OLEH :
REVITA ARENDRI VASHTI 19031010051
IKHWANUL MUSLIM 19031010075
OLEH :
REVITA ARENDRI VASHTI 19031010051
IKHWANUL MUSLIM 19031010075
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
REVITA ARENDRI VASHTI 19031010051
IKHWANUL MUSLIM 19031010075
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji
Pada Tanggal :
Tim Penguji : Pembimbing
1.
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan
ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama. Penyusunan Laporan PKL ini
merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam kurikulum program studi
S-1 Teknik Kimia dan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Fakultas
Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Laporan PKL
ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan baik sarana, prasarana,
pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Dra. Jariyah, MP., selaku Dekan Fakultas Teknik UPN “Veteran”
Jawa Timur.
2. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya Santi, MT., selaku Koordinator Program Studi
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Sani, MT., selaku Koordinator Praktik Kerja Lapangan Program
Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS., selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan.
5. Prof.Ir. Sri Redjeki, MT selaku Dosen Penguji Praktik Kerja Lapangan.
6. Lilik Suprianti, ST. Msc selaku Dosen Penguji Praktik Kerja Lapangan.
7. Mas M. Mujahid Almakhi, selaku Pembimbing lapangan PT Trans-Pacific
Petrochemical Indotama Tuban yang senantiasa memberikan bantuan,
arahan, dan bimbingan selama kegiatan berlangsung.
8. Seluruh Karyawan PT Trans-Pacific Petrochemical yang senantiasa
memberikan dukungan dan bantuan selama kegiatan praktik kerja
lapangan.
Penyusun menyadari bahwa laporan PKL ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun kami butuhkan untuk
memperbaiki laporan PKL ini agar lebih baik.
Akhir kata semoga laporan PKL ini dapat memberi manfaat pada semua
pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
balasan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dalam penyusunan
laporan PKL ini.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR SIMBOL.................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................12
I.1 Visi, Misi. Dan logo PT TPPI.......................................................................12
I.2 Profil PT TPPI...............................................................................................12
I.3 Lokasi PT TPPI.............................................................................................13
I.4 Denah PT TPPI.............................................................................................14
I.5 Sejarah (Milestone) PT TPPI........................................................................15
I.6 Budaya PT TPPI............................................................................................16
I.7 Struktur Organisasi PT TPPI.........................................................................17
1.8 Jam Kerja PT TPPI.......................................................................................22
I.9 Produk PT TPPI............................................................................................23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................25
II.1 Petroleum.....................................................................................................25
II.2 Uraian Proses...............................................................................................25
II.2.1 Distilasi Fraksinasi...............................................................................25
II.2.2 Ekstraksi Cair-Cair...............................................................................27
II.2.3 Adsorbsi................................................................................................28
II.2.4 Reaktor.................................................................................................29
BAB III PROSES PRODUKSI.............................................................................31
III.1 Bahan Baku dan Produk.............................................................................31
III.1.1 Bahan Baku.........................................................................................31
III.1.2 Bahan Penunjang.................................................................................31
III.2 Unit Operasi Kilang PT TPPI Tuban.........................................................33
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SIMBOL
BAB I
PENDAHULUAN
Unit 201, NHT (Naphtha HydroTreating) Unit 202, Platforming Unit 203, CCR
(Continous Catalyst Regeneration) Unit 204, LPG (Liquified Petroleum Gas) Unit
220. Sedangkan plant Aromatik antara lain: Shell Sulfolane Unit 205, Benzene-
Toluene Unit 206, Parex Unit 207, Isomar Unit 209, Aromatic Fractination Unit
211, Tatoray Unit 213.
Bahan konstruksi industri berasal dari dalam dan luar negeri, dengan
perbandingan komponen lokal 20 % dan impor 80 %. Tenaga kerja TPPI terdiri
dari 33 % tenaga kerja lokal Tuban, 67 % luar Tuban dan 0% tenaga asing (semua
kegiatan operasional kilang TPPI dikerjakan oleh putra-putri terbaik Indonesia).
Jumlah karyawan sebesar 420 pegawai tetap, 166 pegawai kontrak. 10%
karyawan TPPI adalah wanita. Konsumsi utilitas TPPI saat ini adalah 40 %
kebutuhan listrik diambil dari PLN dan10 % kebutuhan air diambil dari PDAM,
selebihnya TPPI mengolah sendiri kebutuhan industri dari air laut dan pengolahan
steam.
Adapun bagian yang memerlukan kerja rutin dan kontinu selama 24 jam,
seperti bagian pengolahan, kontrol laboratorium dan keamanan diadakan
pembagian 3 shift kerja, yaitu:
a. Shift I : 07.00 – 15.00
b. Shift II : 15.00 – 23.00
c. Shift III : 23.00 – 07.00
Bagi karyawan yang bekerja dengan shift, diadakan penggantian shift tiap
5 hari sekali dan mendapatkan libur 2 hari.
