oleh
Bogor
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
oleh
15.61.08195
Bogor
2019
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui oleh:
Disahkan oleh,
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini tepat pada waktunya.
Laporan Praktik Kerja Industri yang berjudul Laporan Praktik Kerja Industri di PT
East Jakarta Industrial Park Cikarang – Bekasi ini disusun untuk memenuhi tugas
peserta didik kelas XIII SMK – SMAK Bogor dalam rangkaian pemenuhan tugas
Prakerin. Isi laporan ini kemudian akan di presentasikan pada Ujian Lisan
Prakerin, nilai Ujian Lisan Prakerin tersebut merupakan kelengkapan nilai
semester VIII.
i
disebutkan satu per satu yang selalu memberikan arahan, masukan, dan
ilmu selama Prakerin.
9. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan,
bantuan dan saran.
10. Teman-teman seperjuangan selama Prakerin di PT EJIP yaitu Namira,
Aisyah, Raka, Farhan, Kak Irma dan Kak Guntur.
11. Seluruh pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung
atas selesainya laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga
dapat menyempurnakan laporan ini.
Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi
pembaca terutama rekan-rekan siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMAK –
Bogor.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
VISI
Menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Analisis Kimia Nasional bertaraf
internasional yang menghasilkan lulusan profesional dan bermartabat.
MISI
a. Melaksanakan pendidikan kejuruan analisis kimia yang berkualitas
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan dunia
industri baik tingkat nasional maupun internasional.
b. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraaan
internasional.
c. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan kemasyarakatan
1
Pendidikan kejuruan mempunyai orientasi mempersiapkan lulusannya
untuk menjadi tenaga kerja siap pakai dalam dunia industri atau instansi
lain yang berhubungan dengan bidangnya. Sehubungan dengan hal itu,
maka dunia pendidikan kejuruan mengadakan kerjasama dengan dunia
industri untuk memperkenalkan segala kegiatan dunia industri kepada
setiap siswanya melalui program Praktik Kerja Industri (Prakerin).
2
Adapun tujuan yang harus dicapai dari kegiatan Prakerin ini adalah:
3
1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran
dari sekolah di institusi tempat Prakerin.
2. Siswa mampu mencari alternatif dalam pemecahan masalah analisis
secara mendalam (seperti yang terungkap dalam laporan Praktik Kerja
Industri yang dibuat).
3. Mengumpulkan data yang telah diperoleh sehingga dapat ditampilkan
dalam bentuk laporan dan memberikan simpulan dari data hasil analisis
tersebut.
4. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di institusi
Prakerin sehingga dapat menambah pengetahuan, baik bagi penulis
maupun para pembaca.
4
BAB II INSTITUSI PRAKERIN
5
Gambar 1. Logo PT EJIP
(Sumber: https://www.a-rega.com/images/cikarang/EJIP-East-
Jakarta-Industrial-Park.jpg)
6
PT EJIP memiliki fasilitas instalasi pengolahan air bersih untuk industri
dan instalasi pengolahan air limbah dengan luas lahan 3,5 Ha. Instalasi
pengolahan air bersih dan air limbah ini dibangun pada tahun 1992 untuk
memenuhi kebutuhan air bersih sebesar 9000 m 3/hari dan mengolah air
limbah dengan kapasitas 14000. m 3/hari. Kemudian pada tahun 1996
diberlakukan ekspansi instalasi pengolahan air bersih dengan
pembangunan unit tahap II untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebesar
18000 m3/hari.
MISI
1. EJIP bertujuan menjadikan kawasan industri yang terdepan di ASIA;
2. Menerapkan system manajemen mutu dengan konsisten;
3. Berperan dalam meningkatkan kemampuan pengujian;
4. Selalu selangkah lebih maju dalam memberikan kepuasan terhadap
pelanggan;
5. Memberikan pelayanan secara profesional;
6. Tanggap terhadap perubahan;
7. Senantiasa memberikan nilai-nilai baru;
8. EJIP akan menyokong dan tumbuh bersama tenant, pemegang
saham, dan karyawan.
7
2.4. Lokasi PT East Jakarta Industrial Park
1. Board of Director
Memimpin seluruh kegiatan yang berlangsung di perusahaan
dan membawahi seluruh bagian.
