Anda di halaman 1dari 41

i

LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN BEJANA TEKAN


“SPHERICAL PRESSURE VESSEL”

Oleh:

Alfakhri Biranda 1507115570


April Yando 1507114724
Clinton Naibaho 1507117738
Suhardi Panjaitan 1507117561
Willy H Siregar 1507117825
Burhan Hafid 1307114576

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir perancangan bejana tekan ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam kita hadiahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Mustafa Akbar S.T, M.T selaku dosen mata kuliah Perancangan
Bejana Tekan yang telah banyak memberi masukan, saran dan ide-ide
terkait perancangan bejana tekan.
2. Teman-teman telah bersedia meluangkan waktunya untuk bersama-sama
mengerjakan tugas kuliah perancangan bejana tekan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, Juni 2018

Penulis

1
2

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................3
DAFTAR NOTASI .................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 6
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Rancangan yang Sudah Ada .............................................................. 3
2.2 Bagian-Bagian Bejana Tekan ........................................................................ 5
2.3 Standard yang digunakan pada Spherical Pressure Vessel............................ 8
2.4 Fabrikasi Pressure Vessel .............................................................................. 9
BAB III METODOLOGI
3.1 Flowchart Keseluruhan................................................................................ 12
3.2 Flowchart Shell............................................................................................ 13
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Perancangan ........................................................................................ 16
4.2 Dimensi Perhitungan Bejana Tekan / Design Calculation .......................... 16
4.3 Perhitungan Nozzle ..................................................................................... 18
4.4 Perhitungan Beban dan Tegangan pada Support ......................................... 19
BAB V DESAIN DAN ANALISA
5.1 Analisa ......................................................................................................... 28
5.2 Kesimpulan .................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bejana tekan vertikal ........................................................................... 4


Gambar 2.2 Bejana tekan horizontal ....................................................................... 4
Gambar 2. 3 Spherical Pressure Vessel .................................................................. 5
Gambar 2.4 Head .................................................................................................... 6
Gambar 2.5 Nozzle.................................................................................................. 7
Gambar 3.1 Flowchart Keseluruhan. .................................................................... 12
Gambar 3.2 Flowchart Shell. ................................................................................ 13
Gambar 3.3 Flowchart Nozzle. ............................................................................. 14
Gambar 3.4 Flowchart Saddle. .............................................................................. 15
Gambar 5. 1 Desain 2D Spherical Pressure Vessel............................................... 28
Gambar 5. 2 Desain 3D Spherical Pressure Vessel............................................... 28
Gambar 5. 3 Desain 3D Spherical Pressure Vessel............................................... 29
Gambar 5. 4 Keseluruhan Meshing Spherical Pressure Vessel ............................ 29
Gambar 5. 5 Meshing pada sambungan Nozzle dengan Shell ............................... 30
Gambar 5. 6 Meshing pada sambungan Support dan Shell ................................... 30
Gambar 5. 7 Total Deformation ............................................................................ 31
Gambar 5. 8 Equivalent (Von-Misses) Elastic Strain ........................................... 32
Gambar 5. 9 Equivalent (Von-Mises) Stress ......................................................... 32
Gambar 5. 10 Safety Factor .................................................................................. 33
Gambar 5. 11 Safety Factor Terkecil .................................................................... 33
4

DAFTAR NOTASI

m = massa beban (kg)