Gambar 12. Produk Gas Oil Gambar 13. Produk Light Naphta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Petroleum
Bahan baku yang digunakan oleh PT TPPI adalah kondensat dan naphta.
Kondensat adalah campuran hidrokarbon cair ringan, mirip dengan minyak
mentah (crude oil) yang sangat ringan dengan API (American Petroleum Institute)
tinggi. Biasanya dipisahkan dari aliran gas alam ketika suhu dan tekanan gas
diturunkan ke kondisi atmosfer.
Kondensat sebagian besar terdiri dari bahan Natural Gas Liquid dan
naphtha, dan memiliki API dari 45 hingga 70+. Setelah dipisahkan dari gas alam,
kondensat umumnya diperlakukan seperti minyak mentah. Ini dapat dicampur
dengan aliran minyak mentah lain yang lebih berat atau dikirim ke pasar langsung
melalui pipa atau kapal tanker. Kondensat dapat diproses di kilang jika dicampur
dengan minyak mentah yang lebih konvensional atau dapat dikirim langsung ke
condensate splitter untuk dilakukan pemisahan menjadi komponen-komponennya.
Kondensat biasanya dihargai lebih rendah daripada minyak mentah karena
kandungan ujungnya yang ringan, yang menghasilkan banyak LPG dan nafta
ringan dengan nilai lebih rendah dan membuatnya sulit untuk diproses dalam
volume tinggi di kilang. Namun, ada beberapa kondensat yang mengandung
hingga 40% bahan bakar jet dan solar yang harganya lebih tinggi daripada minyak
mentah, karena mengandung bahan residu yang sangat sedikit. Kondensat tidak
sama dengan kondensat pabrik (natural gasoline), yang merupakan produk dari
pabrik pengolahan gas.
(Mc Kinsey, 2019)
atas kolom hingga tray tempat umpan masuk. Fungsi dari ekstraksi ini adalah
menyerap komponen aromatik dari campuran. Pada bagian ini, komponen
aromatik larut ke dalam solven. Walaupun demikian, ada sebagian komponen non
aromatik yang ikut larut ke dalam solven karena kondisi yang tidak ideal.
Ekstraksi backwash terjadi di dalam Raindeck Extractor mulai dari tray
tempat masuknya umpan hingga bagian bawah kolom. Fungsi utama bagian ini
adalah menggantikan/mendesak komponen non aromatik berat yang larut dalam
solven dengan komponen non aromatik ringan (komponen ringan lebih larut
dalam solven daripada komponen berat).
Stripping ekstraktif terjadi di dalam Stripper (205-C-002). Fungsi utama
bagian ini adalah menghilangkan komponen non aromatik ringan yang larut dalam
solven, dengan adanya stripping ekstraktif, diperoleh campuran antara solven dan
komponen aromatik dengan kemurnian tinggi.
(Supriyanto, 2017)
II.2.3 Adsorbsi
Adsorpsi merupakan metode pemisahan dimana gas atau cairan
berinteraksi dan terakumulasi di permukaan sebuah padatan. Padatan ini memiliki
interaksi (afinitas) yang lebih kuat pada salah satu komponen. Di Parex, adsorben
memiliki afinitas dengan urutan (dari yang besar ke kecil) air > benzena > toluena
> e-benzena > p-xylena > desorben > m-xylena > oxylena. Akibat perbedaan
afinitas dan ukuran molekul, adsorben bisa memisahkan p-xylena dari komponen
yang lain. Penjelasan proses adsorpsi secara umum yaitu umpan masuk ke dalam
adsorben. Semua komponen bisa masuk ke dalam pori-pori makro, tapi hanya
sedikit yang dapat masuk ke dalam pori-pori mikro karena pengaruh afinitas dan
ukuran molekul. Setelah semua adsorben penuh dengan umpan, desorben dalam
jumlah kecil dialirkan ke adsorben. Aliran ini menyebabkan komponen di dalam
pori-pori makro keluar dari adsorben, aliran ini disebut dengan rafinat. Setelah
pori-pori makro bersih dari komponen yang tidak diharapkan, desorben dalam
jumlah besar dialirkan ke adsorben. Aliran ini mengeluarkan semua komponen
yang tersimpan dari pori-pori mikro adsorben.
II.2.4 Reaktor
Dalam reaktor, reaksi kimia terjadi dengan adanya katalis yang berfungsi
untuk mengkonversi umpan platforming menjadi produk. Fungsi reaktor itu
sendiri adalah untuk mengoptimasi pemanfaatan katalis dan menghasilkan jumlah
yield yang optimal. Dalam reaktor platforming, umpan dapat kontak dengan
katalis namun katalis tidak dapat bergerak mengikuti produk ke luar reaktor.
Untuk itu, catalyst containment menjadi tujuan utama dalam desain reaktor. Selain
itu, internal reaktor harus dimanufaktur sedemikian rupa sehingga tidak merusak
katalis yang melewati ruang reaktor tersebut. Seluruh permukaan yang akan
bersentuhan dengan katalis harus didesain sebaik mungkin.