2. Finance and Accounting Department
Departemen ini bertugas untuk mengurus keuangan yang
meliputi gaji pegawai atau karyawan, mengatur pembelian bahan baku
dan bahan-bahan kimia yang diperlukan, mengatur pembayaran
administrasi tiap-tiap perusahaan dan sebagainya.
3. Human Resource Department
Departemen ini bertanggung jawab dalam pengelolaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia, urusan kepegawaian, dan
hubungan perusahaan dengan industri.
.
8
4. Genaral Affairs Department
Departemen ini bertugas mendukung kegiatan operasional
perusahaan melalui pengadaan dan pemeliharaan barang dan jasa
yang dibutukan.
5. Security & Order Department
Departemen ini bertanggung jawab dalam menjaga dan
mengatur keamanan seluruh area perusahaan serta menegakkan
peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan perusahaan.
6. Engineering Department
Departemen ini mengatur masalah teknik perusahaan seperti
kerusakaan alat-alat, kerusakan jalur di kawasan, mengatasi masalah
7. Water Treatment and Enviromental Control Department
Departemen ini merupakan tempat proses pengolahan air bersih
dan air limbah. Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer yang
bertugas untuk menjalankan proses dan melakukan kontrol pipa-pipa
saluran air yang bocor dan sebagainya.
8. Customer Service Department
Departemen ini bertugas menerima keluhan yang datang dari
tiap-tiap industri yang ada dalam kawasan yang selanjutnya akan
menindaklanjuti keluhan ini kepada divisi yang bersangkutan untuk
mengatasi masalah yang dilayani.
9
E-Lab sendiri memliki jam kerja mulai pukul 08.00 sampai dengan
pukul 17.00 WIB, dari hari senin sampai dengan hari jum’at dan analis di E-
Lab bekerja 1 shift (non-shift).
10
6. Ruang Instrumen
Terdapat berbagai instrumen untuk melakukan analisa terhadap suatu
sampel, seperti Spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA), Kromatografi Gas dll.
7. Ruang Mikrobiologi
Tempat berlangsungnya proses analisa secara mikrobiologis dengan
tujuan mengetahui jumlah cemaran mikroorganisme dalam suatu
sampel.
11
BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM
12
perlunya dilakukan modifikasi metode. Verifikasi juga harus
dilakukan jika:
a. Terjadi pergantian instrumen analisis.
b. Terjadi pergantian pereaksi yang spesifik.
c. Terjadi perubahan pada pengaturan laboratorium yang
dapat mempengaruhi hasil analisis.
d. Metode digunakan pertama kali oleh staf baru.
e. Metode telah digunakan dalam waktu yang cukup lama
(Arifin dan Ismail, 2018).
a. Linearitas
Linearitas adalah kemampuan suatu metode analisis
memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi
analit dalam sampel pada kisaran yang ada. Linearitas
digunakan untuk mengetahui kemampuan standar dalam
mendeteksi analit di dalam sampel. Apabila nilai r
mendekati 1 menandakan hubungan linear yang ideal.
b. Presisi
Presisi adalah derajat keterulangan suatu set hasil uji
diantara hasil-hasil itu sendiri, dengan tujuan mengetahui
kesalahan akibat operator. Presisi diterapkan pada
pengukuran berulang yang menunjukkan hasil pengukuran
individual didistribusikan di sekitar nilai rata-rata dengan
mengabaikan letak nilai rata-rata terhadap nilai yang
sebenarnya.
13
berulang suatu contoh oleh seorang analis,
kemudian ditentukan nilai standar deviasi dan
koefisien variasi contoh.
2) Uji reproduksibilitas, adalah kesamaan antara
pengulangan pengukuran yang dikerjakan pada
kondisi berbeda dalam hal laboratorium, analis,
peralatan dan waktu. Penetapan dapat dilakukan
dengan mengikuti uji banding antar laboratorium.
c. Akurasi
Akurasi merupakan kedekatan antara nilai hasil uji
suatu metode analisis dengan nilai sebenarnya. Akurasi
sering dinyatakan sebagai persentase perolehan kembali.
