MATERI
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Disusun Oleh :
Kelompok : V / RABU SIANG
1. ADRIANUS ATMA A. 21030113120105
2. M. TAUFIK ANWAR 21030113130180
3. WIKANDI DISWANDIRA 21030113120086
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 21030112130055
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia II.
Penyusunan laporan ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi
mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia II sekaligus mempelajari materi
Viskositas dan Tegangan Muka di bangku kuliah.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Dosen Penanggungjawab Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Segenap asisten yang telah membantu dan membimbing selama
pelaksanaan praktikum.
3. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini.
Penyusun
INTISARI
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Viskositas dapat disebut sebagai kekentalan .
kekentalan dapat dianggap sebagai suatu gesekan antara lapisan zat cair atau gas
yang mengalir. Macam –macam angka kental dibagi menjadi 2 yaitu cara Ostwald
cara hoppler. Adapun factor yang mempengaruhi viskositas adalah densitas, suhu,
gaya gesek dan tekanan. Tujuan praktikum yaitu menentukan angka kental dinamis
suatu zat, menentukan hubungan antara viskositas dengan % volume, densitas
larutan dan waktu.
Dalam percobaan, sample yang kami gunakan adalah jus jeruk dan air gula.
Adapun alat yang digunakan antara lain viskosimeter Ostwald, beaker glass,
picnometer, corong, stopwatch, neraca analitik, gelas ukur dan Erlenmeyer. Langkah
kerja yang dilakukan pertama adalah menentukan densitas zat cair dengan
menggunakan picnometer. Kemudian mengisi viskosimeter dengan 15 mL cairan
pembanding. Cairan dihisap sampai batas atas, setelah itu dihitungwaktu mulai
batas atas sampai batas bawah, kemudian dihitung viskositas masing-masing
larutan.
Hasil percobaan yang kami dapat yaitu densitas air = 0.995 gr/ml.kemudian
viskositas molto semakin besar jika % volume semakin besar. Dan viskositas air gula,
semakin besar suhu larutan maka viskositas akan semakin kecil, karena larutan
mengalami pemuaian saat pemanasan.pastikan sample terhindar dari pengotor dan
tepat dalam menghitung waktu.
SUMMARY
Viscosity is a measure of the resistance of a fluid which is altered either by
pressure or tension. viscosity can be regarded as a friction between layers of liquid
or gas flows. Various figures are divided into 2 way, there are Ostwald way and
Hoppler way. The factors that affecting viscosity is the density, temperature, pressure
and friction force. The purpose of practical are determining the number of dynamic
viscous substance, determine the relationship between viskosity with% volume,
density of the solution and time.
In our experiment, the sample that we used is orange juice and sugar water.
The tools that used include viskosimeter Ostwald, glass beaker, picnometer, funnel,
stopwatch, analytical balance, measuring cups and flasks. The first step in the
experiment is to determine the density of a liquid by using picnometer. Then fill the
viskosimeter with 15 mL comparison of liquid. after that calculated the time from
upper limit to the lower limit, then calculated the viscosity of the other solution.
The results of our experiments can be that the density of water = 0.995 g / ml.
