Anda di halaman 1dari 22

Mekanisme

Erupsi Gunung Api

Zullinira Dwi Utami


NIM : 20218306
TEORI ERUPSI GUNUNG API
 Teori “Steam Boiler”  • Pada awal Abad ke-19
• Tidak menemukan bukti teoretis atau
eksperimental

 Teori “Gas Piston”  • Menghubungkan antara cairan dengan gas


yang bergerak relatif tidak terkendali
• Mekanisme ini bisa diterima untuk
verifikasi eksperimental sederhana
• Menghubungkan sifat cair dan gas serta
kerapatan, viskositas dan suhu pada
gunung api
Teori “Gas Piston”
Diasumsikan ada saluran vertikal (persegi
panjang atau silindris) dengan dinding padat
yang diisi hingga penuh dengan cairan. Ada
bagian tertentu diisi dengan gas, seperti Fig. 1.

Keterangan/ asumsi lain :


 Penampang melintang (S)
 Voume gas Chamber (V)
 Tekanan gas (Pg)

Tekanan hidrostatik :
Ph= p 0+ ρgH (1)
Pg *V γ= A= konstan (2)
Dengan:
• ρ adalah densitas cairan Keterangan :
• p 0adalah tekanan atmosfer γ adalah koefisien adiabatik untuk gas
• H adalah kedalaman ( γ = 1,4 untuk uap air)
kita asumsikan perubahan volume gas (ΔV)
kecil karena sebagian gas melewati  Persamaan tekanan gas dan tekanan
rekahan Kolom cair di area kontak :
 Perubahan tekanan hidrostatik (ΔPl)
  AV = p 0+ ρgH (5)

ΔPl = - ρ g ∆ z = - ρ g ∆ V / S (3) Dengan A adalah parameter kritis


dari efek "gas piston"
 Perubahan tekanan gas (ΔPg)
  ΔPg= ∆V = - (4)  Letusan cairan :
V> γS( H + po/ ρ g )
(6)
Sehingga :
• semakin banyak volume gas chamber (V), V cr
semakin sedikit penurunan tekanan gas (ΔPg)
• Tekanan hidrostatik cairan pada bidang kontak Jika V jauh lebih tinggi daripada V cr , maka
akan berkurang lebih cepat daripada tekanan perbedaan tekanan antara gas dan cairan
di ruang gas ( │∆Pg| < │∆Pl| sehingga gas akan akan meningkat, cairan erupsi akan lebih
mendorong cairan dari saluran seperti piston. Cepat keluar. Jika V< Vcr , gas menembus
ke dalam cairan dan mengapung ke per-
mukaan dalam bentuk gelembung.
Kriteria erupsi yang sama dapat diperoleh dari
analisis aliran cairan satu dimensi dalam saluran
Sehingga kenaikan kecepatan aliran :
sesuai prinsip hidrodinamika.
 Persamaan gerak aliran :
(10)

(7)
2 konsekuensi penting dari persamaan –
Dimana : persamaan tersebut :

F fr ( v ) adalah gaya gesek sebanding dengan kecepatan 1) Setiap dilatasi saluran yang berada di
rata-rata dalam aliran laminar dan bernilai kuadrat dari atas kontak gas dan cairan tidak
kecepatan rata-rata dalam kasus aliran turbulen. mengubah kriteria ketidakstabilan dan
tidak menjadi hambatan untuk erupsi.
2) Ekspansi gas dan pengurangan
 Tekanan pada kedalaman tertentu : tekanannya yang sesuai dapat
menghentikan erupsi.
(8)
 Nilai Pg dengan z ebagai fungsi implisit dari V :

(9)
Rata2 kerapatan kerak ( ) :
Kemunculan Magma Ke Permukaan Bumi
Karena adanya tekanan litostatik dari kerak (13)
padat yang tebal pada dasar cairan magma
Karena adanya patahan (zona Jika ρ c < ρ m magma tidak dapat mencapai
subduksi atau patahan) permukaan dan berhenti pada kedalaman
tertentu.

