Disusun oleh :
Bintang Putri Gani NIM. 1431410025
Wulandari Syaifatul Assyfa NIM. 1431410134
Disusun oleh :
1. Bintang Putri Gani (NIM. 1431410025)
2. Wulandari Syaifatul Assyfa (NIM. 1431410134)
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI
PT. PETROKIMIA GRESIK
( 1 – 28 FEBRUARI 2017 )
Disusun oleh :
1. Bintang Putri Gani (NIM. 1431410025)
2. Wulandari Syaifatul Assyfa (NIM. 1431410134)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis diberi kelancaran dan
kemudahan untuk menyelsaikan laporan kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik
ini. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
menyelesaikan program studi D-3 Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia,
Politeknik Negeri Malang.
Pada laporan tugas praktek ini dibahas mengenai profil perusahaan PT.
Petrokimia Gresik secara umum, proses produksi di dalam perusahaan khususnya
pada bagian Departeman Produksi IIA, dan tugas khusus menghitung neraca
massa dan neraca energi di unit granulasi Pabrik Pupuk Fosfat I PT. Petrokimia
Gresik
Penulisan laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti bagi
penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang menyertai setiap jalan yang dilalui, yang telah memberikan
semua kemudahan atas segala masalah yang dihadapi dan mengabulkan segala
doa sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan baik secara moral dan material sehingga kegiatan Kerja Praktek
dapat terlaksana dengan lancar
3. Bpk. Ir. Hardjono, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Malang.
4. Ibu Profiyanti Hermien Suharti, ST.,MT selaku dosen pembimbing kerja
praktek Program Studi Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang
5. Bapak M. Harisul Baihaqi, ST selaku pembimbing Praktek Kerja di PT.
Petrokimia Gresik
6. Semua pihak yang telah membantu dalam Praktek Kerja ini
Penulis
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB 1 : PENDAHULUAN
viii
2.2.2 Utilitas..................................................................................................22
2.2.3 Proses Produksi Pupuk Phonska I/II/III..............................................32
2.2.4 Proses ProduksiPupuk SP-36...............................................................44
2.3 Masalah yang Dihadapi 66
2.3.1 Latar Belakang Masalah......................................................................66
2.3.2 Ruang Lingkup Masalah......................................................................67
2.4 Pemecahan Masalah yang Diambil 67
2.4.1 Tinjauan Pustaka..................................................................................67
2.4.2 Cara Perolehan Data............................................................................75
2.4.3 Cara Pengolahan Data..........................................................................76
2.4.4 Hasil dan Pembahasan.........................................................................76
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan 82
3.2 Saran 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2017
DEPARTEMEN PRODUKSI II A
PT PETROKIMIA GRESIK
BAB 1
PENDAHULUAN
yang memproduksi pupuk urea, pupuk fosfat, pupuk ZA, pupuk majemuk
PHONSKA, pupuk majemuk NPK Kebomas, pupuk ZK (K 2SO4), dan pupuk
Petroganik, serta 7 pabrik yang memproduksi produk non-pupuk yang mencakup
Amoniak, Asam Sulfat, Asam Fosfat, Granulated Gypsum, Aluminium Fluorida,
CO2 Cair danHCl. Pada tahun 2014, kebutuhan pupuk nasional mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013, yaitu awalnya 9,25 ton menjadi
9,55 juta ton.Pemerintah menetapkan alokasi subsidi pupuk pada tahun 2014
hanya sebesar7,78 juta ton sehingga masih ada kebutuhan pupuk nasional
sebesar 1,77 juta tonyang tidak mendapat alokasi subsidi oleh pemerintah. Arah
kebijakan perpupukanyang mengarah kepada pengembangan pemupukan
spesifik lokasi melaluipenggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik
pertumbuhan ekonomi yangpositif merupakan kesempatan yang sangat baik bagi
PT Petrokimia Gresik untukterus mengembangkan usaha pupuk.
PT Petrokimia Gresik telah melakukanpembangunan berbagai macam
pabrik pupuk diantaranya yang mulai diprosessejak tahun 2013 adalah Poyek
Revamping PA, Proyek Ammurea II. Selain ituterdapat proyek-proyek lainnya
antara lain Proyek Pengembangan Pelabuhan & Pergudangan dan Proyek IPA
Gunungsari sebagai penunjang fasilitas transportasilaut dan pertumbuhan pabrik.
PT Petrokimia Gresik telah melakukanpembangunan berbagai macam
pabrik pupuk diantaranya yang mulai diprosessejak tahun 2013 adalah Poyek
Revamping PA, Proyek Ammurea II.Pabrik ini diharapkan dapat memberi bekal
yang sangatberguna tentang pendalaman pengetahuan dan perkuliahan.Oleh
karena itu dariuraian di atas, dilakkan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di
PT PetrokimiaGresik dengan harapan dapat mengaplikasikan serta
mengimplementasikan ilmuterapan yang diberikan di perkuliahan.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan praktek kerja industri ini sebagai berikut :
1. Menambah wawasan tentang industri pupuk PT Petrokimia Gresik
1.3 MANFAAT
Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek ini sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan
b. Menambah wwasan dan pengalama serta memberikan gambaran
nyata aplikasi ilmu yang telah diperoleh selama Praktek Kerja
Lapangan di PT Petrokimia Gresik
c. Mengetahui secara umum mengenai proses produksi pupuk NPK
dan SP-36
d. Mengetahui peranan bidang yang dipelajari(Teknik Kimia) dalam
industri pupukPT Petrokimia Gresik
e. Mengukur kemampuan mahasiswa dalam lingkungan industri
2. Bagi Politeknik Negeri Malang
a. Menghasilkan lulusan yang terampil, disiplin , dan bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas di industri
b. Sebagai parameter kualitas hasil pendidikan unt informasi dalam
pengembangan kurikulum
c. Sebgai sarana pengenalan instansi pendidikan Politeknik Negeri
Malang , khusussnya pada jurusan teknik kimia
3. Bagi Perusahaan
a. Sebagai saran menjebatani hubungan kerjasama anara perusahaam
dengan lembaga pendidikan Politeknik Negeri Malnag
b. Membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan pada perusaahn
tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lpangan.
BAB II
HASIL KERJA PRAKTEK LAPANGAN
Produk yang dihasilkan dari perusahan yang berstatus PMA ini adalah
Phtalic Anhydride (PA). Merupakan usaha patungan antara PT
Petrokimia Gresik (1,47%), Exel Capital Venture (92,57%), Daewoo
Corporation (4,16%), PT Witulan (0,90%), dan PT Justus Kimia Raya
(0,90%).