g = percepatan gravitasi bumi (m/s²)
= torsi (m)
k = konstanta kekakuan pegas (N/m)
n = putaran (rpm)
P = daya (watt)
R = jari-jari (m)
E = Elastisitas (MPa)
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat pesat pada masa
sekarang ini menuntut para pengguna jasa teknologi untuk berperan secara aktif
serta kritis terhadap perkembangan yang ada di depan mata. Perkembangan
tersebut membuat semua manusia tidak lepas dari produk atau hasil teknologi.
Manusia tidak akan bisa dipisahkan dari mesin dan peralatan untuk memperingan
kerja manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Bejana tekan (pressure vessel) merupakan salah satu mesin penunjang
dalam sebuah proses produksi. Bejana bertekanan difungsikan sebagai media
untuk memproses dan menyimpan material (minyak, air, dan fluida lainnya)
sehingga dapat digunakan untuk merubah kondisi fluida. Fluida yang telah
mengalami konversi akan dipakai untuk kebutuhan yang diinginkan.
Tekanan pada bagian dalam bejana biasanya lebih tinggi dari tekanan luar
atau tekanan udara bebas (atm). Pada rumah sakit misalnya, perlu dilakukan
penampungan fluida atau gas. Saat tekanan bagian dalam bejana meningkat
melebihi tekanan udara luar maka suhu bagian dalam fluida akan turun. Fluida
akan tetap berada pada fasa yang stabil yaitu fasa cair.
Perencanaan bejana tekan adalah perencanaan penerusan tekanan
diferensial dari bagian di dalam bejana sampai keluar bejana. Tingginya tekanan
dan temperatur mengakibatkan perencanaan bejana membutuhkan angka
keamanan yang sangat tinggi. Bejana bertekanan sangat sensitive terhadap
keadaan dari luar, dimana korosi, angin dan gempa adalah beberapa faktor yang
sangat berpengaruh dalam perencanaan, pembuatan dan pemasangan bejana tekan.
Dari uraian diatas maka penulis mencoba merancang bejana tekan dengan
berdasarkan pada standard yang ada (ASME BVC Section VIII) dan referensi
pendukung lainnya serta mencoba mensimulasikan tegangan yang ada pada bejana
tekan tersebut dengan software Ansyst sehingga diharapkan akan didapatkan jenis
bejana tekan yang aman dan optimal sesuai dengan standard.
6

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah:


1. Mengetahui, memahami serta mengaplikasikan rekayasa dan rancang
bangun bejana tekan (pressure vessel) sehingga dapat dioperasikan dengan
aman dan baik dengan menggunakan standard ASME dan referensi
pendukung lainnya. Perancangan ini meliputi perancangan head, nosel,
jenis support (penyangga) yang digunakan, beban-beban yang dialami
bejana, dan instrumen pendukung bejana yang lain.
2. Mengaplikasikan ilmu terkait perancangan bejana tekan yang didapat
dalam bangku perkuliahan

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari perancangan ini yaitu:

1. Untuk menambah wawasan keilmuan terutama dalam hal perancangan dan


pembuatan bejana tekan (pressure vessel).
2. Sebagai refrensi untuk perancangan bejana tekan (pressure vessel)
3. Memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Bejana Tekan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Rancangan yang Sudah Ada

Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan


suatu fluida bertekanan. Menurut Satrijo (2012) bejana tekan (pressure vessel)
merupakan suatu tempat atau wadah untuk menyimpan atau menampung suatu
fluida, baik berupa cairan ataupun gas. Bejana tekan sering digunakan sebagai
salah satu alat proses yang digunakan di suatu industri, khususnya pada industri
kimia, perminyakan, dan pembangkit listrik. Bejana tekan dirancang agar mampu
menampung atau menahan cairan atau gas yang memiliki temperatur maupun
tekanan yang berbeda dari keadaan lingkungan.Bejana tekan dirancang agar
mampu menampung atau menyimpan fluida cair maupun gas atau bahkan
keduanya yang memiliki tekanan dan temperatur yang berbeda-beda. Kegagalan
dalam perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat
merenggut korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya. Kegagalan
bejana tekan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai,
desain yang tidak benar, prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang
kurang.
Dalam perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin
tingkat keamanan bejana tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering
digunakan dalam perancangan adalah standar ASME Boiler and Pressure Vessel
Code yang diterbitkan oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME).
Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang digunakan
merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua factor
tersebut telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII berisi
tentang persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material bejana
tekan. Di antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi, inspeksi,
dan sertifikasinya (ASME, 2008).

Menurut posisinya bejana tekan dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

3
4

a. Posisi Vertikal
Posisi vertikal yaitu posisi tegak lurus bejana tekan terhadap
sumbunya. Posisi ini banyak dipakai dalam instalasi anjungan minyak
lepas pantai, yang mempunyai tempat terbatas.

Gambar 2.1 Bejana tekan vertical

b. Posisi Horizontal
Bejana tekan posisi horizontal (Gambar 2.2) banyak digunakan di
ladang minyak didataran karena memiliki kapasitas produksi yang lebih
besar.

