KOTA BOGOR
Kota Bogor
Laporan Praktik Kerja Industri sebagai Syarat Mengikuti Ujian Lisan Sekolah
Menengah Kejuruan – SMAK Bogor Tahun Ajaran 2018/2019
oleh
Ratu Belva Hasari
15.61.08189
KOTA BOGOR
Kota Bogor
Laporan Praktik Kerja Industri sebagai Syarat Mengikuti Ujian Lisan Sekolah
Menengah Kejuruan – SMAK Bogor Tahun Ajaran 2018/2019
oleh
Ratu Belva Hasari
15.61.08189
Laporan Praktik Kerja Industri di PDAM Tirta Pakuan Bogor (Analisis Kualitas Air
Distribusi Zona 5 PDAM Tirta Pakuan Bogor) oleh Ratu Belva Hasari
Disetujui oleh :
Disahkan oleh,
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia-
Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Analisis Kualitas Air
Distribusi Zona 5 di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.Laporan ini disusun atas
dasar praktik yang telah dilakukan Penulis di Laboratorium PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor, yang dilaksanakan dari tanggal 3 Januari 2019 sampai tanggal 30
April 2019. Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai persyaratan untuk
mengikuti ujian akhir semester VIII di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK-Bogor.
Laporan ini disusun untuk menyelesaikan tugas prakerin dan akan
dipresentasikan pada ujian lisan prakerin. Hasil dari ujian lisan tersebut adalah
salah satu kelengkapan nilai semester VIII yang digunakan untuk memenuhi
persyaratan kelulusan di SMK-SMAK Bogor.Secara garis besar isi laporan
meliputi pendahuluan, institusi tempat prakerin, kegiatan di laboratorium, metode
analisis yang meliputi parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, hasil analisis dan
pembahasan, simpulan dan saran, daftar pustaka, serta lampiran.
Pada penulisan laporan ini penulis tidak sedikit menemui hambatan, namun
berkat bimbingan, arahan, dan dukungan dari semua pihak sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang
Terhormat:
1. Bapak H. Deni Surya Sanjaya, Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor, atas pemberian izin untuk pelaksanaan prakerin
2. Ibu Dwika Riandari, M.Si., selaku Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor
3. Bapak H. Hendra Setiawan, selaku Manajer QHSE
4. Bapak Adi Gunadi, selaku Manajer Produksi
5. Bapak Ruly Satriadi, selaku Asisten ManajerLaboratorium dan pembimbing
instansi
6. Bapak Rudy Hermawan, selaku Asisten Manajer Pengolahan I
7. Bapak Asep Yoga Suningrat, selaku Asisten Manajer Pengolahan II
8. Bapak Nuryadin, selaku Asisten Manajer Sumber
9. Ibu Amilia Sari Ghani, S.S., selaku Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang
Hubungan Kerjasama Industri
10. Ibu Nenny Hendrawati, selaku pembimbing dari sekolah yang selalu
mendukung penulis dari awal prakerin hingga penyusunan laporan ini.
i
ii
11. Personel laboratorium seperti Ibu Tuti, Pak Ade, Pak Andri, Pak Jenar, Pak
Mangku, Pak Taufik, dan Kak Rama atas bantuan, kritik, saran, dan masukan
mengenai suasana di tempat kerja yang sangat berarti dan keterbukaan
antara personel laboratorium dengan para murid yang sedang prakerin
sehingga suasananya menjadi nyaman
12. Orang tua dan keluarga besar yang selalu menyemangati dalam melakukan
kegiatan prakerin ini.
13. Fany Yasintha, Farrah Nurkhaliza, Nurul Aulia Sumantri, M. Farhan Akbar,
Vina Maulida Julianti, dan Yudi Parluhutan selaku rekan seperjuangan
melewati prakerin bersama di PDAM.
14. Kak Taufik, Kak Laras, Kak Vina, Kak Diah, dan Kak Rizaldi selaku rekan
prakerin di PDAM semenjak pertengahan prakerin.
15. Teman–teman seperjuangan angkatan 61 Prometheus Clavata, terimakasih
atas motivasi, persahabatan, dan kebersamaan yang telah dijalani selama ini.
16. Teman-teman terdekat yaitu Thasya, Sina, Rara, Tiara, Marisa, Echa, Dea,
Anita, Ipeh, Raissa, dan Dhisa yang telah memberikan kehidupan sekolah di
SMAKBO selama ini penuh dengan tawa dan canda yang tak akan pernah
tergantikan.
17. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis mengingat keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis berharap semoga
laporan prakerin ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
E. Ketenagakerjaan ........................................................................................ 6
H. Sistem Produksi.......................................................................................... 8
C. Tujuan ...................................................................................................... 15
1. Definisi Air......................................................................................................15
2. Sumber Air .....................................................................................................15
iii
iv
B. Pembahasan ............................................................................................ 56
A. Simpulan .................................................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 60
LAMPIRAN ........................................................................................................ 62
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
2
Pada akhir Praktik Kerja Industri, siswa diwajibkan membuat laporan yang
merupakan dokumen dan bukti tanggung jawab selama melaksanakan
prakerin. Adapun isi laporan dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan
selama prakerin. Penulisan laporan ini bertujuan:
1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari
sekolah di institusi tempat prakerin.
2. Siswadapat membuat laporan kerja dan mempertanggungjawabkannya.
3. Siswa mampu mencari alternatif lain dalam penyelesaian masalah analisis
kimia secara lebih rinci dan mendalam.
4. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di instansi
prakerin, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, baik bagi penulis
maupun para pembaca.
