Oleh :
PALEMBANG
2018
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh :
Disetujui Oleh
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
Siklus Thermal Pada Gas Turbin Generator di Unit Utilitas Pabrik-III PT.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan ini didasarkan pada
mendapatkan begitu banyak bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kerja
praktek ini.
Sriwijaya.
Sriwijaya.
iii
4. Bapak Adi Syakdani,S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
5. Bapak Ahmad Zikri ,S.T., M.T., selaku Sekertaris Jurusan Teknik Kimia
6. Bapak Ir. Arizal Aswan, M.T., selaku Ketua program Studi D-IV Teknik
7. Bapak Tahdid, S.T., M.T., selaku Pembimbing Kerja Praktek yang senantiasa
10. Ibuku tersayang yang selalu memberikan perjuangan dan doa serta
12. Fathona Saptara sebagai teman Kerja Praktek dan rekan-rekan seperjuangan
semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan Kerja Praktek, baik
itu berupa saran, doa, maupun dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
iv
Penulis mengetahui bahwa banyak kekurangan dalam menulis laporan ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran atau kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
v
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
vi
2.4.3.2 Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................30
2.5 Pemasaran....................................................................................................31
3.3 Produk.....................................................................................................75
vii
4.1 Judul Tugas Khusus.................................................................................78
4.4 Tujuan.....................................................................................................80
4.5 Manfaat...................................................................................................80
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................85
LAMPIRAN A......................................................................................................86
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 1. Data Perkembangan Pabrik PT. Pusri Palembang...................................11
Tabel 17. Kondisi Bahan Bakar Natural gas Masuk ke Ruang Bakar...................81
ix
Tabel 21. Mol Komponen Natural Gas..................................................................88
Tabel 32. Entalpi Gas Ideal dari Udara.................Error! Bookmark not defined.
Tabel 33. Entalpi Pada Tiap Kondisi di GTG........Error! Bookmark not defined.
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 19. Diagram Alir Proses Pemisahan CO2 dengan Benfield....................58
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
yang didapatkan di bangku kuliah dengan ilmu yang bisa diterapkan dilapangan.
Ditinjau dari kondisi bangsa sebagai aktualisasi kehidupan manusia secara garis
teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan
langsung dunia kerja melalui program kerja praktik. Kerja praktik merupakan
salah satu mata kuliah pendukung di jurusan Teknik Kimia, program studi DIV
1
Teknik Energi, dimana mata kuliah ini dimaksudkan untuk menambah
memiliki pandangan tentang arah dan tujuan teknologi pemanfaatan energi tak
karena proses industri ini bersesuaian dengan mata kuliah Program Studi Teknik
Analisis Thermal.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktik ini antara lain adalah sebagai berikut :
2. Melakukan analisis energi pada unit – unit yang berluang mengkonsumsi energi
2
BAB 2
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) adalah anak perusahaan dari PT.
Pupuk Indonesia (Persero) yang merupakan badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pada tahun 2010 dilakukan pemisahan dari PT. Pupuk Indonesia (saat itu masih
palembang serta pengalihan hak dan kewajiban PT. Pupuk Indonesia kepada PT.
dissahkan oleh Mentri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU-
Indonesia No. 46 Tanggal 7 Juni 1960 dimana sebagai Presiden Direktur dan
Direktur Utama adalah Ir. Ibrahim Zahier dan Ir. Salmon Mustafa. Sriwidjaja
hingga daratan China, pada abad ke 7 Masehi. PT. PUSRI Palembang merupakan
3
Pabrik yang pertama dibangun PT. Pupuk Sriwidjaja adalah pabrik PUSRI I
sebesar 180 ton Ammonia/hari dan 300 Urea/hari. Produksi perdana PUSRI I pada
tanggal 16 Oktober 1963. Perluasan pabrik PT. PUSRI mulai direncanakan pada
oleh John Van Der Volk & Associate (Amerika Serikat), pabrik PUSRI II mulai
Corporation (Amerika Serikat) dan kontraktor pabrik Urea dari Toyo engineering
1974 dengan kapasitas produksi sebesar 660 MTPD (Metric Ton Per Day)
Pembangunan PUSRI III mulai dilakukan pada tanggal 21 Mei 1975 dengan
produksi dari pabrik PUSRI III ini adalah 1000 ton Ammoniak per hari dengan
menggunakan proses kellog dan 1725 ton urea per hari atau 570.000 ton Urea per
Pada tahun 1985 pabri PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai tidak
efisien lagi. Sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB pada tahun 1990
4
Process For Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Kontruksi pabrik ini
dengan Imperial Chemical Industry (ICI) pada tahun 1992. Proyek tersebut diberi
nama Amoonia Optimization Project (AOP). Hal ini dilakukan karena adanya
Berikut ini adalah data pembangunan dan spesifikasi pabrik Pusri-I, Pusri-
1. Pusri-I
5
Urea-MTC Total Recycle B (Jepang)
2. Pusri-II
OECF
Pemerintah RI
6
Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog
(TRCI)
3. Pusri-III
Pemerintah RI
7
Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog
(TRCI)
4. Pusri-IV
8
Urea-MTC Total Recycle C-Improved
(TRCI)
5. Pusri-IB
Pemerintah RI
9
Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog
Urea-ACES
6. Pusri-IIB
Bank BRI
Bank BNI
Bank Mandiri
10
Bank Jabar-Banten
UOB Indonesia
Urea-ACES 21
PT. Pupuk Sriwidjaja yang semula hanya memiliki satu pabrik dengan
proses optimalisasi dan modifikasi telah membuat PT. Pusri mampu memproduksi
Tahun
Kapasitas Pelaksanaan
Pabrik Mulai Lisensor Proses
Terpasang Konstruksi
Operasi
11
Ammonia/tahun
Urea/tahun
330.000 ton
Kellog
Kellog MTC, Total Ammonia/tahun
Pusri III 1976 Overseas
Recycle C-Improved 570.000 ton
Corp. (AS)
Urea/tahun
330.000 ton
Kellog
Kellog MTC, Total Ammonia/tahun
Pusri IV 1977 Overseas
Recycle C-Improved 570.000 ton
Corp. (AS)
Urea/tahun
Kellog Advanced
Corporation
Engineering Engineering
12
Corporation Corporation
Negeri dan di PT. Mega Eltra kepada PT. Pusri, melalui Peraturan Pemerintah
(PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP nomor 34 tahun 1998, maka PT. Pusri, yang
DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.
lainnya.
kimia lainnya.
13
5. PT. Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, bergerak dalam
membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,
diesel).
Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja disingkat PT. Pusri (Persero) kepada
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan
Perubahan Anggaran Dasar pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte
Notaris Fathiah Helmi, SH. nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT.
pupuk yang baru, menggantikan nama PT. Pusri (Persero). Hingga kini PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri. Pada
yang berhubungan dengan kinerja pabrik dan keselamatan kerja di PT. Pusri.