Gambar 2.2 Bejana tekan horizontal


5

c. Spherical Pressure Vessel (Sphere)


Jenis bejana ini lebih disukai untuk penyimpanan cairan bertekanan
tinggi. Bentuk seperti bola adalah struktur yang sangat kuat. Distribusi
tekanan yang merata pada permukaan bola, baik secara internal maupun
eksternal, umumnya berarti tidak ada titik lemah. Akan tetatpi pressure
vessel jenis ini jauh lebih mahal disbanding jenis pressure vessel lainnya
Penyimpanan yang berbentuk bola membutuhkan peralatan
tambahan yang mirip dengan penyimpanan. Mengakses manholes,
ventilasi Tekanan/Vakum yang diatur untuk mencegah hilangnya ventilasi
dari perebusan dan kehilangan pernapasan dari perubahan temperatur
harian atau tekanan barometrik, tangga akses, titik pembumian, dll.

Gambar 2. 3 Spherical Pressure Vessel

2.2 Bagian-Bagian Bejana Tekan

Bejana tekan terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang


mendukung dalam menjalankan fungsinya. Dibawah ini merupakan bagian-bagian
dari bejana tekan:

a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya terbuat dari
material baja, namun pada beberapa aplikasi bejana tekan dapat juga
menggunakan material lain. Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang
difabrikasi dengan metode dilas sehingga membentuk silinder atau bola.
6

b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan.Head
biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi head
dilakukan dengan cara melakukan forming pada plat material head sehingga
terbentuk head sesuai yang diinginkan, setelah itu head disambungkan ke
bagian shell dengan cara di las. Ketebalan head merupakan parameter utama
yang perlu diperhatikan agar bejana tekan dapat bekerja pada tekanan
oprasionalnya dengan aman. Forming pada head biasanya akan mengurangi
ketebalan dari ketebalan awal plat head. Oleh karena itu ketebalan head
setelah proses forming harus diperhatikan agar dapat menahan tekanan oprasi
yang telah ditentukan.Ada beberapa tipe bentuk head, diantaranya adalah
sebagai berikut :

Gambar 2.4 Head

c. Nozzle
Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana tekan yang pada
umumnya berbentuk tabung dan terbuat dari material baja yang diletakkan
pada bagian head dan shell dengan cara dilas. Nozzle memiliki ukuran yang
berpariasi mulai dari 2 inc hingga lebih dari 24 inc. Nozzle memiliki beberapa
macam kegunaan, misalnya sebagai bukaan bagi alat instrumentasi atau
sebagai akses keluar masuknya manusia untuk melakukan maintanance
(manhole).
7

Gambar 2.5 Nozzle

d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan
bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban berat,
angin, dan gempa yang mungkin akan terjadi. Ada beberapa jenis support
yaitu :

1. Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal.
Bejana tekan pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle.
2. Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan silindris
vertikal maupun bejana tekan bola. Skirt dilas pada bejana tekan lalu
dipatenkan pada tanah yang telah diberi pondasi beton. Pada bejana tekan
vertikal skirt dilas pada bagial shell bejana tekan atau bisa juga pada
bagian buttom head bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt
dilas pada bagian tengah shell.
3. Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga bejana tekan
vertikal berukuran kecil yang dilas dibagian shell-nya. Rasio maksimum
antara panjang leg dengan diameter shell biasanya 2:1. Banyaknya jumlah
leg yang diperlukan tergantung dengan besarnya ukuran bejana tekan.
8

2.3 Standard yang digunakan pada Spherical Pressure Vessel

1. ARCHITECTURAL INSTITUTE OF JAPAN (AIJ)


Design recommendation for Storage tanks and their supports with
emphasis on seismic design
2. WELDING RESEARCH COUNCIL (WRC)
Bulletin Number 107-79, Local Stresses in Spherical and Cylindrical
Shells Due to External Loadings
3. AMERICAN PETROLEUM INSTITUTE (API)
• API Std 2510, design and Construction of Liquefied Petroleum Gas
Installations (LPG)
• API 2003, Protection Against Ignitions Arising out of Static, Lightning,
and Stray Currents
• API 2510, Design and Construction of Liquefied Petroleum Gas
Installations (LPG)
4. AMERICAN SOCIETY OF MECHANICAL ENGINEERS (ASME)
• ASME Boiler and Pressure Vessel Code, Section II, Material
Specifications
• ASME Boiler and Pressure Vessel Code, Section V, Nondestructive
Examination
• ASME Boiler and Pressure Vessel Code, Section VIII, Pressure Vessels
Division 1 and Division 2 – Alternative Rules
• ASME B1.20.1, Pipe Threads, General Purpose (Inch)
• ASME B16.5, Pipe Flanges and Flanged Fittings NPS 1/2 Through
NPS 24
• ASME B16.11, Forged Fittings, Socket-Welding and Threaded
• ASME B16.47, Large Diameter Steel Flanges NPS 26 Through NPS 60
5. AMERICAN INSTITUTE OF STEEL CONSTRUCTION (AISC)
• AISC, Manual of Steel Construction, Allowable Stress Design
6. NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION (NFPA)
9

