JUDUL PAPER
Deteksi Efektifitas Bahan Antiseptik Melalui
Pengukuran Tegangan Permukaan
Disusun Oleh :
Kelompok 2A
(Kelas A)
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, petunjuk,
kasih dan karunia-Nya, penyusun diberikan kelancaran dalam membuat makalah
ini. Karena semua itu j penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan pihak lain baik secara langsung
maupun tidak langsung, tugas ini tidak mungkin terselesaikan. Pada kesempatan
ini penyusun ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dan membimbing penyusun sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………… I
III
2.8. Surfaktan .................................................................................................. 8
2.12. Densitas………………………………………………………………….11
3.1.2. Alat...................................................................................................... 13
IV
SURAT PERNYATAAN……………………………………………………….VII
V
BAB I
PENDAHULUAN
Tabung pipa kapiler ini memiliki beberapa diameter yang berbeda dari
ukuran besar sampai paling kecil.Cairan dimasukkan dalam tabung yang
berdiameter besar dengan menggunakan corong. Cairan tersebut dengan
sendirinya akan mengisi pipa yang lain. Gelembung udara mempengaruhi
kenaikan cairan pada tabung yang diameternya sangat kecil. Untuk itu, pada saat
mengisikan cairan ke dalam tabung harus dilakukan dengan hati-hati. Salah satu
alat untuk mengukur diameter dan naik turunnya cairan pada tabung pipa kapiler
yaitu dengan menggunakan katetometer. (Wahyuni, 2015).
Naik atau turunnya cairan dalam suatu pipa kapiler disebabkan oleh gaya
adhesi dan kohesi. Adhesi adalah gaya antara molekul yang jenisnya berbeda.
1
Terjadinya fenomena kapilaritas, salah satunyakarena peranan penting
adanya tegangan permukaan. (Wahyuni, 2015).
2
1.3. Tujuan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus
diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. tegangan
permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai
usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair
mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya (Juliyanto et al.,
2017).
𝑭₂
𝜸=
𝝅(𝒅₂ + 𝒅₂)
Dimana :
4
d1 = Diameter dalam cincin du nouy (m)
F = πr2h ρ g
g : percepatan gravitasi
ρ : berat jenis
r : jari-jari kapiler
𝐠𝐑
𝐇= (𝛒₁𝐡₁ − 𝛒₂𝐡₂)
𝟐
Dimana :
H = tegangan permukaan
5
ρ1 = Massa jenis zat cair dalam manometer
Yaitu metode yang mengukur surface tension dengan melihat bentuk dan
dimensi dari tetesan cairan yang menggantung. (Fathona et al., 2019)
𝜌1 𝑛𝑜
𝛾 = 𝜌2 . ɣ𝑜
𝑛₂
Dimana :
6
berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada
zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya (Juliyanto et al., 2017).
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya.
(Arum, 2017).
Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan
gelas, maka air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air
membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung).
Keadaan ini dapat menyebabkan zat cair dapat naik ke atas oleh tegangan
permukaan yang arahnya ke atas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan
gaya berat cairan tercapai.(Toto & Yulisma, 2017)
2.5. Fluida
Fluida adalah zat-zat yang mengalir dan menyesuaikan diri dengan bentuk
wadah dan tempatnya atau zat yang berdeformasi teru menerus selama
dipengaruhi oleh tegangan geser.(Asnal, 2012). Fluida terbagi menjadi dua yaitu
fluida statis dan fluida dinamis :
7
2.5.2.1. Aliran Laminer
Aliran Laminer merupakan aliran fluida mulus dimana
lapisan - lapisan yang bersebelahan meluncur satu dengan yang lain
dengan mulus. Aliran laminer biasanya dijumpai pada air yang
dialirkan melalui pipa atau selang.
Fluida Newtonian adalah salah satu jenis fluida yang memiliki kurva shear
and stress dan gradien kecepatan linear. Fluida Newtonian akan terus
mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Contoh : air,
benzene, ethanol
Fluida yang tidak tahan terhadap tegangan geser (shear and stress),
gradient kecepatan (shear rate) dan temperatur. Dengan kata lain
kekentalan (viscocity) merupakan fungsi daripada waktu. Contoh : cat,
minyak pelumas, lumpur. (Sutinah, 2013)
2.6. Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair di dalam pipakapiler
(pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara
zat cair dengan dinding kapiler. (Juliyanto et al., 2017).
Gejala kapilaritas merupakan gejala naik turunnya zat cair dalam pipa
kapiler. Penyebab dari terjadinya peristiwa ini adalah gaya tarik antara molekul di
dalam zat cair yang dibedakan menjadi adhesi dan kohesi(Arum, 2017).
