Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KATALIS ABU CANGKANG KETAPANG (Terminalia catappa) UNTUK


KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Rahmat Zikri; 1603113556; 2016
Poniran; 1603111082; 2016
Rahayu Sri Rejeki; 1703110666; 2017

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Luaran Kegiatan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Kegiatan .............................................................................................. 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3


2.1 Kajian Teori Ilmiah ........................................................................................... 3
2.2 Penelitian Terkait .............................................................................................. 4

BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 7


3.1 Tahapan dan Prosedur Penelitian ...................................................................... 7
3.2 Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Interpretasi ............................. 8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 9


4.1 Anggaran Biaya ................................................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata ketua, anggota dan Dosen Pendamping yang ditanda
Tangani......................................................................................………..…….......11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...........................................................19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..................21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti........................................................22

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komponen oksida pada abu cangkang ketapang.............................…...6
Tabel 4.1. Ringkasan anggaran biaya............................................................. . …...9
Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan penelitian……………….………………….……..9

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan energi yang dihadapi Indonesia saat ini adalah kebutuhan
energi nasional yang semakin meningkat setiap tahun sementara cadangan dan
produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin terbatas. Total cadangan minyak
mentah Indonesia baik yang tersedia maupun yang potensial menurun sekitar
14.47% dari 9.61 milyar barel menjadi 8.22 milyar barel pada tahun 2008. Oleh
karena itu untuk memenuhi konsumsi energi dalam negeri, pemerintah
mengimpor minyak mentah sekitar 38% dari total produksi dan mengalami
peningkatan sejak tahun 2006 (Kasim, 2010).
Total cadangan minya mentah yang semakin berkurang menyebabkan harga
BBM semakin naik, maka diperlukan pengembangan energi alternatif terbarukan.
Salah satu bahan bakar alternatif terbarukan yaitu biodiesel. Penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar mesin diesel dapat menurunkan emisi bila dibandingkan
dengan minyak solar. Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari
sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Prihanto dkk, 2013).
Katalis asam maupun basa dapat berupa homogen atau heterogen. Sebagian
besar produksi biodiesel. Di seluruh dunia menggunakan katalis homogen, yang
bersifat korosif dan tidak dapat digunakan kembali dan menghasilkan limbah yang
perlu dinetralkan, oleh karena itu, meningkatkan keseluruhan biaya dan
menyebabkan masalah lingkungan. Umumnya, katalis homogen yang digunakan
pada proses poduksi biodiesel dengan transesterifikasi trigliserida dan metanol
adalah NaOH, KOH, atau metoksidanya, H2SO4, dan HCl. Katalis ini susah
dipisahkan, dapat merusak lingkungan, bersifat korosif, dan menghasilkan limbah
beracun. Penggunaan katalis heterogen memberikan banyak keuntungan antara
lain mudah dipisahkan dari produknya melalui filtrasi karena fasanya berbeda
dengan produknya, mudah diregenerasi, dapat digunakan kembali, tidak
menghasilkan sabun jika bereaksi dengan FFA (free fatty acid), lebih ramah
lingkungan, lebih murah, dan tidak bersifat korosif (Sisca, 2018). Katalis padat
basa sangat menguntungkan untuk reaksi transesterifikasi, jika suatu minyak
mengandung FFA yang tinggi, pada katalis basa homogen akan mengalami reaksi
samping berupa reaksi penyabunan. Hal ini terjadi karena katalis basa homogen
akan terioniasi pada pelarut dan kationnya akan bereaksi dan membentuk sabun.
Berbeda dengan katalis basa padat yang digunakan, basa padat tidak akan
terionisasi karena dia berupa padatan dan juga dia bertindak sebagai basa lewis
dan memprotonasi minyak sehingga menghasilkan biodiesel.
Kandungan CaO dan K2O pada abu ketapang bisa dimanfaatkan sebagai
katalis basa dalam proses trensesterifikasi CPO (crude palm oil) menjadi suatu
biodiesel. Permasalahn di dunia adalah dalam masalah energi dan masalah limbah,
Limbah biomassa dari buah ketapang dapat dimanfaatkan sebagai katalis basa
untuk mendapatkan biodiesel sebagai energi terbarukan kemudian kita sekaligus
mengatasi masalah limbah biomassa.
2

1.2 Rumusan Masalah


Tahap penyediaan katalis yang paling penting diantaranya adalah waktu
kalsinasi dan suhu kalsinasi. Pada penelitian ini pilih waktu kalsinasi yang
bervariasi yaitu (1, 2 dan 3 jam) pada suhu kalsinasi 800 oC. Selama proses
sintesis biodiesel diamati waktu transesterifikasi (2, 3 dan 4 jam). Jadi untuk
mengasilkan produk biodiesel yang optimum digunakan parameter
pemvariasian agar dapat diketahui kondisi optimum biodiesel dihasilkan .

