Anda di halaman 1dari 22

SHELL AND TUBE DAN KONDENSER

HEAT EXCHANGER

OLEH:

Muhammad Rizki 1507117775


Clinton Naibaho 1507117738
Kenichi Okta 1507117810
Ricky Irawan 1507117830

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS RIAU
2019
Shell and Tube Heat Exchanger
Heat exchanger Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Alat ini terdiri
dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas)
pipa dengan diameter yang relative kecil. Gambar 1 menggambarkan unit tipikal yang dapat
ditemukan di pabrik petrokimia. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan
fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell.

Gambar 1. Shell and Tube Heat Exchanger (Brogan, 2011)


Tungku pemanas, ketel air, radiator mobil, atau AC semuanya bekerja berdasarkan
prinsip pertukaran panas termal antar cairan. Pertukaran panas terjadi antara dua cairan
dengan suhu yang berbeda-beda. Jika suatu fluida akan dipanaskan maka dibuat untuk
mengambil panas dari fluida yang lebih panas lainnya membuat fluida lainnya kehilangan
panasnya. Ketika cairan panas harus didinginkan itu dibuat untuk meneruskan panas ke cairan
lain yang dingin, secara efektif meningkatkan suhu cairan lain. Jadi di sini pertukaran panas
termal telah terjadi antara cairan dengan masing-masing kehilangan atau mendapatkan suhu.

Gambar 2. Heat Exchanger (Michaela, 2017)


Aliran cairan yang akan dipanaskan atau didinginkan dilewatkan di dalam tabung dan
mengalir melalui panjang tabung. Aliran cairan lainnya dengan temperatur awal yang
bervariasi adalah di dalam cangkang dan melewati di atas tabung. Dengan demikian
perpindahan panas terjadi antara cairan di dalam tabung dan cairan yang mengalir di luar
tabung.
1. Model series TDW
Penukar panas shell-and-tube kompak untuk pendinginan oli hidrolik dan cairan alternatif
tersebut, yang diterapkan sebagai pendingin pada sistem hidrolik.

Gambar 3. Model TDW (Funke)

2. Model series BCF


Jenis BCF - universal, area aplikasi yang luas, sering digunakan sebagai: pendingin oli,
pendingin air, atau pendingin cair lainnya

Gambar 4. Model BCF (Funke)

3. Model series CP
Tipe CP (menurut klasifikasi oleh TEMA - tipe BEW / AEW) - digunakan sebagai
pendingin oli atau pendingin oli ganda.
Gambar 5. Model CP (Funke)

Penentuan Aliran Fluida


Penentuan desain aliran fluida di dalam sebuah heat exchanger tergantung dari kebutuhan
tingkat keefektifan perpindahan panas yang diinginkan, penurunan tekanan yang diijinkan,
kecepatan aliran fluida minimum dan maksimum yang diperbolehkan, bentuk aliran fluida,
desain bentuk heat exchanger, tegangan termal yang diijinkan, perubahan temperatur yang
dibutuhkan, desain sistem perpipaan, serta berbagai pertimbangan yang lain. Sebelum lebih
jauh membahas jenis-jenis heat exchanger berdasarkan tipe aliran fluidanya, mari kita
pahami tentang adanya tipe aliran multipass pada sebuahheat exchanger.

Gambar 6. Ilustrasi Aliran Fluida Singlepass (Chemipul, 2015)


Gambar 7. Ilustrasi Aliran Multipass (Chemipul, 2015)

Fluida yang mengalir di dalam sebuah heat exchanger bisa berupa single-pass atau juga
multi-pass. Dikatakan single-pass yakni apabila fluida mengalir hanya satu kali di dalam heat
exchanger. Sedangkan dikatakan multi-pass apabila fluida mengalir lebih dari satu kali di
dalam sebuah heat exchanger. Dari konsep multi-pass tersebut, berikut adalah beberapa tipe
heat exchanger berdasarkan bentuk aliran fluida:
Fluida-fluida yang mengalir pada heat exchanger tipe ini berada saling sejajar, akan tetapi
memiliki arah yang saling berlawanan. Desain ini menghasilkan efisiensi perpindahan panas
yang paling baik diantara jenis heat exchanger yang lain. Hal ini disebabkan karena fluida
dingin yang masuk ke dalam exchanger akan bertemu dangan fluida sumber panas yang akan
keluar dari exchanger, dimana fluida ini sudah mengalami penurunan panas. Begitu pula pada
sisi outlet fluida yang dipanaskan, ia akan dipanaskan oleh fluida sumber panas yang baru saja
masuk ke exchanger tersebut.

