Anda di halaman 1dari 15

Tugas

Perancangan Pabrik Kimia 2

Pra Rancangan Pabrik Metanol dengan Bahan Baku Jerami Padi


Kapasitas 800.000 ton/tahun

1.
2.
3.
4.
5.

Rijal Aditya Nugraha


Kholik
M. Irfan Ilmi
Ghina Hanum Fathina
Resita Trisnaningtyas

Disusun oleh;
(13521123)
(13521124)
(13521129)
(13521139)
(13521140)
Dosen Pengampu;

Dr. Ifa Puspasari, S.T., M.Eng.

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TA. 2016/2017

DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

1. Latar Belakang..................................................................................................

BAB II KAPASITAS PRODUKSI ..............................................................................

BAB III PROSES-PROSES PEMBUATAN METANOL .........................................

3.1 Proses Biologi (Fermentasi)..............................................................................


3.2 Pirolisis Produk Biomas Berbasis Selulosa Tanaman Seperti Kayu............
3.3 Reaksi Metana dengan Uap Air Bersuhu Tinggi...........................................
3.4 Pembuatan Metanol dengan Sintesis Gas Alam.............................................

7
9
9
10

4. Pemilihan Proses.................................................................................................

11

REFERENSI..................................................................................................................

12

Pra Rancangan Pabrik Metanol dengan Bahan Baku Jerami Padi


Kapasitas 800.000 ton/tahun

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang

Metanol adalah senyawa Alkohol dengan 1 rantai Karbon. Rumus Kimia CH3OH, dengan
berat molekul 32. Titik didih 640-650C (tergantung kemurnian), dan berat jenis 0,7920-0,7930
(juga tergantung kemurnian). Secara fisik Metanol merupakan cairan bening, berbau seperti
alkohol, dapat bercampur dengan air, etanol, chloroform dalam perbandingan berapapun,
hygroskopis, mudah menguap dan mudah terbakar dengan api yang berwarna biru (kalau
siang tidak kelihatan).
Metanol digunakan oleh berbagai industri seperti industri plywood, tekstil, plastik, dan
bahan baku lainnya. Selain itu metanol digunakan sebagai pelarut, bahan pendingin dan bahan
baku perekat.
Di Indonesia metanol diproduksi oleh PT Kaltim Methanol Indonesia yang memenuhi
500.000 ton dari total kebutuhan 1,5 juta ton, dengan bahan baku utama pembuatan metanol
adalah gas alam dan batu bara muda. Indonesia memiliki cadangan gas alam sebesar 170
TSCF, diperkirakan cadangan gas alam ini mampu mencukupi kebutuhan 50 tahun ke depan.
Namun pemerintah mulai membatasi kegiatan eksploitasi dan penggunaan gas alam agar tidak
cepat habis.
Untuk itu diperlukan produksi metanol dengan bahan baku alternatif yang dapat
memenuhi kebutuhan metanol di Indonesia serta dapat mengurangi penggunaan gas alam.
Salah satu bahan baku alternatif pembuatan metanol adalah biomassa, seperti :
1. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk gula seperti tebu dan
nipah
2. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk zat tepung (starch)
seperti ubi jalar, kentang, dan sagu.
3. Bahan-bahan selulosa yang mengandung arang dengan bentuk molekul yang lebih
kompleks seperti kayu dan jerami.
Pada tugas pra rancangan pabrik ini kami memilih jerami sebagai bahan baku pembuatan
metanol, dengan kandungan jerami sebagai berikut :
Tabel 1.1. Kandungan Zat dalam Jerami
Kandungan
Air
Serat Kasar
Protein Kasar
Karbohidrat Dasar
Lemak

Komposisi (%)
9,02
35,68
3,03
33,71
1,18
1

Kandungan
Abu
Oksigen
Karbon
Hidrogen
Silica
Nitrogen
Selulosa
Pentose
Lignin

Komposisi (%)
17,17
33,64
1,33
1,54
16,98
24,70
34,34
16,94
21,40

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) luas lahan panen padi di Indonesia
meningkat setiap tahunnya, seperti berikut :
Tabel 1.2. Luas Lahan Panen Padi di Indonesia Tahun 2001-2015
Tahun