1.3 Luaran Kegiatan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan data-data uji
karakterisasi katalis dan hasil konversi biodisel skala laboratorium, sehingga data-
data tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk proses dengan skala yang lebih
besar. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi jurnal ilmiah tentang abu
cangkang ketapang sebagai katalis heterogen yang ramah lingkungan.

1.4 Manfaat Kegiatan


Manfaat diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat membantu pemerintah
dalam mengembangkan paket inovasi teknologi untuk pembuatan biodisel untuk
mengatasi masalah energi kemudian juga dapat menjadi solusi dalam pengolahan
limbah biomassa yang menumpuk dan membantu masalah energi terbarukan
sebagai pengganti bahan bakar fosil.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Ilmiah


2.1.1 Minyak Jelantah
Salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel adalah minyak jelantah.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi minyak goreng, maka potensi minyak
jelantah juga akan meningkat. Selama ini minyak jelantah masih dimanfaatkan
dalam pengolahan bahan makanan. Penggunaan minyak jelantah untuk
pengolahan makanan bisa membahayakan kesehatan karena trigliserida yang ada
sudah mengalami kerusakan dan bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel merupakan salah satu alternatif
yang perlu dikaji dalam pemanfaatan minyak jelantah (Haryanto dkk., 2015).
Menurut Siswani dkk (2012) Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan
bakar motor diesel merupakan suatu cara pegurangan limbah (minyak jelantah)
yang menghasilkan nilai ekonomis serta menciptakan bahan bakar alternative
pengganti bahan bakar solar.Minyak jelantah memiliki potensi yang cukup besar
untuk dikembangkan menjadi bahan bakar biodiesel karena memiliki asam lemak
yang tinggi. Komposisi asam lemak minyak jelantah dari minyak goreng sawit.
2.1.2 Ketapang
Pohon ketapang (Terminalia catappa) merupakan tumbuhan yang tersebar
luas di daerah tropis dan prsisir utama di sepanjang pantai sebagai tempat
naungan. Pohonnya tahan terhadap angin, uap garam dan menyimpann kadar
garam yang cukup tinggi pada bagian akarnya. Selain tumbuh secara liar di daerah
pantai, pohon ketapang sering ditanam sebagai pohon peneduh di dataran rendah
Bijinya dilapisi kulit atau cangkang yang keras. Buah ketapang yang memiliki
lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-bulan
sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi
oleh serat yang mengelilingi biji tersebut (Damayanti, 2011).
2.1.3 Katalis Heterogen
Katalis padat adalah alternatif katalis dalam transesterifikasi minyak nabati
untuk Pengembangan katalis padat untuk produksi biodiesel telah banyak
dijelaskan dalam jurnal ilmiah yang mencakup penggunaankarbonat dan
hidrokarbonat dari logam alkali; oksida logam alkali; hidroksida logam alkali;
resin anionik dan zeolit . Padatan mengkatalisis reaksi dengan menyumbangkan
elektron. Beberapa katalis memperlihatkan aktivitas katalitik yang baik sama
dengan katalis homogen. Namun, katalis padat tidak digunakan pada industri,
karena kurangnya pengetahuan teknis dan ilmiah yang berkaitan dengan sifatnya,
sebagian besar penelitiannya didasarkan pada reaktor batch skala kecil. Kinerja
basa padat seperti cesium di tukar sodium zeolit (NaCsX),
hidrotalsit(Mg6Al2(CO3)(OH)16.4(H2O)), Barium hidroksida (Ba(OH)2) dan MgO
telah diteliti oleh Leclercq dkk.. Terlihat bahwa sifat yang kuat diperlukan untuk
4