Uji akurasi dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
matriks di dalam contoh uji terhadap pereaksi yang
digunakan atau untuk mengetahui ketepatan metode yang
digunakan.
Secara umum dikenal tiga cara yang digunakan
untuk evaluasi akurasi metode uji, yaitu:
1) Uji Pungut Ulang (Recovery Test)
Uji dilakukan dengan mengerjakan pengujian di
atas contoh yang ditambahkan dengan jumlah
kuantitatif analit yang akan ditetapkan.
2) Uji Relatif terhadap akurasi metode baku
Uji dilakukan dengan mengerjakan pengujian
parallel atas contoh uji yang sama menggunakan
metode uji yang sedang dievaluasi dan metode
uji lain yang telah diakui sebagai metode baku.
3) Uji terhadap Standard Reference Material (SRM)
Uji terhadap SRM untuk mengevaluasi akuasi
suatu metode uji, dilakukan dengan menguji SRM
dengan menggunakan metode uji yang sedang
dievaluasi.
14
d. Sensitivitas
Sensitivitas dari suatu prosedur analisis merupakan
perubahan besaran respon magnitude sebagai akibat
perubahan konsentrasi. Dalam sebuah fungsi kalibrasi
sensitivitas dinyatakan sebagai kemiringan kurva (slope).
Semakin besar nilai kemiringan kurva maka dikatakan
metode semakin sensitif.
e. Limit Deteksi
Limit deteksi adalah jumlah analit yang memberikan
respon sinyal pengukuran terendah dalam suatu derajat
kepercayaan statistik yang dapat diterjemahkan sebagai
indikasi terdapatnya analit dalam larutan. Dapat juga
didefinisikan sebagai kepekatan terendah dari analit dalam
contoh yang masih dapat memberikan respon sinyal
signifikan tanpa dipengaruhi noise alat.
f. Limit Kuantitasi
Limit kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah
yang dapat ditetapkan dengan presisi atau ripitabilitas
yang masih dapat diterima. Limit kuantitasi dapat
ditetapkan dengan menganalisis secara berulang matriks
contoh yang ditambah analit yang diketahui konsentrasinya
untuk dapat mengetahui konsentrasi terendah yang dapat
terdeteksi.
15
h. Selektivitas
Selektivitas adalah kemampuan metode analisis
untuk membedakan analit yang akan ditetapkan terhadap
senyawaan lain yang terdapat dalam sampel. Selektivitas
suatu metode menyatakan kemampuan penetapan secara
akurat dan khusus dari komponen lain yang dicurigai dapat
mengganggu kondisi pengujian. Pengujian selektivitas
dapat dilakukan dengan menambahkan kepekatan
senyawa pengganggu dengan jumlah yang diketahui.
a. Umum
Laboratorium harus mampu melakukan validasi
metode uji dengan menetapkan parameter-parameter
analisis meliputi: akurasi, presisi, selektifitas, limit deteksi,
cakupan penetapan prosedur pengujian dan pengaruh zat
asing terhadap penetapan. Parameter yang akan
digunakan pada suatu aplikasi tertentu ditentukan oleh
analis pelaksana.
b. Metode Uji
Pemilihan metode uji dilakukan dengan terlebih
dahulu melihat unjuk kerja dan kesesuaian dengan
melakukan perbandingan terhadap prosedur kerja yang
telah mengalami validasi.
c. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam analisis harus
diperiksa kondisinya secara berkala agar selalu
memberikan unjuk kerja yang memuaskan.
16
3.2.2. Air
Air mempunyai titik didih 100oC, tekanan 1 atm, dan titik beku
0oC. Air merupakan bagian terbesar di alam semesta. Hampir 71%
bagian bumi terdiri dari air, bahkan benda-benda yang secara fisik
terlihat kering ternyata masih mengandung sejumlah air. Pada
kondisi standar, air memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa (Gabriel, 2001).
Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut) yang
merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam
proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukan tanah, di
dalam tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus
keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie
dan Sjarief, 2010).
17
Air menurut kegunaan/peruntukannya digolongkan menjadi:
a. Golongan A, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air
minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air
baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah
tangga.
c. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan perikanan dan keperluan rumah tangga.
d. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha
perkotaan, industri, dan listrik negara. (Effendi, 2003)
18
Menurut Sugiharto (2008), air limbah (waste water) adalah
kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat
kotoran umum.
