DI BOGOR LABS, pt
oleh
Bogor
2018
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI BOGOR LABS, pt
Analisis Udara Ambien Indoor pada Ruang Parkir Bawah Tanah Mall “X”
oleh
Arintika Hardiyanto
14.60.07731
Bogor
2018
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri di Bogor Labs, pt yang berjudul Analisis Udara
Ambien Indoor pada Ruang Parkir Bawah Tanah Mall “X” oleh Arintika
Hardiyanto
Disetujui oleh:
Disahkan oleh,
Dwika Riandari
NIP 19660726 200212 2001
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Bogor
KATA PENGANTAR
i
ii
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan adik-adik Sekolah Menengah Kejuruan -
SMAK Bogor pada khususnya.
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
1
2
1. Waktu Pelaksanaan
2. Tempat Pelaksanaan
2. Laboratorium Bioassay
Laboratorium Bioassay melakukan pengujian terhadap contoh uji
tanah, sedimen, air, air limbah, air laut, OSD (Oil Spill Dispersant) dan
bahan kimia dengan mata uji LC 50, LD 50, Benthos dan Plankton.
4
5
1. Visi
Visi Bogor Labs, pt adalah “Menjadi laboratorium jasa analisis yang
dapat dipercaya dan memuaskan sebagai peran aktif perusahaan dalam
memberikan data berkualitas yang akurat, tepat, dan terpercaya.”
2. Misi
Adapun misi yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut antara lain
“Membentuk kompetensi bisnis melalui inovasi untuk meningkatkan daya
saing dan menerapkan standar mutu dan layanan yang tinggi sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan sebagai bagian dari komunitas ilmiah
dalam penyediaan jasa laboratorium pengujian dalam bidang pangan,
lingkungan, pertambangan, pertanian, kehutanan, perikanan/kelautan,
dan perminyakan.”
B. Struktur Organisasi
E. Disiplin Kerja
Jam kerja di Bogor Labs, pt dimulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 16.30
WIB, dengan waktu istirahat selama 60 menit mulai pukul 12.00 WIB hingga
pukul 13.00 WIB. Dalam waktu satu minggu terdapat lima hari kerja, dari hari
Senin sampai Jumat. Untuk meningkatkan disiplin kerja, setiap karyawan
diwajibkan untuk absensi pada saat jam masuk dan jam pulang dengan
nomor ID pribadi.
F. Keselamatan Kerja
A. Tinjauan Pustaka
1. Analisis
Analisis adalah Pemisahan zat yang paling dasar dari zat yang paling
kompleks dengan berbagai macam metode. (Baldwin, 1925).
2. Udara Ambien
Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas
nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida
(0,03%) (NASA, 1965).
7
8
3. Pencemaran Udara
Bila zat pencemar berada dalam atmosfer dalam waktu yang cukup
lama dan jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan yang
nyata. Jika ditinjau dari sifatnya maka kandungan zat pencemar tersebut
dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
2) Oksida Nitrogen
(Kusminingrum, 2008).
1) Midget Impinger
Wadah atau botol penjerap disebut impinger, berupa tabung
kaca dengan skala volume dilengkapi dengan tutup yang
terhubung dengan selang. Pengambilan contoh dengan impinger
adalah menarik udara terkontaminasi ke dalam larutan penjerap
dalam impinger. Gas kontaminan dalam gelembung-gelembung
udara bereaksi dengan pereaksi dalam larutan penjerap.
2) Pompa Penghisap
Untuk menarik contoh udara ke dalam impinger diperlukan
pompa hisap. Pompa dimodifikasi sehingga mempunyai satu aliran
masuk dan satu aliran keluar dengan sistem vibrasi katup ganda.
Potensiometer digunakan untuk mengatur arus yang masuk ke
dalam pompa.
A
B
5. Instrumentasi Spektrofotometri
a. Bagian-bagian Spektrofotometer
1) Sumber cahaya
b) Lampu Deuterium
2) Kuvet
Gambar 6. Kuvet
3) Monokromator
a) Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik
sebesar mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari
radiasi polikromatis.
c) Celah Optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar
monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila
celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan
dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang
gelombang yang diharapkan.
d) Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga
cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang
sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
4) Detektor
5) Visual display/recorder
Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada
pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima
oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima
dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap
sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel
sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.
