Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUGAS KHUSUS

REDESIGN JAKET PENDINGIN PADA SEED FERMENTOR DI


UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA

Disusun oleh:

Arif Thoha Bariklana 21030114120067

Muhammad Teguh Zuliansah 21030113120044

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
LAPORAN TUGAS KHUSUS

REDESIGN JAKET PENDINGIN PADA SEED FERMENTOR DI


UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA

Disusun oleh:

Arif Thoha Bariklana 21030114120067

Muhammad Teguh Zuliansah 21030113120044

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018

i
Lembar Pengesahan
LAPORAN TUGAS KHUSUS

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

Nama : Arif Thoha Bariklana / Muhammad Teguh Zuliansah


NIM : 21030114120067 / 21030113120044
Judul : Redesign Jaket Pendingin pada Seed Fermentor di Unit
Fermentasi PT. Indo Acidatama, Tbk

Semarang, November 2018


Menyetujui,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

A. Aristya Hendro P,S.T. Ir.Kristinah Haryanti , MT.


196402141991022002

ii
PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan tugas
khusus kerja praktek ini dengan baik. Laporan ini berjudul Redesign Jaket
Pendingin pada Seed Fermentor di Unit Fermentasi PT. Indo Acidatama, Tbk
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak maka pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan tugas
khusus kerja praktek ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Siswo Sumardiono, S.T.,M.T. sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia.
2. Ir.Kristinah Haryanti , MT sebagai dosen pembimbing kerja praktek.
3. Bapak A. Aristya Hendro P,S.T. selaku pembimbing lapangan PT Indo
Acidatama dan Bapak Sriyono yang telah membimbing kami selama belajar
di unit fermentasi.
4. Segenap karyawan di Control Room dan Operator lapangan yang bertugas,
yang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan di PT Indo Acidatama
5. Segenap karyawan PT Indo Acidatama yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
6. Orang tua dan keluarga kami atas semua dukungan dan untaian doa yang
telah diberikan selama ini.
Demikian laporan tugas khusus kerja praktek ini saya susun, semoga dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan
di Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Tentu ada kekurangan
dalam tata penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan.

Karanganyar, November 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i


Halaman Pengesahan ...................................................................................... ii
Prakata ......................................................................................................... iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................... v
Daftar Gambar ................................................................................................. vi
Abstrak ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3


2.1 Perpindahan Panas ................................................................... 3
2.2 Alat Penukar Panas .................................................................. 3
2.3 Beda Temperatur Rata-rata Logaritma (LMTD) ..................... 5

BAB III METODOLOGI .............................................................................. 7


3.1 Pengumpulan Data ................................................................... 7
3.2 Metode Pengolahan Data ......................................................... 8

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN .......................... 10


4.1 Hasil Perhitungan .................................................................... 10
4.2 Pembahasan ............................................................................. 17

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 19


5.1 Simpulan .................................................................................. 19
5.2 Saran ........................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perbandingan hasil perhitungan dengan kondisi aktual .................. 17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Dimensional relationships for flanged and dished deads ............ 15

vi
ABSTRAK

Merancang suatu alat proses merupakan hal yang penting, perancangan


ditekankan pada dimensi suatu alat, metoda pembuatan dan pemilihan bahan
konstruksi yang digunakan. Unit Fermentasi merupakan salah satu unit proses
dimana molasses digunakan sebagai bahan baku utama dan difermentasikan
menjadi mash. Dalam unit ini, jaket pendingin yang melengkapi seed fermenter
sangat penting karena suhu operasi hanya dapat berlangsung pada suhu 31-32 oC.
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mendesain ulang jaket pendingin pada
seed fermenter secara teoritis untuk mengetahui tipe fermenter, bahan konstruksi,
ukuran dimensi pada seed fermenter, dan luas perpindahan panas yang terjadi
pada fermenter.
Data data yang digunakan dalam perancangan berasal dari data primer
(data yang didapat dari lapangan) dan data sekunder (data dari literatur). Tahapan
perancangan seed fermenter dengan jaket pendingin yaitu memlih tipe reaktor,
bahan konstruksi, menghitung volum, diameter, tinggi tangki,dan tinggi cairan,
menentukan tekanan desain bejana, dan menghitung luas perpindahan panas.
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai diameter dalam tangki
sebesar 1.21 m, tebal shell 4.8 mm, tinggi tangki 2.42 m,tinggicairan 1.85 m,
volume tangki 2.65 m3, dan luas perpindahan panas sebesar 8.1597 m2. Perbedaan
ukuran dimensi antara hasil perhitungan dan kondisi aktual dikarenakan asumsi
dan referensi yang digunakan berbeda, sebagai contoh dalam perancangan
menggunakan referensi dimensi standard dari Lukes Steel Company. Selain itu,
perbedaan ukuran dimensi ini juga menyebabkan luas perpindahan panas nya pun
berbeda, karena A = f(Dj,hc).