19
Demand) dari buangan tersebut. BOD adalah jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan dekomposisi
aerobik bahan-bahan organik dalam larutan, di bawah kondisi
waktu dan suhu tertentu (biasanya lima hari pada 200C).
4. Gas
Adanya gas N2, O2, dan CO2 pada air buangan berasal
dari udara yang larut ke dalam air, sedangkan gas H 2S, NH3,
dan CH4 berasal dari proses dekomposisi air buangan. Oksigen
di dalam air buangan dapat diketahui dengan mengukur DO
(Dissolved Oxygen). Jumlah oksigen yang ada di dalam sering
digunakan untuk menentukan banyaknya/besarnya
pencemaran organik dalam larutan, makin rendah DO suatu
larutan makin tinggi kandungan zat organiknya.
5. Kandungan Bakteriologis
Bakteri golongan Coli terdapat normal di dalam usus dan
tinja manusia. Sumber bakteri patogen dalam air berasal dari
tinja manusia yang sakit. Untuk menganalisa bakteri patogen
yang terdapat dalam air buangan cukup sulit sehingga
parameter mikrobiologis digunakan perkiraan terdekat jumlah
golongan coliform (MPN/Most Probably Number) dalam
sepuluh mili buangan serta perkiraan terdekat jumlah golongan
coliform tinja dalam seratus mili air buangan.
6. pH (Derajat Keasaman)
Pengukuran pH berkaitan dengan proses pengolahan
biologis karena pH yang kecil akan menyulitkan, disamping
akan mengganggu kehidupan dalam air bila dibuang ke
perairan terbuka.
20
7. Suhu
Suhu air buangan umumnya tidak banyak berbeda dengan
suhu udara tapi lebih tinggi daripada suhu air minum. Suhu
dapat mempengaruhi kehidupan dalam air. Kecepatan reaksi
atau pengurangan, proses pengendapan zat padat serta
kenyamanan dalam badan-badan air.
3.2.4. Sianida
21
hidrogen sianida, sodium sianida dan potasium sianida. Hidrogen
sianida berbentuk gas, tak berwarna, berbau khas dan mudah sekali
menguap. Potasium sianida dan sodium sianida berbentuk padat,
serbuk Kristal berwarna putih dan larut dalam air (Sihombing, 2007).
22
3.2.5.2. Spektrofotometer UV-Vis
23
Tabel 1. Tabel warna dan warna komplementer
Panjang Gelombang
Warna Warna Komplementer
(nm)
400-435 Violet Kuning-Hijau
435-480 Biru Kuning
480-490 Hijau-Biru Orange
490-500 Biru-Hijau Merah
500-560 Hijau Ungu
560-580 Kuning-Hijau Violet
580-595 Kuning Biru
595-610 Oranye Hijau-Biru
610-750 Merah Biru-Hijau
24
Gambar 4. Komponen Penyusun Spektrofotometer
(Sumber: Anonim, 2016)
25
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan
sampel - UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet
sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari
kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang
terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik.
Hal ini disebabkan yang terbuat dari 6 kaca dan
plastik dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar
tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi
panjang dengan lebar 1 cm - IR, untuk sampel cair
dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan
pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel
dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel
natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk
mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika
sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya
mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang
diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi
arus listrik. Macam-macam detector yaitu Detektor
foto (Photo detector), Photocell, misalnya CdS,
Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang
menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari
detektor.
26
Hukum Beer: Beer mengkaji efek konsentrasi
penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap
transmisi maupun absorbsi cahaya. Beer menemukan
hubungan yang sama antara transmisi dan konsentrasi
seperti yang dikemukakan oleh Lambert antara transmisi
dan ketebalan lapisan, yakni intensitas berkas cahaya
monokromatik berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier
(Fessenden dan Fessenden, 1986).
