Perancangan Pabrik - Produksi SO2 Dari Waste Acid Gas Hasil Gasifikasi Batubara

LAMPIRAN
PERANCANGAN PABRIK PRODUKSI SO2 DARI

WASTE ACID GAS HASIL GASIFIKASI BATUBARA
TK-411 PERANCANGAN PABRIK
Disusun Oleh :
Adli Azharuddin 14 – 2012 – 023
Nayl Diab 14 – 2012 – 043
Pembimbing :
Dicky Dermawan, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2016
DAFTAR ISI LAMPIRAN
DAFTAR ISI LAMPIRAN .i

DAFTAR TABEL LAMPIRAN .iv
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN .v
LAMPIRAN – BAGIAN 0 PROBLEM DESKRIPSI .1
LAMPIRAN – BAGIAN 1 PENDAHULUAN .11
1.0 Ringkasan Revisi .11
1.1 Latar Belakang .11
1.2 Spesifikasi Produk .11
1.3 Bahan Baku .12
1.4 Teknologi Proses .13
1.5 Lokasi Pabrik .15
LAMPIRAN – BAGIAN 2 NERACA MASSA dan ENERGI . 17
2.0 Ringkasan Revisi _______ 17.
2.2 Neraca Massa dan Energi 17
.
2.2.1 Heat Exchanger Network 17
.
2.2.2 Langkah Kerja Hysys 20
.
LAMPIRAN – BAGIAN 3 SPESIFIKASI PERALATAN .52
3.0 Ringkasan Revisi _______ 52.
3.1 Gambar Skema Peralatan Proses .52
3.2 Perhitungan Spesifikasi Peralatan .76
3.2.1 Unit Waste Acid Gas Kompresi .76
3.2.2 Unit COS Konverter . 90
3.2.3 Unit CO2 Removing I .102
3.2.4 Unit Acid Gas Kompresi . 127
3.2.5 Unit CO2 Removing II .140
3.2.6 Unit SO2 Production .165
LAMPIRAN – BAGIAN 4 UTILITAS DAN LAYOUT . 178
4.0 Ringkasan Revisi _______ 178
.
4.1 Sistem Pengelolaan dan Distribusi Air .178
4.1.1 Tahap Pengolahan Air PT. Company One Engineering .178
i
4.1.2 Perhitungan Kebutuhan Air .182
4.2 Sistem Penyediaan dan Distribusi Steam dan Listrik .184
4.2.1 Distribusi dan Produksi Steam .184
4.2.2 Distribusi dan Produksi Listrik .185
4.2.3 Simulasi Unit Penyediaan Steam, Listrik, dan Sirkulasi Dowtherm A
Thermal Fluid .188
4.3 Instrumentasi dan Pengendalian .191
4.3.1 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Waste Acid Gas
Kompresi .191
4.3.2 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi COS ke H2S .194
4.3.3 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing I .197
4.3.4 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Acid Gas Kompresi . 201
4.3.5 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing II .203
4.3.6 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Unit SO2 Production .207
4.3.7 Hazop PT. Company One Engineering .209
4.4 Sistem Pengolahan Limbah .216
4.4.1 Limbah Cair .216
4.4.2 Limbah Padat .217
4.4.3 Limbah Gas .218
4.5 Utilitas Lain .218
4.5.1 Sistem Refrigirasi .218
4.5.2 Penyediaan Udara Tekan .220
4.5.3 Penyediaan Natural Gas . 220
4.5.4 Sistem Distribusi Produk SO2 oleh Pipeline 150 km .220
4.6 Layout Pabrik .220
LAMPIRAN – BAGIAN 5 SISTEM MANAJEMEN DAN KESELAMATAN KERJA .223
5.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja .223
5.2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS) Bahan Kimia di PT. Company One
Engineering .223
LAMPIRAN – BAGIAN 6 ANALISIS EKONOMI . 244
6.0 Ringkasan Revisi _______ 244
.
6.1 Asumsi Umum Analisis Ekonomi .244
6.2 Perhitungan Perkiraan Harga Alat Utama .245
ii
6.2.1 Perkiraan Harga Shell and Tube . 245
6.2.2 Perkiraan Harga Compressor .220
6.2.3 Perkiraan Harga PFR .273
6.2.4 Perkiraan Harga Vessel . 274
6.2.5 Perkiraan Harga Tower . 277
6.2.6 Perkiraan Harga Pump .285
6.2.7 Perkiraan Harga Pump .289
6.3 Perhitungan Perkiraan Harga Biaya Investasi .291
6.4 Perhitungan Perkiraan Penjualan dan Biaya Produksi Tahunan .292
6.5 Analisis Kelaiakan Ekonomi .295
DAFTAR PUSTAKA .298
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Spesifikasi Produk SO2 PT. Company One Engineering . 11

Tabel 1.2 Perbandingan Harga Raw Material . 12
Tabel 1.3 Perbandingan Beberapa Metode Produksi Sulfur Dioksida (SO2) .13
Tabel 1.4 Gross Profit Margin per Ton Produksi SO2 untuk Beberapa Raw Material .15
Tabel 1.5 Perbandingan Beberapa Pilihan Pendirian PT. Company One Engineering .15
Tabel 2.1 Data Perhitungan Beban Pendinginan dan Pemanasan . 17
Tabel 2.2 Data Heat Targeting, Pendingin Eksternal, dan Pemanas Eksternal .18
Tabel 4.1 Kebutuhan Air PT. Company One Engineering .178
Tabel 4.2 Total Cooling Water Duty . 182
Tabel 4.3 Steam Lost dan Konsumsi .183
Tabel 4.4 Keperluan Air Sanitasi .183
Tabel 4.5 Maksimum Kebutuhan Listrik PT. Company One Engineering .185
Tabel 4.6 Detail Kebutuhan Listrik Untuk Fasitilas Lain (Penerangan Area Pabrik) .186
Tabel 4.7 Detail Kebutuhan Listrik Untuk Gedung (Penerangan dan Peralatan Listrik) .186
Tabel 4.8 Hazard Operability Study (HAZOP) PT. Company One Engineering .210
Tabel 6.1 Asumsi Umum Analisis Ekonomi .244
Tabel 6.2 Perkiraan Harga Biaya Investasi .291
Tabel 6.3 Variable Cost dan Fix Cost .292
Tabel 6.4 Detail Pembelian Raw Material dan Pembiayaan Utilitas .292
Tabel 6.5 Detail Kebutuhan Operator Labor .293
Tabel 6.6 Pembayaran Gaji Tanpa Lembur Pertahun .294
Tabel 6.7 Pembayaran Gaji Lembur Pertahun .294
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Heat Exchanger Network PT. Company One Engineering .7

Gambar 4.1 Sistem Pengelolaan dan Distribusi Air PT. Company One Engineering .181
Gambar 4.2 Sistem Penyediaan dan Distribusi Steam Serta Listrik beresta Sistem
Sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid PT. Company One Engineering .187
Gambar 4.3 Proses Simulasi Unit Penyediaan Steam, Listrik, dan Sirkulasi Dowtherm A
Thermal Fluid .190
Gambar 4.4 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Waste Acid Gas Multistage
Compression PT. Company One Engineering .193
Gambar 4.5 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi COS ke H2S PT.
Company One Engineering .196
Gambar 4.6 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing 1 PT.Company
One Engineering .200
Gambar 4.7 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Acid Gas Unit Multistage
Compression PT. Company One Engineering .202
Gambar 4.8 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing II PT.
Gambar 4.9 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi H2S ke SO2 PT.
Gambar 4.10 Sistem Pengolahan Limbah Cair PT. Company One Engineering .216
Gambar 4.11 Sistem Pengolahan Limbah Padat PT. Company One Engineering .218
Gambar 4.12 Siklus Refrigerasi PT. Company One Engineering . 219
Gambar 4.13 Proses Simulasi Siklus Refrigerasi PT. Company One Engineering .219
Gambar 4.14 Skema Penyediaan dan Distribusi Udara Tekan .220
Gambar 4.13 Layout Unit Produksi PT.Company One Engineering .221
Gambar 4.14 Layout PT.Company One Engineering .222
v
vi
LAMPIRAN 0 – PROBLEM DESKRIPSI PT. Company One Engineering
LAMPIRAN 0 – PROBLEM DESKRIPSI
Production of Specialty Chemicals from a Coal

Gasification Acid Gas Waste Stream
Background
A feasibility study is to be performed to investigate the possibility of producing high-value,
specialty sulfur chemicals from a sulfur-rich, acid gas waste stream produced by a coal
gasification facility. In this facility, a Shell gasifier is used to process approximately 16,000 tons
of coal per day into a synthesis gas used primarily to produce higher alcohol oxygenates and
fuel additives. The process produces a waste gas stream of 50,000 kg / hr with the following
composition:
Carbon Dioxide 62.07 mol %

Hydrogen Sulfide 33.18 mol %
Carbonyl Sulfide 3.34 mol %
Ammonia 0.81 mol %
Methanol 0.56 mol %
The traditional method for the treatment of a waste gas of this type is a sequential
application of the Claus and Beavon processes, resulting in elemental sulfur suitable for
landfill [1,2]. The goal is to explore the possibility of producing sulfur chemicals from the
stream. Bulk chemicals such as sulfuric acid are to be avoided.
The results of the feasibility study show that a reaction method, which is preferred
over the Claus and Beavon method, is most profitable. This requires the production of
sulfur dioxide via the combustion hydrogen sulfide. The SO2 is then processed into
carbon disulfide, ammonium sulfate, sodium sulfite, and sodium bisulfite. Carbon
disulfide is used in the manufacture of rayon, carbon tetrachloride, soil disinfectants, and
as a solvent for phosphorus, sulfur, selenium, bromide, iodine, fats, resins, and rubbers.
Ammonium sulfate is used in fertilizers, flame proofing, and galvanization. Sodium
sulfite is used in the chemical pulping of wood, water treatment, photography, ore
Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 1

floatation, and textile processing and sodium bisulfite is used as a disinfectant, a bleach,
and as a preservative in the bleaching of food.
Process Description
A simplified BFD of the overall process is shown in Figure 1.
Unit 100-Hydrogen Sulfide Separation
The purpose of Unit 100 is to separate hydrogen sulfide from the carbon dioxide in
the acid gas waste stream. The PFD for Unit 100 is shown in Figure 2. The acid waste gas
enters Unit 100 and is heated. Stream 3 now combines with superheated steam and is sent
into a fired heater, H-101. The stream is heated to the reaction temperature, and it then
enters an isothermal packed bed reactor, R-101. Here carbonyl sulfide reacts with steam
over a titanium oxide catalyst to form hydrogen sulfide and carbon dioxide. Cooled and
partially condensed, the reactor effluent is sent to the flash unit, V-101, where the excess
steam is removed as condensed water. Stream 16 enters the bottom of absorber T-101
flowing upward countercurrently against the Selexol solvent. The Selexol preferentially
absorbs the hydrogen sulfide as opposed to carbon dioxide. The cleaned carbon dioxide
leaves the top of the absorber and is sent to Unit 600. The hydrogen sulfide-rich Selexol
solvent is preheated in heat exchanger E-106 and sent to distillation column, T-102. In T-
102, the Selexol solvent is regenerated, and the absorbed waste gases are sent to absorber
T-103. Heat exchanger E-105, using refrigerated water, reduces the temperature of the
recycled Selexol to 25°C. Fresh Selexol is added to the recovered Selexol and enters the top
of T-101. The top of T-102 is sent the bottom of a second absorber, T-103, where the stream
again flows counter-currently against additional Selexol solvent. Absorber T-103 removes
most of the carbon dioxide from the recovered hydrogen sulfide stream. The waste gas
(Stream 38) exiting the absorber is sent to Unit 600. The bottom is preheated in two heat
exchangers, E-110 and E-111, and is sent to a second distillation column, T-104, where the
Selexol solvent is regenerated. The purified hydrogen sulfide leaves Unit 100 and is shared
by Units 200 and 500. The bottom stream preheats the tower feed in E-110 and is then
pumped up, cooled and combined with fresh Selexol to re-enter T-103.

Unit 500-Steam Generation

Figure 6 is the process flow diagram for steam generation. This process receives hydrogen
sulfide (H2S) (Streams 1, 3, and 5) from Units 100 and 200. Stream 3 is the product stream
from Unit 100 and contains mainly H2S. Stream 5 is a waste stream that contains H2S and
water vapor that will be combusted in the fired heater. Stream 1 is a recycle of excess H2S
from Unit 200. These streams are throttled to 130 kPa, mixed to 6 form Stream 9, and are
sent into the fired reactor (R-501) to be combusted. Reactor R-501 operates at a
temperature of 600°C and combusts the H2S to form mainly SO2, SO3, and H2O. Saturated
boiler feed water (Stream 14) is pumped up to a pressure of 14,000 kPa in P-501 and
vaporized in R-501 to form saturated super-pressure steam at a temperature of
approximately 336°C (Stream 16). This super-pressure steam is used in Units 100 and 200.
There may be alternatives, such as heat transfer fluids, to using super-pressure steam, which
requires very thick walled pipes. The combusted gases from the reactor (Stream 10) are sent
through a heat exchanger, E-501. Low-pressure steam (Stream 19) is generated from
pumping boiler feed water (Stream 17) to a pressure of 1135 kPa and vaporized at a
temperature of 185°C in the shell side of E-501 for use in Unit 200. The process stream
leaving E-501 is then divided into Streams 12 and 13 to provide Units 300 and 400 with SO2
for use in the manufacture of their respective products.
Equipment Descriptions
E-101 Effluent Cooler P-101 Recycle Pump
E-102 Heat Exchanger (Heating) P-102 Reflux Pump
E-103 Heat Exchanger (Heating) P-103 Reflux Pump
E-104 Heat Exchanger (Heating) P-104 Recycle Pump
E-105 Tower Preheater R-101 Packed Bed Reactor
E-106 Tower Preheater T-101 Medium Pressure Absorber
E-107 Effluent Cooler T-102 Low Pressure Absorber
E-108 Reboiler T-103 Selexol Distillation Column
E-109 Reboiler T-104 Selexol Distillation Column
E-110 Heat Exchanger (Heating) V-101 Flash Vessel
E-111 Heat Exchanger (Heating) V-102 Reflux Vessel
E-112 Condenser V-103 Reflux Vessel

E-113 Reboiler C-501 Air Compressor

E-114 Effluent Cooler E-501 Heat Exchanger
E-115 Effluent Cooler P-501A/B BFW Pump
H-101 Fired Heater P-502A/B BFW Pump
R-501 Incinerator
References
1. Kohl, A. and F. Riesenfeld, Gas Purification 4th ed., Gulf Publishing, Houston, TX, 1985. pp.
446-451, 739-753.
2. Kohl, A. and F. Riesenfeld, Gas Purification 4th ed., Gulf Publishing, Houston, TX, 1985. pp.
739-743.
3. Tong, S., I.G. Dalla Lana, and K.T. Chuang, “Kinetic Modelling of the Hydrolysis of
Carbonyl Sulfide Catalyzed by Either Titania or Alumina,” The Canadian Journal of
Chemical Engineering, 71 (3), 392-400 (1993).
4. U.S. Patent # 3,594,985 Acid Gas Removal From Gas Mixtures.
5. McKetta, J.J. Encyclopedia of Chemical Processing Design, Vol. 52., Marcel Dekker
Inc., New York, 1995, pp.458-472.
6. Erekson, “Gasoline from Natural Gas by Sulfur Processing,” 1995 Coal

Liquefaction and Gas Conversion Contractors Review Conference.
7. U.S. Patent # 4,250,160 Process for Manufacture of Ammonium Sulfate.
8. U.S. Patent # 5,266,296 Cocurrent Flow Process for the Manufacture of Sodium Sulfite
and Bisulfite Solutions.

Table Mass and Energi Balance of Unit 100-Hydrogen Sulfide Separation Unit


Table Mass and Energi Balance of Unit 500-Steam Generation

Figure 1: BFD of Specialty Sulfur Chemicals



LAMPIRAN – BAGIAN 1 PENDAHULUAN PT. Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 1 PENDAHULUAN

1.0 Ringkasan Revisi
No Memo 1 Resume Perbaikan

General informasi disesuaikan Laporan pasal 1.1
1 dengan hasil perancangan memo 2 Laporan pasal 1.2
sampai memo 5
BFD disusun dengan input sebelah Laporan pasal 1.6
2 kiri dan outpus sebelah kanan serta
alir proses dari kiri ke kanan
1.1 Latar Belakang

Informasi umum PT. Company One Engineering
Nama proyek : Produksi Sulfur Dioksida dari Waste Acid Gas Hasil
Gasifikasi Batubara
Lokasi pabrik : Kecamatan Lawang Kidul, Tanjung Enim, Sumatera
Selatan
Raw material : Waste Acid Gas, Udara, Steam
Produk utama : Sulfur Dioksida (SO2)
Produk samping : Low Pressure Steam (LPS)
Kapasitas produksi : 237.000 ton SO2 per tahun
Keuntungan tahunan : US $ 48470965
1.2 Spesifikasi Produk

Tabel 1.1 Spesifikasi Produk SO2 PT. Company One Engineering.
Kompenen Komposisi (% massa)

Sulfur Dioksida (SO2) 24.58
Nitogen (N2) 61.65
Air (H2O) 7.90
Karbon Dioksida (CO2) 4.53
Argon (Ar) 1.06
Oksigen (O2) 0.18
CKarbon monoksida (CO) 0.10
Sulfur Trioksida (SO3) 0.01

1.3 Bahan Baku

Pembelian sejumlah sulfur dalam waste acid gas lebih murah dibanding raw
material lain seperti tertera pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Perbandingan Harga Raw Material
Padatan
Aspek Pembanding Gas H2S Waste Acid Gas
Sulfur
Fasa Padatan Gas Gas
Harga ($/ton raw material) 230* 1000* 38
Kadar Sulfur (% massa) 99 94 27
Harga per ton Sulfur ($/ton sulfur) 232 1064 141
Harga padatan sulfur dan gas H2S diperoleh dari harga pasar di Alibaba.com.
Sedangkan harga waste acid gas diestimasi dengan persamaan :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑊𝑎𝑠𝑡𝑒 𝐴𝑐𝑖𝑑 𝐺𝑎𝑠 = 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
Waste Acid Gas biasanya diolah melalui proses Claus dengan persen recovery sulfur
99%. Biaya operasi untuk mengolah 140 ton/hari waste acid gas adalah $3104/hari[11]
$ 3104/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 =
140 𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = $ 22.17/𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆
𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝑚𝑜𝑙 𝑆 × 𝑀𝑟 𝑆
𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑆 × 𝑀𝑟 𝑆
% 𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑆 × 𝑚𝑜𝑙 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 × 𝑀𝑟 𝑆
% 𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑆 × × 𝑀𝑟 𝑆
𝑀𝑟 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝑀𝑟 𝑆
𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 = % 𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑆 ×
𝑀𝑟 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
32
𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 = 0.3318 ×
40.9129
𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 = 0.26 𝑡𝑜𝑛 𝑆/𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
Sehingga
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑊𝑎𝑠𝑡𝑒 𝐴𝑐𝑖𝑑 𝐺𝑎𝑠 = 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐻𝐺𝑎𝑠 = 0.26 𝑡𝑜𝑛 𝑆/𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 × $230/𝑡𝑜𝑛 𝑆 − $ 22.17/𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝐻𝑎𝑎𝑠 = $ 𝟑𝟖/𝒕𝒐𝒏 𝒘𝒂𝒔𝒕𝒆 𝒂𝒄𝒊𝒅 𝒈𝒂𝒔

1.4 Teknologi Proses

SO2 biasanya diproduksi dengan membakar padatan sulfur oleh oksigen
pada suhu 1000oC dalam chamber dengan kontrol yang sangat hati-hati. Metode
ini sederhana karena secara garis besar hanya menyangkut proses pembakaran
padatan sulfur saja. Proses ini memiliki gross profit margin $684 per ton SO2.
Metode lain untuk memproduksi SO2 adalah dengan pembakaran H2S
oleh oksigen pada suhu 6000C. Suhu pembakaran yang lebih rendah dapat
menghemat biaya insulasi dan utilitas. H2S diperoleh dari pembelian gas H2S 99%
atau dari waste acid gas. Jika digunakan gas H2S 99%, proses produksi menjadi
sederhana karena hanya dengan 1 tahap proses yakni pembakaran H2S saja.
Sedangkan jika menggunakan H2S dalam waste acid gas perlu ada tambahan
tahap pemisahan H2S dari waste acid gas dengan bantuan selexol.
Walaupun demikian, pembelian H2S dalam waste acid gas jauh lebih
murah dibanding H2S 99% seperti tertera pada tabel 1.3. Perbandingan GPM juga
cukup jauh yakni $724 per ton SO2 dari waste acid gas dengan $264 per ton SO2
dari H2S 99%. Selain itu Selexol yang diperlukan hanya sekitar 251 ton per tahun
atau sekitar 1 kg selexol per ton produksi SO2. Jika harga selexol $2300 per ton,
maka hanya perlu tambahan biaya $2.3 per ton SO2. Tambahan biaya tersebut
sangat kecil dibanding GPM produksi SO2 dari waste acid gas. Tabel 1.3
menampilkan perbandingan beberapa metode produksi SO2
Tabel 1.3 Perbandingan Beberapa Metode Produksi Sulfur Dioksida (SO2)
Aspek Produksi SO2 dari Produksi SO2 dari Produksi SO2 dari
Pembanding Padatan Sulfur 99% H2S 99% Waste Acid Gas
Jenis Proses Oksidasi Oksidasi Oksidasi
Temperatur 1000oC 600oC 600oC
Tekanan 130 kPa 130 kPa 130 kPa
H2S + 3/2O2  SO2 + COS + H2O  H2S + CO2
Reaksi S + O2  SO2
H2O H2S + 3/2O2  SO2 + H2O
Harga Raw $232 / ton kandungan $1064 / ton $141 / ton kandungan
material sulfur kandungan sulfur sulfur
Konversi ≥ 99% ≥ 99% ≥ 99%
Produk
- - CO2
samping
GPM $684/ton SO2 $264/ton SO2 $724/ton SO2

Tabel 1.3 Perbandingan Beberapa Metode Produksi Sulfur Dioksida (SO2) (lanjutan)
Aspek Produksi SO2 dari Produksi SO2 dari Produksi SO2 dari
Pembanding Padatan Sulfur 99% H2S 99% Waste Acid Gas
Tidak perlu tahap Harga raw material
Tidak perlu tahap
pemisahan H2S karena termurah
Keuntungan pemisahan H2S dari
SO2 langsung dikonversi Gross profit margin
gas-gas lain
dari padatan sulfur tetinggi
Perlu tahap pemisahan
H2S
Temperatur operasi Harga raw material
Kelemahan Perlu tambahan tahap
tertinggi termahal
untuk mengkonversi COS
menjadi H2S dan CO2
Berikut adalah perhitungan gros marginal produk beberapa Metode Produksi Sulfur
Dioksida (SO2)
- Kebutuhan Padatan Sulfur (S) 99% ntuk Produksi 1 ton SO2
S + O2  SO2
1 𝑡𝑜𝑛 𝑆𝑂2 = 0.0156 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2
𝑚𝑜𝑙 𝑆 = 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2 = 0.0156 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑆
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆 =
% 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛
0.0156 × 32
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆 = 𝑡𝑜𝑛
0.99
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆 = 0.5050 𝑡𝑜𝑛
- Kebutuhan H2S Gas (S) 99% ntuk Produksi 1 ton SO2
3
H2S + O2  SO2 + H2O
2

𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 = 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2 = 0.0156 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2 𝑆 =
% 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛
0.0156 × 32
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2 𝑆 = 𝑡𝑜𝑛
0.99
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2 𝑆 = 0.5365 𝑡𝑜𝑛
- Kebutuhan Waste Acid Gas untuk Produksi 1 ton SO2
3
H2S + O2  H2O + SO2
2
COS + H2O  SO2 + CO2

𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 = 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2 = 0.0156 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆

𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 = 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 + 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝐶𝑂𝑆 𝑘𝑒 𝐻2 𝑆
𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑆 = 0.27 𝑚𝑜𝑙 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 + 0.05 𝑚𝑜𝑙 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
0.0156
𝑚𝑜𝑙 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 = 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙
0.27 + 0.05
𝑚𝑜𝑙 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 = 0.0788 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 = 0.0488 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 × 𝑀𝑟 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 = 0.0488 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 × 40.5129
𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠 = 1.9977 𝑡𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑔𝑎𝑠
Tabel 1.4 Gross Profit Margin per Ton Produksi SO2 untuk Beberapa Raw Material
Raw Material Penjualan Gross Profit
Jenis Bahan
Kebutuhan Harga Pembelian SO2 Margin
Dasar
(ton/ton SO2) ($/ton) ($/ton SO2) ($/ton SO2) ($/ton SO2)
Waste Acid Gas 1.9977 38 76 800 724
Sulfur 0.5050 230 116 800 684
H2S 0.5365 1000 536 800 264
1.5 Lokasi Pabrik

Pilihan lokasi pabrik yang didirikan berada di daerah Sumatera Selatan yakni
Tanjung Enim dekat dengan sumber raw material (Sumatera SNG Project dan Tanjung
Enim Fertilizer Plant) atau di Palembang dekat dengan PT.PUSRI dan Dermaga PUSRI.
Pertimbangan lain adalah daerah Jawa Barat di Kawasan Industri Jababeka dekat dengan
industri asam sulfat PT Indonesia Acid dan PT Mahkota Indonesia. Rincian kondisi ketiga
pilihan lokasi tersebut tertera pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Perbandingan Beberapa Pilihan Pendirian PT. Company One Engineering
Palembang, Tanjung Enim, Cikarang,

Aspek
Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Lawang Kawasan Industri
Pembanding
Sumatera Selatan Kidul,Sumatera Selatan Jababeka,Jawa Barat
Brenntag Brenntag
Behn Meyer Behn Meyer PT Indonesia Acid
Target Pasar
Helm Helm PT Mahkota Indonesia
ICC Chemical ICC Chemical
Produk SO2 akan di Produk SO2 di transport
transport ke perusahan ke melalui jalur laut dari Produk SO2 langsung
Rute penjualan pembeli melalui jalur laut Dermaga PUSRI. SO2 dari dialirkan ke perusahan
SO2 dari Dermaga PUSRI. SO2 pabrik dialirkan ke pembeli melalui
dialirkan ke dermaga dermaga melalui perpipaan <1 km
melalui perpipaan <3 km perpipaan 150 km
Compressor untuk Compressor untuk Compressor untuk
Estimasi biaya perpipaan perpipaan perpipaan
--- $45/ton SO2 ---

Tabel 1.5 Perbandingan Beberapa Pilihan Pendirian PT. Company One Engineering (lanjutan)
Palembang, Tanjung Enim, Cikarang,
Aspek
Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Lawang Kawasan Industri
Pembanding
Sumatera Selatan Kidul,Sumatera Selatan Jababeka,Jawa Barat
Sumatera SNG Project Sumatera SNG Project Sumatera SNG Project
Sumber raw
Tanjung Enim Fertilizer Tanjung Enim Fertilizer Tanjung Enim Fertilizer
material
Plant Plant Plant
Rute Waste Acid Gas dialirkan Waste Acid Gas dialirkan Waste Acid Gas dialirkan
pengambilan melalui perpipaan 150 km melalui perpipaan <1 km melalui perpipaan 400 km
raw material dari Tanjung Enim dari Tanjung Enim
Compressor untuk Compressor untuk Compressor untuk
Estimasi biaya perpipaan 30000 kW atau perpipaan perpipaan
$90/ton SO2 --- $125/ton SO2
Ketersediaan Sungai Musi Anak Sungai Lematang PT Jababeka Infrastruktur
air PDAM PDAM Tirta Enim
Utilitas Steam Steam diproduksi sendiri Steam diproduksi sendiri PT Jababeka Infrastruktur
PT PLN 1200 MW PT PLN 266 MW PT Cikarang Listrindo 720
Utilitas Listrik
MW
Pengolahan Limbah dikelola sendiri Limbah dikelola sendiri PT Jababeka Infrastruktur
Limbah Cair
Jalur kereta api Tanjung Jalur kereta api Tanjung Pelabuhan Tanjung Priok
Enim Palembang, Enim Palembang 40 km,
Bandara Sultan Mahmud Dermaga Kertapati 150 Cikarang 2 km,
Transportasi Badaruddin II 20 km, km, Bandara Soekarno-Hatta
Dermaga Pusri Dermaga Pusri 150 km 65 km,
Tol Jakarta - Cikampek 35
km
Infrastruktur
Rumah Sakit, Gd. Sekolah (SD, SMP, SMA), Perumahan, Hotel, Area Wisata
masyarakat
Berdasarkan Tabel 1.5, PT. Company One Engineering didirikan di daerah Tanjung Enim,
Kec. Lawang Kidul. Alasan utama pemilihan tempat tersebut adalah biaya tambahan
paling murah untuk mengalirkan produk dan raw material melalui perpipaan. Selain itu
pengelolaan dan kontruksi kebutuhan steam serta limbah yang dikelola sendiri akan
lebih sederhana dan mudah dikontrol dibanding pengelolaan dan kontruksi perpipaan
dari Tanjung Enim ke Cikarang yang melewati Selat Sunda.

LAMPIRAN – BAGIAN 2 NERACA MASSA DAN ENERGI PT. Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 2 NERACA MASSA DAN ENERGI

2.0. Ringkasan Revisi
1 Tabel neraca massa dan energi disatukan seluruhnya dengan PFD. Serta setiap alat diberi nama Laporan pasal 1.2
2 PFD serta tabel neraca massa dan energi telah di-design dengan panas yang terintegrasi Laporan pasal 1.2
2.2. Neraca Massa dan Neraca Energi

2.2.1 Heat Exchanger Network
Tabel 2.1 Data Perhitungan Beban Pendinginan dan Pemanasan
Data Temperature, oC Mass Flow, kg/h Kapasitas Panas, Panas Laten, Beban Panas, kJ/h
Hot Stream (Cooling) T awal T target Total Fasa Berubah Fasa Tetap kJ/kgoC kJ/kg Hasil Reaksi Pendinginan Kondensasi Total
2 137 40 49889 0 49889 0.954 - - 4633355 0 4633354
5 153 40 49889 0 49889 0.980 - - 5521301 0 5521301
37 293 40 310268 0 310268 2.107 - - 165539664 0 165539664
46 144 40 28726 0 28726 1.002 - - 2998671 0 2998670
49 146 40 28726 0 28726 1.034 - - 3154544 0 3154543
70 279 40 369383 0 369383 2.087 - - 184164214 0 184164214
25 231 40 74468 45748 28719 1.325 203 - 18881368 9327781 28209149
58 223 40 52554 32812 19742 1.348 200 - 12967887 6579009 19546896
14 330 40 50970 0 50970 1.139 - - 16842404 0 16842404
80 505.71 112 110044 0 110044 1.100 - - 47654258 0 47654258
PFR 330 330 50970 0 50970 1.133 - 1321098 0 0 1321097
Gas Hasil Pembakaran H2S 1747 505.71 110044 0 110044 1.243 - - 169763808 0 169763808
Data Temperature, oC Mass Flow, kg/h Kapasitas Panas, Panas Laten, Beban Panas, kJ/h
Cold Stream (Heating) T awal T target total Fasa Berubah Fasa Tetap kJ/kgoC kJ/kg Hasil Reaksi Pemanasan Evaporasi Total
35 293 293 215773 215773 0 213 - 0 45870495 45870495
68 279 279 215720 215720 0 2.424 225 - 0 48741807 48741807
22 44 260 338875 0 338875 2.130 - - 155746708 0 155746708
55 38 240 389182 0 389182 0.067 - - 5257328 0 5257328
10 161 330 50970 0 50970 1.104 - - 9490203 0 9490202
BFW to power generation 102.5 500.0 38192 38192 0 3.220 1659 - 48881984 63360274 112242258
BFW to unit proses 102.5 102.5 22415 22415 0 4.217 2256 - 0 50589256 50589256
MPS power generation 338 400 37111 0 37111 2.305 - - 5304524 0 5304524
LPS power generation 182 252 37111 0 37111 2.024 - - 5257328 0 5257328

Tabel 2.2 Data Heat Targeting, Pendingin Eksternal, dan Pemanas Eksternal
Heat Exchanger Heat Exchanger Heat Exchanger Pendingin Eksternal
Data Hot Stream Beban Panas Sisa,
Heat Transfer, Heat Transfer, Heat Transfer, Heat Transfer,
(Cooling) Kode Kode Kode kJ/kg Kode
kJ/kg kJ/kg kJ/kg kJ/kg
2 E-101 1206235 - - - - 3427120 E-102 3427120
5 E-103 2002044 - - - - 3519257 E-104 3519257
37 E-107 155746708 - - - - 9792955 E-108 9792955
46 E-113 926031 - - - - 2072640 E-114 2072640
49 E-115 1006738 - - - - 2147806 E-116 2147806
70 E-117 164167614 - - - - 19996601 E-118 19996601
25 E-110 26093787 - - - - 2115363 E-111 2115363
58 E-120 18033324 - - - - 1513572 E-121 1513572
14 E-105 8913394 - - - - 7929011 E-106 7929011
80 E-123 5257328 E-124 5304524 E-125 37092405 0 - -
PFR PFR-101 1321098 - - - - 0 - -
E-112
45870495
by DowTherm
Gas Hasil Pembakaran H2S E-122 FH-102 11789579 - - 0 - -
48741807
by DowTherm
Boiler
63360274
by DowTherm
Heat Exchanger Heat Exchanger Heat Exchanger Pemanas Eksternal
Data Cold Stream Beban Panas Sisa,
Heat Transfer, Heat Transfer, Heat Transfer, Heat Transfer,
(Heating) Kode Kode Kode kJ/kg Kode
kJ/kg kJ/kg kJ/kg kJ/kg
35 E-112 45870495 - - - - 0 - -
68 E-122 48741807 - - - - 0 - -
22 E-107 155746708 - - - - 0 - -
55 E-117 5257328 - - - - 0 - -
10 E-105 8913394 - - - - 576809 FH-101 -
BFW to power generation E-125 37092405 Boiler 63360274 FH-102 11789578 0 - -
E-101 1206235
E-103 2002044
E-113 926031
BFW to unit proses E-115 1006738 - - - - 0 - -
E-110 26093787
E-120 18033324
PFR-101 1321098
MPS power generation E-123 5304524 - - - - 0 - -
LPS power generation E-124 5257328 - - - - 0 - -

Gambar 2.1 Heat Exchanger Network PT. Company One Engineering

2.2.2 Langkah Kerja Hysys

o Set up components, Fluid Package, dan Reaction Set
- Menjalankan program simulasi Hysys dan membuat New Case pada menu file
- Meng-input semua komponen yang digunakan selama simulasi proses pada
menu simulation basis manager
Gambar 2.2 Input Component
- Pilih Fluid Package PRSV pada menu tab Fluid Pkgs
Gambar 2.3 Pemilihan Fluid Package
- Klik menu tab Reactions dan Add Rxn untuk men-setup reaksi pertama (Rxn-1).
Reaksi Rxn-1 merupakan reaksi heterogenius katalitik dengan laju reaksi dan
persamaan reaksi sebagai berikut :
COS + H2O  H2S + CO2

Temperature 330oC
Pilih jenis reaksi Heterogeneous Catalytic kemudian isi menu Stoichiometry,

Basis, Numerator dan Denominator sesuai informasi dari persamaan reaksi dan
laju reaksi untuk Rxn-1

Kemudian Pilih menu Reaction Set dan klik Add set. Kemudian pilih Rxn-1 sebagai
Active List
Gambar 2.4 Setup Reaction Set “COS to H2S”
Reaction Set “COS to H2S” harus

di tambahkan ke Fluid Package
dengan mengklik Add to FP dan
pilih PRSV
Gambar 2.5 Fluid Package untuk Reaction Set COS to H2S

o Kompresi Umpan Waste Acid Gas

- Waste Acid Gas yang tersedia bertekanan 101.3 kPa sedangkan pada reaktor
diperlukan tekanan 2600 kPa. Kompresi ratio maksimum adalah 4 maka jumlah
kompresor yang diperlukan adalah 3 berdasarkan perhitungan dibawah
1
2700 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 = ( ) =4
101.3
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟 ≅ 3
Pada program simulasi dibuat urutan kompresi dan intercooler seperti berikut
Gambar 2.6 Multi Compressor and Intercooler
E-101 dan E-103 merupakan intercooler dengan pendingin boiler feed water
(Saturated, T=102.5). Sedangkan E-102 dan E-104 merupakan intercooler dengan
pendingin cooling water.
- Masukan laju alir di stream 1 yakni 1218 kmol/h dan komposisi masing-masing
komponennya
Gambar 2.7 Data Stream 1 Waste Acid Gas