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merancang suatu alat proses merupakan hal yang penting dalam
perancangan pabrik kimia, perancangan ditekankan pada dimensi suatu alat,
metoda pembuatan dan pemilihan bahan konstruksi yang digunakan. Dalam
merancang alat proses diperlukan sejumlah data, data perancangan ini dapat
diperoleh dari pabrik yang akan didesain kembali alat prosesnya. Namun
tidak semua data yang dibutuhkan tersedia dari pabrik tersebut, sehingga
diperlukan adanya pendekatan dan asumsi untuk melakukan perhitungan
teoritis perancangan sehingga persoalan dapat terselesaikan.
Unit Fermentasi (Area 200) merupakan salah satu unit proses yang
berada di lingkunagn PT.Indo Acidatama Tbk. Pada unit Area 200 ini, tetes
tebu atau molasses sebagai bahan baku utama difermentasikan menjadi mash.
Proses fermentasi berlangsung di dalam tangki fermenter dengan
menggunakan yeast dan penambahan nutrient.
Proses pada unit fermentasi ini berlangsung dalam tiga alat utama,
yaitu seed fermenter, pre fermenter, dan main fermenter. Masing-masing
memiliki fungsinya sendiri, seed fermenter berfungsi sebagai media
pembibitan yeast. Alat ini berupa tangki fermenter yang dilengkapi dengan
jaket pendingin.
Dalam unit ini, jaket pendingin yang melengkapi seed fermenter
sangat penting. Hal ini karena proses pembibitan yeast hanya dapat
berlangsung pada suhu tertentu, yaitu pada suhu 31-32 oC. Oleh karena itu,
perhitungan perancangan jaket pendingin pada seed fermenter ini dibutuhkan
oleh unit fermentasi PT. Indo Acidatama Tbk.

1.2 Rumusan Masalah


Seed fermenter pada unit fermentasi dilengkapi jaket pendingin
dengan media pendingin berupa air pendingin dari cooling tower. Jaket
pendingin ini berfungsi menjaga suhu operasi pada seed fermenter dimana

1
reaksi bersifat eksotermis (menghasilkan panas). Suhu operasi dijaga pada
range suhu 31-32 oC. Apabila suhu operasi kurang dari 30 oC maka yeast
tersebut tidak dapat berkembang biak, dan apabila suhu operasi lebih dari 33
o
C maka yeast tersebut akan mati. Sehingga dirasa penting untuk melakukan
perancangan jaket pendingin pada seed fermenter agar efisien dalam menjaga
suhu operasi pada saat pembibitan yeast di seed fermenter.

1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mendesain ulang jaket
pendingin pada seed fermenter secara teoritis untuk mengetahui tipe
fermenter, bahan konstruksi, ukuran dimensi pada seed fermenter, dan luas
perpindahan panas yang terjadi pada fermenter.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas khusus ini adalah :
1. Bagi pihak Pabrik
Untuk mengetahui luas perpindahan panas dan ukuran dimensi pada
seed fermenter sehingga dapat dilakukan evaluasi pada jaket
pendingin di seed fermenter
2. Bagi pihak Mahasiswa
Untuk mengetahui tipe fermenter, bahan konstruksi, ukuran dimensi
pada seed fermenter, dan luas perpindahan panas yang terjadi pada
fermenter.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpindahan Panas


