Validasi Metode Penetapan Cemaran Logam Timah (Sn) dalam Terigu Secara
Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometry (GFAAS)
Laporan Prakerin sebagai Syarat untuk Menempuh Ujian Lisan Tahun Ajaran
2017/2018
oleh
Bogor
2018
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI BALAI BESAR
INDUSTRI AGRO BOGOR
Oleh
NIS 14.60.07898
Bogor
2018
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri di Balai Besar Industri Agro – Bogor oleh Ridho
Ahmad Pratama NIS 14.60.07898
Disetujui oleh:
Disahkan oleh:
Puji syukur kembali penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat dan karunia–Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Praktik Kerja Industri ini. Selain itu, secara
khusus penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Dwika Riandari, M.Si. selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan-
SMAK Bogor.
2. Bapak Ir. Umar Habson, MM selaku Kepala Balai Besar Industri Agro
3. Bapak Mulhaquddin S, M.Si selaku Kepala Seksi Balai Pengujian Balai Besar
Industri Agro
4. Para Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Bogor
5. Semua unsur pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah Menengah –
Kejuruan-SMAK Bogor.
6. Bapak Lalu Shafwan Hadi El Wathan, S.Si. selaku pembimbing dari sekolah
selama kegiatan prakerin berlangsung.
7. Ibu Amilia Sari Ghani, S.S. selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Kerjasama Industri yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan
Prakerin.
8. Ibu Rika Agita Sari, S.Si selaku pembimbing institusi selama kegiatan prakerin
berlangsung.
i
ii
9. Semua staf dan karyawan Laboratorium Aneka Komoditi Balai Besar Industri
Agro (BBIA), yaitu: Bu Indri, Bu Nina, Teh Bonita, A Ismat, Teh Zulfah, dan
Pak Yodi atas segala ilmu dan bimbingan yang begitu berharga bagi
penyusun.
10. Kedua orang tua beserta seluruh keluarga yang sangat penyusun cintai, yang
senantiasa selalu mendukung penyusun selama proses pembuatan laporan
ini.
11. Chika Tatzkia, yang telah banyak membantu dalam pengerjaan dan
menyemangati penyusun dalam kondisi apapun.
12. Seluruh rekan – rekan seperjuangan Angkatan 60 Actinitrov Revival
khususnya Zsa Zsa Khafifah Octaviana, M. Salman Al Farizzi, Reginata
Xaviera, Hastbyalafta, Selin, Dandi sebagai rekan selama melaksanakan
Praktik Kerja Industri di BBIA serta semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan laporan.
Penyusun menyadari bahwa sebagai manusia tidak luput dari kesalahan, tidak
ada yang sempurna termasuk laporan ini. Oleh karena itu, laporan ini sekiranya
masih perlu dievaluasi. Penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari
semua pihak.
Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan Praktik Kerja Industri ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Terutama bagi bidang Kimia dan Kimia Analisis. Selain
itu, laporan ini juga bisa menjadi referensi bagi peserta didik SMK – SMAK Bogor
atau yang lainnya dalam menulis laporan.