Kerapatan magma berbeda seiring Secara teori, Magma Chamber dapat dibentuk
kedalaman, sehingga dapat ditulis : dalam kedalamaan berapapun, sehingga
pembentukan magma chamber dapat ditulis :
(11)
(14)

Dimana:
• ρc adalah kerapatan kerak
• ρm adalah kerapatan magma
• Ho adalah ketebalan kerak
• Hm adalah kestabilan ketinggian kolom magma

Kestabilan ketinggian kolom magma


didapatkan dari :
(12)
Bagaimana cara cairan kental bisa sampai ke permukaan bumi?
Kenapa jeda letusan bisa bervariasi?

o Dipengaruhi oleh komponen volatil (uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida)
o Kelarutan volatil meningkat tajam seiring kenaikan tekanan , yaitu sekitar 36% (pada
30 kbar) menjadi 20% (pada 11 kbar) dan kemudian ke 10% (pada 10 kbar).

Gelombang volatil dapat mempercepat aliran magma ke permukaan bumi seperti


pada botol Coca Cola. Percepatan cairan terjadi ketika terjadi pelepasan tekanan
internal secara tiba-tiba (botol dibuka).

Pada kenyataannya magma keluar dengan kecepaatan rendah, tekanan berkurang


secara bertahap, dan gelembung keluar secara perlahan. Tinggi rendah atau
kecepatan magma muncul ke permukaan di pengaruhi oleh banyak hal.
Pengembangan gelembung yang menuju ke permukaan terjadi ketika tekanan di
dalam magma sudah sangat besar.

Percepatan magma terjadi diasumsikan karena ada nya interaksi langsung dengan
fluida yang ada di lapisa n batuan pada tekanan tinggi dan suhu yang tinggi yang
di sebut dengan liquid /cairan
Kontak/interaksi magma dan Fluida dapat terjadi ketika saluran magma memotong
lapisan yang mengandung Fluida seperti gambar 2.

Daerah pada gambar adalah daerah berpori


yang memiliki permeabilitas tinggi.

Jika magma yang bersuhu sekitar 1300 K


menembus area Fluida atau mendekatinya
akan terbentuk daerah Superheated Fluid
yang memiliki tekanan superkritis dan
suhu superkritis. Untuk air, besaran
kritisnya masing-masing adalah 220 bar dan
647 K.

Superheated Fluid dapat dimampatkan dan


mematuhi hukum gas ideal (dalam berbagai
temperatur dan tekanan tinggi perbedaan
antara perilakunya dan perilakunya yang
ideal tidak melebihi 10%)
Area Fluida Super Panas di samping suhu T fdan tekanan p f(dalam kondisi superkritis,
Fluida berperilaku sebagai gas ideal dan tekanan serta suhu disamakan dalam volume
karena konveksi).

Karena porositas dan permeabilitas dari batuan yang mengandung Fluida tekanannya
sama dengan tekanan gas ideal yang diberikan, maka dapat ditulis dalam bentuk
persamaan Mendeleev-Clapeyron:
Dimana : R adalah konstanta gas universal Fluida
(15)

Tekanan Cairan/ FLuida cenderung mengarah ke tekanan litostatik batuan sekitarnya.


Ada 3 kemungkinan yang terjadi :
1) Fluida dikompres ke tekanan ini (jika densitas Fluida rendah).
2) Fluida memperluas volumenya dan tekanannya berkurang ke litostatik karena
kompresi atau penghancuran daerah kerak di sekitarnya.
3) Ada tekanan berlebih dari Cairan / Fluida (∆pf ) :