Perpindahan panas adalah proses pertukaran panas yang terjadi antara
benda panas dan benda dingin, yang masing – masing disebut source and
receiver (sumber dan penerima). Ada 3 macam cara perpindahan panas yaitu
1. Hantaran, sering juga dinamakan konduksi
2. Aliran, sering juga disebut konveksi.
3. Pancaran, sering juga disebut radiasi.
Perpindahan panas konduksi adalah mekanisme perpindahan panas
yang terjadi dengan suatu aliran atau rambatan proses dari suatu benda yang
bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah atau dari
suatu benda ke benda lain dengan kontak langsung, dengan kata lain proses
perpindahan panas secara molekuler dengan perantara molekul-molekul yang
bergerak. Perpindahan panas konduksi dapat berlangsung pada zat padat, cair,
atau gas.
Perpindahan panas konveksi adalah mekanisme perpindahan panas
yang terjadi dari suatu benda ke benda yang lain dengan perantara benda itu
sendiri. Perpindahan panas konveksi ada 2 macam yaitu konveksi paksa dan
konveksi bebas. Konveksi alami adalah perpindahan molekul-molekul
didalam zat yang dipanaskan karena adanya perbedaan density, Konveksi
paksaan yaitu perpindahan panas konveksi yang berlangsung dengan bantuan
tenaga lain.
Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan kalor melalui
gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Apabila sejumlah energi kalor
menimpa suatu permukaan, sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap
ke dalam bahan, dan sebagian akan menembus bahan dan terus keluar.

2.2 Alat Penukar Panas


Alat penukar kalor adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan
panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.

3
Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang
sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur
langsung begitu saja.
Perpindahan panas pada alat penukar kalor biasanya melibatkan
konveksi masing-masing fluida dan konduksi sepanjang dinding yang
memisahkan kedua fluida. Laju perpindahan panas antara kedua fluida pada
alat penukar kalor bergantung pada besarnya perbedaan temperatur pada
lokasi tersebut, dimana bervariasi sepanjang alat penukar kalor.
Berdasarkan kontak dengan fluida, alat penukar kalor tersebut dapat
dibedakan menjadi dua macam, antara lain :
a. Alat penukar kalor kontak langsung
Pada alat ini fluida yang panas akan bercampur secara langsung
dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan. Salah satu contohnya adalah deaerator.
b. Alat penukar kalor kontak tak langsung
Pada alat ini fluida panas tidak berhubungan langsung (indirect
contact) dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu
mempunyai media perantara, seperti pipa, plat, atau peralatan jenis
lainnya. Salah satu contohnya adalah kondensor.
Berdasarkan tipe aliran di dalam alat penukar panas ini, ada 4 macam
aliran yaitu :
1. Counter current flow (aliran berlawanan arah)
2. Paralel flow/co current flow (aliran searah)
3. Cross flow (aliran silang)
4. Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
Selain berdasarkan tipe aliran, alat penukar kalor ini juga memiliki 4
jenis antara lain :
1) Tubular Heat Exchanger
2) Plate Heat Exchanger

4
3) Shell and Tube Heat Exchanger
4) Jacketed Vessel

2.3 Beda Temperatur Rata-rata Logaritma (LMTD)


Faktor perhitungan pada alat penukar kalor adalah masalah
perpindahan panasnya. Apabila panas yang dilepaskan besarnya sama dengan
Q peratuan waktu, maka panas itu diterima fluida yang dingin sebesar Q
tersebut dengan persamaaan :

Q = U . A . Δ Tlm

Dimana
Q = Kalor yang dilepaskan/diterima
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh
A = Luas perpindahan panas
Δ Tlm = Selisih temperatur rata-rata

Sebelum menentukan luas permukaan kalor (A), maka terlebih dahulu


ditentukan nilai dari LMTD. Hal ini berdasarkan selisih temperature dari
fluida uang masuk dan keluar dari kalor.
∆T max − ∆Tmin
LMTD = ∆Tmax
ln
∆Tmin

Untuk aliran pararel arah aliran fluida berbeda, dimana


ΔTmaks = ( T1 – t1 ) : ΔTmin = ( T2 – t2 )
Untuk aliran fluida berlawanan, maka :
ΔTmaks = ( T1 – t2 ) : ΔTmin = ( T2 – t1 )

Dimana :
LMTD = Selisih temperature rata-rata logaritmik
T1 = Temperatur fluida masuk kedalam shell
T2 = Temperatur fluida keluar shell
t1 = Temperatur fluida masuk kedalam tube

5
t2 = Tempereatur fluida keluar tube
Dalam perencanaan alat penukar kalor harus dicari selisih temperature
rata-rata sebenarnya, yaitu dengan menggunakan faktor koreksi (Ft).