14
Adapun kedudukan PT PUSRI Palembang dapat dilihat pada Gambar 1
berikut ini:
15
2.2.1 Visi Perusahaan
visi, yaitu “Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di
(Sumber : http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/)
Gambar 2. Logo PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
16
No Logo Makna Logo
17
1. Lambang PUSRI yang berbentuk huruf "U"
18
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur
itu.
pemilihan daerah tepi sungai musi sebagai lokasi pabrik antara lain :
sehingga bahan baku gas akan mudah untuk diperoleh dan tersedia dalam
2. Sungai musi merupakan sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun
yang menunjang bahan baku pembuatan steam dan keperluan utilitas lainnya,
3. Letaknya berjarak sekitar 198 km dengan tambang Bukit Asam yang tidak
jauh dari kota Palembang, yang banyak mengandung batubara yang dapat
dijadikan sebagai cadangan bahan baku yang sangat potensial jika persediaan
gas bumi sudah menipis, kemudian berjarak sekitar 14,2 km dengan kereta
19
api. Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik 20,4723 hektar, ditambah
karyawan bila dipelukan dikemudian hari. Lokasi dan tata letak PT. Pusri
Kompleks perindustrian PT. Pusri terletak tepat di tepi sungai Musi. Bagian
depan kompleks menghadap ke Jl. Mayor Zen. Bagian depan kompleks industri
merupakan gedung Kantor Pusat. Kantor Pusat merupakan kantor Staf direksi dan
administrasi umum PT. Pusri. Di dalam kompleks tersebut juga tedapat kompleks
masjid, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga penginapan yang diperuntukkan
bagi tamu PT. Pusri. Kompleks perumahan dan kompleks pabrik dibatasi ooleh
pagar dan terdapat dua buah gerbang masuk kompleks pabrik yang dijaga aparat
adalah karena kompressor adalah peralatan yang sangat berisik, sehingga harus
20
dikelompokkan agar suara bising tidak tersebar kemana-mana. Selain itu,
mudah. Hal yang sama juga dilakukan dengan boiler. Boiler dan GTG ( Gas
transportasi yang panjang dapat dihindari. Daerah yang agak mengarah ke sungai
tepi Sungai Musi, beralamat di Jalan Mayor Zen. Pada bagian depan kompleks
industri terdapat gedung kantor pusat. Kantor pusat merupakan kantor staf direksi
21
Pupuk Sriwidjaja Palembang juga terdapat fasilitas pendukung berupa kompleks
gedung pertemuan, perpustakaan umum, rumah makan, dan masjid. Terdapat juga
22
C. Lapangan K. Parkir S. Perluasan Pabrik
23
2.4 Struktur Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
dengan kebutuhan yang ada. Untuk mencapai efisiensi kerja yang tinggi maka
diperlukan suatu struktur organisasi yang baik. Hal ini akan menentukan
berdasarkan sistem line dan staff organization. Dalam hal ini bentuk
1. Direktur Produksi
2. Direktur Keuangan
3. Direktur Pemasaran
24
Perubahan terjadi pada awal tahun 2011. Sejak tahun 2011, terjadi
menjadi direktur komersil. Saat ini direktur utama hanya membawahi empat orang
direktur, yaitu :
1. Direktur produksi
2. Direktur komersial
1. General manager
2. Manager
3. Superintenden
4. Asisten superintenden
5. Foreman senior
6. Foreman
7. Karyawan
Untuk promosi ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk kenaikan tingkat
golongan, maka setiap tahun diadakan penilaian karyawan yang meliputi loyalitas,
dan produktifitas kerja. Adapun jam kerja normal bagi karyawan non shift adalah :
1. Senin – Kamis
25
Pukul : 07.30 - 12.00 WIB dan 13.00 - 16.30 WIB
2. Jumat
6. Kepala PU&A
jalannya produksi pada setiap pabrik. Setiap pabrik dipimpin oleh seorang
1. Foreman senior
2. Foreman
3. Koordinator operator
4. Operator panel
5. Operator lapangan
26
Setiap group shift terdapat seseorang shift foreman yang berfungsi sebagai
koordinator antara unit pabrik dan penanggung jawab teknis pada sore dan malam
hari. Ada empat group yang bertugas disetiap unit pabrik. Pembagian jam
kerjanya adalah 3 group melakukan shift dan satu group lainnya libur. Setiap
Pada day shift, superintenden bertanggung jawab atas operasi pabrik, serta
untuk swing dan night shift yang bertanggungj awab adalah shift foreman, kecuali
untuk hal-hal yang sangat penting, kembali kepada kepala bagian masing-masing.
Gambar 5.
27
(Sumber : Humas PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.2018)
hal pengamatan operasi, persiapan dan pengendalian mutu bahan baku serta bahan
2. Departemen laboratorium
pabrik.
28
2. Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hasil-hasil produksi.
mengawasi mutu bahan baku, bahan penunjang serta hasil produksi pabrik.
departemen, yaitu:
29
2. Departemen Pemeliharaan Lapangan II, terdiri dari Bagian PemLap PUSRI-III
Pemeliharaan Listrik I dan II, Bagian Pemeliharaan Instrumen I dan II, serta
hal pengamatan operasi, persiapan dan pengendalian mutu bahan baku serta
2. Menjaga kualitas produksi, bahan baku, material, dan peralatan serta bahan-
Departemen ini dikepalai oleh seorang manajer dan dibantu oleh beberapa
30
2. Departemen Produksi II, mengkoordinasikan jalannya PUSRI-III dan PUSRI-
superintendent, yaitu :
urea, atau utilitas). Operator ini terdiri dari operator senior yang bertugas di
control panel room dan operator lapangan. Untuk setiap shift dibantu oleh seorang
lapangan. Setiap shift bekerja selama delapan jam dengan pembagian jam kerja
sebagai berikut.
31
2.4.3.1 Departemen Pemeriksaan Teknik
limbah.
32
2.5 Pemasaran
seluruh jenis pupuk bersubsidi, baik yang berasal dari produksi dalam negeri
distribusi pada faktor biaya ( Last Cost Distribution Pattern ). Untuk dapat
Keterangan :
Pupuk Kantong
Pupuk Curah
33
(Sumber : Humas PT.Pupuk sriwidjaja,2018)
yang ada. Adanya keputusan pemerintah ini hanya berlaku pada tata niaga pupuk
Holding company.
Pada tahun 2001, tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
34
Pada tahun 2003, dikeluarkan kebijakan tambahan mengenai tata niaga pupuk,
yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi. PT Pusri tidak
lagi bertanggung jawab untuk pengadaaan dan penyediaan pupuk secara nasional
namun dibagi dalam beberapa rayon. Mulai Mei 2003, PT Pusri mengatur
sektor pertanian. SK ini mengatur tentang syarat-syarat bagi Importir, serta tata
Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa berdaya muat
35
Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa sebanyak 261 unit.
Pemasaran Pusri Kabupaten ( PKK ) sebanyak 180 kantor di ibu kota kabupaten.
1. PT Pupuk Kujang
2. PT Pupuk Iskandar
3. PT Petrokimia Gresik
36
BAB 3
URAIAN PROSES
Pabrik PUSRI III terdiri dari tiga bagian yakni pabrik Amoniak, pabrik
Urea, dan pabrik Utilitas. Masing-masing pabrik membutuhkan bahan baku dan
produk. Jenis dan spesifikasi bahan baku dan bahan penunjang dari tiga bagian
pabrik yaitu pabrik Amoniak, pabrik Urea, pabrik Utilitas yang akan dibahas pada
bab ini.
Bahan baku utama yang diperlukan pada proses pembuatan amoniak terdiri
1. Gas Alam
utama pada gas alam yang digunakan adalah CH4 (metana). Gas alam tersebut
diterima PT Pupuk Sriwidjaja dan diukur kuantitasnya oleh Gas Metering Station
(GMS), salah satu unit utilitas untuk mengukur gas alam tersebut. Gas alam yang
dan Sifat fisik Gas Alam dapat dilihat di Tabel berikut ini
37
Propana (C3H8) 02,99 % Mol
2. Udara
dan udara proses. Udara proses digunakan sebagai sumber gas nitrogen dalam
amoniak berasal dari udara sekitar yang diumpankan pada unit secondary
reformer. Selain itu, udara juga diperlukan sebagai bahan baku pembuatan udara
pabrik (plant air) dan udara instrumen (instrument air). Komposisi udara yang
38
3. Air
Pada pabrik ammonia, air digunakan sebagai air umpan boiler (boiler feed
water) dan air pendingin (cooling water), dimana kebutuhan air tersebut diperoleh
dari Sungai Musi. Air tersebut diproses terlebih dahulu untuk menghilangkan
kation dan anion yang terdapat pada air, sehingga mempunyai kemurnian H 2O
yang sangat tinggi.Sifat-sifat fisik air dapat dilihat pada Tabel berikut.