2.8. Surfaktan
8
Surfaktan atau surface active agent merupakan suatu molekul amphipatic
atau amphiphilic yang mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik dalam satu
molekul yang sama. Adanya surfaktan dalam emulsi berfungsi sebagai penstabil
koloid dari partikel sebagai hasil dari adsorpsi surfaktan pada antarmuka partikel
air.(Dewi et al., 2015).
9
2.10. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Muka
2.10.1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu karena
meningkatnya energy kinetik molekul. Pada umumnya nilai tegangan
permukaan zat cair berkurang dengan adanya kenaikan suhu. (Juliyanto et
al., 2017).
2.10.3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan
atau antar muka. (Juliyanto et al., 2017).
10
2.11. Viskositas
μk = c x t
dimana :
μk = viskositas kinematic
t = waktu
c = konstanta oswald
2.12. Densitas
Densitas atau massa jenis memiliki makna sebagai hubungan dari massa
dengan volume. Benda yang memiliki densitas yang besar akan memiliki
kerapatan massa yang besar. Dengan begitu semakin mampat antar
partikel penyusun benda, maka nilai densitasnya semakinbesar untuk benda yang
sama. (Dewi K et al., 2017)
(𝐰𝟐−𝐰𝟏)
𝛒= 𝐯𝐩
dimana :
ρ = densitas (g/ml)
11
a. Dengan konsentrasi rendah surfaktan pada heksilresoksinol akan
membantu penetrasi zat tersebut ke dalam cacing kremi Ascaris.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan tegangan
antarmuka antara fase cair dan dinding sel organisme, sehingga
mempermudah adsorpsi dan penyebaran heksiresorsinol di atas
permukaan cacing.
Contoh :
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1. Bahan
3.1.2. Alat
Judul pada jurnal yang kami gunakan yaitu “Deteksi Efektifitas Bahan
Antiseptik Melalui Pengukuran Tegangan Permukaan” Uji daya hambat yang
dilakukan pada ketiga bahan antiseptik menunjukkan bahwa penurunan
konsentrasi, selain menurunkan nilai tegangan permukaan, juga menaikan besar
13
daya hambat pertumbuhan bakteri. Hasil daya hambat per hari isa dilihat dalam
tabel 1.
14
Nilai tegangan permukaan (γ) terendah untuk bahan antiseptik iodine 1 %
adalah 64,82 dyne/cm, dengan diameter hari pertama 12,90 mm menjadi 9,95 mm.
Apabila zona hambat dari hari pertama hingga hari kedua semakin kecil maka
dapat dikatakan bahwa larutan antiseptik tersebut mempunyai kemampuan
menghambat perkembangan kuman (bakteriostatik).
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Semakin besar nilai konsentrasi larutan antiseptik (C), maka semakin kecil
nilai tegangan permukaannya (γ ). Semakin kecil nilai tegangan permukaan
larutan antiseptik maka efektifitas mematikan kumannya semakin tinggi.
Untuk daya hambat terkecil yaitu larutan kalium permanganat (1gr/ liter)
yaitu 7,15 mm dan yang memiliki daya hambat terbesar adalah larutan triklosan
(133,93 gr/liter) yaitu 17,85 mm. Adapun larutan antiseptik yang bersifat
menghambat kuman (bakteriostatik) adalah iodine 1% dan iodine 10% sedangkan
larutan antiseptik yang bersifat mematikan kuman ( bakterisida) adalah triklosan
dan kalium permanganat.
4.2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Sinala, S., Si, S., Si, M., Junaedi, A., Si, S., & Farm, M. (n.d.). BAB I
Dasar-dasar Farmasi Fisika dan Sifat Fisika Molekul Topik 1 Dasar-
dasar Farmasi Fisika. 1, 1–147.
Dewi K, S., Firdausi, A., & Diah P, M. (2017). Densitas dan Porositas
Batuan. In Fisika Laboratorium.
Fathona, I. W., Suhendi, A., & Elektro, F. T. (2019). STUDI SISTEM
PENGUKURAN SURFACE TENSION MENGGUNAKAN STUDY OF
V
SURFACE TENSION MEASUREMENT SYSTEM USING DU. 6(3), 10324–
10331.
Sutinah. (2013). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Toto, T., & Yulisma, L. (2017). Analisis Aplikasi Konsep Gaya dalam Fisika
yang Berkaitan dengan Bidang Biologi. Jurnal Penelitian & Pengembangan
Pendidikan Fisika, 3(1), 63. https://doi.org/10.21009/1.03109
VI
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS PAPER MATA KULIAH
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
BAB I. PENDAHULUAN :
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
2.5 Fluida
2.6 Kapilaritas
2.8 Surfaktan
2.11 Viskositas
2.12 Densitas
VII
2.13 Aplikasi Tegangan Muka
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mahasiswa Mahasiswa
Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing Asisten Laboratorium
Tegangan Muka
VIII