BAB IIINSTITUSI TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI
3
4
Peraturan Daerah Kota Bogor No. 5 dan disahkan oleh Gubernur Daerah
Tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1967, Departemen PUTL merencanakan
penambahan kapasitas air untuk mengatasi kebutuhan jangka pendek dengan
sumber mata air Bantar Kambing melalui reservoir Cipaku.Pada tahun 1970,
diperoleh bantuan hibah dari pemerintahan Australia dengan nama Proyek
Combo Plan. Proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan penyediaan air
minum yang salah satunya adalah peningkatan kapasitas melalui sumber
mata air Tangkil pada tahun 1973.
PDAM Kota Bogor pada tahun 1988 mulai melakukan studi kelayakan
dengan berencana memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air lainnya.
PDAM berhasil menambah kapasitas produksinya dengan membangun
Instalasi Pengolahan Air (IPA) atau Water Treatment Plant (WTP) di Cipaku
pada tahun 1988 dan di Dekeng pada tahun 1997.
Pada tahun 2002, PDAM Kota Bogor mengalami pergantian nama dan logo
baru berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bogor No. 001.45-47 tahun 2002
tanggal 29 April 2002, tentang penetapan logo baru PDAM Kota Bogor dan
penambahan nama Tirta Pakuan.Nama perusahaan kemudian menjadi PDAM
Tirta Pakuan Bogor.
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah meresmikan sumber mata air dan
WTP Palasari pada tahun 2009 dengan kapasitas produksi sebesar 30 liter
per detik.Pada awal bulan November 2013, telah diresmikan WTP Dekeng II
sehingga total produksi air dari WTP Dekeng mencapai 1400 liter per
detik.Pada tahun 2015, dibangun WTP Cikereteg dengan kapasitas 40 liter
per detik.
Sekarang ini, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah berpedoman pada ISO
9001:2008 mengenai semua sistem yang tercakup di dalamnya.Sedangkan
khusus untuk bagian laboratorium berpedoman kepada ISO 17025:2005.
Pelayanan air bersih yang dilakukan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terus
ditingkatkan, hal ini diwujudkan melalui kerja sama yang dilakukan oleh
Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia (PERPAMSI) dengan USAID
melalui Certification and Training for Network Improvement Project (CATNIP)
untuk memfasilitasi terwujudnya Zona Air Minum Prima (ZAMP).
PDAM Kota Bogor telah memiliki enam Zona Air Minum Prima (ZAMP) dan
sembilan belas Kran Air Siap Minum (KASM), berdasarkan peraturan
pemerintah No. 16 tahun 2005.Zona Air Minum Prima (ZAMP) adalah zona
5
khusus yang ditetapkan oleh PDAM untuk melayani air siap minum bagi para
pelanggan.Artinya, air yang disalurkan ke kawasan tersebut sudah sehat dan
aman untuk diminum langsung.Per Desember 2016 wilayah dengan fasilitas
ZAMP, yaitu Griya Katulampa, Teras Hijau, Perumda Cipaku, Villa Bogor
Indah, Intan Pakuan, Kedaton Grande.
Keberhasilan PDAM memasang instalasi jaringan pipa air minum di ZAMP
dilanjutkan dengan pemasangan instalasi fasilitas KASM.Per Desember 2016
fasilitas KASM dapat ditemui di Korem, Mesjid Agung, Balai Kota, Denpom,
SD Bantar Jati, PDAM Siliwangi, Dinas Kesehatan Kota, SDN Polisi 1,
Komplek Wartawan, SD Papandayan, RRI, SDN Sindang Sari, SDN Polisi 4,
SDN Pertiwi, SMPN 5 Bogor, SMPN 1 Bogor, SMPN 13 Bogor, Paud Sindang
Pasir Kuda. KASM tersebut telah memenuhi standar kesehatan (Keputusan
Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/Per/IV.2010).
Produksi total PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor perbulan Desember 2016
adalah sebesar 2.047 liter per detik yang 20% nya berasal dari empat sumber
mata air yaitu: Tangkil, Kota Batu, Palasari, dan Bantar Kambing serta 80%
dari air permukaan yaitu hasil pengolahan air Sungai Cisadane , Sungai
Cikondang, dan Sungai Cikereteg.
E. Ketenagakerjaan
Karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada umumnya bekerja dari hari
Senin sampai Jumat, mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB.Karyawan pada Sub
Departemen Pengolahan, Sub Departemen Laboratorium, Sub Departemen
Sumber, Sub Departemen Transmisi dan Distribusi, Bagian Satuan
Keamanan dan Sub Departemen Kebocoranmemiliki jam kerja yang berbeda
yaitu dengan sistem shift. Setiap shift, karyawan-karyawan bekerja secara
bergantian selama 24 jam. Shift pertama dimulai pukul 07.00 – 15.00 WIB,
shift ke dua dimulai pukul 15.00 – 23.00 WIB, dan shift terakhir dimulai pukul
23.00 – 07.00 WIB, kecuali Sub Departemen Sumber yang mempunyai jam
kerja 12 jam dan Sub Departemen Laboratorium yang terbagi menjadi dua
shift, shift pertama dimulai pukul 07.00 – 19.00 WIB dan shift ke dua dimulai
pukul 19.00 – 07.00 WIB.Sistem penggajian karyawan dilakukan pada akhir
bulannya.Karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor termasuk ke dalam
anggota KORPRI dan mengikuti peraturan pegawai negeri walaupun
sebenarnya bukan pegawai negeri.Tercatat per Desember 2018, jumlah
tenaga kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yaitu sebanyak 412 orang
karyawan, dengan jumlah pelanggan sebanyak 160.263.
