ANTARA
PT PLN (PERSERO)
DAN
TENTANG
Perjanjian antara PT PLN (Persero) dengan PT Pilar Bahtera Energi tentang Kerjasama Pemasaran
Bersama dan Penyediaan DRUPS dan RUPS bagi Pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur, dibuat dan ditandatangani di Surabaya pada hari Selasa tanggal Tiga bulan Juli tahun Dua
Ribu Delapan Belas (03-07-2018), oleh dan antara :
ll. PT. PILAR BAHTERA ENERGI, suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan Akta
Pendirian yang dibuat oleh Nyonya Rose Takarina tertanggat 06 Juli 2007 No. 05 yang tetah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Rl tertanggal 23 Juli 2007 No.W7-08212 HT.01.01-
TH.2OO7 beserta perubahannya, dalam hal ini diwakili oleh lmannul Hakim Zulkifli, selaku
' Direktur Utama PT. Pilar Bahtera Energi, dalam hal ini bertindak mewakili Direksi pT. pilar
Bahtera Energi, dengan demikian berwenang dan bertindak untuk dan atas nama pT. pilar
Bahtera Energi berkedudukan di Jalan M-Gold Tower, 16r'Floor. Unit F- G Jl. KH. Noer Ali,
Bekgsi Selatan, Jawa Barat 17148 - lndonesia untuk selanjutnya disebut sebagai pIHAK
KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan secara bersama-
sama untuk selanjutnya disebut PARA PIHAK, terlebili dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah badan usaha milik negara yang bertugas menyediakan
tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang lebih baik untuk kepentingan umum
khususnya wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.
Bahwa PIHAK KEDUA merupakan badan hukum yang bergerak di bidang jasa konsultasi
arsitek dan engineering, jasa konsultasi manajemen, instalasi listrik dan telekomunikasi yang
kegiatan usahanya adalah Jasa instalasi Listrik/Air/Telekomunikasi.
.:
Bahwa PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan tugas sebagai penyedia tenaga listrik untuk
kepentingan umum di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya, memerlukan dukungan produk dan
layanan sistem DRUPS atau RUPS untuk menjamin kualitas dan kontinuitas unjuk kerja
sistem yang menjadi ruang lingkup kerja PIHAK KEDUA, khususnya dalam hal usaha
mengatasi kedip tegangan dan padam pelanggan PIHAK PERTAMA.
4. Bahwa demi membangun komitmen saling bersinergi dan bekerjasama dalam penyediaan
listrik dengan mutu dan keandalan yang lebih baik kepada pelanggan PIHAK PERTAMA,
PARA PIHAK telah menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Pemasaran
Bersama dan Penyediaan DRUPS atau RUPS bagi Pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, Nomor PIHAK PERTAMA:
0005.MoU/HKM.00.01/DIST-JATIM 12018 dan Nomor PIHAK KEDUA :
oo4/MOU/PBE-
PLN/IlU20'18 tanggal 02 April 2018.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Selanjutnya PARA PIHAK dalam kedudukannya sebagaimana
tersebut di atas menyatakan sepakat dan setuju untuk saling mengikatkan diri dengan membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemasaran Bersama dan Penyediaan DRUPS atau RUPS
Bagi Pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur (untuk selanjutnya disebut sebagai
"Perjanjian") dengan ketentuan dan syarat - syarat sebagai berikut :
PASAL 1
DEFINISI
Apabila tidak ditentukan lain dalam Pasal-Pasal Perjanjian ini, maka istilah-istilah yang terdapat
dalam Perjanjian jni memiliki arti sebagai berikut :
1. PELANGGAN adalah setiap orang atau badan usaha atau badan/lembaga lainnya yang
memakai tenaga listrik dari instalasi PIHAK PERTAMA berdasarkan alas hak yang sah, dengan
kategori premium daya di atas 200 kVA pada golongan tarif.Sosial (S), Bisnis (B), lndustri (l) dan
Publik (P).