viscosity molto gets bigger if the% volume gets bigger. Sugar water viscosity, the
greater the temperature of solution then the viscosity will be getting smaller, because
the solution is experiencing expansion upon heating. make sure the sample avoid
from impurities and precise in calculating time.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1. Densitas dan viskositas larutan pada %V yang berbeda ................... 9
Tabel 4.1.2. Densitas dan viskositas larutan pada suhu berbeda .......................... 9
Tabel 4.1.1. Densitas dan Tegangan Muka ........................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2.2.1. Grafik Hubungan antara Densitas dan Volume tetesan pada sampel
Sari Mangga .............................................................................. 10
Gambar 4.2.2.2. Grafik Hubungan antara Densitas dan Volume tetesan pada sampel
Sari Jeruk .................................................................................. 11
Gambar 4.2.2.3. Grafik Hubungan antara Densitas dan Volume tetesan pada sampel
Sari Alpukat .............................................................................. 11
Gambar 4.2.3.1. Grafik Hubungan antara Densitas dan Jumlah tetesan pada sampel
Sari Mangga ............................................................................ 12
Gambar 4.2.3.2. Grafik Hubungan antara Densitas dan Jumlah tetesan pada sampel
Sari Jeruk ................................................................................ 12
Gambar 4.2.3.3. Grafik Hubungan antara Densitas dan Jumlah tetesan pada sampel
Sari Alpukat ............................................................................ 12
Gambar 4.2.4.1. Grafik Hubungan antara Tinggi pipa kapiler dan Tegangan muka
pada sampel Sari Mangga ....................................................... 13
Gambar 4.2.4.2. Grafik Hubungan antara Tinggi pipa kapiler dan Tegangan muka
pada sampel Sari Jeruk ........................................................... 13
Gambar 4.2.4.3. Grafik Hubungan antara Tinggi pipa kapiler dan Tegangan muka
pada sampel Sari Alpukat ....................................................... 13
Gambar 4.2.5.1. Grafik Hubungan antara Jumlah tetesan dan Tegangan muka pada
sampel Sari Mangga ............................................................... 14
Gambar 4.2.5.2. Grafik Hubungan antara Jumlah tetesan dan Tegangan muka pada
sampel Sari Jeruk .................................................................... 14
Gambar 4.2.5.3. Grafik Hubungan antara Jumlah tetesan dan Tegangan muka pada
sampel Sari Alpukat................................................................ 15
Gambar 4.2.6.1. Grafik Hubungan antara Volume tetesan dan Tegangan muka pada
sampel Sari Mangga ............................................................... 15
Gambar 4.2.6.2. Grafik Hubungan antara Volume tetesan dan Tegangan muka pada
sampel Sari Jeruk .................................................................... 16
Gambar 4.2.6.3. Grafik Hubungan antara Volume tetesan dan Tegangan muka pada
sampel Sari Alpukat................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian
Kekentalan dapat dianggap sebagai suatu gesekan antara lapisan zat
cair atau gas yang mengalir. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang. Maka sebelum lapisan molekul dapat melewati lapisan
molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu sehingga suatu lapisan zat
cair dapat meluncur diatas lapisan lainnya. Karena adanya gaya gesekan
antara lapisan zat cair, maka suatu zat akan bersifat menahan aliran. Besar
kecilnya gaya gesekan tersebut tergantung dari sifat zat cair yang dikenal
G
dengan nama kekentalan. Dirumuskan; A.dv
dy
Dengan: η = viskositas
G = gaya gesek
A = luas permukaan zat cair
dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak
dy
Jadi viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas
(dyne/cm3) yang diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1
cm/dt antara dua lapisan zat cair yang sejajar dan berjarak 1 cm.
Dalam satuan cgs, kekentalan sebesar 1 dyne dt cm-2 disebut 1 poise.
Untuk kekentalan yang kecil dapat digunakan centipoise (10-2 poise).
2. Suhu
Untuk gas, semakin besar suhu maka tekanan semakin besar.
Akibatnya jarak antar molekul makin kecil dan gesekan antar molekul
bertambah sehingga viskositas makin besar. Pada cairan, viskositas
meningkat dengan naiknya tekanan dan menurun bila suhu meningkat.
3. Tekanan
Dari percobaan rontgen dan dilanjutkan oleh loney dan Dr.Ichman
memperlihatkan bahwa untuk semua cairan, viskositas akan bertambah
bila tekanan naik.
Rumus: ηp = ηl + (1+αP)
dengan ηp =viskositas pada tekanan total P (kg/cm2)
ηl = viskositas pada tekanan total i (kg/cm2)
α = konstanta
4. Gaya gesek
Semakin besar gaya gesek antar lapisan maka viskositasnya semakin
besar.
f = 6ηπrv
dengan : f = frictional resistance
η = viskositas
r = jari-jari bola
v = kecepatanyaitujarak yang ditempuh per satuanwaktu
BAB III
METODA PRAKTIKUM
III.3.Variabel Operasi
- Jus jeruk (10%V, 20%V, 30%V, 40%V) basis 100ml
- Sari Jeruk (40, 50, 60, 70 oC) basis 100ml
III.4. Cara Kerja
1. Tentukan densitas zat cair dengan menggunakan picnometer.
2. Tentukan batas atas ”s1” dan batas bawah ”s2” pada viskosimeter
ostwald.