- Untuk mencapai tekanan minimal 2700 kPa pada stream 8 maka daya masing-
masing kompresor di set 1450kW dan temperatur keluar masing-masing cooler
adalah 40oC untuk E-102 dan E-104 kemudian 112.5 oC (10oC diatas temperatur
pendingin) untuk E-101 dan E-103. Adiabatic Efficiency kompresor diasumsikan
75%
Gambar 2.8 Setup Kompresor C-101

Gambar 2.11 Setup Cooler E-101

o Pemanasan Umpan PFR dan Reaksi Konversi COS

Temperatur waste acid gas stream 8 adalah 158oC dan temperatur umpan steam
adalah 250oC. Umpan reaktor harus mencapai 330oC maka pemanasan umpan
dilakukan 2 tahap, yakni dengan heat integrating dari stream 14 ke 10 (Heater E-
105) sampai 320oC dan kedua oleh Fired Heater (FH-101) sampai 330oC. Pada
konfigurasi ini Energy Stream E-105 dan E-105a harus sama
Gambar 2.15 Pemanasan Awal Umpan PFR Reaksi Konversi COS

- Set stream 9 (umpan steam) dengan fraksi mol H2O adalah 1. Kemudian set
kondisi stream 7 dengan temperatur 250oC dan kekanan 2700 kPa di menu tab
worksheet serta laju alir 60 kmol/h
Gambar 2.16 Setup Data Stream 9 (Steam)
- Set temperatur stream 11 320oC pada menu tab worksheet Heater E-105
Gambar 2.17 Setup Heater E-105
- Pemanasan dengan Fired Heater menggunakan bahan bakar natural gas dan
oksigen diambil dari udara bebas. Komposisi natural gas dan udara di set seperti
berikut

Gambar 2.18 Setup Data Stream air and ng
- Pemanasan oleh Fired Heater (FH-101) diatur hanya pada bagian Radiant Zone
dengan effisiensi 70%. Eksess udara adalah 100% dan efisiensi pencampuran
100%. Jumlah tube pass pada Fired Heater dibuat 1 pass.
Gambar 2.19 Setup Connection Fired Heater FH-101

Gambar 2.20 Setup Parameters Fired Heater FH-101
- Pada tab menu worksheet Fired Heater set temperatur stream 12-13 330oC.
Serta temperatur dan tekanan udara (air) atau natural gas (ng) yang masuk ke
Fired Heater adalah 25oC dan 130kPa.
Gambar 2.21 Setup Condition Target Fired Heater FH-100
- Konversi COS ke H2S berlangsung melalui reaski heterogenius katalitik yang di

lakukan di reaktor PFR isotermal. Atur design PFR-101 pada menu Rating dengan
volume reaktor yang digunakan adalah 1m3 yang dibagi pada 5 tube dengan
diameter masing-masing 12 in (0.3048m) dan void fraction 0.7

Gambar 2.22 Setup Rating PFR-101
- Pilih Reaction Set “COS to H2S” pada menu Reaction PFR-101
Gambar 2.23 Setup Rection Set PFR-100
- Pada menu worksheet, temperatur stream keluar PFR (stream 14) diatur 330oC
Gambar 2.24 Setup Condition Target PFR-101

o Pemisahan sisa H2O oleh flash dram V-100

- Untuk memiahkan sisa H2O, temperature stream 15 perlu didinginkan. Sehingga
diperlukan Cooler E-106
Gambar 2.25 Configuration Flashing Separation V-101
- Stream 15 didinginkan sampai temperatur 40oC oleh Cooler E-106 dengan

mengatur temperatur stream 16 pada worksheet Cooler E-106
o Pemisahan CO2 dari Waste Acid Gas Tahap 1

- H2S di absorpsi oleh selexol pada tekanan 2300 kPa dan temperature selexol 25oC
pada kolom absorpsi T-101. Selexol diregenerasi pada kolom T-102. Konfigurasi
H2S absorpsi tertera pada Gambar 2.27 dan regenerasi Selexol disimulasikan
dengan konfigurasi seperti pada Gambar 2.33

Gambar 2.27 Configuration H2S Absorption T-101
- Stream 19 waste acid gas stream (H2S dan CO2) di-set pada tekanan 2300 kPa
oleh VLV-100
Gambar 2.28 Setup Valve VLV-101
- Stream 20 adalah stream selexol yang di-set pada tekanan 2250 kPa dan
Temperatur 25oC dengan laju alir 1150 kmol/h

Gambar 2.29 Setup Stream 20 Selexol
- Tekanan tray paling bawah kolom absorber T-101 di-set pada 2300 kPa dan
jumlah tray 60
Gambar 2.30 Setup Connection and Pressure Column Absorption T-101
- Pada stream 22 terdapat selexol yang mengikat H2S. Selexol diregenerasi pada
kolom stripper T-102 yang dioperasikan pada tekanan 197 kPa. Exchanger E-107
memanaskan stream 22 sampai 260oC dari sumber panas stream 37 dengan cara
emergy stream E-107 dan E-107a harus sama. Kemudian VLV-101 menurunkan
tekanan sampai 197kPa

Gambar 2.32 Setup Valve V-101
- Kolom stripper T-102 disimulasikan dengan konfigurasi Gambar 2.33. Pada

Gambar 2.33 masing-masing vessel merupakan tahapan pada tray di kolom T-
102 dengan alian masuk tiap vessel yakni uap dari vessel sebelumnya dan cairan
dari vessel berikutnya. Stream kolom feed yakni stream 24 masuk pada tray
teratas yakni vessel teratas pada konfigurasi Gambar 2.33.
- Sistem kondensasi vapor top produk T-102 digunakan dua condenser partial E-
110 dengan pendingin BFW 102.5oC dan E-111 dengan pendingin cooling water.
E-110 mendinginkan sampai 112.5oC. Gas dari E-110 masuk ke E-111 sedangkan
kondensate masuk ke kondensat akumulator V-101. E-111 mendinginkan sampai
40oC. Gas dari E-111 masuk ke kompresor C-104 sedangkan kondensate masuk
ke kondensat akumulator V-101
- Kondensat dari V-101 di pompakan oleh P-102 ke tray paling atas T-102 yakni
vessel teratas pada Gambar 2.33

- Pada bagian kolom T-102, aliran bottom stream 34 dibagi menjadi dua aliran
yakni aliran untuk di kembalikan ke kolom T-101 dan aliran stream 35 untuk di
boil up kembali ke kolom T-102 oleh reboiler E-112
Gambar 2.33 Configuration H2S Stripping T-102

Gambar 2.34 Setup Condenser Partial E-110
Gambar 2.36 Setup Reflux Pump P-102

Gambar 2.37 Setup Stream 35 Boil Up
Gambar 2.38 Setup Reboiler E-112
- Stream 38 yakni aliran selexol yang dikembalikan ke kolom absorber T-101 harus
pada kondisi tekanan 2250 kPa dan temperature 25oC. Sehingga diperlukan
pendinginan sampai 40oC dan didiinginkan kembali hingga 25oC serta
dipompakan hingga 2250 kPa.

Gambar 2.39 Setup Selexol Cooler E-108
Gambar 2.40 Setup Selexol Pump P-101

o Kompresi umpan masuk kolom absorber T-103

- Stream 45 bertekanan 197 kPa sedangkan pada kolom absorber T-103
diperlukan tekanan 1100 kPa. Kompresi ratio maksimum adalah 4 maka jumlah
kompresor yang diperlukan adalah 2 berdasarkan perhitungan dibawah
1
1100 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 = ( ) =4
197
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟 ≅ 2
Pada program simulasi Hysys dibuat urutan kompresi dan intercooler seperti
berikut
Gambar 2.42 Configuration Multistage Compressore and Intercooler
E-113 dan E-115 merupakan intercooler dengan pendingin boiler feed water
(Saturated, T=102.5). Sedangkan E-114 dan E-116 merupakan intercooler dengan
pendingin cooling water.
- Untuk mencapai tekanan minimal 1100 kPa pada stream 51 maka daya masing-
masing kompresor di set 810kW dan temperatur keluar masing-masing cooler
adalah 40oC untuk E-114 dan E-116 kemudian 112.5 oC (10oC diatas temperatur
pendingin) untuk E-113 dan E-115. Adiabatic Efficiency kompresor diasumsikan
75%

-


o Pemisahan CO2 dari Waste Acid Gas Tahap 2

- H2S di absorpsi oleh selexol pada tekanan 1100 kPa dan temperature selexol 25oC
pada kolom absorpsi T-103. Selexol diregenerasi pada kolom T-104. Konfigurasi
H2S absorpsi tertera pada Gambar 2.49 dan regenerasi Selexol disimulasikan
dengan konfigurasi seperti pada Gambar 2.55
Gambar 2.49 Configuration H2S Absorption T-103
- Stream 51 acid gas stream (H2S dan CO2) di-set pada tekanan 1100 kPa oleh VLV-
102
Gambar 2.50 Setup Valve VLV-102

- Stream 53 adalah stream selexol yang di-set pada tekanan 1150 kPa dan
Temperatur 25oC dengan laju alir 1370 kmol/h
Gambar 2.51 Setup Stream 20 Selexol
- Tekanan tray paling bawah kolom absorber T-103 di-set pada 1100 kPa dan
jumlah tray 60
Gambar 2.52 Setup Connection and Pressure Column Absorption T-103
- Pada stream 55 terdapat selexol yang mengikat H2S. Selexol diregenerasi pada
kolom stripper T-104 yang dioperasikan pada tekanan 140 kPa. Exchanger E-117
memanaskan stream 55 sampai 240oC dari sumber panas stream 70 dengan cara
energy stream E-117 dan E-117a harus sama. Kemudian VLV-103 menurunkan
tekanan sampai 140 kPa

Gambar 2.54 Setup Valve V-103
- Kolom stripper T-104 disimulasikan dengan konfigurasi Gambar 2.55. Pada

Gambar 2.55 masing-masing vessel merupakan tahapan pada tray di kolom T-
104 dengan alian masuk tiap vessel yakni uap dari vessel sebelumnya dan cairan
dari vessel berikutnya. Stream kolom feed yakni stream 57 masuk pada tray
teratas yakni vessel teratas pada konfigurasi Gambar 2.55.
- Sistem kondensasi vapor top produk T-104 digunakan dua condenser partial E-
120 dengan pendingin BFW 102.5oC dan E-121 dengan pendingin cooling water.
E-120 mendinginkan sampai 112.5oC. Gas dari E-120 masuk ke E-121 sedangkan
kondensate masuk ke kondensat akumulator V-103. E-121 mendinginkan sampai
97oC. Gas dari E-121 masuk ke tahap selajutnya yakni proses produksi SO2
sedangkan kondensate masuk ke kondensat akumulator V-103
- Kondensat dari V-103 di pompakan oleh P-104 ke tray paling atas T-104 yakni
vessel teratas pada Gambar 2.55

- Pada bagian kolom T-104, aliran bottom stream 67 dibagi menjadi dua aliran
yakni aliran untuk di kembalikan ke kolom T-103 dan aliran stream 68 untuk di
boil up kembali ke kolom T-104 oleh reboiler E-122
Gambar 2.55 Configuration H2S Stripping T-104

Gambar 2.58 Setup Reflux Pump P-104

Gambar 2.59 Setup Stream 35 Boil Up
Gambar 2.60 Setup Reboiler E-122
- Stream 71 yakni aliran selexol yang dikembalikan ke kolom absorber T-103 harus
pada kondisi tekanan 1150 kPa dan temperature 25oC. Sehingga diperlukan
pendinginan sampai 40oC dan didiinginkan kembali hingga 25oC serta
dipompakan hingga 1150 kPa.

Gambar 2.62 Setup Selexol Pump P-103
o Konversi H2S ke SO2 (Pembakaran H2S)

- Produksi SO2 dilakukan didalam Fired Heater FH-102, tetapi untuk perhitungan
simulasi dilakukan dengan reaktor Gibbs untuk memperoleh panas reaksi dan
reaksi dari pembakaran H2S yang tidak tersedia pada Fired Heater Hysys
Gambar 2.64 Configuration SO2 Production (H2S Burning)

- Set stream 78, yakni stream udara dengan laju 3095 kmol/h dan komposisi sebagai berikut
Gambar 2.65 Setup Data Stream 78
- Set stream 77, yakni stream low pressure steam tekanan 130 kPa dan temperatur 160oC
dengan laju alir 37 kmol/h
Gambar 2.66 Setup Data Stream 77

- Pada reaktor Gibbs diambil asumsi bahwa jika dilakukan pada Fired Heater,
dengan dasar perhitungan kesetimbangan kimia berdasarkan energi Gibs
Gambar 2.67 Setup Reactor Gibbs Burn Zone FH-102
- Panas dari zone burn diambil oleh DowTherm A Thermal Fluid (konfigurasi
lengkap pada lampiran bagian 4.2.3) sehingga temperatur radiant zone FH-102
yakni 600oC. Perpindahan panas di radiant zone disimulasikan oleh cooler:
Radiant ZoneFH102
Gambar 2.68 Setup Heat Transfer Radiant Zone FH-102

- Panas di bagian convective zone diambil oleh saturated steam (konfigurasi

lengkap pada lampiran bagian 4.2.3) sehingga gas keluar dari convective zone
FH-102 yakni 514oC. Perpindahan panas di radiant zone disimulasikan oleh
cooler: Convective Zone FH102
Gambar 2.69 Setup Heat Transfer Convective Zone FH-102
- Sisa panas dari gas produk stream 80 selanjutnya direcovery panas untuk
memanaskan ulang steam HPS dan LPS pada power generation serta preheater
BWF (konfigurasi lengkap pada lampiran bagian 4.2.3). Recovery panas
disimulasikan dengan 3 Heat Exchanger E-123, E-124, dan E-125
Gambar 2.70 Result Cooler E-123


LAMPIRAN – BAGIAN 3 SPESIFIKASI PERALATAN PT. Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 3 SPESIFIKASI PERALATAN


Laporan dan Lampiran Bab 3
Hitung ulang design HE dengan
1 Laporan dan Lampiran Pasal 4.6
memperhitungan fouling factor
Laporan dan Lampiran Pasal 6.1
Hitung ulang design PFR dengan
bentuk katalis adalah screen
Design ulang reboiler menjadi
bertipe thermoshiphon
Design ulang beberapa HE setelah
HEN
Design tambahan HE setelah
dilakukan HEN
Lampiran Bab 3
6 Skema alat diperbaiki
Lampiran Pasal 6.1
3.1. Gambar Skema Peralatan Proses

- Multistage Waste Acid Gas Compressor C-101, C-102, C-103

- LPS – Waste Acid Gas Intercooler E-101

30 in 192 in
O.D 20 in O.D 3 in
1/4 in 22 in
7/16 in 7/16 in
44 in
1/4 in
7/16 in
O.D 0.5 in
O.D 20 in O.D 0.5 in Blowdown
- CW – Waste Acid Gas Intercooler E-102

30 in 192 in
O.D 20 in O/D 5 in
3/8 in 25 in
7/16 in 7/16 in
50 in
7/16 in
3/8 in
O.D 18 in O.D 5 in


30 in 192 in
O.D 16 in O.D 4 in
1/4 in 22 in
7/16 in 7/16 in
44 in
1/4 in
7/16 in
O.D 0.5 in
O.D 14 in O.D 0.75 in Blowdown
30 in 192 in
O.D 14 in O.D 5 in
3/8 in 25 in 7/16 in
7/16 in
50 in
7/16 in
3/8 in
O.D 14 in O.D 5 in

- Natural Gas Fired Heater FH-101
- COS Converter PFR-101 O/D 12 in
30 in 39 in 30 in
O.D 3.5 in
1/4 in 1/4 in
21 in
O.D 12 in O.D 12 in
1/4 in
O.D 0.75 in
Catalyst

- Hot – Cold Waste Acid Heat Exchanger E-105

40 in 264 in
O.D 14 in O.D 12 in
3/8 in 12.4 in
5/16 in
62 in
3/8 in
5/16 in
5/16 in
O.D 12 in O.D 12 in
- CW – Waste Acid Gas Cooler E-106

40 in 192 in
O.D 12 in O.D 8 in 3/8 in 29 in
7/16 in 7/16 in
58 in
3/8 in
7/16 in
O.D 12 in O.D 8 in

- Water Separator V-101

O.D 12 in
1.1875 in
O.D 12 in
679 in
226 in
2.25 in
O.D 0.5 in

- H2S Absorber Column T-101 O.D 12 in
0.75 in
1.375 in
O.D 11 in Stage 1
Stage 20
1358 in (34.5m)
Stage 40
Stage 61 19.6 in (0.5 m)
O.D 12 in
O.D 12 in
78.7 in (2m)

- H2S Stripping Column T-102

O.D 24 in
0.25 in
0.25 in
O.D 18 in Stage 1 O.D 5 in
Stage 3
Stage 5
511.8 in (13 m) Stage 7
Stage 10 35 in (0.9 m)
O.D 30 in
O.D 18 in
128 in (3.26 m)
- Water Separator V-101 Vent O.D 1 in

0.25 in
O.D 5 in
195 in
65 in
0.25 in
O.D 5 in

- Selexol Pump P-101 A/B
- Selexol Reflux Pump P-102 A/B

- Hot – Cold Selexol Heat Exchanger E-107
70 in 420 in
O.D 14 in O.D 18 in
3/8 in 20 in
3/8 in
100 in
3/8 in
3/8 in
3/8 in
O.D 12 in O.D 12 in

- CW – Selexol Cooler E-108

30 in 240 in
O.D 12 in O/D 10 in
1/4 in 22 in
7/16 in
44 in
1/4 in
7/16 in
7/16 in
O.D 12 in O.D 10 in

30 in 240 in
O.D 12 in O.D 8 in
3/8 in 25 in
7/16 in 7/16 in
50 in
7/16 in
3/8 in
O.D 12 in O.D 4 in

- LPS – Acid Gas Partial Condenser E-110 - Cooling Water – Acid Gas Partial
86 in Condenser E-111
44 in
1/2 in
48 in 7/16 in
O.D 18 in
30 in O.D 16 in
1/2 in
O.D 14 in 7/16 in O.D 4 in
252 in 192 in
1/4 in
22 in
O.D 4 in
5/8 in
6 in
43 in
O.D 2.5 in
O.D 18 in 70 in
12 in
O.D 5 in
O.D 24 in 100 in
O.D 5 in

- DowTherm A – Selexol Reboiler E-112
84 in
1/2 in
50 in
O.D 30 in
1/2 in
O.D 24 in
216 in
5/8 in
42 in
O.D 10 in
O.D 12 in
- Multistage Acid Gas Compressor C-104, C-105

- LPS – Acid Gas Intercooler E-113

30 in 192 in
O.D 14 in O.D 3 in
1/4 in 22 in
7/16 in 7/16 in
44 in
1/4 in
7/16 in
O.D 0.5 in
O.D 12 in O.D 0.5 in blowdown

30 in 192 in
O.D 12 in O.D 4 in
1/4 in 21 in 7/16 in
7/16 in
42 in
7/16 in
1/4 in
O.D 8 in O.D 4 in


30 in 192 in
O.D 12 in O.D 3 in
1/4 in 21 in
7/16 in 7/16 in
42 in
1/4 in
7/16 in
O.D 0.5 in
O.D 12 in O.D 05 in blowdown

30 in 192 in
O.D 12 in O.D 4 in
1/4 in 21 in 7/16 in
7/16 in
42 in
7/16 in
1/4 in
O.D 10 in O.D 4 in

- H2S Absorber Column (T-103) O.D 16 in
0.5 in
0.625 in
O.D 14 in Stage 1
Stage 17
1161 in (29.5m)
Stage 34
Stage 51 19.6 in (0.5 m)
O.D 16 in
O.D 14 in
59 in (1.5 m)

- H2S Stripping Column T-104

O.D 22 in
0.25 in
0.25 in
O.D 20 in Stage 1 O.D 4 in
Stage 3
Stage 5
370 in (9.4 m)
Stage 7
Stage 10 35 in (0.9 m)
O.D 30 in
O.D 18 in
119 in (3.02 m)
- Water Separator V-102

Vent O.D 1 in
0.25 in
O.D 4 in
176 in 59 in
0.25 in
O.D 4 in

- Selexol Pump P-103 A/B
- Selexol Reflux Pump P-104 A/B

- Hot – Cold Selexol Heat Exchanger E-117
60 in 336 in
O.D 14 in O.D 20 in
3/8 in 18 in
3/8 in
90 in
3/8 in
3/8 in
3/8 in
O.D 14 in O.D 14 in


30 in 288 in
O.D 14 in O/D 12 in
1/4 in 22 in
7/16 in
44 in
1/4 in
7/16 in
7/16 in
O.D 14 in O.D 12 in

30 in 240 in
O.D 14 in O.D 8 in
3/8 in 25 in
7/16 in 7/16 in
50 in
7/16 in
3/8 in
O.D 14 in O.D 4 in

- LPS – Acid Gas Partial Condenser E-120 - Cooling Water – Acid Gas Partial
74 in Condenser E-121
42 in
1/2 in
42 in O.D 16 in 7/16 in
30 in O.D 16 in
1/2 in
O.D 14 in 7/16 in O.D 2 in
252 in 192 in
1/4 in
21 in
O.D 2 in
5/8 in
6 in
47 in
O.D 2 in
O.D 16 in 70 in
12 in
O.D 4 in
O.D 22 in 100 in
O.D 4 in

- DowTherm A – Selexol Reboiler E-122
82 in
1/2 in
50 in
O.D 30 in
1/2 in
O.D 24 in
216 in
5/8 in
41 in
O.D 10 in
O.D 12 in
- Multistage Acid Gas Compressor C-104, C-105

- H2S Fired Heater FH-102
- MPS – SO2 Cooler E-123

30 in 288 in
O.D 14 in O.D 36 in
1/4 in 22 in
7/16 in 7/16 in
1/4 in
44 in
7/16 in
O.D 14 in O.D 36 in
- LPS – SO2 Cooler E-124
30 in 288 in
O.D 24 in O.D 36 in
1/4 in 22 in
7/16 in 7/16 in
44 in 1/4 in
7/16 in
O.D 22 in O.D 36 in

- BFW – SO2 Cooler E-125
40 in 264 in
O.D 5 in O.D 36 in
1/2 in 32 in
5/16 in
64 in
1/2 in
5/16 in
5/16 in
O.D 5 in O.D 36 in

C-101 C-102 C-103
3.2. Perhitungan Spesifikasi Peralatan

3.2.1 Unit Multistage Compression 1
Jumlah Compressor
𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 = 101.3 𝑘𝑃𝑎
𝑃𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 = 2700 𝑘𝑃𝑎
𝑃𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
log ( )
𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡
𝑛=
log(𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜)
2700
log ( )
𝑛= 101.3
log(3.5)
𝑛 = 2.62 ≈ 3
Compressor Stage 1 (C-101)
Inlet Pressure, P1, kPa 101.3 k value 1.33

Inlet Temperature, T1, oC 25 Z Factor 0.9938
Mass Flow, w , kg/s 13.8583 Sp rel. Air 1.422
Molecular Weight, Mr, kg/kmole 40.96 Compression Rasio C-101 3.1
P2 = P1 ∙ 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = (101.3)(3.1) = 314.3

𝑘−1
𝑘𝑍𝑅𝑇1 𝑃2 𝑘
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
𝑀𝑟(𝑘 − 1) 𝑃1
1.33−1
(1.33)(0.9938)(8.314)(25 + 273) 314.3 1.33
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
40.96(1.33 − 1) 101.3
𝐻𝑎𝑑 = 78517 𝑚
𝑤. 𝐻𝑎𝑑 𝑊𝑎𝑑
𝑊𝑎𝑑 = 𝑊=
1000 𝜂
(13.8583)(78517 ) 1088.12
1000 0.75
𝑊𝑎𝑑 = 1088.12 𝑘𝑊 𝑊 = 1450.83 𝑘𝑊


𝑘−1
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
𝑀𝑟(𝑘 − 1) 𝑃1
1.22−1
(1.22)(0.9839)(8.314)(40 + 273) 909.32 1.22
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
40.96(1.22 − 1) 293.33
𝐻𝑎𝑑 = 78455 𝑚

C-101 C-102 C-103
1000 𝜂
(13.8583)(78455 ) 1087.25
1000 0.75
𝑊𝑎𝑑 = 1087.25 𝑘𝑊 𝑊 = 1449.67 𝑘𝑊


𝑘−1
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
𝑀𝑟(𝑘 − 1) 𝑃1
1.22−1
(1.22)(0.9839)(8.314)(40 + 273) 2754.71 1.22
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
40.96(1.22 − 1) 888.62
𝐻𝑎𝑑 = 78455 𝑚
1000 𝜂
(13.8583)(78455 ) 1087.25
1000 0.75
𝑊𝑎𝑑 = 1087.25 𝑘𝑊 𝑊 = 1449.67 𝑘𝑊

E-101
Lembar Perhitungan Heat Exchanger E-101
Data Stream Hasil Simulasi Hysys
TUBE SIDE DATA FLUID Unit Inlet Tube Side Outlet Tube Side Average
Stream Number - 2 3 -
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 137.37 112.50 -
Pressure kPa 319 309 -
Actual Volume Flow, 𝑉̇𝑡 m3/h 12928 12520 -
Heat Flow, J/kg- oC -308255304 -309461539 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 49889 49889 49889
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝑡 kJ/kg- oC 0.9820 0.9679 0.9723
Mass Density, 𝜌𝑡 kg/m3 3.8591 3.9848 3.9220
Thermal Conductivity, 𝑘𝑡 W/m- oC 0.0250 0.0232 0.0241
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0188 0.0176 0.0182
Heat Exchanger Duty kJ/h 1206235
Fouling Factor, 𝑅𝑖 ft2-°F-h/BTU 0.0025
SHELL SIDE DATA FLUID Unit Inlet Shell Side Liquid Outlet Shell Side Vapor
Stream Number - BFW LPS
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 101.00 102.32
Pressure kPa 125 110
Actual Volume Flow, 𝑉𝑠̇ m3/h 0.5584 828
Heat Flow, J/kg- oC -8.29E+06 -7.08E+06
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 534 534
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝐿 , 𝐶𝑝𝑉 kJ/kg- oC 4.2180 2.0379
Mass Density, 𝜌𝐿 , 𝜌𝑉 kg/m3 957 0.6453
Thermal Conductivity, 𝑘𝐿 , 𝑘𝑉 W/m- oC 0.6811 0.0246
Viscosity, 𝜇𝐿 , 𝜇𝑉 cP 0.2761 0.0121
Laten Heat, 𝜆 kJ/kg 2241.5025
Fouling Factor, 𝑅𝑜 ft2-°F-h/BTU 0.0010
Logarithmic Mean Temperature Differential (LMTD) dan faktor koreksi suhu (𝑭𝑻 )
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
11.49℃ − 35.05℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
11.49℃
ln
35.05℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 21.1284℃
Jumlah pass Heat Exchanger E-101 yakni 1-2 pass dengan nilai diasumsikan 𝐹𝑇 = 1 karena shell
side merupakan total evaporation
Luas perpindahan panas minimal

𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 123 𝑊/𝑚2 ℃
𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 1206235 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 128.93 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (123)(21.1284)(1) 3600

E-101
Material Selecting
Require Material
Tube Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Channel Cover Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Shell - Carbon Steel
Baffle - Carbon Steel
Tubesheet Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Shell and Tube Design
Keterangan in m
Shell Diameter, 𝐷𝑠 Trial Error 44 1.1176
Outside Diameter, 𝐷𝑜 Trial Error 2 0.0508
Inside Diameter, 𝐷𝑖 Trial Error 1.843 0.0468
Tebal tube, 𝑡𝑡𝑢𝑏𝑒 Trial Error 0.0785 0.0020
Panjang Tube, 𝐿 Trial Error 192 4.8768
Tube Pitch, 𝑃𝑡 1.25𝐷𝑜 , T.E.M.A. 9th Ed 2.5 0.0635
Baffle Pitch, 𝑃𝑏 0.5𝐷𝑠 22 0.5588
Jumlah Tube, 𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 Trial Error 182 tube
Opened Baffle General Opened Baffle, Mc.Cabe 25%
Shell, Channel, Head Thickness Min. Shell Thickness, T.E.M.A. 9th 7/16 in
Baffle Thickness Min. Baffle Thickness, T.E.M.A. 9th 1/4 in
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

𝐴𝑐𝑠 = ∙ 𝑣𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖 =
𝑇𝑢𝑏𝑒𝑃𝑎𝑠𝑠 4 √𝜌𝑡 (0.062428)
182 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
2 4 √(3.9220)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1566 𝑚2
𝑣𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖 = 61.60 𝑚/𝑠
𝑉̇𝑡
𝐴𝑜 = 𝜋. 𝐷𝑜 . 𝐿. 𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (4.8768). (182)
12928/3600
𝐴𝑜 = 141.65 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.1566
𝑨𝒐 > 𝑨𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒂𝒍
𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 = 22.93 𝑚/𝑠
𝒗𝒕𝒖𝒃𝒆 < 𝒗𝒆𝒓𝒐𝒔𝒊
Individual Heat Transfer Coefficient Tube Side, 𝒉𝒊

𝑚𝑡 49889/3600
𝐺𝑡 = = = 88.48 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1566
𝑘𝑡 𝐷𝑖 𝐺𝑡 0.8 𝐶𝑝𝑡 𝜇𝑡 0.3

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
𝐷𝑖 𝜇𝑡 𝑘𝑡
0.0241 (0.0468)(88.48) 0.8 (972.3)(0.0000182) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0468 0.0000182 0.0241
ℎ𝑜 = 210.99 𝑊/𝑚2 ℃
Overall Heat Transfer Coefficient, 𝑼𝒐

ℎ𝑜 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 331 𝑊/𝑚2 ℃
𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖

E-101
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
ℎ𝑖 𝐷𝑖 𝑘𝑚 𝐷𝐿 ℎ𝑜 ℎ𝑑𝑖 𝐷𝑖 ℎ𝑑𝑜
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
210.99 0.0468 45 0.0488 331 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 112.85 𝑊/𝑚 ℃
Individual Heat Transfer Coefficient Shell Side, 𝒉𝒐

𝐷𝑜 0.34 𝐶𝑝 ∆𝑇𝑓𝑤
𝐷 𝑖 ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆 (1 + 𝐿
)
∆𝑇𝑓𝑤 = Δ𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 𝜆
1 0.34 (4218)(12.26)
𝑈𝑜 𝜆′ = 2241503 (1 + )
2241503
0.0508
(0.0468)(210.99)
∆𝑇𝑓𝑤 = 21.1284 𝜆′ = 2224540 𝐽/𝑘𝑔
1
112.85 1
𝜎 2
∆𝑇𝑓𝑤 = 12.26℃ 𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
𝑔(𝜌𝐿 − 𝜌𝑉 )
1
0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(957.15 − 0.6453)
𝜆𝑐 = 0.0157 𝐽/𝑘𝑔
1
𝜆𝑐 𝜇𝑉 ∆𝑇𝑓𝑤 4 𝜆𝑐
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
𝑘𝑉 𝜌𝑉 (𝜌𝐿 − 𝜌𝑉 )𝜆 𝑔 𝐷𝑜
1
(0.0157)(0.0000121)(12.26) 4 0.0157
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0246)3 (0.6453)(957.15 − 0.6453)(2224540)(9.82) 0.0508
ℎ𝑜 = 331.66 𝑊/𝑚2 ℃
𝒉𝒐 ≈ 𝒉𝒐 𝒂𝒔𝒎𝒔𝒊
Heat Transfer, 𝑸𝒅𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 𝑈𝑜 ∙ 𝐴𝑜 ∙ 𝐿𝑀𝑇𝐷 ∙ 𝐹𝑡
𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (112.85)(141.65)(21.1284)(1)
𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 337741 𝐽/𝑠
𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 1215869 𝑘𝐽/ℎ
𝑸𝒅𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏 > 𝑸𝑯𝑬 𝒅𝒖𝒕𝒚

E-102
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 112.5 40.0 -
Heat Flow, J/kg- oC -309461539 -312888658 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 49889 49889 49889
Mass Enthalpy kJ/kg -6203 -6272 -
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0176 0.0141 0.0158
SHELL SIDE DATA FLUID Unit Inlet Shell Side Outlet Shell Side Average
Stream Number - Cooling Water Cooling Water -
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 30 45 -
Actual Volume Flow, 𝑉𝑠̇ m3/h 54.927 55.231 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 54679 54679 54679
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝑠 kJ/kg- oC 4.1795 4.1807 4.1801
Mass Density, 𝜌𝑠 kg/m3 995 990 998
Mass Enthalpy kJ/kg -15800 -15737 -
Thermal Conductivity, 𝑘𝑠 W/m- oC 0.6182 0.6376 0.6279
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
2
Fouling Factor, 𝑅𝑜 ft -°F-h/BTU 0.0010
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅= 𝑆=
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 112.5℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
67.50℃ − 10℃ 40℃ − 112.5℃ 30 ℃ − 112.5℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.2069 𝑆 = 0.8788
67.50℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 30.1119℃
Jumlah pass Heat Exchanger E-102 yakni

2-4 pass dengan nilai 𝐹𝑇 = 0,95.

