KAMIL SARAGIH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rencana Bisnis Bubuk
Kencur Melalui Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Kamil Saragih
NIM H34100158
ii
ABSTRAK
ABSTRACT
KAMIL SARAGIH. Galanga Powder Business Plan with Cooperative
Entrepreneur Aproaches in Bogor. Supervised by LUKMAN M. BAGA.
Business plan contains the important informations that shows that a business
will be operated and identifies the potential problems. Galanga is one of the
algriculture commodity that has prospective business potency. Galanga processing
business plan is based on the cooperative enterpreneur and cooperated with the
local farmers as the sources suppliers. The product of this process is the fresh
galanga which is then processed to be powder. This concept gives the positive
influence to the galanga commodity products and is very beneficial for the
galanga farmers. The targeted market for this product is the export market with
Germany as the destination. The selling price of this galanga powder is
Rp252.000 or USD 22.91. There are 2 analysis on this business plan, financial
analysis and non-financial analysis. Financial analysis involves NPV, Net B/C,
IRR, and Payback period (PP). Whereas the non-financial analysis consist of
market aspect, operational aspect, and human resource and organitational.
KAMIL SARAGIH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
iv
vi
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah rencana bisnis,
dengan judul Rencana Bisnis Bubuk Kencur Melalui Pendekatan Cooperative
Entrepreneur di Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Lukman M. Baga,
MAEc selaku pembimbing. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada staf Balitro, staf Pusat Studi Biofarmaka, staf Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia, serta para petani dan pihak-pihak yang telah membantu
selama pengumpulan data. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, seluruh keluarga, teman-teman atas segala dukungan, doa, dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Kamil Saragih
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 6
KERANGKA PEMIKIRAN 7
Kerangka Pemikiran Teoritis 7
Wirakoperasi (Cooperative Entrepreneur) 7
Rencana bisnis 8
Rencana Produk 8
Strategi dan Rencana Pemasaran 9
Rencana Operasional (Produksi) 9
Perencanaan Lokasi dan Tata Letak 10
Teknologi 10
Rencana Organisasi dan Sumberdaya Manusia 10
Koperasi 10
Kerangka Pemikiran Operasional 16
METODE PENELITIAN 17
Waktu Lokasi Penelitian 17
Jenis dan Sumber Data 18
Metode Pengumpulan Data 18
Metode Analisis Data 18
GAMBARAN UMUM LOKASI USAHA 22
RENCANA BISNIS 22
Rencana Produk 22
viii
Rencana Pemasaran 23
Market Selection 23
Marketing Mix Development 23
Rencana Operasional 24
Rencana Organisasi dan Sumber Daya Manusia 34
Aspek Legal dan Ruang Lingkup Pengembangan Usaha 34
Struktur Organisasi 34
Rencana Kerjasama Kooperatif 38
Hasil Kajian Pendekatan Wirakoperasi 47
SIMPULAN DAN SARAN 49
Simpulan 49
Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 49
LAMPIRAN 51
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Alur tata cara ekspor 13
2 Kerangka pemikiran operasional penelitian 17
3 Kencur bubuk dan label 23
4 Mesin perajang kencur 25
5 Mesin vacuum cabinet dryer 26
6 Mesin diskmill 27
7 Mesin vacuum packaging 27
8 Plastik kemasan vakum 28
9 Alat conveyor pendeteksi logam 28
10 Tata letak bangunan usaha 29
11 Diagram alir pengolahan kencur bubuk 32
12 Struktur organisasi koperasi kencur makmur 35
DAFTAR LAMPIRAN
1 Proses produksi 51
2 Rincian biaya investasi komponen biaya mesin dan peralatan produksi 53
3 Rincian biaya investasi komponen biaya alat dan furnitur perkantoran 53
4 Rincian biaya investasi komponen biaya bangunan dan infrastruktur 54
5 Asumsi komponen biaya investasi 54
6 Rincian biaya tetap komponen biaya upah tenaga kerja tetap 55
7 Rincian biaya tetap komponen biaya utility 55
8 Rincian biaya tetap komponen biaya administrasi perkantoran 55
9 Asumsi komponen biaya tetap 56
x
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tabel 2 Luas panen, produksi, dan produktivitas kencur di Indonesia tahun 2012
1
http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=25 (Diacu
2013 Oktober 10)
3
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
Rencana bisnis
Bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan
atau memberikan manfaat. Selain itu bisnis juga dapat diartikan sebagai kegiatan
mencari keuntungan yang diorganisasikan dan diarahkan untuk menyediakan
barang dan jasa kepada para pelanggan. Perusahaan memproduksi dan
memasarkan barang dan jasa dengan harapan akan mendapatkan keuntungan.
Bisnis dapat juga diartikan sebagai sistem yang memproduksi barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Rencana bisnis merupakan dokumen
tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan atau pengusaha untuk
memanfaatkan peluang-peluang usaha (business opportunities) yang terdapat di
lingkungan eksternal perusahaan, menjelaskan keunggulan bersaing (competitive
advantage) usaha, serta menjelaskan berbagai langkah yang harus dilakukan
untuk menjadikan peluang usaha tersebut menjadi suatu bentuk usaha yang nyata
(Solihin 2007).
Perencanaan bisnis mencakup uraian tentang gambaran umum rencana,
kondisi perusahaan, produk/jasa yang akan diberikan oleh perusahaan, kondisi
pasar, kondisi manajemen, kondisi keuangan, kondisi operasional, strategi untuk
pengembangan di masa yang akan datang, informasi keuangan yang dibutuhkan
dan lampiran-lampiran. Perencanaan bisnis dapat digunakan sebagai alat untuk
mencari pinjaman dari pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga
keuangan, dan sebagainya (Rangkuti 2005).
Rencana Produk
adalah produk yang langsung dapat dikonsumsi atau digunakan langsung oleh
konsumen akhir.
Produk yang akan dihasilkan pada rencana bisnis ini adalah intermediate
product yaitu berupa bubuk kencur. Produk dihasilkan dengan mengolah rimpang
kencur segar menjadi bubuk kencur yang dapat meningkatkan umur simpan
produk. Nilai tambah pada produk ini diharapkan dapat memberikan keuntungan
lebih bagi pelaku usaha.
Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam bisnis pengolahan rimpang kencur ini
adalah teknologi perajangan, pengeringan buatan, penggilingan, dan pengemasan
vakum. Teknologi perjangan digunakan untuk menghasilkan kencur berbentuk
simplisia. Teknologi yang digunakan pada proses pengeringan adalah vacuum
cabinet dryer, sedangkan diskmill digunakan sebagai alat penggiling kering
dengan hasil dari penggilingan ini adalah kencur berbentuk bubuk. Alat yang
digunakan dalam teknologi pengemasan vakum adalah vacuum packaging untuk
mengemas produk rimpang kencur. Seluruh teknologi yang digunakan untuk
meningkatkan efisiensi proses produksi jika dibandingkan dengan menggunakan
teknologi pengeringan alami.
Koperasi
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
kelompok dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi (UU No 12
11
Tahun 2012). Sebuah badan hukum yang disebut sebagai koperasi harus
menjalankan prinsip-prinsip dasar koperasi. Menurut UU No 25 Tahun 1992 pasal
5 disebutkan tujuh prinsip koperasi sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Untuk menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksa oleh siapapun
tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, politik, dan
agama. Setiap warga negara yang telah mampu melaksanakan tindakan
hukum dan telah memenuhi persyaratan sebagai anggota koperasi berhak
menjadi anggota koperasi dan berpartisipasi aktif.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Koperasi didirikan oleh para anggota yang memiliki tujuan yang sama
yaitu meningkatkan kesejahteraan bersama. Dalam proses pengambilan
keputusan, setiap anggota harus diperlakukan sama. Pengawasan terhadap
kegiatan usaha koperasi dilakukan oleh anggota yang telah memenuhi syarat
sebagai pengawas.
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi
Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan mengawasinya
secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Balas
jasa terhadap modal diberikan secara terbatas.
4. Otonomi dan kemandirian
Koperasi adalah organisasi yang otonom dan mandiri serta diawasi oleh
anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain
termasuk pemerintah atau memperoleh modal dari luar maka hal itu harus
berdasarkan persyaratan yang tetap guna menjamin adanya upaya
pengawasan yang demokratis dari anggotanya dan mempertahankan otonomi
koperasi.
5. Pendidikan, pelatihan, dan informasi
Koperasi memberikan pelatihan dan pendidikan bagi anggota, pengurus,
pengawas, manajer, dan karyawan. Tujuannya agar mereka dapat
melaksanakan tugas lebih efektif dalam pengembangan koperasi. Koperasi
memberikan informasi bagi orang-orang muda dan tokoh masyarakat
mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.
6. Kerjasama antar koperasi
Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional, nasional, dan
internasional, maka gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan
lebih efektif dan dapat memperkuat gerakan koperasi.
7. Kepedulian terhadap masyarakat
Koperasi melakukan kegiatan pengembangan masyarakat sekitarnya
secara berkelanjutan, melalui kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.
Untuk membentuk suatu usaha dagang, dalam hal ini perusahaan ekspor
Indonesia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (Kemendag, 2013):
1. Badan Hukum, dalam bentuk :
a. CV (Commanditaire Vennotschap)
b. Firma
c. P.T (Perseroan Terbatas)
12
D L
Esksportir N N Produksi
1 barang
5
4 2 1
3 1
Produksi Correspondent/Rec Opening
barang eiving Bank Bank
1
6 0
Pelayaran/
Penerbangan 9 1
2
7
barang Pelabuhan
tujuan
Keterangan:
1. Eksportir dan importir melakukan korespondensi yang diakhiri dengan
pembuatan sales contract
2. Importir mengaplikasikan pembukaan L/C pada bank luar negeri (Opening
Bank)
3. Opening Bank mengirim L/C confirmation pada Corespondenti Bank untuk
memberitahukan kepada eksportir
4. Corespondenti Bank memberitahukan kepada eksportir melalui L/C advice
5. Eksportir mempersiapkan barang
6. Eksportir memesan ruang kapal pada shipping company
7. Eksporir mengurus formalitas ekspor dengan mengisi PEB dan pembayaran
pajak eskspor, kemudian PEB difiat-muatkan
8. Pemuatan barang diatas kapal, shipping company memberikan bills of lading
pada eskportir
8a. Apabila dalam L/C ada persyaratan untuk melampirkan dokumen SKA (Surat
Keterangan Asal), maka eskportir harus mengurus SKA tersebut ke instansi
penerbit SKA
9. Setelah mempersiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan pada L/C,
eskportir bernegosiasi kepada negotiation bnk untuk mendapat pembayaran.
10. Pengiriman dokumen L/C dari negotiation bank ke opening bank
11. Opening Bank meneruskan dikumen tersebut kepada importir
14
Struktur Organisasi
Orang-orang yang terlibat dalam kepengurusan perusahaan dituangkan
dalam struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi terdiri dari nama orang
yang terlibat dalam kepengurusan beserta dengan jabatannya masing-masing.
Dalam struktur organisasi ini mengGambarkan hubungan kerja antara orang yang
satu dengan lainnya dengan memperhatikan aturan bentuk badan hukum dan
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Deskripsi Kerja
Tugas dan tanggungjawab dari masing-masing tenaga kerja maupun
pengurus perusahaan dipaparkan dalam bentuk deskripsi kerja. Deskripsi kerja
bagi tenaga kerja dan pengurus perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jabatan
maupun bagiannya. Masing-masing orang yang terlibat dalam usaha yang akan
dijalankan memiliki hak, kewajiban, dan tugas yang harus dipenuhi agar kegiatan
usaha menjadi lebih efektif.
Risiko Bisnis
Rencana Keuangan
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow)
terdiri dari:
a) Hasil penjualan produk/jasa perusahaan
b) Penagihan piutang dari penjualan kredit
c) Penjualan aktiva tetap yang ada
d) Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas
e) Pinjaman/hutang dari pihak lain
f) Penerimaan sewa dan pendapatan lain
2. Cash outflow
Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow) terdiri dari:
a) Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik
lain-lain
b) Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
c) Pembelian aktiva tetap
d) Pembayaran hutang-hutang perusahaan
e) Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan
f) Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga, dan pengeluaran lain-lain
Wirakoperasi
Komersialisasi pengembangan
biofarmaka
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari keterangan kegiatan usaha yang
dilakukan oleh petani mengenai keadaan usaha, perkembangan usaha, dan
kegiatan budidaya yang dilakukan serta data lain yang berkaitan dengan penelitian.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil produksi, jumlah penjualan, harga produk,
dan data lain yg berkaitan dengan penelitian.