Stack reaktor terdiri dari empat reaktor; 203-R-001/002/003/004 yang
disusun menjadi satu vessel (kolom) yang besar. Head bagian bawah dari setiap
reaktor dan hopper digunakan untuk memisahkan vessel menjadi reaktor yang
terpisah satu sama lain. Setiap reaktor didesain untuk aliran radial serta untuk
pressure drop yang rendah (kesetimbangan reaksi platforming kondusif pada
tekanan rendah). Reactor stack menghadap heater (203-H-001/002/003/004) untuk
meminimalkan kebutuhan pipa antara reaktor dan heater.
Pada setiap reaktor, hidrokarbon masuk lewat atas reaktor, mengalir turun
ke bawah melewati scallop dan melewati bed katalis dari luar hingga dalam
reaktor. Efluen reaktor mengalir ke atas melewati pipa tengah (pipe center) dan
akhirnya keluar reaktor. Dalam reaktor, reaksi kimia yang berlangsung sebagian
besar endotermis sehingga suhu keluaran reaktor lebih kecil dari suhu masukan.
Interheater (203-H-002, 203-H-003, dan 203-H-004) berfungsi menaikkan suhu
effluen keluaran setiap reaktor kembali ke suhu reaksi (desain: 519 ºC) untuk
reaktor selanjutnya.
(Teramoto, 2005)
BAB III
PROSES PRODUKSI
1. Sulfur removal
Mengkonversi senyawa sulfur organik menjadi Hydrogen Sulfide.
2. Nitrogen removal
Mengkonversi senyawa nitrogen organik menjadi ammonia.
3. Oxygen removal
Mengkonversi senyawa oxygen organik menjadi air.
5. Halida removal
Mengkonversi senyawa organik halida menjadi asam klorida.
6. Metal removal
Menghilangkan komponen yang tertinggal pada katalis NHT setelah
pemakaian antara lain : arsenik, besi, kalsium, magnesium, phospor, timbal,
silicon, tembaga, dan natrium.
2. Isomerisasi Parafin
Reaksi isomerisasi dihasilkan dari reaksi antara ion carbonium
dengan menggunakan katalis asam.
3. Isomerisasi Naphtha
Isomerasi siklopentana menjadi senyawa sikloheksana harus tetap
terjadi pada tahap pertama konvesi siklopentana menjadi aromatik.
Isomerisasi ini melibatkan penata ulangan cincin dan probabilitas
terbukanya cincin untuk membentuk paraffin yang cukup tinggi. Untuk ini
reaksi alkilsiklopentana menjadi sikloheksana tidak 100% selektif. Reaksi
ini sangat bergantung pada kondisi operasinya
5. Hydrocracking
Reaksi relatif cepat dan dipengaruhi oleh suhu tinggi dan tekanan
tinggi. Reaksi membutuhkan hidrogen dan yield yang dihasilkan rendah.
6. Demethylation
Reaksi-reaksi demethylation umumnya terjadi hanya pada
beberapa Platforming operation (temperature tinggi dan tekanan tinggi).
Reaksi tersebut dapat dihambat menambahkan sulfur.
Setelah coke hilang, katalis akan diinjeksikan dengan asam organi klorin (PCE)
untuk membuat katalis bersuasana asam kemudian katalis akan dikeringkan
menggunakan tiupan udara panas pada Drying Zone. Terakhir dilakukan
pendinginan.
Selanjutnya katalis akan turun ke dalam Nitrogen Seal Drum (204-V-007)
untuk mengisolasikan oksigen dengan menggunakan nitrogen. Kemudian katalis
turun ke lock hopper (204-V-008) untuk dilakukan pengaturan kecepatan
transfer / sirkulasi, kemudian akan diangkut ke dalam Platforming mengunakan
booster gas H2. Tahapan regenerasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Coke Burning
Terjadi di Regenerator Tower bagian atas, dengan suhu awal reaksi
477oC (max. 565oC). Reaksi:
Coke + O2 🡪 CO2 + H2O + Panas
2. Oxychlorination
Mereaksikan katalis dengan senyawa klorida dan oksigen dan
untuk penyebaran metal di katalis. Reaksi :
Ringkasan Reaksi:
3. Drying
Menghilangkan kelebihan air (moisture) dalam katalis, terjadi di
Regenerator Tower bagian bawah, dengan suhu operasi 565oC. Reaksi:
Base-H2O + Dry gas 🡪 Base + Gas + H2O
4. Cooling
Katalis didinginkan dengan tiupan udara agar memudahkan dalam
proses pengiriman.
