PENGUJIAN MERUSAK
UJI IMPAK
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Langlang Nurcahyoko
NPM : 3331200107
Kelompok :8
Rekan : 1. Benridho Rizkynawan
2. Taufan Rianto
3. Saefudin Yusuf Habibie
Tanggal Praktikum : 30 April 2021
Tanggal Pengumpulan Lap. : 5 Mei 2021
Asisten : Dimas Budi Setyoko
5 Mei 2021
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan......................................................................1
1.3 Batasan Masalah........................................................................1
1.4 Sistematika Penulisan................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketangguhan Material...............................................................3
2.2. Uji Impak..................................................................................4
2.3. Metode Charpy..........................................................................5
2.4. Metode Izod...............................................................................6
2.5. Jenis Patahan.............................................................................6
2.6. Mesin Uji Impak.......................................................................8
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1. Diagram Alir Percobaan............................................................10
3.2. Alat dan Bahan..........................................................................11
3.2.1 Alat yang Digunakan........................................................11
3.2.2 Bahan yang Digunakan....................................................12
3.3. Prosedur Percobaan...................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan.........................................................................13
4.2. Pembahasan...............................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...............................................................................18
5.2. Saran..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. CONTOH PERHITUNGAN......................................................20
iii
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS............22
LAMPIRAN C. BLANKO PERCOBAAN...........................................................27
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Metode Charpy dan Izod.................................................................6
Gambar 2.2 Cup and Cone Fracture...................................................................7
Gambar 2.3 Proses Terjadinya Patahan Ulet.......................................................7
Gambar 2.4 Patahan Granular pada Baja Ringan................................................8
Gambar 2.5 Mesin Uji Tarik...............................................................................9
Gambar 3.1 Diagram alir Percobaan...................................................................10
Gambar 4.1 Grafik Hububgan Suhu dengan Harga Impak.................................14
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Suhu dengan Persen Patahan..............................16
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Contoh Perhitungan.......................................................................20
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus........................................22
B.1 Jawaban Pertanyaan..............................................................23
B.2 Tugas Khusus........................................................................25
Lampiran C. Blanko Percobaan..........................................................................27
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Lampiran yang hingga Blanko percobaan. Pada Bab I berisikan Latar belakang
dilakukannya percobaan uji impak, tujuan percobaan, Batasan masalah, dan
sistematika penulisan. Pada Bab II terdapat tinjauan pustaka yang merupakan
dasar teori dari pengujian impak. Pada Bab III terdapat metode percobaan yang
berisikan diagram uji percobaan, alat dan bahan, serta prosedur percobaan. Pada
Bab IV terdapat hasil percobaan dan juga pembahasan terhadap hasil percobaan
tersebut. Lalu pada Bab V terdapat kesimpulan dan saran terhadap percobaan uji
impak. Dilanjutkan dengan daftar Pustaka yang merupakan sumber terpercaya
dari buku dan juga jurnal yang dipakai dalam penulisan laporan ini. Lalu ada
lampiran A yang merupakan contoh perhitungan. Lalu ada lampiran B yang
menjawab pertanyaan pada buku panduan dan tugas khusus yang diberikan oleh
asisten. Yang terakhir terdapat blanko percobaan yang berisikan data-data hasil
percobaan uji impak kali ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Beban
Semakin besar beban yang diberikan pada material/spesimen, maka
energi yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen semakin kecil
dan juga hall yang sama untuk sebaliknya. Jika sebuah spesimen diberi
beban yang sangan besar, maka spesimen tersebut akan mudah patah.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu yang dimiliki oleh spesimen, maka ketangguhan
yang dimiliki spesimen akan semakin tinggi jika menerima beban
secara tiba-tiba. Sebaliknya jika suhu rendah maka ketangguhan yang
dimiliki pun akan ikut merendah.
4. Transisi Ulet Rapuh
Transisi Ulet-Rapuh dapat memengaruhi ketangguhan material.
