Anda di halaman 1dari 81

PENGENALAN

PERANCANGAN PROSES
ALI ALTWAY
MATERI
• KONSEP PERANCANGAN PROSES
KIMIA
• PEMILIHAN REAKTOR
• PEMILIHAN SEPARATOR
• SINTESA SISTIM REKTOR-SEPARATOR
(SINTESA FLOWSHEET)
KONSEP PERANCANGAN PROSES KIMIA

Proses kimia :
Transformasi ( Perubahan ) suatu bahan baku
menjadi produk yang dikehendaki.
Proses kimia dilaksanakan dalam beberapa tahap
yaitu : Reaksi, Pemisahan, Pencampuran,
Pemanasan, Pendinginan, Perubahan tekanan,
Pengecilan dan Pembesaran ukuran partikel.

Langkah-langkah dalam menemukan suatu


Proses yang optimum :
 Sintesa  Simulasi  Optimisasi
CONTOH PERANCANGAN PROSES

FEED → PRODUCT + BYPRODUCT

(KONVERSI KECIL)

STEAM
FEED C.W.
REAKTOR

STEAM
C.W PRODUK

STEAM

BYPRODUCT

ALTERNATIVE-1
CONTOH PERANCANGAN PROSES

STEAM
FEED
C.W.
REAKTOR

C.W.

PRODUCT

STEAM

BYPRODUCT

ALTERNATIVE-2
CONTOH PERANCANGAN PROSES

FEED

REAKTOR

PRODUCT

BYPRODUCT

ALTERNATIVE-3
HIERARCHI DALAM PERANCANGAN PROSES
MODEL BAWANG

1. PEMILIHAN
REAKTOR
2. PEMILIHAN
REAKTOR SEPARATOR
3. SINTESA SISTIM
REAKTOR-
SEPARATOR
SEPARATOR
SISTIM REAKTOR- 4. INTEGRASI PANAS
SEPARATOR UNTUK
MERANCANG
INTEGRASI PANAS JARINGAN
PENUKAR PANAS

PEMILIHAN 5. PEMILIHAN
UTILITAS UTILITAS
PEMILIHAN REAKTOR

• Menurut model bawang, Langkah pertama


dalam perancangan proses adalah
Pemilihan Reaktor. Karena ini adalah inti
dari suatu proses kimia
PEMILIHAN REAKTOR

Keputusan-keputusan Yang Harus Diambil Mengenai


Reaktor :
• Type
• Konsentrasi
• Temperatur
• Tekanan
Kemudian suatu reaktor practical dipilih, yang mendekati
sedekat mungkin dengan reaktor ideal.
Sebelum melakukan pilihan-pilihan ini, perlu dipilih jalan
reaksi (Reaction path)
PEMILIHAN REAKTOR
SINTESA JALAN REAKSI
Untuk menghasilkan suatu Produk terdapat berbagai alternatif jalan-
jalan reaksi.
Dasar-dasar pemilihan jalan reaksi :
• Membutuhkan bahan baku yang termurah
• Menghasilkan produk samping yang paling sedikit
• Tak menciptakan persoalan lingkungan (tak menghasilkan produk
samping yang tak dikehendaki, dsb)
• Ketidak pastian mengenai harga bahan baku dan produk samping
pada waktu yang akan datang
• Masalah keamanan
• Kebutuhan energy
Pada tahap awal perancangan, jalan reaksi dapat dipilih berdasar pada
Economic Potential.
Economic Potential (EP) didefinisikan sebagai :
EP = (Nilai Produk) - (Beaya bahan baku)
PEMILIHAN REAKTOR
SINTESA JALAN REAKSI

Contoh 1 :
Dikehendaki untuk menghasilkan Vinyl chloride. Terdapat 3
jalan reaksi yang dapat dipilih yaitu :
1. C2H2 + HCl  C2H3Cl
2. C2H4 + Cl2  C2H4Cl2
C2H4Cl2  C2H3Cl + HCl
3. C2H4 + ½ O2 + 2 HCl  C2H4Cl2 + H2O
C2H4Cl2  C2H3Cl + HCl
PEMILIHAN REAKTOR
SINTESA JALAN REAKSI
Berat Molekul dan Harga Pasar Bahan-bahan

Berat Harga, Rp kg-1


Bahan Molekul
Acetylene 26 9400
Chlorine 71 2100
Ethylene 28 5300
Hydrogen 36 3500
chloride
Vinyl chloride 62 4200