5. Reduksi
Terjadi di top of Platforming Reactor (Unit 203), dengan suhu
awal bagian atas 377oC, dan bagian bawah 550oC. Reaksi:
Oxidized Metal + H2 🡪 Reduced Metal + H2O
III.2.1.5 Unit 220 (LPG/Liquified Petroleum Gas)
proses Dehidrasi menggunakan molecular sieve. Dan akan tersaring kembali agar
serpihan molecular sieve tidak terikut menuju Debut Off Gas. Selanjutnya feed
akan didinginkan menggunakan Deetanizer Feed Heater dan didinginkan lebih
lanjut dengan Refrigerator. Feed kemudian masuk menuju Debut Off Gas
Separator. Top Produk dari Debut Off Gas Separator berupa Fuel gas akan
ditampung di KO Drum. Sedangkan Bottom produk dari Debut Off Gas Separator
akan menuju Deetanizer. Top Produk Deetanizer masuk ke Deetanizer Reflux
Drum yang digunkan sebagai Reflux. Bottom Produk masuk ke Debutanizer yang
akan bercampur dengan feed yang berasal dari Ligth Naphtha Off Gas dan feed
Light Naphtha dari LNS Column. Top produk dari Debutanizer berupa C3 dan C4
masuk ke Debutanizer Reflux Drum untuk dipisahkan dari air dan Off Gas yang
masik terikut. Disini akan didapat produk LPG yang akan disimpan di LPG Tank.
Sedangkan Bottom Produk dari debutanizer berupa Light Naphtha yang akan
dikirim ke Light Naphtha produk Tank.
III.2.2 Aromatic
III.2.2.1 Unit 205 (Shell Sulfolane)
campuran. Pada bagian ini, komponen aromatik larut ke dalam solven. Ekstraksi
backwash terjadi di dalam Raindeck Extractor mulai dari tray tempat masuknya
umpan hingga bagian bawah kolom. Fungsi utama bagian ini adalah
menggantikan/mendesak komponen non aromatik berat yang larut dalam solven
dengan komponen non aromatik ringan.
Produk rafinat diperoleh dari produk atas Raindeck Extractor (205-C-001)
yang masih bercampur dengan solvent, kemudian campuran rafinat dipisahkan
dari solvent yang terbawa pada proses sebelumnya dengan air di Raffinate Water
Wash Column (205-C-002). Produk ekstrak (benzene dan toluene) dihasilkan dari
produk bawah Raindeck Extractor (205-C-001), dimana produk ini masih
bercampur dengan solvent dan sedikit komponen non aromatik. Komponen non
aromatik ringan yang larut dalam rich solven dipisahkan di Stripper (205-C-003),
produk atas (Komponen non aromatik) dikembalikan ke Raindeck Extractor (205-
C-001) dan produk bawah (benzene, toluene, dan solvent) dialirkan ke Recovery
Column (205-C-004) untuk memisahkan solvent dan komponen aromatiknya.
Kolom beroperasi pada tekanan vakum untuk menghindari suhu tinggi yang dapat
meningkatkan degradasi solvent.
III.2.2.2 Unit 206 (Benzene-Toluene)
B. Reaksi Samping
Selain 2 reaksi utama di atas, di reaktor juga terjadi reaksi sebagai
berikut:
1. Reaksi trans-alkilasi, yaitu reaksi xylena dan etil benzena menjadi
A9+ dan benzene.
2. Disproporsionasi xylena, yaitu reaksi 2 komponen xylena menjadi
A9+ dan toluene.
3. Dealkilasi xylena, yaitu reaksi lepasnya alkil xylena sehingga
menjadi toluena atau benzene.
4. Hidrogenasi, yaitu reaksi penambahan hidrogen sehingga
komponen aromatik menjadi naphthene atau olefin (jika ada)
menjadi parafin/alkane.
5. Dehidrogenasi, reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi
hidrogenasi.
6. Hydrocracking, yaitu reaksi pemutusan komponen rantai panjang,
baik komponen parafin atau aromatik, menjadi komponen yang
lebih ringan dengan keberadaan hydrogen.
2. Disproporsionasi toluena
Reaksi ini terjadi jika 2 molekul toluena bereaksi menghasilkan 1
molekul benzena dan 1 molekul xylena. Reaksi ini merupakan reaksi
bolak-balik (reversible) dan secara teori tidak menghasilkan panas
(isotermis). Reaksi yang terjadi :
BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN
IV.1 Tangki
1. Prinsip Kerja :
Beberapa tangki dilengkapi dengan internal floating roof yang berfungsi
untuk mengurangi penguapan dan kekosongan dalam tangki sehingga tidak terjadi
kebocoran. Tangki feedstock dilengkapi dengan pengaduk yang berfungsi untuk
mencampur bahan baku yang berasal dari berbagai sumber.
2. Tujuan :
Sebagai tempat penampung bahan baku, produk jadi/setengah jadi, dan
sebagai tempat penyimpanan bahan pendukung untuk proses operasi.
Tabel 1. Spesifikasi Tangki Feed Stock dan Product
IV.2 Pompa
1. Prinsip Kerja :
Mengalirkan Liquid berdasarkan beda tekanan antara tekanan sebelum
masuk pompa dengan tekanan didalam pompa.
