LAPORAN AKHIR
Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir perancangan bejana tekan ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam kita hadiahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Mustafa Akbar S.T, M.T selaku dosen mata kuliah Perancangan
Bejana Tekan yang telah banyak memberi masukan, saran dan ide-ide
terkait perancangan bejana tekan.
2. Teman-teman telah bersedia meluangkan waktunya untuk bersama-sama
mengerjakan tugas kuliah perancangan bejana tekan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini untuk masa yang akan datang.
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................3
DAFTAR NOTASI .................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 6
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Rancangan yang Sudah Ada .............................................................. 3
2.2 Bagian-Bagian Bejana Tekan ........................................................................ 5
2.3 Standard yang digunakan pada Spherical Pressure Vessel............................ 8
2.4 Fabrikasi Pressure Vessel .............................................................................. 9
BAB III METODOLOGI
3.1 Flowchart Keseluruhan................................................................................ 12
3.2 Flowchart Shell............................................................................................ 13
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Perancangan ........................................................................................ 16
4.2 Dimensi Perhitungan Bejana Tekan / Design Calculation .......................... 16
4.3 Perhitungan Nozzle ..................................................................................... 18
4.4 Perhitungan Beban dan Tegangan pada Support ......................................... 19
BAB V DESAIN DAN ANALISA
5.1 Analisa ......................................................................................................... 28
5.2 Kesimpulan .................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR NOTASI
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat pesat pada masa
sekarang ini menuntut para pengguna jasa teknologi untuk berperan secara aktif
serta kritis terhadap perkembangan yang ada di depan mata. Perkembangan
tersebut membuat semua manusia tidak lepas dari produk atau hasil teknologi.
Manusia tidak akan bisa dipisahkan dari mesin dan peralatan untuk memperingan
kerja manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Bejana tekan (pressure vessel) merupakan salah satu mesin penunjang
dalam sebuah proses produksi. Bejana bertekanan difungsikan sebagai media
untuk memproses dan menyimpan material (minyak, air, dan fluida lainnya)
sehingga dapat digunakan untuk merubah kondisi fluida. Fluida yang telah
mengalami konversi akan dipakai untuk kebutuhan yang diinginkan.
Tekanan pada bagian dalam bejana biasanya lebih tinggi dari tekanan luar
atau tekanan udara bebas (atm). Pada rumah sakit misalnya, perlu dilakukan
penampungan fluida atau gas. Saat tekanan bagian dalam bejana meningkat
melebihi tekanan udara luar maka suhu bagian dalam fluida akan turun. Fluida
akan tetap berada pada fasa yang stabil yaitu fasa cair.
Perencanaan bejana tekan adalah perencanaan penerusan tekanan
diferensial dari bagian di dalam bejana sampai keluar bejana. Tingginya tekanan
dan temperatur mengakibatkan perencanaan bejana membutuhkan angka
keamanan yang sangat tinggi. Bejana bertekanan sangat sensitive terhadap
keadaan dari luar, dimana korosi, angin dan gempa adalah beberapa faktor yang
sangat berpengaruh dalam perencanaan, pembuatan dan pemasangan bejana tekan.
Dari uraian diatas maka penulis mencoba merancang bejana tekan dengan
berdasarkan pada standard yang ada (ASME BVC Section VIII) dan referensi
pendukung lainnya serta mencoba mensimulasikan tegangan yang ada pada bejana
tekan tersebut dengan software Ansyst sehingga diharapkan akan didapatkan jenis
bejana tekan yang aman dan optimal sesuai dengan standard.
6
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
3
4
a. Posisi Vertikal
Posisi vertikal yaitu posisi tegak lurus bejana tekan terhadap
sumbunya. Posisi ini banyak dipakai dalam instalasi anjungan minyak
lepas pantai, yang mempunyai tempat terbatas.
b. Posisi Horizontal
Bejana tekan posisi horizontal (Gambar 2.2) banyak digunakan di
ladang minyak didataran karena memiliki kapasitas produksi yang lebih
besar.
a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya terbuat dari
material baja, namun pada beberapa aplikasi bejana tekan dapat juga
menggunakan material lain. Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang
difabrikasi dengan metode dilas sehingga membentuk silinder atau bola.