Gambar 8. Skema Counter Flow Heat Exchanger (Chemipul, 2015)


Kurva Perubahan Temperatur 2 Fluida Pada Counter Flow Heat Exchanger
C = Laju kapasitas panas fluida
T = Temperatur
Subscribe “h” dan “c” = masing-masing untuk fluida panas dan dingin
Subscribe “i” dan “o” = masing-masing untuk sisi inlet dan outlet

Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai berikut:
1. Tube
Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak digunakan pada
heat exchanger tipe ini. Desain rangkaian pipa tube dapat bermacam-macam sesuai dengan
fluida kerja yang dihadapi
2. Shell
Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang mengalir di
dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan penampang melingkar.

Berdasarkan standar “Tubular Exchanger Manufactures Association” (TEMA) terdapat 3


(tiga) macam kelas alat penukar kalor :
• Kelas R, untuk peralatan yang bekerja dengan kondisi berat. Biasa digunakan di
industri minyak.
• Kelas C, dibuat untuk penggunaan secara umum. Didasarkan pada segi ekonomis dan
ukuran kecil, digunakan untuk proses proses umum industri.
• Kelas B, untuk pelayanan proses kimia
Standar TEMA juga mengklasifikasikan alat penukar kalor menurut tipe “stasionary
head”, “shell” dan “ rear head” kedalam tiga kode huruf, yaitu :
• Huruf pertama : A, B, C, N dan D Menunjukkan tipe ujung muka
• Huruf kedua : E, F, G, H, J, K dan X Menunjukkan tipe shell
• Huruf ketiga : L, M, D, U, P, S, T dan W Menunjukkan tipe ujung belakang
Gambar 9. TEMA designations for shell and tube Heat Exchanger (3D-Labs.com)

• Tipe E adalah yang paling banyak digunakan karena desainnya yang sederhana serta
harga yang relatif murah.
• Shell tipe F memiliki nilai efisiensi perpindahan panas yang lbih tinggi dari tipe E,
karena shell tipe didesain untuk memiliki dua aliran (aliran U).
• Aliran sisi shell yang dipecah seperti pada tipe G, H, dan J, digunakan pada kondisi-
kondisi khusus seperti pada kondenser dan boiler thermosiphon.
• Shell tipe K digunakan pada pemanas kolam air.
• Sedangkan shell tipe X biasa digunakan untuk proses penurunan tekanan uap

3. Nozzle
Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger, entah itu sisi shell ataupun sisi tube,
dibutuhkan sebuah komponen agar fluida kerja dapat didistribusikan merata di semua titik.
4. Front-End dan Rear-End Head
Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuk dan keluar dari fluida sisi pipa tubing. Selain
itu bagian ini juga berfungsi untuk menghadapi adanya efek pemuaian.
5. Buffle
Ada dua jenis buffle yang ada pada heat exchanger tipe shell & tube, yakni tipe
longitudinal dan transversal. Keduanya berfungsi sebagai pengatur arah aliran fluida sisi shell.
Baffle dipasang pada sisi cangkang untuk memberikan laju perpindahan panas yang lebih
tinggi karena turbulensi yang meningkat dan untuk mendukung tabung sehingga mengurangi
kemungkinan kerusakan akibat getaran. Ada sejumlah jenis penyekat yang berbeda, yang
mendukung tabung dan mendorong aliran melintasi tabung. Gambar 5 menunjukkan
pengaturan baffle berikut:
-Segmen Tunggal (ini adalah yang paling umum),
-Double Segmental (ini digunakan untuk mendapatkan kecepatan sisi shell yang lebih rendah
dan penurunan tekanan),
-Disc dan Donat

