BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Rahmat Zikri; 1603113556; 2016
Poniran; 1603111082; 2016
Rahayu Sri Rejeki; 1703110666; 2017
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata ketua, anggota dan Dosen Pendamping yang ditanda
Tangani......................................................................................………..…….......11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...........................................................19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..................21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti........................................................22
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komponen oksida pada abu cangkang ketapang.............................…...6
Tabel 4.1. Ringkasan anggaran biaya............................................................. . …...9
Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan penelitian……………….………………….……..9
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan energi yang dihadapi Indonesia saat ini adalah kebutuhan
energi nasional yang semakin meningkat setiap tahun sementara cadangan dan
produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin terbatas. Total cadangan minyak
mentah Indonesia baik yang tersedia maupun yang potensial menurun sekitar
14.47% dari 9.61 milyar barel menjadi 8.22 milyar barel pada tahun 2008. Oleh
karena itu untuk memenuhi konsumsi energi dalam negeri, pemerintah
mengimpor minyak mentah sekitar 38% dari total produksi dan mengalami
peningkatan sejak tahun 2006 (Kasim, 2010).
Total cadangan minya mentah yang semakin berkurang menyebabkan harga
BBM semakin naik, maka diperlukan pengembangan energi alternatif terbarukan.
Salah satu bahan bakar alternatif terbarukan yaitu biodiesel. Penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar mesin diesel dapat menurunkan emisi bila dibandingkan
dengan minyak solar. Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari
sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Prihanto dkk, 2013).
Katalis asam maupun basa dapat berupa homogen atau heterogen. Sebagian
besar produksi biodiesel. Di seluruh dunia menggunakan katalis homogen, yang
bersifat korosif dan tidak dapat digunakan kembali dan menghasilkan limbah yang
perlu dinetralkan, oleh karena itu, meningkatkan keseluruhan biaya dan
menyebabkan masalah lingkungan. Umumnya, katalis homogen yang digunakan
pada proses poduksi biodiesel dengan transesterifikasi trigliserida dan metanol
adalah NaOH, KOH, atau metoksidanya, H2SO4, dan HCl. Katalis ini susah
dipisahkan, dapat merusak lingkungan, bersifat korosif, dan menghasilkan limbah
beracun. Penggunaan katalis heterogen memberikan banyak keuntungan antara
lain mudah dipisahkan dari produknya melalui filtrasi karena fasanya berbeda
dengan produknya, mudah diregenerasi, dapat digunakan kembali, tidak
menghasilkan sabun jika bereaksi dengan FFA (free fatty acid), lebih ramah
lingkungan, lebih murah, dan tidak bersifat korosif (Sisca, 2018). Katalis padat
basa sangat menguntungkan untuk reaksi transesterifikasi, jika suatu minyak
mengandung FFA yang tinggi, pada katalis basa homogen akan mengalami reaksi
samping berupa reaksi penyabunan. Hal ini terjadi karena katalis basa homogen
akan terioniasi pada pelarut dan kationnya akan bereaksi dan membentuk sabun.
Berbeda dengan katalis basa padat yang digunakan, basa padat tidak akan
terionisasi karena dia berupa padatan dan juga dia bertindak sebagai basa lewis
dan memprotonasi minyak sehingga menghasilkan biodiesel.
Kandungan CaO dan K2O pada abu ketapang bisa dimanfaatkan sebagai
katalis basa dalam proses trensesterifikasi CPO (crude palm oil) menjadi suatu
biodiesel. Permasalahn di dunia adalah dalam masalah energi dan masalah limbah,
Limbah biomassa dari buah ketapang dapat dimanfaatkan sebagai katalis basa
untuk mendapatkan biodiesel sebagai energi terbarukan kemudian kita sekaligus
mengatasi masalah limbah biomassa.
2
melakukan reaksi sintesis biodiesel. Beberapa katalis padat seperti oksida logam
alkali tanah (CaO, BaO) dan hidroksida logam alkali tanah (Ca(OH) 2, Ba(OH)2)
sebagian larut dalam air dan alkohol yang ikut dalam produk akhir biodiesel
(Sisca, 2018).
2.1.4 Biodiesel
Biodiesel secara kimia didefenisikan sebagai metil ester yang diturunkan
dari minyak/lemak alami, seperti minyak nabati, lemak hewan atau minyak
goreng bekas (Peeples, 1998). Biodiesel tergolong bahan bakar yang dapat
diperbaharui karena bahan bakunya berasal dari bahan alam yang dapat
diperbaharui dengan cepat dan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama
(Dewi, 2013). Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai
(biodegradable), tidak beracun dan pada dasarnya bebas kandungan belerang
(sulfur) (Setiadi, 2015).
diharapkan sebagai Lewis acid sterically bulkier dibanding dengan sebuah proton.