melakukan reaksi sintesis biodiesel. Beberapa katalis padat seperti oksida logam
alkali tanah (CaO, BaO) dan hidroksida logam alkali tanah (Ca(OH) 2, Ba(OH)2)
sebagian larut dalam air dan alkohol yang ikut dalam produk akhir biodiesel
(Sisca, 2018).
2.1.4 Biodiesel
Biodiesel secara kimia didefenisikan sebagai metil ester yang diturunkan
dari minyak/lemak alami, seperti minyak nabati, lemak hewan atau minyak
goreng bekas (Peeples, 1998). Biodiesel tergolong bahan bakar yang dapat
diperbaharui karena bahan bakunya berasal dari bahan alam yang dapat
diperbaharui dengan cepat dan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama
(Dewi, 2013). Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai
(biodegradable), tidak beracun dan pada dasarnya bebas kandungan belerang
(sulfur) (Setiadi, 2015).

2.2 Penelitian Terkait


2.2.1 Katalis Esterifikasi
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam lemak dengan alkohol
meggunakan katalis asam. Esterifikasi dengan katalis asam mengkonversi asam
lemak bebas (ALB) menjadi ester alkil. Esterifikasi umumnya menggunakan
katalis asam homogen seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl).
Tahap esterifikasi biasa diikuti dengan tahap transesterifikasi (Kasim, 2010).
a. Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat dan senyawa alkil sulfonat merupakan katalis asam yang
paling banyak digunakan untuk produksi biodiesel. Katalis asam lebih disukai
di dalam asam sulfat. Menggunakan katalis asam sulfat menghasilkan metil
ester lebih banyak dibandingkan dengan katalis lain tetapi reaksinya lambat
(lebih dari tiga jam) dan suhu di atas 100oC (Sisca, 2018).
Reaksi katalis asam homogen memiliki keuntungan penting atas metode
dasar dalam kinerja katali, latalis s asam tidak dipengaruhi secara negatif oleh
adanya FFA. Bahkan, asam secara bersamaan dapat mengkatalisis baik esterifikasi
dan transesterifikasi. Dhanuka menunjukkan bahwa mekanisme esterifikasi yang
dikatalisis asam sulfat adalah model intermediet alkil sulfat. Reaksinya berjalan
dalam dua langkah. R'-O-SO3H yang pertama dihasilkan melalui asam sulfat
dengan alcohol dan yang kedua dia bertindak sebagai katalis esterifikasi
(Zeng dkk., 2012).
b. Asam Lewis
Asam Lewis adalah senyawa atau spesies ionik yang dapat menerima
pasangan elektron dari senyawa donor untuk membentuk aduksi Lewis, seperti
ZnCl2, Mg (ClO4)2, Sn[N(SO2-n-C8 F17)2]4. Hal ini berpotensi berguna pada
produksi ester dan berperan sebagai katalis, alasannya adalah bahwa katalisnya
dapat dengan mudah dipisahkan dari media reaksi (Sanchez dkk., 1992;. Cardoso
dkk., 2009.); apalagi, membandingkan dengan asam Bronsted, efek template yang
5