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Pengumpulan Data


Data dan keterangan yang diperoleh dan digunakan untuk perhitungan dalam
penyusunan laporan tugas khusus kerja praktek ini menggunakan beberapa
cara, yaitu :
1. Data Primer
Data ini merupakan data lapangan yang diperoleh dengan melakukan
pengukuran, pengamatan, dan mencatat secara langsung besaran operasi
yang diamati baik pada ruang control maupun laboratorium di PT. Indo
Acidatama Tbk. Berikut data primer yang diperoleh:
 Bahan baku utama : Mollases dan Air proses
 Komposisi umpan
o Mollases : 0.5 m3
o Air proses : 1.7 m3
o Nutrient : 0.01 m3
o Inokulum : 0.016 m3
 Mollases
o Kekentalan umpan : 18 oBrix
 Kondisi operasi
o Suhu operasi : 32 oC
o Tekanan operasi : 1 atm
o Waktu inokulasi : 14 jam
o Sterilisasi tangki : 100 – 101 oC
o Sterilisasi media : 99 – 100 oC

2. Data Sekunder
Data ini merupakan data yang dperoleh dari literatur-literatur yang ada.
 Mollases (32 oC)
o Densitas 18 oBrix : 1068.2 kg/m3 = 66.6855 lb/ft3
o Densitas 35 oBrix : 1146.6 kg/m3

7
o Viskositas 18 oBrix : 1.319 cp = 3.19198 lb/ft hr
(www.sugartech.com)

o Thermal Conductivity : 0.281 btu/hr ft2 (oF/hr)


o Specific heat ( c ) : 1 btu / lb oF
(Kern, 1983)

3.2 Metode Pengolahan Data


Tahap 1 Memilih tipe fermenter
Tahap 2 Memilih bahan konstruksi fermenter
Tahap 3 Menghitung volume, diameter, dan tinggi tangki (hitung)
 Vcairan hitung
 Volume tangki hitung
 Diameter dalam hitung
 Tinggi tangki hitung
Tahap 4 Menghitung tinggi cairan dalam tangki (hitung)
Tahap 5 Menentukan tekanan desain bejana
 P hidrostatik (internal)
 P total
 P desain
Tahap 6 Menentukan tebal tangki, diameter, tinggi tangki, tinggi cairan,
dan tebal head sebenarnya
 Tebal shell
 Tebal shell standard
 Diameter luar (OD)
 Diameter luar (OD) standard
 Diameter dalam (ID)
 Tinggi tangki sebenarnya
 Tinggi cairan sebenarnya
 Tebal torispherical head
 Tebal head standard

8
Tahap 7 Menghitung tinggi tutup fermenter

 Tinggi tutup atas


 Tinggi total tangki
Tahap 8 Menghitung luas perpindahan panas pada jaket fermenter
 Bilangan reynold
 Nilai j, hi, hio, Uc, hd, Ud
 Nilai A
 Kebutuhan Q pendingin

9
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan


Tahap 1 Memilih tipe fermenter
Dalam rancangan ini, digunakan tangki yang dilengkapi dengan jaket
pendingin dan system aerasi dengan pertimbangan :
 Reaksi yang berlangsung merupakan reaksi fasa cair
 Dengan aerasi pengaturan suhu lebih mudah
 Proses eksotermis (membutuhkan pendingin)
 Proses batch
(Ulrich, 1984)

Tahap 2 Memilih bahan konstruksi fermenter


Digunakan bahan konstruksi yang terbuat dari stainless stell dengan
spesifikasi tipe 304 grade 3 (SA-167) dengan pertimbangan :
 Bahan tahan korosi
 Allowable working stress yang cukup besar hingga 18750 psi,
sehingga untuk kapasitas yang sama memiliki ketebalan yang lebih
tipis
(Brownell and Young, 1959)

Tahap 3 Menghitung volume, diameter, dan tinggi tangki (hitung)


Perencanaan :
a) Volume ruang kosong pada tangki adalah 20% (Volume cairan yang
mengisi bejana adalah 80%) untuk menghindari luapan cairan keluar
reaktor.
b) Hs (tinggi tangki) = 2 x D (Diameter tangki), dengan asumsi :
 Biaya tanah, instalasi, dan fondasi diabaikan
 Tebal shell hampir sama dengan tebal kolom
(Brownell and Young, 1959)