2. Tujuan :
Alat transportasi liquid untuk di alirkan menuju proses selanjutnya.
IV.4 Stripper
1. Prinsip Kerja :
Memanaskan umpan sehingga fraksi berat komponen akan menjadi produk
bawah dan fraksi ringan akan dikembalikan ke kolom distilasi.
2. Tujuan :
Untuk mengambil kembali beberapa komponen yang terbawa saat proses
ekstraksi/distilasi sehingga dapat meningkatkan kemurnian produk.
IV.6 Heater
1. Prinsip Kerja :
Memanaskan fluida dengan menggunakan api langsung dengan bahan
bakar berupa gas maupun liquid (oil).
2. Tujuan :
Menaikkan temperatur dari bahan agar dapat diperoleh overhead product
dan bottom product pada proses distilasi maupun stripping.
BAB V
LAB DAN PENGENDALIAN MUTU
V.1 Laboratorium
PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), dengan ruang lingkup
Layanan Laboratorium bertujuan untuk memberi pengujian kualitas produk dan
pelayanan yang secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan. Semua pengujian produk di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama
sesuai dengan sistem mutu berdasarkan persyaratan Organisasi Internasional
untuk Standarisasi ISO 9001:2015, ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018.
Terdapat beberapa standard test method yang digunakan dalam analisa dan semua
mengacu pada rekomendasi UOP. Contoh beberapa standard test method yang
digunakan:
1. ASTM (American Society for Testing and Materials)
a. ASTM D86
b. ASTM D850
c. ASTM D4052
2. UOP (Universal Oil Products)
a. UOP 539
b. UOP 991
c. UOP 690
d. UOP 720
V.1.1 Laboratorium water
Laboratorium water disini menganalisa air yang dari unit SWI, WTP,
proses, CTG, steam, dan WWT. Dari masing-masing sampel dilakukan uji PO 43-,
Cl2, COD, Total Alkalinity, Cl-, Turbidity, N2H4, M-alkalinity, TSS, dan NO2-.
Selain itu juga dilakukan analisa metal seperti SiO2, Fe, Zn, CaCO3, Total
Hardness, Cr, Cd, Cu, dan Na. Masing-masing sampel yang ada dianalisa secara
kuantitatif dan kualitatif. Beberapa analisa yang digunakan yaitu :
1. Analisa PO43-
Analisa senyawa PO43- dilakukan pada sampel boiler, HRSG,
platforming unit, aromatic unit, dan aromatic fractionation unit
dengan menggunankan alat yang dinamakan Spectroquant.
2. Analisa Cl2
Analisa senyawa Cl2 dilakukan pada sampel outlet clarifier,
outlet catridge, canal, dan unit elektroclorinasi dengan menggunankan
alat yang dinamakan Spectrometer.
3. Analisa COD
Analisa COD dilakukan pada sampel IGF, PPI Rundown,
Equalizer basin, aeration tengah, dan outfall ke laut dengan
menggunankan alat yang dinamakan Spectrometer.
4. Total Alkalinity
Analisa alkilinitas dilakukan pada sampel boiler, HRSG,
platforming unit, aromatic unit, aromatic fractionation, dan
regeneration unit dengan menggunankan metode kuantitatif yaitu
titrasi.
5. Analisa Cl-
Analisa alkilinitas dilakukan pada sampel SWRO, BWRO,
Service water, CBD boiler, dan CBD HSRG dengan menggunakan
metode kuantitatif yaitu titrasi.
6. Analisa Turbidity
Analisa turbiditas secara langsung menggunakan alat
turbiditymeter. Turbiditymeter merupakan alat yang bekerja
berdasarkan spektrum dari sinar yang dihasilkan dan diterjemehkan
dalam sebuah sinyal elektrik dan diterjemahkan lagi sehingga
diperoleh harga turbiditas dalam bentuk digital.
7. Analisa Alkalinity
Analisa alkilinitas dilakukan pada sampel SWRO, BWRO,
Service water, CBD boiler, dan CBD HSRG dengan menggunankan
metode kuantitatif yaitu titrasi.
8. Analisa TSS
Analisa TSS secara langsung menggunakan alat vacum
portable. Vacum portable merupakan alat yang bekerja berdasarkan
filter dan menguapkan air sehingga TSS yang ada akan tertinggal pada
filter menggunakan kertas saring.
9. Analisa NO2-
Analisa senyawa NO2- dilakukan pada CWS dan CWR dengan
menggunankan alat yang dinamakan spectrometer
10. Analisa metal (SiO2, Fe, Zn, CaCO3, Total Hardness, Cr, Cd, Cu, dan
Na)
Analisa metal menggunakan alat ICPS (Inductivity Couplet
plasma Spectroquent). Alat ini prinsip kerjanya menggunakan gas
argon. Alat ini mampu menganalisa beberapa sampel sampai 25
sekaligus dalam satu kali analisa.