diharapkan sebagai Lewis acid sterically bulkier dibanding dengan sebuah proton.
Pada tahun 1964, Anantakrishnan, et al. Menyelidiki reaksi esterifikasi Ac2O
dengan 50% MeOH, EtOH, Proh, dan iso-Proh, di 50% Me2CO atau Dioxane
sebagai pelarut, menggunakan asam Lewis (ZnCl2) (Zeng dkk., 2012).
c. Super Acid
Solid super acid (SO42-/MxOy) adalah jenis baru dari katalis yang digunakan
dalam esterifikasi (Jiang et al., 2004). MxOy biasanya beberapa oksida logam
transisi seperti ZrO2 dan TiO2. Pada tahun 2010, Rattanaphra, et al. esterifikasi
asam miristat dengan metanol dikatalisasi oleh zirconia sulfat. Mekanisme
esterifikasi mengikuti model Langmuir-Hinshelwood (Arata, 2009; Reddy &
Patil, 2009). Ada kemungkinan bahwa metanol dan asam miristat teradsorpsi pada
situs asam Bronsted dari zirconia sulfat selama esterifikasi. Gugus hidroksil dari
metanol terprotonasi oleh asam Bronsted pada permukaan katalis, sementara
protonasi asam miristat di situs yang berdekatan mengarah ke karbokation
tersebut. Deprotonasi metanol oksigen menghasilkan nukleofil, yang menyerang
karbokation untuk menghasilkan intermediet tetrahedral. Intermediet tetrahedral
menghilangkan air dari ester dan terbentuk ester (biodiesel) (Zeng dkk., 2012).
2.2.2 Katalis Transesterifikasi
Transesterifikasi trigliserida (TGs) menggunakan metanol merupakan reaksi
utama dalam sintesis biodiesel yang menghasilkan senyawa kimia fatty acid
methyl ester (biodiesel). Ada tiga jenis katalis yang digunakan untukmembuat
biodiesel dari trigliserida menggunakan alkohol, yaitu katalis asam, katalis basa,
dan enzim. Alkohol yang biasanya digunakan adalah metanol karena harganya
lebih murah dan mempunyai keunggulan dilihat dari sifat fisika dan kimianya
yaitu lebih polar dan rantai karbonnya lebih pendek dibandingkan etanol
(Sisca,2018).
a. Oksida Alkali Tanah
Dijelaskan bahwa CaO dan Ca(OH)2 bereaksi dengan metanol untuk
membentuk kalsium metoksida di permukaan. Dijelaskan juga CaO dan Ca(OH) 2
bereaksi dengan metanol membentuk kalsium metoksida di permukaan. Ion
kalsium metoksida mengkatalisis ion metoksida yang terbentuk oleh NaOH,
namun dengan aktivitas katalitik rendah. Ca(OH) 2 tidak dapat mengkatalisis
reaksi, MgO merupakan katalis tidak aktif. Kinerja CaO adalah 3 - 4 kali lebih
lambat dari pada NaOH, memberikan konversi 90% dalam 2,5 jam. Telah
dijelaskan bahwa jika CaO digunakan kembali untuk beberapa berjalan tanpa
penonaktifan yang signifikan, sehingga CaO akan hilang Reaksi katalitik
dihasilkan atas keikutsertaan katalis heterogen dan homogen dalam pembentukan
spesies aktif yang dilepaskan. Aktivitas katalitik yang dihasilkan dari alumina
dengan garam logam alkali juga telah diteliti. (Sisca,2018). Berikut tabel
dandungan oksida pada abu cangkang ketapang :
6

Tabel 2.1. Komponen oksida pada abu cangkang ketapang

Oksida Kadar (%)


K2O 24,51
CaO 48,40
MgO 9,92
SO2 4,43
SrO2 4,07
P2O3 0,45
Lain-lain 2,12

Sumber : Tumpubolon, 2018

b. Oksida Logam Transisi


Basis padat biasanya menghasilkan tingkat transesterifikasi yang lebih
tinggidari asam padat, maka berbagai oksida logam transisi dari berbagai karakter
dasar Lewis telah dieksplorasi dalam biodiesel produksi. MnO dan TiO adalah
basa yang memiliki aktivitas yang bagus untuk produksi biodiesel dan telah
diterapkan untuk transesterifikasi trigliserida dan esterifikasi FFA dalam kondisi
aliran kontinu menggunakan bahan baku kadar rendah dengan kandungan asam
lemak tinggi (hingga 15%). Zirkonium ditunjuk untuk mengaktifkan dan
menstabilkan katalis basa padat untuk produksi biodiesel (Lee dkk., 2014).
7

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan dan Prosedur Penelitian


3.1.1 Variabel Penilitan
Variabel yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu :
a. Variabel Tetap
1. Suhu Kalsinasi : 800 oC
2. Berat Katalis : 3 gram
3.Berat Minyak Jelantah : 100 gram
4. Rasio Mol Minyak Jelantah : Metanol : 1:8
5. Suhu Transesterifikasi : 65 ºC
6. Laju Pengadukan : 400 rpm
b. Variabel Berubah
1. Waktu Transesterifikasi : 2,3,4 jam
2. Waktu Kalsinasi : 1,2,3 jam

