Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK

Antara
PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK WILAYAH KALSELTENG
UP3 BANJARMASIN
Dengan
INDOMARET / HIDAYAH TAUFIK
Nomor :...............PJ/AGA.01.01/B13010000/2022

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Empat Bulan Januari Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (24-
12- 2022) , yang bertanda tangan dibawah ini :

I. PT. PLN (PERSERO) : Dalam hal ini diwakili oleh WINDY LESTARI selaku Manager PT.
PLN (Persero) UP3 Banjarmasin ULP Lambung Mangkurat
berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PLN (Persero)
No.0222.K/SDM.02.01/DIR/2020 Tanggal 19 Mei 2020 yang
berkedudukan di Jalan Lambung Mangkurat No.12 Banjarmasin
bertindak untuk dan atas nama PT. PLN (Persero), selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA

II. INDOMARET / HIDAYAH Dalam hal ini diwakili oleh DIKY ROMANSYAH selaku PROJECT
TAUFIK DEPT yang berkedudukan di JL SUTOYO S, BANJARMASIN,
bertindak untuk dan atas nama INDOMARET / HIDAYAH TAUFIK,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Berdasarkan Surat Permohonan Saudara No.Tanggal 30 Desember 2021 perihal PENAMBAHAN


DAYA DAN ALIH SKEMA LAYANAN PREMIUM DARI B2/33 KVA KE LB2/66 KVA Tarif/Daya
LB2/66.000 VA yang berlokasi JL SUTOYO S, BANJARMASIN, maka kedua belah pihak sepakat
mengadakan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan persyaratan atau ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Ketentuan Umum
Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik ini, yang dimaksud dengan :
1. PIHAK PERTAMA adalah Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang
didirikan dengan Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994 dan telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Akta Notaris Haryanto, SH Nomor 43 tanggal 26 Oktober 2001.
2. PIHAK KEDUA adalah setiap orang atau Badan Usaha atau Badan/Lembaga lainnya yang
memakai Tenaga Listrik dari Instalasi PIHAK PERTAMA berdasarkan alas hak yang sah.
3. Instalasi PIHAK PERTAMA adalah instalasi milik PIHAK PERTAMA sampai dengan Alat
Pembatas atau Alat Pengukur.
4. Instalasi PIHAK KEDUA adalah instalasi milik pelanggan atau yang dikuasai PIHAK KEDUA
sesudah Alat Pembatas atau Alat Pengukur milik PIHAK PERTAMA.
5. APP adalah Alat Pembatas dan Alat Pengukur.
6. Alat Pembatas adalah milik PIHAK PERTAMA untuk membatasi daya listrik yang dipakai PIHAK
KEDUA.
7. Alat Pengukur adalah alat milik PIHAK PERTAMA untuk mengukur daya dan energi listrik yang
dipakai PIHAK KEDUA.
8. Perlengkapan APP adalah peralatan pendukung milik PIHAK PERTAMA untuk mengoperasikan
APP.

Paraf ……………………………
9. Segel adalah suatu alat yang dipasang oleh PIHAK PERTAMA pada APP dan Perlengkapan
APP sebagai pengamanan APP dan Perlengkapan APP.
10. Jaringan Tenaga Listrik (JTL) adalah sistem penyaluran / pendistribusian tenaga listrik milik
PIHAK PERTAMA yang dapat dioperasikan dengan Tegangan Rendah (TR) s.d 1000 Volt,
Tegangan Menengah (TM) diatas 1000 s.d 35.000 Volt dan Tegangan Tinggi (TT) diatas 35.000
s.d 245.000 Volt.
11. Sambungan Tenaga Listrik (SL) adalah pengantar dibawah atau diatas tanah termasuk
peralatannya sebagai bagian instalasi PIHAK PERTAMA yang merupakan sambungan antara
jaringan tenaga listrik milik PIHAK PERTAMA dengan instalasi PIHAK KEDUA.
12. Daya Tersambung adalah besarnya daya yang disepakati oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.
13. Faktor daya atau Cos φ adalah perbandingan antara pemakaian daya dalam Watt dengan
pemakaian daya dalam Volt Ampere.
14. Biaya Penyambungan (BP) adalah biaya yang dibayar PIHAK KEDUA untuk memperoleh
penyambungan Tenaga Listrik atau untuk memperoleh Daya.
15. Jaminan Langganan (JL) adalah jaminan berupa uang atau bank garansi yang dibayar PIHAK
KEDUA atas pemakaian daya dan energi listrik selama menjadi pelanggan.
16. Tagihan Listrik adalah perhitungan biaya atas pemakaian daya dan energi listrik oleh PIHAK
KEDUA.
17. Tagihan Susulan adalah tagihan kemudian sebagai akibat adanya penyesuaian dengan
ketentuan atau sebagai akibat adanya pelanggaran.
18. Pemutusan Sementara adalah penghentian untuk sementara penyaluran Tenaga Listrik ke
Instalasi PIHAK KEDUA.
19. Pemutusan Rampung adalah penghentian untuk seterusnya penyaluran Tenaga Listrik ke
Instalasi PIHAK KEDUA dengan mengambil sebagaian atau seluruh peralatan untuk penyaluran
Tenaga Listrik ke Instalasi PIHAK KEDUA.
20. Force Majeure atau Sebab Kahar adalah semua kejadian diluar kemampuan kedua belah pihak
untuk mengatasinya, termasuk di dalamnya tidak terbatas oleh kejadian-kejadian sebagai akibat
dari Peraturan Pemerintahan baik pusat maupun Daerah, Instansi Sipil maupun TNI-POLRI,
Bencana Alam, Banjir, Tanah Longsor. Pemberontakan, Huru Hara, Perang, Kebakaran,
Sabotase, Petir, Gempa Bumi, Pemogokan Umum, Gangguan dan kejadian-kejadian lain yang
dapat mengakibatkan gangguan terhadap kontinuitas penyaluran tenaga listrik.
21. Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) adalah deklarasi tingkat mutu pelayanan tenaga listrik pada Unit
Pelayanan PLN yang ditetapkan per Triwulan setiap tahunnya oleh Pemerintah. Indikator TMP
ditetapkan dalam angka satuan antara lain Lama gangguan (dalam satuan Jam) dan Jumlah
gangguan (kali gangguan).
22. Tarif Tenaga Listrik (TTL) adalah ketetapan harga jual dan golongan tarif tenaga listrik PIHAK
PERTAMA.
23. Biaya Pemakainan kWh adalah biaya pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh PIHAK
KEDUA.
24. Biaya kVArh adalah biaya yang dibayar PIHAK KEDUA karena pemakaian kVArh melebihi
jumlah tertentu yang diijinkan.
25. Rekening Minimum (RM) adalah energi minimum yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA.
26. Biaya Keterlambatan (BK) adalah biaya yang dibebankan pada PIHAK KEDUA karena tidak
memenuhi kewajiban membayar tagihan PIHAK PERTAMA tepat pada waktunya.
27. Jam Nyala adalah pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan kVA tersambung.
28. Waktu Beban Puncak (WBP) adalah waktu jam 18.00 s.d 22.00 waktu setempat.
29. Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) adalah waktu jam 22.00 s.d jam 18.00 hari berikutnya.

Paraf ……………………………
Pasal 2
Tarif, Daya, Tegangan dan Frekuensi
(1) PIHAK PERTAMA bersedia menjual dan menyalurkan tenaga listrik dengan Layanan Khusus
Premium Silver untuk dipergunakan pada persil / bangunan PIHAK KEDUA :
Id Pelanggan : 221001948086
Nama Pelanggan : INDOMARET / HIDAYAH TAUFIK
Alamat Pelanggan : JL SUTOYO S, BANJARMASIN
Tarif Baru : LB2 Tarif Lama : B2
Daya Baru : 66.000VA Daya Lama : 33.000VA
Tegangan : antara 220 Volt sampai dengan 380 Volt.
Frekuensi : antara 49,5 Hz sampai dengan 50,5 Hz.
(2) PIHAK KEDUA bersedia membeli tenaga listrik dari PIHAK PERTAMA dengan Tarif, Daya,
Tegangan dan Frekuensi sebagaimana tersebut pada ayat 1 (satu) Pasal ini.

Pasal 3
Biaya Pemakaian Tenaga Listrik
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa biaya pemakaian tenaga listrik yang
diberlakukan kepada PIHAK KEDUA berdasarkan Tarif Tenaga Listrik yang berlaku adalah sebagai
berikut :
(1) Tarif energi listrik atau harga jual yang berlaku untuk jual beli tenaga listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Perjanjian ini, ditetapkan berdasarkan Tarif Tenaga Listrik
(TTL) yang berlaku dan harga kesepakatan kedua belah pihak adalah sebagai berikut :
- Tarif kWh LWBP = ( Tarif Reguler B2 + 55) Rupiah / kWh.
- Tarif kWh WBP = ( Tarif Reguler B2 + 55 ) Rupiah / kWh.
- Tarif KVArh = ( Tarif Reguler B2 ) Rupiah / kwh.
(2) Diterapkan Rekening Minimum (RM) sebesar 110 (seratus sepuluh) jam nyala perbulan :
110 (Jam nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian kWh LWBP dan WBP.
(3) Dikenakan Biaya kelebihan pemakaian kVArh apabila jumlah pemakaian kVArh yang tercatat
dalam satu bulan lebih tinggi dari 62 % (enam puluh dua perseratus) dari jumlah pemakaian
kWh pada bulan yang bersangkutan sehingga Faktor Daya (Cos Q) rata-rata kurang dari 0,85
(delapan puluh lima per seratus).
(4) Diberlakukan penyesuaian tarif tenaga listrik (Tariff Adjustment) setiap bulan apabila terjadi
perubahan salah satu atau beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan biaya
pokok penyediaan tenaga listrik antara lain Nilai tukar mata uang Dollar Amerika terhadap
mata uang Rupiah (Kurs), Harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price) dan/atau Inflasi.
(5) Apabila terjadi perubahan TTL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka kedua
belah pihak akan menyesuaikan harga jual dimaksud dengan TTL yang baru.

Pasal 4
Biaya Penyambungan (BP) dan Jaminan Langganan (JL)
(1) Untuk mendapatkan tenaga listrik sebagaimana tersebut pada Pasal 2 pada Perjanjian ini,
PIHAK KEDUA membayar Biaya Penyambungan ( BP ) dan Jaminan Langganan (JL) sesuai
ketentuan yang berlaku.
(2) Besarnya Biaya yang harus dibayar :
- Biaya Penyambungan (BP) = Rp. 31.977.000 ,-
- Jaminan Langganan (JL) = Rp. 5.445.000 ,-
- BPRAB/Join Investment = Rp. -
- Bea Materai = Rp. 10.000 ,-
Jumlah dibayar = Rp. 37.432.000,-

Paraf ……………………………
Pasal 5
Instalasi Listrik PIHAK KEDUA
(1) Kualitas instalasi listrik / instalasi milik pelanggan (IML) PIHAK KEDUA sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(2) Pemasangan instalasi listrik / instalasi milik pelanggan (IML) PIHAK KEDUA harus sesuai
standar yang berlaku dan telah dilakukan sertifikasi laik operasi oleh Lembaga Inspeksi
Teknik yang telah terakreditasi yang dibuktikan dengan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan
segala biaya yang timbul sebagai akibat pemasangan instalasi tersebut menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA.

Pasal 6
Penyambungan Dan Penyaluran Tenaga Listrik
(1) PIHAK PERTAMA menyalurkan tenaga listrik ke instalasi PIHAK KEDUA apabila persyaratan
pada pasal 4 ayat (2) dan pasal 5 dalam perjanjian ini telah dipenuhi oleh PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA melaksanakan penyambungan tenaga listrik kepada PIHAK KEDUA
dengan sistem TM/TM/TM. PIHAK KEDUA termasuk Golongan Pelanggan Tegangan
Menengah (TM), pengukuran pemakaian energi kWh pada sisi Tegangan Menengah (TM)
dan menerima pasokan listrik pada sisi Tegangan Menengah (TM).
(3) Apabila PIHAK KEDUA membatalkan penyambungan tenaga listrik secara sepihak,
sementara PIHAK PERTAMA telah melakukan investasi untuk memenuhi permintaan PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA berkewajiban membayar ganti rugi sebesar nilai yang telah
diinvestasikan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 7
Rekening Listrik
(1) PIHAK KEDUA wajib membayar rekening listrik paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada
setiap bulannya ditempat pembayaran yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dan dapat
dipilih oleh PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran Rekening Listrik oleh PIHAK KEDUA dilakukan pada Bank - Bank
Penyelenggara Payment Point Online Bank (PPOB).
(3) Rekening listrik terdiri atas Biaya Pemakaian kWh, Biaya Pemakaian KVArh, Pajak
Penerangan Jalan dan Biaya Materai.
(4) Besar Biaya Pemakaian KWh dan KVArh dihitung berdasarkan Tarif Tenaga Listrik (TTL)
yang berlaku dan harga kesepakatan kedua belah pihak.
(5) Biaya Pemakaian KWh dan KVArh dihitung dari hasil perkalian antara faktor meter, faktor
trafo arus dan faktor trafo tegangan dengan hasil pembacaan angka kedudukan stand KWh
meter dan KVArh meter PIHAK KEDUA yang dilakukan oleh petugas PIHAK PERTAMA pada
setiap bulannya.

Pasal 8
Sanksi
(1) Sanksi keterlambatan pembayaran rekening listrik
a. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran rekening
listrik sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) Perjanjian ini dan telah
dikirimkan Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pemutusan Sementara Sambungan
Tenaga Listrik (TUL.VI-01), maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemutusan
sementara atas sambungan tenaga listrik sampai tunggakan rekening listrik dan Biaya
Keterlambatan dilunasi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
b. Jika dalam waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak hari pertama dari jangka waktu
pelaksanaan pemutusan sementara, PIHAK PERTAMA mengirim Surat Pemberitahuan
Pelaksanaan Pemutusan Rampung Sambungan Tenaga Listrik (TUL.VI-03) dan PIHAK
KEDUA belum melunasi pembayaran rekening listriknya, maka PIHAK PERTAMA berhak
melakukan pemutusan rampung sambungan tenaga listrik dengan mengambil sebagian
atau seluruh instalasi milik PIHAK PERTAMA.

Paraf ……………………………
c. Permintaan penyambungan kembali oleh PIHAK KEDUA diperlakukan sebagai
permintaan penyambungan baru dengan tetap memperhitungkan semua kewajiban yang
belum dilunasi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Sanksi Pelanggaran
Apabila PIHAK KEDUA melanggar larangan – larangan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 15 Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus penyaluran tenaga listrik /
menghentikan perjanjian jual beli tenaga listrik ini dan PIHAK KEDUA wajib membayar
tagihan susulan yang diajukan PIHAK PERTAMA.
(3) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini dilakukan
setelah ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 9
Batas Kepemilikan dan Tanggung Jawab
(1) Peralatan listrik mulai Alat Pembatas dan Pengukur (APP) sampai dengan jaringan distribusi
menjadi milik PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Peralatan Alat Pembatas dan Pengukur (APP) terdiri dari KWh
meter, kVARh lengkap dengan segelnya, pembatas daya lengkap dengan segelnya dan
tempat terpasangnya peralatan tersebut lengkap dengan segelnya.
(3) Alat Pembatas dan Pengukur (APP) sebagaimana tersebut pada ayat (2) Pasal ini, baik
keamanan maupun kelengkapannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(4) Instalasi listrik dalam bangunan PIHAK KEDUA menjadi milik dan tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

Pasal 10
Hak PIHAK PERTAMA
(1) Dalam rangka penyediaan dan penyaluran tenaga listrik kepada PIHAK KEDUA, PIHAK
PERTAMA berhak untuk :
a. Memasang Alat Pembatas dan Pengukur (APP) dipersil/bangunan milik PIHAK KEDUA.
b. Memasang jaringan dengan melintas di atas dan/atau di bawah persil / bangunan PIHAK
KEDUA dan menggunakannya selama perjanjian berlaku.
c. Memeriksa instalasi di tempat PIHAK KEDUA baik sebelum maupun sesudah mendapat
penyaluran tenaga listrik maupun pemanfaatan tenaga listrik oleh PIHAK KEDUA.
d. Menentukan sistem penyambungan diantaranya jenis saluran udara atau kabel tanah dan
letak APP pada instalasi PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA berhak untuk menghentikan penyaluran tenaga listrik tanpa pemberian
ganti rugi dalam bentuk apapun kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi hal – hal sebagai
berikut :
a. Sebab Kahar (Force Majeure).
b. Terjadi gangguan pada instalasi PIHAK PERTAMA yang diakibatkan oleh kegagalan
operasi peralatan.
c. Terjadi sesuatu hal pada instalasi PIHAK PERTAMA atau instalasi PIHAK KEDUA yang
dapat menimbulkan bahaya terhadap kelangsungan penyaluran tenaga listrik dan / atau
kepentingan dan keselamatan umum dan / atau keselamatan jiwa manusia.
d. Terjadi hal – hal yang dianggap dapat menimbulkan bahaya keamanan daerah dan / atau
keamanan Negara.
e. Terdapat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, perbaikan gangguan, perluasan atau
rehabilitasi instalasi PIHAK PERTAMA yang berhubungan dengan instalasi PIHAK
KEDUA.
f. Atas perintah yang berwajib dan / atau Pengadilan.
(3) PIHAK PERTAMA berhak mengambil tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA terhadap Perjanjian ini.

Paraf ……………………………
Pasal 11
Kewajiban PIHAK PERTAMA
(1) PIHAK PERTAMA berkewajiban menyalurkan tenaga listrik dengan mutu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 1 Perjanjian ini.
(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban melaksanakan penyambungan aliran listrik kepada PIHAK
KEDUA.
(3) PIHAK PERTAMA berkewajiban membuat pengumuman / pemberitahuan kepada PIHAK
KEDUA melalui media massa atau sarana lainnya apabila penyaluran tenaga listrik perlu
dihentikan karena sesuatu hal yang telah direncanakan, sekurang – kurangnya 1 x 24 jam
sebelumnya dan tetap diberikan prioritas untuk mendapatkan aliran listrik sesuai pelayanan
khusus premium.
(4) PIHAK PERTAMA berkewajiban melakukan perbaikan / pergantian atas gangguan /
kerusakan pada sambungan tenaga listrik dan / atau APP dan / atau perlengkapan APP, baik
ada maupun tidak ada laporan dari PIHAK KEDUA.
(5) PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan kompensasi kepada PIHAK KEDUA sebesar 35
% (Tiga puluh lima perseratus) pengurangan tagihan dari tagihan 40 jam nyala apabila jumlah
dan/atau lama gangguan melampaui deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) Unit
Pelayanan setempat.

Pasal 12
HAK PIHAK KEDUA
(1) PIHAK KEDUA berhak atas informasi dan penjelasan mengenai hal – hal yang berkaitan
dengan perjanjian ini.
(2) PIHAK KEDUA berhak untuk mendapatkan layanan berupa :
- Kontinuitas pasokan listrik selama 24 jam sehari;
- Tidak dipasang Under Frequency Relay (UFR) dan Load Curtailment (LC) pada Waktu
Beban Puncak (WBP) dari jam 17.00 s.d 22.00 Wita;
- Disediakan Account Executive untuk tersedianya komunikasi;
- Invoice diantar langsung petugas atau disampaikan melalui email;
- Bantuan supervisi untuk pemeliharaan kubikel dan trafo pelanggan;
- Kecepatan response time penanganan pengaduan;
- Masuk prioritas terakhir untuk dipadamkan apabila kondisi defisit;
- Pemberitahuan minimal 1 (satu) hari sebelum pemeliharaan jaringan yang menyebabkan
pemadaman;
(3) PIHAK KEDUA berhak meminta pelayanan perbaikan atas gangguan / kerusakan pada
sambungan tenaga listrik dan / atau APP dan / atau perlengkapan APP.
(4) PIHAK KEDUA berhak mendapat kompensasi sebesar 35% (Tiga puluh lima perseratus)
pengurangan tagihan dari tagihan 40 jam nyala, apabila jumlah dan/atau lama gangguan
melampaui deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) Unit Pelayanan setempat.

Pasal 13
Kewajiban PIHAK KEDUA
(1) Menyediakan bangunan dan tempat yang aman untuk pemasangan peralatan dan
perlengkapan Alat Pembatas dan Pengukur (APP) milik PIHAK PERTAMA.
(2) Memberi ijin kepada PIHAK PERTAMA untuk menggunakan haknya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 Perjanjian ini, khusus untuk pelaksanaan pada Pasal 10 ayat (1) perlu
pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA terlebih dulu.
(3) Menjaga instalasi milik PIHAK PERTAMA yang terpasang dipersil dan / atau bangunan
PIHAK KEDUA agar selalu dalam keadaan baik dan segera melaporkan kepada PIHAK
PERTAMA apabila ditemukan kelainan atau kerusakan.
(4) Memberikan ijin kepada PIHAK PERTAMA untuk menebang atau memotong tumbuh-
tumbuhan milik PIHAK KEDUA yang membahayakan atau mengganggu kelangsungan
penyaluran tenaga listrik.
(5) Membayar tagihan susulan akibat sejumlah atau seluruh energi listrik yang telah digunakan
tidak terukur, tidak tercatat dan / atau belum tertagih akibat peralatan pengukuran kWh Meter
tidak bekerja secara normal bukan dikarenakan kesalahan PIHAK KEDUA.
6

Paraf ……………………………
Pasal 14
Peralihan Bangunan / Persil PIHAK KEDUA kepada pihak lain
(1) Apabila Persil / Bangunan beserta sambungan tenaga listrik yang melekat pada persil /
bangunan PIHAK KEDUA disewakan kepada pihak lain, maka segala kewajiban yang
berhubungan dengan Perjanjian ini tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA untuk
melunasinya kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Apabila Persil/ bangunan beserta sambungan tenaga listrik PIHAK KEDUA dialihkan kepada
pihak lain baik karena jual beli maupun sebab-sebab lain, maka PIHAK KEDUA wajib
melaporkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender terhitung sejak tanggal peralihan untuk dilakukan balik nama kepada pemilik baru.
(3) Jika ketentuan ayat 2 (dua) Pasal ini tidak dipenuhi, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab
kepada PIHAK PERTAMA atas segala kewajiban-kewajiban yang timbul.

Pasal 15
Larangan – larangan
(1) PIHAK KEDUA dilarang menjual atau memberikan tenaga listrik yang dibeli dan diterima dari
PIHAK PERTAMA kepada pihak lain diluar bangunan/persil PIHAK KEDUA maupun persil
lain milik PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KEDUA dilarang membeli atau menerima pasokan tenaga listrik dari pihak lain selama
PIHAK KEDUA menjadi pelanggan PIHAK PERTAMA.
(3) PIHAK KEDUA dilarang merusak / merubah peralatan listrik milik PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) Perjanjian ini baik yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA sendiri maupun pihak lain.
(4) PIHAK KEDUA dilarang memakai tenaga listrik selain peruntukannya sesuai dengan
Perjanjian ini.
(5) PIHAK KEDUA dilarang memindah-mindahkan peralatan listrik PIHAK PERTAMA tanpa seijin
PIHAK PERTAMA.

Pasal 16
Pemutusan / Pembatalan Perjanjian
Perjanjian ini dapat berakhir/dinyatakan putus/batal dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
1. Kesepakatan kedua belah Pihak.
2. Pemutusan rampung karena terkena sanksi sebagaimana dimaksud Pasal 8 Ayat (1).huruf. b
3. Bangunan dibongkar karena proyek pemerintah atau proyek lainnya.
4. Karena Putusan Pengadilan.

Pasal 17
Addendum
(1) Segala perubahan ketentuan dan ketentuan yang belum / kurang diatur dalam Perjanjian ini
dapat dibuatkan addendum dengan persetujuan kedua belah pihak .
(2) Perubahan ketentuan-ketentuan pada Pasal-Pasal Perjanjian ini yang diakibatkan karena
perubahan dan atau pemberlakuan peraturan Pemerintah yang baru tentang TTL maka
kedua belah pihak sepakat tidak dilakukan addendum, dan selanjutnya secara otomatis
diperlakukan sesuai peraturan yang baru.

Pasal 18
Penyelesaian Perselisihan Pendapat

Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 14 Perjanjian ini, apabila terjadi perselisihan pendapat
dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini kedua belah pihak sepakat untuk melakukan secara
musyawarah. Jika tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, kedua belah pihak sepakat untuk
memilih tempat domisili yang tetap pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarmasin.

Paraf ……………………………
Pasal 19
Masa Berlaku Perjanjian
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk jangka waktu
selama PIHAK KEDUA menjadi pelanggan PIHAK PERTAMA dengan memperhatikan tata cara dan
jangka waktu pengakhiran sebagaimana tersebut dalam Pasal 16 Perjanjian ini .

Pasal 20
Penutup
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang sama bunyinya, dibubuhi materai yang cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama serta ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

DIKY ROMANSYAH WINDY LESTARI

Mater 6000

Paraf ……………………………

Anda mungkin juga menyukai