(16)
Jika Cairan Superpanas bersentuhan dengan saluran magma, tekanan cairan /fluida yang
berlebih akan mendorong magma ke permukaan. Tekanan Fluida akan disamakan
dengan tekanan kolom magma yang cenderung maksimum Jika Cairan memiliki volume
yang cukup, hal tersebut dapat menyebabkan erupsi magma seperti mekanisme "piston
gas".
Fluida bertekanan dapat mendorong cairan magma dan mengapung dalam bentuk
gelembung karena kerapatannya bahkan pada kedalaman yang jauh lebih kecil dari
kerapatan magma (pada kedalaman 3 km, tekanan 700 bar dan suhu 1500 K. Densitas
uap air adalah 100 kg / m3, yang 25 kali lebih kecil dari densitas magma ). Karena
viskositas magma (terutama magma silikat) yang besar, kenaikan gelembung fluida agak
lambat dan akan berkumpul di bagian atas kolom magma dengan membawa tekanannya.
Dengan demikian, Superheated Fluid dapat membentuk semacam "ujung" gas magmatik
yang akan mendorong batuan (seperti tombak) dan membuka jalan magma ke atas.
Fungsi yang sama dapat diterapkan oleh cairan volatil yang terlarut dalam magma itu
sendiri. Massa utama Superheated Fluid terus menopang kolom magma yang tingginya
di atas Fluid, dan mendekati hf.
pergerakan magma akan berjalan dengan percepatan tertentu , jika V
f melebihi
volume kritis Vfcr, dengan persamaan :
(17)
Dimana nilai Po/ρmg untuk magma hanya 4 meter.

Dengan demikian, kondisi letusan adalah sebagai berikut:


(18)
Diasumsikan ruang magma dengan kedalaman (hm) tertentu akan memanaskan batu di bawahnya
dengan waktu tertentu yang diperlukan untuk memanaskan lapisan batuan. Luas dari Superheated
Fluid dengan dimensi melintang sesuai dengan ukuran horisontal ruang magma. Ketebalan wilayah
ini akan ditentukan oleh suhu tetapi tidak dapat melebihi ketebalan Fluidlapisan Lf. Zona
Superheated Fluid akan mencakup saluran magma seperti "kerah" dan volumenya akan kira-kira
sama πLfRm2 karena jari jari bilik Rm jauh lebih kecil dari jari-jari saluran Rc.

Waktu Cairan dipanaskan hingga suhu superkritis tergantung pada jarak antara ruang magma dan lapisan
Cairan dan pada difusivitas termal batuan yang sama dengan k / cρ.
Dimana :
• k adalah konduktivitas termal
• c adalah panas spesifik
• ρ adalah kepadatannya.
kecepatan rata-rata campuran pada bagian Pada bagian antara chamber dan lapisan
saluran antara cairan dan ruang magma: Fluida ( 0 < z < hf – hm – Lm ) dimana
V= Vf + Sz = Vf +πRc2z dan pf = ρmghf
(19) Kita mendapatkan percepatan:

Dimana :
(21)
• ρmadalah rata-rata kerapatan campuran (pada kali
ini anggap sama dengan kerapatan magma)
• λ adalah koefisien turbulen, yang tergantung Erupsi dimulai ketika pada v = 0, z = 0
pada bilangan Reynold.
dan percepatan positif
Dengan mempertimbangkan bahwa tekanan p
Percepatan magma pada persamaan
sama dengan perbedaan antara tekanan pf dan
(21) sebanding dengan g (1 γ- h f S / V f)
tekanan gravitasi kolom lelehan rmgz, serta
pendekatan dari rumus (8) - (10) , diperoleh: dan saat Vf >> Vfcr percepatan magma
mendekati percepatan gravitasi..
(20) Keadaan set imbang percepatan magma
menurun karena meningkatnya
gesekan turbulen pada dinding saluran
Dimana V adalah volume penuh dari Fluid super
panas Laju pencampuran magma adalah :

(22)
Superheated Fluid dimasukkan ke dalam magma, menyerapnya dan membuangnya ke
permukaan tanah dalam bentuk bahan piroklastik. Sebuah kerucut gunung berapi
mulai terbentuk dari campuran magma dan cairan gas yang didinginkan. Ini adalah
scoria vulkanik berpori yang membentuk kerucut utama erupsi. Peningkatan tinggi
total kolom magma karena peningkatan kerucut gunung berapi adalah faktor lain yang
menstabilkan jalannya letusan.