Oxygen bisa dianggap gratis, diperoleh dari udara atmosfir. Jalan reaksi
mana yang paling layak (feasible)?
PEMILIHAN REAKTOR
SINTESA JALAN REAKSI
PENYELESAIAN:
Pertama ditentukan reaksi netto untuk tiap jalan reaksi
Jalan reaksi 1:
C2H2 + HCl  C2H3Cl (netto reaksi)
Jalan reaksi 2:
C2H4 + Cl2  C2H4Cl2
C2H4Cl2  C2H3Cl + HCl
----------------------------------------------------
C2H4 + Cl2  C2H3Cl + HCl (netto reaksi)
Jalan reaksi 3:
C2H4 + ½ O2 + 2 HCl  C2H4Cl2 + H2O
C2H4Cl2  C2H3Cl + HCl
-------------------------------------------------------------------
C2H4 + ½ O2 + HCl  C2H3Cl + H2O (netto reaksi)
PEMILIHAN REAKTOR
SINTESA JALAN REAKSI
Kemudian dihitung Economic Potential masing-masing jalan reaksi.
Jalan reaksi 1 :
EP = (62 x 4200) - (26 x 9400 + 36 x 3500)
= - Rp 110000/ kmole produk Vinyl chloride
Jalan reaksi 2 :
EP = (62 x 4200 + 36 x 3500) - (28 x 5300 + 71 x 2100)
= Rp 88900/ kmole produk Vinyl chloride (apabila produk
samping HCl dapat dijual)
Apabila HCl tak dapat dijual, maka :
EP = (62 x 4200) - (28 x 5300 + 71 x 2100)
= - Rp 37100 / kmole Vinyl Chloride
Jalan Reaksi 3 :
EP = (62 x 4200) - (28 x 5300 + 36 x 3500)
= - Rp 14000/ kmole produk Vinyl Chloride
Jalan reaksi1 dan 3 jelas tidak feasible. Hanya jalan reaksi 2 yang
menunjukkan nilai Economic Potential (EP) yang positip, bila produk
samping HCl dapat dijual.
PEMILIHAN REAKTOR
SINTESA JALAN REAKSI
Contoh 2
Sarankan suatu proses dari jalan-jalan reraksi pada contoh soal 1
yang menggunakan ethylene dan chlorine sebagai bahan baku dan
tak menghasilkan produk samping kecuali H2O. Apakah proses ini
menarik secara ekonomis ?
Penyelesaian :
Jalan reaksi baru ini dapat diperoleh dengan menggabungkan
jalan reaksi 2 dan jalan reaksi 3, yaitu :
C2H4 + Cl2  C2H4Cl2
C2H4 + ½ O2 + 2HCl  C2H4Cl2 + H2O
2C2H4Cl2  2C2H3Cl + 2HCl
Reaksi netto adalah :
2 C2H4 + Cl2 + ½ O2  2C2H3Cl + H2O
atau
C2H4 + ½ Cl2 + ¼ O2  C2H3Cl + ½ H2O
PEMILIHAN REAKTOR

SINTESA JALAN REAKSI

Economic Potential (EP) untuk jalan reaksi baru ini adalah :


EP = (62 x 4200) - (28 x 5300 + ½ x 71 x 2100)
= Rp 37500/ kmole produk Vinyl chloride
Jalan reaksi yang baru inilah yang biasanya diterapkan secara
komeresial. Jalan reaksi-reaksi pada contoh soal 1 adalah yang
paling menarik secara ekonomis bila tersedia pasar yang cukup kuat
untuk produk samping HCl. Namun dalam praktek, cukup sulit untuk
menjual HCl karena pasar untuk HCl cenderung terbatas.
PEMILIHAN REAKTOR

Type - type Sistim Reaksi :

• Reaksi tunggal
• Reaksi Paralel
• Reaksi Seri
• Reaksi Seri - Paralel
PEMILIHAN REAKTOR
Type - type Sistim Reaksi :
Reaksi Tunggal
CH3HCOCH2  CH2 = CHCH2OH
Propylene Oxide Allyl alcohol
(CH3)2CHOH CH3COCH3 + H2
Isopropyl alcohol acetone Hydrogen
Reaksi Paralel
CH2 = CH2 + 1/2O2  H2COCH2
Ethylene oxygen ethylene oxide
CH2=CH2 + 2 O2 → 2 H2O + CO2
PEMILIHAN REAKTOR
Type - type Sistim Reaksi :
Reaksi Seri :
CH3OH + 1/2O2  HCHO + H 2O
methanol oxygen formaldehyde water
HCHO  CO + H2
formaldehyde carbon hydrogen
monoxide

Reaksi Seri paralel


NH3 + H2COCH2  NH2CH2CH2OH
ammonia ethylene oxide monoethanolamine
NH2CH2CH2OH + H2COCH2  NH(CH2CH2OH)2
monoethanol amine ethylene oxide diethanol amine
NH(CH2CH2OH)2 +H2COCH2  N(CH2CH2OH)3
diethanol amine ethylene oxide Triethanol amine
PEMILIHAN REAKTOR

Kinerja Reaktor

Ada 3 parameter penting yang menjelaskan


kinerja Reaktor :
Konversi = (Reaktan bereaksi)/(Reaktan masuk
Reaktor)
Selectifitas =[ (Mole Produk)/(Mole reaktan
bereaksi)]*Faktor Stoichiometri
Yield Reaktor = [(Mole Produk)/(Mole Rektan
Masuk Reaktor)]*F.S
Faktor stoichiometri (F.S.) = mole Reaktan
yang dibutuhkan teoritis (stoichiometris) per
mole Produk
PEMILIHAN REAKTOR
Kinerja Reaktor

Contoh Soal 3:
Benzene akan dihasilkan dari toulene
menurut reaksi :
C6H5CH3 + H2  C6H6 + CH4
Sebagian benzene yang terbentuk
mengalami reaksi sekunder membentuk
diphenyl,
2C6H6 → C12H10 + H2
PEMILIHAN REAKTOR