Sifat Nilai
Titik didih 100 oC
Titik beku 0 oC
Temperatur kritis 374 oC
Tekanan kritis 218,4 atm
Densitas kritis 324 kg/m3
Viskositas pada 200 oC 0,01002 Poise
Panas laten peleburan 80 kal/gr
jalannya proses. Bahan baku penunjang yang digunakan pada proses pembuatan
1. Hidrogen (H2)
Hidrogen digunakan untuk keperluan start-up pada PT. Pupuk Sriwidjaja
reforming dari pabrik amoniak. Tekanan dan temperatur untuk masing-masing gas
2. Bahan Kimia
39
Bahan kimia digunakan pada proses penyerapan CO 2, penyerapan H2O, dan
pembuatan boiler feed water dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah bahan-
b. Larutan Benfield
Larutan Benfield mempunyai komposisi:
K2CO3 : 30 %
main Benfield.
mengikat oksigen bebas dalam air, fosfat (PO42-) murni yang diinjeksikan ke
dalam steam drum, amoniak murni yang diinjeksikan dalam deaerator untuk
mengatur pH air.
3. Katalis
Dalam pabrik pupuk urea, katalis hanya digunakan pada proses sintesis
amoniak saja sedangkan proses sintesis urea tidak memerlukan katalis. Hal ini
dikarenakan reaksi sintesis urea sudah ekonomis tanpa katalis. Katalis digunakan
untuk mempercepat dan mengarahkan jalannya reaksi kimia. Jenis katalis yang
40
Tabel 6. Jenis-jenis Katalis pada Pabrik Amoniak
amoniak cair dan gas karbon dioksida (CO 2). Amoniak cair merupakan hot
product yang diperoleh dari Pabrik Amoniak, sedangkan gas CO 2 juga diperoleh
1. Ammoniak
Amoniak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea adalah amoniak
cair yang diperoleh dari pabrik amoniak. Spesifikasi amoniak cair yang digunakan
41
2. Gas CO2
Spesifikasi gas karbon dioksida (CO2) yang digunakan pada pabrik urea
b. Pada suhu kamar (25 oC, 1 atm) berupa gas tidak berwarna.
Bahan baku penunjang yang digunakan pada proses pembuatan urea terdiri
atas kukus (steam), udara instrumen, air demin, nitrogen, air pendingin, listrik,
1. Uap (steam)
42
Tabel 9. Spesifikasi Uap Pabrik Urea
2. Udara Instrumen
3. Air Demin
43
4. Nitrogen
5. Air Pendingin
Spesifikasi cooling water yang digunakan disajikan pada Tabel berikut.
6. Listrik
a. Motor
- di atas 1500 kW : 3,8 kV, 3 fasa, dan frekuensi 50 Hz
44
- antara 0,5 kW-110 kW : 440 kV, 3 fasa, dan frekuensi 50 Hz
b. Penerangan
Spesifikasi penerangan, yaitu 220 V, 1 fasa, dan frekuensi 50 Hz
c. Sistem pengontrol
Spesifikasi sistem pengontrol, yaitu 110 V, tegangan AC
d. Instrumentasi
Spesifikasi instrumentasi, yaitu 110 V, 1 fasa, dan frekuensi 50 Hz
ammonia, unit ini juga menghasilkan CO2 yang dibutuhkan pada pembuatan urea.
45
(Sumber: PT. Pupuk Sriwidjaja)
Gambar 8. Blok diagram proses ammonia
28,8 kg/cm2 dibagi menjadi 2 aliran, yaitu untuk bahan bakar dan produksi
ammonia. Gas alam yang diterima dari Pertamina masih mengandung unsur-unsur
yang tidak diinginkan seperti partikel padat, sulfur anorganik, hidrokarbon fraksi
46
berat, CO2, H2O dan sulfur organik. Untuk menghilangkan kandungan-kandungan
yang tidak diinginkan didalam gas alam tersebut, maka dilewatkan kedalam
beberapa proses.
Gas alam masuk dari gas metering station (GMS) dibagi menjadi 2 aliran
yaitu untuk feed gas dan fuel system (untuk bahan bakar). Aliran feed gas masuk
Gas alam yang telah melewati feed treating kemudian masuk ke mechanical
filter (202-L), dimana 202-L ini merupakan suatu filter mekanis yang di dalamnya
terdapat wire mesh screen, dimana partikel-partikel yang besarnya melebihi wire
mesh screen tersebut akan tertinggal dan tidak terikut pada proses selanjutnya.
Proses pemisahan di dalam filtrasi ini hanya berlangsung secara fisik saja. Filter
ini juga dilengkapi alat penunjuk pressure drop yang berfungsi untuk mengetahui
tingkat ke kotoran di dalam filter sehingga kapan filter harus dibersihkan dapat
diketahui.
feed gas, proses di 201-D tersebut memerlukan panas yang diperoleh dari jacket
heater (dipanaskan dengan low steam 3,5 kg/cm2) pemanasan ini dilakukan untuk
38oC. Penghilangan sulfur dilakukan karena sulfur merupakan racun katalis pada
47
Benfield, dan akan terbawa oleh gas CO2 sehingga merusak compressor CO2 di
pabrik urea. Konsentasi H2S keluar 201-D diharapkan kurang dari 2 ppm.
proses penyerapan zinc oxide (ZnO) pada temperatur rendah. Reaksi yang terjadi
adalah :
feed gas harus didinginkan sampai temperatur -18°C. Apabila feed gas ini
membentuk padatan dan akan menyumbat aliran gas. Untuk mencegah hal
48
pemisahan hidrokarbon berat pada unit 201-L berupa absorber sederhana dengan
Air yang dikandung feed gas diserap oleh TEG yang mengalir berlawanan
arah dengan feed gas di dalam kolom absorber. Feed gas mengalir dari bawah
keatas kolom sedangkan TEG mengalir dari atas ke bawah. Setelah TEG
diuapkan pada temperatur sekitar 204°C pada tekanan 0,2 kg/cm 2g sampai seluruh
yaitu : C3H8, C4H10, dan C5H12. Hidrokarbon berat (HHC) harus dipisahkan dari
gas karena dapat menyebabkan foaming dan carry over di absorber serta dapat
49
Gas umpan dari sistem pemisahan air dibagi dua arah. Aliran pertama
menuju shell side feed gas exchanger, dimana gas bertukar panas dengan flashed
gas sedangkan gas bertukar panas dengan hidrokarbon berat cair di aliran kedua
yaitu tube side feed gas exchanger. Hidrokarbon berat berbentuk gas dipakai
sebagai fuel gas tambahan sedangkan yang masih tetap cair dikirim ke burning
pit.
Gas karbondioksida harus hilang dari gas umpan untuk mengurangi beban
proses desulfurnasi kedua, unit persiapan bahan baku gas sintesa dan unit
permurnian gas sintesis. Pada unit ini, kandungan CO2 dalam gas diturunkan
sampai sekitar 0,5% yang bertujuan untuk mencegah terjadinya metanasi pada
desulfurizer dimana katalis cobalt molybdenum (CoMo) dapat merubah CO2 dan
50
Larutan Benfield terdiri dari :
aktivator.
berlawanan arah dengan larutan benfield dari atas absorber, kemudian gas CO2
akan terserap oleh larutan benfield. Gas bebas CO2 keluar dari atas absorber
didinginkan di tube side exchanger dan pada shell side. Setelah condensate
dipisahkan di absorber knock out (KO) drum, gas dialirkan sebagai suction feed
gas compressor.