Jika Vf >> Vfcr bisa mencapai magma chamber, menjaga asal tekanan ρmghf,, hal
tersebut berfungsi menolak tekanan dari kolom magma, yang sama dengan ρ m g (Lm +
hm + h v) dimana h v adalah tinggi kerucut gunung api sehingga persamaan gerak dari
magma dalam saluran di atas dapur magma adalah :

(23)

Persamaan ini menyiratkan bahwa letusan akan melemah( v → 0) saat h v → ( h f - h m ),


yaitu ketika ketinggian kerucut gunung berapi menjadi mendekati perbedaan
kedalaman lapisan ruang magma danl apisan fluida
Tekanan di saluran berkurang karena ekspansi fluida di ruang magma atau karena
pertumbuhan kerucut gunung berapi yang menyebabkan perlambatan aliran magma.
Erupsi berubah ke tahap efektif, pergerakan magma menjadi laminar, lajunya
ditentukan oleh persamaan Poiseuille: proporsional dengan kuadrat jari-jari saluran
dan berbanding terbalik dengan viskositas magma. .

Penghentian letusan mungkin dilakukan ketika tekanan dari cairan yang diperbesar
(secara adiabatik) dan tekanan dari kolom magma. Peningkatan volume Cairan V mf
yang diperlukan untuk penghentian erupsi hanya jika volume magma di dalam sama
dengan yang keluar dari ruang magma. Volume ini memenuhi syarat :.

(24)

Jika kita berasumsi bahwa h v= 0 (kerucut tidak tumbuh, materi letusan


menghilang ke atmosfer dan menyebar)., maka didapatkan hubungan :

(25)
• Semakin dekat magma chamber ke lapisan Fluid ( h f → hm ), semakin kecil ekspansi Cairan
yang dibutuhkan untuk menghentikan letusan, dan, akibatnya, erupsi harus berakhir dengan
cepat.

• Semakin jauh jarak yang memisahkan magma chamber dengan lapisan fluida, semakin
banyak Vmf dan semakin lama waktu erupsi dan semakin banyak volume batuan yang meletus.

• Jika volume magma chamber sebanding dengan atau kurang dari volume Superheated Fluid,
tekanan Fluid dapat sepenuhnya menghancurkan chamber.

• letusan setelah itu mulai memiliki alasan fisik yang jelas untuk penghentiannya. Penyebab
utama di antara mereka adalah penurunan tekanan Fluid selama ekspansi.

• Frekuensi letusan dapat ditentukan dari waktu pengisian sistem magma oleh
magma segar, waktu difusi Cairan dari pinggiran dan waktu pemanasan ke suhu
ekstrem

• Kontak cairan dengan ruang magma dapat terjadi pada V f >> Vfcr yang akan
menimbulkan letusan baru (pelepasan gas dan bahan piroklastik, pertumbuhan
kerucut, mengurangi tekanan fluida, transisi ke berakhirnya lava vulkanik)
• Ketinggian maksimum gunung berapi dan aktivitasnya dapat ditentukan oleh parameter
Cairan ρ f , h f , τ f , V f . Semakin dalam lapisan Fluid, semakin besar densitasnya, semakin jauh
jaraknya dari magma chamber, letusan bisa terjadi lebih kuat

• Aktivitas vulkanik akan melemah ketika lapisan Fluid berkurang. Gaya pendorong pada erupsi
akan menghilang dan gunung api akan “tidur”. Magma di magma chamber tidak diperbarui
dari mantel dan silika. Pendinginan dan kristalisasi magma di dalam magma chamber dapat
bertahan selama ratusan ribu tahun. Tetapi semuanya berubah ketika pada kedalaman yang
sangat dalam di bawah magma chamber lapisan Fluid aktifk. Jika lebih dari 1 km,
pemanasannya bisa hingga suhu superkritis dan akan membutuhkan lebih dari 20.000
tahun.

• Ketika lapisan Fluida menerima suhu yang diinginkan dan volume kritis, hal tersebut dapat
menyebabkan erupsi yang kuat, yang dapat menghancurkan magma chamber yang diisi
dengan magma silikat dan menyebabkan pembentukan kaldera.