3. Isi viskosimeter ostwald dengan menggunakan 15 ml cairan
pembanding (air).
4. Hisap air (melalui selang karet) sampai permukaan cairan lebih tinggi
dari batas atas ”s1” yang telah ditentukan. Kemudian biarkan cairan
mengalir secara bebas.
5. Hidupkan stopwatch pada saat cairan tepat berada di garis batas atas
”s1” danmatikan stopwatch saat cairan tepat berada pada garis batas
bawah ”s2”.
6. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir dari batas atas
”s1” ke batas bawah ”s2”.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk zat cair yang akan dicari viskositasnya.
.t .
X X
8. Tentukan harga viskositas dengan rumus X
.t a a
a
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Hubungan antara % volume dengan viskositas
8.8
Viskositas (10-4 poise) 8.6 y = 0.169x + 7.84 8.57
8.4
8.31
8.2
8.08 8.09 Viskositas
8
jus jeruk
7.8
7.6
10 20 30 40
% Volume
Grafik 4.2.1 : Hubungan antara
viskositas dan % volume
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. dari hasil percobaan dapat diketahui densitas air 0,995 gr/cm3. Pada
sample molto pada variabel 10% adalah 8,08 x 10-4 poise, variabel 20% =
8,09 x 10-4 poise, 30% = 8,31 x 10-4 poise, 40 % = 8,57 x 10-4. Sedangkan
viskositas gula pada suhu 40’c = 8,63 x 10-4 poise, suhu 50’c = 8,41 x 10-4
poise, suhu 60’c = 7,94 x 10-4 poise dan suhu 70’c = 7,26 x 10-4 poise
2. Hubungan antara % volume dengan viskositas adalah semakin besar %
volume maka viskositas semakin besar pula.
3. hubungan antara suhu dengan viskositas adalah semakin besar suhu maka
viskositas akan semakin kecil karena larutan mengalami pemuaian.
V.2. Saran
1. Pastikan sample tercampur dengan homogen
2. Teliti dalam mengamati pergerakan dari batas S1 ke S2
3. Pastikan sample terhindar dari pengotor
4. Melebihkan 1-2’ C ketika pemanasan sampel
5. Teliti dalam menimbang
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERHITUNGAN
ρaquadest = 0.995 gr/ml
1.Viskositas
t air = 3,8 sekon
η air = 0.0007974 Poise
air = 0.995 gr/ml
a. Jus jeruk
ρ(x).t(x)
10% η(x) = . ηa
ρ a. t a
0,983 . 3,9
. 0.0007974 = 8,08 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
ρ(x).t(x)
20% η(x) = . ηa
ρ a. t a
0,984 . 3,9
. 0.0007974 = 8,09 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
ρ(x).t(x)
30% η(x) = . ηa
ρ a. t a
0,986 . 4
. 0.0007974 = 8,31 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
ρ(x).t(x)
40% η(x) = . ηa
ρ a. t a
0,992 . 4,1
. 0.0007974 = 8,57 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
b. Larutan Gula
ρ(x).t(x)
40 oC η(x) = . ηa
ρ a. t a
1.024 . 4
. 0.0007974 = 8,63 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
ρ(x).t(x)
50 oC η(x) = . ηa
ρ a. t a
1.023 . 3,9
. 0.0007974 = 8,41 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
ρ(x).t(x)
60 oC η(x) = . ηa
ρ a. t a
1.018 . 3,7
. 0.0007974 = 7,94 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
ρ(x).t(x)
60 oC η(x) = . ηa
ρ a. t a
1.013 . 3,4
. 0.0007974 = 7,26 x 10-4 Poise
0.995 . 3,8
INTISARI
Tegangan muka didefinisikan sebagai gaya yang bekerja sepanjang
permukaan cairan dengan sudut yang tegak lurus pada garis yang panjangnya 1
cm yang mengarah kedalam cairan. Metode penentuan tegangan muka ada 4,
yaitu metode pipa kapiler, metode tetes, metode tetes dan metode tekanan
maksimum gelembung. Faktor – faktor yang mempengaruhi tegangan muka
adalah densitas, konsentrasi, suhu dan viskositas. Tujuan praktikum yaitu
menentukan nilai tegangan muka berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler dan
metode tetes, menentukan pengaruh densitas terhadap tinggi, jumlah tetesan dan
volume tetap, mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, volume tetap tehadap
tegangan muka.