Kinerja Reaktor
Kompone Laju alir Laju alir effluen
n Umpan(feed) Kmole / jam
kmole / jam
H2 1858 1583
CH4 804 1083
C6H6 13 282
C6H5CH3 372 93
C12H10 0 4

Hitung konversi, selektifitas, dan yield reaktor terhadap :


a) Umpan Toluen
b) Umpan Hydrogen
PEMILIHAN REAKTOR
Kinerja Reaktor
Penyelesaian :
a) Konversi Toluene = (372-93)/372= 0.75
Faktor stoichiometri = 1
Selectifitas Benzene dari Toluene = (282-13)/(372-93)= 0.96
Yield Benzene dari Toluene = (282-13)/372 = 0.72

b) Konversi Hydrogen = (1858-1583)/1858= 0.15


Faktor stoichiometri = 1
Selektifitas Benzene dari Hydrogen = (282-13)/(1858-1583)= 0.98
Yield Benzene dari Hydrogen = (282-13)/1858 = 0.14

Perhatikan bahwa Toulene yang lebih mahal merupakan Limiting


reaktan. Kinerja reaktor biasanya didasarkan pada limiting reactant.
PEMILIHAN REAKTOR

TUJUAN DALAM PERANCANGAN REAKTOR

Reaksi Tunggal :
Tujuan : Meminimumkan harga reaktor (berarti
meminimumkan volume reaktor untuk konversi
tertentu. Biasanya konversi ditetapkan sebesar 95%
untuk reaksi tunggal irreversible, dan 95% dari pada
konversi kesetimbangan untuk reaksi tunggal
reversible.
Reaksi Ganda :
Tujuan : meminimumkan pembentukan produk
samping (memaksimumkan selektifitas) untuk suatu
konversi tertentu. Pemilihan kondisi operasi reaktor
harus memanfaatkan perbedaan antara pengaruh
kinetik dan kesetimbangan terhadap reaksi primer dan
sekunder agar produk yang dikehendaki lebih banyak
terbentuk.
PEMILIHAN REAKTOR
TUJUAN DALAM PERANCANGAN REAKTOR

Reaksi Paralel :
Tinjau Reaksi berikut ,

FEED → PRODUCT, a1
r1  k 1 CFEED
a2
r 2  k 2 CFEED
FEED → BY PRODUCT,
r 2 k 2 a 2  a1
 CFEED
r1 k 1
a2 > a1  Selektifitas naik bila konversi naik.
a2 < a1  Selektifitas turun bila konversi naik.

Untuk keadaan pertama, tetapan konversi 95%


Untuk keadaan kedua, tetapan konversi 50%
PEMILIHAN REAKTOR
TUJUAN DALAM PERANCANGAN REAKTOR

Reaksi Seri :
Tinjau Reaksi berikut ,
a1
r1  k 1CFEED
FEED → PRODUCT
a2
PRODUCT → BY PRODUCT r 2  k 2 C PRODUCT

Terlihat bahwa selektifitas akan makin besar bila


konsentrasi Product makin kecil, atau dengan kata lain bila
konversi makin kecil. Untuk reaksi seri ini biasanya untuk
setting awal Reaktor ditetapkan konversi 50% bila
reaksinya irreversible, dan konversi 50% dari konversi
kesetimbangan bila reaksinya reversible.
PEMILIHAN REAKTOR
MODEL-MODEL REAKTOR IDEAL

Terdapat 3 type Reaktor ideal :


Reaktor Batch
Reaktor Alir tangki teraduk BATCH
REACTOR
Reaktor Plug Flow
Model Reaktor Plug flow dapat
didekati dengan menggunakan
beberapa reaktor-reaktor tangki
teraduk yang dipassang seri. MIXED FLOW
REACTOR
Ditinjau Model reaktor ideal mana
yang cocok untuk ke-empat
kategori sistim reaksi.

PLUG FLOW REACTOR


PEMILIHAN REAKTOR

MODEL-MODEL REAKTOR IDEAL

Reaksi Tunggal :
a1
r1  k 1CFEED
FEED → PRODUCT

CFEED makin besar menyebabkan rate r makin besar sehingga Volume


reaktor yang dibutuhkan makin kecil. Reaktor Plug Flow dan Reaktor Batch
membeikan CFEED yang lebih besar dari pada reaktor mixed flow.
Sehingga untuk reaksi tunggal, reaktor Plug flow dan reaktor batch lebih
cocok dari pada reaktor mixed flow.
PEMILIHAN REAKTOR

MODEL-MODEL REAKTOR IDEAL


Reaksi Paralel :
FEED → PRODUCT
a1
r1  k1CFEED
FEED → BY PRODUCT r  k C a2
2 2 FEED

r2 k 2 a 2a1
 C FEED
r1 k1
r2
Dikehendak i kecil
r1

a2 < a1 → Gunakan Reaktor Plug Flow atau


Reaktor Batch
a2 > a1 → Gunakan Reaktor Mixed Flow
PEMILIHAN REAKTOR
MODEL-MODEL REAKTOR IDEAL

Reaksi Seri :