3.3.1. Prinsip
27
3.3.2. Reaksi
3.3.3.1. Alat
28
g. Kaca arloji
h. Pengaduk
3.3.3.2. Bahan
a. Air suling
b. Asam barbiturat-piridin
c. Buffer asetat
d. Kalium sianida (KCN)
e. Larutan kloramin-T
f. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,16 %
g. Larutan standar sianida 1000 mg/L
29
h. Diamkan selama 8 menit hingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna yang stabil.
i. Baca nilai serapannya (termasuk blanko) menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 578 nm.
j. Plot kurva standar dengan nilai serapan sebagai sumbu Y
dan kadar CN- dalam mg/L sebagai sumbu X. Hitung slope,
intersept dan koefisien regresi linearnya (r).
k. Jika linieritas kurva kalibrasi (r) lebih kecil dari 0,995,
periksa kondisi alat dan ulangi langkah pada butir a) sampai
dengan h) hingga diperoleh nilai r ≥ 0,995.
3.3.4.2. Akurasi
30
3.3.4.3. Batas Deteksi Metode (MDL) dan Limit Kuantitasi
31
h. Baca nilai serapannya (termasuk blanko) menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 578 nm.
3.3.4.5. Reprodusibilitas
3.3.4.6. Robustness
32
3) Larutkan hingga 40,0 mL dengan NaOH 0,16%
(gunakan 40 mL NaOH 0,16% sebagai blanko).
4) Ditambahkan larutan buffer asetat sebanyak 1,0 mL.
5) Tambahkan 2,0 mL larutan kloramin-T dan biarkan
selama 2 menit.
6) Tambahkan 5,0 mL larutan asam barbiturat-piridin.
7) Himpitkan dengan air suling hingga tanda tera lalu
homogenkan secara perlahan.
8) Diamkan selama 8 menit hingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna yang stabil.
33
standar dengan konsentrasi 0,05 ; 0,10 ; 0,15 ; 0,20
dan 0,25 mg/L CN-.
3) Dipipet 10,0 mL larutan standar tersebut ke dalam
tabung reaksi.
4) Ditambahkan larutan pengencer NaOH 0,16 %
sebanyak 1,0 mL.
5) Ditambahkan larutan buffer asetat sebanyak 1,0 mL.
6) Tambahkan 1,0 mL larutan kloramin-T dan biarkan
selama 1 menit.
7) Tambahkan segera 1,0 mL larutan asam barbiturat-
piridin, homogenkan secara perlahan.
8) Diamkan selama 8 menit hingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna yang stabil.
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
4.2.1. Linearitas
Linearitas
0.70
0.60
0.50
Absorbance (Abs)
y = 2.3406x - 0.0002
0.40 R² = 0.9998
0.30
0.20
0.10
0.00
-0.100.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
Concentration (mg/L)
Kurva Kalibrasi Standar Sianida
35
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai
koefisian korelasi (r) sebesar 0,9998 yang menunjukkan bahwa
standar yang digunakan memiliki hubungan linear yang ideal, dan
hasil tersebut memenuhi persyaratan dengan kriteria keberterimaan
(Acceptance criteria) yaitu 0,995 – 1,000. Maka metode analisis ini
dapat memberikan respon yang proporsional terhadap konsentrasi
analit dalam sampel pada rentang konsentrasi 0 – 0,25 mg/L.
4.2.2. Akurasi
R %R
No A (mg/L) B (mg/L) A-B (mg/L) C (mg/L)
(A - B)/C (A - B)/C x 100 %
1 0,188 0,136 0,052 0,05 1,04 104,00
2 0,188 0,137 0,051 0,05 1,02 102,00
3 0,190 0,139 0,051 0,05 1,02 102,00
4 0,190 0,139 0,051 0,05 1,02 102,00
5 0,189 0,135 0,054 0,05 1,08 108,00
6 0,187 0,134 0,053 0,05 1,06 106,00
7 0,185 0,134 0,051 0,05 1,02 102,00
Rata-rata R 103,71
SD 2,43
%RSD 2,34
110.00
% Recovery
%R
36
masih berada di bawah UWL dan di atas LWL yang menunjukkan
bahwa metode yang digunakan memiliki akurasi yang tinggi karena
mampu mendapatkan konsentrasi kembali sesuai dengan
konsentrasi spike yang ditambahkan.