3.1.2 Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak jelantah dari
rumah makan di Pekanbaru, Limbah ketapang, NaOH 0,1 N, penolftalein,
aquadest dan metanol (pa)
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu labu leher tiga ukuran
500 ml, reaktor alas datar ukuran 1 liter, satu set motor pengaduk, waterbath,
heating mantel, kertas saring, gelas ukur 100 ml, oven, magnetic stirrer, hot
plate, furnace tube, , kondensor, thermometer, gelas piala, labu ukur 1 L, ,
cawan penguap, buret, erlenmeyer, pipet tetes, statif dan klem, kromatografi
gas - spektrometer massa (GC-MS), XRD dan FTIR..
3.1.3 Preparasi Katalis dari Abu Kulit Buah Ketapang
Berdasarkan penelitian Siahaan dkk (2017) suhu optimum untuk kalsinasi
Kulit buah ketapang dibakar dalam furnace dengan temperatur pembakaran yang
tetap 800 0C dengan variasi lama kalsinasi (1 , 2 dan 3 jam) hingga menjadi abu.
Katalis di karakterisasi kadar CaO dan K2O menggunakan XRF, derajat
kristanilitasnya menggunakan XRD, morfologi permukaan katalis dan unsur
didalamnya menggunakan SEM-EDX dan gugus fungsi menggunakan FTIR.
3.1.4 Pembuatan Biodiesel
Mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Zuhra dkk ( 2015),
transesterifikasi minyak jelantah dilangsungkan dalam reaktorberukuran 250 ml.
Reaktor dilengkapi dengan kondensor, thermometer, dan magnetic stirrer, dan
sebuah water bath. Minyak jelantah ditimbang sebanyak 100 g dan metanol
dengan rasio 1:8 (dengan rasio mol minyak: rasio mol metanol) Katalis sebanyak
3 gram ditambahkan ke dalam reaktor, selanjutnya dipanaskan pada suhu konstan
65 0C. Transesterifikasi berlangsung selama 3 jam sambil diaduk terus pada 400
rpm. Setelah (2, 3 dan 4 jam) reaksi, campuran dimasukkan ke dalam corong
8

pemisah dan diendapkan selama 24 jam untuk dipisahkan antara metil ester dan
gliserol, sedangkan katalis terendapkan dalam reaktor. Setelah 24 jam terbentuk
dua lapisan yaitu bagian atas corong adalah metil ester (biodiesel) dan bagian
bawah merupakan gliserol. Campuran metil ester dan gliserol dipisahkan,
selanjutnya bagian atas dari corong adalah metil ester dicuci dengan air hangat
(500C) sampai diperoleh biodiesel berwarna kuning jernih. Lapisan atas
merupakan biodiesel, sedangkan air yang membawa methanol dan ester teremulsi
terdapat pada lapisan bawah untuk selanjutnya diendapkan dan dipisahkan. Hasil
yang diperoleh kemudian di periksa dengan analisa yield dengan gravimetri.

3.2 Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Interpretasi


3.2.1 Teknik Pengumpulan Data & Analisis Data
Data yang akan diperoleh dari produk berupa katalis abu cangkang ketapang
untuk sintesis minyak jelantah menjadi biodiesel, berdasarkan uji analisa yang
digunakan, yaitu analisa SEM-EDX akan secara langsung dilihat bentuk
morfologi dari permukaan dan unsur didalamnya katalis abu cangkang ketapang
melalui gambar dan hasil uji sampel. Dari analisa XRD akan diketahui data
berupa derajat kristalinitas, pola kristalinitas dan ukuran kristal dari katalis abu
cangkang ketapang . Dari FTIR akan dilihat gugus fungsi apa saja yang
terkandung dalam katalis yang mendukung sifat katalitiknya Selain itu, analisa
XRF akan diperoleh kadar oksida Ca dan K pada katalis abu cangkang ketapang
yang diuji serta akan yield didapat dari metoda gravimetri. Dari kelima hasil
analisa tersebut, akan diolah data dan dievaluasi tentang katalis abu cangkang
ketapang sebagai katalis transesterifikasi minyak jelantah menjadi biodiesel.
3.2.2 Cara Penafsiran, Penyimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian sintesis biodiesel dengan katalis abu cangkang
ketapang yang akan dilakukan, penggunaan limbah biomassa yang berupa
cangkang buah ketapang akan menguntungkan bagi pencegahan limbah biomassa
dan energi terbarukan. Selain itu, akan dianalisa variabel berupa pengaruh waktu
kalsinasi cangkang buah ketapang dan waktu reaksi transterifikasi terhadapap
yield biodiesel yang dihasilkan.
Dalam penyimpulan hasil penelitian, menggunakan metoda grafik terhadap
variabel penelitian. Grafik yang ditampilkan yakni hubungan antara waktu
kalsinasi terhadap yield biodiesel yang dihasilkan dan juga waktu reaksi
transesterifikasi terhadap yield biodiesel yang dihasilkan.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 3.609.000
2 Bahan habis pakai 1.881.000
3 Perjalanan (Pekanbaru) 100.000
4 Lain-lain administrasi, publikasi, seminar, laporan 500.000
Jumlah 6.090.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Kegiatan Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Bahan dan
Alat
Sintesis Katalis dan
Karakterisasi Katalis
Proses Pembuatan
Biodisel
Analisa Hasil
Pengolahan Data
10

