Pembimbing:
Dr. Isna Syauqiah, ST., MT.
Oleh:
MEI, 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Banjarbaru, 2018
Dosen Pembimbing,
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya pertolongan-
Nya dengan ridho, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Prarancangan Pabrik Resin Novolak Dari Fenol dan
Formaldehid dengan Katalis Asam Sulfat Kapasitas 19.000 Ton/Tahun”.
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah tugas akhir dan
sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi S-1 Teknik
Kimia Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Meilana Dharma Putra, Ph.D, selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik
Kimia Universitas Lambung Mangkurat.
2. Ibu Iryanti Fatyasari Nata, Ph.D, selaku Koordinator Tugas Akhir.
3. Ibu Dr. Isna Syauqiah selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
4. Seluruh dosen-dosen serta staf administrasi Program Studi Teknik Kimia.
5. Rekan-rekan seperjuangan dan berbagai pihak yang telah memberikan banyak
dukungan serta bantuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari akan keterbatasannya dalam menyelesaikan laporan ini,
sehingga mungkin masih ada kekurangan dan ketidak sempurnaan penyusunan.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis
v
INTISARI
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017 kebutuhan resin novolak di Indonesia
terus mengalami kenaikan. Data kenaikan impor kebutuhan resin novolak pada tahun 2017
mencapai 35,34% dari tahun 2016. Mengingat kebutuhan resin novolak merupakan resin yang
digunakan dalam industri cat, industri plastik, industri mobil, industri perekat dan lain lain,
diperkirakan konsumsi resin novolak akan terus meningkat sedangkan pabrik resin novolak di
Indonesia masih sangat sedikit. Perancangan pabrik novolak ini direncanakan akan didirikan pada
tahun 2023 dengan kapasitas 19.000 ton/tahun.
Pembuatan resin novolak menggunakan proses dua tahap. Pada proses tahap pertama, bahan
baku fenol dan formaldehid dengan perbandingan mol 1:0,8 direaksikan di dalam reaktor batch
berpengaduk pada suhu 95 °C selama 60 menit menggunakan katalis asam sulfat. Produk yang
keluar dari reaktor berupa resin novolak cair yang selanjutnya masuk ke pengolahan tahap kedua
yaitu pembentukan cross linking dengan agent heksametilentetramin. Resin novolak cair yang
telah jadi kemudian dikeringkan menjadi bentuk flake untuk selanjutnya dikemas dan dipasarkan.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Industri kimia merupakan salah satu industri yang mempunyai prospek dan
peluang investasi yang besar. Produk yang dihasilkan, diharapkan tidak hanya
dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri namun juga dapat diekspor untuk
menambah pendapatan negara. Resin novolak merupakan salah satu industri kimia
yang ketersediannya di Indonesia sendiri masih sedikit dan harus mengimpor dari
luar negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017 kebutuhan resin
novolak di Indonesia terus mengalami kenaikan. Data impor kebutuhan resin
novolak pada tahun 2017 mencapai 9.571.803 kg. Mengingat kebutuhan resin
novolak merupakan resin yang digunakan dalam industri cat, industri plastik,
industri mobil, industri perekat dan lain lain, diperkirakan konsumsi resin novolak
akan terus meningkat sedangkan pabrik resin novolak di Indonesia masih sangat
sedikit. Oleh sebab itu, pabrik resin novolak perlu didirikan di Indonesia dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan resin novolak dalam negeri.
2. Meningkatkan mutu di bidang ekonomi dan sosial, antara lain :
a. Membuka lapangan kerja baru sehingga dapat memberdayakan sumber
daya manusia khususnya bagi penduduk di sekitar wilayah indutri dan
penduduk Indonesia umumnya.
b. Menurangi pengeluaran devisa negara untuk impor resin novolak
1
1.2 Tinjauan Pustaka
Fenolik resin adalah resin yang terbentuk dari reaksi fenol serta formaldehida.