No Konsentrasi (mg/L)
1 0,004
2 0,004
3 0,004
4 0,005
5 0,005
6 0,005
7 0,005
Rata-rata 0,0046
SD 0,0005
IDL 0,0015
Tabel 5. Data Pengukuran Uji Batas Deteksi Metode dan Limit of Quantitation
No Konsentrasi (mg/L)
1 0,007
2 0,005
3 0,005
4 0,005
5 0,006
6 0,006
7 0,005
Rata-rata 0,006
SD 0,001
S/N 7,0812
MDL 0,0015
LoQ 0,0079
Tanggal : 8 Februari 2019
37
Pada penentuan MDL dan LOQ ini digunakan sampel Treated
dari Waste Water Treatment Plant PT EJIP sebanyak 10,00 mL di
dalam tabung reaksi.
Didapatkan nilai MDL sebesar 0,0015 mg/L yang menujukkan
bahwa konsentrasi terkecil analit yang mampu dideteksi oleh
metode tersebut setelah melalui analisis secara lengkap adalah
0,0015 mg/L.
Sedangkan untuk nilai LOQ didapatkan nilai sebesar 0,0079
mg/L yang berarti konsentrasi terendah dari analit yang dapat
ditetapkan dengan presisi atau ripitabilitas yang masih dapat
diterima adalah 0,0079 mg/L.
4.2.5. Reprodusibilitas
38
4.2.6. Robustness (F test & T test)
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G., dan Sri Sumestri Santika. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:
Penerbit Usaha Nasional.
APHA. 2012. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater
Treatment, 22nd Edition. Washington DC: American Public Health
Association.
Arifin, Zaenal dan Krisnandi Ismail. 2018. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT). Bogor: Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga.
Jilid 2. Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.
41
Kodoatie, Robert J., dan Roestam, Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta.
42
LAMPIRAN
C. Larutan Kloramin T
Larutkan 1 g Kloramin-T (Sodium p-toluene sulfonchloramide) dalam 100
mL air bebas mineral, masukkan dalam lemari pendingin. Larutan ini
tahan selama 1 minggu dan simpan dalam lemari pendingin.
D. Buffer asetat
Larutkan 410 g natrium asetat trihidrat (NaC 2H3O2.3H2O) ke dalam air
bebas mineral sampai volume 500 mL, tambahkan asam asetat hingga
pH 4,5.
43
Lampiran 2. Data dan perhitungan uji linearitas
Linearitas
0.700
0.600
0.500 y = 2.3406x - 0.0002
Absorbance (Abs)
0.400 R² = 0.9998
0.300
0.200
0.100
0.000
-0.100 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
Concentration (mg/L)
Perhitungan:
y=bx+a
Keterangan:
y = respon instrumen
b = slope
x = konsentrasi analit
a = intersep
44
2 2
Konsentrasi (x) Abs (y) (xi- ̅) × (yi- ̅) (xi- ̅) (yi- ̅)
0.00 0.000 0.03654 0.01563 0.08546
0.05 0.117 0.01315 0.00563 0.03074
0.10 0.231 0.00153 0.00063 0.00376
0.15 0.356 0.00159 0.00063 0.00405
0.20 0.464 0.01288 0.00563 0.02947
0.25 0.586 0.03671 0.01563 0.08624
0.13 0.29 0.10240 0.04375 0.23973
Rata-rata Jumlah
∑ [( ̅) ( ̅)]
√∑ ( ̅) ( ̅) )
(
( )
√(
( )
∑ [( ̅) ( ̅)]
∑ ( ̅)
45
Lampiran 3. Data dan perhitungan uji reprodusibilitas
Perhitungan:
a. Konsentrasi (mg/L)
C=
Keterangan:
C = Konsentrasi sianida dalam larutan standar (mg/L)
A = Absorbansi
Int = Intersep
b. Rata-rata
∑
̅