7
F. Kegiatan Perusahaan
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah melaksanakan segala usaha yang
berhubungan langsung dengan penyediaan dan distribusi air minum yang
memenuhi persyaratan kesehatan bagi semua warga, PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengusahakan penyediaan air minum sesuai dengan program pemerintah
daerah.
2. Membangun, mengelola serta memelihara instalasi sumber mata air dan
penyimpanannya.
3. Memasang dan memelihara pipa induk dan distribusi serta fasilitas lainnya.
4. Menyediakan layanan keluhan pelanggan bila terdapat keluhan mengenai
air hasil olahan PDAM yang tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Hasil uji kualitas air tersebut kemudian dilaporkan kepada Kepala Bagian
Produksi dan dilanjutkan kepada Direksi.
H. Sistem Produksi
1. Pra Sedimentasi
2. Koagulasi
3. Flokulasi
4. Sedimentasi
5. Aerasi
Aerasi merupakan proses terjadinya kontak antara air dengan udara bebas
yang bertujuan untuk menambah kandungan O2 dan mengurangi
kandungan CO2 dalam air.
6. Filtrasi
7. Desinfeksi
Pengolahan sebagian dilakukan terhadap air yang berasal dari mata air.
Pada proses pengolahan mata air, hanya dilakukan proses desinfeksi
saja.Setelah melalui proses pengolahan, semua air dari mata air dan air
permukaan yang telah memenuhi persyaratan dikumpulkan dalam wadah
besar yaitu reservoir. Kemudian, air hasil pengolahan siap didistribusikan
melalui sistem perpipaan kepada seluruh konsumen atau pelanggan.
Distribusi air oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama yang paling dominan yaitu langsung dialirkan dengan
gaya gravitasi, karena sebagian besar daerah distribusi terletak di dataran
yang lebih rendah dari fasilitas produksi. Cara ke dua dengan bantuan booster
pump untuk daerah distribusi yang lebih tinggi. Dengan demikian, PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor dapat mendistribusikan air minum merata sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Berikut ini adalah produksi air PDAM Tirta Pakuan Bogor per Maret 2019 :
1. Produksi air dari Mata Air Tangkil mencapai 91,63 Liter/detik, melayani
pelanggan zona 1 (Tajur, Sindang Rasa, Baranangsiang, Pakuan,
Kertamaya, Griya Katulampa, Sindang Sari, Cipaku, Muara Sari, Ciherang
Pondok, Lawanggintung. Harjasari. Genteng, Rancamaya, dan
Bojongkerta).
2. Produksi air dari Mata Air Bantar Kambing mencapai 135,00Liter/detik,
melayani pelanggan zona 2 (Cipaku, Ranggamekar, Batu tulis, dan
Genteng) dan sebagian untuk membantu melayani pelanggan zona 3
melalui reservoir Cipaku dan pelanggan zona 1.
3. Produksi IPA Cipaku mencapai 2287,30Liter/detik, melayani pelanggan
zona 3 (Baranangsiang. Batutulis, Bondongan, Sukasari, Babakan Pasar,
Empang, Mulyaharja, Gudang, Pasir Jaya, Katulampa, Paledang, Tanah
Baru, Lawanggintung, dan Panaragan).
4. Produksi IPA Dekeng mencapai 1.392,61 Liter/detik, melayani pelanggan
zona 4 (Mekar Wangi, Tegal Gundil, Bantarjati, Tanah Baru, Cibadak,
Kebon Pedes, Kebon Kalapa, Sukaraja, Kencana, Tegalega, Babakan,
Ciwaringin, Cimahpar, Panaragan, Cibogor, Pabaton, Cibuluh, Sempur,
Ciluar, Tanah Sareal, Gunung Batu, Semplak, Kedung Halang, Kedung
13
A. Latar Belakang
B. Pentingnya Masalah
PDAM Tirta Pakuan Bogor menghasilkan air olahan yang telah digunakan
oleh masyarakat kota Bogor. Air olahan telah mengalami berbagai proses
fisika maupun kimia sehingga dapat mempengaruhi kualitas air tersebut.
Terkadang faktor alami seperti cuaca dan curah hujan dapat mempengaruhi
perbedaan proses pengolahan air. Air yang dihasilkan pun dapat memiliki
hasil pengujian yang berbeda.Oleh karena itu air yang dihasilkan oleh PDAM
harus diperiksa setiap hari oleh laboratorium. Karena air yang digunakan oleh
konsumen harus memenuhi baku mutu standar, terutama air yang digunakan
pada wilayah 5.
14
15
C. Tujuan
D. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk hajat
hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu,
sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk
berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun kepentingan
generasi masa mendatang.Aspek penghematan dan pelestarian sumber
daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. (Effendi, 2003)
Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar
1368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk. Misalnya uap air, es,
cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah,
dan gunung es. Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut
dan atmosfir melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara terus-
menerus.
2. Sumber Air
Sumber air merupakan bagian dari suatu daur hidrologi. Siklus air atau
siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer, ke bumi, dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Proses siklus hidrologi berlangsung
16
1. Air hujan
2. Air permukaan
Air sungai adalah air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan
mengalir melewati daerah aliran sungai (DAS).Mempunyai
kandungan mineral yang kecil, tetapi mempunyai kandungan zat
padat terlarut dan kandungan bakteri yang besar.Dari segi kualitas
perlu dilakukan pengolahan sebelum digunakan sebagai air minum.
b. Air danau/rawa
Air danau adalah air permukaan yang berasal dari air hujan atau
air tanah yang keluar ke permukaan tanah, terkumpul pada suatu
tempat yang relatif rendah/cekung.