2. DRUPS yang merupakan singkatan dati "Diesel Rotary Uniteruptible Power Supply" adalah
sistem catudaya pengganti dengan mekanisme penyimpanan energi secara kinetik dan
dihubungkan dengan mesin diesel secara mekanikal menggunakan kopling mekanis yang
bekerja untuk memproteksi gangguan tegangan seperti kedip tegangan, padam dan gangguan
tegangan lainnya sehingga dapat memberikan catudaya berkualitas untuk menjamin
keberlangsungan operasional produksi dan usaha dari para Pelanggan PIHAK PERTAMA.
3. RUPS yang merupakan singkatan dari " Rotary Uniteruptible Power Supply' adalah sistem
catudaya pengganti dengan mekanisme penyimpanan energi secara kinetik dan dihubungkan
denga.n genset existing secara elektrikal yang bekerja untuk memproteksi gangguan tegangan
seperti kedip tegangan, padam dan gangguan tegangan lainnya sehingga dapat memberikan
catudaya berkualitas untuk menjamin keberlangsungan operasional produksi dan usaha dari para
lPelanggan PIHAK PERTAMA.
4. , KEDIP Tegangan (Voltage Sagl adalah suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai
nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 4 ms sampai lOOO ms.
5. PADAMT(B/ackouf) adalah kondisi dimana terjadi pemadaman tistrik.
6. PEMUTUSAN SEMENTARA adalah penghentian untuk sementara penyaluran Tenaga Listrik ke
lnstalasi Pelanggan.
7. JAM NYALA adalah pemakaian kwh dalam satu qulan dibagi dengan kVA tersambung.
8. JAM NYALA MINIMUM adalah pemakaian minimum kwh datam satu butan dibagi dengan kVA
tersambung.
9. KEADAAN KAHAR (Force Majeuree) adalah semua kejadian diluar kemampuan PARA PTHAK
untuk mengatasinya, termasuk didalamnya tidak terbatas oleh kejadian-kejadian sebagai akibat
dari Peraturan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, atau Departemen-Departemen, lnstansi
Sipil maupun TNI-POLRI, Bencana Alam, banjir, Tanah Longsor, Pemberontakan, Huru Hara,
Perang, Kebakaran, Sabotase, Petir, Gempa Bumi, Pemogokan Umum, Gangguan dan Kejadian-
kejadian lain yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap kontinuitas penyaluran listrik.
10. HARI adalah kurun waktu yang lamanya 24 (dua puluh empat) Jam terus-menerus, yang dimulai
pada pukul 00.00 WIB dan berakhir pada pukul 24.00 WB hari yang sama.
11. BULAN adalah kurun waktu yang dimulai pada pukul 00.00 WB hari pertama dari bulan kalender
dan berakhir pada pukul 24.00 WIB hari terakhir dari bulan kalender yang sama.
12. TAHUN adalah suatu kurun waktu yang dimulai pada pukul 00:00 WIB hari pertama suatu tahun
kalender dan berakhir pada pukul 24;00 WIB hari terakhir tahun kalender yang sama, kecuali
untuk tahun pertama yang dimulai pada TANGGAL DIMULAI dan berakhir pada pukul 00:00 WIB
hari pertama tahun kalender berikutnya dan untuk tahun terakhir yang dimulai pada pukul 00:00
WIB hari pertama tahun kalender dan berakhir pada tanggal berakhirnya Perjanjian.
13. TANGGAL DIMULAI adalah suatu tanggal yang disepakati oleh PARA PIHAK dimana peralatan
DRUPS atau UPS mulai beroperasi di lokasi Pelanggan yang dituangkan dalam Berita Acara.
14. HARI KALENDER adalah 7 (tujuh) hari dalam setiap minggu atau 28 (dua puluh delapan) sampai
dengan 31 (tiga puluh satu) hari sesuai dengan jumlah hari pada kalender Masehi dalam setiap
bulannya, yang dimulai dari hari Senin dan berakhir pada hari Minggu.
15. HARI KERJA adalah lima hari dalam setiap minggu yang dimulai dari hari Senin dan berakhir
pada hari Jumat diluar hari libur nasional atau cuti bersama yang ditetapkan oleh pemerintah
dan/atau Bank lndonesia.