Transisi dari Ulet ke rapuh terjadi pada suhu tertentu dimana patahan
dari sebuah material berubah dari ulet ke rapuh. Suhu ini mungkin
didefinisikan sebagai rata-rata energi diantara daerah ulet ke rapuh
pada energi terserap tertentu atau dari karakteristik patahan
[ CITATION Askrd \l 1033 ].
5. Ukuran Butir
Ukuran butir berpengaruh pada kerapuhan. Jika sebuah butir semakin
halus maka material pun akan menjadi rapuh, dan sebaliknya jika butir
semakin besar maka bahan akan semakin ulet.
digunakan pada Amerika Serikat sedangkan metode izod lebih lazim digunakan di
Inggris.Pada pengujian ini berlangsung lebih cepat dikarenakan spesimen tidak
perlu dijepit.
9
2. Patahan Getas
Patahan getas terjadi tanpa adanya deformasi dan terjadi dengan
perambatan retakan yang cepat. Arah dari retakan hampir sejajar
dengan arah tegangan tarik yang diterapkan dan menghasilkan
permukaan yang relatif datar [ CITATION Cal01 \l 1033 ]. Patahan
getas memiliki ciri permukaan yang berbentuk granular, berkilat,
memantulkan cahaya. Patahan jenis getas terjadi relatif lebih cepat,
penampang tidak tereduksi akibat dari patahan. Patahan getas sendiri
terdapat dua jenis yaitu patahan getas Transgranular dan patahan getas
Intragranular. Untuk Transgranular patahan memotong diantara
granular, sedangkan untuk intergranular merambat diantara granular
yang ada pada material. Berikut adalah gambar Patahan getas :
Dilakukan percobaan pada kondisi suhu yang berbeda yang telah ditentukan
asisten
16
Data pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
4.2 Pembahasan
Prosedur percobaan dari percobaan uji impak adalah sebagai
berikut. Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menyiapkan benda
uji dalam ukuran standar. Pada percobaan kali ini percobaan menggunakan
metode charpy sehingga benda uji perlu dibuat ukurannya sesuai dengan
ASTM E23 dengan Takikan V sudut 45o. Langkah kedua adalah mengukur
kedalaman takik dan luas penampang benda uji. Untuk menghitung luas
penampang pertama tinggi dikurangi oleh kedalaman takik lalu dikalikan
dengan lebar dari benda uji. Dalam hal ini berarti 8 mm dikali dengan 10
mm jadi luas penampang 80 mm.
Setelah selesai melakukan persiapan pada benda uji, dilanjutkan
pada mesin uji impak. Langkah ketiga adalah mengatur bandul pada mesin
uji impak ke harga 300 Joule. Setelah diatur, dilakukan Langkah keempat
yaitu meletakkan benda uji pada mesin uji impak charpy. Peletakkan
dilakukan secara horizontal sebagaimana metode charpy dilakukan dan
bagian takikan terletak pada bagian tengah. Dipastikan juga bahwa bandul
akan mengenai bagian belakang takikan. Setelah persiapan mesin uji
impak dilakukan pelepasan bandul dan mencatat energi yang
20
Diserap untuk mematahkan benda uji. Setelah itu dilakukan percobaan pada suhu
yang berbeda. Setelah dilakukannya percobaan, harga impak dihitung pada tiap
benda uji. Bentuk patahan yang terjadi diamati dan diukur. Setelah itu ditentukan
persen patahan yang didapatkan pada setiap benda uji. Disebutkan pada prosedur
percobaan bahwa benda uji dibuat dengan takikan juga. Takikan disini bertujuan
untuk memusatkan tekanan yang nantinya akan diberikan melalui beban impak
dari pendulum. Takikan juga berfungsi untuk mengendailkan hasil yang
didapatkan dari spesimen. Maksud dari mengendalikan disini adalah agar patahan
terjadi tepat di tengah benda uji charpy. Untuk metode izod, peletakan takikan
berbeda dengan metode charpy. Detil lainnya yang tidak dapat diabaikan adalah
jenis takikan V ini perlu dibuat dalam kedalaman 2 mm dengan sudut 45o.