E-102

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 3427120 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 193.48 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (172 )(30.1119)(0.95) 3600
Material Selecting
Require Material
Tube Acid Resist H2S , CO2 Stainless Steel 316
Channel Cover Acid Resist H2S , CO2 Stainless Steel 316
Tubesheet Acid Resist H2S , CO2 Stainless Steel 316
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

250 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
4 4 √(4.3155)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1076 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.05080). (4.8768). (250)
3.2472
𝐴𝑜 = 194.58 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0723

𝑚𝑡 49889/3600
𝐺𝑡 = = = 128.83 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1076

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0205 (0.04681)(191.71) 0.8 (947.5)(0.0000158) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.04681 0.0000158 0.0205
ℎ𝑜 = 288.78 𝑊/𝑚2 ℃

E-102

𝑁𝑏 = 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑇𝑢𝑏𝑒 𝑎𝑡 𝐶𝑢𝑡 𝐵𝑎𝑓𝑓𝑙𝑒. 𝑓𝑏 = 3.0547
𝜋. 𝐷𝑠 2 𝜋. 𝐷𝑜 2 𝐷𝑜
𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.2700)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.6350)(1.2700). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 3.0547.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1613 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.2415 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 62.9030 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 94.1700 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
√𝐺𝑏 . 𝐺𝑐 𝐶𝑝𝑠 𝜇𝑠 0,33 𝑘𝑠
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
𝜇𝑠 𝑘𝑠 𝐷𝑜
0,6
√(62.9030)(94.1700) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0508
ℎ𝑜 = 728.70 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
288.78 0.0468 45 0.0488 728.70 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 171.51 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (171.51)(194.58)(30.1119)(0.95)

E-103
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 152.88 112.50 -
Heat Flow, J/kg- oC -307668658 -309670702 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 49889 49889 49889
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0197 0.0178 0.0187
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 101.00 102.32
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
11.49℃ − 50.56℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
11.49℃
ln
50.56℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 26.3746℃

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2002044 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 134.30 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (157)(26.3746)(1) 3600

E-103
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

174 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
2 4 √(11.2433)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0749 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (4.8768). (174)
4660/3600
𝐴𝑜 = 135.42 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0749

𝑚𝑡 49889/3600
𝐺𝑡 = = = 185.10 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0749

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0241 (0.0468)(185.10) 0.8 (993.7)(0.0000187) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0468 0.0000187 0.0250
ℎ𝑜 = 398.49 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖

E-103
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
398.49 0.0468 45 0.0488 338 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 156.77 𝑊/𝑚 ℃

𝐷 𝑖 ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆 (1 + 𝐿
)
1 0.34 (4218)(11.26)
𝑈𝑜 𝜆′ = 2241503 (1 + )
2241503
0.0508
(0.0468)(398.49)
∆𝑇𝑓𝑤 = 26.3746 𝜆′ = 2225926 𝐽/𝑘𝑔
1
156.77 1
𝜎 2
∆𝑇𝑓𝑤 = 11.26℃ 𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
1
0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(957.15 − 0.6453)
𝜆𝑐 = 0.0157 𝐽/𝑘𝑔
1
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
1
(0.0157)(0.0000121)(11.26) 4 0.0157
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0246)3 (0.6453)(957.15 − 0.6453)(2225926)(9.82) 0.0508
ℎ𝑜 = 338.86 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (156.77)(135.42)(26.3746)(1)

E-104
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 112.50 40.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -309670702 -313189959 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 49889 49889 49889
Mass Enthalpi kJ/kg -6207 -6278 -
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0178 0.0143 0.0160
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 56149 56149 56149
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
2
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 112.5℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
67.50℃ − 10℃ 40℃ − 112.5℃ 30 ℃ − 112.5℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.2069 𝑆 = 0.8788
67.50℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 30.1119℃


E-102
E-104

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 3519257 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 193.07 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (177 )(30.1119)(0.95) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

250 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
4 4 √(13.2353)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1076 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.05080). (4.8768). (250)
4235/3600
𝐴𝑜 = 194.58 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0723

𝑚𝑡 49889/3600
𝐺𝑡 = = = 128.83 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1076

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0210 (0.04681)(191.71) 0.8 (947.5)(0.0000160) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.04681 0.0000160 0.0210
ℎ𝑜 = 298.91 𝑊/𝑚2 ℃

E-104

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.2700)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.6350)(1.2700). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 3.0547.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1613 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.2415 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 64.5942 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 96.7017 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(64.5942)(96.7017) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0508
ℎ𝑜 = 740.40 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
298.91 0.0468 45 0.0488 740.40 2269.79 0.0468 5674.47
𝑈𝑜 = 176.01 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (176.01)(194.58)(30.1119)(0.95)

FH-101
3.2.2. COS Conversion Unit

Lembar Perhitungan Fired Heater FH-101
Fired Heater FH-101 disimulasikan seperti berikut :
Dengan data kondisi stream

FH-101
Fired Heater Duty

Fired Heater disimulasikan dengan effisiensi performance 70%, effiseinse mixing 100%, dan
excess udara 100%
Sehingga diperoleh Fired Heater Duty 576808 kJ/h
Fired Heater Design
Overall Coefficient Heat Transfer untuk gas-gas berdasarkan heuristic Turton adalah 30 W/m2 oC.
Jika diasumsikan temperature terpanas gas pemanas adalah 1000oC maka, LMTD adalah
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
(1000 − 330) − (340.73 − 320)
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(1000 − 320)
ln
(340.73 − 330)
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 186.80℃
Jika 𝐹𝑇 = 0.75 maka luas perpindahan panas minimal

𝑄𝐹𝑖𝑟𝑒𝑑 𝐻𝑒𝑎𝑡𝑒𝑟 𝐷𝑢𝑡𝑦
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 =
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇
576808 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = | |
(30)(186.80)(0.75) 3600
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 38.12 𝑚2

FH-101
Jika digunakan tube O.D. 2 in (0.0508 m) dengan panjang 12 ft (3.6576 m) serta jumlah tube 64 maka
𝐴𝑜 = 𝜋. 𝐷𝑜 . 𝐿. 𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508 ). (3.6576). (64)
𝐴𝑜 = 38.35 𝑚2
8 tube/wall
Total 64 tube
burner
5 ft
2.5 ft
2.5 ft
burner 12 ft

PFR-101
Lembar Perhitungan COS Converter PFR-101

Data Komposisi Inlet Stream Hasil Simulasi Hysys
Unit Data Unit Data
Stream Number - 13 Carbon Dioxide (CO2) mole/s 210.00
o
Temperature, 𝑇 C 330 Hydrogen Sulfide (H2S) mole/s 112.26
Pressure, 𝑃 kPa 2679 Carbon Disulfide (COS) mole/s 11.30
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/s 14.1583 Water (H2O) mole/s 16.67
Z Factor 0.9850 Inert Mole mole/s 4.77
Bulk Catalyst Density kg/m3 750 Mole Total mole/s 355
Panas Reaksi
COS + H2O  H2S + CO2 ∆H reaksi = 32474 kJ/kmole COS 99.99% konversi
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝐹𝑅101 = ∆H𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 ∙ 𝐶𝑂𝑆 ∙ 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝐹𝑅101 = (32474 𝑘𝐽/𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒) ∙ (0.0113 𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒/𝑠) ∙ (0.9999)
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝐹𝑅101 = 366.9716 𝑘𝐽/𝑠
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝐹𝑅101 = 1321097 𝑘𝐽/ℎ
Rate Reaction – Minimal Catalyst Weight, 𝑾𝒄𝒂𝒕𝒂𝒍𝒚𝒔𝒕
75800 6000
𝑘[𝐶𝑂𝑆][𝐻2 𝑂]0.5
𝑘 = 1.82 ∙ 1014 𝑒 − 𝑅𝑇 𝐾 = 486𝑒 𝑅𝑇
−𝑅𝐶𝑂𝑆 =
−
75800 6000 1 + 𝐾[𝐶𝑂2 ]
𝑘 = 1.82 ∙ 1014 𝑒 (8.314)(603) 𝐾= 486𝑒 (8.314)(603) 4.94 ∙ 107 [𝐶𝑂𝑆][𝐻2 𝑂]0.5
𝑘 = 4.94 ∙ 107 𝐾 = 1.642 ∙ 103 −𝑅𝐶𝑂𝑆 =
1 + 1.642 ∙ 103 [𝐶𝑂2 ]
Mole Balance
Component Initial Change Remaining
COS 𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 = 13.30 −𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 𝐹𝐶𝑂𝑆 = 𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 − 𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜
H2O 𝐹𝐻2𝑂𝑜 = 16.67 −𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 𝐹𝐻2𝑂 = 𝐹𝐻2𝑂𝑜 − 𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜
H2S 𝐹𝐻2𝑆𝑜 = 112.26 +𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 𝐹𝐻2𝑆 = 𝐹𝐻2𝑂𝑜 + 𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜
CO2 𝐹𝐶𝑂2𝑜 = 210 +𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 𝐹𝐶𝑂2 = 𝐹𝐶𝑂2𝑜 + 𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜
Inert 𝐹𝐼𝑜 = 4.77 0 𝐹𝐼 = 𝐹𝐼𝑜
𝐹𝑇 = 𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 + 𝐹𝐻2𝑂𝑜 + 𝐹𝐻2𝑂𝑜 + 𝐹𝐶𝑂2𝑜 + 𝐹𝐼𝑜
Total 𝐹𝑇𝑜 = 355 0
𝐹𝑇 = 𝐹𝑇𝑜
𝐹𝐶𝑂𝑆 𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 − 𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 13.30 − 𝑥13.30 13.30 − 𝑥13.30

[𝐶𝑂𝑆] = = = =
𝑉 𝑍𝐹𝑇𝑜 𝑅𝑇 ∙ 𝑃−1 (0.9850)(355)(8.314)(603) ∙ (2679000)−1 0.654
𝐹𝐻2𝑂 𝐹𝐻2𝑂𝑜 − 𝑥𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 16.67 − 𝑥13.30 16.67 − 𝑥13.30
[𝐻2 𝑂] = = = =
𝑉 𝑍𝐹𝑇𝑜 𝑅𝑇 ∙ 𝑃−1 (0.9850)(355)(8.314)(603) ∙ (2679000)−1 0.654
𝐹𝐶𝑂2 𝐹𝐶𝑂2 𝑜 − 𝑥𝐹 𝐶𝑂𝑆𝑜 210 − 𝑥13.30 210 − 𝑥13.30
[𝐶𝑂2 ] = = = =
𝑉 𝑍𝐹𝑇𝑜 𝑅𝑇 ∙ 𝑃−1 (0.9850)(355)(8.314)(603) ∙ (2679000)−1 0.654
𝑥
1
𝑊𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 = 𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 ∫ 𝑑𝑥
0 −𝑅𝐶𝑂𝑆

PFR-101
𝑥
1
𝑊𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 = 𝐹𝐶𝑂𝑆𝑜 ∫ 𝑑𝑥
0 𝑘[𝐶𝑂𝑆][𝐻2 𝑂]0.5
1 + 𝐾[𝐶𝑂2 ]
0.9999
1
𝑊𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 = 13.30 ∫ 𝑑𝑥
0 13.30 − 𝑥13.30 16.67 − 𝑥13.30 −0.5
𝑘[ ][ ]
0.654 0.654
210 − 𝑥13.30
1+𝐾[ ]
0.654
𝑊𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 = 0.192 𝑘𝑔
𝑊𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 0.192
𝑉𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 = = = 2.565 ∙ 10−4 𝑚3
𝜌𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 750

Fluida pendingin PFR-101 adalah saturated water 102.5oC yang keluar menjadi satrated steam
102.5oC. Jika diasumsikan koefisien perpindahan panas menyeluruh Uo adalah 290 W/m2C maka
∆𝑇1 = ∆𝑇2 = ∆𝑇 330

Maka
𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑇 ∆𝑇1 = 227.5 330
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 227.5℃ ∆𝑇2 = 227.5
102.5
𝐹𝑇 = 1 . Untuk Isothermal stream 102.5
Jika digunakan tipe reaktor shell and tube PFR dengan reaksi dalam tube. Serta tube yang
digunakan 16 tube diameter 4 inch dengan panjang 1 m maka
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝐴𝑜 = 𝜋. 𝐷𝑜 . 𝐿. 𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒

𝑈𝑜 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 𝐴𝑜 = 𝜋. (4(0.0254)). (1). (16)
366971.6 𝐴𝑜 = 5.742 𝑚2
(290)(227.5)(1)
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 5.563 𝑚2 𝑨𝒐 > 𝑨𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒂𝒍
Volume Reaktor dan Jumlah Catalyst

𝜋. 𝐷𝑖 2 𝜋. (4(0.0254))2
𝑉𝑟𝑒𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = . 𝐿. 𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 = . (1). (16) = 0.146 𝑚3
4 4
𝑽𝒓𝒆𝒂𝒄𝒕𝒐𝒓 ≫ 𝑽𝒄𝒂𝒕𝒂𝒍𝒚𝒔𝒕 Maka digunakan catalyst jenis screen
Jika catalyst jenis screen yang digunakan memiliki fraksi void (pori-pori) 𝑓𝑣 = 0.76 dengan
tebal screen tscreen 2mm maka jumlah screen yang digunakan
𝑉𝑐𝑎𝑡𝑎𝑙𝑦𝑠𝑡 2.565 ∙ 10−4
𝑉𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 = = = 1.069 ∙ 10−3 𝑚3
1 − 𝑉𝑜𝑖𝑑𝐹𝑟𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 1 − 0.76
𝑉𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 1.069 ∙ 10−3
𝑛𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 = = = 65.945 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛
𝜋. 𝐷𝑖 2 𝜋. (4(0.0254))2
. (0.002)
. 𝑡𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 4
4
𝑛𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 65.945
𝑛𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑏𝑒 = = = 3.664 ≈ 𝟒 𝒔𝒄𝒓𝒆𝒆𝒏
𝑛𝑡𝑢𝑏𝑒 18

E-105
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 330.00 170.07 -
Heat Flow, J/kg- oC -313918918 -322832312 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 50970 50970 50970
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0281 0.0208 0.0244
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 161.28 320.00 -
Actual Volume Flow, 𝑉𝑠̇ m3/h 1614 2314 -
Heat Flow, J/kg- oC -322088022 -313174628 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 50970 50970 50970
Mass Density, 𝜌𝑠 kg/m3 31.5727 22.0259 26.7993
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.0200 0.0272 0.0236
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 ) 330 ℃ − 161.28℃ 320℃ − 170.07℃
8.79℃ − 10℃ 𝑅= 𝑆=
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 320℃ − 170.07℃ 330 ℃ − 170.07℃
8.79℃ 𝑅 = 0.9924 𝑆 = 0.9479
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 9.3800℃


E-102
E-105

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 8913394 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 2093.24 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (169)(9.3800)(0.75) 3600
Material Selecting
Require Material
Tube Temperature 330oC, Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Channel Cover Temperature 330oC, Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Shell Temperature 330oC, Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Baffle Temperature 330oC, Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Tubesheet Temperature 330oC, Acid Resist H2S & CO2 Stainless Steel 316
Keterangan in m
Outside Diameter, 𝐷𝑜 Trial Error 0.5 0.0127
Baffle Pitch, 𝑃𝑏 0.2𝐷𝑠 12.4 0.3150
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

7824 𝜋0.00942 (100)(0.3048)
12 4 √(22.7421)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0452 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0127). (6.7056). (7824)
2679/3600
𝐴𝑜 = 2093.24 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0452

𝑚𝑡 50970/3600
𝐺𝑡 = = = 313.04 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0452

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0346 (0.0094)(313.04) 0.8 (1093)(0.0000244) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0094 0.0000244 0.0346
ℎ𝑜 = 1049.45 𝑊/𝑚2 ℃

E-105

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.5748)2 𝜋. (0.0127)2 𝑆𝑐 = (0.3150)(1.5748). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 31.8665.
4 4 𝑆𝑐 = 0.0992 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.3768 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 237.7919 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 142.7251 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(37.5796)(142.7251) (1101.8)(0.0000236) 0,33 0.0340
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0127) ) ( )
0.0000236 0.0340 0.0127
ℎ𝑜 = 279.94 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0110𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0127 0.0017 0.0127 1 1 0.0127 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
1049.45 0.0094 45 0.0110 2378.5 2269.79 0.0094 2269.79
2
𝑈𝑜 = 168.39 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (168.39)(2093.24)(9.3800)(0.75)

E-106
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 170.07 40.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -322832312 -330761322 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 50970 50970 50970
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0208 0.0149 0.0178
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 126506 126506 126506
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 170.07℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
125.07℃ − 10℃ 40℃ − 170.07℃ 30 ℃ − 170.07℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.1153 𝑆 = 0.9286
125.07℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 45.5486℃


E-102
E-106

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 7929011 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 262.46 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (188 )(45.5486)(0.98) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

340 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
4 4 √(33.9636)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1463 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.05080). (4.8768). (340)
1926/3600
𝐴𝑜 = 264.62 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.1463

𝑚𝑡 50970/3600
𝐺𝑡 = = = 96.78 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1463

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0245 (0.04681)(96.78) 0.8 (1196)(0.0000178) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.04681 0.0000178 0.0245
ℎ𝑜 = 297.36 𝑊/𝑚2 ℃

E-106

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.4732)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.7366)(1.4732). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 4.1544.
4 4 𝑆𝑐 = 0.2170 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.3248 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 108.1844 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 161.9147 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(108.1844)(161.9147) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0508
ℎ𝑜 = 1008.8 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
297.36 0.0468 45 0.0488 1008.8 2269.79 0.0468 5674.47
𝑈𝑜 = 187.22 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (187.22)(264.62)(45.5486)(0.98)
V-101
Lambar Perhitungan V-101
Design Data V-101

P operation : 336.79 psi / 2322 kPa
Stress Tensile : 16.700 psi stress value of Stainless Steel SA-240, 316L
T operation : 40oC
E : 0.85 joint efficiency, spot examined
CA : 0.125 inches corrosion allowance
Volume Flow : 1229 m3/h
Holdup time is 5 minute
Design Pressure
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 1.25𝑃𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 336.79𝑝𝑠𝑖 𝑥 1.25
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 420.99 𝑝𝑠𝑖
Volume Require
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑎𝑐𝑡. 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑥 ℎ𝑜𝑙𝑑𝑢𝑝 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑚3 1ℎ
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 1229 ( ) 5 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒
ℎ 60 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 102.43 𝑚3
Diameter Vessel
4 ∙ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1/3
𝐷=( )
(3 ∙ 3.14)
1/3
4 ∙ 102.43𝑚3
𝐷=( )
3 ∙ 3.14
𝐷 = 3.52 𝑚 = 226 𝑖𝑛
𝐻 = 3𝐷
𝐻 = 3(3.52 𝑚)
𝐻 = 10.55 = 679 𝑖𝑛
Shell Thickness
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 ∙ 0.5𝐷 + 𝐶𝐴
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = + 𝐶𝐴
𝑆 ∙ 𝐸 − 0.6𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛
(420.99) ∙ 0.5(226) + 0.125
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(420.99)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 2.219 𝑖𝑛 ≈ 2.25 𝑖𝑛
Head Hemisperical Thickness

𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 𝐶𝐴
2 ∙ 𝑆 ∙ 𝐸 − 0.2𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛
(420.99) ∙ 0.5(226) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(420.99)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 1.1564 𝑖𝑛 ≈ 1.1875 𝑖𝑛
T-101
3.2.3. CO2 Removing Unit 1

Lembar Perhitungan Kolom Absorber T-101
Data Operasi Kolom T-101

Pressure Tower 2300
Inlet Temperature Selexol 25
Inlet Temperature Gas 40
Inlet Molar Flow Selexol 1150
Inlet Molar Flow Gas 1257
Inlet Component Molar Flow H2S 444.64
Trial error tray number dengan syarat maximum H2S loss < 3%
- Masukan kondisi tekanan operasi pada menu design dan trial error Number of stage = 10
- Set effisiensi tray 19% (effisinsi tray untuk gas absorption H2S oleh selexol pada T=25oC)
- Hasil H2S Loss = 137.27 kmol/h , %H2S loss = 30.87%
T-101
Berikut hasil trial error untuk jumlah tray lain

Number Stage Tray H2S Inlet (kmole/hr) H2S Loss (kmole/hr) % H2S Loss (%)
10 444.6371 137.27 30.87
15 444.6371 96.98 21.81
20 444.6371 72.80 16.37
25 444.6371 56.54 12.72
30 444.6371 45.00 10.12
35 444.6371 36.24 8.15
40 444.6371 29.53 6.64
45 444.6371 24.23 5.45
50 444.6371 18.84 4.24
55 444.6371 16.67 3.75
60 444.6371 13.57 3.05
61 444.6371 13.03 2.93
Jumlah Tray untuk T-101 = 61
Tower Diameter (D) dan Tower Height (H)

Vapor Volume Flow, Vapor Mass Flow, Vapor Density,
Stage
𝑉̇ (m3/h) 𝑚 (kg/h) 𝜌 (kg/m3)
1 (top) 480.999 21763.227 45.2458
𝐹𝑠 = 1.3 (𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 1.2 − 1.5) 𝑇𝑟𝑎𝑦 𝑠𝑝𝑎𝑐𝑖𝑛𝑔 = 500 𝑚𝑚 = 0.5 𝑚
𝐹𝑠 = 𝑢𝜌0.5 𝐻 = 𝐻𝑇𝑟𝑎𝑦 𝑠𝑝𝑎𝑐𝑖𝑛𝑔 . 𝑁𝑎𝑐𝑡 + 𝐻𝐵𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 + 𝐻𝑇𝑜𝑝 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑛𝑔𝑎𝑔𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡
1.3 = 𝑢(45.2458)0.5 𝐻 = 0.5(61) + 2 + 2
𝑢 = 0.04206 𝑚/𝑠 𝐻 = 34.5 𝑚
480.999
4𝑉̇ 4( )
𝐷=√ = √ 3600 = 2.0111 = 79.25 𝑖𝑛
𝜋𝑢 𝜋 (0.04206 )
Shell Thickness
T operation : 40oC
𝑃 = 1.25 𝑃𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 = 1.25(2300) = 2875 𝑘𝑃𝑎 = 416.98 𝑝𝑠𝑖

(416.98) ∙ 0.5(79.25) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(416.98)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 1.3136 𝑖𝑛 ≈ 1.375 𝑖𝑛

(416.98) ∙ 0.5(79.25) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(416.98)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 0.71056 𝑖𝑛 ≈ 0.75 𝑖𝑛
T-102
Lembar Perhitungan Kolom Stripping T-102
Data Stream Mole Balance

Feed (f) Top (d) Bottom (b)
Comp Mole Frac (CO2) 0.1637 0.4114 0.0000
Comp Mole Frac (H2S) 0.2259 0.5676 0.0001
Comp Mole Frac (Ammonia) 0.0049 0.0123 0.0000
Comp Mole Frac (Methanol) 0.0016 0.0037 0.0001
Comp Mole Frac (H2O) 0.0020 0.0049 0.0001
Comp Mole Frac (SELEXOL) 0.6019 0.0002 0.9997
Molar Flow (kmole/h) 1909.52 759.64 1149.88
K Value ∝𝐿,𝐻
Key Component ̅ 𝐿,𝐻
∝
Top Bottom Top Bottom
Light Key (H2O) 4.0566 3.2227
17.82 3.32 10.57
Heavy Key (SELEXOL) 0.2277 0.9719
Reflux Ratio, R
𝐿𝑚𝑖𝑛 (𝐷𝑥𝑑 /𝐹 𝑥𝑓 )𝐿𝐾 − ∝ ̅ 𝐿,𝐻 (𝐷𝑥𝑑 /𝐹 𝑥𝑓 )

𝐻𝐾
=
𝐹 ∝̅ 𝐿,𝐻 − 1
𝐿𝑚𝑖𝑛 ((759.64 ∙ 0.0049)/(1909.52 ∙ 0.0020)) − 156.71((759.64 ∙ 0.0002)/(1909.52 ∙ 0.6019))
=
𝐹 10.57 − 1
𝐿𝑚𝑖𝑛
= 0.1013
𝐹
𝐿𝑚𝑖𝑛 𝐹 𝑅 = 1.25𝑅𝑚𝑖𝑛
𝑅𝑚𝑖𝑛 = ( )
𝐹 𝐷 𝑅 = 1.25(0.2547)
1909.52 𝑅 = 0.3184
𝑅𝑚𝑖𝑛 = (0.1013)
759.64
𝑅𝑚𝑖𝑛 = 0.2547
Downcomer rendah, Maka tray jenis Bubble Cap dipilih
Tray Number
(𝑥 /𝑥 ) 𝑁𝑚𝑖𝑛
ln [ 𝑑 𝑏 𝐿𝐾 ] 𝑁𝑎𝑐𝑡 =
(𝑥𝑑 /𝑥𝑏 )𝐻𝐾 𝜂
𝑁𝑚𝑖𝑛 =
̅ 𝐿,𝐻 ]
ln[∝ 0.9579
(0.0049/0.0001) 𝑁𝑎𝑐𝑡 =
ln [ ] 0.1
(0.0002/0.9997)
𝑁𝑚𝑖𝑛 =
ln[10.57] 𝑁𝑎𝑐𝑡 = 𝟗. 𝟓𝟕𝟗 ≈ 𝟏𝟎 𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑
𝑁𝑚𝑖𝑛 = 0.9579
Feed Tray Number

Feed tray pada top tray, yakni feed tray untuk kolom distilasi stripping
T-102

Stage Vapor Volume Flow, 𝑉̇ (m3/h) Vapor Mass Flow, 𝑚 (kg/h) Vapor Density, 𝜌 (kg/m3)
1 (top) 17292 88764.82 5.133398

1.3 = 𝑢(5.133398)0.5 𝐻 = 0.9(10) + 2 + 2
𝑢 = 0.5737 𝑚/𝑠 𝐻 = 13 𝑚
17292
4𝑉̇ 4( )
𝐷=√ =√ 3600 = 3.2647 𝑚 = 128.5 𝑖𝑛
𝜋𝑢 𝜋 (0.5737 )
Shell Thickness
T operation : 40oC

(34.81) ∙ 0.5(128.5) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(34.81)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 0.328 𝑖𝑛 ≈ 0.375 𝑖𝑛

(34.81) ∙ 0.5(128.5) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(34.81)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 0.2264 𝑖𝑛 ≈ 0.25 𝑖𝑛
V-102
Lembar Perhitungan V-102
Design Data V-102

P operation : 26.754 psi /182 kPa
T operation : 112.5oC
Volume Flow : 63.68 m3/h
Design Pressure
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 26.754 𝑝𝑠𝑖 𝑥 1.25
Volume Require
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑎𝑐𝑡. 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑥 ℎ𝑜𝑙𝑑𝑢𝑝 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 2
𝑚3 1ℎ
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 63.68 ( ) 5 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒𝑥 2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 10.613 𝑚3
Diameter Vessel
𝐷=( )
(3 ∙ 3.14)
1/3
4 ∙ 10.613𝑚3
𝐷=( )
3 ∙ 3.14
𝐷 = 1.65 𝑚 = 65 𝑖𝑛
𝐻 = 3𝐷
𝐻 = 3(1.65 𝑚)
𝐻 = 4.95 = 195 𝑖𝑛
Shell Thickness
(33.44) ∙ 0.5(65) + 0.125
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(33.44)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 0.2020 𝑖𝑛 ≈ 0.25 𝑖𝑛

(33.44) ∙ 0.5(65) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(33.44)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 0.1634 𝑖𝑛 ≈ 0.25 𝑖𝑛
P-101
Lembar Perhitungan P-101

DATA FLUID Unit Suction Discharge
Stream Number - 40 39
o
Temperature, 𝑇 C 40 40.61
Pressure, 𝑃 Pa 171316 2270684
Volume Flow, 𝑉̇ m3/s 0.0883 0.0881
Vapor Pressure, 𝑃𝑠𝑎𝑡 Pa 0.2463 0.2644
Mass Density, 𝜌 kg/m3 976.55 978.05
Head (𝑯𝒔 )
Tabel Assumption
𝐷𝑖 suction pipe ≈ 𝐷𝑖 discharge pipe 𝑣𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 ≈ 𝑣𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒
𝑓∙𝐿∙𝑣 2
Smooth pipe ≈0
2∙𝑔∙𝐷
Friction Losses in valve low 𝐻𝑣 ≈ 0
∆𝑧 = 34.5 𝑚 (column absorption height T-101 = 34.5 m)

∆𝑃 ∆𝑣 2 𝑓 ∙ 𝐿 ∙ 𝑣2
𝐻𝑠 = + + ∆𝑧 + + 𝐻𝑣
𝜌𝑔 2𝑔 2∙𝑔∙𝐷
2270684 − 171316
𝐻𝑠 = + 34.5
976.55 ∙ 9.82
𝐻𝑠 = 253.42 𝑚
NPSH
𝑃𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝑃𝑠𝑎𝑡 𝐹𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 1.35 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 = − − ∆𝑧𝑠𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛
𝜌𝑔 𝑔 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 1.35 ∙ 17.86 𝑚
171316 − 0.2463 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 24.12 𝑚
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 = −0−0
976.55 ∙ 9.82
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 = 17.86 𝑚
Diameter Impeller, Power, dan Rotation Speed

Assumption efficiency pump = 75 %
𝜂 = 0.75 𝐶𝐻 = 5.82 𝐶𝑃 = 0.46 𝐶𝑄 = 0.061
Sumber : Wallas, Stanley M,. Chemical Process Equipment

Selecting and Design 3rd Ed. Butterworth-Heinemann. Burlington.
2010. Hal.122
Trial Eror Diameter Impeller (𝐷) hingga 𝑄 > 𝑄𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛

𝐷 = 266.7 𝑚𝑚
𝑔𝐻 0.5 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝜌𝑛3 𝐷5 𝐶𝑃 𝑄 = 𝑛𝐷 3 𝐶𝑄

𝑛=( )
𝐶𝐻 𝐷 2 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = (976.55 )(77.53)3 (0.2667)5 (0.46) 𝑄 = (77.53 )(0.2667)3 (0.061)
9.82 ∙ 253.42 0.5 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 278343 𝑊 𝑄 = 0.0893 𝑚3 /𝑠
𝑛=( ) 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 283 𝑘𝑊 𝑄 = 321.40 𝑚3 /ℎ
5.82 ∙ 0.26672
𝑛 = 77.53/𝑠 𝑸 > 𝑸𝒔𝒖𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏
𝑛 = 4652 𝑟𝑝𝑚
P-102

o
Temperature, 𝑇 C 112.27 112.27
Pressure, 𝑃 Pa 182000 202000
Volume Flow, 𝑉̇ m3/s 0.0195 0.0195
Vapor Pressure, 𝑃𝑠𝑎𝑡 Pa 178300 178300
Head (𝑯𝒔 )
Tabel Assumption
Smooth pipe ≈0
2∙𝑔∙𝐷
∆𝑧 = 13 𝑚 (column stripping height T-102 = 13 m)

∆𝑃 ∆𝑣 2 𝑓 ∙ 𝐿 ∙ 𝑣2
𝐻𝑠 = + + ∆𝑧 + + 𝐻𝑣
202000 − 182000
𝐻𝑠 = + 13
941.65 ∙ 9.82
𝐻𝑠 = 15.16 𝑚
NPSH
𝜌𝑔 𝑔 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 1.35 ∙ 0.40𝑚
182000 − 178300 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 0.54 𝑚
941.65 ∙ 9.82
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 = 0.40𝑚

𝜂 = 0.75 𝐶𝐻 = 5.82 𝐶𝑃 = 0.46 𝐶𝑄 = 0.061

2010. Hal.122

𝐷 = 251 𝑚𝑚

𝑛=( )
𝐶𝐻 𝐷 2 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = (941.65 )(20.11)3 (0.251)5 (0.46) 𝑄 = (20.11)(0.251)3 (0.061)
𝑛 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 3544 𝑊 𝑄 = 0.0195 𝑚3 /𝑠
9.82 ∙ 15.16 0.5 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 3.544 𝑘𝑊 𝑄 = 70.23 𝑚3 /ℎ
=( )
5.82 ∙ 0.2512
𝑛 = 20.11/𝑠 𝑸 > 𝟏. 𝟏 𝑸𝒔𝒖𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏
𝑛 = 1207 𝑟𝑝𝑚
E-107
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 293.20 58.19 -
Heat Flow, kJ/h 96392571.56 -59354136.7 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 310268 310268 310268
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.3446 5.5544 0.3446
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 44.24 260.00 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 338874 338874 338874
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 3.8390 0.0246 0.0246
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 ) 44.24 ℃ − 260.00℃ 58.19℃ − 293.20℃
13.95℃ − 33.20℃ 𝑅= 𝑆=
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 58.19℃ − 293.20℃ 44.24 ℃ − 293.20℃
13.95℃ 𝑅 = 0.9181 𝑆 = 0.9440
ln
33.20℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 22.1991℃
Jumlah pass Heat Exchanger E-107 yakni 6-12 pass dengan nilai 𝐹𝑇 = 0,78.
E-102
E-107

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 155746708 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 8356.32 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (299)(22.1991)(0.78) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

19800 𝜋0.00942 (100)(0.3048)
12 4 √(867.5420)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1145 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0127). (10.6680). (19800)
402/3600
𝐴𝑜 = 8427.55 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.1145

𝑚𝑡 310268/3600
𝐺𝑡 = = = 752.99 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1145

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0788 (0.0094)(752.99) 0.8 (2136)(0.0003446) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0094 0.0003446 0.0788
ℎ𝑜 = 1166.74 𝑊/𝑚2 ℃
E-107

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (2.5400)2 𝜋. (0.0127)2 𝑆𝑐 = (0.5080)(2.5400). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 80.6438.
4 4 𝑆𝑐 = 0.2581 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.9804 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 96.0141 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 364.7617 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(37.5796)(142.7251) (2130.2)(0.0000246) 0,33 0.0612
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0127) ) ( )
0.0000246 0.0612 0.0127
ℎ𝑜 = 896.69 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0110𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0127 0.0017 0.0127 1 1 0.0127 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
1166.74 0.0094 45 0.0110 896.69 2269.79 0.0094 2269.79
2
𝑈𝑜 = 298.31 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (298.31)(8427.55)(22.1991)(0.75)
E-108
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 58.19 40.00 -
Heat Flow, kJ/h -59354136 -69147092 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 310268 310268 310268
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 5.5544 7.3520 0.0158
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 156245 156245 156245
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 58.19℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
13.19℃ − 10℃ 40℃ − 58.19℃ 30 ℃ − 58.19℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.8246 𝑆 = 0.6453
13.19℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 11.5216℃
Jumlah pass Heat Exchanger E-108 yakni 3-6 pass dengan nilai 𝐹𝑇 = 0,97.
E-102
E-108

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 9792955 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1448.83 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (168)(11.5216)(0.97) 3600
Material Selecting
Require Material
Tube - Carbon Steel
Channel Cover - Carbon Steel
Tubesheet - Carbon Steel
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

3990 𝜋0.01222 (100)(0.3048)
6 4 √(970.0139)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0783 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0191). (6.0960). (3990)
322/3600
𝐴𝑜 = 1455.67 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0783

𝑚𝑡 310268/3600
𝐺𝑡 = = = 1100.94 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0783

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0946 (0.0122)(1100.94) 0.8 (1735)(0.006453) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0122 0.006453 0.0946
ℎ𝑜 = 338.85 𝑊/𝑚2 ℃
E-108

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.1176)2 𝜋. (0.0191)2 𝑆𝑐 = (0.5588)(1.1176). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 32.5019.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1249 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1825 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 237.7919 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 347.4815 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(237.7919)(347.4815) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0191) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0191
ℎ𝑜 = 2378.50 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0154 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0191 0.0034 0.0191 1 1 0.0191 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
338.85 0.0122 45 0.0154 2378.5 2269.79 0.0122 5674.47
2
𝑈𝑜 = 167.52 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (167.52)(1455.67)(11.5216)(0.97)
E-109
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 41.01 25.00 -
Heat Flow, kJ/h -68244848 -76568741 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 310268 310268 310268
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 7.2415 9.6402 8.4409
Stream Number - Liquid NH3 Vapor NH3
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 15.42 15.00
Actual Flow m3/h 141 1352
Mass Density, 𝜌𝐿 , 𝜌𝑉 kg/m3 52.6416 5.5257
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
26.01℃ − 9.58℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
26.01℃
ln
9.58℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 16.4537℃
E-109

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 8323893 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1211.44𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (116)(16.4537)(1) 3600
Material Selecting
Require Material
Tube - Carbon Steel
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

5020 𝜋0.00942 (100)(0.3048)
4 4 √(984.1903)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0871 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0127). (6.0960). (5020)
315.25/3600
𝐴𝑜 = 1220.96 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0871

𝑚𝑡 310268/3600
𝐺𝑡 = = = 989.99 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0871

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0964 (0.0094)(989.99) 0.8 (1675.4)(0.0084409) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0094 0.0084409 0.0964
ℎ𝑜 = 286.12 𝑊/𝑚2 ℃
E-109

ℎ𝑜 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 308.5 𝑊/𝑚2 ℃
𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0110 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0127 0.0017 0.0127 1 1 0.0127 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
286.12 0.0094 45 0.0110 308.5 2269.79 0.0094 5674.47
2
𝑈𝑜 = 115.47 𝑊/𝑚 ℃

𝐷 𝑖 ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆 (1 + 𝐿
)
1 0.34 (3357.6)(8.97)
𝑈𝑜 𝜆′ = 1236192 (1 + )
1236192
0.0127
𝜆′ = 1215788 𝐽/𝑘𝑔
(0.0094)(286.12)
∆𝑇𝑓𝑤 = 16.4537
1 1
115.47 𝜎 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
∆𝑇𝑓𝑤 = 8.97℃ 1
0.0283 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(52.64 − 5.5257)
𝜆𝑐 = 0.0491 𝐽/𝑘𝑔
1
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
1
(0.0157)(0.0000082)(8.97) 4 0.0491
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0265)3 (5.5257)(52.64 − 5.5257)(1215788)(9.82) 0.0127
ℎ𝑜 = 304.52 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (115.47)(1220.96)(16.4537)(1)
E-110
TUBE SIDE DATA FLUID Unit Inlet Tube Side Outlet Vapor Outlet Liquid
Stream Number - 25 26 27
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 231.37 112.5 112.5
Pressure kPa 182 172 172
Actual Volume Flow, 𝑉̇𝑡 m3/h 21267 14073 49.300
Heat Flow, kJ/h -109556320 -131090044 -4560063
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 74468 28870 45597
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝐿𝑡 , 𝐶𝑝𝑉𝑡 kJ/kg- oC 1.4716 1.0044 1.9530
Mass Density, 𝜌𝐿𝑡 , 𝜌𝑉𝑡 kg/m3 3.5016 2.0515 925
Thermal Conductivity, 𝑘𝐿𝑡 , 𝑘𝑉𝑡 W/m- oC 0.0288 0.0229 0.0866
Viscosity, 𝜇𝐿𝑡 , 𝜇𝑉𝑡 cP 0.0218 0.0167 2.0724
Laten Heat, 𝜆𝑡 kJ/kg 789.676
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 101.00 102.32
Actual Flow m3/h 12.079 17917
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝐿𝑠 , 𝐶𝑝𝑉𝑠 kJ/kg- oC 4.2180 2.0379
Mass Density, 𝜌𝐿𝑠 , 𝜌𝑉𝑠 kg/m3 957 0.6453
Thermal Conductivity, 𝑘𝐿𝑠 , 𝑘𝑉𝑠 W/m- oC 0.6811 0.0246
Viscosity, 𝜇𝐿𝑠 , 𝜇𝑉𝑠 cP 0.2761 0.0121
Laten Heat, 𝜆𝑠 kJ/kg 2241.502
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
11.50℃ − 129.05℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
11.50℃
ln
129.05℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 48.6119℃