16. SUPER ULTIMA adalah layanan PIHAK PERTAMA kepada PELANGGAN yang didukung oleh
produk dan layanan PIHAK KEDUA dengan kualitas catudaya tanpa kedip tegangan dan atau
tanpa pemadaman (No Voltage Dip, No Outage\, dibagi menjadi 2 tipe layanan yaitu Layanan
SUPER ULTIMA I dan SUPER ULTIMA ll.
17. SUPER ULTIMA I adalah salah satu bagian dari Layanan SUPER ULTIMA yang memberikan
kualitas catudaya tanpa kedip tegangan dengan menggunakan sistem RUPS. Dimana untuk
menjaga beban Pelanggan dari Kedip tegangan dan Padam, sistem RUPS ini dikoneksikan
secara elektrikal dengan sistem genset standby milik pelanggan.
18. SUPER ULTIMA ll adalah salah satu bagian dari Layanan SUPER ULTIMA yang memberikan
kualitas catudaya tanpa kedip tegangan dan tanpa padam (blackout) dengan menggunakan
sistem DRUPS. Dimana pada layanan ini, mesin diesel sudah dihubungkan secara mekanikal
dengan generator dan rotary UPS pada salu shafubase frame.
19. PJBTL adalah Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik.
20. BP adalah Biaya Penyambungan, yaitu biaya yang dibayar oleh calon Pelanggan untuk
mempejoleh penyambungan Tenaga Listrik atau biaya yang dibayar oleh Pelanggan untuk
penambahan daya.
21. UJL adalah Uang Jaminan Langganan, yaitu uang yang merupakan jaminan atas pemakaian
daya dan tenaga listrik selama menjadi Pelanggan.
22. WBP adalah Waktu Beban Puncak, yaitu waktu jam 18.00 sampai dengan 22.00 waktu
setempat.
23. LWBP adalah Luar Waktu Beban Puncak, yaitu waktu jam 22.00 sampai dengan 18.00 waktu
' setempat di hari berikutnya.
24. TAGIHAN REKENING adalah perhitungan biaya atas pemakaian daya dan energy listrik oteh
Pelanggbn.
25. TAGIHAN UPS adalah perhitungan biaya atas pemakaian jasa DRUPS atau RUPS melalui
layanan SUPER ULTIMA.
26. JASA PEMASARAN adalah biaya jasa oleh PIHAK PERTAMA yahg timbut ketika petanggan
melakukan pembdlian produk DRUPS atau RUPS secara langsung kepada PTHAK KEDUA.
27. ALAT UKUR adalah Alat yang digunakan untuk mengukur daya dan energy listrik yang
digunakan oleh Pelanggan.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan Perjanjian ini adalah sebagai landasan bagi PARA PIHAK untuk melakukan
kerjasama dalam mendukung peningkatan kinerja PARA PIHAK melalui kerjasama penyediaan
Diesel Rotary Uninterruptible Power Supply (DRUPS) atau Rotary Unintenuptible Power Supply
(RUPS) bagi Pelanggan.
PASAL 3
RUANG LINGKUP
2. Penyusunan product bundling yang terdiri dari layanan ketenagalistrlkan PIHAK PERTAMA dan
penyediaan DRUPS dan RUPS oleh PIHAK KEDUA.
PASAL 4
SPESIFIKASI
Spesifikasi teknologi DRUPS dan RUPS yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada Pelanggan di
lokasl Pelanggan adalah sebagaimana tertuang dalam Lampiran lyang tidak terpisahkan dari
Perianjian ini.
PASAL 5
MEKANISME PEMASANGAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan mekanisme pemasangan DRUPS atau RUPS sebagai
berikut:
1 . Kriteria
a) Pelanggan Premium dengan daya di atas 200 kVA.
b) Berlaku untuk golongan tarif Sosial (S), Bisnis (B), lndustri (l) dan Publik (P).