Pada praktikum yang kami lakukan , sampel yang di gunakan adalah
molto, dan larutan garam. Alat yang digunakan adalah pipa pipa kapiler, alat
metode tetes, picnometer, corong, beaker glass, neraca analitik, gelas ukur,
mistar dan erlen mayer. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan
tinggi pada pipa kapilan dengan menggunakan metode pipa kapiler. Kemudian
dengan menggunakan metode tetes kita bisa menentukan volume konstan dan
tetes konstan pada setiap sampel.
Hasil percobban yang kami temukan yaitu pada kenaikan pipa kapiler,
pada sampel molto tegangan muka didapat hubungan berbanding terbalik tidak
sesuai dengan teori karena adanya impuritas. Kemudian pada metode tetes
volume konstan didapat hasil berbanding lurus karena molto merupakan
surfaktan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan muka. Dan pada metode
tetes tetesan konstan didapat hubungan berbanding terbalik karena molto
merupakan surfaktan. Adapun pada saat praktikum pastikan sampel tercampur
dengan homogen.
SUMMARY
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian
Molekul-molekul yang terletak didalam cairan dikelilingi oleh
molekul-molekul lain sehingga mempunyai resultan gaya sama dengan nol.
Sedangkan untuk molekul yang berada di permukaan cairan, gaya tarik ke
bawah tidak diimbangi oleh gaya tarik ke atas. Akibat dari gaya tarik ke
bawah ini, maka bila keadaan memungkinkan cairan akan cenderung
mempunyai luas permukaan yang sekecil-kecilnya. Misalnya tetesan cairan
akan berbentuk bola, karena untuk suatu volume tertentu bentuk bola akan
mempunyai luas permukaan yang sekecil-kecilnya, maka ada tegangan pada
permukaan cairan yang disebut tegangan permukaan.
Sehingga tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya
yang bekerja sepanjang permukaan cairan dengan sudut yang tegak lurus
pada garis yang panjangnya 1 cm yang mengarah ke dalam cairan.
mg = 2πγr
dengan : m = massa zat cair
Harus diusahakan agar jatuhnya tetesan hanya disebabkan oleh
berat tetesannyasendiri dan bukan oleh sebab yang lain. Selain itu juga
digunakan metode pembanding dengan jumlah tetesan untuk volume (V)
tertentu
Berat satu tetesan = v. ρ/n
3. Metode Cincin
Dengan metode ini, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan
cepat dengan hanya menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan
nama tensiometer Duitog, yang berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada
salah satu lengan timbangan. Cincin ini dimasukan ke dalam cairan yang
akan diselidiki tegangan mukanya dengan menggunakan kawat. Lengan
lain dari timbangan diberi gaya sehingga cincin terangkat di permukaan
cairan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Keterangan:
1. Alat unuk metode tetes
2. Alat untuk metode pipa kapiler
Data yang diperlukan:
- Densitas - Jumlah tetesan
- Tinggi cairan - Volume tetesan
.n.
X
a
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus X
.n
a X
a
B. Tetes Konstan
1. Tentukan densitas zat cair dengan menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebagai cairan
pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selam percobaan,
biarkan air menetes sejumlah tetesan yang telah ditentukan (30
tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. lakukan langkah 1 s/d 4 untuk zat cair yang akan dicari tegangan
mukanya.