• Jika volume Superheated Fluid besar dan secara substansial melebihi volume kritis serta jika
kedalaman lapisan Fluid juga besar, tekanan Fluid dapat sepenuhnya menghancurkan sistem
magmatik. The Superheated Fluid ditarik keluar seperti jin dari botol. Kecepatannya
supersonik, suhu turun dari 1500 K karena ekspansi tetapi tidak lebih dari satu atau dua ratus
derajat. Keluar melalui saluran dan berubah menjadi awan panas yang mematikan. Volume
fluida bisa sangat besar, karena berada dalam keadaan sangat terkompresi di lapisan dalam.
Dalam sejarah vulkanologi, beberapa letusan terkenal adalah pada gunung berapi
Bezymianny (Kamchatka, 1956), gunung berapi Shiveluch (Kamchatka, 1964), Mount St
Helens (AS, 1980) Letusan dahsyat ini biasanya didahului oleh sedikit gangguan gunung
berapi seperti peningkatan aktivitas fumarol (Bezymianny), pertumbuhan kubah ekstrusi
(Shiveluch), deformasi lereng (St Helens). Letusan, yang biasanya berlangsung beberapa
jam, disertai dengan gelombang erupsi yang tiba-tiba, awan abu (hingga ketinggian 45
km), aliran piroklastik dan lumpur

Dari gambar dapat dilihat bahwa


pembentukan gunung api baru di
pengaruhi oleh lokasi kedalaman hf
dengan volume V f yang lebih besar
dari volume kritis γ Sh f

Magma yang disimpan dalam


chamber dan saluran mempunyai
komposisi silika dan kemampuan
untuk memadat dengan sedikit
pendinginan. Hal ini menyebabkan
terbentuknya "plug" magmatik, yaitu
bagian dari kolom magmatik
(ketinggian h) yang membentuk
Fig.3 Skema sistem magmatik dengan lapisan cairan magma yang sangat kental
silikat magma dan letusan eksplosif
Sesuai mekanisme "piston gas", arus keluar yang lambat dari magma terjadi sebagai
akibat dari ketidakstabilan Vf >> Vfcr dan laju tetap harus ditentukan oleh persamaan
yang mirip dengan (23) untuk aliran laminar:

(26)

Karena viskositas kinematik dari magma silikat besar, laju aliran magma sangat kecil tetapi letusan
bisa menghasilkan kubah ekstrusif dan batuan akan jatuh di lereng. Gelembung Cairan naik ke atas
karena kerapatannya sepuluh kali lebih kecil dari kerapatan magma. Kenaikan gelembung juga
sangat lambat karena viskositas magma.

Di dalam “plug" gerakan gelembung tidak mungkin terjadi, mereka harus membangun "ujung gas"
di bawahnya dalam bentuk gelembung besar. Gelembung menjaga tekanan Cairan, karena “plug"
tidak memungkinkannya untuk mengembang dan naik ke atas kolom magma seperti yang terjadi
selama letusan magma basaltik.

Berdasarkan rumus (24) dan sejak erupsi magma terbentuk, erupsi harus distabilkan ketika
ketinggian kubah ekstrusif mencapai nilai maksimum ( h f h- m ) . Perhatikan bahwa pertumbuhan
kubah ekstrusif dalam kawah aktif gunung berapi Bezymianny dan Shiveluch telah berhenti pada
ketinggian 500 m
• Jadi, "ujung gas" memiliki tekanan dari Cairan yang bergerak melalui saluran
bersamaan dengan magma yang mendekati permukaan. Jika ada celah atau retakan
Fluida dapat pergi ke atmosfer dan mengurangi tekanan. Namun, jika aliran Cairan
yang keluar sama dengan alirannya magma yang masuk, maka tekanan dalam
"ujung gas" akan dipertahankan. Dengan demikian, tekanan tinggi dari lapisan dalam
diangkut melalui gelembung Fluida ke kawah gunung berapi dan dihentikan oleh
magma yang kental.

• Di beberapa titik, "ujung gas" akan menerima kontak dengan atmosfer dan akan ada
ledakan. Kekuatannya tergantung pada tekanan ρ m gh f dari Fluid tersebut. Ini
mungkin luapan Superheated Fluid untuk membentuk aliran piroklastik dan awan
abu. Proses letusan eksplosif ntergantung pada kedalaman lapisan Fluid (hf) dan
pada kedalaman di mana " ujung gas" yang terbentuk (ketinggian h dari 'plug').