• NFPA 11 – Standard for Low Expansion Foam and Combined Agent


Systems
• NFPA 15 – Standard for Water Spray Fixed Systems for Fire Protection
• NFPA 30 – Standard for Flammable and Combustible Liquids Code
• NFPA 780 – Standard for Standard for the Installation of Lightning
Protection
7. RUBBER MANUFACTURER’S ASSOCIATION (RMA)
• Technical Bulletin Nos. 1 & 2, Protective Linings
8. ASTM INTERNATIONAL (ASTM)
• ASTM A36/A36M, Carbon Structural Steel
• ASTM A283/A283M, Low and Intermediate Tensile Strength Carbon
Steel Plates
• ASTM A1008/A1008M, Steel, Sheet, Cold-Rolled, Carbon, Structural,
High-Strength Low-Alloy and High- Strength Low-Alloy with
Improved Formability
• ASTM A1011/A1011M, Steel, Sheet and Strip, Hot-Rolled, Carbon,
Structural, High-Strength Low-Alloy and High-Strength Low-Alloy
with Improved Formability
• ASTM B127, Nickel-Copper Alloy (UNS N04400) Plate, Sheet, and
Strip
• ASTM F467/F467M, Nonferrous Nuts for General Use
• ASTM F468/F468M, Nonferrous Bolts, Hex Cap Screws, and Studs for
General Use
9. UNDERWRITERS LABORATORIES (UL)
• UL, 142 – Steel Aboveground Tanks for Flammable and Combustible
Liquids

2.4 Fabrikasi Pressure Vessel

Secara garis besar fabrikasi Pressure Vessel dapat dibagi menjadi beberapa
tahap, antara lain :
• Preparation and Assembly
10

• Inspection for Test


• Finishing atau Painting
a. Material identification
 Fungsi Pressure Vessel
 Validasi spesifikasi dengan mill certificate/test report
Isi mill certificate : Jenis barang (pipa, plat, siku dll), dimensi, jumlah, berat,
Hydrostatic test, yield strength, tensile strength dll
 ASME BPVC Section II
b. Marking and Stamp
 Marking sesuai dengan cutting plan dan fabrication drawing
 ID marking untuk pressure part
 Allowance untuk mengantisipasi adanya welding shrinkage & over cut

Gambar 2. 6 Marking ang Stamp

c. Cutting and Edge Preparation


 Pemotongan pipa dan nozzle sesuai dengan desain
 Finishing ujung nozzle dan butt weld menggunakan machining dan grinding
 Untuk material stainless steel, cutting menggunakan plasma cutting
11

Gambar 2. 7 Cutting and Edge

d. Shell and Plate Rolling


Proses pembentukan shell spherical pressure vessel dengan rolling
e. Fit Up Nozzle
 Dimensional check dilakukan setelah marking lokasi daripada nozzle
 Check orientasi dari nozzle menurut design drawing
f. Welding
 Proses penyambungan antara lain nozzle ke shell, longitudinal dan circum
welding pada shell, head ke shell dan beberapa koneksi lain
 Tipe welding yang sering digunakan Shield Metal Arc Welding (SMAW),
Gas
g. Inspection and Test Plan
Bejana tekan baru, diperbolehkan beroperasi pada kondisi seperti
disyaratkan dalam design & konstruksinya setelah mendapatkan izin
penggunaan dari instansi yang berwewenang. Untuk mendapatkan izin
penggunaan, bejana tekan baru harus dilengkapi dengan laporan inspeksi dan
data-data yang lengkap yang meliputi :
a. Gambar Konstruksi (as build drawing),
b. Perhitungan design.
c. Data dari pabrik, meliputi :
• Form U-l ASME
• Material certification
• Welding procedure Specification, procedure Qualification Record dan
Welder Qualification.
12

• Dimentional Inspection.
• Non Destructive Testing Report.
• Hydrostatic/pneumatic Test record.
• Name plate rubbing.
Data-data tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa vessel benar-benar
dibuat memenuhi syarat-syarat untuk keperluan pemakaian.
h. Proses Finishing
BAB III
METODOLOGI

3.1 Flowchart Keseluruhan

Gambar 3.1 Flowchart Keseluruhan.