.
.v.X X
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus X
v a a
a
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.2 Pembahasan
IV.2.1. Hubungan antara %V vs Tegangan Muka
70 65.26
65 59.44 60.26
60
γ 55 50.85
50
y = -2.1205x + 69.555
45
40
0 2 4 6 8 10
%V
Grafik 4.2.1: Hubungan antara %V dengan
Tegangan Muka
IV.2.2. Hubungan antara %V dengan Jumlah Tetesan pada Metode Tetes dengan
Volume Konstan untuk Sampel Molto
.
.h.X X
X
h a a
a
IV.2.3. Hubungan antara %V dengan Volume Tetesan pada Metode Tetes dengan
Tetesan Konstan untuk Sampel Molto
2.5
2
2 1.6
1.4
1.5 1.2
V y = -0.052x + 2.2
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25
%V
Grafik 4.2.3: Hubungan antara %V dengan volume
30 tetes pada sampel molto
.
.v. X X
X
v a a
a
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan menggunakan pipa kapiler, seharusnya hubungan
antara % volume larutan garam dengan tegangan muka adalah berbanding
lurus. Namun, dari praktikum yang dilakukan didapat hubungan yang
berbanding terbalik. Hal ini disebabkan karena terdapat impuritas berupa
garam-garam lain seperti natrium stearat yang bersifat surfaktan.
2. Dari percobaan dengan metode tetes volume konstan didapat hasil bahwa
hubungan antara % volume dengan jumlah tetesan untuk sampel molto
adalah berbanding lurus karena molto merupakan surfaktan yang berfungsi
menurunkan tegangan muka.
3. Dari percobaan menggunakan metode tetes tetesan konstan didapat hasil
bahwa hubungan antara % volume tetesan adalah berbanding terbalik
karena molto merupakan surfaktan yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan muka.
V.2. Saran
1. Pastikan sample tercampur dengan homogen
2. Tepat dalam menghitung tetesan
3. Pastikan sample terhindar dari pengotor
4. Tepat dalam mengukur volume larutan
5. Teliti dalam menimbang
DAFTAR PUSTAKA
I. VARIABEL
Viskositas
1. Jus jeruk (10%V, 20%V, 30%V, 40%V) basis 100ml
2. Sari Jeruk (40, 50, 60, 70 oC) basis 100ml
Tegangan Muka
1. Molto (5%V, 10%V, 15%V, 20%V)
2. Garam ( 2, 4, 6, 8 gr)
Tegangan Muka
Metode Kenaikan pipa kapiler
1. Tentukan densitas zat cair dengan menggunakan picnometer.
2. Tuangkan 100 ml cairan pembanding (air) ke dalam beaker glass 100
ml.
3. Masukan pipa kapiler ke dalam beaker glass, biarkan beberapa saat
agaraquadestnaik ke pipa.
4. Setelah tinggi air konstan, tutup bagian atas dari pipa kapiler dengan
ibu jari.Angkat, kiemuduan ukur tingginya menggunakan mistar .
5. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 untuk zat cair y ang akan dicari tegangan
mukanya .
.
.h.X X
6. Hitung teganga mukanya dengan rumus: X
h a a
a
Metode Tetes
Volume Konstan
1. Tentukan densitas zat cair dengan menggunakan air sebagai cairan
pembanding.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebanyak 15 ml
sebagai cairan pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan,
biarkan air menetes sampai habis.
4. Hitung jumlah tetesan.
5. lakukan langkah 1 s/d 4 untuk zat cair yang akan dicari tegangan
mukanya.
.n.
X
a
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus X
.na X
a
Tetes Konstan
1. Tentukan densitas zat cair dengan menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebagai cairan
pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selam percobaan, biarkan
air menetes sejumlah tetesan yang telah ditentukan (30 tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. lakukan langkah 1 s/d 4 untuk zat cair yang akan dicari tegangan
mukanya.
.