4. PT PETROCENTRAL
Perusahaan yang berstatus PMDN ini menghasilkan Sodium Trypoly
Phosphate (STTP). Merupakan usaha patungan antara PT Petrokimia
Gresik (9,8%), PT Unggul Indah Corporation (61,72%), PT Fosfindo
(12,74%), PT Kodel (3%), PT Sinar Gerbangmas (6,37%), dan PT
Salim Chemical Corporation (6,37%).
5. PT PETRO JORDAN ABADI
Merupakan perusahaan patungan antara PT Petrokimia Gresik (50%)
dan Jordan Phosphate Mine Cotporation Limited (50%). Produk
utama dari perusahaan berstatus PMA ini adalah Asam Fosfat.
1.5.7 Perusahaan dibawah Yayasan Petrokimia Gresik (YPG)
1. PT GRESIK CIPTA SEJAHTERA
Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Perdagangan Umum,
Transportasi, Pergudangan dengan kepemilikan saham Yayasan
Pterikimia Gresik 98,92% dan Koperasi Karyawan Keluarga Besar PT
Petriokimia Gresik (K3PG) 1,08%.
2. PT PETROKOPINDO CITA SELARAS
Perusahaan yang bergerak dalam bidang Jasa angkutan darat dan laut,
Jasa perbaikan kendaraan dan alat berat, Perdagangan baranag umum
& jasa, MBU (pengantongan pupuk), Forwanding dengan kepemilikan
saham Yayasan Petrokimia Gresik 70,25% dan PT Petrosida Gresik
29,75%.
3. PT GRAHA SARANA GRESIK
Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Properti, Pergudangan,
Perdagangan Umum dan Biro Perjalanan Wisata dengan kepemilikan
saham Yayasan Petrokimia Gresik 99,01% dan Koperasi Karyawan
Keluarga Besar PT Petrokimia Gresik (K3PG) 0,99%.
a. Kebijakan K3
Sesuai dengan nilai-nilai dasar tersebut, Direksi PT Petrokimia
Gresik menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut:
1. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindungan K3 bagi
setiap orang yang berada di tempat kerja serta mencegah adanya
kejadian dan kecelakaan yang dapat merugikan perusahaan.
2. Perusahaan menerapkan UU No. 1/70 tentang K3, PERMEN No.
05/Men/1996 tentang SMK3 serta peraturan dan norma dibidang K3.
Setiap Pejabat dan pimpinan unit bertanggung jawab atas
1.6.1 Utilitas
Utilitas pada unit produksi di pabrik II dilengkapi dengan perangkat
penyediaan utilitas yang meliputi:
1. Penyimpanan dan Distribusi air
2. Distribusi Listrik
3. Penyediaan Steam
4. Penyediaan Udara Tekan
5. Penyimpanan Bahan Bakar
6. Phosphoric Acid Storage
7. Sulfuric Acid Storage
8. Unit Mixed Acid
9. Pengolahan Limbah (Equalizer Proses)
10. Penyimpanan dan Distibusi Air Proses
3. Penyediaan Steam
Utilitas II mempunyai 2 buah Boiler yaitu 02 B.911 dengan kapasitas
10 ton / jam dan 03 B.911 dengan kapasitas 12 ton / jam. Jenis boiler di
pabrik II adalah type pipa api (fire tube) dengan tekanan operasi 6 – 7
kg/cm2. Produk steam dari boiler ini untuk proses granulasi di unit 300.
Di dalam tangki boiler terdapat dua atau tiga buah silinder pipa api
yang di bagian belakangnya terdapat rangka bakar sebagai tempat
pembakaran bahan bakar.
Sistem kerja boiler pipa api adalah sebagai berikut :
Api dan gas asap yang terbentuk dari hasil pembakaran bahan bakar
dan udara di atas rangka bakar akan mengalir sepanjang silinder api
dari belakang ke depan, dan memanasi air di sekeliling silinder api
secara pancaran.
Api atau gas asap setelah meninggalkan silinder api bagian depan
mencapai kotak api (fire box) yang dinding-dinding temboknya
membelokkan arah gas asap ke belakang melalui sebuah kolong api di
sebelah bawah tangki boiler sehingga memanasi dasar tangki boiler
dari depan ke belakang.
Selanjutnya gas asap melewati selokan gas asap dan menuju lorong
api di sebelah kanan dan kiri tangki boiler serta memanasi dinding
tangki boiler sebelah kanan dan kiri dari belakang ke depan.
Pada ujung depan lorong api terdapat kotak asap (smoke box) yang di
tengahnya terdapat cerobong asap, dimana gas asap dapat keluar
melaluinya.
Steam yang terbentuk mengumpul pada kubah uap (steam dome) yang
berada pada bagian atas tangki boiler. Kemudian melalui pipa di
atasnya menuju ke steam valve untuk dapat digunakan.
injeksi larutan carbohydrazide
LSV 913
injeksi larutan produk
TK 913
FIQ 911 LSV 915
fosfat steam
02/03 B. 911
TK 912
Tk 916
Diskripsi Proses
Clarifier water dialirkan ke dalam pelunakan air (softener) TK 912.
Dalam tangki pelunak yang berisi resin, TH air diturunkan menjadi nol.
Air kemudian dikirim ke tanki TK 917 yang memiliki kapasitas 25 m 3.
Dalam TK 917 ini air boiler dipanasi dengan condensate dari TK 916
sehingga temperatur akan naik menjadi 35 – 40°C. Dari TK 917 air boiler
dipompa dengan pompa P 911 A/B ke tangki TK 913. Di dalam tangki ini
air boiler diinjeksi dengan Carbohydrazide (CH) yang ditampung dalam
tangki TK 914 dalam bentuk larutan. Carbohydrazide ini digunakan untuk
mengikat oksigen bebas dalam air. Kemudian dengan pompa P 912 A/B air
boiler dipompa ke dalam boiler B 911. Di dalam boiler dilakukan injeksi
dengan phosphate yang ditampung dalam tangki TK 915 dalam bentuk
larutan. Phosphate digunakan untuk memudahkan garam-garam yang
mudah mengendap menjadi garam yang mudah larut dalam air.
Fuel oil yang disimpan dalam tangki TK 981 dipompa dengan
menggunakan pompa P 982 A/B melalui oil filter untuk menyaring
kotoran-kotoran yang mungkin terbawa. Selanjutnya dari pompa fuel oil
masuk ke ruang pembakaran. Sedangkan udara untuk pembakaran
diperoleh dari udara atmosfer yang ditekan oleh blower C 911.
Keluaran boiler berupa steam dengan tekanan 6 kg/cm2 yang dialirkan
ke unit-unit yang membutuhkan, dan continuous blow down yang banyak
membawa kerak yang terbentuk di dalam boiler. Continous blow down ini
ditampung dalam tangki TK 916 untuk memisahkan uap yang mungkin
terbentuk. Uap dari TK 916 ini dimasukkan ke tangki TK 913 dengan
maksud menaikkan suhu boiler feed water sehingga kerja boiler lebih
maksimal.