12
13

3.2 Flowchart Shell

Gambar 3.2 Flowchart Shell.

13
14

3.4 Flowchart Nozzle

Gambar 3.3 Flowchart Nozzle.

14
15

3.5 Flowchart Saddle

Gambar 3.4 Flowchart Saddle.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Perancangan

V = 50 m3
P = 2 MPa
Fluid = Steam
T = 550 ºF
Nozzle = 5
Joint efficiency (E) = 1
Densitas Fluida
Fluid = steam
T = 550 ºF = 287,8 ºF
P = 2 MPa
Interpolation

/ 0,0002956 Lb/cm3

4.2 Dimensi Perhitungan Bejana Tekan / Design Calculation

1. Shell and Head Design


 Shell materials = SA-516-70
 Max Allowable Stress (S) for SA-516-70
 Yield strength = 38 ksi

16
17

Interpolation

Joint efficiency : Double welded butt joints, spot radiography test


E = 0,85 (Tabel UW-12, ASME Sec VIII)

- Thickness of shells under internal pressure (UG-27, ASME sec VIII Drv.I)
( )( )
t= ( )( ) ( ( ))

- Thickness of shells under external pressure (UG-28, ASME sec VIII Drv.I)
A= (UG-28v (d) step.1)

Ro (outside radius) = 2,2851m + 0,0198

= 2,3049m atau 80,114 inch

A=

Menentukan Faktor B (Subpart 3, ASME Sec II Part D, Figure CS-2)


Interpolation

Selanjutnya Pa dicari menggunakan rumus :

Pa = (UG-28 (d) step.4)


18

Pa =

Jadi, Pa > Pd yaitu sebesar 102,098 > 14,7 (aman)

4.3 Perhitungan Nozzle

 2 Nozzle dengan D0 = 280 mm


 2 Nozzle dengan D0 = 250 mm
 1 Nozzle dengan D0 = 230 mm

Diketahui :
Nozzle materials = ASME SA 516 Gr.70
Design Pressure = 2 MPa = 290,075 Psi
Max Allowable Stress (S) for SA-516-70 = 19700 psi
CA = 0,1875 inch (UHX-20 1.3)
y = 0,6
Joint efficiency (E) = 0,85 (Tabel UW-12)
 Perhitungan tebal nozzle I dan II
(UG-45)
( )

( )( )
( )( ) ( ( ))

 Perhitungan tebal nozzle III dan IV


(UG-45)
( )

( )( )
( )( ) ( ( ))
= 6,883 mm
 Perhitungan tebal nozzle V
(UG-45)
( )

( )( )
( )( ) ( ( ))
19

Selanjutnya, tebal nozzle yang diperoleh di sesuaikan dengan nozzle schedule


table UG-45

 Nozzle I dan II (t = 0,281 inch = 7,137 mm)


 0,282 inch = 7,16 mm  Maka Di = 265,68
 Nozzle III dan IV (t = 0,271 inch = 6,883 mm)
 0,282 inch = 7,16 mm  Maka Di = 235,68
 Nozzle V (t=0,265 inch = 6,731 mm)
 0,282 inch = 7,16 mm  Maka Di = 215,68

Nozzle I,II,III,IV,V dengan panjang (L) = 150 mm = 5,905 inch

4.4 Perhitungan Beban dan Tegangan pada Support

a) Perhitungan massa bejana (shell)


Diketahui : Ro = 90,743 inch
Ri = 89,964 inch
ρ material = 0,282 lb/in3

( ) ( )

( ( ) ) ( ( ) )

mshell = ρmaterial.V
= (0,282 lb/in3)( )
= 22.536,63 lb = 10.222,44 kg
b) Perhitungan massa fluida
Diketahui : Vfluid = 3.049.965,17 in3
ρfluid = 0,0002956 lb/in3
mfluid = ρfluid x Vfluid
= 0,0002956 lb/in3 x 3.049.965,17 in3
= 901,57 lb = 408,94 kg
20

c) Perhitungan massa nozzle


 Nozzle I dan II
Diketahui : Ro = 0,75 inch
Ri = 0,5497 inch
L = 3,149 inch
( ) ( )
( ( ) ) ( ( ) )

