Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MAGANG

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS


DI PT LEMBAH HIJAU MULTIFARM SUKOHARJO, SOLO,
JAWA TENGAH

Disusun oleh :
Heru Setyawan
20120210063

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015/2016
LAPORAN MAGANG
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
DI PT LEMBAH HIJAU MULTIFARM SUKOHARJO, SOLO, JAWA TENGAH

Oleh :
Heru Setyawan
20120210063

Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Magang Profesi


pada Januari 2018

Yogyakarta, …, Januari 2018

Dosen Pembimbing Magang Dosen Penguji Magang

Ir. Mulyono,M.P Ir. Sukuriyati Susilo Dewi M.S


NIP : 196006081989031002 NIK : 19610225199409133019

Komisi Magang

Chandra Kurnia Setiawan, SP. M.Sc


NIK: 19871007201310 133 058

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Magang Profesi dan dapat pula
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil magang profesi di LHM (Lembah Hijau
Multifarm) dan merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1 pada Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Pertanian, Jurusan Agtoteknologi. Adapun tujuan dari
praktek kerja magang dan penulisan laporan ini yaitu agar penulis dapat merasakan dunia kerja
secara nyata dan dapat merealisasikanya pada saat bekerja.
Dalam penyusunan laporan magang ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena
itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Ir. Mulyono M.P, selaku Dosen pembimbing kegiatan magang yang telah
memberikan bimbingan kepada saya
2. Ibu Hesti , selaku pembimbing lapangan di LHM ( Lembah Hijau Multifarm)
3. Bapak Chandra Kurnia Setiawan selaku komisi magang program studi Agroteknologi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi izin untuk melakukan
kegitan magang
4. Ibu Ir. Sarjiyah, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Kegiatan Magang.
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan moril, materil maupun semangat yang tidak
ternilai selama melaksanakan kegiatan magang profesi
6. Seluruh teman-teman dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan teman-teman dari
Aceh yang juga melaksanakan kegiatan magang di LHM ( Lembah Hijau Multifarm)
7. Penulis sangat mengharapkan semoga laporan ini bisa bermanfaat, khususnya pada
penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca.

Yogyakarta , Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar belakang .................................................................................................................. 1
B. Tujuan magang ................................................................................................................. 5
II. PROFIL INSTANSI................................................................................................................ 6
A. Sejarah Instansi ................................................................................................................ 6
B. Sumber Daya Manusia ..................................................................................................... 8
C. Kegiatan Instansi .............................................................................................................. 9
a) Budidaya tanaman ........................................................................................................ 9
b) Pengomposan .............................................................................................................. 10
c) Peternakan sapi ........................................................................................................... 10
d) Perikanan (budidaya ikan patin) ................................................................................. 11
e) Proses fermentasi jerami ............................................................................................. 12
III. MACAM KEGIATAN ...................................................................................................... 13
A. Kegiatan Umum ............................................................................................................. 13
a.) Perkenalan .................................................................................................................. 13
b.) Studi pustaka tentang kompos .................................................................................... 13
c.) Mendampingi kunjungan ............................................................................................ 14
d.) Memeras susu sapi ...................................................................................................... 15
B. Kegiatan Khusus ............................................................................................................ 15
a.) Pembuatan kompos ..................................................................................................... 15
b.) Packing ....................................................................................................................... 16
c.) Pemasaran ................................................................................................................... 16
IV. PENUTUP.......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kompos merupakan salah satu kompnen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan
memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara
berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama. Bahan organik
memiliki peran penting pada tanah yaitu dapat membantu menahan air sehingga ketersediaan air
terjaga, membantu memegang ion sehingga meningkatkan kapasitas tukar ion atau ketersediaan
hara, menambah hara terutama N, P dan K setelah bahan organik terdekomposisi sempurna,
membantu ganulasi tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur atau remah yang akan
memperbaiki aerasi tanah dan perkembangan sistem perakaran serta memacu pertumbuhan
mikroba dan hewan tanah lainnya sangat membantu proses dekomposisi bahan organik tanah
(Simamora, 2006). Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan
kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa
tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk
buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna
yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan
sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan kompos dirasa masih perlu ditingkatkan
agar dapat domanfaatka secara efektif, menambah pendapatan peternak dan mengatasi
pencemaran lingkungan. Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N rasio bahan
organik hingga mendekati dengan C/N rasio tanah. Selama proses pengomposan, terjadi
perubahan-perubahan unsur kimia yaitu:
1) Karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan H2O.
2) Penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap oleh
tanaman.
Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah dan
melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis pembuatan
kompos organik berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani dalam memanfaatkan kotoran
sapi, sekaligus memproduksi pupuk organik yang akhirnya akan menambah pendapatan.

1
Pengolahan kotoran sapi yang mengandung N, P dan K yang tinggi sebagai pupuk
kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan memperbaiki struktur tanah
menjadi lebih baik (Iwan, 2002). Pada tanah yang baik, kelarutan unsur-unsur anorganik akan
meningkat, serta ketersediaan unsur asam amino, zat gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari
aktifitas mikroorganisme efektif dalam tanah aka bertambah, sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi semakin optimal.
Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat penting artinya bagi usaha pertanian,
utamanya untuk tanaman pangan. Peran unsur hara tersebut akan lebih nampak jelas apabila
lahan yang dijadikan usaha tanama pangan dikerjakan secara intensif. Penggunaan lahan yang
secara terus menerus tanpa diimbangi dengan upaya mengembalikan unsur hara melalui
pemupukan akan menyebabkan lahan garapan menjadi kurang baik/ tidak produktif. Hasil panen
yang diperoleh menjadi berkurang sampai saat tertentu lahan tersebut tidak lagi dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman.
Kotoran hewan adalah sumber nutrisi yang baik untuk menambah kesuburan dan
kegemburan lahan pertanian. Untuk membuat kotoran hewan bisa dipakai dengan maksimal,
maka kotoran hewan tersebut perlu diolah menjadi pupuk kompos terlebih dahulu.
Pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos dapat dilakukan oleh peternak atau petani
secara individu karena caranya yang sederhana, mudah dan bahannya bisa ditemukan disekitar
lingkungan peternak atau petani. Pengolahan kotoran sapi yang memiliki kandungan N, P dan K
tinggi sebagai pupuk kompos bisa memenuhi unsurhara yang dibutuhkan oleh tanah dan
memperbaiki struktur tanah agar menjadi lebih baik atau sehat, kelarutan unsur-unsur anorganik
akan meningkat. Ketersediaan asam amino, zat gula dan zat-zat bioaktif hasil dari aktifitas
mikroorganisme efektif pada tanah akan bertambah, menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi semakin maksimal(Mahud, 2012).
Organisme pengurai atau dekomposer dapat berupa mikroorganisme atau
makroorganisme. Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi tanaman.
Kotoran hewan adalah sumber nutrisi yang baik untuk menambah kesuburan dan kegemburan
lahan pertanian.
Adapun manfaat kompos dari kotoran sapi:
1) Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan.
2) Memperkuat daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai.

2
3) Menambah daya ikat tanah kepada air dan unsur-unsur hara di tanah.
4) Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah.
5) Memiliki unsur hara yang lengkap (jumlahnya tergantung dari bahan pembuat
pupuk kompos).
6) Membantu proses pelapukan bahan mineral.
7) Memberikan ketersediaan bahan makanan untuk mikroba.
8) Menurumkan aktifitas mikroorganisme merugikan.
Pupuk kompos dari kotoran sapi yang telah selesai dibuat bisa digunakan sebagai pupuk
organik untuk semua jenis tanaman. Menurut hasil penelitian laburatorium, pupuk kompos dari
kotoran sapi mengandung sangat banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, diantaranya:
1) Total Nitrogen (N) > 1,81%
2) P205 > 1,89%
3) K2O > 1,96%
4) CaO > 2,96%
5) MgO > 0,70%
Selain itu, kompos kotoran sapi memiliki:
1) C/N rasio maksimum 20
2) Kapasitas tukar kation > 75me/100g
3) pH 6,5 – 7,5
Dengan kandungan seperti itu, pupuk kompos yang dihasilkan termasuk dalam kategori
pupuk organik berkualitas tingi. Sangan baik untuk dipakai bagi semua tanaman, tambak dan
kolam ikan.
Mikroba pengiurai atau dikenal juga dengan nama mikroba dekomposer atau mikroba
selulotik adalah jenis mikroba yang berperan terutama dalam proses pengomposan, terutama
dalam mengurai atau mencegah material organik. Dalam proses pembuatan kompos, peran
mikroba sangat penting, terutama untuk mencegah dinding selulose tanaman atau bahan organik
yang akan dikompos. Selulose merupakan penyusun utama dinding sel tanaman, yang tersedia
dalam bentuk terikat dengan plisakarida lain seperti hemiselulose, pektin dan lignin. Dalam
proses penguraian bahan-bahan organik, mikroba selulotik mengeluarkan enzim selulose yang
berperan dalam mempercepat proses hidrolisis selulosa dan polisakarida lain. Penguraian bahan
tersebut akan merombak sifat fisik materi, dan akan melepaskan beberapa unsur hara, seperti