.v. X X
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus X
v a a
a
Tegangan Muka
ρ air : 0.995 gr / ml ; h air : 2.2 cm ; n air : 105 tetes ; vair : 4 ml
Pipa Kapiler Volume konstan Tetes Konstan
Sampel ρ (gr/cm3)
h(x) cm γ nx γ Vx γ
Molto
0,986 1,3 41,66 229 32,32 2 32,25
5%
Molto
0,989 1,7 54,64 276 26,9 1,6 28,28
10%
Molto
0,990 1,9 61,13 296 25,11 1,4 24,77
15%
Molto
0,992 2,2 70,93 301 24,74 1,2 21,28
20%
Garam
1,004 2 65,26 128 58,89 2,4 43,07
2 gr
Garam
1,016 1.8 59,44 120 63,57 2,6 47,22
4 gr
Garam
1,030 1,8 60,26 119 64,98 2,8 51,55
6 gr
Garam
1,043 1,5 50,85 110 71,15 3 55,93
8 gr
LEMBAR PERHITUNGAN
Garam
ρ(x).h(x)
2 gr γ (x) = . γa
ρ a. h a
1.004 . 2.2
. 71,15= 65,26 dyne/cm
0.995 . 2.2
ρ(x).h(x)
4 gr γ (x) = . γa
ρ a. h a
1.016 . 2
. 71,15= 59,44 dyne/cm
0.995 . 2.2
ρ(x).h(x)
6 gr γ (x) = . γa
ρ a. h a
1.03 . 1,8
. 71,15= 60,26 dyne/cm
0.995 . 2.2
ρ(x).h(x)
8 gr γ (x) = . γa
ρ a. h a
1.043 . 1,5
. 71,15= 50,85 dyne/cm
0.995 . 2.2
Garam
ρ(x). n a
2 gr γ (x) = . γa
ρ a. n(x)
1,004 . 105
. 71,15 = 58,89 dyne/cm
0.995 . 128
ρ(x). n a
4 gr γ (x) = . γa
ρ a. n(x)
1,016 . 105
. 71,15 = 63,57 dyne/cm
0.995 . 120
ρ(x). n a
6 gr γ (x) = . γa
ρ a. n(x)
1,030 . 105
. 71,15 = 64,89 dyne/cm
0.995 . 119
ρ(x). n a
8 gr γ (x) = . γa
ρ a. n(x)
1,043 . 105
. 71,15 = 71,19 dyne/cm
0.995 . 110
Garam
ρ(x).v(x)
2 gr γ (x) = . γa
ρ a. v a
1,004 . 2,4
. 71,15 = 43,07 dyne/cm
0.995 . 4
ρ(x).v(x)
4 gr γ (x) = . γa
ρ a. v a
1,016 . 2,6
. 71,15 = 47,22 dyne/cm
0.995 . 4
ρ(x).v(x)
6 gr γ (x) = . γa
ρ a. v a
1,03 . 2,8
. 71,15 = 51,55 dyne/cm
0.995 . 4
ρ(x).v(x)
8 gr γ (x) = . γa
ρ a. v a
1,043 . 3
. 71,15 = 55,93 dyne/cm
0.995 . 4
Basis 100ml
Jus Jeruk (10%V, 20%V, 30%V, 40%V)
10
10 %V 100.100ml = 10 Jus jeruk + 90 ml aquadest
20
20 %V 100.100ml = 20 ml Jus jeruk + 80 ml aquadest
30
30%V 100.100ml = 30 ml Jus jeruk + 70 ml aquadest
40
40%V 100.100ml = 40 ml Jus jeruk + 60 ml aquadest
PRAKTIKUM KE :4
MATERI : Viskositas dan Tegangan Muka
HARI/TANGGAL : Kamis/14 Mei 2014
KELOMPOK : 5 / Rabu siang
NAMA : 1. Adrianus Atma A.