Reaksi pada absorber dilakukan pada tekanan tinggi dan temperatur rendah
(25 kg/cm2, 93˚C) karena kelarutan gas lebih tinggi pada tekanan tinggi. Reaksi
Reaksi pada stripper dilakukan pada tekanan rendah dan temperatur tinggi
(1,43 kg/cm2, 129˚C) karena mempermudah melepas kandungan gas yang terlarut
dalam larutan.
51
(Sumber: Amoniak P-III, 2018)
Gambar 13. Diagram Alir CO2 Removal Feed Treating
Unit desulfurizer pada tahap kedua ini untuk memisahkan sulfur organik
dalam bentuk merkaptan (RSH, RSR), senyawa sulfur tersebut harus diubah
terlebih dahulu menjadi sulfur anorganik dengan bantuan injeksi syn-gas (H2)
RSH + H2 RH + H2S
berupa H2S mengalir ke bed 2, dimana adanya katalis ZnO. Katalis ZnO dibentuk
52
pelet agar seluruh H2S hilang setelah bereaksi dengan katalis ZnO dan kemudian
ppm.
tersebut dihasilkan dari reaksi CH4 dan steam (H2O) di Primary Reforming 101-B
Gas umpan dijenuhkan dengan air panas sebelum memasuki reformer. Gas yang
53
telah dijenuhkan ini memiliki rasio steam to carbon 0,6-0,7, sehingga penggunan
b. Primary Reformer
Primary reformer befungsi untuk membentuk CO, CO2 dan H2. Feed gas
yang telah diproses di feed treating dicampur dengan steam proses (medium
steam). Steam proses dikontrol flow-nya, kemudian masuk ke mixed feed coil
convection section. Kemudian campuran gas masuk ke tube katalis dan bereaksi
Unit primary reformer, feed gas dialirkan melalui enam pipa induk, masing-
masing pipa sub induk ini membagi flow ke bawah melalui 42 buah tabung katalis
yang letaknya paralel di daerah radiasi pemanas reformer pertama. Bagian bawah
tiap baris terdiri dari 42 tabung katalis yang berakhir pada penampung induk dekat
54
Reaksi di primary reformer merupakan reaksi endotermis. Untuk menjaga
agar gas yang keluar primary reformer memiliki temperatur 800°C, maka
temperatur section radiant dijaga sekitar 982°C. Katalis yang dipakai adalah
nikel, berupa cincin atau silinder yang terdapat pada 252 tabung.
Total reaksi :
c. Secondary Reformer
reformer dan juga untuk mendapatkan N2 yang akan digunakan sebagai bahan
55
baku amoniak. Gas yang telah di-reforming sebagian masuk ke secondary
reformer melalui bagian atas dan diarahkan ke bawah melewati diffuser ring
untuk masuk ke combustion zone. Feed gas tersebut sudah berubah menjadi Gas
Sintesa (Synthesis Gas) dimana komposisinya berubah dari CH4 dan H2O (Feed
Gas) menjadi CH4, H2O, H2, CO, dan CO2 (Syn gas). Pada secondary reformer ini
CH4 yang masih belum bereaksi diharapkan akan bereaksi lagi sehingga methan
leak yang didinginkan tercapai (< 0.6%) selain itu juga untuk mendapatkan N 2
yang diperoleh dari udara yang dikirim oleh 101-J ( Air Compressor).
Dalam proses ini, panas diperoleh dengan membakar gas alam itu sendiri
dan langsung mencampurkan gas alam dengan udara yang masuk melalui burner
Total reaksi
Kemudian gas dilewatkan melalui bed katalis nikel yang disangga oleh
Udara di atur agar perbandingan H2:N2 sebesar 3:1. Gas keluaran secondary
56
dimanfaatkan untuk memanaskan Boiler Feed Water (BFW) di 101-C dan 102-C
Aliran gas proses yang keluar dari secondary reformer terdiri atas H2, N2,
CO, CO2, Ar, dan CH4. Untuk keperluan sintesis amoniak hanya diperlukan H2
dan N2, sedangkan Ar dan CH4 bersifat inert. Namun CO dan CO2 keberadaannya
karena itu, gas proses (syn-gas) perlu dimurnikan dari CO dan CO2.
57
Unit HTSC berfungsi sebagai reaktor konversi CO menjadi CO2 dengan
bantuan katalis promoted iron oxide (Fe3O4/Cr2O3) pada temperatur tinggi dengan
konversinya rendah. Temperatur inlet gas process dan steam adalah 348°C dan
HTSC merupakan tangki yang berisi katalis besi oksida dengan volume
65,7 m3. Gas sintesis mentah dari steam masuk ke bagian atas HTSC pada suhu
371 dan akan bereaksi pada permukaan katalis. Gas akan keluar dari bagian
bawah HTSC dan kemudian masuk ke shell side HTSC effluent WHB
BFW menjadi steam HP, dan steam akan mengalir ke I-101-F. Operasi HTSC
unit HTSC dengan bantuan katalis Tembaga Zinc Alumina (Cu/ZnO/Al2O3). Gas
58
dari HTSC masuk ke LTSC melalui unggun katalis LTS dengan temperatur
masuk 206°C dan keluar melalui bagian bawah LTS. Reaksi ini berlangsung pada
cara memisahkan gas sintesa dari CO2 dengan menggunakan larutan Benfield atau
oleh larutan K2CO3 yang dialirkan secara berlawanan arah (counter current)
59
Diethanol amine (DEA) : 2 – 3 %-w sebagai temperatur
Vanadium Pentoxide (V2O5) : 0.5 %-w sebagai anti korosi
Ucon (poly-glicol) : untuk anti foaming
Selanjutnya larutan rich Benfield yang telah menyerap CO2 keluar dari
kembali menjadi larutan lean Benfield dan semi lean Benfield, sehingga larutan
4. Metanasi
Proses ini dilakukan untuk mengubah CO dan CO 2 yang masih ada dalam
berlangsung sempurna, sehingga masih tersisa CO dan CO2 dalam jumlah kecil
yang dapat merusak katalis di ammonia converter. Oleh karena itu, CO dan CO2
60
harus diubah menjadi CH4 di metanator, sehingga total CO dan CO2 di inlet
ammonia converter diharapkan kurang dari 10 ppm. Reaksi yang terjadi pada
Gas sintesis yang akan masuk ke metanator dipanaskan menjadi 113 oC oleh
gas. Kemudian, gas sintesis akan dialirkan ke heat exchanger untuk dipanaskan
oleh gas dari HTSC yang menuju ke LTSC sehingga gas sintesis yang masuk ke
metanator akan bertemperatur 300oC. Gas sintesa keluar dari methanator dengan
kandungan CO dan CO2 < 10 ppm kemudian dikirim ke tahap sintesa ammonia.
61
3.2.1.4 Unit Sintesa Ammonia (Ammonia Synthesis Unit)
Pada tahap sintesa amoniak ini bertugas untuk mengkonversi Hydrogen dan
103-C sampai temperature 37 , lalu sesudah keluar dari tingkat kedua pada case
temperature hingga 4°C mengembunkan hampir seluruh air yang terdapat dalam
gas, yang dipisahan di I-105-F2. Gas sintesis yang berkadar air rendah dari I-105-
F2 menuju moleculer sieve drier I-109-D, dimana seluruh sisa air diserap. Gas
sintesis yang kering kemudian mengalir ke second cas syn-gas compressor (I-
case kedua ini, gas sintesis digabung dengan gas recycle yang mengandung
ammonia yang berasal dari refrigerant flash drum (I-102-CF) dan selanjutnya
62
(Sumber: Amoniak P-III, 2018)
Gambar 21. Diagram Alir Proses Ammonia Converter
karena itu, untuk mendapatkan hasil yang banyak, gas yang belum bereaksi di-
diperoleh berwujud gas dengan temperatur relatif tinggi (sekitar 450 oC).