3
Nitrogen, Phospat, Kalium, dan Sulfur. Undur hara yang dihasilkan dari proses penguraian ini
akan dimanfaatkan oleh mokroorganisme untuk mendukung metabolisme tubuhnya. Dengan
demikian, aktifitas mikroorganisme akan meningkat, sehingga proses penguraian dan
perombakan bahan-bahan organik akan berlangsung semakin cepat. Proses penguraian ini akan
menghasilkan karbon yang sebagian dilepas dalam bentuk gula sederhana, sementara sisa karbon
dilepas keudara dalam bentuk CO2. Dengan demikian kandungan C (karbon) dalam bahan
organik menjadi berkurang dan kondisi tersebut akan menurunkan C/N rasio.
Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada timbunan kompos:
1) Perubahan panas
Timbunan kompos menjadi panas karena mikroorganisme melepaskan panas.
Panas ini terperangkap dalam timbunan yang mengisolasinya. Timbunan yang
berukuran besar akan lebih panas dari pada yang kecil. Peambalikan timbunan
memperbaiki aerasi dengan makin banyak oksigen dalam timbunan sehiungga
mempercepat laju dekomposisi. Timbunan sebaiknya tidak lebih besar dari ukuran
lebar 2,5m dan tinggi1,5m. timbunan yang berukuran lebih besar tidak mendapat
cukup udara pada bagian tengahnya.
2) Perubahan pH
Pada tahap awal dekomposisi pH timbunan kompos mengalami penurunan.
Penurunan ini disebabkan oleh cairan sel yang asam dalam bahan tanaman dan
asam yang dihasilka ole bakteri. Penambahan kapur pada penimbunan kompos
yang normal menyebabkan kehilangan sejumlah N dalam bentuk amoniak, karena
itu timbunan kompos jangan diberi kapur, terkecuali pada penimbunan
penambahan kapur untuk timbunan kompos yang anaerob meningkat kondisi
anaerob menghasilkan asam yang butuh penetralan.
3) Perubahan kimia
Perubahan kimia yang terjadi pada timbunan kompos yaitu:
a. Enzim merombak sel tanaman menjadi protein dan asam amino.
b. Mikroorganisme menggunakan senyawa padat larut ( gula, asam amino,
Nitrogen, anorganik) dan merombak pati menjadi gula, lemak menjadi
gliserol dan asam organik, protein menjadi asam amino dan selulosa
menjadi gula.

4
c. Nitrogen tanaman dikonveksi menjadi protein mikroorganisme dan
sebagian lainnya dikonveksi menjadi nitrat.
d. Lignin yang lambat didekomposisikan membentuk molekul-molekul yang
stabil dan membentuk humus yang berwarna hitam.
4) Patogen
Timbunan kompos menghancurkan patogen, parasit tanaman dan binatang
serta gulma. Pengomposan selama tiga minggu pada suhu 55-600C membunuh
patogen termasuk penyakit tanaman, bakteri tanaman, nematoda, dan lain-lain.

B. Tujuan magang
Tujuan magang adalah sebagai berikut :
a. Memupuk sifat profesionalisme, pengabdian, kedisiplinan sebagai calon tenaga kerja.
b. Dapat mempraktekkan atau mengaplikasikan bekal ketrampilan yang telah dipelajari
diperkuliahan.
c. Mengetahui teknik pembuatan kompos menggunakan aktivator stardec di LHM (Lembah
Hijau Multifarm).
d. Tujuan khususnya adalah untuk sarana belajar mencari pengalaman, meningkatkan
wawasan dan pengetahuan mengenai penanganan limbah ternak sapi perah.