Steam yang diproduksi oleh unit utilitas memiliki tekanan sekitar 6
kg/cm2 pada suhu 600 °C. Boiler yang digunakan memiliki sistem
pengaman tekanan dan level. Pada tekanan 8,2 kg/cm 2 boiler akan auto
shut-off disertai high pressure alarm dan apabila alat gagal bekerja maka
akan diikuti proses serupa pada tekanan 9,2 kg/cm 2. Pengaman tekanan
selanjutnya adalah safety valve yang bekerja pada tekanan 9,8 kg/cm dan
10,4 kg/cm. Sistem pengaman level berguna untuk menjaga agar level
cairan di dalam boiler lebih dari 45%. Alarm akan berbunyi pada level
45% sehingga operator dapat segera mengantisipasi. Bila antisipasi tidak
segera diberikan maka level cairan dalam boiler akan turun menjadi 35%
dan pada saat itu akan terjadi auto shut-off (mati secara otomatis).
system. Di unit ini terdapat tiga HE, antara lain 03 E 701 B, 03 E 701 C, 03
E 701 D/A. Exchanger 03 E 701 B dan D terbuat dari material karbon
grafit dan posisinya vertical dengan aliran mix acid di dalam tube
sedangkan aliran air pendingin di sisi shell. Exchanger 03 E 701 C
merupakan exchanger yang ditambahkan belakangan disebabkan kinerja
dua HE sebelumnya yang kurang bagus. Exchanger ini terbuat dari
material stainless steel (SS 306) dengan posisi horizontal. Aliran mix acid
ditempatkan di sisi shell dan air pendingin ditempatkan di dalam tube.
Untuk menjaga agar tidak terkorosi, HE ini dilengkapi dengan
perlindungan katodik yaitu dengan cara mengalirkan listrik berarus rendah
(1,5 – 5 mA).
Asam fosfat dari tangki 02/03 TK 701 A/B dicampur dengan asam
sulfat dari pabrik III di dalam mix static dengan perbandingan 65 : 35
sampai dengan 70 : 30 (basis asam fosfat = 54% dan asam sulfat = 98%).
Pencampuran asam menghasilkan panas akibat pengenceran asam sulfat
oleh air yang terkandung dalam asam fosfat. Sehingga suhu mixed acid
harus diturunkan hingga ± 80 °C dengan menggunakan heat exchanger E-
701 B/C/D. Sebagian campuran asam yang telah didinginkan dikirim ke
PF I/ II, sedangkan sisanya direcycle kembali ke dalam tangki penampung
(03 TK 701 D/E).
9. Pengolahan Limbah
Unit ini menangani limbah cair yang dihasilkan dari pabrik I, II, III
sebelum dibuang ke laut. Untuk limbah cair dari pabrik I dan II, limbah
terlebih dahulu diinjeksi dengan larutan kapur dan NaOH untuk
mengontrol pH. Limbah lalu dialirkan ke empat buah kolam yang dibuat
berkelok untuk menjebak lumpur. Air limbah Pabrik I dan II kemudian
bercampur dengan air limbah dari Pabrik III yang telah mengalami
pengolahan tersendiri. Air limbah tersebut lalu diinjeksi lagi dengan
larutan NaOH sehingga memiliki pH ≥ 5 sesuai dengan Peraturan
Amoniak
Spesifikasi :
Bentuk : Cair
b. Tahapan proses
Berikut diagram alir proses produksi pupuk NPK(mereffer proses
di Pabrik Phonska I )
+ → ΔH = -1.500 kcal/kg
+ → ΔH = -1.300 kcal/kg
+ → ΔH = -1.300 kcal/kg
2 + → ΔH = -1.500 kcal/kg
F : 4 % maksimum
Cl : 0,06 % maksimum
SiO2 : 5,5 % maksimum
Org. Carbon : 6 % maksimum
Ukuran butir :
+ US Mesh 4 : 0,75 % maksimum
+ US Mesh 200 : 96 % minimum
BM : 504,313 gr/mol
Indeks Bias : 1,634 – 1,638
Densitas : 3,16 – 3,22 gr/cm3
Kekerasan : 5,00
Bentuk Kristal : Hexagonal
Warna :Tak berwarna, Biru, Kuning,
Asam Fosfat (H3PO4)
Asal :- Produksi Pabik III
Impor dariPT PJA , Tunisia, Afrika
Selatan, Senegal, dan Maroko
Fungsi : Sebagai sumber utama unsur P2O5
Spesifikasi :
P2O5 : 52 % minimum
Al2O3 + Fe2O3 : 1,5 % maksimum
CaO : 0,2 % maksimum
MgO : 1 % maksimum
SO3 : 2,5 % maksimum
Cl : 0,03 % maksimum
F : 0,5 % maksimum
Suspended Solid : 1 % maksimum
BM : 98,00 gr/mol
Densitas : 1,65 – 1,72 gr/ml
Warna : Cairan tak berwarna
tangki mix acid tank 03.TK-701.DE. Temperatur asam fosfat dari pabrik
III berkisar 80°C dengan kandungan P2O5 45% minimal . Seiring dengan
perkembangannya, asam fosfat dari pabrik III dikirim langsung ke tangki
03.TK-701.DE melalui cooler E-702 tanpa terlebih dahulu dimasukan ke
dalam tangki 02/03.TK.701 AB.
Asam sulfat berasal dari pabrik III menuju tangki asam sulfat
12.TK-705 dengan temperatur 35-44°C. Melalui pompoa P-705 asam
sulfat dimasukkan ke dalam mix acaid tank 03.TK-701.DE. Pada mix
acid tank terjadi pemcampuran asam fosfat dengan asam sulfat .
Adanya panas pengenceran SA dengan kandungan air pada PA
menyebabkan temperatur asam campuran (MA) menjadi tinggi.
Temperatur pencampuran asam fosfat dan asam sulfat adalah 105°C.
Sebagian kandungannya teruapkan (H2O , CO2 , SiF4) dan merupakan
polutan. Sebelum polutan gas (uap) tersebut dibuang ke udara , terlebih
dahulu di scrub dengan menggunakan air. Larutan MA dari TK-701
didinginkan di cooler E-701 hingga temperaturnya mencapai 75°C
dengan rate 70-90 m3/jam. Sebagai parameter operasi dilakukan analisa
laboratorium dengan batasan sebagai berikut :
P2O5 = 34%minimal
H2SO4 = 21% minimal
Unit penghasil butiran (grinding) batuan fosfat
Bahan baku berupa Phosphate rock dari storage U-600 diangkut
dengan whell loader untuk dimasukan ke hopper D-601.Dengan
meggunakan M-608 Phosphate rock dimasukan kedalam hopper M-101,
dimana sebelum masuk ke hopper diujung M-608 dipasang magnet
separator diatasnya yang tujuannya untuk menarik logam-logam yang
terikut dalam phosphate rock
Dari hopper ini Phosphate rock yang mengandung air max = 3%
dimasukan ke dalam Ball Mill dengan megnggungkan drag conveyor M-
104 yang jumlahnya dapat diatur dengan menggunakan speed variator .
