HEAT EXCHANGER
OLEH:
3. Model series CP
Tipe CP (menurut klasifikasi oleh TEMA - tipe BEW / AEW) - digunakan sebagai
pendingin oli atau pendingin oli ganda.
Gambar 5. Model CP (Funke)
Fluida yang mengalir di dalam sebuah heat exchanger bisa berupa single-pass atau juga
multi-pass. Dikatakan single-pass yakni apabila fluida mengalir hanya satu kali di dalam heat
exchanger. Sedangkan dikatakan multi-pass apabila fluida mengalir lebih dari satu kali di
dalam sebuah heat exchanger. Dari konsep multi-pass tersebut, berikut adalah beberapa tipe
heat exchanger berdasarkan bentuk aliran fluida:
Fluida-fluida yang mengalir pada heat exchanger tipe ini berada saling sejajar, akan tetapi
memiliki arah yang saling berlawanan. Desain ini menghasilkan efisiensi perpindahan panas
yang paling baik diantara jenis heat exchanger yang lain. Hal ini disebabkan karena fluida
dingin yang masuk ke dalam exchanger akan bertemu dangan fluida sumber panas yang akan
keluar dari exchanger, dimana fluida ini sudah mengalami penurunan panas. Begitu pula pada
sisi outlet fluida yang dipanaskan, ia akan dipanaskan oleh fluida sumber panas yang baru saja
masuk ke exchanger tersebut.
Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai berikut:
1. Tube
Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak digunakan pada
heat exchanger tipe ini. Desain rangkaian pipa tube dapat bermacam-macam sesuai dengan
fluida kerja yang dihadapi
2. Shell
Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang mengalir di
dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan penampang melingkar.
• Tipe E adalah yang paling banyak digunakan karena desainnya yang sederhana serta
harga yang relatif murah.
• Shell tipe F memiliki nilai efisiensi perpindahan panas yang lbih tinggi dari tipe E,
karena shell tipe didesain untuk memiliki dua aliran (aliran U).
• Aliran sisi shell yang dipecah seperti pada tipe G, H, dan J, digunakan pada kondisi-
kondisi khusus seperti pada kondenser dan boiler thermosiphon.
• Shell tipe K digunakan pada pemanas kolam air.
• Sedangkan shell tipe X biasa digunakan untuk proses penurunan tekanan uap
3. Nozzle
Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger, entah itu sisi shell ataupun sisi tube,
dibutuhkan sebuah komponen agar fluida kerja dapat didistribusikan merata di semua titik.
4. Front-End dan Rear-End Head
Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuk dan keluar dari fluida sisi pipa tubing. Selain
itu bagian ini juga berfungsi untuk menghadapi adanya efek pemuaian.
5. Buffle
Ada dua jenis buffle yang ada pada heat exchanger tipe shell & tube, yakni tipe
longitudinal dan transversal. Keduanya berfungsi sebagai pengatur arah aliran fluida sisi shell.
Baffle dipasang pada sisi cangkang untuk memberikan laju perpindahan panas yang lebih
tinggi karena turbulensi yang meningkat dan untuk mendukung tabung sehingga mengurangi
kemungkinan kerusakan akibat getaran. Ada sejumlah jenis penyekat yang berbeda, yang
mendukung tabung dan mendorong aliran melintasi tabung. Gambar 5 menunjukkan
pengaturan baffle berikut:
-Segmen Tunggal (ini adalah yang paling umum),
-Double Segmental (ini digunakan untuk mendapatkan kecepatan sisi shell yang lebih rendah
dan penurunan tekanan),
-Disc dan Donat
Kondensor dan prinsip kerjanya- Dalam dunia industri, terdapat berbagai macam peralatan
dengan fungsinya masing-masing, tidak terkecuali industri migas, entah itu peralatan utama
maupun peralatan pendukung. Peralatan tersebut digunakan sesuai fungsinya masing-masing
dengan tujuan tertentu, Kali ini kita akan sedikit membahas tentang suatu alat yang disebut
dengan kondensor, alat ini sering ditemui pada suatu industri yang bergerak dibidang energi
maupun kimia, misalnya saja unit pengolahan migas, pembangkit listrik, industri petrokimia
dan sebagainya.
Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan untuk mengubah
uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat penukar kalor (panas) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Dalam penggunaanya kondensor diletakkan
diluar ruangan yang sedang didinginkan supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat
dibuang keluar sehingga tidak mengganggu proses pendinginan.
Prinsip kerja kondensor tergantung dari jenis kondensor tersebut, secara umum terdapat dua
jenis kondensor yaitu surface condenser dan direct contact condenser. Berikut klasifiksi kedua
jenis kondesor tersebut:
1. Surface Condenser
Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan cara mengalirkan uap
kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut akan memenuhi permukaan luar
pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side),
maka akan terjadi kontak antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan
bersinggungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari uap tersebut,
sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface condenser terdiri dari
dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya:
Pada type kondesor ini, air pendingin masuk melalui bagian bawah, kemudian masuk
kedalam pipa (tube) dan akan keluar pada bagian atas, sedangkap uap akan masuk
pada bagian tengah kondensor dan akan keluar sebgai kondensat pada bagian bawah.
Pada jenis kondensor ini, tempat masuknya air pendingin melalui bagian bawah dan
akan mengalir di dalam pipa selanjutnya akan keluar pada bagian atas kondensor,
sedangkan steam akan masuk pada bagian atas dan air kondesat akan keluar pada
bagian bawah.
2. Direct Contact Condenser
Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan cara
mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari kondensor ini disebut spray
condenser, pada alat ini proses pencampuran dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin
ke arah uap. Sehingga steam akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan
akan mengalami kontak temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur
dengan air pendingin yang mendekati fase saturated (basah).
Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja pertukaran panas yang
berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi yang panas akan mengalir melalui
pipa sedangkan minyak mentah (dingin) akan mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi
yang mengalir di dalam pipa merupakan hasil yang telah diolah pada menara
destilasi sehingga memiliki temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan
untuk memanaskan miyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi.
Air pendingin dalam kondensor sangat memiliki peranan penting dalam proses kondensasi
uap menjadi condensat water. Bahan baku air pendingin biasanya didapatkan dari danau dan
air laut (sea water, dalam proses pengambilannya biasanya digunakan alat sejenis jaring yang
berfungsi untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut kedalam
hisapan pompa yang tentunya dapat mengganggu kinerja kondensor bahkan kerusakan pada
peralatan.
Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan menyelimuti
permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas antara uap dengan cooling
water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk
mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming
pump yang merupakan pompa vakum.
Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan yang mengotori tube-
tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan baku air pendingin. Seperti yang
kita ketahui tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air
tersebut mengandung endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-
tube kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju perpindahan panas pada
kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi penyebab
fouling pada kondensor. Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan
dengan cara:
backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air pendingin dengan
tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam waterbox inlet yang menghalangi
proses perpindahan panas pada kondensor, proses ini dilakukan dengan cara
membalikkan arah aliran inlet dan outlet.
Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan dengan bola
sebgai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya yaitu bola akan
dimasukkan pada inlet mengikuti aliran kondensor dan keluar pada waterbox outlet.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan
perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi
pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum.
Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air
kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas
terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
Konstruksi Kondensor
Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single pass) atau dua lintasan
(double pass). Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin),
dipasang venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable gas pada sisi uap
dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.
Macam – Macam kondensor
Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/detik. Sedangkan
perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air
pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan kalornya
relative besar.
Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut:
· Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
· Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air pendingin
yang berlawanan.
· Penggunaan air pendingin relative kecil.
· Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
· Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin dilaksanakan. Penggantian
pipanya pun juga sulit dilakukan.
c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai cooling mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor berpendingin udara,
menggunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara menjadi
kumparan kondensasi.
2. Menurut Jenis Desain
a. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung berakhir dan kembali pada
dirinya sendiri dengan sirip pendingin ditambahkan di antara tabung.
b. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih bepergian
refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe serpentine) sekarang dapat
melakukan perjalanan di berbagai bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih
besar untuk udara ambien dingin untuk kontak.
b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.
Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b. Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya
langsung dengan air pendingin. Direct-
contact atau open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal power plant.
2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan
jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada
bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat
yang mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower. Sebagian dari kondensat
dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry-
(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust
turbin dan proses berulang.
b) Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang
sama dengan spray condenser kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum
dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric
Condenser, atau menggunakan diffuser seperti pada jet Condenser.