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, A. 2011.Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Biji Ketapang. Jurnal


Kompetensi Teknik. 3(1): 41-46.
Haryanto, A., Silviana, U., Triyono, S dan Prabawa, S.2015. Produksi biodiesel
dari transesterifikasi minyak jelantah dengan bantuan gelombang mikro:
pengaruh intensitas daya dan waktu reaksi terhadap rendemen dan
karakteristik biodiesel. AGRITECH. 35(2): 234-240
Kasim, R. 2010. Desain esterifikasi menggunakan katalis zeolit pada proses
pembuatan biodiesel dari crude palm oil (CPO) melalui metode dua tahap
esterifikasi-transesterifikasi. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lee, A. F., Bannet, J. A., Manayil, J. C dan Wilson, K. 2014. Heterogeneous
Catalysis for Sustainable Biodiesel Production via Esterification and
Transesterification. Chem Soc Rev.
Prihanto, A., Pramudono, b., dan Santosa, H. 2013. Peningkatan yield biodisel
dari minyak biji nyamplung melalui transesterifikasi dua tahap. Jurnal
Momentum 9 : 46 - 53.
Siahaan, A. R. 2017. Abu cangkang buah ketapang (terminalia catappa) sebagai
adsorben zat warna metilen biru. Skripsi.Universitas Riau, Pekanbaru.
Sisca, V. 2018. Aplikasi katalis padat dalam produksi biodiesel. Jurnal
Zarah.6(1) :30-38.
Siswani, E. D., Susila Kristianingrum., Suwardi. 2012. Sintesis dan
Karakterisasi Biodiesel dari Minyak Jelantah Pada Berbagai Waktu dan
Suhu. Jurnal FMIPA. UNY
Setiadi, F. 2015. Kajian minyak biji picung sebagai bahan baku alternatif
pembuatan biodiesel dengan katalis Al2O3 dalam mewujudkan green
energy and technology. Skripsi. Universitas riau. Pekanbaru.
Supartini. 2009. Komponen kimia kayu meranti kuning (Shorea
Macrobalanos). Jurnal Penelitian Depterokapra. 3(1): 43-50.
Tumpubolon, W. S. BR. 2018. Sintesis katalis heterogen gabungan dari abu
cangkang biji ketapang dan cangkang telur ayam. Skripsi. Universitas
Riau, Pekanbaru
Zeng, Z., Cui, L., Xue,W., Chen, J dan Che, Y. 2012. Chemical Kinetics. Rijeka:
In Tech Europe.
11
12
13
14

4. Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan Dr.Muhdarina, M.Si
gelar)

2. Jenis Kelamin Perempuan


3. Prigram Studi Kimia Fisika
4. NIP/NIDN 0014086102
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bengkalis dan 14-08-1961
7. Alamat E-mail muhdarina.m@lecturer.unri.ac.id
8. Nomor Telepon/ HP 081365942380

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Akademik
Nama Universitas Universitas Universiti
Institusi Riau Gadjah Mada Kebangsaan
Malaysia
Jurusan/Prodi Kimia Kimia Fisika Kimia & Proses
Tahun 1980 – 1986 1991- 1996 2003-2010
Masuk-Lulus

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS

1. Kinetika Kimia (S1) Wajib 3 SKS

2. Kimia Antar Muka & Koloid Wajib 2 SKS


(S1)

3. Kimia Katalisa (S1) Pilihan 3 SKS

4. Kimia Minyak Bumi (S1) Pilihan 3 SKS

5. Ikatan Kimia (S1) Wajib 3 SKS

6. Kimia Fisika Lanjut (S2) Wajib 2 SKS

7. Kimia Zat Padat Lanjut (S2) Wajib 3 SKS

8. Geo Kimia Terapan (S2) Pilihan 2 SKS


15

9. Kimia Katalis Lanjut (S2) Pilihan 2 SKS

10. Sintesis Material Anorganik Pilihan 2 SKS


(S3)