3. Air tanah
besar alirannya (airnya) dari air tanah. Air tanah terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
Air tanah dalam adalah air yang menembus lapisan rapat air
pertama dan berada diantara dua lapisan kedap/rapat air.Biasanya
air tanah ini terletak cukup jauh di bawah permukaan tanah.
Air tanah dalam ini terdapat pada kedalaman 100-300m.Jika
tekanan air ini besar maka air dapat menyembur ke atas.Inilah yang
disebut dengan artesis.
c. Mata air
4. Air laut
Air laut adalah salah satu sumber air (ada yang menggolongkannya
sebagai salah satu jenis air permukaan), walaupun tidak termasuk
kategori yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk air bersih/air
minum, karena kualitasnya yang tidak memadai (tidak efisien) untuk
diolah.(Materi Pelatihan dan Pengawasan Kualitas Air, 2009)
3. Kegunaan Air
1.Suhu
2.Kekeruhan
3.Warna
Warna dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion logam (besi dan
mangan), humus, plankton, dan buangan industri. Warna air
biasanya dihilangkan terutama untuk penggunaan air industri dan air
minum.
4.Bau
5.Rasa
Air adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O. Satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat
kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas
dan banyak macam molekul organik. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
StandarKualitas Air
No. Parameter Satuan Metode Analisis
(Kadar Maksimum)
FISIKA
o
1 Suhu C SNI 06-6989.23-2005 Suhu udara ± 3
2 Warna Pt-Co SNI 06-6989.24-2005 50
3 Bau Organoleptik Tidak berbau
4 Rasa Organoleptik Tidak berasa
5 Kekeruhan NTU SNI 06-6989.25-2005 25
6 DHL µS/cm SNI 06-6989.1-2005
7 TDS mg/L SNI 06-6989.1-2005 1000
KIMIA
8 pH - SNI 06-6989.11-2004 6,5 - 8,5
9 Bikarbonat (HCO3) mg/L APHA 2320B*
10 Kalsium (Ca2+) mg/L SNI 06-6989.13-2004
11 Karbondioksida (CO2) mg/L APHA 4500CO2-C*
12 Khlorida (Cl-) mg/L APHA 4500-Cl-* 600
13 Kesadahan (CaCO3) mg/L SNI 06-6989.12-2004 500
14 Besi (Fe terlarut) mg/L SNI 6989.4:2009 1
15 Mangan (Mn terlarut) mg/L SNI 6989.5:2009 0,5
16 Nitrat (NO3--N) mg/L APHA 4500B* 10
17 Nitrit (NO2--N) mg/L SNI 06-6989.9-2004 1
18 Sulfat (SO42-) mg/L SNI 06-6989.20-2004 400
19 Ammonia (NH4+) mg/L DR 890
20 Fluorida (F-) mg/L DR 890 1,5
-
21 Sianida (CN ) mg/L DR 890 0,1
22 Sisa Klor (Cl2) mg/L Komparator
23 Aluminium (Al3+) mg/L SNI 06-6989.35-2005
24 Zat Organik (KMnO4) mg/L SNI.6989.22-2004 10
Bakteriologi
25 Coliform /100mL APHA 9222B* 50
26 E. coli /100mL APHA 9222D* 0
* = APHA 22nd Edition Th. 2012
4. Klorida (Cl-)
Klorida dalam bentuk ion Cl- adalah salah satu anion anorganik
yang banyak terdapat dalam air. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang
mudah larut. Kadar klorida yang tinggi (> 250 mg/L) dapat
menyebabkan rasa asin pada air.
25
5. Sisa Klorin
7. Besi (Fe3+)
8. Mangan (Mn2+)
9. Aluminium (Al3+)
Reaksi gas klor dengan air akan mengakibatkan pH air turun karena
dihasilkan ion H+. Pada suhu air normal, reaksi tersebut telah selesai
lengkap hanya dalam beberapa detik saja.Saat larutan encer dimana
pH sedikit lebih besar dari 4, kesetimbangan akan berjalan ke kanan,
karena itu hanya sedikit sekali Cl2 yang berada dalam larutan. Dalam
praktik penambahan klor, pH itu jarang sekali dicapai.
29
1. Cara Pemanasan
2. Cara Radiasi
3. Cara Kimiawi
a. Suhu
Cara Kerja:
1) Dimasukkan contoh ke dalam piala gelas 100 mL.
2) Diseka ujung termometer dengan tisu.
3) Dicelupkan ujung termometer ke dalam contoh (usahakan tidak
menempel dinding wadah).
33
b. Warna
Cara kerja:
1) Masukkan contoh ke dalam tabung Nessler 50 mL.
2) Tempatkan tabung Nessler ditempatkan pada alas yang
berwarna putih.
3) Bandingkan warna contoh secara visual dengan larutan baku
dimulai dari larutan baku paling encer.
4) Tetapkan warna contoh sesuai dengan skala warna larutan baku
yang paling mendekati atau berada diantara dua skala larutan
baku.
5) Apabila warna lebih dari 70 unit Pt-Co, dilakukan pengenceran
langsung pada tabung Nessler.
Perhitungan:
A × 50
Warna contoh (unit Pt − Co) =
B
Keterangan:
A = Perkiraan unit warna dari contoh yang diencerkan
B = mL contoh yang diencerkan
Metode: Organoleptik
Prinsip:
Penetapan ini dilakukan dengan cara contoh dicium langsung oleh
indera penciuman dan dirasakan oleh lidah.