5
II. PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Instansi

Ir. Suharto MS, pemilik LHM (Lembah Hijau Multifarm) adalah Sarjana
Peternakan UGM, yang sejak awal kelulusannya pada tahun 1976 sudah memulai
kegiatan agribisnis. Dia masuk dalam kategori peneliti organik, yang mampu
mengembangakan sesuatu yang baru dan lain sama sekali dengan yang telah ada
(contoh pemeliharaan sapi denagn kandang basah) dan mampu memanfaatkan
potensi lokal.
Latar Belakang usaha ini adalah bermula dari kegagalan yang dialami Bpk.
Suharto (pemilik LHM ). Setelah berkali-kali gagal dengan usaha perternakan sapi,
akhirnya pengusaha ini bisa memiliki bisnis yang besar di bidang pertanian dan
peternakan terpadu sehingga akhirnya menjadi usaha tanpa limbah.
Awalnya Bpk. Suharto memulai usaha dengan modal yang tidak seberapa
dengan menyewa tanah di Desa Karanggaleng Plupuh, Sragen, Jawa Tengah. Di
tanah sewaan itu, Suharto hanya memelihara empat ekor sapi. Usaha tersebut
dimulai pada tahun 1981. Namun, mulai resmi sebagai perusahaan agrobisnis
dengan nama CV LHM pada tahun 1985. Usaha ini ternyata gagal dan malah
sampai mengalami kebangkrutan. Penyebab kegagalan usaha tersebut, karena
kurang memperhitungkan bahwa usaha sapi potong yang mengandalkan pakan dari
rumput ternyata membutuhkan lahan yang sangat luas, sementara lahan yang di
milikinya saat itu sangat terbatas. Belajar dari kegagalan itu terus merasa penasaran
dengan bisnis sapi dan mulai mencoba mengembangakan bisnis sapi perah yang
ternyata ditentang banyak orang, bahkan oleh para ahli. Semakin banyak mendapat
tantangan untuk menemukan solusi dari cibiran banyak orang. Justru semakin
tertantang untuk menemukan solusi dari kegagalan yang di alaminya. Denagn riset
yang memerlukan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit, Bapak Suharto
mulai mengubah pola pikir untuk mengembangkan limbah pertanian sebagai pakan
ternak untuk menghindari ketergantungan akan rumput.Awalnya dilakukan
penelitian untuk membuat suatu suatu sistem pertanian yang terpadu dengan latar
belakang sistem rantai makanan dimana antara tumbuhan dan hewan itu memiliki

6
hubungan yang tidak terputus. Dari tumbuhan bisa dijadikan pakan untuk ternak,
dan ternak itu sendiri selain bisa menghasilkan susu dan daging, kotorannya bisa di
jadikan sebagai kompos untuk pupuk bagi tanaman. Dengan demikian, siklusnya
tidak terputus. Kemudian mulailah dikembangkan sistem pertanian terpadu antara
sapi perah, pertanian, dan perikanan.Sistem pertanian terpadu tersebut di
kembangkan dengan prinsip dasar LEISA (Low External Input Sustainable
Agriculture). Jadi benar-benar menghilangkan keterantungan pada bahan baku
impor. Semua bahan lokal sebab lebih murah dan berkelanjutan dengan sistem yang
terpadu tersebut, perusahaan bias mendaur ulang semua limbah yang dihasilkan dan
pada akhirnya usaha tersebut menjadi usaha minimalisasi. Perkembangan
selanjutnya mulai megembangkan limbah pertanian untuk pakan sapi. Kendalanya,
limbah pertanian tersebut tidak di sukai sapi dan nutrisinya rendah. Kemudian
dengan riset yang sangat lama ditemukanlah Probiotik Starbio yang bisa membuat
jerami menjadi pakan yang disukai ternak dan memiliki gizi yang tinggi.Starbio
merupakan koloni mikroorganisme atau bakteri yang di iisolasi dari alam yang
mampu bekerja secara sinergi dan bersifat ramah terhadap lingkungan. Starbio
bekerja secara enzimatis (menghasilkan enzim) yang berfungsi memecah protein,
karbohidrat struktual, dan lemak serat dilengkapi dengan bakteri nitrogen fiksasi
nonsimbiose.
Manfaat Starbio adalah jika dicampur dengan pakan ternak, maka nutrisi
dari bahan pakan dapat diserap secara sempurna baik secar langsung maupun
melalui sintesis protein mikroba. Dampak positif dari penyerapan yang sempurna
adalah feses betul-betul tinggal ampas, kotoran relatif kering, dan bau kotoran
tereduksi. Dengan pemakain Starbio, berat badan ternak juga menjadi lebih cepat,
mortalitas ternak berkurang. Selain Starbio, LHM juga menghasilkan pupuk
kompos. PT. LHM juga memiliki usaha pendukung bioteknologi, yaitu perternakan
sapi perah, perternakan ikan patin, serta pembibitan tanaman hortikultura, buah-
buahan, serta padi organik.Dengan prinsip LEISA perusahaan terus melakukan
optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dan memaksimalisasi daur ulang.
Hasilnya saat ini PT. LHM memiliki usaha yang zero waste atau tanpa limbah sama

7
sekali. Semua hasil ternak maupun tumbuhan yang dikembangkan dapat digunakan
kembali.