• Tekanan cairan pfcr akan ditentukan dengan :

(27)

Dimana p st adalah kekuatan akhir adhesi pada dinding saluran dengan batuan di sekitarnya.
• Pada ekstrusi magma tekanan kritis dapat berubah sesuai dengan perubahan ( h +
h d ) . Jika tekanan Fluida melebihi yang kritis akan ada ledakan.

• Jika dalam proses ekstrusi magma bagian atas "ujung gas" menembus kerucut
gunung api risiko ledakan dalam arah lateral meningkat. Setelah ledakan "ujung
gas" dan melepas “plug", ekstrusi magma akan membentuk kubah ekstrusif baru
(letusan eksplosif).

• Jika di bawah ruang magma ada dua lapisan Fluida pada kedalaman yang
berbeda. Tentu saja, yang "dalam" dapat diaktifkan lebih lambat dari lapisan
"dangkal" yang terletak lebih dekat ke ruang magma. Akibatnya, ketika dua
lapisan Fluida mulai berfungsi bersama (mungkin ada dua siklus erupsi yang
saling bersilangan). Siklus pertama pada Fluida "dangkal" dan memiliki satu
karakteristik Fluida dan yang kedua, lapisan Fluida "dalam", akan menentukan
letusan yang lebih kuat dengan interval yang lebih lama, karena waktu
pemulihannya harus jauh lebih besar. Siklus akan tumpang tindih. Jenis letusan
ini dapat diamati di gunung berapi Shiveluch dan Bezymianny.

• Dengan demikian, kombinasi ruang magma dengan lapisan Fluid yang berbeda-
beda melalui mekanisme "piston gas" dapat memberikan berbagai pilihan
teoretis aktivitas vulkanik.
KESIMPULAN
• Makalah/ppt ini merupakan mekanisme • Fluid menembus ke dalam sistem
fisik sederhana yang dapat berfungsi magma dan memindahkan sebagian
sebagai dasar untuk menjelaskan kecil magma ke permukaan, dan
berbagai jenis letusan gunung berapi. volumenya pada saat yang sama
Diasumsikan bahwa percepatan magma melebihi besaran kritis tertentu,
dan erupsi disebabkan oleh akan ada perbedaan tekanan di zona
ketidakseimbangan dalam zona kontak kontak, dan Fluida mulai
saluran magmatik dan lapisan fluida mendorong magma keluar dari
pada kedalaman melebihi 1 km. saluran seperti piston.

• Fluid Superheated pada tekanan lebih • Nilai volume kritis kira-kira sama
besar dari 220 bar dan suhu di atas 647 dengan γShf , di mana γ adalah
K mengikutii hukum gas yang ideal
faktor adiabatik dari Cairan (untuk
(semakin besar volume Cairan primer,
uap air γ = 1,4), S adalah
semakin sedikit penurunan tekanan
penampang saluran magma, hf
Cairan selama ekspansi ke saluran
adalah kedalaman lapisan Fluid.
magma)
• Selama letusan gunung api, Fluida bekerja dan berkembang, tekanan dan
kepadatannya menurun, dan erupsi berakhir.

• Untuk membentuk stratovolcano, sistem ini memerlukan waktu untuk


mengembalikan volume Cairan kritis dalam zona overheating, hancur oleh letusan.
Setelah penipisan lapisan cairan, aktivitas gunung berapi harus dihentikan. Tetapi
jika di bawah magma chamber terdapat lapisan Fluid lain, ia dapat mencapai suhu
superkritis puluhan ribu tahun setelah pembentukan stratovolcano dan menyebabkan
letusan kuat yang dapat menghancurkan magma chamber yang mengakibatkan
pembentukan kaldera. Setelah erupsi magma dan material piroklastik, Fluida dengan
suhu tinggi keluar dengan kecepatan supersonik, bisa membawa partikel kecil dan
menjadi awan abu yang sangat panas.

• Erupsi fluida adalah final erupsi Plinian, didahului oleh pembentukan kaldera dan
stratovolcano. Semua peristiwa ini dihasilkan dari kondisi kritis dan
ketidakseimbangan primer dalam sistem "magma-crust-fluid".

Anda mungkin juga menyukai