34
Cara kerja:
Untuk bau:
1) Sampel dimasukkan ke dalam piala gelas 100 mL.
2) Dideteksi baunya dengan indera penciuman (hidung).
3) Jika berbau, ditentukan baunya secara spesifik.
Untuk rasa:
1) Sampel dimasukkan ke dalam piala gelas 100 mL.
2) Dicicipi sampel air dan dibiarkan beberapa saat dalam mulut, lalu
dirasakan dengan lidah.
3) Disimpulkan apakah air berasa atau tidak.
d. Kekeruhan
4. Parameter Kimia
Cara kerja:
1. pH meter dikalibrasi dahulu dengan larutan buffer pH 4 dan 7.
2. Dimasukkan contoh ke dalam piala gelas 100 mL, kemudian
dipasang stirrer.
3. Dicelupkan elektroda dan dicatat hasil yang tertera.
Reaksi:
2 NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O
Cara kerja:
1) Dipipet 100 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan beberapa tetes indikator PP.
36
Perhitungan:
× ×
Kadar CO2 mg/L = X 1000
Normalitas NaOH =
× ×
Reaksi:
Ca2+ + EBT Ca EBT
(dalam air) (merah anggur)
Ca EBT + EDTA Ca EDTA + EBT
(biru)
Cara Kerja:
1) Dimasukkan 25 mL contoh ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan 1 mL buffer pH 10.
3) Ditambahkan 50 mg indikator EBT hingga larutan merah anggur.
4) Dititar dengan EDTA 0,01 M sampai larutan berwarna biru.
37
Perhitungan:
Volume penitar . M penitar . 100 . 1000
Kadar CaCO =
Volume contoh
d. Kalsium (Ca2+)
Reaksi :
Mg2+ + 2 OH- Mg(OH)2
Ca2+ + H In2- CaIn- + H+
CaIn- + H2Y2- CaY2- + H Ind2- + H+
Cara kerja :
1) Dipipet 25 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan ± 25 mL air suling.
3) Ditambahkan 1-2 mL NaOH 8 %.
4) Dihomogenkan, lalu didiamkan selama 3-5 menit.
5) Ditambahkan ± 0,1 gram indikator murexide.
6) Dititar dengan EDTA 0,01 M hingga larutan berwarna ungu.
Perhitungan :
Volume penitar . M penitar . 40 . 1000
Kadar Ca =
Volume contoh
38
Reaksi :
2 HCO3- + H2SO4 2 CO2 + SO42 + 2H2O
Cara kerja:
1) Dipipet 50 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan 2-3 tetes indikator SM.
3) Dititar dengan H2SO4 0,05 N hingga larutan berwarna sindur.
Perhitungan :
Volume penitar . N penitar . 61 . 1000
Kadar HCO
Volume contoh
f. Klorida (Cl-)
Cara Kerja:
1) Dimasukkan 50 mL contoh ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2) Ditambahkan beberapa tetes indikator diphenyl carbazone.
3) Ditambahkan beberapa tetes HNO3 2.1 % hingga larutan hijau.
4) Dititar dengan Hg(NO3)2 0,01 N sampai larutan berubah dari hijau
ke biru.
Perhitungan:
Volume penitar . N penitar . 35,5 . 1000
Kadar Cl
Volume contoh
Reaksi:
Cara kerja:
1) Dipipet 1 mL larutan standar induk Fe 1000 ppm ke dalam labu
ukur 100 mL (10 ppm).
2) Dibuat deret standar 0,10 - 1,00 ppm (0,00; 0,10; 0,20; 0,40;
0,60; 0,80; dan 1,00 ppm) dari larutan standar 10 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL.
3) Dipipet 50 mL sampel kedalam piala gelas 100 mL.
4) Ditambahkan 1 mL larutan CaCO3.
5) Sampel dan deret standar diukur dengan AAS.
40
Perhitungan:
Absorbansi − Intersep
Kadar Besi =
Slope
Cara kerja:
1) Dibuat deret standar 0,5 - 5 ppm (0,0;0,5;1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5
ppm) dari larutan standar induk nitrat 100 ppm ke dalam labu
ukur 100 mL.
2) Dipipet 100 mL sampel kedalam labu ukur 100 mL.
3) Ditambahkan 1 mL HNO31 N.
4) Baca absorbansinya pada panjang gelombang 220 dan 275 nm,
catat dan hitung kadar nitrat.
Perhitungan:
(Absorbansi 220 nm − Absorbansi 275 nm) − Intersep
Kadar Nitrat =
Slope
Reaksi:
NO2- + à
As. Sulfanilamida
+ à
Cara kerja:
1) Dipipet 1 mL larutan standar induk nitrit 1000 ppm ke dalam labu
ukur 100 mL (10 ppm).
2) Dipipet 10 mL larutan standar nitrit 10 ppm ke dalam labu ukur
100 mL (1 ppm).
3) Dibuat deret standar 0,01 - 0,20 ppm (0,00; 0,01; 0,02; 0,05;
0,10; 0,15; dan 0,20 ppm) dari larutan standar 1 ppm ke dalam
labu ukur 50 mL.
4) Dipipet 50 mL sampel kedalam piala gelas 100 mL.
5) Tambahkan 1 mL larutan sulfanilamida, kocok dan biarkan 2
menit sampai dengan 8 menit.
6) Tambahkan 1 mL larutan NED dihidroklorida, kocok biarkan
selama 10 menit dan segera lakukan pengukuran.
7) Baca absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm, catat dan
hitung kadar nitrit.