2. M. Taufik A.
3. Wikandi Diswandira
ASISTEN : Luthfi Choiruly
KUANTITAS REAGEN
1. Viskositas
Jus jeruk (10%V, 20%V, 30%V, 40%V)
Air Gula 10 gr (40oC, 50oC, 60oC, 70oC)
Basis 100ml
2. Tegangan Muka
Molto (5%V, 10%V, 15%V, 20%V)
Garam (2,4,6,8 gr)
TUGAS TAMBAHAN :
REFFERENSI
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini larutan yang dipakai adalah larutan sirup dengan konsentrasi
tertentu yaitu10%, 30%, 50%. Terdapat pula sampel 100% air murni (aquades)
yang digunakan sebagai pembanding. Sebelum dilakukan percobaan untuk
mengukur tegangan permukaan, harus ditentukanterlebih dahulu densitas dari
sampel yang dipakai dalam percobaan yaitu air dan sirup dengankonsentrasi 10%,
30% dan 50% dengan menggunakan piknometer. Saat menggunakan
piknometer,larutan yang ditentukan densitasnya harus dijaga agar suhunya tetap
20oC sebelum ditimbanganalitis, hal tersebut karena prinsip kerja dari piknometer
yaitu 10 mL larutan 20oC, suhu mempengaruhi volume larutan. Kemudian setelah
didapatkan berat analitis dari larutan, maka akandiperoleh densitas dengan rumus
v o l u m e massa
, untuk volume = 10 mL. Dari hasil perhitungan,densitas air, sirup 10%, 30%, dan
50% berturut-turut adalah 0,9811 g/cm3, 1,0088 g/cm3, 1,0969g/cm3, 1,1799
g/cm3. Hasil tersebut sesuai dengan teori dimana teori menyatakan semakin
banyak konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi pula densitasnya. Karena
konsentrasi sirup yangsemakin tinggi maka semakin banyak jumlah molekul
dalam larutan sehingga larutan akan semakinrapat (densitasnya
meningkat).Setelah densitas telah ditentukan, selanjutnya adalah membuat larutan
sirup konsentrasi 10%,30% dan 50%. Untuk menghitung banyaknya sirup yang
ditambahkan pada masing-masingkonsentrasi dengan volume total adalah 50 mL
karena larutan sirup yang akan dibuat untuk masing-masing konsentrasi adalah 5
mL untuk sirup konsentrasi 10%,15 mL untuk sirup konsentrasi 30% dan 25 mL
untuk sirup konsentrasi 50%. Kemudian dihomogenkan dengan akuades pada labu
takar 50 mL. Larutan yang telah dibuat dan juga akuadesmasing-masing dituang
ke gelas beker yang terpisah sebanyak 25 mL. Setelah itu dilakukan pengukuran
tegangan permukaan untuk masing-masing larutan maupun akuades.
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di
dalam fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu
akan mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama
perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya
bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut
akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran
akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul
terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Semakin kental zat cair maka viskositas akan
semakin besar. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu.
Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan
yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya
peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut
digolongkan compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible,
sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
Kemampumampatan fluida (Compressibility of fluids) adalah salah satu sifat
fluida, yaitu seberapa mudah volume dari suatu massa fluida dapat diubah apabila
terjadi perubahan tekanan, artinya seberapa mampu-mampatkah fluida tersebut.
Sebuah sifat yang biasa dipakai untuk mengetahui kemampu-mampatan fluida
adalah modulus borongan (bulk modulus),
Ev.Ev=dp/(dp/p)
Hasil nilai modulus yang besar menunjukan bahwa fluida relatif tidak mampu
mampat. Tidak mampu mampat artinya dibutuhkan perubahan tekanan yang besar
untuk menghasilkan perubahan volume yang kecil.
http://adangpriantologi-adangpriantologi.blogspot.com/2009/11/viskositas.html
Vt ≈
≈ e1/T
Maka;
Vt ≈
Oleh karena itu, dari data dan grafik diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan terminal dan temperatur
berbanding lurus dengan kecepatan terminal.
http://phucky.wordpress.com/2010/12/01/pengaruh-viskositas-air-dan-temperatur-
terhadap-kecepatan-tetesan-minyak/
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL