Anda di halaman 1dari 53

1.

Definisi perkembangan hidraulika


Hidraulika berasal dari kata hydro dalam bahasa yunani yang berarti air, dengan demikian
ilmu hidraulika dapat didefinisikan sebagai cabang dari ilmu teknik yang mempelajari
perilaku air baik dalam keadaan diam maupun bergerak.
Hidraulika dapat dibedakan menjadi dua bidang yaitu hidrostatika yang mempelajari zat
cair dalam keadaan diam. Dan hidrodinamika yang mempelajari perilaku fluida baik dalam
bentuk zat cair ataupun gas.

Pada zaman mesir kuno dan Babilonia, teknik hidraulika telah dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari, bangunan irigasi dan drainasi seperti bendungan, saluran, akuaduk,
dan sebagainya telah dibangun pada tahun 2500 sebelum masehi. Pada masa tersebut juga
telah dibuat saluran besar dari laut tengah ke laut merah. Sekitar tahun 1400 sebelum masehi
dibuat saluran serupa dari sungai nil ke laut merah.
Sejarah ilmiah ilmu hidraulika dimulai oleh Archimedes (287-212 SM) yang
mengemukakan hukum benda terapung dan teori yang mendukungnya.
Pada masa kekaisaran Romawi, beberapa saluran / terewongan air dibangun setelah
diketahuinya hokum-hukum aliran air. Sesudah kemunduran kekaisaran Romawi (476 M),
perkembangan ilmu hidraulika terhenti selama hamper 1000 tahun, dan mulai berkembang
lagi ketika Leonardo da Vinci (1452-1519) melakukan penelitian mengenai aliran melalui
saluran terbuka.
(diambil dari buku hidrolika 1)

2. Sifat-sifat zat cair ( rapat massa, berat jenis, rapat relatif, kemampuan zat cair, tekanan
zat cair), tegangan permukaan, kapilaritas, tekanan uap.

Zat cair mempunyai beberapa sifat yaitu :

1) Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair, akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
2) Mempunyai rapat massa dan berat jenis.
3) Tidak termampatkan (incompressible)
4) Mempunyai viskositas (kekentalan).
5) Mempunyai kohesi, adhesi dan tegangan permukaan.
Di antara sifat-sifat tersebut, yang terpenting adalah rapat massa, berat jenis dan
viskositas.
Rapat Massa, Berat Jenis dan Rapat Relatif
Rapat massa,ρ (rho), didefinisikan sebagai massa zat cair tiap satuan volume pada
temperature dan tekanan tertentu.
ρ = M/V                                                                               
            dengan M adalah massa yang menempati volume V (kg/m3).
Berat jenis yang diberi notasi γ (gamma), adalah berat benda tiap satuan volume pada
temperature dan tekanan tertentu. Terdapat hubungan antara berat jenis dan rapat massa
dalam bentuk berikut :
γ = ρ g                                                                                              
            dengan :
       γ        :berat jenis (N/m3 untuk satuan SI atau kgf/m3 untuk satuan MKS)
ρ        :rapat massa (kg/m3 satuan SI atau kgm/m3 untuk satuan MKS)
g        :percepatan gravitasi (m/d2)
Rapat relative adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat dan rapat massa air.
N = ρ zat cair =  γ  zat cair 
           ρ air           γ air

Kemampuan Zat Cair


Kemampuan zat cair didefinisikan sebagai pengecilan volume karena adanya
penambahan tekanan, yang ditunjukkan oleh perbandingan antara perubahan tekanan dan
perubahan volume terhadap volume awal.

     K = -    dp    
              dV/V

Nilai K untuk zat cair adalah sangat besar sehingga perubahan volume karena perubahan
tekanan adalah sangat kecil.

Kekentalan Zat Cair


Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu bergerak
mengalir.Kekentalan disebabkan karena kohesi antara pertikel zat cair. Zat cair kental, seperti
sirop atau oli, mempunyai kekentalan besar, sedang zat cair encer, seperti air mempunyai
kekentalan kecil.
Tegangan geser antara dua lapis zat cair adalah sebanding dengan gradient kecepatan
dalam arah tegak lurus dengan gerak (du/dy).

Tegangan Permukaan
Molekul-molekul zat cair saling tarik menarik di antara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat
massa.
 Kerja yang dilakukan untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut dikenal dengan
tegangan permukaan. Tegangan permukaan σ = (sigma) bekerja pada bidang permukaan yang
sama besar di semua titik.

Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh gaya kohesi dan adesi. Di dalam suatu tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adesi maka zat cair akan naik; jika
kohesi lebih besar dari adesi maka zat cair akan turun.
Kapilaritas
Kenaikan kapiler (atau penurunan) di dalam suatu tabung dapat dihitung dengan
menyamakan gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat

Pσ cos θ = A h γ
2 π r σ cos θ = π r2 h γ
h =   2 σ cos θ 
             γ r

            dengan :
P        : keliling tabung
A       : luas tampang tabung
σ        : tegangan permukaan
γ        : berat jenis zat cair
r         : jari-jari tabung
h        : kenaikan kapiler

Apabila tabung bersih,  = 00 untuk air 1400 untuk air raksa


Tekanan Uap
Zat cair yang terbuka pada gas akan mengalami penguapan. Laju penguapan tergantung
pada perbedaan energy molekul antara zat cair dan gas yang ada di atasnya.
Pada awalnya, tekanan udara di atas zat cair di dalam tangki tertutup adalah tekanan
atmosfer.Apabila tekanan udara dikurangi, yaitu dengan mengeluarkannya, maka pada
tekanan tertentu zat cair mulai mendidih dan menguap.
Penguapan akan terjadi sampai tekanan di atas zat cair di bawah tekanan uap jenuh zat
cair tersebut pada temperature yang diberikan.

(http://hariadi-valent.blogspot.co.id/2015/09/sifat-sifatzat-cair-2.html)

6) Hidrostatika, tekanan (tekanan pada satu titik, distribusi tekanan pada zat cair, gaya
tekanan pada bidang atmosfir, atmosfir, relative dan absolut, tekanan dinyatakan dalam tinggi
zat cair, gaya tekanan pada bidang terendam), manometer.

  Tekanan Hidrostatik Dalam Zat Cair

Zat cair hampir-hampir tak termampatkan, sehingga dalam hidrostatika kita dapat
mengabaikan variasi kerapatannya. Maka kita dapat mengandaikan kerapatan yang tetap
dalam perhitungan –perhitungan hidrostatik di dalam zat cair, sehingga persamaan (2.18) kita
integralkan menjadi
Zat cair : p2-p1 = ρg (z2-z1)

atau z1-z2 =  –
Dalam kebanyakan soal kita gunakan bentuk yang pertama. Besarnnya ρg disebut berat
jenis atau berat spesifik fluida tersebut, dan dimensinya berat per satuan volume ; beberapa
nilai berat jenis diberikan dalam tabel 2.1. Besaran p/ ρg adalah panjang dinamakan hulu
tekanan fluida itu

Tabel 2.1 Berat jenis bebepa fluida yang lazim


BERAT JENIS Ρg pada 680 F = 200C
FLUIDA
LBF / FT3 N/M 3
Udara (pada 1 atm) 0,0752 11,8
Etanol 49,2 7.733
Minyak pelumas SAE 30 57,3 8.996
Air 62,4 9.790
Air laut 64,0 10.050
Gliserin 78,7 12.360
Karbon Tetraklorida 99,1 15.570
Air-Raksa 846 133.100
Sumber : modul Mekanika Fluida

 Untuk danau dan lautan, biasanya sistem koordinatnya dipilih seperti pada Gambar 2.5
dengan z = 0, pada permukaan bebas, tempat p sama dengan tekanan atmpsfer di permukaan
laut, pa. Bila kita masukkan nilai acuan (p1, z1 ) = (pa, 0), Persamaan (2.20) menjadi
Danau dan lautan        p = pa – ρgz
di sini ialah tekanan pada kedalaman z ( negatif) dan ρg berat jenis rata-rata air danau dan
lautan. Seperti akan kita lihat, Persamaan (2.21) berlaku juga unutk udara, dengan ketetapan
2% untuk ketinggian z sampai 1000 ft
                              

Tekanan pada satu titik


Tekanan setiap titik pada fluida diam adalah sama dalam segala arah.

Elemen fluida berbentuk prisma segitiga dengan lebar satu satuan panjang (tegak lurus
pada bidang ganmbar). Panjang dari tinggi : dx dan dy, yang berada pada keadaan diam.
P adalah tekanan, px dan py adalah tekanan arah horizontal dan vertical. Sisi segitiga
mempunyai hubungan dx = ds Cos α dan dy = ds Sin α
Berat prisma segitiga fluida :

                  …………………………….............................. (1-14)


Oleh karena tidak ada tegangan geser, maka gaya yang bekerja hanya gaya tekanan dan
gaya berat.
Gaya tekanan (F) adalah tekanan (P) dikali luas bidang yang mengalami tekanan ‘A’.
gaya tekanan yang bekerja pada bidang permukaan
      Fx = Px dy.1   ……………………………………………………….........…(1-15)
      Fy = Py.dx.1   ……………………………………………..........…………  (1-16)
      Fs = P ds.1     …………………………………………….........…………   (1-17)
Persamaan Kesetimbangan untuk arah x:
Fx = Fs.Sin α        ………………………………………………………………..(1-18)
Py.dy.1 = P.ds.1.sin α P.x.ds.Sin α Sehingga : Px = P……….....................…..(1-19)
Persamaan kesetimbangan untuk arah y:
      Fy – w – Fs Cos α = 0 ………………………………………………………..(1-20)

      …………………........…..…..... (1.21)


atau:

     

            ………………………………….........……….(1.22)


Karena prisma sangat kecil hingga dy mendekati ‘nol’, maka suku kedua dapat diabaikan;
hingga Py = P
Dari persamaan Px = P dan Py = P akan didapatn: Px = Py = P, yang berarti bahwa
besarnya tekanan dalam berbagai arah yang bekerja pada suatu titik pada fluida diam adalah
sama.
Besarnya gaya yang bekerja pada suatu bidang:
      F = ∫ A pdA atau F = p.A       ……………………………..............................(1-24)
Gaya Hidrostatik pada Suatu Bidang
Gaya Hidrostatik pada Bidang Datar
Masalah yang lazim dalam perancangan struktur yang berinteraksi dengan fluida ialah
menghitung gaya hidrostatik pada bidang datar. Kalau perubahan rapat fluida itu kita abaikan.
Persamaan
p2 - p1 = - ρg(z2 –z1 )

z1 - z2  =   -
berlaku dan tekanan pada setiap permukaan yang terbenam berubah-ubah secara linear
menurut kedalamannya, untuk sebuah bidang datar, distribusi tegagan linearnya persis seperti
gabungan pelenturan dan pemampatan sebatang balok dalam teori kekuatan bahan. Maka soal
hidrostatik itu menjadi rumus-rumus yang sederhana, yang menyangkut titik berat dan
momen inersia dari luas penampang pelat itu.
            Gambar dibawah ini memperhatikan sekeping pelat datar berbentuk sembaran
yang seluruhnya terbenam di dalam di dalam suatu zat cair.

Lempeng itu membuat sudut θ yang besarnya sembarang dengan permukaan bebas yang
mendatar, sehingga kedalamanny berubah-ubah diseluruh permukaan pelat tersebut. Jika h
adalah kedalaman sembarang luasan keunsuran dA dan pelat itu, menurut persamaan 
p2 - p1 = - ρg(z2 –z1 )

z1 - z2  =   -
tekanannya disitu adalah P = Pa + ρgh  
Dan dapat disimpulkan bahwa gaya pada satu titik sembarang bidang datar yang terbenam
di dalam zat cair yang serba sama, sama dengan tekanan pada titik berat pelat itu, tidak
tergantung pada pelat dan sudut kemiringannya (θ).

   Gaya hidrosatik pada bidang lengkung


            Dengan menguraikan komponen-komponen pada arah mendatar dan vertikal
adalah cara yang paling mudah untuk menentukan gaya tekanan resultan pada bidang
lengkung. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa gaya-gaya tekanan tambahan
tidak dapat dijumlahkan secara aljabar, sebab selalu tegak lurus atau nomal pada unsur luasan
lokal sehingga arahya berubah-ubah.

            Gambar memperlihatkan bagan benda bebas dari lajur zat cair yang ada dalam
proyeksi vertikal di atas bidang lengkung tersebut. gaya- gaya yang kita cari adalah FH dan
Fv, tampak terbalik arahnya sebab dikerjakan oleh bidang lengkung itu terhadap lajur zat
cair. Gaya-gaya lain yang tampak pada bagan itu disebabkan oleh berat zat cair dan tekanan
mendatar pada sisi-sisi vertikal lajur zat cair tersebut.
            Dibagian bawah lajur zat cair, yang bentuknya tidak teratur, yakni abc yang
erhadapan dengan bidang lengkung. Penjumlahan komponen-komponen mendatar
menunjukkan bahwa gaya FH yang kita cari sama dengan FH pada sisi kiri vertikal pada lajur
zat cair itu. Maka gaya FH dapat dihitung dengan rumus bidang datar yang dibentuk oleh
proyeksi bidang lengkung itu pada bidang vertikal yang tegak lurus pada komponen tersebut.
(Frank M.White, 1988)
            Maka penjumlahan gaya-gaya vertikal pada aliran benda bebas adalah :
                        Fv = W1 + W2+ Wudara
artinya komponen vertikal dari gaya tekanan pada sebuah bidang lengkung, arah dan
besarnya sama dengan seluruh lajur fluida di atas bidang lengkung tersebut, baik berupa zat
cair maupun udara.( Frank M.White, 1988)
Gaya hidrostatik dalam fluida berlapis
            jika fluida berlapis rumus tunggal tidak bisa dipakai, sebab  kemiringan distribusi
tekanan linear itu berubah di perbatasan lapisan yang satu dan lapisan berikutnya.namun
rumus tunggal berlaku untuk masing-masing lapisan. Jadi untuk memperoleh total gaya kita
dapat menggunakan persamaan berikut .
F = Σ F 1 = Σ PCG1 A1
(http://aya-snura.blogspot.co.id/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

7) Kesetimbangan benda terapung, hokum Archimedes, stabilitas benda terendam dan


terapung.

Gaya Apung dan Hukum Archimedes


Berat benda yang tenggelam di dalam fluida terasa lebih ringan daripada saat benda
tersebut berada di luar fluida. Hal ini terjadi karena ada gaya apung ke atas yang dikerjakan
oleh fluida. Gaya apung terjadi karena tekanan dalam sebuah fluida naik sebanding dengan
kedalaman. Dengan demikian, tekanan ke atas pada permukaan bawah benda yang tenggelam
lebih besar daripada tekanan ke bawah pada permukaan atas benda. Sehingga ada tekanan
netto ndicat atas; tekanan inilah yang menjadi ndicator keberadaan gaya apung. Sebuah
balok melayang pada suatu tabung yang berisi fluida tertentu, seperti ditunjukan pada
Gambar 3. Gaya apung didefinisikan sebagai selisih antara gaya ke atas yang dilakukan oleh
fluida di bagian bawah benda dengan gaya ke bawah yang dilakukan oleh fluida di bagian
atas benda. Berdasarkan perumusan tersebut besarnya gaya apung adalah :
8) FA = ρgh    

(http://aya-snura.blogspot.co.id/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

5. Zat cair dalam keseimbangan relatif zat cair dalam tangki mengalami percepatan, zat
cair di dalam silinder berotasi.

Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif


Zat cair dalam kesetimbangan relatif Apabila zat cair dalam suatu tangki dalam
keadaan diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan, maka zat cair tersebut tidak
dipengaruhi oleh gerak tangki. Tetapi apabila tangki tersebut mengalami percepatan
kontinyu, maka percepatan tersebut akan berpengaruh pada zat cair dengan adanya perubahan
distribusi tekanan. Oleh karena zat cair tetap diam, relative terhadap tangki, maka tidak ada
gerak relative dari prtikel zat cair, yang berarti tidak ada tegangan geser. Tekanan zat cair
akan tegak lurus pada bidang dimana tekanan bekerja

(http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2014/02/zat-cair-dalam-kesetimbangan-
relatif.html)

Sama hal nya dengan Zat cair di dalam tangki yang bergerak dengan
kecepatan konstan tidak mengalami tegangan geser karena tidak adanya gerak relatif
antara partikel zat cair atau antara partikelzat cair dengan bidang batas. Zat cair dalam
keadaan ini disebut dalam kesimbangan relatif.Apabila zat cair mengalami percepatan,
maka akan terjadi gaya yang di timbulkan oleh  percepatan yang memberikan
tambahan terhadap gaya hidrostatis. Akan dipelajari perubahant e k a n a n p a d a z a t c a i r
yang mengalami perceptan seragam, setelah kondisi
k e s i m b a g a n tercapai.Contoh permasalahan dari zat cair dalam keseimbangan
relatif adalah suatu tangki berisi zat cair yang mengalami percepatan atau perlambatan,
dan zat cair dalam suatu silinder yang mengalami rotasi terhadap sumbu vertikal. Kedua
permasalahan tersebut akan dibahasdalam bab ini.

Apabila zat cair berada didalam suatu tangki dalam keadaan diam,
a t a u b e r g e r a k   dengan kecepatan konstan, maka zat cair tersebut tidak dipengaruhi oleh
gerak tangki. Tetapiapabila tangki tersebut mengalami percepatan continue maka
percepatan tersebut akan berpengaruh pada zat cair dengan adanya perubahan ditribusi
tekanan. leh karena zat cair tetap diam, relatif terhadap tangki maka tidak ada
gerak relatif dari partikel zat cair, yang  berarti tidak ada tegangan geser. Tekanan zat
cair akan tegak lurus pada bidang dimanatekanan bekerja.!ambar ".# menunjukan zat cair
yang berada didalam tangki dan bergerak dengan  percepatan $% searah sumbu &.
'ercepatan tersebut menyebabkan terjadinya gaya horizontalyang bekerja pada zat cair,
sehingga permukaan zat cair tidak lagi mendatar tetapi berubahmenjadi miring. 'ada sisi
belakang tangki, zat cair akan naik dan sisi depan zat cair turun. (isalkan ) adalah
sudut antara bidang horizontal dan bidang permukaan zat cair
(https://www.scribd.com/document/336779900/Bab-v-Zat-Cair-Dalam-Kesetimbagan-
Relatif)
DEFINISI PERKEMBANGAN ILMU HIDROLIKA

Hidrolika berasal dari kata hydor dalam bahasa Yunani berarti air.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HIDROLIKA

Sejarah ilmiah ilmu hidrolika dimula oleh Archimedes (287-212 SM) yang
mengemukakan hukum benda terapung dan teori yang mendukungnya. Pada masa kekaisaran
Romawi, beberapa saluran/terowongan air dibangun setelah diketahuinya hukum-hukum
aliran air. Sesuadah kemunduran kekaisaran Romawi (476 M), perkembangan ilmu hidrolika
terhenti hampir 1000 tahun.

HUKUM NEWTON II

Hukum newton II menyatakan bahwa laju perubahan momentum (massa M x kecepatan


V) adalah berbanding langsung dengan gaya yang bekerja dan dalam arah yang sama dengan
gaya tersebut.

d ( MV )
F=
dt

Apabila M adalah konstanta, maka gaya akan sebanding denganperkalian antara massa
dan laju perubahan kecepatan (V), yaitu percepatan (a) atau :

d (V )
F=M
dt

Atau

F = Ma

Dengan :

F : gaya

M : massa benda
a : percepatan

V : kecepatan

DIMENSI DAN SATUAN

Dimensi adalah besaran terukur yang menunjukkan karakteristk suatu obyek seperti
massa, panjang, waktu, temperatur, dan sebagainya. Satuan adalah suatu standar untuk
mengukur dimensi, misalnya satuan untuk massa, panjang, waktu adalah kilogram (kg),
meter (m) dan detik (d) untuk satuan SI; atau kilogram massa (kgm), meter (m) dan detik (d)
dalam satuan MKS.

Konversi sistem MKS ke SI

Besaran Simbol Sistem MKS Sistem SI konversi


Panjang L M m
Massa M Kgm kg
Waktu T D d
Gaya F Kgf N g=9,81
Luas A m2 m2
Volume V m3 m3
Kecepatan V m/d m/d
Percepatan a m/d 2 m/d 2
Debit Q m 3 /d m 3 /d
Kecepatan ω rad/d rad/d
sudut
Gravitasi g m/d 2 m/d 2
Kekentalan μ Poise N d/m 2 10−1
dinamis
Kekentalan v Stokes m2 / d 10−4
kinematik
Rapat ρ kgm/m3 kg /m3
massa
Berat jenis ɣ kgf /m3 N /m 3 g=9,81
Tekanan p kgf / m2 N / m2 g=9,81
Daya P kgf m/d W (joule/d) g=9,81
Kerja, W Kgf m N m (joule) g=9,81
energi
SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

RAPAT MASSA, BERAT JENIS, DAN RAPAT RELATIF

- Rapat massa, ρ (rho)didefinisikan sebagai massa zat cair tiap satuan volume pada
temperatur dan tekanan tertentu.
M
ρ=
V
Dengan M adalah massa yang menempati volume V. dalam sistem satuan SI apabila
massa diberikan dalam kilogram (kg), maka rapat massa adalah dalam kilogram per meter
(kg/m3).
- Berat jenis yang diberi notasi ɣ (gamma), adalah berat benda tiap satuan volume pada
temperatur dan tekanan tertentu.
ɣ = ρ.g
dengan :
ɣ : berat jenis ( N /m 3 untuk satuan SI atau kgf /m3untuk satuan MKS)
ρ : rapat massa (kg /m3 untuk satuan SI atau kgm/m3 untuk satuan MKS)
g : percepatan gravitasi (m/d 2)
Rapat relative didefinisikan sebagai perbandingan antara rapat massa suatu zat dan rapat
massa air. Karena ɣ = ρ.g maka rapat relative juga didefinisikan sebagai perbandingan antara
berat jenis suatu zat dan berat jenis air pada 4°C dan tekanan atmosfer.
ρzat cair ɣzat cair
S= =
ρair ɣ air
- Kemampatan zat cair
Didefinisikan sebagai perubahan (pengecilan) volume karena adanya perubahan
(penambahan) tekaan, yang ditnjukkan oleh perbandingan antaran perubahan tekanan dan
perubahan volume terhadap volume awal. Perbandingan tersebut dikenal dengan modulus
elastisitas. Apabila dp adalah pertambahan tekanan dan dV adalah pengurangan volume dari
volume awal V, maka :
−dp
K=
dV
- Tegangan permukaan
Molukel-molekul zat cair saling tarik menarik diantara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat
massa. Gaya tarik menarik tersebut adalah setimbang. Tetapi pada permukaan antara zat cair
dan udara, atau antara zat satu dengan zat lainnya, gaya tarik keatas dan kebawah tidak
setimbang. Ketidak-setimbangan tersebut menyebabkan molekul-molekul pada permukaan
melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat cair. Kerja yang dilakukan untuk melawan
gaya tarik kebawah tersebut dikenal dengan tegangan permukaan.
- Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleg gaya kohesi dan adesi. Didalam suatu tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adesi maka zat cair aka naik, dan
sebaliknya.
- Tekanan uap
Pada suatu saat jumlah molekul zat cair yang masuk keudara akan sama dengan jumlah
molekul gas yang kembali ke zat cair. Pada keadaan tersebut dicapai kondisi keseimbangan,
dan udara diatas zat cair disebut jenuh dengan uap air. Dalam kondisi ini tekanan yang
bekerja pada permukaan zat cair disebut tekanan uap jenuh.

HIDROSTATIKA
Hidrostatika adalah cabang dari hidrolika yang mempelajari perilaku zat cair dalam
keadaan diam.
Tekanan
Didefinisikan sebagai jumlah gaya tiap satuan luas. Apabila gaya terdistribusi secara
merata pada suatu luasan, maka tekanan dapat ditentukan dengan membagi gaya dengan luas.
F
p=
A
Dengan :
p : tekanan (kgf / m2 atau N /m 2)
F : gaya (kgf atau N)
A : luas (m2)
Tekanan Pada Suatu Titik
Didalam zat cair tidak terjadi tegangan geser dan gaya yang bekerja pada suatu bidang
adalah gaya tekanan yang bekerja tegak lurus pada bidang tersebut. Tekanan pada setiap titik
didalam zat cair diam adalah sama dalam segala arah.

Besarnya gaya tekanan yang bekerja pada suatu bidang adalah sebagai berikut:

F=∫ p dA
A
F= pA
Distribusi Tekanan Pada Zat Cair Diam

W 1 =berat zat cair diatas dasar tangki =γ x volume zat cair


=γ V 1 =γ Ah1

W 2 =γ Ah 2
W 3 =γ Ah 3

Tekanan Atmosfir, Relatif, Absolut


Udara diatmosfir mempunyai berat. Karena mempunyai berat maka udara tersebut bisa
menimbulkan tekanan pada permukaan bumi. Rapat massa udara tidak konstan, tergantung
pada ketinggian, temperatur, kelembaban. Oleh karena itu, tekanan atmosfir dapat diukur
berdasarkan tinggi kolom zat cair yang ditahan. Kolom udara seluas 1 cm2 dan setinggi
atmosfir adalah 1,03 kgf.
Tekanan relatif adalah tekanan yang diukur berdasarkan tekanan atmosfir. Tekanan zat
cair yang berhubungan dengan udara luar (atmosfir) adalah nol, sehingga tekanan relativf
adalah positif bila lebih besar dari tekanan atmosfir dan negative apabila lebih kecil.
Tekanan nol tersebut dikenal dengan tekanan nol absolut. Tekanan absolut adalah jumlah
dari tekanan atmosfir dengan tekanan relatif. Apabila tekanan relatif adalah negatif, maka
tekanan absolut adalah tekanan atmosfir dikurangi tekanan relatif.

Tekanan Dinyatakan Dalam Tinggi Zat Cair

p p
h= =
γ ρ.g

Manometer
Adalah alat yang menggunakan kolom zat cair untuk mengukur perbedaan tekanan.
Prinsip manometer adalah apabila zat cair dalam kondisi keseimbangan maka tekanan
disetiap titik pada bidang horizontal untuk zat cair homogen adalah sama.

Gaya Tekanan Pada Bidang Terendam


Letak gaya hidrostatis :

F . y F =∫ y . dF → Σ M terhadap titik O

yF =
∫ y . dF
F
∫y .γ y sin α . dA
A
yF =
γ sin α . A . y 0
γ sin α ∫ y 2 . dA
A
yF =
γ sin α . A . y 0
∫ y 2 . dA
A
yF =
A . y0
dengan ∫ y 2 . dA merupakan momen inersia luas bidang A pada sumbu x, atau
A
2
∫ y . dA= I
A
Berdasarkan teorema sumbu sejajar : I = I0 + A . y 2 , sehingga
0
I 0+ A . y 2 I0
0
yF = atau yF = y0 +
A . y0 A . y0
KESETIMBANGAN BENDA TERAPUNG

Dalam kesetimbangan benda terapung maka kita akan mengacu pada Prinsip Hukum
Archimedes :
“ Benda yang terapung atau terendam dalam zat cair akan mengalami gaya apung
sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut ”
  Sebuah benda dikatakan stabil apabila benda tersebut kembali keposisi
kesetimbangannya semula apabila benda tersebut diusik ( meskipun sedikit). Untuk benda
terapung, masalah kestabilan lebih rumit karena jika benda berotasi lokasi pusat apungnya
bisa berubah. Jika hanya sebagian benda yang tercelup kedalam zat cair. Dalam hal ini berat
benda lebih kesil daripada gaya keatas dari zat cair. Atau dengan kata lain supaya benda
mengapung maka massa jenis benda harus lebih kecil daripada massa jenis zat cair. Suatu
benda terapung dalam keseimbangan stabil apabila pusat beratnya berada dibawah pusat berat
apungnya. Namun, benda terapung dalam kondisi tertentu dapat pula dalam keseimbangan
stabil meski pusat beratnya berada diatas pusat apung.
Ada 3 syarat dari keseimbangan benda padat:
1.      Seimbang dan stabil:
Sedikit perubahan darikeadaan seimbang ini akan menyebabkan momen
pengembalian posisi bekerja dan mengembalikan ke keadaan semula.
2.      Seimbang tapi tidak stabil:
sedikit perubahandari kedudukan seimbang ini akan menimbulkan momen guling dan
tidak akan kembali ke kedudukan semula.
3.      Seimbang dan netral:
Benda akan tetap berada dalam keadaan seperti semula,meskipun kedudukannya
diubah.

HUKUM ARCHIMEDES

“Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat
gaya yang disebut gaya apung (gaya ke atas) sebesar berat zat cair yang dipindahkannya”

Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda yang
diangkat dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat. Jadi, telah
jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan ke dalam air. Hal itu
karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima benda. Dengan demikian
maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas merupakan berat benda dalam air.
Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat benda tidak sebenarnya karena benda
berada dalam zat cair. Benda dalam air diberi simbol WS.

Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke atas (Fa) dan berat semu (Ws) adalah :

Ws = W-Fa

dengan:

Ws = berat benda dalam zat cair (Kg⋅m/s2)


W = berat benda sebenarnya (Kg⋅m/s2)
Fa = gaya apung (N)

dan besarnya gaya apung (Fa) dirumuskan sebagai berikut :

Fa = ρcair Vb g

dengan:
ρcair = massa jenis zat cair (kg/m 3)
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Benda Dalam Hukum Archimedes

Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada 3 kemungkinan yang terjadi yaitu
tenggelam, melayang, dan terapung.

1. Benda Tenggelam

Benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak pada dasar
tempat zat cair berada.

Benda Tenggelam

Pada benda tenggelam terdapat tiga gaya yaitu :

W = gaya berat benda


Fa = gaya archimedes
N = gaya normal bidang

Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa  sehingga :

W > Fa
m . g > ρZC . Vb . g
ρb . Vb . g > ρZC . Vb . g

ρb > ρzc
ρb = massa jenis benda
ρZC = massa jenis zat cair

2. Benda Melayang

Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di bawah permukaan zat cair dan di
atas dasar tempat zat cair berada.

Benda Melayang

Pada benda melayang terdapat dua gaya yaitu: Fa dan W. Dalam keadaan seimbang
maka :

W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . Vb . g

ρb = ρzc

3. Benda Terapung

Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul dipermukaan zat
cair dan sebagian terbenam dalam zat cair.
Benda Terapung

Pada benda terapung terdapat dua gaya yaitu :Fa dan W. Dalam keadaan seimbang maka :

W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . V2 . g
ρb . Vb = ρZC . V2

karena Vb > V2 maka : ρb < ρZC

STABILITAS BENDA TERENDAM DAN TERAPUNG

ZAT CAIR DALAM KESETIMBANGAN RELATIF DALAM ZAT CAIR DALAM


TANGKI MENGALAMI PERCEPATAN

Apabila zat cair dalam suatu tangki dalam keadaan diam, atau bergerak dengan kecepatan
konstan, maka zat cair tersebut tidak dipengaruhi oleh gerak tangki. Tetapi apabila tangki
tersebut mengalami percepatan kontinyu, maka percepatan tersebut akan berpengaruh pada
zat cair dengan adanya perubahan distribusi tekanan. Oleh karena zat cair tetap diam, relative
terhadap tangki, maka tidak ada gerak relative dari prtikel zat cair, yang berarti tidak ada
tegangan geser. Tekanan zat cair akan tegak lurus pada bidang dimana tekanan bekerja.
  Gambar : Zat cair dalam tangki bergerak dengan percepatan horizontal

Gambar di atas menunjukan zat cair yang berada dalam tangki dan bergerak dengan
percepatan searah sumbu . percepatan tersebut menyebabkan terjadinya gaya horizontal yang
bekerja pada zat cair,sehingga permukaan zat cair tidak lagi mendatar tetapi berubah menjadi
miring. Pada sisi belakang tangki, zat cair akan naik dan sisi depan zat cair turun. misalkan
adalah sudut antara bidang horizontal dan bidang permukaan zat cair.

Dipandang suatu partikel A pada permukaan zat cair miring seperti ditunjukan dalam
gambar dibawah ini. Gaya – gaya yang bekerja pada partikel adalah:

 1.      Berat partikel zat cair W yang bekerja vertical ke bawah : 

Dengan adalah massa partikel dan adalah percepatan gravitasi.

2.      Gaya karena percepatan F yang bekerja secara horizontal :

Dengan adalah percepatan horizontal.

3.      Gaya tekanan P pada partikel zat cair yang tegak lurus permukaan.

Hukum newton II untuk gaya – gaya arah horizontal :

Hukum Newton II untuk gaya – gaya arah vertikal :

Karena percepatan adalah dalam arah horizontal, berarti , sehingga :

Jika persamaan pertama dibagi dengan persamaan kedua, akan didapat :

Yang konstan disetiap titik pada permukaan. Persamaan ke tiga menunjukan bahwa
permukaan zat cair merupakan bidang datar yang miring dengan sudut terhadap bidang
horizontal.
Oleh karena itu percepatan adalah horizontal maka gaya-gaya vertical tidak berubah
dan tekanan disuatu titik pada kedalaman h adalah . Bidang – bidang dengan tekanan yang
sama adalah sejajar dengan bidang permukaan.

Dipandang suatu tangki yang berisi tangki yang berisi zat cair dan bergerak ke kanan
sepanjang bidang miring dengan percepatan seragam seperti di tunjukkan dalam gambar
berikut ini, sudut kemiringan bidang terhadap horizontal adalah φ .

Sebelum mengalami percepatan permukaan zat cair di dalam tangki adalah horizontal.
Keadaan ini dapat terjadi pada saat tangki diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
Setelah mengalami percepatan permukaan zat cair tidak lagi horizontal tetapi berubah
menjadi miring dengan sudut kemiringan terhadap horizontal adalah θ .

Di pandang suatu partikel A pada permukaan zat cair. Gaya-gaya yang bekerja pada
partikel zat cair adalah :

1.      Berat partikel W yang bekerja vertical ke bawah,

1.      Gaya karena percepatan F yang bekerja dengan membentuk sudut φ terhadap
horizontal

2.      Gaya tekanan hidrotatis P yang bekerja pada partikel zat cair dan bekerja tegak lurus
permukaan zat cair.

    Gaya percepatan F dapat di proyeksikan dalam arah verikal dan horizontal :
Fx = F cos φ = Max ay

Fy = F cos φ = Max ay

    Dengan menggunakan hokum newton II untuk gaya-gaya horizontal :

Fx = M ay

P cos θ = M ax … (1)

Hokum newton II untuk gaya-gaya vertical :


Fx = M ay
P cos θ – M.g = M ay
P cos θ = M.g + M ay ……. (2)
     Persamaan 1 dan 2 :

ZAT CAIR DALAM SILINDER BEROTASI

KINEMATIKA ZAT CAIR


Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang
menyebabkan gerak tersebut.

MACAM ALIRAN
1. Aliran Invisid dan viskos

Aliran Invisid yaitu suatu fluida yang diasumsikan mempunyai viskositas nol. Jika
viskositas nol maka kondiuktivitas thermal fluida tersebut juga nol dan tidak akan terjadi
perpindahan kalor kecuali dengan cara radiasi. Dalam prakteknya, fluida inviscid tidak ada,
karena pada setiap fluida timbul tegangan geser apabila padanya dikenakan juga suatu laju
perpindahan regangan.Aliran Viskos adalah aliran yang memperhitungkan
kekentalan(Viskositas) zat cair rill

          Aliran kental (viscous) dan tak kental (non viscous ) Suatu aliran dikatakan kental
bila ketika terjadi gerak relatif antar berbagai lapisan (layer) yang bergerak sejajar,terjadi
gesekan internal sehingga terjadi desipasi energi.Bila gesekan internal ini tak terjadi maka
aliran tersebut sebagai aliran tak ke internal in dinyatakan dalam parameter viskositas. Pada
aliran tunak,didalam aliran didapat garis-garis alir atau garis arus yang disebut streamline.
Partkel-partikel digaris arus ini bergerak mengikuti garis arus tersebut.Kecepatan digaris
yang sama berbeda-beda, bergantung pada penampang lintang tempat tersebut tetapi semua
partikel/molekul yang lewat dititk yang sama kecepatannya sama(tidak bergantung waktu,
hanya bergantung tempat)

Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju
perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat
cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur
pada zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.

viskositas dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan tegangan geser dengan
gerakan fluida

Nilai viskositas tergantung dari fluida tertentu dan sangat tergantung terhadap temperatur.
Seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut untuk kurva air (water).

Viskositas Nyata adalah kemiringan dari grafik tegangan geser terhadap laju regangan
geser.

Fluida Newtonian adalah fluida-fluida yang tegangan gesernya berhubungan linier


terhadap laju regangan geser (juga sering disebut sebagai laju deformasi angular).

Kebanyakan fluida biasa baik cair maupun gas merupakan fluida Newtonian

Fluida Non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak berhubungan secara
linier terhadap laju regangan geser.

2. Aliran Kompresibel dan tak kompresibel

Aliran kompresibel (termampatkan) tak kompresibel (tak termampatkan) Bila kerapatan


massa fluida berubah terhadap perubahan tekanan fluida maka dikatakan aliran bersifat
kompresibel,sedang bila praktis tak berubah terhadap perubahan tekanan yang ada dalam
sistem,maka aliran itu dikatakan bersifat tak kompresibel. Zat cair umumnya dapat dianggap
mengalir secara tak kompresibel sedang gas secara umum dipandang mengalir secara
kompresibel.Walaupu kasus-kasus tertentu mungkin aliran gas dapat pula dipandang sebagai
tak kompresibel,yaitu bila perubahan kerapatan massa dalam sistem yang ditinjau praktis
dapat diabaikan

3. Aliran Laminer dan turbulen

Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling
tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser
yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

Perbandingan yang disebabkan oleh gaya inersia,garfitasi,dan kekentalan dikenal sebagai


bilangan Reinolds (Re) ditulis sebagai berikut:

Dalam hal ini,jika nilai Re aliran akan meluncur di atas lapisan lain yang dikenal sebagai
aliran laminar,sedangkan aliran-aliran tidak terdapat pada garis edar tertentu inilah yang
disebut dengan aliran Turbulen

4. Aliran Mantap dan tak mantap

Aliran mantap terjadi jika variabel dari aliran (seperti kecepatanV, tekanan p, rapat massa
r, tampang aliranA, debit Q, dsb) disembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu.
Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada setiaP titik berubah dengan
waktu. Aliran fluida tunak (stedy) dan tak tunak (non-stedy,bergantung waktu). Pada aliran
tunak parameter-parameter aliran dan bersifat tetap dan tak bergantung waktu jadi hanya
bergantung posisi saja. Sedangkan pada aliran tak tunak baik r maupun secara umum
bergantung pada parameter waktu t dan posisi (X,Y,Z)

5. Aliran Seragam dan tak seragam

apabila tidak ada perubahan besar dan arah dari kecepatan dari satu titik ke titik yang lain
d sepanjang aliran. Aliran  seragam  merupakan aliran yang  tidak berubah berubah menurut
menurut tempat tempat.  . Konsep Konsep aliran aliran seragam dan aliran kritis sangat
diperlukan dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat atau berubah lambat  laun.
Perhitungan kedalaman kritis dan kedalaman normal sangat penting untuk  menentukan
perubahan  permukaan  aliran akibat gangguan  pada  aliran. Aliran tak seragam terjadi jika
variable aliran berubah terhadap jarak

Ciri-ciri aliran seragam:

- Kedakaman aliran
- Luas penampang pada sepanjang daerah yang lurus adalah sama
-  Kecepatan trata-rata
- Debit persatuan waktu

6. Aliran Satu, dua dan tiga dimensi

Aliran 1 Dimensi kecepatannya di setiap titik pada tampang lintang mempunyai besar dan
arah yang sama.

Aliran satu dimensi jika parameter aliran (seperti kecepatan, tekanan, dll kedalaman) pada
suatu saat tertentu dalam waktu hanya bervariasi dalam arah aliran dan tidak di seluruh
penampang. Flow mungkin goyah, dalam hal ini parameter berbeda dalam waktu tetapi masih
belum di seluruh penampang. Contoh-dimensi aliran satu adalah aliran dalam pipa.
Perhatikan bahwa karena aliran harus nol pada dinding pipa - namun non-nol di tengah - ada
perbedaan parameter di seluruh penampang. Hal ini harus diperlakukan sebagai aliran dua
dimensi.

Aliran 2 Dimensi (2D) semua partikel dianggap mengalir dalam bidang sepanjang
aliran,sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada bidang tersebut.

            Aliran dua dimensi jika dapat diasumsikan bahwa parameter aliran bervariasi
dalam arah aliran dan dalam satu arah di sudut kanan ke arah ini. Arus dalam aliran dua
dimensi melengkung garis pada pesawat dan adalah sama pada semua pesawat paralel.
Contohnya adalah aliran atas musuh bendung arus yang khas dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.. Selama sebagian dari panjang bendung aliran adalah sama - hanya pada kedua
ujung apakah itu berubah sedikit. Di sini faktor koreksi dapat diterapkan. Aliran tiga dimensi
(3D) komponen kecepatan ditinjau pada koordinat ruang X,Y,Z yaitu u,v,w

7. Aliran Rotasional dan tak rotasional


            Jika setiap partikel zart cair mempunyai kecepatan sudut terhadap sudut massanya
Aliran rotasional dan tak rasional Aliran fluida dikatakan rotasional bila elemen fluida
disuatu titik mempunyai momentum sudut terhadap titik itu,dan aliran dikatakan tak
rptasional bila elemen fluida tersebut tak memiliki momentum sudut terhadap titik
tersebut.Secara praktis rotasional atau Tak rotasional ini dapat dideteksi dengan meletakkan
sebuah kincir kecil dititik tersebut dengan arah ^ arah aliran.Bila kincir berputar berarti aliran
bersifat rasional,dan bila tidak berarti tak rasional.

GARIS ARUS DAN TABUNG ARUS


Streamline adalah aliran yang mengikuti suatu garis lurus atau melengkung yang jelas
ujung dan pangkalnya. Salah satu dari jenis kurva yang bersinggungan langsung dengan
vektor kecepatan aliran. Biasa digunakan untuk membelah fluida, bisa berupa angin dan air
untuk menciptakan benda yang dapat bergerak dengan cepat dan tidak terganggu dengan
fluida yang ada didepannya. Streamline membantu benda dalam mengurangi konsumsi energi
selama pergerakannya berlangsung, semakin bagus tingkat streamline yang digunakan,
semakin bagus pula hasilnya. Namun dalam pembahasan kali ini kita akan mulai dari
Pathline.

Pathline

Kita anggap gambar diatas adalah partikel-partikel didalam sebuah pipa. Bisa kita lihat
dalam kurun beberapa detik titik fluida berpindah tempat, itulah yang disebut Pathline. Atau
definisinya Pathline adalah lintasan yang dibentuk dari sebuah partikel yang bergerak dalam
aliran. Pada gambar diatas pathline partikel A berpindah dengan waktu 1 dan 2 detik
begitupun pathline partikel B. Namun pergerakan partikel tidak selalu lurus, gambar diatas
hanya perkirakan saja karena bisa saja pergerakan partikel didalam pipa itu belok-belok atau
yang lainnya. Pathline digunakan untuk menganalisa suatu aliran fluida. Bisa kita contohkan
dari sebuah angkot yang keluar dari terminal berjalan menuju sebuah stasiun, jalan yang dia
lalui untuk menuju stasiun itulah yang kita sebut Pathline.

Streamline
Definisi lain tentang streamline adalah sembarang garis yang dilkuiskan dalam aliran
dimana garis singgung pada setiap titik tersebut menyatakan arah kecepatan aliran.

Contoh streamline

Streakline

Streakline adalah gabungan lintasan dari sejumlah partikel yang bergerak dimana
identitasnya partikel telah diketahui dan partikel tersebut pernah lewat titik yang sama.

Garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkung) yang jelas
ujung dan pangkalnya.
Aliran fluida ini secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran
laminar (lurus) dan aliran turbulen. Aliran laminar bisa kita sebut sebagai aliran berlapis.
Kecepatan partikel fluida di tiap titik pada garis arus searah dengan garis singgung di titik itu.
Aliran turbulen terjadi ketika melebihinya kelajuan suatu fluida tertentu. Ditandai dengan
adanya aliran berputar. Ada partikel-partikel yang memiliki arah gerak berbeda bahkan
berlawanan dengan arah gerak keseluruhan.

PERCEPATAN PARTIKEL ZAT CAIR

DEBIT ALIRAN

PERSAMAAN KONTINUITAS

Dalam mempelajari materi fluida dinamis, suatu fluida dianggap sebagai fluida ideal.
Fluida ideal adalah fluida yang memiliki ciri-ciri berikut ini.

a. Fluida tidak dapat dimampatkan (incompressible), yaitu volume dan massa jenis fluida
tidak berubah akibat tekanan yang diberikan kepadanya.

b. Fluida tidak mengalami gesekan dengan dinding tempat fluida tersebut mengalir.

c. Kecepatan aliran fluida bersifat laminer, yaitu kecepatan aliran fluida di sembarang
titik berubah terhadap waktu sehingga tidak ada fluida yang memotong atau mendahului titik
lainnya.

Jika lintasan sebuah titik dalam aliran fluida ideal dilukiskan, akan diperoleh suatu garis
yang disebut garis aliran (streamline atau laminer flow).
Perhatikanlah Gambar 25.

Gambar 25. Setiap partikel fluida ideal mengalir menurut garis


alirannya masing-masing dan tidak pernah memotong garis aliran
partikel lain.

Suatu fluida ideal mengalir di dalam pipa. Setiap partikel fluida tersebut akan mengalir
mengikuti garis aliran laminernya dan tidak dapat berpindah atau berpotongan dengan garis
aliran yang lain.

Pada kenyataannya, Anda akan sulit menemukan fluida ideal. Sebagian besar aliran fluida
di alam bersifat turbulen (turbulent flow). Garis aliran turbulen memiliki kecepatan aliran
yang berbeda-beda di setiap titik. Debit aliran adalah besaran yang menunjukkan volume
fluida yang mengalir melalui suatu penampang setiap satuan waktu.

Gambar 26. Kecepatan aliran fluida di pipa berpenampang besar


(v1) lebih kecil daripada kecepatan aliran fluida di pipa berpenampang
kecil (v2).Adapun, tekanan di pipa berpenampang besar (p1) lebih
besar daripada tekanan di pipa berpenampang kecil (p2).

Secara matematis, persamaannya dituliskan sebagai berikut.


Q = v / t = Av

dengan :

V = volume fluida yang mengalir (m3),

t = waktu (s),

A = luas penampang (m2),

v = kecepatan aliran (m/s), dan

Q = debit aliran fluida (m3/s).

Untuk fluida sempurna (ideal), yaitu zat alir yang tidak dapat dimampatkan dan tidak
memiliki kekentalan (viskositas), hasil kali laju aliran fluida dengan luas penampangnya
selalu tetap. Secara matematis, dituliskan sebagai berikut.

A1 v1 = A2 v2                   (1–18)

Persamaan 1.18 di atas disebut juga persamaan kontinuitas.

PERSAMAAN BERNOULLI

Azas Bernoulli membicarakan pengaruh kecepatan fluida terhadap tekanan di dalam


fluida tersebut. Bernoulli memberikan suatu kesimpulan bahwa di dalam fluida yang
mengalir dengan kecepatan lebih tinggi akan diperoleh tekanan yang lebih kecil.
P + 1/2 ρv2 + ρgh = Konstant
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2

Keterangan :
P = tekanan (Pascal = Pa = N/m2)
ρ = massa jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Pengertian Umum Tentang Persamaan Bernoulli


Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.
Hukum Bernoulli Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut (Anonimous,
2008). Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi yaitu


aliran bersifat tunak (steady state) Tidak terdapat gesekan
Dalam bentuk lain.
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut (Anonimous, 2008).
Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Kerugian yang terjadi dalam jalur pipa karena belokan, siku, sambungan, katup dan
sebagainya disebut kerugian kecil. Karena dalam banyak situasi kerugian kecil lebih penting
daripada kerugian yang disebabkan oleh gesekan pipa. Namun suatu pengecualian yang
penting adalah kerugian tinggi-tekan yang disebabkan oleh pembesaran mendadak pada jalur
pipa. (Victor L Steeter, 1985)
Jadi, dari referensi dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
komponen kerugian pada pipa adalah kerugian kecil yaitu disebabkan gesekan pipa,belokan,
siku, sambungan dan katup sedangkan kerugian tinggi tekan disebabkan pembesaran
mendadak pada jalur pipa

Asas Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa mendatar, tekanan fluida paling besar
adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil. Sebaliknya, tekanan paling kecil
adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling besar.

Gambar: Perhitungan Bernoulli

Aplikasi Asas Bernoulli dalam


Keseharian

1. Dua Perahu Bermotor


Berbenturan

2. Aliran Air Yang Keluat Dari Keran

3. Lintasan Melengkung Baseball Yang Sedang Berputar

4. Pancaran Air Pada Selang Yang Ujungnya Dipersempit

2. Anggapan-Anggapan Untuk Menurunkan Persamaan Bernoulli


1. Zat cair adalah ideal, tidak punya kekentalan
2. Zat cair adalah homogen & tidak termampatkan
3. Aliran adalah kontinyu & sepanjang garis arus
4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat & tekanan
6.
3. Bentuk Persamaan Bernoulli

p V2
z  C
 2g
Dengan :

Z : elevasi (tinggi tempat)


p

: tinggi tekanan

V2 : tinggi kecepatan
2g
Konstanta C adalah tinggi energi total, yang merupakan jumlah dari tinggi tempat,
tinggi tekanan dan tinggi kecepatan, yang berbeda dari garis arus yang satu ke garis arus yang
lain. Oleh karena itu persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik pada satu garis arus.
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan dan tenaga. Garis
tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air pada tabung pitot yang besarnya sama dengan
tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedangkan garis tekanan dapat ditunjukkan oleh elevasi
muka air di dalam tabung vertikal yang disambung pada pipa.
4. Garis Tenaga dan Tekanan Pada Zat Cair Ideal

p V2 2
E  z  p V
E  z  2 g
 2g

V2 p
E  z 
 2g

Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik di dalam medan aliran akan
memberikan :
2 2
pp1 VV1 2 pp2 VV2 2
z1z  1 1 z z2  2 2
1  22gg 2  22gg

Yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan
di kedua titik adalah sama. Dengan demikian garis tenaga pada aliran zat cair ideal adalah
konstan.

6. Persamaan Bernoulli Untuk Zat Cair Riil


Pers. Bernoulli untuk zat cair ideal : tidak ada kehilangan tenaga karena dianggap zat
cair tidak punya kekentalan (invisid) sehingga tidak ada gesekan antar partikel zat cair
maupun dengan dinding batas.
Pers. Bernoulli untuk zat cair riil : kehilangan tenaga diperhitungkan karena
kekentalan zat cair juga diperhitungkan
7. Kehilangan Tenaga
Ada 2 macam :
1. Kehilangan tenaga primer (hf) : terjadi karena adanya gesekan antara zat cair dan dinding
batas
2. Kehilangan tenaga sekunder (he) : terjadi karena adanya perubahan tampang aliran.

2 2
p V 2 p V 2
z1  1p1 1V1  z 2  2p2 2V2 he  h f
z1  2 g  z 2  2 g  he  h f
 2g  2g
Rumus Umum Kehilangan Tenaga

VV2 2
hhkk
22gg

Untuk kehilangan Tenaga Primer

L
k =f
D
Untuk Kehilangan Tenaga Sekunder

2
A
( )
k = 1− 1
A2

Keterangan:
K : konstanta
V : kecepatan aliran
f : koefisien gesekan
L : panjang pipa
D : diameter pipa
A1 : luas tampang pipa 1 (hulu)
A2 : luas tampang pipa 2 (hilir)

7.Koefisien Koreksi Energi


Dalam analisis aliran satu dimensi, kecepatan aliran pada suatu tampang dianggap
konstan. Pada kenyataannya, kecepatan pada penampang adalah tidak merata. Kecepatan di
dinding batas adalah nol dan bertambah dengan jarak dari dinding batas. Untuk itu diperlukan
koefisien koreksi (α).

p1 α 1 V 12 p2 α 2 V 22
z 1+ + =z 2 + +
γ 2g γ 2g
8. Pemakaian Persamaan Bernoulli

1. Tekanan hidrostatis
2. Tekanan stagnasi
3. Alat pengukur kecepatan
4. Alat pengukur debit

8.1 Tekanan Hidrostatis


Dengan mrnggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 1 dan 2 seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini, dapat dihitung besar tekanan yang bekerja pada
permukaan benda dalam zat cair diam. Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

Olehn karena zat cair dalam keadaan diam maka V1=V2=0 sehingga persamaan
tersebut menjadi:
p2=p1+(z1+z2) γ atau p2=p1 h γ
Apabila tekanan di titik 1 (p1) adalah tekanan atmosfer maka besar tekanan di titik 2
adalah:
P2= h γ+pa= h γ
Yang merupakan tekanan hidrostatis.
8.2 Tekanan Stagnasi
Gambar dibawah menunjukkan sebuah benda yang berada di dalam zat cair mengalir
(misalnya pilar jembatan di sungai). Garis arus yang sampai disekitar benda tersebut akan
berubah arah kecuali garis arus yang ditengah yang memotong benda tersebut di titik S di
mana garis singgungnya membentuk sudut siku dengan garis arus tersebut. Zat cair pada titik
tersebut mempunyai kecepatan nol. Titik S disebut titik stagnasi dan tekanan pada titik
tersebut adalah tekanan stagnasi. Jika pada titik berjarak tertentu dari S mempunyai tekanan
p0 dan kecepatan v0, maka tekanan stagnasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Bernoulli untuk titik 0 dan S.
8.3 Alat Pengukur Kecepatan (Tabung Pitot)
Tabung pitot (dibaca Pitou sesuai fonologi Prancis) adalah instrumen untuk
melakukan pengukuran tekanan pada aliran fluida. Tabung pitot ditemukan oleh insinyur
berkebangsaan Prancis, Henri Pitot pada awal abad ke 18, dan dimodifikasi oleh ilmuwan
berkebangsaan Prancis, Henry Darcy di pertengahan abad ke 19. Tabung pitot telah
digunakan secara luas untuk menentukan kecepatan dari pesawat terbang dan mengukur
kecepatan udara dan gas pada aplikasi industri.
Prinsip stagnasi merupakan dasar dari Tabung Pitot yang digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran zat cair. Gambar dibawah menunjukkan pipa berbentuk L yang berada
dalam zat cair yang mengalir dengan salah satu ujungnya menghadap arah datangnya aliran,
sedang ujung yang lain ke atas dan berhubungan langsung dengan udara luar (tekanan
atmosfer). Titik stagnasi terjadi pada ujung bagian pipa yang mendatar dan tekanannya akan
lebih besar dari tekanan zat cair di sekitarnya sebesar tinggi kecepatannya V2/2g, yang
ditunjukkan oleh kenaikan zat cair di dalam tabung.
12. Alat Pengukur Debit (Venturi Meter)
debit aliran melalui pipa dapat diukur dengan menggunakan venturi meter. Bentuk
paling sederhana dari venturi meter ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pipa mengecil
(konvergen), leher dan pipa membesar (divergen), seperti yang ditunhukkan dalam gambar
dibawah. Alat ini dipasang pada pipa yang akan diukur debit alirannya. Zat cair yang
mengalir melalui venturi meter akan dipercepat pada bagian pipa konvergen. Karena
percepatan tersebut maka kecepatan zat cair di dalam leher akan lebih besar dari pada
kecepatan pada pipa dimana venturi meter ditempatkan. Kenaikan kecepatan ini akan
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan. Untuk mengukur perbedaan tekanan di pipa
dan di leher venturi meter maka kedua bagian tersebut dihubungkan oleh tabung kecil
(monometer) yang diisi dengan zat cair yang berbeda.

KOEFISIEN KOREKSI ENERGI

PERSAMAAN MOMENTUM
Momentum aliran zat cair
  Momentum = ρ Q V

Dengan :
ρ   :  rapat massa zat cair
Q   :  debit aliran
V   :  kecepatan rerata aliran

Gaya yang bekerja pada zat cair adalah sebanding dengan laju perubahan momentum, 
adapun persamaan gaya yang bekerja pada zat cair ialah :
F = ρ Q (V2 – V1)
F = ρQV2 – ρQV1

PERUBAHAN ARAH

PANCARAN ZAT CAIR

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

KOEFISIEN ALIRAN

WAKTU PENGOSONGAN TANGKI


ALIRAN DARI SATU TANGKI KE TANGKI YANG LAIN

PELUAP

ALIRAN ZAT CAIR RIIL


Adalah zat yang mempunyai kekentalan. Kekentalan disebabkan karena adanya sifat
kohesi antara partikel zat cair. Karena adanya kekentalan zat cair, maka terjadi perbedaan
kecepatan partikel pada medan aliran.

HUKUM NEWTON TENTANG KEKENTALAN ZAT CAIR


Kekentalan zat cair meyebabkan terbentuknya gaya-gaya geser antara elemen zat cair.
Hukum newton tentang kekentalan menyatakan bahwa tegangan geser antara dua partikel zat
cair yang berdampingan adalah sebanding dengan perbedaan kecepatan dari kedua partikel.

ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN


Dalam aliran laminar partikel-partikel zat cair bergerak teratur mengikuti lintasan yang
sejajar.
WAKTU PENGOSONGAN TANGKI
ALIRAN DARI SATU TANGKI KE TANGKI YANG LAIN

Pada proses pengosongan tangki ini, neraca massa dalam tangki adalah:

akumulasi air = massa air masuk 

massa air keluar Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga:

akumulasi air = - massa air keluar 

ALIRAN ZAT CAIR RIIL


Adalah zat yang mempunyai kekentalan. Kekentalan disebabkan karena adanya sifat kohesi
antara partikel zat cair. Karena adanya kekentalan zat cair, maka terjadi perbedaan kecepatan
partikel pada medan aliran.

HUKUM NEWTON TENTANG KEKENTALAN ZAT CAIR


Kekentalan zat cair meyebabkan terbentuknya gaya-gaya geser antara elemen zat cair.
Hukum newton tentang kekentalan menyatakan bahwa tegangan geser antara dua partikel zat
cair yang berdampingan adalah sebanding dengan perbedaan kecepatan dari kedua partikel.

ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN


Dalam aliran laminar partikel-partikel zat cair bergerak teratur mengikuti lintasan yang
sejajar.

Laminer

Aliran laminer adalah aliran yang partikel-partikel fluida yang bergeerak secara acak (tidak
saling memotong), atau aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang
membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Aliran laminer juga aliran
fluida tanpa arus turbulent (pusaran air).  Contohnya aliran lambat dan kental. Perlu diketahui
sauatu aliran fluida (gas atau cairan) dapat berupa aliran laminer atau turbulent ditentukan
atau  dapat dihitung berdasarkan angka Reynold-nya (reynold number). Partikel fluida
mengalir atau bergerak dengan garis lurus dan sejajar. Laminer dalah ciri dari arus yang
berkecepatan rendah, dan pertikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan
menggelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation). Pada laju aliran rendah, aliran llaminer
tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran.

Aliran laminer mempunyai bilangan reynold lebih kecil dari 2300.

Contoh aliran laminer dalam kehidupan sehari-hari adalah asap rokok yang mengalir naik
keatas, pada bagian dekat rokok berupa laminer (keadaan tanpa ada angin yang berhembus
atau dalam keadaan tenang), agak keatas adalah daerah transisi, dan keatas lagi jadi aliran
turbulen.
Turbulen

Aliran turbulen adalah Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang
tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu
dengan yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala
aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh
terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus
antara partikel partikel cairan diseluruh penampang aliran. Untuk membedakan aliran apakah
turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold
(Reynolds Number).

Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:


Re = (4 v R)/ϑ
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s

Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada 2000, aliran
biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada 4000, aliran
biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat laminer atau turbulen
tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

PERCOBAAN OSBORN REYNOLD

Tahun 1884 OSBORNE REYNOLDS melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat aliran
laminer dan turbulen.

Reynolds menunjukkan bahwa untuk kecepatan aliran yang kecil, zat warna akan mengalir
dalam satu garis lurus seperti benang/sumbu pipa.

Bila kecepatan bertambah besar, benang warna akan mulai bergelombang & akhirnya
pecah/menyebar pada seluru aliran dalam pipa. Kecepatan rerata pada saat benang warna
mulai pecah disebut kecepatan kritis.
Tiga faktor yang mempengaruhi aliran di atas :

 Kekentalan zat cair (μ)


 Rapat massa zat cair (ρ)
 Diameter pipa (D)

Dari percobaan di atas, ditemukan rumus yang kemudian di kenal dengan sebutan :
BILANGAN REYNOLDS/ANGKA REYNOLDS.

Bilangan Reynolds dihitung dengan rumus :

Dengan :

V = Kecepatan aliran (m/dt)

D = Diameter pipa (m)

V = μ/ρ = Kekentalan kinematik (m2/dt) , (untuk air dengan t = 20 C, V = 10-6 m2/dt)


Re < 2000       =  Aliran Laminer

2000 < Re < 4000  = Aliran Transisi

Re > 4000       =  Aliran Turbulen

Batas Kritis bawah & atas adalah Re antara 2000 dan 4000

HIDRAULIKA SALURAN TERBUKA

Saluran terbuka, saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaaan bebas disebut
saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alam (natural)
dan saluran buatan (artificial). Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran-saluran-
terbuka (open chanel flow). Kedua jenis aliran tersebut sama dalam banyak hal, namun
berbeda dalam satu hal penting. Aliran-saluran-terbuka harus memiliki permukaan bebas
(free surface, sedangkan aliran-pipa tidak demikian,karena air harus mengisi seluruh saluran.
Permukaan bebas dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran-pipa, yang terkurung dalam saluran
tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara,kecuali oleh tekakan hidrolik.

ALIRAN SERAGAM

Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat. Konsep aliran
seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat
atau berubah lambat laun.

ALIRAN KRITIS

Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai pegangan dalam menentukan
dimesi bangunan ukur debit. Pada kondisi tersebut, yang disebut sebagai keadaan aliran
modular bilamana suatu kondisi debutnya maksimum dan energi spesifiknya adalam
minimum.

Apabila kondisi aliran kritis terjadi disepanjang saluran maka aliran dinamakan aliran
kritis.Apabila aliran kritis terjadi disepanjang saluran prismatis maka untuk debit tetap,
kedalaman kritis disetiap penampang di sepanjang saluran adalah sama besar. Kemudian
karena, kedalaman aliran sama di sepanjang aliran maka aliran juga merupakan aliran
seragam.

Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat. Konsep aliran
seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran berubah dengan cepat
atau berubah lambat laun.

Tipe aliran yang mungkin terjadi pada saluran terbuka adalah :


•    Aliran Berubah Cepat (Rapidly Varied Flow)
•    Aliran Berubah Lambat (Gradually varied flow)
•    Hidrolika adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat - sifat dan hukum - hukum yang
berlaku pada zat cair baik zat cair tersebut dalam keadaan diam maupun zat cair tersebut
dalam keadaan bergerak (mengalir).
1.      Aliran seragam tidak tetap ( unsteady uniform flow ). Aliran ini hampir tidak pernah
tejadi.

2.      Aliran tidak tetap dan berubah-ubah ( unsteady varied flow ) yang terdiri dari :

- Aliran tidak tetap berubah lambat laun ( gradually varied unsteady flow)

- Aliran tidak tetap berubah dengan cepat ( rapidly varied unsteady flow )

            Perbedaan aliran tetap dan aliran tidak tetap: WAKTU sebagai ukuran. Dikatakan
aliran tetap bila kedalaman aliran tidak berubah/ konstan selama jangka waktu tertentu.
Perbedaan aliran seragam dan aliran berubah: RUANG sebagai ukuran. Dikatakan aliran
seragam bila kedalaman aliran sama / konstan pada setiap penampang saluran.

Aliran air dalam suatu pipa dapat berupa aliran saluran-terbuka (open channel flow) maupun
aliran pipa (pipe-flow). Kedua jenis aliran itu banyak memilikii kesamaan tetapi juga banyak
memiliki perbedaan. Jika dibandingkan, aliran saluran terbuka harus memiliki permukaan
bebas (free surface), sedangkan aliran-pipa tidak memiliki itu karena aliran harus mengisi
seluruh saluran. Selain itu, permukaan bebas pada aliran saluran-terbuka dipengaruhi oleh
tekanan udara, sedangkan pada aliran-pipa yang alirannya terkurung di pipa tidak langsung
dipengaruhi tekanan udara karena salurannya terutup kecuali tekanan Hidrolik. Berikut
adalah Skema Kedua aliran tersebut:

Sumber: Mekanika Fluida dan Hidrolika, 2005


Kedua aliran tersebut juga dapat dibandingkan pada gambar 1.2 dibawah ini. Dimana pada
gambar terlihat permukaan air dalam tabung diatur dengan tekanan dalam pipa dengan
ketinggian yang disebut garis derajat hidrolik (hydraulic grade line). Pada gambar 1.2
sebelah kiri, tekanan yang ditimbulkan oleh air pada setiap pipa ditunjukkan pada permukaan
penampang dalam tabung yang bersesuaian dengan kolom air setinggi y diatas garis tengah
pipa. Jumlah energi dalam aliran penampang berdasarkan suatu garis persamaan adalah
jumlah tinggi tempat z diukur dari garis tengah pipa, tinggi tekan, y dan tinggi kecepatan
V2/2g, dengan V adalah kecepatan rata-rata aliran. Energi ini dinyatakan sebagai Garis Energi
(energy line). Energi yang hilang ketika air mengalir dari penampang 1 ke penampang 2
disebut dengan hf. Sedangkan pada sebelah kanan gambar 1.2 dapat dilihat bahwa aliran
dianggap memiliki kemiringan saluran kecil dan dalam hal ini permukaan air merupakan
garis derajat hodrolik dan kedalaman air sama dengan tinggi tekanan.

Sumber: Mekanika Fluida dan Hidrolika, 2005

Meskipun kedua jenis aliran ini hampir sama, penyelesaian masalah aliran dalam saluran
terbuka lebih rumit daripada aliran pipa. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa kedudukan
permukaan bebas yang cenderung berubah tergantung waktu dan ruang, kedalaman aliran,
debit, kemiringan dasar aliran serta permukaan bebas yang tergantung satu sama lain. Selain
itu, kondisi fisik saluran terbuka yang bervariasi dibandingkan pipa serta penampang aliran
melintang saluran terbuka yang beraneka ragam tidak hanya bundar seperti aliran pipa, juga
menyebabkan saluran terbuka jadi lebih rumit ketimbang aliran-pipa. Kekasaran dari
permukaan saluran terbuka juga dapat mempersulit penyelesaian massalah saluran ini
mengingat kekasarannya tergantung pada kedudukan permuaaan bebas, maka dari itu
pemilihan koefisien gesekan saluran terbuka lebih tidak pasti dibandingkan aliran-pipa.
Dalam kehidupan kita, saluran pembuang air banjir yang merupakan saluran tertutup,
biasanya dirancang untuk alran saluran terbuka sebab aliran dlaam saluran pembuang
diperkirakan hampir setiap saat memiliki permukaan bebas.

II. Jenis Aliran

Penggolongan saluran terbuka berdasarkan perubahan kedalaman aliran sesuai dengan waktu
dan ruang adalah sebagai berikut:

A. Aliran Tunak (steady flow)

Aliran tunak merupakan aliran yang kedalamannya tidak berubah atau dianggap konstan
selama suatu selang waktu. Aliran tunak menjadikan waktu sebagai kriteria. Sebagian besar
persoalan tentang saluran terbuka umumnya memerlukan penelitian mengenai perilaku aliran
dalam keadaan tunak.

Jika debit sebarang aliran dinyatakan dengan Q=VA. Maka, dalam sebagian besar persoalan
aliran tunak debit dianggap tetap di sepanjang bagian saluran yang lurus atau bersifat kontinu
dan dapat dinyatakan dengan:
Q=VA=V1A1=V2A2.=…

1. Aliran seragam (uniform flow)

Merupakan jenis aliran yang lain; kata “seragam” menunjukkan bahwa kecepatan aliran
disepanjang saluran adalah tetap, dalam hal kecepatan aliran tidak tergantung pada tempat
atau tidak berubah menurut tempatnya.

2. Aliran berubah

Merupakan jenis aliran yang terjadi bila kedalaman dan kecepatannya berubah di sepanjang
saluran, terdiri atas:
a. Aliran berubah lambat laun
Aliran ini terjadi apabila perubahan kecepatan terjadi secara lambat laun dengan jarak yang
panjang.

Sumber: Aliran Saluran Terbuka, 2010


Gambar 2.1 Aliran Berubah Lambat Laun

b. Aliran berubah tiba-tiba


Aliran ini terjadi apabila kedalamannya tiba-tiba berubah pada jarak yang cukup pendek. Ini
disebut juga dengan gejala setempat (local phenomenon) contohnya adalah loncatan hidrolik
dan penurunan hidrolik.

Sumber: Aliran Saluran Terbuka, 2010

Gambar 2.2 Aliran Berubah Lambat Laun

B. Aliran tak Tunak (unsteady flow)

Aliran tak tunak merupakan aliran yang jarang terjadi dimana aliran ini kedalamannya dapat
berubah sesuai dengan waktu. Misalnya banjir dan gelombang yang taraf alirannya akan
berubah setelah gelombang berlaku dan unsur waktu menjadi sangat penting dalam
membangun pengendali.
1. Aliran taktunak seragam (uniform flow)
Merupakan jenis aliran yang memiliki syarat bahwa permukaan air berfluktuasi sepanjang
waktu dan tetap sejajar sepanjang saluran.

2. Aliran berubah taktunak


Aliran berubah tak tunak merupakan bentuk aliran taktunak yang juga terdiri atas:
a. Aliran taktunak berubah lambat laun
b. Aliran taktunak berubah tiba-tiba

Sumber: Hidrolika Saluran Terbuka, 1997

Gambar 2.3 Jenis Aliran di Saluran Terbuka


III. Keadaan Aliran

Keadaan aliran di saluran terbuka ditentukan oleh pengaruh kekentalan dan gravitasi
sehubungan dengan gaya-gaya inersia aliran. Tegangan permukaan air dalam keadaan
tertentu dapat pula mempengaruhi perilaku aliran, tetapi pengaruh ini tidak terlalu besar
dalam masalah saluran terbuka.

Pengaruh kekentalan pada suatu aliran di saluran terbuka ini terhadap kelembaman (gaya
inersia) dapat dinyatakan dlaam bilangan Reynolds:

Keterangan:
vs = kecepatan fluida,
L  = panjang karakteristik,
μ = viskositas absolut fluida dinamis,
ν = viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ = kerapatan (densitas) fluida.
Pengaruh kekentalan juga dapat bersifat sebagai berikut:

A. Laminar
Aliran ini terjadi bila butir-butir air seolah-olah bergerak menurut suatu lintasan yang teratur
atau lurus dan selapis cairan yang sangat tipis seperti menggelincir datas lapisan sebelahnya.
Pengaruh kekentalan pada aliran ini sangat besar daripada gaya inersianya. Aliran laminar
memiliki bilangan Reynold < 500.

B. Turbulen

Aliran ini terjadi butir-butir air bergerak menurut lintasan yang tidak teratur, tidak lancar dan
tidak tetap, walaupun butir-butir tersebut tetap bergerak maju didalam aliran secara
keseluruhan. Aliran ini juga terjadi karena gaya kekentalan relatif lemah dibandingkan
dengan gaya inersia. Aliran laminar akan terjadi dalam aliran saluran terbuka harga bilangan
Reynold yang besarnya >1000 atau kurang.

C. Peralihan

Aliran ini adalah aliran campuran yang merupakan suatu keadaan peralihan dangan kapasitas
bilangan Reynold berkisar antara 500-1000.
IV. Resim Aliran

Resim aliran adalah merupakan pola tertentu ketika suatu fluida mengalir yang diakibatkan
sifat fisik fluida, interaksi antara cairan dan gas, flow rate, ukuran, kekasaran dan orientasi
pipa. Kombinasi pengaruh kekentalan dan daya tarik bumi dapat menimbulkan salah satu dari
empat resim aliran dalam saluran terbuka, yakni:

1. Laminar Subkritis (subcritical-laminar)

Terjadi bila F kecil dari 1 dan R terletak dalam daerah laminar.

2. Laminar Superkritis (supercritical-laminar)

Terjadi bila F besar dari 1 dan R terletak dalam daerah laminar.

3. Turbulen Superkritis (supercritical-turbulen)

Terjadi bila F besar dari 1 dan R terletak dalam daerah turbulen.

4. Turbulen Subkritis (subcritical-laminar)

Terjadi bila F kecil dari 1 dan R terletak dalam daerah turbulen.

Sumber: Hidrolika Saluran Terbuka, 1997

Gambar 4.1 Hubungan Antara Kedalaman dan Kecepatan untuk Keempat Macam Resim
Aliran Saluran Terbuka

Untuk F sendiri merupakan bilangan Froud yang merupakan besaran tanpa dimensi yang
digunakan untuk menentukan suatu aliran itu subkritikal atau superkritikal. Sedangkan R
sendiri merupakan bilangan Reynold. Pada gambar diatas,garis tebal untuk F=1 dan jalur arsir
untuk peralihan laminar-turbulen berpotongan pada gambar tersebut dan membaginya
menjadi empat bagian, masing-masing menyatakan suatu resim aliran. Dua resim aliran yang
pertama, laminar subkritis dan laminar superkritis tidak abanyak dijumpai dalam praktek
hidrolika saluran terbuka, karena alirannya biasanya bersifat turbulen. Namun, resim-resim
ini kadang-kadang terjadi bilamana air sangat dangkal, dikenal sebagai aliran dangkal (sheet
flow) dan tampak jelas dalam percobaan dengan model hidrolik, penelitian aliran permukaan
dan pencegahan erosi.

Sumber: Mekanika Fluida dan Hidrolika, 2005

Gambar 4.2 Bentuk-bentuk Resim Aliran

DAFTAR PUSTAKA

Chow Ven Te, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga

Henderson, Open Channel Flow, Macmilan

Giles V. Renald, Mekanika Fluida dan Hidrolika, Erlangga

Rangga Raju. K.G, Aliran Melalui Saluran Terbuka, Erlangga

http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2014/01/kesetimbangan-benda-terapung-
archimedes.html

http://fisikazone.com/hukum-archimedes/

http://cleverfisikaisyou.blogspot.co.id/2015/02/garis-arus-aliran-fluida-yang-mengikuti.html

http://yokirachmansyah.blogspot.co.id/2015/12/streamline-garis-arus.html

buku hidrolika saluran terbuka Ir.ANGGRAHINI,MSc. Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP-
ITS
buku: HIDROLOGI PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA ALIRAN SUNGAI
(HIDROMETRI) PENERBIT “NOVA” SOEWARNO.

Buku: HIDRAULIKA I BAMBANG TRIATMODJO. Penerbit : beta offset

Buku: HIDRAULIKA II prof Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES., DEA. Penerbit : beta offset
EDISI 2003

Anda mungkin juga menyukai