Perhitungan:
Absorbansi − Intersep
Kadar Nitrit =
Slope
42
Reaksi:
BaCl2 + SO42- BaSO4 + 2Cl-
Cara kerja:
1) Dipipet 10 mL larutan standar induk sulfat 1000 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL (100 ppm).
2) Dibuat deret standar 2 -10 ppm (0;2;4; 6; 8; dan10 ppm) dari
larutan standar 100 ppm ke dalam labu ukur 100 mL.
3) Dipipet 50 mL sampel kedalam piala gelas 100 mL.
4) Ditambahkan 10 mL larutan buffer sulfat <10 ppm.
5) Ditambahkan 1 cup BaCl2.
6) Didiamkan selama 1 – 2 menit.
7) Baca absorbansinya pada panjang gelombang 420 nm, catat dan
hitung kadar sulfat.
Perhitungan:
Absorbansi − Intersep
Kadar Sulfat =
Slope
Metode: DR 890
Prinsip:
Senyawa ammonia bergabung dengan klorin membentuk
monokloramin. Monokloramin bereaksi dengan salisilat membentuk
5-aminosalisilat. 5-aminosalisilat dioksidasi dengan kehadiran
43
Cara kerja:
1) Dinyalakan alat kolorimeter DR 890.
2) Ditekan tombolprogram, lalu ditekan angka 64 (nomor metode
untuk ammonia).
3) Diisi tabung sampel I dengan air suling.
4) Diisi tabung sampel II dengan sampel.
5) Ditambah pereaksi salisilat ke dua tabung secara bersamaan,
lalu dikocok untuk melarutkan dan menghomogenkan.
6) Lalu ditekan timer pada alat, dan disetel untuk 3 menit.
7) Setelah alat berbunyi, pada kedua tabung ditambahkan pereaksi
sianurat, lalu dikocok.
8) Timer ditekan kembali, dan disetel untuk 15 menit.
9) Setelah alat berbunyi, dimasukkan tabung sampel I dan ditutup,
kemudian ditekan tombol zero.
10) Tabung sampel II dimasukkan dan ditutup, kemudian ditekan
tombol read. Lihat dan catat hasil pembacaan.
l. Fluor (F-)
Metode: DR 890
Prinsip:
Metode SPADNS melibatkan reaksi antara fluorida dan larutan
zirkonium berwarna merah. Fluorida membentuk senyawa kompleks
dengan zirkonium yang tidak berwarna.
Cara kerja:
1) Dinyalakan alat kolorimeter DR 890.
2) Ditekan tombolprogram, lalu ditekan angka 27 (nomor metode
untuk fluorida).
3) Diisi tabung sampel I dengan 10 ml sampel.
4) Diisi tabung sampel II dengan 10 ml air suling.
44
m. Sianida (CN-)
Metode: DR 890
Prinsip:
Metode piridine-pyrazolone memberikan warna biru dengan sianida
bebas.
Cara kerja:
1) Dinyalakan alat kolorimeter DR 890.
2) Ditekan tombolprogram, lalu ditekan angka 23 (nomor metode
untuk sianida).
3) Diisi tabung sampel I dengan sampel.
4) Diisi tabung sampel II dengan sampel.
5) Ditambah pereaksi CyaniVer 3 ke tabung I, lalu dikocok untuk
melarutkan dan menghomogenkan.
6) Lalu ditekan timer pada alat, dan disetel untuk 30 detik.
7) Setelah alat berbunyi, tabung I ditambahkan pereaksi CyaniVer
4, lalu dikocok.
8) Ditambahkan pereaksi CyaniVer 5 untuk tabung I, dikocok.
9) Timer ditekan kembali, dan disetel untuk 30 menit.
10) Setelah alat berbunyi, dimasukkan tabung II dan ditutup,
kemudian ditekan tombol zero.
11) Tabung sampel I dimasukkan dan ditutup, kemudian ditekan
tombol read. Lihat dan catat hasil pembacaan.
45
Reaksi:
Cara kerja:
1) Dipipet 1 mL larutan standar induk Mn 1000 ppm ke dalam labu
ukur 100 mL (10 ppm).
2) Dibuat deret standar 0,10 - 1,00 ppm (0,00; 0,10; 0,20; 0,40;
0,60; 0,80; dan 1,00 ppm) dari larutan standar 10 ppm ke dalam
labu ukur 100 mL.
3) Dipipet 50 mL sampel kedalam piala gelas 100 mL.
4) Ditambahkan 1 mL larutan CaCO3.
5) Sampel dan deret standar diukur dengan AAS.
Perhitungan:
Absorbansi Intersep
Kadar Mangan
Slope
o. Sisa klor
Metode: Komparator
Prinsip:
Penetapan ini dilakukan untuk mengetahui berapa sisa klor yang
ada dalam air, dengan menggunakan DPD no. 1 (N,N-diethil-1,4-
46
Cara kerja:
1) Diambil contoh air dalam tabung kolorimeter klor sampai tanda
garis, kemudian dibubuhi tablet DPD No. 1 dan dibiarkan melarut
semua (sambil dikocok).
2) Apabila ada sisa klor berwarna merah, diperiksa dengan alat
komparator dengan cara menyamakan warna yang ada pada
komparator dengan warna pada contoh.
Metode: SNI-06.6989.35.2005
Prinsip:
Aluminium bereaksi dengan asetat pada pH 6, adanya indikator
eriochrom cyanine R menghasilkan warna merah jambu kompleks
dan diperiksa pada spektrofotometer dengan panjang gelombang
maksimal 535 nm, untuk menghilangkan kekeruhan pada contoh
maka ditambahkan EDTA dan asam askorbat untuk menghilangkan
besi dan mangan.