Gambar 10. Buffle (Brogan, 2011)


6. Tubesheet
Pipa-pipa tubing yang melintang longitudinal membutuhkan penyangga agar posisinya
bisa stabil.
Keuntungan double pipe heat exchanger:

1. Tipe yang paling sederhana dari heat exchanger.

2. Mudah dalam perakitan.

3. Relatif lebih murah/cm2

Kerugian double pipe heat exchanger:

1. Kebocoran sangat umum terjadi.

2. Efisiensi perpindahan panas relatif rendah.

3. Membutuhkan ruang yang besar.

4. Luas permukaan perpindahan panas kecil.

PERKEMBANGAN TERKINI SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER


Kondensor dan Prinsip Kerjanya

Kondensor dan prinsip kerjanya- Dalam dunia industri, terdapat berbagai macam peralatan
dengan fungsinya masing-masing, tidak terkecuali industri migas, entah itu peralatan utama
maupun peralatan pendukung. Peralatan tersebut digunakan sesuai fungsinya masing-masing
dengan tujuan tertentu, Kali ini kita akan sedikit membahas tentang suatu alat yang disebut
dengan kondensor, alat ini sering ditemui pada suatu industri yang bergerak dibidang energi
maupun kimia, misalnya saja unit pengolahan migas, pembangkit listrik, industri petrokimia
dan sebagainya.

Kondensor

Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan untuk mengubah
uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat penukar kalor (panas) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Dalam penggunaanya kondensor diletakkan
diluar ruangan yang sedang didinginkan supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat
dibuang keluar sehingga tidak mengganggu proses pendinginan.

Prinsip Kerja Kondensor

Prinsip kerja kondensor tergantung dari jenis kondensor tersebut, secara umum terdapat dua
jenis kondensor yaitu surface condenser dan direct contact condenser. Berikut klasifiksi kedua
jenis kondesor tersebut:

1. Surface Condenser
Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan cara mengalirkan uap
kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut akan memenuhi permukaan luar
pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side),
maka akan terjadi kontak antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan
bersinggungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari uap tersebut,
sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface condenser terdiri dari
dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya:

1. Type Horizontal Condenser

Pada type kondesor ini, air pendingin masuk melalui bagian bawah, kemudian masuk
kedalam pipa (tube) dan akan keluar pada bagian atas, sedangkap uap akan masuk
pada bagian tengah kondensor dan akan keluar sebgai kondensat pada bagian bawah.

2. Type Vertical condenser

Pada jenis kondensor ini, tempat masuknya air pendingin melalui bagian bawah dan
akan mengalir di dalam pipa selanjutnya akan keluar pada bagian atas kondensor,
sedangkan steam akan masuk pada bagian atas dan air kondesat akan keluar pada
bagian bawah.
2. Direct Contact Condenser

Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan cara
mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari kondensor ini disebut spray
condenser, pada alat ini proses pencampuran dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin
ke arah uap. Sehingga steam akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan
akan mengalami kontak temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur
dengan air pendingin yang mendekati fase saturated (basah).

Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja pertukaran panas yang
berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi yang panas akan mengalir melalui
pipa sedangkan minyak mentah (dingin) akan mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi
yang mengalir di dalam pipa merupakan hasil yang telah diolah pada menara
destilasi sehingga memiliki temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan
untuk memanaskan miyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi.

Air Pendingin Kondensor

Air pendingin dalam kondensor sangat memiliki peranan penting dalam proses kondensasi
uap menjadi condensat water. Bahan baku air pendingin biasanya didapatkan dari danau dan
air laut (sea water, dalam proses pengambilannya biasanya digunakan alat sejenis jaring yang
berfungsi untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut kedalam
hisapan pompa yang tentunya dapat mengganggu kinerja kondensor bahkan kerusakan pada
peralatan.

Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor

Kondensor sangat rentan terhadap gangguan-gangguan yang dapat menghambat kinerjanya,


berikut masalah-masalah yang sering terjadi pada kondensor:

1. Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).

Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan menyelimuti
permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas antara uap dengan cooling
water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk
mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming
pump yang merupakan pompa vakum.