Untuk menurunkan kadar air Phosphate rock menjadi 1%,
digunakna udara panas yang dihasilkan Furnace B-101 ± 300°C. Bahan
bakar yang digunakan berupa gas alam atau solar.
solid karena kadar airnya teruapkan oleh proses reaksi yang bersifat
eksoterm . Proses denning belangsung selama 9-13 menit dengan
kecepatan conveyor 6 – 18 m/menit.
Diujung conveyor ini terdapat disentegrator untuk memperkecil
ukuran ROP , dari conveyor M-203 ini setelah diperkecil ukurannya.
Kemudian menuju ke shuttle belt conveyor M-204 dan selanjutnya dapat
dikirim langsung ke unit granulasi dan atau dicurahkan dulu di curing
storage U-250.
Reaksi antara ground rock (PR) dan mixed acid bersifat eksotermis
dengan temperatur reaksi 100-125°C. Reaksi eksoterm yaitu sistem
membebaskan nergi atau menghasilkan energi yang dikeluarkan ke
lingkunagnnya. Reaksi utama yang terjadi mengikuti persamaan reaksi
sebagai berikut :
Ca10(PO4)6F2 + 14H3PO4 + 10H2O 10Ca(H2PO4)2.H2O + 2HF
Tricalcium phosphate Monocalciumphosphate(MCP)
Ca10(PO4)6F2 + 4H3PO4 + 20H2O 10CaHPO4.2H2O + 2HF
Tricalcium phosphate Dicalcium phosphate(DCP)
Ca10(PO4)6F2 +7H2SO4+3H2O10CaHPO4.2H2O + 7CaSO4 + 2HF
Tricalcium phosphate Dicalcium phosphate (DCP)+Kalsium sulfat
Monocalcium phosphat (MCP) adalah garam phoshat yang larut
dalam air sedangkan DCP tidak larut dalam air namun larut dalam asam
sitrat. Selain reaksi diatas terdapat reaksi-reaksi disamping. Dimana
dihasilkan garam sulfat yang lain seperti CaSO 4 serta timbul uap yang
mengandung partikel diantaranya CO2 , SiF4 , H2O, dan lain-lain yang
merupakan polutan jika langsung dibuang ke dalam atmosfir . Untuk
meminimalkan polutan yang dibuang ke atmosfir di unit reaksi telah
dilengkapi scrubbing sistem dengan air sebagai penyerap polutan-polutan
tersebut .
Partikel yang menguap di Cone Mixer dan setting belt conveyor
(CO2 , SiF4 , H2O, dan lain-lain) akan dihisap oleh Vent Fan C-201 untuk
dibuang ke udara lewat Scrubing Stack D-201. Sebelum gas dibuang ke
udara , gas tersebut akan diserap di Scruber D-202 A dan D-202 B yang
dipasang secara seri dengan kondisi operasi yang temperatur 23°C dan
tekanan 5 kg/cm2.
Sedangkan gas yang terjadi di belt conveyor M-204 Curring storage
akan dihisap oleh Vent Fan C-202 untuk dibuang ke udara lewat
Scrubing-Stack D-201 dengan temperatur 23°C. Sebelum dibuang ke
atmosfer , gas tersebut akan diserap di Scruber D-202. Gas yang dibuang
ke atmosfer adalah gas yang sudah dinyatakan aman dengan batasan
maksimal 10 mg/Nm3.
Untuk penyerapan di dalam scrubber D-202 A/B atau D-203
digunakan air limbah dari equilzer dengan temperatur 28°C. Hal ini
untuk meminimalkan buangan air limbah ke laut .
Setelah air menyerap debu (PR) di dalam scrubbing D-202 A/B
akan ditampung di seal tank TK-202. Sedangkan pada D-203 dialirkan
dan ditampung dalam seal tank TK-203, senjutnya lewat over flow akan
dibuang ke equilizer untuk diperbaiki kualitas pH nya.
ROP (Run Of Pile) yang sudah berbentuk solid kemudian langsung
diumpankan ke unit granulasi (pembutiran dengan ukuran 5-10 mesh)
atau disimpan dulu dalma storage (U-250). Spesifikasi produk ROP (Run
Of Pile) :
P2O5 total = min 36%
P2O5 ws = min 30%
3) Unit Granulasi
Bahan baku setengah jadi dari unit 250 melalui Belt Conveyor M-
258 dan M-209 melalui weigher M-210 terus ke Recycle Conveyor M-
304. Selanjutnya dibawa Bucket elevator M-305 ke Granulator M-361.
Dalam Granulator terjadi proses AGLOMERASI yaitu perubahan
fisik dari material kecil menjadi butiran seperti yang kita kehendaki dan
selanjutnya masuk ke Dryer M-362 untuk dikeringkan.
Media yang dipakai mengeringkan udara panas yang berasal dari
pembakaran FurnaceB-301 masuk searah kedalam Dryer M-
362(cocurrent).
Produk granulasi yang telah dikeringkan diangkut oleh bucket
elevator M.302 dicurahkan ke Drag conveyor M-328A/B terus
dimasukkan dalam Screen F-301 ABCD untuk dipisahkan sesuai size yg
kita kehendaki. Didalam Screen dipasang dua buah screen over size
dengan ukuran 5mesh dan screen under size 10 mesh. Produk yang
tertahan pada screen over size sebelum dikembalikan ke Granulator
dihancurkan terlebih dahulu dalam Crusher over size mill Q-301 ABCD.
Produk Granulasi yang lolos dari screen under size akan dikembalikan ke
Granulator untuk diregranule. Produk granulasi yang lolos dari screen
over size dan tertahan screen under size selanjutnya disebut produk size
akan dimasukkan ke Cooler M-363 lewat Screen produk conveyor M-303
untuk didinginkan sebelum dikirim ke unit pengantongan.
Media untuk mendinginkan produk adalah udara atmosfir yang
dihisap oleh blower C-304 yang masuk Cooler berlawanan dengan aliran
produk (counter current).
Dari M-303 produk masuk ke bucket elevator M-308 kemudian
masuk ke produk conveyor M-310 lalu ke Cooler M-363. Kemudian
produk masuk ke produk conveyor M-341 lalu masuk ke produk
conveyor M-401 dan dikirim ke Pengantongan.