Data yang digunakan pada penelitian ini, merupakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lokasi
penelitian serta wawancara dengan petani. Sedangkan data sekunder, diperoleh
dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, perpustakaan,
penelitian atau riset yang telah dilakukan, serta penelusuran dari literatur yang
relevan dengan penelitian.
Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah menggunakan dua jenis
analisis yaitu analisis non finansial dan analisis finansial. Pendekatan kuantitatif
mengunakan analisis finansial untuk mengetahui NPV, IRR, Net B/C dan PP
(Nurmalina et al 2009) adalah sebagai berikut :
A. Analisis Non Finansial
1. Analisis Aspek Teknis dan Operasi
Aspek ini terdiri dari rencana pendirian lokasi bisnis, skala produksi,
pemilihan teknologi yang akan digunakan, proses produksi, perencanaan tata letak
ruang pengolahan, tenaga teknis produksi serta perumusan standar mutu input dan
output. Aspek ini juga mengkaji mengenai bentuk badan usaha, perijinan usaha,
serta kepemilikan usaha.
2. Analisis Aspek Organisasi
Aspek ini terdiri dari kesesuaian spesifikasi dan deskripsi keahlian dan
tanggung jawab bagi seluruh pekerja, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja
yang digunakan, dan penetapan gaji.
3. Rencana Pemasaran
Menganalisis target pasar, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran
yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari
market selection dan marketing mix development. Dalam strategi market selection
19
terdiri dari pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan pasar
sasaran. Sedangkan dalam strategi marketing mix development terdiri dari aspek
produk, harga, promosi, dan distribusi. Menurut Kotler yang dikutip oleh
Munandar (2012) dalam jurnalnya, analisis target pasar terdiri dari segmentasi
pasar, penentuan target, dan posisi pasar.
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan proses pengarahan pasar yang
bersifat heterogen ke dalam kelompok pasar yang bersifat homogen.
Dalam prosesnya aspek utama yang menjadi variabel yang digunakan
adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
b. Pasar Sasaran
Setelah menganalisis segmentasi pasar, selanjutnya dilakukan
pemilihan segmen pasar yang akan dijadikan pasar sasaran. Dalam
penentuan pasar sasaran, kriteria yang harus diperhatikan adalah
bahwa pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau program
pemasaran yang dikembangkan, produk yang ditawarkan memiliki
potensi penjualan yang cukup luas, pasar memiliki pertumbuhan yang
memadai, serta pasar sasaran dapat dijangkau oleh media pemasaran.
c. Posisi Pasar
Penetapan posisi pasar merupakan langkah terkahir dalam
melakukan analisis target pasar. Dalam penetapan posisi pasar
langkah yang harus dilakukan untuk membuat konsumen sebagai
pasar tujuan dapat membedakan produk yang akan ditawarkan dengan
produk pesaing adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan.
Keunggulan ini dapat berupa diferensiasi melalui inovasi yang
dilakukan pada bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi,
dan distribusi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar
perusahaan memiliki keunggulan bersaing dengan produk pesaing.
2) Pilih keunggulan kompetitif yang dimiliki untuk kemudian
dikomunikasikan dalam benak konsumen. Kriteria yang harus
dipenuhi adalah dengan menawarkan barang atau jasa yang
memiliki ciri khas atau dengan menggunakan strategi harga
bersaing.
4. Rencana Operasional dan Produksi
Aspek ini terdiri dari rencana pendirian lokasi bisnis, skala produksi,
pemilihan teknologi yang akan digunakan, proses produksi, perencanaan tata
letak ruang pengolahan, tenaga teknis produksi, serta perumusan standar mutu
input dan output.
1. Analisis Finansial
Menurut Umar (2001) dalam bukunya yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis,
ada beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk mengkaji kelayakan
investasi, antara lain sebagai berikut.
1. Net Present Value (NPV)
20
Keterangan :
Bt = Manfaatpadatahun t
Ct = Biayapadatahun t
t = Tahunkegiatanbisnist( t = 0,1,2,3,........, n), tahunawalbisatahun
nol atautahun satu tergantungkarakteristikbisnisnya
i = Discount rate (%)
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Returndigunaka untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang
akan datang atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.
Keterangan :
i1 = Nilaipercobaanpertamauntuk discount rate positif
i2 = Nilaipercobaankeduauntuk discount rate negatif
NPV1 = Nilaipercobaanpertamauntuk NPV
NPV2 = Nilaipercobaankeduauntuk NPV
Keterangan :
Bt = Manfaatpadatahun t
Ct = Biayapadatahun t
i = Discount Rate (%)
t = Tahun
Keterangan :
I = besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
6. Cash Flow
Laporan perubahan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama
satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas
tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaan-penggunaannya.
Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas 298 838 304 ha. Bogor terletak
pada ketinggian 190 meter sampai 350 m dari permukaan laut (mdpl). Bogor
diapit oleh beberapa gunung besar antara lain Gunung Salak, Gunung Pangrango,
dan Gunung Gede. Kota Bogor memiliki udara rata - rata setiap bulannya adalah
26 C dan suhu udara terendah 21.8 C, dan memiliki kelembaban udara kurang
lebih 70%. Bogor memiki curah hujan cukup besar setiap tahunnya yaitu berkisar
antara 3 500 hingga 4 000 mm per tahun (terutama pada bulan Desember sampai
Januari).
Karakteristik topografi dan iklim di Bogor menunjukkan bahwa wilayah ini
berpotensi untuk mengembangkan komoditas kencur di bidang budidaya.
Pemerintah melalui dinas perhutanan memiliki berbagai program yang
mendukung pengembangan tanaman biofarmaka termasuk kencur. Potensi
komoditas kencur tersebut juga didukung oleh keberadaan produsen jamu maupun
obat herbal yang terletak di wilayah Bogor. Produsen jamu atau obat herbal
tersebut merupakan pelaku usaha yang menggunakan rimpang kencur sebagai
bahan baku maupun bahan tambahan pada produk yang dihasilkan
RENCANA BISNIS
Rencana Produk
Rencana Pemasaran
Market Selection
1. Segmenting
Segmentasi pasar untuk produk olahan pegagan ini didasarkan pada
dua aspek yaitu tingkat penggunaan dan juga tingkat geografis. Produk
dipasarkan pada pasar yang potensial dan secara efektif dijangkau oleh
konsumen. Secara geografis, produk ini dipasarkan ke luar negeri dengan
kelompok industri di bidang pangan maupun biofarmaka. Industri ini
merupakan industri yang membutuhkan produk kencur dalam bentuk
kering dan bubuk sebagai kelanjutan usaha yang dijalankan.
2. Targeting
Target pasar yang dipilih adalah industri yang membutuhkan kencur
bubuk sebagai bahan baku. Target pemasaran ditujukan ke benua Eropa
terutama di Negara Jerman. Di negara ini banyak perusahaan yang
membutuhkan produk kencur yang merupakan bagian dari tanaman
rempah-rempah.
3. Positioning
Produk yang akan dihasilkan adalah kencur dengan penanganan
teknologi pengeringan dan pengemasan yang modern. Hal ini memberikan
dampak terhadap kualitas yang dihasilkan. Kencur memiliki kadar air yang
rendah dengan pengeringan yang menggunakan alat pengering buatan
serta daya tahan simpan yang lebih lama dengan kondisi kualitas baik
melalui teknologi pengemasan.
1. Product (produk)
Produk yang akan dihasilkan dalam rencana bisnis ini merupakan
intermediate product. Produk dihasilkan melalui proses pengolahan dengan
menghasilkan kencur dalam bentuk bubuk. Pengemasan menjadi penanganan
terhadap produk yang dihasilkan dengan menggunakan sistem kedap udara/
vakum tanpa merk dan label, hanya mencantumkan kode produksi dan
tanggal kadaluarsa.
2. Price (harga)
24
Rencana Operasional
Teknologi
Alat-alat yang digunakan dalam dalam perencanaan bisnis ini antara lain
mesin perajang kencur, mesin pengeringan buatan (vacuum cabinet dryer) serta
alat penggiling kering (diskmill) dengan output kencur bubuk. Sedangkan alat
yang digunakan dalam teknologi pengemasan vakum adalah vacuum packaging
25
untuk mengemas produk rimpang kencur dalam bentuk kencur bubuk. Mesin
conveyor pendeteksi logam juaga digunakan untuk memastikan produk tidak
mengandung bahan yang membahayakan. Teknologi yang digunakan akan
meningkatkan efisiensi produksi baik dari segi jumlah dan waktu.
1. Mesin Perajang Kencur
Bahan baku kencur segar yang didapatkan akan dicuci, ditiriskan, disortasi,
dan dirajang menggunakan mesin perajang. Rimpang kencur yang dirajang
dengan ketebalan tiga hingga lima. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
yang berikutnya, yaitu proses pengeringan. Perajangan rimpang kencur basah
dilakukan menggunakan mesin perajang otomatis dengan kapasitas 150 kg per
jam. Untuk merajang 1 053 kg rimpang basah dalam satu kali produksi
dibutuhkan mesin perajang sebanyak dua unit yang masing-masing beroperasi
selama 3.5 jam setiap harinya.
3. Mesin Diskmill
Rimpang kencur yang sudah dirajang kemudian digiling dengan mesin
penggiling atau mesin diskmill. Mesin ini akan menggiling dengan kapasistas 33
hingga 200 kg/jam dengan prinsip kerja menggiling simplisia menjadi ukuran
yang sangat kecil dan bubuk.
4
Ofosi Harefa "TPL-IKM 2008" PTKI MEDAN (Desember 2010). (Diacu 2014 Maret 26)
27
www.anekamesin.com
www.indotrading.com
Alat conveyor digunakan untuk mendeteksi kadar logam yang terdapat pada
kencur bubuk. Kencur bubuk dalam kemasan harus melewati alat pendeteksi
logam ini. Alat ini menjamin ambang batas kadar logam yang menjadi syarat
ekspor kencur ke luar negeri. Mesin ini dapat mendeteksi logam besi dan stainless
steel, seperti kawat atau timah, tembaga, alumunium, timah, dan logam lainnya.
a. Spesifikasi mesin:
b. Tipe : F500
c. Metode mendeteksi : Magnetic induksi
29
Bahan Baku
Bahan baku dari usaha pengolahan rimpang kencur ini berupa rimpang
kencur segar yang diperoleh dari petani-petani skala kecil yang berada di wilayah
Bogor. Petani-petani tersebut merupakan petani yang bermitra dengan usaha ini
sebagai pemasok tetap bahan baku produksi.
Tabel 3 Kebutuhan bahan baku per bulan
Jumlah Satuan
Input
Rimpang kencur segar 21 530 Kg
Penyusutan bahan baku 1350 Kg
(sortasi)
Plastik kemasan 170 Lembar
Kemasan sekunder (kardus) 34 Lembar
Output
Kencur bubuk 1 700 Kg
Keterangan :
1 = Mesin Perajang
2 = Mesin vacuum dryer
3 = Mesin Penggilingan
4 = Mesin vacuum packager
5 = Mesin conveyor pendeteksi logam
Proses Produksi
9. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di ruang / gudang yang bersih dan sirkulasi
udaranya baik dan tidak lembab, jauh dari bahan lain penyebab kontaminasi dan
bebas dari hama gudang. Selain itu sirkulasi udara melaui ventilasi cukup baik,
kelembaban udara rendah (65%), cahaya cukup (suhu gudang penyimpanan
maksimal 30C) dan tidak bocor.
32
Busuk,
Penyortiran awal (segar) tanah,
kerikil,
benda asing
Perajangan menggunakan
mesin perajang selama 3.5 jam
Penggilingan simplisia
menggunakan mesin diskmill
selama 0.3 jam
Penyortiran akhir
Kencur Bubuk
Pengemasan menggunakan
mesin vacuum packager selama 2
jam
Kencur bubuk
kemasan 10 kg
Parameter Syarat
Warna kuning
kemerahan
Kadar air (%) 8 10%
Kadar abu (%) maksimum 8%
Kadar minyak minimum 2.4%
atsiri
Kadar timbal negatif
Kadar arsen negatif
Sumber: Departemen Pertanian5
Simplisia kencur menjadi bahan dasar untuk menghasilkan kencur
bubuk melalui proses penggilingan kering. Simplisia kencur yang digunakan
sebagai bahan baku serbuk mengandung kadar air 8 hingga 10 persen. Ukuran
partikel bubuk kencur adalah 50 hingga 60 mesh yang berarti dalam satu inch
luas saringan terdapat 50 hingga 60 lubang.
1. Penyortiran dan grading dilakukan pada bahan baku berupa rimpang kencur
segar dari petani pemasok.
2. Pencucian dan penirisan dilakukan pada rimpang kencur segar yang telah
lulus penyortiran dan grading.
5
http://pphp.deptan.go.id (Diacu 2014 Maret 14)
34
Bentuk usaha yang dipilih dalam menjalankan bisinis ini adalah koperasi.
Koperasi dipilih sebagai bentuk usaha karena proses pendirian koperasi yang tidak
memerlukan biaya yang besar dalam pembentukannya. Selain itu, koperasi juga
menciptakan ikatan yang kuat dengan para anggotanya, dan menumbuhkan rasa
memiliki anggota terhadap koperasi. Tujuan pembentukan koperasi adalah untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945 (UU No 25 Tahun 1992). Oleh sebab itu, bentuk usaha ini sangat
cocok digunakan oleh wirakoperasi dalam mengembangkan bisnisnya.
Struktur Organisasi
RUA
(Rapat Umum Anggota)
Pengurus Pengawas
Manajer
Usaha
Ketetapan upah
Penentuan gaji dan upah bagi seluruh karyawan disesuaikan dengan jabatan
beserta tanggungjawab yang dibebankan. Penentuan gaji dan upah bagi karyawan
tetap sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang UMK 2014 Nomor
561/Kep.1636-Bangsos-2014. Rincian upah dan gaji bagi karjawan tetap maupun
tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5 Penentuan gaji dan upah
Uraian Rincian (Rp) Gaji per Bulan (Rp)
Manajer Usaha
-Gaji Pokok 2 700 000 3 700 000
-Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari) 500 000
-Uang transport (Rp25 000 x 20 hari) 500 000
Staff keuangan
-Gaji Pokok 1 700 000 2 700 000
-Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari) 500 000
-Uang transport (Rp25 000 x 20 hari) 400 000
Staff administrasi
-Gaji Pokok 1.700.000 2 700 000
-Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari) 500.000
-Uang transport (Rp25 000 x 20 hari) 400.000
Supervisor Produksi
Gaji Pokok 1.850.000 1 850 000
-Uang Makan (Rp25 000 x 20 hari) 500.000
-Uang transport (Rp25 000 x 20 hari) 400.000
Tenaga Kerja Produksi
Upah per hari Rp50.000 1.000.000 1 000 000
Usaha yang akan didirikan akan menjalin kerjasama dengan petani kencur
wilayah Bogor sebagai petani pemasok. Bentuk kerjasama yang akan dilakukan
berupa kerjasama vertikal ke belakang dalam hal pasokan bahan baku. Usaha
yang akan didirikan ini akan menjadikan petani kencur yang berada di wilayah
Bogor sebagai pemasok bahan baku berupa rimpang kencur segar. Petani akan
memasok rimpang kencur segar untuk kemudian diolah dengan menggunakan
teknologi pengeringan dan penggilingan kering. Produk yang dihasilkan oleh
usaha ini berupa intermediate product dalam bentuk kencur bubuk. Produk
tersebut kemudian akan dikemas menggunakan plastik kemas vakum sebelum
disimpan dan didistribusikan.
Kerjasama ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin kontinuitas bahan
baku usaha pengolahan rimpang kencur. Selain itu, tujuan lain dari penerapan
kerjasama ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani kencur yang
39
tergabung dalam usaha yang akan didirikan. Konsep kerjasama yang akan
dilakukan berupa penentuan ketetapan bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh
perusahaan atas penjualan produk. Ketetapan tersebut diambil berdasarkan hasil
diskusi dengan para petani yang tergabung dalam usaha yang akan didirikan.
Selain itu, perusahaan akan memberikan pelatihan budidaya yang baik agar para
petani dapat menghasilkan rimpang kencur dengan jumlah produksi yang optimal
dan berkualitas. Usaha yang akan didirikan ini tidak hanya berorientasi pada
keuntungan perusahaan semata, namun juga pada kesejahteraan para petani mitra.
Bentuk kerjasama yang dibangun dengan petani merupakan kerjasama yang
terikat dengan sistem keanggotaan koperasi. Koperasi sebagai badan usaha
memiliki hak dan kewajiban terhadap anggotanya, demikian pula dengan anggota
yang tergabung di dalamnya. Penentuan hak dan kewajiban tersebut menjadi
pengikat antara kedua pihak demi kemajuan bersama, baik bagi koperasi itu
sendiri maupun bagi para petani sebagai anggotanya. Koperasi memiliki
kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya seperti pemberian
penyuluhan maupun pelatihan kepada para petani. Program penyuluhan atau
pelatihan tersebut dapat dijadikan untuk menarik anggota baru maupun untuk
membantu pengembangan skala usaha budidaya bagi petani anggota lama. Selain
peningkatan skala usaha budidaya, penentuan bagi hasil antara seorang
wirakoperasi dengan petani akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak
Tabel 6 Matriks hubungan antara pihak yang terkait
Petani CE Koperasi Desa Industri
Petani Mitra kerja dan Pemasok bahan
membentuk baku
kepercayaan
CE Penyedia jasa, Tenaga ahli atas Pelopor Pembuka
pengedukasi, program yang penyedia dana peluang pasar
dan sebagai akan dan ide bisnis bagi petani
motor dilaksanakan untuk
penggerak bagi pembangunan
petani desa
(pelatihan,
pendidikan,
pengawasan
serta
pengontrolan
Koperasi Pengolah Penyedia sarana Unit usaha yang Pemasok
bahan baku bagi CE untuk dimiliki desa bahan baku
untuk bekerja dan serta setengah jadi
meningkatkan menciptakan memberikan bagi industri
nilai tambah lapangan dana yang
pada produk pekerjaan pembangunan membutuhkan
bagi desa
Desa Pendukung Tempat Penyedia lokasi
program yang berlangsungnya berdirinya
akan program dan badan usaha
dilaksanakan membantu koperasi,
dalam hal melakukan memfasilitasi
sarana dan sosialisasi perijinan usaha,
prasarana program kepada serta sebagai
40
Analisis Risiko
Rencana Keuangan
Rencana Investasi
Jumlah Biaya
No Komponen Biaya
(Rp000)
1 Alat produksi 470 510
2 Alat dan furniture perkantoran 32 360
3 Bangunan dan infrastruktur 1 400 000
4 Kemdaraan (mobil pick up) 105 000
5 Biaya promosi (pengadaan petani) 5 000
6 Biaya sertifikasi 30 000
7 Biaya pendirian badan usaha 6 600
Total Biaya Investasi 2 065 470
Biaya operasional sebuah bisnis dibagi menjadi dua, yaitu biaya variabel
dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah tergantung jumlah
produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tetap tidak berubah berapapun
produksi yang dihasilkan. Rincian biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 10
berikut ini.
44
Biaya (Rp000)
No Komponen Biaya Satuan Jumlah Per Per
Satuan
Bulan Tahun
BIAYA VARIABEL
1 Biaya tenaga supir dan kuli angkut Orang 2 50 2 000 24 000
2 Biaya pengemasan 1 598 19 176
3 Biaya solar mesin 6 380 76 560
4 Biaya gas tabung 35 130 4 550 54 600
5 Biaya transportasi (Rp 200000/hari) 200 4 000 48 000
6 Biaya rupa-rupa 1 000 12 000
7 Biaya tenaga kerja produksi orang 11 50 11 000 132 000
Total Biaya Variabel 30 528 366 336
BIAYA TETAP
1 Tenaga Kerja: orang 14 800 177 660
2 Sewa host website 1 8 100
3 Biaya utility 5 800 69 600
4 Biaya pemasaran 1 1 050 2 500 30 000
5 Biaya pemeliharaan dan perawatan 500 6 000
6 Insentif tempat pengumpulan unit 1 1 000 12 000
7 Administrasi perkantoran 260 3 120
8 Jasa professional 1 000 12 000
9 Transportasi (sewa angkutan) unit 1 900 900 10 800
10 Biaya pelatihan karyawan 500 500 6 000
11 Uang keamanan dan kebersihan 100 100 1 200
Total Biaya Tetap 28 458 341 500
Total Biaya Operasi 58 986 707 836
Biaya (Rp000)
No Komponen Biaya Satuan Jumlah Per
Satuan
Bulan Per Tahun
BIAYA VARIABEL
1 Biaya tenaga supir dan kuli angkut orang 2 50 2 000 24 000
2 Biaya pengemasan 1 880 22 560
3 Biaya solar mesin 6 380 76 560
4 Biaya gas tabung 35 130 4 550 54 600
5 Biaya transportasi (Rp 200000/hari) 200 4 000 48 000
6 Biaya rupa-rupa 1 000 12 000
7 Biaya tenaga kerja produksi orang 11 50 11 000 132 000
Total Biaya Variabel 30 810 369 720
BIAYA TETAP
1 Tenaga Kerja: orang 14 800 177 660
2 Sewa host website 1 8 100
45
Biaya (Rp000)
No Komponen Biaya Satuan Jumlah Per
Satuan
Bulan Per Tahun
3 Biaya utility 5 800 69 600
4 Biaya pemasaran 1 1 050 2 500 30 000
5 Biaya pemeliharaan dan perawatan 500 6 000
6 Insentif Tempat Pengumpulan unit 1 1 000 12 000
7 Administrasi perkantoran 260 3 120
8 Jasa professional 1 000 12 000
9 Transportasi (sewa angkutan) unit 1 900 900 10 800
10 Biaya pelatihan karyawan 500 500 6 000
11 Uang keamanan dan kebersihan 100 100 1 200
Total Biaya Tetap 28 458 341 500
Total Biaya Operasional 59 268 711 220
Modal Awal
Uraian Jumlah
Biaya Investasi Rp2 065 470 000
Biaya Tetap Rp28 458 000
Biaya Variabel (tahun pertama) Rp30 528 000
Total Rp2 124 456 000
Harga pokok produksi dari produk yang akan dijual diperoleh dengan cara
membagi biaya total dengan jumlah produksi.
HPP =
Uraian Jumlah
Biaya modal kerja Rp333 122 000
Jumlah produksi (kg) 2 000
HPP (kg) Rp166 561
HPP /10kg Rp1 665 610
Harga pokok produksi produk kencur bubuk ini adalah sebesar Rp166 561 (15.14
USD) per kg atau Rp1 665 610 (151.42 USD) per kemasan 10 Kg.
46
Manfaat yang diperoleh dari hasil penjualan pada tahun pertama sebesar
Rp5 140 800 000. Jumlah ini terdiri dari penerimaan 12 bulan produksi dengan
jumlah penjualan dibawah target penjualan. Hal ini diasumsikan karena usaha
pengolahan rimpang kencur ini masih dalam proses pengenalan serta kualitas
bahan baku yang belum seragam. Penerimaan yang diperoleh usaha ini tahun-
tahun berikutnya adalah sebesar Rp6 048 000 000 yang terdiri dari penerimaan 12
bulan produksi dengan jumlah penjualan sesuai target yaitu 2 ton per bulan.
Uraian Jumlah
biaya tetap Rp341 500 000
biaya variabel per Kg Rp 18 000
jumlah produksi (Kg) 20 400
harga jual Rp 252 000
Penerimaan Rp5 140 800 000
BEP Unit 3 957
BEP Rupiah Rp997 166 000
Uraian Jumlah
biaya tetap Rp341 500 000
biaya variabel Rp15 000
Jumlah
produksi (Kg) 24 000
harga jual Rp252 000
Penerimaan Rp6 048 000 000
BEP Unit 5 296
BEP Rupiah Rp1 334 530 000
Pada tahun pertama, BEP unit dari produk kencur bubuk ini bernilai 3 957
dengan BEP Rupiah sebesar Rp997 166 000. Angka tersebut memiliki arti bahwa
usaha pengolahan rimpang kencur ini akan mencapai titik impas di tahun pertama
bila terjual sebanyak 3 957 Kg kencur bubuk atau memperoleh penerimaan
sebesar Rp5 140 800 000. Pada tahun selanjutnya, BEP unit dari produk ini adalah
sebesar 5 296 dengan BEP Rupiah sebesar Rp1 334 530 000. Angka tersebut
memiliki arti bahwa usaha pengolahan rimpang kencur ini akan mencapai titik
impas di tahun berikutnya bila terjual sebanyak 5 296 Kg kencur bubuk atau
memperoleh penerimaan sebesar Rp6 048 000 000.
47
Pada usaha pengolahan rimpang kencur yang akan didirikan ini, modal yang
dikeluarkan untuk usaha akan kembali dalam jangka waktu 0.44 tahun. Pada
proyeksi cash flow diperoleh NPV sebesar Rp4 879 328 000, nilai Net B/C
sebesar 1.13 yang memiliki arti bahwa setiap Rp1 yang dikelurakan akan
mendapatkan manfaat bersih sebesar Rp1.13, nilai IRR sebesar 120.06 persen
yang memiliki arti bahwa tingkat pengembalian terhadapt investasi adalah sebesar
120.06 persen.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 2 Rincian biaya investasi komponen biaya mesin dan peralatan produksi
Lampiran 3 Rincian biaya investasi komponen biaya alat dan furnitur perkantoran
Asumsi
Mesin pengeringan kapasitas 150 kg terdiri dari 40 rak/tray, tipe cabinet dengan
blower bertenaga utama listrik dan sumber panas LPG, lama pengeringan 8 jam
Kapasitas mesin penggilingan 300kg/jam, dengan tenaga utama solar
Kapasitas mesin perajang 150kg/jam, dengan tenaga utama solar
Kapasitas timbangan digital 50 Kg
Kapasitas timbangan mekanik gantung 500 Kg
Pembelian tabung gas LPG ukuran 12 Kg
Kapasitas tampah 20 Kg
Kapasitas baskom 100 Kg
Pembelian bak sampah ukuran 1 100 liter bahan PVC
Kapasitas mobil pick up 2 Ton
Kapasitas timbangan digital 15 Kg
Kapasitas timbangan mekanik gantung 500 Kg
Pembelian sofa kantor satu set dengan meja
Pembelian jenis besi arsip dengan pintu kaca geser
Pembelian lampu neon panjang 40 watt beserta rumah lampu
Pembelian AC ukuran 1 PK
Pembelian kursi lipat merk Chitose
Biaya sertifikasi terdiri dari sertifikasi ISO 22000
Biaya pendirian badan usaha terdiri dari modal minimal koperasi sebesar Rp5
000 000, retribusi pengesahan akta sebesar Rp100 000, dan izin SIUP kecil
sebesar Rp1 500 000
55
Lampiran 6 Rincian biaya tetap komponen biaya upah tenaga kerja tetap
Asumsi
Tarif listrik prabayar untuk pemakaian diatas 3 500 VA dikenakan biaya Rp 1
145/Kwh.
Kebutuhan listrik mesin blower pengering: 300 watt x 7 unit x 8 jam x 18 hari
kerja = 302.4 Kwh
Kebutuhan listrik mesin pengemas: 400 watt x 1 unit x 10 jam x 17 hari kerja =
68 Kwh
Kebutuhan listrik lampu: 50 watt x 10 buah x 10 jam x 20 hari kerja = 100 Kwh
Kebutuhan listrik kipas blower: 140 watt x 2 unit x 20 hari kerja = 96 Kwh
Biaya pemasaran ekspor ke negara tujuan, asumsi produksi 2 ton/bulan dengan
harga Rp12 600 000
Bangunan terdiri dari ruang produksi, gudang penyimpanan, dan ruang kantor
dengan luas bangunan 3.000 m2
Biaya jasa profesional terdiri dari jasa penyuluh pertanian, notaris, analis atau
laboran penngujian produk
Biaya transportasi terdiri dari biaya sewa mobil box untuk keperluan
pengangkutan produk dari tempat produksi menuju pelabuhan peti kemas
Tanjung Priok
Asumsi
Biaya tenaga supir dan kuli angkut terdiri dari biaya tenaga kerja untuk
mengambil dan mengangkut bahan baku dari petani ke tempat produksi
Biaya kemasan primer (plastik vakum) kapasitas 10 Kg dgn harga Rp4 000 per
lembar [sumber: kaskus]
Biaya kemasan sekunder (kardus) kapasitas 50 Kg dgn harga Rp15 000 per
lembar [sumber: toko]
Mesin perajang 5,5 PK membutuhkan 0,7 liter solar per jam, diasumsikan
penggunaan 2 mesin per hari 10 jam selama 20 hari adalah 280 liter (harga solar
per liter Rp11 000)
Mesin penggiling 12 pk membutukan 1,5 liter per jam, diasumsikan
penggunaan 1 mesin per hari 10 jam selama 20 hari adalah 300 liter (harga solar
per liter Rp11 000)
Asumsi tiap mesin pengering membutuhkan 3 Kg gas per hari, sehingga
kebutuhkan tiap mesin per bulan adalah 5 tabung ukuran 12kg
Biaya transportasi meliputi: bensin, tol, pak ogah, pungli, parkir
Biaya rupa-rupa terdiri dari biaya cadangan yang digunaka jika terdapat
kekurangan biaya variabel tiap bulan
Tenaga kerja produksi terdiri dari tenaga kerja langsung untuk melakukan
proses produksi selama dua hari yang terdiri dari pencucian, perajangan,
pengeringan, penggilingan, dan pengemasan per volume produksi
IInflow
1. Penjualan - 5 140 800 6 048 000 6 048 000 6 048 000 6 048 000
2. Investor - 2 124 456 - - - -
3. Nilai sisa - - - - - 270 955
Total Inflow 718 538 7 265 256 6 264 000 6 264 000 6 264 000 6 534 955
I
I Outflow
1. Biaya Investasi 2 065 470 2 940 2 940 2 940 2 940 2 940
Total Biaya Investasi 2 065 470 2 940 2 940 330 2 940 2 940
2. Biaya Operasional
Biaya Tetap 341 500 341 500 341 500 341 500 341 500
Biaya Variabel 366 336 366 336 366 336 366 336 366 336
Total Biaya Operasional 707 836 711 220 711 220 711 220 711 220
3. Biaya Non Operasional 1 062 228 1 062 228
Total Biaya Non Operasional 1 062 228 1 062 228
4. Bagi Hasil
Petani (70%, 75%) 2 328 057 3 172 209 3 172 209 3 172 209 3 172 209
Wirakoperasi (4%, 5%) 133 032 211 481 264 592 264 592 264 592
Desa (1%, 5%) 33 258 211 481 264 592 264 592 264 592
Total bagi hasil 2 826 927 4 018 132 4 230 577 4 230 577 4 230 577
5. Pajak (25%) 124 717 52 780 52 780 52 780 52 780
total outflow 2 065 470 4 724 648 5 847 390 4 997 608 4 997 608 4 997 608
I
II Saldo Usaha Koperasi (2 065 470) 2 302 869 633 408 633 408 633 408 904 363
(2 065 (2 065
Arus kas non operasional (2 065 470) 470) 470)
Akumulasi Saldo 475 138 675 748 1 726 140 2 776 533 4 023 360
discount factor 7.5% 1 0.930 0.865 0.805 0.749 0.697
PV net benefit (2 065 470) 3 351 475 1 092 775 845 525 786 534 868 488