6
b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan.Head
biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi head
dilakukan dengan cara melakukan forming pada plat material head sehingga
terbentuk head sesuai yang diinginkan, setelah itu head disambungkan ke
bagian shell dengan cara di las. Ketebalan head merupakan parameter utama
yang perlu diperhatikan agar bejana tekan dapat bekerja pada tekanan
oprasionalnya dengan aman. Forming pada head biasanya akan mengurangi
ketebalan dari ketebalan awal plat head. Oleh karena itu ketebalan head
setelah proses forming harus diperhatikan agar dapat menahan tekanan oprasi
yang telah ditentukan.Ada beberapa tipe bentuk head, diantaranya adalah
sebagai berikut :
c. Nozzle
Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana tekan yang pada
umumnya berbentuk tabung dan terbuat dari material baja yang diletakkan
pada bagian head dan shell dengan cara dilas. Nozzle memiliki ukuran yang
berpariasi mulai dari 2 inc hingga lebih dari 24 inc. Nozzle memiliki beberapa
macam kegunaan, misalnya sebagai bukaan bagi alat instrumentasi atau
sebagai akses keluar masuknya manusia untuk melakukan maintanance
(manhole).
7
d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan
bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban berat,
angin, dan gempa yang mungkin akan terjadi. Ada beberapa jenis support
yaitu :
1. Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal.
Bejana tekan pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle.
2. Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan silindris
vertikal maupun bejana tekan bola. Skirt dilas pada bejana tekan lalu
dipatenkan pada tanah yang telah diberi pondasi beton. Pada bejana tekan
vertikal skirt dilas pada bagial shell bejana tekan atau bisa juga pada
bagian buttom head bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt
dilas pada bagian tengah shell.
3. Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga bejana tekan
vertikal berukuran kecil yang dilas dibagian shell-nya. Rasio maksimum
antara panjang leg dengan diameter shell biasanya 2:1. Banyaknya jumlah
leg yang diperlukan tergantung dengan besarnya ukuran bejana tekan.
8
Secara garis besar fabrikasi Pressure Vessel dapat dibagi menjadi beberapa
tahap, antara lain :
• Preparation and Assembly
10
• Dimentional Inspection.
• Non Destructive Testing Report.
• Hydrostatic/pneumatic Test record.
• Name plate rubbing.
Data-data tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa vessel benar-benar
dibuat memenuhi syarat-syarat untuk keperluan pemakaian.
h. Proses Finishing
BAB III
METODOLOGI
12
13
13
14
14
15
15
BAB IV
PEMBAHASAN
V = 50 m3
P = 2 MPa
Fluid = Steam
T = 550 ºF
Nozzle = 5
Joint efficiency (E) = 1
Densitas Fluida
Fluid = steam
T = 550 ºF = 287,8 ºF
P = 2 MPa
Interpolation
/ 0,0002956 Lb/cm3
16
17
Interpolation
- Thickness of shells under internal pressure (UG-27, ASME sec VIII Drv.I)
( )( )
t= ( )( ) ( ( ))
- Thickness of shells under external pressure (UG-28, ASME sec VIII Drv.I)
A= (UG-28v (d) step.1)
A=
Pa =
Diketahui :
Nozzle materials = ASME SA 516 Gr.70
Design Pressure = 2 MPa = 290,075 Psi
Max Allowable Stress (S) for SA-516-70 = 19700 psi
CA = 0,1875 inch (UHX-20 1.3)
y = 0,6
Joint efficiency (E) = 0,85 (Tabel UW-12)
Perhitungan tebal nozzle I dan II
(UG-45)
( )
( )( )
( )( ) ( ( ))
( )( )
( )( ) ( ( ))
= 6,883 mm
Perhitungan tebal nozzle V
(UG-45)
( )
( )( )
( )( ) ( ( ))
19
( ) ( )
( ( ) ) ( ( ) )
mshell = ρmaterial.V
= (0,282 lb/in3)( )
= 22.536,63 lb = 10.222,44 kg
b) Perhitungan massa fluida
Diketahui : Vfluid = 3.049.965,17 in3
ρfluid = 0,0002956 lb/in3
mfluid = ρfluid x Vfluid
= 0,0002956 lb/in3 x 3.049.965,17 in3
= 901,57 lb = 408,94 kg