 Nozzle III dan IV


Diketahui : Ro = 0,375 inch
Ri = 0,1811 inch
L = 2,755 inch
( ) ( )

( ( ) )
( ( ) )

 Nozzle V
Diketahui : Ro = 0,25 inch
Ri = 0,058 inch
L = 2,362 inch
( ) ( )
( ( ) )
( ( ) )

Jadi, Volume total nozzle = 2( ) + 2( )+


= 7,454

mnozzle = ρmaterial.Vnozzle
= 0,282 lb/in3 x 7,454 = 2,102 lb atau 0,953 kg
21

Massa Total Bejana


Mtotal = mshell + mfluid + mnozzle
= 22.536,63 lb + 901,57 lb + 2,102 lb
= 23.440,302 lb atau 10.632,342 kg

Wind load calculation:


Arah dari gaya angin tidak dketahui, karena bisa dating dari arah manapun.
Jadi arah angin yang tidak tentu ( dari mana saja ) dipertimbangkan.

- Design condition :
1. Max. allowable pressure inside PV = 2 MPa
2. Vessel weight ( approx. dry ) = 22538,732 lb
3. Vessel weight ( approx. full ) = 23440,302 lb
- Dimension of vessel :
1. Vessel inner diameter = 4,5702 m
2. Height of vessel from ground ( approx.) = 1,75m (5,74 ft)
- Wind load calculation : ( Lampiran tabel -1* )
F = qz x Gf x CF x Af
qz = velocity pressure at height z above ground
F = force acting on pressure vessel
qz = 0,0156 x Kz x I x V2
Kz = from table 6-3 (1,03) ( modul building code for wind loads )
Maka :
qz = 0,0156 x 1,03 x 1,15 x (17,8816 m/s)2
= 5,9084 Pa
F = qz x Gf x Cf x Af

Af = ( 4. . Ro2 )

= 2 . Ro2
= 2 . (2,3049 m)2
= 33,379 m2
F = (5,9084 Pa) (1,15) (0,9) (33,38 m2) = 204,126 N
22

4.5 Leg Support Design Calculation:

Leg support menggunakan material SA 516 Gr. 70 dengan penampang profil I


sebagai berikut:

Lebar = b
Tebal = d = 0,1 b

Luas penampang :
A = 2 x bd + [(b – 2d) x d ]
= 0,2 b2 + ( 0,8 bd)
= 0,2 b2 + 0,8 x 0,1 b2
= 0,016 b2 (mm2)

Momen inersia :
I = 2 bd3/12 + [d(b – 2d)3]/12
= 1/12 x [(2 x 103 b4 ) + ( 0,1 b (0,8 b)3) ]
= 6,83 x 10-3 b4 (mm4)
23

Section modulus :
Z = I/Y = ( 6,83 x 10-3 b4 ) / (b/2)
= 0,01367 b3 (mm3)
Momen bending (M) :
M = 204,126 N x 1,75 m
= 357,22 Nm
= 357220,5 Nmm
Properties of material (SA 516 – 70 ) :
E = 200 GPa
Poisson’s ratio = 0,3
Yield stress yt = 335 N/mm2
Factor safety (fos) = 2
Sehingga ;
Actual allowable stress = 167,5 MPa

Support menerima beban aksial dan momen bending, sehingga untuk menentukan
dimensinya;

all =

( )
167,5 MPa =

167,5 MPa =

Diperoleh b = 203,5 mm

A = 0,016 x b2
= 0,016 x (203,5 mm)2
= 662,596 mm2
Leg berjumlah 10 buah sehingga untuk setiap leg :

A1 = = 66,26 mm2
24

Ukuran “ b “ untuk masing – masing leg :


A1 = 0,016 x b12
66,26 mm2 = 0,016 x b12

b1 = √

= 64,35 mm
Sehingga diperoleh :
Description Symbol Value (mm)
Depth G 64,35
Width H 64,35
Thickness mean I 6,435
Web thickness J 6,435

Seismic load calculation (IS 1893 part A):


W : operating weight vessel : 10632,342 kg
B : effective height of vessel :1,75 m
D : mean shell diameter : 2,305 m
Seismic zone
Z : seismic zone factor : 0,16
I : importance factor : 1,15
R : response reduction factor : 5
Time period of vibration
25

Average response acceleration factor (Sa/g) = 2,5

Design of horizontal seismic coefficient (Ah)