iii
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN ....................................................................... 35
A. Presisi ............................................................................................. 35
B. Akurasi ............................................................................................ 36
C. Limit Deteksi Instrumen ................................................................... 38
D. Linearitas......................................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 41
A. Simpulan ......................................................................................... 41
B. Saran .............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................................ 44
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bangunan Balai Besar Industri Agro ................................................... 6
Gambar 2 Struktur Organisasi Balai Besar Industri Agro ..................................... 7
Gambar 3 Timah................................................................................................ 14
Gambar 4 Shimadzu AAS AA-7000 Series ........................................................ 15
Gambar 5 Bagan SSA ....................................................................................... 19
Gambar 6 Hollow Cathode Lamp ....................................................................... 20
Gambar 7 Skema Sistem Tungku Grafit ............................................................ 23
Gambar 8 Bagan Monokromator ....................................................................... 25
Gambar 9 Kurva %Recovery ............................................................................. 37
Gambar 10 Kurva Uji Linearitas ......................................................................... 40
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Uji Presisi .............................................................................................. 35
Tabel 2 Uji Recovery ......................................................................................... 36
Tabel 3 Konsentrasi Sampel untuk Uji Akurasi .................................................. 36
Tabel 4 Uji LOD & LOQ ..................................................................................... 38
Tabel 5 Uji Linearitas ......................................................................................... 39
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan .................................................................................... 44
Lampiran 2 Data Penimbangan ......................................................................... 46
Lampiran 3 Hasil Pengukuran Sn Pada GFAAS (Uji Akurasi dan Presisi) .......... 47
Lampiran 4 Hasil Pengukuran Sn pada GFAAS (Uji Limit Deteksi dan Linearitas)
.......................................................................................................................... 48
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan munculnya
era globalisasi, persaingan kerja dalam dunia kerja dan industri semakin
meningkat. Setiap industri dari seluruh negara berlomba– lombadalam
menghadapi persaingan di era globalisasi ini. Tuntutan dan tantangan
masyarakat industri di tahun – tahun mendatang akan semakin meningkat,
bersifat padat pengetahuan dan keterampilan, maka pengembangan
pendidikan menengah kejuruan khususnya rumpun kimia analisis harus
difokuskan kepada kualitas lulusan. Oleh karena itu dilakukan sebuah
program persiapan pelajar sebelum masuk ke dalam dunia kerja.Program
ini disebut dengan kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Sekolah
Menengah Kejuruan – SMAK Bogor pun ikut mensukseskan kegiatan
Praktik Kerja Industri.
Adapun visi, misi, serta tujuan yang dimiliki oleh Sekolah Menengah
Kejuruan – SMAK Bogor yaitu:
1. Visi
Menjadi sekolah menengah analis kimia unggulan dan berwawasan
lingkungan yang menghasilkan lulusan profesional dan bermartabat.
2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan kejuruan analisis kimia yang berkualitas
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan dunia
industri baik tingkat nasional maupun tingkat internasional.
b. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraan
internasional.
c. Menempatkan budaya cinta dan peduli lingkungan yang
berkesinambungan.
d. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan kemasyarakatan.
3. Tujuan
Menyiapkan tamatan untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah
dalam bidang teknisi pengelola laboratorium, pengatur dan pelaksana
analisis kimia, serta melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk memenuhi visi, misi dan tujuan tersebut perlu adanya
kemitraan antara sekolah dan pihak industri, dan kemitraan tersebut
1
2
Balai Besar Industri Agro (BBIA) atau Center For Agro Based Industry
(CFABI) merupakan institusi yang memberikan jasa pelayanan teknis kepada
masyarakat industri, khususnya industri hasil pertanian, dalam rangka
mewujudkan pengembangan industri yang berdaya saing
kompetitif baik secara nasional maupun internasional.
4
5
Berikut merupakan visi dan misi dari Balai Besar Industri Agro (BBIA):
1. Visi BBIA
Menjadi institusi litbang yang unggul di bidang hilirisasi produk agro,
komponen aktif alami, dan energi terbarukan; serta sebagai penyedia jasa
pelayanan teknis yang profesional dan terpercaya di bidang komoditas
agro yang berkelas dunia pada tahun 2035.
2. Misi BBIA
a) Melakukan penelitian dan pengembangan yang unggul dan
terpercaya di bidang hilirisasi produk agro, komponen aktif
alami, dan energi terbarukan secara berkesinambungan untuk
pengembangan industri agro;
b) Melaksanakan secara profesional jasa pelayanan teknis untuk
industri agro, yang meliputi jasa penelitian, pengembangan,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan
pengembangan kompetensi industri agro.
7
C. Struktur Organisasi
D. Fungsi Organisasi
1. Validasi Metode
a. Presisi
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-
rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel
yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai
simpangan baku atau simpangan baku relatif (RSD). Pada umumnya
parameter mencakup ripitabilitas, reproduksibilitas, dan presisi antara
(Harmita, 2004).