20
( ( ) )
( ( ) )
Nozzle V
Diketahui : Ro = 0,25 inch
Ri = 0,058 inch
L = 2,362 inch
( ) ( )
( ( ) )
( ( ) )
mnozzle = ρmaterial.Vnozzle
= 0,282 lb/in3 x 7,454 = 2,102 lb atau 0,953 kg
21
- Design condition :
1. Max. allowable pressure inside PV = 2 MPa
2. Vessel weight ( approx. dry ) = 22538,732 lb
3. Vessel weight ( approx. full ) = 23440,302 lb
- Dimension of vessel :
1. Vessel inner diameter = 4,5702 m
2. Height of vessel from ground ( approx.) = 1,75m (5,74 ft)
- Wind load calculation : ( Lampiran tabel -1* )
F = qz x Gf x CF x Af
qz = velocity pressure at height z above ground
F = force acting on pressure vessel
qz = 0,0156 x Kz x I x V2
Kz = from table 6-3 (1,03) ( modul building code for wind loads )
Maka :
qz = 0,0156 x 1,03 x 1,15 x (17,8816 m/s)2
= 5,9084 Pa
F = qz x Gf x Cf x Af
Af = ( 4. . Ro2 )
= 2 . Ro2
= 2 . (2,3049 m)2
= 33,379 m2
F = (5,9084 Pa) (1,15) (0,9) (33,38 m2) = 204,126 N
22
Lebar = b
Tebal = d = 0,1 b
Luas penampang :
A = 2 x bd + [(b – 2d) x d ]
= 0,2 b2 + ( 0,8 bd)
= 0,2 b2 + 0,8 x 0,1 b2
= 0,016 b2 (mm2)
Momen inersia :
I = 2 bd3/12 + [d(b – 2d)3]/12
= 1/12 x [(2 x 103 b4 ) + ( 0,1 b (0,8 b)3) ]
= 6,83 x 10-3 b4 (mm4)
23
Section modulus :
Z = I/Y = ( 6,83 x 10-3 b4 ) / (b/2)
= 0,01367 b3 (mm3)
Momen bending (M) :
M = 204,126 N x 1,75 m
= 357,22 Nm
= 357220,5 Nmm
Properties of material (SA 516 – 70 ) :
E = 200 GPa
Poisson’s ratio = 0,3
Yield stress yt = 335 N/mm2
Factor safety (fos) = 2
Sehingga ;
Actual allowable stress = 167,5 MPa
Support menerima beban aksial dan momen bending, sehingga untuk menentukan
dimensinya;
all =
( )
167,5 MPa =
167,5 MPa =
Diperoleh b = 203,5 mm
A = 0,016 x b2
= 0,016 x (203,5 mm)2
= 662,596 mm2
Leg berjumlah 10 buah sehingga untuk setiap leg :
A1 = = 66,26 mm2
24
b1 = √
= 64,35 mm
Sehingga diperoleh :
Description Symbol Value (mm)
Depth G 64,35
Width H 64,35
Thickness mean I 6,435
Web thickness J 6,435
( )( ) ( )( )
( ) ( )
= 1,064 x 10-5 m4
C = W / 2 + weld = 0,127 m / 2 + 0,0127 m = 0,0762 m
Stress = (aman)
BAB V
5.1 Analisa
28
29
a. Total Deformation
Dari gambar kita lihat bahwa total deformation terbesar (10,788 mm)
terjadi pada ujung nozzle. Hal ini disebabkan karena suhu merambat dari fluid ke
shell diteruskan ke segala arah dan berhenti di ujung nozzle, bisa dikatakan bahwa
bagian ini mendapat temperature yang paling tinggi. Karena mendapat
temperature yang paling tinggi maka deformasi terbesar terjadi pada bagian ini.
Sedangkan deformasi terkecil pada ujung bagian bawah support.
Deformasi yang dapat dilihat cukup jelas juga terjadi pada support, dimana
support melengkung menahan beban yang diterima dari shell.
32
Equivalent elastic strain adalah regangan yang terjadi pada vessel, pada
gambar diatas dapat kita lihat strain terbesar terjadi pada sambungan support
dengan shell sebesar 0,00711 mm dan yang terkecil pada ujung nozzle sebesar
mm.
a. Safety Factor
Safety factor adalah faktor keamanan yang digunakan untuk melihat atau
menilai seberapa aman benda/vessel tersebut untuk digunakan. Perlu diketahui
bahwa semakin besar safety factor maka semakin aman, dan dengan demikian
sebaliknya. Pada gambar dapat kita lihat bahwa bagian yang paling aman berada
pada support bagian bawah, juga pada shell bagian bawah dan atas, sedangkan
bagian yang berbahaya terdapat pada sambungan support dan shell seperti
gambar.
Hal ini disebabkan karena pada bagian inilah support menahan beban
vessel dan bagian ini merupakan sambungan las jadi rentan untuk gagal (Failure)
5.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.123dok.com/document/ozl07nlz-rancang-bangun-dengan-sistim-
mekanik-speed-bump-untuk-menghasilkan-daya-listrik-sebagai-tenaga-
pembuka-gerbang-pintu-tol-kota-medan.html