Material BSN 375 adalah material yang digunakan dalam
percobaan impak ini. BSN adalah singkatan dari Badan Standarisasi
Nasional. . BSN adalah jenis standar bahan yang digunakan di Indonesia.
BSN 375 merupakan batang kawat baja berkarbon tinggi. Baja ini
memiliki sifat yang tampak, tidak mengandung serpihan, lipatan retakan.
Pada percobaan ini terdapat grafik perbandingan antara Suhu di
sumbu X dan Harga Impak di sumbu Y. Suhu memengaruhi harga impak.
keduanya saling berhubungan dalam percobaan ini. Untuk bentuk grafik
dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
2.5
2
Harga Impak (J/mm2)
1.5
0.5
0
6 30 103.4
Suhu (oC)
60
50
Persen Patahan (%)
40
30
20
10
0
6 30 103.4
Suhu (oC)
adalah jenis patahan yang terjadi disebabkan oleh beban statis yang
diberikan pada benda uji. Patahan ulet biasanya adalah jenis patahan yang
menandakan bahwa benda uji memiliki ketangguhan yang relatif lebih
tangguh. Patahan getas adalah jenis patahan yang terjadi disebabkan oleh
retakan yang terjadi pada benda uji. Patahan jenis ini terjadi ketika benda
uji diberikan beban impak atau beban yang tiba-tiba. Pada percobaan ini
suhu memegang peran besar. Dikarenakan suhu memicu fenomena yang
disebut
24
sebagai transisi ulet ke getas atau Ductile to Brittle Transition. Transisi ini terjadi
saat benda uji dipanaskan atau benda uji didinginkan. Untuk melakukan hal
tersebut, percobaan ini menggunakan oven, dan es untuk menaikkan dan
menurunkan suhu dari benda uji.
Pada percobaan uji impak ini, patahan yang terjadi adalah patahan
getas. Tetapi, pada patahan getas tersebut tidak semuanya sama.
Tergantung pada suhu yang diberikan, benda uji dengan suhu satu dengan
suhu yang lainnya relatif berbeda. Jenis patahan pada suhu tertentu akan
relatif lebih ulet daripada suhu lainnya. Pada uji impak ini, terdapat 3
benda uji yang masing masing diberi suhu yang berbeda. Pada suhu-suhu
tersebut, luas patahan yang dimiliki juga berbeda yang memiliki dimensi
A dan dimensi B. Kedua dimensi tersebut dicantumkan dalam blanko
percobaan. Satuan dari kedua dimesi tersebut adalah mm. untuk
mengetahui patahannya, maka dilakukanlah konversi dari panjang tersebut
ke persen patahan. Untuk konversi yang dilakukan, dapat menggunakan
tabel yang dicantumkan pada buku ASTM E23. Dari literatur yang
praktikan dapat, semakin tinggi nilai persen patahan, maka semakin ulet
benda uji dalam suhu tersebut. Dari literatur tersebut, praktikan
menyimpulkan bahwa benda uji yang berada pada suhu 103.4 derajat
Celsius bersifat ulet dan benda uji yang bersuhu 30 derajat Celsius lebih
getas daripada yang bersuhu 6 derajat Celsius .
Pada percobaan ini terdapat beberapa faktor yang dapat
memengaruhi percobaan. Percobaan ini yang pertama dipengaruhi oleh
kekuatan luluh dan keuletan. Untuk material tertentu, energi impak yang
dimiliki akan terlihat menurun ketika kekuatan luluh ditingkatkan. Hal ini
disebabkan oleh material yang mengalami beberapa proses yang
membuatnya lebih getas dan kurang dapat mengalami deformasi plastis.
Yang kedua memengaruhi percobaan ini adalah takikan. Takikan berperan
sebagai pemusat tekanan yang diberikan pada benda uji. Yang ketiga
memengaruhi percobaan ini adalah suhu. Energi impak diserap dalam
bentuk deformasi plastis ketika benda uji luluh. Yang keempat
25
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM TEKNIK
METALURGI
Jl. Jenderal Soedirman Km. 3 Cilegon. Email :
metalurgilaboratorium@gmail.com