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 26093787 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 727.34 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (205)(48.6119)(1) 3600
E-110
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

713 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
1 4 √(3.5016)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 1.2271 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (6.4008). (713)
21267/3600
𝐴𝑜 = 728.34 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
1.2271
𝑚𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 1 1
Γ𝑏 =
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿 𝜇𝐿𝑡 2 34Γ𝑏 −3
ℎ𝑖 ( 3 2 ) = 1.47 ( )
45597/3600 𝑘𝐿𝑡 𝜌𝐿𝑡 𝑔 𝜇𝐿𝑡
Γ𝑏 = 1 1
(713)(6.4008) 0.00207242 3 4(0.00278 )
−
3
Γ𝑏 = 0.00278 𝑘𝑔/𝑚𝑠 ℎ𝑖 ( 3 2
) = 1.47 ( )
(0.0866) (925) (9.82) 0.0020724
ℎ𝑖 = 909.96 𝑊/𝑚2 ℃

1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
E-110
ℎ𝑜 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 334.4 𝑊/𝑚2 ℃

1
ℎ𝑖
∆𝑇𝑓𝑤 = Δ𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
1 𝐷 1 𝐷 1
+ 𝑖 + ( ) ( 𝑜) + ( )
ℎ𝑖 𝐷 𝑜 ℎ𝑜 ℎ𝑑𝑖 𝐷𝑖 ℎ𝑑𝑜
1
∆𝑇𝑓𝑤 = 909.96 48.6119
1 0.0468 1 0.0508 1
+ +( )( )+( )
909.96 (0.0508)(308.5) 2269.79 0.0468 5674.47
∆𝑇𝑓𝑤 = 11.88℃
0.34 𝐶𝑝 ∆𝑇𝑓𝑤 0.34 (3357.6)(11.88)

𝜆′ = 𝜆𝑠 (1 + 𝐿𝑠
) = 2241503 (1 + ) = 2241503 𝐽/𝑘𝑔
𝜆𝑠 2241503
1 1
𝜎 2 0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( ) = 2𝜋 ( ) = 0.0157 𝐽/𝑘𝑔
𝑔(𝜌𝐿𝑠 − 𝜌𝑉𝑠 ) 9.82(957.15 − 0.6453)
1
𝜆𝑐 𝜇𝑉𝑠 ∆𝑇𝑓𝑤 4 𝜆𝑐
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
𝑘𝑉𝑠 𝜌𝑉𝑠 (𝜌𝐿𝑠 − 𝜌𝑉𝑠 )𝜆 𝑔 𝐷𝑜
1
(0.0157)(0.0000121)(11.88) 4 0.0157
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0246)3 (0.6453)(957.15 − 0.6453)(2241503 )(9.82) 0.0508
ℎ𝑜 = 334.94 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷 𝑡 𝐷 1 1 𝐷 1
( ) ( 𝑜 ) + ( 𝑡 ) ( ̅𝑜 ) + ( ) + ( ) ( 𝑜 ) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
909.96 0.0468 45 0.0488 334.4 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 204.92 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (204.92)(728.34)(48.6119)(1)
E-111
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 112.50 40.00 -
Heat Flow, kJ/h -131090045 -133205407 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 28870 28870 28870
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0167 0.0134 0.0150
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 33750 33750 33750
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
2
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 112.5℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
67.50℃ − 10℃ 40℃ − 112.5℃ 30 ℃ − 112.5℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.4849 𝑆 = 0.7557
67.50℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 30.1119℃
Heat Exchanger E-111 digunakan jenis fall film condenser, sehingg jumlah pass Heat Exchanger E-
111 yakni 1-1 pass dengan nilai 𝐹𝑇 diasumsikan 0.9. Perhitungan koefisien individual bagian dalam tetap
digunakan persamaan Dittus-Boelter karena massa condensate kecil dibanding massa non-condensable dan
temperature drop bagian tube tinggi
E-102
E-111

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2115363 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 314.23 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (96)(30.1119)(0.9) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

820 𝜋0.02362 (100)(0.3048)
1 4 √(2.2148)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.3594 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0254). (4.8768). (820)
14073/3600
𝐴𝑜 = 319.10 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.3594

𝑚𝑡 28870/3600
𝐺𝑡 = = = 22.32 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.3594

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0204 (0.0236)(22.32) 0.8 (1010.6)(0.0000150) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0236 0.0000150 0.0204
ℎ𝑜 = 83.56 𝑊/𝑚2 ℃
E-111

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.1176)2 𝜋. (0.0254)2 𝑆𝑐 = (0.5588)(1.1176). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 40.0775.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1249 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1715 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 54.6732 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 75.0590 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(54.6732)(75.0590) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0254) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0254
ℎ𝑜 = 861.27 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0245𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0254 0.0009 0.0254 1 1 0.0254 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
83.56 0.0236 45 0.0245 861.27 2269.79 0.0236 5674.47
2
𝑈𝑜 = 68.03 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (68.03)(319.10)(30.1119)(0.9)
E-112
TUBE SIDE DATA FLUID Unit Inlet Liquid Tube Side Outlet Vapor Tube Side
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 293 298
Actual Volume Flow, 𝑉̇𝑡 m3/h 280 19582
Heat Flow, kJ/h 67035334 112906974
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 215773 215773
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝐿𝑡 , 𝐶𝑝𝑉𝑡 kJ/kg- oC 2.4599 1.9163
Mass Density, 𝜌𝐿𝑡 , 𝜌𝑉𝑡 kg/m3 772 11.019
Thermal Conductivity, 𝑘𝐿𝑡 , 𝑘𝑉𝑡 W/m- oC 0.0640 0.0290
Viscosity, 𝜇𝐿𝑡 , 𝜇𝑉𝑡 cP 0.3446 0.0120
SHELL SIDE DATA FLUID Unit Inlet Shell Side Vapor Outlet Shell Side Liquid
Stream Number - DowTherm A Vapor DowTherm A Liquid
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 350 349
Heat Flow, J/kg- oC 165581956 119710317
Mass Density, 𝜌𝐿𝑠 , 𝜌𝑉𝑠 kg/m3 20.841 746.229
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
56.07℃ − 51.91℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
56.07℃
ln
51.91℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 53.9634℃
Jumlah pass Heat Exchanger E-112 yakni 1-1 pass dengan nilai diasumsikan 𝐹𝑇 = 1 karena tube
side merupakan total evaporation dan shell side total condensation

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 45871640 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1439.79 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (164)(53.9634)(1) 3600
E-112
Material Selecting
Require Material
Tube - Carbon Steel
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

3300 𝜋0.01702 (100)(0.3048)
1 4 √(772)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.7506 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0254). (5.4864). (3300)
280/3600
𝐴𝑜 = 1444.72 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.7506
Γ𝑏 =
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿 𝜇𝐿𝑠 2 3 4Γ𝑏 −3
ℎ𝑜 ( 3 2 ) = 1.47 ( )
188617/3600 𝑘𝐿𝑠 𝜌𝐿𝑠 𝑔 𝜇𝐿𝑠
Γ𝑏 = 1 1
(3300)(5.4864) 0.00014622 3 4(0.00289)
−
3
Γ𝑏 = 0.00289 𝑘𝑔/𝑚𝑠 ℎ𝑜 ( ) = 1.47 ( )
(0.0703)3 (746)2 (9.82) 0.0001462
ℎ𝑜 = 1527.93 𝑊/𝑚2 ℃

ℎ𝑖 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 253.19 𝑊/𝑚2 ℃
𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0209 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
E-110
E-112
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷 𝑡 𝐷 1 1 𝐷 1
( ) ( 𝑜 ) + ( 𝑡 ) ( ̅𝑜 ) + ( ) + ( ) ( 𝑜 ) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0254 0.0042 0.0254 1 1 0.0254 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
253.19 0.0170 45 0.0209 1527.93 2269.79 0.0170 2269.79
𝑈𝑜 = 163.93 𝑊/𝑚2 ℃
Individual Heat Transfer Coefficient Shell Side, 𝒉𝒊

𝐷 𝑖 ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆𝑡 (1 + 𝐿𝑡
)
∆𝑇𝑓𝑤 = Δ𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 𝜆𝑡
1 0.34 (3357.6)(52.15)
𝑈𝑜 𝜆′ = 212587 (1 + )
212587
0.0254
(0.0170)(253.19)
∆𝑇𝑓𝑤 = 48.6119 𝜆′ = 134308 𝐽/𝑘𝑔
1
163.93 1
𝜎 2
∆𝑇𝑓𝑤 = 52.15℃ 𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
𝑔(𝜌𝐿𝑡 − 𝜌𝑉𝑡 )
1
0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(771.71 − 11.0187)
𝜆𝑐 = 0.0176 𝐽/𝑘𝑔
1
𝜆𝑐 𝜇𝑉𝑡 ∆𝑇𝑓𝑤 4 𝜆𝑐
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
𝑘𝑉𝑡 𝜌𝑉𝑡 (𝜌𝐿𝑡 − 𝜌𝑉𝑡 )𝜆 𝑔 𝐷𝑜
1
(0.0157)(0.0000120)(52.15) 4 0.0176
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0290)3 (0.6453)(771.71 − 11.0187)(134308)(9.82) 0.0254
ℎ𝑜 = 252.30 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (163.93)(1444.72)(53.9634)(1)
C-104 C-105
3.2.4. Unit Multistage Compression 2

Jumlah Compressor
𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 = 162 𝑘𝑃𝑎
𝑃𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 1100
log ( ) log ( )
𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 162 = 1.53 ≈ 2
𝑛 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟 = =
log(𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜) log(3.5)
Inlet Pressure, P1, kPa 162 k value 1.307

P2 = P1 ∙ 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = (161.3)(2.71) = 437.12 𝑘𝑃𝑎

𝑘−1
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
𝑀𝑟(𝑘 − 1) 𝑃1
1.307−1
(1.307)(0.9909)(8.314)(25 + 273) 437.12 1.307
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
37.87(1.307 − 1) 161.3
𝐻𝑎𝑑 = 76490 𝑚
1000 𝜂
(7.9889)(76490 ) 611.07
1000 0.75
𝑊𝑎𝑑 = 611.07 𝑘𝑊 𝑊 = 814.76 𝑘𝑊

P2 = P1 ∙ 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = (416.1)(2.71) = 1143 𝑘𝑃𝑎

𝑘−1
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
𝑀𝑟(𝑘 − 1) 𝑃1
1.322−1
(1.322)(0.9763)(8.314)(25 + 273) 1143 1.322
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
37.87(1.322 − 1) 416.1
𝐻𝑎𝑑 = 76538 𝑚
1000 𝜂
(7.9889)(76538 ) 611.46
1000 0.75
𝑊𝑎𝑑 = 611.46 𝑘𝑊 𝑊 = 815.28 𝑘𝑊
E-113
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 144.22 112.50 -
Heat Flow, J/kg- oC -130276871 -131202901 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 28726 28726 28726
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0182 0.0167 0.0187
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 101.00 102.32
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
11.49℃ − 41.91℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
11.49℃
ln
41.91℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 23.5106℃

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 926031 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 122.93 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (157)(23.5106)(1) 3600
E-113
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

182 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
2 4 √(4.9907)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1566 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (4.2672). (182)
5930/3600
𝐴𝑜 = 123.94 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.1566

𝑚𝑡 28726/3600
𝐺𝑡 = = = 50.95 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1566

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0242 (0.0468)(50.95) 0.8 (1016.2)(0.0000174) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0468 0.0000174 0.0242
ℎ𝑜 = 142.55 𝑊/𝑚2 ℃

ℎ𝑜 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 331 𝑊/𝑚2 ℃
𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
E-113
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
142.55 0.0468 45 0.0488 331 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 88.26 𝑊/𝑚 ℃

𝐷 𝑖 ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆 (1 + 𝐿
)
1 0.34 (4218)(15.80)
𝑈𝑜 𝜆′ = 2241503 (1 + )
2241503
0.0508
(0.0468)(142.55)
∆𝑇𝑓𝑤 = 23.5106 𝜆′ = 2219667 𝐽/𝑘𝑔
1
88.26 1
𝜎 2
∆𝑇𝑓𝑤 = 15.80℃ 𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
1
0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(957.15 − 0.6453)
𝜆𝑐 = 0.0157 𝐽/𝑘𝑔
1
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
1
(0.0157)(0.0000121)(15.80) 4 0.0157
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0246)3 (0.6453)(957.15 − 0.6453)(2219667)(9.82) 0.0508
ℎ𝑜 = 311.15 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (88.26)(123.94)(23.5106)(1)
E-114
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 112.50 40.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -131202901 -133275541 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 28726 28726 28726
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0167 0.0135 0.0151
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 33069 33069 33069
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 112.5℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
67.50℃ − 10℃ 40℃ − 0.2069℃ 30 ℃ − 112.5℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.1153 𝑆 = 0.8788
67.50℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 30.1119℃

E-102
E-114

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2072640 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 121.98 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (165 )(30.1119)(0.95) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

158 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
4 4 √(5.6915)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0680 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.05080). (4.8768). (158)
5592/3600
𝐴𝑜 = 122.97 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0680

𝑚𝑡 28726/3600
𝐺𝑡 = = = 117.37 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0680

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0206 (0.04681)(117.37) 0.8 (995.2)(0.0000151) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.04681 0.0000151 0.0206
ℎ𝑜 = 280.73 𝑊/𝑚2 ℃
E-114

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.0668)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.5334)(1.0668). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 1.9306.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1138 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1708 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 53.7709 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 80.7139 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(53.7709)(80.7139) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0508
ℎ𝑜 = 663.8 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
280.73 0.0468 45 0.0488 663.8 2269.79 0.0468 5674.47
𝑈𝑜 = 164.67 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (164.67)(122.97)(30.1119)(0.95)
E-115
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 146.25 112.50 -
Heat Flow, J/kg- oC -130359541 -131366279 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 28726 28726 28726
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0184 0.0169 0.0177
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 101.00 102.32
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
11.49℃ − 43.93℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
11.49℃
ln
43.93℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 24.1928℃

𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 100𝑊/𝑚2 ℃
𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 1006738 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 115.59 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (100)(24.1928)(1) 3600
E-115
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

150 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
2 4 √(13.4421)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1291 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (4.8768). (150)
2230/3600
𝐴𝑜 = 116.75 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.1291

𝑚𝑡 28726/3600
𝐺𝑡 = = = 185.10 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1291

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0248 (0.0468)(185.10) 0.8 (1038.5)(0.0000177) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0468 0.0000177 0.0248
ℎ𝑜 = 170.74 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
E-115
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
170.74 0.0468 45 0.0488 331 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 99.27 𝑊/𝑚 ℃

1 0.34 𝐶𝑝 ∆𝑇𝑓𝑤
ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆 (1 + 𝐿
)
1 𝐷
+ 𝑖 0.34 (4218)(15.26)
ℎ𝑖 𝐷 𝑜 ℎ𝑜 𝜆′ = 2241503 (1 + )
2241503
0.0508
(0.0468)(170.74)
∆𝑇𝑓𝑤 = 24.1928 𝜆′ = 2220400 𝐽/𝑘𝑔
1
99.27 1
𝜎 2
∆𝑇𝑓𝑤 = 15.26℃ 𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
1
0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(957.15 − 0.6453)
𝜆𝑐 = 0.0157 𝐽/𝑘𝑔
1
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
1
(0.0157)(0.0000121)(15.26) 4 0.0157
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0246)3 (0.6453)(957.15 − 0.6453)(2220400)(9.82) 0.0508
ℎ𝑜 = 313.85 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (99.27)(116.75)(24.1928)(1)
E-116
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 112.50 40.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -131366279 -133514085 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 28726 28726 28726
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0169 0.0138 0.0153
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 34268 34268 34268
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 112.5℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
67.50℃ − 10℃ 40℃ − 0.2069℃ 30 ℃ − 112.5℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.1153 𝑆 = 0.8788
67.50℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 30.1119℃

E-102
E-116

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2147806 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 122.68 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (170 )(30.1119)(0.95) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

158 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
4 4 √(15.8267)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0680 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.05080). (4.8768). (158)
2052/3600
𝐴𝑜 = 122.97 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0680

𝑚𝑡 28726/3600
𝐺𝑡 = = = 117.37 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0680

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0212 (0.04681)(117.37) 0.8 (995.2)(0.0000153) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.04681 0.0000153 0.0212
ℎ𝑜 = 291.79 𝑊/𝑚2 ℃
E-116

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.0668)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.5334)(1.0668). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 1.9306.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1138 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1708 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 55.7210 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 83.6411 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(55.7210)(83.6411) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0508
ℎ𝑜 = 678.12 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
291.79 0.0468 45 0.0488 678.12 2269.79 0.0468 5674.47
𝑈𝑜 = 169.66 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (169.66)(122.97)(30.1119)(0.95)
T-103
3.2.5. CO2 Removing Unit 1

Lembar Perhitungan Kolom Absorber T-103
Pressure Tower 1100

Inlet Temperature Selexol 25
Inlet Temperature Gas 40
Inlet Molar Flow Selexol 1370
Inlet Molar Flow Gas 759.9
Inlet Component Molar Flow H2S 431.6072
Trial error tray number dengan syarat maximum H2S loss < 3%
- Masukan kondisi tekanan operasi pada menu design dan trial error Number of stage = 10
- Set effisiensi tray 19% (effisinsi tray untuk gas absorption H2S oleh selexol pada T=25oC)
- Hasil H2S Loss = 130.2776 kmol/h , %H2S loss = 30.18 %
T-103
- Berikut hasil trial erro untuk jumlah tray lain

Number Stage Tray H2S Inlet (kmole/hr) H2S Loss (kmole/hr) % H2S Loss (%)
10 431.6072 130.2776 30.18%
20 431.6072 65.3715 15.15%
30 431.6072 37.5985 8.71%
40 431.6072 19.2773 4.47%
50 431.6072 13.1257 3.04%
51 431.6072 12.621 2.92%
Jumlah Tray untuk T-103 = 51

Vapor Volume Flow, Vapor Mass Flow, Vapor Density,
Stage
𝑉̇ (m3/h) 𝑚 (kg/h) 𝜌 (kg/m3)
1 (top) 459.0537 8987.2999 19.5779

1.3 = 𝑢(19.5779)0.5 𝐻 = 0.5(51) + 2 + 2
𝑢 = 0.0698 𝑚/𝑠 𝐻 = 29.5 𝑚
459.0537
4𝑉̇ 4( )
𝐷=√ = √ 3600 = 1.5246 = 60 𝑖𝑛
𝜋𝑢 𝜋 (0.0698 )
Shell Thickness
T operation : 40oC

(199.42) ∙ 0.5(60 ) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(199.42)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 0.5512 𝑖𝑛 ≈ 0.625 𝑖𝑛

(199.42) ∙ 0.5(60 ) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(199.42)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 0.3366 𝑖𝑛 ≈ 0.5 𝑖𝑛
T-104
Lembar Perhitungan Kolom Stripping T-104
Data Stream Mole Balance

Feed (f) Top (d) Bottom (b)
Comp Mole Frac (CO2) 0.0595 0.2065 0.0000
Comp Mole Frac (H2S) 0.2206 0.7646 0.0008
Comp Mole Frac (Ammonia) 0.0049 0.0168 0.0000
Comp Mole Frac (Methanol) 0.0016 0.0051 0.0001
Comp Mole Frac (H2O) 0.0020 0.0067 0.0002
Comp Mole Frac (SELEXOL) 0.7114 0.0002 0.9989
Molar Flow (kmole/h) 1923.58 553.68 1369.90
K Value ∝𝐿,𝐻
Key Component ̅ 𝐿,𝐻
∝
Top Bottom Top Bottom
Light Key (H2O) 6.4977 3.3746
28.48 4.28 16.38
Heavy Key (SELEXOL) 0.2282 0.7876
Reflux Ratio, R
𝐿𝑚𝑖𝑛 (𝐷𝑥𝑑 /𝐹 𝑥𝑓 )𝐿𝐾 − ∝ ̅ 𝐿,𝐻 (𝐷𝑥𝑑 /𝐹 𝑥𝑓 )

𝐻𝐾
=
𝐹 ∝̅ 𝐿,𝐻 − 1
𝐿𝑚𝑖𝑛 ((553.68 ∙ 0.0067)/(1923.58 ∙ 0.0020)) − 16.38((553.68 ∙ 0.0002)/(1923.58 ∙ 0.7114))
=
𝐹 16.38 − 1
𝐿𝑚𝑖𝑛
= 0.08435
𝐹
𝐿𝑚𝑖𝑛 𝐹 𝑅 = 1.25𝑅𝑚𝑖𝑛
𝑅𝑚𝑖𝑛 = ( )
𝐹 𝐷 𝑅 = 1.25(0.21203)
1923.58 𝑅 = 0.26504
𝑅𝑚𝑖𝑛 = (0.08435)
553.68
𝑅𝑚𝑖𝑛 = 0.21203
Downcomer rendah, Maka tray jenis Bubble Cap dipilih
Tray Number
(𝑥 /𝑥 ) 𝑁𝑚𝑖𝑛
ln [ 𝑑 𝑏 𝐿𝐾 ] 𝑁𝑎𝑐𝑡 =
(𝑥𝑑 /𝑥𝑏 )𝐻𝐾 𝜂
𝑁𝑚𝑖𝑛 =
̅ 𝐿,𝐻 ]
ln[∝ 0.5862
(0.0067/0.0002) 𝑁𝑎𝑐𝑡 =
ln [ ] 0.1
(0.0002/0.9989)
𝑁𝑚𝑖𝑛 =
ln[16.38] 𝑁𝑎𝑐𝑡 = 𝟓. 𝟖𝟔𝟐 ≈ 𝟔 𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑
𝑁𝑚𝑖𝑛 = 0.5862
Feed Tray Number

Feed tray pada top tray, yakni feed tray untuk kolom distilasi stripping
T-104

Stage Vapor Volume Flow, 𝑉̇ (m3/h) Vapor Mass Flow, 𝑚 (kg/h) Vapor Density, 𝜌 (kg/m3)
1 (top) 17603.2298 63709.10554 3.6192

1.3 = 𝑢(3.6192)0.5 𝐻 = 0.9(6) + 2 + 2
𝑢 = 0.6833 𝑚/𝑠 𝐻 = 9.4 𝑚
17603.2298
4𝑉̇ 4( )
𝐷=√ =√ 3600 = 3.0184 𝑚 = 119 𝑖𝑛
𝜋𝑢 𝜋 (0.6833)
Shell Thickness
T operation : 40oC

(25.38) ∙ 0.5(119) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(25.38)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 0.2621 𝑖𝑛 ≈ 0.3125 𝑖𝑛

(25.38) ∙ 0.5(119) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(25.38)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 0.1934 𝑖𝑛 ≈ 0.25 𝑖𝑛
V-103
Lembar Perhitungan V-103
Design Data V-103

P operation : 19.11 psi /130 kPa
T operation : 112.2oC
Volume Flow : 46.74 m3/h
Design Pressure
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 19.11 𝑝𝑠𝑖 𝑥 1.25
Volume Require
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑎𝑐𝑡. 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑥 ℎ𝑜𝑙𝑑𝑢𝑝 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 2
𝑚3 1ℎ
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 46.74 ( ) 5 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒𝑥 2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 7.79 𝑚3
Diameter Vessel
𝐷=( )
(3 ∙ 3.14)
1/3
4 ∙ 7.79 𝑚3
𝐷=( )
3 ∙ 3.14
𝐷 = 1.65 𝑚 = 59 𝑖𝑛
𝐻 = 3𝐷
𝐻 = 3(1.4899 𝑚)
𝐻 = 4.4699 = 176 𝑖𝑛
Shell Thickness
(23.88) ∙ 0.5(59) + 0.125
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = + 0.125
(16700)(0.85) − 0.6(23.88)
𝑡𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 0.1746 𝑖𝑛 ≈ 0.25 𝑖𝑛

(23.88) ∙ 0.5(59) + 0.125
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = + 0.125
2(16700)(0.85) − 0.2(23.88)
𝑡𝐻𝑒𝑎𝑑 = 0.1497 𝑖𝑛 ≈ 0.25 𝑖𝑛
P-103

o
Temperature, 𝑇 C 40 40.50
Pressure, 𝑃 Pa 119316 1170684
Volume Flow, 𝑉̇ m3/s 0.1051 0.1050
Vapor Pressure, 𝑃𝑠𝑎𝑡 Pa 0.2644 0.2644
Head (𝑯𝒔 )
Tabel Assumption
Smooth pipe ≈0
2∙𝑔∙𝐷
∆𝑧 = 29.5 𝑚 (column absorption height T-103 = 29.5 m)

∆𝑃 ∆𝑣 2 𝑓 ∙ 𝐿 ∙ 𝑣2
𝐻𝑠 = + + ∆𝑧 + + 𝐻𝑣
1170684 − 119316
𝐻𝑠 = + 29.5
976.62 ∙ 9.82
𝐻𝑠 = 139.63 𝑚
NPSH
119316 − 0.2644 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 16.80 𝑚
976.62 ∙ 9.82

𝜂 = 0.75 𝐶𝐻 = 5.82 𝐶𝑃 = 0.46 𝐶𝑄 = 0.061

2010. Hal.122

𝐷 = 356 𝑚𝑚

𝑛=( )
𝐶𝐻 𝐷 2 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = (976.62 )(43.09)3 (0.356 )5 (0.46) 𝑄 = (43.09 )(0.356 )3 (0.061)
9.82 ∙ 139.13 0.5 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 204318 𝑊 𝑄 = 0.1192 𝑚3 /𝑠
𝑛=( ) 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 204 𝑘𝑊 𝑄 = 425.46 𝑚3 /ℎ
5.82 ∙ 0.356 2
𝑛 = 43.09/𝑠
𝑛 = 2585 𝑟𝑝𝑚 𝑸 > 𝑸𝒔𝒖𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏
P-104

o
Temperature, 𝑇 C 112.2 112.2
Pressure, 𝑃 Pa 130000 150000
Volume Flow, 𝑉̇ m3/s 0.0130 0.0130
Vapor Pressure, 𝑃𝑠𝑎𝑡 Pa 128568 128568
Head (𝑯𝒔 )
Tabel Assumption
Smooth pipe ≈0
2∙𝑔∙𝐷
∆𝑧 = 13 𝑚 (column stripping height T-104 = 9.4 m)

∆𝑃 ∆𝑣 2 𝑓 ∙ 𝐿 ∙ 𝑣2
𝐻𝑠 = + + ∆𝑧 + + 𝐻𝑣
150000 − 130000
𝐻𝑠 = + 9.4
939.18 ∙ 9.82
𝐻𝑠 = 11.57 𝑚
NPSH
130000 − 128568 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒 = 0.21 𝑚
939.18 ∙ 9.82

𝜂 = 0.75 𝐶𝐻 = 5.82 𝐶𝑃 = 0.46 𝐶𝑄 = 0.061

2010. Hal.122

𝐷 = 254 𝑚𝑚

𝑛=( )
𝐶𝐻 𝐷 2 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = (941.65 )(17.39)3 (0.251)5 (0.46) 𝑄 = (17.39)(0.251)3 (0.061)
9.82 ∙ 11.57 0.5 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 2404 𝑊 𝑄 = 0.0174 𝑚3 /𝑠
𝑛=( ) 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 2.404 𝑘𝑊 𝑄 = 62.59 𝑚3 /ℎ
5.82 ∙ 0.2512
𝑛 = 17.39/𝑠
𝑛 = 1044 𝑟𝑝𝑚 𝑸 > 𝟏. 𝟏 𝑸𝒔𝒖𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏
E-117
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 278.83 70.93 -
Heat Flow, J/kg- oC 101850192.2 -62317421.4 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 369667 369667 369667
Mass Enthalpi kJ/kg 276 -169 -
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.3829 4.4186 0.3829
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 38.35 240.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -146767778 17399835.19 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 389181 389181 389181
Mass Enthalpi kJ/kg -377 45 -
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 5.6622 0.5025 0.5025
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 ) 38.35 ℃ − 240.00℃ 70.93℃ − 278.83℃
32.58℃ − 38.83℃ 𝑅= 𝑆=
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 70.93℃ − 278.83℃ 38.35 ℃ − 278.83℃
32.58℃ 𝑅 = 0.9700 𝑆 = 0.8645
ln
38.83℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 35.6169℃

6-12 pass dengan nilai 𝐹𝑇 = 0.84
E-102
E-117

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 164167614 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 5583.25 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (273)(35.6169)(0.78) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

16500 𝜋0.00942 (100)(0.3048)
12 4 √(869.5098)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0954 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0127). (8.5344). (16500)
471/3600
𝐴𝑜 = 5618.37 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0954

𝑚𝑡 369667/3600
𝐺𝑡 = = = 1076.58 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0954

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0791 (0.0094)(1076.58) 0.8 (2136)(0.0003829) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0094 0.0003829 0.0791
ℎ𝑜 = 1459.53 𝑊/𝑚2 ℃
E-117

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (2.2860)2 𝜋. (0.0127)2 𝑆𝑐 = (0.5080)(2.2860). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 67.2031.
4 4 𝑆𝑐 = 0.2090 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.7939 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 136.1738 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 364.7617 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(136.1738)(517.1752) (2091.9)(0.0005025) 0,33 0.0835
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0127) ) ( )
0.0005025 0.0835 0.0127
ℎ𝑜 = 599.61 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0110𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0127 0.0017 0.0127 1 1 0.0127 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
1459.53 0.0094 45 0.0110 599.61 2269.79 0.0094 2269.79
2
𝑈𝑜 = 272.30 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (272.30)(5618.37)(35.6169)(0.84)
E-118
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 70.93 40.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -62317421.4 -82416611.4 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 369667 369667 369667
Mass Enthalpi kJ/kg -169 -223
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 4.4186 7.3502 5.884
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 319043 319043 319043
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972 0.5939 0.6956
2
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 70.93℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
25.93℃ − 10℃ 40℃ − 70.93℃ 30 ℃ − 70.93℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.4849 𝑆 = 0.7557
25.93℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 16.7197℃

E-102
E-118

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 20099190 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1662.14 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (205)(16.7197)(0.98) 3600
Material Selecting
Require Material
Tube - Carbon Steel
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

3816 𝜋0.01222 (100)(0.3048)
6 4 √(965.2970)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0749 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0191). (7.3152). (3816)
388/3600
𝐴𝑜 = 1670.63 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0749

𝑚𝑡 369667/3600
𝐺𝑡 = = = 1371.51 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0749

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0939 (0.0122)(1371.51) 0.8 (1735)(0.005884) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0122 0.005884 0.0939
ℎ𝑜 = 424.11 𝑊/𝑚2 ℃
E-118

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.1176)2 𝜋. (0.0191)2 𝑆𝑐 = (0.5588)(1.1176). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 31.0845.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1249 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1829 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 486.9693 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 713.1756 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(486.9693)(713.1756) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0191) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0191
ℎ𝑜 = 3659.09 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0154 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0191 0.0034 0.0191 1 1 0.0191 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
424.11 0.0122 45 0.0154 3659.1 2269.79 0.0122 5674.47
2
𝑈𝑜 = 204.12 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (204.12)(1670.63)(11.5216)(0.98)
E-119
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 40.51 25.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -81812261 -91408443 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 369383 369383 369383
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 7.2943 9.6295 8.4619
Stream Number - Liquid NH3 Vapor NH3
o
Actual Volume Flow, 𝑉𝑠̇ m3/h 164 1559
Heat Flow, J/kg- oC -28739724 -20415831
Mass Density, 𝜌𝐿 , 𝜌𝑉 kg/m3 52.6416 5.5257
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
25.51℃ − 9.58℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
25.51℃
ln
9.58℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 16.4537℃
E-102
E-119

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 9596182 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1332.16 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (123)(16.2680)(1) 3600
Material Selecting
Require Material
Tube - Carbon Steel
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

5260 𝜋0.00942 (100)(0.3048)
4 4 √(983.1365)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0912 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0127). (6.4008). (5260)
375.72/3600
𝐴𝑜 = 1343.30 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0912

𝑚𝑡 369383/3600
𝐺𝑡 = = = 1124.83 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0912

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0964 (0.0094)(1124.83) 0.8 (1675)(0.0084619) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0094 0.0084409 0.0964
ℎ𝑜 = 316.57 𝑊/𝑚2 ℃
E-119

ℎ𝑜 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 309.3 𝑊/𝑚2 ℃ 0.34 𝐶𝑝 ∆𝑇𝑓𝑤
1 𝜆′ = 𝜆 (1 + 𝐿
)
𝜆
ℎ𝑖 0.34 (3357.6)(8.47)
∆𝑇𝑓𝑤 = Δ𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 𝜆′ = 1236192 (1 + )
1 𝐷
+ 𝑖 1236192
ℎ𝑖 𝐷 𝑜 ℎ𝑜
1 𝜆′ = 1216925 𝐽/𝑘𝑔
∆𝑇𝑓𝑤 = 316.57 16.2680
1 0.0094 1
+
316.57 (0.0127)(309.3) 𝜎 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
∆𝑇𝑓𝑤 = 8.47℃ 1
0.0283 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(52.64 − 5.5257)
𝜆𝑐 = 0.0491 𝐽/𝑘𝑔
1
ℎ𝑜 ( 3 ) = 0.59 + 0.069 ( )
𝑘𝑉 𝜌𝑉 (𝜌𝐿 − 𝜌𝑉 )𝜆′ 𝑔 𝐷𝑜
1
(0.0157)(0.0000082)(8.47) 4 0.0491
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0265)3 (5.5257)(52.64 − 5.5257)(1216925)(9.82) 0.0127
ℎ𝑜 = 309.01 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0110 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷 𝑡 𝐷 1 1 𝐷 1
( ) ( 𝑜 ) + ( 𝑡 ) ( ̅𝑜 ) + ( ) + ( ) ( 𝑜 ) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0127 0.0017 0.0127 1 1 0.0127 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
316.57 0.0094 45 0.0110 309.3 2269.79 0.0094 5674.47
𝑈𝑜 = 122.00 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (122.00)(1343.30)(16.2680)(1)
E-120
TUBE SIDE DATA FLUID Unit Inlet Tube Side Outlet Vapor Outlet Liquid
Stream Number - 58 59 60
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 222.99 112.5 112.5
Pressure kPa 140 139 139
Actual Volume Flow, 𝑉̇𝑡 m3/h 19771 12669 35.341
Heat Flow, kJ/h -38880967 -131090044 -4560063
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 52512 19877 32677
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝐿𝑡 , 𝐶𝑝𝑉𝑡 kJ/kg- oC 1.4698 1.0331 1.9532
Mass Density, 𝜌𝐿𝑡 , 𝜌𝑉𝑡 kg/m3 2.6559 0.0225 0.0867
Thermal Conductivity, 𝑘𝐿𝑡 , 𝑘𝑉𝑡 W/m- oC 0.0277 0.0159 2.0734
Viscosity, 𝜇𝐿𝑡 , 𝜇𝑉𝑡 cP 0.0208 0.0167 2.0724
o
Actual Flow m3/h 8.3375 12366
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
11.50℃ − 120.67℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
11.50℃
ln
120.67℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 46.4345℃

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 18010630 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 520.49 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (207)(46.4345)(1) 3600
E-110
E-120
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

540 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
1 4 √(2.6559)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.9294 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (6.0960). (540)
19771/3600
𝐴𝑜 = 728.34 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.9294
Γ𝑏 =
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿 𝜇𝐿𝑡 2 34Γ𝑏 −3
ℎ𝑖 ( 3 2 ) = 1.47 ( )
32677/3600 𝑘𝐿𝑡 𝜌𝐿𝑡 𝑔 𝜇𝐿𝑡
Γ𝑏 = 1 1
(540)(6.0960) 0.00207242 3 4(0.00276 )
−
3
Γ𝑏 = 0.00276 𝑘𝑔/𝑚𝑠 ℎ𝑖 ( 3 2
) = 1.47 ( )
(0.0867) (925) (9.82) 0.0020734
ℎ𝑖 = 912.94 𝑊/𝑚2 ℃