2. Mekanisme Pelayanan :
a) Permohonan Pelanggan Layanan Premium SUPER ULTIMA kepada PIHAK PERTAMA
b) Pengecekan Sub Sistem, Survei Kelayakan Teknis dan Evaluasi Beban Pelanggan oleh
PIHAK PERTAMA
c) Analisa beban Pelanggan dan pemisahan beban sensitif Kedip tegangan dan Padam
dilakukan bersama - sama oleh PARA PIHAK.
d) Kajian Kelayakan Operasi dan Finansial oleh PIHAK PERTAMA.
e) ' Pembahasan skema layanan dan biaya.
. f) Pelanggan bersedia menjadi Layanan Premium dan atau Premium SUPER ULTIMA.
g) Sebagian beban yang terpasang DRUPS atau RUPS dipasang kwh meter khusus
, sebagai dasar perhitungan Biaya Tagihan UPS setiap bulan.
h) PLN membuat invoice untukTagihan Rekening sebagai berikut:
(1) Tagihan Rekening (layanan Premium);
(2) Tagihan UPS yang akan dibayarkan langsung ke PIHAK KEDUA oleh petanggan,
i) Layanan SUPER ULTIMA merupakan layanan mutu dan keandalan yang tidak
terpisahkan dengan Layanan Premium sehingga penyelesaian kewajiban pelanggan
(pembayaran tagihan) tetap menjadi satu kesatuan.
j) Penandatanganan Perjanjian SUPER ULTIMA antara PIHAK PERTAMA, ptHAK KEDUA
dan Pelanggan.
k) Penandatanganan Surat Kuasa dari Pelanggan kepada pIHAK . PERTAMA untuk
melakukan penghentian sementara supply listrik pelanggan apabila pelanggan tidak
melakukan pembayaran tagihan UPS kepada PIHAK KEDUA.
l) Pelanggan memberikan Bilyet ciro (BG) kepada PIHAK KEDUA sebagai jaminan bagi
PIHAK KEDUA melaksanakan instalment DRUpS atau RUpS.
m) Penandatanganan PJBTL atau Addendum PJBTL antara pIHAK pERTAMA dan
Pelanggan SUPER ULTIMA dengan mencantumkan hal-hal yang disepakati dalam
Perjanjian Kerja Sama.
n) Apabila Pelanggan melakukan Pasang Baru, Penambahan Daya atau perubahan
Layanan menjadi layanan SUPER ULTIMA, akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
o) Penyambungan dan pemasangan DRUPS atau RUPS.
PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7
PENYERAHAN LISTRIK
1. PIHAK PERTAMA bersedia memberikan layanan SUPER ULTIMA dengan pemasangan DRUPS
atau RUPS selama jangka waktu Perjanjian dan dituangkan secara tertulis dalam Berita Acara
Serah Terima (BAST) yang akan ditandatangani oleh PARA PIHAK maupun oleh perwakilan
yang dikuasakan.
Layanan SUPER ULTIMA diberikan PIHAK KEDUA kepada Pelanggan PIHAK PERTAMA
dengan Jam Nyala Minimum 500 (lima ratus)jam per bulan.
PARA PIHAK akan menggunakan usaha terbaiknya untuk memasok listrik dengan kualitas tanpa
kedip tegangan ke Pelanggan secara berkesinambungan, kecuali apabila terjadi salah satu,
sebagian atau seluruh hal-hal yang tersebut berikut ini:
a. Keadaan Kahar sebagaimana diaturdalam Pasal 14 Perjaniian, dan atau
b. Berakhirnya masa belaku Perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 12 Perjanjian.
Pasal I
ALAT UKUR
A. UMUM
1. PIHAK PERTAMA menyediakan, memasang, mengoperasikan dan memelihara Alat Ukur di
Titik Penyerahan di lokasi yang disepakati PARA PIHAK dan akan digunakan untuk
mengukur jumlah pemakaian kwh yang dinyatakan dalam suatu Berita Acara Pemakaian
kwh.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban melakukan kalibrasi yang dilakukan oleh Direktorat
Metrologi atas Alat Ukur, sesuai dengan ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku.
Alat Ukur yang terpasang setiap tahunnya akan diperiksa dan dikalibrasi sebanyak 1 (satu)
kali dalam setiap 1 (satu) tahun. Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan Meter Listrik
antara lain kalibrasi meter, pembersihan dan/atau penggantian peralatan yang rusak milik
PIHAK PERTAMA menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA. Jika PIHAK KEDUA merasa
bahwa Alat Ukur patut diduga mengalami penyimpangan dalam hasil pengukuran yang
diberikan, maka PIHAK KEDUA berhak untuk meminta Alat Ukur tersebut di kalibrasi
kembali dengan biaya Kalibrasi menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.
B. PEMBACAAN DAN PENCATATAN
1. Pembacaan dan pencatatan angka pada Alat Ukur akan dilaksanakan, disaksikan, dan
disepakati oleh PARA PIHAK pada tanggal 1 jam 10.00 WIB setiap Bulan, untuk menghitung
dan menentukan jumlah pemakaian kwh WBP dan LWBP kepada PIHAK KEDUA.
2. Setiap dan seluruh pembacaan dan pencataan Alat Ukur sebagaimana dimaksud dalam
poin-1 diatas, akan dituangkan dalam suatu Berita Acara Pembacaan dan Pencatatan yang
disertai dengan seluruh lampiran yang berhubungan dengan pembacaan dan pencatatan
".. termasuk faktor koreksi (bila ada), sebagai dasar pembuatan Tagihan UpS oleh pIHAK
PERTAMA kepada Pelanggan.
'3. Dasar perhitungan pemakaian kwh per Bulan adalah penjumlahan dari kWh yang diambil
selama 1 (satu) Bulan sesuai yang tercatat dan terhitung pada Berita Acara Penyerahan
Buldnan dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
Pasal 9
HARGA LAYANAN SUiER ULTIMA
1. PARA PIHAK sepakat bahwa harga per kwh untuk SUPER ULTTMA I yang diserahkan oleh
PIHAK KEDUA kepada Pelanggan PIHAK PERTAMA di Titik Penyerahan adatah sebesar:
a. Tarif Maksimum Pemakaian RUPS pada WBP = Rp 60,17 / kwh
(enam puluh rupiah tujuh belas rupiah\ I kwh
b. Tarif Maksimum Pemakaian RUPS pada LWBP = Rp 430,28 / kwh
(empat ratus tiga putuh rupiah dua puluh detapan rupiahl I kwh
2. PARA PIHAK sepakat bahwa harga per kWH untuk SUPER ULTIMA ll yang diserahkan oteh
PIHAK KEDUA kepada Pelanggan PIHAK PERTAMA di Titik Penyerahan adalah sebesar:
a. Tarif Maksimum Pemakaian DRUPS pada WBP = Rp 80,57 / kwh
(delapan puluh rupiah lima puluh tujuh rupiah\ I kWh
b. Tarif Maksimum Pemakaian DRUPS pada LWBP = Rp 530,28 / kwh
(lima ratus tiga puluh rupiah dua puluh delapan rupiah) I kwh
Harga SUPER ULTIMA I dan SUPER ULTIMA ll sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2
diatas dapat dilakukan negosiasi dengan mempertimbang kan hasil kajian dan realisasi Jam
Nyala pemakaian DRUPS atau RUPS oleh Pelanggan.
4. Harga SUPER ULTIMA di saat \/VEIP sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 diatas adalah
hak PARA PIHAK selama 84 (delapan puluh empat) bulan sejak Tagihan UPS pertama kali
berlaku dengan pembagian sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA : 17 % dari tarif WBP pada SUPER ULTIMA I dan ll
b. PIHAK KEDUA : 83 % dari tarif WBP pada SUPER ULTIMA I dan ll
5. Harga layanan SUPER ULTIMA di saat LWBP sebagaimana diatur dalam ayat 1 dan 2 adalah
hak PARA PIHAK selama 84 (delapan puluh empat) bulan sejak Tagihan UPS pertama kali
berlaku dengan pembagian sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA .
7 % dari tarif LWBP pada SUPER ULTIMA I dan Il
b. PIHAK KEDUA 93 % dari tarif LWBP pada SUPER ULTIMA I dan ll
6 Pada bulan ke 85 (delapan puluh lima) sejak Tagihan UPS berlaku sampai dengan
berakhirnya Perjanjian, harga yang berlaku antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
untuk WBP dan LWBP pada Layanan SUPER ULTIMA ldan SUPER ULTIMA ll diatur
sebagaimana berikut :
a. PIHAK PERTAMA : 60 % dari tarif Pemakaian DRUPS atau RUPS
b. PIHAK KEDUA : 40 % dati tarif Pemakaian DRUPS atau RUPS
7. Selama jangka waktu Perjanjian, harga Layanan PREMIUM mengikuti kenaikan tarif dasar
listrik industri yang ditetapkan Pemerintah dengan alokasi secara proporsional.
Jika terdapat lebih atau kurang bayar dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA maka
dapat disesuaikan pada tagihan berikutnya disertai dengan Berita Acara lebih atau kurang
bayar yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.
Pasal 10
JAMINAN DAN MEKANISME PEMBAYARAN
Pasal 11
TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUGI
't. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap semua material, peralatan kerja, perlengkapan
kerja, fasilitas atau sarana pendukung lain dan tenaga kerja yang dipergunakan oleh PIHAK
KEDUA dalam melaksanakan Perjanjian ini dan akan menjamin serta membebaskan PIHAK
PERTAMA dari segala tuntutan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, yang timbul dari
karyawan, tenaga kerja, sub kontraktor, mitra kerja atau pihak lain yang mempunyai hubungan
hukum dengan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Perjanjian ini.
PARA PIHAK memiliki tanggung jawab dan diwajibkan membayar ganti rugi untuk setiap atau
seluruh dari kerugian, kerusakan dan risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari kesalahan
dan atau kelalaian yang dilakukan oleh masing-masing PIHAK.
PIHAK KEDUA akan membayar kompensasi apabila sistem DRUPS atau RUPS yang
diaplikasikan untuk mencegah terjadinya Kedip Tegangan dan atau Padam serta jaminan
kualitas catudaya tidak berfungsi dengan baik dan atau mengalami kegagalan operasi yang
menyebabkan kerugian pada Pelanggan.
4. Formula perhitungan biaya kompensasi akan disamakan dengan formula perhitungan biaya
kompensasi yang digunakan PIHAK PERTAMA pada Layanan Premium Platinum.
Penambahan faktor pengali pada formula perhitungan biaya kompensasi Layanan Super
Ultima lebih tinggi dari Layanan Premium Platinum. Contoh perhitungan sebagaimana diatur
dalam Lampiran ll dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
5. Dalam hal Pelanggan melakukan pelanggaran pemakaian tenaga listrik termasuk namun tidak
terbatas pada pelanggaran dalam penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) dan diproses
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala
tuntutan dan ganti rugi dari PIHAK KEDUA.
PASAL 12
JANGKA WAKTU
Perjanjian ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun sejak ditandatanganinya Per.janjian dan dapat
diperpanjang atas kesepakatan PARA PIHAK.
Pasal 13
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 14
KEADAAN KAHAR
1. Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar dalam Perjanjian adalah semua kejadian di luar
kemampuan PIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA untuk mengatasinya termasuk di
dalamnya, tetapi tidak terbatas pada kejadian atau peristiwa yang terjadi sebagai akibat hal-hal
di luar kemampuan Pihak yang bersangkutan yang tidak terduga, tidak dapat
dipertanggungjawabkan dan memaksa, kerusuhan, huru-hara, pemberontakan, terorisme,
peledakan, pemogokan, peperangan dinyatakan atau tidak, embargo, blokade, peraturan-
peraturan pemerintah yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini, kerusakan
kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan/fasilitas milik PARA PIHAK dan atau fasilitas
PARA PIHAK, disambar petir, banjir, kebakaran, gempa bumi, bencana alam yang berakibat
langsung terhadap tidak beroperasinya fasilitas PARA PIHAK, dan kejadian-kejadian lainnya
yang terjadidi luar kekuasaan atau kemampuan PIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA.