1) Uji Ripitabiltas adalah kesamaan antara hasil pengulangan
pengukuran yang dilakukan oleh satu orang analis dalam satu
10
11
b. Akurasi
Tiga cara yang digunakan untuk evaluasi akurasi metode uji, yaitu:
1) Uji Perolehan Kembali (RecoveryTest)
Uji dilakukan dengan mengerjakan pengujan di atas contoh
yang diperkaya dengan jumlah kuantitatif analat yang akan
ditetapkan.
d. Linearitas
tersebut. Suatu metode bersifat linear jika nilai regresinya lebih besar
dari 0,990.
2. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan roti dan mie.
Keistimewaan terigu diantara serealia lain adalah adanya gluten yang
merupakan protein yg menggumpal elastis serta mengembang bila
dicampur dengan air. Gluten digunakan sebagai bahan tambahan untuk
mempertinggi kandungan protein dalam roti. Biasanya mutu terigu yang
dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8 -
12%, kadar abu 0,25 – 0,60% dan gluten basah 24 – 36% (Astawan, 2004).
3. Timah (Sn)
Gambar 3 Timah
Timah adalah salah satu unsur dalam table periodik dengan nomor atom
50. Berwarna putih keperakan, berkilau, dapat ditempa,dan dapat
dibentuk. Timah memiliki titik lebur 231,93 oC dan titik didihnya mencapai
2062 oC (Windholz, 1976). Kekerasan dan kekuatan tarik rendah,
konduktivitas panas dan listrik tinggi, tahan terhadap korosi (Sevryukov,
t.t).
halus. Di bawah 13 oC berubah menjadi fase alpha, pada fase ini struktur
kristalnya diamond yang sangat keras (Latief, 2008).
Penggunaan timah antara lain untuk melapisi plat baja tipis atau lunak
yang atau pateri bila dipadu dengan timbale dan bismuth, apabila dipadu
dengan tembaga diperoleh logam perunggu.
Timah dalam bentuk molekul atau atom tunggal tidak terlalu berbahaya.
Sedangkan bentuk ikatan organik timah, misalnya triethyltin merupakan
bentuk yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Meskipun
demikian, penggunaannya luas di berbagai industri cat dan plastik, dan
industri pestisida. Ikatan organic timah dapat diserap melalui pernafasan,
alat pencernaan, dan melalui kulit (Soedarto, 2013).
𝐶
E = h.𝜆
Keterangan:
E = Energi (Joule)
A = ε . b . c atau A = a . b . c
Keterangan:
A = Absorbansi
a = Absorptivitas (mg/L)
c = Konsentrasi (ppm)
1) Sumber Cahaya
2) Sumber Atomisasi
1) Pengeringan (Drying)
2) Pirolisis
3) Atomisasi
4) Pembersihan
Sejumlah unsur seperti As, Sb, Bi, Ge, Te, dan Sn dapat
membentuk gas hidridanya dengan NaBH4 dalam suasana
asam.
3) Sistem Optik
Komponen optik yang ada pada SSA dapat dibagi dalam dua
bagian, yaitu monokromator dan lensa.
a. Monokromator
b. Lensa
4) Detektor
5) Sistem Pembacaan
b) Gangguan Ionisasi
Adanya atom dari unsur yang mudah terionisasi pada suhu
flame, akan menyebabkan gangguan kesetimbangan
pembentukan ion dan atom dari unsur yang sedang
ditetapkan, terlebih bila kepekatan unsur pengganggu cukup
besar, misalnya Na.