10
 Vcairan hitung
Densitas molasses umpan = 1146.6 kg/m3
Densitas larutan 18 oBrix = 1068.2 kg/m3
Densitas air proses = 995.09 kg/m3
(www.sugartech.com)
Volume molasses umpan = 0.5 m3
Volume air proses umpan = 1.7 m3
(𝜌 𝑚 𝑥 𝑉 𝑚) + (𝜌 𝑎 𝑥 𝑉 𝑎)
Volume cairan =
𝜌 𝑙𝑎𝑟𝑡
Volume cairan = 2.12034 m3

 Volume tangki hitung


Volume cairan = 80% x Volume tangki
2.12034
Volume tangki = m3
0.8

Volume tangki = 2.65043 m3

 Diameter dalam hitung


Volume tangki = V tutup atas + V tutup bawah + V shell
V tutup atas = V tutup bawah = 0.000049 D3  pers 5-11 hal 88
(Brownell and Young, 1959)
1
V shell = 4 x (𝜋 x D2 x Hs)

Asumsi, Hs = 2D
1
V shell = 4 x (𝜋 x D2 x 2 D)

V shell = 1.57 D3
Sehingga didapat
V tangki = V tutup atas + V tutup bawah + V shell
2.65043 m3 = 0.000049 D3 + 0.000049 D3 + 1.57 D3
D = 1.19068 m
D = 46.87733 in = 3.90644 ft

 Tinggi tangki hitung


Hs = 2 D

11
Hs = 2 x 1.19068 m
Hs = 2.38137 m = 93.755 in = 7.813 ft

Tahap 4 Menghitung tinggi cairan dalam tangki (hitung)


 Vol cairan = V cairan pd tutup bawah + V cairan dlm silinder
1
2.12034 m3 = 0.000049 D3 + 4 x (𝜋 x D2 x Hc)
1
2.12034 m3 = 0.000049 (1.19068 )3 + 4 x [3.14 x (1.19068 )2 x Hc]

Hc = 1.90514 m = 75.00549 in = 6.25046 ft

Tahap 5 Menentukan tekanan desain bejana


 P operasi = 14.7 psi
 Densitas lart = 66.6855 lb/ft3
 Hc = 6.25046
ρ lart x (Hc−1)
 P hidrostatik (internal) = 144

= 2.43145 psi
 P total = P hidrostatik + P operasi
= 2.43145 psi + 14.7 psi
= 17.13145 psi
 P desain = 1.1 x P total (faktor keamanan 10%)
= 1.1 x 17.13145 psi
= 18.84446 psi

Tahap 6 Menentukan tebal tangki, diameter, tinggi tangki, tinggi cairan,


dan tebal head sebenarnya
Digunakan bahan konstruksi yang terbuat dari stainless steel dengan
spesifikasi type 304, grade 3 (SA-167), dengan :
 Flowable (f) = 18750 psi
 Factor korosi ( c ) = 0.125 in
 P = 18.8446 psi
 D = 46.87733 in
 Sambungan untuk pengelasan dipilih tipe double welded but joint

12
 Efisiensi las ( E ) = 0.8
 Tebal shell
(P x D)
Ts = +c
2xfxE

Ts = 0.15444 in

 Tebal shell standard = 3/16 in = 0.1875 in  Tabel 5-7 hal 89


(Brownell and Young, 1959)
 Diameter luar (OD)
Check :
OD = ID + 2 Ts
= 46.87733 in + (2 x 0.1875 in)
OD = 47.25233 in

 Diameter luar (OD) standard = 48 in = 3.999 ft = 1.2192 m


Tabel 5.7 hal 90
(Brownell and Young, 1959)
 Diameter dalam (ID)
Sehingga koreksi terhadap Id menjadi :
ID = OD – 2 Ts
= 48 in – (2 x 0.1875 in)
= 47.625 in = 1.29097 m = 3.96875 ft

 Tinggi tangki sebenarnya


Tinggi bagian silinder tangki = 2 x ID
Hs = 2 x 47.625 in
= 95.25 in = 2.41935 m = 7.9375 ft