B. Metode Analisis
b. Reaksi
19
2) Bahan :
a) Larutan Penjerap Tetrakloromerkurat (TCM) 0,04 M
Dilarutkan 10,86 gram merkuri (II) klorida (HgCl2) dengan
800 mL air suling ke dalam gelas piala 1000 ml, ditambahkan
berturut-turut 5,96 gram kalium klorida (KCl) dan 0,066 gram
EDTA [(HOCOCH2)2N(CH2)2N(CH2COONa)2. 2H2O], lalu
diaduk sampai homogen. Dipindahkan ke dalam labu ukur
1000 mL, diencerkan dengan air suling hingga tanda tera lalu
dihomogenkan.
d. Cara Kerja
1) Pengambilan Contoh Uji
a) Disusun peralatan pengambilan contoh uji.
b) Dimasukkan 10 mL larutan penjerap SO2 ke dalam botol
penjerap, diatur penjerap agar terlindung dari hujan dan
sinar matahari langsung.
c) blanko lapangan dimasukkan ke dalam impinger namun
dimasukkan kembali ke dalam botol blanko lapangan.
d) Tempatkan impinger pada ketinggian 1,5 m dari
permukaan tanah.
e) Dihidupkan pompa penghisap udara dan diatur kecepatan
alir 0,5 liter/menit sampai 1 liter/menit.
f) Setelah stabil dicatat laju alir sekurang-kurangnya 15 menit
sekali. Pengambilan contoh uji selama 1 jam dan dicatat
temperatur dan tekanan udara.
g) Setelah 1 jam dimatikan pompa penghisap.
2) Analisis
a) Dimasukkan masing-masing 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0
mL dan 4,0 mL larutan standar Na2S2O3 ke dalam tabung
uji 25 mL dengan menggunakan pipet volum atau buret
mikro.
b) Ditambahkan larutan penjerap sampai volum 10 mL.
c) Ditambahkan 1 mL larutan asam sulfamat 0,6% dan tunggu
sampai 10 menit. Lalu ditambahkan 2,0 mL larutan
formaldehida 0,2%. Kemudian ditambahkan 5,0 mL larutan
pararosanilin.
d) Ditepatkan dengan air suling sampai volum 25 mL, lalu
dihomogenkan dan tunggu sampai 30 menit - 60 menit.
e) Diukur serapan masing-masing larutan standar dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.
23
e. Perhitungan
1) Standarisasi Larutan Natrium Tio Sulfat
Keterangan :
N : Normalitas Na2S2O3
Keterangan :
C : Konsentrasi SO2 dalam larutan induk Na2S2O5 (µg/mL).
Va : Volume larutan induk Na2S2O5 yang dipipet (mL).
Vb : Volume blanko (mL).
Vc : Volume contoh yang dipipet (mL).
N : Konsentrasi Normalitas (mgrek/mL)
1000 : Konversi miligram ke µg.
32,03 : Berat Ekuivalen SO2 (gram/mol).
25
Keterangan:
V : Volume udara yang dihisap.
Qf : Laju alir rata-rata terkoreksi
t : Durasi pengambilan contoh (menit).
P : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan
contoh uji (mmHg).
T : Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K).
0
298 : Temperatur pada kondisi normal 25 C (K).
760 : Tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmHg).
Keterangan :
3
C : Konsentrasi SO2 di udara (µg/Nm ).
5) Kemurnian Pararosanilin
Keterangan :
b. Reaksi
2) Bahan :
a) Hablur asam sulfanilat (H2NC6H4SO3H)
e) Aseton (C3H6O)
f) Larutan penjerap Griess Saltzman
Dilarutkan 5 gram asam sulfanilat anhidrat
(H2NC6H4SO3H) dalam gelas piala 1000 mL dengan 140 mL
asam asetat glasial, diaduk hati-hati dengan stirrer sambil
ditambahkan air suling hingga ± 800 mL. Lalu dipindahkan
ke dalam labu ukur 1000 mL. Ditambahkan 20 mL larutan
induk NEDA, dan 10 mL aseton, ditambahkan air suling
hingga tanda tera, lalu dihomogenkan. Larutan dipindahkan
ke dalam botol pyrex berwarna gelap dan disimpan di lemari
pendingin
-
g) Larutan induk nitrit (NO2 ) 1000 µg/mL
-
h) Larutan standar intermediet nitrit (NO2 ) 20 µg/mL
Dimasukkan 1 mL larutan induk natrium nitrit (1000
µg/mL) ke dalam labu ukur 50 mL, ditambahkan air suling
hingga tanda tera, lalu dihomogenkan.
d. Cara Kerja
1) Pengambilan Contoh Uji
a) Disusun peralatan pengambilan contoh uji.