Unit granulasi pabrik SP-36 dilengkapi dengan scrubbing yang
berfungsi menangkap debu yang ditimbulkan dalam proses granulasi SP-
36, agar pencemaran lingkungan dapat diminimalkan. Selain itu
scrubbing sisitem berfungsi mengurangi loss produk SP-36 karena debu
yang telah tertangkap oleh air dalam scrubber (menjadi slurry),
ditampung dalam seal tank TK-302 kemudian diumpankan ke granulator
M-361 untuk membantu proses granulasi. Unit scrubbing system terdiri
dari :
a) Granulator Scrubber (D-301A/B)
Berfungsi untuk menscrub debu dari granulator dengan
menggunakan blower C-301. Setelah melewati scrubber D-301 A/B
gas keluar akan di alirkan ke stack.
b) Dryer Scrubber (D-302 A/B)
Berfungsi untuk menscrub udara keluar dryer M-362 yang
sebelumnya dilewatkan cyclone D-322 untuk mengurangi loss
produk ke stack. System scrubbing ini menggunakan blower C-
302.
c. Spesifikasi Alat
Ball Mill ( 02Q-101 )
Jumlah :1
Fungsi : Menghaluskan phosphate rock
Type : Horizontal biconical
Dimensi : Diameter : 3,95 m
Panjang : 6,81 m
Accessories : ball charge D : 30 mm dan 40 mm
Kapasitas : 35 ton/jam
Temperatur : 82°C
Power : 1,100 KW
Cone Mixer ( 02R-201 )
Jumlah :1
Fungsi :Tempat mereaksikan mixed acid dan phosphate
rock menjadi SP-36
Jenis :Conical vertikal
Berat :0,175 ton
Tinggi : 1,1 m
Temperatur : 80°C
Granulator ( M-361 )nm
Jumlah :1
Fungsi :Menggabungkan butir-butir ROP menjadi butiran
yang lebih besar ( granul ).
Type : Rotary drum
Dimensi : Diameter : 3,7 m
Panjang : 7,7 m
Kapasitas : 134-315 ton/jam
Temperatur : 50-58°C
Power : 140 KW
Berat : 56,7 ton
Dryer ( M-362 )
Jumlah :1
Fungsi :Untuk mengeringkan granul yang keluar dari
Granulator. Pengeringan menggunakan udara panas
(250-500)°C dengan aliran co – current
Jenis : Rotary drum
Dimensi : Diameter : 4,3 m
Panjang : 33,5 m
Kapasitas : 134-325 ton/jam
Temperatur : 82°C
Power : 450 KW
Berat : 230 ton
Material : Carbon Steel
Screen (F – 301 A/B/C/D)
Jumlah :4
Fungsi :Untuk memisahkan granul produk dryer yang
ukurannya lebih spesifik.
Keterangan Gambar :
1. Feed Chute
2. Feed Cone
3. Mill Shell
4. Bola-bola baja
5. Discharge cone
6. Hexagonal Thrommel Screen
Prinsip Kerja :
Material masuk ke dalam inlet, kemudian akan terjadi pengecilan
ukuran (dilakukan oleh ball charge).
Tujuan :
Grinding Ball Mill berfungsi untuk mengecilkan dan mengeringkan
bahan baku (phosphate rock) yang akan diumpankan ke Cone Mixer.
Cara Kerja :
Grinding Ball Mill digunakan untuk penggilingan Phosphate Rock
sehingga akan diperoleh produk mill dengan kehalusan yang
diinginkan atau menjadi debu phosphate dengan cara menghancurkan
Phosphate Rock dengan tumbukan dan gesekan antara bola-bola baja
dan meterial. Grinding Ball Mill yang digunakan adalah tipe Ball Mill
yang terbuat dari plat baja berbentuk silinder horisontal, dimana
didalamnya dilapisi oleh linier yang terbuat dari baja tuang yang
dipasang menempel pada dinding. Tujuan pemasangan linier adalah
melindungi sel dari benturan bola-bola penggiling.Umpan yang
berupa Phosphate Rock masuk ke Ball Mill melalui Phosphate Rock
Conveyor. Perputaran mill akan menyebabkan gerakan pada bola-bola
baja dan material. Tumbukan dan gesekan antara bola-bola baja dan
material mengakibatkan material akan mengalami penghancuran dan
penghalusan.Perputaran mill menyebabkan bola-bola baja berputar
sehingga material terjepit dan mengalami gesekan. Material yang
Cara Kerja :
Cone Mixer berupa kerucut dilengkapi dengan enam buah nozzle
dengan posisi tangensial (60°) terhadap cone. Cone mixer ini lebih
dominan fungsinya pada pencampuran mixed acid dan phosphate rock
untuk mengubah fosfat tidak larut air menjadi garam fosfat yang larut
air.Phosphate Rock diumpakan ke cone mixer melalui Cone Feeder
Screw Conveyor sedangkan mixed acid melalui enam buah nozzle
melingkar dengan posisi tangensial terhadap cone sehingga
menghasilkan putaran campuran rock dan acid di dalam cone mixer
dan phosphate rock diumpankan kontinyu ke tengah-tengah slurry
berbentuk vortex. Di dalam cone mixer terjadi pencampuran antara
mixed acid dan phosphate rock. Campuran tersebut kemudian keluar
dari cone mixer dalam bentuk slurry. Kemudian slurry tersebut
mengalami reaksilanjut yaitu proses denning (terjadi perubahan dari
slurry – plastis – solid)
Gambar dan Cara Kerja Granulator
Keterangan Gambar :
1. Produk
2. Hot air
3. Refractory lining
4. Knocking bands for hammer
5. 2 lump kickers
6. Lump crusher feeding hooper
7. Inspection door
8. Emergency door
9. Lump crusher
Prinsip Kerja :
Alat ini terdiri dari sebuah selongsong berbentuk silinder yang
berputar, horizontal, atau agak miring ke bawah ke arah keluar.
Umpan basah masuk dari satu ujung silinder sedangkan bahan kering
keluar dari ujung yang satu lagi.
Tujuan :
Untuk mengeringkan produk yang keluar dari granulator dari kadar air
10% hingga mencapai kadar air <5% dengan bantuan udara panas
yang disuplai dari furnace.
Cara Kerja :
Dryerakan mengeringkan padatan granul hingga mencapai kadar air
<5 % dengan bantuan udara pengering yang disuplai dari Combution
chamber dengan arah co-current. Dengan adanya putaran akan
mempermudah granul untuk dikeringkan karena proses kontak dengan
udara panas terjadi lebih sempurna, disamping itu proses pengeluaran
produk granul dari dryer juga akan lebih mudah.