Dalam hal PIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA gagal memenuhi sebagian dan atau
seluruh kewajibannya, yang menimbulkan kerugian kepada Pihak lainnya, yang terjadi sebagai
akibat hal-hal di luar kemampuannya dan dapat dibuktikan sebagai Keadaan Kahar, maka
kewajiban tersebut dapat ditunda pelaksanaannya sampai berakhirnya Keadaan Kahar.
J, PARA PIHAK tidak bertanggungjawab dan tidak dapat digugat dan/atau dituntut untuk
penundaan/kegagalan dalam memenuhi ketentuan-ketentuan manapun dalam Perjanjian ini
kepada PIHAK lainnya apabila penundaan/kegagalan tersebut disebabkan oleh terjadinya
Keadaan Kahar, dan PIHAK yang terkena Keadaan Kahar telah mengambil segala upaya
yang wajar dan maksimal untuk menanggulangi penyebab atau peristiwa tersebut.
4. Kewajiban PARA PIHAK yang tidak dibebaskan dengan adanya Keadaan Kahar adalah
sebagai berikutl
a. Kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang timbul sebelum
terjadinya Keadaan Kahar, begitu juga sebaliknya.
b. Ketidakmampuan atau kegagalan salah satu Pihak terhadap Pihak lainnya dalam
melaksanakan Perianjian ini.
5. Dalam hal timbulnya Keadaan Kahar, maka PIHAK yang terkena Keadaan Kahar wajib
memberitahukan PIHAK lainnya secara lisan paling lambat dalam waktu 48 (empat puluh
delapan) Jam terhitung sejak saat terjadinya Keadaan Kahar dan diikuti dengan
pemberitahuan tertulis paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak saat
terjadinya Keadaan Kahar, disertai dengan atauperkiraan atau upaya-upaya yang akan atau
telah dilakukan dalam rangka mengatasi Keadaan Kahar tersebut.
o. Jika,PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar, PIHAK yang menerima pemberitahuan
Keadaan Kahar dapat menolak atau menyetujui Keadaan Kahar paling lambat dalam waktu
2 (dua) HARI terhitung sejak setelah diterimanya pemberitahuan tersebut. Apabila Keadaan
Kahar ditolak oleh PIHAK yang menerima pemberitahuan Keadaan Kahar, maka PARA
PIHAK akan meneruskan. Apabila Keadaan Kahar tersebut disetujui oleh PIHAK, maka pARA
PIHAK akan merundingkan kembali kelanjutan pelaksanaan Perjanjian ini termasuk, antara
.lain, menetapkan kembali jadwal pengiriman dan penerimaan DRUPS atau RUpS serta haFhal
lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan Perjanjian ini selanjutnya.
7. Dalam hal keadaan Keadaan Kahar berlangsung dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari
kalender secara berturut-turut, maka PARA PIHAK sepakat untuk bermusyawarah dalam
rangka mencari penyelesaian untuk mengatasi keadaan Keadaan Kahar tersebut. Dalam hal
terjadi pengakhiran Perjanjian ini yang disebabkan oleh terjadinya Keadaan Kahar, maka
PARA PIHAK masing-masing tetap wajib untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang
belum dilaksanakan/tersisa sebelum terjadinya Keidaan Kahar.
Pasal 15
PERUBAHAN
1. Setiap dan seluruh penambahan dan atau perubahan atas Perjanjian ini hanya berlaku efektif
apabila dilakukan dengan suatu kesepakatan tertulis oleh dan antara PARA PIHAK dan
apabila ditandatangani oleh peMakilan dari PARA PIHAK yang berwenang, Kesepakatan
yang berisi penambahan dan atau perubahan yang ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam
bentuk suatu addendum atau amandemen merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Perjanjian.