Untuk Reaktor Mixed flow, waktu tinggal elemen-elemen


fluida tak seragam → selektifitas kecil. Sehingga untk
Reaksi Seri gunakan Reaktor Plug flow atau Reaktor
Batch.
PEMILIHAN REAKTOR
MODEL-MODEL REAKTOR IDEAL
Reraksi Seri- Paralel
a1
r1  k1CFEED
FEED → PRODUCT

FEED → BY PRODUCT
a2
r2  k2CFEED
a3
r3  k3C PRODUCT
PRODUCT →BY PRODUCT
Untuk menghambat reaksi kedua atau r2/r1 dipertahankan kecil maka :
a1 > a2 → Gunakan reaktor Plug flow/reaktor batch
a1 < a2 → Gunakan reaktor mixed Flow

Untuk menghambat reaksi ke-tiga → gunakan reaktor Plug flow atau reaktor
batch. Sehingga untuk reaksi seri paralel diatas, bila a1 > a2 gunakan reaktor
Plug flow/reaktor batch. Sedang bila a1 < a2 ada 3 pilihan yaitu :
Beberapa reaktor mixed flow terpasang seri; Reaktor Plug flow dengan recycle;
Kombinasi reaktor Plug flow dan reaktor mixed flow
PEMILIHAN REAKTOR
KONSENTRASI REAKTOR
Ada 3 aspek dari konsentrasi reaktor yaitu: Konversi,
Ratio Reaktan, Penambahan Inert. Ditinjau pilihan
konsentrasi untuk berbagai type reaksi.

Reaksi tunggal irreversible :


Bila salah satu feed dibuat ekses (berlebih) maka feed
yang lain bisa dibuat terkonversi sempurna. Contoh :
reaksi C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2
ethylene dibuat berlebih agar chlorine konversinya
sempurna. Komponen (feed) yang dibuat terkonversi
sempurna adalah komponen yang nantinya sulit dipisahkan
atau komponen yang berbahaya.
PEMILIHAN REAKTOR
KONSENTRASI REAKTOR
Reaksi tunggal Reversible :
Ditinjau pengaruh konsentrasi terhadap konversi kesetimbangan.
Feed Ratio :
Bila salah satu feed dibuat berlebih maka konversi kesetimbangan akan
tambah besar
Konsentrasi Inert :
Untuk reaksi reversible : FEED → PRODUCT1 + PRODUCT2
Penambahan bahan inert akan memperkecil jumlah moles per-satuan
volume
sehingga konversi kesetimbangan naik.
Penghilangan Produk selama Reaksi
Konversi kesetimbangan bisa diperbesar dengan menghilangkan
produk selama reaksi berlangsung.
PEMILIHAN REAKTOR

KONSENTRASI REAKTOR

Reaksi Paralel
Untuk reaksi paralel : FEED1 + FEED2 → PRODUCT a1 C b1
r1  k1CFEED1 FEED2

a 2 C b2
FEED1 + FEED2 → BY PRODUCT r2  k2CFEED1 FEED2

r 2 k 2 a 2  a 1 b 2 b1
 CFEED1 CFEED 2
r1 k 1
Bila (a2-a1) > (b2 - b1) → gunakan kelebihan FEED2
Bila (a2-a1) < (b2 - b1) → gunakan kelebihan FEED1

Untuk Reakai paralel :


FEED1 + FEED2 →PRODUCT
FEED1 + FEED2 ↔ BY PRODUCT
Memperbesar kadar inert akan menurunkan pembentukan by product
Untuk semua kasus dimana reaksi kedua adalah reversible, penambahan
BY PRODUCT ke reaktor akan menghambat pembentukannya.
PEMILIHAN REAKTOR
KONSENTRASI REAKTOR
Reaksi Seri
Untuk reaksi seri :
FEED → PRODUCT
PRODUCT → BY PRODUCT
Konsentrasi Product yang rendah dapat menghambat reaksi kedua, berarti
reaktor harus beroperasi dengan konversi rendah.
Untuk reaksi seri :
FEED1 + FEED2 →PRODUCT
PRODUCT → BY PRODUCT
Konsentrasi product yang rendah (berati penghambatan reaksi ke-2) dapat
diwujudkan dengan membuat salah satu FEED berlebih.
Cara lain untuk mempertahankan konsentrasi Product rendah adalah
dengan menghilangkan (memisahkan) Product.
Dan cara lain lagi untuk menghambat pembentukan BY PRODUCT bila
reaksi kedua reversible adalah dengan menambahkan BYPRODUCT ke dalam
Reaktor.
Bila reaksi kedua reversible dan meliputi penurunan jumlah mole maka
menaikkankonsentrasi inert dapat menghambat reaksi pembentukan by product
ini, namun bila reaksi kedua meliputi kenaikan jumlah mole, maka
menurunkan kadar inert dapatmenghambat reaksi pembentukan by product.
PEMILIHAN REAKTOR