Sehingga, panas yang terbawa produk dimanfaatkan untuk mengolah BFW dan
memanaskan gas proses yang akan masuk ke Ammonia Converter. Reaksi sintesis
N2 + 3 H2 2 NH3 + Q
untuk diolah menjadi produk amoniak cair yang jauh lebih murni. Sedangkan gas-
gas yang tidak bereaksi/inert (seperti CH4, Ar, dan gas lainnya) dibuang secara
63
pada Ammonia Converter. Gas yang dibuang ini akan diolah di bagian recovery
sintesis akan mempengaruhi kesetimbangan reaksi. Hal ini dilakukan dengan jalan
Pendinginan ini menyebabkan sejumlah gas-gas inert (H 2, N2, CH4, dan Air) yang
ikut bersama cairan amoniak terpisah dari cairan amoniak. Kemudian dialirkan
separator (I-107-F) yang terjadi adalah pemisahan gas-gas inert yang dilakukan
dengan cara flashing yaitu dengan menurunkan tekanan sampai 14,3 kg/cm 2.
Flash gas yang meninggalkan I-107-F selanjutnya ke sistem gas bahan bakar (fuel
gas system). Ammonia cair yang terkumpul dibagian dasar I-107-F dialirkan
64
keluar menuju dua arah. Aliran yang satu diturunkan tekanannya (let down) ke
refrigerasi I-22-C.
Uap ammonia yang bercampur dengan gas inert dalam refrugerant flash
dalam I-109-F ini, gas-gas inert yang terpisah akan dibuang ke sistem bahan bakar
(fuel gas system) sedangkan ammonia panas dipompa oleh I-113-J/JA sebagai
65
3.2.1.6 Purge Gas Recovery Unit (PGRU)
produksi dan efisiensi pabrik. Proses pemisahan pada unit PGRU Pusri-III
dalam purge gas yang terdiri dari LP purge gas dan HP purge gas. LP purge gas
adalah gas yang berasal dari refrigerant receiver dan refrigerant flash drum yang
berfungsi sebagai pengatur panas pada refrigerant system. HP purge gas adalah
sebagian gas sintesa yang belum terkonversi menjadi ammonia yang berasal dari
gas H2 dan Ar yang keluar dari bagian top HP ammonia scrubber. Gas sintesa dari
masuk ke absorber.
Disini gas melewati resin yang akan menyerap dan membebaskan syn gas
dari larutan ammonia, karena di unit cold box, air dan ammonia akan membeku
pada temperatur yang sangat rendah sehingga akan menyebabkan kebuntuan pada
terkondensasi dan masuk ke H2O separator, selanjutnya di flash dari tekanan 53,6
menjadi 5,2 kg/cm2G, sehingga liquid metana menjadi gas dengan temperatur
66
3.2.2 proses Produksi Urea
Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah gas karbon dioksida
dan amoniak cair yang dihasilkan dari pabrik Amoniak, sedangkan Urea yang
dihasilkan berbentuk prill, yaitu butiran padat yang mempunyai lapisan yang agak
keras pada bagian luarnya. Pabrik urea PUSRI III dirancang untuk mcmproduksi
Secara garis besar, proses pembuatan urea ini mencakup lima seksi utama
sebagai berikut:
a. Seksi sintesis
b. Seksi purifikasi/dekomposisi
d. Seksi recovery
Berikut ini adalah Diagram Balok Proses Pembentukan Urea pada PUSRI-III yang
67
3.2.2.1 Unit Sintesis Urea
Pada seksi sintesis ini urea dibuat dari gas karbon dioksida, amoniak cair
dan larutan amonium karbamat dalam suatu reaktor urea pada tekanan dan
temperatur tinggi. Kondisi reaktor urea P-III adalah autoclave yang dinding
dalamnya terbuat dari bahan stainlees steel, terdapat 14 tingkat plat yang
200 kg/cm2g dan temperatur 190°C dengan waktu tinggal 31 menit. Sebelum
Karbon dioksida yang dikirim dari pabrik amoniak dengan tekanan 0,60
kg/cm2g dan temperatur 38°C, kandungan air dipisahkan terlebih dahulu dalam
68
(Sumber: Unit Produksi Urea PUSRI – III, 2018)
Gambar 24. Flowsheet Bagian Syntesis P-III
Pada seksi sintesis ini urea dibuat dari gas karbon dioksida, amoniak cair
dan larutan amonium karbamat dalam suatu reaktor urea pada tekanan dan
temperatur tinggi. Kondisi reaktor urea P-III adalah autoclave yang dinding
dalamnya terbuat dari bahan stainlees steel, terdapat 14 tingkat plat yang
200 kg/cm2g dan temperatur 190°C dengan waktu tinggal 31 menit. Sebelum
condensate.
Karbon dioksida yang dikirim dari pabrik amoniak dengan tekanan 0,60
kg/cm2g dan temperatur 38°C, kandungan air dipisahkan terlebih dahulu dalam
Amoniak cair dan karbon dioksida bereaksi menjadi amonium karbamat yang
69
Selama proses sintesis urea terjadi reaksi samping dimana terbentuk biuret
reaksi tetap dalam fasa cair. Reaksi pertama adalah pembentukan ammonium
karbamat dari amoniak dan karbon dioksida. Reaksi kedua adalah reaksi dehidrasi
animonium karbarnat menjadi urea. Reaksi ketiga adalah reaksi dimerisasi urea
menjadi biuret.
70
selanjutnya dipisahkan ureanya dari campuran produk reaksi. Proses pemisahan
larutan menggunakan uap air (steam) sehingga ammonium karbamat akan terurai
high Pressure Decomposer (HPD) DA-201 pada tekanan 17 kg/cm 2, Low Pressure
Decomposer (LPD) DA-202 pada tekanan 2,5 kg/cm2, dan Gas Separator DA-203
dipengaruhi oleh tekanan yang rendah, temperature tinggi, dan waktu tinggal lama
dengan reaksi :
Terdiri dari (internal equipment): ruang flashing, empat tingkat sieve tray,
penyekat, falling film heater, dan penampung larutan. Campuran urea, amonium
karbamat dan gas-gas produk reaktor dengan tekanan 17 kg/cm 2g dan temperatur
124°C masuk ke bagian atas HPD (DA-201) melalui pipa yang menjorok ke
memanjang pada sisi sebelah bawah, sehingga campuran bertekanan tersebut akan
71
empat buah sieve tray. Larutan dari sieve tray ditampung oleh suatu penyekat
terdekomposisi dan excess ammonia cair teruapkan karena adanya kontak dengan
campuran gas panas yang berasal dari reboiler HPD dan falling film heater.
HPAC. Larutan dari dasar HPD dialirkan ke puncak LPD setelah didinginkan
terlebih dahulu didalam tube bundel urea heat exchanger. Sebagian dari larutan
ini akan terurai (flash) menjadi gas ammonia dan karbon dioksida.
Terdiri dari (internal equipment): ruang flashing, empat tingkat sieve tray,
penyekat, packed bed rasching ring dan penampung larutan. Larutan yang terdiri
ammonium karbonat yang berasal dan off gas absorber (OGA), turun ke bawah
rnelalui empat buah sieve tray dan terjadi proses yang sama dengan di HPD.
Setelah melewati pipa konsetris larutan turun ke bawah, memasuki packed bed
yang berisi rasching ring. Larutan yang turun dari atas kontak langsung dengan
campuran gas panas dari bawah secara counter current, sebagian larutan akan
teruapkan dan bersama-sama naik ke atas. Terjadi panas pada saat penguraian
sebagian dari air berubah menjadi uap dan ikut naik ke atas bersama-sama dengan
gas ammonia dan karbon dioksida. Pada proses ini dipakai ammonium karbonat
yang berasal dari OGA sebagai penyerap air pada temperatur 45°C.