Setiap dan seluruh penambahan dan atau perubahan atas Perjanjian ini wajib dilakukan
dengan cara diusulkan dan diajukan secara tertulis oleh salah satu dari PARA PIHAK kepada
Pihak lainnya, paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum berlakunya perubahan
Perjanjian tersebut dan harus disetujui terlebih dahulu oleh PARA PIHAK.
Pasal 16
HUKUM YANG BERLAKU
Perjanjian ini ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan hukum Negara Republik lndonesia termasuk
atas segala dan seluruh akibat yang ditimbulkannya.
Pasal 17
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. PARA PIHAK sepakat bahwa dalam hal terjadi perselisihan sehubungan dengan interpretasi
dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini, maka PARA P|HAK akan menyelesaikannya secara
musyawarah untuk mufakat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak
diterimanya pemberitahuan timbulnya perselisihan dari salah satu PIHAK kepada PIHAK
lain nya.
2. Perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Surabaya.
3. Selama periode berlangsungnya proses pengadilan atas suatu perselisihan, PARA PIHAK
akan tetap melaksanakan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, kecuali untuk
kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan hal yang sedang dipersengketakan.
Pasal 18
PEMBERITAHUAN
L Setiap pemberitahuan, permintaan, tuntutan dan lain-lain berkaitan dengan Perjanjian ini
harus dibuat secara tertulis dan harus dikirim atau diserahkan secara langsung ke alamat di
bawah ini atau melalui surat elektronik (email) :
PIHAK PERTAMA
Alamat : PLN Distribusi Jawa Timur
Jl. Embong Trengguli '19 - 21
Surabaya 60271, Jawa Timur
Telepon 031 534 0651 - 031 534 0657
Fax 031 531 0057
Penerima Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan
PIHAK KEDUA
Alamat M-Gold Tower Lt. 16 Unit F - G
Jl. K.H. Noer Ali, Bekasi 17148, Jawa Barat
Telepon 021 2808 7221
Fax 021 2808 7222
Penerima Bapak Dayan Slahaan - General Manager
2, Setiap perubahan alamat-alamat sebagaimana dirinci di atas wajib diberitahukan kepada
Pihak lainnya dengan cara sebagaimana diatur dalam Pasal 16 Ayat 1, dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah perubahan tersebut resmi terjadi. Kelalaian melakukan
pemberitahuan perubahan alamat akan mengakibatkan setiap pemberitahuan yang
dilakukan/disampaikan ke alamat sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 pasal ini adalah sah
dan mengikat jika disampaikan sesuai de ngan ketentuan dalam ayat 2 ini.
Pasal 19
LAIN - LAIN
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Surabaya pada hari dan tanggal tersebut di
atas, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama 1 (satu) eksemplar untuk PIHAK PERTAMA, dan 1 (satu) eksemplar untuk PIHAK
KEDUA,
PIHAK KEDUA
.L o-
,4.')
P O.I)Z
Direktur Utama
n
E;A,
!11 5
n Eg !
EEE e
J:EE
E !EaH
: CiE
n EEiE
;TEE
!" 9 t:
E E;
t]
3= E -- E EE
H:!:i
E
9_ 6
EE S :i;i
=:
-E:Z 333i=
EE H 9:
'* ..8..8.'Ei
V==;i
E8a
<'F:
>a i=
i9!E E
5
ia&=
t!,--il -
E ,E
2< d-
r= PE
tJ;1
rrf i c ;E
HE{3
<L, ) 3=an
_t
€
c
Jlt I i g;;E;
>F -= n
Eg: r
ts < -
E
=
=aEx--4
! c! 2
I,:-
r'" g !+5sE
E
o !* =
t- :- 6E EEEE E
z ia : r: eeiE
o
(,
i-.
a*
E
iiFtsP!9!:ZE
,:
E SpePi:s=>
;]
E'[*ul$l'.EEE-Eg r;r
t8t
I.jlil_o .! <r n ; ;
lll
ltt
tnu
tat
t*t
[]
6'
9n
:E
g.
5i
;P
:E
-c.
sq :=tg3E -!
PP
!=;
EEgs:
E X; c
EE
!-