Reaksi:
Al3+ + 3 CH3COO- + 2 H2O Al(OH)2CH3COO + 2CH3COOH
Cara kerja:
1) Dipipet 5 mL larutan standar induk Aluminium 1000 ppm ke
dalam labu ukur 100 mL (50 ppm).
2) Dipipet 10 mL larutan standar Aluminium 50 ppm ke dalam labu
ukur 100 mL (5 ppm).
3) Dibuat deret standar 0,05 - 0,25 ppm (0,00; 0,05; 0,10; 0,15;
0,20; dan 0,25 ppm) dari larutan standar 5 ppm ke dalam labu
ukur 100 mL.
4) Dipipet 25 mL deret standar ke dalam labu ukur 50 mL.
5) Ditambahkan 1 mL H2SO4 0,02 N.
6) Dipipet 25 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
47
Perhitungan:
Absorbansi − Intersep
Kadar Aluminium =
Slope
Reaksi:
2 KMnO4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + K2SO4 + On
2KMnO4 + H2O → 2 MnO2 + 3 On + 3 H2O + KOH
(COOH)2 + On → 2 CO2 + H2O
Cara kerja:
1) Ditambahkan 100 mLsampel.
2) Ditambahkan 10 mL larutan H2SO4 4 N.
48
Perhitungan:
10 + a b − 10 . c . 31,6 . 1000
ppm KMnO =
Volume contoh
Keterangan:
a = Volume KMnO4 0,01N (mL)
b = Normalitas KMnO4
c = Normalitas asam oksalat (0,01 N)
31,6 = bst KMnO4
a. Total coliform
Cara kerja:
1) Dibuat media Petrifilm dengan penambahan air suling steril
sebanyak 1 mL, lalu didiamkan selama ± 1 jam.
2) Dimasukkan sampel sebanyak 100 ml dengan membrane filter
yang telah disediakan.
3) Disimpan membrane filter di atas media yang sudah disiapkan
4) Diinkubasi pada suhu 37°C ± 0,5 selama 24 jam.
5) Dihitung jumlah semua bakteri yang tumbuh.
49
b. E. Coli
Cara kerja:
1) Dibuat media Petrifilm dengan penambahan air suling steril
sebanyak 1 mL, lalu didiamkan selama ± 1 jam.
2) Dimasukkan sampel sebanyak 100 ml dengan membrane filter
yang telah disediakan.
3) Disimpan membrane filter di atas media yang sudah disiapkan
4) Diinkubasi pada suhu 37°C ± 0,5 selama 24 jam.
5) Dihitung jumlah bakteri yang tumbuh yang berwarna biru.
1. Konduktometer
2. pH meter
3. Spektrofotometer UV-Vis
A=ε .t .c
Keterangan:
A = absorban
ε= epsilon (molar absorbancy index)
t = tebal media (cm)
c = konsentrasi (mol/L)
Abs
ppm
5. Turbidimeter
A. Hasil Analisis
Tabel hasil analisis air distribusi zona 5 bulan Maret 2019 dibandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal
19 April 2010 Tentang Kualitas Air Minum dengan tiga parameter uji , yaitu
fisika, kimia, mikrobiologi.
Tabel 3. Hasil Analisis
Hasil
Standar Kualitas Air Analisis
No. Parameter Satuan
Minum Konsumen
Zona 5
FISIKA
0
1 Suhu* C suhu udara ± 3 25,7
Zat Organik
21 (KMnO4) mg/L ≤10 1,79
-
22 Sianida (CN ) mg/L 0,07 < 0,008
+
23 Amonia (NH4 ) mg/L 1,5 <0,020
-
24 Fluorida (F ) mg/L 1,5 <0,050
MIKROBIOLOGI
55
56
Hasil
Standar Kualitas Air Analisis
No. Parameter Satuan
Minum Konsumen
Zona 5
25 Coliform /100 mL 0 0
26 E. Coli /100 mL 0 0
Keterangan:
*) Termasuk ke dalam ruang lingkup.
B. Pembahasan
Suhu yang diperoleh dari hasil analisis air Distribusi Zona 5 adalah 25,7°C,
telah memenuhi standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu sesuai dengan
suhu udara atau dengan deviasi maksimum 3 °C.
Rasa dan bau yang diperoleh dari hasil analisis air Distribusi Zona 5 adalah
tidak berasa dan tidak berbau. Hal ini telah memenuhi standar Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk
standar air minum, yaitu tidak berbau dan tidak berasa.
Warna pada air Distribusi Zona 5 adalah 0 Pt-Co telah memenuhi standar
Keputusan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu maksimum 15 Pt-Co.
Kekeruhan air dari air Distribusi Zona 5 sebesar 0,71 NTU. Hasil ini telah
sesuai dengan standar Keputusan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia
No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, dengan batas
maksimum 5 NTU.
pHair Distribusi Zona 5 sebesar 7,23. Hasil ini telah sesuai dengan
standarKeputusanMentreri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu pH berkisar 6,5-8,5.
Kadar klorida yang diperoleh dalam air Distribusi Zona 5 sebesar
15,33mg/L. Hasil ini sesuai dengan standarKeputusan Mentreri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum,
yaitu batas maksimum sebesar 250 mg/L.
Parameter kesadahan dihitung sebagai CaCO3. Dalam Air Distribusi Zona
5 diperoleh hasil 54,52 mg/L. Hasil ini sesuai dengan standar Keputusan
Mentreri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk
standar air minum, yaitu batas maksimum 500 mg/L.