72
Gas-gas yang dipisahkan di LPD mengalir ke low pressure decomposer
Larutan dari LPD dengan tekanan 2.4 kg/cm2g dan temperatur 116°C,
memasuki gas separator melalui pipa sparger yang mencorok keruang separator,
untuk dipisahkan campuran gas dengan larutan secara memancar. Campuran gas
menuju ke off gas condenser, sedangkan larutan turun kebawah melalui pipa yang
yang berisi rasching ring. Larutan mengalir melalui packed bed dan terjadi kontak
dengan udara yang dihembuskan melalui pipa distributor dibagian bawah packed
bed.
a. Recovery karbamat
Pada seksi ini campuran gas NH 3 dan CO2 hasil dari dekomposisi
melalui proses kondensasi dan penyerapan. Gas-gas gabungan yang keluar dari
gas separator dan oxidizing column mengalami kondensasi pada temperatur 60°C
didalam shell side off gas condenser. Cairan yang terbentuk ditampung didalam
off gas absorbent Tank dengan penambahan sedikit kondensat untuk pengenceran,
Sedangkan campuran gas yang tidak terkondensasi dialirkan ke bagian bawah off
gas absorber.
Didalam off gas absorber, absorbsi tersebut terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
73
1. Campuran gas dari puncak HPD masuk melalui pipa sparger yang menempel
2. Campuran gas yang tersisa keluar dari HPAC menuju bagian bawah dari HPA,
terus ke atas melalui packed column dimana sisa CO2 yang berada dalam 35%
3. Gas-gas amoniak dari packed column dicuci oleh larutan amoniak cair sambil
mengalir ke atas melalui lima bubble cap trays agar sisa-sisa karbon dioksida
b. Recovery ammonia
Gas amoniak yang keluar dari puncak HPA, masuk ke shell side amoniak
Gas-gas yang tidak terkondensasi kebanyakan berupa gas inert yang ikut ke
urea plant bersama gas karbon dioksida, amoniak cair dan udara sisa pasivasi yang
dimasukkan ke reaktor dan ke HPD. Campuran gas Inert dengan sedikit amoniak
atas dengan dimensi yang mengecil. Campuran gas masuk absorber paling bawah
melalui pipa sparger yang terendam cairan. Gas ammonia yang tidak terserap di
ammonia recovery absorber naik melalui pipa masuk ke shell side ammonia
74
didinginkan di condensate cooler, sehingga membentuk ammonia cair yang turun
berasal dari ammonia boost up pump dengan melewati pengatur flow. Gas inert
dibuang dari puncak ammonia recovery absorber dengan tekanan operasi 16,5
kg/cm2.
75
Pada seksi ini, larutan urea yang sudah bebas dari kandungan karbamat
dikristalkan pada kondisi vakum oleh crystallizer (FA-201) yang terdiri dari 2
bagian. Bagian atas adalah vacuum concentrator, sedangkan bagian bawah adalah
crystallizer yang dilengkapi dengan agitator. Kristal urea yang dihasilkan pada
temperatur 60 oC. Kondisi ini dipilih untuk menghindari pembentukan biuret yang
berlangsung pada temperatur tinggi (di atas 90oC). Air diuapkan dan larutan urea
yang super jenuh turun ke bawah. Kristal urea yang terbentuk tumbuh menjadi
besar karena adanya kontak dengan larutan urea yang super jenuh. Panas untuk
menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea yang baru masuk, panas
kristalisasi urea, dan panas yang diambil dari sirkulasi bubur urea ke absorber
60oC. Kristal-kristal urea dengan kadar air sekitar 1,9 % dimasukkan ke pengering
0,2 % dengan udara panas. Kristal urea kering dikirim ke menara pembutir
sebagai tempat pembentukan butiran (prill) urea. Lebih dari 99,8 % kristal urea
di prilling tower terlebih dahulu di panaskan dengan udara panas yang ditiupkan
dan dihisap ke atas. Dalam melter, tepung urea yang 99,68 % dilelehkan memakai
Lelehan urea dari head tank didistribusikan secara merata ke distributor lalu
turun ke bawah berbentuk hujan dalam menara pembutir. Ketika lelehan urea
76
turun dari menara pembutir, dari bagian bawah ditiup dengan udara sehingga
hujan urea tersebut membeku (dalam bentuk butiran) selama perjalanan turun ke
bawah. Prill urea yang terbentuk turun ke bawah melalui belt conveyor yang
3.3 Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Pusri Palembang adalah pupuk urea
dalam bentuk butiran (prilled) dan ammonia cair. Ammonia cair digunakan pada
Spesifikasi urea yang dihasilkan oleh PT. Pusri Palembang dapat dilihat dari
Tabel berikut.
Appearances :
77
Sedangkan spesifikasi dari ammonia yang dihasilkan di pabrik ammonia PT.
Selain menghasilkan produk utama yang berupa Urea dan Ammonia, PT.
ekonomis.
a. Ammonia ekses
dalam udara bebas. Dengan titik didih yang berbeda, pada suhu minus 183oC,
78
c. CO2 dan es kering (Dry Ice)
Pabrik ini menggunakan proses dari perusahaan Gases Industriales Buenos Aires,
Argentina dengan kemampuan produksi 55 ton CO2 cair per hari. CO2 cair
berasal dari gas CO2 yang berlebih dari pabrik ammonia yang dikirim ke pabrik
CO2 cair. Setelah gas CO2 dimurnikan, lalu didinginkan pada suhu minus 30oC.
Pada tekanan 15 kg/cm2 gas CO2 berubah menjadi cair. CO2 cair umumnya
79
BAB 4
TUGAS KHUSUS
Utilitas PUSRI-III”.
listirk di industri itu sendiri. Listrik ini tidak digunakan pada industri saja tetapi
dimulai dari udara atmosfer masuk kedalam kompresor yang berfungsi menghisap
dan menaikkan tekanan udara tersebut sehingga temperatur akan naik diatas
bahan bakar dengan udara yang bertekanan dari komresor,sehingga terjadi proses
80
melalui sudu – sudu tetap (turbin diafragma) dan menumbuk sudu – sudu jalan
turbin (turbin blade) sehingga terjadi perputaran poros turbin oleh tenaga panas
menerus dan konstan, energi panas diubah menjadi energi mekanik berupa putaran
poros turbin yang tak terkonversi menjadi energi mekanik ini tidak terbuang
percuma dan dapat dimanfaatkan sebagai pemanas di uint Waste Heat Boiler.
Spesifikasi alat dari unit GTG ini menunjukkan bahwa alat ini memiliki
energi panas desain sebesar 15 MW dan ternyata energi yang dihasilkan tidak
sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi alat yang ada, artinya alat ini tidak memiliki
effisiensi 100%. Dengan mengetahui neraca massa dan neraca energi dari proses
yang terjadi pada Gas Turbin Generator (GTG), maka dapat diketahui bagaimana
- Peralatan yang dijadikan objek adalah peralatan Gas Turbin Generator yang
lebih banyak dibandingkan natural gas, neraca energi yang menghitung panas
Generator (GTG).
81
4.3.2 Perumusan Masalah
Unit utilitas (Offsite Plant) PUSRI-III merupakan salah satu pabrik yang ada
di PT. PUSRI Palembang sebagai penghasil listrik. Listrik tersebut dihasilkan dari
proses di Gas Turbin Generator (GTG). Pada kenyataannya, efisiensi GTG lama
desainnya. Untuk mengetahui berapa besar efisiensi GTG kondisi saat ini, input
dan output dalam proses tersebut haruslah balance sehingga optimalisasi dari
masalah mengenai perhitungan neraca massa dan neraca energi serta efisiensi
terma GTG.