b) Dimasukkan larutan penjerap Griess Saltzman sebanyak 10
mL ke dalam botol penjerap. Diatur botol penjerap agar
terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung.
c) Botol penjerap yang sudah berisi larutan penjerap, blanko
lapangan tidak diikutsertakan dalam pengukuran
menggunakan alat impinger, tetapi blanko lapangan yang
ada di dalam botol penjerap dimasukkan kembali ke dalam
botol blanko lapangan.
d) Tempatkan impinger pada ketinggian 1,5 m dari permukaan
tanah.
e) Dihidupkan pompa penghisap udara dan diatur kecepatan
alir 0,4 liter/menit.
f) setelah stabil dicatat laju alir sekurang-kurangnya 15 menit
sekali.
28
2) Analisis
a) Dimasukkan masing-masing 0,0 mL; 0,1 mL; 0,2 mL; 0,4 mL;
0,6 mL; 0,8 mL dan 1,0 mL larutan standar nitrit 20 µg/mL
menggunakan pipet volumetrik atau buret mikro ke dalam
tabung uji 25 mL.
b) Ditambahkan larutan penjerap sampai tanda tera. Dikocok
dengan baik dan dibiarkan selama 15 menit agar
pembentukan warna sempurna.
c) Diukur serapan masing-masing larutan standar dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.
e. Perhitungan
1) Volum Contoh Uji Udara yang diambil
Keterangan:
V : Volume udara yang dihisap.
Keterangan :
3
C : Konsentrasi NO2 di udara (µg/Nm ).
b. Alat
c. Cara Kerja
1) Ditentukan titik sampling.
2) Diukur selama satu jam dan dicatat pengukuran setiap 5 menit.
d. Perhitungan
Konsentrasi (ppm) CO dapat langsung dilihat pada display alat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
Berikut hasil analisis udara ambien di ruang parkir bawah tanah Mall “X”
yang di bandingkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika
dan faktor kimia di tempat kerja.
Tabel 1. Hasil Analisis
Keterangan :
Limit Deteksi SO2 : 5,58 x 10-3 mg/m3
Limit Deteksi NO2 : 5,69 x 10-4 ppm
B. Pembahasan
30
31
1. Sulfur Oksida
Pengambilan contoh dilakukan dengan metode impinger, yaitu
penangkapan gas oleh penjerap, selama 60 menit yang dilengkapi
dengan pompa penghisap, ketika dinyalakan kecepatan alir gas SO2
sebesar 0.5 – 1 L/menit dicatat kecepatan alir setiap 15 menit sekali.
Kadar SO2 yang dikukur dilakukan dengan metode pararosanilin.
yaitu blanko lapangan, berisi larutan penjerap dalam sebuah botol yang
ikut dibawa ke tempat pengambilan sampel udara, namun setelah
pengambilan sampel, larutan penjerap dalam blanko lapangan di bilas
ke dalam impinger lalu dimasukkan kembali dan dilakukan analisis di
laboratorium, tujuan nya untuk mengkoreksi apakah setelah melakukan
pengambilan sampel masih terdapat analit yang tertinggal di impinger
atau tidak. Sehingga inti dari fungsi blanko adalah untuk memastikan
adanya kontaminasi atau tidak pada larutan penjerap selama sampling
hingga analisa.
2. Nitrogen Dioksida
Hasil Analisis menunjukkan sampel gas NO2 hanya positif pada titik
pertama dengan kadar 2,49 x 10-2 ppm sedangkan untuk titik yang
lainnya dibawah limit deteksi yaitu <5,69 x 10-4 ppm. Batas maksimum
NO2 yang diperbolehkan Permenakertrans RI Nomor Per.
13/MEN/X/2011 Tentang Baku Mutu Udara Ambien ialah sebesar 3
ppm, sehingga pada titik pertama pun kadar nya masih dibawah
ambang batas. Namun sebaiknya sistem ventilasi lebih ditingkatkan lagi
agar benar-benar aman dari gas NO2.
34
3. Karbon Monoksida
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk pihak Mall, agar lebih di perhatikan lagi fasilitas ventilasi atau
blower untuk menjaga sirkulasi udara tetap lancar dikarenakan pada
bagian dalam atau tengah ruangan terasa panas dikarenakan suhu
ruangan yang cukup tinggi sekitar 29ºC sampai 31ºC demi kenyamanan
para pengunjung dan juga petugas parkir.
35
DAFTAR PUSTAKA
nd
Blackburn, Simon. 2008. The Oxford Dictionary of Philosophy (revised 2 ed.).