PV Benefit untuk Gross B/C 0 6 758 378 5 233 532 4 868 402 4 528 746 4 401 523
PV Biaya untuk Gross B/C 658 870 4 395 022 5 059 937 4 022 877 3 742 211 3 533 034
pv positif 6 944 798
pv negative (2065470)
I
V NPV 4 879 328
V
gross B/C 1.13
V
I net B/C 3.36
V
II IRR 120.06
V
III pay back period (PP) 0.44
I
X Break Even Point (unit) 3 957
X
Break Even Point (Rp) 997 166
60
Tahun
No Uraian Komponen
1 2 3 4 5
I Penerimaan
1. Penjualan 514 0800 6 048 000 6 048 000 6048000 6 048000
Total Inflow 514 0800 6 048 000 6 048 000 6048000 6 048000
III Outflow
2. Biaya Operasional
Biaya Tetap 341 500 341 500 341 500 341500 341 500
Biaya Variabel 366 336 369 720 369 720 369720 369 720
3. Biaya Penyusutan 44 940 44 940 44 940 44940 44 940
Total Biaya Operasional 752 776 756 160 756 160 756160 756 160
Biaya Non Operasional 1 062 228 1 062 228
III Laba Sebelum Bagi Hasil 3 325 796 4 229 612 5 291 841 5 291841 5 291 841
IV Bagi Hasil
Petani (70%,75%) 2 328 057 3 172 209 3 172 209 3172209 3 172 209
Wirakoperasi (5%) 133 032 211 481 264 592 264592 264 592
Desa (5%) 33 258 211 481 264 592 264592 264 592
Koperasi (10%, 5%) 498 869 211 481 264 592 264592 264 592
Investor (10%, 15%) 332580 422 961 529 184 529184 529 184
V Laba Sebelum Pajak (EBT) 498 869 211 481 264 592 264592 264 592
VI Pajak Penghasilan (25%) 124 717 52 870 66 148 66148 66 148
PPn (0%) 0 0 0 0 0
VII Laba bersih (EAT) 374 152 158 610 198 444 198444 198 444
61
Inflow
1. Penjualan 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400
2. Dana Hibah
3. Dana Investor 2 124 456
4. Nilai sisa
Total Inflow 2 552 856 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400
Outflow
1. Biaya Investasi 2 065 470 2 940
Total Biaya Investasi 2 065 470 2 940
2. Biaya Operasional
Biaya Tetap 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458
Biaya Variabel 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528
Total Biaya Operasional 58 986 58 986 58986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986 58 986
3. Cicilan Pinjaman 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519
Total Biaya Non Operasional 88 519 88 519 88 519 88519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519
Pajak Penghasilan 25% 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393
4. Bagi Hasil
Petani 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005
Wirakoperasi 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086
Desa 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771
Investor 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27715 27 715 27 715 27 715
62
Total Bagi Hasil 235 577 235 577 235 577 235 577 235 577 235 577 235 577 235577 235 577 235 577 235 577 235 577
Total Outflow 2065470 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 393 476 396 416
Saldo Usaha (net
benefit) -2065470 2247 900 123 443 123 443 123 443 123 443 123 443 123 443 123 443 123 443 123 443 123 443 120 503
Arus kas non
operasional -2065470 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519 -88 519
Akumulasi Saldo 93 911 128 835 163 759 198 684 233 608 268 532 303 456 338 381 373 305 408 229 443 154 475 138
Discount Factor (i =
7.5%) 1 0.930 0.865 0.805 0.749 0.697 0.648 0.603 0.561 0.522 0.485 0.451 0.420
PV Net Benefit -2065470 2091 069 106 820 99 367 92 434 85 986 79 987 74 406 69 215 64 386 59 894 55 715 5 0594
PV Benefit untuk
Gross B/C 0 2374 750 370 708 344 845 320 786 298406 277 587 258 220 240 205 223 446 207 857 193 355 179 866
PV Biaya untuk
Gross B/C 2065470 366 024 340 487 316 732 294 635 274 079 254 957 237 169 220 623 205 230 190 912 177 593 166 437
63
Bulan
No Uraian Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Penerimaan
1. Kencur bubuk 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 42 8400
Total Penerimaan 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 428 400 42 8400
II Biaya Operasional
2. Biaya Operasional
Biaya Variabel 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528 30 528
Biaya Tetap 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28 458 28458
3. Biaya Penyusutan 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745 3 745
Total Biaya Operasional 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731 62 731
Biaya Non Operasional 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88 519 88519 88 519 88 519 88 519 88 519
III Laba sebelum bagi hasil 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277 150 277150
IV Bagi hasil
Petani (70%) 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005 194 005
Wirakoperasi (5%) 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11 086 11086 11 086 11 086 11 086 11 086
Desa (5%) 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771 2 771
Koperasi (10%) 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41572
Investor (10%) 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715 27 715
V Laba Sebelum Pajak (EBT) 41572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572 41 572
VI Pajak Penghasilan 25% 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393 10 393
Pajak 0% (PPn) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
VII Laba Bersih (EAT) 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179 31 179
64
RIWAYAT HIDUP