Fenolik resin tergolong dalam kelompok thermosetting resins yang berarti resin
yang tahan terhadap panas tinggi. Sampai saat ini ada dua jenis fenolik resin, yaitu
resin novolak dan resin resol. Resin novolak ialah resin yang terbentuk dari reaksi
antara fenol dan formaldehida dalam keadaan asam dengan jumlah fenol berlebih.
(Billmeyer, 1984).
1.2.2 Formaldehid
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai
paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan
Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun
1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reaksi oksidasi katalitik pada
metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan
yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan,
2
knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida
dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan
hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali
juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi
bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk
dagang 'formalin' atau 'formol'). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi
dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Formaldehid adalah zat yang beracun (Noyes, 1988). Namun, iritasi pada
mata, saluran pernapasan dan iritasi tidak akan terjadi apabila konsentrasi
formaldehid kurang dari 1 ppm. The Enviromental Protection Agency (EPA) telah
mengklasifikasikan formaldehid sebagai kemungkinan karsinogen manusia (grup
B), dibawah “Pedoman untuk Penilaian Risiko Karsinogen” (Hernandez, 1994).
Fasilitas yang membuat atau menggunakan formaldehid harus ketat dalam
mengawasi pekerjanya dari paparan formaldehid (Pilato, 2010).
1.2.3 Fenol
Kata fenol berasal dari Fenil Alkohol (Phenyl Alcohol). Selain itu, nama
fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang
berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air,
yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia
dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut
menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban
negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya (Clark, 2004).
Fenol adalah komponen aromatik yang mengandung satu atau lebih gugus
hidroksil yang membentuk cincin aromatik. Pada pembuatan resin fenol,
3
umumnya mono-hidroksibenzen, terutama fenol, digunakan sebagai komponen
penting. Selain alkilfenol (kresol dan silenol), resorsinol (di-hidroksibenzen) dan
bisfenol-A sering digunakan untuk produksi resin fenol. Dibandingkan dengan
alkohol alifatik, fenol adalah asam lemah. Oleh karena itu, fenol dapat dengan
mudah diekstrak dari larutan organik menggunakan larutan NaOH. Metode ini lah
yang digunakan dalam pengambilan fenol dan kresol dari tar batubara (Frank,
1968).
1.2.4 Heksametilentetramin
Heksametilentetramin atau biasa disebut sebagai hexamin banyak
digunakan dalam berbagai bidang antara lain bidang kedokteran sebagai bahan
baku antiseptik , industri resin sebagai curing agent, industri karet dan lain-lain (
Kent, 2012). Heksametilentetramin biasanya dicampur dengan novolak dasar
sebagai curing agent, menyediakan formaldehida yang cukup untuk melengkapi
reaksi (Pilato, 2010).
1.3 Pemilihan Kapasitas Produksi
Kebutuhan Resin Novolak di Indonesia mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Berikut ini adalah hasil estimasi kebutuhan Resin Novolak di Indonesia
beserta ekspor yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 :
4
Tabel 1.2 Data Produsen Resin Novolak di Indonesia
m1 + m2 + m3 = m4 + m5
m3 = (m4 + m5) – (m1 + m2)
dimana,
m1 = nilai impor 2023 (ton/tahun)
pabrik berdiri sehingga impor dihentikan, maka m1= 0
m2 = produksi pabrik dalam negeri (ton/tahun),
m3 = kapasitas pabrik yang akan didirikan pada tahun 2023 (ton/tahun)
m4 = nilai ekspor tahun 2023 (ton/tahun)
m5 = nilai konsumsi tahun 2023 (ton/tahun)
Perhitungan untuk menentukan kapasitas pabrik resin novolak yang akan
didirikan pada tahun 2023 adalah:
m1 = 0
5
M = P (1+i)n ...(1.1)
m5 = 9.571.803 ((20,76/100)+1)6
= 29.684.680,42 kg/tahun
= 29.684,68 ton/tahun
Tabel 1.3 Pabrik Resin Novolak yang Telah Beroperasi di Seluruh Dunia
(Freedonia, 2013)
6
Rumus Molekul : CH2O
Berat molekul : 30,03 g/mol
Kelarutan : >100 gram/100 mL H2O
Titik lebur : -15 °C
Titik didih : 98 oC
Densitas : 1,008- 1,104 g/cm3
Kemurnian : 37% CH2O
63% H2O
Fase :Cair
7
Densitas : 1,33 g/cm3
Kelarutan : 85,3 g/100 mL air
Kenampakan : Padatan kristal putih.