( )( ) ( )( )

( ) ( )

Calculation base shear:

Portion of seismic force applied at the top of vessel (Ft) = 0


Note: Ft=0 if (H/D 3, T 0,7 sec)
Calculating seismic load and moment
Seismic load (F) =
Seismic moment at base (Mb)

Lifting lug design calculation:


Design condition:
26

Load, vessel weight empty : 10223,4 kg


W, width : 0,127 m
Thick, lug thickness : 0,0254 m
H, hole height : 0,1016 m
Dia, hole diameter : 0,0381 m
OR, outside radius : 0,0571 m
Weld, leg size : 0,0127 m
Material : SA 240 304
SA, allowed stress in tension : 111.7 MPa

Max. bending stress (SB) (UG-34(b))

Max.shear stress (SS) (IID Tbl 1A (d))

Max. weld stress (SSw) (UW-15)

Tensile stress (case 1):


A1 = thick x (OR – Dia/2) = 0,0254 x (0,0571 – 0,0381/2) = 9,66 x 10-4 m2
A = A1 x 2 = 1,93 x 10-3 m2

Stress = load / A = (aman)


27

Pin bearing stress (case 1 & 2):


Area = Dia x thick = 0,0381 x 0,0254 = 9,6774 x 10-4 m2

Stress = load / area = (aman)

Bending stress (case 2):


Moment = load x H = (10223,4 kg) (10 m/s2) (0,1016 m) = 10386,97 Nm
I = thick x W3 / 12 = 0,0254 m x (0,127 m)3 / 12 = 4,34 x 10-6 m4
C = W / 2 = 0,127 m / 2 = 0,064 m
( )( )
Stress = M.C / I = (aman)

Shear stress (case 1):


Area = W x thick = 0,127 m x 0,0254 m = 3,228 x 10-3 m2

Stress = Load / area = (aman)

Weld stress (case 1):


Circ = W x 2 + thick x 2 + weld x 4 = 0,127m x 2 + 0,0254m x 2 + 0,0127m x 4
= 0,35 m
Area = circ x weld = 0,35 m x 0,0127 m
= 4,516 x 10-3 m2

Stress = load / area = (aman)

Weld stress (case 2):


Moment = load x H = 10223,4 kg x 10 m/s2 x 0,1016 m = 10386,97 Nm
I = (thick + 2 x weld) x (W+ weld x 2)3 / 12 – I2
( )
= {( ) }

= 1,064 x 10-5 m4
C = W / 2 + weld = 0,127 m / 2 + 0,0127 m = 0,0762 m

Stress = (aman)
BAB V

DESAIN DAN ANALISA

5.1 Analisa

Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka data hasil perancangan


diinput ke software untuk membuat model 2D dan 3D sesuai dengan standar
ASME BPV.

Gambar 5. 1 Desain 2D Spherical Pressure Vessel

Gambar 5. 2 Desain 3D Spherical Pressure Vessel

28
29

Gambar 5. 3 Desain 3D Spherical Pressure Vessel

Setelah geometry atau gambar 3D dibuat maka dianalisa menggunakan


software ANSYS 16.0. Pada tahapan ini dilakukan pengaturan awal terhadap
geometri yang akan dianalisis, pengaturan tersebut antara lain, pemilihan bentuk
elemen, pengaturan ukuran elemen, pengaturan kontak antar komponen pada
geometri, dan pemberian data material pada model yang akan dianalisis. Pada
gambar dibawah merupakan hasil dari proses meshing antar setiap sambungan
diperhalus sedemikian rupa sehingga hasil dari analisa pun akan semakin akurat
dan tepat.

Gambar 5. 4 Keseluruhan Meshing Spherical Pressure Vessel


30

Gambar 5. 5 Meshing pada sambungan Nozzle dengan Shell

Gambar 5. 6 Meshing pada sambungan Support dan Shell

Setelah dilakukan proses Meshing maka dilakukan simulasi dengan


memasukkan parameter-parameter yang diketahui seperti internal pressure,
thermal condition, fix support dll. Setelah dimasukkan parameter-parameter
tersebut maka dilakukan simulasi, maka didapat hasil sebagai berikut:
31

a. Total Deformation

Gambar 5. 7 Total Deformation

Dari gambar kita lihat bahwa total deformation terbesar (10,788 mm)
terjadi pada ujung nozzle. Hal ini disebabkan karena suhu merambat dari fluid ke
shell diteruskan ke segala arah dan berhenti di ujung nozzle, bisa dikatakan bahwa
bagian ini mendapat temperature yang paling tinggi. Karena mendapat
temperature yang paling tinggi maka deformasi terbesar terjadi pada bagian ini.
Sedangkan deformasi terkecil pada ujung bagian bawah support.