2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.

Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan yang mengotori tube-
tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan baku air pendingin. Seperti yang
kita ketahui tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air
tersebut mengandung endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-
tube kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju perpindahan panas pada
kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi penyebab
fouling pada kondensor. Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan
dengan cara:

 backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air pendingin dengan
tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam waterbox inlet yang menghalangi
proses perpindahan panas pada kondensor, proses ini dilakukan dengan cara
membalikkan arah aliran inlet dan outlet.
 Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan dengan bola
sebgai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya yaitu bola akan
dimasukkan pada inlet mengikuti aliran kondensor dan keluar pada waterbox outlet.

Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan
perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi
pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum.
Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air
kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas
terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.

Konstruksi Kondensor

Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single pass) atau dua lintasan
(double pass). Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin),
dipasang venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable gas pada sisi uap
dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.
Macam – Macam kondensor

1. Menurut Jenis Cooling Medium


Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling
mediumnya).
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan uap dari turbin uap dan
kembali kondensat(cairan yang sudah terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.

b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling mediumnya).


Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
a) Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan Pipa digunakan pada
kondensor berukuran kecil sampai besar. biasa digunakan untuk air
pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti terlihat pada gambar didalam kondensor.
Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin pengalir di
dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa,
sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi aliran air
yang melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.
Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar melalui
pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum yang dapat digunakan
sebanyak 12, semakin banyak jumlah saluran yang digunakan maka semakin besar
tahanan aliran air pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk
freon biasa terbuat dari pipa tembaga.
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias menggunakan pipa kuningan
datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri kondensor Tabung dan Pipa adalah :
· Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga ukurannya relatif lebih kecil dan
ringan.
· Pipa dapat dibuat dengan mudah.
· Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
· Pipa pendingin mudah dibersihkan.

b) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin dengan Freon
refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan
sebagainya.
Seperti gambar dibawah ini, Kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa pendingin
di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya
dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut mudah dibuat
dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa pendingin.
Disini, endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat
kimia (detergent).
Adapun cirri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai berikut :
· Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.
· Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam
pemasangannya.
· Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pembersihan dengan
menggunakan detergen

c) Tube and Tubes Condenser


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial dimana
refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang
melintang dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah
berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.
Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai refrigerant, pipa
dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar dibawah ini menunjukkan Kondensor
jenis pipa ganda, dalam bentuk koil. Pipa dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip.

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/detik. Sedangkan
perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air
pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan kalornya
relative besar.
Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut:
· Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
· Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air pendingin
yang berlawanan.
· Penggunaan air pendingin relative kecil.
· Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
· Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin dilaksanakan. Penggantian
pipanya pun juga sulit dilakukan.

c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai cooling mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor berpendingin udara,
menggunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara menjadi
kumparan kondensasi.
2. Menurut Jenis Desain
a. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung berakhir dan kembali pada
dirinya sendiri dengan sirip pendingin ditambahkan di antara tabung.

b. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih bepergian
refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe serpentine) sekarang dapat
melakukan perjalanan di berbagai bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih
besar untuk udara ambien dingin untuk kontak.

3. Berdasarkan Klasifikasi Umum


a. Surface Condenser
Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor
melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian
bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur
steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap
kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud
disini disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor
kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor.
Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan
menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali
bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada
perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap
air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara
didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari
kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan
vacuum di kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di
kondensor, dilakukan deaeration. De-
aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara
yang terlalut pada kondensat akan
menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan
rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara
dari sistem.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas
masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.

Kelebihan Kondensor horizontal adalah :


1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran kecil dan ringan
2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
4. Pipa pendingin mudah dibersihkan

b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.
Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b. Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya
langsung dengan air pendingin. Direct-
contact atau open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal power plant.
2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :

a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan
jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada
bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat
yang mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower. Sebagian dari kondensat
dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry-
(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust
turbin dan proses berulang.
b) Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang
sama dengan spray condenser kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum
dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric
Condenser, atau menggunakan diffuser seperti pada jet Condenser.

Anda mungkin juga menyukai