B. Sumber Daya Manusia

Struktur organisasi unit PT. Lembah Hijau Multifarm disajikan pada gambar 1

Pemimpin
Penelitian dan
pengembangan

Kabag Kabag Kabag Kabag


Kebun Peternakan Kantor Perikanan

Kasi Kaur Kasi Kasi


Kebun Pengolahan admn Perikanan

Kasi
Kasi Teknik Bendahar
a
Gambar 1.Struktur organisasi unit PT. Lembah Hijau Multifarm
Struktur organisasi ini merupakan struktur model lama yang sudah
dilaksanakan bertahun-tahun dan dalam perkembangan waktu tugas dan
wewenang masing-masig bagian telah disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Dalam menangani HACCP (Hazard Analisys Critical Control Point) di
unit PT. LHM telah membentuk Tim Mutu dan Keamanan Produk sebagai berikut
:

Ketua

Sekretaris Anggota

Tim inilah yang bertanggung jawab atas mutu dan keamanan produk serta
keselamatan karyawan selama proses produksi.

8
C. Kegiatan Instansi

Ada beberapa kegiatan rutin yang dilakukan di LHM (Lembah Hijau


Multifarm), kegiatan tersebut adalah:

a) Budidaya tanaman
Pertanian di CV. Lembah Hijau. Dalam pegolahannya, mulai dari
pemberian pupuk hingga pemberantasan hama di pertanian tidak menggunakan
bahan kimia. Oleh karena itu perkebunan di lembah hijau disebut perkebunan
organik.
Usaha-usaha budidaya tanaman organik, pemberantasan hama di LHM
tidak menggunakan pestisida tetapi menggunakan hewan atau organisme yang
merupakan organisme yang berasal dari satu spesies dari hama yang menyerang
tersebut. Misalnya, hama lalat kuning diakali indung telur dari sejenis kumbang
yang bersifat mematikan sistem reproduksi. Indung telur tersebut diwadahkan ke
botol aqua yang sudah didesain demikian rupa sehingga yang memilki beberapa
corong untuk jalan lalat masuk kemudian mengincar indung telur tersebut.
Sehingga, lalat tersebut minimal akan mandul dan maksimal mati.
Pemasaran. Biasannya hasil sayuran dipasarkan di daerah setempat LHM
tetapi tidak seluruhnya dipasarkan disana karena mayoritas warga setempat juga
berpenghasilan dari pertanian. Ada juga yang dipasarkan diluar daerah setempat
seperti di Jogja dan sekitarnya (Isnaeni, 2012).

Gambar 1: Budidaya tanaman holtikultura

9
b) Pengomposan
Bahan- bahan yang diperlukan dalam membuat kompos adalah :
a. Kotoran sapi = 83 %
b. Abu sekam = 10 %
c. Serbuk gergaji =5%
d. Kapur/dolomite =2%
e. Stardex = 0,25 %
Cara pembuatan kompos :
Tumpuk kotoran sapi setinggi 30 cm, kemudian diatasnya tambahkan bahan-
bahan lain. Setelah itu diatasnya ditambah kotoran sapi lagi setinggi 30 cm,
diatasnya taburkan bahan-bahan lain. Lakukan hingga ketinggian maximal 1,5 m.
Langkah selanjutnya, diamkan tumpukan kompos selama ± 1 bulan, dengan
membaliknya setiap 1 minggu sekali, pada minggu ke 3 tumpukan kompos akan
mencapaituhu tertinggi sekitar 60 - 70 % Ciri-ciri kompos yang sudah jadi
ditandai dengan suhu yang dingin merata dan sudah tidak berbau lagi dan warna
berubah menjaadi kecolatan. Kompos yang sudah jadi kemudian dipacking dan
siap dijual.

Gambar 2: Pencampuran bahaan Gambar 3: Pembalikan

c) Peternakan sapi
Kandang ini diisi oleh sapi –sapi yang siap diperah yaitu sapi yang telah
berumur 2,5 tahun keatas atau minimal sudah satu kali melahirkan jenis Friess
Holland (FH) yang berasal dari Belanda. Pakan yang diberikan adalah 10 kg
jerami fermentasi dan 10 kg konsentrat untuk tiap sapi. Konsentrat adalah
campuran dari bekatul, onggak aren, tepung ikan, raemah roti kadaluarsa, dan

10
bungkil kelapa yang diberi tambahan starbio, vitamin dan mineral. Pemberian
pakan concentrate dilakukan (dua) kali sehari rata-rata 3% dari berat badan sapi.
Sapi-sapi di sini sama sekali tidak pernah diberi makan dengan daun-daunan
hijau. Meskipun terlihat kurus tetapi bila bila di timbang sapi ini akan lebih berat
daripada sapi-sapi yang diberi makan rumput karena lebih padat. Pakan yang
diberikan berupa jerami fermentasi yang kandungan gizinya lebih tinggi 8-9%
dibanding jerami biasa. Selain itu pengaruh makanan juga berpengaruh terhadap
kondisi susu yang dihasilkan. Pemerahan dilakukan 2 kali sehari yakni jam 4 pagi
dan jam 1 siang. Satu ekor sapi dapat menghasilkan 8-15 liter susu untuk 2 (dua)
kali pemerahan. Susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi di Lembah Hijau ini lebih
putih dan tidak amis. Harga jualnya memang cukup tinngi daripada susu yang
dijual di tempat lain yakni Rp.5000/liter sedangkan susu yang dujial di pasaran
hanya Rp.4000/liter.