KONSENTRASI REAKTOR
Reaksi Seri - Paralel :
Sebagaimana reaksi paralel dan seri, untuk reaksi Seri-Paralel
penggunaan kelebihan salah satu feed dapat menaikkan selektifitas
reaksi.
Penghilangan Product selama reaksi berlangsung juga effectiive dalam
menaikkan selectifitas dengan menghambat reaksi seri dari pada
reaksi-reaksi By Product.
Bila reaksi by product reversible, konsentrasi inert ( bila ada) juga
berpengaruh terhadap selektifitas reaksi, demikian pula merecycle by
produk dapat menghambat pembentukannya
PEMILIHAN REAKTOR
SUHU REAKTOR
Reaksi tunggal :
Reaksi Endotermik :
Bila reaksi endotermik reversible, suhu tinggi akan menaikkan konversi
kesetimbangan. Suhu tinggi juga menaikkan kecepatan reaksi. Jadi
untuk reaksi endotermik (reversible atau irreversible) suhu reaktor harus
dipilih setinggi mungkin.
Reaksi Exothermik :
Untuk reaksi exotermic irreversible, suhu reaktor harus dipilih setinggi
mungkin.
Untuk reaksi exotermik reversible, suhu rendah akan menaikkan
konversi kesetimbangan. Sebaliknya suhu tinggi akan menaikkan
kecepatan reaksi. Sehingga suhu reaktor yang dipilih adalah mula-mula
(pada saat jauh dari kesetimbangan) tinggi kemudian suhu diturunkan
ketika reaksi makin mendekati kesetimbangan.
PEMILIHAN REAKTOR
SUHU REAKTOR

Reaksi Ganda :
Untuk reaksi ganda tujuan perancangan adalah memperbesar
(memaksimumkan) selektifitas. Tinjau reaksi ganda berikut :
a1
r1  k1CFEED
FEED → PRODUCT

a2
r2  k2CFEED
FEED → BY PRODUCT

r 2 k 2 a 2a1 k 20 ( E2  E1 ) / RT a 2a1
 C FEED  e C FEED
r1 k 1 k 10

Bila E2 - E1 > 0, pilih suhu rendah


Bila E2 - E1 < 0, pilih suhu tinggi
PEMILIHAN REAKTOR
TEKANAN REAKTOR
Tekanan tak berpengaruh terhadap reaksi dalam fasa liquid. Tekanan hanya
berpengaruh terhadap reaksi dalam fasa uap atau gas.
Reaksi tunggal :
• Untuk reaksi tunggal irreversible, pilih tekanan tinggi
• Untuk reaksi tunggal reversible yang jumlah molenya bertambah,
operasikan reaktor mula-mula pada tekanan tinggi kemudian tekanan
diturunkan ketika reaksi berlangsung
• Untuk reaksi tunggal reversible yang jumlah molenya berkurang, pilih
tekanan tinggi
Reaksi ganda
• Untuk reaksi ganda, tekanan dipilih untuk memperbesar selektifitas reaksi.
Tekanan berpengaruh terhadap selektifitas reaksi ganda hanya bila reaksi
berlangsung pada fasa uap/gas.
Untuk reaksi dalam fasa liquid, tekanan dipilih agar :
• Penguapan produk dicegah
• Terjadi penguapan liquid didalam reaktor, sebagai cara untuk
menghilangkan panas reaksi
• Terjadi penguapan salah satu komponen dalam reaksi reversible untuk
memperbesar konversi kesetimbangan.
PEMILIHAN REAKTOR
CONTOH SOAL 4

Akan diproduksi Monoethanolamine melalui reaksi :

C2H4O + NH3 → NH2CH2CH2OH


MEA
Terdapat dua reaksi sekunder :

NH2CH2CH2OH + C2H4O → NH (CH2CH2OH)2


DEA

NH (CH2CH2OH)2 + C2H4O → NH (CH2CH2OH)3


TEA
Buat pilihan awal untuk reaktor
PEMILIHAN REAKTOR
PENYELESAIAN
Pilihan konversi Reaksi :
Konversi tinggi, menaikkan konsentrasi MEA dan sehingga memperbesar kecepatan raksi
sekunder. Konversi rendah, memperkecil capital cost reaktor, namun menaikkan capital cost
peralatan-peralatan lainnya didalam flow sheet.
Maka dipilih konversi 50%
Pilihan type Reaktor :
Untuk menghambat pembentukan DEA dan TEA dipilih type reaktor yang memberikan
waktu tinggal seragam yaitu Reaktor batch atau Reaktor Plug-flow
Piihan konsentrasi :
Tinjau persamaan laju reaksi utama :
a1 Cb1
r1  k 1 CEO NH 3
a 2 Cb2
r 2  k 2 CMEA a 3 Cb3
r 3  k 3 CMEA
Dan persamaan laju reaksi sekunder : EO EO