57
Kadar besi dalam air Distribusi Zona 5 adalah <0,050 mg/L atau berada di
bawah limit deteksi. Hasil ini telah memenuhi dengan standar Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk
standar air minum, yaitu batas maksimum 0,3 mg/L.
Kadar Mangan dalam air Distribusi Zona 5 adalah <0,020 mg/L atau berada
di bawah limit deteksi. Hasil ini sesuai dengan standar Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk peryaratan
kualitas air minum, dengan batas maksimum0,4 mg/L.
Kadar Aluminiumyang diperoleh dari analisis air Distribusi Zona 5
sebesar<0,020 mg/L atau berada di bawah limit deteksi. Hasil tersebut
memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, dengan batas maksimum
0,200 mg/L.
Kadar nitrit untuk air Distribusi Zona 5 diperoleh hasil <0,005 mg/L atau
berada di bawah limit deteksi. Hasil ini sesuai dengan standar Keputusan
Mentreri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk
standar air minum, yaitu batas maksimum 3,000 mg/L.
Kadar nitrat pada air Distribusi Zona 5 sebesar 1,59 mg/L. Hasil ini sesuai
dengan standar Keputusan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu batas maksimum 50
mg/L.
Kadar Sulfat pada zona 5 sebesar 6,02 mg/L. Hasil ini sesuai dengan
standar Keputusan Mentreri Kesehatan Republik IndonesiaNo.
492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum, yaitu batas maksimum 250
mg/L.
Kadar Sianida pada zona 5 sebesar <0,008mg/L atau berada di bawah limit
deteksi. Hasil ini sesuai dengan standar Keputusan Mentreri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum,
yaitu batas maksimum <0,07mg/L.
Kadar amonia pada zona 5 sebesar<0,020 mg/L atau berada di bawah limit
deteksi. Hasil ini sesuai dengan standar Keputusan Mentreri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 untuk standar air minum,
yaitu batas maksimum 0,15 mg/L.
Kadar fluorida pada Distribusi Zona 5 sebesar <0,050 mg/L atau di bawah
limit deteksi. Hasil ini sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan
58
A. Simpulan
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor agar
tetap mempertahankan dan menambahkan parameter uji sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas air
dengan sangat baik, serta memperluas daerah distribusi air bersih.
59
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 1: Cara uji
daya hantar listrik (DHL) dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-
6989.1-2004. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 9: Cara uji
nitrit (NO2-N) secara spektrofotometri dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. 06-6989.9-2004. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 11:Cara uji
derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989.11-2004. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 12: Cara uji
kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode
titrimetri dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989.12-2004.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 13: Cara uji
kalsium (Ca) dengan metode titrimetri dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. 06-6989.13-2004. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 20: Cara uji
sulfat. SO42- secara turbidimetri dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. 06-6989.20-2004. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2004. Air dan air limbah – Bagian 22: Cara uji
nilai permanganat secara titrimetri dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. 06-6989.22-2004. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2005. Air dan air limbah – Bagian 23: Cara uji
suhu dengan termometer dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-
6989.23-2005. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2005. Air dan air limbah – Bagian 24: Cara uji
warna secara perbandingan visual dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. 06-6989.24-2005. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2005. Air dan air limbah – Bagian 25: Cara uji
kekeruhan dengan nefelometer dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. 06-6989.25-2005. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2005. Air dan air limbah – Bagian 35: Cara uji
kadar aluminium (Al) terlarut dengan spektrofotometer secara
eriokromsianin R dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-6989.35-
2005. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional RI.
60
61
Badan Standarisasi Nasional RI. 2009. Air dan air limbah – Bagian 4: Cara uji
besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) - nyala dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 6989.4:2009. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional RI.
Badan Standarisasi Nasional RI. 2009. Air dan air limbah – Bagian 5: Cara uji
mangan (Mn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) - nyala dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 6989.5:2009. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional RI.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya dan
Ligkungan Perairan. Yogyakarta: Kasinius.
Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor. 2014. Panduan Praktik Kerja Industri.
Bogor: Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
Vogel.1985. Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta: PT
Kalman Media Pustaka.
Winarno, F.G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Jakarta: PR Gramedia Pustaka
Utama.
Winarno, F.G. 2008.Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Keterangan
Secara keselurahan logo ini bermakna PDAM yang dimiliki Kota Bogor
dari dahulu merupakan Kerajaan Pakuan, menggunakan sumber air yang berasal
dari dua buah Gunung yaitu Gunung Salak dan Gunung Pangrango yang akan
selalu terjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya.
62
63
79 l/dt
Intake Ciherang Pondok Instalasi WTP Dekeng
Reservoir IV
Air Baku 600 l/dt 541 l/dt 12.000 M3
571 l/dt
Distribusi 547 l/dt Zone 4
S. Cisadane
= METER ELECTRONIC
= POMPA
= KATUP TERTUTUP
= SUMBER MATA AIR
64
Mata air
Debit air
Desinfeksi
Reservoir
65
Lampiran 6. Perhitungan
Kadar nitrat =
,
=
,
= 1,366 mg/L
Kadar sulfat =
,
=
,
= 6,035 mg/L
– × × , ×
mg/L KmnO4 =
, , – × , × , ×
=
= 1,86 mg/L
71
× × ( )×
mg/L HCO3- =
. × , × ×
=
= 53,80 mg/L
10. Penetapan kadar CO2
× ×
mg/LCO2 =
0,40 ×0,0092 ×44 x 1000
=
50
= 3,24 mg/L
= 9,04 mg/L
72