Gambar 4: Peternakan

d) Perikanan (budidaya ikan patin)


Ikan patin menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena masih jarang dikenal
dan belum dikenal masyarakat dan harga jualnya tinggi. Mengandung protein
tinggi dan omega 3 serta kandungan kolesterol rendah sehat untuk dikonsumsi.
Pemeliharaan ikan patin di kolam-kolam dengan sistem drainase yang baik
dengan kedalaman 4 meter untuk 500 ekor patin. Idealnya kolam 1 m3 dapat
digunakan untuk memelihara 20-50 ekor ikan patin. Pemisahan ikan-ikan patin
berdasarkan bobotnya. Makanan ikan patin adalah Azolla pinnata, dan pelet
tenggelam, dimana pemberian makan dilakukan dengan sistem prasmanan yaitu

11
ikan mencari makan sendiri di tempat yang telah tersedia tanpa perlu memberi
makan tiap pagi dan sore. Ikan patin bisa dipanen pada usia 10 bulan.
Pemasaran ikan patin telah menjangkau wilayah Solo,Yogya dan
Semarang.biasanya banyak dibutuhkan oleh hotel-hotel atau tempat wisata. Harga
jualnya Rp.15.000/kg . Di kafe lembah hijau menyediakan berbagai menu dari
olahan ikan patin diantaranya bakso ikan patin, steak ikan patin, ikan patin bakar
maupun goring (Pujiati, 2012).

Gambar 5: Kolam Ikan

e) Proses fermentasi jerami


Agar pakan dari jerami tahan lama maka perlu difermentasikan dengan
menggunakan urea dan starbio. Untuk fermentasi 1 ton jerami dibutuhkan 6 kg
urea dan 6 kg starbio. Cara pembuatannya adalah jerami disusun setinggi 30 cm
diinjak-injak kemudian taburkan urea dan starbio diatasnya. Disusun ber tingkat-
tingkat dengan ketebalan maksimal 1,5 meter karena dalam prosesnya nanti perlu
diulak -alik agar bakteri tercampur merata setiap 1 minggu sekali. Proses
pembuatannya memakan waktu 21 hari.
Jerami diambil langsung dari sawah yang sedang panen. Kadar airnya 60
%, ciri-cirinya adalah jika diperas tidak meneteskan air tetapi tangan kita basah.
Jerami yang telah difermentasi dapat bertahan 1 (satu) sampai 2(dua) tahun.

12
III. MACAM KEGIATAN

Kegiatan magang profesi dilaksanakan di LHM (Lembah Hijau Multifarm) dan waktu
pelaksanaannya selama 240 jam kerja dengan 30 hari kerja efektif yang dimulai pada tanggal 05
Oktober – 07 November 2015. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi kegiatan umum dan
kegiatan khusus. Kegiatan umum diantaranya meliputi, perkenalan dengan para staff dan dosen
pembimbing, studi pustaka tentang kompos, menjadi pemandu pengunjung LHM. Sedangkan
kegiatan khusus yang dilakukan yaitu pembuatan kompos menggunakan kotoran sapi dengan
aktivator stardec.
Berikut ini, penjelasan tentang beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan selama kegiatan
magang :

A. Kegiatan Umum
a.) Perkenalan
Awal kegiatan magang yang dilakukan di LHM yaitu perkenalan diri kepada
ketua kerjasama dan staff yang mengurus kegiatan magang di LHM (Lembah Hijau
Multifarm). Setelah kegiatan perkenalan selesai, kegiatan selanjutnya yaitu bertemu
pembimbing lapangan Ibu Hesti, untuk di ajak melihat apaa yang ada di LHM, kemudia
konsultasi terkait proposal magang dan tugas magang yang akan dilaksanakan selama 30
hari kerja efektif.

b.) Studi pustaka tentang kompos


Dekomposisi pada prinsipnya adalah menurunkan C/N rasio limbah organik,
membunuh biji tanaman liar (gulma), bakteri-bakteri patogen dan membentuk suatu
produk yang inuform(sergam) yaitu pupuk organik. C/N rasio akan mencapai kestabilan
saat proses berjalan sekitar lima minggu. Kondisi dekomposisi harus dibuat sedemikian
rupa sehingga proses berjalan sempurna.
Kondisi yang terkontrol ini sangat penting agar proses dekomposisi berlangsung secara
kontinyu sampai berbentuk pupuk organik yang stabil dan berkualitas tingi. Apabila
kondisi tidak terkontrol akan terjadi pembusukan.
Kondisi yang terkontrol ini adalah:

13
a. Kadar air
Kadar air dipertahankan 60%. Kadar air lebih dari 60% akan menimbulkan
kondisi yang anaerob dan bila kurang dari 60% maka bakteri pengurai tidak akan
berfungsi.
b. Aerasi
Prinsipnya dekomposisi adalah aerob. Suplai oksigen pada timbunan kompos
harus cukup. Untuk mencukupi oksigen pada timbunan kompos dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan pembalikan, efek cerobong dan sebaganya.
c. Temperatur
Temperatur sangat penting agar terjadi penurunan C/N rasio, membunuh benih
gulma, bakteri patogen, parasit dan telur-telurnya. Temperatur yang terjadi selama proses
dekomposisi berkisar 60-700C selama minimal tiga minggu. Selama terjadi proses
penurunan C/N rasio akan terjadi pembebasan CO2 yang akan diambil oleh tanaman
berkkhloropil menjadi karbohidrat, protein, lemak dan sebagainya.

c. Mendampingi kunjungan
Selama di perusahaan ada beberapa kelompok pengunjung seperti dari kelompok
rombongan PAUD, mahasiswa UGM, ibu-ibu PKK. Dalam kunjungan ini ada berbagai
macam kegiatan antara lain belajar cara pembuatan kompos padat, pembuatan kompos
cair, cara memerah susu sapi cara menanam tanaman holtikultura dan acara renang di
kolam renang LHM.

Gambar 6: Mendampingi anak-anak PAUD

14
d. Memeras susu sapi
Selama di perusahan kami di ajarkan cara memeras susu sapi dengan di damping oleh
pembimbing lapangan, Dimana pemerasan dilakukan pada waktu pagi hari dan sore
hari,setiap satu sapi bisa menghasilkan 5 liter lebih seharinya.

B. Kegiatan Khusus
a.) Pembuatan kompos
Kegiatan khusus yang dilakukan di LHM Yaitu pembuatan pupuk kompos
menggunakan stardec. Starter mikroba untuk dekomposisi limbah atau lebih dikenal
dengan stardec berasal dari isolasi mikroba rumen, kolon sapi, tanah hutan yang
diperkaya dengan inner rizosphere akar tanaman graminieae yang kaya akan mikroba
lignolitik, selulotik, proteolitik, lipolitik dan aminolitik serta mikroba fiksasi nitrogen non
smbiotik yang dikembangkan pada media tertentu.
Daya dekomposisi stardec menjadi limbah atau kotoran ternak yang mulanya
memiliki nilai rendah mampu diubah menjadi barang bernilai tinggi dan berdayaguna.
Proses penguraian unsur-unsur yang terdapat dalam limbah dilakukan bahu membahu
antar mikroorganisme yang terkandung dalam stardec. Selama lima minggu proses
dekomposisi akan diperoleh pupuk organik yang berkualitas. Proses dapat dipercepat
dengan peningkatan proses pembalikan. Prinsip dasar proses dekomposisi menggunakan
stardec adalah merubah lmbah organik menjadi plant nutrient.
Dalam proses pembuatan kompos berawal dari pengumpulan bahan-bahan yang
digunakan yaitu limbah organik pertanian (kotoran ternak) 83%, serbuk gergaji 5%, abu
sekam 10%, kalsit/dolomit 2%, stardec 0,25%. Bahan tersebut dicampur hingga homogen
dan ditumpuk pada tempat yang ternaung dengan ketinggian minimum 1,5 meter, aerasi
dilakukan bersamaan ketika pembalikan/penyisiran yang dilakukan tujuh hari sekali
sebanyak empat kali, selama proses kadar air dijaga ± 60%, akumulasi energi berupa
panas diharapkan terjadi sampai suhu 700C selama minimal dua minggu.
Setelah bahan dicampur yaitu melakukan inkubasi yang dilakukan tujuh hari sekali
selama empat kali. Inkubasi tujuh hari pertama harus mencapai suhu 58-600C dengan
kadar air 60%, inkubasi kedua atau minggu ke 2, pada saat proses inkubasi 2, pupuk
kompos kembali di bolak balikkan atau di aduk- aduk kembali,kemudian di diamkan lagi
dengan suhu 60-700C dengan kadar air 60%, inkubasi minggu ketiga dengan suhu 60-