Operasi dengan ekses NH3, akan memperbesar CNH3 namun memperekecil CEO. Sehingga
pengaruh exes ammonia terhadap persamaan laju reaksi utama bergantung pada harga a1
dan b1.
Operasi dengan ekses NH3, akan memperkecil konsentrasi MEA sehingga akan memperkecil
laju reaksi kedua reaksi sekunder.
Sehingga dipilih operasi dengan ekses NH3. Dalam praktek, mole ratio NH3 terhadap
ethylene oxide sebesar 10:1 menghasilkan 75% MEA, 21% DEA, dan 4% TEA, sedangkan
operasi dengan perbandinggan ekimolar menghasilkan 12% MEA, dan 65% TEA
PEMILIHAN SEPARATOR
• Persoalan Pemisahan muncul setelah kita melakukan pilihan
terhadap reaktor. Proses pemisahan diperlukan untuk aliran keluar
reaktor atau aliran feed sebelum masuk reaktor.
• Campuran yang akan dipisahkan bisa homogen atau heterogen.
Bila campuran yang akan dipisahkan heterogen, pemissahan bisa
dilaksanakan secara langsung. Namun bila campuran yang akan
dipisahkan homogen, pemisahan bisa dilaksanakan dengan
menambahkan atau menciptakan fasa lain didalam sistim.
Pemisahan campuran heterogen harus dilakukan sebelum
pemisahan campuran homogen.
• Macam-macam pemisahan campuran heterogen adalah :
Vapor - Liquid
Liquid - liquid
Solid - Liquid
Solid - Vapor
Solid - solid
Konsep Pemisahan:
Untuk terjadinya pemisahan disyaratkan dua hal:
1. Perbedaan sifat komponen-komponen yang dipisahkan
2. Adanya gaya penggerak
PEMISAHAN CAMPURAN HETEROGEN
Metoda-metoda Pemisahan Campuran heterogen :
• Setling dan Sedimentasi
• Pemisahan Centrifugeal
• Filtrasi
Setling dan sedimentasi :
• Dalam proses setting, partikel-partikel dipisahkan dari suatu fluida
oleh gaya gravitasi yang bekerja pada partikel. Partikel-partikel bisa
berupa partikel padat atau tetesan-tetesan cairan. Fluida disini bisa
berupa liquid atau gas
Macam-macam peralatan untuk proses ini antara lain :
Flash Drum, untuk pemisahan campuran Uap - Liquid
Gravity Settler, untuk pemisahan campuran Liquid -Liquid atau
Fluid - Solid.
PEMISAHAN CAMPURAN HETEROGEN

• Untuk proses Sedimentasi, suspensi partikel-partikel didalam


liquida dipisahkan menjadi liquida bening dan suatu slurry dengan
kadar solid yang lebih tinggi. Bila tujuannya untuk menghasilkan
slurry dengan kadar solid lebih tinggi, alatnya disebut Thickener.
Bila tujuannya untuk menghilangkan solid dari liquid, alatnya
disebut Clarifier.
• Clasifier digunakan untuk pemisahan Solid-solid. Dalam hal ini,
campuran solid- solid dipisahkan menurut ukuran atau
densitasnya. Dalam alat ini, Campuran partikel-partikel
disuspensikan didalam suatu fluida (liquida atau gas). Alat
clasifier terdiri dari tangki besar yang dibagi dalam beberapa
bagian. Partikel-partikel besar/berat mengendap pada bagian
yang dekat dengan masukan, partikel-partikel ringan mengendap
pada bagian yang dekat dengan keluaran.
PEMISAHAN CAMPURAN HETEROGEN

Pemisahan Sentrifugal
• Pada proses pemisahan ini, partikel-partikel yang akan
dipisahkan, dikenakan gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh perputaran melalui suatu sumbu.
Gaya sentrifugal ini jauh lebih besar dari pada gaya
gravitasi. Proses pemisahan ini digunakan bila
perbedaan densitas zt-zat yang akan dipisahkan
sangat kecil.
• Contoh alat-alat sentrifugal adalah :
Cyclone → untuk pemisahan solid - gas & solid -
liquid
Centrifuge → untuk pemisahan liquid - solid dan
liquid - liquid
PEMISAHAN CAMPURAN HETEROGEN

Filltrasi
• Pada proses filtrasi, partikel-partikel padat tersuspensi didalam
liquid atau gas dihilangkan dengan melewatkan campuran ini
melalui medium berpori yang menahan partikell-partikel padat
dan melewatkan fluid nya.
• Ada dua type filtrasi yaitu :
Cake filtratio (bila solid ditahan pada permukaan medium filter)
Depth filtrastion (bila solid ditangkap/ditahan didalam medium
filter)
Contoh Cake filltration : Bag filter, plate and frame, rotating drum,
rotating belt, dsb
Contoh depth filtration : deep bed filter atau sand filter.
PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN

Beberapa proses pemisahan campuran fluida homogen antara lain


:Distilasi, Absorpsi,Evaporasi ,Drying
Distilasi.
Proses pemisahan berdasar perbedaan volatilitas komponen2 yg akan
dipisah

Condensor

Reboiler
PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN
Keadaan-keadaan dimana distilasi tak cocok yaitu :
1. Pemisahan bahan dengan berat molekul rendah. Dalam hal ini
lebih baik menggunakan cara absorpsi, adsorpsi dan membran
gas separator.
2. Pemisahan bahan dengan berat molekul tinggi dan bahan-bahan
yang peka terhadap panas.
3. Pemisahan konponen-komponen dengan konsentrasi rendah.
Alternatif pemisahan yang lebih baik adalah absorpsi & adsorpsi
4. Pemisahan antar kelompok komponen-komponen (misal
pemisahan antara campuran aromatic dari campuran aliphatic).
Untuk keadaan ini, alternatif pemisahan yang lebih baik adalah
ekstraksi..
5. Pemisahan cairan volatile dari suatu komponen yang tak volatile.
Alternatif pemisahan yang lebih baik adalah evaporasi dan drying.
6. Pemisahan campuran condensable dan non-condensable.
Alternatif yang lebih baik adalah kondensasi parsial yang diikuti
dengan alat pemisahan fasa.