BAB VI
UTILITAS
VI.1 Utilitas
Utility /Utilitas merupakan fasilitas penunjang yang diperlukan untuk
proses produksi guna memenuhi kebutuhan tenaga listrik, tenaga uap, air
pendingin, air servis, air pemadam, nitrogen, udara murni kering, bahan bakar dan
pengolahan limbah kilang. Fasilitas Utilitas di PT TPPI yaitu :
1. Unit pengolahan air
2. Unit penyedia power/listrik
3. Unit penyedia steam/uap bertekanan
4. Unit penyedia udara bertekanan
5. Unit pengolah limbah
besar yang berbeda-beda, hal ini dimaksudkan agar air dapat semakin
bersih dari flok-flok atau sering disebut TSS. Setelah normal service
selama 24 jam air keluar dari MMF dan air tersebut akan ditambahkan
asam (H2SO4), anti clorine (sodium metabisulfonat), dan anti scalan.Air
produk MMF kurang dari 3 NTU (Nephelometric Turbidity Unit).
Fire Water Pump I yang digerakkan oleh diesel engine akan otomatis
mulai bergerak. Apabila tekanan terus turun dari 9.5 kg/cm 2G dan time
delay 15 detik tercapai maka selanjutnya Fire Water Pump II yang
digerakkan oleh diesel engine akan otomatis mulai bergerak.
VI.1.1.4 Cooling Water System
VI.1.1.4.1 Plate & Frame Heat Exchanger
Air laut yang telah bersih dari kotoran akan menjadi umpan dari
Water Treatment Plant dan sebagai air pendingin proses di PFHE.
Plate and Frame Heat Exchanger berfungsi untuk mendinginkan
cooling water dari proses dengan temperature 37ºC yang didinginkan
menjadi 33º C dengan pendinginan secara tidak langsung menggunakan
air laut sebanyak 23.035 m3/jam. PFHE yang dimiliki oleh PT TPPI
berjumlah 12 PFHE dengan 10 normal service dan 2 standby. Air laut
yang telah digunakan sebagai pendingin di PFHE akan langsung
dibuang ke laut kembali.
VI.1.1.5 Service Water System
Unit penyedia air service / air untuk kebutuhan MCK di Gedung-
Gedung, untuk penunjang dan cleaning di plant dengan fasilitas SWAN
station, dan juga digunakan untuk safety shower yang di distribusikan
melalui jalur pipa portable water. Service Water System dilengkapi dengan
1 tangki penyimapanan yang tergabung dengan tangki fire water.
Kapasitas tangk sebesar 12.000 m3 dan service water didistribusi dengan 2
pompa utama kapasitas masing-masing 10 m3/h dengan pressure 7 kg/cm2,
dengan 1 normal service dan 1 standby, juga di lengkapi dengan 1 pompa
jockey. Jika kebutuhan distribusi di plant/gedung kecil bisa menggunakan
pompa jockey.
VI.1.2 Unit Penyedia Power
Unit ini berfungsi untuk mensupply kebutuhan listrik dan fuel oil/fuel
gas untuk pembakaran. Beberapa unit yang termasuk dalam unit penyedia
power yaitu :
sebagai penampung atau storage plant air dari discharge air compressor
sebelum didistribusikan ke unit lain anatara lain Plant Air Service Station,
Nitrogen Generator, dan Feed Instrument Air System. Selain itu Plant Air
juga berfungsi untuk memisahkan Air yang terkondensasi di Receiver
dengan menggunakan water trap atau drain secara manual danuntuk
menjaga pressure tetap stabil sebelum atau saat Instrument Air
didistribusikan ke plant.
VI.1.4.2 Nitrogen Plant Unit
Nitrogen plant (gas innert) biasanya dipergunakan sebagai purging
system untuk mencegah kebakaran dari kontaminasi produk. Gas nitrogen
digunakan untuk tank breathing, purging, blanket tank, CCR, pembersihan
pipa saat pemeliharaan (maintenance) dan juga pemisahan dari udara
ambient. Nitogen yang disupply dari utility plant dapat menghasilkan gas
nitrogen dan liquid nitrogen. Nitrogen dipisahkan dari udara dalam
generator packages dengan proses adsorpsi, yang secara selektif akan
mengadsorb oksigen, uap air, dan karbon dioksida. Gas nitrogen keluar
dari generator packages menuju sistem distribusi pada tekanan 8.2
kg/cm2G dan suhu lingkungan. Nitrogen Plant mempunyai kapasitas
produksi nitrogen gas sebanyak 3.124 Nm3/hr dan nitrogen cair sebanyak
200 Nm3/hr. Nitrogen cair disimpan sebagai cadangan dan bila dipakai
harus diuapkan terlebih dahulu. Process License/Technology Nitrogen
Plant tersebut adalah Air Product (UK).