15
700C dengan kadar air 60%, sama halnya dengan inkubasi yang lainnya pupuk kompos
kembali di aduk-aduk lalu di diamkan lagi, inkubasi keempat atau minggu terakhir
dengan suhu 30-400C dengan kadar air 50%. Ciri- ciri kompos yang sudah jadi memiliki
suhu dingin secara alami 350C berwarna coklat kehitaman dan tidak berbau dengan kadar
air ±40%. Ketika kompos di remas aka Nampak sedikit air itu yang menunjukkan kadar
airnya.
Pembuatan kompos di LHM mengikuti standarisasi proses dekomposisi bahan
organik menjadi kompos yang baik yang telah mendapat sertifikat baik dari departemen
pertanian maupun hak paten dari departemen kehakiman dan HAM RI.

b.) Packing
Proses packing pupuk kompos yang sudah jadi, dimana pupuk kompos yang sudah
jadi selanjutnya akan di ayak terlebih dahulu,supaya pupuk kompos bersih dari kototran
seperti plastik-plastik bekas yang tecampur dalam proses pengomposan, selanjutnya
pupuk kompos yang sudah di ayak akan di masukkan ke dalam karung yang sudah diberi
label,setiap 1 karung akan dihitung berat kompos nya yaitu 50kg.

c.) Pemasaran
Prorses penjualan pupuk kompos, PT LHM mempunyai toko sendiri dimana pupuk
kompos yang sudah jadi akan di distribusikan ke toko LHM yang berada di pasar karang
anyar.

16
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan magang yang saya lakukan selama kurang lebih satu bulan dapat
disimoulkan:
1. PerusahaanLHM (Lembah Hijau Multifarm) melakukan budidaya pertanian yang
sudah terintegrasi seperti budidaya tanaman dengan budidaya hewan ternak dan
ikan.
2. Perusahaan LHM (Lembah Hijau Multifarm) memproduksi bioaktivator dengan
merek STARDEC yang dipasarkan di Indonesia.
3. Bioaktivator STARDEC juga digunakan oleh perusahaan ini untuk memproduksi
kompos.
4. Kmpos yang diproduksi di perusahaan ini juga digunakan sebagai pupuk untuk
budidaya tanaman di LHM (Lembah Hijau Multifarm).
B. Saran
Dari kegiatan magang di LHM (Lembah Hijau Multifarm) saya dapat menyarankan:
1. Perusahaan LHM (Lembah Hijau Multifarm) sudah menerapkan sistem pertanian
yang terintegrasi, tapi perusahaan ini masih belum mempunyaiinstalasi
oembuatan bioenergi, akan lebih bagus jika perusahaan ini memiliki instalasi
bioenergi.
2. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terutama prodi
Agroteknologi harus mengadakan kerjasama yang lebih baik pada LHM (Lembah
Hijau Multifarm), karena budidaya pertanian yang dilakukan di perusahaan ini
sangat baik, selain itu perusahaan ini juga dapat menerima kunjungan akademis
dari Universitas.
Selama magang di LHM (Lembah Hijau Multifarm) mahasiswa kurang mendapatkan
pengetahuan tentang budidaya tanaman karena mahasiswa hanya terpaku pada satu kegiatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002 PT. BPTP


.http://ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=artic
le&id=477:pimpinan-kami&catid=58:profil&Itemid=2# di akses pada tanggal 12-
09-2016

Haryadi, 1982. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bahan Baku. Fakultas Teknologi
Pertanian, UGM, Yogyakarta.

Kaunang, Sandra. 2011. Sustaining Partnership Media Informasi dan


Kerjasama Pemerintah dan Swasta. Jakarta: BAPPENAS.

Setiawan, A. I. 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan ketiga Penebar


Swadaya.Jakarta.

18
LAMPIRAN – LAMPIRAN

19
Lampiran 1. Gambar lahan tanaman sayuran organik dan kolam budidaya ikan patin

a. Lahan tanaman sayuran organik

20
b. Kolam budidaya ikan patin

Lampiran 2 Gambar penaburan kapur dolomit, penaburan stardec dan pembalikan pupuk kompos

a. Penaburan kapur dolomit dan stardec

21
b. Proses pembalikkan pupuk kompos
Lampiran 3. Gambar Pengayakan dan pengemasan pupuk kompos

a. Pengayakan pupuk kompos

b. Pengemasan pupuk kompos

22
Lampiran 4. Gambar Pupuk kompos selesai packing dan siap di pasarkan

a. Pupuk kompos selesai packing

b. Pupuk kompos siap di pasarkan

23
Lampiran 5. Gambar pemerasan susu sapi dan pendampingan kunjungan dari PAUD

a.

a. Pemerasan susu sapi

24
b. Pendampingan kunjungan dari PAUD

25

Anda mungkin juga menyukai