Variabel operasi: Rasio refluks dan tekanan operasi


PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN
ABSORPSI
Sebagai alternatif untuk distilasi bagi pemisahan bahan-bahan dengan
berat molekul rendah adalah Absorpsi. Pada operasi absorpsi,
campuran gas dikontakkan dengan suatu pelarut cair yang melarutkan
satu atau lebih komponen-komponen dalam campuran gas. Jadi
proses absorpsi terjadi berdasar perbedaan sifat kelarutan komponen2
yang akan dipisahkan
Variabel-variabel yang penting adalah Laju alir liquid, suhu, dan
tekanan.
Liquid flow rate
Makin besar laju alir liquid (absorben), laju absorpsi makin besar.
Namun beaya operasi makin besar. Sehingga dipilih laju alir absorben
yang optimum
Suhu
Makin rendah suhu, kelarutan solute makin besar. Hal ini
menguntungkan pada operasi absorpsi
Tekanan
Makin besar tekanan, kelarutan solute makin besar, laju absorpsi
meningkat namun beaya operasi makin besar. Sehingga terdapat
tekanan optimal.
PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN
EVAPORATOR
PEMISAHAN EVAPORASI DIGUNAKAN BILA AKAN DIPISAH ANTARA KOMPONEN
VOLATILE DAN NON-VOLATILE DALAM CAMPURAN, MISAL ANTARA NaCl dan
H2O.

SISTIM EVAPORATOR BISA: SINGLE STAGE ATAU MULTI-STAGES

Single stage evaporator digunakan hanya bila kapasitasnya kecil.


Terdapat 3 macam operasi untuk multi stage evaporator, yaitu :

Feed Forward untuk bahan yang sensitive terhadap panas

Feed Backward untuk bahan yang viskus

Paralel untuk larutan umpan yang jenuh atau hampir jenuh


PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN
EVAPORATOR
PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN
DRYING
Drying adalah penghilangan moisture dari solid dan liquid kedalam aliran
gas (biasanya udara) dengan pemanasan. Penghilangan cairan organik dari
solid disebut juga drying.
Terdapat 4 type alat dryer :

1. Tunnel dryer untuk bahan berupa briket, dan yang sejenis


2. Rotary Dryer untuk bahan granular
3. Spray dryer untuk suspensi, slurry, atau larutan, hasil berupa bubuk

4. Drum dryer untuk bahan berupa pulp

5. Fluidized bed dryer untuk bahan berupa bijih-bijih-an


PEMISAHAN CAMPURAN HOMOGEN
DRYING
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• Setelah dilakukan pemilihan terhadap reaktor dan


separator, tahap berikutnya dalam desain proses adalah
menciptakan ( mengsintesa) struktur flow sheet awal
yang terdiri dar reaktor dan separator. Berikut ini ditinjau
beberapa kasus pada sintesa flow sheet ini.
• Konversi yang tak Sempurna Didalam Reaktor
Tinjau suatu reaksi
FEED → PRODUCT
Karena konversi yang tak sempurna didalam reaktor,
aliran keluar reaktor mengandung FEED yang tak
bereaksi dan product. Sehingga perlu dilakukan
pemisahan dan FEED di recycle.
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• Pembentukan By Product
Tinjau raksi berikut :
FEED → PRODUCT + BYPRODUCT
atau,
FEED → PRODUCT
PRODUCT → BYPRODUCT
Dalam hal ini, pada aliran keluar reaktor
terdapat FEED yang tak bereaksi, PRODUCT
dan BYPRODUCT. Diperlukan dua separator
untuk memisahkan aliran ini.
Ada beberapa type struktur flow sheet :
SISTIM REAKTOR SEPARATOR
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• Recycling ByProduct untuk meningkatkan


selektifitas
Pandang reaksi berikut :
FEED → PRODUCT
FEED → BYPRODUCT
Untuk reaksi ini recycling BYPRODUCT akan
menghambat pembentukan byproduct, jadi
meningkatkan selektifitas.
Ada beberapa struktur flow sheet yang
mungkin antara lain :
SISTIM REAKTOR SEPARATOR
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• ByProduct atau kotoran yang


direcycle dapat merusak reaktor.
Bila byproduct/kotoran dapat merusak
reaktor (meracuni katalis dalam reaktor),
maka FEED yang tak bereaksi sebelum
direcycle harus dipisahkan dari
byproduct atau kotoran
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• Kotoran umpan
Bila umpan mengandung kotoran, ada
beberapa kemungkinan struktur flow
sheet.
SISTIM REAKTOR SEPARATOR
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• Reaktor diluent & Solvent


Untuk suatu sistim reaksi tertentu
dibutuhkan inert diluent atau solvent
didalam reaktor. Oleh karena itu sering
kali perlu dilakukan recycling terhadap
diluent atau solvent (lihat Gambar berikut
ini).
SISTIM REAKTOR SEPARATOR
SISTIM REAKTOR SEPARATOR

