakan
harus mampu mengatasi potensial sel galvani yang dihasilkan dan harus pula
mengatasi tahanan larutan terhadap aliran arus (Basset, 1994).
2. Potensial Lebih atau Polarisasi Kinetika
Potensial lebih adalah potensial pada anoda atau katoda yang nilainya lebih
tinggi dari potensial penguraian akibat terbentuknya gas disekitar elektroda
(Petrucci, 1999). Potensial lebih menyebabkan harga potensial menjadi lebih
negatif pada katoda dan menjadi lebih positif pada anoda. Potensial lebih timbul
akibat adanya tahanan dari larutan. Besarnya potensial lebih pada anoda atau
katoda dipengaruhi oleh:
a. Sifat dan keadaan fisik dari logam yang dipakai sebagai elektroda.
b. Keadaan fisik dari zat yang diendapkan.
c. Rapat arus yang dipakai.
d. Perubahan konsentrasi di sekitar elektroda.
3. Polarisasi Konsentrasi
Reaksi pada permukaan elektroda berlangsung seketika, kecepatan tercapainya
kesetimbangan antara elektroda dengan larutan tergantung dari besarnya arus yang
mengalir. Kurang cepatnya migrasi ion ke permukaan elektroda disebut polarisasi
konsentrasi.Polarisasi konsentrasi timbul apabila gaya difusi, gaya tarik menarik
elektrostatik dan pengadukan mekanik tidak cukup untuk mengangkut pereaksi
8
konsentrasi, dan suhu, dan bukan pada ukuran elektroda atau jumlah larutan yang
ada. Selanjutnya, setengah sel reaksi bersifat reversibel (Job & Rüffler, 2015).
1
Keterangan:
d
aa a a a = Aktivitas yang dipangkatkan dengan koefisien reaksi
n = Jumlah elektron yang bertukar
F = Konstanta Faraday (Yelmida, dkk, 2013).
Sel yang mencapai kesetimbangan kimia dapat melakukan kerja listrik
ketika reaksi di dalamnya menggerakkan elektron-elektron melalui sirkuit luar.
Kerja yang dapat dipenuhi oleh transfer elektron tertentu bergantung pada beda
potensial antara kedua elektron. Perbedaan potensial ini disebut potensial sel dan
diukur dalam volt (V). Jika potensial sel besar maka sejumlah elektron tertentu
yang berjalan antara kedua elekroda dapat melakukan kerja listrik yang besar.
Sebaliknya, jika potensial sel kecil maka elektron dalam jumlah yang sama hanya
dapat melakukan sedikit kerja (Keenan, 1980).
Sel yang reaksinya ada dalam kesetimbangan tidak dapat melakukan kerja
dan sel demikian memiliki potensial sel sebesar nol. Pada sel konsentrasi
digunakan dua elektroda yang sama namun konsentrasi larutannya yang berbeda.
Elektroda dalam larutan pekat merupakan katoda (tempat terjadinya reaksi
reduksi) sedangkan elektroda dalam larutan encer merupakan anoda (tempat
terjadinya reaksi oksidasi) (Keenan, 1980).
Pada persamaan Nernst, K bukanlah suatu tetapan kesetimbangan Karena
larutan-larutan yang diperkirakan adalah pada konsentrasi-konsentrasi awal dan
bukan konsentrasi kesetimbangan. Bila suatu sel volta telah mati atau terdiscas
1
habis, barulah sistem itu berada dalam kesetimbangan. Pada kondisi ini Esel = 0
dan faktor K dalam persamaan Nernst setara dengan tetapan kesetimbangan
(Keenan, 1980).
13
1
2
6
1
KETERANGAN :
1. Gelas Piala
2. Elektroda Seng
4
3 3. Jembatan Garam
4. Elektroda Tembaga
5. Kabel
6. pH Meter
5 2
1
CuSO4 ZnSO4
Tabel 4.3 Pengamatan Mengukur GGL Sel dan Menguji Persamaan Nernst
Prosedur Pengamatan
Disiapkan potongan tembaga dan Lempeng tembaga berwarna merah
seng jingga dan lempeng seng berwarna putih
keabu-abuan
Disiapkan larutan jenuh KNO3 Larutan tidak berwarna (bening)
Disiapkan 40 mL larutan ZnSO4 Larutan berwarna kuning
konsentrasi 1,0 M
Disiapkan 40 mL larutan CuSO4 Larutan berwarna biru pekat
konsentrasi 1,0 M
Disiapkan 40 mL larutan CuSO4 Larutan berwarna biru muda
konsentrasi 0,1 M
Disiapkan 40 mL larutan CuSO4 Larutan berwarna biru pudar
konsentrasi 0,01 M (mendekati bening)
Disiapkan 40 mL larutan CuSO4 Larutan berwarna biru lebih pudar
konsentrasi 0,001 M (mendekati bening)
16
1
Tabel 4.4 Hasil Percobaan Mengukur GGL Sel dan Menguji Persamaan Nernst
Konsentrasi ZnSO4 (M) Konsentrasi CuSO4 (M) E Sel (V)
1 1 0,7046
1 0,1 0,858
1 0,01 0,644
1 0,001 0,626
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Elektrolisis larutan elektrolit dari NaCl dan NaOH dengan elektroda Cu
menghasilkan bilangan Avogadro sebesar elektron.