Keterangan:
̅ = Rata-rata konsentrasi sianida dalam larutan standar (mg/L)
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, ….., n
̅= ̅= 5
46
c. Standar Deviasi
∑ ( ̅)
SD = √
Keterangan:
̅ = Rata-rata konsentrasi sianida dalam larutan standar (mg/L)
Xi = Konsentrasi sianida pada data ke-i
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, …..,n
d. %RSD
Keterangan:
SD = Standar deviasi
%RSD = Persen relatif standar deviasi
47
Lampiran 4. Data dan perhitungan uji akurasi
%R
R
No A (mg/L) B (mg/L) A-B (mg/L) C (mg/L) (A - B)/C
(A - B)/C
x 100 %
1 0.188 0.136 0.052 0.05 1.04 104.00
2 0.188 0.137 0.051 0.05 1.02 102.00
3 0.190 0.139 0.051 0.05 1.02 102.00
4 0.190 0.139 0.051 0.05 1.02 102.00
5 0.189 0.135 0.054 0.05 1.08 108.00
6 0.187 0.134 0.053 0.05 1.06 106.00
7 0.185 0.134 0.051 0.05 1.02 102.00
Rata-rata 103.71
SD 2.43
%RSD 2.34
110.00 %R
% Recovery
UCL = 111
105.00 108.00
106.00 UWL = 108.57
104.00
100.00 LWL = 98.85
102.00102.00102.00 102.00
LCL = 96.42
95.00 Rata-rata = 103.71
1 2 3 4 5 6 7
Pengulangan
Perhitungan:
a. %Recovery
Keterangan:
A = Konsentrasi sampel yang dispike (mg/L)
B = Konsentrasi sampel yang tidak dispike (mg/L)
C = Konsentrasi spike yang ditambahkan ke dalam sampel A (mg/L)
48
b. Standar Deviasi
∑ ( ̅)
SD = √
Keterangan:
̅ = Rata-rata konsentrasi sianida dalam larutan standar (msg/L)
Xi = Konsentrasi sianida pada data ke-i
n = Jumlah data
i = 1, 2, 3, ….., n
c. %RSD
̅ ( )
( )
̅ ( )
( )
49
f. Lower Warning Limit (LWL)
̅ ( )
̅ ( )
( )
̅ ( )
( )
50
Lampiran 5. Data dan perhitungan uji batas deteksi instrumen dan metode (IDL
dan MDL)
No mg/L No mg/L
1 0.007 1 0.004
2 0.005 2 0.004
3 0.005 3 0.004
4 0.005 4 0.005
5 0.006 5 0.005
6 0.006 6 0.005
7 0.005 7 0.005
Rata-rata 0.0056 Rata-rata 0.0046
SD 0.0008 SD 0.0005
S/N 7.0812 IDL 0.0015
MDL 0.0015
LOQ 0.0079
Perhitungan:
a. S/N ratio
Keterangan:
Standar S/N ratio = 2,5 -10
Keterangan:
( ) = T Table Dengan Tingkat Kepercayaan 95%
( )
mg/L
51
c. Limit of Quantitation (LOQ)
52
Lampiran 6. Data dan perhitungan uji robustness
konsentrasi
konsentrasi
Tanggal No fp akhir Keterangan
(mg/L)
(mg/L)
1 0.152 1.00 0.15
2 0.152 1.00 0.15
3 0.152 1.00 0.15
28 Februari 2019
konsentrasi
konsentrasi
Tanggal No fp akhir Keterangan
(mg/L)
(mg/L)
1 0.151 1.00 0.15
2 0.149 1.00 0.15
3 0.149 1.00 0.15
01 Maret 2019
-
No IKM No. 5.4.1.11 APHA No. 4500-CN E.
1 0.152 0.151
2 0.152 0.149
3 0.152 0.149
4 0.151 0.148
5 0.148 0.151
6 0.150 0.150
7 0.150 0.149
Jumlah data 7 7
Rata-rata 0.15 0.15
SD 0.00150 0.00113
% RSD 0.94
53
No Konsentrasi (mg/L)
1 0.152
2 0.152
3 0.152
4 0.151
5 0.148
6 0.150
7 0.150
8 0.151
9 0.149
10 0.149
11 0.148
12 0.151
13 0.150
14 0.149
Rata-rata 0.150
SD 0.001406
%RSD 0.94
Perhitungan:
a. F Test
Sa2 0.000002
Sb2 0.000001
F hitung 1.741
F tabel 4.28
(Tingkat kepercayaan 95%)
54
b. T Test
( )
(dengan x > y)
x 0.1507
y 0.1496
Sp 0.9400
Thitung 0.001
T Tabel
(tingkat kepercayaan 1.943
95 %)
( )
( )
55