4.4 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas khusus ini adalah menghitung neraca massa,
4.5 Manfaat
Apabila tujuan pada penulisan laporan kerja praktek ini dapat tercapai, maka
diharapkan manfaat yang akan didapat bagi penulis dan perusahaan adalah :
82
3. Sebagai masukan bagi industri untuk mengetahui data aktual di lapangan
PUSRI-III.
Spgr 0,6661
83
Tabel 17. Kondisi Bahan Bakar Natural gas Masuk ke Ruang Bakar
84
30 Juli 2018 1054 5,6 382,6 1
Proses yang terjadi pada unit Gas Turbin Generator (GTG) secara umum
Ruang Bakar
2 3
Wk Wt
K T
1 4
Juli 2018.
85
Tabel 20. Hasil Perhitungan
BAB 5
PENUTUP
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah anak perusahaan dari PT. Pupuk
Indonesia (Persero) yang merupakan badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada
tahun 2010 dilakukan pemisahan dari PT. Pupuk Indonesia (saat itu masih
palembang serta pengalihan hak dan kewajiban PT. Pupuk Indonesia kepada PT.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang mempunyai 4 Dinas Operasi IB, IIB, III,
dan IV. Masing – masing Dinas Operasi tersebut mempunyai 3 unit kerja yang
1. Unit Utilitas
2. Unit Ammoniak
86
Unit ini menyediakan bahan baku Ammoniak dan CO 2 untuk pembuatan
pupuk urea.
3. Unit Urea
Unit ini mengolah bahan baku yang diperoleh dari seksi utilitas dan seksi
DAFTAR PUSTAKA
Hougen, Olaf dkk. 1943. “Chemical Process Principles Material Energy Balances
Part 1”. Japan. Modern Asia Edition.
Kellog, 1978. “Petunjuk Instruksi Operasi Ammonia Plant & Urea Plant PUSRI-
III”. PT. Pupuk Sriwidjaja; Palembang.
87
LAMPIRAN A
88
LAMPIRAN B
89
Basis = 1 jam operasi
= 5500 m3 x | |
1000 l
1 m3
= 5.500.000 L
R = 0,0821 L.atm / gmol.K
T = 215,16 °C + 273 K
= 488,16 K
PV = nRT
PV
n =
RT
6 ,09 atm x 5.500.000 L
=
0,0821 L . atm/ gmol . K x 488 , 16 K
= 835,746 Kmol
Maka, mol komponen Natural Gas (NG) :
Mol CH4 = % komposisi CH4 x mol NG
= 84,87% x 835,746 Kmol
= 709,30 Kmol
Menggunakan cara yang sama dengan diatas, maka hasil perhitungan mol
komponen lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21. Mol Komponen Natural Gas
CH4 709,30
C2H6 52,07
C3H8 14,63
i-C4H10 1,92
90
n-C4H10 2,26
i-C5H12 1,25
n-C5H12 0,84
C6H14 1,50
CO2 39,95
N2 10,45
M 709,30 kmol - - -
Reaksi 2
M 52,07 kmol - - -
Reaksi 3
M 14,63 kmol - - -
91
B 14,63 kmol 73,13 Kmol 43,88 kmol 58,502 Kmol
Reaksi 4
M 1,92 kmol - - -
Reaksi 5
M 2,26 kmol - - -
Reaksi 6
M 1,25 kmol - - -
92
Reaksi 7
M 0,84 kmol - - -
Reaksi 8
M 1,50 kmol - - -
93
Mol CO2 Exhaust = % Exhaust Gas x Mol Exhaust gas
= 5,1 % x 18302,8 Kmol
= 933,445 Kmol
Mol O2 Exhaust = % Exhaust Gas x Mol Exhaust gas
= 12,7 % x 18302,8 Kmol
= 2324,46 Kmol
CO2 933,445
O2 2324,46
94
Jika diketahui kelembaban udara masuk :
T = 30 °C
RH = 49 %
Dari nilai temperatur dan RH yang diketahui, didapatkan nilai perpotongan
garis grafik humidity dan didapat nilai molal humidity pada temperatur 30 °C
dari RH 49% adalah sebesar 0,021Kmol H2O/Kmol udara kering, maka
H2O di udara = mol humidity x mol udara
= 0,021Kmol H2O/Kmol udara kering x 1677,3 Kmol
= 405,7 Kmol
Total H2O = Mol H2O terbentuk + H2O di udara
= (1677,3 + 405,7) Kmol
= 2082,9 Kmol
79
N2 dari udara = x Mol O2 dari udara
21
79
= x 4056,59 Kmol
21
= 15260,5 kmol
N2 keluar ruang bakar = N2 NG + N2 dari udara
= (10,45 + 15260,5) Kmol
= 15270,94 Kmol
95
n-C5H12 0,84 0,83 60,30 - -
N2 28 15260,49 427293,70 - -
H 2O 18 405,7 7301,85 - -
Panas PenguapanAir
Panas Pembakaran
Natural Gas Panas gas hasil
T = 215,16 °C pembakaran (Exhaust
Gas)
Flow Rate = 5500 m3/h Ruang Bakar
Spgr = 0,6661 96
T = 1073 °C
(Combustion Chamber)
GHV =1046,5118 Kcal/m CO2 = 990,15 Kmol
O2 = 2465,66 Kmol
2
b c
Rumus : a + (T2 + T1) + (T22 + T2T1 + T12) (Sumber : Hougen.1954:258)
2 3
= 194232,50 Cuft
GHV (Gross Heating Value) = 1046,5115 Btu/Cuft
97
Maka,
Panas pembakaran NG = flow NG x GHV
= 194232,50 Cuft x 1046,5115 Btu/Cuft
|
= 203266544,92 Btu x 3,9683 Kkal
= 806622630,2 Kkal
1 Btu |
1.2 Panas reaktan pada komponen Natural Gas
Menghitung panas reaktan pada komponen batubara diperlukan panas
pembakaran standar. Data panas pembakaran standar serta kapasitas panas natural
gas bersumber dari buku Chemical Process Principles karangan Olaf A.Hougen
tahun 1959. Data panas pembakaran standar dapat dilihat pada tabel berikut.
Komponen -Δ H°C
Kcal/Kmol
CH4 212,798
C2H6 372,820
C3H8 530,605
i-C4H10 686,342
n-C4H10 687,982
i-C5H12 843,240
n-C5H12 845,160
C6H14 995,010
Reaksi Pembakaran
Reaksi 1
M 709,79 kmol - - -
98
B 709,79 kmol 1419,58 Kmol 709,79 kmol 1419,58 Kmol
Reaksi 2
M 52,06 kmol - - -
Reaksi 3
M 14,62 kmol - - -
Reaksi 4
M 2,67 kmol - - -
Reaksi 5
99
n-C4H10 + 13/2 O2 4 CO2 + 5 H2O
M 3,09 kmol - - -
Reaksi 6
M 1,25 kmol - - -
Reaksi 7
M 0,83 kmol - - -
Reaksi 8
M 1,50 kmol - - -
100
S - 14,25 Kmol 9 Kmol 10,5 Kmol
b c d
Cp = a + (T2 + T1) + (T22 + T2T1 + T12) + (T23 + 3T1T22 + 3T12T2 + T13 )
2 3 4
−2 −5
1, 2 x 10 0,303 x 10
= 4,75 + (488,16 + 303) + (488,162 + 303x488,16
2 3
−9
−2 ,63 x 10
+3032) + (488,162 + 3(303x488,162) +3(3032x488,16) +3033)
4
= 9,65416 Kkal/Kmol.K
101
Dengan cara yang sama diatas Cp komponen natural gas dapat dilihat pada tabel
berikut.