29
M → M+ + e (contoh)
Na → Na+ + e (pengganggu)
c) Gangguan Emisi
1) Modulasi elektronik
2) Modulasi mekanik
30
B. Metode Analisis
1. Prinsip
2. Tujuan
3. Reaksi
2e- + Sn2+
Sn + X
-Ehv
Sn Sn*
Ehv
Gangguan
Sn*
AAS
4. Peralatan
c. Pipet serologi 25 ml
d. Pipet volumetri 1 ml
e. Pipet volumetri 2 ml
f. Pipet volumetri 10 ml
i. Labu takar 50 ml
k. Spatula
l. Pipet tetes
m. Botol sampel
o. Vessel Microwave 75 ml
32
5. Pereaksi
d. Akuabides
6. Cara Kerja
c. Linearitas
7. Pengolahan Data
𝑉𝑙𝑎𝑏𝑢
𝑝𝑝𝑏 𝑆𝑛 ×
𝑝𝑝𝑚 𝑆𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑒ℎ 𝐻𝑖𝑡𝑎𝑚 = 1000
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔)
b. Presisi
∑1=𝑛(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 (𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖) = √ 𝑖=1
𝑛−1
𝑆𝐷
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 (%𝑅𝑆𝐷) = × 100%
𝑋̅
c. Akurasi
[𝐶 ′ −𝐶]
% Recovery = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑋 100%
C : konsentrasi standar
d. Limit Deteksi
LOD = 3 x SD
LOQ = 10 x SD
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN
A. Presisi
bobot volume
Ulangan konsentrasi (µg/L) Konsentrasi (mg/kg)
(g) (ml)
1 0,5023 50 247,71 24,66
2 0,5026 50 247,18 24,59
3 0,5025 50 213,48 21,24
4 0,5019 50 214,20 21,34
5 0,5020 50 233,55 23,26
6 0,5019 50 234,08 23,32
7 0,5028 50 246,55 24,52
Rata – rata 23,28
SD 1,48
%RSD 6,34
CV Horwitz 9,9628
2/3 CV Horwitz 6,6419
Konsentrasi yang bervariasi ini terjadi karena adanya kesalahan acak yang
disebabkan oleh perubahan yang tidak terkendali saat analisis, seperti suhu,
kelembapan, dan keadaan laboratorium, sensitivitas alat, maupun operator.
35
36
B. Akurasi
Konsentrasi Konsentrasi
Bobot Contoh
Sampel (µg/L) Sampel (mg/kg)
17,83 0,5024 1,77
20,55 0,5027 2,04
Rata - rata 1,91
140
120
100
80
%
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Ulangan
Berdasarkan pengujian, didapat nilai terbesar yaitu 1,63 ppm pada ulangan
ke 7; nilai terkecil yaitu 1,04 ppm pada ulangan ke 11 dan setelah di rata-rata
didapat hasil sebesar 1,29 ppm. Selain itu, didapat nilai SD sebesar 0,1581.
LOD (Limit Of Detection) merupakan nilai konsentrasi zat yang diukur pada
saat metode/instrumen mulai mendeteksi keberadaan zat tersebut tetapi
belum bisa dikuantifikasi secara tepat. Sedangkan yang dimaksud LOQ (Limit
Of Quantification) adalah nilai konsentrasi terendah dari zat yang diukur pada
saat metode/instrumen dapat mendeteksi zat tersebut dengan akurasi dan
presisi yang baik.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan limit
deteksi instrument, yaitu metode yang menggunakan standar deviasi (SD) dan
metode yang menggunakan nilai signal to noise (S/N).
39
Dalam pengujian kali ini, diguankan metode standar deviasi. Pada metode
yang menggunakan nilai standar deviasi (SD). Pada petode standar deviasi
(SD) nilai LOD didapatkan dengan rumus 3 x SD, sedangkan untuk LOQ
didapatkan dengan 10 x SD.
Pada pengijuan kali ini, didapatkan nilai LOD sebesar 0,47 ppm dan LOQ
sebesar 1,58 ppm.