1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0010
E-120
ℎ𝑜 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 338.43 𝑊/𝑚2 ℃

1
ℎ𝑖
∆𝑇𝑓𝑤 = Δ𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
1 𝐷 1 𝐷 1
+ 𝑖 + ( ) ( 𝑜) + ( )
ℎ𝑖 𝐷 𝑜 ℎ𝑜 ℎ𝑑𝑖 𝐷𝑖 ℎ𝑑𝑜
1
∆𝑇𝑓𝑤 = 912.94 46.4345
1 0.0468 1 0.0508 1
+ +( )( )+( )
912.94 (0.0508)(338.43) 2269.79 0.0468 5674.47
∆𝑇𝑓𝑤 = 11.40℃
0.34 𝐶𝑝 ∆𝑇𝑓𝑤 0.34 (3357.6)(11.40)

𝜆′ = 𝜆𝑠 (1 + 𝐿𝑠
) = 2241503 (1 + ) = 2226383 𝐽/𝑘𝑔
𝜆𝑠 2241503
1 1
𝜎 2 0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( ) = 2𝜋 ( ) = 0.0157 𝐽/𝑘𝑔
𝑔(𝜌𝐿𝑠 − 𝜌𝑉𝑠 ) 9.82(957.15 − 0.6453)
1
𝜆𝑐 𝜇𝑉𝑠 ∆𝑇𝑓𝑤 4 𝜆𝑐
ℎ𝑜 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
𝑘𝑉𝑠 𝜌𝑉𝑠 (𝜌𝐿𝑠 − 𝜌𝑉𝑠 )𝜆 𝑔 𝐷𝑜
1
(0.0157)(0.0000121)(11.40) 4 0.0157
ℎ𝑜 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0246)3 (0.6453)(957.15 − 0.6453)(2226383)(9.82) 0.0508
ℎ𝑜 = 337.81 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
912.94 0.0468 45 0.0488 338.43 2269.79 0.0468 5674.47
2
𝑈𝑜 = 204.92 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (206.60)(525.35)(46.4345)(1)
E-121
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 112.50 40.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -53735445.1 -55251012.3 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 19877 19877 19877
Mass Enthalpi kJ/kg -2703 -2780
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0159 0.0129 0.0144
o
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 33750 33750 33750
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.7972324 0.5938817 0.6956
2
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡1 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 30 ℃ − 45℃ 40℃ − 112.5℃
(𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑅= 𝑆=
67.50℃ − 10℃ 40℃ − 112.5℃ 30 ℃ − 112.5℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑅 = 0.4849 𝑆 = 0.7557
67.50℃
ln
10℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 30.1119℃
Heat Exchanger E-121 digunakan jenis fall film condenser, sehingg jumlah pass Heat Exchanger E-
121 yakni 1-1 pass dengan nilai 𝐹𝑇 diasumsikan 0.9. Perhitungan koefisien individual bagian dalam tetap
digunakan persamaan Dittus-Boelter karena massa condensate kecil dibanding massa non-condensable dan
temperature drop bagian tube tinggi
E-102
E-121

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 1515567 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 225.13 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (96)(30.1119)(0.9) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

520 𝜋0.02362 (100)(0.3048)
1 4 √(1.7504)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.2542 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0254). (4.8768). (520)
12668/3600
𝐴𝑜 = 225.71 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.2542

𝑚𝑡 19877/3600
𝐺𝑡 = = = 21.72 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.2542

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0201 (0.0236)(21.72) 0.8 (1051.7)(0.0000144) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0236 0.0000144 0.0201
ℎ𝑜 = 86.06 𝑊/𝑚2 ℃
E-121

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.0668)2 𝜋. (0.0254)2 𝑆𝑐 = (0.5334)(1.1176). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 28.3475.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1138 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1604 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 41.8808 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 59.0201 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(41.8808)(59.0201) (4180)(0.000696) 0,33 0.6279
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0254) ) ( )
0.000696 0.6279 0.0254
ℎ𝑜 = 739.76 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0245𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.001
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0254 0.0009 0.0254 1 1 0.0254 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
86.06 0.0236 45 0.0245 739.76 2269.79 0.0236 5674.47
2
𝑈𝑜 = 68.03 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (68.89)(225.71)(30.1119)(0.9)
E-122
TUBE SIDE DATA FLUID Unit Inlet Liquid Tube Side Outlet Vapor Tube Side
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 279 286
Actual Volume Flow, 𝑉̇𝑡 m3/h 275 25234
Heat Flow, kJ/h 59457736 108200052
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 215720 215720
Mass Heat Capacity, 𝐶𝑝𝐿𝑡 , 𝐶𝑝𝑉𝑡 kJ/kg- oC 2.4246 1.8823
Mass Density, 𝜌𝐿𝑡 , 𝜌𝑉𝑡 kg/m3 785 8.549
Thermal Conductivity, 𝑘𝐿𝑡 , 𝑘𝑉𝑡 W/m- oC 0.0660 0.0279
Viscosity, 𝜇𝐿𝑡 , 𝜇𝑉𝑡 cP 0.3828 0.0117
SHELL SIDE DATA FLUID Unit Inlet Shell Side Vapor Outlet Shell Side Liquid
Stream Number - DowTherm A Vapor DowTherm A Liquid
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 350 349
Heat Flow, J/kg- oC 176024226 127259734
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 )
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
(𝑡 − 𝑇2 )
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 )
70.40℃ − 63.76℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 =
70.40℃
ln
63.76℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 67.0225℃
Jumlah pass Heat Exchanger E-122 yakni 1-1 pass dengan nilai diasumsikan 𝐹𝑇 = 1 karena tube
side merupakan total evaporation dan shell side total condensation

𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 145.00 𝑊/𝑚2 ℃
𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 48764491 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1393.84 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (145)(67.0225)(1) 3600
E-122
Material Selecting
Require Material
Tube - Carbon Steel
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

3210 𝜋0.01702 (100)(0.3048)
1 4 √(785)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.7301 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0254). (5.4864). (3210)
275/3600
𝐴𝑜 = 1405.32 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.7301
Γ𝑏 =
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿 𝜇𝐿𝑠 2 3 4Γ𝑏 −3
ℎ𝑜 ( 3 2 ) = 1.47 ( )
188617/3600 𝑘𝐿𝑠 𝜌𝐿𝑠 𝑔 𝜇𝐿𝑠
Γ𝑏 = 1 1
(3210)(5.4864) 0.00014622 3 4(0.00316)
−
3
Γ𝑏 = 0.00316 𝑘𝑔/𝑚𝑠 ℎ𝑜 ( ) = 1.47 ( )
(0.0703)3 (746)2 (9.82) 0.0001462
ℎ𝑜 = 1483.37 𝑊/𝑚2 ℃

ℎ𝑖 𝑎𝑠𝑚𝑠𝑖 = 209.88 𝑊/𝑚2 ℃
𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0209 m
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0025
E-110
E-122
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷 𝑡 𝐷 1 1 𝐷 1
( ) ( 𝑜 ) + ( 𝑡 ) ( ̅𝑜 ) + ( ) + ( ) ( 𝑜 ) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0254 0.0042 0.0254 1 1 0.0254 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
209.88 0.0170 45 0.0209 1483.37 2269.79 0.0170 2269.79
𝑈𝑜 = 144 𝑊/𝑚2 ℃

𝐷 𝑖 ℎ𝑖 𝜆′ = 𝜆𝑡 (1 + 𝐿𝑡
)
∆𝑇𝑓𝑤 = Δ𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 𝜆𝑡
1 0.34 (1882.3)(68.63)
𝑈𝑜 𝜆′ = 212587 (1 + )
212587
0.0254
(0.0170)(209.88)
∆𝑇𝑓𝑤 = 67.0225 𝜆′ = 114491 𝐽/𝑘𝑔
1
144 1
𝜎 2
∆𝑇𝑓𝑤 = 68.63℃ 𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
𝑔(𝜌𝐿𝑡 − 𝜌𝑉𝑡 )
1
0.0584 2
𝜆𝑐 = 2𝜋 ( )
9.82(771.71 − 11.0187)
𝜆𝑐 = 0.0176 𝐽/𝑘𝑔
1
𝜆𝑐 𝜇𝑉𝑡 ∆𝑇𝑓𝑤 4 𝜆𝑐
ℎ𝑖 ( 3 ′
) = 0.59 + 0.069 ( )
𝑘𝑉𝑡 𝜌𝑉𝑡 (𝜌𝐿𝑡 − 𝜌𝑉𝑡 )𝜆 𝑔 𝐷𝑜
1
(0.0157)(0.0000120)(68.63) 4 0.0176
ℎ𝑖 ( ) = 0.59 + 0.069 ( )
(0.0290)3 (0.6453)(771.71 − 11.0187)(114491)(9.82) 0.0254
ℎ𝑖 = 209.33 𝑊/𝑚2 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (144)(1405.32)(67.0225)(1)
C-106
3.2.6. Unit SO2 Production and Heat Recovery

Jumlah Compressor
𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 = 101.3 𝑘𝑃𝑎

𝑃𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
log ( )
𝑃𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡
𝑛=
log(𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜)
130
log ( )
𝑛= 101.3
log(3.5)
𝑛 = 0.199 ≈ 1

Mass Flow, w , kg/s 24.8111 Sp rel. Air 1
Molecular Weight, Mr, kg/kmole 28.96 Inlet Pressure, P2, kPa 130
𝑃2 130
𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖𝑜𝑛𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 = = = 1.28
𝑃1 101.3
𝑘−1
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
𝑀𝑟(𝑘 − 1) 𝑃1
1.403−1
(1.403)(0.9994)(8.314)(25 + 273) 130 1.403
𝐻𝑎𝑑 = [( ) − 1]
28.96(1.403 − 1) 101.3
𝐻𝑎𝑑 = 22110 𝑚
1000 𝜂
(24.8111)(22110 ) 548.59
1000 0.75
𝑊𝑎𝑑 = 548.59 𝑘𝑊 𝑊 = 734.45 𝑘𝑊
Lembar Perhitungan Fired Heater FH-102
Fired Heater FH-102 disimulasikan seperti berikut :
Dengan data kondisi masuk stream

Unit 76 79
Stream Name - H2S Fuel Air
o
Temperature C 47.15 54.31
Mass Flow Total kg/h 20410 89634
Mass Flow Komponen CO2 kg/h 5036 0
H2S kg/h 14391 0
COS kg/h 0 0
NH3 kg/h 158 0
CH3OH kg/h 91 0
H2O kg/h 733 0
O2 kg/h 0 20757
N2 kg/h 0 67714
Ar kg/h 0 1163
Fired Heater Duty

Panas yang diambil di radiant zone yakni panas untuk menguapkan DowTherm A pada tekanan
550 kPa sebanyak 649624 kg/h dengan panas laten 243.18 kJ/kg
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑍𝑜𝑛𝑒 = 𝑚𝑑𝑜𝑤𝑇ℎ𝑒𝑟𝑚 ∙ 𝜆𝑑𝑜𝑤𝑇ℎ𝑒𝑟𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑍𝑜𝑛𝑒 = (649624)(243.18)
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑍𝑜𝑛𝑒 = 157974229 𝑘𝐽/ℎ
Panas yang diambil di convective zone yakni panas untuk memanaskan steam tekanan 9990 kPa
temperature 389oC menjadi 500oC sebanyak 38192 kg/h dengan enthalpy masuk 12549 kJ/kg dan
enthalpy keluar 12858 kJ/kg
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑍𝑜𝑛𝑒 = 𝑚𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 ∙ (𝐻𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑜𝑢𝑡 − 𝐻𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑖𝑛 )

𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑍𝑜𝑛𝑒 = (38192)(12549 − 12858)
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑍𝑜𝑛𝑒 = 11801328 𝑘𝐽/ℎ
Fired Heater Design
Heat Rate Fired Heater berdasarkan Heuristic Turton
Heat Rate Fired Heater Heat Rate (kW/m2) Heat Rate (kJ/hm2)
Radiant Zone 37.6 135360
Convective Zone 12.5 45000
Radiant Zone Interior

𝐴𝑜 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑍𝑜𝑛𝑒 ∙ 𝑅𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑍𝑜𝑛𝑒 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒
𝐴𝑜 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = (157974229)(135360)
𝐴𝑜 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 1167 𝑚2 = 12561 𝑓𝑡 2
Jika digunakan tube 16ft O.D. 4.5in maka jumlah radiant tube
𝐴𝑜 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 𝑛𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 =
𝐴𝑜 𝑝𝑒𝑟 𝑓𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙
12561 𝑓𝑡 2 666.37 𝑡𝑢𝑏𝑒
𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 𝑛𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 =
(1.1781𝑓𝑡 2 /𝑓𝑡 ) ∙ 16 𝑓𝑡 40 𝑤𝑎𝑙𝑙
𝑛𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 = 16.659
𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 666.37 𝑡𝑢𝑏𝑒
𝑛𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 = 17 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑤𝑎𝑙𝑙
𝑛𝑏𝑢𝑟𝑛𝑒𝑟 = 10
𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 = 4(𝑛𝑏𝑢𝑟𝑛𝑒𝑟 ) 𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 𝑛𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 ∙ 𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙
𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 = 4(10) 𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 = (17)(40)
𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑙𝑙 = 40 𝑤𝑎𝑙𝑙 𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 680 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒
17 tube/wall
18 ft
ctc = 6 in
Center to center tube
45 ft
Convective Zone Interior

𝐴𝑜 𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑍𝑜𝑛𝑒 ∙ 𝐶𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑍𝑜𝑛𝑒 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒
𝐴𝑜 𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = (11801328 )(45000)
𝐴𝑜 𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 262 𝑚2 = 2820 𝑓𝑡 2
Jika digunakan tube 27 ft O.D. 2in maka jumlah radiant tube

𝐴𝑜 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 =
𝐴𝑜 𝑝𝑒𝑟 𝑓𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 ∙ 𝐿𝑡𝑢𝑏𝑒
2820 𝑓𝑡 2
𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 =
(0.5236𝑓𝑡 2 /𝑓𝑡 ) ∙ 27 𝑓𝑡
𝑛𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 200 𝑡𝑢𝑏𝑒
6 ft 30 ft
SO2 Product Stream
Pipe O.D. 36 in
Convective Convective
10 ft
zone zone
2 ft
Radiant
18 ft Radiant
zone
zone
18 ft 45 ft
Material Selection
Object Require
Tube Material Temperature 650oC, Acid Resist SO2 , CO2 Stainless Steel 316
Tube Support Temperature 650oC, Acid Resist SO2 , CO2 Stainless Steel 316
Interior Temperature 650oC, Acid Resist SO2 , CO2 Stainless Steel 316
Insulation Material (Heuristic) Insulation 650oC 85% magnesia 25% Iron
Insulation Thickness (Heuristic) Insulation 650oC 2 in
E-123
Stream Number - MPS Heated MPS -
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 338.01 400.00 -
Heat Flow, J/kg- oC -476086782 -470829454 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 37111 37111 37111
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0219 0.0246 0.0233
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 505.71 463.07 -
Heat Flow, J/kg- oC -231142037 -236399365 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 110044 110044 389181
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.0339 0.0325 0.0332
2
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 ) 505.71℃ − 463.07℃ 400℃ − 338.01℃
105.71℃ − 125.06℃ 𝑅= 𝑆=
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 400℃ − 338.01℃ 505.71 ℃ − 338.01℃
105.71℃ 𝑅 = 0.6878 𝑆 = 0.3696
ln
125.06℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 115.1109℃

E-102
E-123

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 5257328 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 304.48 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (142)(115.1109)(0.975) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

190 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
2 4 √(9.5331)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.1635 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (3.0480). (190)
3669/3600
𝐴𝑜 = 92.42 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.1635

𝑚𝑡 37111/3600
𝐺𝑡 = = = 63.05 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.1635

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0540 (0.0468)(63.05) 0.8 (2285.4)(0.0000233) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0468 0.0000233 0.0540
ℎ𝑜 = 304.48 𝑊/𝑚2 ℃
E-123

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.1176)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.5588)(1.1176). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 4.6431.
4 4 𝑆𝑐 = 0.1249 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1824 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 167.6128 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 244.7326 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(167.6128)(244.7326) (1120.5)(0.0000332) 0,33 0.0507
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.0000332 0.0507 0.0508
ℎ𝑜 = 355.00 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0010
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
304.48 0.0468 45 0.0488 355.00 5674.47 0.0468 2269.79
2
𝑈𝑜 = 141.67 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (141.67)(92.42)(115.1109)(0.975)
E-124
Stream Number - LPS Heated LPS -
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 182.27 252.00 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 37111 37111 37111
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.0154 0.0183 0.0168
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 463.07 419.65 -
Heat Flow, J/kg- oC -2.36E+08 -2.42E+08 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 110044 110044 110044
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.0325 0.0312 0.0318
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 ) 463.07℃ − 419.65℃ 252℃ − 182.27℃
211.07℃ − 237.38℃ 𝑅= 𝑆=
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 252℃ − 182.27℃ 463.07℃ − 182.27℃
211.07℃ 𝑅 = 0.6227 𝑆 = 0.2483
ln
237.38℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 223.97℃

E-102
E-124

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 5304524 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 61.65 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (116)(223.97)(0.975) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

128 𝜋0.04682 (100)(0.3048)
1 4 √(1.1262)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.2203 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0508). (3.0480). (128)
29522/3600
𝐴𝑜 = 62.26 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.2203

𝑚𝑡 37111/3600
𝐺𝑡 = = = 63.05 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.2203

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.0352 (0.0468)(63.05) 0.8 (2049.8)(0.0000168) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0468 0.0000168 0.0352
ℎ𝑜 = 194.33 𝑊/𝑚2 ℃
E-124

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (0.9652)2 𝜋. (0.0508)2 𝑆𝑐 = (0.4826)(0.9652). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 6.2560.
4 4 𝑆𝑐 = 0.0932 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.1304 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 234.4796 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 328.1180 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(234.4796)(328.1180) (1110.1)(0.0000318) 0,33 0.0482
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0508) ) ( )
0.0000318 0.0482 0.0508
ℎ𝑜 = 417.84 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0488 𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0010
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0508 0.0020 0.0508 1 1 0.0508 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
194.33 0.0468 45 0.0488 417.84 5674.47 0.0468 2269.79
2
𝑈𝑜 = 115.53 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (115.53)(62.26)(223.97)(0.92)
E-125
Stream Number - BFW Heated BFW -
o
Temperature, 𝑡1 , 𝑡2 C 102.52 310.96 -
Heat Flow, J/kg- oC -591534259 -554441854 -
Mass Flow, 𝑚𝑡 kg/h 38192 38192 38192
Viscosity, 𝜇𝑡 cP 0.2718 0.0868 0.0001793
o
Temperature, 𝑇1 , 𝑇2 C 419.65 112.25 -
Heat Flow, J/kg- oC -241703890 -278796295 -
Mass Flow, 𝑚𝑠 kg/h 110044 110044 110044
Viscosity, 𝜇𝑠 cP 0.0312 0.0194 0.0000253
2
(𝑡1 − 𝑇2 ) − (𝑡2 − 𝑇1 ) 𝑇1 − 𝑇2 𝑡2 − 𝑡1
(𝑡 − 𝑇2 ) 𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑡1
ln 1
(𝑡2 − 𝑇1 ) 419.65℃ − 112.25℃ 310.96℃ − 102.52℃
108.69℃ − 9.73℃ 𝑅= 𝑆=
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 310.96℃ − 102.52℃ 419.65℃ − 102.52℃
108.69℃ 𝑅 = 1.4748 𝑆 = 0.6573
ln
9.73℃
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 41.0064℃

E-102
E-125

𝑄𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 37092405 1000
𝐴𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = | | = 1463.99 𝑚2
𝑈𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 . 𝐿𝑀𝑇𝐷 . 𝐹𝑇 (209)(41.0064)(0.83) 3600
Material Selecting
Require Material
Keterangan in m
𝑁𝑡𝑢𝑏𝑒 𝜋𝐷𝑖 2 (100)(0.3048)

3648 𝜋0.01222 (100)(0.3048)
12 4 √(824.5121)(0.062428)
𝐴𝑐𝑠 = 0.0358 𝑚2
𝑉̇𝑡
𝐴𝑐𝑠
𝐴𝑜 = 𝜋. (0.0191). (6.7056). (3648)
40/3600
𝐴𝑜 = 1463.99 𝑚2 𝑣𝑡𝑢𝑏𝑒 =
0.0358

𝑚𝑡 38192/3600
𝐺𝑡 = = = 296.45 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝐴𝑐𝑠 0.0358

ℎ𝑖 = 0.023 ( ) ( )
0.6013 (0.0122)(296.45) 0.8 (4659.4)(0.0001793) 0.3
ℎ𝑜 = 0.023 ( ) ( )
0.0122 0.0001793 0.6013
ℎ𝑜 = 3073.82 𝑊/𝑚2 ℃
E-125

𝑆𝑏 = 𝑓𝑏 . − 𝑁𝑏 . 𝑆𝑐 = 𝑃𝑏 . 𝐷𝑠 . (1 − )
4 4 1.25𝐷𝑜
𝜋. (1.6256)2 𝜋. (0.0191)2 𝑆𝑐 = (0.8128)(1.6256). (1 − 0.8)
𝑆𝑏 = (0.1955). − 14.8580.
4 4 𝑆𝑐 = 0.2643 𝑚2
𝑆𝑏 = 0.4015 𝑚2
𝑚𝑠 𝑚𝑠
𝐺𝑏 = = 76.1303 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠 𝐺𝑐 = = 115.6744 𝑘𝑔/𝑚2 𝑠
𝑆𝑏 𝑆𝑐
0,6
ℎ𝑜 = 0,2 (𝐷𝑜 ) ( )
0,6
√(76.1303)(115.6744) (1096.5)(0.0000253) 0,33 0.0370
ℎ𝑜 = 0,2 ((0.0191) ) ( )
0.0000253 0.0370 0.0191
ℎ𝑜 = 286.99 𝑊/𝑚2 ℃

𝑘𝑚 = 45 𝑊/𝑚. ℃
𝐷 − 𝐷𝑖
̅𝐿 = 𝑜
𝐷 = 0.0154𝑚
𝐷
ln 𝑜
𝐷𝑖
1 1
ℎ𝑑𝑖 = = BTU/ft 2 h°F = 5674.47 W/m2 ℃
𝑅𝑖 0.0010
1 1
ℎ𝑑𝑜 = = BTU/ft 2 h°F = 2269.79 W/m2 ℃
𝑅𝑜 0.0025
1
𝑈𝑜 =
1 𝐷𝑜 𝑡𝑡 𝐷𝑜 1 1 𝐷 1
( ) ( ) + ( ) ( ̅ ) + ( ) + ( ) ( 𝑜) + ( )
1
𝑈𝑜 =
1 0.0191 0.0034 0.0191 1 1 0.0191 1
( )( )+( )( )+( )+( )( )+( )
3073.82 0.0122 45 0.0154 286.99 5674.47 0.0122 2269.79
2
𝑈𝑜 = 208.31 𝑊/𝑚 ℃

𝑄𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = (208.31)(1463.99)(41.0064)(0.83)
LAMPIRAN – BAGIAN 4 UTILITAS DAN LAYOUT PT. Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 4 UTILITAS DAN LAYOUT

4.0. Ringkasan Revisi

Sistem HEN dirubah dengan meng- Laporan dan lampiran pasal 2.2
1 ikutsertakan aliran BFW sebagai Laporan dan lampiran pasal 4.3
fluida pendingin Laporan dan lampiran pasal 4.6
Sistem Pengelolaan dan Distribusi Air
2 Laporan dan lampiran pasal 4.1
tidak disatukan dalam 1 gambar
Instrumentasi dan kontrol beberapa
3 Laporan dan lampiran pasal 4.3
alat terpisah dan tidak terintegrasi
4.1 Sistem Pengelolaan dan Distribusi Air

Secara garis besar PT. Company One Engineering memerlukan 4 macam
keperluan air yakni make up Boiler Feed Water, make up Cooling Water, Fire Water, dan
Air Sanitasi. Keempat air tersebut di peroleh dari hasil pengolahan air sungai. Berikut
adalah tabel jumlah kebutuhan air PT. Company One Engineering
Tabel 4.1 Kebutuhan Air PT. Company One Engineering

Peruntukan Jumlah Keperluan (kg/h)
Make up Boiler Feed Water (BFW) 15573
Make up Cooling Water 92195
Air Sanitasi 1458
Total 120149
4.1.1 Tahap Pengolahan Air PT. Company One Engineering

Pengolahan air sungai dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama yakni
dengan screening, koagulasi dan flokulasi. Tujuan tahap ini yakni untuk mengurangi total
suspended solid air. Hasil tahap pengolahan ini yakni raw water dan disimpan pada raw
water basin. Tahap koagulasi dan flokulasi dilakukan dalam tangki klarifaier dengan
penambahan zat koagulan. Solid akan terndapkan dan dibuang ke unit pengolahan
limbah.
Tahap selajutnya yakni raw water ditreatment sesuai dengan jenis keperluan air
yang akan digunakan. Make up BWF diolah dari raw water dengan tahap Filtrasi 
Softening  Desionisasi  Deaerasi  dan penambahan BFW Chemical Agent. Make
up Cooling water diolah dari raw water dengan tahap Filtrasi  Softening  dan
penambahan BFW Chemical Agent. Sedangakan air sanitasi hanya diolah dari raw water
dengan filtrasi saja. Berikut adalah deskripsi pada masing-masing tahapan pengolahan
air PT. Company One Engineering:
- Filtrasi
Filtrasi digunakan untuk memisahkan sisa padatan tidak terlarut yang ada di raw
water. Jenis Filtrasi yang digunakana adalah filtrasi menggunakan membrane.
- Softening (Ion Exchange)
Garam terlarut yang terdapat di raw water khususnya ion Mg dan Ca yang dapat
menyebabkan scaling. Pemisahan garam ini menggunakan resin sodium zeolite(Z)
dengan reaksi adalah sebagai berikut:
𝑆𝑂4 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4
𝐶𝑎 𝐶𝑎
[ ] . [ 2𝐶𝑙 ] + 𝑁𝑎2 . 𝑍 → 𝑍. [ ] + [ 2𝑁𝑎𝐶𝑙 ]
𝑀𝑔 𝑀𝑔
2𝐻𝐶𝑂3 2𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3
Resin ini diregenerasi dengan sodium klorida
𝐶𝑎 𝐶𝑎
𝑍. [ ] + 2𝑁𝑎𝐶𝑙 → 𝑁𝑎2 . 𝑍 + [ ] . 𝐶𝑙2
𝑀𝑔 𝑀𝑔
- Deionisation (Ion Exchange)

Deionisation yakni pemisahan garam-garam anorganik lain seperti sodium, silica, ion
mineral dan alkali seperti klorida, sulfat dan nitrat. Pada proses ini digunakan resin
kation asam kuat dan resin anion basa kuat melalui reaksi sebagai berikut:
𝐶𝑎 2𝐻𝐶𝑂3 𝐶𝑎 2𝐻2 𝐶𝑂3
[ 𝑀𝑔 ] . [ 𝑆𝑂4 ] + 2𝑍. 𝐻 ↔ 2𝑍. [ 𝑀𝑔 ] + [ 𝐻2 𝑆𝑂4 ]
2𝑁𝑎 2𝐶𝑙 2𝑁𝑎 2𝐻𝐶𝑙
𝐻2 𝑆𝑂4 2𝐻2 𝑆𝑖𝑂3 𝑆𝑂4 2𝑆𝑖𝑂3
[ ] + 2𝑍. 𝑂𝐻 ↔ 2𝑍. [ ] + 𝐻2 𝑂
2𝐻𝐶𝑙 2𝐻2 𝐶𝑂3 2𝐶𝑙 2𝐶𝑂3
- Boiler Feed Water (BWF) Treatment
Make Up Boiler Feed Water yang diperlukan sebanyak 15403 kg/h. Make Up BFW
ditambahkan untuk menggantikan water yang keluar sebagai condensate lost dan
boiler blowdown. Sebelum di umpankan sebagai BFW Raw water yang telah
disoftening dan deionisation ini perlu ditreatment lebih lanjut.
 Deaerasi
Deaerasi bertujuan untuk memisahkan gas terlarut yakni CO2 dan O2 yang dapat
menyebabkan korosi pada boiler. BFW memasuki deaerator dengan sistem
spray dan dikontakkan dengan steam yang ada di bawah deaerator. BFW
dipanaskan sampai beberapa derajat dari suhu jenuh steam sehingga gas
terlarut (O2 dan CO2) dilepaskan dari BFW dan terbawa oleh steam ke atmosfer
melalui vent. Perbedaan temperature sebesar 10oC antara BFW dan steam
harus dipenuhi untuk efektivitas fungsi dari dearator itu sendiri.
 Chemical Agent untuk Boiler Feed Water
Proses ini berguna untuk memisahkan sisa CO2 dan O2 yang belum terpisah dari
proses deaerasi dan sisa garam yang belum terpisah dari proses Ion exchange.
Hydroquinone ditambahkan sebagai O2 scavenger dan senyawa antiscalant
seperti Chelants atau Polyphosphates untuk menahan sisa Ca atau Mg agar
tidak terjadi fouling pada boiler. Dalam proses produki steam dalam boiler,
komponen-komponen sisa tersebut akan dibuang melalui system blowdown
pada boiler
- Cooling Water Chemical Agent

Cooling Water Make Up yang diperlukan sebanyak 225325 kg/h. Sebelum masuk ke
dalam system cooling water, make up water perlu ditreatment lebih lanjut.
Treatment yang dilakukan berupa penambahan corrosion inhibitor yakni molybdate,
dispersant atau antiscalant yakni Chelants atau Polyphosphates, dan microbiology
fouling inhibitor yakni Clorine. Pada Cooling Tower terjadi evaporation sehingga
sebagian cooling water akan berkurang dan konsentrasi zat terlarut dalam cooling
water naik. Untuk menghindari akumulasi zat terlarut maka zat terlarut tersebut
dibuang melalui system blowdown pada cooling water basin.
- Cooling Water Distribution System
Cooling water yang telah ditreatment akan didistribusikan ke dalam jaringan alat
penukar panas. Cooling water yang telah mengalami kenaikan temperatur,
didinginkan kembali di cooling tower, dimana terjadi perpindahan panas secara
kontak langsung udara dan cooling water. Makeup water ditambahkan sebagai
pengganti jumlah air yang hilang di dalam cooling water akibat adanya penguapan,
windage drift, dan blowdown.
Gambar 4.1 Sistem Pengelolaan dan Distribusi Air PT. Company One Engineering
4.1.2 Perhitungan Kebutuhan Air

• Make up cooling water
- Kebutuhan cooling water
Tabel 4.2 Total Cooling Water Duty
Peruntukan Duty (kJ/h)
Cooling HEN (unit produksi) 2867679
Condenser Steam E-201 71296720
Condenser Refrigerant E-300 1126074
Total 75290474
𝑄
𝑚=
𝐶𝑝∆𝑇
75290474
𝑚=
4.1795(45 − 30)
𝑚 = 1201236 𝑘𝑔/ℎ
- Evaporation lost
Evaporation lost berdasarkan wallas yakni 1% cooling water total dari setiap 10oF
temperatur drop cooling water di cooling tower
𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑑𝑟𝑜𝑝 𝑐𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 𝑚 (0.01 )
10oF
45℃ − 30℃
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 1201236 𝑘𝑔/ℎ (0.01 )
10℉
59℉
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 1201236 𝑘𝑔/ℎ (0.01 )
10℉
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 = 70873 𝑘𝑔/ℎ
- Blowdown
Blowdown cooling water dihitung berdasarkan referensi Robin Smith dengan konsep
cycle of concentration (CC). Cycle of concentration adalah 5 untuk operasi cooling
tower pada umumnya
𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 =
𝐶𝐶 − 1
70873 𝑘𝑔/ℎ
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 =
5−1
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 = 17718 𝑘𝑔/ℎ
- Wind Drift Lost

Wind Drift Lost cooling water berdasarkan wallas yakni 0.3% cooling water total
𝑊𝑖𝑛𝑑 𝐷𝑟𝑖𝑓𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑡 = 0.003 𝑚
𝑊𝑖𝑛𝑑 𝐷𝑟𝑖𝑓𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑡 = 0.003 (1201236 𝑘𝑔/ℎ)
𝑊𝑖𝑛𝑑 𝐷𝑟𝑖𝑓𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑡 = 3604 𝑘𝑔/ℎ
𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑐𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝐸𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑙𝑜𝑠𝑡 + 𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 + 𝑊𝑖𝑛𝑑 𝐷𝑟𝑖𝑓𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑡

𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑐𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 70873 𝑘𝑔/ℎ + 17718 𝑘𝑔/ℎ + 3604 𝑘𝑔/ℎ
𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑐𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 92195 𝑘𝑔/ℎ
• Make up boiler feed water (BFW)

- Kebutuhan Steam konsumsi untuk proses produksi, condensate lost, dan Deaerator
vent
Tabel 4.3 Steam Lost dan Konsumsi
Steam Jumlah (kg/h)
HPS 1081
LPS 667
Condensate lost di power generation 7422
Condensate lost di other plant 3324
Steam Deareator vent 392
Total steam lost dan konsumsi 12886
- Blowdown
Blowdown cooling water dihitung berdasarkan referensi Robin Smith dengan konsep
cycle of concentration (CC). Cycle of concentration adalah 5 untuk operasi cooling tower
pada umumnya
𝐶𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡𝑒 𝑙𝑜𝑠𝑡 𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 =
𝐶𝐶 − 1
7422𝑘𝑔/ℎ
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 =
5−1
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 = 1856 𝑘𝑔/ℎ
𝐶𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡𝑒 𝑙𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑡ℎ𝑒𝑟 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑡

𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
𝐶𝐶 − 1
3324 𝑘𝑔/ℎ
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 =
5−1
𝐵𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 831 𝑘𝑔/ℎ
𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑙𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 + 𝑏𝑙𝑜𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛

𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 12886 𝑘𝑔/ℎ + (1856 + 831) 𝑘𝑔/ℎ
𝑀𝑎𝑘𝑒 𝑢𝑝 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 15573 𝑘𝑔/ℎ
• Air Sanitasi
Tabel 4.4 Keperluan Air Sanitasi
Jumlah Satuan
Karyawan 300 orang
Air/karyawan 40 L/hari
Air keperluan karyawan 12 m3/hari
Air Laboratorium 3 m3/hari

Air bersih untuk taman 20 m3/hari
35 m3/hari
Total Air Sanitasi
1458 kg/h
4.2. Sistem Penyediaan dan Distribusi Steam dan Listrik

PT. Company One Engineering hanya memerlukan sedikit steam yang digunakan
langsung sebagai bahan baku proses yakni sebanyak 1081 steam HPS dan 667 steam
LPS. Keperluan pemanasan oleh steam juga tidak ada karena fluida pemanas yang
digunakan adalah Dowtherm A Thermal Fluid dengan sumber panas diperoleh dari
reaktif fired heater FH-102 produksi gas SO2 yang merupakan reaksi eksotermik.
Walaupun demikian steam tetap diproduksi sebagai pembangkit listrik karena
kebutuhan listrik total sebesar 8650 kW. Panas untuk memproduksi steam PT. Company
One Engineering seluruhnya diperoleh dari sisa panas Dowtherm A Thermal Fluid dan
dari gas panas produk SO2 sehingga produksi steam tidak menggunakan bahan bakar
eksternal. Pada Gambar 4.2 merupakan diagram Sistem Penyediaan dan Distribusi
Steam Serta Listrik yang terintegrasi dengan Sistem Sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid
PT. Company One Engineering.
4.2.1 Distribusi dan Produksi Steam

Boiler Feed Water Make Up diumpankan ke deaerator bersama condensate
steam untuk memisahkan gas-gas terlarut dalam Boiler Feed Water Make Up dengan
bantuan tambahan LPS. Selanjutnya BFW diumpankan ke Heat Exchanger E-125 sebagai
preheater BFW sebelum memasuki Boiler. Sebagian BFW diumpankan ke heat
exchanger di unit produksi sebagai fluida pendingin dan dikembalikan sebagai LPS ke
deaerator serta di kirim ke pabrik lain sebagai produksi samping.
High Pressure Saturated Steam diproduksi di dalam boiler dengan sumber panas
berasal dari sisa panas Dowtherm A Thermal Fluid. Sebagian water dalam boiler
dikeluarkan sebagai blowdown untuk menghindari akumulasi zat terlarut dalam boiler.
Saturated steam tersebut diumpankan ke Zona Convective Reaktif Fired Heater FH-102
untuk diubah menjadi High Pressure Superheated Steam. Superheated steam
selanjutnya diekspansi di dalam turbin untuk memproduksi listrik. Pada bagian turbin
tekanan 2700 kPa sebagian steam diekstrasi untuk digunakan oleh unit produksi dan
sebagian lagi dipanaskan oleh E-123 untuk meningkatkan degree of superheated steam.
Pada tekanan 260 kPa steam dikeluarkan dari turbin untuk dipanaskan kembali oleh gas
panas SO2 di HE E-124. Sebagian steam tersebut dikirim ke unit produksi sebagai LPS dan
deaerator. Sisa steam masuk kembali ke turbin dan di ekspansi hingga vaccum.
Expanded steam dari turbin dikondensasikan di dalam kondensor dan kondensate
dikembalikan ke dearator.
4.2.2 Distribusi dan Produksi Listrik