CH4 9,65416
C2H6 15,77523
C3H8 22,78346
i-C4H10 30,13480
n-C4H10 30,10069
i-C5H12 31,11923
n-C5H12 37,24022
C6H14 44,63475
T T
= -150937,1171 Kkal.
102
ΔH R 488,16 = -150937,1171 Kkal + ((709,30 Kmol x 9,65416 Kkal/Kmol.K x
(488,16 K – 303 K)) + ((19317,1 Kmol x 7,209664602
Kkal/Kmol.K x (488,16 K – 303 K))
= 1256247,432 Kkal.
Dengan cara yang sama diatas, panas reaksi masuk yang lain dapat dilihat pada
tabel berikut.
CH4 1256247,432
C2H6 271942,5852
C3H8 193208,3945
i-C4H10 148675,8366
n-C4H10 150293,7466
i-C5H12 145435,9287
n-C5H12 144326,0948
C6H14 150205,5407
Total 2460335,56
T1 - T2 = (488,16 – 303)K
= 185,16 K
103
−3 −6
3,167 x 10 −1,005 x 10
Cp udara = 6,117 + (488,16 + 303) + (488,162 + 488,16
2 3
x 303) + 3032)
= 7,209664602 Kkal/Kmol.K
Q = nxCpxdT
= 25787164,85 Kkal
T1 = 30 °C + 273 K = 303 K
Maka,
b c
Cp = a + (T2+ T1) + (T22 + T2T1) + T12)
2 3
104
−3 −6
10 ,14 x 10 −3,415 x 10
= 6,339 + (1346 + 303) + (13462 + 1346 x 303) +
2 3
3032)
= 12,0683 Kcal/Kmol.K
Dengan cara yang sama dengan diatas, Cp pada Exhaust Gas lainnya dapat dilihat
pada tabel 15.
Komponen Cp (Kcal/Kmol.K)
CO2 12,0683
O2 7,9539
N2 7,5491
H2O 9,3480
Q = nxCpxdT
= 11749517,37 Kkal
Dengan cara perhitungan yang sama diatas, maka panas pada Exhaust Gas
lainnya dapt dilihat pada tabel berikut.
Komponen Q (Kcal)
CO2 11749517,37
O2 19283495,14
N2 120238449,76
H2O 20308463,18
Total 171579925,44
105
2.2 Panas Penguapan Air
m = 7301,85 kg
T = 215,16 °C
Panas penguapan air (h) pada temperatur 215,16 °C dapat dihitung dengan cara
interpolasi. T = 215,16 °C berada diantara :
T1 = 210 °C h1 = 3949,99332 Kkal/kg
T2 = 220 °C h2 = 3949,99332 Kkal/kg
h = h1 + ¿
= 3758,02336 + ( 215220−210
, 16−210
x (3949,99332−3949,99332))
= 3857,0799 Kkal/kg
Q =mxh
= 7301,85 kg x 3857,0799 Kkal/kg
= 28163835,16 Kkal
Setelah dilakukan perhitungan terhadap panas masuk dan keluar ruaang bakar
maka didapatkanlah neraca energi seperti pada tabel berikut.
106
Tabel 31. Neraca Energi Pada Ruang Bakar GTG
107
EFISIENSI THERMAL GAS TURBIN GENERATOR
Kondisi 3
T W desain = 15
MW
K T
Kondisi 1
Udara Masuk
Kondisi 4
T = 30 °C
Gas buang keluar
P = 1 kg/cm2
T = 470,5 °C
P = 1 kg/cm2
(Sumber : http://artikel-teknologi.com/siklus-brayton/)
108
Tin = 1073 °C + 273 K
= 1346 K
Q = n x Cp x dT
b c
Dimana Cp = a + (T2 + T1) + (T22 + T2T1 + T12) (Sumber : Hougen.1954:258)
2 3
Sehingga untuk menghitung panas sensibel yang masuk ke dalam turbin perlu
mengetahui kaoasitas panas (Cp) dan nilai a,b,dan c dari masing – masing
komponen seperti pada tabel berikut :
Tabel 32. Nilai a,b, dan c dari setiap komponen yang masuk turbin
Kompone
A b c
n
1,01E-
CO2
6,339 02 -3,415E-06
3,17E-
O2
6,117 03 -1,005E-06
1,39E-
N2
6,457 03 -6,900E-08
2,64E-
H 2O
7,136 03 4,590E-08
(Sumber : Hougen’s Book page 255,1954)
1, 01E-02 −3,415E-06
Cp CO2 = 6,339 + ( (1346 + 303) + (13462 + 1346 x 303
2 3
+ 3032)
= 12,0683 Kkal/Kmol.K
Dengan cara yang sama, maka didapatkan nilai Cp dari masing – masing
komponen pada tabel berikut.
Cp
Kompo
(Kkal/Kmol
nen
.K)
CO2 12,0683
O2 7,9539
N2 7,5491
109
H2O 9,3480
Q CO2 = n x Cp x dT
= 11749517,37 Kkal
Denagn cara yang sama maka didapatkan nilai Q dari masing – masing komponen
deperti pada tabel berikut.
Tabel 34. Nilai kalor dari masing – masing komponen masuk turbin
Komponen Q (Kkal)
CO2 11749517,37
O2 19283495,14
N2 120238449,8
H2O
20308463,18
Total 171579925,4
= 743,5 K
Q = n x Cp x dT
110
b c
Dimana Cp = a + (T2 + T1) + (T22 + T2T1 + T12) (Sumber: Hougen.1954:258)
2 3
Sehingga untuk menghitung panas sensibel yang masuk ke dalam turbin perlu
mengetahui kaoasitas panas (Cp) dan nilai a,b,dan c dari masing – masing
komponen seperti pada tabel berikut :
Tabel 35. Nilai a,b, dan c dari setiap komponen yang keluar turbin
Komponen A b c
CO2 6,339 1,01E-02 -3,415E-06
O2 6,117 3,17E-03 -1,005E-06
N2 6,457 1,39E-03 -6,900E-08
H2O 7,136 2,64E-03 4,590E-08
(Sumber : Hougen’s Book page 255,1954)
1, 01E-02 −3,415E-06
Cp CO2 = 6,339 + ( (743,5 + 303) + (743,52 + 743,5 x
2 3
303 + 3032)
= 10,6545 Kkal/Kmol.K
Dengan cara yang sama, maka didapatkan nilai Cp dari masing – masing
komponen pada tabel berikut.
Komponen Cp
CO2 10,6545
O2 7,4827
N2 7,1638
H2O 8,5307
Q CO2 = n x Cp x dT
= 4380959,099 Kkal
Dengan cara yang sama maka didapatkan nilai Q dari masing – masing komponen
deperti pada tabel berikut.
111
Tabel 37. Nilai kalor dari masing – masing komponen keluar turbin.
Komponen Q (Kkal)
CO2 4380959,099
O2 7661744,881
N2 48189701
H2O 7827120,9
Total 68059525,88
4. Efisiensi
Q1
ɳ =1- x 100 %
daya listrik yang dihasilkan
199547,4533
=1- x 100 %
13581
= 1 - 0,1 x 100 %
= 90 %
112
2. Temperature Correction Factor (TCF)
Diketahui :
T in Kompresor = 30 °C
= 86 °F
113
Daya yang dihasilkan = 13581 kWh
79153,228
Q out = 6 x 0,90 x 0,89
= 64810,6636 kWh
114
Q heat rate = 13581,0 x 1,045
= 14192,145
Qheat rate
=1- x 100 %
Qoutput
14192,145
=1- x 100 %
64810,6636
= 79 %
115