D. Linearitas
LINEARITAS
0,9
y = 0,0029x + 0,0345
0,8 r = 0,9977
0,7 r² = 0,9954
0,6
Absorbansi
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi
Gambar 10 Kurva Uji Linearitas
Dari grafik tersebut dapat dilihat hasil koefisien korelasi (r) adalah sebesar
0,9977 yang mana memenuhi persyaratan AOAC dimana seharusnya
≥0,995.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Metode uji cemaran logam timah (Sn) dalam terigu secara Graphite
Furnace Atomic Absorption Spectrophotometry (GFAAS) telah divalidasi
berdasarkan hasil pengujian sebagai berikut:
B. Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan H.E. Krisnandi Ismail. 2016. Spektrofotometri Serapan Atom.
Bogor: SMK – SMAK Bogor.
Astawan, M. 2004. Tetap Sehat Dengan Produk Makanan Olahan. Surakarta: Tiga
Serangkai.
Belitz, H.-D,Werner Grosch, dan Peter Schieberle. 1999. Food Chemistry. Second
Ed. Berlin: Springer
Gandjar Ibnu G., dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
IlmuGeografi.com. https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/negara-penghasil-timah-
terbesar. 4 Mei 2018, pukul 07.00.
Khopkar, S.M.. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Miller, J.N and Miller, J.C. 2001. Statistics and Chemometrics for Analytical
Chemistry, 4th ed. Harlow: Prentice Hall.
Mudjajanto, Eddy Setyo dan Lirik Noor Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti.
Jakarta: Penebar Swadaya.
42
43
1. Presisi
Spike 1
247,71×50
[Sn] = 0,5023×103
= 24,66 mg/kg
Spike 2
247,18×50
[Sn] = 0,5026×103
= 24,59 mg/kg
Spike 3
213,48×50
[Sn] = 0,5025×103 = 21,24 mg/kg
Spike 4
214,20×50
[Sn] = 0,5019×103 = 21,34 mg/kg
Spike 5
233,55×50
[Sn] = = 23,36 mg/kg
0,5020×103
Spike 6
234,08×50
[Sn] =0,5019×103 = 23,32 mg/kg
Spike 7
246,55×50
[Sn] = 0,5028×103 = 24,52 mg/kg
24,66+24,59+21,24+21,34+23,26+23,32+24,52
Rata-rata =
7
= 23,28 mg/kg
−6 ))
CV Horwitz = 21−(0,5 log(23,28 𝑥 10
= 9,9628
44
45
Standar Deviasi
X₁ X
(Konsentrasi (Konsentrasi
Ulangan (X₁-X) (X₁-X)²
Cemaran) rata-rata)
(mg/kg) (mg/kg)
1 24,66 23,28 1,38 1,90
2 24,59 23,28 1,31 1,72
3 21,24 23,28 -2,04 4,15
4 21,34 23,28 -1,94 3,77
5 23,26 23,28 -0,02 0,00
6 23,32 23,28 0,04 0,00
7 24,52 23,28 1,24 1,53
SD = √2,9428 = 1,48
2. Akurasi
Spike 1
(20,97−1,91)
% Recovery = 19,88
× 100% = 95,85 %
Spike 2
(24,66−1,91)
% Recovery = 19,91
× 100% = 114,26 %
Spike 3
(24,59−1,91)
% Recovery = × 100% = 113,99 %
19,90
Spike 4
(21,28−1,91)
% Recovery = 19,94
× 100% = 97,17 %
Spike 5
(21,34−1,91)
% Recovery = 19,92
× 100% = 97,52 %
Spike 6
(23,26−1,91)
% Recovery = 19,92
× 100% = 107,19 %
Spike 7
(23,32−1,91)
% Recovery = 19,92
× 100% = 107,46 %
46
Spike 8
(24,52−1,91)
% Recovery = 19,89
× 100% = 113,68 %
95,85+114,26+113,99+97,17+97,52+107,19+107,46+113,68
Rata-rata = 8
= 105,89 %
LOD = 3 x 0,1581
= 0,4744
LOQ = 10 x 0,1581
= 1,5813
Lampiran 4 Hasil Pengukuran Sn pada GFAAS (Uji Limit Deteksi dan Linearitas)