VI.1.4.3 Instrument Air
Instrument Air adalah udara bertekanan antara 8,5 – 9 kg/cm2, yang
dihasilkan dari Air Compressor, kemudian disaring kandungan
moisturenya di Prefilter Unit dan dihilangkan kandungan moisturenya di
Air Dryer Unit. Pada proses Plant and Instrument Air digunakan 4 buah
dengan masing-masing kapasitas PA/IA adalah 3,500 NM 3/HR (gas) dan
200 NM3HR (liquid).Untuk normalitas yang diperlukan yaitu 2,825
NM3/HR.
(Sugianto, 2017)
1. Navigational Aids
Navigational Aids merupakan sarana bantu navigasi untuk
kapal yang masuk / keluar pelabuhan PT TPPI Tuban seperti buoy
dan Vessel Traffic control yang dilengkapi dengan AIS, binocular
dan Marine VHF radio.
2. Breakwater
Breakwater merupakan suatu konstruksi yang berlokasi di
perairan pelabuhan berfungsi sebagai peredam gelombang laut dan
mencegah pendangkalan pada area kolam pelabuhan.
3. Navigational Channel
Navigational channel merupakan alur pelayaran bagi kapal
yang menuju masuk ataupun keluar pelabuhan PT Trans Pacific
Petrochemical Indotama, yang mana alur ini kedalamannya harus
tetap terjaga dan tidak boleh dipergunakan untuk perairan umum.
4. Supporting Craft
Supporting craft merupakan sarana bantu untuk sandar /
lepas kapal baik di dermaga atau di Single Point Mooring (SPM).
Supporting Craft ini terdiri dari:
a. Tug-Tug
b. Mooring Boat
(Sudarsono, 2017)
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1 K3 di PT TPPI
PT Trans – Pacific Petrochemical Indotama memiliki departemen khusus
untuk menangani tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Departemen ini
diberi nama HSSE (Health, Safety, Security and Environment) yang berfungsi
untuk pelayanan dan penegakan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja serta
melindungi dan mengidentifikasi kesehatan karyawan maupun hal – hal yang
terkait dengan terjadinya kecelakaan kerja di Perusahaan.
PT Trans – Pacific Petrochemical Indotama memiliki komitment untuk
menjalankan standart keselamatan kerja yang tinggi demi melindungi aset – aset
perusahaan yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yang tidak diinginkan. PT
Trans – Pacific Petrochemical Indotama selalu peningkatkan pengelolaan
dibidang keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan dengan
menyediakan Sumber Daya manusia yang terampil dan memadai untuk menjamin
bahwa setiap karyawan peduli dan melaksanakan standart keselamatan kesehatan
kerja dan lingkungan serta memahami tanggungjawabnya, maka secara langsung
perusahaan menjamin karyawan serta orang yang terlibat di dalam pengoperasian
pabrik yang aman, sehat dan efisien. PT Trans – Pacific Petrochemical Indotama
juga telah melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan penataan dalam aspek
pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah B3. Upaya
pengelolaan lingkungan dilakukan dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
PT Trans – Pacific Petrochemical Indotama bergerak dibidang
perminyakan, bahaya yang memiliki peluang besar untuk terjadi adalah kebakaran
bahkan peledakan. Maka dari itu Departemen HSSE menyiapkan berbagai sarana
untuk meminimalisir terkadinya hal tersebut seperti adanya fire water dari unit
utilitas selain itu juga adanya alat pemadang disetiap gedung. PT Trans – Pacific
Petrochemical Indotama memiliki titik 5 Assembly Point yang terletak menyebar
diseluruh area (zona 1 dan zona 2) sedangkan untuk Muster Point terletak di
bagian depan area PT TPPI karena harus berada jauh dari plant untuk menghindari
bahaya besar yang mungkin terjadi. Selain sarana untuk meminimalisir dan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, departemen HSSE juga memiliki berbagai
peraturan untuk menghindari kecelakaan terjadi terutama pada zona 1, karena
pada zona 1 merupakan area yang berkontak langsung dengan plant. Beberapa
peraturan diantaranya adalah tidak boleh membawa handphone, tidak boleh
menyalakan api termasuk merokok, semua kendaraan yang masuk harus berbahan
bakar diesel dan semua karyawan harus memakai APD yang lengkap.
VII.2 Zona Kerja PT TPPI
PT TPPI membagi zona kerja menjadi 2 zona. Zona 1 berada di daerah
sekitar kilang (resiko kebakaran tinggi) dan zona 2 (resiko kebakaran rendah)
berada di daerah luar kilang. Pekerja yang memasuki zona 1 wajib menggunakan
wearpack dan wajib menggunakan helm, safety glasses, dan earplug apabila
berada diluar ruangan. Zona 1 sangat erat berhubungan dengan pengoperasian
kilang, sehingga membutuhkan perlindungan lebih saat melakukan pekerjaan di
sekitar zona 1. Sedangkan zona 2 diperuntukkan untuk pekerja yang tidak
memiliki hubungan erat dengan proses produksi, seperti departemen HC, IT,
Finance, CSR-PR, GA dan Procurement.