 Tinggi cairan sebenarnya


Vcairan = 2.120345 m3
D = 1.2192 m
Mencari tinggi cairan dalam tangki sebenarnya (ID) sebenarnya :

13
Vol cairan = V cairan pd tutup bawah + V cairan dlm silinder
1
2.120345 m3 = 0.000049 D3 + 4 x (𝜋 x D2 x Hc)
1
2.120345 m3 = 0.000049 (1.2192 m)3 + 4 x (3.14x (1.2192 m )2 x Hc)

Hc = 1.84579 m = 72.66881 in = 6.05573 ft


Tutup atas dan bawah berupa standard dished head

rc = ID = 47.625 in
r = 180 in
ri = 6% rc = 2.8575 in

 Tebal torispherical head


1 𝑟
W = 4 (3 + √𝑟𝑖) (Brownell and Young, 1959)

= 2.73419

Sehingga dapat dihitung tebal torispherical head


W x P x rc
Th = (Brownell and Young, 1959)
f x E−0.1P
Th = 0.1636115 in

 Tebal head standard = 3/16 in = 0.1875 in  Tabel 5.6 hal 97


(Brownell and Young, 1959)

Tahap 7 Menghitung tinggi tutup fermenter


Diketahui :
ID = 47.625 in
Th = 0.1875 in
icr = 3 in  Tabel 5.7 hal 90 Brownell and young
sf = 2 in  Tabel 5.6 hal 88 Brownell and young
r = 48 in

14
Gambar 4.1 Dimensional relationships for flanged and dished deads
Sumber : Brownell and young

ID
AB = − icr
2

= 20.8125 in
BC = r – icr
= 45 in
b = r – (BC2 – AB2)0.5
= 8.10213 in

Tinggi tutup atas = tutup bawah (OA)


= t + b + sf
= 10.28963 in

Tinggi total tangki = tinggi silinder + (2x tinggi tutup)


= 95.25 in + (2 x 10.289 in)
= 115.82926 in = 9.6524 ft = 3.2808 m

Tahap 8 Menghitung luas perpindahan panas pada jaket fermenter


 qf = 1100 m3/jam = 0.30556 m 3/s
 A = 0.25 x 3.14 x (0.1)2
= 0.00785 m2

15
qf
 Kecepatan alir (v) = = 38.9243 m/s
A
 Densitas larutan = 1068.2 kg/m3
 Viskositas larutan = 1.319 cp = 3.19198 lb/ftjam
 Diameter = ID = 1.209675 m =3.968749 ft
 OD = 3.9999 ft
 c = 1 btu/(lb)(oF)
 k = 0.281 btu/(hr)(ft2)(oF/ft)

ρ lart x D x v
 Bilangan reynold =
μ lart

= 38132.65208

Dari gambar 20.2 hal 718 Kern, didapat


 Nilai j = 410 (Kern, 1983)
cμ 1/3
 ( ) = 2.247939
k
μ
 Asumsi, =1
μw

 Nilai hi
k cμ 1/3 μ 0.14
 hi = j ( )
Dj k
(μw)

hi = 65.25611
 Nilai hio
ID
hio = hi x
OD
hio = 64.74629

 Nilai Uc, hd, Ud


hi x hio
Uc = = 32.500
hi+hio
Dirt factor yang diijinkan adalah
Rd = 0.001
1
hd = = 1000
𝑅𝑑

16
Uc x hd
UD = = 31.47709
Uc+hd

 Nilai A
π
A = π x Dj x hc + x Dj2
4
3.14
A = (3.14 x 3.9687 ft x 6.0557 ft) + ( x (3.9687 ft)2 )
4

A = 87.8302 ft2 = 8.159699 m2

 Kebutuhan Q pendingin

ΔTlmtd = 2.228949

Q = Ud x A x ΔTlmtd

Q = 6162.245051 btu/jam air pendingin

4.2 Pembahasan
Berdasarkan perhitungan dan data di PT. Indo Acidatama Tbk.,
didapatkan hasil perbandingan sebagai berikut

Tabel 4.1 Perbandingan hasil perhitungan dengan kondisi aktual


Hasil perhitungan Kondisi Aktual
Diameter dalam tangki 1.21 m 1.3 m
Tebal shell 4.8 mm 4 mm
Tinggi tangki 2.42 m 2m
Tinggi cairan dalam tangki 1.85 m 1.6 m
Volume tangki 2.65 m3 2.65 m3
Luas perpindahan panas 8.1597 m2 7.8497 m2