Deformasi yang dapat dilihat cukup jelas juga terjadi pada support, dimana
support melengkung menahan beban yang diterima dari shell.
32

b. Equivalent (Von-Misses) Elastic Strain

Gambar 5. 8 Equivalent (Von-Misses) Elastic Strain

Equivalent elastic strain adalah regangan yang terjadi pada vessel, pada
gambar diatas dapat kita lihat strain terbesar terjadi pada sambungan support
dengan shell sebesar 0,00711 mm dan yang terkecil pada ujung nozzle sebesar
mm.

a. Equivalent (Von-Mises) Stress

Gambar 5. 9 Equivalent (Von-Mises) Stress


33

Equivalent (Von-Mises) Stress adalah regangan yang terjadi pada vessel,


dapat kita lihat pada gambar, stress terbesar terjadi pada sambungan support dan
shell sebesar 1389,5 MPa dan yang terkecil pada ujung nozzle.

a. Safety Factor

Gambar 5. 10 Safety Factor

Safety factor adalah faktor keamanan yang digunakan untuk melihat atau
menilai seberapa aman benda/vessel tersebut untuk digunakan. Perlu diketahui
bahwa semakin besar safety factor maka semakin aman, dan dengan demikian
sebaliknya. Pada gambar dapat kita lihat bahwa bagian yang paling aman berada
pada support bagian bawah, juga pada shell bagian bawah dan atas, sedangkan
bagian yang berbahaya terdapat pada sambungan support dan shell seperti
gambar.

Gambar 5. 11 Safety Factor Terkecil


34

Hal ini disebabkan karena pada bagian inilah support menahan beban
vessel dan bagian ini merupakan sambungan las jadi rentan untuk gagal (Failure)

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan data yang didapat yaitu


memiliki volume , tekanan kerja 2 MPa, Fluida Steam, dan suhu kerja
287,8◦C maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Kontruksi bejana tekan


Diameter dalam = 4,57 m

Diameter luar = 4,6098 m

Tebal Shell = 0,0198 m

Tinggi total = 6,3202 m

Material = SA 516 Grade 70

Tekanan Desain = 2 MPa

2. Kegagalan terjadi karena perancangan yang kurang lengkap dimana tidak


dilengkapi dengan reinforcement.
3. Perhitungan menggunkan ANSYS yang tidak lengkap karena tegangan yang
terjadi hanya tegangan internal dan eksternal dimana beban-beban yang lain
diabaikan sehingga menghasilkan perhitungan yang berbeda
4. Bagian yang paling rentan terdapat pada sambungan support dan shell karena
pada bagian inilah terdapat sambungan las dan seluruh beban shell berada
pada bagian tersebut.
35

DAFTAR PUSTAKA

ASME Committe,2015,ASME Boiler Pressure Vessel Code, Section II Rule for


Contruction of Pressure Vessel, Part D , 2015 Edition, The American
Society of Mechanical Engineers Three

ASME Committe,2015,ASME Boiler Pressure Vessel Code, Section VIII Rule


for Contruction of Pressure Vessel, Division 1 , 2015 Edition, The
American Society of Mechanical Engineers Three

Asy’ari, Hasyim,dkk. 2013. Speedbumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah


Lingkungan dan Terbarukan. Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Elfi Yulia.,dkk. 2016. Polisi Tidur Piezoelektrik Sebagai Pembangkit Listrik


dengan Memanfaatkan Energi Mekanik Kendaraan Bermotor, Program
Studi Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung

Silalahi, Madi Harto. Akbar, Musthafa.2013. Perancangan Bejana Tekan


Horizontal Untuk Penyimpanan Uap Di Pabrik Kelapa Sawit Dengan
Kapasitas 80 ton/jam. Universitas Riau. Pekanbaru

https://id.123dok.com/document/ozl07nlz-rancang-bangun-dengan-sistim-
mekanik-speed-bump-untuk-menghasilkan-daya-listrik-sebagai-tenaga-
pembuka-gerbang-pintu-tol-kota-medan.html

Anda mungkin juga menyukai