(Sudarsono 2019)
BAB VIII
UNIT PENGOLAHAN LIMBAH
BAB IX
TUGAS KHUSUS
hal ini tidak diinginnkan karena 10% yang terikut akan cenderung menjadi gas
buang (offgas). Selain itu, PT TPPI juga memproduksi Gas Oil dimana salah satu
parameter yang diperhatikan yaitu nilai kinematic viscosity. Seringkali ditemukan
produk Gas Oil belum optimum, baik kurang ataupun lebih dari 2,0 cst. Maka,
diharapkan mahasiswa praktik kerja dapat menentukan nilai IBP dan FBP
sehingga akan menghasilkan produk yang optimum dan ekonomis.
N Group % wt % lv
o
1 P1 0.000 0.000
2 P2 0.000 0.000
3 P3 0.304 0.430
4 P4 2.552 3.126
5 P5 9.535 10.798
6 P6 6.009 6.462
7 P7 4.220 4.377
8 P8 2.959 2.987
9 P9 1.794 1.773
10 P10 1.303 1.266
11 P11 0.891 0.849
12 P12 0.647 0.609
13 P13 0.414 0.388
14 P14 0.292 0.271
15 P15 0.187 0.173
16 I4 0.743 0.946
17 I5 8.066 9.231
18 I6 6.424 6.932
19 I7 4.092 4.244
20 I8 4.713 4.728
21 I9 3.983 3.896
22 I10 1.356 1.312
23 I11 0.662 0.633
24 I12 0.053 0.050
25 I13 0.007 0.006
26 N5 0.956 0.910
27 N6 8.743 8.104
28 N7 12.553 11.637
29 N8 2.937 2.698
30 N9 1.259 1.138
31 N10 0.737 0.658
32 N11 0.201 0.175
33 N12 0.000 0.000
34 A6 0.600 0.484
35 A7 2.303 1.884
36 A8 2.508 2.052
37 A9 1.513 1.231
Light Naphta dan Flow Light Naphta yang optimum antara lain komposisi
benzene. Sementara parameter yang diperhatikan dalam mendapatkan produk
Heavy Naphta dan Flow Heavy Naphta yang optimum adalah komposisi C5 (i-
pentana, n-pentana, siklopentana). Sehingga didapatkan data hasil simulasi
sebagai berikut.
Tabel 6. Nilai IBP Heavy Naphta
Berdasarkan data pada tabel nilai IBP diatas, dapat dilihat bahwa data
tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai IBP optimum dari segi ekonomi.
Total produksi dihitung dari hasil penjualan Light Naphta dan Heavy Naphta.
Sementara untuk kerugian pada produk dihitung dari jumlah benzene yang
terbawa ke Light Naphta dikalikan selisih harga dari Benzene dengan Light
Naphta dan 10% dari jumlah C5 pada stream Heavy (C5 yang cenderung menjadi
offgas atau gas buang) dikalikan dengan harga Light Naphta. Setelah menghitung
total produksi dan kerugian produk lali dapat menghitung margin (keuntungan)
terbesar untuk menentukan IBP Heavy Naphta optimum. Berdasarkan tabel hasil
perhitungan pada Tabel 4. Keuntungan Produk dapat disimpulkan bahwa nilai
IBP Heavy Naphta yang optimum yaitu pada IBP 54,99°C dilihat dari nilai
margin (keuntungan) yang dimiliki paling tinggi.
Tabel 7. Keuntungan Produk
Penentuan nilai FBP yaitu trial nilai FBP dengan cara mengatur rate
produk atas dan produk bawah dari condensate splitter. Didapatkan nilai FBP
dengan kisaran 170-185C. Nilai FBP yang sudah didapatkan akan berpengaruh
terhadap kualitas dari Gas Oil. Parameter kualitas dari Gas Oil yang diperhatikan
disini adalah viskositas. Berikut data hasil simulasi dari trial nilai FBP.
Tabel 8. Nilai FBP dan Kinematic viscosity Gas Oil
BAB X
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya kerja praktik dan pembelajaran terkait tugas khusus
di departemen RPO PT TPPI, maka dapat disimpulkan:
1. Nilai IBP Heavy Naphta optimum yang memiliki keuntungan maksimal
adalah pada nilai IBP Heavy Nahpta sebesar 54,99C
2. Nilai FBP Heavy Naphta optimum yang menghasilkan kinematic viscosity
Gas Oil 2 cst adalah sebesar 183,42C
IV.2 Saran
1. Simulasi dapat dilakukan dengan multi kondensat dengan cara perhitungan
condensate blending menggunakan Microsoft Excel.
2. Parameter yang digunakan dapat ditambahkan lagi agar hasil simulasi
dapat semakin mendekati kondisi actual.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Hasil Simulasi IBP Heavy Naphta