Kemurnian : 100% C6H12N4
Fase : Padat
8
BAB II
URAIAN PROSES
Jenis resin ini disebut dengan resol. Resol merupakan hasil reaksi antara
fenol dengan formaldehida pada suasana basa. Umumnya resol berwujud cair
yang larut dalam air ataupun dengan pelarut, namum resol juga dapat berupa
padatan. Perbandingan rasio molar untuk menghasilkan resol dapat bervariasi
antara 1:1 sampai dengan 1:4, dengan formadehida yang berlebih. Perbandingan
rasio molar ini akan mengakibatkan pengaruh pada struktur dan masa jenis dari
resin yang dihasilkan.
9
2.1.3 Seleksi Proses
Berdasarkan uraian-uraian proses yang digunakan dalam pengolahan resin
novolak tersebut diolah menjadi karakteristik antar keseluruhan jenis proses pada
Tabel 2.1.
Pemisahan
katalis Susah dipisahkan Mudah dipisahkan
Yield 96%
5%-10% lebih sedikit
(Pilato, 2010)
Produk yang
dihasilkan Novolak High Ortho Novolak
Atas beberapa pertimbangan di atas, maka dalam proses pembuatan resin novolak
ini digunakan katalis asam sulfat.
2.1.4 Kondisi Operasi
Reaktor : Batch dengan pengaduk
Temperatur reaksi : 95 oC
mol fenol:formaldehida : 1:0,8
Sifat reaksi : irreversible, eksotermis.
Katalis : Asam Sulfat
10
2.2 Uraian Proses
Pada perancangan pabrik resin novolak dari fenol dan formaldehid dengan
katalis asam sulfat. Proses pengolahan sampai produk akhir melewati beberapa
tahap, yaitu:
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap reaksi pembentukan resin novolak
3. Tahap penetralan produk
Tujuan dari penyiapan bahan baku adalah untuk mengkondisikan bahan baku
sehingga mencapai kondisi reaktor. Formaldehid dipanaskan hingga 50 °C dan
tetap dijaga untuk mecegah oksidasi formaldehid menjadi asam formik. Fenol dan
asam sulfat dipanaskan menggunakan heater hingga suhu 90 °C sebelum masuk
ke dalam reaktor.
H2SO4
nC6H5OH + CH2O (C7H6O)n + H2O ...(2.1)
11
3. Tahap Penetralan Resin Novolak
Produk hasil keluaran reaktor akan melalui tahap penetralan asam sulfat
dengan masuk ke dalam agitator crusher untuk ditambahkan dengan 2%
limestone dan 9% dry hexamethylenetetramine.
12
CH2O
CH2O CH2O
C6H5OH Novolak CH2O H2O
H2SO4 Novolak H2O C6H12N4
H2SO4 H2O H2SO4 CH2O
H2O H2SO4 Novolak
H2O H2O
MIXER
SEPARATOR
VAPORIZER
HOLDING
REACTOR
SEWER
DEHIDRATOR
TANK
C6H12N4
lime
H2O
C6H12N4
Novolak
CH2O
Novolak
Novolak SCREWED PUMP H2O
H2O
Novolak
H2O Novolak
CRUSHER
ROTARY DRYER FLAKER
AGITATOR
Novolak
Gambar 2.1 Diagram Alir Kualitatif Prarancangan Pabrik Resin Novolak dari Fenol dan Formaldehida dengan Katalis Asam Sulfat
Kapasitas 19.000 Ton/Tahun.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Billmeyer, F.W., Jr. 1984. Textbook of Polymer Science 3rd Ed. New York:
Wiley-Interscience.
Timmerhaus, Klaus D. and Max S. Peters. 1991. Plant Design and Economics for
Chemicals Engineers. New York: McGraw Hill.
14