Berdasarkan sistem pada gambar 4, listrik yang diperoleh adalah 11004 kW yang
akan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Maksimum kebutuhan listrik keseluruhan
tertera pada table 2. Turbin yang digunakan PT. Company One Engineering merupakan
turbin yang dilengkapi dengan motor diesel untuk keperluan pada saat start up atau
untuk mem-back-up energi listrik jika steam yang terproduksi tidak mencapai target
sehingga listrik dari steam turbin dibawah kebutuhan listrik PT. Company One
Engineering.
Tabel 4.5. Maksimum Kebutuhan Listrik PT. Company One Engineering.
Unit Produksi : Nama Alat/Kebutuhan Kode Duty (kW)
Waste Acid Gas Compressor C-101 1450
Acid Gas Compressor C-104 810
Acid Gas Compressor C-105 810
Air Compressor C-106 735
Selexol Pump P-101 284
Reflux Pump P-102 3.4
Selexol Pump P-103 204
Reflux Pump P-104 2.4
Unit Utilitas: Nama Alat/Kebutuhan Kode Duty (kW)
Refrigerant Compressor C-301 655
BFW Pump to Unit Production P-201 10
BFW Pump to Power Generation P-202 146
Dowtherm A Thermal Fluid Pump P-203 10
Condensate Pump P-204 10
Cooling Water Pump to HEN P-205 35
3 Fan Cooling Tower - 261
Instrumentation and Control - 100
Fasilitas Lain: Nama Alat/Kebutuhan Kode Duty (kW)
Penerangan Area Pabrik - 38
Gedung (Penerangan dan Peralatan Listrik) - 185
Kebutuhan Listrik PT. Company One Engineering 8650
Tabel 4.6 Detail Kebutuhan Listrik Untuk Fasitilas Lain (Penerangan Area Pabrik)
Listrik per Total
Luas Luas Lumen
Nama Area Cd Lumen Lampu Listrik
(m2) (ft2) Lampu
(kW) (kW)
Area Produksi 2562 27577 40 1103084 20000 0.218 12.02
Utilitas Steam dan
800 8611 40 344445 20000 0.218 3.75
Listrik
Utilitas Penyediaan
800 8611 40 344445 20000 0.218 3.75
Air
Utilitas Refrigerasi 242 2608 40 104314 20000 0.218 1.14
Utilitas Pengolahan
727 7824 30 234707 20000 0.218 2.56
Limbah
Area Perluasan 2277 24509 5 122545 20000 0.218 1.34
Parkir 3364 36212 10 362116 20000 0.218 3.95
Lapangan 362 3901 10 39006 20000 0.218 0.43
Jalan 6167 66381 10 663807 20000 0.218 7.24
Air Sungai Treatment 396 4263 30 127875 20000 0.218 1.39
Raw Water Basin 700 7535 10 75347 20000 0.218 0.82
Total Penerangan Outdor 38.39
Tabel 4.7 Detail Kebutuhan Listrik Untuk Fasitilas Gedung (Penerangan dan Peralatan Listrik)
Luas Daya Rata-Rata 1 Tahun Daya per Tahun Listrik
Nama Gedung 2 2
(m ) per Luas (kWh/m year) (kWh/ year) (kW)
Control Room Produksi
720 228 164160 18.74
(3 lantai)
Control Room Utilitas
720 228 164160 18.74
(3 lantai)
RnD dan Laboratorium
1080 313 338040 38.59
(3 lantai)
Ruang Maintenance 477 313 149245 17.04
Kantor (5 lantai) 2279 228 519617 59.32
Poliklinik (2 lantai) 192 313 60021 6.85
Kantin (2 lantai) 373 242 90202 10.30
Masjid (2 lantai) 603 190 114488 13.07
Pos Keamanan 80 228 18240 2.08
Total Penggunaan Listrik Dalam Gedung (Penerangan dan Peralatan Listrik) 184.72
Total kebutuhan listrik adalah 8650 kW sehingga PT. Company One Engineering memiliki
kelebihan listrik sebesar 2354 kW.
Gambar 4.2 Sistem Penyediaan dan Distribusi Steam Serta Listrik beresta Sistem Sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid PT. Company One Engineering.
4.2.3 Simulasi Unit Penyediaan Steam, Listrik, dan Sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid
• Fluid Package
- Fluid Package untuk steam adalah ASME Steam, Fluid Package untuk Dowtherm A
Thermal Fluid adalah PRSV.
- Komposisi Dowtherm A Thermal Fluid yakni 10% BiPhenyl C12H10 dan 90% diPH-Ether
C12H10O
• Menentukan jumlah sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid
- Set fraksi uap Dowtherm A Thermal Fluid masuk E-112 E-122 dan boiler E-201 yakni 1
dan keluar exchanger tersebut adalah 0 pada tekanan 550 kPa. Yakni tekanan agar
temperatur saturated DowThrem 350oC yakni diatas temperature fluida dingin E-112
E-122 dan boiler E-201
- Set temperature convective zone adalah 600oC
- Dengan demikian jumlah sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid akan terhitung dengan
jumlah 649624 kg/h
• Menentukan sisa panas Dowtherm A yang akan digunakan untuk boiler E-201
- Set energi stream pada E-112 dan E-122 sesuai dengan heat yang diperlukan masing-
masing exchanger yakni 45871639 kJ/h dan 4876449 kJ/h
- Dengan demikian sisa panas Dowtherm A yang akan digunakan untuk boiler E-201
akan terhitung dengan jumlah 63352026 kJ/h
• Set up pada Boiler E-201
- Tekanan steam boiler yang dipilih adalah 10000 kPa dan fraksi uap steam boiler adalah
1.
- Maka temperatur steam keluar boiler adalah 310oC. Temperatur harus dibawah
temperatur pemenas boiler yakni 350oC
• Set up Convective Zone FH-102
- Pressure drop yakni 3 psi untuk steam dan 10 psi untuk hot gas SO2 (stream 80)
- Temperatur steam keluar Convective Zone FH-102 diset 500 untuk steam yakni
temperature dibawah hot gas SO2 (stream 80) keluar Convective Zone FH-102
• Set up Turbin
- Tekanan discharge turbin 1 (turbin ekstraksi) adalah 2700 kPa. Tekanan dipilih
karena sebagian steam tekanan 2700 akan diambil untuk konsumsi di unit produksi
- Laju alir massa HPS to Proses adalah 1081 kg/h
- Tekanan discharge turbin 2 adalah 260 kPa. Yakni tekanan terkecil sampai steam
masih berfasa uap.
- Tekanan discharge turbin 3 (turbin condensing) adalah 15 kPa. Tekanan steam yang
masih berfasa uap dan agar temperatur kondensasi pada condenser adalah 40oC
dengan pressure drop condenser 4 kPa
- Temperatur masuk turbin 2 yakni 400oC
- Temperatur masuk turbin 3 atau s9 diasumsikan awal 252oC
• Set up aliarn condensate lost, condenser E-202, condensate pump P-201
- Aliran kondensate lost power generation adalah 20% steam keluar condensing
turbin
- Fraksi condensate keluar E-202 adalah 0
- Tekanan discharge P-201 dalah 105 kPa yakni sedikit diatas tekanan atmosfer agar
vent deaerator dapat bekerja.
• Set up aliran sekitar E-125

- Set up mass flow BFW dan tekanan keluar E-125 sama dengan mass flow dan
tekanan masuk boiler E-201 yakni 38192 kg/h dan 10000 kPa
- Set up fraksi BFW keluar E-119 adalah 0
• Set up P-203, PFR-101, E-101, E-103, E-1103, E-115, E-110, E-120
- Tekanan keluar P-203 adalah 125 kPa
- Set up fraksi uap keluar PFR-101, E-101, E-103, E-1103, E-115, E-110, E-120 adalah 1
- Set up energi stream PFR-101, E-101, E-103, E-1103, E-115, E-110, E-120 sesuai
dengan beban panas masing-masing alat di unit produksi yakni secara berurutan
1321097 kg/h, 1206234 kg/h, 2002044 kg/h, 926030 kg/h, 1006737 kg/h, 26093786
kg/h, dan 18033324 kg/h.
• Set up aliran keluar LPS_mix, E-Other Plant, dan condensate lost2
- Laju LPS to proses adalah 667 kg/h
- Codensate lost other plant adalah 20% laju s19
- Fraksi uap keluar E-Other Plant adalah 0 dengan pressure drop 10kPa
- Tekanan keluar P-Other Plant adalah 130 kPa.
- Trial laju s23 agar laju vent deaerator sekitar 5% aliran LPS to deaerator
• Set up aliran sekitar deaerator
- Kondisi BFW make up adalah 30oC dan 130kPa
- Kondisi LPS to deaerator adalah sama dengan LPS to proses. Karena sebagian LPS
deaerator diambil dari aliran tersebut
- Atur laju alir LPS to deaerator atau aliran s23 agar aliran steam vent sekitar 5% aliran
LPS to deaerator
• Cek temperature stream 83
- Temperatur stream 83 harus berkisar 10oC di atas temperatur BFW E-125.
- Jika temperatur stream 83 dibawah temperature BFW maka ubah temperature s9 dan
ulangi langkah simulasi hingga temperatur stream 83 adalah 10oC di atas temperatur
BFW masuk E-125.
 Dari hasil simulasi Unit Penyediaan Steam, Listrik, dan Sirkulasi Dowtherm A Thermal
Fluid
- Condenser Duty E-202 adalah 19804 kW
- Energi pump P-201 adalah 1 kW
- Energi pump P-202 adalah 146 kW
- Energi pump P-203 adalah 0.17 kW
- Energi pump P-204 adalah 3.8 kW
- Energi pump P-201, P-204, P-204 diasumsikan menjadi 5 kW untuk mengcover head
suction akibat beda ketinggian dan presure drop lain.
- Listrik dari Turbin 1 adalah 2959 kW, Turbin2 adalah 4193 kW, dan Turbin 3 adalah
3851 kW. Total Listrik terproduksi 11004 kW
- Total steam SPS dibuat oleh Boiler E-201 yakni 38192 kg/h
- Total steam LPS terbuat oleh Unit Produksi yakni 22333 kg/h
- Steam yang divent dari deaerator 392 kg/h
- Condensate lost di power generation adalah 7422 kg/h
- Condensate lost di other plant adalah 3324 kg/h
Simulasi Unit Penyediaan Steam, Listrik, dan Sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid
Gambar 4.3 Proses Simulasi Unit Penyediaan Steam, Listrik, dan Sirkulasi Dowtherm A Thermal Fluid
4.3. Instrumentasi dan Pengendalian

4.3.1 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Waste Acid Gas Multistage
Compression
Pada rangkaian alat Multistage Compression terdapat beberapa variabel yang dikendalikan
yakni laju alir massa umpan masuk, tekanan akhir pada stream 8, dan suhu gas keluar keempat
intercooler.
- Pengendalian Laju Alir Massa
Laju alir massa umpan masuk (stream 1) diatur dengan membaca tekanan, temperatur,
dan laju alir volume. Signal hasil pengukuran kemudian dikirim ke FY (Flow Relay) untuk
diolah dan diterjemahkan menjadi signal jumlah laju alir massa. Signal tersebut dikirim ke
FRC (Flow Record Control) untuk dimonitor oleh operator. Jika laju alir massa terlalu tinggi
atau rendah maka alarm pada FAL (Flow Alarm Low) dan FAH (Flow Alarm High) akan
berbunyi. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC (Flow Indicator Control) untuk
mengubah signal menjadi tindakan mengubah laju umpan masuk dengan cara
memperbesar atau memperkecil bukaan control valve.
- Pengendalian Tekanan Akhir Stream 6
Multistage Compression (C-101 C-102 C-103) bertujuan untuk meningkatkan tekanan
hingga 2788 kPa pada stream 8. Sistem pengendalian Mutistage compressor ini dilakukan
dengan cara signal tekanan stream 8 akan mengubah kompressi ratio C-101 kemudian
signal kompressi ratio C-101 digunakan untuk mengubah kompresi ratio kompresor
lainnya. Mula-mula tekanan stream 8 dibaca dan ditransmisikan ke PRC (Pressure Record
Control) untuk dimonitor oleh operator. Jika Tekanan terlalu tinggi atau rendah maka
alarm pada PAL (Pressure Alarm Low) dan PAH (Pressure Alarm High) akan berbunyi.
Signal input diteruskan dan dioleh oleh PIC (Pressure Indicator Control) kemudian
diteruskan ke SIC (Speed Indicator Control) untuk mengubah signal menjadi tindakan
mempercepat atau memperlambat kecepatan impeler kompresor C-101, dengan
demikian ratio kompresi C-101 akan berubah. Ratio kompressi (∆P) C-101 serta tekanan
dan temperatur masuk C-101 dibaca. Signal tersebut dikirim ke FFIC yakni sebagai
Compressor Ratio Dividing Control untuk diolah. Hasil pengolahan signal tersebut dikirim
ke SIC (Speed Indicator Control) untuk mengatur ratio kompresi C-102 dan C-103. FFIC
juga memerlukan data ratio kompresi serta tekanan dan temperatur aliran masuk C-102
ataupun C-103.
- Pengendalian Temperatur Aliran Masuk Kompressor oleh Intercooler E-102 dan E-103
Temperatur aliran masuk kompressor oleh Intercooler E-102 dan E-103 (stream 4 dan 7)
diatur dengan memanipulasi stream masing-masing pendingin yakni cooling water.
Temperatur stream keluaran Intercooler dibaca dan dikirim oleh TT (temperture
trasnmitan) ke TRC (Temperature Record Control) untuk dimonitor oleh operator. Jika
temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL (Temperature Alarm Low) dan
TAH (Temperature Alarm High) akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh
TY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC (Flow Indicator
Control) untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar atau memperkecil
bukaan masing-masing control valve cooling water
- Feed Ratio Control Process (Stream 9)
Laju alir massa HPS (stream 9) harus dijaga dengan perbandingan yang tepat terhadap
aliran waste aci gas (stream 8). Laju alir massa stream 8 dikendalikan oleh Feed Ratio
Control dengan membaca variabel laju alir volume, temperatur, dan tekanan kedua
stream 8 dan 9. Variabel-variabe tersebut diolah oleh Feed Ratio Control sehingga
diketahui Mass Feed Ratio Stream 8 dan 9. Feed Ratio Control juga mengolah signal input
untuk menentukan tindakan pada bukaan control valve dengan mengirimkan signal hasil
olahan ke FIC. Sistem alarm dan monitoring juga dibuat dengan menggunakan FRRC (Feed
Ration Record Control) untuk dimonitor oleh operator dan FRAL (Feed Ratio Alarm Low)
dan FRAH (Feed Ratio Alarm High) yang akan berbunyi jika feed ration terlalu tinggi atau
rendah.
Gambar 4.4 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Waste Acid Gas Multistage Compression PT. Company One Engineering.
4.3.2 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi COS ke H2S

Pada rangkaian alat Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi COS ke H2S terdapat
beberapa variabel yang dikendalikan yakni temperature keluar FH-101, temperature keluar
PFR-101, temperature keluar E-106, level dan tekanan V-101
- Pengendalian Temperature Keluar FH-101 (stream 12)
Temperature Stream 12 dikendalikan dengan mengubah laju alir natural gas. Temperatur
Stream 12 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika
temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal
tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan. Signal hasil
pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar
atau memperkecil bukaan control valve natural gas.
- Pengendalian Rasio Udara Umpan (Stream AIR) terhadap Umpan Natural Gas (Stream
NG)
Laju alir massa udara umpan harus dijaga dengan perbandingan yang tepat terhadap
aliran natural gas. Laju alir massa udara dikendalikan oleh Feed Ratio Control dengan
membaca variabel laju alir volume, temperatur, dan tekanan kedua stream udara dan
natural gas. Variabel-variabe tersebut diolah oleh Feed Ratio Control sehingga diketahui
Mass Feed Ratio kedua aliran. Feed Ratio Control juga mengolah signal input untuk
menentukan tindakan pada bukaan control valve dengan mengirimkan signal hasil olahan
ke FIC. Sistem alarm dan monitoring juga dibuat dengan menggunakan FRRC (Feed Ration
Record Control) untuk dimonitor oleh operator dan FRAL (Feed Ratio Alarm Low) dan
FRAH (Feed Ratio Alarm High) yang akan berbunyi jika feed ration terlalu tinggi atau
rendah.
- Pengendalian Temperature Keluar PFR-101 (stream 14)
Temperatur keluar PFR-100 diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni BFW.
Temperatur stream 14 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator.
Jika temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi.
Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan. Signal hasil
pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar
atau memperkecil bukaan control valve BFW.
- Pengendalian Temperature Keluar E-106 (stream 16)
Temperatur keluar E-103 diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni cooling
water. Temperatur stream 16 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh
operator. Jika temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan
berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan.
Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan
memperbesar atau memperkecil bukaan control valve cooling water.
- Level Cairan Separator Vessel V-101
Level cairan V-101 diatur dengan memanipulasi stream keluaran V-101 untuk liquid
(stream 17). Level cairan V-100 dibaca dan dikirim oleh LT (Level Transmitan) ke LRC (Level
Record Control) untuk dimonitor oleh operator. Jika level terlalu tinggi atau rendah maka
alarm pada TAL (Level Alarm Low) dan TAH (Level Alarm High) akan berbunyi. Signal
tersebut diteruskan dan diolah oleh LY (Level Relay) untuk menentukan tindakan. Signal
hasil pengolahan diteruskan ke FIC (Flow Indicator Control) untuk mengubah signal
menjadi tindakan memperbesar atau memperkecil bukaan control valve stream 17.
- Tekanan Separator Vessel V-101
Tekanan V-101 diatur dengan memanipulasi stream keluaran V-100 untuk vapor
(stream 18). Tekanan V-101 dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk dimonitor oleh
operator. Jika tekanan terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada PAL dan PAH akan
berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh PY untuk menentukan tindakan.
memperbesar atau memperkecil bukaan control valve stream 18.
Gambar 4.5 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi COS ke H2S PT. Company One Engineering
4.3.3 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing 1

- Absorption Tower T-101 Control Process
Laju alir masuk atau keluar T-101 merupakan wild stream yang tidak dapat dikontrol
lajunya. Maka pengendalian Absorption Tower T-101 yakni dengan mengubah tekanan
operasi T-101. Tekanan operasi diubah dengan mengubah tekanan gas masuk yakni
stream 19. Input data pengendalian adalah variabel yang representatif terhadap profil
komposisi pada tower. Variabel tersebut adalah profil temperatur tower yang dipasang
merata yakni pada stage 1, 20, 40, dan 61. Data temperatur dikumpulkan oleh multifier
(X) dan dikirim ke TY untuk diolah. PY menerima data dari PT dan TY untuk menentukan
tindakan. Hasil pengolahan dikirim ke PIC untuk mengubah data signal menjadi tindakan
memperkecil atau memperbesar bukaan control valve sehingga tekanan dapat
dimanipulasi. Tekanan stream 16 harus diatas tekanan keadaan normal stream 19, dengan
perbedaan tekanan yang mampu mengatasi fluktasi tekanan stream 19.
- Pengendalian Temperature Tray T-102 stage 1
Temperature Tray T-102 stage 1 dikendalikan dengan mengubah laju alir reflux stream 33.
Temperatur Tray T-102 stage 1 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh
Temperature Tray T-102 stage 10 dikendalikan dengan mengubah laju alir Hot Thermal
Fluid pada reboiler E-116. Temperatur Tray T-102 stage 10 dibaca dan dikirim oleh TT ke
TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm
pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk
menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal
menjadi tindakan memperbesar atau memperkecil bukaan control valve Hot Thermal
Fluid pada reboiler E-112.
- Pengendalian Level Cairan Bottom T-102
Level cairan bottom T-102 diatur dengan memanipulasi stream 37. Level cairan bottom T-
101 dibaca dan dikirim oleh LT ke LRC untuk dimonitor oleh operator. Jika level terlalu
tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut
diteruskan dan diolah oleh LY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan
diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar atau

memperkecil bukaan control valve stream 37.
- Pengendalian Level Cairan V-102
Level cairan V-102 diatur dengan membuka atau menutup valve pada stream 33. Level cairan
V-102 dibaca dan dikirim oleh LT ke LRC untuk dimonitor oleh operator. Jika level terlalu tinggi
atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan
diolah oleh LY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk
mengubah signal menjadi tindakan membuka atau menutup bukaan control valve pada
stream 33.
- Pengendalian Tekanan V-102
Tekanan V-102 diatur dengan membuka atau menutup valve pada emergency vent V-102 yang
terhubung dengan stream 45. Tekanan V-102 dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk
dimonitor oleh operator. Jika tekanan terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada PAL dan
PAH akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh PY untuk menentukan
tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan
membuka atau menutup bukaan control valve emergency vent V-102.
- Pengendalian Temperature Stream 26 dari E-110
Temperatur keluar E-110 (stream 26) diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni
BFW. Temperatur stream 26 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator.
Jika temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal
tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan
diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar atau memperkecil
bukaan control valve BFW.
cooling water. Temperatur stream 28 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh
berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan. Signal
hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar
atau memperkecil bukaan control valve cooling water.
- Pengendalian Tekanan Discharge Pump P-102A/B
Tekanan discharge pump P-102A/B diatur dengan memanipulasi bukaan control valve pada P-
102A/B. Tekanan discharge pump dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk dimonitor oleh
berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh PY untuk menentukan tindakan. Signal
atau memperkecil bukaan control valve pump P-102A/B yang terhubung dengan pipa suction
pump. Sehingga tekanan suction pump akan berubah dan diikuti dengan berubahnya tekanan
discharge pump.
Temperatur keluar E-108 diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni cooling water.
Temperatur stream 39 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika
bukaan control valve cooling water.
- Pengendalian Tekanan Stream 40 dari P-101 A/B
Tekanan stream 40 diatur dengan memanipulasi bukaan control valve pada pump P-101A atau
P-101B. Tekanan discharge pump dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk dimonitor oleh
atau memperkecil bukaan control valve pump P-101A atau P-101B yang terhubung dengan
pipa suction pump. Sehingga tekanan suction pump akan berubah dan diikuti dengan
berubahnya tekanan discharge pump.
Temperatur keluar E-109 diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni refrigerant
NH3. Temperatur stream 41 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator.
bukaan control valve refrigerant NH3.
Gambar 4.6 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing 1 PT. Company One Engineering
4.3.4 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Acid Gas Multistage Compression
Pada rangkaian alat Multistage Compression terdapat beberapa variabel yang dikendalikan
yakni tekanan akhir pada stream 51, dan temperatur gas keluar kedua intercooler.
- Pengendalian Tekanan Akhir Stream 51
Multistage Compression (C-104 C-105) bertujuan untuk meningkatkan tekanan hingga 1171
kPa pada stream 51. Sistem pengendalian mutistage compressor ini dilakukan dengan cara
signal tekanan stream 51akan mengubah kompressi ratio C-104 kemudian signal kompressi
ratio C-103 digunakan untuk mengubah kompresi ratio kompresor C-105. Mula-mula tekanan
stream 51 dibaca dan ditransmisikan ke PRC untuk dimonitor oleh operator. Jika tekanan
terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada PAL dan PAH akan berbunyi. Signal input
diteruskan dioleh oleh PIC kemudian diteruskan ke SIC untuk mengubah signal menjadi
tindakan mempercepat atau memperlambat kecepatan impeler kompresor C-104, dengan
demikian ratio kompresi C-104 akan berubah. Ratio kompressi (∆P) C-104 serta tekanan dan
temperatur masuk C-104 dibaca dan signalnya dikirim ke FFIC yakni sebagai Compressor Ratio
Dividing Control untuk diolah. Hasil pengolahan signal tersebut dikirim ke SIC untuk mengatur
ratio kompresi C-105. FFIC juga memerlukan data ratio kompresi serta tekanan dan
temperatur aliran masuk C-105.
- Pengendalian Temperatur Keluaran Intercooler E-113 dan E-115
Temperatur keluaran Intercooler E-113 dan E-115 (stream 47 dan 50) diatur dengan
memanipulasi stream masing-masing pendingin yakni BFW. Temperatur stream keluaran
Intercooler dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika temperatur
terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut
diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan
ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar atau memperkecil bukaan
masing-masing control valve BFW.
- Pengendalian Temperatur Keluaran Intercooler E-114 dan E-116
Temperatur keluaran Intercooler E-114 dan E-116 (stream 48 dan 51) diatur dengan
memanipulasi stream masing-masing pendingin yakni cooling water. Temperatur stream
keluaran Intercooler dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika
bukaan masing-masing control valve cooling water.
Gambar 4.7 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Acid Gas Unit Multistage Compression PT.
Company One Engineering
4.5.3 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing 2

- Absorption Tower T-103 Control Process
Laju alir masuk atau keluar T-103 merupakan wild stream yang tidak dapat dikontrol
lajunya. Maka pengendalian Absorption Tower T-103 yakni dengan mengubah tekanan
operasi T-103. Tekanan operasi diubah dengan mengubah tekanan gas masuk yakni
stream 52. Input data pengendalian adalah variabel yang representatif terhadap profil
komposisi pada tower. Variabel tersebut adalah profil temperatur tower yang dipasang
merata yakni pada stage 1, 17, 34, dan 51. Data temperatur dikumpulkan oleh multifier
(X) dan dikirim ke TY untuk diolah. PY menerima data dari PT dan TY untuk menentukan
tindakan. Hasil pengolahan dikirim ke PIC untuk mengubah data signal menjadi tindakan
memperkecil atau memperbesar bukaan control valve sehingga tekanan dapat
dimanipulasi. Tekanan stream 51 harus diatas tekanan keadaan normal stream 52, dengan
perbedaan tekanan yang mampu mengatasi fluktasi tekanan stream 52.
Temperature Tray T-104 stage 1 dikendalikan dengan mengubah laju alir reflux stream 33.
Temperatur Tray T-104 stage 1 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh
Temperature Tray T-104 stage 10 dikendalikan dengan mengubah laju alir Hot Thermal
Fluid pada reboiler E-122. Temperatur Tray T-104 stage 10 dibaca dan dikirim oleh TT ke
TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm
pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk
menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal
menjadi tindakan memperbesar atau memperkecil bukaan control valve Hot Thermal
Fluid pada reboiler E-122.
- Pengendalian Level Cairan Bottom T-104
Level cairan bottom T-104 diatur dengan memanipulasi stream 70. Level cairan bottom T-
104 dibaca dan dikirim oleh LT ke LRC untuk dimonitor oleh operator. Jika level terlalu
tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut
diteruskan dan diolah oleh LY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan
diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan memperbesar atau

memperkecil bukaan control valve stream 70.
- Pengendalian Level Cairan V-103
Level cairan V-103 diatur dengan membuka atau menutup valve pada stream 66. Level cairan
V-103 dibaca dan dikirim oleh LT ke LRC untuk dimonitor oleh operator. Jika level terlalu tinggi
atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan
diolah oleh LY untuk menentukan tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk
mengubah signal menjadi tindakan membuka atau menutup bukaan control valve pada
stream 66.
- Pengendalian Tekanan V-103
Tekanan V-103 diatur dengan membuka atau menutup valve pada emergency vent V-102 yang
terhubung dengan stream 75. Tekanan V-103 dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk
dimonitor oleh operator. Jika tekanan terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada PAL dan
PAH akan berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh PY untuk menentukan
tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi tindakan
membuka atau menutup bukaan control valve emergency vent V-103.
BFW. Temperatur stream 59 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator.
bukaan control valve BFW.
cooling water. Temperatur stream 61 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh
berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan tindakan. Signal
atau memperkecil bukaan control valve cooling water.
- Pengendalian Tekanan Discharge Pump P-104A/B
Tekanan discharge pump P-104A/B diatur dengan memanipulasi bukaan control valve pada P-
104A/B. Tekanan discharge pump dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk dimonitor oleh
atau memperkecil bukaan control valve pump P-104A/B yang terhubung dengan pipa suction
pump. Sehingga tekanan suction pump akan berubah dan diikuti dengan berubahnya tekanan
discharge pump.
Temperatur keluar E-118 diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni cooling water.
Temperatur stream 72 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator. Jika
bukaan control valve cooling water.
- Pengendalian Tekanan Stream 73 dari P-103 A/B
Tekanan stream 73 diatur dengan memanipulasi bukaan control valve pada pump P-103A atau
P-103B. Tekanan discharge pump dibaca dan dikirim oleh PT ke PRC untuk dimonitor oleh
atau memperkecil bukaan control valve pump P-103A atau P-103B yang terhubung dengan
pipa suction pump. Sehingga tekanan suction pump akan berubah dan diikuti dengan
berubahnya tekanan discharge pump.
Temperatur keluar E-119 diatur dengan memanipulasi stream pendingin yakni refrigerant
NH3. Temperatur stream 74 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator.
bukaan control valve refrigerant NH3.
Gambar 4.8 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit CO2 Removing 2 PT. Company One Engineering
4.3.6 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi H2S ke SO2

Pada rangkaian alat Unit Konversi H2S ke SO2 terdapat beberapa variabel yang
dikendalikan yakni Feed Ratio Control Process (Stream 77), temperature Radiant Zone
Reaktif Fired Heater FH-102, rasio udara umpan (stream 78) terhadap umpan acid gas
(stream 76), tekanan udara umpan Reaktif Fired Heater FH-101.
- Feed Ratio Control Process (Stream 77)
Laju alir massa HPS (stream 77) harus dijaga dengan perbandingan yang tepat
terhadap aliran acid gas (stream 75). Laju alir massa stream 77 dikendalikan oleh
Feed Ratio Control dengan membaca variabel laju alir volume, temperatur, dan
tekanan kedua stream 77 dan 75. Variabel-variabe tersebut diolah oleh Feed Ratio
Control sehingga diketahui Mass Feed Ratio Stream 77 dan 75. Feed Ratio Control
juga mengolah signal input untuk menentukan tindakan pada bukaan control valve
dengan mengirimkan signal hasil olahan ke FIC. Sistem alarm dan monitoring juga
dibuat dengan menggunakan FRRC (Feed Ration Record Control) untuk dimonitor
oleh operator dan FRAL (Feed Ratio Alarm Low) dan FRAH (Feed Ratio Alarm High)
yang akan berbunyi jika feed ration terlalu tinggi atau rendah.
- Pengendalian Temperature Radiant Zone Reaktif Fired Heater FH-102
Temperature Radiant Zone Reaktif Fired Heater FH-102 dikendalikan dengan
mengubah laju alir Cold Thermal Fluid. Temperatur Radiant Zone Reaktif Fired
Heater FH-102 dibaca dan dikirim oleh TT ke TRC untuk dimonitor oleh operator.
Jika temperatur terlalu tinggi atau rendah maka alarm pada TAL dan TAH akan
berbunyi. Signal tersebut diteruskan dan diolah oleh TY untuk menentukan
tindakan. Signal hasil pengolahan diteruskan ke FIC untuk mengubah signal menjadi
tindakan memperbesar atau memperkecil bukaan control valve Cold Thermal Fluid.
- Pengendalian Rasio Udara Umpan (Stream 78) terhadap Umpan Acid Gas (Stream
76)
Laju alir massa udara umpan (stream 78) harus dijaga dengan perbandingan yang
tepat terhadap aliran acid gas (stream 76). Laju alir massa stream 78 dikendalikan
oleh Feed Ratio Control dengan membaca variabel laju alir volume, temperatur, dan
tekanan kedua stream 78 dan 76. Variabel-variabe tersebut diolah oleh Feed Ratio
Control sehingga diketahui Mass Feed Ratio Stream 78 dan 76. Feed Ratio Control
juga mengolah signal input untuk menentukan tindakan pada bukaan control valve
dengan mengirimkan signal hasil olahan ke FIC.
Sistem alarm dan monitoring juga dibuat dengan menggunakan FRRC (Feed Ration Record Control) untuk dimonitor oleh operator dan FRAL (Feed Ratio Alarm Low) dan FRAH (Feed Ratio Alarm High) yang akan berbunyi
jika feed ration terlalu tinggi atau rendah.
- Pengendalian Tekanan Udara Umpan Stream 79

Tekanan udara umpan stream 79 dikendalikan dengan mengubah kecepatan impeler compressor C-106. Tekanan stream 79 dibaca dan ditransmisikan ke PRC untuk dimonitor oleh operator. Jika tekanan terlalu tinggi atau
rendah maka alarm pada PAL dan PAH akan berbunyi. Signal input diteruskan dioleh oleh PY kemudian diteruskan ke SIC untuk mengubah signal menjadi tindakan mempercepat atau memperlambat kecepatan impeler
kompresor C-106, dengan demikian tekanan udara umpan stream 79 akan berubah.
Gambar 4.9 Sistem Pengendalian dan Instrumentasi Unit Konversi H2S ke SO2 PT. Company One Engineering
4.3.7 Hazop PT. Company One Engineering

Hazard operability study atau yang biasa disebut HAZOP adalah standar teknik analisis
bahaya yang digunaan dalam persiapan penetapan keamanan dalam system baru atau
modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau masalah operabilitasnya. Studi
HAZOP adalah pengujian yang diteliti oleh group spesialis, dalam bagian sebuah sistem
mengenai apakah yang akan terjadi jika komponen tersebut dioperasikan melebihi atau
kurang dari normal model desian komponen yang telah ada[4].
Tujuan penggunaan HAZOP diantaranya yaitu:
- Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu instalasi
industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali.
- Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru.
- Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi baru dari
instalasi industri lama.
- Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri, pengaruhnya dan
penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi bahayanya.
Tabel 4.8 Hazard Operability Study (HAZOP) PT. Company One Engineering
Multi Stage Compresssor (C-101, C-102, C-103, E-101, E-102, E-103, E-104)
Possible
Equip. Element Deviation Consequences Safeguard Action
Causes
C-100 Pressure High Kecepatan impeller melebihi batas Tempearatur keluar kompresso Pressure Alarm Maintenance Compressor Control yang
C-101 akibat kesalahan Speed Control naik, Pressure naik, beban listrik High bersangkutan
C-102 naik
Low Kecepatan impeller kurang akibat Tekanan tidak sesuai spesifikasi Pressure Alarm Maintenance Compressor Control
kesalahan Speed Control Low yang bersangkutan
Intercooler Temp. High Laju alir BFW kurang akibat kesalahan Beban pendingin E-102 dan E-104 Temperature Maintenance Flow Control, dan
E-101 dan E-103 Flow Control meningkat Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
cooling water
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Beban pendingin E-102 dan E-104 Temperature Membersihkan tube dari scale
meningkat Alarm High
Intercooler Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Efisiensi kompresor berkurang Temperature Maintenance Flow Control, dan
E-102 dan E-104 kesalahan Flow Control Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
cooling water
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Efisiensi kompresor berkurang Temperature Membersihkan tube dari scale
Alarm High
Unit COA Converter (FH-101, PFR-101, E-106 dan V-101)