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2013
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 1)
2. Lempung Alam Daerah Aliran Basis Lab 2013
Sungai (DAS) Kuantan Sebagai
Penyangga Katalis: Karakterisasi
Katalisator Lempung Terpilar-
NiO (Ketua)
3. Sintesis Biodiesel Menggunakan BOPTN 2013
Katalis Heterogen dari Cangkang
Kerang Darah (Blood Cockles),
(Anggota, Tahun 1)
4. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2014
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 2)
5. Penyediaan Adsorben Berbasis PNBP FMIPA 2014
Lempung Alam dengan Berbagai
Konsentrasi Aktivator Asam
Sulfat
6. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2015
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 3)
7. Potensi Lempung Alam Palas PNBP FMIPA 2015
Sebagai Koagulan Cair
(Anggota)
8. Upaya Mengurangi Asam Lemak MANDIRI 2015
Bebas Dari Crude Palm Oil
(CPO) Menggunakan Padatan
Lempung Alam Maredan
Teraktivasi (Ketua)
9. Potensi Lempung Lokal sebagai MANDIRI 2016
16

Katalis Esterifikasi pada Sintesis


Biodiesel dari CPO
10. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2016
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 4)
11. Degradasi Larutan Zat Warna DIPA UR 2016
Dengan Katalis Oksida Mangan
Berbasis Fenton Reaksi (Anggota)
12. Sintesis Biodiesel dari CPO MANDIRI 2017
melalui Tahap Adsorpsi dan
Transesterifikasi Katalitik
13. Potensi Lempung Alam Daerah DIPA UR 2017
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 5)
14. Sintesis Nanomaterial Mangan BOPTN 2017
Oksida Sebagai Katalis Untuk
Degradasi Limbah Cair Organik
Pabrik Kelapa Sawit (Anggota,
Tahun 1)
15. Menyiapkan Adsorben Berbahan MANDIRI 2018
Baku Pelepah Kelapa Sawit
Untuk Mengurangi Kadar Asam
Lemak Bebas Di Dalam CPO
16. Sintesis Zeolit Dari Padatan DIPA 2018
Lempung Sisa Pembuatan
Koagulan Cair
17. Aplikasi Katalis Logam DIPA 2018
Pengemban Lantanum, La
Berbasis Lempung Cengar dan
Zeolt Alam, La/L dan La/NZA
pada Pembuatan Biodisel dari
CPO (Anggota)
18. Sintesis Nanomaterial Mangan BOPTN 2018
Oksida Sebagai Katalis Untuk
Degradasi Limbah Cair Organik
Pabrik Kelapa Sawit (Anggota,
Tahun 2)
17

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1. Sosialisasi Bioenergi dari Mandiri 2013
Biomassa di SMA Negeri 2 Minas
Kabupaten Siak
2. Penyuluhan Tantangan Teknologi Mandiri 2013
Energi di Masa Depan sebagai
Antisipasi Kelangkaan Bahan
Bakar Fosil di SMU Negeri 3
Tapung Kab.Kampar Provinsi
Riau
3. Bimbingan Persiapan Olimpiade DANA DIKNAS 2013
Sains Nasional Siswa SMA se KAB.BENGKAL
Kabupaten Bengkalis IS
4. Sosialisasi Potensi Sumber Daya BOPTN 2013
Alam Riau Untuk Kegunaan
Pengembangan di Masa Depan
di SMA NEGERI No I Tualang
Kabupaten Siak Propinsi Riau
5. Sosialisasi Bioenergi dari BOPTN 2013
Biomassa di SMAS Al-Muslimun
Seikijang Kabupaten Pelalawan
6. Pembinaan Siswa SMA se DANA DIKNAS 2014
Provinsi Riau untuk Persiapan PROVINSI RIAU
Olimpiade Sains Nasional tingkat
Nasional Tahun 2014
7. Pelatihan Teknologi Produk BOPTN UR 2014
Olahan Pepaya (Selai Pepaya)
Pada Masyarakat Desa Pantai
Raja Kecamatan Perhentian Raja
Kabupaten Kampar
8. Teknologi Konversi Biomassa DIPA BLU UR 2015
menjadi Biofuel dan Bioenergi di
SMU N I Pasir Pengaraian Kab.
Rohul Propinsi Riau
9. Pelatihan Teknologi Produk PNPB MIPA 2015
Olahan Pepaya (Saus Pepaya)
Pada Masyarakat Desa Sungai
Pagar Kabupaten Kampar
10. Pembinaan Praktikum Kimia BOPTN MIPA 2016
18