Luas lahan
(ha)
2001
11499997
2002
11521166
2003
11488034
2004
11922974
2005
11839060
2006
11786430
2007
12147637
2008
12327425
2009
12883576
2010
13253450
2011
13203643
2012
13445524
2013
13835252
2014
13797307
2015
14115475
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2015
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) luas lahan tanaman padi di Indonesia
pada tahun 2015 sebesar 14.115.475 ha, dengan 1 ha tanaman padi dapat menghasilkan
jerami sebanyak 11,52 ton. Dengan demikian produksi jerami tahun 2015 sebesar
162.610.272 ton.
Sumber daya alam yang selalu melimpah di Indonesia merupakan suatu potensi yang
sangat besar untuk dimanfaatkan dan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia, terlihat
dari jumlah jerami yang dihasilkan dari sisa pemanenan padi pada tahun 2015 yang masih
sangat kurang dimanfaatkan secara optimal. Sehingga diperlukan inovasi dan kreatifitas
untuk pemanfaatan jerami yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti mengolah
jerami menjadi metanol.
2

Kebutuhan metanol di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat sehingga produksi


metanol ini dapat menghasilkan profit yang cukup besar pada beberapa tahun kedepan.
Produksi metanol dari jerami ini juga diusahakan dapat mengurangi kebutuhan impor
metanol dan sehingga ketersedian metanol Indonesia tidak tergantung lagi dari negara-negara
importir metanol.

BAB II
3

KAPASITAS PRODUKSI
Kapasitas produksi adalah jumlah hasil produksi dari suatu pabrik industri yang
dibutuhkan untuk memenuhi demand pasar di Indonesia. Berdasarkan data ekspor-impor yang
didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2001 sampai 2015, tercantum dalam tabel
2.1 berikut:
Tabel 1.3. Data Impor Metanol Tahun 2001-2015
TAHUN
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
TAHUN
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Data
import
Data
import
metanol
metanol
(Ton)
(Ton)
115152.273
80220.442
59526.072
29012.72
46591.876
31026.783
63674.486
68431.118
76973.648
192223.851
275947.247
261865.693
341455.237
557361.725
219413.82

Sumber: Ekspor-imporBadan Pusat Statistik, 2016


Tabel 1.3. Data Ekspor Metanol Tahun 2001-2015
TAHUN
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
TAHUN

Data
ekspor
Data
ekspor
metanol
metanol
(Ton)
(Ton)
737085.819
533244.592
587083.728
559423.007
641070.722
524814.201
479820.532
621352.062

2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

495099.59
430787.794
464510.932
438741.664
486817.701
404151.914
422884.227

Sumber: Ekspor-impor Badan Pusat Statistik, 2016

800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000

f(x) = 1.23E+033 exp( -0.03 x )


R = 0.67

Impor Methanol Indonesia

Polynomial (Impor Methanol


f(x) = 3105.06x^2 - 12445081.19x + 12470017222.17
Indonesia)
R = 0.69
Ekspor Methanol Indonesia
Exponential (Ekspor
Methanol Indonesia)

Gambar 1.1.Regresi Ekspor-Impor Methanol Indonesia


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Ekspor-impor Methanol Indonesia
menunjukkan dari tahun 2001 sampai 2015 terlihat jumlah ekspor metanol Indonesia semakin
menurun setiap tahunnya, sedangkan jumlah impor metanol Indonesia terlihat relative
semakin naik secara tajam pada setiap tahunnya. Hal ini dapat disimpulkan sangat besar
kebutuhan metanol di Indonesia pada beberapa tahun kedepan.
Industri Methanol skala besar di Indonesia sendiri baru ada dua pabrik yang
mengolahnya yaitu kilang Metanol Bunyu di Tarakan, Kaltim dengan kapasitas produksi 1000
MT/day dan kilang Metanol Kaltim Metanol Industri di Bontang juga di Kaltim dengan
kapasitas produksi 2000 MT/day.Tapi pada tahun 2009, Medco Energi akhirnya memutuskan
untuk melanjutkan penghentian kegiatan produksi Kilang Methanol Bunyu (KMB) yang
dikelola oleh anak perusahaannya, PT Medco Methanol Bunyu (MMB), setelah dilakukan
penghentian sementara akibat semakin rendahnya pasokan gas pada tanggal 1 Februari 2009
yang lalu. (sumber: www.medcoenergi.com).

Info terbaru dikutip dari (sumber: fokusmedan.com, 2016)Kementrian Perindustrian,


Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini Indonesia baru memiliki satu
pabrik methanol yakni PT Kaltim Methanol Indonesia. Usia perusahaan ini pun sudah 20
tahun dan belum ada pabrik serupa sejauh ini. Menteri Airlangga menambahkan bahwa
kebutuhan methanol dalam negeri juga cukup besar. Di mana PT KMI baru bisa memenuhi
500.000 ton dari total kebutuhan 1,5 juta ton.
Industri methanol berskala besar yang ingin kita bangun pada tahun 2021.
Perancangan pabrik methanol berbahan baku Jerami padi dimulai pada tahun 2016 ini.
Berdasarkan regresi pada Gambar 2.1.didapatkan persamaan untuk data impor metanol
Indonesia, pada persamaan berikut;
y = 3105x2 - 12445081x + 12470017223
Maka, prediksi kebutuhan impor Indonesia pada tahun 2021 adalah 697.821 ton.
Untuk mengurangi jumlah impor dan dapat memenuhi kebutuhan metanol Indonesia pada
tahun 2021, kita akan membangun Pabrik Pembuatan Metanol dari Bahan Baku Jerami Padi
dengan kapasitas produksi 800.000 ton per tahun.

BAB III
PROSES-PROSES PEMBUATAN METANOL
Beberapa proses pembuatan metanol dengan berbagai bahan baku yang berbeda dapat
dilihat sebagai berikut:
3.1 Proses Biologi (Fermentasi)
Dalam proses ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
a) Hidrolisis dan asidifikasi
Pada tahap ini, bakteri fermentative akan menghidrolisis substrat
polimer seperti polisakarida, protein, dan lemak menjadi monomermonomer gula, asam amino, dan peptide.
b) Asidogenesis
Hasil hidrolisis dari tahap sebelumnya akan difermentasikan
menjadi asam lemak volatile (asam asetat, asam butirat, dan
propionat), asam lemak rantai panjang, CO, format, NH+, HS-,
H, alkohol.
c) Asetogenesis
Selanjutnya, bakteri asetogenik pereduksi proton akan menguraikan
propionate, asam lemak rantai panjang, alkohol, beberapa asam
amino dan senyawa aromatik menjadi H, format, dan asetat.
d) Metanogenesis
Pada tahap akhir ini melibatkan dua kelompok metanogen yang
berbeda yaitu, metanogen hidrogenotropik yang menggunakan H
dan format dari reaksi sebelumnya untuk mereduksi CO menjadi
CH dan metanogen asetotropik yang menguraikan asetat menjadi
CO dan CH.
Proses Pengkonversian/Pengubahan Menjadi Gas Sintetis
7

Campuran hidrokarbon dari hasil metanogenesis, diubah/dikonversi


menjadi gas sintetis yang umumnya terdiri dari CO, CO, H. Proses
pengubahan/pengkorvensian ini terjadi oleh kukus (steam) dan dibantu oleh
katalis nikel menurut reaksi berikut :
CH4 + H2O H2
CO + H2O CO 2 + H2
Kesetimbangan yang terjadi pada proses ini sangat tergantung pada :
a) Tekanan
Kesetimbangan reaksi teformasi metana oleh steam akan bergeser ke
kiri jika tekanan dinaikkan sehingga reformasi metana semakin
berkurang. Akan tetapi, secara praktek akan lebih praktis jika
digunakan tekanan tinggi karena tekanan tinggi akan menyebabkan
temperatur dinding pembuluh katalis meningkat.
b) Temperatur
Kesetimbangan reaksi reformasi metana akan bergeser ke kanan
dengan meningkatnya temperature karena reaksi endotermik
menghasilkan lebih banyak CO dan H. Dengan kata lain, pada
tekanan dan perbandingan kukus/karbon konstan, kenaikan temperatur
akan menghasilkan konversi metana yang lebih besar.
c) Perbandingan kukus/karbon
Pembentukan karbon sedapat mungkin dicegah karena dapat merusak
katalis. Untuk mencegah pembentukan karbon, operasi sebaiknya
dilaksanakan dengan kondisi kukus berlebih. Kelebihan kukus yang
diberikan juga sebaiknya diatur seoptimum mungkin agar lebih
ekonomis dan tidak memecah katalis.
Proses Sintesa Metanol
Pada proses ini menggunakan katalis Cu-ZnO. Katalis ini memiliki
keaktifan sangat tinggi sehingga kecepatan reaksi tinggi pada temperatur
relative rendah 2250C. Katalis yang digunakan pada kilang metanol ini
harus memiliki selektivitas sintesa metanol yang tinggi untuk memperkecil
jumlah produk sampingan yang dihasilkan. Setelah proses ini terlewati , gas
keluaran dari hasil reaksi sintesis metanol didinginkan dari 2250C menjadi
400C. Pendinginan ini bertujuan untuk memisahkan metanol mentah dari
gas terlarut didalamnya
8

Proses Pemurnian Metanol


Kenaikan tekanan operasi akan menyebabkan bertambahnya gas
terlarut dalam cairan. Untuk itu, oleh karena itu dilakukan penurunan
tekanan agar gas-gas terlarut lepas. Sedangkan volatile impurities seperti
dimetil eter, metil format, dan gas-gas inert terlarut dipisahkan dari metanol
mentah. Setelah itu,metanol mentah dilakukan pemurnian pada kondisi
800C dan 1,5 bar. Pada kolom pemurnian ini, metanol akan menjadi produk
atas dan air akan menjadi produk bawah. Air proses yang dihasilkan
sebagai produk bawah ini akan dipompa menuju pemanas air proses. Uap
yang menuju puncak kolom distilasi akan didinginkan oleh suatu kondensor
dimana uap metanol akan dikondensasikan secara total menjadi cairan
bersuhu 690C. Metanol terkondensasi ini selanjutnya didinginkan lagi
hingga mencapai suhu 400C dan ditampung.
3.2 Pirolisis Produk Biomas Berbasis Selulosa Tanaman Seperti Kayu
Pirolisis dimulai dengan memanaskan serpihan serbuk kayu tanpa udara dalam bejana
besi dalam temperatur 500 C. Hal ini mengakibatkan ikatan menjadi renggang dan dapat
terputus. Akibatnya, selulosa dapat terurai menjadi glukosanya kemudian glukosa akan
terurai lagi menjadi gas CO dan H (Kuncorojati, 2010).
Hal ini karena terjadi perubahan fasa dari padat ke gas. Dalam keadaan gas, jarak antara
molekul-molekul cukup besar sehingga molekul bergerak secara bebas ke segala arah dalam
garis lurus (Atkins dan Paula, 2006). Reaksinya sebagai berikut (Kuncorojati, 2010) :
6CO + 6HCHO
Campuran uap kemudian ditampung dan didinginkan. Campuran kemudian didistilasi
untuk mendapatkan metanolnya. Distilasi dilakukan dengan prinsip perbedaan volatilitas
antara metanol dengan zat-zat lain dalam campuran seperti air atau gas terlarut. Pendinginan
campuran uap mengakibatkan terjadinya reaksi (Kuncorojati, 2010) :
CHOHCO + 2H
3.3 Reaksi Metana dengan Uap Air pada Suhu Tinggi
Reaksi metana dan uap air atau dengan gas O. Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa
(1020 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 C), metana bereaksi dengan uap air (steam)
dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas sintesis menurut reaksi kimia berikut (Pratiwi
dkk., 2006) :
CH + HO CO + 3 H
Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan
reaksi endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor
katalitik yang digunakan (Pratiwi dkk., 2006).

Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk
menghasilkan gas sintesis melalui reaksi kimia berikut (Pratiwi dkk., 2006):
2 CH + O 2 CO + 4 H
Reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ
untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut
dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H dapat
diatur dengan menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction) untuk
menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol (Pratiwi dkk., 2006):
CO + HO CO + H
Karbonmonoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk
menghasilkan metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran tembaga,
seng oksida, dan alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI di tahun 1966. Pada 510
MPa (50100 atm) dan 250 C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari karbon
monoksida dan hidrogen dengan selektifitas yang tinggi (Pratiwi dkk., 2006):
CO + 2 H CHOH
Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana
menghasilkan 3 mol hidrogen untuk setiap mol karbonmonoksida, sedangkan sintesis metanol
hanya memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbonmonoksida. Salah satu cara
mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan menginjeksikan karbondioksida ke dalam
reaktor sintesis metanol, di mana ia akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi
kimia berikut (Pratiwi dkk., 2006):
CO + 3 H CHOH + HO
3.4 Pembuatan Metanol dengan Sintesis Gas Alam
Reaksi pembuatan Metanol dengan sintesis gas alam adalah sebagai berikut:
CH4 + H2O <> 3 H2 + CO
CO + 2 H2 <> CH3OH
CO2 + 3 H2 <> CH3OH + H2O
Racun H2S pada Natural Gas ditangkap dengan katalis ZnO, dan racun RSH ditangkap
dengan katalis CoMo.
Adapun secara ringkas, tahapan proses sintesis Metanol adalah sebagai berikut (di
pakai di kilang KMI Bontang):
Prereform:
gas alam direaksikan dengan steam superheated, reaksi
CnH2n+2 + n H2O <> CO + (2n+1)H2 -Q
CO

+ 3 H2 <> CH4 + H2O +Q

CO

+ H2O <> CO2 + H2 + Q

10

Reforming :
merubah CH4 menjadi CO dan H2 dengan bantuan steam, reaksi
CH4 + H2O <> 3 H2 + CO Q
Autotermal:
merubah sisa-sisa CH4 dengan steam dan O2, di mana reaksi partial dan sempurna
berlangsung sekaligus, reaksi
2 CnH2n+2 + (3+1n)O2 <> 2nCO2 + (2n+2)H2O+Q
2 CnH2n+2 + 3nO2 <> 2CnCO+ 2H2+ 4nH2O+Q
CH4 + 2O2 <> CO2 + 2H2)+ Q
CH4 + O2 <> CO + H2 + H2O+Q
Sintesis :
gas-gas CO, CO2, dan H2 lalu disintesis dalam reaktor dengan katalis Cu
Destilasi :
hasil dari sintesis gas di unit reactor kemurniannya masih berkisar 70 %, maka dilakukan
tahap akhir yaitu destilasi untuk mendapatkan Metanol dengan kemurnian tinggi.
4. Pemilihan Proses
Proses yang dipilih dalam tugas pra rancangan pabrik pembuatan metanol dari bahan
baku biomas Jerami padi ini adalah proses Pirolisis dengan pertimbangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Proses pengolahan yang lebih sederhana


Biaya produksi lebih rendah dibandingkan proses lainnya
Tidak menggunakan katalis
Tidak menggunakan mikroorganisme
Ketersedian air yang banyak dan mudah didapat untuk steam pada proses pirolisis
Produk sampingnya berupa arang jerami yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai
briket.

11

REFERENSI

http://ryessha.blogspot.co.id/2012/10/metanol.html
(akses 28 september 2016 , 14:41 WIB)
http://suhendraiskandar.blogspot.co.id/2010/11/metanol-sebagai-bahan-bakar-alternatif.html
(akses 1 oktober 2016, 22:52 WIB)
http://pelatihanguru.net/tag/cara-membuat-metanol
(akses 1 oktober 2016, 22:30 WIB)
http://haska.org/2012/08/23/metanol/
http://bmdstreet.com/pembuatan-metanol-dari-bahan-baku-biomas
http://data.go.id/dataset/tanaman-padi-per-provinsi
(akses 1 oktober 2016)
https://www.bps.go.id/all_newtemplate.php
http://fokusmedan.com/2016/09/28/kebutuhan-methanol-besar-tapi-ricuma-punya-satu-pabrik-2/
(diakses 2 oktober 2016, 19:07 WIB)
http://www.medcoenergi.com/id/subpagelist/view/11/1283

12

13

Anda mungkin juga menyukai