Possible
Causes
FH-101 Temp. High Fuel terlalu banyak akibat kesalahan Temperature tidak sesuai spesifikasi Temperature Maintenance Flow Control, dan
Flow Control Fuel Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran fuel
Low Fuel terlalu sedikit akibat kesalahan Flow Temperature tidak sesuai Temperature Maintenance Flow Control, dan
Control Fuel spesifikasi, reaksi pada PFR menjadi Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran fuel
lambat dan konversi kurang
Tabel 4.8 Hazard Operability Study (HAZOP) PT. Company One Engineering (lanjutan)
Possible
Causes
Low Udara terlalu sedikit akibat kesalahan Pembakaran tidak sempurna, Temperature Maintenance Flow Control, dan
Flow Control Udara Terbentuk jelaga karbon pada tube, Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran
reaksi pada PFR menjadi lambat dan udara
konversi kurang
PFR-101 Temp. High Fluida pendingin BFW kurang akibat Temperature tidak sesuai Temperature Maintenance Flow Control, dan
kesalahan Flow Control spesifikasi, berkemungkinan terjadi Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran
reaksi samping pendingin BFW
Cooler Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Efisiensi pemisahan pada flash drum Temperature Maintenance Flow Control, dan
E-106 kesalahan Flow Control V-101 berkurang Alarm High lakukan manual kontrol aliran cooling
water
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Efisiensi pemisahan pada flash drum Temperature Membersihkan tube dari scale
V-101 berkurang Alarm High
Flash Drum Pressure High Aliran Gas keluar kurang Vessel dapat meledak Pressure Alarm Maintenance Flow Control, dan
V-101 High, lakukan manual kontrol pada aliran gas
System vent
Low Aliran Gas keluar terlalu banyak Pemisahan uap cair tidak sesusi Pressure Alarm Maintenance Flow Control, dan
spesifikasi, terlalu banyak air yang Low lakukan manual kontrol pada aliran gas
terbawa
Level High Aliran cairan keluar terlalu rendah Cairan dapat masuk ke pipa kluar Level Alarm Maintenance Flow Control, dan
gas High, sistem lakukan manual kontrol pada aliran
emergency cairan
drain
Low Aliran cairan keluar terlalu tinggi Gas dapat masuk ke pipa kluar Level Alarm Maintenance Flow Control, dan
Cairan Low lakukan manual kontrol pada aliran
cairan
Absorption Tower (T-101, T-103), Selexol - Refrigerant Cooler (E-108, E-118), Selexol Pump (P-101, P-103)
Possible
Causes
Absorpstion Pressure High Pressure control valve tidak bekerja CO2 terlalu banyak terabsorp, Pressure Alarm Maintenance Pressure Control, dan
Tower dengan baik Kolom dapat pecah High lakukan manual kontrol
T-101 dan T-103 Low Pressure control valve tidak bekerja H2S terlalu banyak tidak terabsorp Pressure Alarm Maintenance Pressure Control, dan
dengan baik Low lakukan manual kontrol,
Refrigerant Temp. High Laju alir refrigerant kurang akibat Efisiensi pemisahan di absorption Temperature Maintenance Flow Control, dan
Cooler kesalahan Flow Control tower berkurang, H2S banyak tidak Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
E-108, E-118 terabsorp refrigerant NH3
Low Laju alir refrigerant lebih akibat Efisiensi pemisahan di absorption Temperature Maintenance Flow Control, dan
kesalahan Flow Control tower berkurang, CO2 banyak Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran
terabsorp refrigerant NH3
Pump Selexol Pressure Low Pressure control valve tidak bekerja Aliran selexol tidak mencapai kolom Pressure Alarm Maintenance Pressure Control, dan
P-101 dan P-103 dengan baik absorber Low lakukan manual kontrol,
Low Speed Impeller tidak bekerja baik Aliran selexol tidak mencapai kolom Pressure Alarm Maintenance Pump
absorber Low
High Pressure control valve tidak bekerja Pump casing dapat pecah Pressure Alarm Maintenance Pressure Control, dan
dengan baik High lakukan manual kontrol,
Distilastion Temp. High Laju Reflux terlalu rendah Komposisi tidak sesuai, terlalu Temperatur Maintenance Flow Control, dan
T-102 dan T-104 Top Stage banyak fraksi berat (selexol) Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
reflux
Low Laju Reflux terlalu tinggi Komposisi tidak sesuai Temperatur Maintenance Pressure Control, dan
Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran
reflux
Possible
Causes
Temp. High Laju uap dari reboiler terlalu banyak Komposisi tidak sesuai, terlalu Temperatur Maintenance Flow Control, dan
Bottom banyak fraksi berat (selexol) Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
Stage pemanas reboiler
Low Laju uap dari reboiler terlalu sedikit Komposisi tidak sesuai Temperatur Maintenance Pressure Control, dan
Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran
pemanas reboiler
Condenser Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Fraksi berat banyak tidak Temperatur Maintenance Flow Control, dan
Partial kesalahan Flow Control terkondensasi Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
E-110 dan E-120 Beban pendingin E-111 dan E-121 pendingin cooling water
meningkat
Condenser Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Fraksi berat banyak tidak Temperatur Maintenance Flow Control, dan
Partial kesalahan Flow Control terkondensasi Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
E-111 dan E-121 pendingin BFW
Condensate Pressure High Terlalu banyak uap pada vesel Vesel dapat pecah Pressure Alarm Buka vent secara manual jika vent tidak
Akumulator High, sistem bekerja
V-102 dan emergency
V-103 vent
Level High Terlalu banyak cairan dalam vesel Cairan dapat masuk ke vent valve Level Alarm Buka drain secara manual jika drain
High, sistem valve tidak bekerja
emergency
drain
Condensate Level Low Terlalu sedikit cairan dalam vesel Jika cairan habis maka tidak akan Level Alarm Kurangi sedikit laju reflux sebelum level
Akumulator ada aliran reflux sehingga Low cairan terlalu sedikit atau habis
V-102 dan pemisahan di tower distilasi akan
V-103 terganngu
Possible
Causes
Pump Reflux Pressure Low Pressure control valve tidak bekerja Aliran reflux tidak mencapai kolom Pressure Alarm Maintenance Pressure Control, dan
P-102 dan P-104 dengan baik distilasi Low lakukan manual kontrol
Low Speed Impeller tidak bekerja baik Aliran reflux tidak mencapai kolom Pressure Alarm Maintenance Pump
distilasi Low
High Pressure control valve tidak bekerja Pump casing dapat pecah Pressure Alarm Maintenance Pressure Control, dan
dengan baik High lakukan manual kontrol,
Selexol – Cooling Water Cooler (E-107 dan E-117)
Possible
Causes
Cooler Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Beban pendingin refrigerant pada Temperature Maintenance Flow Control, dan
E-107 dan E-117 kesalahan Flow Control cooler selanjutnya meningkat Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
cooling water
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Beban pendingin refrigerant pada Temperature Membersihkan tube dari scale
cooler selanjutnya meningkat Alarm High
Multi Stage Compresssor (C-104, C-105, E-113, E-114, E-115 dan E-116)
Possible
Causes
C-104 Pressure High Kecepatan impeller melebihi batas Tempearatur keluar kompresso Pressure Alarm Maintenance Compressor Control yang
C-105 akibat kesalahan Speed Control naik, Pressure naik, beban listrik High bersangkutan
naik
Low Kecepatan impeller kurang akibat Tekanan tidak sesuai spesifikasi Pressure Alarm Maintenance Compressor Control
kesalahan Speed Control Low yang bersangkutan
Intercooler Temp. High Laju alir BFW kurang akibat kesalahan Beban pendingin E-114 dan E-116 Temperature Maintenance Flow Control, dan
E-113 dan E-115 Flow Control meningkat Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
BFW
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Beban pendingin E-114 dan E-116 Temperature Membersihkan tube dari scale
meningkat Alarm High
Possible
Causes
Intercooler Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Efisiensi kompresor berkurang Temperature Maintenance Flow Control, dan
E-114 kesalahan Flow Control Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
cooling water
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Efisiensi kompresor berkurang Temperature Membersihkan tube dari scale
Alarm High
Cooler E-115 Temp. High Laju alir cooling water kurang akibat Efisiensi pemisahan pada tower Temperature Maintenance Flow Control, dan
kesalahan Flow Control absorpsi T-103 berkurang, H2S Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
banyak tidak terabsorsi cooling water
Temp. High Adanya tumpukan scale pada tube Efisiensi pemisahan pada tower Temperature Membersihkan tube dari scale
absorpsi T-103 berkurang, H2S Alarm High
banyak tidak terabsorsi
Temp. Low Laju alir cooling water lebih akibat Efisiensi pemisahan di absorption Temperature Maintenance Flow Control, dan
kesalahan Flow Control tower kurang, CO2 banyak terabsorp Alarm Low lakukan manual kontrol pada aliran CW
Fired Heater FH-102, Compressor Udara C-106, Feed Rasio Acid Gas – Udara
Possible
Causes
Fired Heater FH- Temp. High Laju alir thermal fluid kurang akibat Panas terbuang dan tidak Temperature Maintenance Flow Control, dan
102 kesalahan Flow Control terecovery Alarm High lakukan manual kontrol pada aliran
thermal fluid
Compressor C- Pressure High Kecepatan impeller melebihi batas Beban listrik naik Pressure Alarm Maintenance Compressor Control yang
106 akibat kesalahan Speed Control High bersangkutan
Low Kecepatan impeller kurang akibat Udara tidak dapat masuk FH-102 Pressure Alarm Maintenance Compressor Control
kesalahan Speed Control sehingga reaksi produksi tidak Low yang bersangkutan
berjalan
Feed Rasio Acid Feed High Laju alir udara kurang akibat kesalahan Terdapat H2S yang tidak bereaski Ratio Feed Maintenance Flow Control dan lakukan
Gas – Udara Ratio control valve pada aliran udara Alarm Low kontrol manual pada aliran udara
Low Laju alir udara lebih akibat kesalahan Terdapat produk samping SO3 Ratio Feed Maintenance Flow Control dan lakukan
control valve pada aliran udara Alarm Low kontrol manual pada aliran udara
4.4 Sistem Pengolahan Limbah

4.4.1 Limbah Cair
Pada proses produksi gas SO2 dari waste acid gas hasil gasifikasi yang
mengandung H2S. Komponen H2S dapat keluar sebagai gas yang terlarut dalam air atau
selexol. Limbah tersebut terdapat dalam cairan keluar V-100, sistem emergency drain
V-101 dan V-102, bocoran selexol yang mengandung H2S. Limbah tersebut dialirkan ke
waste water treatment. Pada waste treatment, H2S terlarut direaksikan dengan NaOH
pada tanki netralisasi agar pH dari cairan menjadi netral sehingga persamaan reaksinya
adalah:
NaOH + H2S  Na2S + 2H2O
Limbah cair hasil proses lainnya yaitu blowdown cooling tower dan blowdown boiler
yang mengandung phosfat dan clorine, serta limbah domestik berupa bahan organik.
Blowdown cooling tower dan blowdown boiler dialirkan melalui sewer terbuka sehingga
temperatur turun. Pada gambar 4.10 meupakan sistem pengolahan limbah cair PT.
Gambar 4.10 Sistem Pengolahan Limbah Cair PT. Company One Engineering
Alur proses pengolahan limbah cair berdasarkan gambar 4.10 :

 Limbah dimasukan ke bak equalisasi
Equalisasi Pada Pengolahan Limbah Cair Equalisasi bukan merupakan suatu proses
pengolahan tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas
dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah
parameter operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat
kandungan polutan, temperatur, padatan, dan sebagainya.
Kegunaan dari equalisasi adalah :

- Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses
treatment.
- Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock
loading pada sistem pengolahan biologi
- Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses
netralisasi.
- Meratakan kandungan padatan (Suspended solid, koloidal, dan lain sebagainya)
untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan flokulasi.
 Limbah dimasukan ke bak netralisasi
Limbah yang dihasilkan bersifat asam. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan mikro
organisme pada pengolahan secara biologi, pH perlu dijaga pada kondisi antara pH
6,5 – 8,5, karena sebagian besar microba aktif atau hidup pada kondisi pH tersebut.
Netralisasi adalah penambahan Basa (alkali) pada limbah yang bersifat asam
(pH=7).Pemilihan bahan/reagen yang digunakan adalah NaOH (soda kaustik).
 Limbah dimasukkan ke bak aerasi
Teknik pengolahan air limbah yang digunakan adalah proses lumpur aktif dengan
aearasi udara. Cara kerja pada proses ini adalah:
- Air limbah setelah penyaringan dan equalisasi dimasukkan kedalam bak
pengendap awal untuk menurunkan suspended solid.
- Air limbah dari bak netralisasi dialirkan ke dalam bak aerasi melalui pipa yang
dialirkan uadar berupa oksigen sehiingga mikroorganisme bekerja untuk
menguraikan bahan organic yang ada didalam air limbah.
- Dari bak aerasi, air limbah dialirkan ke bak pengendap akhir untuk
mengendapkan lumpur, yang sebagian dikembalikan ke bak aerasi.
 Limbah yang sudah memenuhi baku mutu dibuang ke sungai.
4.4.2 Limbah Padat

Terdapat beberapa limbah padat PT. Company One Engineering. Berikut adalah
limbah padat tersebut dan pengolannya:
 Limbah padat dari maintenance. Limbah ini mengandung kerak-kerak pada tube
yang kebanyakan adalah Ca dan Mg. Kerak-kerak tersebut diambil dengan asam
organik. Sluge yang mengandung Ca dan Mg dibakar dalam inceneration. Abu hasil
incenerator selanjutnya dikubur.
 Limbah katalis. Katalis yang telah rusak dikumpulkan kemudian dikubur.

 Limbah logam. Limbah padat ini berasal dari logam-logam bekas perbaikan. Limbah
ini dikumpulan kemudian dijual
 Limbah padat resin. Limbah berasal dari resin dari unit water treatment yang
telah rusak. Limbah sisa resin yang rusak dikumpulkan kemudian dibakar dalam
incenerator. Abu hasil incenerator selanjutnya dikubur
 Limbah koagulasi dan flolukasi. Limbah ini mengandung garam koagulan dan
padatan yang telah tersuspensi. Limbah ini dikeringkan di area perluasan oleh
matahari. Limbah kering tersebut selanjutnya dikubur.
Berikut adalah diagram pengolahan limbah padat
Gambar 4.11 Sistem Pengolahan Limbah Padat PT. Company One Engineering
4.4.3 Limbah Gas

Limbah gas dari proses pada PT. Company One Engineering ini berupa gas hasil
pembakaran Fired Heater FH-101 berupa CO2 dan H2O serta dari tower absorpsi T-101
dan T-103 yakni gas CO2 yang dapat langsung dibuang ke atmosfer
4.5 Utilitas Lain

Utilitas lain untuk menunjang proses produksi PT. Company One Engineering
adalah sistem refrigerasi, penyediaan udara tekan, penyediaan natural gas, sistem
distribusi produk SO2 oleh pipeline 150 km.
4.5.1 Sistem Refrigirasi
Refrigirasi digunakan untuk mendinginkan aliran umpan selexol ke tower
absorber T-101 dan T-103 sampai suhu 25oC. Fluida Refrigeran yang digunakan adalah
NH3. NH3 digunakan karena refrigeran ini dapat di operasikan pada 15oC ketika
penyerapan panas atau saat evaporasi. Dan juga pada tahap kondensasi, temperatur
NH3 dapat dikondisikan di atas temperatur cooling water sehingga tahap kondensais
dapat dilakukan dengan cooling water. Sirkulasi refrigeant NH3 yakni 16094 kg/h dengan
tambahan energi utilitas oleh kompressor adalah 655 kW serta beban kondenser oleh
cooling water adalah 5634 kW. Gambar 4.11 merupakan gambar siklus refrigerasi PT.
Gambar 4.12. Siklus Refrigerasi PT. Company One Engineering
Unit Refrigerasi disimulasikan dengan proses simulasi sebagai berikut:
Gambar 4.13. Proses Simulasi Siklus Refrigerasi PT. Company One Engineering
Step Simulasi Unit Refrigerasi
- Fluid Package yang digunakan adalah PRSV dengan refrigeran NH3
- Set fraksi uap aliran keluar E-109 dan E-119 yakni 1 dan temperatur 15oC
- Set up Heat E-109 yakni 8325320 kJ/h dan E-119 yakni 9598973 kJ/h sesuai dengan
kebutuhan pendingin masing-masing exchanger
- Set up fraksi uap dan temperature masuk valve yakni 0 dan 40oC
- Set up fraksi uap dan temperature keluar E-301 yakni 0 dan 40oC
Dari hasil simulasi Unit Refrigerasi diperoleh

- Compressor Duty C-301 adalah 655 kW
- Condenser Duty E-301 adalah 5634 kW
- Refrigeran yang disirkulasikan 16094 kg/h
4.5.2 Udara Tekan

Udara tekan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan elemen pneumatik pada
sistem pengendalian seperti control valve pada instrumentasi dan kontrol. Udara tekan
disediakan dengan oleh kompresor reciprocating untuk menghasilkan udara bertekanan
8 bar. Udara tersebut didinginkan lalu disimpan pada vessel sebelum digunakan udara
tersebut digunakan. Pada vessel dilngkapi drain untuk membuang cairan yang
terkondensasi.
Gambar 4.14 Skema penyediaan dan distribusi udara tekan
4.5.3 Penyediaan Natural Gas

Natural Gas dibutuhkan untuk bahan bakar FH-101 sebanyak 15.50 kg/h
yang disuplai dari PT Perusahaan Gas Negara yang ada di Tanjung Enim.
4.5.4 Sistem Distribusi Produk SO2 oleh Pipeline 150 km

Produk SO2 dikirim memalui pipa sepanjang 150 km. Pipa yang ditanam
di dalam tanah. Gas produk dialirkan dengan fan blower yang dipasang seri
setiap 5 km.
4.6 Layout Pabrik

Lay out pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang di dalam pabrik. Layout PT.
Company One Engineering disusun dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Faktor kelancaran proses produksi yang efektif dan kemudahan bagi operator untuk
melakukan kontrol dan pengoperasian pabrik.
- Memudahkan dalam pembongkaran peralatan pada saat maintenance
- Kemudahan bagi para pekerja untuk akses dari satu fasilitas ke fasilitas lain
- Kemudahan akses untuk pengiriman bahan penunjang proses ke area pabrik
Keterangan : Ukuran dalam meter
Gambar 4.15 Layout Unit Produksi PT.Company One Engineering
Gambar 4.16 Layout PT.Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 5 PT. Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 5 SISTEM MANAJEMEN DAN KESELAMATAN KERJA
5.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

5.2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS) Bahan Kimia di PT. Company One
Engineering
 Produk Utama Gas SO2
Health 2
0
MATERIAL SAFETY DATA SHEET 2 0
Fire 0
Reactivity 0
(MSDS) OF SULFUROUS ACID Personal
Protection
 CARBON DIOXIDE CO2 (Gas Buang T-101 T-102, Komponen Utama Waste
Acid Gas)
Health 1
0
Fire 0
Reactivity 0
(MSDS) OF CARBON DIOXIDE 1 Personal
Protection
 HYDROGEN SULFIDE H2S (Komponen Utama Waste Acid Gas)

Health 4
4
Fire 4
Reactivity 0
(MSDS) OF HYDROGEN SULFIDE Personal
Protection
 SELEXOL (Circulated Solvent)

Health 1
1
Fire 1
Reactivity 0
(MSDS) OF SELEXOL Personal
Protection
 DowThrem A (Circulated Thermal Fluid)

Health 1
1
MATERIAL SAFETY DATA SHEET 1 0 1
Fire 1
Reactivity 1
(MSDS) OF DOWTHREM A 2 Personal
Protection
LAMPIRAN BAGIAN – ANALISIS EKONOMI PT. Company One Engineering
LAMPIRAN – BAGIAN 6 ANALISIS EKONOMI


Hitung Ulang Harga Heat Exchanger Laporan dan lampiran pasal 6.2
1
setelah HEN
6.1 Asumsi Umum Analisis Ekonomi

Tabel 6.1 Asumsi Umum Analisis Ekonomi
Subjek Asumsi Alasan
Harga jual Gas Produk Harga pasar SO2 berdasarkan

US$ 320/ton SO2
SO2 Alibaba.com
Suku bunga tertinggi Indonesia
Suku Bunga 12.75%
selama 5 tahun kebelakang
CE Index 2003 402 -
CE Index 2015 550.45 -
Salvage Value 10% Plant Cost -
Pajak 20% keuntungan kotor Pajak penghasilan di Indonesia
Pinjaman modal
65% Total Cost Investment -
investasi
Tahun ke-1 : 60% ; Tahun ke Kapasitas awal tidak 100%
Kapasitas produksi
2 : 80% karena dalam rangka test dan
tahunan
Tahun ke 3 – 20 : 100% infeksi performa pabrik
Umur pabrik 20 tahun -
Hari libur karyawan 19 hari Hari libur rata-rata Indonesia
6.2 Perhitungan Perkiraan Harga Alat Utama

6.2.1 Perkiraan Harga Shell and Tube
LPS – Waste Acid Gas Intercooler E-101
Data Perhitungan
Luas Perpindahan Panas : 141.65 m2 (1525 ft2)
Pressure Shell/Tube : 3 psig / 28 psig
Type : Fixed Tube
Material Shell/Tube : Carbon Steel / Stainless Steel 316
Perkiraan Harga
Perkiraan harga alat berdasarkan persamaan empiris dari Wallas[8] Chapter 21 yang
dipublikasikan tahun 2003
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1525) + 0.0681(ln(1525))2 ]
𝐶𝑏 = 27375
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(1525)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(1525)
𝑓𝑑 = 0.637 𝑓𝑝 = 1.142
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝐸𝑃𝐶𝐼⁡2015
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡𝑓𝑑 𝑓𝑚 𝑓𝑝 𝐶𝑏 𝐶𝐸𝑃𝐶𝐼⁡2003
550.45
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.637)(2.2)(1.142)(27375) 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡53340
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡53340 402.00
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡73038
CW – Waste Acid Gas Intercooler E-102
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(2094) + 0.0681(ln(2094))2 ]
𝐶𝑏 = 34310
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(2094)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(2094)
𝑓𝑑 = 0.655 𝑓𝑝 = 1.158
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡𝑓𝑑 𝑓𝑚 𝑓𝑝 𝐶𝑏
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.655)(2.2)(1.158)(33705.41)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡69757
550.45
402.00
LPS – Waste Acid Gas Intercooler E-103
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1458) + 0.0681(ln(1458))2 ]
𝐶𝑏 = 26542
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(1458)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(1458)
𝑓𝑑 = 0.634 𝑓𝑝 = 1.140
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.634)(2.2)(1.140)(26542)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡51407
550.45
402.00
CW – Waste Acid Gas Intercooler E-104
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(2094) + 0.0681(ln(2094))2 ]
𝐶𝑏 = 34310
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(2094)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(2094)
𝑓𝑑 = 0.655 𝑓𝑝 = 1.158
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.655)(2.2)(1.158)(33705.41)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡69757
550.45
402.00
Hot – Cold Waste Acid Gas Heat Exchanger E-105
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Material Shell/Tube : Stainless Steel 316 / Stainless Steel 316
Perkiraan Harga
dipublikasikan tahun 2003. Luas perpindahan panas lebih besar dari range valid persamaan
empiris yakni < 12000 ft2. Maka estimasi digunakan HE sejenis dengan Ai = 12000 ft2 dan size
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴𝑖 )] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(𝐴𝑖 )

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.701
𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(𝐴𝑖 ) 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡𝑓𝑑 𝑓𝑚 𝑓𝑝 𝐶𝑏

𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(12000) 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(3.05)(1.701)(151762)
𝑓𝑚 = 3.05 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡735672
𝐴 𝑛 𝐶𝐸𝑃𝐶𝐼⁡2015
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 ( )
𝐴𝑖 𝐶𝐸𝑃𝐶𝐼⁡2003
22531 0.6 550.45
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡735672 ( )
12000 402.00
CW – Waste Acid Gas Cooler E-106
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(2848) + 0.0681(ln(2848))2 ]
𝐶𝑏 = 43259
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(2848)] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(2848)
𝑓𝑑 = 0.674 𝑓𝑝 = 1.598
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.674)(2.2)(1.598)(43259)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡124834
550.45
402.00
Hot – Cold Selexol Heat Exchanger E-107
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.701

𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(12000) 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(3.05)(1.701)(151762)
𝑓𝑚 = 3.05 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡735672
90713 0.6 550.45
12000 402.00
CW – Selexol Cooler E-108
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Material Shell/Tube : Carbon Steel / Carbon Steel
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.245
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡𝑓𝑑 𝑓𝑚 𝑓𝑝 𝐶𝑏 𝑓𝑚 = 1
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(1)(1.245)(151762)
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡176618
15669 0.6 550.45
12000 402.00
Refrigerant NH3 – Selexol Cooler E-109
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.245
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(1)(1.245)(151762)
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡176618
13142 0.6 550.45
12000 402.00
LPS – Acid Gas Partial Condenser E-110

Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Material Shell : Carbon Steel
Material Tube : Stainless Steel 316
Perkiraan Harga
Perkiraan harga alat berdasarkan persamaan empiris
dari Wallas[x] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun 2003
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(7840)
+ 0.0681(ln(7840))2 ]
𝐶𝑏 = 101642
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)]

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(7840)]
𝑓𝑑 = 0.738
𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)⁡

𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(7840)
𝑓𝑝 = 1.224
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.738)(2.2)(1.224)(101642)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡246126
550.45
402.00

Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
dari Wallas[x] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun
2003
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴)

+ 0.0681(ln(𝐴))2 ]
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(3435)
+ 0.0681(ln(3435))2 ]
𝐶𝑏 = 50131
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)]

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(3435)]
𝑓𝑑 = 0.685
𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)⁡

𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(3435)
𝑓𝑝 = 1.183
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.685)(2.2)(1.183)(50131)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡108863
550.45
402.00
DowTherm A – Selexol Reboiler E-112

Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
dari Wallas[8] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun
2003. Luas perpindahan panas lebih besar dari range
valid persamaan empiris yakni < 12000 ft2. Maka
estimasi digunakan HE sejenis dengan Ai = 12000 ft2 dan
size exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000)
+ 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴𝑖 )]

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)]
𝑓𝑑 = 0.767
𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴𝑖 )

𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑝 = 1.245
𝑓𝑚 = 1
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡𝑓𝑑 𝑓𝑚 𝑓𝑝 𝐶𝑏
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(1)(1.245)(265446.48)
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡176618
15551 0.6 550.45
12000 402.00
LPS –Acid Gas Intercooler E-113
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1334) + 0.0681(ln(1334))2 ]
𝐶𝑏 = 24996
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(1334)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(1334)
𝑓𝑑 = 0.629 𝑓𝑝 = 1.136
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.629)(2.2)(1.136)(24996)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡47839
550.45
402.00
CW – Acid Gas Intercooler E-114
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1324) + 0.0681(ln(1324))2 ]
𝐶𝑏 = 24865
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(1324)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(1324)
𝑓𝑑 = 0.629 𝑓𝑝 = 1.135
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.629)(2.2)(1.135)(24865)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡47538
550.45
402.00
LPS –Acid Gas Intercooler E-115
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1257) + 0.0681(ln(1257))2 ]
𝐶𝑏 = 24019
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(1257)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(1257)
𝑓𝑑 = 0.629 𝑓𝑝 = 1.133
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.629)(2.2)(1.133)(24019)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡45601
550.45
402.00
CW – Acid Gas Intercooler E-116
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1324) + 0.0681(ln(1324))2 ]
𝐶𝑏 = 24865
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(1324)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(1324)
𝑓𝑑 = 0.629 𝑓𝑝 = 1.135
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.629)(2.2)(1.135)(24865)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡47538
550.45
402.00
Hot – Cold Selexol Heat Exchanger E-117
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.245

𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(12000) 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(3.05)(1.245)(151762)
𝑓𝑚 = 3.05 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡538390
60476 0.6 550.45
12000 402.00
CW – Selexol Cooler E-118
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.245
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(1)(1.245)(151762)
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡176618
17983 0.6 550.45
12000 402.00
Refrigerant NH3 – Selexol Cooler E-119
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 1.245
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(1)(1.245)(151762)
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡176618
14459 0.6 550.45
12000 402.00

Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(7840)
+ 0.0681(ln(7840))2 ]
𝐶𝑏 = 101642
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)]

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(7840)]
𝑓𝑑 = 0.738
𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)⁡

𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(7840)
𝑓𝑝 = 1.224
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.738)(2.2)(1.224)(101642)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡246126
550.45
402.00

Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(2430)
+ 0.0681(ln(2430))2 ]
𝐶𝑏 = 38310
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)]

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(2430)]
𝑓𝑑 = 0.664
𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)⁡

𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(2430)
𝑓𝑝 = 1.165
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.664)(2.2)(1.165)(38310)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡79448
550.45
402.00
DowTherm A – Selexol Reboiler E-122

Data Perhitungan
Luas Perpindahan Panas : 1405.32 m2 (15127
ft2)
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
dari Wallas[8] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun
2003. Luas perpindahan panas lebih besar dari range
valid persamaan empiris yakni < 12000 ft2. Maka
estimasi digunakan HE sejenis dengan Ai = 12000 ft2
dan size exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 )

+ 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000)
+ 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴𝑖 )]

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)]
𝑓𝑑 = 0.767
𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴𝑖 )

𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(12000)
𝑓𝑝 = 1.245
𝑓𝑚 = 1
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡𝑓𝑑 𝑓𝑚 𝑓𝑝 𝐶𝑏
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(1)(1.245)(151762)
𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡176618
15127 0.6 550.45
12000 402.00
MPS – Product Stream SO2 Cooler E-123
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Material Shell/Tube : Stainless Steel 316 / Carbon Steel
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(995) + 0.0681(ln(995))2 ]
𝐶𝑏 = 20646
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(995)] 𝑓𝑝 = 1.0305 + 0.07140 ln(995)
𝑓𝑑 = 0.612 𝑓𝑝 = 1.523
𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(𝐴)

𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(995)
𝑓𝑚 = 2.47
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.612)(2.47)(1.523)(20646)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡57913
550.45
402.00
LPS – Product Stream SO2 Cooler E-124
Data Perhitungan
Type : Fixed Tube
Material Shell/Tube : Stainless Steel 316 / Carbon Steel
Perkiraan Harga
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(1659) + 0.0681(ln 1659)2 ]
𝐶𝑏 = 16260
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(670)] 𝑓𝑝 = 0.7771 + 0.04981 ln(670)
𝑓𝑑 = 0.591 𝑓𝑝 = 1.495
𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(𝐴)

𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(670)
𝑓𝑚 = 2.38
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.591)(2.38)(1.495)(16260)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡41581
550.45
402.00
SO2 – BFW, Preheater BFW E-125
Data Perhitungan
Pressure Shell/Tube : 0.5 psig / 1436 psig
Type : Fixed Tube
Material Shell/Tube : Stainless Steel 316 / Stainless Steel 316
Perkiraan Harga
exponent n = 0.6
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴𝑖 ) + 0.0681(ln(𝐴𝑖 ))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(12000) + 0.0681(ln(12000))2 ]
𝐶𝑏 = 151762

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(12000)] 𝑓𝑝 = 1.4 + 0.12088 ln(12000)
𝑓𝑑 = 0.767 𝑓𝑝 = 2.535

𝑓𝑚 = 0.8603 + 0.23295 ln(12000) 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = 1.218⁡(0.767)(3.05)(2.535)(151762)
𝑓𝑚 = 3.05 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖 = $⁡1096451
15758 0.6 550.45
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡1096451 ( )
12000 402.00
6.2.2 Perkiraan Harga Compressor

Multistage Waste Acid Gas Compressor I C-101, C-102, C-103
0.8 m
3m
Data Perhitungan
Power : 1450 kW (1944 HP)
Perkiraan Harga
Harga Compressor tanpa Driver/Motor

𝐶𝑐 = 7900(𝐻𝑃)0.62
𝐶𝑐 = 7900(1944)0.62
𝐶𝑐 = $⁡864342
Harga Driver/Motor (diasumsikan kecepatan driver 3600 rpm)

𝐶𝑚 = 1.46⁡exp[4.2432 + 1.03251 ln(𝐻𝑃) − 0.03595(ln(𝐻𝑃))2 ]
𝐶𝑚 = 1.46⁡exp[4.2432 + 1.03251 ln(1944) − 0.03595(ln(1944))2 ]
𝐶𝑚 = $⁡32176
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ⁡𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟⁡(𝐶𝑐 + 𝐶𝑚 )
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 3($⁡864342 + $⁡32176)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡2689553
550.45
402.00
Multistage Acid Gas Compressor II C-104, C-105
0.65 m
2m
Data Perhitungan
Power : 810 kW (1086 HP)
Perkiraan Harga

𝐶𝑐 = 7900(𝐻𝑃)0.62
𝐶𝑐 = 7900(1086⁡)0.62
𝐶𝑐 = $⁡602418

𝐶𝑚 = 1.46⁡exp[4.2432 + 1.03251 ln(𝐻𝑃) − 0.03595(ln(𝐻𝑃))2 ]
𝐶𝑚 = 1.46⁡exp[4.2432 + 1.03251 ln(1086⁡) − 0.03595(ln(1086⁡))2 ]
𝐶𝑚 = $⁡23923
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ⁡𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟⁡(𝐶𝑐 + 𝐶𝑚 )
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 2($⁡602418 + $⁡23923)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡1252683
550.45
402.00
Air Feed Compressor C-106
0.65 m
2m
Data Perhitungan
Power : 735 kW (986 HP)
Perkiraan Harga

𝐶𝑐 = 7900(𝐻𝑃)0.62
𝐶𝑐 = 7900(986⁡)0.62
𝐶𝑐 = $⁡567199

𝐶𝑚 = 1.46⁡exp[4.2432 + 1.03251 ln(𝐻𝑃) − 0.03595(ln(𝐻𝑃))2 ]
𝐶𝑚 = 1.46⁡exp[4.2432 + 1.03251 ln(986⁡) − 0.03595(ln(986⁡))2 ]
𝐶𝑚 = $⁡22715
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑚
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡567199 + $⁡22715
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡589914
550.45
402.00
6.2.3 Perkiraan Harga PFR

COS Converter PFR-101
Data Perhitungan
Luas Permukaan Tube : 5.563 m2 (59.88 ft2)
Type : Fixed Tube
Perkiraan Harga
dipublikasikan tahun 2003. Perkiraan harga alat mengikuti perkuraan harga HE Shell and
Tube karena kontruksinya yang mirip dengan HE Shell and Tube
𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(𝐴) + 0.0681(ln(𝐴))2 ]

𝐶𝑏 = exp[8.821 − 0.30863 ln(55.88) + 0.0681(ln(59.88))2 ]
𝐶𝑏 = 5994
𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(𝐴)] 𝑓𝑝 = 1.1400 + 0.12088 ln(𝐴)

𝑓𝑑 = exp⁡[−1.1156 + 0.0906 ln(55.59)] 𝑓𝑝 = 1.1400 + 0.12088 ln(55.88)
𝑓𝑑 = 0.475 𝑓𝑝 = 1.323
𝑓𝑚 = 2.2
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(0.475)(2.2)(1.323)(5994)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡10087
550.45
402.00
6.2.4 Perkiraan Harga Vessel

Waste Acid Gas – Water Separator Flash Drum V-101
Data Perhitungan
Vessel Height (L) : 10.55 m (34.61 ft)
Diameter (D) : 3.52 m (11.54 ft)
Shell Thickness (ts) : 0.05715 m
Head / Bottom Thickness (th) : 0.0302 m
Material / Material Density : Stainless Steel 304 /
8000 kg/m3
Perkiraan Harga
4.96 m
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷 2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [10.55][3.52⁡2 − (3.52⁡ − 2(0.05715))2 ]
4
𝑉𝑠 = 6.5559
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [𝐷 3 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [3.523 − (3.52 − 2(0.0302))3 ]]
4 6 1.65 m
𝑉ℎ = 0.2884
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(6.5559 + 2(0.2884))
𝑊 = 57061⁡𝑘𝑔 = 125798⁡𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[9.100 − 0.2889 ln(𝑊) + 0.04576(ln(𝑊))2 ]

𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[9.100 − 0.2889 ln(125798)
+ 0.04576(ln(125798))2 ]
𝐶𝑏 = 201678
𝐶𝑎 = 300𝐷 0.7396 𝐿0.7066 𝑓𝑚 = 1.7

𝐶𝑎 = 300(3.52)0.7396 (10.55)0.7068
𝐶𝑎 = 22418
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝑓𝑚 𝐶𝑏 + 𝐶𝑎
𝐶𝑜𝑠𝑡 = (1.7)(201678) + 22418
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡365271
550.45
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡365271 Perkiraan Berat
402.00 57061 kg
Selexol Condensate Accumulator V-102