• Reactor Heat Carrier


Bila operasi adiabatic tak dimungkinkan dan
juga bila tak dimungkinkan untuk
mengendalikan suhu dengan perpindahan
panas secara langsung, maka bahan inert
diinjeksi kedalam reaktor untuk menaikkan
heat Capacity flow rate (atau F Cp)nya,
sehingga menurunkan kenaikan suhu pada
reaksi exothermic, atau menurunkan
penurunan suhu pada reaksi endothermic.
Contoh struktur recycle untuk proses dengan
heat Carrier ini adalah :
SISTIM REAKTOR SEPARATOR
PERANCANGAN PABRIK
KIMIA
Ir. Ignatius Gunardi, MT
PENDAHULUAN
Dalam proses perancangan perusahaan,

hubungan antara system elemen-elemen utama fungsi dan

aktivitas, hampir tanpa perkecualian setiap perusahaan

harus mengikuti urutan aktivitas sebagai berikut :


1. Penelitian Pasar (Kwalitas)

Penentuan apa yang dikehendaki oleh customer.

2. Perkiraan Pasar (Kwantitas)

Untuk menentukan berapa banyak yang dibutuhkan oleh pasar.


3. Perancangan
Produk
Produk dirancang agar dapat dijual dengan baik dan
memperoleh keuntungan yang besar dengan :
 Harga produk dapat bersaing
 Distribusi (jaringan distribusi) berjalan dengan baik
 Pengembangan produk baru (diversifikasi produk)
 “by product” dimanfaatkan

4. Perancangan
Proses
Penentuan bagaimana membuat produk atau memilih
proses yang terbaik untuk menghasilkan produk.

5. Perancangan
Operasi
Penentuan metode untuk mengefektifkan proses, dan
darimana jumlah tanaga/mesin yang dibutuhkan dapat
diperkirakan, satuan operasi dengan design yang optimum.
6. Perancangan
Fasilitas
Penentuan urutan aliran dan rencana peletakan
aktivitas untuk memperoleh gerakan yang teratur dan
efesien dari bahan dalam seluruh proses (plant lay out &
material handling).

Dengan langkah ini semua


pertimbangan/perhitungan harus dilakukan dengan hati-
hati dan tidak dapat dihindari hubungan dengan bidang
lain yang mempunyai keterkaitan/ketergantungan dan
juga akivitas-aktivitas yang sejenis
Langkah berikutnya dalam proses
perancangan perusahaan adalah :
7.Perancangan peralatan (apabila diperlukan)
8.Perancangan gedung
9.Fasilitas keuangan
10.Procrument (logistic), untuk alat,
bangunan, man power
11.Fasilitas instalasi
12.Proses produksi atau manufacturing yang
actual
13.Wherehousing untuk barang-barang jadi
14.Distribusi dari barang-barang lewat bagian
pemasaran dan penjualan
15.Pemasaran dan penjualan
16.Customer
• Customer yang memakai, mengevaluasi,
mengeluh, mengkritik dan memberikan
usul-usul. Ini semua akan kembali ke
perusahaan (feed back) melalui penelitian
pasar, dan selanjutnya dimulai lagi seluruh
siklus yang ada.
• Kita dapat dengan mudah melihat
bermacam-macam contoh pada siklus ini
dengan referensi produk yang dikenal, juga
“service” yang perlu dirancang ulang atau
merubah model yang didasarkan pada
permintaan customer.
• Hal ini menuntut kesiapan semua fasilitas
perancangan yang benar-benar siap pakai
agar semua fasilitas itu mampu
mengadakan perubahan sewaktu – waktu.
Apabila gambaran umum itu sudah dipelajari, dan
sudah ditetapkan/diputuskan untuk pendirian
fasilitas produksinya, maka harus ditegaskan
beberapa masalah yang harus diselesaikan, yaitu :
1.Dimana lokasi untuk aktivitas tersebut.
2.Bagaimana dana yang akan ditanam, dari mana,
dan bagaimana cara penanganannya.
3.Teknologi apa yang dipilih

Data utama :
•Masalah pemasaran (dari program penjualan &
harga)
•Bahan baku (dari neraca produksi)
•Lokasi (banyak factor yang diperhatikan)
Studi Kelayaan
• Perkiraan Harga berdasar pada
perancangan awal pabrik
• Perancangan proses
• Pemilihan alat-alat proses dan bahan
konstruksinya
• Tata lata pabrik dan lokasi pabrik
beaya tenaga kerja, bangunan, dan
tanah
Faktor-faktor Perancangan
Pabrik

• Faktor teknis
• Faktor ekonomi
• Keamanan, dan kesehatan & keselamatan
kerja
“MANUFACTURING COST ANALYSIS”
Tabel 8-2 menunjukkan hasil dari survey pada penggunaan
metode –metode diatas pada economic analyses
Figure 6-1
Tree diagram showing
cash flow for industrial
operation
Fugure 6-7
Costs involved in total product cost for a
typical chemical process plant
Fugure 6-7
Spreadsheet for first-
year, annual total
product cost for 100
percent capacity

Anda mungkin juga menyukai