Kondisi Operasi :
Kadar air produk granulator = 10% yang akan dikeringkan di dryer
untuk mencapai spesifikasi produk.
5. Skrup heliks
6. Skrup umpan
7. Motor
Prinsip Kerja :
Pengayakan (screening) adalah suatu metode untuk memisahkan
partikel menurut ukuran. Zat padat dijatuhkan atau dilemparkan ke
permukaan pengayak. Partikel yang onsize atau undersize lolos
melewati bukaan ayak, sedangkan yang over size tidak lolos dan
biasanya akan direcycle kembali.
Tujuan :
Screen berfungsi untuk memisahkan butiran-butiran yang sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Sehingga produk yang memenuhi
syarat mutu butiran dikirim ke unit pengantongan sedangkan produk
over size masuk ke crusher untuk dihaluskan, kemudian bersama-
sama produk under size dikembalikan ke granulator.
Cara Kerja :
Mesin pengayak ini terdiri dari beberapa tingkat ayak, satu di atas
yang lain, dan ditempatkan di dalam suatu kotak atau rumahan. Ayak
yang paling kasar ditempatkan paling atas, sedangkan yang paling
halus paling bawah, dengan talang-talang pembuang pada tempat-
tempat yang tepat untuk mengeluarkan fraksi-fraksi itu. Campuran
partikel dijatuhkan pada ayak teratas. Ayak dan rumahan itu dipasang
miring dan digoyang dengan sudut 16 – 30 ° terhadap horizontal untuk
menapis partikel-partikel itu melalui bukaan ayak.
ground Rock (PR) dan mixed acid bersifat exotermis dengan temperatur
reaksi 100 - 125°C . Mixed acid dan ground rock (PR) tersebut
direaksikan dalam cone mixer .
Monocalcium phosphat (MCP) adalah garam phosphat yang larut
dalam air sedangkan DCP tidak larut dalam air namun larut dalam asam
citrate .
Proses pembuatan pupuk SP-36 dalam unit Grinding dapat
digolongkan menjadi dua proses utama , yaitu :
1) Unit pra reaksi
Unitini terdiri dari unit pencampuran asam (U-700) dan unit
penghalusan butiran (grinding) batuan fosfat (U-100)
Unit pencampuran asam
Di unit ini alat utamanya adalah mixing tank yang berfungsi
untuk mencampur asam fosfat (PA) dan asam sulfat (SA). Asam
fosfat berasal dari pabrik III menuju tangki asam fosfat
02/03.TK.701 AB. Kemudian melalui pompa P-702 asam fosfat
dimasukkan ke dalam tangki mix acid tank 03.TK-701.DE.
Temperatur asam fosfat dari pabrik III berkisar 80°C dengan
kandungan P2O5 45% minimal . Seiring dengan perkembangannya,
asam fosfat dari pabrik III dikirim langsung ke tangki 03.TK-701.DE
melalui cooler E-702 tanpa terlebih dahulu dimasukan ke dalam
tangki 02/03.TK.701 AB.
Asam sulfat berasal dari pabrik III menuju tangki asam sulfat
12.TK-705 dengan temperatur 35-44°C. Melalui pompoa P-705
asam sulfat dimasukkan ke dalam mix acaid tank 03.TK-701.DE.
Pada mix acid tank terjadi pemcampuran asam fosfat dengan asam
sulfat .
Adanya panas pengenceran SA dengan kandungan air pada PA
menyebabkan temperatur asam campuran (MA) menjadi tinggi.
Temperatur pencampuran asam fosfat dan asam sulfat adalah 105°C.
Sebagian kandungannya teruapkan (H2O , CO2 , SiF4) dan
merupakan polutan. Sebelum polutan gas (uap) tersebut dibuang ke
udara , terlebih dahulu di scrub dengan menggunakan air. Larutan
Alat utama dalam proses ini adalah cone mixer yang berfungsi
untuk proses reaksi phosphate rock dengan mixed acid untuk mengubah
fosfat tidak larut air menjadi garam fosfat yang larut dalam air .
Mixed acid dan phosphate rock direaksikan dalam cone mixer R-
201, yaitu reaktor yang berbentuk kerucut tanpa pengaduk dengan
wakatu tinggal 1-2 detik. Phosphtae rock dengan temperatur 65°C
diumpan ke cone mixer melalui cone feeder screw conveyor. Sebelum
jatuh ke cone mixer , phosphate melewai alat swerly yang bertujuan agar
phosphate rock jatuh merata ke dalam cone mixer . Sedangkan mixed
acid dengan temperatur 60°C dan tekanan sebesar 70 kg/cm 2 diumpankan
melalui 6 buah nozzle melingkar dengan posisi tangensial membentuk
kemiringan 45° terhadap cone menghasilkan putaran mix acid di dalam
cone mixer. Phosphate rock diumpankan kontinyu ketengah tengah
sehingga membentuk vortex dari slurry. Produk outlet cone mixer R-201
disebut dengan run of pile (ROP = bahan setengah jadi) diterima dan
diangkut oleh belt conveyor M-203. Sebelum ROP diproses lebih lanjut,
ROP akan di baawa oleh banyak conveyor yang panjang untuk proses
pemadatan yaitu dimana ROP mengalami perubahan dari slurry-plastik-
solid karena kadar airnya teruapkan oleh proses reaksi yang bersifat
eksoterm . Proses denning belangsung selama 9-13 menit dengan
kecepatan conveyor 6 – 18 m/menit.
Diujung conveyor ini terdapat disentegrator untuk memperkecil
ukuran ROP , dari conveyor M-203 ini setelah diperkecil ukurannya.
Kemudian menuju ke shuttle belt conveyor M-204 dan selanjutnya dapat
dikirim langsung ke unit granulasi dan atau dicurahkan dulu di curing
storage U-250.
Reaksi antara ground rock (PR) dan mixed acid bersifat
eksotermis dengan temperatur reaksi 100-125°C. Reaksi eksoterm yaitu
sistem membebaskan nergi atau menghasilkan energi yang dikeluarkan
ke lingkunagnnya. Reaksi utama yang terjadi mengikuti persamaan reaksi
sebagai berikut :
dan ditampung dalam seal tank TK-203, senjutnya lewat over flow akan
dibuang ke equilizer untuk diperbaiki kualitas pH nya.
ROP (Run Of Pile) yang sudah berbentuk solid kemudian
langsung diumpankan ke unit granulasi (pembutiran dengan ukuran 5-10
mesh) atau disimpan dulu dalma storage (U-250). Spesifikasi produk
ROP (Run Of Pile) :
P2O5 total = min 36%
P2O5 ws = min 30%
2. Pengamatan di Lapangan
Cara memperoleh data-data actual atau sebenarnya yang ada di
lapangan. Data ini diperoleh dari laporan harian Laboratorium
Produksi IIA dan Laboratorium Utilitas.