Oxford: Oxford University Press.
Hutapea, Rony H., 2015. Potensi Pajanan Sulfur Dioksida (SO2) pada
Masyarakat Di Sekitar Wilaya Industri Di Musim Kemarau. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Kamal, Nahlah M. 2015. Studi Tingkat Kualitas Udara Pada Kawasan Mall
Panakukang Di Makassar. Makassar: Universitas Hasanudin.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2011. Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. Jakarta : Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
Kristanto, G.A., Sumabrata, J. dan Astuti, S.K. 2013. “Analisis Kualitas Udara di
Ruang Parkir Bawah Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pengguna”.
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. 5, (2), 117-126.
Rahmatika, Nur Ikhsani. 2017. Analisis Risiko Paparan Nitrogen Dioksida (NO2)
dari Polutan Ambien terhadap Kesehatan Masyarakat di Kabupaten
Magelang. Jakarta: UIN Hidayatullah Jakarta.
36
37
Rorah, V.D., Huboyo, H.S. dan Istirokhatun, T. Analisis Kualitas Co Dalam Ruang
Pada Perparkiran Basement Dan Upper Ground (Studi Kasus: Mall X,
Semarang). Semarang:Universitas Diponegoro.
Sauri, Sofyan, dkk. 2015. Modul Analisis Parameter Lingkungan. Bogor : SMK –
SMAKBO
Eneng S. S. Eneng S. S.
Fatma
Garis Tugas
Garis Koordinasi
38
39
1. Kurva Standar
41
2. Hasil Pengukuran
42
Volum
Tingkat
Induk Larutan
1 2 100
6. Kemurnian Pararosanilin
Berat
V. Larutan Absorbansi
Pararosanilin (g)
0,1012 50 mL 0,485
43
ID Flowrate Q rerata
Q1 Q2 Q3 Q4 Rerata Q
Sampel koreksi terkoreksi
UD - 01 0,9 1,1 1,0 1,1 1,025 -0,20 0,825
UD - 02 1,1 1,1 1,0 1,0 1,050 -0,20 0,850
UD - 03 1,0 0,9 0,9 1,1 0,975 -0,20 0,775
UD - 04 1,1 1,1 0,9 1,0 1,025 -0,20 0,825
b. Tekanan
ID Rerata
P1 P2 P3
Sampel P
UD - 01 760,1 760,1 760,0 760,1
UD - 02 759,9 759,8 760,1 759,9
UD - 03 759,9 760,0 760,0 760,0
UD - 04 759,0 759,0 760,1 760,0
c. Temperatur
1. Kurva Standar
Volume standar
Konsentrasi (μg) Absorbansi
(mL)
0 0,000 0,000
0,1 2,000 0,084
0,2 4,000 0,169
0,4 8,000 0,338
0,6 12,000 0,499
0,8 16,000 0,657
1,0 20,000 0,817
Slope 0,0408
Intersep 0,0045
Regresi 0,9999
2. Hasil Pengukuran
Tabel 8. Hasil Pengukuran di Lapangan
ID Sampel Absorbansi
ID Flowrate Q rerata
Q1 Q2 Q3 Q4 Rerata Q
Sampel koreksi terkoreksi
UD - 01 0,4 0,4 0,3 0,4 0,375 -0,20 0,175
UD - 02 0,4 0,4 0,3 0,4 0,375 -0,20 0,175
UD - 03 0,3 0,3 0,4 0,4 0,350 -0,20 0,150
UD - 04 0,3 0,4 0,4 0,4 0,375 -0,20 0,175
b. Tekanan
ID Rerata
P1 P2 P3
Sampel P
UD - 01 760,1 760,1 760,0 760,1
UD - 02 759,9 759,8 760,1 759,9
UD - 03 759,9 760,0 760,0 760,0
UD - 04 759,0 759,0 760,1 760,0
c. Temperatur
( )
( )
( )
( )
Pengukuran menit ke -
Rerata
No. Lokasi Waktu
(ppm)
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Parkiran Mobil
1 09.30 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,42
Line I4
Loket Masuk
2 10.40 5 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,67
Motor
Loket Masuk
3 11.45 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0,58
Motor
Pintu Masuk
4 13.50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mall
Keterangan :
P : tekanan udara (1 atm)
M : Berat molekul/senyawa NO2 (46)
R : Konstanta gas universal (0,0821)
T : Temperatur absolut (298°K)
50
1 2 3 4 7 8
Karbon monoksida
25 29 28,01 Reproduksi
(630-08-0)