2. Nilai E sel yang diperoleh dari berbagai variasi konsentrasi CuSO4 1 M; 0,1
M; 0,01 M; 0,001 M; dan ZnSO4 1 M yaitu 0,7046 V; 0,658 V; 0,644 V;
dan 0,626 V.
3. Dari hasil percobaan biasa disimpulkan bahwa konsentrasi larutan Cu
berbanding lurus dengan nilai gaya gerak listrik sel, dimana semakin kecil
konsentrasi CuSO4 maka semakin kecil pula nilai Esel. Hal ini menunjukan
bahwa persamaan Nernst terbukti sesuai dengan hasil percobaan yang telah
dilakukan.
5.2 Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Logam yang digunakan pada percobaan elektrolisis dan penentuan gaya
gerak listrik sebaiknya dibersihkan secara teliti.
2. Pahami dengan benar perhitungan dalam pembuatan larutan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W. 1983. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Ahmad Pauzi, G., Anjarwati, A. , Saudi Samosir, A., Ratna Sulistiyanti, S., &
Simanjuntak, W. (2019). Analisis Pemanfaatan Jembatan Garam Kcl Dan
Nacl Terhadap Laju Korosi Elektroda Zn Pada Sel Volta Menggunakan Air
Laut Sebagai Elektrolit. Analit: Analytical and Environmental Chemistry,
4(02), 50–58.
Ana, M. F. (2017). Pengembangan Kit Microscale Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Pada Materi Sel Elektrokimia Kelas XII SMA
(Development Kit Microscale Science Process Skills To Instruct On
Electrochemistry Cell Topic Class Xiith High School). UNESA Journal of
Chemical Education, 6(2).
Asmara, A. P. (2014). Pengembangan Audio Visual Tentang Praktikum Reaksi
Oksidasi Reduksi dan Elektrokimia Sebagai Media Pembelajaran Mandiri
Bagi Siswa SMA/MA Kelas XII Semester 1. Jurnal Lantanida, 2(2), 156-
159.
Bird, T. (1987). Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas. Gramedia.
Jakarta.
Harahap, M. R. (2016). Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. CIRCUIT:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 177–180.
Haryati, T. (2016). Pengaruh Arus Listrik Terhadap Produksi Gas Hidrogen dengan
Elektrolit Natrium Hidroksida. Politeknik Negeri Sriwijaya.
Job, G., & Rüffler, R. (2015). Physical chemistry from a different angle:
Introducing chemical equilibrium, kinetics and electrochemistry by
numerous experiments.
Muzyanah, S., Asmaningrum, H. P., & Buyang, Y. (2018). Efektivitas
penggunaan media edmodo sebagai penunjang pembelajaran kimia.
Musamus Journal of Science Education, 1(1), 033-045.
Saputra. (2016). Prototype Oxyhydrogen Fuel Generator Pengaruh Suplai Arus
Listrik dalam Produksi Gas Oxhydrogen dengan Metode Elektrolisis
Menggunakan Larutan Natrium Klorida sebagai Elektrolit. Tesis, Politeknik
Negeri Sriwijaya.
Shibata, J. H. (2015). Review of Physical Chemistry for the Chemical Sciences .
In Journal of Chemical Education, 92(9), 1435-1436.
Suyatna. (2013). Potensiometri. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2016). Modul Pemberlajaran
SMA Kimia., 5–24.
Utami, L., & Lazulva, L. (2017). Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pinang (Areca
chatecu L.) sebagai Biosorben untuk Mengolah Logam Berat Pb (II). Al-
Kimia, 5(2), 109-118.
Wibisono, A., Jostanto, A., Natalia, C., Leonardo, M., Adhitnya, N., Putri, R. C.,
Stanley, Sudargo, S. W., & Avrilia, S. T. (2021). Aplikasi Elektrolisis dalam
Pembuatan Produk Kimia di PT Pabrik Kerbas Tjiwi Kimia Tbk. 1–26.
Yulianti, D., Supriyanto, & Pauzi, G. A. (2017). Analisis Kelistrikan Sel Volta
Memanfaatkan Logam Bekas. Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika, 5(1), 49–57.
21
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
,
V1 = 10 mL
,
V1 = 10 mL
,
V1 = 10 mL
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
C.1 Tugas
C.1.1 Elektrolisis untuk menentukan bilangan Avogadro
1. Hitung berapa Coulomb diperlukan untuk mengoksidasi x gram tembaga
Jawab : Untuk x gram tembaga
t
ampere detik
+
3. Muatan satu ion Cu adalah , coulomb. Hitung jumlah ion Cu+
yang terbentuk dalam percobaan (jumlah atom Cu dalam satu mol tembaga
sama dengan )
Jawab :
,
,
Jumlah ion = , , ,
, ,
,
,
+2 +2
2. Buat kurva E sel sebagai fungsi log [Zn ] / [Cu ]
C.2 Pertanyaan
1. Apakah nama endapan merah / jingga yang terbentuk dalam percobaan
elektrolisis?
Jawab: Endapan merah yang terbentuk pada sel elektrolisis adalah Cu2O
Tembaga (I) oksida.
2. Apakah yang mungkin menjadi sumber kesalahan dalam pengujian
persamaan Nernst?
Jawab: Sumber kesalahan pada pengujian persamaan Nernts adalah
aktifitas, konsentrasi, dan pengukuran GGL dengan alat Amper
meter.