I. DASAR TEORI
F luida dapat terdiri dari uap, gas, atau liquid. 5. Kuantitas dari kondensat sebanding dengan banyaknya
panas yang berpindah.
Perubahan fase dari fase uap menjadi fase liquid disebut
6. Temperatur permukaan pipa dengan temperatur film
kondensasi, sedangkan perubahan fase liquid menjadi fase
dianggap konstan.
gas disebut penguapan. Jumlah panas yang terlibat pada
7. Sifat-sifat fisik kondensat dianggap pada rata-rata
penguapan atau kondensasi adalah sama. Ketika uap air
temperatur film.
murni masuk dan kontak dengan permukaan yang dingin
8. Lapisan film tipis sekali sehingga gradien temperatur
misalnya permukaan pipa, uap air tersebut akan
merupakan fungsi linier.
mengkondensasi. Proses kondensasi umumnya terjadi pada
9. Permukaan pipa kondensat dianggap bersih.
tekanan konstan karena perubahan tekanan dalam kondensor
10. Lekukan film diabaikan.
tidak terlalu besar. Oleh karena itu proses penguapan atau
kondensasi satu komponen biasanya terjadi dalam keadaan
isotermal (suhu tetap). Uap kondensasi dapat terdiri hanya Drop Wise Condensation
dari satu zat saja, atau campuran beberapa zat yang mampu Pada kondensasi tetes, mula-mula kondensat
mengkondensasi dan beberapa zat yang tak mudah membentuk inti nukleasi mikroskopik, dimana tempat
berkondensasi (noncondensible). Kondensasi dapat terbagi pembentukan nukleasi ini bisanya lubang-lubang kecil,
menjadi 4 macam yaitu : goresan atau tempelan debu pada permukaan. Kemudian
tetes-tetes akan bergabung dengan tetes-tetes yang
I.1 Berdasarkan mekanisme fisis berdekatan membentuk tetes-tetes yang lebih besar
sebagaimana diamati pada dinding gelas yang berisi air
Film Wise Condensation dingin dalam ruangan yang lembab lalu mengalir ke bawah
Dalam kondensasi film, kondensat dapat membentuk karena gaya gravitasi.
film suatu lapisan tipis merata yang mengalir di atas Selama berlangsungnya kondensasi tetes, permukaan
permukaan pipa karena pengaruh gaya gravitasi. Lapisan ini tabung yang agak luas ditutupi oleh suatu film zat cair yang
berada di antara uap dan dinding pipa sehingga tahanan sangat tipis sehingga tahanan termalnya dapat diabaikan,
panasnya berpengaruh pada koefisien perpidahan panas. Pada kondensasi tetes koefisien perpindahan panas 4-8 kali
Kondensasi film berlangsung pada tabung dimana uap maupun lebih besar daripada kondensasi film. Pada tabung yang
tabung tersebut semuanya bersih, baik dalam keadaan dimana panjang, kondensasi pada sebagian permukaan berupa
ada udara maupun tidak. Hal ini pertama kali diselidiki oleh kondensasi film, sedang pada permukaan selebihnya adalah
Nusselt (Chapter 12, hal 256, Kern), dimana diasumsikan : kondensasi tetes.
1. Panas yang menyertai proses kondensasi hanya panas laten
2. Timbulnya film kondensat pada permukaan pipa pendingin I.2 Berdasarkan letak kondensor
hanya terjadi pada aliran laminer dan perpindahan panas
melalui film terjadi secara konduksi. Vertikal condenser
3. Ketebalan film kondensat pada setiap titik adalah Untuk tabung vertikal pada film condensation,
fungsi dari kecepatan aliran dan jumlah kondensat yang ketebalan film bertambah sesuai dengan kenaikan laju
melalui titik tersebut. kondensat. Teori Nusselt menunjukkan bahwa kondensat mulai
4. Kecepatan dari lapisan film adalah fungsi dari hubungan terbentuk di puncak tabung dan ketebalan film bertambah dari
friksi shearing force dan berat film. atas ke bawah. Karena alasan ini koefisien kondensasi pada
2