Pada tahun 1964, Anantakrishnan, et al. Menyelidiki reaksi esterifikasi Ac2O
dengan 50% MeOH, EtOH, Proh, dan iso-Proh, di 50% Me2CO atau Dioxane
sebagai pelarut, menggunakan asam Lewis (ZnCl2) (Zeng dkk., 2012).
c. Super Acid
Solid super acid (SO42-/MxOy) adalah jenis baru dari katalis yang digunakan
dalam esterifikasi (Jiang et al., 2004). MxOy biasanya beberapa oksida logam
transisi seperti ZrO2 dan TiO2. Pada tahun 2010, Rattanaphra, et al. esterifikasi
asam miristat dengan metanol dikatalisasi oleh zirconia sulfat. Mekanisme
esterifikasi mengikuti model Langmuir-Hinshelwood (Arata, 2009; Reddy &
Patil, 2009). Ada kemungkinan bahwa metanol dan asam miristat teradsorpsi pada
situs asam Bronsted dari zirconia sulfat selama esterifikasi. Gugus hidroksil dari
metanol terprotonasi oleh asam Bronsted pada permukaan katalis, sementara
protonasi asam miristat di situs yang berdekatan mengarah ke karbokation
tersebut. Deprotonasi metanol oksigen menghasilkan nukleofil, yang menyerang
karbokation untuk menghasilkan intermediet tetrahedral. Intermediet tetrahedral
menghilangkan air dari ester dan terbentuk ester (biodiesel) (Zeng dkk., 2012).
2.2.2 Katalis Transesterifikasi
Transesterifikasi trigliserida (TGs) menggunakan metanol merupakan reaksi
utama dalam sintesis biodiesel yang menghasilkan senyawa kimia fatty acid
methyl ester (biodiesel). Ada tiga jenis katalis yang digunakan untukmembuat
biodiesel dari trigliserida menggunakan alkohol, yaitu katalis asam, katalis basa,
dan enzim. Alkohol yang biasanya digunakan adalah metanol karena harganya
lebih murah dan mempunyai keunggulan dilihat dari sifat fisika dan kimianya
yaitu lebih polar dan rantai karbonnya lebih pendek dibandingkan etanol
(Sisca,2018).
a. Oksida Alkali Tanah
Dijelaskan bahwa CaO dan Ca(OH)2 bereaksi dengan metanol untuk
membentuk kalsium metoksida di permukaan. Dijelaskan juga CaO dan Ca(OH) 2
bereaksi dengan metanol membentuk kalsium metoksida di permukaan. Ion
kalsium metoksida mengkatalisis ion metoksida yang terbentuk oleh NaOH,
namun dengan aktivitas katalitik rendah. Ca(OH) 2 tidak dapat mengkatalisis
reaksi, MgO merupakan katalis tidak aktif. Kinerja CaO adalah 3 - 4 kali lebih
lambat dari pada NaOH, memberikan konversi 90% dalam 2,5 jam. Telah
dijelaskan bahwa jika CaO digunakan kembali untuk beberapa berjalan tanpa
penonaktifan yang signifikan, sehingga CaO akan hilang Reaksi katalitik
dihasilkan atas keikutsertaan katalis heterogen dan homogen dalam pembentukan
spesies aktif yang dilepaskan. Aktivitas katalitik yang dihasilkan dari alumina
dengan garam logam alkali juga telah diteliti. (Sisca,2018). Berikut tabel
dandungan oksida pada abu cangkang ketapang :
6
pemisah dan diendapkan selama 24 jam untuk dipisahkan antara metil ester dan
gliserol, sedangkan katalis terendapkan dalam reaktor. Setelah 24 jam terbentuk
dua lapisan yaitu bagian atas corong adalah metil ester (biodiesel) dan bagian
bawah merupakan gliserol. Campuran metil ester dan gliserol dipisahkan,
selanjutnya bagian atas dari corong adalah metil ester dicuci dengan air hangat
(500C) sampai diperoleh biodiesel berwarna kuning jernih. Lapisan atas
merupakan biodiesel, sedangkan air yang membawa methanol dan ester teremulsi
terdapat pada lapisan bawah untuk selanjutnya diendapkan dan dipisahkan. Hasil
yang diperoleh kemudian di periksa dengan analisa yield dengan gravimetri.
DAFTAR PUSTAKA
4. Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan Dr.Muhdarina, M.Si
gelar)
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Akademik
Nama Universitas Universitas Universiti
Institusi Riau Gadjah Mada Kebangsaan
Malaysia
Jurusan/Prodi Kimia Kimia Fisika Kimia & Proses
Tahun 1980 – 1986 1991- 1996 2003-2010
Masuk-Lulus
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2013
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 1)
2. Lempung Alam Daerah Aliran Basis Lab 2013
Sungai (DAS) Kuantan Sebagai
Penyangga Katalis: Karakterisasi
Katalisator Lempung Terpilar-
NiO (Ketua)
3. Sintesis Biodiesel Menggunakan BOPTN 2013
Katalis Heterogen dari Cangkang
Kerang Darah (Blood Cockles),
(Anggota, Tahun 1)
4. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2014
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 2)
5. Penyediaan Adsorben Berbasis PNBP FMIPA 2014
Lempung Alam dengan Berbagai
Konsentrasi Aktivator Asam
Sulfat
6. Potensi Lempung Alam Daerah BOPTN 2015
Aliran Sungai (DAS) Kuantan
sebagai Koagulan dan Resin
Penukar Ion, (Ketua, Tahun 3)
7. Potensi Lempung Alam Palas PNBP FMIPA 2015
Sebagai Koagulan Cair
(Anggota)
8. Upaya Mengurangi Asam Lemak MANDIRI 2015
Bebas Dari Crude Palm Oil
(CPO) Menggunakan Padatan
Lempung Alam Maredan
Teraktivasi (Ketua)
9. Potensi Lempung Lokal sebagai MANDIRI 2016
16
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai
ketidaksesuaian kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.