Data yang diperoleh meliputi :
No Nama Alat Data Laboratorium Data DCS
komponen %mol
aliran masuk
P205 30,01
CaO 48,12
F 3,18
CO2 4,09
K20 0,04
NA2O 0,49
CL2 0,07 Laju Feed Phosphate Rock
1. Ball Mill
FE2O3 1,43 38262,5 kg/jam
AL2O3 0,43
SIO2 7,11
MgO 0,23
SO3 1,35
H2O 3,45
aliran keluar
H2O (l) 2,96
H2O (g) 0,49
aliran masuk
Laju Feed Mix Acid 46987,5
2. Mix Tank H2SO4 98,5
kg/jam
H3PO4 78%
1.8.3 Cara Pengolahan Data
Perhitunganneraca massa dan neraca panas pada Unit SP-36 Produksi II
PTPetrokimia Gresik dilakukan dengan beberapa perhitungan :
1. Masuknya campuran bahan baku,
2. Proses terjadinya reaksi,
3. Proses keluarnya gas hasil reaksi,
4. Perbandingan dengan data pembanding (data lab).
5. Energi yang dibutuhkan tiap alat
Alat kedua adalah Mix Tank. Larutan H2SO4 dan H3PO4 yang
akan masuk ke dalam Cone Mixer dicampurkan terlebih dahulu ke di
dalam Mix Tank. Kadar H2SO4 yang masuk ke dalam Mix Tank sebesar
98,5% . Dan kadar H3PO4 yang masuk ke dalam Mix Tank sebesar
78,26%. Suhu bahan masuk keluar dalam Mix Tank pada suhu 70C.
Alat ke-empat yaitu Cone Mixer . Pada tahap ini terjadi reaksi
penampuran antara Phosphate Rock dengan Mix Acid. Reaksi utama
yang terjadi yaitu :
CA3(PO4)2 + 2H2SO4 + H20 CA(H2PO4)2.H20 + 2CASO4
CA3(PO4)2 + H3PO4 + 6H20 3CAHPO4.2H2O
CA3(PO4)2 + 4H3PO4 + 3H20 3CA(H2PO4)2.H2O
Pada reaksi ini menghasilkan 2 senyawa yaitu Monocalcium
phosphate (MCP) dan Dicalcium phosphate (DCP). Monocalcium
phosphate merupakan senyawa yang mudah larut dalam air . Sedangkan
DCP merupakan senyawa yang sukar larut dalam air. Tujuan adanya
reasksi ini yaitu untuk merubah senyawa yang sukar larut dalam ai
menjadi mudah larut dalam air. Selain Reaksi Utama , pada Cone Mixer
juga terjadi reaksi samping , yang bertujuan untuk mengurangi kadar
asam fosfat dalam kandungan ROP. Reaksi samping yang terjadi yaitu :
CACO3 + 2H3PO4 CAH4(PO4)2.H20 + CO2
FE2O3 + 2H3PO4 2FEPO4 + 3H20
AL2O3 + 2H3PO4 2ALPO4 + 3H2O
Tabel 2.9 Neraca Massa Cone Mixer
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktek kerja di
Pabrik Super Phosphat-36 PT Petrokimia Gresik anatara lain :
1. PT Petrokimia Gresik merupakan salah satu anak perusahaan BUMN
dibawah naungan PT Pupuk Indonesia, PT Petrokimia Gresik juga
merupakan produsen pupuk, selain itu juga mmproduksi bahna-
bahan kimia, pestisida dan jasa lainnya seperti jasa kontruksi atau
rancang bangun, peralatan pabrik, perekayasaan dan engineering
yang berlokasi di kabpaten Gresik, Jawa Timur. Salah satu produk
yang dihasilkan adalah adalah Pupuk Super Phosphate-36 yang
diproduksi di Unit Pupuk Fosfat I dengan kapasitas produksi
500.000 ton/tahun. Pupuk Super Phosphate-36 atau disingkat SP-36
3.2 Saran
1. Saran untuk kedepannya, waktu kunjungan pabrik diperbanyak,agar
mahasiswa lebih mengerti dengan proses produksi pupuk yang ada
pada Pabrik II
2. Untuk fasilitas yang sudah tidak layak sebaiknya segera di perbaiki
atau diganti, seperti tangga besi menuju alat produksi yang sudah
berkarat sehingga dapat membahayakan pekerja.
3. Bagi mahasiswa yang akan PKL sebaiknya memepelajari terlebih
dahulu tentang proses yang ada pada PT Petrokimia Gresik .
Sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Distantina, Sperisa. 2009. Bab I Pendauluan Neraca Massa Dan Energi. [Online].
http://distantina .staff. uns.ac.id/ files/2009/09/2-bab-i pendahuluan-
nme1.pdf. Di akses tanggal 20 Februari 2017.
E.C. Robertson2 and B.S. Hemingway3. United States Department Of The
Interior Geological Survey Estimating Heat Capacity and Heat Content of
Rocks1.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operations Third Edition.
London : Jjon Willey & Sons, Inc.
Himmelblau, David M. Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Perry RH and Green DW, 1997, ”Perry’s Chemical Engineer’s HandBook”, 7th
Edition, USA Mc Graw Hill Book Co, New York
Pradyot Patnaik, Ph.D. Handbook of Inorganic Chemical.