Bahan seed fermenter yang digunakan di PT. Indo Acidatama Tbk


adalah jenis stainless steel. Bila dilihat dari hasil perhitungan, volume tangki
hasil perhitungan dengan volume tangki aktual didapatkan dengan nilai yang
sama, yaitu 2.65 m3. Namun memiliki nilai diameter dalam, tinggi tangki,

17
tinggi cairan, tebal shell, dan luas perpindahan panas yang sedikit berbeda.
Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor :

a. Hasil perhitungan merupakan asumsi dimana Hs (tinggi tangki) = 2 x D


tangki ((Brownell and Young, 1959).
b. Hasil perhitungan menggunakan referensi dimensi standard dari Lukes
Steel Company. Sedangkan hasil aktual tidak menggunakan dimensi
standard dari Lukes Steel Company.
c. Nilai luas perpindahan panas antara hasil perhitungan dan kondisi
aktual yang berbeda karena dari ukuran dimensi fermenter yang
digunakan pun berbeda (Nilai Dj dan hc hasil perhitungan dan kondisi
aktual berbeda). Luas perpindahan panas (A) = f (Dj,hc).
d. Faktor koreksi dan keamanan pada perancangan suatu alat operasi, tidak
dapat dipungkiri bahwa kesalahan manusia (human error) dapat terjadi.
Oleh karena itu diperlukan suatu faktor koreksi untuk antisipasi
kesalahan tersebut dan juga untuk keamanan. Bila ditinjau dari kondisi
aktual dan hasil perhitungan, dapat dihitung faktor koreksinya, yaitu
kondisi aktual
Faktor koreksi = |1 − hasil perhitungan| x 100%
7.8497
= |1 − 8.1597 | x 100%

= 3.7991 %
Dari hasil perhitungan di atas, nilai yang didapat masih dapat diterima.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dilihat dari hasil perhitungan perancangan seed fermenter dengan jaket
pendingin dan sistem aerasi, maka dapat diketahui dimensi ukuran seed
fermenter yang dilengkapi dengan jaket pendingin dan luas perpindahan panas
yang terjadi. Dimensi ukuran seed fermenter hasil perhitungan meliputi,
diameter dalam sebesar 1.21 m, tebal shell sebesar 4.8 mm, tinggi tangki 2.42
m, dan tinggi cairan dalam fermenter sebesar 1.85 m, juga didapatkan luas
perpindahan panas sebesar 8.1597 m2. Perbedaan ukuran dimensi hasil
perhitungan ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya karena asumsi dan
referensi yang digunakan berbeda dalam perancangan. Dalam perancangan
hasil perhitungan menggunakan referensi dimensi standard dari Lukes Steel
Company. Karena dimensi ukuran seed fermenter yang berbeda maka
didapatkan hasil luas perpindahan panas yang berbeda pula, dimana
A=f(Dj,hc).

5.2 Saran
Dalam perancangan suatu unit operasi, diharapkan memperhatikan lagi
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perancangan, seperti halnya faktor
koreksi dan efisiensi perpindahan panas pada suatu unit operasi.
Menggunakan bantuan software perancangan dan simulasi juga dapat
dilakukan untuk meningkatkan kecepatan perhitungan serta efisiensi waktu
perancangan suatu alat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Brownell, L.E. and Young, E.H., 1959, Process Equipment Design, 1st Editions,
John Willey and Sons Inc., New York
Kern, D.Q., 1983, Process Heat Transfer, McGraw Hill International Book
Company, Tokyo
Paturau, J. M. 1982. By Products of The Cane Sugar Industry 2nd edition 365pp.
Elsevier: Amsterdam.
The Sugar Engineers. Density of Mollases. Diperoleh tanggal 30 Agustus 2017
dari http://www.sugartech.com/density/index.php
The Sugar Engineers. Viscosity of Mollases. Diperoleh tanggal 30 Agustus 2017
dari http://www.sugartech.com/viscosity/index.php
Ulrich, G.D., 1984, A Guide To Chemical Engineering Process Design and
Economics, John Wiley and Sons Inc, Canada

20

Anda mungkin juga menyukai