Data Perhitungan
Diameter (D) : 1.65 m (5.41 ft)
8000 kg/m3
Perkiraan Harga
4.96 m
dari Wallas[8] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun 2003
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷 2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [4.96][1.652 − (1.65 − 2(0.00635⁡))2 ]
4
𝑉𝑠 = 0.1626
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [𝐷 3 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [1.653 − (1.65 − 2(0.00635⁡))3 ]] 1.65 m
4 6
𝑉ℎ = 0.01346
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(0.1626 + 2(0.01346))
𝑊 = 1487⁡𝑘𝑔 = 3279⁡𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[9.100 − 0.2889 ln(𝑊) + 0.04576(ln(𝑊))2 ]

𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[9.100 − 0.2889 ln(3279)
+ 0.04576(ln(3279))2 ]
𝐶𝑏 = 21107
𝐶𝑎 = 300𝐷 0.7396 𝐿0.7066 𝑓𝑚 = 1.7

𝐶𝑎 = 300(5.41)0.7396 (16.27)0.7068
𝐶𝑎 = 7510
𝐶𝑜𝑠𝑡 = (1.7)(21107) + 7510
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡43391
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐶𝑜𝑠𝑡 Perkiraan Berat
550.45 1487 kg
402.00
Selexol Condensate Accumulator V-103

Data Perhitungan
Diameter (D) : 1.49 m (4.89 ft)
8000 kg/m3
Perkiraan Harga
4.47 m
Perkiraan harga alat berdasarkan persamaan empiris dari
Wallas[8] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun 2003
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷 2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [4.47][1.492 − (1.49 − 2(0.00635))2 ]
4
𝑉𝑠 = 0.1322
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [𝐷 3 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
1 𝜋 1.49 m
𝑉ℎ = [ [1.493 − (1.49 − 2(0.00635))3 ]]
4 6
𝑉ℎ = 0.01097
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(0.1322 + 2(0.01097))
𝑊 = 1210⁡𝑘𝑔 = 2668⁡𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[9.100 − 0.2889 ln(𝑊) + 0.04576(ln(𝑊))2 ]

𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[9.100 − 0.2889 ln(2668)
+ 0.04576(ln(2668))2 ]
𝐶𝑏 = 19266
𝐶𝑎 = 300𝐷 0.7396 𝐿0.7066 𝑓𝑚 = 1.7

𝐶𝑎 = 300(4.89)0.7396 (14.67)0.7068
𝐶𝑎 = 6470
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.7(19266) + 6470
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡39222
550.45 Perkiraan Berat
402.00 1210 kg
6.2.5 Perkiraan Harga Tower

H2S Absorber I T-101
Data Perhitungan
Tower Height (L) : 34.5 m (113 ft)
Diameter (D) : 2.01 m (6.59 ft)
Number Tray (N) : 61 Sieve Tray
Material : Stainless Steel 304
Material Density : 8000 kg/m3
Perkiraan Harga
Perkiraan harga alat berdasarkan persamaan empiris dari
Wallas[8] Chapter 21 yang dipublikasikan tahun 2003
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [34.5][2.012 − (2.01 − 2(0.0349⁡))2 ]
4
𝑉𝑠 = 7.4856
1 𝜋 3
𝑉ℎ = [ [𝐷 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
34.5 m
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [2.013 − (2.01 − 2(0.0191))3 ]]
4 6
𝑉ℎ = 0.0595
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(7.5941 + 2(0.0595))
𝑊 = 60837⁡𝑘𝑔
𝑊 = 134122⁡𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[6.629 + 0.1826 ln(𝑊)

+ 0.02297(ln(𝑊))2 ]
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[6.629 + 0.1826 ln(136036⁡)
+ 0.02297(ln(136036⁡))2 ]
𝐶𝑏 = 195624
𝐶𝑝1 = 300𝐷0.7396 𝐿0.7068

𝐶𝑝1 = 300(6.59)0.7396 (113)0.7068
𝐶𝑝1 = 32402
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739𝐷] 2.01 m
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739(6.59)]
𝐶𝑡 = 1444
𝑓1 = 1.7
𝑓2 = exp⁡[1.189 + 0.0577𝐷]
𝑓2 = exp[1.189 + 0.0577(6.59)]
𝑓2 = 1.5702
𝑓3 = 0.95
𝑓4 = 1⁡⁡⁡⁡⁡⁡
⁡(𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟⁡𝑇𝑟𝑎𝑦⁡𝑗𝑎𝑢ℎ⁡𝑑𝑖⁡𝑎𝑡𝑎𝑠⁡20, 𝑓4 ⁡𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖⁡1⁡)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218(𝑓1 𝐶𝑏 + 𝑁𝑓2 𝑓3 𝑓4 𝐶𝑡 + 𝐶𝑝1 )

𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218((1.7)(195624)
+ (61)(1.5702)(0.95)(1)(1444)
+ 32402)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡604525
550.45
402.00
Perkiraan Berat 60837 kg
H2S - Selexol Stripper I T-102

Data Perhitungan
Tower Height (L) : 13 m (43 ft)
Diameter (D) : 3.26 m (10.7 ft)
Number Tray (N) : 10 Bubble Cup
Perkiraan Harga
Perkiraan harga alat berdasarkan persamaan empiris dari Wallas[8]
14 m
Chapter 21 yang dipublikasikan tahun 2003
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [13][3.262 − (3.26 − 2(0.0095⁡))2 ]
4
𝑉𝑠 = 1.2653
1 𝜋 3
𝑉ℎ = [ [𝐷 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [3.263 − (3.26 − 2(0.0064⁡))3 ]] 3.26 m
4 6
𝑉ℎ = 0.0529
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(1.2653 + 2(0.0529))
𝑊 = 10969⁡𝑘𝑔
𝑊 = 24183𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[7.123 + 0.1478 ln(𝑊) + 0.02488(ln(𝑊))2 ]

𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[7.123 + 0.1478 ln(24183) + 0.02488(ln(24183))2 ]
𝐶𝑏 = 84685
𝐶𝑝1 = 300𝐷0.7396 𝐿0.7068

𝐶𝑝1 = 249.6(10.7)0.6332 (43)0.8016
𝐶𝑝1 = 22689
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739𝐷]
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739(10.7)]
𝐶𝑡 = 2947
𝑓1 = 1.7
𝑓2 = exp⁡[1.189 + 0.0577𝐷]
𝑓2 = exp[1.189 + 0.0577(10.7)]
𝑓2 = 1.8069
𝑓3 = 1.59
2.25
𝑓4 =
1.0414𝑁
2.25
𝑓4 =
1.041410
𝑓4 = 1.4930

𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218((1.7)(84685) + (10)(1.8069)(1.59)(1.4930)(22689)
+ 24078)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡356927
550.45
402.00
Perkiraan Berat
10969 kg
H2S Absorber II T-103

Data Perhitungan
Diameter (D) : 1.52 m (5 ft)
Shell Thickness (ts) : 0.0349m
Head / Bottom Thickness (th) : 0.0191m
Number Tray (N) : 51 Sieve Tray
Perkiraan Harga
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [29.5][1.522 − (1.52 − 2(0.0349⁡))2 ]
4
𝑉𝑠 = 4.8173
1 𝜋 3
𝑉ℎ = [ [𝐷 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
29.5 m
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [1.523 − (1.52 − 2(0.0191))3 ]]
4 6
𝑉ℎ = 0.0339
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(4.8173 + 2(0.0339))
𝑊 = 39080⁡𝑘𝑔
𝑊 = 86158⁡𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[6.629 + 0.1826 ln(𝑊) + 0.02297(ln(𝑊))2 ]

𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[6.629 + 0.1826 ln(86158) + 0.02297(ln(86158))2 ]
𝐶𝑏 = 142570
𝐶𝑝1 = 300𝐷0.7396 𝐿0.7068

𝐶𝑝1 = 300(5)0.7396 (97)0.7068
𝐶𝑝1 = 23806
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739𝐷]
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739(5)]
𝐶𝑡 = 1092
1.52 m
𝑓1 = 1.7
𝑓2 = exp⁡[1.189 + 0.0577𝐷]
𝑓2 = exp[1.189 + 0.0577(5)]
𝑓2 = 1.4775
𝑓3 = 0.95
𝑓4 = 1⁡⁡⁡⁡⁡⁡⁡(𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟⁡𝑇𝑟𝑎𝑦⁡𝑗𝑎𝑢ℎ⁡𝑑𝑖⁡𝑎𝑡𝑎𝑠⁡20, 𝑓4 ⁡𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖⁡1⁡)

𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218((1.7)(142570) + (51)(1.4775)(0.95)(1)(1092) + 23806)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡419407
550.45
402.00
Perkiraan Berat
39080 kg
H2S - Selexol Stripper II T-104

Data Perhitungan
Diameter (D) : 3.02 m (9.92 ft)
Number Tray (N) : 10 Bubble Cup
Perkiraan Harga
12 m
𝜋
𝑉𝑠 = 𝐿[𝐷2 − (𝐷 − 2𝑡𝑠 )2 ]
4
𝜋
𝑉𝑠 = [10][3.022 − (3.02 − 2(0.0079⁡))2 ]
4
𝑉𝑠 = 0.7063
1 𝜋 3
𝑉ℎ = [ [𝐷 − (𝐷 − 2𝑡ℎ )3 ]]
4 6
1 𝜋
𝑉ℎ = [ [3.023 − (3.02 − 2(0.0064⁡))3 ]] 3.02 m
4 6
𝑉ℎ = 0.0454
𝑊 = 𝜌⁡(𝑉𝑠 + 2𝑉ℎ )
𝑊 = 8000⁡(0.7063 + 2(0.0454))
𝑊 = 6376⁡𝑘𝑔
𝑊 = 14056⁡𝑙𝑏
𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[7.123 + 0.1478 ln(𝑊) + 0.02488(ln(𝑊))2 ]

𝐶𝑏 = 1.218⁡exp[7.123 + 0.1478 ln(14056) + 0.02488(ln(14056))2 ]
𝐶𝑏 = 59954
𝐶𝑝1 = 300𝐷0.7396 𝐿0.7068

𝐶𝑝1 = 249.6(9.92)0.6332 (31)0.8016
𝐶𝑝1 = 16665
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739𝐷]
𝐶𝑡 = 457.7⁡exp[0.1739(9.92)]
𝐶𝑡 = 2568
𝑓1 = 1.7
𝑓2 = exp⁡[1.189 + 0.0577𝐷]
𝑓2 = exp[1.189 + 0.0577(9.91)]
𝑓2 = 1.7612
𝑓3 = 1.59
2.25
𝑓4 =
1.0414𝑁
2.25
𝑓4 =
1.041410
𝑓4 = 1.7561

𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218((1.7)(59954) + (6)(1.7612)(1.59)(1.7561)(2568)
+ 16665)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡236712
550.45
402.00
Perkiraan Berat
6376 kg
6.2.6 Perkiraan Harga Pump

Selexol Pump I P-101 A/B
0.5 m
2m
Data Perhitungan
Laju Alir (Q) : 321 m3/h (1413 gpm)
Head (H) : 254 m (833 ft)
Power : 284 kW (381 HP)
Speed : 4600 rpm
Material : Cast Steel
Perkiraan Harga
dipublikasikan tahun 2003. Berasarkan data spesifikasi Pump P-101, maka digunakan
multistage pump, sehingga
2
𝐹𝑇 = exp [9.8849 − 1.616 ln(𝑄√𝐻) + 0.0834(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐹𝑇 = exp [9.8849 − 1.616 ln(1413√381) + 0.0834(1413√381) ]
𝐹𝑇 = 8.368
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(𝑄√𝐻) + 0.0519(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(1413√381) + 0.0519(1413√381) ]
𝐶𝑏 = 5552
𝐹𝑚 = 1.35
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ⁡𝑝𝑢𝑚𝑝⁡(𝐹𝑚 𝐹𝑇 𝐶𝑏 )
𝐶𝑜𝑠𝑡 = (2)(1.35)(8.368)(5552)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡125428
550.45
402.00
Reflux Pump I P-102 A/B

0.3 m
0.5 m
Data Perhitungan
Head (H) : 15.20 m (50 ft)
Power : 2.45 kW (3.28 HP)
Speed : 774 rpm
Perkiraan Harga
dipublikasikan tahun 2003. Berasarkan data spesifikasi Pump P-102, maka digunakan 1
stage VCS pump, sehingga
2
𝐹𝑇 = exp [5.1029 − 1.222 ln(𝑄√𝐻) + 0.0771(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐹𝑇 = exp [5.1029 − 1.222 ln(277√50) + 0.0771(277√50) ]
𝐹𝑇 = 1.313
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(𝑄√𝐻) + 0.0519(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(277√50) + 0.0519(277√50) ]
𝐶𝑏 = 1962
𝐹𝑚 = 1.35
𝐶𝑜𝑠𝑡 = (2)(1.35)(1.313)(1962)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡6957
550.45
402.00
Selexol Pump II P-103 A/B
0.5 m
1.5 m
Data Perhitungan
Head (H) : 140 m (459 ft)
Power : 2.45 kW (3.28 HP)
Speed : 774 rpm
Perkiraan Harga
stage HSV pump, sehingga
2
𝐹𝑇 = exp [13.7321 − 2.830 ln(𝑄√𝐻) + 0.1542(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐹𝑇 = exp [13.7321 − 2.830 ln(1876√459) + 0.1542(1876√459) ]
𝐹𝑇 = 2.876
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(𝑄√𝐻) + 0.0519(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(1876√459) + 0.0519(1876√459) ]
𝐶𝑏 = 5511
𝐹𝑚 = 1.35
𝐶𝑜𝑠𝑡 = (2)(1.35)(2.876)(5511)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡42793
550.45
402.00
Reflux Pump II P-104 A/B

0.3 m
0.5 m
Data Perhitungan
Head (H) : 11.16 m (38 ft)
Power : 1.70 kW (2.27 HP)
Speed : 929 rpm
Perkiraan Harga
stage VCS pump, sehingga
2
𝐹𝑇 = exp [5.1029 − 1.222 ln(𝑄√𝐻) + 0.0771(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐹𝑇 = exp [5.1029 − 1.222 ln(277√38) + 0.0771(277√38) ]
𝐹𝑇 = 1.324
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(𝑄√𝐻) + 0.0519(ln(𝑄√𝐻)) ]
2
𝐶𝑏 = 1.39 exp [8.833 − 0.6019 ln(277√38) + 0.0519(277√38) ]
𝐶𝑏 = 1916
𝐹𝑚 = 1.35
𝐶𝑜𝑠𝑡 = (2)(1.35)(1.324)(1916)
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡6850
550.45
402.00
6.2.7 Perkiraan Harga Fired Heater

Natural Gas Fired Heater FH-101
Data Perhitungan
Heat Flow (Q) : 576809 kJ/h (5.47 MBTU/h)
Pressure Box : 130 kPa (19 psi)
Pressure Radiant Tube : 2679 kPa (389 psi)
Pressure Convective Tube : 2679 kPa (389 psi)
Type : Box, Process Heating
Tube Material : Stainless Steel 316
Perkiraan Harga
dipublikasikan tahun 2003.
𝑘 = 45
𝑓𝑑 = 0
𝑓𝑝 = ⁡0
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡𝑘(1 + 𝑓𝑑 + 𝑓𝑝 )𝑄0.86

𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(5.47)(1 + 0 + 0)(5.47)0.86
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡236
550.45
402.00
SO2 Production Fired Heater FH-102
Data Perhitungan
Heat Flow (Q) : 169775557 kJ/h (1609.16 MBTU/h)
Pressure Box : 130 kPa (19 psi)
Pressure Radiant Tube : 980 kPa (142 psi)
Pressure Convective Tube : 10000 kPa (1450 psi)
Type : Box, Process Converter
Tube Material : Stainless Steel 316
Perkiraan Harga
dipublikasikan tahun 2003.
𝑘 = 45
𝑓𝑑 = 0.35
𝑓𝑝 = ⁡0.25
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡𝑘(1 + 𝑓𝑑 + 𝑓𝑝 )𝑄0.86

𝐶𝑜𝑠𝑡 = 1.218⁡(5.47)(1 + 0.35 + 0.25)(1609.16)0.86
𝐶𝑜𝑠𝑡 = $⁡50141
550.45
402.00
6.3 Perhitungan Perkiraan Harga Biaya Investasi

Tabel 6.2 Perkiraan Harga Biaya Investasi
Deskripsi Range F F Cost (US$) Keterangan
Purcased equipment 1 1 21450176 -
Piping 0.15-0.70 0.7 15015123 Proses operasi seluruhnya merupakan operasi fluida
Electrical 0.10-0.15 0.15 3217526 Pabrik dioperasikan dengan full automatic control
Instrumentation 0.10-0.35 0.35 7507562 Pabrik dioperasikan dengan full automatic control
Utilities 0.30-0.75 0.5 10725088 Semua utilitas disediakan sendiri
Foundation 0.07-0.12 0.1 2145018 Diambil nilai rata-rata dari range F
Insulation 0.02-0.08 0.04 858007 Perkiraan 30% dari perpipaan dan peralatan diinstal dengan insulasi
Painting, fireproofing, safety 0.02-0.10 0.05 1072509 Diambil nilai rata-rata dari range F
Yard improvement 0.05-0.15 0.13 2788523 Pabrik didirikan bukan di kawasan industri tetapi akses masih mudah
Environmental 0.10-0.30 0.25 5362544 Acid gas handling
Buildings 0.05-1.00 0.5 10725088 Dibangun beberapa perkantoran, tempat ibadah, klinik, ruang kontrol, bengkel
Land 0-0.1 0.08 1716014 Pabrik didirikan bukan di area kawasan industri
Construction, engineering 0.30-0.75 0.75 16087632 Diambil nilai rata-rata dari range F
Contrctors fee 0.10-0.45 0.45 9652579 Diambil nilai rata-rata dari range F
Contingency 0.15-0.80 0.45 9652579 Diambil nilai rata-rata dari range F
TOTAL PLANT COST 117975969
TOTAL PLANT COST 1 1 117975969 -
Dibangun beberapa off-site facilities (utilities steam, power, refriegerant, water,
Off-Site facilities 0-0.3 0.3 35392791
Service Building, Product Piping Distribution, Environment Control)
11797597 Pabrik memerlukan biaya star-up tinggi karena proses pada temperatur tinggi
Plant start-up 0.05-0.10 0.10
sehingga memerlukan pemanasan awal ekternal tinggi
Working capital 0.10-0.35 0.10 11797597 Pabrik dioperasikan dengan full automatic control, Working Capital minimal
TOTAL COST INVESTMENT 176963954
PLANT COST tanpa Working Capital 165166357
6.4 Perhitungan Perkiraan Penjualan dan Biaya Produksi Tahunan

Tabel 6.3 Variable Cost dan Fix Cost
Variable Cost Keterangan Cost (US$/tahun)
Raw Material Itemize* 28077749
Utilities Itemize* 12752823
Sales Related Cost
Patens and Royalties, Packing, storage,
20% sales*** 37913509
Administrative costs, Distribution and
sales, R & D
Total Variable Cost 78744081
Fix Cost Keterangan Cost (US$/tahun)
Operating Labor Itemize** 504302
Labor Related Cost
Payroll overhead, Supervisory, 60% Operating labor*** 302581
miscellanous labor, Laboratory charge
Capital Related Cost
Maintenance, Operating supplies,
26% plant cost*** 42943253
Enviromentals, Local taxes, insurance,
Plant overhead cost
Total Fix Cost Dengan Depresiasi 43750136
Total Fix Cost Tanpa Depresiasi 36317650
*
Catatan : Detail pembelian raw material dan pembiayaan utilitas tertera pada Tabel 6.4
**
Detail kebutuhan operator labor dan pembiayaannya tertera pada Tabel 6.5
***
Mengikuti reference Garrett[4]
Tabel 6.4 Detail Pembelian Raw Material dan Pembiayaan Utilitas
Raw Material
Harga Kebutuhan Pengeluaran
Komponen Unit
(US$/unit) (unit/h) (unit/tahun) (US$/tahun)
Waste Acid Gas ton 38 49.889 437028 16607049
Selexol make-up ton 2300 0.569 4987 11470700
Total Raw Material 28077749
Utilitas*
Harga Kebutuhan Pengeluaran
Komponen Unit
(US$/unit) (unit/h) (unit/tahun) (US$/tahun)
Cooling Tower Water ton 1201 10522828 155738 1201
BFW ton 16 136420 334228 16
Deionizized Water ton 108 944047 944047 108
Refrigerant ton 16 141054 624867 16
Non-Hazardous Waste ton 33.878 296773 10683838 33.878
Heating NG GJ 0.577 5053 10106 0.577
Total Utilitas 12752823
Keterangan : * Harga per unit utilitas mengikuti reference Turton [7]
Tabel 6.5 Detail Kebutuhan Operator Labor
Kebutuhan Labor yang

Alat Jumlah Alat Total Labor
Labor per Alat Direkrut
Unit Production
HE 15 0.1 1.5
Comp 6 0.2 1.2
Abs. Tower 2 0.5 1
Strip. Tower 2 0.5 1
Fired Heater 2 0.5 1
Total Labor 5.7 6
Utilitas
Refrigerant 1 1 1
Electricity Power
Turbin 1 0.25 0.25
generator 1 0.25 0.25
Deaerator 1 0.1 0.1
Pump 3 0.1 0.3
Total Labor 0.9 1
Water treatment
Cooling Tower 1 0.1 0.1
Kolom Packing 4 0.2 0.8
Filter 1 0.5 0.5
Pump 4 0.1 0.4
Tank, Claifier 4 0.15 0.6
Total Labor 2.4 3
Waste Treatment 1 1 1 1
Operator Control Room

Production 4
Utilitas 4
Other Labor
Analis Quality Control 2
Total Keseluruhan Operator Labor per Kelompok 21

Jumlah Kelompok 4
Total Keseluruhan Operator Labor 84
Gaji Pokok S1 Rp 43750/jam dengan jam kerja 40jam/minggu (atau Rp7000000/bulan tanpa
lembur)
Gaji Pokok D3 Rp 25000/jam dengan jam kerja 40jam/minggu (atau Rp4000000/bulan tanpa
lembur)
Jika diasumsikan dari keseluruhan operator labor 50% adalah S1 dan 50% adalah D3 maka
Tabel 6.6 Pembayaran Gaji Tanpa Lembur Pertahun
Jumlah Gaji Jam kerja Total Gaji

Jenjang
orang Rp/jam jam/minggu Rp/tahun
Operator D3 42 25000 40 2184000000
Operator S1 42 43750 40 3822000000
Pembayaran Gaji Tanpa Lembur Pertahun 6006000000
Jika dalam 1 tahun terdapat 19 hari libur maka jam kerja lembur:
𝑗𝑎𝑚⁡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 365 ∙ 24
=
𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘. 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (52 − ℎ𝑎𝑟𝑖⁡𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟⁡𝑝𝑒𝑟⁡𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
7
𝑗𝑎𝑚⁡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 365 ∙ 24
= = 44.43⁡𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘. 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 4 (52 − 19)
7
𝑗𝑎𝑚⁡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
= 44.43⁡𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘. 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
𝐽𝑎𝑚⁡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎⁡𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 = 𝐽𝑎𝑚⁡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎⁡𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐽𝑎𝑚⁡𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎⁡𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐽𝑎𝑚⁡𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 = 44.43 − 40
𝐽𝑎𝑚⁡𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 = 4.43⁡𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
Tabel 6.7 Pembayaran Gaji Lembur Pertahun
Jumlah Gaji Jam kerja lembur Total Gaji Lembur

Jenjang
orang Rp/jam jam/minggu Rp/tahun
Operator D3 42 37500 4.43 362817000
Operator S1 42 65625 4.43 634929750
Pembayaran Gaji Lembur Pertahun 997746750
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝐺𝑎𝑗𝑖⁡𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝐺𝑎𝑗𝑖⁡𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝐺𝑎𝑗𝑖⁡𝐿𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝐺𝑎𝑗𝑖⁡𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 = 6006000000 + 997746750
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝐺𝑎𝑗𝑖⁡𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 = ⁡Rp⁡7003746750/tahun⁡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝐺𝑎𝑗𝑖⁡𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 = ⁡US$⁡504302/tahun
(1 US$ = Rp 13888 (Kurs Desember 2015))
6.4 Analisis Kelaiakan Ekonomi

- Depresiasi Straight Line pertahun
𝑆𝑎𝑙𝑣𝑎𝑔𝑒⁡𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒⁡ = ⁡0.1⁡𝑃𝑙𝑎𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑆𝑎𝑙𝑣𝑎𝑔𝑒⁡𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒⁡⁡ = ⁡0.1⁡(165166357)
𝑆𝑎𝑙𝑣𝑎𝑔𝑒⁡𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒⁡⁡ = ⁡US$⁡16516636
𝑃𝑙𝑎𝑛𝑡⁡𝑐𝑜𝑠𝑡 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖⁡𝑠𝑖𝑠𝑎
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖⁡𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡⁡𝐿𝑖𝑛𝑒⁡𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
𝑈𝑚𝑢𝑟⁡𝑃𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘
⁡165166357– 16516636
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖⁡𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡⁡𝐿𝑖𝑛𝑒⁡𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
20
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖⁡𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡⁡𝐿𝑖𝑛𝑒⁡𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = US$⁡7432486/tahun
- Sales
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠⁡⁡ = %𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠⁡𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎⁡𝑆𝑂2⁡
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠⁡ = 100%(236959)(800)
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠⁡ = US$⁡189567546/tahun
- Biaya Produksi Tetap (BPT) dan Biaya Produksi Variabel (BPV)

𝐵𝑃𝑇𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎⁡𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 + 𝐿𝑅𝐶 + 𝐶𝑅𝐶
𝐵𝑃𝑇𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 504302 + 302581 + 42943253
𝐵𝑃𝑇𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = US$⁡43750136/tahun
𝐵𝑃𝑇⁡𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐵𝑃𝑇⁡𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 − 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖⁡𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡⁡𝐿𝑖𝑛𝑒⁡𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝐵𝑃𝑇⁡𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 43750136 − 7432486
𝐵𝑃𝑇⁡𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = US$⁡36317650/tahun
𝐵𝑃𝑉 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎⁡𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛⁡𝐵𝑎𝑘𝑢 + 𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 + 𝑆𝑅𝐶

𝐵𝑃𝑉 = 28077749 + 12752823 + 37913509
𝐵𝑃𝑉 = US$⁡78744081
- Interest
𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 = 0.65⁡𝑇𝐶𝐼
𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 = 0.65⁡(176963954)
𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 = US$⁡115026570/tahun
𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
𝑐𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛 = ⁡
𝑢𝑚𝑢𝑟⁡𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘
115026570
𝑐𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛 = ⁡
20⁡
𝑐𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛 = $⁡5751329/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎⁡𝑥⁡𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛⁡
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 =
𝑢𝑚𝑢𝑟⁡𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
0.1275(115026570)
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎⁡ =
20
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 = US$⁡733294/tahun
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔⁡ = 𝑐𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛⁡ + 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡⁡𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔⁡ = ⁡5751329 + 733294
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙⁡⁡𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔⁡ = US$⁡6484623/tahun⁡
Biaya Produksi (BP)

⁡𝐵𝑃⁡ = ⁡𝐵𝑃𝑇⁡𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 + 𝐵𝑃𝑉⁡𝑥⁡%𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 + 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑃⁡ = 36317650 + (78744081𝑥⁡100%⁡) + 6484623
𝐵𝑃 = ⁡US$⁡121546354/tahun
Keuntungan
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟⁡ = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠⁡𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛⁡ − 𝐵𝑃
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟⁡ = 189567546 − ⁡121546354
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟 = US$⁡68021192/tahun
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑒𝑛𝑎⁡𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘⁡ = 𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟⁡ − 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑒𝑛𝑎⁡𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘⁡ = 68021192 − 7432486
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑒𝑛𝑎⁡𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘⁡ = US$⁡60588706/tahun
𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 = 0.2(𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝐾𝑒𝑛𝑎⁡𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘⁡)
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ⁡ = 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑘𝑒𝑛𝑎⁡𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘⁡ − 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 60588706 − 0.2(60588706)
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = US$⁡48470965/tahun
- Cash Flow
𝐶𝑎𝑠ℎ⁡𝐹𝑙𝑜𝑤⁡ = 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ + 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
𝐶𝑎𝑠ℎ⁡𝐹𝑙𝑜𝑤⁡ = 48470965 + 7432486
𝐶𝑎𝑠ℎ⁡𝐹𝑙𝑜𝑤⁡ = US$⁡55903451/tahun
- Return On Investment (ROI)

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ⁄𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑇𝐶𝐼
11029297
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
180765764
𝑅𝑂𝐼 = 24.41%
- Payback Period (PP)

𝑇𝐶𝐼 − 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔⁡𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑡⁡𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑃𝑃 = =
𝐶𝐹 ⁄𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐶𝐹 ⁄𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
165166357
𝑃𝑃 =
55903451
𝑃𝑃 = ⁡2.659⁡𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
- Break Event Point (BEP)

𝐵𝑃𝑇𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖⁡⁡⁡ + ⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 + 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔⁡
𝐵𝐸𝑃⁡𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − 𝐵𝑃𝑉
36317650 + 7432486 + 6484623
𝐵𝐸𝑃⁡𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
189567546 − ⁡78744081
𝐵𝐸𝑃⁡𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 45.33%
𝐵𝑃𝑇𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖⁡⁡⁡ + 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛⁡𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔⁡
𝐵𝐸𝑃⁡𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − 𝐵𝑃𝑉
36317650 + 6484623⁡
𝐵𝐸𝑃⁡𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =
189567546 − ⁡78744081⁡
𝐵𝐸𝑃⁡𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚⁡𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 38.62%
DAFTAR PUSTAKA PT. Company One Engineering
DAFTAR PUSTAKA
Boyce Meherwan P., dkk. 2008. Perry’s Chemical Engineering Handbook 8th Ed Transport and
Storage of Fluids. McGraw-Hill
Boyce Meherwan P., dkk. 2008. Perry’s Chemical Engineering Handbook 8th Ed. McGraw-Hill
Calabrese, A. M. Control And Optimization Of Unit Operations: Furnace And Reformer Controls
Cheresources. 2015. Chemical Engineering Plant Cost Index (Cepci). Diakses dari
http://www.cheresources.com/invision/topic/21446-chemical-engineering-plant-cost-
indexcepci/page-2 pada 9 Desember 2015 pukul 17.45 WIB
Economic Indicators. 2008. Economic Indicators chemical engineering plant cost index. Diakses
Darihttp://www.engr.uconn.edu/~ewanders/Design/Chemical%20Engineering%20Cost
%20Indices%20Jan%202008.pdf pada 9 Desember 2015 pukul 17.30 WIB
Economic Indicators. 2015. Economic Indicators chemical engineering plant cost index.
http://www.isr.umd.edu/~adomaiti/chbe446/literature/ChECostIndexJan2015.pdf
Diakses daripada 9 Desember 2015 pukul 17.30 WIB
Garrett, Donald E. 1989. Chemical Engineering Economics. New York : Van Nostrand Reinhold
Gupta, B. P. Control And Optimization Of Unit Operations: Heat Exchanger Control And
Optimization
Hoeterickx Georges. Good Cooling Tower Practice: Evapco. Diakses dari
http://www.districtenergy.org/08CoolingConference/Proceedings/4A2_HOETICKXGoo
d_Cooling_Tower_Practises.pdf pada tanggal 18 November 2015
Horowitz, F. B. Control And Optimization Of Unit Operations: Compressor Control And
Optimization
Humas Kemenko. 2015. Inilah Hari Libur Nasional Dan Cuti Bersama Tahun 2016. Diakses dari
http://setkab.go.id/nilah-hari-libur-nasional-dan-cuti-bersama-tahun-2016/ pada 9
Desember 2015 pukul 17.30 WIB
Lek, C. M., Rangaiah, G. P., and Hidajat, K. 2004. DISTILLATION: Revisiting Some Rules of Thumb
Mc.Cabe, Warrem L., dkk. 2005. Unit Operation of Chemical Engineering 7th Ed. Singapore:
McGraw-Hill
Pipe Schedules (According To ASME/ANSI B36.10M). diakses dari
http://ds.arcelormittal.com/repo/projects%20oil%20and%20gas/pipe%20schedule.pdf
. pada tanggal 20 November 2015
Produksi SO2 dari Waste Acid Gas Hasil Gasifikasi Batubara 298
DAFTAR PUSTAKA PT. Company One Engineering
Rausand, Marvin. 2005. HAZOP Hazard And Operability. Study Department Of Production And
Quality Engineering. Norwegian University Of Science And Technology
Red-Bag. 2015. Tubesheet Layout Calculation. Diakses dari www.red-bag.com/tubesheet-
layout.html
Shunzheng, Zhao., Honghong, Yi., Xiaolong, Tang,. Shanxue, Jiang,. Fengyu, Gao,. Bowen,
Zhang,. Yanran, Zuo,. and Zhixiang, Wang. 2013. The Hydrolysis of Carbonyl Sulfide: A
Review. The Scientific World Journal Aspentech. 2004. Tutorials & Applications
Smith, Robin. 2005.Chemicl Process Design and Integration. Chicherter: John Woley & Sons
Tradingeconomics. 2015. Indonesia Interest Rate 2005-2015. Diakses dari
http://www.tradingeconomics.com/indonesia/interest-rate pada 9 Desember 2015
pukul 17.00 WIB
Turton, Richard., dkk. Analysis, Synthesis and Design of Chemical Processes 4th Edition. New
York : Pearson Education Internasional
Walas, Stanley M., Penney, W. Roy., James, R. Fair., and James, R. Couper. 2010. Chemical
Process Equipment Selection and Design 3rd Edition. Burlington: Butterworth-
Heinemann
Produksi SO2 dari Waste Acid Gas Hasil Gasifikasi Batubara 299

Perancangan Pabrik - Produksi SO2 Dari Waste Acid Gas Hasil Gasifikasi Batubara

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Perancangan Pabrik - Produksi SO2 Dari Waste Acid Gas Hasil Gasifikasi Batubara

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAMPIRAN

PERANCANGAN PABRIK PRODUKSI SO2 DARI

TK-411 PERANCANGAN PABRIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

DAFTAR ISI LAMPIRAN .i

Tabel 1.1 Spesifikasi Produk SO2 PT. Company One Engineering . 11

Gambar 2.1 Heat Exchanger Network PT. Company One Engineering .7

LAMPIRAN 0 – PROBLEM DESKRIPSI

Production of Specialty Chemicals from a Coal

Carbon Dioxide 62.07 mol %

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 1

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 2

Unit 500-Steam Generation

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 3

E-113 Reboiler C-501 Air Compressor

4. U.S. Patent # 3,594,985 Acid Gas Removal From Gas Mixtures.

6. Erekson, “Gasoline from Natural Gas by Sulfur Processing,” 1995 Coal

7. U.S. Patent # 4,250,160 Process for Manufacture of Ammonium Sulfate.

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 4

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 5

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 6

Table Mass and Energi Balance of Unit 500-Steam Generation

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 7

Figure 1: BFD of Specialty Sulfur Chemicals

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 8

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 9

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 10

LAMPIRAN – BAGIAN 1 PENDAHULUAN

No Memo 1 Resume Perbaikan

1.1 Latar Belakang

1.2 Spesifikasi Produk

Kompenen Komposisi (% massa)

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 11

1.3 Bahan Baku

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 12

1.4 Teknologi Proses

Tabel 1.3 Perbandingan Beberapa Metode Produksi Sulfur Dioksida (SO2)

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 13

1 𝑡𝑜𝑛 𝑆𝑂2 = 0.0156 𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2

COS + H2O  SO2 + CO2

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 14

1.5 Lokasi Pabrik

Palembang, Tanjung Enim, Cikarang,

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 15

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 16

LAMPIRAN – BAGIAN 2 NERACA MASSA DAN ENERGI

2.2. Neraca Massa dan Neraca Energi

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 17

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 18

Gambar 2.1 Heat Exchanger Network PT. Company One Engineering

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 19

2.2.2 Langkah Kerja Hysys

Gambar 2.2 Input Component

- Pilih Fluid Package PRSV pada menu tab Fluid Pkgs

Gambar 2.3 Pemilihan Fluid Package

COS + H2O  H2S + CO2

Pilih jenis reaksi Heterogeneous Catalytic kemudian isi menu Stoichiometry,

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 20

Gambar 2.4 Setup Reaction Set “COS to H2S”

Reaction Set “COS to H2S” harus

Gambar 2.5 Fluid Package untuk Reaction Set COS to H2S

Produksi SO2 dari Waste Acid Gas hasil Gasifikasi Batubara 21

o Kompresi Umpan Waste Acid Gas

Gambar 2.6 Multi Compressor and Intercooler