Berbasis Simulasi Menggunakan


Chemcollective bagi Siswa/wi di
SMAIT Al Fityah Pekanbaru
11. Peningkatan Kompetensi Siswa/i DIPA UR 2017
SMAN I Sabak Auh Kab.Siak
menghadapi Olimpiade Kimia
Melalui Kegiatan Praktikum
Kimia
12. Motivasi Jiwa Kewirausahaan BOPTN FMIPA 2017
(Interpreunership) siswa SMA
Alfityah Pekanbaru melalui
Teknologi Tepat Guna Pembuatan
Minyak Goreng Hemat Energi
13. Sosialisasi Makan Ikan: Ayo Hibah Akreditasi 2017
Cerdaskan si Kecil dengan S2
Mengkonsumsi Ikan
14. Motivasi Interpreneurship Siswa BOPTN MIPA 2018
SMA 5 Tapung Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar
Melalui Tehnologi Tepat Guna
Pembuatan Minyak Goreng
Hemat Energi

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai
ketidaksesuaian kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.

Pekanbaru, 19 Desember 2018


Dosen Pendamping

(Dr. Muhdarina, M.Si)


19

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)


- Termometer 1 buah 45.000 4.5000
- Pipet tetes 4 buah 5.000 20.000
- Tisu 6 gulung 4.000 24.000
- Kain lap 2 buah 5.000 10.000
- Aluminium foil 1 gulung 25.000 25.000
- Masker 1 kotak 35.000 35.000
- Sarung tangan 1 kotak 50.000 50.000
- Botol sampel 15 buah 10.000 150.000
- Analisi 550.000 1.650.000
morfologi
katalis (SEM-
EDX) 3 sampel
- Analisis gugus 50.000 150.000
fungsi pada
katalis (FTIR) 3 sampel
- Analisis derajat 250.000 750.000
kristanilitas
katalis (XRD) 3 sampel
- Analisis kadar 150.000 450.000
CaO dan K2O
pada katalis
(XRF) 3 sampel
- Ongkos kirim 5 sampel 50.000 250.000
SUB TOTAL (Rp) 3.609.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
- Aquades 20 L 10.000 200.000
- Methanol 5L 153.200 766.000
- Crucible 4 buah 200.000 800.000
- Isolasi pipa 5 buah 3.000 15.000
10
- Kertas saring lembar 10.000 100.000
SUB TOTAL (Rp) 1.881.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
- Pekanbaru
➢ Akomodasi 2 50.000 50.000
(hari)
➢ Uang makan 2 50.000 50.000
tim
20

SUB TOTAL (Rp) 100.000


4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
- Publikasi Penerbitan 500.000 500.000
jurnal
SUB TOTAL (Rp) 500.000
TOTAL (Rp) 6.090.000
(Terbilang Enam Juta Sembilan Puluh Ribu Rupiah)
21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian

Nama/ Program Alokasi Waktu


No Bidang Ilmu Uraian Tugas
NIM Studi (Jam/Minggu)
Ketua peneliti
bertanggung
jawab dalam
kegiatan
Rahmat
Sintesis dan penelitian,
Zikri/
1 Kimia S1 Karakterisasi 16 terutama
16031155
Katalis terhadap
94
berjalannya
sintesis katalis
dan karakterisasi
katalis.
Melakukan
pembuatan
biodiesel
Poniran/ ,publikasi
Pembuatan
2 16031110 Kimia S1 12 penelitian, serta
Biodisel
82 memeriksa
kelengkapan
laporan dan
bahan baku.
Bertanggung
jawab terhadap
Rahayu
proses anilisis
Sri Rejeki
Matemat data,
3 / Analisis Data 8
ika S1 pengumpulan
17031106
data dan
66
pengisian log
book.
22

Anda mungkin juga menyukai