Yunus A.Cengel, Michael A.Boles. Thermodynamics An Enggineering Approach.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Ball Mill
- Phosphate Rock - Dust Rock
- Air - H2O
(%) (kg)
P2O5 30,01 11482,58
CaO 48,12 18411,92
F 3,18 1216,75
CO2 4,09 1564,94
K2O 0,04 15,31
Na2O 0,49 187,49
Cl2 0,07 26,78
Fe2O3 1,43 547,15
AL2O3 0,43 164,53
SiO2 7,11 2720,46
MgO 0,23 88,00
SO3 1,35 516,54
H2O (l) 2,96 1132,57
H2O (g) 0,49 187,49
Total 100 38262,50
2. MIX TANK
SA MIX TANK
MA
PA
%SA = 1 - %PA
= 1 - 0,78
= 0,22
= 21,80 %
Massa PA = 36745,54 Kg
Massa SA = 10241,96 Kg
3. HEAT EXCHANGER
HEAT
MA EXCHANGER MA
KOMPOSISI MA in MA out
H3PO4 24294,49 24294,49
H2S04 10088,33 10088,33
H20 6847,01 6847,01
SLUDGE 5757,66 5757,66
TOTAL 46987,50 46987,50
4. CONE MIXER
H2O
CO2
REAKSI YANG TERJADI
1. Reaksi Utama
Ca3PO4 + 2H2SO4 + H2O Ca(H2PO4)2.H2O + 2CaSO4
Ca3PO4 + H3PO4 + 6H2O 3CaHPO4.2H2O
Ca3PO4 + 4H3PO4 + 3H2O 3Ca(H2PO4)2.H2O
2. Reaksi Samping
CaCO3 + 2H3PO4 CaH4(PO)2.H2O + CO2
Fe2O3 +2H3PO4 2FePO4.H2O
Al2O3 +2H3PO4 2AlPO4.H2O
PERHITUNGAN KOMPOSISI BATUAN PHOSPHATE MASUK CONE
MIXER
1. Massa Ca3(PO4)2
BM Ca3(PO4)2 310
BM P2O5 142
Massa P2O5 11482,58 Kg
Massa Ca3(PO4)2 25067,60 Kg
Mol Ca3(PO4)2 80,86
2. CaOdalamCaCO3
BM CaO 56
CaOsebagaiCaCO3 1991,73705 Kg
PERHITUNGAN CaO
PERHITUNGAN MOL BAHAN SAMPING
1. Massa
CaO Fe
dalam
2O3 PR 547,15 Kg 18411,92 Kg
BM Fe2O3 160
Massa Al2O3 164,53 Kg
BM Al2O3 102
1. Mol Fe2O3 3,42
2. Mol Al2O3 1,61
H3PO4 53,39%
H2SO4 Murni 98,5%
P2O5 %PA 47,9%
P2O5 %MA 38,68%
BM H2SO4 98
BM H3PO4 98
% PA 0,78202796
% SA 0,21797204
% SA Murni 0,985
Massa MA 46987,5 Kg
Massa PA 36745,5387 Kg
Massa SA 10241,9613 Kg
Massa P2O5 PA 17601,113 Kg
Massa H3PO4 PA 24294,4941 Kg
Massa H2SO4 10088,3319 Kg
KEBUTUHAN AIR
Massa Air 7979,580437Kg
Mol Air 443,3100243
F1 F2
Ball Mill
Phosphate Rock Dust Rock
T1 T2
W
Keterangan :
PR = Phosphate Rock F3 = Aliran Air Teruapkan
DR = Dust Rock T1 = Suhu Masuk
F1 = Aliran Bahan Masuk T2 = Suhu Keluar
F2 = Aliran Bahan Keluar W = Usaha yang Dibutuhkan
Suhu Operasi
T1 = 301 K
T2 = 328 K
T ref = 298 K
Menghitung cp PR dan DR
QF1 = m . cp . ∆T
= 38262,50 . 0,18 . (T1 - T ref)
= 38262,50 . 0,18 . (301 - 298)
= 20553,51 kkal
b) Aliran F2
Massa = 38075,01 kg/h
cp = 0,18kkal/kgK (pada saat T2)
QF2 = m . cp . ∆ T
= 38075,01 . 0,18 . (T2 - Tref)
= 38075,01 . 0,18 . (328 - 298)
= 210212,91 kkal
c) Aliran F3
Massa = 187,49 kg/h
H vap = 2601 kJ/kg
= 621,65 kkal/kg
QF3 = m . Hvap328K
= 187,49 . 621,65
= 116551,40 kkal
Neraca Energi Total
Qin + W =Qout
QF1 + W =QF2 + QF3
20553,51 + W =210212,91 + 116551,40
W =306210,81kkal
Q sensible water = m . cp . ∆T
= 187,49 . 0,45 . (328-301)
= 2285,14 kkal
Q latent water = m . ∆H
= 187,49 . 566,63
= 106236,0919
Q sensible DR = m . cp . ∆T
= 38075,01 . 0,18 . (328-301)
W = Qdry + Qloss
306210,81 = 297712,85 + Qloss
Qloss = 8497,96kkal
Tabel Neraca Energi
Q (kkal)
Komponen
INPUT OUTPUT
Phosphate Rock 20553,51
Dust Rock 210212,91
H2O 116551,40
Panas yang Dibutuhkan 306210,81
Total 326764,32 326764,32
2. Mix Tank
F4 F5
Phosphoric Acid Sulfuric Acid
Mix Tank
F6
Mix Acid
3. Heat Exchanger
cw Tcw
F6 F7
3. HE
Mix Acid
T1 = 343 K
ratio PA/SA = 0,78/0,22
cp PA 70C = 0,50 kal/g k
= 0,50 kkal/kg
cp SA 70C = 279,89 Kj/kmol K
= 0,68 kkal/kg K
cp MA = (0,78 x cp PA 70C ) + ( 0,22 x cp SA 70C)
= ( 0,78 x 0,50 ) + ( 0,22x 0,68)
= 0,54 kkal/kg K
Mix Acid
T2 = 333 K
ratio PA/SA = 0,78/0,22
cp PA 60C = 0,50 kkal/ kg K
cp SA 60C = 0,66 kkal/kg K
cp MA = (0,78 x cp PA 60C) + (0,22 x cp SA 60C)
= (0,78 x 0,50 ) + (0,22 x 0,66 )
= 0,53 kkal/kg K
a) Aliran F6
Massa = 46987,50 kg/h
T ref = 298 K
QF6 = m . cp . delta T
= 46987,50 . 0,54. (T1-T ref)
4. Cone Mixer
F2 F7
Dust Rock Mix Acid
4. Cone Mixer
F99 CO2
F8 H2O(g)
ROP
Keterngan
TF2(Suhu Dust Rock Masuk) = 328 K
TF7 (Suhu Mix Acid Masuk) = 333 K
TF8 (Suhu ROP Keluar) = 353 K
a) Aliran F2
Massa = 38075,01 kg/h
cp = 0,18 kkal/kgK (pada saat T2)
QF2 = m . cp . ∆ T
= 38075,01 . 0,18 . (TF7 - Tref)
= 38075,01 . 0,18 . (328 - 298)
= 210212,91 kkal
b) Aliran F7
Massa = 46987,50 kg/h
T ref = 298 K
QF7 = m . cp . delta T
= 46987,50 . 0,53 . (TF7 - T ref)
= 46987,50 . 0,53 . (333 - 298)
= 872801,15 kkal
Mencari cp ROP
Q (kkal)
Komponen
INPUT OUTPUT
Dust Rock 210212,91
Mix Acid 872801,1516
ROP 4204317
CO2 dan H2O 60446,57
Panas Reaksi 3181749,96
Total 4264764 4264764,02
Q (kkal)
Alat
INPUT OUTPUT
Ball Mill 326764,32 326764,32
Mix Tank 1138957,896 1138957,896
HE 1138957,90 1138957,90
Cone Mixer 4264764 4264764,02
Total 6869444,116 6869444,136